dosen.ikipsiliwangi.ac.id · web view2019/01/04  · guru senantiasa saling bertukar informasi,...

51
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan, manusia tidak mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di era modern ini. Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang disengaja dan sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal namun juga nonformal dan informal. Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka pendidikan harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan kesadaran para orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar rumput. Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukan beberapa elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) di mana salah satu elemen yang penting 5

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan, manusia tidak mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di era modern ini. Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang disengaja dan sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal namun juga nonformal dan informal.

Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka pendidikan harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan kesadaran para orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar rumput.

Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukan beberapa elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) di mana salah satu elemen yang penting keberadaannya adalah pendidik. Pendidik, menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal, adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri) memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan makhluk sosial. Peran mereka terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta didik (siswa). Khususnya dalam pendidikan anak usia dini, pendidik sangat memegang peran sentral sebagai role model peserta didiknya. Mengutip Diaz, pendidik sebagai model harus dapat menunjukkan :

· Guru sebagai ahli di bidangnya

· Guru sebagai contoh pembentukan moral

· Guru sebagai orang yang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan

· Guru sebagai figur pemimpin yang memiliki otoritas

· Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membantu siswanya

· Guru sebagai delegator

Sebagai seorang pendidik, guru, termasuk guru PAUD, semestinya memahami hakekat pendidik. T. Raka Joni (dalam Idris dan Jamal) menyebutkan beberapa hal terkait hakekat pendidik :

1) Pendidik sebagai agen pembaharuan, artinya ide-ide pembaharuan itu dapat disebarluaskan oleh pendidik dan lebih jauh lagi pendidik adalah sumber dari ide-ide pembaharuan

2) Pendidik adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat, maksudnya pendidik itu harus lebih dahulu menjadi orang yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai masyarakat. Lebih jauh lagi, pendidik diharapkan dapat melanjutkan nilai-nilai tersebut kepada subjek didiknya, dan masyarakat pada umumnya.

3) Pendidik sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta didik untuk belajar. Misalnya dalam proses belajar-mengajar peserta didiklah yang aktif belajar. Peranan pendidik menyediakan sumber, bahan, dan media yang diperlukan dalam kegiatan tersebut.

4) Pendidik bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik.

5) Pendidik dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar-mengajar khususnya bagi calon guru yang menjadi peserta didik.

6) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk terus-menerus meningkatkan kemampuannya. Ini berarti bahwa pendidik adalah pribadi yang selalu harus belajar.

7) Pendidik menjunjung tinggi kode etik profesional. Bahwa guru sebagai jabatan profesional tentunya mempunyai kode etik yang harus dijiwai dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Terkait dengan hal-hal di atas maka dapat kita bayangkan betapa guru atau pendidik menjadi tokoh yang memiliki peran penting terutama dalam pendidikan anak usia dini dimana peran orang dewasa sebagai role model masih sangat dibutuhkan. Pendidikan anak usia dini perlu penanganan yang khas dibandingkan dengan pendidikan lainnya karena anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan dan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih tua, sehingga memerlukan bimbingan yang khas pula. Untuk itu, seorang pendidik PAUD penting untuk memiliki pengetahuan dan kapasitas etika maupun karakter yang positif sehingga dalam melaksanakan tugas, para pendidik dapat memberikan contoh positif bagi anak didiknya. Kekhasan karakteristik siswa PAUD juga membutuhkan etos kerja tersendiri yang harus dapat dimiliki oleh pendidik PAUD. Apabila ketiga komponen ini terpenuhi tentunya bukan tidak mungkin akan menghasilkan peserta didik yang potensinya berkembang secara optimal serta beretika dan berkarakter positif yang siap bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain dalam interaksinya sehari-hari.

B. TUJUAN

Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi pendidik PAUD terkait konsep etika, karakter, dan etos kerja sehingga nantinya pendidik PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran yang dilakukan untuk membantu peserta didik berkembang optimal.

C. RUANG LINGKUP DAN WAKTU

Ruang lingkup materi mencakup etika, karakter dan etos kerja yang dimiliki oleh pendidik PAUD yang diberikan dalam waktu 4 JP.

D. PETUNJUK BELAJAR

Peserta didik membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab, serta mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan.

BAB II

RENCANA PENYAJIAN MATERI

A. KOMPETENSI

Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat memahami etika, karakter, dan etos kerja yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD.

B. INDIKATOR

1). Menjelaskan pengertian etos kerja.

2). Menjelaskan pengertian etika sebagai pendidik PAUD.

3). Menjelaskan pentingnya kerja sama dalam pengembangan program PAUD

4). Menjelaskan cara-cara melakukan komunikasi efektif dalam membangun Tim Work di lembaga PAUD

5). Menjelaskan strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua

C. MATERI/SUBMATERI

1. Etika dan Etos Kerja:

a. Definisi Kepribadian

b. Pentingnya pendidik yang berkepribadian

c. Ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif, dan mandiri.

