dph3 6

169
pusat kesehatan masyarakat 201 4 PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: ahmad-pambuko

Post on 30-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dental

TRANSCRIPT

pusat kesehatan masyarakat

pusat kesehatan masyarakat2014

pusat kesehatan masyarakat2014

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

WILYA ELAWITACHYA

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Pendahuluan diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui Visi pembangunan kesehatan

2. mengetahui jenjang tingkat pelayanan kesehatan

3. mengetahui pelaksanaan Primary Health Care4. mengetahui Kerjasama Lintas Sektoral

BAB IPENDAHULUAN

Visi pembangunan kesehatan

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai berikut:

INDONESIA SEHAT 2010

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan di sini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh DepKes(1999) menyatakan bahwa gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setingi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita-citakan adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran , kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai salah satu unsur dari pembangunan kesehatan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah adalah dengan mewujudkan Misi Indonesia Sehat 2010 yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan nasional

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

4. Meningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannyaVisi Indonesia Sehat 2015

1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan2. Mendorong kebiasaan masyarakat untuk hidup sehat

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu , keluarga berserta masyarakat dan lingkungannya

Isu strategis pembangunan kesehatan di Indonesia adalah pencapaian Millennium Development Goals(MDGs) bidang kesehatan belum mencapai target. Ada lima target MDGs yang berada pada posisi merah, yaitu menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka Total Fertility Rate(TFR), meningkatkan akses penduduk yang memiliki air minum berkualitas dan mengendalikan penyakit malaria.Secara umum kompleksitas pelayanan kesehatan di masyarakat dibedakan atas tiga macam yaitu :

1. Primary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat I)

Adalah pelayan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar. Pelayanan dilakukan bersama masyarakat dan ditulang punggungi oleh tenaga medis (dokter umum atau paramedis). Sifat pelayanan berobat jalan(Ambulatory Services)2. Secondary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat II)

Adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis dan kadang-kadang subspesialis terbatas. Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis dan atau dokter subspesialis terbatas. Sifat pelayanan merupakan pelayanan jalan atau pelayan rawat (Inpatient Services).

3. Tertiary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat III)

Adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis serta spesialis luas. Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis dan subspesialis luas. Sifat pelayanan merupakan pelayan jalan atau pelayanan rawat.

Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional.

Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan

1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal, agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia .

2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat

3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan masyarakat serta dilaksanakan terutama melalui upaya peningkatan dan pencegahan yang dilakukan secara terpadu dengan upaya penyembuhan yang diperlukan

4. Setiap bentuk upaya kesehatan harus berasaskan perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa dengan mengutamakan kepentingan nasional , rakyat banyak bukan semata-mata untuk kepentingan golongan atau perorangan

5. Sikap, suasana kekeluargaan, kegotongroyongan serta semua potensi yang ada diarahkan dan dimanfaatkan sejauh mungkin untuk pembangunan di bidang kesehatan

6. Sesuai dengan asas adil dan merata , hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan kesehatan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk

7. Semua warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan wajib menjunjung tinggi dan mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan

8. Pembangunan Kesehatan Nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan kepribadian bangsa

Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan mempunyai sasaran dan kebijaksanaan operasional sebagai berikut :

1. Panca Karsa Husada (tujuan jangka panjang)

a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan

b. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan

c. Peningkatan status gizi masyarakat

d. Pengurangan kesakitan dan kematian

e. Pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya norma keluarga kecil bahagia sejahtera

2. Panca Karya Husada (kebijaksanaan operasional)

a. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan

b. Pengembangan tenaga kesehatan

c. Pengendalian , pengawasan dan pengadaan obat serta makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan

d. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan

e. Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum

Indonesia ikut menandatangani Deklarasi Alma Alta, maka sesuai dengan deklarasi itu yang berbunyi Untuk mencapai kesehatan bagi semua dalam tahun 2000, Primary Health Care adalah kuncinya. Di Indonesia Pembangunan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan bentuk operasional dari Primary Health Care.Kebijaksanaan pelaksanaaan pelayanan kesehatan dengan Primary Health Care adalah sebagai berikut:

a. Jenjang tingkat-tingkat pelayanan kesehatan sehubungan dengan komponen atau unsur-unsur pelayanan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional seperti berikut:

JENJANG TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

JENJANGKOMPONEN/UNSUR PELAYANAN KESEHATAN

Tingkat Rumah TanggaPelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri

Tingkat MasyarakatKegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri

Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan PertamaPuskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling

Tingkat Rujukan PertamaRumah Sakit kabupaten dan satuan pelayanan kesehatan lainnya

Tingkat Rujukan yang lebih tinggiRumah Sakit Kelas B dan Kelas A serta satuan organisasi pelayanan lainnya

b. Pelaksanaan Primary Health Care paling sedikit mencakup delapan unsur sebagai berikut:

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya..

2. Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi

3. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5. Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama

6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemis setempat

7. Pengobatan penyakit umum dan luka-luka

8. Penyediaan obat esensial

c. Mekanisme Pengembangan dan Pembinaan Peran serta Masyarakat

Puskesmas bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan memberi bimbingan dan motivasi kepada masyarakat wilayah kerjanya untuk mengenal masalah dan kebutuhan masyarakat sendiri , kemudian memberi petunjuk untuk menggali dan memanfaatkan sumber dan potensi setempat yang ada untuk menolong diri sendiri dalam menanggulangi masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat.

d. Kerjasama Lintas SektoralMasalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat tidak hanya dalam bidang kesehatan, maka dengan sendirinya dalam membina peran serta masyarakat diperlukan kerjasama lintas sektoral. Derajat kesehatan tidak hanya dapat diperbaiki dengan upaya pelayanan kesehatan saja. Akan tetapi terutama dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan kemasyarakatan termasuk keadaan ipoleksosbudhankam. Faktor lain yang besar pengaruhnya adalah perilaku masyarakat tentang kesehatan dan cara-cara hidup sehat.

