draft print perpetaan

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang tingkat teknologi sudah maju dan canggih sehingga kegiatan pengukuran dalam pemetaan juga dapat dilakukan dengan mudah, karena sudah ada alat yang mempermudah kegiatan lapangan seperti theodolite, waterpass dan total station. Pengukuran lubang bukaan yang telah dipelajari selama praktikum perpetaan dapat diaplikasikan langsung sebagai gambaran kegiatan lapangan yang sesungguhnya. Dalam praktikum perpetaan ini mahasiswa dan mahasiswi berlatih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar ilmu pengukuran yang didapat diterapkan di lapangan. Lokasi pengukuran lubang bukaan dilakukan di lantai tiga kampus I Universitas Islam Bandung karena praktikum dilakukan di kampus I Universitas Islam Bandung. Dimana pengukuran lubang bukaan dilakukan untuk mengetahui keamanan dari lubang bukaan, dapat pengukur penyanggaan, dapat mengetahui pengukuran dan selanjutnya dapat memperkirakan berapa banyak tanah yang harus di bongkar. Pengukuran di lorong lantai tiga dilakukan karena dapat mewakili keadaan pada lantai tiga yang menyerupai lorong itu merupakan lubang bukaan yang diukur mulai dari tinggi dinding hingga atap terowongan.

Upload: dinicitralestari

Post on 28-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

perpetaan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1Latar BelakangSekarang tingkat teknologi sudah maju dan canggih sehingga kegiatan pengukuran dalam pemetaan juga dapat dilakukan dengan mudah, karena sudah ada alat yang mempermudah kegiatan lapangan seperti theodolite, waterpass dan total station. Pengukuran lubang bukaan yang telah dipelajari selama praktikum perpetaan dapat diaplikasikan langsung sebagai gambaran kegiatan lapangan yang sesungguhnya. Dalam praktikum perpetaan ini mahasiswa dan mahasiswi berlatih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar ilmu pengukuran yang didapat diterapkan di lapangan.

Lokasi pengukuran lubang bukaan dilakukan di lantai tiga kampus I Universitas Islam Bandung karena praktikum dilakukan di kampus I Universitas Islam Bandung. Dimana pengukuran lubang bukaan dilakukan untuk mengetahui keamanan dari lubang bukaan, dapat pengukur penyanggaan, dapat mengetahui pengukuran dan selanjutnya dapat memperkirakan berapa banyak tanah yang harus di bongkar. Pengukuran di lorong lantai tiga dilakukan karena dapat mewakili keadaan pada lantai tiga yang menyerupai lorong itu merupakan lubang bukaan yang diukur mulai dari tinggi dinding hingga atap terowongan.1.2Perumusan Masalah

Pengukuran yang dilakukan dikampus Universitas Islam Bandung Jl.Tamansari No.1 Bandung dilakukan untuk mengetahui cara pengukuran lubang bukaan guna meningkatkan faktor kemanan dan keselamatan dalam kinerja tambang bawah tanah. Input yang diambil dari pengukuran lubang bukaan ini adalah data zenit, azimuthbenang, zenit kawat, serta tinggi dinding kanan dan kiri.

1.3Pembatasan MasalahMasalah yang akan dibahas berkaitan dengan hasil pengukuran lubang bukaan yang dilakukan di Kampus I Universitas Islam Bandung Jl.Tamansari No.1 Bandung, mulai dari pengukuran hingga pengolahan data dari hasil pengukuran.

