dt 1

22
OBAT PENYAKIT KARDIOVASKULER A. Obat anti hipertensi 1. Diuretic Diuretic bekerja dengan meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstravaskuler. Selain itu diuretic juga bekerja dengan menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensi yang diduga sebagai efek dari penurunan natrium di ruang interstitial dan didalam selotot polos pembuluh darah yang sleanjutny amenghambat influx kalsium.

Upload: wilda-septi-pratiwi

Post on 08-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sip

TRANSCRIPT

OBAT PENYAKIT KARDIOVASKULER

A. Obat anti hipertensi

1. Diuretic

Diuretic bekerja dengan meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida

sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstravaskuler. Selain itu

diuretic juga bekerja dengan menurunkan resistensi perifer sehingga

menambah efek hipotensi yang diduga sebagai efek dari penurunan

natrium di ruang interstitial dan didalam selotot polos pembuluh darah

yang sleanjutny amenghambat influx kalsium.

Obat DosisAwal Efek sampan gutama

Diuretik kuat

Furosemid 20-40 mg Hipokalemia, hipomagnesemia,

hiponatremia

Bumetanid 0,5-1 mg Hiperurikemia & intoleransi

glukosa

Torasemid 10-20 mg Gangguan asam basa

Tiazid

HCT 25 mg Hipokalemia, hipomagnesemia,

hiponatremia

Diuretik hemat kalium

Amilorid 2,5 mg Hyperkalemia dan RUSH

Triamteren 2,5 mg Hyperkalemia

2. ACE-Inhibitor

Ace-inhibitor bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin I

menjadi angiotensin II, dimana angiotensin II adalah vasokonstriksi

torpoten yang juga merangsang sekresi aldosterone. Ace-inhibitor juga

memblok degradasi bradykinin dan merangsang zat-zat yang

menyebabkan vasodilatasi termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin.

Peningkatan bradykinin meningkatkan efek penurunan tekanan darah

tetapi juga bertanggungjawab terhadap peningkatan batuk kering yang

merupakan efek samping dari Ace-Inhibitor.

Jenis Ace-Inhibitor, yaitu:

ACE Inhibitor

Catopril 50 mg

Enalapril 5 mg

Lisinopril 10 mg

3. Angiotensin Reseptor Blocker

Angiostesinreseptor blocker

Eprosartan 400 mg

Kanbesartan 4 mg

Losartan 50 mg

Valsartan 40-80 mg

Irbesartan 75 mg

ARB menghambat secara langsung reseptor angiotensinogen II tipe I yang

memediasi efek angiotensinogen II yaitu vasokonstriksi, pelepasan

aldosterone, aktivasi simpatetiik, pelepasan hormone antidiuretic dan

konstriksi arteriola feren dan glomerulus.Tapi ARB tidak menghambat

angiotensinogen II tipe II.

4. Calcium Channel Blocker

CCB bekerja dengan menghambat influx kalsium sepanjang membrane

sel. CCB ini bekerja dengan menghambat channel tipe L yang

menyebabkan vasodilatasi kororner dan perifer.

Obat Dosis awal

Amlodipin 2,5 mg/hari

Nifedipine 10 mg/hari

Verapamil 15 mg/hari

Diltiazem 120-180 mg/hari

5. Beta-Blocker

Efek dari beta bloker ini yaitu kardioselektif dan ISA. Efeknya juga dapa

tmenurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Obat DosisAwal

Bisoprolol 1,25 mg

Metoprolol Suksinat CR 12,5/25 mg

Karvedilol 3,125 mg

Atenolol 25-50 mg

Metaprolol 50 mg

6. Penyekat α1

Efek dari penyekat alpha1 ini adalah menhambat pengambilan

katekolamin pada sel otot halus, menyebabkan vasodilatasi dan

menurunkan tekanan darah.

7. Vasodilator lain.

- Na Nitroprusid I.V

- Hidralazin Isosorbid Dinitrat

- Nitrogliserin I.V

- Nesiritid I.V

B. Obat gagal jantung

1. Diuretic

- Loop diuretic

Meningkatkan eksresi Na pada ansa henle asenden

- Tiazid

Menghambat reabsorbsi garam ditubulus distal, membantu reabsorpsi

kalsium

- Diuretic hemat kalium

Mengimbangi efek kehilangan magnesium dan kalium.