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Puskesmas dengan wilayah kerjanya diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui Sejarah Perkembangan Puskesmas

2. mengetahui mengenai Puskesmas

3. mengetahui Pelayanan Kesehatan Terpadu

4. mengetahui Kegiatan Pokok Puskesmas

5. mengetahui Program Kesehatan Dasar

6. mengetahui Fungsi Puskesmas

BAB II

PUSKESMAS DENGAN WILAYAH KERJANYA

SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS

Sejarah perkembangan Puskesmas di Indonesia dimulai dari didirikannya pelbagai institusi kesehatan seperti Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, serta diselenggarakannya pelbagai upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri . Pemikiran mengintegrasikan pelbagai institusi dan upaya tersebut di bawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien pertama kali dicetuskan pada pertemuan Bandung Plan (1951). Selanjutnya konsep pelayanan yang terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956) . Penggunaan istilah Puskesmas pertama kali dimuat pada Master Plan of Operation. Konsep Puskesmas lahir pada tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional I di Jakarta.

Pada waktu gagasan Puskesmas dilahirkan, dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

3. Puskesmas tingkat kewedanaan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pembagian ini tidak bertahan lama karena pada Rakerkesnas II 1969 pembagian Puskesmas diperbaharui menjadi tiga macam:

1. Puskesmas tipe A adalah Puskesmas yang dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B adalah Puskesmas yang dipimpin oleh dokter tidak penuh

3. Puskesmas tipe C adalah Puskesmas yang dipimpin oleh tenaga paramedik

Dalam dokumen For Strenghtening National Health Services in Indonesia tahun 1969 disebutkan Puskesmas terdiri atas tiga tipe (Tipe A, Tipe B, Tipe C). Pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga dirasakan kurang sesuai karena Puskesmas tipe B dan C yang tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokter dirasakan sulit untuk mengembangkannya.Untuk kemudian pada Rapat kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe Puskesmas dengan enam kegiatan pokok dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000-50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja tetap dipertahankan sampai akhir Pelita II tahun 1979. Sejak Pelita III konsep wilayah lebih diperkecil yakni mencakup suatu daerah dengan jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Pada tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di tingkat kelurahan atau desa dengan jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program di tingkat pusat, sehingga kegiatan pokok berkembang menjadi 18 kegiatan pokok , bahkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta mengembangkannya menjadi 21 kegiatan pokok. Pembangunan Puskesmas yang sudah merata di seluruh pelosok tanah air dengan minimal satu Puskesmas di setiap kecamatan (Puskesmas yang telah dibangun sebanyak 7.243, Puskesmas Pembantu 21.115; Puskesmas Keliling 6.849) telah memberikan kontribusi yang sangat berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan penurunan angka kematian dan kesakitan secara bermakna dalam tiga dasawarsa terakhir. Puskesmas masih menghadapi berbagai permasalahan, yang tidak saja berkaitan dengan beban kegiatan pokok yang terlalu banyak , kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Jumlah Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes sampai Desember 2011Puskesmas9321

Puskesmas Pembantu23525

Puskesmas Perawatan3025

Puskesmas non perawatan6296

Polindes/Poskesdes42233

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

(PUSKESMAS)Fungsi Puskesmas

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama:Pertama,sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua,sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya, dan;Ketiga,sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya.

Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni : Pertama,pusat pelayanan kesehatan masyarakat primeryakni puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas sebagaipusat pelayanan kesehatan perseorangan primerdimana peran Puskesmas dimaknai sebagaigate keeperatau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard pelayanan medikPeran Puskesmas

Puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas sebagai pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

A. Pengertian

Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi tepat guna dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan diselengarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya

1. Wilayah Puskesmas

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu Kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

2.Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan menyeluruh yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan Kesehatan yang meliputi pelayanan:

a. Kuratif (pengobatan)

b. Preventif (upaya pencegahan)

c. Promotif (peningkatan kesehatan)

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

3.Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu Kecamatan terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA , begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

B .Kegiatan Pokok Puskesmas

Pada Pelita I dan II yang lalu, kegiatan pokok Puskesmas ada tujuh yang dikenal dengan nama Tujuh yang pokok (Basic Seven). Program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven. Basic Seven terdiri atas: maternal and child health care, medical care, environmental sanitation, health education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory, communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan recording atau pelaporan reporting).Pada Pelita III kegiatan pokok bertambah menjadi dua belas , dua belas yang pokok (Basic Twelve).

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda. Kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. KIA

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Kesehatan Sekolah

9. Kesehatan Olah Raga

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Kesehatan Kerja

12. Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium Sederhana

16. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan

17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

19. Kebersihan Remaja

20. Dana Sehat

Program kesehatan dasar Puskesmas adalah program yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia serta mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan kematian. Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Program pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap program pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa(PKMD). Penyelenggaraan usaha-usaha program pokok Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah.Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbul wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian daruat bisa dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain.Program Kesehatan Dasar(basic six) adalah :

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

d. Perbaikan Gizi

e. Pemberantasan Penyakit Menular

f. Pengobatan

6 pokok program Puskesmas(upaya kesehatan wajib):

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. Pencegahan pemberantasan penyakit menular

d. Kesehatan Keluarga dan reproduksi

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. Penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan

Upaya kesehatan pengembangan merupakan salah satu kegiatan Puskesmas di samping upaya kesehatan wajib. Kegiatan upaya kesehatan pengembangan dilaksanakan bila upaya kesehatan wajib telah terlaksana secara optimal (target cakupan dan mutu terpenuhi), namun dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasan dari Dinas kesehatan). Pemilihan kegiatan kesehatan Pengembangan oleh Puskesmas dilakukan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Badan Penyantun Pelayanan (BPP). Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok yang telah ada, yakni :

1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

2. Upaya Kesehatan Kerja

3. Upaya Kesehatan Indera

4. Upaya Kesehatan Olah Raga

5. Upaya Pembinaan pengobatan Tradisional

6. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

7. Upaya Kesehatan Jiwa

8. Perawatan Kesehatan Masyarakat

Penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi perlu dikembangkan agar standar pelayanan minimal dapat diselenggarakan adalah sebagai berikut :

(Segi institusi , Puskesmas harus ada di tiap kecamatan

(Segi program, tiap Puskesmas minimal melaksanakan 6 program dasar(basic six)

(Segi paket esensial bagi keluarga miskin minimal setiap keluarga miskin dijamin mendapatkan pelayanan kesehatan dasar secara gratis untuk meningkatkan pemanfaatan Puskesmas bagi keluarga miskin.

