draft skripsi ane
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat internet pertama kalinya diperkenalkan, pemprakasanya
tidak pernah menduga bahwa dampaknya dikemudian hari akan sedemikian
hebat. Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah arena baru
yang lazim disebut dengan dunia maya. Di sini setiap individu memiliki hak
dan kemampuan untuk berhubungan dengan individu yang lain tanpa batasan
apa pun yang menghalanginya. Inilah globalisasi yang pada dasarnya telah
terlaksana di dunia maya, yang menghubungkan seluruh masyarakat digital
atau mereka yang sering menggunakan internet dalam aktivitas kehidupan
setiap hari. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak
kehadiran internet yaitu wilayah perdagangan atau jual beli.
Dalam kejadiannya, transaksi jual beli di internet merupakan bisnis
modern dari produsen kepada konsumen atau dari penjual kepada pembeli,
yang mempengaruhi pola laku manusia dalam tata cara melakukan kegiatan
muamalah. Transaksi jual beli di internet merupakan jenis transaksi yang
menggunakan perangkat lunak sebagai media transaksi untuk menawarkan
barangnya kepada konsumen. Hal ini dilakukan oleh toko online yang
mempunyai akses jaringan di internet. Toko online mempraktekan jual beli di
internet dalam bentuk barang dan jasa dalam pertukaran informasi sebagai
prasyarat untuk mengetahui lebih lanjut terhadap barang yang ditawarkan dan
yang menginginkan informasi mengenai toko online dalam penawaran barang
1
2
sehingga kualitas barang terjamin dan pertimbangan terhadap berlangsungnya
jual beli akan berjalan dengan baik. Karena ketersediaan informasi mengenai
produk barang merupakan bagian dari bentuk penawaran secara tidak
langsung untuk menarik minat pembeli.
Mengenai model-model barang yang diperjualbelikan di internet dapat
dikategorikan menjadi dua sifat, diantaranya adalah barang yang sifatnya
digital dan barang yang sifatnya non digital.1
Untuk barang digital adalah jual beli antivirus Kaspersky 2011
merupakan model jual beli barang yang sifatnya digital dan berbentuk
program. Semua barang yang bersifat digital membedakan diri dari barang
yang besifat non digital. Program antivirus Kaspersky 2011, adalah jenis
barang yang diperjualbelikan dengan proses online di internet yang
penawarannya diawali dengan bentuk seputar informasi tentang barang yang
diperjualbelikan, mulai dari jenis, model dan harga barang. Pertama kali
konsumen harus melakukan browsing di mesin pencari dengan menuliskan
kata download. Kata download itu sendiri telah memenuhi pencarian model
jual beli di internet dari yang free (gratis) hingga buy (beli). Kemudian akan
ditemukan model-model barang diantaranya adalah jual beli antivirus dengan
beberapa jenis merek (jenis barang) salah satu diantaranya adalah program
antivirus Kaspersky 2011. Setelah diklik [OK], maka akan muncul penawaran
program antiviris Kaspersky 2011 dengan disertai informasi penting tentang
barang, cara pengaktifan dan harga barang. Ini bagian tujuan dari penawaran,
yaitu memberikan informasi, mengingatkan konsumen untuk memilih produk
1 http://www.kassa9.com/stores/juragansepatu/article.php?page=1&id=4020
3
dan mengingatkan tentang keberadaan produk dan berbagai manfaat yang
dijanjikan2. Beberapa jenis program antivirus Kaspersky 2011 dan harganya
diantaranya adalah:
1. Internet Security 2011 dengan nilai harga $ 59.95
2. Anti- Virus 2011 dengan harga $ 39.95
3. Mobile Security dengan harga $ 29.953
Hal ini merupakan langkah awal dalam penawaran barang dalam jual
beli program antivirus Kaspersky 2011, yaitu seputar informasi mengenai
model barang, jenis, harga, bentuk, sifat, ukuran sehingga barang dapat disifati
menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam langkah ini pembeli dapat mensifati
barang dengan informasi yang diberikan secara utuh serta langkah-langkah
selajutnya ketika ingin menindaklanjuti proses pembelian progran
antivirus Kaspersky 2011.
