Download - Nata de Oriza
NATA DE ORYZA : PEMANFAATAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA AIR
CUCIAN BERAS
________________________________________________________
DISUSUN OLEH :
1. BELLA PERUCHA
2. .
3. .
4. .
5. .
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA, 2011
PKMK
A. JUDUL KEGIATAN
NATA DE ORYZA : PEMANFAATAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA AIR
CUCIAN BERAS
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Beras sebagai makanan pokok orang Indonesia, selain sebagai sumber karbohidrat
beras juga menyumbang kandungan gizi lainnya seperti protein, lemak, dan juga vitamin.
Lapisan katul paling banyak mengandung vitamin B1 atau Thiamin. (Sjahmien Moehyi, 1992,
159 )
Vitamin B1 atau Thiamin berguna dalam pertumbuhan juga diperlukan dalam
pembakaran karbohidrat untuk mendapat kalori, semakin banyak kebutuhan kalori semakin
banyak pula kebutuhan vitamin B1. Vitamin adalah zat makanan yang diperlukan untuk
pemeliharaan dan penyempurnaan kesehatan yang tidak diproduksi oleh tubuh. Vitamin B1
membantu dalam penggunaan zat makanan oleh tubuh dan mengatur pembentukan butir-butir
darah. Vitamin B1 juga membantu pencegahan penyakit beri-beri. (Sunita Almatsier, 2003,
192 – 194 )
Thiamin adalah satu vitamin larut air, kehilangan Thiamin selama pengolahan,
biasanya terjadi pada saat proses pengolahan beras menjadi nasi, pada saat pencucian beras
yang terlalu digosok-gosok dan pencucian berulang kali dan terlalu lama akan menyebabkan
berkurangnya kandungan Thiamin yang terkandung didalam lapisan beras tersebut. Sehingga
vitamin B1 atau Thiamin pada beras sebagian larut dalam air cucian beras tersebut.
Sedangkan pada umumnya air cucian beras tersebut dibuang begitu saja.
Untuk itu perlu sekali mencari alternative-alternative lain yang sekiranya dapat
memanfatkan air cucian beras yang terbuang sia-sia, yang bernilai ekonomis dan berpotensi
mendatangkan keuntungan. Salah satunya yaitu dengan mengolah limbah cair yang
dihasilkan dari salah satu proses pembuatan nasi yaitu air cucian beras menjadi NATA DE
ORYZA. Nata de Oryza hampir sama bentuk dan rasanya dengan nata de coco yang
merupakan hasil pengolahan air kelapa dan nata de soya yang merupakan hasil pengolahan
limbah cair industri tahu. Bentuknya seperti agar–agar tetapi lebih kenyal dan biasa dipakai
sebagai campuran fruit cocktail, ice cream, es teller dan yogurt.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana formula nata de oryza yang tepat dari air cucian beras?
2. Bagaimana mengolah limbah cair rumah tangga air cucian beras dapat dijadikan
menjadi makanan?
3. Dapatkah nata de oryza menjadi primadona baru sebagai sumber penghasilan?
4. Dapatkah nata de oryza sebagai salah satu sarana membuka lapangan pekerjaan baru?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Menentukan formula yang tepat untuk pembuatan nata de oryza dari air cucian beras.
2. Mengolah limbah cair rumah tangga air cucian beras dijadikan makanan (nata de
oryza).
3. Mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap nata de oryza.
4. Menambah penghasilan dan bernilai ekonomis serta dapat membuka lapangan
pekerjaan baru.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil dari limbah rumah tangga air cucian beras dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi
nata de oryza, diharapkan menjadi icon baru dan diharapkan dapat membuka lapangan
kerja baru untuk mengurangi pengangguran.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Harapan dari proses produksi pembuatan nata de oryza antara lain :
1. Dapat memanfaatkan air cucian beras yang mengandung vitamin B1 yang terbuang
sia-sia.
2. Dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
3. Dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Nata de Coco
Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih,
menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh di
dalam cairan). Bahan yang dapat digunakan sebagai media untuk pembuatan nata adalah air
kelapa sehingga produknya dikenal dengan nata de coco. Nata de Coco, yang dalam bahasa
Indonesia berarti krim dari kelapa ( nata : krim & coco : kelapa ). Selain itu bahan lainnya
adalah sari nanas (nata de pina), kedelai (nata de soya) atau buah lain yang mengandung
glukosa. Mikroba yang aktif dalam pembuatan nata adalah bakteri pembentuk asam asetat
yaitu Acetobacter xylinum. Mikroba ini dapat merubah gula menjadi selulosa. Jalinan
selulosa inilah yang membuat nata terlihat putih.
Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan nata adalah persiapan media,
starter, inokulasi, fermentasi/pengeraman, pemanenan, penghilangan asam dan pengawetan.
Komposisi media yang digunakan untuk pengawetan. Komposisi media yang digunakan
untuk starter adalah sama dengan media untuk pemeliharaan kultur tetapi tanpa media agar.
Cara pembuatan
Saring air kelapa dengan menggunakan kain saring lalu didihkan dan dinginkan.
Campurkan gula pasir (100 g/l air kelapa), asam cuka 20 ml/l air kelapa dan bibit
Acetobacter xylinum (170 ml) ke dalam air kelapa di dalam panci pencampur, lalu diaduk
sampai merata. Campuran tersebut mempunyai keasaman (pH) 3-4.
Masukkan campuran tersebut ke dalam stoples dengan tinggi campuran 4-5 cm, lalu
ditutup dengan kain saring. Letakkan stoples di tempat yang bersih dan aman.
Setelah 15-20 hari berlangsungnya proses fermentasi terbentuklah lapisan nata di
permukaan cairan dengan ketebalan 1-2 cm. Lapisan nata dengan berat + 200 g. Cairan di
bawah nata merupakan cairan bibit yang dapat digunakan untuk pembuatan nata selanjutnya.
Pemanenan nata
Lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang
bersih supaya cairan di bawah lapisan tidak tercemar. Cairan di bawah nata dapat digunakan
sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.
Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk
kubus dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm dan dicuci. Tuang dan rendam potongan nata de
coco dalam ember plastik selama 3 hari dan setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu,
nata direbus sampai mendidih bersuhu 110oC selama 10-20 menit. Tujuan perendaman dan
perebusan untuk meng-hilangkan rasa asam.
Nata dimasukkan dalam sirup lalau didihkan pada suhu 100oC + 15 menit, sesudah itu bila
perlu dapat ditambahkan essens panili atau pewangi lainnya dan garam secukupnya, lalu
dibiarkan selama 1 malam. Buat sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata
potongan, diperlukan 2 kg gula dan 4,5 l air. Mula-mula gula dituangkan ke dalam air,
panaskan sampai larut dan lalu saring.
Selanjutnya nata dikemas dalam kantong plastik atau botol selai dengan perbandingan
antara padatan dan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus dalam air mendidih
selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup terletak pada bagian bawah,
slanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan.
Pembuatan bibit nata
Buah nenas dikupas, dicuci sehingga dihasilkan daging nenas.
Daging nenas dipotong kecil-kecil, dihancurkan, dan diambil ampasnya.
Ampas nenas dicampur dengan gula pasir dan air masak dengan perbandingan 6:1:3
sampai merata.
Masukkan campuran tersebut dalam stoples bersih dan tutup dalam kain saring. Diamkan
selama 2-3 minggu.
Biarkan tanpa diganggu selama 2-3 minggu hingga terbentuk lapisan putih atau bibit
Acetobacter xylinum.