(Segi pembiayaan kesehatan perlu dikembangkan sistem pembiayaan di muka (Askes) dan praupaya (JPKM)

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil, ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa.Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat(UKBM):

Pos Bersalin Desa(Polindes)/ Pos Kesehatan Desa(Poskesdes)Pos Kesehatan Pesantren(Poskestren)Desa Siaga

Posyandu (Pratama, Madya, Purnama & Mandiri)

Pos Obat Desa

Pos Usaha Kesehatan Kerja(UKK)

Jumlah Polindes/Poskesdes

Jumlah Polindes/Poskesdes yaitu informasi mengenai jumlah Polindes atau Poskesdes yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.

Polindes adalah bangunan yang dibangun dengan bantuan dana pemerintah dan partisipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan pemondokan ibu bersalin, sekaligus tempat tinggal Bidan di desa. Di samping pertolongan persalinan juga dilakukan pelayanan antenatal dan pelayanan kesehatan lain sesuai kebutuhan masyarakat dan kompentensi teknis bidan tersebut. Pos Kesehatan Desa adalah wujud upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk oleh, untuk dan bersama masyarakat setempat atas dasar musyawarah, dengan bantuan dari tenaga profesional kesehatan dan dukungan sektor terkait termasuk swasta dalam kerangka desa siaga demi terwujudnya desa sehat. Kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif yang dipadukan dengan upaya kesehatan lain yang berwawasan kesehatan dan berbasis masyarakat setempat. Kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya didukung oleh unsur-unsur tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang dihimpun dari masyarakat, swasta, pemerintah.

Jumlah Poskestren

Jumlah Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yaitu informasi mengenai jumlah pos kesehatan Pesantren yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan. Poskestren adalah salah satu wujud upaya kesehatan bersumber daya masyarakat di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan) dengan binaan Puskesmas setempat.

Jumlah Desa Siaga

Jumlah Desa Siaga yaitu informasi mengenai jumlah desa siaga yang telah dibentuk yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.

Desa Siaga adalah adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri menuju desa sehat.

Jumlah Posyandu

Jumlah Posyandu yaitu informasi mengenai jumlah pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan yang dirinci berdasarkan tingkatannya (pratama, madya, purnama, dan mandiri).

Posyandu adalah salah satu wadah peran serta masyarakat yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara dini.

Jumlah Pos Obat Desa

Jumlah Pos Obat Desa (POD) yaitu informasi mengenai jumlah pos obat desa yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.

Pos Obat Desa adalah wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana terutama bagi pengobatan sederhana, terutama bagi penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat

Jumlah Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK)

Jumlah Pos UKK yaitu informasi mengenai jumlah pos usaha kesehatan kerja yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama.Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat 2010. Dalam mewujudkan visi Kecamatan Sehat 2010 Puskesmas memiliki tiga misi yaitu:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

b. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.

C. Fungsi Puskesmas

Fungsi Puskesmas

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama:Pertama,sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua,sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya, dan;Ketiga,sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya.

Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni : Pertama,pusat pelayanan kesehatan masyarakat primeryakni puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas sebagaipusat pelayanan kesehatan perseorangan primer, peran Puskesmas dimaknai sebagaigate keeperatau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard pelayanan medikPeran Puskesmas

Puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Puskesmas sebagai pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat(community diagnosis) di wilayah kerjanya, dan mengembangkan upaya-upaya kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri.

3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, yang diberikan dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas.Untuk mewujudkan ketiga fungsi tersebut, maka langkah yang perlu dilakukan Puskesmas adalah:

( Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya

( Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber daya setempat yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna

( Memberi bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada masyarakat

( Kerjasama dengan sektor-sektor lain terkait dalam menjalankan kegiatannya

( Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok

Langkah-langkah Puskesmas dalam upaya mewujudkan ketiga fungsinya, sangat tergantung pada faktor-faktor yang berkaitan dengan:

( Besaran masalah kesehatan yang dihadapi, yang akan menentukan prioritas penanganan masalahnya, yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang direncanakan

( Tingkat perkembangan masyarakat, yang menentukan permintaannya akan pelayanan kesehatan.

( Sumber daya (tenaga, sarana/prasarana, dana, teknologi) yang dimiliki Puskesmas

Dalam era desentralisasi fungsi Puskesmas adalah:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta memantau proses pembangunan agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan. Puskesmas diharapkan bisa secara proaktif menjangkau keluarga, bisa menjaga keluarga sehat tetap sehat dan keluarga yang sakit menjadi sehat.

c. Pusat pelayanan tingkat pertama. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata.. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyaarakat dan sangat strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif dengan pendekatan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.

2. Pelayanan Medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Bila memungkinkan dapat dipertimbangkan memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas.

D.Kedudukan

1. Kedudukan secara administratif

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional maka Puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama

E. Program berdasarkan asas bantuan

Selain penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas yang tersebut di atas, sewaktu-waktu Puskesmas dapat diminta melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat. Dalam hal demikian baik petunjuk pelaksanaan teknis maupun perbekalan akan diberikan.

F. Upaya Kesehatan Darurat

Keadaan darurat mengenai kesehatan mungkin saja dapat terjadi , misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Kejadian-kejadian semacam ini mungkin memerlukan penundaan atau pengurangan kegiatan-kegiatan lain sampai keadaan darurat dapat diatasi.

G. Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah sarana perhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan Puskesmas.

Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, penempatan bidan di desa-desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada dan Puskesmas Keliling. Juga penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola Posyandu dan membina Dasa Wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

H. Memelihara citra pelayanan Puskesmas yang baik

Puskesmas perlu memelihara citra yang baik

1. Kebersihan gedung serta jamban Puskesmas

2. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas Puskesmas

3. Pemberian pelayanan dengan mutu yang sebaik-baiknya.

4. Kerjasama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektor lain.

5. Selalu menepati janji pelayanan yang telah disepakati bersama.

Setelah mengikuti kuliah dengan topik organisasi dan tenaga kerja diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui struktur organisasi Puskesmas

2. mengetahui fasilitas penunjang Puskesmas

3. mengetahui jalur rujukan dan dukungan rujukan

4. mengetahui jenis rujukan5. mengetahui klasifikasi Rumah SakitBAB III

ORGANISASI DAN TENAGA KERJA Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari:

1. Unsur pimpinan: Kepala Puskesmas , mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

2. Unsur pembantu pimpinan: Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas di bidang kepegawaian , keuangan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

3. Unsur pelaksana

a. unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional

b. jumlah unit tergantung kepada kegiatan , tenaga dan fasilitas daerah masing- masing .

c. Unit-unit terdiri dari:

Unit I:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak , keluarga berencana dan perbaikan gizi.

Unit II:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

Unit III:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

Unit IV:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga , kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

Unit V:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

Unit VI:mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.

Unit VII:mempunyai tugas melaksanakan kefarmasian

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, intregrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Selain itu juga wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan olek Kepala Kantor Dep.Kes. Kabupaten/Kotamadya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing.

Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepaada Kepala Puskesmas. Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal Departemen Kesehatan R.I. , akan diatur dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan R.I.

Fasilitas Penunjang

A.Puskesmas Pembantu

Adalah unit pelayanan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu pelaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Pelita V di wilayah kerja Puskesmas Pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa dengan sasaran penduduk antara 2.500 orang (di luar Jawa Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jawa Bali. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas.

B.Puskesmas Keliling

Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas.

Kegiatan Puskesmas keliling adalah :

a.memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, 4 hari dalam satu minggu.

b.melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.

c.dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka rujukan bagi kasus darurat gawat.

d. melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual.

C.Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, akan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000. Tugas utama bidan adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan pimpinan kelompok persepuluhan(Dasa Wisma) selain memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. Juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.

Jalur Rujukan di halaman 23

Dukungan Rujukan

A. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. Yang dimaksud rujukan secara vertikal yaitu rujukan yang dilakukan dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang berkemampuan cukup. Sedangkan rujukan horizontal adalah rujukan antara sesama unit yang setingkat kemampuannya. Puskesmas dapat merujuk kasus penyakit atau masalah kesehatan yang tidak sanggup diatasinya ke rumah sakit dengan pelbagai kategori yang dimilikinya atau ke Puskesmas lain yang memang lebih mampu.

Klasifikasi Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis kelamin.Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat,pelayanan keperawatan, rawap jalan, rawat inap, opreasi/bedah, pelayanan spesialis medik dasar, penunjang medik,farmasi, gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry dan ambulance pemeliharan sarana rumah sakit serta pengolahan limbah.Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit berdasarkan kelas dan kemampuan pelayanan.

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi

1. Rumah Sakit Umum Kelas A

2. Rumah Sakit Umum Kelas B3. Rumah Sakit Umum Kelas C4. Rumah Sakit Umum Kelas DKlasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan

a. Pelayanan

b. Sumber Daya Manusia

c. Peralatan

d. Sarana dan Prasarana

e. Administrasi dan ManajemenSarana Pelayanan Kesehatan yang mempunyai cakupan paling luas adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit di Indonesia dapat dikategorikan menurut jenis maupun pengelolaan. Kategori Rumah sakit di Indonesia yaitu :

1. Rumah Sakit Umum(RSU)

Rumah Sakit yang memberikan Pelayanan Kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan subspesialistik

2. Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan berdasarkan penyakit dan disiplin ilmu tertentu.

Rumah Sakit Khusus meliputi:

a. Rumah Sakit Kusta(RSK)

b. Rumah Sakit Tuberkulosa Paru(RSTP)c. Rumah Sakit Jiwad. Rumah Sakit Mata(RSM)

e. Rumah Sakit Ortopedi

f. Rumah Sakit Bersalin(RSB)

g. Rumah Sakit Khusus lainnya(RSKH lain), seperti RS Jantung, RS Kanker, RS Anak dan Bersalin, RS Khusus Bedah

Menurut pengelolanya, rumah sakit dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Vertikal(milik Kemkes RI)

2. Rumah Sakit Pemda Pro(milik Pemda/Provinsi)

3. Rumah Sakit Pemda Kab/Kota(milik Pemda/Kabupaten & Kota)

4. Rumah Sakit TNI/POLRI(milik TNI & POLRI)

5. Rumah Sakit BUMN(milik BUMN)

6. Rumah Sakit Swasta(milik swasta)

Tipe Rumah Sakit Di Indonesia Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam, yaitu : 1. Rumah Sakit Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Spesialis Dasar, 5(lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12(dua belas) Pelayanan Medik Spesialis lain dan 13(tiga belas)Pelayanan Medik Subspesialis

Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat. 2. Rumah Sakit Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan Pelayanan Spesialis Penunjang Medik,8(delapan) Pelayanan Medik Spesialis lainnya dan 2(dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar . Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini didirikan di setiap Ibukota propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. 3. Rumah Sakit Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4(empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah Sakit ini didirikan di setiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas. 4. Rumah Sakit Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2(dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Sekurang-kurangnya 2(dua) dari 4(empat) jenis Pelayanan Medik Spesialis Dasar meliputi pelayanan Penyakit Dalam Kesehatan Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit khusus (spesial hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayan kesehatan kedokteran saja. Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.

