dr dwi arifiany (tinjuan pustaka dan kasus) wanita 53 tahun p0a0 dengan carcinoma ovarium inadequate...
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
1/35
Kepada Yth. :
Diajukan tanggal :
TINJAUAN PUSTAKA
CARCINOMA OVARIUM
DAN
LAPORAN KASUS
WANITA, 53 TAHUN, P0A0 DENGAN
CYSTADENOCARCINOMA OVARIUM INADEQUAT STAGING
Oleh :
dr. Dwi Arifiany
Pembimbing :
dr. Endy Cahyono, Sp.OG(K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP RSUP.dr.KARIADI
SEMARANG
2016
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
2/35
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Anatomi Ovarium 2
2.2 Tumor Ovarium 4
2.2.1. Definisi dan klasifikasi 4
2.2.2. Etiologi dan faktor resiko 6
2.2.3. Gejala klinis 7
2.2.4. Pemeriksaan penunjang 8
2.2.4.1. Pemeriksaan radiologis 8
2.2.4.2. Pemeriksaan tumor marker CA 125 16
2.2.5. Stadium 17
2.2.6. Penatalaksanaan 19
BAB III LAPORAN KASUS 21
3.1 Identitas pasien 21
3.2 Anamnesis 21
3.3 Pemeriksaan fisik 22
3.4 Pemeriksaan penunjang 22
3.4.1. Pemeriksaan laboratorium 22
3.4.2. Pemeriksaan radiologi 25
3.5 Diagnosis 29
3.6 Terapi 29
BAB IV PEMBAHASAN 30
BAB V KESIMPULAN 31
DAFTAR PUSTAKA 32
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
3/35
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
4/35
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker ovarium merupakan tumor terbanyak ke 6 di dunia dari seluruh tumor pada
wanita. Di Amerika Serikat 1 dari 71 wanita terdiagnosis menderita kanker ovarium. Pada tahun
2009 terdapat 21.550 kasus kanker ovarium, dan 14.600 meninggal dunia.1
Di Indonesia lebih dari 40% dari keganasan merupakan kanker ginekologi. Laporan
histopatologi pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker serviks, kanker ovarium dan kanker
endometrium merupakan kanker paling sering diantara wanita. Angka kelangsungan hidup pada
kanker ovarium adalah 54,8%. Jika diklasifikasikan oleh tiap tahap, maka angka tingkat
kelangsungan hidup lima tahun adalah 94,3%, 75%, 31%, dan 11,7% untuk stadium I, II, III dan
IV masing-masing.2
Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari usia 20 hingga
80 tahun, jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun. Delapan puluh persen kanker
muncul pada usia di atas 40 tahun, dan bila muncul sesudah menopause maka hampir 30%
adalah ganas.3
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik
dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang
pada stadium lanjut – sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer ”.1,2
Diagnosis dengan menggunakan ultrasonografi masih menjadi pilihan utama karena
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat baik dibandingkan dengan modalitas lainnya,
disamping lebih aman, biaya yang dikeluarkan pun relatif terjangkau. 4
Diagnosis tumor ganas ini lebih sering dibuat sesudah laparatomi atas indikasi
ditemukannya tumor ovarium. Agar tindakan yang benar tidak terlambat dilakukan, seharusnya
dilakukan pemeriksaan histologik durante operasi ( frozen section atau beku). Pada laparatomi
juga tidak boleh dilupakan pembilasan kavum peritonei untuk diperiksakan tentang ada/tidak
adanya sel ganas (sitologi eksfoliatif cairan ascites atau cairan bilasan kavum peritoneum).4
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
5/35
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Ovarium
Wanita memiliki dua ovarium kiri dan kanan dengan bagian mesovarium
menggantung dibagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan pada dinding pelvis di
fossa iliaca. Kedua ovarium berada di sisi uterus yang dihubungkan oleh ligamentum ovarii
propria. Selain menghasilkan ovum, ovarium juga menghasilkan hormone estrogen dan
progesterone. Ovum yang dihasilkan oleh ovarium ditangkap oleh fimbrie dan berjalan
melalui tuba fallopi masuk ke uterus. 4
Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya
bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna agak
coklat, memanjang, struktur rata. Ukurannya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya kurang
dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga bertambah besar
dan saat usia prepubertas dijumpai folikel kistik yang dominan yang hampir mirip dengan
penyakit polikistik ovarium. Pada periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5
x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan
permukaan lebih halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea
warna kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula.
Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang
lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. 4
Struktur ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar yang di liputi oleh epithelium
germinativum berbentuk kubus dan di bagian dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel
premordial. Medula di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma, pembuluh-
pembuluh darah dan sedikit otot polos. 4
Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat
dibagian korteks dalam letak yang beraneka ragam, dan folikel ini berkembang menjadi
folikel de graaf yang matang berisi liquor follikuli, mengandung estrogen dan siap
berovulasi. Folikel de graaf yang matang terdiri dari ovum, stratum granulosum, teka interna
dan teka eksterna.4
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
6/35
3
Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarika yang merupakan cabang dari aorta melalui
ligamentum infundibulopelpikum yang memperdarahi seluruh permukaan ovarium dan
beranastomosis dengan arteri ovarium cabang arteri uterine dan memperdarahi korteks dan
medulla, kemudian berjalan ke arah hilus. Sama halnya dengan pembuluh darah vena
bersama-sama dengan arteri. Aliran limfe ovarium melalui stroma ovarium dan membentuk
pleksus di hilus dan bermuara ke kelenjar getah bening paraaorta.4
Gambar 1. Anatomi organ pelvis.4
Gambar 2. Perkembangan folikel selama reproduksi.4
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
7/35
4
2.2 Tumor Ovarium
2.2.1 Definisi dan klasifikasi
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, dan
mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.1,4
Klasifikasi kanker ovarium menurut WHO berdasarkan gambaran histopatologi dan
asal- usul jenis sel epitel. Asal-usul sel kanker ovarium berasal dari empat komponen yaitu
Epitel permukaan ovarium, celomic atau epithelium germinal, Germ cells, Sex cord
ovarium.1,4
1. Epitel permukaan ovarium
a. Serous tumor :
a.1 Benigna : - Cystadenoma dan papillary cystadenoma
- Surface papilloma
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
a.2 Borderline : - Cystic tumor dan papillary cystic tumor
- Surface papillary tumor
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
a.3 Malignant : - Adenocarcinoma, papillary adenocarcinoma, papillary
cystadenocarcinoma
- Surface papillary adenocarcinoma
- Adenocarcinofibroma, cystadenocarcinomafibroma
b. Musinous tumor :
b.1 Beningna : - Cystadenoma
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
b.2 Borderline : - Cystic tumor
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
b.3 Malignant: - Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma
- Adenocarcinofibroma, cystadenocarcinomafibroma
c. Endometrioid tumor
c.1 Benigna : - Cystadenoma
- Cystadenoma dengan diferensiasi skuamus
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
8/35
5
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
- Adenofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus
c.2 Borderline : - Cystic tumor
- Cystic tumor dengan diferensiasi skuamus
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
- Adenofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus
c.3 Malignant: - Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma
- Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma diferensiasi skuamus
- Adenocarcinofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus
- Adenocarcinofibroma dan cystaacenocarcinomafibroma
diferensiasi skuamus
c.4 Epitelial stromal dan stromal :
- Adenosarcoma, homologous, heterologous
- Mesodermal (Mullerian) mixed tumor (carcinosarcoma), homologous,
heterologous
- Stromal sarcoma
d. Clear cell tumor :
d.1 Benigna : - Cystadenoma
- Adenofibroma dan cystadenofibroma
d.2 Borderline : - Cystic tumor
- Adenofibroma dan cysadenofibroma
d.3 Malignant : - Adenocarcinoma
- Adenocarcinofibroma dan cystadenocarcinofibroma
e. Transitional cell tumor : - Brenner tumor
- Brenner tumor of borderline malignancy (proliferating)
- Malignant brenner tumor
- Transitional cell carcinoma (non Brenner type)
f. Skuamus cell tumor
g. Mixed epithelial tumor
h. Undifferentiated carcinoma
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
9/35
6
2. Sex cord-stromal tumor
a. Fibrosarcoma
b. Sertoli stromal cell tumor
c. Granulosa cell tumor
3. Germ cell tumor
a. Dysgerminoma
b. Yolk sac tumor
c. Embryonal carcinoma
d. Mixed germ cell tumor
e. Immature teratoma
4. Metastasis tumor ke ovarium
2.2.2 Etiologi dan faktor resiko
Penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui, namun ada berbagai faktor resiko
yang telah diidentifikasi yang mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan
kanker ovarium. Ada tiga penelitian terbaru yang menunjukkan peningkatan resiko
menderita kanker ovarium pada wanita yang menopause yang diterapi dengan estrogen
eksogen dengan dosis yang tinggi selama 10 tahun. Pada tahun 1966, Lynch dan teman-
teman menduga bahwa faktor keturunan memiliki peran dalam perkembangan kanker
ovarium. 3,4
Ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan kanker ovarium:
• Usia : wanita usia diatas 50 tahun.
• Demografi : wanita berkulit putih lebih rentan dibanding wanita kulit berwarna.
• Faktor reproduksi : menarche yang lebih awal. Menopause yang lebih lambat,
infertiliti, nullipara, menyusui, pemakaian oral kontrasepsi.
• Hubungan familial/ familial tendency : sejumlah penelitian yang membuktikan
hubungan kanker ovarium dengan family histori. Resiko menderita kanker ovarium
pada garis keturunan pertama
• Mutasi gen, terutama Gen BRCA1 dan 2, RB1, NF1, p53, CDK 12
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
10/35
7
• Diet : asupan lemak yang tinggi, asupan kopi yang tinggi, rendah serat, rendah vitamin
A
• Faktor lingkungan : radiasi, asbesitosis, infeksi virus ( rubella, mump), penggunaan
talk ( bedak) pada perineal
2.2.3 Gejala klinis
Pada stadium awal kanker ovarium belum menunjukkan gejala, namun terkadang
dapat ditemukan massa yang tidak teratur pada saat pemeriksaan pelvis. Secara umum
gejala yang sering dikeluhkan wanita seperti nyeri perut, rasa tidak nyaman diperut, sakit
dipunggung berbagai gejala yang tidak khas. Keluhan yang timbul berhubungan dengan
peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari kolon dan asites.
Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan
nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang masif. Namun pada kanker ovarium yang
berasal dari sex cord-stroma tumor mempunyai gejala klinis yang sedikit berbeda dimana
dijumpai gangguan haid pada wanita yang produktif, dan perdarahan pada wanita yang
sudah menopause, yang diakibatkan sel-sel granulosa menghasilkan hormon steroid
terutama estrogen. Pada yolk sac tumor penderita biasanya wanita usia muda dan gejala
klinis antara lain tidak haid, hirsutism. 3,4
Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula. Secara
umum akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan
45% setelah menopause.3,4
Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam memperkirakan
ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Penemuan fisik yang paling
sering adalah massa adneksa, massa abdomen, asites atau nodulasi. Setiap massa yang
terfiksir dalam cul-de-sac posterior harus dipertimbangkan kemungkinan ganas, seperti
massa berukuran besar dan terfiksir.3,4
Keganasan ovarium diketahui setelah stadium lanjut. Gejala dan tanda keganasan,
yaitu 3,4:
• Perubahan menstruasi.
• Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
11/35
8
• Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.
• Obstruksi pada vesica urinaria (poliuria sampai dengan anuria) atau rektum (obstipasi
dan konstipasi).
• Massa tumor di pelvis. Tumor memiliki bagian padat, ireguler dan terfiksir ke dinding
panggul, bila tanda-tanda tersebut ada maka keganasan perlu dicurigai.
• Tumor cepat membesar
• Berbenjol-benjol
• Terdapat asites
• Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi edema tungkai.
2.2.4 Pemeriksaan penunjang
2.2.4.1 Pemeriksaan radiologis
a. Ultrasonografi
Ultrasonografi merupakan modalitas awal pada wanita yang dicurigai memiliki
massa di adneksa. Merupakan pemeriksaan non invasif yang relatif murah. Pemakaian
USG dapat membedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada tumor dengan
bagian-bagian padat (ekogenik) persentase keganasan makin meningkat. Sebaliknya, pada
tumor kistik tanpa ekointernal (anekogenik) kemungkinan keganasan menurun. Pemakaian
USG Color Doppler juga dapat membedakan tumor ovarium jinak dengan tumor ovarium
ganas dari pembuluh-pembuluh darah tumor yang menunjukkan peningkatan arus darah
diastolik dan perbedaan kecepatan arus darah sistolik dan diastolik. Untuk melakukan
staging kanker ovarium dengan ultrasonografi sangat terbatas. Ultrasonografi transvaginal
(TVS) memberikan gambaran lebih baik. TVS bisa menggambarkan tumor terdapat pada
satu atau dua ovarium, intak atau tidak kapsul, serta ada tidaknya tumor di permukaan
ovarium. Akan tetapi faktor, seperti operator, obesitas, dan adanya gas usus membuat
peritoneum sulit tervisualisasi sehingga tidak akurat untuk staging. Pemeriksaan dengan
ultrasonografi ini tidak disarankan untuk staging karsinoma ovarium. 4,5,6
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
12/35
9
b. Computed Tomography Scan (CT-scan)
Pemakaian CT-scan untuk diagnosis tumor ovarium juga sangat bermanfaat,
tetapi lebih utama digunakan untuk mengevaluasi adanya metastasis dan perluasan massa.
CT-scan kurang disenangi karena (1) risiko radiasi, (2) risiko reaksi alergi terhadap zat
kontras, (3) kurang tegas dalam membedakan tumor kistik dengan tumor padat, dan (4)
biaya mahal. 5
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Jika dibandingkan dengan CT-scan, MRI tidak lebih baik dalam hal diagnostik,
menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi tumor di abdomen atau
pelvis. Keuntungan utama menggunakan MRI dalam evaluasi massa ovarium adalah
kemampuan untuk menilai karakteristik jaringan. Adanya lemak, perdarahan, mucin,
cairan, dan jaringan yang solid dalam massa ovarium dapat ditentukan dengan bantuan
MRI. Kemampuan untuk mengkarakterisasi jaringan ini berguna dalam menentukan
apakah massa pasti jinak.5
Karakteristik dari tumor ovarium penting. Pemeriksaan dengan USG Doppler, CT atau
MRI dapat membantu untuk menggambarkan karakteristik ini. Prinsip karakteristik dari
gambaran yang diperlukan 4:
1. Unilateral atau bilateral
Tumor benigna biasanya unilateral. Tumor borderline jenis serous sepertiganya bilateral,
jenis mucinous kebanyakan unilateral. Carcinoma undifferentiated dan serous seringnya
bilateral, sedang carcinoma mucinous, endometrioid dan clear cell seringnya unilateral.
Metastasis ke ovarium sendiri gambarannya mirip dengan tumor primer ovarium, dan 70-
80% kasusnya bilateral.