1.4Maksud dan Tujuan

1.4.1 Maksud

Maksud diadakannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat memenuhi tugas guna mengaplikasikan teori yang didapat selama praktikum pengukuran.1.4.2 Tujuan Mendapatkan data primer berupa hasil pengukuran. Mengetahui dan menggambarkan keadaan lokasi pengukuran. Membuat Peta Situasi Membuat Sketsa 3D Membuat sketsa rebahan1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAULUAN

Dalam bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan pengukuran dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang faktor faktor yang berhubungan dengan keadaan dari laporan pengukuran situasi, seperti ; (a) Lokasi dan Kesampaian Daerah; (b) Keadaan Iklim dan Cuaca; (c) Flora dan Fauna, (d) Keadaan Topografi dan Morfologi Daerah, (e) Keadaan Sosial Penduduk, (f) Keadaan Geologi Daerah. BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang peta, dasar-dasar pengukuran, metode pengukuran, alat yang dipakai dalam pengukuran. Dan rumus-rumus yang digunakan dalam melakukan pengolahan data pengukuran. BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASANDalam bab ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan saat pengukuran dan tugas yang diberikan oleh instruktur. Dan membahas tentang hasil perhitungan dari data yang diperoleh dari pengukuran dilapangan.

BAB V ANALISA

Dalam bab ini membahas tentang hasil perhitungan dari data yang diperoleh dari pengukuran dilapangan dan berisi tentang hal-hal yang telah di analisa pada saat pengukuran sampai pengolahan data.

BAB VI KESIMPULAN

Dalam bab ini berisi tentang inti inti permasalahan dari kegiatan lapangan dan hasil perhitungan serta pendapat dan gagasan yang berupa rekomendasi.

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1Keadaan Umum

2.1.1Lokasi dan Kesampaian Tempat Pengukuran

Kegiatan pengukuran lubang bukaan dilakukan di kampus Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari no. 1 Bandung Jawa Barat. Lokasi pengukuran berada di lorang-lorong lantai tiga gedung perkuliahan Universitas Islam Bandung.

2.1.2 Keadaan Geografi Administrasi Daerah

Kampus I UNISBA ini secara geografis terletak pada koordinat X = 757,9073538 m 737,5913077 dan Y = 778,6080066 m 748,01052471021,358 m Secara administrative Kampus UNISBA memiliki batasan batasan wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara: Kecamatan Coblong Sebelah Barat: Kecamatan Cicendo Sebelah Selatan: Kecamatan Sumur Bandung Sebelah Timur: Kecamatan Cibeunying Kaler2.1.3Cuaca dan Waktu PengukuranPengukuran lubang bukaan dilakukan pada hari kamis tanggal 10 April 2014, pukul 19.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB. Waktu pengukuran dapat dilihat dari tabel 2.1Tabel 2.1

Kegiatan PengukuranLokoasi

pengukuranWaktu

Pengukuran

Px20.00 21.00

P121.00 21.55

Z10121.55 22.30

Z10222.30 23.10

Z10323.10 23.45

Z10423.45 - 12.00

Sumber : Data Pengukuran Lapangan 20142.1.4Keadaan Sosial Penduduk

Berdasarkan penganalisaan secara langsung dilapangan, keadaan sosial di wilayah pengukuran sebagian besar penduduk sekitar terdiri dari mahasiswa, staf pengajar (Dosen), pekerja kaki lima serta beberapa penjaga keamanan kampus (satpam).

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1Pengertian

Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari sebagian bentuk dari permukaan bumi yang dilakukan dengan cara mengukur tanah. Proses perhitungan dan penggambaran pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.

Ilmu ukur tambang adalah suatu kegiatan kerja yang dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah untuk mengetahui dan memperoleh data kedudukan lubang bukaan terhadap peta topografi, karena dalam tambang bawah tanah bearing yang menjadi patokan untuk sudut selanjutnya kecuali sudut awal azimuth. Bearing sendiri adalah sudut yang diukur ke kiri ataupun ke kanan garis utara maupun garis selatan dengan titik tertentu dan azimuth adalah sudut yang dibentuk dari utara menuju objek.

