draft laporan kl 2 titis bagus dirindra

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Indonesia merupakan negara yang memiliki bahan galian tambang yang bervariasi dengan cadangan yang cukup melimpah. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan baik swasta maupun dari pemerintah yang telah membuka industri pertambangan di beberapa daerah. Pertumbuhan industri pertambangan tersebut perlu didukung dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertambangan yang berkualitas dan juga profesional. Sebagai salah satu lembaga pendidikan perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melalui jurusan Teknik Pertambangan, diharapkan dapat meluluskan sarjana-sarjana insinyur pertambangan yang mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.2 Latar Belakang Saat ini, kurikulum yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta adalah Kurikulum tahun 2011, yang merupakan revisi dari Kurikulum tahun 2007. Sesuai dengan kurikulum tersebut, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 1

Upload: tdirindra

Post on 31-Oct-2015

1.773 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Indonesia merupakan negara yang memiliki bahan galian tambang yang

bervariasi dengan cadangan yang cukup melimpah. Saat ini sudah banyak

perusahaan-perusahaan baik swasta maupun dari pemerintah yang telah membuka

industri pertambangan di beberapa daerah.

Pertumbuhan industri pertambangan tersebut perlu didukung dengan adanya

Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertambangan yang berkualitas dan juga

profesional.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan perguruan tinggi di Indonesia,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta melalui jurusan Teknik

Pertambangan, diharapkan dapat meluluskan sarjana-sarjana insinyur pertambangan

yang mampu bersaing dalam dunia kerja.

1.2 Latar Belakang

Saat ini, kurikulum yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan,

Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta adalah Kurikulum tahun

2011, yang merupakan revisi dari Kurikulum tahun 2007. Sesuai dengan kurikulum

tersebut, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV

diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah

Lapangan II) dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri

pertambangan di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang berbobot 1 sks.

Dengan mengikuti Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, diharapkan

mahasiswa memiliki bekal berupa ilmu dan pengalaman tentang dunia kerja di

industri pertambangan sehingga setelah lulus dapat menjadi tenaga-tenaga ahli

pertambangan yang profesional.

Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, mahasiswa

diperkenalkan secara langsung beberapa kegiatan pertambangan, sehingga

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 1

Page 2: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

diharapkan dapat membantu pemahaman mahasiswa mengenai matakuliah Pengantar

Teknologi Mineral yang telah ditempuh di semester III.

1.3 Maksud dan Tujuan

Ekskursi Industri Tambang tahun 2012 ini dimaksudkan untuk mengenalkan

secara langsung kepada mahasiswa mengenai berbagai macam pekerjaan di

perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa dapat mengetahui cara

penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan, serta pemasaran beberapa jenis

bahan galian.

Adapun tujuan dari pelaksanaan Ekskursi Industri Tambang tahun 2012, yaitu :

1. Memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan

seorang sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat menentukan

sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan.

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori-teori yang didapatkan di

bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.

3. Menambah wawasan mahasiswa khususnya lapangan pekerjaan di bidang

pertambangan.

4. Meningkatkan daya pikir mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan-

permasalahan di dunia pertambangan.

5. Melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama di

antara mahasiswa dalam menghadapi persoalan.

1.4 Lingkup Kegiatan

Kegiatan Ekskursi Industri Tambang 2012 yaitu mengunjungi perusahaan-

perusahaan tambang yang ada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain:

1. Unit Penambangan dan Pengolahan Pasir besi di PT. Harum Indo Mineral

Adipala Cilacap.

2. Unit Penambangan dan Pengolahan Batu Andesit di PT. Gunung Padakasih,

Batujajar, Bandung Barat.

3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Puslitbang tekMIRA Cipatat,

Bandung Barat.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 2

Page 3: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

4. Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara Puslitbang tekMIRA Palimanan,

Cirebon.

5. Penambangan dan Pengolahan Batugamping PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tunggal Prakarsa Palimanan, Cirebon.

1.5 Waktu Kegiatan

Ekskursi Industri Tambang tahun 2012 dilaksanakan pada bulan Maret 2012 dan

dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada tanggal 5-7 Maret

2012, sedangkan gelombang II dilaksanakan pada tanggal 12-14 Maret 2012.

1.6 Manfaat

Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan ekskursi ini antara lain :

1. Mengenal lebih jauh sejarah atau profil perusahaan yang dikunjungi.

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diberikan di bangku

kuliah dengan aplikasinya di lapangan.

3. Menambah pengetahuan tentang peralatan penambangan yang digunakan

serta cara pengolahannya hingga menjadi produk yang siap dipasarkan

kepada konsumen.

4. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang teknik pemasaran yang

dilaksanakan oleh perusahaan tambang tersebut.

5. Mengetahui gambaran tentang dunia kerja yang akan dihadapi mahasiswa

setelah menjadi sarjana-sarjana tambang.

6. Mahasiswa dapat melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan

serta kerjasama di antara mahasiswa dalam menghadapi persoalan

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 3

Page 4: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

BAB II

PT. HARUM INDO MINERAL ADIPALA CILACAP

2.1 Profil Perusahaan

Kabupaten Cilacap memiliki potensi sumber daya alam berupa pasir besi. Pasir

besi di Cilacap tersebar di daerah pesisir. Salah satu daerah di Cilacap yang memiliki

endapan pasir besi yang besar adalah kecamatan Adipala. Karena melihat potensi

yang cukup besar, para investor tertarik untuk membuka perusahaan tambang pasir

besi di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. PT. Harum Indo

Mineral merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang beroperasi pada lokasi

tersebut.

Kegiatan pertambangan pasir besi di Kabupaten Cilacap dimulai pada tahun

1970 oleh PT. Aneka Tambang,Tbk (PT. Antam,Tbk) yang diresmikan oleh Presiden

Soeharto pada tanggal 10 Juni 1971. Pada awal beroperasinya, kegiatan

penambangan oleh PT. Antam,Tbk mampu berproduksi 300.000 ton per tahun. Hasil

produksi tersebut kemudian diekspor ke negara Jepang. Namun sejak tahun 1978

seluruh hasil produksi dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dalam

negeri.

Kegiatan operasi penambangan pasir besi PT. Antam, Tbk di Cilacap berhenti

pada tahun 2003 karena cadangan yang sudah tidak ekonomis lagi. PT. Antam,Tbk

kemudian melakukan kegiatan penutupan tambang sesuai Rencana Penutupan

Tambang (RPT), yang meliputi kegiatan pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan aset,

pemantauan lingkungan, reklamasi dan revegetasi, serta pengembangan masyarakat

di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan dan infrastruktur.

Setelah ditutupnya kegiatan penambangan pasir besi oleh PT. Antam, Tbk pada

tahun 2010 kegiatan penambangan pasir besi berjalan lagi yaitu pada daerah timur

Selok Srandil tepatnya pada desa Welahan Wetan yang sekarang dikelola oleh

perusahaan-perusahaan tambang swasta dengan investor dari negara China. Salah

satu perusahaan tersebut adalah PT. Harum Indo Mineral (PT. HIM). Wilayah IUP

dari PT. HIM site 1 adalah 58 Ha sedangkan untuk site 2 adalah 100Ha.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 4

Page 5: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan pasir besi di PT. Harum Indo Mineral (PT. HIM) terletak

di Desa Welahan Wetan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Lokasi ini dapat

ditempuh dari Yogyakarta-Adipala-Lokasi penambangan. Kondisi jalan dari

Yogyakarta - Desa Welahan Wetan beraspal, sedangkan ke lokasi penambangan ± 1

Km dengan jalan tambang.

