dr dwi arifiany (tinjuan pustaka dan kasus) wanita 53 tahun p0a0 dengan carcinoma ovarium inadequate...

Upload: gregenrico

Post on 06-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    1/35

    Kepada Yth. :

    Diajukan tanggal :

    TINJAUAN PUSTAKA

    CARCINOMA OVARIUM

    DAN

    LAPORAN KASUS

    WANITA, 53 TAHUN, P0A0 DENGAN

    CYSTADENOCARCINOMA OVARIUM INADEQUAT STAGING

    Oleh :

    dr. Dwi Arifiany

    Pembimbing :

    dr. Endy Cahyono, Sp.OG(K)

    PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I RADIOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP RSUP.dr.KARIADI

    SEMARANG

    2016

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    2/35

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

    2.1 Anatomi Ovarium 2

    2.2 Tumor Ovarium 4

    2.2.1. Definisi dan klasifikasi 4

    2.2.2. Etiologi dan faktor resiko 6

    2.2.3. Gejala klinis 7

    2.2.4. Pemeriksaan penunjang 8

    2.2.4.1. Pemeriksaan radiologis 8

    2.2.4.2. Pemeriksaan tumor marker CA 125 16

    2.2.5. Stadium 17

    2.2.6. Penatalaksanaan 19

    BAB III LAPORAN KASUS 21

    3.1 Identitas pasien 21

    3.2 Anamnesis 21

    3.3 Pemeriksaan fisik 22

    3.4 Pemeriksaan penunjang 22

    3.4.1. Pemeriksaan laboratorium 22

    3.4.2. Pemeriksaan radiologi 25

    3.5 Diagnosis 29

    3.6 Terapi 29

    BAB IV PEMBAHASAN 30

    BAB V KESIMPULAN 31

    DAFTAR PUSTAKA 32

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    3/35

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    4/35

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kanker ovarium merupakan tumor terbanyak ke 6 di dunia dari seluruh tumor pada

    wanita. Di Amerika Serikat 1 dari 71 wanita terdiagnosis menderita kanker ovarium. Pada tahun

    2009 terdapat 21.550 kasus kanker ovarium, dan 14.600 meninggal dunia.1

    Di Indonesia lebih dari 40% dari keganasan merupakan kanker ginekologi. Laporan

    histopatologi pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker serviks, kanker ovarium dan kanker

    endometrium merupakan kanker paling sering diantara wanita. Angka kelangsungan hidup pada

    kanker ovarium adalah 54,8%. Jika diklasifikasikan oleh tiap tahap, maka angka tingkat

    kelangsungan hidup lima tahun adalah 94,3%, 75%, 31%, dan 11,7% untuk stadium I, II, III dan

    IV masing-masing.2

    Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari usia 20 hingga

    80 tahun, jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun. Delapan puluh persen kanker

    muncul pada usia di atas 40 tahun, dan bila muncul sesudah menopause maka hampir 30%

    adalah ganas.3

    Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.

    Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik 

    dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang

    pada stadium lanjut – sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer ”.1,2

    Diagnosis dengan menggunakan ultrasonografi masih menjadi pilihan utama karena

    memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat baik dibandingkan dengan modalitas lainnya,

    disamping lebih aman, biaya yang dikeluarkan pun relatif terjangkau. 4

    Diagnosis tumor ganas ini lebih sering dibuat sesudah laparatomi atas indikasi

    ditemukannya tumor ovarium. Agar tindakan yang benar tidak terlambat dilakukan, seharusnya

    dilakukan pemeriksaan histologik durante operasi ( frozen section atau beku). Pada laparatomi

     juga tidak boleh dilupakan pembilasan kavum peritonei untuk diperiksakan tentang ada/tidak 

    adanya sel ganas (sitologi eksfoliatif cairan ascites atau cairan bilasan kavum peritoneum).4

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    5/35

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anatomi Ovarium

    Wanita memiliki dua ovarium kiri dan kanan dengan bagian mesovarium

    menggantung dibagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan pada dinding pelvis di

    fossa iliaca. Kedua ovarium berada di sisi uterus yang dihubungkan oleh ligamentum ovarii

    propria. Selain menghasilkan ovum, ovarium juga menghasilkan hormone estrogen dan

    progesterone. Ovum yang dihasilkan oleh ovarium ditangkap oleh fimbrie dan berjalan

    melalui tuba fallopi masuk ke uterus. 4

    Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya

    bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna agak 

    coklat, memanjang, struktur rata. Ukurannya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya kurang

    dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga bertambah besar

    dan saat usia prepubertas dijumpai folikel kistik yang dominan yang hampir mirip dengan

    penyakit polikistik ovarium. Pada periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5

    x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan

    permukaan lebih halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea

    warna kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula.

    Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang

    lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. 4

    Struktur ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar yang di liputi oleh epithelium

    germinativum berbentuk kubus dan di bagian dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel

    premordial. Medula di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma, pembuluh-

    pembuluh darah dan sedikit otot polos. 4

    Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat

    dibagian korteks dalam letak yang beraneka ragam, dan folikel ini berkembang menjadi

    folikel de graaf yang matang berisi liquor follikuli, mengandung estrogen dan siap

    berovulasi. Folikel de graaf yang matang terdiri dari ovum, stratum granulosum, teka interna

    dan teka eksterna.4

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    6/35

    3

    Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarika yang merupakan cabang dari aorta melalui

    ligamentum infundibulopelpikum yang memperdarahi seluruh permukaan ovarium dan

    beranastomosis dengan arteri ovarium cabang arteri uterine dan memperdarahi korteks dan

    medulla, kemudian berjalan ke arah hilus. Sama halnya dengan pembuluh darah vena

    bersama-sama dengan arteri. Aliran limfe ovarium melalui stroma ovarium dan membentuk 

    pleksus di hilus dan bermuara ke kelenjar getah bening paraaorta.4

    Gambar 1. Anatomi organ pelvis.4

    Gambar 2. Perkembangan folikel selama reproduksi.4

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    7/35

    4

    2.2 Tumor Ovarium

    2.2.1 Definisi dan klasifikasi

    Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang

    beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, dan

    mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.1,4

    Klasifikasi kanker ovarium menurut WHO berdasarkan gambaran histopatologi dan

    asal- usul jenis sel epitel. Asal-usul sel kanker ovarium berasal dari empat komponen yaitu

    Epitel permukaan ovarium, celomic atau epithelium germinal, Germ cells, Sex cord

    ovarium.1,4

    1. Epitel permukaan ovarium

    a. Serous tumor :

    a.1 Benigna : - Cystadenoma dan papillary cystadenoma

    - Surface papilloma

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    a.2 Borderline : - Cystic tumor dan papillary cystic tumor

    - Surface papillary tumor

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    a.3 Malignant : - Adenocarcinoma, papillary adenocarcinoma, papillary

    cystadenocarcinoma

    - Surface papillary adenocarcinoma

    - Adenocarcinofibroma, cystadenocarcinomafibroma

    b. Musinous tumor :

    b.1 Beningna : - Cystadenoma

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    b.2 Borderline : - Cystic tumor

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    b.3 Malignant: - Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma

    - Adenocarcinofibroma, cystadenocarcinomafibroma

    c. Endometrioid tumor

    c.1 Benigna : - Cystadenoma

    - Cystadenoma dengan diferensiasi skuamus

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    8/35

    5

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus

    c.2 Borderline : - Cystic tumor

    - Cystic tumor dengan diferensiasi skuamus

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus

    c.3 Malignant: - Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma

    - Adenocarcinoma dan cystadenocarcinoma diferensiasi skuamus

    - Adenocarcinofibroma dan cystadenofibroma diferensiasi skuamus

    - Adenocarcinofibroma dan cystaacenocarcinomafibroma

    diferensiasi skuamus

    c.4 Epitelial stromal dan stromal :

    - Adenosarcoma, homologous, heterologous

    - Mesodermal (Mullerian) mixed tumor (carcinosarcoma), homologous,

    heterologous

    - Stromal sarcoma

    d. Clear cell tumor :

    d.1 Benigna : - Cystadenoma

    - Adenofibroma dan cystadenofibroma

    d.2 Borderline : - Cystic tumor

    - Adenofibroma dan cysadenofibroma

    d.3 Malignant : - Adenocarcinoma

    - Adenocarcinofibroma dan cystadenocarcinofibroma

    e. Transitional cell tumor : - Brenner tumor

    - Brenner tumor of borderline malignancy (proliferating)

    - Malignant brenner tumor

    - Transitional cell carcinoma (non Brenner type)

    f. Skuamus cell tumor

    g. Mixed epithelial tumor

    h. Undifferentiated carcinoma

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    9/35

    6

    2. Sex cord-stromal tumor

    a. Fibrosarcoma

    b. Sertoli stromal cell tumor

    c. Granulosa cell tumor

    3. Germ cell tumor

    a. Dysgerminoma

    b. Yolk sac tumor

    c. Embryonal carcinoma

    d. Mixed germ cell tumor

    e. Immature teratoma

    4. Metastasis tumor ke ovarium

    2.2.2 Etiologi dan faktor resiko

    Penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui, namun ada berbagai faktor resiko

    yang telah diidentifikasi yang mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan

    kanker ovarium. Ada tiga penelitian terbaru yang menunjukkan peningkatan resiko

    menderita kanker ovarium pada wanita yang menopause yang diterapi dengan estrogen

    eksogen dengan dosis yang tinggi selama 10 tahun. Pada tahun 1966, Lynch dan teman-

    teman menduga bahwa faktor keturunan memiliki peran dalam perkembangan kanker

    ovarium. 3,4

    Ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan kanker ovarium:

    • Usia : wanita usia diatas 50 tahun.

    • Demografi : wanita berkulit putih lebih rentan dibanding wanita kulit berwarna.

    • Faktor reproduksi : menarche yang lebih awal. Menopause yang lebih lambat,

    infertiliti, nullipara, menyusui, pemakaian oral kontrasepsi.

    • Hubungan familial/ familial tendency : sejumlah penelitian yang membuktikan

    hubungan kanker ovarium dengan family histori. Resiko menderita kanker ovarium

    pada garis keturunan pertama

    • Mutasi gen, terutama Gen BRCA1 dan 2, RB1, NF1, p53, CDK 12

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    10/35

    7

    • Diet : asupan lemak yang tinggi, asupan kopi yang tinggi, rendah serat, rendah vitamin

    A

    • Faktor lingkungan : radiasi, asbesitosis, infeksi virus ( rubella, mump), penggunaan

    talk ( bedak) pada perineal

    2.2.3 Gejala klinis

    Pada stadium awal kanker ovarium belum menunjukkan gejala, namun terkadang

    dapat ditemukan massa yang tidak teratur pada saat pemeriksaan pelvis. Secara umum

    gejala yang sering dikeluhkan wanita seperti nyeri perut, rasa tidak nyaman diperut, sakit

    dipunggung berbagai gejala yang tidak khas. Keluhan yang timbul berhubungan dengan

    peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari kolon dan asites.

    Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan

    nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang masif. Namun pada kanker ovarium yang

    berasal dari sex cord-stroma tumor mempunyai gejala klinis yang sedikit berbeda dimana

    dijumpai gangguan haid pada wanita yang produktif, dan perdarahan pada wanita yang

    sudah menopause, yang diakibatkan sel-sel granulosa menghasilkan hormon steroid

    terutama estrogen. Pada yolk sac tumor penderita biasanya wanita usia muda dan gejala

    klinis antara lain tidak haid, hirsutism. 3,4

    Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula. Secara

    umum akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan

    45% setelah menopause.3,4

    Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam memperkirakan

    ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Penemuan fisik yang paling

    sering adalah massa adneksa, massa abdomen, asites atau nodulasi. Setiap massa yang

    terfiksir dalam   cul-de-sac posterior harus dipertimbangkan kemungkinan ganas, seperti

    massa berukuran besar dan terfiksir.3,4

    Keganasan ovarium diketahui setelah stadium lanjut. Gejala dan tanda keganasan,

    yaitu 3,4:

    • Perubahan menstruasi.

    • Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    11/35

    8

    • Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.

    • Obstruksi pada vesica urinaria (poliuria sampai dengan anuria) atau rektum (obstipasi

    dan konstipasi).

    • Massa tumor di pelvis. Tumor memiliki bagian padat, ireguler dan terfiksir ke dinding

    panggul, bila tanda-tanda tersebut ada maka keganasan perlu dicurigai.

    • Tumor cepat membesar

    • Berbenjol-benjol

    • Terdapat asites

    • Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi edema tungkai.

    2.2.4 Pemeriksaan penunjang

    2.2.4.1 Pemeriksaan radiologis

    a. Ultrasonografi

    Ultrasonografi merupakan modalitas awal pada wanita yang dicurigai memiliki

    massa di adneksa. Merupakan pemeriksaan non invasif yang relatif murah. Pemakaian

    USG dapat membedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada tumor dengan

    bagian-bagian padat (ekogenik) persentase keganasan makin meningkat. Sebaliknya, pada

    tumor kistik tanpa ekointernal (anekogenik) kemungkinan keganasan menurun. Pemakaian

    USG Color Doppler juga dapat membedakan tumor ovarium jinak dengan tumor ovarium

    ganas dari pembuluh-pembuluh darah tumor yang menunjukkan peningkatan arus darah

    diastolik dan perbedaan kecepatan arus darah sistolik dan diastolik. Untuk melakukan

    staging kanker ovarium dengan ultrasonografi sangat terbatas. Ultrasonografi transvaginal

    (TVS) memberikan gambaran lebih baik. TVS bisa menggambarkan tumor terdapat pada

    satu atau dua ovarium, intak atau tidak kapsul, serta ada tidaknya tumor di permukaan

    ovarium. Akan tetapi faktor, seperti operator, obesitas, dan adanya gas usus membuat

    peritoneum sulit tervisualisasi sehingga tidak akurat untuk staging. Pemeriksaan dengan

    ultrasonografi ini tidak disarankan untuk staging karsinoma ovarium. 4,5,6

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    12/35

    9

    b. Computed Tomography Scan (CT-scan)

    Pemakaian CT-scan untuk diagnosis tumor ovarium juga sangat bermanfaat,

    tetapi lebih utama digunakan untuk mengevaluasi adanya metastasis dan perluasan massa.

    CT-scan kurang disenangi karena (1) risiko radiasi, (2) risiko reaksi alergi terhadap zat

    kontras, (3) kurang tegas dalam membedakan tumor kistik dengan tumor padat, dan (4)

    biaya mahal. 5

    c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

    Jika dibandingkan dengan CT-scan, MRI tidak lebih baik dalam hal diagnostik,

    menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi tumor di abdomen atau

    pelvis. Keuntungan utama menggunakan MRI dalam evaluasi massa ovarium adalah

    kemampuan untuk menilai karakteristik jaringan. Adanya lemak, perdarahan, mucin,

    cairan, dan jaringan yang solid dalam massa ovarium dapat ditentukan dengan bantuan

    MRI. Kemampuan untuk mengkarakterisasi jaringan ini berguna dalam menentukan

    apakah massa pasti jinak.5

    Karakteristik dari tumor ovarium penting. Pemeriksaan dengan USG Doppler, CT atau

    MRI dapat membantu untuk menggambarkan karakteristik ini. Prinsip karakteristik dari

    gambaran yang diperlukan 4:

    1. Unilateral atau bilateral

    Tumor benigna biasanya unilateral. Tumor borderline jenis serous sepertiganya bilateral,

     jenis mucinous kebanyakan unilateral. Carcinoma undifferentiated dan serous seringnya

    bilateral, sedang carcinoma mucinous, endometrioid dan clear cell seringnya unilateral.

    Metastasis ke ovarium sendiri gambarannya mirip dengan tumor primer ovarium, dan 70-

    80% kasusnya bilateral.