Lubang bukaan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung yang secara umum tertutup diseluruh sisi kecuali kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Biasanya terowongan digunakan untuk lalu lintas kendaraan baik itu mobil , kereta api maupun juga pejalan kaki dan pengendara sepeda. Selai untuk lalu lintas, terowngan juga digunakan untuk saluran air, saluran pembuangan, atau uga digunakan untuk kabel-kabel telekomunikasi.Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memindahkan titik dari permukaan tanah, yaitu dengan cara berikut:

1. One shaft methode Co planning (wiggling atau figgling) Triangulator Gabungan cara co planning dengan triangulator2. Two shaft methodTwo shaft method adalah metode dengan cara menggantungkan kabel pada setiap shat atau raise dan terus menyusuri antara kedua shaft atau raise tersebut.Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. 3.3Langkah-Langkah Pengukuran Lubang Bukaan

Langkah-langkah dalam pengukuran lubang bukaan adalah sebagai berikut:

a. Dirikan alatb. Centering alat

c. Catat tinggi alat (HI = Height of Instrumen)

d. Catat jarak kanan dan kiri alate. Mulai pada 0 dan mengambil BS dengan jarak perlahan-lahanf. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS

g. Baca dan catat HA; lepaskan penggerak bagian bawah dan putar lingkaran vertikalkedapan operator ; dan baca VA.

h. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerakkan penggerak bagian bawah

i. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS

j. Baca HA dan VA; pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak perlu.Jika HA dibaca dua kali , ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan teleskop dalamposisi langsung.

k. Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari pita kepatok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrumen harus ditetapkankearah patok FS.

l. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.

Istilah Dalam Pengukuran Lubang Bukaan

Istilah istilah ini digunakan dalam pengukuran perlu diketahui dan perlu diingat.,Beberapa tanda dan istilah dibawah ini merupakan tanda dan istilah dalam hal pengukuran yang akan digunakan di dalam pengukuran :

FS (Front Sight)FS adalah merupakan arah tembak depan dari theodolit

BS (Back Sight)BS adalah merupakan arah tembak belakang dari theodolit

IS (Instrumental Station)IS adalah merupakan tempat theodolit berdiri

AR (Angle Right)AR adalah merupakan selisih BS dengan FS

HS (High Of Shot)HS adalah merupakan jarak dari unting-unting ke titik pengamatan

HD (Horizontal Distance)HD adalah merupakan jarak datar

VA (Vertikal Angle/Zenith)VA adalah merupakan sudut pertikal dari pembacaan instrument pada T.03.4 Perlengkapan dan Peralatan Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran poligon ini adalah perlengkapan umum dan perlengkapan khusus. Perlengkapan umum yang diperlukan adalah seperti :

Alat tulis

Alat tulis sangat berguna pada saat kegiatan pengukuran karena banyak hal yang harus dicatat seperti data primer, menggambar sketsa juga membutuhkan alat tulis seperti pensil, penghapus, busur dan lain-lain.

Sumber: tokomodis.blogspot.com/2010/04

Gambar 3.1Alat Tulis

Jas HujanJas ujan dibutuhkan pada saat kegiatan pengukuran. Karena cuaca sekarang sulit diprediksi, maka dari itu harus dibawa saat kegiatan lapangan menjaga-jaga terjadi hujan ketika sedang pengukuran.

Sumber: http://indahkreasipromosindo.blogspot.com/2013/03Gambar 3.2Jas Hujan Payung

Pada saat kegiatan lapangan payung berguna untuk melindungi alat apabila terjadi hujan di lokasi pengukuran.

Sumber:indahkreasipromosindo.blogspot.com/2013/03

Gambar 3.3

Payung

Sedangkan alat khusus yang dipergunakan dalam pengukuran adalah sebagai berikut :

Theodolite (To)Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan suatu ketinggian tanah dengan sudut vertikal dan horizontal. Sudut yang dapat dibaca pada theodolite itu sampai pada satuan detik. Selain itu kegunaan dari theodolite yang lainnya adalah dapat mengukur suatu poligon dan pemetaan situasi. Namun disuatu ketika itheodolite dapat berubah fungsi menjadi pensawat penyipat datar apabila sudut vertikalnya dibuat menjadi sebesar 90. Theodolite memiliki teropong yang dapat digunakan untuk memebidik kesegala arah.