2. Materi Kerja Sama :

a. Definisi Kerja sama

b. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD

3. Komunikasi efektif dalam membangun kerja sama

4. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua

D. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini adalah :

1) Ceramah

2) Tanya jawab

3) Diskusi kelompok

4) Aktivitas lain (menonton film)

E. PENILAIAN

Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan post test yang berbentuk soal pilihan berganda (multiple choice)

F. ALOKASI WAKTU

4 Jam pelajaran

G. SUMBER BELAJAR

Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus dari lapangan, atau artikel media massa.

H. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini adalah :

1) Modul

2) Slide dan OHP

3) Film

4) Foto-foto dari kasus di lapangan /lembaga PAUD

5) Kliping artikel dari media massa

BAB III

MATERI

A. URAIAN MATERI

1. ETIKA DAN ETOS KERJA

a. Definisi Kepribadian

Pada modul sebelumnya telah dipaparkan mengenai etika dimana etika sangat penting bagi pendidik yang berperan sebagai pembimbing, pembina perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik. Etika yang diajarkan dan diaplikasikan secara terus-menerus merupakan salah satu landasan untuk terbentuknya kepribadian individu. Kepribadian, menurut G. Allport, adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan yang mengandung kecenderungan-kecenderungan dalam tingkah laku individu. Kepribadian sifatnya individual karena tidak ada orang yang memiliki kesamaan dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, kepribadian membedakan individu. Dalam perjalanannya, kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya yang turut membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu.

Kepribadian juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat yang dapat membedakan satu kelompok dengan kelompok atau masyarakat lain. Oleh sebab itu, etos berkaitan dengan kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat.

Setiap pendidik haruslah terus-menerus membangun etos keguruannya agar akhirnya ia bisa menjadi guru atau pendidik yang terbaik. Etos kerja yaitu semua kebiasaan baik yang harus dilakukan di tempat kerja. Ada delapan kebiasaan bekerja cerdas yang dapat menjadi landasan etos kerja positif bagi para pendidik PAUD. Delapan kebiasaan dalam etos kerja positif adalah :

1) Bekerja ikhlas penuh rasa syukur

2) Bekerja penuh integitas

3) Bekerja keras penuh semangat

4) Bekerja serius penuh kecintaan

5) Bekerja cerdas penuh kreativitas

6) Bekerja tekun penuh keunggulan

7) Bekerja paripurna penuh kesabaran.

Selain delapan etos kerja tersebut, dikenal pula etos kerja berlandasan spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:

1) Kerja adalah rahmat, kerja merupakan panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.

2) Rahmat ; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber berkah, suka cita, ikhlas, bersyukur.

3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab, pembangun,dan pengembang.

4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh menjadi lebih baik.

5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi, berserah.

6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif, inovatif,

7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul, excellent.

8) Pelayan ; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah, simpatik, memuaskan.

Tanpa etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat meningkatkan produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya menumbuhkan etos kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam menumbuhkan etos kerja diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara individu di dalam suatu komunitas pendidikan, dalam hal ini PAUD.

b. Pendidik dan Kepribadian

Pendidik, secara spesifik “guru”, oleh Macmillan didefinisikan sebagai seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk permasalahan-permasalahan tertentu. Guru adalah seorang yang mengajar dengan hatinya, membimbing dengan nuraninya, mendidik dengan segenap keihklasan dan menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan rasa kasih. Oleh sebab itu, penting bagi seorang pendidik PAUD untuk memiliki kepribadian atau etos yang positif. Secara umum, menurut A. Tabrani Rusyan, kepribadian atau etos penting bagi para profesional, antara lain pendidik, sebagai : 1) pendorong timbulnya perbuatan, 2) penggairah dalam aktivitas, dan 3) penggerak yang menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Orang yang bekerja di lingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat mencari nafkah. la harus melihatnya sebagai tugas yang mengemban esensi pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya untuk hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh ke depan. Esensi pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa, sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam kehidupannya.

Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian dan etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas. Etos kerja tersebut sebagai berikut:

1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja benar.

2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.

3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja tulus.

4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja tuntas.

5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup kerja kreatif

6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius,

7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna.

