dr. eka mulyana, spot(k)., fics., sh., mkes., mhkes ketua

39
dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua IDI Wilayah Jawa Barat

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes

Ketua IDI Wilayah Jawa Barat

Page 2: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua
Page 3: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

KODEKIKEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati danmengamalkan sumpah dan atau janji dokter.

Pasal 2 Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusanprofessional secara independen,dan mempertahankan perilakuprofesional dalam ukuran yang tertinggi.

Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang doktertidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnyakebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4 Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .

Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkandaya tahan psikis maupun sik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikanpasien tersebut.

3

Page 4: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 6 Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalammengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik ataupengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-halyang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7 Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan danpendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknisdan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang (compassion) danpenghormatan atas martabat manusia.

Pasal 9 Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungandengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkansejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memilikikekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukanpenipuan atau penggelapan.

4

Page 5: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 10 Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, temansejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjagakepercayaan pasien.

Pasal 11 Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinyamelindungi hidup makhluk insani.

Pasal 12 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajibmemperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik sik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdisejati masyarakat.

Pasal 13 Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintassektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajibsaling menghormati.

5

Page 6: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 14 Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas danmempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannyauntuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampumelakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, ataspersetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasienkepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15 Setiap dokter wajib memberikan kesempatanpasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengankeluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat danatau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

6

Page 7: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 16 Setiap dokter wajib merahasiakan segalasesuatu yang diketahuinya tentang seorangpasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggaldunia.

Pasal 17 Setiap dokter wajib melakukanpertolongan darurat sebagai suatu wujud tugasperikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

7

Page 8: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 18 Setiap dokter memperlakukan temansejawatnya sebagaimana ia sendiri ingindiperlakukan.

Pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambilalih pasien dari teman sejawat, kecuali denganpersetujuan keduanya atau berdasarkan proseduryang etis.

8

Page 9: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20 Setiap dokter wajib selalumemelihara kesehatannya, supaya dapatbekerja dengan baik.

Pasal 21 Setiap dokter wajib senantiasamengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan

9

Page 10: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Masyarakat sekarang menurut dr. Sofwan:

1.Semakin memahami hak-haknya,

Tapi tidak diimbangi oleh peningkatan pemahamanmengenai logika medis dan logika hukum,akibatnyasemua bentuk adverse event digeneralisasi sebagai kasusmalpraktek.

10

Page 11: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

2. Semakin litigious(gemar menuntut dan

menggugat rumah sakitatau dokter).

11

Page 12: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

3. Semakin memandangdokter bukan

sebagai partnership dalammengatasi problem

kesehatannya.

12

Page 13: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

4. Semakin menerimakonsep HAM sebagai

acuan bagi penentuankebijakan dibidang

sosial dan hukum

13

Page 14: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

5. Semakin tinggi penghargaannyaterhadap prinsip-prinsip

konsumerisme.- antara lain prinsip “he who pays

the piper calls the tune”(siapa membayar pengamen suling

maka dialah yang menentukannadanya atau lagunya).

14

Page 15: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua
Page 16: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua
Page 17: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua
Page 18: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua
Page 19: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Dalam situasi darurat prosedur dapat dilanggar yang penting tujuannya untuk 'live saving' (Penyelamatan nyawadan mencegah kecacatan)

Page 20: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Isip boleh ok sudah ada STR IsipPromotif,preventif (KIE) tanpa STR Tapiterkait tindakan tidak boleh

Page 21: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Contoh: GP dapat diberikan kewenangan di ICU untuk intubasi

Page 22: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

P3C19 (Revisi 4, update)

Page 23: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Merujuk tidak menolak. Mis di poli susp.covid19 APD tidak lkp. Solusi lain: rewash/reuseable.

Page 24: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Dalam situasi ini tenaga medis tidak dapatdihukum/dituntut, karena beresiko terpapar bila

memaksakan.Seperti dalam situasi perang, keselamatantenaga medis harus diutamakan karena menyelamatkan

banyak orang.

Page 25: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Prioritas pertama live saving Kondisi darurat teratasi baru IC Hal ini tak hanya saat wabah tp di

IGD jg Tp klg psn sering ikut msk jd sulit

utk LS Psn tdk jujur,UUPK: kewajiban

pasien untuk beri informasi jujurlkp

Bl tdk, medis tidak dapatmelakukan pertol/yan (sesuai std)

Ptg edukasi mis tidak memakaimasker

Page 26: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Identitas pasien boleh dibuka atau tidak

?

Pmk utk tenaga medis bgm pej publik?

Ident lkp: nama lkp, no telp, foto tdkboleh

Bila tdk dibuka, sulit tracing.

Ps54 UU 14/2008: Pej publik boleh bukainformasi kec ident psn. Dpt mengacufatwa etik.- Ps.322 KUHP: pengganti uupkttg buka rhs psn

Page 27: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Prinsip hukum (universal)

Dlm situasi darurat menolongmengancam nyawa, tidak dapatdituntut/dihukum/dipidana.

