dss fix

37
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan suatu keadaan infeksi dari Demam Berdarah Dengue yang ditandai dengan adanya kegagalan dari sirkulasi, termasuk menyempitnya tekanan nadi (<20 mmHg), atau frank shock. Pada pemeriksaan penderita mungkin didapatkan hati yang teraba serta peningkatan kadar enzim hati. Empat gejala yang harus diwaspadai akan terjadinya suatu syok adalah perasaan sakit pada perut, muntah-muntah, sesak dan letargi, serta perubahan mendadak dari keadaan demam menjadi hipotermi dengan pengeluaran keringat serta kelelahan. Adanya gejala-gejala tersebut diatas ditambah dengan adanya hipotensi merupakan indikasi penanganan rawat inap untuk mencegah terjadinya syok pada penderita ini. CFR pada penderita DBD dapat rendah yaitu 0,2% jika terdeteksi secara dini kemudian diobati, namun ketika sudah terjadi syok, CFR dapat menjadi tinggi antara 12 hingga 44%. 1 Demam berdarah masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan jumlah kasusnya tetap tinggi, hal ini mengakibatkan sejumlah Rumah Sakit menjadi kewalahan dalam menerima penderita DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit. Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue menimbulkan reaksi 1

Upload: heri-wahyudi

Post on 13-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

DSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS FixDSS Fix

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan suatu keadaan infeksi dari Demam Berdarah Dengue yang ditandai dengan adanya kegagalan dari sirkulasi, termasuk menyempitnya tekanan nadi ( 40 vol % berikan darah dalam volume kecil 10 ml/kgBB. Apabila tampak perdarahan masif, berikan darah segar 20 ml/kgBB dan lanjutkan cairan kristalaid 10ml/kgBBS/jam. Pemasangan CVP (dipertahankan 5-8 cm H20) pada syok berat kadang-kadang diperlukan, sedangkan pemasangan sonde lambung tidak dianjurkan. e. Apabila syok masih belum teratasi, pasang CVP untuk mengetahui kebutuhan eairan dan pasang kateter urin untuk mengetahui jumlah urin. Apabila CVP normal (~ 10 mmH2O), maka diberikan dopamin.

Indikasi Pemberian Darah

Taerdapat perdarahan secara klinis

Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit turun, diduga telah terjadi perdarahan, berikan darah segar 10 ml/kgBB

Apabila kadar hematokrit >40 vol%, maka berikan darah dalam volume kecil

Plasma segar beku dan suspensi trombosit berguna untuk koreksi gangguan koagulopati atau koagulasi intravaskuler desiminator (DIC) pada syok berat dengan perdarahan masif

Pemberian transfusi suspensi trombosit harus selalu disertai lasma segar.

2.13 Kriteria Pemulangan Pasien

Pasien dapat dipulangkan apabila :5,6

Tidak demam selama 24 jam tanpa antipretik

Nafsu makan membaik

Secara klinis tampak perbaikan

Hematokrit stabil

Tiga hari setelah syok teratasi

Jumlah trombosit > 50.000 / ul

Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

2.14 Prognosis

Prognosis DBD ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan diberikan, umur, jenis kelamin, dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik. DBD derajat II dan IV bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong. Angka kematian pada syok yang tidak terkontrol sekitar 40-50% tetapi dengan terapi penggantian cairan yang baik bisa menjadi 1-2%. Tanda-tanda prognosis yang baik pada DSS adalah pengeluaran urin yang cukup dan kembalinya nafsu makan.5,6

2.15 Komplikasi Dengue Shock Syndrome

Pada syok yang berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik maka dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut :5

1. Ensefalopati Dengue

Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular diseminata (KID).

Pada ensefalopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi apati atau somnolen, dapat disertai kejang, dan dapat terjadi pada DBD/DSS. Apabila pada pasien syok dijumpai penurunan kesadaran, maka untuk memastikan adanya ensefalopati, syok harus diatasi terlebih dulu. Apabila syok telah teratasi, maka perlu dievaluasi kembali mengenai kesadaran pasien. Pungsi lumbal dikerjakan bila syok telah teratasi dan kesadaran tetap menurun (hati-hati bila jumlah trombosit < 50.000/(l). Pada ensefalopati dengue dapat dijumpai peningkatan kadar transminase (SGOT/SGPT), PT dan PTT memanjang, kadar gula darah menurun, alkalosis pada analisa gas darah, dan hiponatremia (bila mungkin periksa kadar amoniak darah).

2. Kelainan Ginjal

Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan, untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml/kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat seringkali dijumpai acute tubular necrosis, ditandai penurunan jumlah urin, dan peningkatan kadar dan kreatinin

BAB 3

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : AAA

Umur : 7 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kusamba

MRS : 22 Maret 2015, Pukul 21.00

RM : 14.88.49II. Heteroanamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang :

( KU : Badan dingin

Penderita datang untuk berobat ke triage anak dengan keluhan tangan serta kakinya dingin sejak tadi pagi, sebelum muncul keluhan tersebut penderita dikatakan mengalami panas badan sejak hari Kamis (19/3) pukul 17.00 wita, panas badan dikatakan mendadak tinggi dan tidak membaik saat penderita diberikan obat penurun panas. Panas badan dikatakan baru turun tadi pagi (22/3) disertai badan dingin, tangan dan kaki dingin, berkeringat banyak namun tidak disertai menggigil.

Penderita juga dikeluhkan nyeri kepala, nyeri pada sendi saat panas (+), dan saat ini penderita mengeluh nyeri pada perutnya.