2. Gambaran makroskopis dan imaging
Gambaran yang harus dipelajari m
eliputi 4 hal, yaitu : proyeksi papil (vegetation), komponen solid, septa dan dinding.
a. Proyeksi papil
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
13/35
10
Merupakan proliferasi jaringan yang berhubungan dengan dinding bagian dalam
(endocystic) dan jarang pada bagian luar (exocystic). Jaringan ini bisa juga berada
pada septa. Proliferasi epitel berhubungan dengan tipe sel epitel dari dinding.
Tabel 1 Karakteristik proyeksi papil pada tumor ovarium
b. Komponen solid
Komponen solid merupakan jaringan dimana berhubungan dengan bagian kistik.
Bagian solid ini tidak memiliki vascular, pembuluh darah terdistribusi irregular di
sentral dan perifer.
Tabel 2 Karakteristik tumor ovarium dengan komponen solid
c. Septa
Tabel 3 Karakteristik dari tumor epitel multiloculated
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
14/35
11
d. Dinding
Tabel 4 Karakteristik dari dinding tumor
e. Gambaran makroskopis yang berhubungan dengan tipe histology
Meskipun sulit untuk mengetahui tipe histologi tumor berdasarkan gambaran
makroskopisnya, beberapa gambaran tertentu sering didapatkan pada jenis tumor
tertentu.
- Bentuk kistik dengan vegetasi merupakan bentuk yang sering dari carcinomaserous. Bisa juga didapatkan pada clear cell carcinoma dan bentuk lainnya.
- Bentuk kistik dengan jaringan merupakan bentuk umum dari carcinoma
endometrioid, tetapi bisa juga dijumpai pada carcinoma serous. Kista
unilokular dengan satu atau beberapa nodul yang protrusi ke lumen
merupakan gambaran dari clear cell carcinoma.
- Bentuk yang dominan kistik multiloculated yang berhubungan dengan
jaringan atau vegetasi merupakan bentuk umum dari carcinoma mucinous.
- Tumor solid saja tidak dapat menggambarkan tipe spesifik.
- Kalsifikasi fokal atau difus berhubungan dengan psammoma bodies yang
menggambarkan serous cystadenocarcinoma.
- Adanya focus kecil dari endometriosis atau kista endometriosis bisa dijumpai
pada endometrioid carcinoma
- Surface papillary carcinoma : tumor serous, bisa eksofitik, ovarium digantikan
oleh jaringan neoplastik dengan permukaan yang polipoid
Tabel 5. Gambaran makroskopis yang berhubungan dengan tipe histology
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
15/35
12
3. Gambaran vascular
a. Color Doppler sonography
Berdasarkan teknik standar, ultrasonografi dengan dopper merupakan alat yang
dapat menggambarkan karakteristik tumor epithelial. Pada proyeksi papil > 1cm,
peningkatan vaskularisasi ada pada carcinoma dan tumor borderline, sedang pada tumor
benigna tidak ada. Pada proyeksi papil < 1 cm tidak terdapat peningkatan vaskularisasi.
Pada komponen solid, pembuluh darah besar dan prominen pada carcinoma,
sedang pada tumor benigna pembuluh darah kecil dan sedikit.
b. Dynamic CT (DCT) dan dynamic MR (DMR)
Pada fase arteri, karakteristik pembuluh darah pada bagian solid merupakan hal
yang penting untuk diagnosis. Pada tumor maligna, pembuluh darah jelas tergambar
sebagai struktur yang tipis, turtous dengan batas yang tegas. Pada tumor benigna,
pembuluh darah biasanya tidak tergambar. Pada tumor borderline, pembuluh darah kecil
bisa tergambar. Pada tumor mucinous, karena komponen tumornya, pembuluh darah
tidak bisa tergambar.
Pada fase vena uptake kontras perlu dinilai. Pada tumor maligna, uptake kontras
terlihat pada early phase dimana diikuti peningkatan pada fase selanjutnya. Pada tumor
benigna, uptake kontras pada early phase rendah, kemudian diikuti peningkatan juga pada
fase selanjutnya. Pada tumor borderline, sulit dibedakan dengan carcinoma.
Tabel 6 Gambaran pembuluh darah
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
16/35
13
4. Perluasan
Bentuk perluasan tumor bisa berupa perluasan ke pelvis, peritoneal, adanya limfadenopati
atau metastasis.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
17/35
14
Gambar 3 A,B. massa kistik solid yang besar potongan sagital dan transversal
C. Ukuran ketebalan septa > 3 mm
D. Massa kistik besar dengan papil tunggal yang besar
E. Massa solid
F. Massa kistik dengan internal echo dan multiple papil
G. Ascites menunjukkan cairan bebas pada cavum douglass 7
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
18/35
15
Gambar 4 A. Gelombang spectral Doppler dengan impedansi rendah
B.Gelombang spectral Doppler pada pembuluh darah perifer dengan impedansi tinggi
C.Gambaran CDS berupa vaskularisasi pada papil solid
D.Peningkatan vaskularisasi intratumor
E. Gambaran CDS berupa vaskularisasi pada septa 7
Sassone et al (1991) menggunakan empat morfologi USG untuk menganalisis massa ovarium
dan massa adneksa yaitu:
• Struktur dinding dalam (papil) yang diklasifikasikan menjadi dinding yang halus,
ireguler (< 3mm), papiler (> 3mm).