Tindak lanjut dari proses tersebut adalah konsumen harus melakukan
persetujuan pembelian yaitu dengan mengklik tombol buy (pembelian) sebagai
bukti tanda persetujuan dengan mengisi formulir pemesanan barang
diataranya: nama lengkap, email, telepon, alamat, kota, nama perusahaan,
jenis bidang usaha, dan catatan lainnya. Ini sebagai bukti tanda pemesanan
barang terkait dengan barang yang dipesannya.
Setelah hal ini di isi sebagai tanda persetujuan maka dimulailah
pembelanjaan dilengkapi dengan informasi bagi pelanggan dengan mengisi
tanda bukti personal meliputi: nama, alamat, informasi alamat, zip/postal code,
2 Dr. H. Muhammad Djakfar SH, M.Ag, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, Malang: UIN Press, 2007, hal: 76.
3 http://www.kaspersky.co.in/store?blocknum2=0
4
kota, negara, telepon, fax, mail, ritype e-mail, pilihan pembayaran kemudian
memasukkan code kupon, lalu enter4. Dengan ini pembeli akan tercatat
sebagai customer di perusahaan terkait yang menyediakan program antivirus
Kaspersky 2011. Kemudian dilakukanlah proses pendownloadan terhadap
program antivirus Kaspersky 2011 yang telah dilakukan akad transaksi
elektronik tersebut. Ini merupakan interaksi antara penjual dan pembeli yang
sebelumnya dilakukan secara langsung menjadi interaksi yang tidak langsung.
Dengan demikian, terkait dengan pembelian, konsumen terlebih
dahulu harus melakukan langkah-langkah diatas dari akses informasi di toko
online yang menyediakan barang secara online. Baik melalui alamat situs
atau browsing di mesin pencari. Setelah didapati barang yang ingin dibeli,
maka kemudian melakukan kontak interaktif yang saling merespons secara
langsung. Dengan ketetapan yang berada dalam prosedur pembelian di toko
online. Maka terjadilah interaksi yang berakibat pada pemahaman pada
traksaksi akad jual beli program antivirus Kaspersky 2011 dengan saling
merespon. Internet merupakan penghubung untuk mempertemukan antara
penjual dan pembeli. Dan terkadang penghubung itu sendiri mengalami
kendala yang cukup krusial dalam jalannya proses transaksi jual beli hingga
mengakibatkan salah satu pihak merasa dirugikan.
Karena peluang untuk dimasukinya kedhaliman sangat terbuka lebar.
Bisa saja produsen menyembunyikan informasi mengenai kualitas barang,
sifat barang, model, ukuran dan seputar informasi mengenai keutuhan barang
4 https://store.digitalriver.com/store?Action=DisplayPage&Locale=en_IE&SiteID=kaspersk&affiliate=estore_home&id=TwoPgCheckoutShoppingCartPage
5
yang disepakati. Sehingga pembeli merasa dikecewakan setelah mendapatkan
barang tersebut bermasalah. Jadi internet dijadikan sebagai media untuk
menyembunyikan kualitas barang yang sesungguhnya. Karena sifat dan tujuan
penawaran tersebut adalah mempengaruhi prilaku dan meyakinkan manusia
tentang barang yang ditawarkan.
Sedangkan untuk barang yang sifatnya non digital yaitu jenis barang
yang diperjualbelikan adalah produk fisik secara online dengan menggunakan
cara-cara tradisional, yaitu dengan menggunakan jasa kurir (jasa pengiriman
barang), pada dasarnya tidak memiliki perbedaan dengan transaksi as-salam5.
Karena sifat barang ini tidak dapat diambil secara langsung dari monitor
komputer ketika telah terjadi akad transaksi dalam jual beli di internet.
Contoh dari transaksi ini adalah transaksi jual beli buku di toko online.
Calon pembeli terlebih dahulu mengaksek informasi mengenai toko online.
Jual beli ini dipraktekkan oleh toko Gramedia online yang menjual buku
secara online. Diantaranya terdapat bagian-bagian penting, mulai dari kotak
pembelanjaan, judul dan harga buku serta pusat informasi mengenai barang,
mulai dari pencarian buku di tempat penyediaan barang, dimulainya suatu
akad transaksi berupa cara belanja, cara pembayaran, biaya pengiriman dan
customer servis. Kemudian dilakukan registrasi keanggotaan tetap di toko
tersebut dengan mengisi formulir registrasi disertai biodata lengkap alamat e-
mail dan password khusus sebagai customer (pelanggan) di Gramedia online.
