draft laporan kl 2 titis bagus dirindra
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Indonesia merupakan negara yang memiliki bahan galian tambang yang
bervariasi dengan cadangan yang cukup melimpah. Saat ini sudah banyak
perusahaan-perusahaan baik swasta maupun dari pemerintah yang telah membuka
industri pertambangan di beberapa daerah.
Pertumbuhan industri pertambangan tersebut perlu didukung dengan adanya
Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertambangan yang berkualitas dan juga
profesional.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan perguruan tinggi di Indonesia,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melalui jurusan Teknik
Pertambangan, diharapkan dapat meluluskan sarjana-sarjana insinyur pertambangan
yang mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2 Latar Belakang
Saat ini, kurikulum yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta adalah Kurikulum tahun
2011, yang merupakan revisi dari Kurikulum tahun 2007. Sesuai dengan kurikulum
tersebut, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV
diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah
Lapangan II) dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri
pertambangan di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang berbobot 1 sks.
Dengan mengikuti Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, diharapkan
mahasiswa memiliki bekal berupa ilmu dan pengalaman tentang dunia kerja di
industri pertambangan sehingga setelah lulus dapat menjadi tenaga-tenaga ahli
pertambangan yang profesional.
Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, mahasiswa
diperkenalkan secara langsung beberapa kegiatan pertambangan, sehingga
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 1
diharapkan dapat membantu pemahaman mahasiswa mengenai matakuliah Pengantar
Teknologi Mineral yang telah ditempuh di semester III.
1.3 Maksud dan Tujuan
Ekskursi Industri Tambang tahun 2012 ini dimaksudkan untuk mengenalkan
secara langsung kepada mahasiswa mengenai berbagai macam pekerjaan di
perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa dapat mengetahui cara
penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan, serta pemasaran beberapa jenis
bahan galian.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, yaitu :
1. Memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan
seorang sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat menentukan
sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan.
2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori-teori yang didapatkan di
bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.
3. Menambah wawasan mahasiswa khususnya lapangan pekerjaan di bidang
pertambangan.
4. Meningkatkan daya pikir mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan di dunia pertambangan.
5. Melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama di
antara mahasiswa dalam menghadapi persoalan.
1.4 Lingkup Kegiatan
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang 2012 yaitu mengunjungi perusahaan-
perusahaan tambang yang ada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain:
1. Unit Penambangan dan Pengolahan Pasir besi di PT. Harum Indo Mineral
Adipala Cilacap.
2. Unit Penambangan dan Pengolahan Batu Andesit di PT. Gunung Padakasih,
Batujajar, Bandung Barat.
3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Puslitbang tekMIRA Cipatat,
Bandung Barat.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 2
4. Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara Puslitbang tekMIRA Palimanan,
Cirebon.
5. Penambangan dan Pengolahan Batugamping PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tunggal Prakarsa Palimanan, Cirebon.
1.5 Waktu Kegiatan
Ekskursi Industri Tambang tahun 2012 dilaksanakan pada bulan Maret 2012 dan
dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada tanggal 5-7 Maret
2012, sedangkan gelombang II dilaksanakan pada tanggal 12-14 Maret 2012.
1.6 Manfaat
Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekskursi ini antara lain :
1. Mengenal lebih jauh sejarah atau profil perusahaan yang dikunjungi.
2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diberikan di bangku
kuliah dengan aplikasinya di lapangan.
3. Menambah pengetahuan tentang peralatan penambangan yang digunakan
serta cara pengolahannya hingga menjadi produk yang siap dipasarkan
kepada konsumen.
4. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang teknik pemasaran yang
dilaksanakan oleh perusahaan tambang tersebut.
5. Mengetahui gambaran tentang dunia kerja yang akan dihadapi mahasiswa
setelah menjadi sarjana-sarjana tambang.
6. Mahasiswa dapat melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan
serta kerjasama di antara mahasiswa dalam menghadapi persoalan
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 3
BAB II
PT. HARUM INDO MINERAL ADIPALA CILACAP
2.1 Profil Perusahaan
Kabupaten Cilacap memiliki potensi sumber daya alam berupa pasir besi. Pasir
besi di Cilacap tersebar di daerah pesisir. Salah satu daerah di Cilacap yang memiliki
endapan pasir besi yang besar adalah kecamatan Adipala. Karena melihat potensi
yang cukup besar, para investor tertarik untuk membuka perusahaan tambang pasir
besi di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. PT. Harum Indo
Mineral merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang beroperasi pada lokasi
tersebut.
Kegiatan pertambangan pasir besi di Kabupaten Cilacap dimulai pada tahun
1970 oleh PT. Aneka Tambang,Tbk (PT. Antam,Tbk) yang diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 10 Juni 1971. Pada awal beroperasinya, kegiatan
penambangan oleh PT. Antam,Tbk mampu berproduksi 300.000 ton per tahun. Hasil
produksi tersebut kemudian diekspor ke negara Jepang. Namun sejak tahun 1978
seluruh hasil produksi dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dalam
negeri.
Kegiatan operasi penambangan pasir besi PT. Antam, Tbk di Cilacap berhenti
pada tahun 2003 karena cadangan yang sudah tidak ekonomis lagi. PT. Antam,Tbk
kemudian melakukan kegiatan penutupan tambang sesuai Rencana Penutupan
Tambang (RPT), yang meliputi kegiatan pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan aset,
pemantauan lingkungan, reklamasi dan revegetasi, serta pengembangan masyarakat
di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan dan infrastruktur.
Setelah ditutupnya kegiatan penambangan pasir besi oleh PT. Antam, Tbk pada
tahun 2010 kegiatan penambangan pasir besi berjalan lagi yaitu pada daerah timur
Selok Srandil tepatnya pada desa Welahan Wetan yang sekarang dikelola oleh
perusahaan-perusahaan tambang swasta dengan investor dari negara China. Salah
satu perusahaan tersebut adalah PT. Harum Indo Mineral (PT. HIM). Wilayah IUP
dari PT. HIM site 1 adalah 58 Ha sedangkan untuk site 2 adalah 100Ha.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 4
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi penambangan pasir besi di PT. Harum Indo Mineral (PT. HIM) terletak
di Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Lokasi ini dapat
ditempuh dari Yogyakarta-Adipala-Lokasi penambangan. Kondisi jalan dari
Yogyakarta - Desa Welahan Wetan beraspal, sedangkan ke lokasi penambangan ± 1
Km dengan jalan tambang.
2.3 Iklim dan Curah Hujan
Daerah penambangan pasir besi di PT. Harum Indo Mineral Adipala, Cilacap
termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 22° - 31° C.
Curah hujan rata-rata terendah – tertinggi berkisar antara 314 – 586 mm perbulan.