• Tebal dinding, diklasifikasikan menjadi tipis (< 3mm), tebal (> 3mm).
• Septa yang diklasifikasikan menjadi tidak ada septa, tipis (< 3mm), tebal (> 3mm)• Ekogenisitas yang diklasifikasikan menjadi sonolucent, ekogenisitas rendah, ekogenisitas
rendah dengan bagian sentral ekogenik, ekogenisitas campuran.
Tabel 2. Sistem morfologi Sassone Timor Tritsch
Nilai Parameter
Permukaan dalam Tebal dinding Septa Echogenisitas
1 Halus ≤ 3 mm Tidak ada Anekoik
2 Iregular ≤ 3 mm ≥ 3 mm ≤ 3 mm Hipoekoik
3 Papiler > 3 mm Umumnya solid >3 mm Hipoekoik dengan inti ekogen
4 Umumnya solid - - Eko campuran
5 - - - Hiperekoik
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
19/35
16
Tabel 2. The Zagreb ultrasound and Doppler scorring system
Morphology Fluid (Score) Internal border (Score)
Unilocular Clear
Internal echoes
(0)
(1)
Smooth
Irregular
(0)
(2)
Multilocular Clear
Internal echoes
(1)
(1)
Smooth
Irregular
(1)
(2)
Cystic-solid Clear
Internal echoes
(1)
(2)
Smooth
Irregular
(1)
(2)
Papillary
projection
Suspicious (1) Definite (2)
Solid Homogenous (1) Echogenic (2)
Peritoneal fluid Absent (0) Present (1)
Color Doppler (Score) RI (index) (Score)
No vessels seen (0) (0)
Regular separate vessels (1) > 0,40 (1)
Randomly dispersed vessels (2) < 0,41 (2)
Score Ultrasound Color Doppler
< 2 Benigna Benigna
3-4 Questionable Suspicious
>4 Suspicious
Dikutip dari Mose The role of ultrasonography in gynecologic malignancy
2.2.4.2 Pemeriksaan Tumor Marker CA 125
CA 125 adalah antigen yang dihasilkan oleh epitel coelom (sel mesotelial pleura,
pericardium dan peritoneum) dan epitel saluran muller (tuba, endometrium dan endoserviks).
Permukaan epitel ovarium dewasa tidak menghasilkan CA 125, kecuali kista inklusi,
permukaan epitel ovarium yang mengalami metaplasia dan yang mengalami pertumbuhan
kapiler. Kadar normal paling tinggi yang disepakati untuk CA 125 adalah 35 U/ml.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
20/35
17
Pemeriksaan kadar CA 125 ini mempunyai spesifisitas dan positive predictive value yang
rendah. Hal ini karena pada kanker lain seperti kanker pankreas, kanker mammae, kanker
kandung kemih, kanker liver, dan kanker paru, kadar CA 125 juga meningkat. Di samping itu,
pada keadaan bukan kanker seperti mioma uteri, endometriosis, kista jinak ovarium, abses
tuboovarian, sindroma hiperstimulasi ovarium, kehamilan ektopik, kehamilan, dan menstruasi,
kadar CA 125 juga meningkat.8
2.2.5 Stadium
Stadium kanker ovarium sangat perlu diketahui, untuk kepentingan penatalaksanaan
penderita. Menurut the international federation of gynecology and obsterics( FIGO)
membagi stadium berdasarkan ukuran tumor, keterlibatan kelenjar getah bening dan ada
tidaknya metastasis (tabel stadium FIGO). Stadium dari kanker ovarium sangat penting
untuk menentukan manajemen terapi dan prognosa penderita kanker ovarium. 1
Tabel 7. Stadium kanker ovarium
TNM
(kategori)
FIGO
(stadium)
KETERANGAN
TX - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak ada bukti tumor primer
T1 I Tumor terbatas pada ovarium.
T1a IA Tumor terbatas pada ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan tumor pada permukaan tumor, tidak ada sel-sel
ganas pada cairan asites dan bilasan cairan peritoneum.
T1b IB Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada
pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel-
sel ganas pada cairan asites atau cairan bilasan
peritoneum.
T1c IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu
faktor yaitu : kapsul ruptur, ada pertumbuhan tumor pada
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
21/35
18
permukaan tumor, ada sel-sel ganas pada cairan asites atau
cairan bilasan peritoneum.
T2 II Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan perluasan
ke pelvis
T2a IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba, tidak ada sel-sel
ganas pada cairan asites atau bilasan cairan peritoneum
T2b IIB Tumor meluas ke jaringan pelvis yang lain dengan sel-sel
ganas pada cairan asites atau bilasan cairan peritoneum.
T2c IIC Perluasan ke pelvis (IIA dan IIB), dengan sel-sel ganas
pada cairan asites atau cairan bilasan peritoneum
T3/N0 III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai perluasan tumor
pada rongga peritoneum diluar pelvik dengan atau metastase
kelenjar getah bening regional.
T3a IIIA Secara mikroskopis metastase ke peritoneum diluar panggul.