Berdasarkan fasilitas kemampuan pelayanan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi:a. Rumah Sakit Khusus Kelas A

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

Rumah Sakit Umum milik Kemkes dan Pemda dapat diklasifikasikan menurut tingkat kemampuan yaitu:

a. RSU kelas A, contohnya: RSU Cipto Mangunkusumo, Jakarta, RSU Dr. Soetomo, RSU Adam Malik, Medan, RSU Dr. Wahidin S Husodo

b. RSU kelas B, contohnya: RSU Dr. Pirngadi, Medan, RSU Dr. M. Jamil, Padang, RSU Dr. Sardjito, Yogyakarta, RSU Dr. Kariadi, Semarang

Rumah Sakit yang dijalankan organisasi National Health Service di Inggris, melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit. -Rumah sakit terspesialisasi Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. -Rumah sakit penelitian/pendidikan Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi -Rumah sakit lembaga/perusahaan Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum -Klinik Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu, biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik

Rumah Sakit dapat pula dibedakan sebagai:

a. Rumah Sakit Pendidikan

b. Rumah Sakit Non Pendidikan

Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan

KATEGORIKEPEMILIKANRS UMUMRS KHUSUSTOTAL

RS PUBLIKPemerintah76093853

- Kemkes151934

- Pemda Propinsi534598

- Pemda Kabupaten44610456

- Pemda Kota791392

- Kementerian Lain314

- TNI1215126

- POLRI43043

Swasta Non Profit522203725

RS PRIVATSWASTA429235664

BUMN60767

TOTAL :1,7715382,309

*Keterangan :

RS Swasta Terdiri Dari: Perusahaan, Perorangan dan Swasta/ Lainnya

B.Jenis rujukan

Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1)Rujukan medik yang meliputi:

a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.( transfer of patient )

b. Pengiriman bahan(specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. (transfer of specimen)

c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat (transfer of knowledge).2)Rujukan Kesehatan

Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan:

a. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular.

b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah

c. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.

d. Pemberian makanan, tempat tingal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam.

e. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.

f. Pemeriksaan spesimen air , laboratorium kesehatan dan sebagainya.

C.Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan1. Umum:

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2. Khusus:

a.Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.

b.Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

D. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

Jenjang (Hirarki)Komponen/Unsur Pelayanan Kesehatan

Tingkat ru Tingkat rumah tanggaPelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri

Tingkat masyarakatKegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri oleh kelompok paguyuban, PKK, Saka Bhakti Husada, anggota RW, RT dan masayarakat

Fasilitas pelayanan kesehatan profesional tingkat pertamaPuskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, praktek dokter swata, poliklinik swasta dll.

Fasilitas paguyuban rujukan tingkat pertamaRumah sakit kabupaten, rumah sakit swasta, laboratorium, klinik swasta dll.

Fasilitas pelayanan rujukan yang lebih tinggiRumah sakit kelas B dan A serta lembaga spesialistik swasta, laboratorium kesehatan daerah, laboratorium klinik swasta dll.

E. Jalur rujukan dapat berlangsung sebagai berikut:

Rujukan medik:

1. intern antara petugas Puskesmas

2. antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas

3. antara masyarakat dengan Puskesmas

4. antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain

5. antar Puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas kesehatan lainnya.

Upaya Kesehatan Rujukan

1. Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan:

a. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan dari Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan dari masyarakat.

b. Mengadakan Pusat Rujukan Antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis.

c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan dengan perantaran telepon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan.

d. Menyediakan Puskesmas Keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk kendaraan roda empat atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio komunikasi.

e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan.

f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan pelayanan rujukan.

2.Puskesmas Perawatan

Puskesmas Perawatan yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.

a. Kriteria

-Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit.

-Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari Puskesmas sekitarnya.

-Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai. Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang perhari rata-rata.

Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah-3 Puskesmas di sekelilingnya minimal rata-rata 20.000/ Puskesmas.

Pemerintah daerah bersedia untutk menyediakan anggaran rutin yang memadai.

b.Fungsi

Merupakan Pusat rujukan Antara melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dibawa ke Rumah Sakit

Kegiatan:

1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain

-kecelakaan lalu lintas

-persalinan dengan penyulit

-penyakit lain yang mendadak dan gawat

2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari.

3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit.

4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit.

5. Melakukan metoda operasi pria dan metoda operasi wanita untuk keluarga berencana.

Ketenagaan Puskesmas

(1) Tenaga Kesehatan

Jumlah Dokter Spesialis

Jumlah Dokter Spesialis adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dokter spesialis yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Dokter Umum

Jumlah Dokter Umum adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dokter umum yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Dokter Gigi

Jumlah Dokter Gigi adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dokter gigi yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Perawat

Jumlah Perawat adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir perawat yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk perawat adalah SPK, DIII Keperawatan, S1 Keperawatan.

Jumlah Perawat Gigi

Jumlah Perawat Gigi adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir perawat gigi yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Yang termasuk perawat gigi adalah SPRG, D III Kesehatan Gigi.

Jumlah Bidan

Jumlah Bidan adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir bidan yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk bidan adalah Bidan, Perawat Bidan, D III Kebidanan, D IV Kebidanan dan juga bidan di desa. Pada kolom ini tidak termasuk bidan di desa atau Poskesdes.

Jumlah Bidan di Desa / di Poskesdes

Jumlah Bidan di Desa / di Poskesdes yaitu informasi mengenai jumlah bidan yang dimiliki Puskesmas yang bersangkutan yang bertugas di desa-desa atau di Poskesdes dalam wilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Apoteker & S1 Farmasi

Jumlah Apoteker & S1 Farmasi adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir apoteker atau S1 Farmasi yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Asisten Apoteker

Jumlah Asisten Apoteker adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir asisten apoteker yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk asisten apoteker adalah SAA dan SMF.

Jumlah Analis Farmasi

Jumlah Analis Farmasi adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir analis farmasi yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk analis farmasi adalah D III Farmasi dan D III Farmasi Makanan.

Jumlah Kesmas (S1)

Jumlah Kesmas (S1) adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir sarjana kesehatan masyarakat yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk sarjana kesehatan masyarakat adalah S1 Kesehatan Masyarakat seluruh peminatan.

Jumlah Kesmas (S2)

Jumlah Kesmas (S2) adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir pascasarjana kesehatan masyarakat yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk pascasarjana kesehatan masyarakat adalah S2 Kesehatan Masyarakat seluruh peminatan.

