draft proposal skripsi
DESCRIPTION
lectureTRANSCRIPT
DRAFT PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD KHOIRUR ROZIQIN
NIM 120210102076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
1. Masalah
Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa dalam mempelajari sains, siswa
cenderung lebih menghafal konsep, teori, dan prinsip tanpa memaknai proses
perolehannya (Depdiknas, 2003) dalam (Muderawan, 2013).
Dalam proses belajar mengajar, khususnya pada pembelajaran Fisika Atom,
aktivitas pembelajaran cenderung didominasi guru. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik materi Fisika Atom yang berupa teoritik. Seperti yang dijabarkan
Trianto (2009), bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Berdasarkan
penelitian Wiyanto, dkk. (2007) dalam Amanda (2014), aktivitas yang biasa
dilakukan guru dalam pembelajaran adalah berceramah atau menjelaskan,
bertanya, memberi tugas atau perintah. Sementara aktivitas siswa adalah
mendengar, mencatat, menjawab pertanyaan, bertanya, dan mengerjakan tugas.
Pembelajaran yang demikian mengakibatkan siswa pasif dan cenderung cepat
jenuh dalam menerima pelajaran. Siswa cenderung akan menghafal apa yang
diberikan guru yang mengakibatkan pengetahuan siswa tidak bertahan lama.
Taufik Sabirin (2007) dalam Joko Siswanto (2011), menyatakan bahwa
prestasi belajar Fisika sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran.
Fenomena yang terjadi di sekolah pada beberapa tahun terakhir, yaitu kompetensi
yang diajarkan oleh guru dan dibahas bersama dalam proses pembelajaran pada
beberapa minggu yang lalu, kemudian dievaluasi dan didapatkan data lebih dari
85% siswa dinyatakan tuntas dengan predikat baik dan sangat baik. Akan tetapi,
apabila kompetensi itu diuji kembali hari ini lebih dari separuh siswa yang telah
tuntas tersebut bingung dan tidak dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak mampu bertahan lama
atau besifat sementara.
2. Identifikasi Masalah
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh guru masih menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya
jawab dalam pembelajaran, walaupun saat ini sudah diberlakukan pedoman
pelaksanaan standar nasional yang dijabarkan dalam Permendiknas No. 41 Tahun
2007 tentang standar proses (Amanda, 2014).
Sadia (2008) dalam Amanda (2014) menemukan bahwa model dan strategi
pembelajaran yang dominan digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah
strategi pembelajaran ekspositori (ceramah, diskusi dan tanya jawab) 45,6%,
pembelajaran kontekstual (cotextual teaching and learning atau CTL) 26,6%,
pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) 12,6%, pembelajaran pemecahan
masalah (problem solving) 10,2%, pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) 2,5%, dan siklus belajar (learning cycle model) 2,5%.
3. Konsep Solusi
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka alternatif solusi yang
diperlukan untuk mengatasi kurangnya aktivitas siswa disertai hasil belajar siswa
yag masih rendah adalah dengan adanya strategi yang tepat. Menurut Abdul Majid
(2013), proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
praakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya
disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa (Ward, 2002) dalam (Ngalimun,
2013). Metode yang tepat untuk melengkapi model PBL adalah metode proyek.
Metode ini cukup menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang efektif untuk
membelajarkan siswa secara aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung
sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri
(Muderawan, 2013). Melalui metode ini, siswa dapat terlibat langsung dalam
pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya. Siswa mendapatkan
peluang untuk bekerja secara bebas diberi hak untuk menentukan cara belajar
mereka sendiri serta dapat menghasilka produk karya yang bernilai dan realistik.
4. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah
dengan menggunakan metode proyek. Definisi operasionalnya adalah kegiatan
pembelajaran yang pada proses pembelajarannya memunculkan suatu masalah
sebagai konteks bahan pemikiran bagi siswa dalam memecahkan masalah
untuk memperoleh pengetahuan (konsep) dari suatu materi pelajaran, dan
untuk memecahkan masalah tersebut, menggunakan metode proyek.
b. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel terikat pada
penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.
5. Rumusan Judul
“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Proyek
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Fisika Atom
Kelas XII SMA”
6. Pustaka
BUKU
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
JURNAL
Amanda, N.W.Y. 2014, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Self Efficacy Siswa. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA, Volume 4.
Muderawan, I.W. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Gaya
Kognitif Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA, Volume 3.
Siswanto, Joko. 2011. Compact Disk Online (Cd-O) Sebagai Multimedia
Interaktif Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek. Jurnal Pembelajaran Fisika
Volume 2 Nomor 1 IKIP PGRI Semarang.