T3b IIIB Metastasis makroskopis diluar pelvis dengan besar lesi ≤ 2cm
T3c/N1 IIIC Metastasis makroskopis peritoneum diluar pelvis dengan lesi
≥2cm dan atau metastase ke lymphe node regional
M1 IV Metastasis jauh sampai ke cavum peritoneum
Tabel 2. Limfadenopati regional (N) dan metastasis jauh (M)
TNM FIGO KETERANGAN
NX Limfadenopati tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada limfadenopati regional
N1 IIIC Terdapat limfadenopati regional
MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 IV Terdapat metastasis jauh (termasuk cavum peritoneum)
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
22/35
19
2.2.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya setiap tumor ovarium yang diameternya lebih dari 5 sentimeter
merupakan indikasi untuk tindakan laparatomi, karena kecenderungan untuk mengalami
komplikasi. Apabila tumor ovarium ini tidak memberikan gejala dan diameternya kurang
dari 5 sentimeter, biasanya merupakan kista folikel atau kista lutein.4,6
Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan pembedahan
radikal berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan uterus beserta kedua tuba
dan ovarium, pengangkatan omentum, pengangkatan kelenjar getah bening, pengambilan
sampel dari peritoneum dan diafragma, serta melakukan bilasan rongga peritoneum di
beberapa tempat untuk pemeriksaan sitologi. Tindakan pembedahan ini juga dimaksudkan
untuk menentukan stadium dari kanker ovarium tersebut (surgical staging). Setelah
pembedahan radikal ini, jika diperlukan diberikan terapi adjuvant dengan kemoterapi,
radioterapi atau immunoterapi. 4,6
• Operasi
Terapi standar terdiri atas histerektomi abdominal total (TAH), salpingoooforektomi
bilateral (BSO) dan omentektomi serta APP (optional). Nodus retroperitoneal harus
dipalpasi dan dibiopsi jika mencurigakan. Sebanyak mungkin tumor (untuk
memperkecil) harus diangkat untuk mengurangi keseluruhan massa tumor. Namun
pembedahan lebih radikal belum terbukti menambah manfaat.Dapat didahului frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut.
Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA, sehingga kepastian klasifikasi tumor
dapat ditetapkan untuk menentukan terapi.
Pada sebagian kasus, penyakit terlalu luas untuk histerektomi total, adneksektomi dan
omentektomi.pada kasus-kasus seperti ini sebaiknya sebanyak mungkin tumor diangkat
untuk meningkatkan hasil terapi tambahan (kemoterapi dan terapi radiasi). Operasi
tumor ganas diharapkan dengan cara “debulking” (cytoreductive) – pengambilan
sebanyak mungkin jaringan tumor sampai dalam batas aman. Dengan debulking
memungkinkan kemoterapi maupun radioterapi menjadi lebih efektif.
• Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor
yang peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
23/35
20
Radioterapi sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1
dan T2 yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga perut.
• Kemoterapi merupakan terapi tambahan awal yang lebih disukai karena terapi radiasi
mempunyai keterbatasan (misalnya merusak hati atau ginjal). Setelah mendapatkan
radiasi atau kemoterapi, dapat dilakukan operasi ke dua (eksplorasi ulang) untuk
mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor.
• Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau kemoterapi, lazim
dilakukan lapatotomi kedua (second-look laparotomi), bahkan kadang sampai ketiga
(third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses
penyakit, hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan
atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
24/35
21
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. RT
Usia : 53 tahun
Register : C558800
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rembang
Pembiayaan : BPJS
Tanggal masuk : 7-3-2016
3.2 Anamnesis
Keluhan utama: Badan lemas
Riwayat Penyakit Sekarang:
± 1 minggu SMRS os mengeluh lemas, perut kencang, makan dan minum dalam batas
normal BAK dan BAB dalam batas normal. Periksa ke poli kandungan RSDK, karena Hb 6,4
refer ke IGD
Riwayat operasi ooforektomi dekstra + adhesiolisis (tahun 2014 di RSUD Rembang),
tidak pernah kontrol. Hasil PA : cystadenocarcinoma ovarii mucinocum papiliferum dengan
microinvasi Cystadenocarcinomva ovarium (early staging)
Riwayat Haid : HPHT ± 4 tahun yang lalu (menopause)
Riwayat Obstetri : P0A0
Riwayat KB : (-)
Riwayat Nikah : 2x, yang terakhir 4 tahun ini