    2. Gambaran makroskopis dan imaging

    Gambaran yang harus dipelajari m

    eliputi 4 hal, yaitu : proyeksi papil (vegetation), komponen solid, septa dan dinding.

    a. Proyeksi papil

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    13/35

    10

    Merupakan proliferasi jaringan yang berhubungan dengan dinding bagian dalam

    (endocystic) dan jarang pada bagian luar (exocystic). Jaringan ini bisa juga berada

    pada septa. Proliferasi epitel berhubungan dengan tipe sel epitel dari dinding.

    Tabel 1 Karakteristik proyeksi papil pada tumor ovarium

    b. Komponen solid

    Komponen solid merupakan jaringan dimana berhubungan dengan bagian kistik.

    Bagian solid ini tidak memiliki vascular, pembuluh darah terdistribusi irregular di

    sentral dan perifer.

    Tabel 2 Karakteristik tumor ovarium dengan komponen solid

    c. Septa

    Tabel 3 Karakteristik dari tumor epitel multiloculated

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    14/35

    11

    d. Dinding

    Tabel 4 Karakteristik dari dinding tumor

    e. Gambaran makroskopis yang berhubungan dengan tipe histology

    Meskipun sulit untuk mengetahui tipe histologi tumor berdasarkan gambaran

    makroskopisnya, beberapa gambaran tertentu sering didapatkan pada jenis tumor

    tertentu.

    - Bentuk kistik dengan vegetasi merupakan bentuk yang sering dari carcinomaserous. Bisa juga didapatkan pada clear cell carcinoma dan bentuk lainnya.

    - Bentuk kistik dengan jaringan merupakan bentuk umum dari carcinoma

    endometrioid, tetapi bisa juga dijumpai pada carcinoma serous. Kista

    unilokular dengan satu atau beberapa nodul yang protrusi ke lumen

    merupakan gambaran dari clear cell carcinoma.

    - Bentuk yang dominan kistik multiloculated yang berhubungan dengan

     jaringan atau vegetasi merupakan bentuk umum dari carcinoma mucinous.

    - Tumor solid saja tidak dapat menggambarkan tipe spesifik.

    - Kalsifikasi fokal atau difus berhubungan dengan psammoma bodies yang

    menggambarkan serous cystadenocarcinoma.

    - Adanya focus kecil dari endometriosis atau kista endometriosis bisa dijumpai

    pada endometrioid carcinoma

    - Surface papillary carcinoma : tumor serous, bisa eksofitik, ovarium digantikan

    oleh jaringan neoplastik dengan permukaan yang polipoid

    Tabel 5. Gambaran makroskopis yang berhubungan dengan tipe histology

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    15/35

    12

    3. Gambaran vascular

    a. Color Doppler sonography

    Berdasarkan teknik standar, ultrasonografi dengan dopper merupakan alat yang

    dapat menggambarkan karakteristik tumor epithelial. Pada proyeksi papil > 1cm,

    peningkatan vaskularisasi ada pada carcinoma dan tumor borderline, sedang pada tumor

    benigna tidak ada. Pada proyeksi papil < 1 cm tidak terdapat peningkatan vaskularisasi.

    Pada komponen solid, pembuluh darah besar dan prominen pada carcinoma,

    sedang pada tumor benigna pembuluh darah kecil dan sedikit.

    b. Dynamic CT (DCT) dan dynamic MR (DMR)

    Pada fase arteri, karakteristik pembuluh darah pada bagian solid merupakan hal

    yang penting untuk diagnosis. Pada tumor maligna, pembuluh darah jelas tergambar

    sebagai struktur yang tipis, turtous dengan batas yang tegas. Pada tumor benigna,

    pembuluh darah biasanya tidak tergambar. Pada tumor borderline, pembuluh darah kecil

    bisa tergambar. Pada tumor mucinous, karena komponen tumornya, pembuluh darah

    tidak bisa tergambar.

    Pada fase vena uptake kontras perlu dinilai. Pada tumor maligna, uptake kontras

    terlihat pada early phase dimana diikuti peningkatan pada fase selanjutnya. Pada tumor

    benigna, uptake kontras pada early phase rendah, kemudian diikuti peningkatan juga pada

    fase selanjutnya. Pada tumor borderline, sulit dibedakan dengan carcinoma.

    Tabel 6 Gambaran pembuluh darah

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    16/35

    13

    4. Perluasan

    Bentuk perluasan tumor bisa berupa perluasan ke pelvis, peritoneal, adanya limfadenopati

    atau metastasis.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    17/35

    14

    Gambar 3 A,B. massa kistik solid yang besar potongan sagital dan transversal

    C. Ukuran ketebalan septa > 3 mm

    D. Massa kistik besar dengan papil tunggal yang besar

    E. Massa solid

    F. Massa kistik dengan internal echo dan multiple papil

    G. Ascites menunjukkan cairan bebas pada cavum douglass 7

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    18/35

    15

    Gambar 4 A. Gelombang spectral Doppler dengan impedansi rendah

    B.Gelombang spectral Doppler pada pembuluh darah perifer dengan impedansi tinggi

    C.Gambaran CDS berupa vaskularisasi pada papil solid

    D.Peningkatan vaskularisasi intratumor

    E. Gambaran CDS berupa vaskularisasi pada septa 7

    Sassone et al (1991) menggunakan empat morfologi USG untuk menganalisis massa ovarium

    dan massa adneksa yaitu:

    • Struktur dinding dalam (papil) yang diklasifikasikan menjadi dinding yang halus,

    ireguler (< 3mm), papiler (> 3mm).

    • Tebal dinding, diklasifikasikan menjadi tipis (< 3mm), tebal (> 3mm).