Sumber: aramcoexpats.comGambar 3.4

Theodolite

Keterangan gambar 3.1 Theodolit (To) :

1. Sekrup penyetel

2. Waterpas kontak

3. Sekrup pengencang

4. Sekrup penggerak halus

5. Sekrup pengencang teropong

6. Sekrup penyetel halus

7. Sekrup penyetel lingkaran tengah

8. Waterpas tabung

9. Teropong okuler

10. Teropong diagfragma

11. Okuler pembaca nonius lingkaran tegak

12. Okuler pembaca nonius lingkaran datar

13. Sekrup pengatur sinar

14. Kaca penerang

Statif (Kaki tiga)

Statif ( kaki tiga ) dibuat dari kayu yang kering dan dicat kuning dihubungkan dengan alat-alat sambungan besi. Kegunaan dari statip ini yaitu sebagai penyangga atau kaki pesawat.

Penempatan statif ditempatkan sebaiknya didaerah yang datar, agar mempermudah dalam pengaturan nivo horizontal. Apabila statif telah didirikan dan theodolite sudah di pasang maka diusahan agar statif ini tidak tergoyangkan karena sedikit jika tergoyang sedikit maka sudut-sudutnya akan berubah begitupun dengan nivo akan berubah dan harus dilakukan pengaturan ulang.

Sumber: zulzulaidy.blogspot.comGambar 3.5

Statif

Rambu Ukur

Rambu ukur merupakan suatu batang yang didalamnya terdapat satuan ukuran, biasanya dalam satuan desimeter (dm). Rambu ukur sangat diperlukan dalam pengukuran, karena saat pengukuran theodolite akan menembak kearah rambu ukur untuk mengetahui besar dari benang bawah, benang tengah dan benang atas.

Pada rambu ukur juga terdapat skala. Skala yang digunakan pada rambu ukur di setiap garis E berukuran satu dm, maka dapat langsung dibaca garis benang tengah, benang atas dan benang bawah.

Sumber:alatsurveyor.com

Gambar 3.6

Rambu Ukur Unting-Unting

Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik di permukaan tanah. Arah unting-unting pada berbagai tempat adalah sejajar dan mengarah ke titik pusat bumi. Unting-unting cukup digantungkan pada instrumen yang akan ditentukan kedataran atau kevertikalannya, atau bahkan untuk memindahkan suatu titik tegak lurus dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Sumber: indonetwork.co.id

Gambar 3.7

Unting-Unting

Patok KayuPatok dalam pekerjaan survei berfungsi untuk memberi tanda batas jalan, dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain, misalnya tanda bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya. Patok biasanya ditanam di dalam tanah dan menonjol antara 5 10 cm, dengan maksud agar tidak lepas atau mudah dicabut, dan mudah dilihat dari jauh maupun dengan tanda yang lain. Patok umumnya ujungnya dibuat runcing untuk memudahkan pemasangan.

Patok kayu Patok yang terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar atau persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm, dan bagian atas diberi cat. Titik ukur yang akan ditentukan ditandai pada kepala patok dengan titik potong diagonal yang akan ditarik atau dengan menancapkan paku. Patok kayu sifatnya sementara.

Sumber: isfajrincivil.blogspot.com

Gambar 3.8Patok

KawatPada pengukuran lubang bukaan digunakan kawat untuk menentukan zenith kawat dan HS.

Sumber: koleksikikie.comGambar 3.9

Kawat3.5 Rumus yang DigunakanSetelah kegiatan pengukuran selesai dan ketika sudah mendapatkan data primer maka dilakukan pengolahan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut: Jarak Miring

Jarak Miring = (BB - BA) x 100 x Sin VA

Keterangan :

BB = Benang Bawah

BA = Benang Atas

VA = Vertical Angel/Sudut Zenit

Jarak Datar

Jarak Datar = Jarak Miring x Sin VA

Keterangan :

VA = Vertical Angel/Sudut Zenit

Beda Tinggi

Beda Tinggi = Jarak Miring x Cos VA

Sudut Dalam

AR = Tembak Depan (FS) Tembak Belakang (BS)

Azimuth

= awal + Sudut Dalam 180

Koordinat X

X = 1000 + (Jarak Datar x Sin )