2.3 Iklim dan Curah Hujan

Daerah penambangan pasir besi di PT. Harum Indo Mineral Adipala, Cilacap

termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 22° - 31° C.

Curah hujan rata-rata terendah – tertinggi berkisar antara 314 – 586 mm perbulan.

2.4 Genesa Endapan Pasir Besi

Endapan pasir besi ini terjadi karena adanya proses pelapukan dari batuan andesit

yang umumnya mengandung unsur-unsur mineral seperti magnetite (Fe3O4), Hematite

(Fe2O3) dan Ilminite (FeTiO3)

Selama proses transportasi hasil pelapukan batuan andesit tersebut akan

mengalami proses perubahan bentuk dan ukuran (degradasi), dari partikel berukuran

besar menjadi partikel berukuran halus. Selama proses pelapukan batuan andesit

mengalami erosi sampai terbawa ke sungai dengan bantuan air dan dari sungai terus

terbawa sampai ke laut. Setelah sampai di laut karena pengaruh gelombang laut maka

partikel-partikel tersebut akan dihempaskan kembali di sepanjang pantai sehingga

terbentuklah endapan pasir besi.

Tebal tipisnya akumulasi lapisan endapan pasir besi yang terbentuk sangat

tergantung pada besar kecilnya gelombang yang menghempaskannya serta pengaruh

angin. Selain mineral-mineral di atas terdapat juga mineral pengganggu lain seperti

Kwarsa (SiO2) dan Piroksen (CaMgFeAl) (SlSi)2O6

2.5 Penambangan dan Pengolahan

Proses Penambangan di PT. Harum Indo Mineral meliputi pembongkaran,

Pemuatan dan pengangkutan. Pembongkaran material dilakukan dengan penggalian

menggunakan excavator dan wheel loader setelah itu dimuat ke dalam colt diesel

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 5

Page 6: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

dengan alat yang sama. Proses penambangan di PT. Harum Indo Mineral ini

dilakukan jika kadar minimal 27 % Fe.

Pengolahan di PT. Harum Indo Mineral dilakukan dengan menggunakan

magnetic separator dan spiral. Adapun di PT. Harum Indo Mineral ini terdapat 3 set

magnetic separator yang beroperasi dan terdapat 16 buah spiral. Selain itu terdapat

juga 1 buah magnetic separator baru yang belum digunakan. Material yang telah

diangkut menggunakan colt diesel disemprot dengan air menggunakan monitor

setelah itu pasir besi dihisap menggunakan mine pulp dan dialirkan ke magnetic

separator yang berfungsi untuk memisahkan konsentrat fe dari pasir besi hingga

kadar ± 53% .Untuk urutan dari proses konsentrasi dalam unit magnetic separator ini

dapat di jelaskan sebagai berikut : Pasir besi yang telah bersih tadi dialirkan ke drum

magnet 1 (DM1), dari DM1 ini akan didapatkan konsentrat 1 (C1) dan Tailing 1

(T1). Kemudian tailing 1 ini akan dialirkan ke drum magnet 2 (DM2) , dari drum

magnet 2 ini akan dihasilkan konsentrat (C2) dan tailing 2 (T2), Kemudian

konsentrat 1 (C1) dan konsentrat 2 (C2) dialirkan bersama ke drum magnet 3 (DM3),

dari DM3 akan dihasilkan konsentrat 3 (C3) dan tailing 3 (T3). Konsentrat 3 ini

merupakan hasil akhir dari proses pemisahan berupa konsentrat terakhir (lihat

Gambar 2.1), sedangkan tailing 2 (T2) dan tailing 3 (T3) merupakan tailing terakhir

yang akan digunakan untuk menimbun bekas kolong penambangan dengan

menggunakan pompa tailing. Kemudian konsentrat fe tersebut dialirkan ke spiral

untuk meningkatkan kadarnya hingga mencapai ±55%. Produk olahan yang

dihasilkan berupa fe dengan kadar mineral ±55%, amang dan ampas/tailing. Tailing

dari proses pengolahan pasir besi tersebut akan diendapkan di kolam penampungan

yang berjarak 1kilometer dari lokasi penambangan.

Peralatan lain pendukung dari unit magnetic separator adalah pompa-pompa,

motor listrik, dan unit genset. Motor-motor listrik itu digunakan untuk menggerakkan

drum magnet, saringan putar, dan pompa-pompa. Sedangkan unit sumber listrik yang

digunakan untuk menyuplai motor-motor listrik tersebut didapatkan dari unit PLN

yaitu genset. Untuk Proses kegiatan penambangan dan pengolahan memakai 3 Shift

dalam 24 jam yaitu dari jam 8.00-16.00; 16.00-24.00; 24.00-8.00.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 6

Page 7: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 2.1

Magnetic Separator

Gambar 2.2

Konsentrat Pasir Besi

2.6 Pemasaran

Hasil dari Konsentrat pasir besi diangkut dengan menggunakan dump truck dan

di bawa ke pelabuhan Cilacap yang berjarak ± 20 km dari lokasi penambangan.Dari

pelabuhan konsentrat pasir besi di pasarkan dan di jual ke Negara China

menggunakan kapal tongkang.

Pasir besi itu dikirimkan ke perusahan-perusahaan semen dalam dan luar negeri

sebagai bahan campuran membuat semen.

2.7 K3 dan Reklamasi

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 7

Page 8: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 2.3

Reklamasi Tambang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT. Harum Indo Mineral kurang

diperhatikan. Hal ini dapat diamati saat di lokasi penambangan di mana para pekerja

tidak menggunakan safety helmet dan safety shoes, bahkan tidak menggunakan

pelampung pada saat berada di atas tongkang yang berada di kolam penambangan

yang memiliki kedalaman hingga 8 meter.

Reklamasi (lihat Gambar 2.3) di daerah ini dilakukan dengan melakukan

penimbunan dengan pasir sisa tailing dari bekas lubang penambangan pasir besi. Di

lahan bekas tambang tersebut dirintis pemanfaatan pertanian sawah dan pertanian

hortikultural seperti budidaya semangka, kacang panjang, cabai, ketela, terong,

kedelai dan kacang tanah.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 8

Page 9: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

BAB III

PT. GUNUNG PADAKASIH, BATUJAJAR, BANDUNG

3.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT. Gunung Padakasih terletak di Desa Giri Asih, Batujajar, Kabupaten

Bandung Barat.

3.2 Iklim dan Curah Hujan

Wilayah Kabupaten Bandung Barat beriklim tropis dan dipengaruhi oleh iklim

muson dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 1.500 sampai dengan

4000mm/tahun, suhu rata-rata berkisar antara 190 C sampai 240 C dengan

penyimpangan harian mencapai 50 serta kelembapan udara bervariasi antara 78%

pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

3.3 Ganesa Batu Andesit

Batu andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari strato volcanoes

pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai

beberapa kilometer. Magma andesite dapat juga menghasilkan letusan yang kuat

yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan

yang sangat besar. Andesit terbentuk pada temperatur antara 9000 C sampai 11000 C.