Riwayat peny. dahulu : Asma (-).peny.jantung(-), hipertensi(-), DM(-)
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
25/35
22
3.3 Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Baik, composmentis
• Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg, HR: 88x/mnt,
RR : 20x/mnt, suhu: 36 C, BB 56 kg
• Mata : sclera ikterik -/-, Conj. Palpebra anemis(+)/(+)
• Thoraks : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)
Pulmo : SD vesikuler, bising (-/-), ronki (-/-)
• Abdomen : perut datar, timpani, bising usus (+) normal, pekak sisi (+)
normal, pekak alih (-), teraba massa terfiksir sebesar
kepala bayi setinggi pusat
• Ekstremitas : Edema(-), akral dingin (-/-)
• Pemeriksaan gynekologis :
Inspekulo /VT : fluxus (-), fluor (-)
Vulva/ urethra/ vagina : tak ada kelainan
Portio : licin, sebesar jempol tangan
Corpus uteri : sebesar telur ayam
Adneksa/ parametrium/Cavum douglass : teraba massa kistik dengan bagian padat,
mobilitas terbatas, nyeri tekan (-)
3.4 Pemeriksaan penunjang
3.4.1 Pemeriksaan laboratorium
Hematologi Normal 7-3-2016Hemoglobin(g/dl) 11,00-13,00 6,45 (L)
Hematokrit(%) 36-44 17,6 (L)
Eritrosit(106 /Ul) 3-5,4 1,99 (L)
MCH(pg) 23,00-31,00 32,5 (H)
MCV(fL) 77-101 88,5
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
26/35
23
MCHC(g/dl) 29,00-36,00 36,7 (H)
Leukosit(103 /Ul) 5,5-15,5 7,0
Trombosit(103 /Ul) 150-400 332
RDW(%) 11,60-14,80 13,5
MPV(fL) 4,00-11,00 5,35
Elektrolit Normal 7-3-2016
Natrium (mmol/L) 136-145 137
Kalium (mmol/L) 3,5-5,1 4,4
Chlorida (mmol/L) 98-107 106
Kimia klinik Normal 16-11-2015 8-3-2016
Glukosa sewaktu (mg/dL) 80-160 192 (H) 85
SGOT (U/L) 15-34 22 22
SGPT (U/L) 15-60 37 22
Ureum (mg/dL) 15-39 30 77 (H)
Creatinin (mg/dL) 0,60-1,30 0,8 5,3 (H)
Imunoserologi Normal 9-11-2015
CA 125 (U/mL) 0-35 5,89
Urin Rutine Normal 16-11-2015 9-3-2016
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak keruh Agak keruh
Berat jenis 1,003-1,025 - 1,010
PH 4,8 - 7,4 6,5 5,5
Protein (mg/dL) Negatif Negatif 100
Reduksi (mg/dL) Negatif Negatif Negatif
Urobilinogen (E.U /dL) Negatif - 0,2
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
27/35
24
Bilirubin (mg/dL) Negatif - Negatif
Aseton (mg/dL) Negatif - Negatif
Nitrit Negatif - Negatif
Blood 80/uL
Leukosit esterase 70/uL
Sedimen :
Epitel (/uL)
Leukosit (/uL)
Eritrosit (/uL)
Kristal (/uL)
Sil Hyalin (/uL)
Sil Pathologi (/uL)
0,0 – 40
0,0 - 20
0,0 – 25
0,0 – 10
0,0 – 1,20
0,0 –
0,50
28,2
200,9 (H)
15,7
0,0
0,39
0,13
0-1/LPK
10-15/LPB
15-20/LPB
Negatif
Negatif
Negatif
Silinder granula halus (/LPK) Negatif Negatif 0-1
Silinder granula kasar (/LPK) Negatif Negatif 0-1
Silinder epitel (/LPK) Negatif Negatif Negatif
Silinder eritrosit (/LPK) Negatif Negatif Negatif
Silinder leukosit (/LPK) Negatif Negatif Negatif
Mucous (/uL) 0,0 - 0,50 0,13 Benang mucous
+2
Yeast cell (/uL) 0,0 – 25 0,0 Negatif
Epitel tubulus (/uL) 0,0 - 6 0,0 Negatif
Bakteri (/uL) 0,0 – 100 3,456 Negatif
Sperma (/uL) 0,0 – 3 0,0 -
Kepekatan (mS/cm) 3 – 27 22,1 -
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
28/35
25
3.4.2 Pemeriksaan Radiologis
USG Abdomen (16 November 2015)
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
29/35
26
KESAN:
• Lesi kistik multiloculated dengan septa tebal di dalamnya, dinding tebal, batas relatif
tegas, tepi irregular, tak tampak kalsifikasi, tak tampak bagian padat (ukuran ± 7,11 x
7,04 x 6,77 cm) pada adneksa kanan daerah posterior uterus kista ovarium curigamalignant
• Multipel cholesistolithisis (ukuran terbesar ± 1,14 x 0,46 cm)
• Tak tampak nodul pada hepar, lien maupun limfadenopati paraaorta
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
30/35
27
USG Ginekologis (9-11-2015)
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
31/35
28
KESAN :
Tampak vesika urinaria terisi cukup
Tampak uterus berukuran 6,71 x 3,65 x 2,96 cm dengan kontur regular dan tekstur homogen. EL
(+) 0,25 cm.
Tampak massa hipoekoik dengan bagian hiperekoik ukuran 10,12 x 6,93 x 6,71 cm dengan batas
tidak tegas kesan perlengketan, dengan tebal dinding 0,39 cm, sekat (+) o,41 cm, papil (+) 0,58
cm dengan neovaskularisasi (+) Ri 0,34 Pi 0,39. STT 3/2/3/4 =12
Tak tampak cairan bebas intraabdomen
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
32/35
29
X-foto toraks PA (16 November 2015)
Kesan:
Cor tak membesar
Fibrosis pada perihiler kanan
Tak tampak gambaran metastase maupun kelainan lainnya pada paru dan tulang yang terlihat.
