drft

Upload: fadya-syifa-hani

Post on 10-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

draft

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangI.2 Maksud dan Tujuan

BAB IIDATA PERENCANAAN

II.1 Umum (Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Minum)Peningkatan kebutuhan atau demand terhadap air secara umum dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Air untuk keperluan konsumsi domestik atau rumah tangga misalnya untuk mandi, mencuci, memasak, dan minum. (2) Air untuk keperluan pengairan lahan pertanian misalnya untuk irigasi, mengairi sawah Perikanan, dan usaha tani lainnya. (3) Air untuk kegiatan industri misalnya untuk pembangkit listrik, proses produksi, transportasi, dan kegitan yang lainnya. Diperkirakan kebutuhan rata-rata air bersih setiap individu adalah sekitar 27 hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bisa berbeda-beda. tergantung keadaan geografis dan karakteristik individu yang bersangkutan. Namun, secara keseluruhan, baku minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar minum, sanitasi, mandi, dan memasak rata-rata sebanyak 50 liter per orang per hari (Gleick, 1996) dalam Wisana (2001:34).Dalam studi kebutuhan air, faktor yang penting dalam penentuan kebutuhan air adalah: Jumlah pemakai Tingkat pelayanan di daerah perencanaan dan pelayanan terhadap sarana dan prasarana daerah yang ada Nilai kehilangan air Pendistribusian air minum suatu daerah perencanaan Fluktuasi pemakaian air Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk

II.2 Daerah PelayananKebutuhan air minum di wilayah perencanaan tergantung pada kondisi daerah pelayanan yang jadi tujuan perencanaan. Daerah pelayanan yang ditentukan dapat dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti : Daerah yang kekurangan air bersih Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi Aspek teknis seperti topografi yang menentukan proses distribusi Aspek ekonomi Daerah dengan kepadatan penduduk rendah dan komunitas rendah tidak akan memperoleh pelayanan karena pertimbangan ekonomis.

II.3 Periode PerencanaanPeriode perencanaan adalah pembagian tahun dalam periode perencanaan sistem distribusi dan transmisi air yang akan kita buat. Periode perencanaan memperhatikan beberapa faktor-faktor seperti: a. Umur pakai struktur dan peralatan yang digunakan b. Pertumbuhan penduduk c. Kecepatan perkembangan sarana kota, komersial dan industri d. Kemampuan sosial ekonomi masyarakat e. Ketersediaan dana sebagai modal awal untuk operasi dan biaya perawatan f. Ketersediaan sumber air untuk memenuhi kebutuhan air pada akhir periode pelayanan g. Kemungkinan untuk mengembangkan instalasi pengolahan air minum untuk meningkatkan kapasitasnyaTujuan dibuat tahapan-tahapan perencanaan ini adalah untuk mengantisipasi kebutuhan air yang mungkin akan mengalami peningkatan ataupun pengurangan di masa yang akan datang, sehingga sistem yang dirancang dapat digunakan lebih lama.Periode perencanaan sistem penyediaan air minum dibagi menjadi dua jenis, yaitu dua tahap dan empat tahap. Rentang waktu pada masing-masing tahap disesuaikan dengan proyeksi data yang dimiliki. Untuk periode perencanaan dengan dua tahap, hasil perencanaan dapat dikatakan lebih akurat dan lebih realistis terhadap masalah jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan air sehingga pengawasannya lebih mudah dibanding yang empat tahap. Akan tetapi, terkadang pipa yang digunakan pada dua tahap tidak sebagus kualitas pipa yang digunakan pada empat tahap. Hal ini disebabkan perencanaan perpipaan pada empat tahap lebih matang untuk mengantisipasi adanya kerusakan dan sebagainya.