2.4 Genesa Endapan Pasir Besi
Endapan pasir besi ini terjadi karena adanya proses pelapukan dari batuan andesit
yang umumnya mengandung unsur-unsur mineral seperti magnetite (Fe3O4), Hematite
(Fe2O3) dan Ilminite (FeTiO3)
Selama proses transportasi hasil pelapukan batuan andesit tersebut akan
mengalami proses perubahan bentuk dan ukuran (degradasi), dari partikel berukuran
besar menjadi partikel berukuran halus. Selama proses pelapukan batuan andesit
mengalami erosi sampai terbawa ke sungai dengan bantuan air dan dari sungai terus
terbawa sampai ke laut. Setelah sampai di laut karena pengaruh gelombang laut maka
partikel-partikel tersebut akan dihempaskan kembali di sepanjang pantai sehingga
terbentuklah endapan pasir besi.
Tebal tipisnya akumulasi lapisan endapan pasir besi yang terbentuk sangat
tergantung pada besar kecilnya gelombang yang menghempaskannya serta pengaruh
angin. Selain mineral-mineral di atas terdapat juga mineral pengganggu lain seperti
Kwarsa (SiO2) dan Piroksen (CaMgFeAl) (SlSi)2O6
2.5 Penambangan dan Pengolahan
Proses Penambangan di PT. Harum Indo Mineral meliputi pembongkaran,
Pemuatan dan pengangkutan. Pembongkaran material dilakukan dengan penggalian
menggunakan excavator dan wheel loader setelah itu dimuat ke dalam colt diesel
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 5
dengan alat yang sama. Proses penambangan di PT. Harum Indo Mineral ini
dilakukan jika kadar minimal 27 % Fe.
Pengolahan di PT. Harum Indo Mineral dilakukan dengan menggunakan
magnetic separator dan spiral. Adapun di PT. Harum Indo Mineral ini terdapat 3 set
magnetic separator yang beroperasi dan terdapat 16 buah spiral. Selain itu terdapat
juga 1 buah magnetic separator baru yang belum digunakan. Material yang telah
diangkut menggunakan colt diesel disemprot dengan air menggunakan monitor
setelah itu pasir besi dihisap menggunakan mine pulp dan dialirkan ke magnetic
separator yang berfungsi untuk memisahkan konsentrat fe dari pasir besi hingga
kadar ± 53% .Untuk urutan dari proses konsentrasi dalam unit magnetic separator ini
dapat di jelaskan sebagai berikut : Pasir besi yang telah bersih tadi dialirkan ke drum
magnet 1 (DM1), dari DM1 ini akan didapatkan konsentrat 1 (C1) dan Tailing 1
(T1). Kemudian tailing 1 ini akan dialirkan ke drum magnet 2 (DM2) , dari drum
magnet 2 ini akan dihasilkan konsentrat (C2) dan tailing 2 (T2), Kemudian
konsentrat 1 (C1) dan konsentrat 2 (C2) dialirkan bersama ke drum magnet 3 (DM3),
dari DM3 akan dihasilkan konsentrat 3 (C3) dan tailing 3 (T3). Konsentrat 3 ini
merupakan hasil akhir dari proses pemisahan berupa konsentrat terakhir (lihat
Gambar 2.1), sedangkan tailing 2 (T2) dan tailing 3 (T3) merupakan tailing terakhir
yang akan digunakan untuk menimbun bekas kolong penambangan dengan
menggunakan pompa tailing. Kemudian konsentrat fe tersebut dialirkan ke spiral
untuk meningkatkan kadarnya hingga mencapai ±55%. Produk olahan yang
dihasilkan berupa fe dengan kadar mineral ±55%, amang dan ampas/tailing. Tailing
dari proses pengolahan pasir besi tersebut akan diendapkan di kolam penampungan
yang berjarak 1kilometer dari lokasi penambangan.
Peralatan lain pendukung dari unit magnetic separator adalah pompa-pompa,
motor listrik, dan unit genset. Motor-motor listrik itu digunakan untuk menggerakkan
drum magnet, saringan putar, dan pompa-pompa. Sedangkan unit sumber listrik yang
digunakan untuk menyuplai motor-motor listrik tersebut didapatkan dari unit PLN
yaitu genset. Untuk Proses kegiatan penambangan dan pengolahan memakai 3 Shift
dalam 24 jam yaitu dari jam 8.00-16.00; 16.00-24.00; 24.00-8.00.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 6
Gambar 2.1
Magnetic Separator
Gambar 2.2
Konsentrat Pasir Besi
2.6 Pemasaran
Hasil dari Konsentrat pasir besi diangkut dengan menggunakan dump truck dan
di bawa ke pelabuhan Cilacap yang berjarak ± 20 km dari lokasi penambangan.Dari
pelabuhan konsentrat pasir besi di pasarkan dan di jual ke Negara China
menggunakan kapal tongkang.
Pasir besi itu dikirimkan ke perusahan-perusahaan semen dalam dan luar negeri
sebagai bahan campuran membuat semen.
2.7 K3 dan Reklamasi
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 7
Gambar 2.3
Reklamasi Tambang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT. Harum Indo Mineral kurang
diperhatikan. Hal ini dapat diamati saat di lokasi penambangan di mana para pekerja
tidak menggunakan safety helmet dan safety shoes, bahkan tidak menggunakan
pelampung pada saat berada di atas tongkang yang berada di kolam penambangan
yang memiliki kedalaman hingga 8 meter.
Reklamasi (lihat Gambar 2.3) di daerah ini dilakukan dengan melakukan
penimbunan dengan pasir sisa tailing dari bekas lubang penambangan pasir besi. Di
lahan bekas tambang tersebut dirintis pemanfaatan pertanian sawah dan pertanian
hortikultural seperti budidaya semangka, kacang panjang, cabai, ketela, terong,
kedelai dan kacang tanah.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 8
BAB III
PT. GUNUNG PADAKASIH, BATUJAJAR, BANDUNG
3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
PT. Gunung Padakasih terletak di Desa Giri Asih, Batujajar, Kabupaten
Bandung Barat.
3.2 Iklim dan Curah Hujan
Wilayah Kabupaten Bandung Barat beriklim tropis dan dipengaruhi oleh iklim
muson dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 1.500 sampai dengan
4000mm/tahun, suhu rata-rata berkisar antara 190 C sampai 240 C dengan
penyimpangan harian mencapai 50 serta kelembapan udara bervariasi antara 78%
pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.
3.3 Ganesa Batu Andesit
Batu andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari strato volcanoes
pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai
beberapa kilometer. Magma andesite dapat juga menghasilkan letusan yang kuat
yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan
yang sangat besar. Andesit terbentuk pada temperatur antara 9000 C sampai 11000 C.
Di dalam andesit terdapat sekitar 52% - 63% kandungan silika (SiO2). Mineral-
mineral penyusun andesit yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga
terdapat mineral pyroxene (clino-pyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende
dalam jumlah kecil.
3.4 Ekplorasi
Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Penelitian geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran
secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi dan
pemetaan topografi. Peta topografi pada tahap ini berskala 1:500.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 9
b. Penelitian geofisika.