Di dalam andesit terdapat sekitar 52% - 63% kandungan silika (SiO2). Mineral-

mineral penyusun andesit yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga

terdapat mineral pyroxene (clino-pyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende

dalam jumlah kecil.

3.4 Ekplorasi

Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Penelitian geologi

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran

secara lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi dan

pemetaan topografi. Peta topografi pada tahap ini berskala 1:500.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 9

Page 10: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

b. Penelitian geofisika.

Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu

penelitian berdasarkan sifat tahanan jenis batuan. Kegiatan ini diselaraskan

dengan data geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil

interprestasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan

pada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan

setiap titik duga satu dengan yang lainnya. Keadaan geologi ini akan

memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu

penampang.

c. Pemboran

Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi

keperluan perhitungan cadangan.

3.5 Penambangan

Sistem penambangan yang diterapkan termasuk sistem tambang terbuka, khusus

untuk bahan galian industri disebut dengan kuari.Aktivitas utama di dalam

penambangan batu andesit meliputi pembongkaran, pemuatan dan pangangkutan.

a. Pembongkaran

Untuk membongkar batu andesit dari batuan induknya, dilakukan pemboran

dan peledakan. Pemboran dalam hal ini bertujuan untuk memperoleh lubang

ledak agar peledakan dapat dilakukan. Salah satu peralatan pembongkaran

yang digunakan adalah Crawlair Rock Drill (CRD) merek Furukawa tipe

PCR-200 yang digerakkan oleh kompresor merek Atlas Copco tipe XA 350

CC. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak

yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi.

Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak

ANFO/damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran

produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak,

makin rapat ukuran semakin keccil produknya.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 10

Page 11: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 3.1

Alat Muat Mekanis di PT. Gunung Padakasih

b. Pemuatan (loading)

Pekerjaaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk

memuat hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truk.

uck

c. Pengangkutan

Bongkahan batu andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan

dump truck merek Hino tipe FM 260.

3.6 Pengolahan

Pengolahan batu andesit di PT. Gunung Padakasih, Batujajar, Bandung

bertujuan untuk mereduksi ukuran batu andesit sehingga sesuai dengan berbagai

kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant).

Tahapan pengolahan meliputi :

a. Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau

gyratory crusher yang dilanjutkan dengan secondary crusher..

b. Pengangkutan menggunakan ban berjalan (belt conveyor)

c. Pemisahan menggunakan pengayak (screen)

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 11

Page 12: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Dari proses peremukan ini akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara

lain : - jenis sirtu

ukuran -50+30 mm

ukuran -30+20 mm

ukuran -20+10 mm

ukuran -10+5 mm

ukuran -5 mm.

Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :

a. Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur

banyaknya umpan masuk ke dalam peremuk berahang (jaw crusher) dan

ayakan pemisah dengan sirtu.

b. Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya

umpan masuk ke dalam peremuk rahang II (secondary crusher)

Peremukan tahap I : jaw crusher, tahap II : gyratory crusher.

3.7 Pemasaran dan Pemanfaatan

Batu andesit ini dipasarkan secara umum. Untuk saat ini pemasaran dari batu

andesit hanya untuk pasar lokal belum sampai pada tahap ekspor ke luar negeri.

Kegunaan batu andesit ini antara lain digunakan untuk sektor konstruksi

terutama insfrastruktur seperti jalan raya, jembatan, gedung, irigasi, landasan terbang

dan sebagai bahan industri poles.

3.8 K3 dan Reklamasi

Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di

bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas backhoe yang ada di atas

bukit. Batuan andesit yang telah terberai karena proses peledakan tidak langsung

dimuat ke atas dump truck tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan

backhoe, kemudian batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck

menggunakan backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya

karena batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat

yang ada di bawahnya.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 12

Page 13: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memperbaiki, dan memulihkan kualitas lingkungan dan

ekosistem agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Reklamasi yang dilakukan

adalah dengan penanaman pohon-pohon di bekas lokasi penambangan.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 13

Page 14: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 3.4

Splitter

Gambar 4.1

Gedung Kantor Sentra Percontohan Pengolahan Mineral

BAB IV

SENTRA PERCONTOHAN PENGOLAHAN MINERAL

4.1 Latar Belakang

Sentra Percontohan Pengolahan Mineral skala pilot plant terletak di pinggir jalan

raya Cipatat km 31, Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. Sentra

Percontohan Pengolahan Mineral merupakan aplikasi-aplikasi teknologi pengolahan

mineral pada skala pilot. Berdasarkan data statistik hingga saat ini banyak hasil-hasil

tambang yang dijual/diekspor langsung sebagai bahan mineral asal atau setengah

jadi. Sebaliknya Indonesia mengimpor mineral berkadar tinggi.

Secara umum mineral di Indonesia bermutu rendah sehingga perlu mengalami

proses peningkatan kadar. Di sisi lain hingga saat ini industri pengolahan mineral di

Indonesia masih jarang. Dengan diberlakukannya Undang – Undang Minerba No.4

tahun 2009 yang mengharuskan bahan mineral diolah terlebih dahulu, maka

Puslitbang tekMIRA berkepentingan untuk memberikan percontohan pengolahan

mineral pada skala pilot.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 14

Page 15: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

4.2 Tujuan dan Manfaat

4.2.1 Tujuan

o Mempromosikan hasil litbang pengolahan/pemanfaatan mineral.

o Menjalin kerja sama litbang pengolahan/pemanfaatan mineral.

o Melaksanakan jasa teknologi pengolahan/pemanfaataan mineral.

4.2.2 Manfaat

o Mengembangkan kegiatan litbang penyiapan bahan baku industri berbasis

mineral.

o Menerapkan teknologi pengolahan mineral dari

skala laboratorium ke skala pilot sebagai percontohan visual skala pabrik.

o Membantu investor dalam merealisasikan industri pengolahan mineral skala

industri.

o Membantu memecahkan masalah yang dihadapi industri pertambangan.

o Dapat dijadikan sebagai tempat pelatihan/praktek untuk instansi, lembaga dan

perguruan tinggi yang berkepentingan.

4.3 Proses Pengolahan dan Peningkatan Kadar Zeolith

Proses pengolahan Zeolith adalah sebagai berikut:

o Pengecilan ukuran, dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu mulai dari

peremukan (crushing) sampai dengan penggerusan (grinding). Ukuran

produk 3 cm. Produk yang dihasilkan dapat secara langsung digunakan

(bidang pertanian dan peternakan) atau diproses aktivasi terlebih dahulu.

o Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolith

dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolith. Ada dua

cara yang digunakan dalam proses aktivasi zeolith, yaitu pemanasan dan

kimia.

o Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar (rotary kiln) dengan

menggunakan hembusan udara panas pada suhu 200oC – 400oC antara 2-3

jam, tergantung kandungan unsur pengotor, serta stabilitas zeolit terhadap

panas.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 15

Page 16: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 4.2Bagan Pengolahan Kaolin

Aktivasi secara kimia dilakukan dengan cara peredaman dan pengadukan zeolit

dalam suatu larutan asam (H2SO4 atau HCl) atau larutan soda kaustik (NaOH).

Mineral mordenit dan klinoptilolip akan melepaskan ion Al3+. Perubahan konsentrasi

asam berakibat perubahan perbandingan Si dan Al.