Diagram alir pembuatan Nata de Coco
Disaring
Panaskan mendidihaaaaaaaaaaaaaa
Dinginkan
Campurkan dalam panci pencampur
Masukkan campuran tersebut dalam bak fermentasi
dengan tinggi campuran 4-5 cm
Ditutup dengan kain saring
Air kelapa
Gula pasir (100gr/l air kelapa) Asam cuka (20 ml/l air kelapa) Bibit Acetobacter xylinum (170 ml)
Letakkan bak fermentasi di tempat yang bersih dan aman
Fermentasi selama 15 – 20 hari
Pengangakatan selaput bawah nata
Pencucian
Pemotongan nata bentuk kubus
ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm
Pencucian dengan air mengalir
Perendaman selama 3 hari
(setiap hari air rendaman diganti)
Perebusan dengan suhu 110oC
selama 10-20 menit
Angkat, tiriskan
siap diolah lebih lanjut
2. Nata de Oryza
Nata de oryza merupakan produk fermentasi air cucian beras oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Nata de oryza termasuk makanan penyegar atau pencuci mulut (dessert) yang kaya
serat dan dapat digunakan sebagai bahan pengisi ice cream, fruit cocktail, es teller dan
yogurt. Pembuatan nata de oryza dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu pH, suhu, kadar
gula, komposisi nutrient, lama fermentasi, dan aktifitas bakteri, Bila factor-faktor tersebut
dikendalikan dengan baik, maka akan diperoleh nata de lerry dengan ketebalan yang
dikenhendaki.
Nata de Coco
Berikut adalah diagram alir cara pembuatan nata de oryza :
Kotoran Penyaringan
Sterilisasi 15 menit
Penambahan nutrient
Pemanasan 10 menit
Penambahan asam cuka glacial (2.5ml/liter)
Pengisian media lerry ke bak fermentasi
(1 liter/bak fermentasi)
Pendinginan 12-24 jam
Inokulasi starter
(1 botol starter untuk 7-8 nampan)
Inkubasi 8-10 hari
Pemanenan
Pencucian dengan air mengalir
Air Beras
Gula pasir (50gr/ liter) ZA/urea(2gr/liter)
Nata de Oryza
Pemotongan nata
Perebusan
(2 kali dengan air mendidih @ 15 menit)
Penambahan tawas
(5gr/liter air untuk mencuci)
Nata de Oryza siap dikonsumsi
Gambar. Diagram Alir Pembuatan Nata de Oryza
H. METODE PELAKSANAAN
1. Tempat dan Waktu
Proses pembuatan dan pengolahan ini dilakukan di Laboratorium FMIPA UNSRI
untuk pembuatan nata de oryza yang sebelumnya akan dilakukan pembuatan sampel dan
pengendalian kualitas produk yang dilakukan di Laboratarium FMIPA UNSRI. Proses
pembuatan dan pengolahan ini akan dilakukan selama 8 minggu berturut-turut.
2. Bahan dan Alat
Dalam proses pembuatan nata de oryza bahan yang digunakan adalah air cucian
beras, gula pasir, urea (ZA), asam asetat glacial, starter bakteri dan tawas.
Tabel. Bahan Pembuatan Nata de Oryza
Bahan Spesifikasi
Air beras Cair
Gula pasir Butiran
ZA (urea) Powder
Asam asetat glacial Cair
Starter bakteri Cair kental
Tawas powder
Pembuatan nata de oryza ini, bahan utama yang digunakan adalah air cucian beras.
Metode pengumpulan air beras dilakukan kerja sama dengan rumah makan terdekat atau
kantin yang berpotensi menghasilkan air cucian beras.
Dalam proses pembuatan nata de oryza alat yang digunakan antara lain bak
fermentasi, timbangan meja, rak penyimpanan, pisau dapur besar, saringan kain kassa, gelas
ukur besar, kompor gas, tabung gas, ember plastic, panci besar, plastic penutup, tali penutup.