Page 28: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Bgm kewenangan faskes (primer) mengeluarkan surat sehat (covid19)..?

Pasen sembuh (covid19) bdsr hasil lab

Dikeluarkan oleh faskes resmi ditunjuk pemerintah

Dikirim balik ke faskes yg merujuk

Surat keterangan sehat (covid non covid): stigma masyarkat dijauhi.

Page 29: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasen meninggal dikubur dg prosedur covid19 Informasi sudah sp ke masyarakat

Hsl lab (PCR) belum keluar

Ternyata PCR negative

Bgm surat ket. kematiannya (Krn peny menular/covid)?

Boleh diubah bdsr hsl lab baru

Klg lebih tenang, nyaman

Page 30: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Bgm psn pulpak (PDP/Suspcovid19)

Tg jwb faskes sesuai protocol

PDP gej rgn/tanpa pneumoni: 'self isolation'. Kordinasidinkes/pusk. Krn swab tetap diambil.

Bila KU buruk pulpak: ptg edukasi harus rujuk. Tetapkordinasi pihak berwenang/kepolisian setempat karenapasien tidak kooperatif.

Page 31: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Apakah ada sangsi hukum bagi dokter yg menolak beripelayanan kesehatan kepada pesan karena

(faskes/dokter) tidak ada APD yang memadai..?

Ada 2 UU : UU Wabah No.4/1984 dan UU Karantina Kes No.6/2018.

Ancaman pidana penjara 1 thn (UU Wabah) dan denda 100 juta (UU Karant.Kes)

Jgn ada kata-kata menolak

Bila pasien ke mana-mana berpotensi menularkan

Kena 2 UU krn menghalangi proses penanggulangan wabah(sesuai protap)

Bila harus dirujuk, skrining dulu jalani dulu (igd,poli,HD)

Jagan belum apa2 belum dikerjakan sudah tidak bisa diterima/ditolak.

Bijak, hati-hati menggunakan kata-kata

Page 32: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Bgm dg sangsi hukum kpd psn (suspcovid19) yg menolak (mis.isolasi)..?

Mis karena mencari nafkah. Tetap pulpak

Tetap terkena sangsi sama (UU Wabah dan UU Karant.Kes)

Karena masyarakat tidak patuh misal berkerumun tidakmemakai masker

Menghalangi proses penanggulangan wabah

Saran: tidak menggunakan ancaman penjara

Tp pendekatan denda yang tegas dan setinggi-tingginya

Page 33: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Bgm tg jwb institusi / lembaga tanpa/tdkmenyediakan APD lkp/memadai bagi staf / residen / teknisi dll..?

UU Kes No.36/2009 bab kes kesel kerja

UU Kes Kesel Kerja / 71

Perlindungan org di instansi termasuk RS dari potensitertular covid19

Prinsip melindungi diri dan orang lain

Page 34: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

34

Perkonsil No.4 th. 2011Ttg :

Disiplin Profesional DokterDan Dokter Gigi

Jangan sampaiberhubungan dg MKDKI

Page 35: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 11) Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi adalah

ketaatan terhadap aturanaturan dan/atau ketentuanpenerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktikkedokteran.

2) Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan yangdilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasiendalam melaksanakan upaya kesehatan.

3) Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokterspesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusanpendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik didalam maupun di luar negeri yang diakui olehPemerintah Republik Indonesia sesuai denganperaturan perundang-undangan dan terregistrasi padaKonsil Kedokteran Indonesia.

35

Page 36: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 14) KKI adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural,

dan bersifat independen, yang terdiri atas KonsilKedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.

5) MKDKI adalah lembaga yang berwenang untukmenentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukandokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmukedokteran dan kedokteran gigi dan menetapkan sanksi.

6) MKDKI-P adalah lembaga di wilayah provinsi tertentuyang berwenang untuk menentukan ada tidaknyakesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalampenerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigidan menetapkan sanksi.

36

Page 37: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

Pasal 31.Setiap Dokter dan Dokter Gigi dilarang melakukan

pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi.

2.Pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigisebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 28 bentuk:

a. melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak kompeten;

b. tidak merujuk pasien kepada Dokter atau Dokter Gigi lainyang memiliki kompetensi yang sesuai

c. mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatantertentu yang tidak memiliki kompetensi untukmelaksanakan pekerjaan tersebut;

d. menyediakan Dokter atau Dokter gigi penggantisementara yang tidak memiliki kompetensi dankewenangan yang sesuai atau tidak melakukanpemberitahuan perihal penggantian tersebut;

37

Page 38: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

38

Page 39: dr. Eka Mulyana, SpOT(K)., FICS., SH., MKes., MHKes Ketua

39