4.4 Proses Peningkatan Kadar Kaolin

Kaolin adalah jenis masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan

kandungan besi rendah dan berwarna putih. Kaolin digunakan pada industri kertas,

keramik, dan cat. Di Indonesia cadangan kaolin mencapai 66.212.000 ton. Di sentra

percontohan pengolahan mineral ini kaolin diproses menjadi bahan yang siap pakai.

Mekanisme pengolahan kaolin adalah sebagai berikut, pertama kaolin

dimasukkan ke trommol screen setelah itu kaolin dimasukkan ke dalam sump dan

selanjutnya dimasukkan ke hydrocyclone kemudian dimasukkan ke dalam tickener

selanjutnya melalui proses filter press dan dimasukkan ke extruder. Setelah itu kaolin

dikeringkan dengan band dryer, setelah melalui proses pengeringan kaolin

ditempatkan di hammer mill menggunakan belt conveyor.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 16

Page 17: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

4.5 Proses Peningkatan Kadar Bentonit

Bentonit adalah sejenis batu lempung kristalin yang terbentuk melalui proses

devitrifikasi dan diikuti oleh pelapukan kimia dari bahan tufa atau abu gunung api.

Bentonit didominasi oleh mineral monmorillonit. Cadangan bentonit di Indonesia

sekitar 550.890.774 ton (Pusdatin 2006)

Kapasitas proses bentonit di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral adalah 300

kg/batch dalam bentuk bubuk. Proses pengolahan bentonit adalah sebagai berikut,

bentonit yang masih dalam bentuk bongkah dicrushing kemudian dimasukkan ke

dalam cerobong bentonit untuk direaksikan dengan H2SO4 dan air, H2SO4 berfungsi

untuk mengaktivasi bentonit tersebut. Setelah itu bentonit ditekan sampai berbentuk

seperti cake kemudian dibentuk seperti mie dan dikeringkan. Daya penyerapan

bentonit di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral setara dengan bentonit impor.

Kegunaan dari bentonit antara lain sebagai penjernih minyak, pemucat

(bleaching earth), lumpur bor, katalis dan penyangga katalis.

4.6 Proses Peningkatan Kadar Feldspar

Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan

feldspar adalah memonitor variabel proses yang diukur oleh sistem kontrol berbasis

komputer. Upaya ini dilakukan dengan cara memantau variabel proses mulai dari

proses aliran umpan, berat umpan yang diterima, tingkat kekentalan, tingkat

keasaman dan suhu pengeringan.

Tujuan dari pembuatan sistem monitoring ini adalah untuk meningkatkan

keakuratan pengukuran dan pemantauan terhadap proses pengolahan feldspar dan

kaolin sehingga menghasilkan produk akhir dengan kualitas sesuai yang diinginkan

pengguna, dimana kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk pengembangan

sistem dalam rangka otomatisasi peralatan.

Peralatan yang digunakan adalah sensor berat (load cell), sensor pH, sensor debit

air dan sensor suhu serta beberapa peralatan pendukung seperti data logger dan

notebook. Semua peralatan sensor ditempatkan pada titik-titik di mana suatu variabel

akan dipertahankan nilainya. Sedangkan hasil akhir dari kegiatan ini berupa

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 17

Page 18: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

perangkat lunak (CMSLabVersi 1.0) yang berguna untuk menerima data-data yang

dikirim melalui sinyal-sinyal dari sensor dan mengolah sistem lebih lanjut.

4.7 Proses Peningkatan Kadar Emas

Bijih emas primer tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan bijih

emas alluvial tersebar dominan di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Papua. Kondisi

kadar emas di Indonesia saat ini cenderung rendah sehingga penerapan teknologi

yang tepat yaitu kombinasi proses upgrading dan sianidasi. Kegunaan dari emas

antara lain sebagai dana moneter, perhiasan, bahan lapisan/penyepuh dan kedokteran.

Pada dasarnya proses pengolahan emas (lihat Gambar 4.2) dengan proses

sianidasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

1. Pelarutan Logam

Proses awal adalah melarutkan logam-logam seperti emas, perak dan tembaga

yang terkandung dalam lumpur atau batuan. Pelarutan dilakukan dengan

menambahkan sianida ke dalam larutan lumpur pada pH 10.

2. Pengambilan Logam

Proses pengambilan logam dapat dilakukan dengan karbon aktif baik dengan

sistem karbon dalam lumpur maupun karbon dalam larutan kaya.

3. Ekstraksi Logam

Untuk proses ekstraksi dari karbon aktif dapat dilakukan dengan beberapa

cara:

o Pembakaran langsung, karbon aktif dibakar langsung sampai logam yang ada

dalam karbon melebur. Proses ini kurang ekonomis karena akan memakan

biaya yang tidak murah, akan tetapi proses ini adalah proses tercepat dan

termudah untuk dilakukan. Proses ini dilakukan jika hasil produksi dapat

menutupi biaya produksi.

o Elusi karbon, logam di dalam karbon diluruhkan terlebih dahulu ke dalam

larutan panas untuk kemudian diekstraksi dengan zinc ataupun elektrowiming.

o Jika tidak menggunakan karbon, setelah memisahkan larutan dari lumpur dan

kemudian diendapkan dan diambil air larutan bersihnya, ekstraksi dapat di

lakukan dengan pengendapan menggunakan zinc.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 18

Page 19: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 4.3

Bijih Emas

4.8 Pembuatan Pupuk Majemuk Berbasis Mineral

Mineral-mineral yang ada di alam dapat dijadikan pupuk majemuk. Karena pada

dasarnya kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan itu ada di dalam tanah

berupa unsur-unsur dari mineral dalam jumlah yang sedikit, unsur contohnya adalah

P, C, Mg, Ca dan S. Unsur-unsur mineral tersebut terkandung dalam mineral-

mineral dalam jumlah yang banyak, dan cara memanfaatkannya adalah dengan

mengambil unsur itu dari mineral melalui beberapa proses.

Pembuatan pupuk majemuk ini berbahan baku fosfat, zeolit, dolomit dan asam

sulfat dan unsur minor. Pemrosesannya adalah zeolit dan fosfat dikecilkan ukurannya

menjadi sekitar 2-3cm menggunakan jaw crusher, hal ini bertujuan untuk

mempermudah pemrosesan tahap selanjutnya. Setelah melalui proses crushing

mineral-mineral diangkut ke atas menggunakan vertical distributor dan dikeringkan

dengan rotary dryer untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam proses

selanjutnya, yaitu grading. Di dalam proses grading ini mineral-mineral dihaluskan

menggunakan hummer mill dan kemudian diayak dengan ukuran mesh 100

menggunakan screening. Yang lolos mesh 100 melaju ke tahap selanjutnya,

sedangkan yang tidak lolos kembali dihaluskan. Perlu diingat pemrosesan zeolith dan

fosfat sendiri-sendiri tetapi melalui pemrosesan yang sama.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 19

Page 20: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Setelah halus, fosfat dan zeolith dicampur dengan perbandingan sesuai

kebutuhan, misalnya seperti 50:50, 60:40, 40:60, disesuaikan dengan tanah daerah

mana yang memiliki kandungan mineral yang berbeda. Proses pencampuran ini

menggunakan alat berupa mixer , dalam proses ini juga dilakukan penambahan asam

sulfat yang kemudian dinetralisir menggunakan dolomit yang sudah dihaluskan.