Tabel. Alat Pembuatan Nata de Oryza
Alat Fungsi
Bak fermentasi Sebagai tempat mencetak nata
Timbangan meja Sebagai alat alat untuk
mengukur bahan
Rak penimpanan Sebagai tempat menyimpan
pada waktu inkubasi
Pisau dapur besar Alat untuk memotong nata
Saringan kain kassa Sebagai penyaring air beras
sebelum digunakan
Gelas ukur besar Sebagai pengukur air cucian
beras
Kompor gas Sebagai sumber panas
Ember plastic Sebagai tempat pencucian nata
Panci besar Alat untuk menjerang nata
setelah dipanen
Tali penutup Sebagai pengikat plastic
penutup
Plastic penutup Sebagai penutup bak fermentasi
3. Proses Pembuatan
Pengolahan limbah cair rumah tangga menjadi nata de oryza melibatkan bakteri
Acetobacter xylinum yang sifatnya menggunakan protein dan karbohidrat dalam kandungan
limbah cair tersebut sebagai sumber energi untuk hidup dan berkembangbiak.
Untuk proses pembuatannya mula-mula air beras dengan pencucian tertentu yang
sudah disaring dan terbebas dari limbah padat, dicampur dahulu dengan gula pasir 50 gr, urea
2 gr per liter air beras kemudian diangkat dan segera campurkan asam asetat pekat 2,5 ml per
liter agar pH larutan turun sampai 4, yang merupakan pH optimum untuk pertumbuhan
bakteri pembentuk nata. Kemudian larutan dituang kedalam bak fermentasi dengan
ketinggian 2 cm kemudian didinginkan, tetapi harus ditutup dengan plastic bersih dan diikat
agar tidak tercemar kotoran dari luar. Sesudah dingin, larutan dituangi bibit bakteri dalam
larutan sebanyak 20% volume larutan air beras. Kemudian diinkubasi selama 8-10 hari dan
disimpan dalam bak fermentasi. Adapun maksud ditambahkan bahan lain tehadap limbah air
cucian beras tersebut adalah :
a. Gula sebagai penambah bahan makanan untuk bakteri
b. Asam asetat pekat untuk mengatur keasaman media air lerry
c. Bibit nata atau starter yaitu suspensi bakteri Acetobacter xylinum sebagai
mikroorganisme pembentuk nata
d. ZA sebagai suplement nutrisi bagi mikroorganisme (bakteri)
Setelah menjalani proses fermentasi maka cairan akan terbentuk lapisan padat nata
setebal 2 cm, inilah yang dipanen. Lapisan padat tersebut sebelum dipotong kecil-kecil
dilakukan pengerokan lapisan atas kemudian dilakukan pencucian dengan air mengalir dan
dilakukan 2 kali perebusan masing-masing selama 15 menit dengan penambahan tawas 5 gr
per liter air beras untuk menetralkan sisa asam cuka dan ZA yang tersisa. Setelah itu nata siap
diproses lebih lanjut untuk dipasarkan.
4. Prospek Pasar dan sasaran penjualan
Nata de Oryza merupakan suatu produk baru yang belum dikembangkan atau
dipasarkan sehingga belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat lebih mengenal
nata de coco dan nata de soya sebagai bahan campuran makanan atau minuman. Sedangkan
nata de lerry sendiri memiliki karakteristik, bentuk dan rasa yang hampir sama dengan nata
de coco dan nata de soya dan dengan demikian nata de oryza diharapkan dapat menjadi
alternative lain selain nata de coco dan nata de soya. Karena produk ini belum banyak
dikembangkan dan belum banyak dipasarkan, maka diharapkan prospek pasarnya sangat
bagus karena belum banyak saingannya.
Sasaran dari pemasaran produk nata de oryza yang sudah jadi siap pakai yaitu :
a. Pasar-pasar tradisional dengan sasaran pedagang-pedagang minuman dan masyarakat
umum kalangan menengah kebawah, dengan bentuk penjualan secara kiloan dan
eceran.
b. Pedagang minuman seperti pedagang es campur maupun es teller, penjualan secara
kiloan.
c. Restaurant atau rumah makan yang menjual minuman serupa es campur atau
sejenisnya, penjualan secara kiloan.
d. Toko dan atau supermarket dengan cara disetorkan atau dititipkan, penjualan dengan
secara kiloan maupun gelasan.