Jumlah Sanitarian

Jumlah Sanitarian adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir bidang kesehatan lingkungan atau sanitarian yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk tenaga sanitarian adalah SPPH, D III Kesehatan Lingkungan, D III Penyuluh Kesehatan, dll.

Jumlah Tenaga Gizi

Jumlah Tenaga Gizi adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir bidang gizi yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk tenaga gizi adalah SPAG, D III Gizi, S1 Gizi dan S2 Gizi.

Jumlah Tenaga Keterapian Fisik

Jumlah Tenaga Keterapian Fisik adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir bidang keterapian fisik yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan. Yang termasuk tenaga keterapian fisik adalah D III Fisioterapi, D III Okupasi Terapi, D III Terapi Wicara, D III Akupuntur.

Jumlah Tenaga Keteknisian Medis

Jumlah Tenaga Keteknisian Medis adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir bidang keteknisian medis yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan menurut jenis kelamin. Yang termasuk tenaga keteknisian medis adalah DIII Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi, DIII Teknik Gigi, DIII Teknik Elektromedik, SMAK, DIII Analis Kesehatan, DIII Refraksionis, DIII Optisi, DI Teknik Transfusi Darah, DIII Rekam Medis, dan DIII Ortotik Prostetik.

(2) Tenaga Non Kesehatan

Jumlah Pekarya Kesehatan

Jumlah Pekarya Kesehatan adalah informasi mengenai jumlah tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir pekarya kesehatan yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Tenaga TU (Tata Usaha)

Jumlah Tenaga TU adalah informasi mengenai jumlah tenaga tata usaha yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Sopir

Jumlah Sopir adalah informasi mengenai jumlah tenaga sopir yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Tenaga Keuangan

Jumlah Tenaga Keuangan adalah informasi mengenai jumlah tenaga keuangan yang bekerja

di Puskesmas yang bersangkutan.

Jumlah Tenaga Non Kesehatan lainnya

Tenaga Non Kesehatan Lainnya adalah informasi mengenai jumlah tenaga di luar bidang kesehatan lainnya yang bekerja di Puskesmas yang bersangkutan.Sarana

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya Puskesmas dengan tempat perawatan memiliki luas bangunan , ruangan-ruangan pelayanan serta peralatan yang lebih lengkap daripada Puskesmas antara lain:

-Ruangan rawat tinggal

-Ruangan operasi

-Ruangan persalinan

-Kamar perawat jaga

-Ruangan pasca operatif

-Kamar linen

-Kamar cuci

-Peralatan medis berupa:

-Peralatan operasi terbatas

-Peralatan obsteri patologis

-Peralatan resisutasi

-Peralatan vasektomi dan tubektomi

-10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan

Alat-alat komunikasi :

Telepon atau radio komunikasi jarak jauh

1 buah ambulanPUSKESMAS YANG TELAH MENDAPATKAN SERTIFIKASI ISO 9001:2008DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTAJML PUSK KEC.JML PUSK KEL.NAMA SKPDTAHUN SERTIFIKASI

JAKARTA PUSAT

1Tanah Abang2007

2Menteng2007

3Senen2008

4Cempaka putih2005

5Johar Baru2007

6Kemayoran2008

7Sawah Besar2009

8Gambir2007

JAKARTA UTARA

9Pusk. Tanjung Priok2005

1Pusk Kel Kb Bawang I2010

2Pusk Kel Kb Bawang III2010

3Pusk Kel Sungai Bambu2010

4Pusk Kel Warakas2010

5Pusk Kel Papanggo2010

10Pusk. Penjaringan2009

11Pusk. Pademangan2008

12Pusk. Koja2007

6Pusk Kelurahan Rawa Badak Utara I2008

7Pusk kel Tugu Utara I2010

8Pusk kel Tugu Utara III2010

9Pusk Kel tugu Selatan2010

10Pusk Kel Lagoa2010

13Pusk. Kelapa Gading2008

11Pusk Kel Klp Gading Barat2008

12Pusk Kel Klp Gading Timur2008

13Pusk Kel Pegangsaan A2008

14Pusk Kel Pegangsaan B2008

14Pusk. Cilincing2005

JAKARTA BARAT

15Pusk Cengkareng2006

16Pusk Kalideres2005

17Pusk Grl Petamburan2005

15Pusk Kel Grogol 22010

16Pusk Kel Tj Duren Selatan2010

18Pusk Palmerah2005

17Pusk Kel Palmerah I2010

18Pusk Kel jatipulo I2010

19Pusk Tamansari2006

20Pusk Tambora2004

19Pusk Kel Jembatan Besi2010

20Pusk Kel Kali Anyar2010

21Pusk Kebon Jeruk2003

21Pusk Kel Duri Kepa2010

22Pusk Kel Kedoya Utara2010

22Pusk Kembangan2005

23Pusk Kel Meruya Selatan I2010

24Pusk Kel Joglo I2010

JAKARTA SELATAN

23Pusk. Tebet2003

24Pusk. Setiabudi2008

25Pusk. Mampang Prapatan2006

26Pusk. Pancoran2003

27Pusk. Pasar Minggu2005

25Pusk Kel Ps Minggu I2010

26Pusk Kel Cilandak Timur2010

27Pusk Kel Ragunan2010

28Pusk Kel Pejaten Timur2010

28Pusk. Jagakarsa2007

29Pusk. Kebayoran Baru2006

29Pusk kel Senayan2010

30Pusk. Kebayoran Lama2006

31Pusk. Pesanggrahan2007

32Pusk. Cilandak2006

30Pusk Kel Cilandak Barat2008

31Pusk Kel Cipete Selatan2008

32Pusk Kel Lebak Bulus2008

JAKARTA TIMUR

33Pusk. Jatinegara2005

34Pusk. Matraman2005

35Pusk. Pulogadung2008

36Pusk. Duren Sawit2005

37Pusk. Kramatjati2003

33Pusk Kel Kramat Jati I2010

34Pusk Kel Kramat Jati II2010

38Pusk. Makasar2007

39Pusk. Pasar Rebo2007

40Pusk. Ciracas2005

35Pusk Kel Klp Dua Wetan2010

41Pusk. Cipayung2006

36Pusk Kel Rangon I2010

37Pusk Kel Lubang Buaya2010

42Pusk. Cakung2006

KEPULAUAN SERIBU

43Pusk Kep Seribu Utara2010

44Pusk Kep Seribu Selatan2010

JUMLAH PUSKESMAS KECAMATAN44

JUMLAH PUSKESMAS KELURAHAN37

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui mengenai Kesehatan Ibu dan Anak