Setelah itu dicampur kembali dan ditambah dengan sedikit unsur hara mikro seperti

Fe, Mn dan Zn. Setelah itu, pupuk tadi diangin-anginkan selama kurang lebih 3-4

hari, dan kemudian dihaluskan lagi, karena setelah kering pupuk tersebut berupa

gumpalan-gumpalan, setelah halus kemudian dipacking. Setelah melalui beberapa

pengujian pupuk terhadap beberapa jenis tanaman, hasilnya cukup bagus dan

cocok digunakan pada berbagai macam tanaman antara lain tomat, kol dan kentang.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 20

Page 21: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 5.1

Komplek Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara

BAB V

SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA

5.1 Latar Belakang

Pilot plant briket (bio) batubara di Palimanan, Cirebon yang kegiatan

operasionalnya dimulai pada tahun 2001, mengawali perjalanan panjang yang akan

ditempuh Puslitbang tekMIRA dalam merealisasikan pembangunan Pusat Teknologi

Pemanfaatan Batubara (Coal Technology Center).

Latar belakang berdirinya Sentra Pemanfaatan Batubara antara lain:

1. Batubara belum dimanfaatkan secara optimal.

2. Batubara tidak disukai ( kotor dan tidak praktis ).

3. Batubara di Indonesia melimpah namun kadarnya rendah.

4. Kandungan sulfur batubara di Indonesia rendah.

5.2 TujuanTujuan dari Sentra Teknologi Pengolahan Batubara adalah saebagai berikut :

1. Sebagai pusat driving force pengenalan dan inovasi teknologi pemanfaatan

batubara.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 21

Page 22: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

2. Sebagai pusat seeding program dalam peningkatan penggunaan batubara.

3. Pusat percontohan/peragaan dalam teknologi pemanfaatan batubara (seeing is

believing).

4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan penggunaan batubara daam negeri,

pengurangan konsumsi BBM dan pengurangan penggunaan kayu bakar

(penggundulan hutan).

5.3 Keluaran Yang Diharapkan

a. Mampu memecahkan berbagai masalah teknologi pemanfaatan batubara.

b. Mampu menghasilkan inovasi teknologi pemanfaatan batubara.

c. Mampu memasyarakatkan teknologi dan perekayasaan pemanfaatan batubara

d. Mampu melakukan training dan penyuluhan kepada pengguna dan produsen

batubara.

5.4 Pilot Plant Briket Batubara

Terdapat dua jenis briket batubara yaitu briket batubara terkarbonisasi dan briket

batubara non karbonisasi. Briket batubara terkarbonisasi adalalah briket batubara

(lihat Gambar 5.1) yang telah melalui proses pengarangan atau karbonisasi supaya

tidak berasap dan berbau. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut batubara

digerus kemudian dikarbonisasi dengan temperatur kurang dari 600°C, selanjutnya

dicampur dengan bahan pengikat seperti clay, kanji, atau molasses. Tahap

selanjutnya adalah pembriketan kemudian pengeringan sehingga menjadi produk

berupa briket batubara.

Briket bio-batubara adalah briket yang dibuat dengan menambahkan biomassa

pada campuran batubara dan bahan pengikat supaya mempercepat penyalaan dan

mengurangi emisi gas. Jenis biomassa yang ditambahkan umumnya limbah yang

mudah terbakar seperti serbuk gergaji, jerami, sekam padi. Proses pembuatan briket

bio-batubara sama dengan pembuatan briket batubara terkarbonisasi hanya saat

pencampuran dengan bahan perekat ditambah biomassa tersebut.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 22

Page 23: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 5.2

Briket

Tujuan dari pembriketan batubara adalah untuk meningkatkan kalori batubara,

menambah kandungan unsur C, mengurangi volatile, dan mengurangi asap.

5.5 Pilot Plant Pembuatan Kokas

Selama ini Indonesia masih mengimpor kokas dari China dan Taiwan. Sebagai

komoditi yang banyak dibutuhkan oleh industri tertentu maka Puslitbang tekMIRA

mendirikan pilot plant kokas agar di masa mendatang kebutuhan kokas di Indonesia

dapat terpenuhi oleh produksi dalam negeri.

Kokas dibuat dengan 2 proses yaitu proses karbonisasi dan proses

rekarbonisasi.Pada proses karbonisasi batubara dicampur dengan aspal sebanyak

12% dan dibakar selama 6 jam pada suhu 00 C sampai 9000 C. Umpan batubara pada

proses karbonisasi adalah sebanyak 2 ton dengan hasil 1 ton .

Pada proses rekarbonisasi kandungan aspal dalam kokas dihilangkan dengan

cara dibakar selama 12 jam dengan suhu 9000 C. Adapun alur dari pembuatan kokas

adalah sebagai berikut :

Batubara dicrusher dengan ukuran 20 mesh batubara dicampur dengan aspal

sebanyak 12% kemudian dimixer selama 80 menit batubara dicetak dan

dimasukkan ke dalam pipa batubara dibakar selama 6 jam pada suhu 00 C

sampai 9000 C (proses karbonisasi) batubara dibakar selama 12 jam dengan

suhu 9000 C untuk menghilangkan aspal (proses rekarbonisasi) kokas

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 23

Page 24: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 5.3

Karbon Aktif

5.6 Pilot Pengolahan Batubara ( Karbon Aktif )

Di Indonesia umumnya karbon aktif dibuat dari tempurung kelapa. Kegunaan

dari karbon aktif (lihat Gambar 5.2) adalah untuk menyerap suatu zat misalnya

digunakan dalam proses penjernihan air, pabrik tekstil, tempat isi ulang air dan

penjernihan gula. Proses pembuatan karbon aktif adalah sebagai berikut, batubara

digerus kemudian dimasukkan ke dalam bucket elevator. Selanjutnya masuk ke

dalam rotary cillen. Setelah dari rotary cillen akan mengalami proses aktivasi

dengan menggunakan metode fisika (boiler). Proses selanjutnya adalah porositas

dengan karbonisasi (600°C – 700°C). Selanjutnya proses penggerusan dengan

dengan tujuan menciptakan porositas yang besar. Setelah itu dilakukan aktivasi

dengan memanfaatkan uap air dan proses menghilangkan tar. Untuk menghilangkan

tar maka ditambahkan air. Dan outputnya berupa CO dan H+. Estimasi waktu dari

proses ini adalah sekitar 4 sampai 5 jam. Adapun bahan bakar karbon aktif di

tekMIRA adalah batubara berjenis bituminous.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 24

Page 25: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 5.4

Pilot Plant CWF

5.7 Pilot Plant CWF (Coal Water Fuel)

Coal water fuel adalah batubara yang dicairkan yang digunakan sebagai bahan

bakar. Proses pengolahannya adalah sebagai berikut :

Batubara filling belt conveyor masuk ke hummer mill dengan

ukuran lolos 2 centimeter belt conveyor filling cover (kapasitas 1 ton)

Fulfurizer siklon screw conveyor mixer 1 (pembuat CWF)

Mixer 2(proses homogenisasi).

Kegunaan dari Coal Water Fuel (CWF) adalah untuk bahan bakar dari batu bara

dalam bentuk cairan. Adapun kelebihan dari Coal Water Fuel (CWF) adalah tidak

menimbulkan polusi.