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu
penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Kegiatan ini diselaraskan
dengan data geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil
interprestasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan
pada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan
setiap titik duga satu dengan yang lainnya. Keadaan geologi ini akan
memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu
penampang.
c. Pemboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi
keperluan perhitungan cadangan.
3.5 Penambangan
Sistem penambangan yang diterapkan termasuk sistem tambang terbuka, khusus
untuk bahan galian industri disebut dengan kuari.Aktivitas utama di dalam
penambangan batu andesit meliputi pembongkaran, pemuatan dan pangangkutan.
a. Pembongkaran
Untuk membongkar batu andesit dari batuan induknya, dilakukan pemboran
dan peledakan. Pemboran dalam hal ini bertujuan untuk memperoleh lubang
ledak agar peledakan dapat dilakukan. Salah satu peralatan pembongkaran
yang digunakan adalah Crawlair Rock Drill (CRD) merek Furukawa tipe
PCR-200 yang digerakkan oleh kompresor merek Atlas Copco tipe XA 350
CC. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak
yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak
ANFO/damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran
produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak,
makin rapat ukuran semakin keccil produknya.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 10
Gambar 3.1
Alat Muat Mekanis di PT. Gunung Padakasih
b. Pemuatan (loading)
Pekerjaaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk
memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truk.
uck
c. Pengangkutan
Bongkahan batu andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan
dump truck merek Hino tipe FM 260.
3.6 Pengolahan
Pengolahan batu andesit di PT. Gunung Padakasih, Batujajar, Bandung
bertujuan untuk mereduksi ukuran batu andesit sehingga sesuai dengan berbagai
kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant).
Tahapan pengolahan meliputi :
a. Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau
gyratory crusher yang dilanjutkan dengan secondary crusher..
b. Pengangkutan menggunakan ban berjalan (belt conveyor)
c. Pemisahan menggunakan pengayak (screen)
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 11
Dari proses peremukan ini akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara
lain : - jenis sirtu
ukuran -50+30 mm
ukuran -30+20 mm
ukuran -20+10 mm
ukuran -10+5 mm
ukuran -5 mm.
Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :
a. Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur
banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk berahang (jaw crusher) dan
ayakan pemisah dengan sirtu.
b. Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya
umpan masuk ke dalam peremuk rahang II (secondary crusher)
Peremukan tahap I : jaw crusher, tahap II : gyratory crusher.
3.7 Pemasaran dan Pemanfaatan
Batu andesit ini dipasarkan secara umum. Untuk saat ini pemasaran dari batu
andesit hanya untuk pasar lokal belum sampai pada tahap ekspor ke luar negeri.
Kegunaan batu andesit ini antara lain digunakan untuk sektor konstruksi
terutama insfrastruktur seperti jalan raya, jembatan, gedung, irigasi, landasan terbang
dan sebagai bahan industri poles.
3.8 K3 dan Reklamasi
Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di
bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas backhoe yang ada di atas
bukit. Batuan andesit yang telah terberai karena proses peledakan tidak langsung
dimuat ke atas dump truck tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan
backhoe, kemudian batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck
menggunakan backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya
karena batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat
yang ada di bawahnya.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 12
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memperbaiki, dan memulihkan kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Reklamasi yang dilakukan
adalah dengan penanaman pohon-pohon di bekas lokasi penambangan.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 13
Gambar 3.4
Splitter
Gambar 4.1
Gedung Kantor Sentra Percontohan Pengolahan Mineral
BAB IV
SENTRA PERCONTOHAN PENGOLAHAN MINERAL
4.1 Latar Belakang
Sentra Percontohan Pengolahan Mineral skala pilot plant terletak di pinggir jalan
raya Cipatat km 31, Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. Sentra
Percontohan Pengolahan Mineral merupakan aplikasi-aplikasi teknologi pengolahan
mineral pada skala pilot. Berdasarkan data statistik hingga saat ini banyak hasil-hasil
tambang yang dijual/diekspor langsung sebagai bahan mineral asal atau setengah
jadi. Sebaliknya Indonesia mengimpor mineral berkadar tinggi.
Secara umum mineral di Indonesia bermutu rendah sehingga perlu mengalami
proses peningkatan kadar. Di sisi lain hingga saat ini industri pengolahan mineral di
Indonesia masih jarang. Dengan diberlakukannya Undang – Undang Minerba No.4
tahun 2009 yang mengharuskan bahan mineral diolah terlebih dahulu, maka
Puslitbang tekMIRA berkepentingan untuk memberikan percontohan pengolahan
mineral pada skala pilot.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 14
4.2 Tujuan dan Manfaat
4.2.1 Tujuan
o Mempromosikan hasil litbang pengolahan/pemanfaatan mineral.
o Menjalin kerja sama litbang pengolahan/pemanfaatan mineral.
o Melaksanakan jasa teknologi pengolahan/pemanfaataan mineral.
4.2.2 Manfaat
o Mengembangkan kegiatan litbang penyiapan bahan baku industri berbasis
mineral.
o Menerapkan teknologi pengolahan mineral dari
skala laboratorium ke skala pilot sebagai percontohan visual skala pabrik.
o Membantu investor dalam merealisasikan industri pengolahan mineral skala
industri.
o Membantu memecahkan masalah yang dihadapi industri pertambangan.
o Dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan/praktek untuk instansi, lembaga dan
perguruan tinggi yang berkepentingan.
4.3 Proses Pengolahan dan Peningkatan Kadar Zeolith
Proses pengolahan Zeolith adalah sebagai berikut:
o Pengecilan ukuran, dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu mulai dari
peremukan (crushing) sampai dengan penggerusan (grinding). Ukuran
produk 3 cm. Produk yang dihasilkan dapat secara langsung digunakan
(bidang pertanian dan peternakan) atau diproses aktivasi terlebih dahulu.
o Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolith
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolith. Ada dua
cara yang digunakan dalam proses aktivasi zeolith, yaitu pemanasan dan
kimia.
o Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar (rotary kiln) dengan
menggunakan hembusan udara panas pada suhu 200oC – 400oC antara 2-3
jam, tergantung kandungan unsur pengotor, serta stabilitas zeolit terhadap
panas.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 15
Gambar 4.2Bagan Pengolahan Kaolin
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan cara peredaman dan pengadukan zeolit
dalam suatu larutan asam (H2SO4 atau HCl) atau larutan soda kaustik (NaOH).
Mineral mordenit dan klinoptilolip akan melepaskan ion Al3+. Perubahan konsentrasi
asam berakibat perubahan perbandingan Si dan Al.
4.4 Proses Peningkatan Kadar Kaolin
Kaolin adalah jenis masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi rendah dan berwarna putih. Kaolin digunakan pada industri kertas,
keramik, dan cat. Di Indonesia cadangan kaolin mencapai 66.212.000 ton. Di sentra
percontohan pengolahan mineral ini kaolin diproses menjadi bahan yang siap pakai.