Hal ini adalah perangkat-perangkat untuk mendukung dalam proses
dilakukannya transaksi antara penjual dan pembeli.5 http://www.kassa9.com/stores/juragansepatu/article.php?page=1&id=4020
6
Setelah mendapati buku yang ingin dibeli di toko Gramedia online
tersebut dimulai akad transaksi jual beli dengan mengisi registrasi pembayaran
mulai nama lengkap pembeli, alamat, propinsi, negara, no telepon, e-mail, fax,
no rekening hingga model pembayarannya. Prosedur ini tidak jauh berbeda
dengan produk barang yang jenisnya berupa barang digital. Namun yang
membedakannya adalah mengenai pengiriman barang dengan cara tradisional
yaitu melalui jasa pengiriman barang (kurir) dengan perhitungan biaya yang
terpisah dari harga buku yang dibeli. Dalam hal ini ditetapkan mengenai
perhitungan biaya pengiriman dengan cara:
- Apabila Kota tujuan anda termasuk dalam daftar Nama Kota, maka
perhitungan biaya berdasarkan Kota tujuan.
- Untuk Kota yang tidak termasuk di daftar Nama Kota, maka perhitungan
biaya berdasarkan Propinsi tujuan.
- Apabila Propinsi termasuk di daftar Nama Propinsi, maka perhitungan
biaya berdasarkan Propinsi tujuan.
- Untuk Propinsi yang tidak termasuk di daftar Nama Propinsi, maka
perhitungan biaya berdasarkan Negara tujuan.
- Perhitungan biaya pengiriman berdasarkan pula pada berat paket yang
akan dikirimkan6.
Dengan perhitungan biaya pengiriman ini tentunya akan menambah
biaya barang yang dibeli dan jasa pengantar pengiriman barang. Sehingga
menuntut kecermatan dalam pembelian dengan model ini dengan prosedur
yang telah ditetapkan mulai dari pemeriksaan seputar informasi dalam
6 http://www.jne.co.id/index.php?lang=IN
7
penawaran hingga registrasi dalam akad transaksi. Pengisian registrasi
tersebut sebagai bukti bahwa jatuhnya akad transaksi dan hal itu
mengaharuskan transaksi jual beli harus diteruskan sampai kepada
penyerahan barang kepada pembeli. Karena dalam jalannya transaksi pembeli
telah menyerahkan nilai uangnya kepada penjual, walaupun tanggungan ini
masih berupa bentuk hutang.
Namun, aspek khiyar dalam transaksi online tidak diberlakukan. Yaitu
memilih meneruskan jual beli atau membatalkannya sebagai antisipasi
terhadap segala kemungkinan yang menyebabkan kerugian7. Hal ini terkait
dengan sarana yang digunakan dalam melakukan akad transaksi
adalah internet yang berbeda dengan paradigma transaksi jual beli dengan
sistem tradisional.
Dengan perubahan-perubahan itu, disamping transaksi jual beli di
internet menjanjikan kemudahan praktis dan ekonomis, tetapi juga
menimbulkan problem spesifik yang berpotensi dimasukinya unsur
kedhaliman terkait dengan dunia maya. Sebagaimana jual beli tradisional
tidak terlepas dari problem jual beli. Transaksi jual beli di internetpun
dihadapkan pada persoalan yang juah lebih komplek dan rumit dari jual beli
trandisional. Jual beli di internet di hadapkan pada ancaman-ancaman
penyalahgunaan dan kegagalan sistem yang terjadi. Hal ini meliputi, pembeli
akan kehilangan segi finansial secara langsung akibat penipuan, kehilangan
kesempatan untuk melakukan jual beli karena gangguan layanan, kerugian-
kerugian yang tidak terduga seperti gangguan dari pihak luar, kesalahan
7 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar baru Algesindo Bandung, 2007, hal:287.
