dr. melisa anggraeni, mbiomed, sp.a dokter spesialis...
TRANSCRIPT
Dr. MELISA ANGGRAENI, MBiomed, Sp.A
Dokter Spesialis Anak Siloam Hospitals Lippo Cikarang
Narasumber Rubrik Konsultasi Anak Majalah
Elektronik detik.com
Pendidikan :
Dokter Umum : FK Univ brawijaya malang tahun 2001-2007
Dokter Spesialis Anak : FK UNUD tahun 2009-2013
Curriculum Vitae
Publikasi Ilmiah :
•Risk factor associated with mortality of pediatric acute lung injury in
Pediatric Intensive Care Unit (PICU), PIT IKA V, Bandung, 13-17 Oktober
2012
•Diagnosis dan tatalaksana migren pada anak, CDK-191, vol 39, no 3, 2012
•Case report: Kallmann syndrome in a 14 year old boy, Medicina 2013, vol 44
no 1
•Using family atopy score to identify the risk of atopic dermatitis in infants,
Paediatrica Indonesiana, in press 2014
•Penutupan duktus arteriosus paten dengan ibuprofen oral pada bayi cukup
bulan, KONIKA XVI, Palembang, 24-28 Agustus 2014
Klasifikasi Baru Infeksi Virus Dengue
Melisa Anggraeni
Siloam Hospital Lippo Cikarang
Angka kematian dengue, Indonesia 1968-2012 CFR tahun 2010=0.93%; tahun 2012=0.87%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
451968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
CR
F(%
)
Year
Source: DG of CDC & EH, Indonesian MOH, 2012
WHO
1966
WHO
1975 WHO
1986 WHO
1997
WHO-TDR
2009
WHO-
SEARO
2011
Angka kematian turun signifikan dalam waktu 40 tahun
Angka Morbiditas Dengue, Indonesia 1968-2012
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
IR(c
ases
/10
000
0per
sonyea
rs)
Year
IR
IR in year 2010 = 27.09%; in 2012=20.27% per 100.000 population
Source: DG of CDC & EH, Indonesian MOH, 2012
Dengue morbidity Year 2000-2010
Kesulitan menurunkan morbiditas infeksi dengue
• Keempat serotipe dengue bersirkulasi di Indonesia
• Kesulitan mempertahankan pengendalian vektor
• Partisipasi masyarakat menurun dalam membantu program pengendalian vektor
• Peningkatan urbanisasi
• Kepadatan penduduk dalam beberapa kota
• Perumahan kosong di perkotaan
Beberapa isu yang beredar
• Patogenesis penyakit: apakah Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) berasal dari satu penyakit?
• Kesulitan mempergunakan klasifikasi diagnosis WHO 1997
• Kesulitan mempergunakan parameter diagnosis seperti uji tourniquet, Ht, perdarahan, dan syok.
• Mendeteksi lebih banyak kasus dengue dengan warning signs untuk mengurangi mortalitas.
• Keterlibatan organ lain pada infeksi dengue berat belum diklasifikasikan.
Konsensus Pedoman Tata Laksana Infeksi Dengue di Indonesia UKK Infeksi & Ped Tropis IDAI
WHO Dengue Guidelines
WHO-TDR 2009 WHO-SEARO 2011 WHO-TDR 2012
Pada umumnya demam reda
pada hari sakit ke 3-4
Sejak kapan pasien demam?
Perhatikan setiap fase
mempunyai masalah berbeda
Pola kinetik kadar Ht dan trombosit
pada setiap fase berbeda
Uji diagnostik perlu diperhatikan
pada setiap fase
Fase perjalanan penyakit sangat
penting
Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue
NS-1
Febrile Critical Recovery
Virus Dengue Infection
Asymptomatic Symptomatic
Undifferentiated febrile illness
Dengue Fever
Without hemorrhage
With hemorrhage
Dengue Haemorrhagic Fever
DHF non-shock
DHF with shock (DSS)
Expanded Dengue
Syndrome
Clinical Spectrum of Virus Dengue Infection
WHO SEARO 2011
Source: Comprehensive guideline for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever.