Koordinat Y

Y = 1000 + (Jarak Datar x Cos Ketinggian

Z = Z awal + Beda Tinggi

Keterangan:

Z = Ketinggian

Z Atap Terowongan

Z101 = ZA + HI + VD +HS

BAB IVKEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN4.1Kegiatan Lapangan

4.1.1Kegiatan Sebelum Pengukuran

Sebelum melakukan kegiatan pengukuran ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu sebai berikut:

PerlengkapanSebelum melakukan kegiatan kita harus mendata kembali perlengkapan apa saja yang harus dibawa pada saat pengukuran. perlengkapan kelompok yang harus dipersiapkan adalah alat tulis, benang kasur dan patok kayu, dan kawat. Sedangkan perlengkapan pribadi adalah obat-obatan dan perlengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

PeralatanPeralatan yang digunakan pada saat pengukuran adalah rambu ukur, theodolite, kaki tiga, dan unting-unting.

Tempat PengukuranSebelum melakukan pengukuran harus ditentukan terbih dahulu tempat atau lokasi yang akan dipetakan. Setelah menentukan tempat maka selanjutnya adalah menentukan titik-titik patok serta titik-titik detail yang akan diambil pada saat pengukuran.

Pembagian TugasPengukuran lubang bukaan harus dilakukan secara team, kerja sama dan kekompakan team sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pengukuran. Tujuan pengukuran dibuat kelompok yaitu agar semua tugas terselaikan dengan baik. Adapun pembagian tugas pada pengukuran situasi ini sebagai berikut : Febby : Pembaca Alat

Bryan : Pemegang Rambu Ukur

Fitria : Pencatat Data

Deri : Penggambar Sketsa Sementara

Ismail Yudantara : Dokumentasi

Iqbal : Mengukur Jarak Manual4.1.2Kegiatan Pengukuran

Kegiatan pengukuran ini berlokasi di lantai tiga Unversitas Islam Bandung jalan Tamansari No.1 Bandung Pada pengukuran kali ini digunakan pesawat theodolite dan rambu ukur dan tambahan benang untuk mengetahui zenith kawat dan HS. Selain itu dengan alat ini dapat di ukur benang tengah, benang atas, benang bawah, zenith serta azimuth. Saat melakukan pengukuran dilakukan juga penggambaran sketsa situasi lokasi pengukuran dan sketsa rebahan.

Titik P1 ke PxPengukuran pertama di mulai dari titik Px. Pengukuran ini dilakukan dengan searah jarum jam, dengan front side berada di titik P2 dan back side berada di titik Px. Lokasi pengukuran ini berada di tengah-tengah ruang kelas 301 A dan 301 B dengan pengambilan detail sebanyak 12, dengan arah azimuth sebesar 210.0208333

Sumber: kegiatan Pengukuran Underground

Gambar 4.1

Titik P1 Titik P1 ke Z01Pengukuran kedua dilakukan dari P1 menuju Z01 dimana Z01 itu diasumsikan menjadi lubang bukaan. Karena pengukuran dilakukan searah jarum jam maka back side berada di titik Px dan front side berada di titik Z01. Dari titik P1 ke Z01 di dapat sebanyak 6 detail yang mewakili bentuk terowongan dengan arah azimuth 30.70972222.

Sumber: kegiatan Pengukuran Underground

Gambar 4.2Titik Z01

Titik Z01 ke Z02

Pengukuran kedua dilakukan dari Z01 menuju Z02. Karena pengukuran dilakukan searah jarum jam maka back side berada di titik P1 dan front side berada di titik Z02. Dari titik P1 ke Z01 di dapat sebanyak 6 detail yang mewakili bentuk terowongan, dengan arah azimuth sebesar 214.7305556

Sumber: kegiatan Pengukuran Underground

Gambar 4.3Titik Z01

Titik Z02 ke Z03Pengukuran kedua dilakukan dari Z02 menuju Z03. Karena pengukuran dilakukan searah jarum jam maka back side berada di titik Z01 dan front side berada di titik Z03. Dari titik Z02 ke Z03 di dapat sebanyak 8 detail yang mewakili bentuk terowongan. Dengan arah azimuth sebesar 272.0833333