5.8 Pilot Plant UBC (Upgrading Brown Coal)

Pilot plant UBC merupakan kerja sama antara Puslitbang tekMIRA dengan

pemerintah Jepang. Pilot plant UBC ini berhasil menaikkan batubara kualitas rendah

menjadi setara dengan batubara berkualitas lebih tinggi. Sasaran utama pilot plant

UBC adalah menjadikan batubara berkualitas rendah yang berjumlah sekitar 60%

dari total sumber daya batubara sebanyak 57,8 miliar ton bernilai ekonomis lebih

tinggi.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 25

Page 26: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Proses dari UBC ada 5 tahapan proses dimulai dari section 1 sampai section 5:

o Section 100 : untuk reparasi batubara dari tambang

o Section 200 : untuk cleary dewathering

o Section 300 : pemisahan batubara dengan minyak menggunakan alat

decounter dengan prinsip perbedaan berat jenis

o Section 400 : recovery minyak dan pemanasan dengan alat dryer dengan hasil

dalam bentuk serbuk

o Section 500 :pembriketan.

Batubara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis batubara dengan nilai

kalor < 2300 kkal/kg. Batubara tersebut kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui

proses UBC menjadi jenis batubara dengan nilai kalor > 5000 kkal/kg.

Manfaat dari pilot plan UBC di Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara antara

lain :

Bagi Institusi 

o Penguasaan teknologi proses UBC

o Peningkatan kemampuan staf

o Aplikasi teknologi yang ramah lingkungan

Bagi Masyarakat

o Tersedianya bahan bakar alternatif yang relatif ekonomis

o Pemanfaatan batubara peringkat rendah sehingga membantu program

koservasi bahan bakar energi

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 26

Page 27: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 6.1

Pabrik PT. Indocement Cirebon

BAB VI

PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TUNGGAL PRAKARSA, PALIMANAN

6.1 Profil Perusahaan

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk merupakan perusahaan skala industri

yang memproduksi bahan bangunan yaitu semen. Perusahaan ini go public pada

tanggal 5 Desember 1989. Jumlah karyawan total adalah 4.982 orang. Jumlah pabrik

sendiri mempunyai 12 pabrik yaitu :

1. Kompleks Pabrik Citeurep, Bogor : 9 Pabrik

2. Kompleks Pabrik Cirebon, Palimanan : 2 Pabrik (lihat Gambar 6.1)

3. Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru : 1 Pabrik

Misi Perseroan

PT. Indocement Tunggal Prakarsa berkecimpung dalam bisnis penyediaan

papan, semen, dan bahan bangunan yang terkait, serta jasa terkait yang bermutu

dengan harga kompetitif dan memperhatikan pembangunan berkelanjutan.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 27

Page 28: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Visi perusahaan ini adalah menjadi pemimpin pasar semen dan agregat yang berkualitas di dalam negeri. Moto dari perusahaan ini adalah turut membangun kehidupan bermutu.

Struktur pemegang saham per Juni 2009 adalah Birchwood Omnia Ltd. (HC

Group) 51 %, Publik 36 %, dan PT. Mekar Perkasa 13 %.

6.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi pabrik semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) terletak di desa

Palimanan Barat, Kec. Palimanan, Kab. Cirebon, Jawa Barat. Posisi pabrik ini cukup

strategis karena terletak di tepi jalan raya Cirebon-Bandung (20 kilometer arah barat

daya Cirebon), sehingga memudahkan pengangkutan semen maupun dalam

pengadaan bahan baku. Untuk lokasi penambangannya terletak di sekitar Gunung

Kromong.

6.3 Keadaan Geologi

Dari segi stratigrafinya, Gunung Kromong dibedakan dalam beberapa formasi,

antara lain Formasi Cibulakan Atas, Formasi Piangi, Formasi Cisubuh dan Vulkanik

Kuarter. Kondisi geologi Gunung Kromong secara regional termasuk cekungan Jawa

Barat Utara yang memanjang dari Cirebon bagian Selatan hingga Ciputat Jakarta.

Cekungan ini umumnya didominasi oleh batuan sedimen yang telah mengalami

perlipatan.

6.4 Iklim dan Cuaca

Daerah Gunung Kromong beriklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan dengan temperatur minimum rata-rata 21°C dan

temperatur maksimum rata-rata 33°C. Daerah Palimanan mempunyai tekanan udara

rata-rata terbesar 80%, dengan curah hujan rata-rata sekitar 240 mm/bulan.

6.5 Genesa Batugamping

Batugamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang banyak

digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 28

Page 29: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk

pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk

peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan

karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula. Dalam industri

semen , batugamping merupakan bahan utama (lebih dari 75%), di samping tanah liat

dan bahan-bahan lainnya.

Batugamping tersusun atas mineral kalsit (CaCo3) terbentuk dari sedimen laut

hasil dari sisa-sisa terumbu karang dan cangkang mollusca maupun proses kimiawi.

6.6 Eksplorasi

Eksplorasi batugamping dilakukan secara bertahap, meliputi kegiatan sebagai

berikut :

1. Pembuatan peta topografi

2. Penyelidikan geofisika, untuk mengetahui geometri dan letak endapan.

3. Pengambilan conto bongkah (rock chips, hand specimen, conto bongkah) .

4. Pengambilan conto dengan pemboran inti.Perhitungan Cadangan

5. Menganalisa conto fisik dan kimiawi, untuk mengetahui kualitas sebagai

dasar dalam menentukan spesifikasi.

6. Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan.

6.7 Kegiatan Penambangan

Sistem penambangan batugamping pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa

adalah tambang terbuka dengan sistem jenjang, tinggi jenjang berkisar antara 4 meter

sampai 15 meter, lebar lantai jenjang bervariasi dari 15 meter hingga 30 meter,

sedangkan panjang jenjangnya tergantung pada kondisi dan bentuk dari lapisan

batugamping tersebut.

Urutan kegiatan penambangan sebagai berikut:

1. Pengeboran, untuk pembuatan lubang tembak digunakan alat bor CRD,

dengan diameter batang bor 3 inch, sudut kemiringan lubang bor dibuat

kurang lebih 20o dari bidang tegak. Pola pemboran yang dipilih ialah pola

“ staggered “.

2. Peledakan dan pemberaian

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 29

Page 30: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 6.2

Surface Miner

Untuk memisahkan batugamping dari batuan induknya dilakukan dengan

peledakan, bahan peledakan yang digunakan adalah ANFO, dynamite dan

detonator listrik sebagai penyala awal nya. Pola peledakannya adalah

beruntun untuk antar baris dan untuk sejumlah lubang tembak dalam satu

baris akan meledak dengan serentak.

3. Pemuatan

Setelah operasi peledakan selesai dengan kedaan tambang sudah dinyatakan

dalam keadaan aman, maka operasi selanjutnya adalah pemuatan. Alat yang

digunakan dalam operasi pemuatan ini adalah wheel loader. Selain itu,

terdapat satu unit surface miner (lihat Gambar 6.2) yang mampu melakukan

kegiatan pembongkaran dan pemuatan sekaligus.

r

4. Pengangkutan

Alat yang digunakan dalam pengangkutan material dari tambang sampai ke

peremukan adalah truck jungkit (dump truck). Dari kapasitasnya truck jungkit

yang dipakai terdapat 2 jenis yaitu HD 200 dan HD 325 produksi komatsu.