Antagonis aldosterone (spironolactone)

Penghambat konduksi Na (amilorid, triamterene)

Furosemid 20-40 mg 600 mg Hipokalemia, hipomagnesemia,

hiponatremia

Bumetanid 0,5-1 mg 10 mg Hiperurikemia &intoleransi

glukosa

Amilorid 2,5 mg 20 mg Hiperkalemia dan RUSH

2. Digoksin

- Memperbaiki kontraktilitas jantung

- Menghilangkan mekanisme kompensasi sekunder

- Sangat berguna pada atrial fibrilasi

3. Vasodilator

- Menurunkan afterload

- Menurunkan tegangan dinding ventrikel

- Menurunkan komsumsi O2 miokard

- Meningkatkan CO

Captopril 6,25 mg 25-50 mg

Enalapril 2,5 mg 10-20 mg

Lisinopril 2,5 mg 5-20 mg

Kandesartan 4-8 mg 32 mg

Losartan 25-50 mg 50-100 mg

4. Inotropic

- Pemberian inotropic akan meningkatkan insidensi aritmia ventrikel

dan atrial

- Diberikan pada keadaan low output dengan adanya hipoperfusi atau

kongesti walaupun sudah diberikan vasodilator atau diuretik.

Bolus Drip

Dobutamin Tidak 2-20 mg/kgbb/menit

Dopamine Tidak <3 mg/kgbb/min

Milrinone 25-75 mg/kgbb 10-

20 menit

0,375-0,75 mg/kg/bb

Norepinefrin Tidak 0,2-1 mg/kgbb/menit

Epinefrin 1 mg IV selama

resusitasi, diulang 3-

5 menit

0,05-0,5

mg/kgbb/menit

C. Anti aritmia

Aritmia adalah suatu keadaan yang terjadi akibat ganggguan konduksi (penghantaran ) impuls, gangguan impulse generation , bisa terjadi akibat salah satu ataupun keduanya.

Prinsip dari pengobatan aritmia adalah menghambat (blokade) kanal Na+, menghambat potasium, menghambat kanal kalsium dan atau reseptor adrenergik. Vaughan Wiliams membagi obat anti aritmia kedalam 4 kelas.

1. Kelas IA

Obat ini sebagai penyekat kanal Na dengan menghambat arus masuk ion

Na, menekan depolarisasi fase 0 dan memperlambat kecepatan serabut

Purkinje miokard ke tingkat sedang. Contoh obat dalam kelas ini antara

lain kuinidin, prokainamid, dan disopiramid.

2. Kelas IB

Obat ini sedikit sekali mengubah depolarisasi fase 0 dan kecepatan

konduksi di serabut Purkinje. Contoh obat dalam kelas ini adalah

lidokain, meksiletin,tokainid.

3. Kelas IC

Obat ini merupakan paling poten dalam memperlambat konduksi dan

menekan arus masuk Na ke dalam sel dan kompleks prematus spontan.

Contoh obat dalam kelas ini antara lain flekainid, propafenon.

4. Kelas II

Obat ini sebagai penyekat beta adrenosresptor dan bekerja menekan

depolarisasi fase 4. Contoh obat dalam kelas ini antara lain propanolol,

metoprolol, pindolol dan esmolol.

5. Kelas III

Obat ini sebagai penyekat kanal K dan bekerja memperpanjang

repolarisasi fase 3. Contoh obat dalam kelas ini antara lain sotalol,

bretilium, amiodaron.

6. Kelas IV

Obat ini sebagai penyekat kanal Ca dengan cara penekanan potensial aksi

yang CA dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV. Contoh obat

dalam kelas ini adalah verapamil dan diltiazem.

Klasifikasi anti aritmia menurut Vaughan Wiliiams.

D. Antiangina

a. Nitrovasodilator

Nitrovasodilator mencakup nitrogliserin (gliseril trinitrat), isosorbid

mononitrat, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat dan pentaeritritol

tetranitrat. Nitrovasodilator kerja cepat digunakan untuk angin atau untuk

mengakhiri serangan yang sedang berlangsung, sementara itu sediaan

dengan kerja lebih lama dikombinasikan dengan obat lain untuk

memberikan profilaksis jangka panjang.

Pada dosis terapeutik, nitrovasodilator bekerja terutama untuk mendilatasi

vena, sehingga mengurangi tekanan vena sentral (preload) dan

konsekuaensinya terjadi penurunan volume akhir diastolik ventrikel.

b. Blocker kanal ca2+ (CCB)

CCB bekerja mencegah angina terutama dengan menyebabkan vasodilator

arteriolar sistemik dan menurunkan afterload.

CCB bekerja dengan memblokade kanal Ca2+ bergerbang voltase tipe-L

yang memungkinkan infliks Ca2+ yang dimediasi depolarisasi ke dalam sel

otot polos dan juga miosit jantung, contoh obatnya adalah amlodipin,

nifedipin, felodipin, verapamil dan lain lain.

c. Bloker reseptor beta-adrenergik

Beta-bloker digunakan utuk mengurangi kebutuhan O2 lebih lanjut dengan

dengan menurunkan kontraktilitas miokardium dan ketegangan dinding.