Mekanisme pengolahan kaolin adalah sebagai berikut, pertama kaolin
dimasukkan ke trommol screen setelah itu kaolin dimasukkan ke dalam sump dan
selanjutnya dimasukkan ke hydrocyclone kemudian dimasukkan ke dalam tickener
selanjutnya melalui proses filter press dan dimasukkan ke extruder. Setelah itu kaolin
dikeringkan dengan band dryer, setelah melalui proses pengeringan kaolin
ditempatkan di hammer mill menggunakan belt conveyor.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 16
4.5 Proses Peningkatan Kadar Bentonit
Bentonit adalah sejenis batu lempung kristalin yang terbentuk melalui proses
devitrifikasi dan diikuti oleh pelapukan kimia dari bahan tufa atau abu gunung api.
Bentonit didominasi oleh mineral monmorillonit. Cadangan bentonit di Indonesia
sekitar 550.890.774 ton (Pusdatin 2006)
Kapasitas proses bentonit di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral adalah 300
kg/batch dalam bentuk bubuk. Proses pengolahan bentonit adalah sebagai berikut,
bentonit yang masih dalam bentuk bongkah dicrushing kemudian dimasukkan ke
dalam cerobong bentonit untuk direaksikan dengan H2SO4 dan air, H2SO4 berfungsi
untuk mengaktivasi bentonit tersebut. Setelah itu bentonit ditekan sampai berbentuk
seperti cake kemudian dibentuk seperti mie dan dikeringkan. Daya penyerapan
bentonit di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral setara dengan bentonit impor.
Kegunaan dari bentonit antara lain sebagai penjernih minyak, pemucat
(bleaching earth), lumpur bor, katalis dan penyangga katalis.
4.6 Proses Peningkatan Kadar Feldspar
Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan
feldspar adalah memonitor variabel proses yang diukur oleh sistem kontrol berbasis
komputer. Upaya ini dilakukan dengan cara memantau variabel proses mulai dari
proses aliran umpan, berat umpan yang diterima, tingkat kekentalan, tingkat
keasaman dan suhu pengeringan.
Tujuan dari pembuatan sistem monitoring ini adalah untuk meningkatkan
keakuratan pengukuran dan pemantauan terhadap proses pengolahan feldspar dan
kaolin sehingga menghasilkan produk akhir dengan kualitas sesuai yang diinginkan
pengguna, dimana kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk pengembangan
sistem dalam rangka otomatisasi peralatan.
Peralatan yang digunakan adalah sensor berat (load cell), sensor pH, sensor debit
air dan sensor suhu serta beberapa peralatan pendukung seperti data logger dan
notebook. Semua peralatan sensor ditempatkan pada titik-titik di mana suatu variabel
akan dipertahankan nilainya. Sedangkan hasil akhir dari kegiatan ini berupa
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 17
perangkat lunak (CMSLabVersi 1.0) yang berguna untuk menerima data-data yang
dikirim melalui sinyal-sinyal dari sensor dan mengolah sistem lebih lanjut.
4.7 Proses Peningkatan Kadar Emas
Bijih emas primer tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan bijih
emas alluvial tersebar dominan di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Papua. Kondisi
kadar emas di Indonesia saat ini cenderung rendah sehingga penerapan teknologi
yang tepat yaitu kombinasi proses upgrading dan sianidasi. Kegunaan dari emas
antara lain sebagai dana moneter, perhiasan, bahan lapisan/penyepuh dan kedokteran.
Pada dasarnya proses pengolahan emas (lihat Gambar 4.2) dengan proses
sianidasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1. Pelarutan Logam
Proses awal adalah melarutkan logam-logam seperti emas, perak dan tembaga
yang terkandung dalam lumpur atau batuan. Pelarutan dilakukan dengan
menambahkan sianida ke dalam larutan lumpur pada pH 10.
2. Pengambilan Logam
Proses pengambilan logam dapat dilakukan dengan karbon aktif baik dengan
sistem karbon dalam lumpur maupun karbon dalam larutan kaya.
3. Ekstraksi Logam
Untuk proses ekstraksi dari karbon aktif dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
o Pembakaran langsung, karbon aktif dibakar langsung sampai logam yang ada
dalam karbon melebur. Proses ini kurang ekonomis karena akan memakan
biaya yang tidak murah, akan tetapi proses ini adalah proses tercepat dan
termudah untuk dilakukan. Proses ini dilakukan jika hasil produksi dapat
menutupi biaya produksi.
o Elusi karbon, logam di dalam karbon diluruhkan terlebih dahulu ke dalam
larutan panas untuk kemudian diekstraksi dengan zinc ataupun elektrowiming.
o Jika tidak menggunakan karbon, setelah memisahkan larutan dari lumpur dan
kemudian diendapkan dan diambil air larutan bersihnya, ekstraksi dapat di
lakukan dengan pengendapan menggunakan zinc.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 18
Gambar 4.3
Bijih Emas
4.8 Pembuatan Pupuk Majemuk Berbasis Mineral
Mineral-mineral yang ada di alam dapat dijadikan pupuk majemuk. Karena pada
dasarnya kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan itu ada di dalam tanah
berupa unsur-unsur dari mineral dalam jumlah yang sedikit, unsur contohnya adalah
P, C, Mg, Ca dan S. Unsur-unsur mineral tersebut terkandung dalam mineral-
mineral dalam jumlah yang banyak, dan cara memanfaatkannya adalah dengan
mengambil unsur itu dari mineral melalui beberapa proses.
Pembuatan pupuk majemuk ini berbahan baku fosfat, zeolit, dolomit dan asam
sulfat dan unsur minor. Pemrosesannya adalah zeolit dan fosfat dikecilkan ukurannya
menjadi sekitar 2-3cm menggunakan jaw crusher, hal ini bertujuan untuk
mempermudah pemrosesan tahap selanjutnya. Setelah melalui proses crushing
mineral-mineral diangkut ke atas menggunakan vertical distributor dan dikeringkan
dengan rotary dryer untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam proses
selanjutnya, yaitu grading. Di dalam proses grading ini mineral-mineral dihaluskan
menggunakan hummer mill dan kemudian diayak dengan ukuran mesh 100
menggunakan screening. Yang lolos mesh 100 melaju ke tahap selanjutnya,
sedangkan yang tidak lolos kembali dihaluskan. Perlu diingat pemrosesan zeolith dan
fosfat sendiri-sendiri tetapi melalui pemrosesan yang sama.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 19
Setelah halus, fosfat dan zeolith dicampur dengan perbandingan sesuai
kebutuhan, misalnya seperti 50:50, 60:40, 40:60, disesuaikan dengan tanah daerah
mana yang memiliki kandungan mineral yang berbeda. Proses pencampuran ini
menggunakan alat berupa mixer , dalam proses ini juga dilakukan penambahan asam
sulfat yang kemudian dinetralisir menggunakan dolomit yang sudah dihaluskan.