    • Septa yang diklasifikasikan menjadi tidak ada septa, tipis (< 3mm), tebal (> 3mm)• Ekogenisitas yang diklasifikasikan menjadi sonolucent, ekogenisitas rendah, ekogenisitas

    rendah dengan bagian sentral ekogenik, ekogenisitas campuran.

    Tabel 2. Sistem morfologi Sassone Timor Tritsch

    Nilai Parameter

    Permukaan dalam Tebal dinding Septa Echogenisitas

    1 Halus ≤ 3 mm Tidak ada Anekoik  

    2 Iregular ≤ 3 mm ≥ 3 mm ≤ 3 mm Hipoekoik 

    3 Papiler > 3 mm Umumnya solid >3 mm Hipoekoik dengan inti ekogen

    4 Umumnya solid - - Eko campuran

    5 - - - Hiperekoik  

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    19/35

    16

    Tabel 2. The Zagreb ultrasound and Doppler scorring system

    Morphology Fluid (Score) Internal border (Score)

    Unilocular Clear

    Internal echoes

    (0)

    (1)

    Smooth

    Irregular

    (0)

    (2)

    Multilocular Clear

    Internal echoes

    (1)

    (1)

    Smooth

    Irregular

    (1)

    (2)

    Cystic-solid Clear

    Internal echoes

    (1)

    (2)

    Smooth

    Irregular

    (1)

    (2)

    Papillary

    projection

    Suspicious (1) Definite (2)

    Solid Homogenous (1) Echogenic (2)

    Peritoneal fluid Absent (0) Present (1)

    Color Doppler (Score) RI (index) (Score)

    No vessels seen (0) (0)

    Regular separate vessels (1) > 0,40 (1)

    Randomly dispersed vessels (2) < 0,41 (2)

    Score Ultrasound Color Doppler

    < 2 Benigna Benigna

    3-4 Questionable Suspicious

    >4 Suspicious

    Dikutip dari Mose The role of ultrasonography in gynecologic malignancy

    2.2.4.2 Pemeriksaan Tumor Marker CA 125

    CA 125 adalah antigen yang dihasilkan oleh epitel coelom (sel mesotelial pleura,

    pericardium dan peritoneum) dan epitel saluran muller (tuba, endometrium dan endoserviks).

    Permukaan epitel ovarium dewasa tidak menghasilkan CA 125, kecuali kista inklusi,

    permukaan epitel ovarium yang mengalami metaplasia dan yang mengalami pertumbuhan

    kapiler. Kadar normal paling tinggi yang disepakati untuk CA 125 adalah 35 U/ml.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    20/35

    17

    Pemeriksaan kadar CA 125 ini mempunyai spesifisitas dan positive predictive value yang

    rendah. Hal ini karena pada kanker lain seperti kanker pankreas, kanker mammae, kanker

    kandung kemih, kanker liver, dan kanker paru, kadar CA 125 juga meningkat. Di samping itu,

    pada keadaan bukan kanker seperti mioma uteri, endometriosis, kista jinak ovarium, abses

    tuboovarian, sindroma hiperstimulasi ovarium, kehamilan ektopik, kehamilan, dan menstruasi,

    kadar CA 125 juga meningkat.8

    2.2.5 Stadium

    Stadium kanker ovarium sangat perlu diketahui, untuk kepentingan penatalaksanaan

    penderita. Menurut the international federation of gynecology and obsterics( FIGO)

    membagi stadium berdasarkan ukuran tumor, keterlibatan kelenjar getah bening dan ada

    tidaknya metastasis (tabel stadium FIGO). Stadium dari kanker ovarium sangat penting

    untuk menentukan manajemen terapi dan prognosa penderita kanker ovarium. 1

    Tabel 7. Stadium kanker ovarium

    TNM

    (kategori)

    FIGO

    (stadium)

    KETERANGAN

    TX - Tumor primer tidak dapat dinilai

    T0 - Tidak ada bukti tumor primer

    T1 I Tumor terbatas pada ovarium.

    T1a IA Tumor terbatas pada ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

    pertumbuhan tumor pada permukaan tumor, tidak ada sel-sel

    ganas pada cairan asites dan bilasan cairan peritoneum.

    T1b IB Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada

    pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel-

    sel ganas pada cairan asites atau cairan bilasan

    peritoneum.

    T1c IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu

    faktor yaitu : kapsul ruptur, ada pertumbuhan tumor pada

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    21/35

    18

    permukaan tumor, ada sel-sel ganas pada cairan asites atau

    cairan bilasan peritoneum.

    T2 II Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan perluasan

    ke pelvis

    T2a IIA Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba, tidak ada sel-sel

    ganas pada cairan asites atau bilasan cairan peritoneum

    T2b IIB Tumor meluas ke jaringan pelvis yang lain dengan sel-sel

    ganas pada cairan asites atau bilasan cairan peritoneum.

    T2c IIC Perluasan ke pelvis (IIA dan IIB), dengan sel-sel ganas

    pada cairan asites atau cairan bilasan peritoneum

    T3/N0 III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai perluasan tumor

    pada rongga peritoneum diluar pelvik dengan atau metastase

    kelenjar getah bening regional.

    T3a IIIA Secara mikroskopis metastase ke peritoneum diluar panggul.