5. Peremukan

Ukuran material dari hasil penambangan masih perlu pengecilan, pengecilan

ukuran ini dilakukan pada pabrik peremuk (crushing plant), mesin peremuk

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 30

Page 31: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

ini terdiri dari empat unit limestone primary crusher, limestone secondary

crusher, clay crusher dan satu unit cadangan untuk limestone.

6.8 Pengolahan

1. Pengeringan dan Penggilingan

Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang

berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut

menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai

standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins,

campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam

penggilingan.

Dalam proses penggilingan ini (lihat Lampiran D), pengambilan contoh

dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing

material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang

telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan.

2. Pembakaran dan Pendinginan

Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang

telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan

bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker (lihat Tabel 6.1). Setelah

klinker ini didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini

berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses

pembakaran yang diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian.

Bahan bakar yang dipergunakan adalah batubara, kecuali untuk semen putih

dan oil well cement digunakan gas alam.

3. Penggilingan Akhir

Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih

diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen (lihat Tabel 6.2).

Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga

efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini

kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 31

Page 32: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

4. Pengantongan

Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan

untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan

menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong

yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian

dimuat ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori

khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung

diangkut ke pelabuhan untuk disimpan atau langsung dikapalkan.

6.9 Pemasaran

Produk yang dipasarkan adalah :

1. Portland Composite Cement (PCC) (lihat Gambar 6.3) untuk penggunaan

umum (rumah, bangunan tinggi, jembatan, jalan beton). Kekuatan PCC =

OPC tipe I. Lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan baku dan

bahan bakar alternatif.

2. Ordinary Portland Cement (OPC), PT. Indocement Tunggal Prakarsa

memproduksi OPC tipe I, II dan V. OPC tipe I merupakan semen kualitas

tinggi untuk berbagai penggunaan seperti konstruksi rumah, gedung tinggi,

jembatan, dan jalan. Sedangkan OPC tipe II dan V memberikan perlindungan

tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan tanah.

3. Oil Well Cement (OWC), semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas.

4. White Cement, untuk dekorasi eksterior dan interior gedung. PT. Indocement

Tunggal Prakarsa merupakan satu-satunya produsen White Cement di

Indonesia.

5. White Mortar TR30, sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 32

Page 33: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 6.3

Portland Composite Cement

Volume penjualan domestik turun tipis sebesar 3,9% menjadi 11,8 juta ton pada

tahun 2009. Pertumbuhan penjualan di pasar luar Pulau Jawa sangat dipengaruhi oleh

kelesuan ekonomi. Selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan penjualan di daerah

tersebut mencapai hampir 3 kali lipat dari pertumbuhan di Pulau Jawa, didorong oleh

kuatnya pasar komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit. Seiring

melemahnya pasar ekspor sejak krisis keuangan global, pertumbuhan penjualan di

pasar daerah lebih mendekati pola penjualan di pasar Pulau Jawa.

Total penjualan ekspor turun 31,1% pada tahun 2009 menjadi 1,6 juta ton, dari

2,3 juta ton pada tahun 2008. Akibat kelesuan perekonomian global, harga klinker di

pasar ekspor pada paruh pertama tahun 2009 turun ke tingkat yang tidak lagi

menguntungkan bagi Perseroan. Penjualan ekspor Perseroan dilakukan melalui

perjanjian ekspor eksklusif dengan HeidelbergCement Trading. Biasanya, Perseroan

melakukan ekspor klinker jika terjadi kelebihan produksi klinker di atas kebutuhan

untuk penjualan semen domestik, sehingga dapat menjaga efisiensi kapasitas

produksi yang dimiliki.

6.10 Reklamasi

Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia, dan biologi, seperti pada

bentuk lahan, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi dan fauna, dan lain

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 33

Page 34: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah dan mengurangi

dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan pertambangan.

Reklamasi yang dilakukan PT. Indocement Tunggal Prakarsa ini sangat baik

dengan membuat tempat wisata dan dijadikan juga sebagai tempat budidaya flora dan

fauna.

Adapun tumbuhan yang dibudidayakan antara lain : alpukat, anggur, apel,

belimbing, durian, jambu air, dan banyak lagi lainnya.

Selain itu adapula objek wisata banyu panas yang berada ± 1 Km dari pintu

masuk pabrik. Suhu air panas ini mencapai 60 derajat celcius.

6.11 Sistem Manajemen K3

PT. Indocement Tunggal Prakarsa memperoleh sertifikasi OHSAS 18001 tahun

2003 dan 2006. Selain Itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa juga menerima bendera

emas (Sistem Manajemen K3) dari Menteri Tenaga Kerja tahun 2000, 2003, 2006,

2010.

Manfaat yang diperoleh dengan penerapan K3 adalah :

1. Mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.

2. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja.

3. Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan karyawan, masyarakat,

pemerintah.

4. Meningkatkan citra perusahaan.

K3 merupakan tanggung jawab setiap karyawan. Bentuk partisipasi meliputi:

perumusan kebijakan dan prosedur, pelaksanaan K3, pemantauan dan pengawasan,

penyelidikan insiden. Sarana yang digunakan adalah Safety Talk, ISOP, Laporan

Nyaris Kecelakaan, dan Anggota Sub P2K3.

6.12 P3M

Pusat Pelatihan & Pemberdayaan Masyarakat (P3M) PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencapai

Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals – MDG) untuk

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 34

Page 35: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Gambar 6.4

Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat

pengentasan kemiskinan sampai tahun 2015. Indonesia merupakan salah satu dari

189 negara penandatangan Deklarasi Milenium pada bulan September 2000. Ke-8

tujuan MDG tersebut adalah:

- MDG 1: Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim

- MDG 2: Pemerataan pendidikan dasar

- MDG 3: Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan perempuan

- MDG 4: Mengurangi tingkat kematian anak

- MDG 5: Meningkatkan kesehatan ibu

- MDG 6: Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya

- MDG 7: Menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan

- MDG 8: Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan 

Program CSR Indocement dikembangkan dengan mengacu pada lima Pilar yaitu

pendidikan-kesehatan-ekonomi-sosial, budaya, agama dan olahraga-keamanan.

Terkait dengan MDG, program CSR perseroan telah mendukung pencapaian sasaran

MDG 1 sampai MDG 7, dan menitikberatkan pada pengentasan kemiskinan (MDG

1) dan lingkungan hidup yang berkelanjutan (MDG 7).

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 35

Page 36: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

BAB VII

PEMBAHASAN

7.1 PT. HARUM INDO MINERAL ADIPALA CILACAP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para karyawan pada PT. Harum Indo

Mineral kurang diperhatikan. Hal ini dapat diamati saat di lapangan di mana para

pekerja tidak menggunakan safety helmet dan safety shoes pada saat melakukan

kegiatan penambangan dan pengolahan.

Hal ini seharusnya dapat diatasi oleh pihak perusahaan dengan cara mengadakan

sosialisasi lebih intensif lagi tentang K3. Selain itu harus ada sistem reward dan

punishment terhadap karyawan. Dengan demikian keselamatan para pekerja lebih

terjamin dan efektifitas kerja para karyawan meningkat sehingga target produksi

dapat dicapai.

7.2 PT. GUNUNG PADAKASIH BATUJAJAR BANDUNG

Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di

bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas backhoe yang ada di atas

bukit. Batuan andesit yang telah terberai karena proses peledakan tidak langsung

dimuat ke atas dump truck tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan

backhoe, kemudian batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck

menggunakan backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya

karena batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat

yang ada di bawahnya.