8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul

c. Pendidik Berkepribadian Unggul

Untuk mencapai perubahan dan perbaikan di bidang pendidikan, dalam rangka melahirkan sebuah generasi yang berkualitas, berintegritas, memiliki karakter, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, tentu saja masih banyak hal lain yang perlu dicermati. Banyak butir kebijaksanaan (wisdom) yang perlu kita ketahui, pelajari, dan aplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal ini tentunya untuk dapat mengasah kepribadian unggul yang dimiliki setiap individu, khususnya pada pendidik PAUD. Setiap pendidik, khususnya pendidik PAUD, perlu untuk mengembangkan beberapa kepribadian unggul sehingga hasil pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Berikut adalah beberapa kepribadian unggul yang dapat dikembangkan oleh pendidik PAUD :

1). Kreatif

Pada dasarnya potensi kreatif dimiliki oleh setiap individu, namun tingkat dan derajatnya yang berbeda-beda antar individu yang satu dan lainnya. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor baik internal dan eksternal. Seseorang dengan potensi kreativitas yang tinggi dan memiliki lingkungan yang memberi kesempatan secara bebas dan aman psikologis akan menjadikan orang tersebut sebagai pribadi yang kreatif.

Michael A. West, seperti yang dikutip oleh Antonius dkk., menyatakan kreativitas sebagai pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian mendasar dari usaha manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan yang terus menerus dengan cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal.

Lebih lanjut diuraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu gagasan baru maupun karya nyata atau kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda dengan yang ada sebelumnya.

Ada beberapa poin yang menandakan seseorang tergolong individu yang berkepribadian kreatif :

a) Keterampilan berpikir lancar; mampu mencetuskan banyak gagasan, pertanyaan, jawaban, penyelesaikan masalah, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

b) Keterampilan berpikir luwes; menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan dan mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda.

c) Keterampilan berpikir orisinil; mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, mampu membuat kombinasi baru dan tidak lazim dari unsur-unsur yang ada.

d) Keterampilan atau mengelaborasi atau memperinci; mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambah atau merinci detil-detil dari suatu objek atau situasi sehingga lebih menarik.

e) Keterampilan menilai (mengevaluasi); mampu menentukan patokan penilaian sendiri, mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.

Menjadi pribadi yang kreatif sangat penting bagi pendidik PAUD karena setiap hari berhadapan dengan anak mengharuskan para pendidik harus selalu kreatif memikirkan materi dan aktivitas yang akan diberikan serta memodifikasi alat belajar maupun alat permainan. Terlebih bagi pendidik PAUD yang berada di wilayah minim fasilitas, kreativitas menjadi salah satu kualitas pribadi unggul yang harus dimiliki sehingga pendidik dapat memberdayakan seluruh potensi di sekitarnya agar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi anak.

2) Afektif

Siswa PAUD memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan peserta didik dalam jenjang pendidikan lainnya. Dalam proses belajarnya, siswa PAUD membutuhkan perhatian khusus dari para pendidik dimana perhatian dan respon positif yang ditunjukkan pendidik kepada siswa akan menstimulasi siswa secara positif pula dan potensinya akan berkembang maksimal.

Menurut tahap perkembangan psikososial Erik Erikson (dalam Wortman, Loftus & Weaver), anak usia dini dapat diklasifikasikan ke dalam tahap initiative versus guilt atau tahapan ketiga dari delapan tahapan perkembangan psikososial Erikson. Pada tahap ini anak akan memiliki inisiatif untuk melakukan atau mempelajari hal-hal dan aktivitas baru sehingga perhatian atau afeksi yang memadai dari para pendidik sangat diperlukan agar anak merasa diperhatikan dan mendapat dukungan dari pendidik sebagai orang dewasa yang berpengaruh (significant others). Minimnya perhatian pendidik atas inisiatif siswa PAUD atau pemberian respon yang salah akan berakibat pada munculnya rasa bersalah (guilt) yang tentunya berefek negatif bagi perkembangan anak selanjutnya.

Untuk dapat mengasah sikap afektif sebagai bagian dari pribadi unggul pendidik PAUD, maka sebelumnya perlu diketahui ciri-ciri sikap afektif. Ciri-ciri sikap afektif antara lain ditunjukkan dengan sikap sebagai berikut :

a) Rasa ingin tahu; selalu terdorong untuk mengetahui/bertanya lebih banyak, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti

b) Bersifat imajinatif; mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan imajinasi

c) Merasa tertantang; terdorong untuk mengatasi masalah dan tertantang pada situasi yang sulit, lebih tertarik pada tugas-tugaas yang sulit.

d) Berani mengambil resiko; berani memberikan jawaban apa adanya, tidak takut gagal atau mendapat kritik.

e) Sifat menghargai; memberikan apresiasi pada diri sendiri dan orang lain dalam berbagai keadaan.

3) Mandiri

Kemandirian berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan kegiatan tersendiri atau bekerja yang tidak secara langsung melibatkan orang lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Antonius dkk. Mandiri adalah suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dari tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya.

Mandiri sebagai suatu sikap mental berarti kesiapan seseorang untuk mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri. Hal ini tidak berarti kita menutup diri dari pengaruh orang lain atau sesama. Kemandirian berbeda dengan sikap mental egois dan individualistik yang mengutamakan kepentingan diri sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan sesama. Kemandirian memiliki makna bahwa dalam proses mengenal-menerima dan mengembangkan diri tidak mengantungkan diri pada orang lain. Seseorang menjadi independen bukan dependen, namun tetap membangun hubungan sosial dengan sesama manusia. Konsep mengenai kemandirian sendiri mencakup di dalamnya sikap tanggung jawab, khususnya tanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain.