    T3b IIIB Metastasis makroskopis diluar pelvis dengan besar lesi ≤ 2cm

    T3c/N1 IIIC Metastasis makroskopis peritoneum diluar pelvis dengan lesi

    ≥2cm dan atau metastase ke lymphe node regional

    M1 IV Metastasis jauh sampai ke cavum peritoneum

    Tabel 2. Limfadenopati regional (N) dan metastasis jauh (M)

    TNM FIGO KETERANGAN

    NX Limfadenopati tidak dapat dinilai

    N0 Tidak ada limfadenopati regional

    N1 IIIC Terdapat limfadenopati regional

    MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai

    M0 Tidak ada metastasis jauh

    M1 IV Terdapat metastasis jauh (termasuk cavum peritoneum)

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    22/35

    19

    2.2.6 Penatalaksanaan

    Pada dasarnya setiap tumor ovarium yang diameternya lebih dari 5 sentimeter

    merupakan indikasi untuk tindakan laparatomi, karena kecenderungan untuk mengalami

    komplikasi. Apabila tumor ovarium ini tidak memberikan gejala dan diameternya kurang

    dari 5 sentimeter, biasanya merupakan kista folikel atau kista lutein.4,6

    Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan pembedahan

    radikal berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan uterus beserta kedua tuba

    dan ovarium, pengangkatan omentum, pengangkatan kelenjar getah bening, pengambilan

    sampel dari peritoneum dan diafragma, serta melakukan bilasan rongga peritoneum di

    beberapa tempat untuk pemeriksaan sitologi. Tindakan pembedahan ini juga dimaksudkan

    untuk menentukan stadium dari kanker ovarium tersebut (surgical staging). Setelah

    pembedahan radikal ini, jika diperlukan diberikan terapi adjuvant dengan kemoterapi,

    radioterapi atau immunoterapi. 4,6

    • Operasi

    Terapi standar terdiri atas histerektomi abdominal total (TAH), salpingoooforektomi

    bilateral (BSO) dan omentektomi serta APP (optional). Nodus retroperitoneal harus

    dipalpasi dan dibiopsi jika mencurigakan. Sebanyak mungkin tumor (untuk 

    memperkecil) harus diangkat untuk mengurangi keseluruhan massa tumor. Namun

    pembedahan lebih radikal belum terbukti menambah manfaat.Dapat didahului frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut.

    Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA, sehingga kepastian klasifikasi tumor

    dapat ditetapkan untuk menentukan terapi.

    Pada sebagian kasus, penyakit terlalu luas untuk histerektomi total, adneksektomi dan

    omentektomi.pada kasus-kasus seperti ini sebaiknya sebanyak mungkin tumor diangkat

    untuk meningkatkan hasil terapi tambahan (kemoterapi dan terapi radiasi). Operasi

    tumor ganas diharapkan dengan cara “debulking” (cytoreductive)  –  pengambilan

    sebanyak mungkin jaringan tumor sampai dalam batas aman. Dengan   debulking

    memungkinkan kemoterapi maupun radioterapi menjadi lebih efektif.

    • Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor

    yang peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    23/35

    20

    Radioterapi sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1

    dan T2 yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga perut.

    • Kemoterapi merupakan terapi tambahan awal yang lebih disukai karena terapi radiasi

    mempunyai keterbatasan (misalnya merusak hati atau ginjal). Setelah mendapatkan

    radiasi atau kemoterapi, dapat dilakukan operasi ke dua (eksplorasi ulang) untuk 

    mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor.

    • Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau kemoterapi, lazim

    dilakukan lapatotomi kedua (second-look laparotomi), bahkan kadang sampai ketiga

    (third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses

    penyakit, hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan

    atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    24/35

    21

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    3.1 Identitas Pasien

    Nama : Ny. RT

    Usia : 53 tahun

    Register : C558800

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : Rembang

    Pembiayaan : BPJS

    Tanggal masuk : 7-3-2016

    3.2 Anamnesis

    Keluhan utama: Badan lemas

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    ± 1 minggu SMRS os mengeluh lemas, perut kencang, makan dan minum dalam batas

    normal BAK dan BAB dalam batas normal. Periksa ke poli kandungan RSDK, karena Hb 6,4

    refer ke IGD

    Riwayat operasi ooforektomi dekstra + adhesiolisis (tahun 2014 di RSUD Rembang),

    tidak pernah kontrol. Hasil PA : cystadenocarcinoma ovarii mucinocum papiliferum dengan

    microinvasi Cystadenocarcinomva ovarium (early staging)

    Riwayat Haid : HPHT ± 4 tahun yang lalu (menopause)

    Riwayat Obstetri : P0A0

    Riwayat KB : (-)

    Riwayat Nikah : 2x, yang terakhir 4 tahun ini

    Riwayat peny. dahulu : Asma (-).peny.jantung(-), hipertensi(-), DM(-)

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    25/35

    22

    3.3 Pemeriksaan fisik

    • Keadaan umum : Baik, composmentis

    • Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg, HR: 88x/mnt,

    RR : 20x/mnt, suhu: 36 C, BB 56 kg

    • Mata : sclera ikterik -/-, Conj. Palpebra anemis(+)/(+)

    • Thoraks : simetris, retraksi (-)

    Cor : BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)

    Pulmo : SD vesikuler, bising (-/-), ronki (-/-)

    • Abdomen : perut datar, timpani, bising usus (+) normal, pekak sisi (+)

    normal, pekak alih (-), teraba massa terfiksir sebesar

    kepala bayi setinggi pusat

    • Ekstremitas : Edema(-), akral dingin (-/-)

    • Pemeriksaan gynekologis :

    Inspekulo /VT : fluxus (-), fluor (-)