Hal ini mungkin sudah diantisipasi oleh PT. Gunung Padakasih Batujajar

Bandung dengan cara penempatan pekerja dan alat dengan jarak agak jauh dari

lokasi runtuhan batu andesit. Namun jika batu andesit yang dijatuhkan dari atas

membentur dinding bukit dan jatuh di lokasi yang tidak diharapkan tentunya akan

sangat berbahaya.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 36

Page 37: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

7.3 SENTRA PERCONTOHAN PENGOLAHAN MINERAL

Indonesia memiliki bahan galian yang cukup banyak, namun rata-rata berkadar

sangat rendah. Oleh karena itu didirikan Sentra Percontohan Pengolahan Mineral

untuk memberikan contoh kepada para pelaku industri pengolahan mineral. Pilot

Plant yang dibangun Puslitbang tekMIRA sangat bermanfaat bagi para calon investor

yang berminat untuk mendirikan pabrik pengolahan mineral di Indonesia. Uji coba

yang telah dilakukan Puslitbang tekMIRA membuktikan bahwa mineral-mineral

dengan kadar yang rendah dapat di upgrade menjadi mineral dengan kadar tinggi.

Hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual dari mineral-mineral tersebut sehingga

Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bahan mineral dari negara lain.

Kekurangan dari Sentra Percontohan Pengolahan Mineral adalah banyak

peralatan yang ada dalam kondisi kurang terawat, hal ini tentunya akan mengurangi

kenyamanan bagi mahasiswa maupun lainnya yang melakukan kunjungan ke Sentra

Percontohan Pengolahan Mineral. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan perawatan

rutin terhadap alat alat yang ada.

7.4 SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA

Sentra Pengolahan Pemanfaatan Batubara di Palimanan banyak memberikan

manfaat bagi industri tambang batubara nasional, hal ini disebabkan karena rata-rata

cadangan deposit batubara yang ada di Indonesia berkadar rendah. Di lain sisi

batubara merupakan salah satu sumber energi utama yang ada. Sehingga dengan

adanya teknologi UBC (Upgraded Brown Coal) yang dikembangkan oleh tekMIRA

sangat membantu perusahaan-perusahaan tambang batubara untuk meningkatkan

nilai jual batubaranya yang salah satunya dengan jalan menaikkan nilai kalorinya.

7.5 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA PALIMANAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Indocement Tunggal Prakarsa

sudah berlangsung dengan baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pengisolasian

penempatan bahan peledak, pengedaan chek kesehatan berkala setiap bulan bagi

para pekerja, penggunaan alat-alat safety yang lengkap oleh para pekerja mulai helm

safety, sepatu safety, seragam kerja dan lainnya.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 37

Page 38: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Selain itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa juga merupakan salah satu

perusahaan yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR)

dengan baik. P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) sudah beberapa

kali memberikan sosialisasi tentang cara beternak dan berkebun yang baik untuk

daerah yang kurang subur. P3M memanfaatkan lahan bekas tambang batu gamping

untuk membuat kolam ikan air tawar dan juga pembibitan beberapa tanaman.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 38

Page 39: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Peninjauan Obyek-Obyek

Tambang di Jawa Tengah dan Jawa Barat adalah :

1. K3 belum diterapkan dengan maksimal di PT. Harum Indo Mineral. Hal

tersebut terlihat pada saat di lapangan di mana para karyawan tidak

menggunakan safety helmet dan safety shoes pada saat melakukan kegiatan

penambangan dan pengolahan.

2. Model penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung masih di

bawah standar keamanan. Hal ini dapat dilihat dari batu andesit yang telah

terberai karena proses peledakan tidak langsung dimuat ke atas dump truck

tetapi dijatuhkan ke bawah dari atas bukit menggunakan backhoe, kemudian

batu andesit tersebut baru dimuat ke dalam dump truck menggunakan

backhoe yang ada di bawahnya. Tentunya hal ini sangat berbahaya karena

batu andesit yang dijatuhkan tersebut dapat mengenai pekerja atau alat-alat

yang ada di bawahnya.

3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral memiliki beberapa Pilot Plant

pengolahan mineral untuk memberikan contoh kepada para pelaku industri

yang bergerak di bidang pengolahan mineral.

4. Sentra Pengolahan Pemanfaatan Batubara banyak memberikan manfaat bagi

industri tambang batubara. Sentra ini memiliki beberapa pilot plant yang

salah satunya adalah UBC, teknologi UBC mampu meningkatkan nilai kalori

dari batubara tersebut.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Indocement Tunggal Prakarsa

sudah berlangsung dengan baik. Selain itu PT. Indocement Tunggal Prakarsa

sudah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

baik. P3M (Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat) sudah beberapa

kali memberikan sosialisasi tentang cara beternak dan berkebun yang baik

untuk daerah yang kurang subur. P3M memanfaatkan lahan bekas tambang

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 39

Page 40: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

batugamping untuk membuat kolam ikan air tawar dan juga pembibitan

beberapa tanaman.

8.2 Saran

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para karyawan pada PT. Harum Indo

Mineral agar lebih diperhatikan sehingga keselamatan kerja lebih terjamin.

2. Model Penambangan di PT. Gunung Padakasih Batujajar Bandung sebaiknya

dirubah karena model penambangan yang ada sekarang dapat membahayakan

pekerja yang ada di bawah bukit.

3. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral dan Sentra Teknologi Pemanfaatan

Batubara seharusnya lebih giat mempromosikan pilot plant – pilot plant yang

dibangunnya kepada para pelaku industri agar dapat menarik lebih banyak

investor. Selain itu alat-alat yang ada agar lebih dirawat lagi.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu ditingkatkan lagi agar

keselamatan para pekerja tambang lebih terjamin, dengan demikian dapat

menurunkan resiko terjadinya kecelakaan kerja di area penambangan.

5. Program Corporate Social Responsibility harus dibangun oleh setiap

perusahaan tambang untuk menjalin komunikasi yang baik antara pihak

perusahaan dengan masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah tambang.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 40

Page 41: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

DAFTAR PUSTAKA

1. Wawong Dwi Ratminah dan Sudarsono.2012.Buku Panduan Ekskursi Industri Tambang 2011/2012.Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

2. Titis Bagus Dirindra.2012.Buku Catatan Lapangan Ekskursi Industri Tambang 2012.Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 41

Page 42: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

LAMPIRAN

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 42

Page 43: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

F1

C1

T1

T2 T3

C2 C3

FEED BOX

DRUM MAGNET 1

1200 GAUSS

DRUM MAGNET 2 1000 GAUSS

DRUM MAGNET 3

800 GAUSS

TAILLING AKHIR

KONSENTRAT AKHIR

Ditimbun

Konsumen

LAMPIRAN A

Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 43

Page 44: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

LAMPIRAN B

Aliran Bahan Berdasarkan Tata Letak AlatPada Pengolahan Kokas

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 44

Page 45: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

LAMPIRAN C

Bagan Alir Proses UBC

LAMPIRAN D

Proses Pembuatan Semen

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 45

Page 46: Draft Laporan KL 2 Titis Bagus Dirindra

Titis Bagus Dirindra, Ekskursi Industri Tambang-2012 46