Ciri-ciri mandiri :

a) Percaya diri, mampu bekerja sendiri

b) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya

c) Menghargai waktu dan tanggung jawab

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif dan mandiri adalah pribadi yang menunjukkan ketangguhan untuk selalu berprestasi, percaya diri, memiliki integritas diri yang tinggi, dan intuitif.

Dari sudut pandang anak, guru yang efektif adalah guru yang dapat dipercaya. Guru PAUD dapat dipercaya apabila guru dipandang anak sebagai orang yang bisa diajak bermain bersama dan membangun pengalaman bersama-sama. Guru juga dinilai dapat dipercaya apabila ia bersikap jujur dan adil dalam menilai anak, serta mengijinkan anak untuk terlibat secara aktif dalam proses bermain. Di dalam bermain ini sesungguhnya anak sedang belajar.

Di samping dapat dipercaya, guru perlu memberi banyak perhatian kepada kegiatan anak didiknya. Guru semacam ini dapat dikatakan sebagai guru yang bersikap personal dimana mereka akan menunjukkan minatnya terhadap seluruh kegiatan dan karakter masing-masing anak. Sikap personal yang ditunjukkan guru dapat menimbulkan rasa percaya anak terhadap pengajaran dan penilaian guru, sebab sikap personal guru membuat anak merasa dikenal, diingat, dan diperhatikan. Apabila anak merasa bahwa guru memberi perhatian yang tulus dan menilai masing-masing anak dengan cermat, maka anak akan terpengaruh oleh harapan guru. Hal ini menunjukkan pula bahwa pengajaran dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan konsep diri siswa ke arah yang lebih positif apabila guru berusaha mengenal anak secara pribadi. Dampak positif proses pengajaran yang berlandaskan etos kerja yang baik akan tampak pertama kali dalam peningkatan hasil belajar anak.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara etos kerja dan konsep diri guru dengan persepsi siswa terhadap diri mereka sendiri di kelas. Guru dengan sikap dan etos kerja yang positif cenderung menghasilkan siswa yang mempunyai konsep diri lebih positif. Lain halnya dengan guru yang bersikap dan beretos kerja negatif dengan menolak diri mereka sendiri, mereka cenderung menghasilkan anak yang mempunyai konsep diri negatif. Dari berbagai kajian yang dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa konsep diri dan etos kerja yang positif dari guru merupakan sumber pembentukan sikap positif anak, yaitu percaya diri, tidak cemas, dan menghargai arti belajar. Hal ini disebabkan siswa mempunyai seseorang yang dapat dipercaya untuk memproyeksikan kemampuan mereka, serta mendapatkan kehangatan dan dukungan untuk meningkatkan persepsi terhadap diri mereka sendiri. Dari sana dapat kita ketahui pula bahwa harapan guru dapat membimbing peningkatan harga diri dan prestasi belajar anak.

d. Etos Kerja dan Kompetensi Pendidik PAUD

Membangun etos keguruan sesungguhnya juga serentak membangun karakter para guru karena, ibarat otot, karakter akan memadat dengan semakin kokohnya sebuah perilaku karena terus menerus digunakan secara tekun dan bertujuan. Inilah makna yang terkandung dalam definisi karakter dalam kamus, yaitu kualitas-kualitas mental dan moral yang khusus dan khas pada individu, kelompok, atau institusi.

Kompetensi, yaitu keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan agar mampu melakukan sesuatu secara berhasil juga semakin bagus karena beretos kerja tidak lain berarti melaksanakan proses aktualisasi diri secara swakarsa,secara konkret melalui serangkaian perbuatan dan tidakan yang ajek sehingga mutu kompetensi itu semakin baik pula; seperti misalnya saja: etos ketekunan dalam menulis pastilah meningkatkan kompetensi kita dalam berbahasa dan berpikir. Khusus untuk guru dan dosen, kini undang-undang bahkan menuntut kita untuk memiliki setidaknya empat kompetensi yang bermutu tinggi: personal, profesional, pedagogik, dan sosial. Demikian pula di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 tahun 2014 terdapat empat kompetensi pendidik PAUD, yaitu :

1)Kompetensi Pedagogik

Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembela¬jaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

a). Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini

b). Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini

c). Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum

d). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

e). Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik

f). Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri

g). Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

h). Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini

i). Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini

j). Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan anak usia dini

Setelah elemen perencanaan terpenuhi, maka kompetensi untuk melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan juga adalah poin penting yang harus dimiliki guru atau pendidik PAUD. Yang termasuk aspek pelaksanaan dalam kompetensi pedagogik pendidik PAUD antara lain :

a)Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia

b)Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak

c)Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak

d)Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan

e)Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.