Setelah itu dicampur kembali dan ditambah dengan sedikit unsur hara mikro seperti
Fe, Mn dan Zn. Setelah itu, pupuk tadi diangin-anginkan selama kurang lebih 3-4
hari, dan kemudian dihaluskan lagi, karena setelah kering pupuk tersebut berupa
gumpalan-gumpalan, setelah halus kemudian dipacking. Setelah melalui beberapa
pengujian pupuk terhadap beberapa jenis tanaman, hasilnya cukup bagus dan
cocok digunakan pada berbagai macam tanaman antara lain tomat, kol dan kentang.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 20
Gambar 5.1
Komplek Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara
BAB V
SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA
5.1 Latar Belakang
Pilot plant briket (bio) batubara di Palimanan, Cirebon yang kegiatan
operasionalnya dimulai pada tahun 2001, mengawali perjalanan panjang yang akan
ditempuh Puslitbang tekMIRA dalam merealisasikan pembangunan Pusat Teknologi
Pemanfaatan Batubara (Coal Technology Center).
Latar belakang berdirinya Sentra Pemanfaatan Batubara antara lain:
1. Batubara belum dimanfaatkan secara optimal.
2. Batubara tidak disukai ( kotor dan tidak praktis ).
3. Batubara di Indonesia melimpah namun kadarnya rendah.
4. Kandungan sulfur batubara di Indonesia rendah.
5.2 TujuanTujuan dari Sentra Teknologi Pengolahan Batubara adalah saebagai berikut :
1. Sebagai pusat driving force pengenalan dan inovasi teknologi pemanfaatan
batubara.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 21
2. Sebagai pusat seeding program dalam peningkatan penggunaan batubara.
3. Pusat percontohan/peragaan dalam teknologi pemanfaatan batubara (seeing is
believing).
4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan penggunaan batubara daam negeri,
pengurangan konsumsi BBM dan pengurangan penggunaan kayu bakar
(penggundulan hutan).
5.3 Keluaran Yang Diharapkan
a. Mampu memecahkan berbagai masalah teknologi pemanfaatan batubara.
b. Mampu menghasilkan inovasi teknologi pemanfaatan batubara.
c. Mampu memasyarakatkan teknologi dan perekayasaan pemanfaatan batubara
d. Mampu melakukan training dan penyuluhan kepada pengguna dan produsen
batubara.
5.4 Pilot Plant Briket Batubara
Terdapat dua jenis briket batubara yaitu briket batubara terkarbonisasi dan briket
batubara non karbonisasi. Briket batubara terkarbonisasi adalalah briket batubara
(lihat Gambar 5.1) yang telah melalui proses pengarangan atau karbonisasi supaya
tidak berasap dan berbau. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut batubara
digerus kemudian dikarbonisasi dengan temperatur kurang dari 600°C, selanjutnya
dicampur dengan bahan pengikat seperti clay, kanji, atau molasses. Tahap
selanjutnya adalah pembriketan kemudian pengeringan sehingga menjadi produk
berupa briket batubara.
Briket bio-batubara adalah briket yang dibuat dengan menambahkan biomassa
pada campuran batubara dan bahan pengikat supaya mempercepat penyalaan dan
mengurangi emisi gas. Jenis biomassa yang ditambahkan umumnya limbah yang
mudah terbakar seperti serbuk gergaji, jerami, sekam padi. Proses pembuatan briket
bio-batubara sama dengan pembuatan briket batubara terkarbonisasi hanya saat
pencampuran dengan bahan perekat ditambah biomassa tersebut.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 22
Gambar 5.2
Briket
Tujuan dari pembriketan batubara adalah untuk meningkatkan kalori batubara,
menambah kandungan unsur C, mengurangi volatile, dan mengurangi asap.
5.5 Pilot Plant Pembuatan Kokas
Selama ini Indonesia masih mengimpor kokas dari China dan Taiwan. Sebagai
komoditi yang banyak dibutuhkan oleh industri tertentu maka Puslitbang tekMIRA
mendirikan pilot plant kokas agar di masa mendatang kebutuhan kokas di Indonesia
dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri.
Kokas dibuat dengan 2 proses yaitu proses karbonisasi dan proses
rekarbonisasi.Pada proses karbonisasi batubara dicampur dengan aspal sebanyak
12% dan dibakar selama 6 jam pada suhu 00 C sampai 9000 C. Umpan batubara pada
proses karbonisasi adalah sebanyak 2 ton dengan hasil 1 ton .
Pada proses rekarbonisasi kandungan aspal dalam kokas dihilangkan dengan
cara dibakar selama 12 jam dengan suhu 9000 C. Adapun alur dari pembuatan kokas
adalah sebagai berikut :
Batubara dicrusher dengan ukuran 20 mesh batubara dicampur dengan aspal
sebanyak 12% kemudian dimixer selama 80 menit batubara dicetak dan
dimasukkan ke dalam pipa batubara dibakar selama 6 jam pada suhu 00 C
sampai 9000 C (proses karbonisasi) batubara dibakar selama 12 jam dengan
suhu 9000 C untuk menghilangkan aspal (proses rekarbonisasi) kokas
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 23
Gambar 5.3
Karbon Aktif
5.6 Pilot Pengolahan Batubara ( Karbon Aktif )
Di Indonesia umumnya karbon aktif dibuat dari tempurung kelapa. Kegunaan
dari karbon aktif (lihat Gambar 5.2) adalah untuk menyerap suatu zat misalnya
digunakan dalam proses penjernihan air, pabrik tekstil, tempat isi ulang air dan
penjernihan gula. Proses pembuatan karbon aktif adalah sebagai berikut, batubara
digerus kemudian dimasukkan ke dalam bucket elevator. Selanjutnya masuk ke
dalam rotary cillen. Setelah dari rotary cillen akan mengalami proses aktivasi
dengan menggunakan metode fisika (boiler). Proses selanjutnya adalah porositas
dengan karbonisasi (600°C – 700°C). Selanjutnya proses penggerusan dengan
dengan tujuan menciptakan porositas yang besar. Setelah itu dilakukan aktivasi
dengan memanfaatkan uap air dan proses menghilangkan tar. Untuk menghilangkan
tar maka ditambahkan air. Dan outputnya berupa CO dan H+. Estimasi waktu dari
proses ini adalah sekitar 4 sampai 5 jam. Adapun bahan bakar karbon aktif di
tekMIRA adalah batubara berjenis bituminous.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 24
Gambar 5.4
Pilot Plant CWF
5.7 Pilot Plant CWF (Coal Water Fuel)
Coal water fuel adalah batubara yang dicairkan yang digunakan sebagai bahan
bakar. Proses pengolahannya adalah sebagai berikut :
Batubara filling belt conveyor masuk ke hummer mill dengan
ukuran lolos 2 centimeter belt conveyor filling cover (kapasitas 1 ton)
Fulfurizer siklon screw conveyor mixer 1 (pembuat CWF)
Mixer 2(proses homogenisasi).
Kegunaan dari Coal Water Fuel (CWF) adalah untuk bahan bakar dari batu bara
dalam bentuk cairan. Adapun kelebihan dari Coal Water Fuel (CWF) adalah tidak
menimbulkan polusi.