8
faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik, masalah kepercayaan
terhadap jaminan keamanan, problem akad yang membedakan dari transaksi
tradisional serta tidak berlakunya aspek khiyar dalam transaksi jual beli
online sebagai antisipasi terhadap segala bentuk penipuan. Dalam aspek
khiyarnya, yang menyangkut tiga kriteria, yaitu khiyar majlis (tempat akad),
khiyar aibi (cacat) dan khiyar syarat. Ketiganya mempengaruhi terhadap
jalanya kegiatan transaksi jual beli8.
Ketika penawaran jual beli di internet berbicara tentang bagaimana
mempengaruhi dan meyakinkan manusia, maka etika dalam bermuamalah
berbicara tentang prilaku. Etika dalam muamalah itu sendiri bersumber dari
hukum Islam yang berpedoman pada al-Qur’an dan Hadits.
Dalam Islam, menyangkut trasaksi jual beli, para ulama fiqih sepakat
bahwa dalam segala transaksi yang mengandung unsur riba, ketidakjelasan
(gharar) dan penipun (tadlis) dilarang9. Persoalannya adalah bagaimana
ketika ketiganya didefinisikan dalam konteks ini, yaitu transaksi jual-beli
program antivirus Kaspersky 2011 dan buku di internet?
Melihat dari fenomena di atas, transaksi jual beli di internet sangat
rentan dengan terjadinya berbagai kemungkinan terbukanya peluang
kejahatan, baik dari sifat dan bentuknya. Sehingga menjadikan kegiatan
transaksi jual beli di internet tetap harus diwaspadai karena kemungkinan
tersebut.
8 Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2005, hal:83.
9 Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001, hal: 828
9
Melihat dari peluang dan banyak kemungkinan yang terjadi sehingga
praktek transaksi jual beli ini berpotensi kepada aspek ketidakjelasan sistem
akad yang dipakai sehingga mempengaruhi status hukumnya. Sebab,
mengacu kepada rukun dan syarat jual beli itu sendiri, ada prasyarat antara
kedua belah pihak transksi dengan barangnya. Seperti, orang yang berakal
yang melakukan jual beli supaya tidak terkecoh yang mengakibatkan
kerugian. Barang tersebut diketahui oleh si pembeli atau penjual: model, zat,
bentuk, kadar (ukuran), dan sifat-sifatnya jelas sehingga tidak memungkinkan
terjadinya kerugian kemudian berlakunya hak khiyar sebagai antisipasi
terhadap segala kemungkinan. Sebagaimana Sabda Rasullullah SAW:
( ) وغيره مسلم رواه الغرر بيع عن م ص النبي نهي هريرة ابي عن
Dari Abu Hurairah. Ia berkata “Nabi SAW. Melarang memperjualbelikan
barang yang mengandung tipu daya”(Riwayat Muslim dan lainnya)10.
Hal ini menandakan bahwa segala bentuk jual beli yang mengandung
ketidakjelasan (gharar) dilarang oleh syariah. Sedangkan gharar sendiri
meliputi banyak hal seperti menyembunyikan informasi tentang harga, model,
ukuran, sifat dan kualitas barang yang sesungguhnya sehingga pembeli
terkecoh dan menyebabkan kerugian. Dengan salah satu pihak merasa
dirugikan dalam praktek tersebut dan hilangnya harta milik. Kemudian,
segala bentuk larangan dan kebolehan jual beli diatur ketat dalam syariah
dalam bentuk hukum-hukum muamalah, karena syariah mencangkup segala
aspek muamalah.
10 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar baru Algesindo Bandung, 2007, hal:287.
10
Dalam Islam itu sendiri transaksi jual beli semacam ini adalah
fenomena baru. Tidak pernah ditemukan literatur klasik dalam era kodifikasi
pembentukan hukum Islam yang membahas jual beli di internet.