2). Kompetensi Kepribadian

Merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan bagi peserta didik. Dalam menjalankan perannya sebagai guru PAUD, maka seseorang harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak antara lain dengan :

a). Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

b). Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi anak usia dini dan masyarakat

c). Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa

d). Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri, dan bangga menjadi guru

e). Menjunjung tinggi kode etik guru

Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku bangsa, dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin dapat mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga merupakan salah satu kompetensi kepribadian yang harus dimiliki seorang pendidik PAUD. Budi pekerti luhur yang dimaksud adalah jujur, bertanggungjawab terhadap tugas, serta berperilaku sebagai teladan.

3). Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta didik untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Pendidik PAUD harus memiliki pemahaman mengenai:

a). Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini

b). Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini

c). Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

Selain harus memahami tahapan perkembangan anak, seorang pendidik PAUD juga diharapkan dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan anak.

Agar anak sebagai peserta didik berkembang optimal, pendidik atau guru PAUD sebisa mungkin juga diharapkan dapat memahami mengenai pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan antara lain dengan mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum. Dengan dimilikinya pengetahuan tersebut maka guru PAUD akan dapat memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan sesuai kebutuhan anak atau peserta didik.

Membangun kerja sama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak juga adalah salah satu poin penting dalam kompetensi profesional. Guru PAUD harus mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, keadaan sosial-ekonomi, serta keadaan sosial kemasyarakatan di keluarga anak yang mendukung atau menghambat perkembangan anak. Program-program lembaga terkait pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak juga perlu secara rutin dikomunikasikan kepada orang tua sehingga dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program-program yang diadakan oleh lembaga dan terciptanya kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga.

4). Kompetensi Sosial

Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta masyarakat sekitar secara santun.

Hal-hal yang termasuk dalam kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan termasuk di dalamnya menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sejawat dan masyarakat sekitar, menaati aturan yang ditetapkan lembaga, serta akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat yang berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.

Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat diindikasikan melalui cara berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik serta berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik komunikasi secara fisik, verbal, maupun nonverbal.

Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos, yang juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau rasa percaya diri). Kata ini mempunyai tiga makna: [i] perasaan atau keyakinan bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar pada sesuatu, [2] kondisi perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal, [3] perasaan mantap pada diri sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas dan kemampuan dirinya. Jadi, tatkala etos keguruan diperagakan dengan sungguh-sungguh dalam semua proses belajar-mengajar, maka menguat pula keyakinan pada kebenaran hal yang diajarkan itu serta pada kapasitas pribadi yang semakin terbukti melalui meningkatnya kompetensi dan kinerja keguruan total.

Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang kita rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab, kepribadian dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur dalam etos keguruan itu akan berpendar penuh tenaga seperti kekuatan sebuah magnet. Ini berarti meningkatnya marwah dan martabat keguruan, meningginya harkat dan derajat keguruan, serta memantapnya perbawa dan wibawa keguruan kita.

2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD

1. Definisi Kerja sama

Kerja sama merupakan salah satu elemen penting dalam upaya pengembangan program PAUD. Kerja sama adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok, bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Dengan membangun kerja sama yang baik antara guru dengan elemen-elemen pendukung, seperti rekan kerja, orang tua, serta masyarakat, maka tugas yang diemban oleh guru akan terasa lebih ringan demi dapat mewujudkan misi pendidikan, baik misi pendidikan secara umum maupun misi pendidikan lembaga secara khusus. Kerja sama merupakan salah satu bagian dari kode etik guru, khususnya pada butir 3 sampai dengan butir 8 :

3. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua dengan sebaik baiknya bagi kepentingan anak didiknya.

a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah.

b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.

c. Guru senantiasa menerima kritik dengan dada lapang setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua / masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.

4. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.

b. Guru menyebar dan merumuskan program – program pendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu.

c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaharuan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.

d. Guru turut bersama sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas.

e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama sebaik baiknya antara sekolah, orang tua murid dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat.

5. Guru secara sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.

a. Guru melanjutkan studinya dengan membaca buku, mengikuti workshop / seminar, konferensi dan pertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya, mengikuti pelatihan, mengadakan kegiatan kegiatan penataran.

b. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.

6. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.

a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati dan bantu membantu satu sama lain baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam hubungan tugas profesi.

b. Guru tidak melakukan tindakan tindakan yang merugikan nama baik rekan rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara pribadi maupun secara keseluruhan.

7. Guru secara bersama sama memelihara , membina dan meningkatkan organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.

b. Guru senantiasa berusaha terciptanya persatuan diantara sesama pengabdian pendidikan.

c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap sikap, ucapan ucapan dan tindakan tindakan yang merugikan organisasi.

8. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Pentingnya Membangun Kerjasama

Kerja sama yang terjalin baik antara guru maupun lembaga PAUD dengan orang tua tentu saja dapat berdampak positif bagi anak sebab untuk dapat mengembangkan potensi anak secara maksimal diperlukan pendidikan secara berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya kerjasama yang baik antara orangtua, sekolah dan komunitas pendidikan di masyarakat dapat memperbaiki mutu dan keberlangsungan proses pendidikan anak usia dini dari waktu ke waktu.

3. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD

Dalam upaya membangun kerja sama antara guru PAUD, orang tua, serta masyarakat sekitar untuk mengembangkan lembaga PAUD, ada beberapa jenis aktivitas yang dapat dilakukan berdasarkan tipe-tipe keterlibatan orang tua :

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua mengenai pengasuhan (parenting)

· Mengadakan workshop untuk memperkenalkan kebijakan, prosedur, dan program sekolah kepada orang tua peserta didik.

· Mengadakan kelas pendidikan bagi orang dewasa yang memberikan orang tua kesempatan untuk mempelajari berbagai subjek

· Mengadakan program pelatihan (training) yang membekali keterampilan tertentu pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya

· Mendukung para orang tua untuk dapat berpartisipasi dalam aktivitas di dalam kelas. Namun harus diingat bahwa mereka yang terlibat harus memiliki kapasitas sehingga dapat membantu para guru

· Melengkapi lembaga PAUD dengan perpustakaan dan pusat materi/data sehingga para orang tua dapat memperoleh ilmu pengasuhan dari buku maupun artikel yang mereka baca

b. Membangun komunikasi antara rumah dan sekolah/lembaga PAUD

· Menyediakan jasa/pelayanan seperti penitipan anak

· Mengadakan pertunjukan yang melibatkan para siswa sehingga orang tua akan antusias untuk hadir dan terlibat

· Menyediakan saluran telepon hotline yang yang diawaki oleh orang tua sehingga memungkinkan orang tua lain atau masyarakat untuk memberikan informasi mengenai kekerasan, adanya penyakit, atau bahkan membantu orang tua untuk dapat memandu siswa mengerjakan tugas

· Menerbitkan newsletter atau buletin berkala untukmenginformasikan kegiatan atau kurikulum lembaga PAUD yang dalam penyusunannya melibatkan orang tua

c. Melakukan kerja sukarela (volunteer) di sekolah dan di masyarakat

· Melibatkan komunitas masyarakat yang peduli dan berminat dalam pendidikan anak usia dini

d. Mendukung kegiatan belajar siswa di rumah

· Menyediakan buku dan fasilitas belajar yang dapat digunakan di rumah

· Memberikan kiat-kiat bagi para orang tua dalam membantu siswa belajar di rumah

· Menyediakan website yang dapat diakses oleh para orang tua

e. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan proses advokasi

· Melibatkan orang tua dalam kegiatan pengumpulan dana, seperti bazaar

· Melibatkan orang tua dalam menyusun kebijakan, khususnya kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat

· Melibatkan orang tua dalam merencanakan, mengembangkan, serta mengevaluasi kurikulum lembaga

f. Kolaborasi dengan masyarakat

· Mengadakan kegiatan tertentu yang melibatkan partisipasi sosial orang tua serta masyarakat, seperti karnaval, festival budaya, dan lain-lain

· Membentuk kelompok orang tua (parents support group) untuk membantu para orang tua dalam menjalankan perannya sebagai orang tua

Selain kegiatan-kegiatan tersebut di atas, guru dan lembaga PAUD juga dapat melakukan kunjungan rumah (home visit) secara bergiliran dan pada waktu-waktu tertentu untuk semakin menguatkan kerja sama antara guru dan orang tua. Program kunjungan rumah ini perlu dipersiapkan dengan baik terutama bagi guru yang akan terjun langsung.

Kunjungan rumah membantu guru dalam menunjukkan perhatian guru terhadap keluarga siswa dan menunjukkan keinginan guru untuk bekerja sama dengan orang tua. Selain itu, kunjungan rumah menunjukkan bagaimana guru berusaha untuk memahami siswa agar lebih baik lagi dalam lingkungan rumah.

Kunjungan rumah tidak menggantikan fungsi pertemuan orang tua di sekolah. Namun jika ada hal-hal yang perlu disampaikan secara serius, kunjungan rumah dapat mengurangi sifat pertahanan orang tua sebelum ada persoalan sekolah yang mungkin muncul. Kunjungan rumah mengakibatkan hubungan orang tua, siswa, dan sekolah semakin kuat sehingga dapat meningkatkan kehadiran dan prestasi anak.