Revised and expanded edition. Regional office for South-East Asia, New Delhi, India 2011.
DF/DHF Grade Signs & Symptoms Laboratory
DF Fever with 2 following signs
• Headache
• Retro-orbital pain
• Myalgia
• Arthralgia/bone pain
• Rash
• Hemorrhage manifestations
• No evidence of plasma leakage
• Leucopenia (WBC ≤5000
cells/mm3)
• Thrombocytopenia (≤150.000
cells/mm3)
• Rising hematocrit (5%-10%)
• No evidence of plasma loss
DHF I Fever & hemorrhagic manifestation (positive
tourniquete test) and evidence of plasma
leakage
Thrombocytopenia < 100.000 cells/mm3
Hematocrit rising ≥20%
DHF II As grade I plus spontaneous bleeding Thrombocytopenia < 100.000 cells/mm3
Hematocrit rising ≥20%
DHF* III As grade I or II plus circulatory failure (weak
pulse, narrow pulse pressure (≤20 mmHg)
hypotensive, restless
Thrombocytopenia < 100.000 cells/mm3
Hematocrit rising ≥20%
DHF* IV As grade III plus profound shock with
undetectable BP & pulse
Thrombocytopenia < 100.000 cells/mm3
Hematocrit rising ≥20%
WHO Classification of Dengue Infection and Grading of Severity WHO-SEARO 2011
DBD fase
demam
Flu-like syndromes
Eksantema Akut
Penyakit diare
Infeksi SSP
Diagnosis Banding DBD fase demam
• Influenza,
• Campak,
• Chikungunya
• Chikungunya,
• Reaksi obat (drug fever)
• Infeksi enterik
• Rotavirus
• Kejang demam
• Ensefalitis
• Rubella, campak,
• Demam skarlatina,
• Infeksi meningokokus,
DD versus DBD
• Perembesan plasma
DBD ada, DD tidak ada
• Syok hipovolemik
DBD dapat disertai syok, DD tidak
• Prognosis
DD lebih baik daripada DBD
• Perdarahan
pada DD ringan
• Penting: monitor suhu saat
perpindahan fase demam ke
fase syok (hari sakit ke 3-5)
Time of fever
defervescence
Tips Pada Demam Dengue:
setelah suhu reda,
klinis & nafsu makan membaik
Hari sakit/demam
Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Demam tinggi, timbul mendadak, kontinua, kadang bifasik,
Berlangsung antara 2-7 hari.
Muka kemerahan (facial flushing) , anoreksi, mialgia dan artralgia.
Nyeri epigastrik, muntah, nyeri abdomen difus,
Kadang disertai sakit tenggorok.
Faring dan konjungtiva yang kemerahan
Dapat disertai kejang demam.
Manifestasi klinis
Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Uji Tourniquette positif
Petekie spontan, epistaksis
Perdarahan ringan saluran cerna, hematuri jarang
Manifestasi perdarahan
Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Fase demam
ruam makulopapular/ morbiliform pada fase awal sakit & berlangsung singkat sehingga sering luput dari pengamatan orang tua.