Akad transaksinya jual beli di internet sebagai alat bukti yang berupa
tandatangan elektronik mulai dari pembelian, pemeriksaan sampai
pengiriman barang merupakan penguat dan bukti. Karena sudah maklum
adanya, akad tertulis mengandung kekuatan hukum yang tinggi sebagai bukti
ketika terjadi saling sengketa antara kedua belah pihak. Sebagaimana Allah
berfirman:
: البقره ( فكتبوه ممسمي اجل الي بدين ينتم اداتدا امنوا ا اللدين ايها )287يا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” (Q.S. al-
Baqarah: 282)11
Maka dari itu, perkembangan teknologi informasi sadar atau tidak
telah memberikan dampak terhadap perkembangan hukum Islam. Khususnya
dari masalah transaksi jual-beli di internet yang marak dilakukan oleh
masyarakat luas. Dengan demikian, akibatnya perkembangan teknologi
informasi telah melahirkan model transaksi baru dalam dunia perdagangan
sehingga mempengaruhi status hukumnya. Ini yang menjadi obyek kajian
penelitian ini, dengan mencari bentuk solusi hukumnya. Tinjauan hukum
Islam terhadap perkembangan tehnologi dalam kajian hukumnya, khususnya
11 Drs. H. Fadhal AR Bafadal, M.Sc, Al Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2005
11
dalam transaksi jual beli program antivirus Kaspersky 2011 dan buku di
internet?.
B. Identifikasi Masalah
Dalam fenomenanya transaksi jual beli di internet merupakan
problematika jual beli di era modern dengan tidak terlepas dari problem yang
ada. Dengan ditandai internet sebagai sarana untuk melakukan kegiatan
tersebut sehingga memungkinkan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
dalam berlansungnya transaksi jual beli. Kemungkinan itu lebih komplit dan
rumit dibandingkan dengan jual beli di dunia nyata dalam jual beli tradisional.
Diantaranya adalah internet sebagai sarana untuk menuju berlangsungnya
proses transaksi jual beli sehingga dihadapkan pada ancaman-ancaman dan
kegagalan sistem yang terjadi dalam bertransaksi, seperti (1) pembeli akan
kehilangan segi finansial secara langsung karena ketidakjelasan dari segi akad
(gharar), (2) kehilangan kesempatan jual beli karena gangguan pelayanan, (3)
kerugian-kerugian yang tidak terduga karena gangguan dari luar, (4) kesalahan
faktor manusia atau sistem elektronik, (5) jaminan keamanan yang belum
jelas, (7) tidak berlakunya aspek khiyar sebagai pertimbangan untuk
meneruskan atau membatalkan jual beli.
Dari fenomena hukum di atas dengan melihat semua kecenderungan
yang ada, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada titik poin dari
identifikasi masalah dalam transaksi jual beli di internet yaitu kepada dari segi
akad transaksi (gharar) dan hak khiyar dalam model transaksi jual beli ini.
12
Dengan demikian, salah satu titik problem yang timbul merasa perlu
diperlakukan sebagai bidikan yang harus ditelusuri lebih jauh lagi sehingga
dapat ditemukan kebenaranya apakah transaksi jual beli di internet dalam
kategori kemungkinan adanya gharar dan tidak ada aspek khiyar dikarenakan
transaksi jual beli yang bersistem elektronik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana keabsahan transaksi jual beli program antivirus Kaspersky
2011 dan Buku di internet dalam tinjauan hukum Islam?
2. Bagaimana aspek khiyar dalam transaksi jual beli program antivirus
Kaspersky 2011 dan Buku di internet di internet?
D. Tujuan Kajian
1. Untuk mengetahui bagaimana transaksi jual-beli program antivirus
Kaspersky 2011 dan Buku di internet itu berlangsung.
2. Ingin mengetahui hukum transaksi jual-beli program antivirus Kaspersky
dan Buku di internet.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
13
Mengkaji hukum transaksi jual-beli program antivirus Kaspersky
2011 dan buku di internet di tinjauan dari perspektif hukum Islam, dari
segi akad yang mempengaruhi hukum dzatnya maupun aspek khiyarnya.
2. Kegunaan Praktis
Mencari solusi alternatif terhadap transaksi jual-beli program
antivirus Kaspersky 2011 dan buku di internet yang dimungkinkan adanya
ketidaksesuaian dengan hukum Islam.
F. Definisi Operasional
1. Jual Beli Di Internet
Jual beli di Internet merupakan kegiatan jual beli yang
menggunakan fasilitas internet untuk melakukan akad transaksi jual beli.
Pengertian lain dari jual beli di internet adalah E-
commerce (Perdangangan Elektronik). E commerce adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet12. Dalam bisnis ini, dukungan dan pelayanan
terhadap konsumen menggunakan e-mail sebagai alat bantu, mengirimkan
kontak melalui mail dan sebagainya. Alat bantu ini sebagai media agar
akad transaksi di internet dapat berlangsung interaktif (ada respons).