Sumber: kegiatan Pengukuran Underground

Gambar 4.4Titik Z02

Titik Z03 ke Z04Pengukuran kedua dilakukan dari Z03 menuju Z04. Karena pengukuran dilakukan searah jarum jam maka back side berada di titik Z02 dan front side berada di titik Z04. Dari titik Z03 ke Z04 di dapat sebanyak detail yang mewakili bentuk terowongan. Dengan arah azimuth sebesar 147.3069444

Sumber: kegiatan Pengukuran Underground

Gambar 4.5Titik Z034.1.3Kegiatan Setelah Pengukuran

Setelah melakukan kegiatan pengukuran dilakukan pengolahan data untuk mencari azimuth, jarak datar pengukuran, jarak miring, beda tinggi, dan titik koordinat (X, Y, Z). Dari hasil pengolahan data ini kemudian dibuat peta rebahan dan peta situasi dalam millimeter blok A0.

4.2Pembahasan

Dari hasil pengukuran didapat beberapa data pengukuran seperti azimuth, zenith, benang tengah, benang atas dan benang bawah. Benang tengah didapat dari pengukuran tinggi alat sedangkan benang atas dan benang bawah didapat dari hasil pengukuran menggunakan theodolite terhadap rambu ukur. Pengukuran azimuth dan zenith menggunakan theodolite. Pembacaan azimuth dibaca dari kiri bawah, kanan atas dan harus memiliki selisih sebesar 180. Sedangkan pembacaan zenith pada theodolite dibaca dari kiri atas dan kanan bawah.4.2.1Data Pengamatan

Kegiatan lapangan pengukuran situasi dengan menggunakan metoda polygon tertutup di sekitar daerah gedung student centre kampus I UNISBA yang dimaksudkan untuk membentuk bangunan atau gedung tersebut beserta situasi bangunan disekitarnya. Data hasil pengukran yang didapatkan yang diukur sebanyak 9 titik. Data yang didapat saat pengukuran sebelum melakukan pengolahan data yaitu benang tengah, benang atas, benang bawah, azimuth, zenith dan jarak datar pengukuran. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Hasil Pengukuran

TitikBenangAzimuthZenithZenit Kawat

BawahTengahAtas

PX1.381.431.48211.02083

89.83333

-

P11.425

1.45

1.475

207.73194

90-

Z1011.4

1.43

1.46

30.709722

9092,3333333

Z1021.361.451.5429.0180569090,75

Z1031.427

1.46

1.493

298.083339091

Z1041.5951.481.595206.065289090,66666667

Setelah mendapatkan data-data dari hasil pengukuran maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ditentukan sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:

4.2.1Contoh Perhitungan P2- P3 (Z102)

Jarak miring (SD)

Jarak miring = (BB BA) x 100 x sin VA

SD = (1,54 1,36) x 100 x sin 90 = 18 m Jarak datar

Jarak datar = Jarak miring x sin VAJarak Datar = 18 x sin 90 = 18 m Beda tinggi

Beda tinggi = Jarak miring x cos VABeda Tinggi = 18 x cos 90 = 0,000000 m

Sudut dalam (AR) Sudut dalam = FS - BS

AR = 29.018056 207,73194 = -178,713884 + 360 = 181,286Pada pehitungan sudut dalam apabila hasilnya negatif maka harus ditambah 360. Azimuth ()

= awal + sudut dalam 180o = 30.70972222 o + 181,286o - 180o = 31.99583333o Koordinat X

X = 1000 + (Jarak Datar x Sin )

X = 1000 +( 18 x Sin 31.99583333) = 1012.602 Koordinat YY = 1000 + (Jarak Datar x Cos

Y = 1000 +( 18 X Cos 31.99583333) = 1020.424 Ketinggian

Z = Z awal + Beda Tinggi

Z = 500 + (0) = 500.0000000000000000000 Z Atap TerowonganZ101 = ZA + HIZ = 500.0000000000000000000 + 0.0000000000000004043 = 500.00000000000004.2.3Gambaran Hasil Pengukuran Pada Titik Patok