II.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum (Tingkat Kehilangan Air, Fluktuasi Kebutuhan Air, Rekapitulasi Kebutuhan Terlayani)a. fadyab. Fluktuasi Kebutuhan Air Jumlah pemakaian air tiap waktu dari suatu wilayah bisa berbeda-beda. Jika dibuat grafik pemakaian air maka akan tampak loncatan kurva pada saat-saat tertentu. Artinya ada perbedaan pemakaian air yang cukup besar pada saat tersebut. Hal ini terjadi karena aktivitas konsumen yang berubah-ubah. Ada saat di mana sebagian besar konsumen sedang menggunakan air. Perbedaan pemakaian air ini disebut fluktuasi kebutuhan air. Fluktuasi disebabkan oleh 2 hal:1. Pemakaian Hari Maksimum Artinya adalah pemakaian air terbanyak selama setahun. Data fluktuasi ini hanya di dapat jika memiliki data pemakaian air selama setahun tiap hari (365 data). Acuan utama dalam membuat Pemakaian Hari Maksismum adalah debit. Perbandingan debit pemakaian hari maksimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum (fm) 2. Pemakaian Jam Puncak Pemakaian jam puncak menunjukkan besarnya pengaliran maksumum pada saat jam puncak. Dengan mengetahui nilai pemakaian jam maksimum maka pengoperasian system distribusi diharap dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Perbandingan antara debit pemakaian jam maksimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor puncak (fp). Nilai fm dan fp yang ditetapkan oleh Dep.Kimpraswil adalah 1,1 dan 1,5. Maka berdasarkan data Perencanaan PAM, Qm = Perencanaan PAM * 1,1 Qp = Perencanaan PAM * 1,5 (*Faktor maksimum hari dan jam diambil dari literatur, dianggap kota memiliki fluktuasi debit yang sangat tinggi)

II.5 Persyaratan Air BakuBerdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990, daftar persyaratan kualitas air bersih dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Persyaratan Kualitas Air Bersih

II.6 Sumber Air BakuDalam memilih sumber baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya.Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan bersih dikelompokkan sebagai berikut : a. Air hujanAir hujan disebut juga dengan air angkasa. Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga air hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim. Pada musim kemarau kemungkinan air akan menurun karena tidak ada penambahan air hujan.b. Air permukaanAir permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih adalah air waduk, air sungai, dan air danau. Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat. Kontinuitas dan kuantitas air permukaan dapat dianggap tidak menimbulkan masalah yang besar untuk penyediaan air bersih yang memakai bahan baku air permukaan.c. Air tanahAir tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah bebas dari polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah mendapat kontaminasi dari luar, dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit.Dari segi kuantitas, apabila air tanah dipakai sebagai sumber air baku air bersih adalah relatif cukup. Tetapi bila dilihat dari segi kontinuitasnya maka pengambilan air tanah harus dibatasi, karena dikhawatirkan dengan pengambilan yang secara terus menerus akan menyebabkan penurunan muka air tanah. d. Mata airDari segi kualitas, mata air adalah sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E. coli pada mata air.Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata air tersebut terus-menerus kita ambil semakin lama akan habis dan terpaksa penduduk mencari sumber mata air yang baru.

II.7 Lokasi Intake (270 m, elevasi 738,74 di atas permukaan air laut)Intake merupakan bangunan/alat untuk mengambil air dari sumbernya. Lokasi intake dapat berupa danau, sungai, ataupun sumber air tanah. Persyaratan lokasi intake antara lain mudah dijangkau, dapat memberikan suplai air dalam jumlah yang spesifik, dan dapat diandalkan.Studi yang harus dilakukan untuk menentukan lokasi intake: Hak penggunaan air Kualitas sumber air Kondisi iklim Fluktuasi aliran Ketinggian air Peraturan yang ditetapkan oleh departemen yang bersangkutan Navigasi perairan Informasi kondisi geografi dan geologi Kondisi perekonomian