Laju denyut jantung saat istirahat dan latihan fisik juga menurun. Keadaan

ini meningkatkan fraksi waktu yang digunakan jantung dalam diastol,

sehingga memperkuan perfusi ventrikel kiri yang terjadi selama diastol.

Kerja terapeutik terutama obat ini adalah pda reseptor-B1jantung.

E. Anti hiperlipidemia

Pengobatan dimulai dari diet rendah lemak, tinggi karbohidrat. Jika diet

gagal untuk menormalkan hiperipidemia secara adekuat setelah tiga bulan,

maka dipertimbangkan terapi dengan obat penurun lipid.

a. Inhibitor HMG-KoA reduktase (statin)

Statin bekerja dengan mengurangi sintetis kolesterol hepatik,

menyebabkan regulasi naik reseptor hepatik untuk apoprotein B dan E.

Hal ini meningkatkan bersihan LDL, IDL, dan VLDL dari plasma

b. Sekuestran asam empedu

Asam empedu disintetis dari kolesterol dalam hati dan siklus antara hati

dan usus. Kolestiramin dan kolestipol merupakan resin penukar yang

meningkat dan menangkap asam empedu dalam usus, sehingga

meningkatkan ekskresinya. Obat ini memperkuat sistesis asam empedu

hepatik dan penggunaan kolesterol.

c. Asam nikotinat (niasin)

Niasin merupakan vitamin B yang memiliki efek penurunan lipid pada

dosis tinggi. Obat ini menginhibisi sintesis dan pelepasan VLDL oleh hati.

Karena VLDV meningkatkan IDL dan LDL, maka kadar lipoprotein

plasma juga menurun

d. Turunan asam fibrat (fibrat)

Fibrat ini mencakup gemfibrazol, clofibrat, bezafibrat, ciprofibrat dan

fenofibrat. Obat obat ini menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase,

sehingga menurunkan trigliserida VLDL dengan meningkatkan

hidrolisisnya.

Fibrat terutama digunakan pada hiperlipidemia tipe Iib dan III.

F. Anti trombosit

A. Asam asetil salisilat

- Kerjanya menghambat kerja enzim siklooksigenase sintesis dan

menghambat perubahan enzim siklooksigenase menjadi tromboksan

A2.

- Diindikasikan untuk infark miokard.

B. Sulfinpirazol

- Mekanisme kerja memperpanjang waktu hidup trombosit.

- Indikasi untuk preventif sekunder infark miokard akut, kematian

mendadak menurun dan mengurangi kekambuhan.

- Efek samping gangguan GIT, kolik ginjal, gagal ginjal akut, nefritis.

- Dosisnya 800 mg/hari

C. Dipiridamol

- Mekanismenya memperkuat kerja penghambatan agregasi yang

dimiliki adenosine dan prostaglandin E, disamping itu menghambat

fosfodiesterase trombosit pembesaran mediator sehingga trombosit

ditekan.

- Memperbesar efek antiagregasi prostasiklin.

- Digunakan untuk infark miokard akut untuk prevensi sekunder dan

pasien TIA untuk mencegah stroke (dikombinasikan dengan

antikoagulan oral).

- Dosis 400 mg/hari bersama warfarin

D. Dekstran

- Digunakan sebagai profilaksis untuk kecenderungan komplikasi

tromboemboli dengan menghambat perlengketan trombosit dan

mencegah bendungan pembuluh pada pembuluh darah dengan

mempengaruhi aliran darah.

E. Prostasiklin

- Mekanisme kerja menghambat agregasi trombosit dan mem-

vasodilatasi pembuluh darah.

F. Tiklopidin

- Mekanismenya masih belum terlalu dipahami, tetapi dapat mengurangi

kekambuhan stroke, infark miokard dan mencegah kematian pasien

yang baru menderita stroke karena tromboemboli.

G. TROMBOLITIK

A. Streptokinase

- Mekanisme kerjanya mengaktifasi plasminogen dengan cara tidak

langsung yaitu : mengkatalis perubahan plasminogen bebas menjadi

plasmin.

- Dosis 1 juta IU tidak efektif.

B. Urokinase

- Diisolasi dari urin manusia

- Diindikasikan untuk emboli paru, tromboemboli vena, dan

tromboemboli arteri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tierney, L.M,. and Stephen J. 2004. Current medical diagnosis treatment.

Lange medical book. P 459-83.

2. Aaronson P, Ward J.2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular Edisi

ketiga. Jakarta: Erlangga.

3. Munther K. Homoud, MD. 2008. Anti Arrhythmic Agents. Tufts-New

England Medical Center. P 1-21.

Diskusi Topik

OBAT PENYAKIT

KARDIOVASKULER

Oleh:

Firdath Rubenzani Alcan, S.KedRum Affida Rasfa, S.Ked

Wilda Septi Pratiwi, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2015