3.4 Diagnosa
• P0A0, 53 tahun
• Cystadenocarcinoma ovarii mucinocum papiliferum inadequat staging
• Anemia berat
3.5 Terapi
• Infus RL 20 tpm
• Perbaikan KU
• Transfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr%
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
33/35
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada makalah ini, dilaporkan wanita usia 53 tahun dengan keluhan ± 1 minggu SMRS
merasa lemas dan perut kencang. Riwayat operasi ooforektomi dekstra dan adhesiolisis tahun
2014, tetapi pasien tidak pernah kontrol. Hasil PA menunjukkan cystadenocarcinoma ovarii
mucinosum papiliferum. Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan massa kistik dengan bagian
padat, mobilitas terbatas, nyeri tekan (-) pada adneksa parametrium/cavum douglass.
Dari hasil USG abdomen didapatkan lesi kistik multiloculated dengan septa tebal di
dalamnya, dinding tebal, batas relatif tegas, tepi irregular, tak tampak kalsifikasi, tak tampak
bagian padat (ukuran ± 7,11 x 7,04 x 6,77 cm) pada adneksa kanan daerah posterior uterus yang
merupakan kista ovarium yang dicurigai malignant. Dari USG Ginekologis didapatkan uterus
berukuran 6,71 x 3,65 x 2,96 cm dengan kontur regular dan tekstur homogen. EL (+) 0,25
cm.Tampak massa hipoekoik dengan bagian hiperekoik ukuran 10,12 x 6,93 x 6,71 cm dengan
batas tidak tegas kesan perlengketan, dengan tebal dinding 0,39 cm, sekat (+) 0,41 cm, papil (+)
0,58 cm dengan neovaskularisasi (+) Ri 0,34 Pi 0,39. STT 3/2/3/4 =12, tak tampak cairan bebas
intraabdomen. Dari pemeriksaan x-foto thoraks didapatkan fibrosis pada perihiler kanan. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia berat.
Dari gambaran ultrasonografi pasien dan berdasarkan skor Sassone Timor Tritsch, massa
dicurigai ke arah ganas. Walaupun dari pemeriksaan CA 125 nilainya cenderung normal.
Ditambah lagi dari hasil PA sebelumnya menunjukkan gambaran cystadenocarcinoma ovarium
mucinosum papilliferum (early staging). Maka dari data tersebut, kami mendiagnosa pasien
Cystadenocarcinoma ovarium mucinocum papilliferum inadequat staging. Akan tetapi karena
pasien mempunyai anemia, jadi dilakukan perbaikan KU terlebih dahulu sebelum dilakukan
tindakan operatif.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
34/35
31
BAB V
KESIMPULAN
Ultrasonografi merupakan modalitas awal pada wanita yang dicurigai memiliki
massa di adneksa. Merupakan pemeriksaan non invasif yang relatif murah. Ultrasonografi
transvaginal (TVS) memberikan gambaran lebih baik dibanding ultrasonografi
transabdominal (TAS). USG dapat dijadikan acuan untuk membedakan massa benigna
atau maligna. Penilaian yang dilakukan berupa struktur dinding dalam (papil), tebal
dinding, septa dan ekogenisitas yang dikenal sebagai skor Sassone Timor Tritsch.
Dari pemeriksaan ultrasonografi ini, bisa untuk merencanakan penatalaksanaan
yang tepat. Kemudian dikonfirmasi dengan hasil patologi anatomi maka bisa
didapatkan diagnosis yang tepat. CT dan MRI sendiri lebih digunakan untuk mengetahui
perluasan dari massa.
-
8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging
35/35
DAFTAR PUSTAKA
1. Moyle Penelope, Sala Evis. Radiological Staging of Ovarian Carcinoma. Available at
https://www.researchgate.net/publication/47543804. Oktober 2010.
2. Epidemiologi kanker ginekologi. Available at
http://obgynmag.blogspot.co.id/2011/10/epidemiologi-kanker-ginekologi.html. Oktober
2011
3. Sutton CL, McKinney CD, Jones JE, Gay SB. Ovarian masses revisited: radiologic and
pathologic correlation. Radiographics. 1992;12(5):853-877.
4. Noel Jean Buy, Ghossain Michel. Gynaecological Imaging, A Reference Guide to
Diagnosis. Springer. Verlag Berlin Heidelberg. 2013
5. Fleischer Arthur C. Malignant Ovarian Tumor Imaging. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/404450-overview. November 2015
6. Twickler Diane M. Ultrasound and Assessment of Ovarian Cancer Risk. Department of
Obstetrics and Gynecology, University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas,
TX. November 2009.
7. Jung Sung II. Ultrasonography of Ovarian Masses using a Pattern Recognition Approach.
Department of Radiology, Konkuk University Medical Center. Februari 2015
8. Lutz M Amelie, Willman K Jurgen. Early diagnosis of Ovarian Carcinoma : Is a solution
in sight? Available at www.rsna.org/education/ry_cme.html. May 2011