5. Keuangan dan Penetapan Harga Jual
a. Perkiraan balik modal
Untuk satu kali rotasi produksi, yaitu selama 15 hari, dapat kita perkirakan penghasilan yang
diperoleh yaitu :
Jumlah nata de oryza yang dihasilkan / hari x harga jual / Kg =
60 Kg x Rp. 4.000,00 = Rp. 240.000,00
Perkiraan resiko produk tidak terjual = 20 % per hari
(20 % x 60 Kg) x Rp. 4000,00 = Rp. 48.000,00
Jadi penghasilan bersih per hari diperkirakan=
Rp. 240.000,00 – Rp. 48.000,00 = Rp. 192.000,00
Total penghasilan 1 rotasi produksi (15 kali panen ) yaitu =
15 x Rp. 192.000,00 = Rp. 2.880.000,00
Perkiraan keuntungan yang diperoleh untuk satu kali rotasi produksi, yaitu penghasilan
keseluruhan dikurangi biaya produksi.
Total penghasilan 1 kali rotasi = Rp.
2.880.000,00
Biaya pembelian bahan = Rp.
1.585.000,00 –
Rp. 1.295.000,00
Biaya penyusutan alat = Rp. 312.500,00 -
= Rp. 982.500,00
Upah karyawan =
Rp. 450.000,00 –
Keuntungan 1 kali rotasi = Rp.
532.500,00
Sedangkan dalam satu bulan kita dapat melakukan dua kali rotasi, maka keuntungan bersih
yang dapat kita hasilkan yaitu sebesar =
2 x Rp. 532.500,00 = Rp. 1.065.000,00
Dengan keuntungan bersih tiap bulan sebesar Rp. 1.065.000,00. Maka kita dapat
memperkirakan pengembalian modal dalam jangka waktu 4 bulan.
b. Mark – Up
Mark – Up merupakan jumlah harga yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk
menghasilkan harga jual. Mark – Up berdasarkan harga jual
Harga Jual
Harga Jual
= Rp. 2.641.666,67 ( harga jual keseluruhan )
= Rp. 2.641.700,00 ( harga pembulatan )
Harga jual nata de oryza per kg = Rp. 2.641.700,00 / 900
= Rp.2.935,22 ( harga perkilogram )
= Rp.3.000.00 ( harga perbulatan )
Disini diperoleh harga jual perkilogram Rp. 3.000,00 padahal kita sudah menghitung dalam
perkiraan balik modal kalau kita menjual nata per kilogramnya Rp. 4.000,00. dengan ini
sudah terlihat laba yang kita dapat perkilogramnya.
c. BEP
Metode penetapan harga menggunakan Break Even Point atau analisis impas yaitu berapakah
jumlah produk yang harus dijual pada harga tertentu, supaya dapat menutup semua biaya.
Atau dengan kata lain kita tidak untung juga tidak rugi.
1. Biaya tidak tetap sudah kita ketahui melalui jumlah harga barang yang ada yaitu
Rp. 1.235.000,00
Jadi biaya per hari Rp. 1.235.000,00 dibagi 15 diperoleh Rp. 82.333.33 dan dengan
harga pembulatan Rp. 82.400,00
2. Biaya tetap ( per rotasi )
Jenis Biaya
Gaji karyawan
Sewa tempat
Perawatan peralatan
Rp. 450.000,00
Rp. 320.000,00
Rp. 322.500,00
Jumlah Rp. 1.092.500,00
Jadi biaya tetap untuk satu kali rotasi adalah Rp. 1.092.500,00, jadi untuk biaya tetap
per hari adalah Rp. 1.092.500,00 dibagi 15 diperoleh Rp. 72.833,33 dengan harga
pembulatan Rp. 72.900,00
Kita dapat menghitung BEP dengan rumus sebagai berikut
A X B = ( A X C ) + D
Keterangan :
A = jumlah produksi per hari pada keadaan BEP
B = harga jual nata de lerry per kilogram
C = biaya tidak tetap untuk 1 hari
D = biaya tetap 1 kali rotasi
A x 4000 = ( A x 82.400) + 72.900
4000 A = 82.400 A + 72.900
78.400 A = 72.900
A = 1.079 Kg
A = 1.5 Kg ( pembulatan )
Dengan demikian untuk mendapatkan keuntungan maka jumlah penjualan nata de oryza per
hari harus melebihi 1.5 kg.