Bintik merah pada tubuh penderita, tidak terdapat gusi berdarah, mimisan, BAB berwarna hitam, ataupun BAK berwarna merah disangkal. BAK terakhir pukul 20.00 di UGD Penderita juga dikeluhkan muntah-muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, frekwensi muntah 2-3 kali tiap harinya, dengan volume kurang lebih gelas/hari. Muntah tidak disertai dengan pengeluaran darah.

Dikatakan penderita kurang makan dan minum semenjak sakit.

Aktivitas penderita juga dikatakan menurun semenjak sakit.

Riwayat pengobatan :

Penderita sempat berobat ke bidan pada hari Sabtu (21/5), disana penderita diberikan obat penurun panas namun panas penderita tidak turun, selanjutnya pasien kemudian dirujuk ke RSUD Kungkung.

( Riwayat penyakit sebelumnya :

Penderita tidak pernah menderita sakit yang sama seperti sekarang.

( Riwayat penyakit di keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan penderita.

( Riwayat nutrisi :

ASI : 0 - 2 tahun.

SF : 0 2 tahun.

Bubur Susu : 1 bulan.

Makanan Dewasa : 6 bulan sekarang.

( Riwayat persalinan :

Penderita lahir cukup bulan, secara normal, di Bidan, langsung menangis. BBL : 2900, PBL : Lupa. Tidak ada kelainan.

( Riwayat Imunisasi :

BCG : 1x

DPT : 3x

Polio : 4x

Hepatitis B : 3x

III. Pemeriksaan Fisik

( Vital Sign

Kesan Umum : Tampak lemah.

Kesadaran : Iritabel.

Nadi : 96x/menit, reguler, isi lembut.

Respirasi : 32x/menit, reguler.

T0 ax : 36,3( C.

TD : 60/40 mmHg.

BB : 36 kg

( Status General :

( Kepala : N-cephali.

( Mata : anemia (-), ikterus (-), Refleks Pupil +/+ isokor, cowong -/-,

edema palpebra -/-.

( THT : Nafas Cuping Hidung (-), cyanosis (-), epistaksis (-),

perdarahan gusi (-).

Leher: Kaku kuduk (-), Pembesaran kelenjar (-).

( Thorak :

I : simetris saat statis maupun dinamis, retraksi (-).

P : fremitus vokal Normal.

P : Sonor.

A : Cor : S1 S2 N regular murmur (-).

Po : Vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-.

( Abdomen :

I : Distensi (-)

A : Bisisng Usus (+) Normal.

P : Hepar teraba 1 jari bac, nyeri tekan (+) dan Lien tidak teraba.

P : Tympani + +

( Extremitas : Akral dingin + +

IV. Diagnosis Klinis

DSS (hari ke-3 saat pukul 21.00)

V. Penatalaksanaan Saat Masuk Rumah Sakit

Planning Terapi :

O2 sungkup 5 liter/menit Infus 2 jalur ( IVFD RL 20 cckgBB/ jam(500 cc/jam(Grojog Paracetamol 3x 375mg (k/p)Planning diagnosis :

Periksa DL,

BS

Planning Monitoring :

Vital Sign,

Balance cairan,

Tanda-tanda perdarahan dan syok.

Hasil Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

WBC: 8.1

HCT: 45.4

PLT: 21

LAPORAN PERKEMBANGAN PENDERITA

PLT: 21

S : minum (+), BAK (+), Panas (-)O :

TD : 122/71 mmHg

N : 104x/menit regular, isi cukup

RR : 30x/menitTax : 36.8

(Pukul 07.41)

WBC: 5.1

HCT: 38.6

PLT: 23

(Pukul 13.23)

WBC: 6.5

HCT: 39.6

PLT: 34

(Pukul 20.57)

WBC: 6.1

HCT: 38.4

PLT: 29

S : Panas (-), minum (+), BAK (+) 1350cc/24 jamO :

TD : 106/74 mmHg

N : 88x/menit reguler, isi cukup.

RR : 30x/menit

Balance cairan :

(+) 709 cc

(Pukul 05.41)

WBC: 5.6

HCT: 36.1

PLT:34

(Pukul 16.43)

WBC: 6.8

HCT: 37.8

PLT: 33

(Pukul 20.57)

WBC: 6.1

HCT: 38.4

PLT: 29

S : Panas (-)O :

TD : 123/87 mmHg

N : 75x/menit reguler, isi cukup.

RR : 30x/menit

(Pukul 05.58)

WBC: 5.7

HCT: 39.2

PLT: 49

S : Panas (-)O :

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/menit reguler, isi cukup.

RR : 30x/menitTax: 36 C(Pukul 05.58)

WBC: 7.7HCT: 38.5PLT: 127Dx: DSS Hari ke-7

BPL

Th :

IVFD RL 10 cckgBB/jam

(250 cc/jam (80 tetes/menitPDx :

DL 4 jam lagi Mx :

Vital sign

CM- CK

Th :

IVFD RL 3 cckgBB/jam

(75cc/jamPDx :

DL @8jamTh :

IVFD RL 2 cckgBB/jam

(50 cc/jam

PDx :

DL @12 jamTh :

IVFD RL 2cc/kgBB/jam

(50cc/jamPDx :

DL @24 jamTh/ Lanjut

Dokter Internsip

Dokter Pendamping

dr. Heri Wahyudi

dr. I Kadek Bayu Adhy Candra

PAGE 3