II.8 Kualitas Air BakuAir harus memenuhi kualitas sebagaimana ditentukan dalam standar kualitas air minum. Standar kualitas air minum ditetapkan sebagai acuan dalam menentukan kualitas air yang layak dikonsumsi/diminum.Latar belakang perlunya penetapan standar kualitas air minum adalah: Air merupakan kebutuhan mutlak manusia Air yang dikonsumsi harus aman Air sebagai media penularan penyakitTujuan penetapan standar kualitas air minum adalah agar konsumen memperoleh air yang cukup aman bagi kesehatan. Karakteristik umum air yang layak dikonsumsi adalah: Bebas dari organisme patogenik Mempunyai kandungan bahan toxic akut yang rendah Jernih Tidak bergaram Bebas dari bahan penyebab bau dan rasa yang berlebihan Tidak mengandung bahan penyebab korosifStandar kualitas air minum yang berlaku adalah: Standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010Selain itu dalam PP 82 Tahun 2001, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas: a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atauperuntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

BAB IIIANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

III.I Baku Mutu Air MinumBaku mutu untuk air minum didasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010.

Tabel 3.1 Lampiran Permenkes No. 492 Tahun 2010

III.II Analisa Kuaitas Air Baku Terhadap Air MinumBerikut merupakan tabel hasil analisa kualitas air baku terhadap air minum untuk Instalasi Pengolahan Air Minum.

Tabel 3.2 Analisa Kualitas Air Baku terhadap Air MinumPARAMETERSATUANHASIL ANALISAPERMENKES 492/2010PP 82/2001DIOLAH/TIDAK

FISIK

Bau-Tidak BerbauTidak Berbau-TIDAK

Zat Padat Terlarutmg/l1065001000TIDAK

Zat Padat Tersuspensimg/l300-50DIOLAH

Kekeruhan NTU1855-DIOLAH

Rasa-Tidak BerasaTidak berasa-TIDAK

TemperaturoC25Suhu udara 3 3TIDAK

WarnaTCU3015-DIOLAH

KIMIA

Besi (Fe)mg/l1,190,30,3DIOLAH

Kesadahan (CaCO3)mg/l86500-TIDAK

Kalsiummg/l19,65--TIDAK

Magnesium (Mg)mg/l6,56--TIDAK

Klorida (Cl-)mg/l12,06250600TIDAK

Mangan (Mn)mg/l0,60,40,1DIOLAH

Phmg/l7,326,5-8,56-9TIDAK

Sulfatmg/l41,2250400TIDAK

Bikarbonatmg/l39,24--TIDAK

Sengmg/l0,09630,05TIDAK

Tembaga mg/l0,0120,02TIDAK

Amoniakmg/l0,2061,50,5TIDAK

BIOLOGI

Total ColiMPN/100 ml3 x 1000001000DIOLAH

Maka dari itu parameter-parameter yang membutuhkan unit-unit pengolahan air minum dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.3 Hasil Analisa Parameter yang Melewati Baku Mutu Berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010ParameterSatuanBaku MutuHasil AnalisaEfisiensi

KekeruhanNTU518597.30

WarnaTCU153050.00

Besimg/l0.31.1273.21

Manganmg/l0.40.633.33

ColiformMPN/1000 30000100.00

Tabel 3.4 Hasil Analisa Parameter yang Melewati Baku Mutu Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001ParameterSatuanBaku Mutu Hasil Analisa