Fase penyembuhan
petekie konfluens, ruam kemerahan diselingi bintik kulit normal (white island in the sea of red)
Manifestasi perdarahan
Hematom pada bekas pengambilan darah
White island in the sea of red
Risiko Tinggi
Bayi, lansia
Obesitas
Kehamilan
Komorbid Syok
berkepanjangan
Perdarahan nyata
Ensefalopati
Demam Berdarah Dengue ( DBD) • Hepatomegali 2-4 cm bawah arkus kosta,
tidak disertai ikterus,
lebih sering ditemukan
pada SSD
• Kebocoran plasma
efusi pleura
peningkatan nilai hematokrit
penurunan kadar protein
plasma terutama albumin
menimbulkan syok hipovolemi
Foto thorax posisi tegak
Foto thorax posisi right lateral decubitus
Dengue Shock Syndrome
Compensated shock
• Tachycardia
• Tachypnea
• Pulse rate <20 mmHg
• Capillary refill time > 2 sec
• Cold skin
• Decreased urine output
• Restless
Decompensated shock
• Tachycardia
• Hypotensive
• Narrow of pulse rate
• Hyperpnea or Kussmaul
• Cyanosis
• Cold and clamp skin
Profound shock
• Unpalpable pulse,
• Undetectable blood pressure
• Takikardia
• Diastolik meningkat tanpa peningkatan sistolik
Syok terkom pensasi
• Hipotensi berkepanjangan
• Hipoksia
Syok dekom pensasi
• Asidosis metabolik berat
• Multi organ failure
Profound shock
Beberapa jam Beberapa menit Kolaps kardiovaskular
Sindrom Syok Dengue (DSS)
Perdarahan masif (akibat DIC) Gangguan koagulasi
Trombositipenia
Tanpa pengobatan tepat dan segera, kematian terjadi dengan cepat
(“tsunami storm”)
Komplikasi infeksi dengue
Manifestasi klinis yang tidak lazim
(unusual manifestations)
Expanded Dengue
Syndrome
• Gangguan elektrolit
• Kelebihan cairan (fluid overload)
• Ensefalopati dengue
• Perdarahan hebat (massive bleeding),
• Infeksi ganda (dual infections),
• Kelainan ginjal,
• Miokarditis
Expanded Dengue Syndrome Manifestation yang tidak lazim, dengue dengan
komplikasi, keterlibatan organ lain
Enam rumah sakit di Jakarta, KLB tahun 2004
Expanded dengue syndrome 205 (46.7%) diantara 1494 kasus infeksi dengue
• Recurrent shock 34 (2.7%) • Prolonged shock 16 (1.3%) • Massive hemorrhages 12 (1.0%) • Fluid overload 21 (1.7%) • Encephalopathy 16 (1.3%) • DIC 3 (0.2%) • Others 6 (0.5%)
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16-20 21-40 41-61 61-80 90 >90 Days
NS-1
Virus isolation
RNA detection
IgG primary infection
Serology and virology of dengue virus infection
IgM primary infection
IgG secondary infection
IgG primary infection
Viremia
IgM secondary infection IgM
IgG
Tata laksana Infeksi Dengue
Tata laksanaTersangka Infeksi Dengue
“Warning signs”
DBD
Sindrom
syok dengue
Expanded Dengue
Syndrome
“Warning
Signs”
• Keterlibatan organ
• Komplikasi
• Ko-morbiditas
• Ko-infeksi
• Tidak perbaikan klinis saat suhu reda
• Menolak makan/minum
• Muntah berulang
• Nyeri perut hebat
• Letargi, perubahan perilaku
• Perdarahan: epistaxkss, bab hitam, hematemesis,
menoragia, urin coklat (haemoglobinuria /hematuria)
• Giddines
• Pucat, ekstrimitas dingin
• Diuresis menurun dalam 4-6 jam
Ya Tidak
• Ko-morbiditas • Indikasi sosial
Tidak Ya Rawat inap
Pulang,
rawat jalan
Pemantauan klinis + lab
• Nyeri kepala, nyeri retroorbital , mialgia,
artralgia
• Leukopenia (4000/mL)
• Terdapat kasus dengue di
lingkungannya
• Demam <7 hari
• Ruam kulit
• Manifestasi perdarahan (uji
tourniquet / spontan)
Pemantauan
ketat
“Warning Signs”
• Tidak ada perbaikan klinis
detelah demam reda
• Menolak makan/minum
• Muntah berulang
• Nyeri perut hebat
• Letargi, perubahan perilaku
• Pucat, ekstrimitas dingin
• Perdarahan: epistaksis, b.a.b
hitam, hematemesis, menoragia,
bak coklat (haemoglobinuria atau
hematuria)
• Diuresis menurun selama 4-6
jam
Untuk mendeteksi dini syok
Tindakan terapi, monitor &
observasi
Demam 2-7 hari, Perhatikan “warning
signs”
TRIASE
Rawat Inap
Emergency Tindakan
segera
Rawat 24 jam : pemantauan
ketat
Rawat Jalan
Pulang pantau selama
demam
• Dengan merawat di ruang rawat sehari (one day care=ODC),
mengurangi 76% rawat inap
• Sangat berguna dalam keadaan KLB dengue
• Perlu dirawat?