5.8 Pilot Plant UBC (Upgrading Brown Coal)
Pilot plant UBC merupakan kerja sama antara Puslitbang tekMIRA dengan
pemerintah Jepang. Pilot plant UBC ini berhasil menaikkan batubara kualitas rendah
menjadi setara dengan batubara berkualitas lebih tinggi. Sasaran utama pilot plant
UBC adalah menjadikan batubara berkualitas rendah yang berjumlah sekitar 60%
dari total sumber daya batubara sebanyak 57,8 miliar ton bernilai ekonomis lebih
tinggi.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 25
Proses dari UBC ada 5 tahapan proses dimulai dari section 1 sampai section 5:
o Section 100 : untuk reparasi batubara dari tambang
o Section 200 : untuk cleary dewathering
o Section 300 : pemisahan batubara dengan minyak menggunakan alat
decounter dengan prinsip perbedaan berat jenis
o Section 400 : recovery minyak dan pemanasan dengan alat dryer dengan hasil
dalam bentuk serbuk
o Section 500 :pembriketan.
Batubara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis batubara dengan nilai
kalor < 2300 kkal/kg. Batubara tersebut kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui
proses UBC menjadi jenis batubara dengan nilai kalor > 5000 kkal/kg.
Manfaat dari pilot plan UBC di Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara antara
lain :
Bagi Institusi
o Penguasaan teknologi proses UBC
o Peningkatan kemampuan staf
o Aplikasi teknologi yang ramah lingkungan
Bagi Masyarakat
o Tersedianya bahan bakar alternatif yang relatif ekonomis
o Pemanfaatan batubara peringkat rendah sehingga membantu program
koservasi bahan bakar energi
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 26
Gambar 6.1
Pabrik PT. Indocement Cirebon
BAB VI
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TUNGGAL PRAKARSA, PALIMANAN
6.1 Profil Perusahaan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk merupakan perusahaan skala industri
yang memproduksi bahan bangunan yaitu semen. Perusahaan ini go public pada
tanggal 5 Desember 1989. Jumlah karyawan total adalah 4.982 orang. Jumlah pabrik
sendiri mempunyai 12 pabrik yaitu :
1. Kompleks Pabrik Citeurep, Bogor : 9 Pabrik
2. Kompleks Pabrik Cirebon, Palimanan : 2 Pabrik (lihat Gambar 6.1)
3. Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru : 1 Pabrik
Misi Perseroan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa berkecimpung dalam bisnis penyediaan
papan, semen, dan bahan bangunan yang terkait, serta jasa terkait yang bermutu
dengan harga kompetitif dan memperhatikan pembangunan berkelanjutan.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 27
Visi perusahaan ini adalah menjadi pemimpin pasar semen dan agregat yang berkualitas di dalam negeri. Moto dari perusahaan ini adalah turut membangun kehidupan bermutu.
Struktur pemegang saham per Juni 2009 adalah Birchwood Omnia Ltd. (HC
Group) 51 %, Publik 36 %, dan PT. Mekar Perkasa 13 %.
6.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi pabrik semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) terletak di desa
Palimanan Barat, Kec. Palimanan, Kab. Cirebon, Jawa Barat. Posisi pabrik ini cukup
strategis karena terletak di tepi jalan raya Cirebon-Bandung (20 kilometer arah barat
daya Cirebon), sehingga memudahkan pengangkutan semen maupun dalam
pengadaan bahan baku. Untuk lokasi penambangannya terletak di sekitar Gunung
Kromong.
6.3 Keadaan Geologi
Dari segi stratigrafinya, Gunung Kromong dibedakan dalam beberapa formasi,
antara lain Formasi Cibulakan Atas, Formasi Piangi, Formasi Cisubuh dan Vulkanik
Kuarter. Kondisi geologi Gunung Kromong secara regional termasuk cekungan Jawa
Barat Utara yang memanjang dari Cirebon bagian Selatan hingga Ciputat Jakarta.
Cekungan ini umumnya didominasi oleh batuan sedimen yang telah mengalami
perlipatan.
6.4 Iklim dan Cuaca
Daerah Gunung Kromong beriklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan dengan temperatur minimum rata-rata 21°C dan
temperatur maksimum rata-rata 33°C. Daerah Palimanan mempunyai tekanan udara
rata-rata terbesar 80%, dengan curah hujan rata-rata sekitar 240 mm/bulan.
6.5 Genesa Batugamping
Batugamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang banyak
digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 28
bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk
pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk
peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan
karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula. Dalam industri
semen , batugamping merupakan bahan utama (lebih dari 75%), di samping tanah liat
dan bahan-bahan lainnya.
Batugamping tersusun atas mineral kalsit (CaCo3) terbentuk dari sedimen laut
hasil dari sisa-sisa terumbu karang dan cangkang mollusca maupun proses kimiawi.
6.6 Eksplorasi
Eksplorasi batugamping dilakukan secara bertahap, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Pembuatan peta topografi
2. Penyelidikan geofisika, untuk mengetahui geometri dan letak endapan.
3. Pengambilan conto bongkah (rock chips, hand specimen, conto bongkah) .
4. Pengambilan conto dengan pemboran inti.Perhitungan Cadangan
5. Menganalisa conto fisik dan kimiawi, untuk mengetahui kualitas sebagai
dasar dalam menentukan spesifikasi.
6. Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan.
6.7 Kegiatan Penambangan
Sistem penambangan batugamping pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa
adalah tambang terbuka dengan sistem jenjang, tinggi jenjang berkisar antara 4 meter
sampai 15 meter, lebar lantai jenjang bervariasi dari 15 meter hingga 30 meter,
sedangkan panjang jenjangnya tergantung pada kondisi dan bentuk dari lapisan
batugamping tersebut.
Urutan kegiatan penambangan sebagai berikut:
1. Pengeboran, untuk pembuatan lubang tembak digunakan alat bor CRD,
dengan diameter batang bor 3 inch, sudut kemiringan lubang bor dibuat
kurang lebih 20o dari bidang tegak. Pola pemboran yang dipilih ialah pola
“ staggered “.
2. Peledakan dan pemberaian
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 29
Gambar 6.2
Surface Miner
Untuk memisahkan batugamping dari batuan induknya dilakukan dengan
peledakan, bahan peledakan yang digunakan adalah ANFO, dynamite dan
detonator listrik sebagai penyala awal nya. Pola peledakannya adalah
beruntun untuk antar baris dan untuk sejumlah lubang tembak dalam satu
baris akan meledak dengan serentak.
3. Pemuatan
Setelah operasi peledakan selesai dengan kedaan tambang sudah dinyatakan
dalam keadaan aman, maka operasi selanjutnya adalah pemuatan. Alat yang
digunakan dalam operasi pemuatan ini adalah wheel loader. Selain itu,
terdapat satu unit surface miner (lihat Gambar 6.2) yang mampu melakukan
kegiatan pembongkaran dan pemuatan sekaligus.
r
4. Pengangkutan
Alat yang digunakan dalam pengangkutan material dari tambang sampai ke
peremukan adalah truck jungkit (dump truck). Dari kapasitasnya truck jungkit
yang dipakai terdapat 2 jenis yaitu HD 200 dan HD 325 produksi komatsu.