Zat Padat Tersuspensimg/l50300

Besi (Fe)mg/l0.31.19

Mangan (Mn)mg/l0.10.6

ColiformMPN/100 ml1000> 30000

III.III Kapasitas IPAMUntuk menentukan kapasitas IPAM yang akan digunakan dalam perencanaan diperlukan perhitungan sebagai berikut:A. Periode tahun 2024 Menghitung Sub Total ISub Total I = Kebutuhan Domestik + Kebutuhan Non DomestikSub Total I = 619.86 + 169.64 = 789.5 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota Menghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota = 10 % x Sub Total IMenghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota = 10 % x 789.5=78.95 L/ detik Menghitung Sub Total IISub Total II = Sub Total I + Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota Sub Total II = 789.5 + 78.95 = 868.45 L/detik Menghitung Jumlah Air TerlayaniJumlah Air Terlayani = 40 % x Sub Total IIJumlah Air Terlayani = 40 % x 868.45 = 347.38 L/detik Menghitung Jumlah Kehilangan AirJumlah Kehilangan Air = 22.5 % x Jumlah Air TerlayaniJumlah Kehilangan Air = 22.5 % x 347.38 = 78.16 L/detik Menghitung Jumlah Air DiproduksiJumlah Air Diproduksi = Jumlah Air Terlayani + Jumlah Kehilangan AirJumlah Air Diproduksi = 347.38 + 78.16 = 425.54 L/ detik Menghitung Q maksimumQ maks = fm x Jumlah Air DiproduksiQ maks = 1.15 x 425.54 = 489.37 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air Tidak TerpenuhiKebutuhan Air Tidak Terpenuhi = Q maks Kapsitas TerpasangKebutuhan Air Tidak Terpenuhi = 489.37 250 = 239.37 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air untuk IPAMKebutuhan Air untuk IPAM = 5 % x Kebutuhan Air Tidak TerpenuhiKebutuhan Air untuk IPAM = 5 % x 239.37 = 11.97 L/ detik Menghitung Debit Pengolahan IPAMDebit Pengolahan IPAM = Kebutuhan Air Tidak Terpenuhi + Kebutuhan Air untuk IPAMDebit Pengolahan IPAM = 239.37 + 11.97 = 251.34 L/detikB. Periode Tahun 2034 Menghitung Sub Total ISub Total I = Kebutuhan Domestik + Kebutuhan Non DomestikSub Total I = 725.10 + 170.19 = 895.29 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota Menghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota = 10 % x Sub Total IMenghitung Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota = 10 % x 895.29 =89.53 L/ detik Menghitung Sub Total IISub Total II = Sub Total I + Kebutuhan Air untuk Keperluan Kota Sub Total II = 895.29 + 89.53 = 984.82 L/detik Menghitung Jumlah Air TerlayaniJumlah Air Terlayani = 50 % x Sub Total IIJumlah Air Terlayani = 50 % x 984.82 = 492.41 L/detik Menghitung Jumlah Kehilangan AirJumlah Kehilangan Air = 22.5 % x Jumlah Air TerlayaniJumlah Kehilangan Air = 22.5 % x 492.41 = 110.79 L/detik Menghitung Jumlah Air DiproduksiJumlah Air Diproduksi = Jumlah Air Terlayani + Jumlah Kehilangan AirJumlah Air Diproduksi = 492.41 + 110.79 = 603.20 L/ detik Menghitung Q maksimumQ maks = fm x Jumlah Air DiproduksiQ maks = 1.15 x 603.20 = 693.68 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air Tidak TerpenuhiKebutuhan Air Tidak Terpenuhi = Q maks Kapsitas TerpasangKebutuhan Air Tidak Terpenuhi = 693.68 250 = 443.68 L/ detik Menghitung Kebutuhan Air untuk IPAMKebutuhan Air untuk IPAM = 5 % x Kebutuhan Air Tidak TerpenuhiKebutuhan Air untuk IPAM = 5 % x 443.68 = 22.18 L/ detik Menghitung Debit Pengolahan IPAMDebit Pengolahan IPAM = Kebutuhan Air Tidak Terpenuhi + Kebutuhan Air untuk IPAMDebit Pengolahan IPAM = 443.68 + 22.18 = 465.86 L/detikC. Rencana PembangunanBerdasarkan perhitungan dan analisa kapasitas pengolahan rencana, maka diperoleh debit pengolahan akhir perencanaan adalah 465.86 L/detik. Periode perencanaan yang dilakukan adalah dalam dua tahapan. Dimana tahap satu diperoleh debit 251.34 L/detik dan tahap dua diperoleh debit 214.52 L/detik. Akan tetapi untuk memepermudah perencanaan, maka debit perencanaan tahap satu dan tahap dua disamakan menjadi 232.93 L/detik. Rencana pembangunan:Tahap 1: Intake 465.86 L/detik Transmisi 465.86 L/detik Instalasi 232.93 L/detikTahap 2: Instalasi 232.93 L/detik