• Perlu pemantauan?
• Rawat jalan?
Alur skrining Tersangka Infeksi Dengue
Sri Rezeki Hadinegoro dkk, Sari Pediatri 1998;1;5-8.
Cukup minum: air putih, susu, jus buah, elektrolit, air
tajin. Frekuensi b.a.k baik setiap 4 – 6 jam
Parasetamol 10mg/kgBB/kali apabila suhu > 38oC interval 4-6
jam
Hindari pemberian aspirin/NSAID/ibuprofen
Berikan kompres hangat
Istitahat
Nasehat kepada orang tua sebelum pasien dipulangkan
Saat suhu turun keadaan anak memburuk,
Nyeri perut hebat,
Muntah terus menerus,
Tangan dan kaki/dingin dan lembab,
Letargi atau gelisah/rewel, tampak lemas,
Perdarahan, sesak nafas,
Tidak b.a.k lebih dari 4 – 6 jam,
Kejang
Kapan anak harus segera dibawa kembali ke rumah sakit
Sangat penting mendeteksi perembesan plasma untuk mencegah
terjadinya syok
Perembesan plasma terjadi saat suhu tubuh
turun (time of fever defervescence)
Penurunan trombosit merupakan indikator interaksi Ag-Ab masih
berlangsung
Syok yang berkepanjangan tanda
terjadi perdarahan masif
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien DBD rawat jalan
Pengobatan DBD simtomatis dan suportif
Tata laksana DBD tanpa syok
• Istirahat • Pilihan cairan
• cairan kristaloid isotonik ringer laktat atau ringer asetat
• perembesan plasma hebat dan dengan cairan kristaloid tidak berhasi: berikan koloid
• Jumlah cairan • Volume rumatan +
dehidrasi 5%
• Pasien obesitas, • penghitungan cairan
berdasarkan berat badan ideal
• Kecepatan cairan intravena • Sesuai kondisi klinis
dan laboratorium secara berkala untuk menghindari kelebihan cairan
Ht
Trombo
Jam
Jenis
Jumlah
Ht, %
Urin,ml
Kecepatan cairan intravena DBD tanpa syok
6 12 18 24 30 36 42 48
10
6
4
2
0
5ml/kgBB/jam
7ml/kgBB/jam
3ml/kgBB/jam
1,5ml/kgBB/jam
Kec
epat
an c
aira
n (m
l/jam
) Nama ………………, BB ……..kg Rumatan…..m//hari=…..ml/jam, rumatan+def5%.....ml/hari= ……ml/jam
Pemantauan selama perawatan • Tanda-tanda vital
• Keadaan umum, suhu, frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan tekanan darah dilakukan setiap 2-4 jam sekali
• muntah, perdarahan, dan “warning signs” • perfusi perifer, harus sering diulang untuk mendeteksi awal
gejala syok
• Pemeriksaan hematokrit dan trombosit • awal dilakukan sebelum resusitasi atau pemberian cairan
intravena (sebagai data dasar), diupayakan dilakukan setiap 4-6 jam sekali
• Pemantauan volume urin • upayakan jumlah urin 1ml/kgBB/jam
Sindrom Syok Dengue Terkompensasi
• Berikan oksigen 2-4L/menit • Cek kadar hematokrit
•Kristaloid RL/RA 10-20ml/kg.BB bolus dalam 10-20 menit
Syok teratasi Ya
IVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam
Tanda vital stabil Turunkan IVFD bertahap
7, 5, 3 , dan 1,5 ml/kg.BB/jam
Stop IVFD maksimal 48 jam
setelah syok teratasi
Tidak
Periksa Ht, AGD, gula darah, kalsium, perdarahan (ABCS)
Koreksi asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