5. Peremukan
Ukuran material dari hasil penambangan masih perlu pengecilan, pengecilan
ukuran ini dilakukan pada pabrik peremuk (crushing plant), mesin peremuk
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 30
ini terdiri dari empat unit limestone primary crusher, limestone secondary
crusher, clay crusher dan satu unit cadangan untuk limestone.
6.8 Pengolahan
1. Pengeringan dan Penggilingan
Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang
berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut
menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai
standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins,
campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam
penggilingan.
Dalam proses penggilingan ini (lihat Lampiran D), pengambilan contoh
dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing
material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang
telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan.
2. Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang
telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan
bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker (lihat Tabel 6.1). Setelah
klinker ini didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini
berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses
pembakaran yang diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian.
Bahan bakar yang dipergunakan adalah batubara, kecuali untuk semen putih
dan oil well cement digunakan gas alam.
3. Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih
diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen (lihat Tabel 6.2).
Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga
efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini
kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 31
4. Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan
untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan
menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong
yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian
dimuat ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori
khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung
diangkut ke pelabuhan untuk disimpan atau langsung dikapalkan.
6.9 Pemasaran
Produk yang dipasarkan adalah :
1. Portland Composite Cement (PCC) (lihat Gambar 6.3) untuk penggunaan
umum (rumah, bangunan tinggi, jembatan, jalan beton). Kekuatan PCC =
OPC tipe I. Lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan baku dan
bahan bakar alternatif.
2. Ordinary Portland Cement (OPC), PT. Indocement Tunggal Prakarsa
memproduksi OPC tipe I, II dan V. OPC tipe I merupakan semen kualitas
tinggi untuk berbagai penggunaan seperti konstruksi rumah, gedung tinggi,
jembatan, dan jalan. Sedangkan OPC tipe II dan V memberikan perlindungan
tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan tanah.
3. Oil Well Cement (OWC), semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas.
4. White Cement, untuk dekorasi eksterior dan interior gedung. PT. Indocement
Tunggal Prakarsa merupakan satu-satunya produsen White Cement di
Indonesia.
5. White Mortar TR30, sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 32
Gambar 6.3
Portland Composite Cement
Volume penjualan domestik turun tipis sebesar 3,9% menjadi 11,8 juta ton pada
tahun 2009. Pertumbuhan penjualan di pasar luar Pulau Jawa sangat dipengaruhi oleh
kelesuan ekonomi. Selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan penjualan di daerah
tersebut mencapai hampir 3 kali lipat dari pertumbuhan di Pulau Jawa, didorong oleh
kuatnya pasar komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit. Seiring
melemahnya pasar ekspor sejak krisis keuangan global, pertumbuhan penjualan di
pasar daerah lebih mendekati pola penjualan di pasar Pulau Jawa.
Total penjualan ekspor turun 31,1% pada tahun 2009 menjadi 1,6 juta ton, dari
2,3 juta ton pada tahun 2008. Akibat kelesuan perekonomian global, harga klinker di
pasar ekspor pada paruh pertama tahun 2009 turun ke tingkat yang tidak lagi
menguntungkan bagi Perseroan. Penjualan ekspor Perseroan dilakukan melalui
perjanjian ekspor eksklusif dengan HeidelbergCement Trading. Biasanya, Perseroan
melakukan ekspor klinker jika terjadi kelebihan produksi klinker di atas kebutuhan
untuk penjualan semen domestik, sehingga dapat menjaga efisiensi kapasitas
produksi yang dimiliki.
6.10 Reklamasi
Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia, dan biologi, seperti pada
bentuk lahan, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi dan fauna, dan lain
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 33
sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah dan mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan pertambangan.
Reklamasi yang dilakukan PT. Indocement Tunggal Prakarsa ini sangat baik
dengan membuat tempat wisata dan dijadikan juga sebagai tempat budidaya flora dan
fauna.
Adapun tumbuhan yang dibudidayakan antara lain : alpukat, anggur, apel,
belimbing, durian, jambu air, dan banyak lagi lainnya.
Selain itu adapula objek wisata banyu panas yang berada ± 1 Km dari pintu
masuk pabrik. Suhu air panas ini mencapai 60 derajat celcius.
6.11 Sistem Manajemen K3
PT. Indocement Tunggal Prakarsa memperoleh sertifikasi OHSAS 18001 tahun
2003 dan 2006. Selain Itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa juga menerima bendera
emas (Sistem Manajemen K3) dari Menteri Tenaga Kerja tahun 2000, 2003, 2006,
2010.
Manfaat yang diperoleh dengan penerapan K3 adalah :
1. Mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
2. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja.
3. Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan karyawan, masyarakat,
pemerintah.
4. Meningkatkan citra perusahaan.
K3 merupakan tanggung jawab setiap karyawan. Bentuk partisipasi meliputi:
perumusan kebijakan dan prosedur, pelaksanaan K3, pemantauan dan pengawasan,
penyelidikan insiden. Sarana yang digunakan adalah Safety Talk, ISOP, Laporan
Nyaris Kecelakaan, dan Anggota Sub P2K3.
6.12 P3M
Pusat Pelatihan & Pemberdayaan Masyarakat (P3M) PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR) untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencapai
Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals – MDG) untuk
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 34
Gambar 6.4
Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat
pengentasan kemiskinan sampai tahun 2015. Indonesia merupakan salah satu dari
189 negara penandatangan Deklarasi Milenium pada bulan September 2000. Ke-8
tujuan MDG tersebut adalah:
- MDG 1: Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
- MDG 2: Pemerataan pendidikan dasar
- MDG 3: Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan perempuan
- MDG 4: Mengurangi tingkat kematian anak
- MDG 5: Meningkatkan kesehatan ibu
- MDG 6: Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
- MDG 7: Menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan
- MDG 8: Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Program CSR Indocement dikembangkan dengan mengacu pada lima Pilar yaitu
pendidikan-kesehatan-ekonomi-sosial, budaya, agama dan olahraga-keamanan.
Terkait dengan MDG, program CSR perseroan telah mendukung pencapaian sasaran
MDG 1 sampai MDG 7, dan menitikberatkan pada pengentasan kemiskinan (MDG
1) dan lingkungan hidup yang berkelanjutan (MDG 7).
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 35
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1 PT. HARUM INDO MINERAL ADIPALA CILACAP
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para karyawan pada PT. Harum Indo
Mineral kurang diperhatikan. Hal ini dapat diamati saat di lapangan di mana para
pekerja tidak menggunakan safety helmet dan safety shoes pada saat melakukan
kegiatan penambangan dan pengolahan.