Data yang didapat dari hasil pengukuran theodolite di lapangan diolah menjadi sebuah data dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari pengolahan data-data tersebut dapat digambarkan pada sebuah grafik yang nantinya akan menampilkan sebuah gambaran poligon dari data yang diambil dari hasil pengukuran. Dari grafik tersebut dapat dilakukan koreksi terhadap data yang salah, baik kesalahan dalam pengukuran ataupun kesalahan dari hasil pengolahan data.

Gambar 4.2Gambaran pengukuran underground

BAB V

ANALISA

Dari hasil pengukuran lubang bukaan di Kampus I UNISBA dapat dianalisa bahwa terdapat perbedaan antara pengukuran surface dengan pengukuran underground yang dimana dalam pengukuran lubang bukaan ada istilah HI dan HS, pengambillan HI diukur dari atap dan lantai lubang. HS merupakan pengukuran dari atap menuju kawat, jika dari titik awuranal kawat berada di bawah alat maka untuk titik selanjunya kawat berikutnya diletakkan di bawah alat pula. Dari HS kita dapat megetahui jarak miring dan jarak datar.

Pengukuran jarak dari alat menuju kiri ataupun kanan dinding perlu diambil karena untuk mengetahui lebar dari terowongan tersebut. Pengukuran rebahan dilakukan untuk mengetahui bentuk dari penapang 2 dimensi terowongan tersebut. Penembakan detail diambil guna mengetahui bentuk dari terowongan tersebut secara menyeluruh.

Pada saat pengukuran lubang bukaan magnet pada theodolite harus ditutup dikarenakan dalam suatu lubang bukaan kemungkinan ada logam-logam disekitar lokasi pengukuran yang dapat mempengaruhi magnet dari alat sehingga data menjadi tidak akurat. Selain kesalahan pada alat serig kali kesalan ada pada pembaca alat yang kurang teliti dalam pemacaan data benangazimuth maupun zenit. Untuk mengetahui kesalahan pembacaan alat maka harus diiringi dengan pembuatan sketsa sehingga dapat diketahui secara langsung letak kesalahannya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan Data primer yang didapat dari hasil pengukuran lubang bukaan adalah data benang, azimuth, zenit, jarak datar pengukuran, zenit kawat, HI, HS, jarak antar dinding menuju alat, tinggi dinding kanan dan kiri.

Output yang didapat dari pengukuran lubang bukaan adalah gambaran peta situasi, gambaran 3D dimensi terowongan dan gambaran sketsa 2D dari rebahan terowongan.

Peta situasi dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan situasi di terowongan. Data yang digunakan untuk peta situasi ada detail, maka pengambilan detail pun tidak boleh sembarangan harus diambil sudut yang mewakili bentuk terowongan tersebut.

Sketsa 3D dibuat untuk mengetahui bentuk dari ruangan terowongan pada saat pengukuran lubang bukaan.

Saat pengukuran diambil data dinding kanan dan kiri untuk membuat sketsa rebahan.

Pehitungan dan pengolahan data sangat penting peranannya dan harus dilakukan secara teliti. Kesalahan dalam perhitungan dan pengolahan data berarti kesalahan dalam tahap selanjutnya. Kesalahan informasi yang diberikan sebuah peta baik itu peta situasi maupun peta rencana akan mengakibatkan kerugian dan bahkan kegagalan dalam proses penambangan

6.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan pengukuran lubang bukaan alangkah baiknya dilakukan terlebih dahulu kegiatan survey untuk mengetahui keadaan lokasi dan tak lupa juga untuk menentukan titik-titik patok yang dijadikan acuan pada saat pengukuran. Pada pengukuran lubang bukaan untuk mengurangi kecelakaan makan harus membawa peralatan dan perlengkapan yang seharusnya.Untuk menghasilkan data yang baik diusahakan agar memakai rambu ukur yang terdapat nivo tabunga