    Vulva/ urethra/ vagina : tak ada kelainan

    Portio : licin, sebesar jempol tangan

    Corpus uteri : sebesar telur ayam

    Adneksa/ parametrium/Cavum douglass : teraba massa kistik dengan bagian padat,

    mobilitas terbatas, nyeri tekan (-)

    3.4 Pemeriksaan penunjang

    3.4.1 Pemeriksaan laboratorium

    Hematologi Normal 7-3-2016Hemoglobin(g/dl) 11,00-13,00 6,45 (L)

    Hematokrit(%) 36-44 17,6 (L)

    Eritrosit(106 /Ul) 3-5,4 1,99 (L)

    MCH(pg) 23,00-31,00 32,5 (H)

    MCV(fL) 77-101 88,5

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    26/35

    23

    MCHC(g/dl) 29,00-36,00 36,7 (H)

    Leukosit(103 /Ul) 5,5-15,5 7,0

    Trombosit(103 /Ul) 150-400 332

    RDW(%) 11,60-14,80 13,5

    MPV(fL) 4,00-11,00 5,35

    Elektrolit Normal 7-3-2016

    Natrium (mmol/L) 136-145 137

    Kalium (mmol/L) 3,5-5,1 4,4

    Chlorida (mmol/L) 98-107 106

    Kimia klinik Normal 16-11-2015 8-3-2016

    Glukosa sewaktu (mg/dL) 80-160 192 (H) 85

    SGOT (U/L) 15-34 22 22

    SGPT (U/L) 15-60 37 22

    Ureum (mg/dL) 15-39 30 77 (H)

    Creatinin (mg/dL) 0,60-1,30 0,8 5,3 (H)

    Imunoserologi Normal 9-11-2015

    CA 125 (U/mL) 0-35 5,89

    Urin Rutine Normal 16-11-2015 9-3-2016

    Warna Kuning Kuning

    Kejernihan Agak keruh Agak keruh

    Berat jenis 1,003-1,025 - 1,010

    PH 4,8 - 7,4 6,5 5,5

    Protein (mg/dL) Negatif Negatif 100

    Reduksi (mg/dL) Negatif Negatif Negatif  

    Urobilinogen (E.U /dL) Negatif - 0,2

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    27/35

    24

    Bilirubin (mg/dL) Negatif - Negatif  

    Aseton (mg/dL) Negatif - Negatif  

    Nitrit Negatif - Negatif  

    Blood 80/uL

    Leukosit esterase 70/uL

    Sedimen :

    Epitel (/uL)

    Leukosit (/uL)

    Eritrosit (/uL)

    Kristal (/uL)

    Sil Hyalin (/uL)

    Sil Pathologi (/uL)

    0,0 –  40

    0,0 - 20

    0,0 –  25

    0,0 –  10

    0,0 –  1,20

    0,0 – 

     0,50

    28,2

    200,9 (H)

    15,7

    0,0

    0,39

    0,13

    0-1/LPK

    10-15/LPB

    15-20/LPB

    Negatif 

    Negatif 

    Negatif 

    Silinder granula halus (/LPK) Negatif Negatif 0-1

    Silinder granula kasar (/LPK) Negatif Negatif 0-1

    Silinder epitel (/LPK) Negatif Negatif Negatif  

    Silinder eritrosit (/LPK) Negatif Negatif Negatif  

    Silinder leukosit (/LPK) Negatif Negatif Negatif  

    Mucous (/uL) 0,0 - 0,50 0,13 Benang mucous

    +2

    Yeast cell (/uL) 0,0 –  25 0,0 Negatif  

    Epitel tubulus (/uL) 0,0 - 6 0,0 Negatif  

    Bakteri (/uL) 0,0 –  100 3,456 Negatif  

    Sperma (/uL) 0,0 –  3 0,0 -

    Kepekatan (mS/cm) 3 –  27 22,1 -

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    28/35

    25

    3.4.2 Pemeriksaan Radiologis

    USG Abdomen (16 November 2015)

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    29/35

    26

    KESAN:

    • Lesi kistik multiloculated dengan septa tebal di dalamnya, dinding tebal, batas relatif 

    tegas, tepi irregular, tak tampak kalsifikasi, tak tampak bagian padat (ukuran ± 7,11 x

    7,04 x 6,77 cm) pada adneksa kanan daerah posterior uterus kista ovarium curigamalignant

    • Multipel cholesistolithisis (ukuran terbesar ± 1,14 x 0,46 cm)

    • Tak tampak nodul pada hepar, lien maupun limfadenopati paraaorta

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    30/35

    27

    USG Ginekologis (9-11-2015)

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    31/35

    28

    KESAN :

    Tampak vesika urinaria terisi cukup

    Tampak uterus berukuran 6,71 x 3,65 x 2,96 cm dengan kontur regular dan tekstur homogen. EL

    (+) 0,25 cm.

    Tampak massa hipoekoik dengan bagian hiperekoik ukuran 10,12 x 6,93 x 6,71 cm dengan batas

    tidak tegas kesan perlengketan, dengan tebal dinding 0,39 cm, sekat (+) o,41 cm, papil (+) 0,58

    cm dengan neovaskularisasi (+) Ri 0,34 Pi 0,39. STT 3/2/3/4 =12

    Tak tampak cairan bebas intraabdomen

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    32/35

    29

    X-foto toraks PA (16 November 2015)

    Kesan:

    Cor tak membesar

    Fibrosis pada perihiler kanan

    Tak tampak gambaran metastase maupun kelainan lainnya pada paru dan tulang yang terlihat.