Hal ini seharusnya dapat diatasi oleh pihak perusahaan dengan cara mengadakan
sosialisasi lebih intensif lagi tentang K3. Selain itu harus ada sistem reward dan
punishment terhadap karyawan. Dengan demikian keselamatan para pekerja lebih
terjamin dan efektifitas kerja para karyawan meningkat sehingga target produksi
dapat dicapai.
7.2 PT. GUNUNG PADAKASIH BATUJAJAR BANDUNG
Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di
bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas backhoe yang ada di atas
bukit. Batuan andesit yang telah terberai karena proses peledakan tidak langsung
dimuat ke atas dump truck tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan
backhoe, kemudian batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck
menggunakan backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya
karena batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat
yang ada di bawahnya.
Hal ini mungkin sudah diantisipasi oleh PT. Gunung Padakasih Batujajar
Bandung dengan cara penempatan pekerja dan alat dengan jarak agak jauh dari
lokasi runtuhan batu andesit. Namun jika batu andesit yang dijatuhkan dari atas
membentur dinding bukit dan jatuh di lokasi yang tidak diharapkan tentunya akan
sangat berbahaya.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 36
7.3 SENTRA PERCONTOHAN PENGOLAHAN MINERAL
Indonesia memiliki bahan galian yang cukup banyak, namun rata-rata berkadar
sangat rendah. Oleh karena itu didirikan Sentra Percontohan Pengolahan Mineral
untuk memberikan contoh kepada para pelaku industri pengolahan mineral. Pilot
Plant yang dibangun Puslitbang tekMIRA sangat bermanfaat bagi para calon investor
yang berminat untuk mendirikan pabrik pengolahan mineral di Indonesia. Uji coba
yang telah dilakukan Puslitbang tekMIRA membuktikan bahwa mineral-mineral
dengan kadar yang rendah dapat di upgrade menjadi mineral dengan kadar tinggi.
Hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual dari mineral-mineral tersebut sehingga
Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bahan mineral dari negara lain.
Kekurangan dari Sentra Percontohan Pengolahan Mineral adalah banyak
peralatan yang ada dalam kondisi kurang terawat, hal ini tentunya akan mengurangi
kenyamanan bagi mahasiswa maupun lainnya yang melakukan kunjungan ke Sentra
Percontohan Pengolahan Mineral. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan perawatan
rutin terhadap alat alat yang ada.
7.4 SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA
Sentra Pengolahan Pemanfaatan Batubara di Palimanan banyak memberikan
manfaat bagi industri tambang batubara nasional, hal ini disebabkan karena rata-rata
cadangan deposit batubara yang ada di Indonesia berkadar rendah. Di lain sisi
batubara merupakan salah satu sumber energi utama yang ada. Sehingga dengan
adanya teknologi UBC (Upgraded Brown Coal) yang dikembangkan oleh tekMIRA
sangat membantu perusahaan-perusahaan tambang batubara untuk meningkatkan
nilai jual batubaranya yang salah satunya dengan jalan menaikkan nilai kalorinya.
7.5 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA PALIMANAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Indocement Tunggal Prakarsa
sudah berlangsung dengan baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pengisolasian
penempatan bahan peledak, pengedaan chek kesehatan berkala setiap bulan bagi
para pekerja, penggunaan alat-alat safety yang lengkap oleh para pekerja mulai helm
safety, sepatu safety, seragam kerja dan lainnya.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 37
Selain itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa juga merupakan salah satu
perusahaan yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR)
dengan baik. P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) sudah beberapa
kali memberikan sosialisasi tentang cara beternak dan berkebun yang baik untuk
daerah yang kurang subur. P3M memanfaatkan lahan bekas tambang batu gamping
untuk membuat kolam ikan air tawar dan juga pembibitan beberapa tanaman.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 38
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Peninjauan Obyek-Obyek
Tambang di Jawa Tengah dan Jawa Barat adalah :
1. K3 belum diterapkan dengan maksimal di PT. Harum Indo Mineral. Hal
tersebut terlihat pada saat di lapangan di mana para karyawan tidak
menggunakan safety helmet dan safety shoes pada saat melakukan kegiatan
penambangan dan pengolahan.
2. Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di
bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari batu andesit yang telah
terberai karena proses peledakan tidak langsung dimuat ke atas dump truck
tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan backhoe, kemudian
batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck menggunakan
backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya karena
batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat
yang ada di bawahnya.
3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral memiliki beberapa Pilot Plant
pengolahan mineral untuk memberikan contoh kepada para pelaku industri
yang bergerak di bidang pengolahan mineral.
4. Sentra Pengolahan Pemanfaatan Batubara banyak memberikan manfaat bagi
industri tambang batubara. Sentra ini memiliki beberapa pilot plant yang
salah satunya adalah UBC, teknologi UBC mampu meningkatkan nilai kalori
dari batubara tersebut.
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Indocement Tunggal Prakarsa
sudah berlangsung dengan baik. Selain itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa
sudah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
baik. P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) sudah beberapa
kali memberikan sosialisasi tentang cara beternak dan berkebun yang baik
untuk daerah yang kurang subur. P3M memanfaatkan lahan bekas tambang
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 39
batugamping untuk membuat kolam ikan air tawar dan juga pembibitan
beberapa tanaman.
8.2 Saran
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para karyawan pada PT. Harum Indo
Mineral agar lebih diperhatikan sehingga keselamatan kerja lebih terjamin.
2. Model Penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung sebaiknya
dirubah karena model penambangan yang ada sekarang dapat membahayakan
pekerja yang ada di bawah bukit.
3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral dan Sentra Teknologi Pemanfaatan
Batubara seharusnya lebih giat mempromosikan pilot plant – pilot plant yang
dibangunnya kepada para pelaku industri agar dapat menarik lebih banyak
investor. Selain itu alat-alat yang ada agar lebih dirawat lagi.
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu ditingkatkan lagi agar
keselamatan para pekerja tambang lebih terjamin, dengan demikian dapat
menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja di area penambangan.
5. Program Corporate Social Responsibility harus dibangun oleh setiap
perusahaan tambang untuk menjalin komunikasi yang baik antara pihak
perusahaan dengan masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah tambang.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 40
DAFTAR PUSTAKA
1. Wawong Dwi Ratminah dan Sudarsono.2012.Buku Panduan Ekskursi Industri Tambang 2011/2012.Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Titis Bagus Dirindra.2012.Buku Catatan Lapangan Ekskursi Industri Tambang 2012.Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 41
LAMPIRAN
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 42
F1
C1
T1
T2 T3
C2 C3
FEED BOX
DRUM MAGNET 1
1200 GAUSS
DRUM MAGNET 2 1000 GAUSS
DRUM MAGNET 3
800 GAUSS
TAILLING AKHIR
KONSENTRAT AKHIR
Ditimbun
Konsumen
LAMPIRAN A
Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 43
LAMPIRAN B
Aliran Bahan Berdasarkan Tata Letak AlatPada Pengolahan Kokas
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 44
LAMPIRAN C
Bagan Alir Proses UBC
LAMPIRAN D
Proses Pembuatan Semen
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 45
Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 46