2. mengetahui mengenai Keluarga Berencana

3. mengetahui mengenai Upaya Peningkatan Gizi

4. mengetahui mengenai Pengobatan

5. mengetahui mengenai Pemberantasan Penyakit Menular

6. mengetahui mengenai Kesehatan Lingkungan Pemukiman

7. mengetahui mengenai Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

8. mengetahui mngenai Usaha Kesehatnan Sekolah

9. mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Usia Lanjut

10. mengetahui mengenai Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja

11. mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Jiwa

12. mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan

13. mengetahui mengenai Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

14. mengetahui mengenai Pembinaan Peran Serta Masyarakat

15. mengetahui mengenai Kesehatan Olahraga

16. mengetahui mengenai Laboratorium Sederhana Dasar

BAB IV

UPAYA KESEHATAN POKOK PUSKESMAS

KESEHATAN IBU DAN ANAKSalah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan di antara ibu, bayi dan anak adalah memberikan pemeliharaan dalam waktu hamil yang cukup baik dan dimulai sedini mungkin.

Penurunan angka kematian ibu maternal, bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang kesehatan.

1. Pengertian

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah ketrampilan para dukun bayi, serta pembinaan kesehatan anak di taman kanak-kanak.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

b.Tujuan Khusus

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan Karang Balita serta di sekolah taman kanak-kanak.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

3.Kegiatan Petugas Puskesmas

Kegiatan petugas Puskemas untuk mencapai tujuan tersebut di atas mencakup hal-hal sebagai berikut:

a.Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.

b.Pemberian nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein-kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada, pemberian makanan tambahan, vitamin dan mineral (tablet zat besi pada ibu hamil).

c.Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.

d.Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hami dan BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi.

e.Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.

f.Pelayanan keluarga berencana kepada semua PUS (pasangan usia subur), dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.

g. Pengobatan bagi ibu, bayi dan anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan.

h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk mengadakan pemantuan pada mereka yang lalai mengunjungi Puskesmas dan meminta agar mereka datang ke Puskesmas lagi.

4. Petunjuk pemeliharaan ibu hamil

Salah satu unsur penting untuk menurunkan kematian dan kesakitan di antara ibu dan bayi adalah memberikan cukup pemeliharaan dalam waktu hamil dan mulai sedini mungkin. Semua ibu harus dianjurkan agar bila hamil memeriksakan diri di Puskesmas dan dukun serta memberi pendidikan kesehatan kepada para pemimpin desa dan masyarakat.

A. Standar Pelayanan Antenatal

1)Kunjungan pertama

ii. Anamnesis

nama, umur, alamat, pendidikan

Riwayat

Kehamilan dan persalinan terdahulu: kehamilan keberapa; yang menolong; cara persalinan; berat bayi; keadaan bayi/hasil persalinan ; komplikasi(perdarahan; hipertensi; infeksi/demam; persalinan yang lama; partus preterm(prematur)

Kehamilan sekarang(hamil yang keberapa; keluhan utama; haid yang terakhir dan siklus haid; muntah-muntah; pusing; nafsu makan; nyeri perut; oedema)

Penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang(paru-paru, penyakit hati; jantung, malaria. Diabetes, ginjal, psikosis, epilepsi

Riwayat kesehatan keluarga : diabetes, jantung, psikosis, cacat bawaan

ii. Pemeriksaan

Umum

kesadaran, tinggi badan, berat badan,postur tubuh, kurus/gemuk, tensi, nadi, pernafasan, demam/tidak,pucat/tidak)

fisik: muka, mata,mulut/gigi, paru-paru, jantung, payudara, hati, limpa, abdomen, pelvis, tungkai.

Khusus kebidanan (luar/dalam)

Pemeriksaan laboratorium : Hb, urin, tinja,darah tepi atas indikasi

iii. Pemberian imunisasi TT

iv. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, dan obat-obatan khusus (pusing, emesis, hipertensi, toksikosis)

v. Perawatan payudara: pakaian jangan terlalu kencang, puting susu yang masuk supaya diurut dengan minyak agar dapat keluar

vi. Penyuluhan : Gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku-sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, tanda-tanda risiko tinggi, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB pasca melahirkan.

2)Kunjungan ulang

ii. anamnesis : keluhan utama

iii. pemeriksaan

umum: kesadaran, berat badan, tensi, nadi, pernafasan, demam/tidak, pucat/ tidak

khusus kebidanan luar: tinggi fundus uteri, bentuk uterus, pemeriksaan Leopold, auskultasi

dalam: primi gravida hamil 36 minggu untuk menentukan imbang fetopelvik; bila ada indikasi lain

laboratorium: Hb, urin bila ada indikasi

iv. Pemberian imunisasi TT 4 minggu setelah pemberian TT pertama

v. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, obat-obat khusus (pusing, emesis, hipertensi, tokolisis)

vi. Penyuluhan mengenai:

Gizi, perawatan payudara, tanda-tanda risiko tinggi, imunisasi berikutnya(ibu & anak) pentingnya kunjungan ulang, persalinan oleh tenaga terlatih, KB pasca melahirkan(postpartum)

B.Peranan, fungsi dan tugas pelayanan antenatal berdasarkan tempat tugas dan kategori tenaga

Tempat tugas : Puskesmas

TenagaPerananFungsiTugas

DokterKepala

Puskesmas-Konsultan medik

-Manajer Pembinaan ketenagaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Koordinasi

Integrasi

Manajemen

Pelayanan kasus rujukan

BidanPengelola unit

KIA-KBPelaksana KIA-KB Pelayanan antenatal

Pelayanan perinatal

Pelayanan KB

Pelayanan persalinan

Pelayanan nifas

Penanggung jawab RR

Suvervisi dukun

Supervisi kader

PerawatStaf unit KIA-KBStaf pelaksana KIA-KB Melakukan kunjungan rumah kasus KIA-KB

Pelayanan antenatal

Pelayanan KB

Membuat RR

Membina, membimbing dukun bayi dan kader dalam KIA-KB

PK-EStaf KIA-KBStaf pelaksana KIA-KB Membantu bidan dalam kunjungan rumah

Pelayanan antenatal

Pelayanan KB

Menolong persalinan

Pelaksana RR

KELUARGA BERENCANA

Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental dan sosial, sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi, pada hakekatnya bergantung pada unsur manusianya. Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karenanya, pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana menjadi penting .

Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian ibu maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan pula taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berarti diperlukan peningkatan program KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat kontrasepsi efektif terpilih dan diikuti dengan pengayoman medis bagi peserta/akseptor KB yang memerlukan.

1. Pengertian

Kekuarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan, tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyuluruh.

2.Tujuan

a.Umum:

Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia .

b.Khusus :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat /keluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi

2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi

3. Meningkatnya kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kelahiran

3.Perencanaan program keluarga berencana

a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana program secara menyeluruh.

b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana dengan pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dan membuat jadual pelaksanaan rencana.

c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesahatan Kabupaten hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terinci untuk kegiatan Keluarga Berencana dengan memperhitungkan hal-hal seperti berikut:

1. Fasiltas pelayanan yang ada di Puskesmas maupun di sekitarnya yang diselenggarakan oleh badan-badan lain(misalnya oleh PKBI)

2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana dan berapa jumlahnya. Penjelasan tentang kegiatan dan cara Keluarga Berencana yang akan diberikan

3. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan

4. Sasaran dan kesempatan melakukan keluarga berencana

a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan Keluarga Berencana

1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasaan pribadi

2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Untuk kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun.

3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak

4. Keluarga seperti yang disebut di bawah ini hendaknya dianjurkan menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang diperlukan.

i. ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun(akut atau khronis)

ii. ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau di atas 30 tahun

iii. ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak

iv. ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan, misalnya lahir mati berulang kali, operasi seksio sesarea dan lain-lain komplikasi

v. keluarga dengan anak-anak bergizi buruk

vi. ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali

vii. kepala keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap

viii. keluarga dengan rumah tinggal yang sempit

ix. keluarga yang taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan.

5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai, bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi sejak saat perkawinan dan sesudah mempunyai satu atau dua orang anak.

b.Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga berencana

Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukkan rumah setiap pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas .

c.Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana

Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk memajukan Keluarga Berencana, misalnya pada waktu:

1.Perawat sedang merawat seorang bayi

2.Penderita sedang menunggu di klinik

3.Petugas sanitasi/P2M mengunjungi orang-orang di suatu daerah.

4.Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat, misalnya penyakit jantung, paru dan lain-lain.

d.Tempat-tempat yang terbaik untuk memajukan program Keluarga Berencana adalah:

Puskesmas, BKIA, klinik hamil, nifas dan penyakit kandungan, ruang bersalin rumah sakit, dan pada waktu kunjungan rumah.

5. Manfaat kesehatan keluarga berencana

a.Untuk ibu

Memberi kemungkinan untuk memulai menjarangkan kehamilan, sehingga dapat mengatur jumlah anaknya dan menetapkan pada umur berapa ingin melahirkan anak-anak, akan membawa manfaat berupa:

1.Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek dan mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah, mudah terserang penyakit infeksi dan kelelahan.

2.Peningkatan kesehatan mental dan emosi dengan dimungkinkan adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anaknya yang lain, untuk beristirahat, menikmati waktu luang dan untuk melakukan lain-lain kegiatan.

b.Untuk anak yang akan dilahirkan

Kelahiran akan akan mendapat sambutan baik apabila si ibu berada dalam keadaan yang sesehat-sehatnya, sehinga anak itu:

1.Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan.

2.Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan serta asuhan yang cukup dari ibunya.

c.Untuk anak-anak lainnya

Memberikan kesempatan untuk:

1. Perkembangan fisiknya yang lebih baik, karena setiap anak memperoleh jatah makanan yang cukup dari sumber-sumber yang tersedia.

2.Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik, karena pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.

3.Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik, karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis sekedar untuk mempertahankan hidup.

d.Untuk ayah

1. Memperbaiki kesehatan fisiknya, karena tuntutan atas tenaga fisiknya tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih baik.

2. Memperbaiki kesehatan mental dan emosinya, karena berkurangnya kecemasan dan mempunyai lebih banyak waktu terluang untuk beramah-tamah bersama keluarganya.

e.Untuk seluruh keluarga

1. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap anggota keluarganya.

2. Satu keluarga direncanakan dengan baik, memberi contoh yang nyata bagi generasi yang akan datang.

3. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mendapat pendidikan.

4. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.

6. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana

Secara garis besar kegiatan pelayanan Keluarga Berencana meliputi:

a.Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah:

1. kesempatan dalam fasilitas pelayanan KB dan sasarannya

2. kesempatan di luar fasilitas pelayanan KB dan sasarannya

b.Pelayanan kontrasepsi

1. konseling pra dan pasca pelayanan

2. metode pelayanan kontrasepsi:

i.metode sederhana

ii.metode efektif

iii.metode mantap dengan operasi

3. fasilitas pelayanan KB

c.Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB..

d.Pelayanan rujukan KB

e.Pecatatan dan pelaporan.

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma ataucup,cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).Cara Kontrasepsi Moderen/Metode EfektifCara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).

Senggama Terputus

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

Pantang Berkala (Sistem Kalender)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk puasa. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

Kondom/Diafragma

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.

Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa

Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.

Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.

Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.

Jenis-jenis Pil1. Pil gabungan atau kombinasiTiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.

2. Pil berturutanDalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 1415 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 56 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 9899%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan tel