Ht turun Ht naik
Bolus ke-2 dg kristaloid atau
Koloid 10-20ml/kg.BB
dalam 10-20 menit
Perdarahan
Koloid 10-20ml/kg.BB
dalam 10-20menit, jika syok
menetap dianjurkan transfusi
Transfusi darah
Tidak jelas
Jam ke
Jam
Jenis
Ht %
Urin,ml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
24
10
8
6
4
2
0
6 jam: ….ml
10-5ml/kgBB/jam
5-3ml/kgBB/jam
3-1,5ml/kgBB/jam
1,5ml/kgBB/jam
18 jam: ….ml
12 jam: ….ml
24 jam: ….ml
Kec
epat
an
cair
an (
ml/j
am)
Syok
Kecepatan cairan intravena pada DSS (ml/jam) jam
Nama …………BB…kg Rumatan ……ml/hari=….ml/jam, rumatan+def5%....ml/hari=…ml/jam
Sumber: Kalayanarooj S, Nimmannitya S. Guideline for Dengue & Dengue Haemorrhagic Fever Managemant. Bangkok Medical Publisher, Bangkok 2003.
Sindrom Syok Dengue Dekompensasi
• Berikan oksigen 2-4L/menit • Periksa hematokrit, AGD, gula darah, kalsium, perdarahan (A-B-C-S)
• Kristaloid atau koloid 10-20ml/kg.BB dalam 10-20 menit
Syok teratasi Ya
IVFD 10ml/kg.BB, 1-2 jam
Tanda vital stabil Turunkan IVFD bertahap
7, 5, 3 , dan 1,5 ml/kg.BB/jam
Stop IVFD maksimal 48 jam
setelah syok teratasi
Tida
k
Evaluasi Ht, AGD, gula darah, kalsium, perdarahan (ABCS)
Koreksi asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
Ht turun Ht naik
Bolus ke-2 dg kristaloid atau
Koloid 10-20ml/kg.BB
dalam 10-20 menit Perdarahan
Koloid 10-20ml/kg.BB
dalam 10-20menit, jika syok
menetap dianjurkan transfusi
Transfusi darah
Tidak jelas
Perdarahan
• Perdarahan pada dengue • Nyata: hematom
bekas pengambilan darah, hematemesis dan melena
• Tersembunyi (occult/concealed bleeding) : nyeri perut, selanjutnya feses berwarna hitam
Disseminated intravascular coagulation=DIC
Resusitasi kedua gagal
• Perhatikan kadar hematokrit • Kadar Ht tetap tinggi
atau meningkat, berikan koloid 10 ml/kgBB dalam waktu 10-20 menit
• Kadar Ht menurun atau rendah, disertai dengan hemodinamik yang tidak stabil: kemungkinan perdarahan berat, berikan transfusi darah segar atau PRC
Take home message (1)
• Dalam tata laksana kasus infeksi dengue, diperlukan pengetahuan mengenai perjalanan penyakit terutama perubahan fase demam ke fase kritis.
• Sebagian besar infeksi dengue ringan dan dapat berobat jalan, maka skrining dan monitor anak dengan demam sangatlah penting
Take home message
• Konsensus “Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue” yang dibuat oleh UKK Infeksi & Ped Tropis merupakan harmonisasi WHO dengue guideline 2009 dan 2011
• “Pedoman Nasional Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue” masih dalam proses bersama organisasi lainnya
Take home message (2)
• Deteksi dini terjadinya perembesan plasma (saat suhu turun) adalah kunci tata laksana infeksi dengue pada anak.
• Pemberian cairan segera dan adekuat serta mempertahankan oksigenasi yang baik akan mencegah perdarahan yang sulit diatasi.