Selama 1 rotasi (15 hari) harus dapat menjual nata de oryza sebanyak 22.5 kg. Penjualan
dalam bentuk gelas/cup, jika 1 kg nata de lerry untuk 5 gelas/cup, maka 22.5 kg nata de oryza
untuk 112.5 gelas/cup pembulatan 113 gelas/cup. Jadi dalam 1 rotasi (15 hari) harus dapat
menjual minima1113 gelas/cup.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No KegiatanWaktu
Maret April Mei Juni
A. Persiapan
1 Observasi dan survey pasar
2 Identifikasi kebutuhan alat
dan bahan
3 Pembelian alat dan bahan
4 Persiapan tempat
B. Pelaksanaan
1 Pembuatan sample
2 Penetapan kualitas produk
3 Pengolahan awal nata dan
mulai awal proses fermentasi
4 Pengecekan dan
pengambilan nata dari proses
fermentasi kemudian
perebusan
5 Pengolahan akhir
6 Pemasaran produk nata de
oryza
7 Analisa pasar
C. Penyusunan laporan
J. RINCIAN BIAYA
Pemasukan
Dikti Rp. 6.000.000,00
Jumlah Pemasukan Rp. 6.000.000,00
Pengeluaran
1. Tahap persiapan
a. Pembelian ATK Rp. 50.000,00
b. Observasi dan survey pasar Rp. 50.000,00 +
Jumlah Rp. 100.000,00
2. Pembelian Bahan
(untuk produksi selama 1 kali rotasi/15 hari)
a. Bibit bakteri 15 botol @ Rp. 25.000,00 Rp. 375.000,00
b. Gula Pasir 100 kg @ Rp. 6.500,00 Rp. 650.000,00
c. Serbuk urea 10 kg @ Rp. 5.000,00 Rp. 50.000,00
d. Asam asetat 10 botol @ Rp. 5.000,00 Rp. 50.000,00
e. Tawas 10 kg @ Rp. 5.000,00 Rp. 50.000,00
f. Gas 1 tabung Rp. 60.000,00 +
Jumlah Rp. 1.235.000,00
3. Persiapan Alat
a. Bak fermentasi 300 buah @ Rp. 5.000,00 Rp. 1.500.000,00
b. Timbangan meja 2 buah @ Rp. 100.000,00 Rp. 200.000,00
c. Rak penyimpanan 3 buah @ Rp. 150.000,00 Rp. 450.000,00
d. Pisau dapur besar 5 buah @ Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00
e. Saringan kain kassa 5 buah @ Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00
f. Gelas ukur besar 3 buah @ Rp. 10.000,00 Rp. 30.000,00
g. Kompor gas 1 buah Rp. 250.000,00
h. Tabung gas 1 buah Rp. 200.000,00
i. Ember plastic 6 buah @ Rp. 20.000,00 Rp. 120.000,00
j. Panci besar 4 buah @ Rp. 60.000,00 Rp. 240.000,00
k. Plastic kemasan kiloan Rp. 100.000,00
l. Tali pengikat kemasan Rp. 35.000,00
m. Plastic penutup Rp. 40.000,00
n. Tali penutup Rp. 10.000,00 +
Jumlah Rp. 3.225.000,00
4. Upah pekerja 3 orang
Untuk satu kali rotasi @ Rp. 150.000,00 Rp. 450.000,00
5. Sewa tempat
Sewa tempat untuk satu kali rotasi Rp. 320.000,00
6. Transportasi
a. Akomodasi Rp. 200.000,00
b. Seminar Rp. 200.000,00
7. Laporan
Penyusunan dan penggandaan laporan Rp. 250.000,00
8. Lain-lain Rp. 20.000,00 +
Jumlah total pengeluaran Rp. 6.000.000,00