4. Komunikasi efektif dalam membangun kerjasama

Komunikasi merupakan kunci utama dalam individu bersosialisasi, termasuk dalam menjalin kerja sama dengan individu lainnya. Tanpa komunikasi yang baik maka akan sulit bagi individu untuk dapat memberikan impresi positif dan menciptakan relasi kerja sama, baik dengan rekan kerja maupun masyarakat.

Komunikasi efektif terkait dengan kesediaan menjadi pendengar yang baik. Ada beberapa hal yang sebisa mungkin dilakukan untuk mengembangkan komunikasi yang baik dalam membangun kerja sama tim :

a. Memberi pernyataan dengan jelas dan simpatik

b. Gunakan bahasa tubuh dengan semestinya dan disesuaikan dengan pesan yang disampaikan

c. Berbicara dengan tenang dan tidak emosional

d. Jadilah pendengar yang baik dan coba pahami apa yang dirasakan lawan bicara

e. Gunakan komunikasi yang sifatnya reflektif supaya lawan bicara merasa dihargai dan didengarkan

f. Ciptakan kedekatan fisik dalam batas-batas tertentu tanpa melanggar nilai

g. Jangan lupa untuk menggunakan kata-kata “sakti” dalam berkomunikasi, seperti “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”.

5. Strategi membangun kerja sama

a. Membangun Kerjasama dengan Teman Kerja

Tujuan utama kerja sama adalah untuk meringankan tugas yang dibebankan kepada seseorang sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Mengingat banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru PAUD serta keterbatasan sarana dan prasarana yang sering dialami maka penting bagi guru untuk dapat membangun kerja sama dengan sesama guru, sebagai rekan kerja, karena tidak mungkin jika guru PAUD harus menanggung beban pekerjaan sendirian. Ada beberapa hal yang harus guru PAUD perhatikan dalam upaya untuk menjalin kerja sama yang solid dengan sesama rekan kerja :

a. Mengenali teman kerja dengan baik, termasuk kebutuhan, kebiasaan dan pribadinya

2. Melakukan aktivitas-aktivitas bersama di luar jam kerja, baik yang terkait dengan pekerjaan seperti berdiskusi untuk menyusun kurikulum atau aktivitas lain yang menyenangkan seperti makan bersama.

3. Saling memahami ekspektasi terhadap pekerjaan yang dilakukan serta hasilnya

4. Membangun komitmen yang sama sehingga misi pekerjaan dapat tercapai

5. Memahami alur kerja masing-masing individu, termasuk memahami hak dan tanggung jawab/kewajiban masing-masing dalam profesi

6. Membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja

7. Saling menjaga kepercayaan, khususnya mengenai hal-hal yang bersifat pribadi

Rajin melakukan diskusi dengan sesama pengajar PAUD dapat membangun kesamaan visi dan misi dalam menciptakan kerja sama yang baik.

b. Membangun Kerjasama dengan Orangtua

Kerja sama antara guru/lembaga PAUD dengan orang tua merupakan bentuk kerja sama yang sangat penting karena diperlukan pembelajaran serta pendidikan yang berkesinambungan bagi anak usia dini. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah namun juga berlanjut di rumah melalui peran serta orang tua.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guru maupun lembaga PAUD untuk dapat mengkomunikasikan program maupun aktivitas lembaga sehingga semakin menguatkan kerja sama serta partisipasi orang tua. Strategi yang dapat dilakukan antara lain :

a. Mengadakan pertemuan rutin antara guru dan orang tua, seperti rapat orang tua atau kelas sharing antara guru dan orang tua

b. Mendengarkan keluhan orang tua mengenai anak mereka dan memberikan solusi jika diminta

c. Menerima dengan lapang dada kritik maupun masukan dari para orang tua sebagai bahan evaluasi diri

d. Mengadakan seminar, diskusi, pelatihan, serta workshop dengan mendatangkan pakar pendidikan atau pengasuhan anak untuk meningkatkan kapasitas orang tua dan mendorong orang tua untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diadakan sekolah

e. Mengadakan kegiatan menyenangkan yang melibatkan orang tua serta juga melibatkan siswa/anak, seperti karnaval, olah raga bersama, bazaar, outbond, piknik sekolah, atau pentas seni.

f. Menyusun buletin sekolah secara berkala dengan melibatkan peran serta orang tua dalam proses penyusunannya

g. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) jika diperlukan

B. RANGKUMAN MATERI

Guru atau pendidik adalah pengemban amanah, baik yang datang dari orangtua siswa untuk mewakili mereka di sekolah, atau dari siswa itu sendiri untuk membantu mereka menjadi pribadi-pribadi yang matang, dan dari masyarakat luas. Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik. Selain memiliki kualifikasi akademik, para pendidik PAUD memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kepribadian positif dan etos kerja yang berangkat dari etika adalah kunci keberhasilan baik di tingkat personal, organisasional, dan nasional; baik itu kecendekiaan belajar, kesuksesan bekerja, dan keberhasilan bernegara. Etos keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan ke luar, tetapi sekaligus memper-baiki kualitas keguruan itu ke dalam: yakni bertumbuhnya sang guru tersebut menjadi insan profesional yang semakin bermutu dalam karakter, kompetensi, konfidensi, dan karisma. Pengembangan etos keguruan pun berdampak langsung pada peningkatan kecerdasan sang guru. Jadi, bolehlah dikatakan: insan yang memiliki etos keguruan yang baik sama persis artinya dengan guru yang terus menerus belajar tanpa henti sepanjang hayatnya.