    3.4 Diagnosa

    • P0A0, 53 tahun

    • Cystadenocarcinoma ovarii mucinocum papiliferum inadequat staging

    • Anemia berat

    3.5 Terapi

    • Infus RL 20 tpm

    • Perbaikan KU

    • Transfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr%

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    33/35

    30

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Pada makalah ini, dilaporkan wanita usia 53 tahun dengan keluhan ± 1 minggu SMRS

    merasa lemas dan perut kencang. Riwayat operasi ooforektomi dekstra dan adhesiolisis tahun

    2014, tetapi pasien tidak pernah kontrol. Hasil PA menunjukkan cystadenocarcinoma ovarii

    mucinosum papiliferum. Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan massa kistik dengan bagian

    padat, mobilitas terbatas, nyeri tekan (-) pada adneksa parametrium/cavum douglass.

    Dari hasil USG abdomen didapatkan lesi kistik multiloculated dengan septa tebal di

    dalamnya, dinding tebal, batas relatif tegas, tepi irregular, tak tampak kalsifikasi, tak tampak 

    bagian padat (ukuran ± 7,11 x 7,04 x 6,77 cm) pada adneksa kanan daerah posterior uterus yang

    merupakan kista ovarium yang dicurigai malignant. Dari USG Ginekologis didapatkan uterus

    berukuran 6,71 x 3,65 x 2,96 cm dengan kontur regular dan tekstur homogen. EL (+) 0,25

    cm.Tampak massa hipoekoik dengan bagian hiperekoik ukuran 10,12 x 6,93 x 6,71 cm dengan

    batas tidak tegas kesan perlengketan, dengan tebal dinding 0,39 cm, sekat (+) 0,41 cm, papil (+)

    0,58 cm dengan neovaskularisasi (+) Ri 0,34 Pi 0,39. STT 3/2/3/4 =12, tak tampak cairan bebas

    intraabdomen. Dari pemeriksaan x-foto thoraks didapatkan fibrosis pada perihiler kanan. Dari

    pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia berat.

    Dari gambaran ultrasonografi pasien dan berdasarkan skor Sassone Timor Tritsch, massa

    dicurigai ke arah ganas. Walaupun dari pemeriksaan CA 125 nilainya cenderung normal.

    Ditambah lagi dari hasil PA sebelumnya menunjukkan gambaran cystadenocarcinoma ovarium

    mucinosum papilliferum (early staging). Maka dari data tersebut, kami mendiagnosa pasien

    Cystadenocarcinoma ovarium mucinocum papilliferum inadequat staging. Akan tetapi karena

    pasien mempunyai anemia, jadi dilakukan perbaikan KU terlebih dahulu sebelum dilakukan

    tindakan operatif.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    34/35

    31

    BAB V

    KESIMPULAN

    Ultrasonografi merupakan modalitas awal pada wanita yang dicurigai memiliki

    massa di adneksa. Merupakan pemeriksaan non invasif yang relatif murah. Ultrasonografi

    transvaginal (TVS) memberikan gambaran lebih baik dibanding ultrasonografi

    transabdominal (TAS). USG dapat dijadikan acuan untuk membedakan massa benigna

    atau maligna. Penilaian yang dilakukan berupa struktur dinding dalam (papil), tebal

    dinding, septa dan ekogenisitas yang dikenal sebagai skor Sassone Timor Tritsch.

    Dari pemeriksaan ultrasonografi ini, bisa untuk merencanakan penatalaksanaan

    yang tepat. Kemudian dikonfirmasi dengan hasil patologi anatomi maka bisa

    didapatkan diagnosis yang tepat. CT dan MRI sendiri lebih digunakan untuk mengetahui

    perluasan dari massa.

  • 8/16/2019 Dr Dwi Arifiany (Tinjuan Pustaka Dan Kasus) Wanita 53 Tahun P0A0 Dengan Carcinoma Ovarium Inadequate Staging

    35/35

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Moyle Penelope, Sala Evis. Radiological Staging of Ovarian Carcinoma. Available at

    https://www.researchgate.net/publication/47543804. Oktober 2010.

    2. Epidemiologi kanker ginekologi. Available at

    http://obgynmag.blogspot.co.id/2011/10/epidemiologi-kanker-ginekologi.html. Oktober

    2011

    3. Sutton CL, McKinney CD, Jones JE, Gay SB. Ovarian masses revisited: radiologic and

    pathologic correlation. Radiographics. 1992;12(5):853-877.

    4. Noel Jean Buy, Ghossain Michel. Gynaecological Imaging, A Reference Guide to

    Diagnosis. Springer. Verlag Berlin Heidelberg. 2013

    5. Fleischer Arthur C. Malignant Ovarian Tumor Imaging. Available at

    http://emedicine.medscape.com/article/404450-overview. November 2015

    6. Twickler Diane M. Ultrasound and Assessment of Ovarian Cancer Risk. Department of 

    Obstetrics and Gynecology, University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas,

    TX. November 2009.

    7. Jung Sung II. Ultrasonography of Ovarian Masses using a Pattern Recognition Approach.

    Department of Radiology, Konkuk University Medical Center. Februari 2015

    8. Lutz M Amelie, Willman K Jurgen. Early diagnosis of Ovarian Carcinoma : Is a solution

    in sight? Available at www.rsna.org/education/ry_cme.html. May 2011