Kemudian dilakukanlah pertukaran barang dan jasa dengan
pemindahan pada hak milik. Hal ini dilakukan dengan tandatangan elektronik
12 http: // www.id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik
14
pada saat pembelian, pemeriksaan hingga pengiriman barang dengan
pembayaran di muka ketika melakukan akad.
2. Hukum Islam
Hukum Islam merupakan aturan baku yang memuat perintah dan
larangan yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist. Hukum Islam dikenal
dalam bentuk syariah dan sering kali diterjemahkan sebagai hukum yang
diwahyukan. Sifat dari hukum Islam mengikat pada tiap-tiap pemeluknya dan
berlaku secara universal. Baik itu menyangkut persoalan ibadah antara Tuhan
dan hambanya atau hubungan muamalah (hubungan antara sesama
makhluknya).
Sedangkan kajian mengenai bidang ajaran Islam ini disebut fiqh
(jurisprudensi). Para ahli ini adalah fuqaha’ (ahli hukum/jurist’) yang
kepadanya kita selalu merujuk.[17] Kemudian ada Ijma’, Qiyas, dan upaya
rasionalisasi (ijtihad) yang melengkapi model-model penetapan hukum
dengan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan Hadist. Ini yang menjadi
landasan bagaimana praktek muamalah dalam hukum Islam.
3. Praktek Jual beli
Praktek jual beli adalah usaha untuk memindahkan hak kepemilikan diri
sendiri kepada orang lain dengan menuntut adanya ganti yang sesuai dengan
barang tersebut yang diperbolehkan menurut syara’.
4. Antivirus Kaspersky 2011 dan Buku
Antivirus Kaspersky 2011 dan Buku adalah salah satu jenis barang yang
diperjualbelikan di internet. Antivirus adalah model barang berbentuk digital
15
dalam bentuk program, sedangkan Buku adalah model jenis barang berbentuk non
digital. Namun semua bentuk penawarannya adalah dengan cara online di internet
dengan informasi dan perangkat pendukung.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam jenis penelitian skripsi ini menggunakan kajian lapangan
(kualitatif) karena subyek kajian ini berupa fenomena hukum Islam. Kemudian
mencari bentuk hukumnya dengan tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual
beli program Antivirus Kaspersky 2011 dan Buku di internet yang berkembang
dalam masyarakat.
2. Sumber Data
Sumber data yang diambil adalah dengan meneliti persoalan hukum dari
transaksi jual beli program AntivirusKaspersky 2011 dan Buku di internet yang
mempunyai kemungkinan atau berpotensi kearah gharar dan posisi khiyar dalam
transaksi, karena jual beli yang bersistem elektronik dengan mengamati secara
langsung fenomena di internet serta pengalaman seseorang yang pernah
melakukan kegiatan ini kemudian dihadapkan pada sumber hukum Islam berupa
al-Qur’an dan Hadist, Tasfir, dan kitab-kitab Fiqh,
3. Tehnik Pengumpulan Data
a. Wawancara, yaitu tehnik pengumpulan data dengan pendekatan diri
secara langsung kepada seseorang penikmat jasa layanan internet terhadap
transaksi jual beli di internet.
16
b. Dukumentasi, yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber non insani
benda-benda tertulis seperti buku-buku, dukumen, majalah,
manuskrip kitab, artikel, dan sebagainya dalam bentuk teks.[18]
c. Observasi, yaitu tehnik pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang dihadapi.
[19]
d. Eksperimen, yaitu tehnik pengumpulan data dengan mencoba secara
langsung bagaimana sebenarnya transaksi jual beli di internet. Mulai dari
akad pembelian hingga diterimanya suatu barang.
d. Analisis Data
Dalam tehnik analisis data ini menggunakan beberapa tehnik diantaranya:
a. Deskriptif Analitis, yaitu suatu model analitis data yang bersifat
menggambarkan atau menguraikan sesuatu hal menurut realita yang
berkembang dalam masyarakat. Penggambaran tersebut harus benar-benar
data yang ada di lapangan.
b. Verifikasi adalah tehknik analitis yang lebih mengutamakan kepada
pembuktian data-data lapangan secara akurat. Sedangkan data-data
lainnya hanya sebagai penunjang.
H. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan.
Dalam bab ini, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan kajian, kegunaan kajian, alasan pemilihan judul, definisi
17
operasional, kajian pustaka, metode kajian, sumber data, tehnik pengumpulan
data, dan analisis data.
Bab II Akad dan Khiyar Dalam Tinjauan Hukum Islam
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang akad dalam transaksi meliputi jual beli
sailam dan akad dalam transaksi jual beli istishna’ dalam tinjauan huku Islam
serta khiyar dalam tinjauan hukum Islam.
Bab III Fenomena Transaksi Jual-Beli Program Antivirus Kaspersky 2011 dan
Buku Di Internet
Dalam bagian ini dijelaskan fenomena transaksi jual beli program
antivirus Kaspersky 2011 dan Buku di Internet.
Bab IV Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Program
Antivirus Kaspersky 2011 dan Buku Di Internet
Dalam bab ini berisi analisi dari segi akad jual beli dan anlisis darisegi khiyar
dalam tinjauan hukum Islam.
Bab V Penutup Dan Kesimpulan
Ini berisi kesimpulan dari kesimpulan akhir dari analisis terhadap kasuistik hukum
tentang praktek transaksi jual-beli program antivirus Kaspersky 2011 dan buku di
internet, yang menjadi pusat kajian dalam penelitian ini. Dan berisi ucapan terima
kasih, upaya kritik dan saran bagi penulis, dari pembaca budiman, sebagai koreksi
awal dalam kinerja penulisan skripsi ini.
18
[1] Internet (International Network) adalah sebuah jaringan komputer yang sangat
besar terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau
seluruh dunia. Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun
1983 di Universitas Indonesia, yakni UINet oleh Dr. Joseph F. P. Luhukay yang
ketika itu baru saja menamatkan program doktor Filosofi Ilmu Komputer di
Amerika Serikat. Lihat Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perspektif e-Business:
Tinjauan Teknis, Manajerial dan Strategi, (Yogyakarta: 2001), hal. 10.
[2]R. Luqman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an, Yogyakarta: LKIS, 2006,
hal:233.
[3] Dr. H. Muhammad Djakfar SH, M.Ag, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,
Malang: UIN Press, 2007, hal: 76.
[4]Freddy Haris, Aspek Hukum Transaksi Secara Elektronik Di Pasar Modal,
Jakarta: tnp, 2000, hal:7.
[5]Atip Latifulhayat, Perlindungan Data Pribadi dalam Perdagangan
Secara Elektronik (e-Commerce), Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 18, 2002, hal. 23.
[6] H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar baru Algesindo Bandung,
2007, hal:287.
[7] http:// www. gramedia Toko Buku Online.mht
[8] Prof, DR. Rachmat Syafi’i. M.A. Fiqih Muamalah, Pustaka Setia: Bandung.
2000. hal:105.
[9] IR. H. Adiwarman A. Karim, M.B.A., M.A.E.P. Ekonomi Islam: Sebuah
Kajian Kontemporer. Jakarta:GIP, hal:129.
19
[10] H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar baru Algesindo Bandung,
2007, hal: 280.
[11] Heru Satya, Etika Bisnis: Prinsip Dan Aplikasi, Jakarta: LPFE UI. 2003.
hal;130.
[12] Ibid. H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,... hal: 280.
[13] Al-Ghazali, Al-Mustashfa Vol: I, 1937, Hal: 139-140.
[14]DR.Yusuf Qardawi, Halal dan Haram, Jakarta:GIP, 2002, hal :1.
[15] Prof, DR, Rachmat Syafi’i. M.A. Fiqih Muamalah. Pustaka Setia: Bandung.
2000. hal:92
[16] Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, Bandung: CV Penerbit J- (ART),2004.
hal: 49.
[17] Sachiko Murata dan Willian C. Cittick, The Vision OF Islam, Yogyakarta:
Suluh Prees, 2005, hal:31.
[18] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta;
Rineka Cipta, 1993, hal: 148.
[19] Husaini Usmani, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung; Sinar Grafika,
1990, hal:54.
20