Etos kerja serta kepribadian guru yang baik tidak akan berhasil jika tanpa didukung kerja sama yang solid, baik dari rekan kerja maupun orang tua dan anggota masyarakat. Kerja sama yang baik dapat terbangun dari komunikasi yang baik dan efektif, baik komunikasi melalui verbal maupun nonverbal melalui program yang diadakan lembaga PAUD. Mengenali rekan kerja dengan baik, membangun kepercayaan rekan kerja, serta membangun kesamaan visi dan misi mengenai pendidikan dapat membantu guru untuk membangun kerja sama yang baik dengan guru lainnya. Membangun kerja sama dan partisipasi orang tua dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti melakukan kunjungan rumah (home visit), melakukan pertemuan orang tua secara rutin, maupun mengadakan kegiatan yang sifatnya menyenangkan dimana kegiatan tersebut juga melibatkan anak, seperti pentas seni atau karnaval.

C. EVALUASI SOAL LATIHAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudipekerti luhur tampak dalam perilaku …

a. Bertanggung jawab terhadap tugas

b. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam aktivitas PAUD

c. Memberi motivasi untuk meningkatkan keterlibatan orang tua

d. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua

2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak merupakan bagian dari kompetensi …

a. Pedagogik

b. Kepribadian

c. Sosial

d. Profesional

3. Hal yang tidak menunjukkan sifat kreatif sebagai pendidik PAUD adalah …

a. Berani mengambil resiko

b. Mampu melihat masalah dan solusinya dari sudut pandang yang berbeda

c. Selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan berbagai jawaban atas suatu masalah

d. Berpikir orisinil

4. Kemampuan dalam memahami keberagaman suku bangsa, agama, ras, budaya, sosioekonomi, bersikap toleransi untuk menerima perbedaan pendapat, mampu memberikan apresiasi serta dapat berkomunikasi dengan baik merupakan bagian dari …

a. Kompetensi sosial

b. Kompetensi profesional

c. Kompetensi kepribadian

d. Pengertian kompetensi

5. Mengadakan kegiatan seperti pentas seni atau karnaval merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan guru atau lembaga PAUD untuk membangun komunikasi dan kerja sama dengan …

a. Sesama lembaga PAUD

b. Orang tua

c. Sesama pengajar

d. Aparat pemerintahan

Diskusikanlah permasalahan di bawah ini dengan kelompok Anda :

Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan pendidik PAUD untuk memberi pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya menanamkan kebiasaan hidup bersih kepada anak-anaknya?

BAB IV

PENUTUP

“Aku seorang guru. Guru adalah seorang yang memimpin. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak berjalan di atas air. Aku tidak membelah lautan. Aku hanya mencintai anak-anak”

(Marva Collins)

Guru atau pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam menjalankan peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi para peserta didik. Ketiga hal ini membuat para pendidik PAUD harus bekerja ekstra dibandingkan pendidik di tingkatan pendidikan lainnya. Mereka juga menjadi model atas sikap positif bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu merupakan kewajiban bagi para pendidik PAUD untuk dapat memiliki etika, karakter, serta etos kerja yang menunjang mereka untuk menjalankan tugasnya. Semoga modul ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pendidik PAUD sehingga nantinya menjadi pendidik PAUD yang berkualitas demi mencetak generasi penerus bangsa yang cemerlang, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

A. KUNCI JAWABAN

1. A

2. B

3. A

4. A

5. B

DAFTAR PUSTAKA

Diaz, Carlos F. et al. 2006. Touch The Future Teach!. Pearson Education : USA

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini : Jakarta.

Gea, Antonius Atosokhi, Antonina Panca Yuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002. Relasi dengan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Idris, H. Zahara & H. Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Grasindo : Jakarta

Morrison, George. 2007. Early Childhood Education Today. Pearson-Prentice Hall : Columbus Ohio.

Pudjijogyanti, Clara R. 1988. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Arcan : Jakarta

Ronnie M. , Dani. 2005. Seni Mengajar Dengan Hati. Elex Media Komputindo : Jakarta

Sinarmo, Jansen. 2010 . 8 Etos Keguruan. Institut Darma Mahardika : Jakarta

Wortman, Camille, Loftus & Weaver. 2000. Psychology. McGraw-Hill : USA.

34