makalah saling menerima dan mendukung

16
Komunikasi Antar Pribadi Disusun oleh: Kelompok 5 Anggota : Margareta Reni K (14104241007) Latifia Nazalati (14104241009) Afifah Rochmah H (14104244002) Debi Istiantoro (14104244005) Arif Adamas (14104244007) Lia Rofiatun (14104244009) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014/2015

Upload: rofiatun-lia

Post on 17-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

komunikasi antar pribadi

TRANSCRIPT

Page 1: makalah saling menerima dan mendukung

Komunikasi Antar Pribadi

Disusun oleh:

Kelompok 5

Anggota : Margareta Reni K (14104241007)

Latifia Nazalati (14104241009)

Afifah Rochmah H (14104244002)

Debi Istiantoro (14104244005)

Arif Adamas (14104244007)

Lia Rofiatun (14104244009)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014/2015

Page 2: makalah saling menerima dan mendukung

II

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah Komunikasi Antar Pribadi yang membahas tentang

Saling Menerima dan Mendukung.

Penyusunan makalah ini disampaikan untuk pembaca agar dapat menambah

wawasan dan pengalaman tentang bagaimana komunikasi yang baik untuk

menerima dan mendukung seseorang atas apa yang menjadi bahasan

pembicaraannya. Makalah ini penulis sajikan berdasarkan pengalaman dari

berbagai sumber informasi, referensi, maupun buku.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak

lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, khususnya

dosen pengampu materi Komunikasi Antar Pribadi, serta teman-teman Bimbingan

dan Konseling kelas A 2014, sehingga kendala-kendala dalam penulisan makalah

ini dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca

khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna, untuk itu masukan maupun kritikan dari pembaca yang membangun

dapat disampaikan kepada penulis agar penulis dapat mengetahui dan

memperbaiki makalah di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 20 November 2014

Penulis

Page 3: makalah saling menerima dan mendukung

III

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... I

KATA PENGANTAR ................................................................................. II

DAFTAR ISI ............................................................................................. III

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................ 2

D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Menanggapi Masalah Orang Lain ...................................................... 3

B. Intensi dalam Menghadapi Orang Lain .............................................. 4

C. Alternatif dalam Mendengarkan dan Menghadapi ............................. 6

D. Menerima Diri dan Orang Lain ......................................................... 8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

Page 4: makalah saling menerima dan mendukung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban yang semakin maju menimbulkan banyak dampak

dalam kehidupan baik dampak positif maupun dampak negatif. Kemajuan

peradapan menuntut manusia untuk terus beradaptasi dan dapat mengikuti

perkembangan zaman sehingga manusia tidak akan tertidas oleh zaman

yang semakin canggih.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan atas dasar

perkembangan zaman, tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, karena

komunikasi merupakan media utama untuk menyalurkan segala informasi.

Dalam berkomunikasi tidaklah pasti komunikasi tersebut berjalan dengan

lancar. Adapun dalam komunikasi terdapat kendala yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang menimbulkan komunikasi menjadi tidak berjalan

dengan baik, sehingga komunikasi tersebut menimbulkan masalah bagi

orang yang bersangkutan. Masalah-masalah yang ditimbulkan dalam

kehidupan tidak hanya bersumber dari komunikasi yang tidak berjalan

dengan baik, namun juga terdapat faktor-faktor yang menyebabkan

terbentuknya suatu masalah dalam diri manusia.

Berbagai permasalah akan terus terjadi dan akan selalu ada dalam

kehidupan manusia. Manusia tidak dapat terlepas dari masalah selagi

manusia tersebut masih hidup. Manusia akan berusaha untuk

menyelesaikan masalahnya dengan berbagai cara yang dipandang cara itu

adalah yang terbaik bagi pemecahan masalah orang tersebut. Tidak semua

manusia dapat mengatasi masalahnya sendiri, namun ada juga yang harus

mendapatkan pertolongan dari orang lain. Pertolongan tersebut tidaklah

lebih dari memberikan dukungan.

Oleh karena itu, dalam menanggapi permasalahan orang lain

dibutuhkan cara ataupun keterampilan untuk bisa membantu orang

tersebut sehingga penyampaian solusi atau dukungan kita dapat berjalan

dengan lancar dan permasalahannya dapat terselesaikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat disimpulkan rumusan

masalah yaitu bagaimana cara menanggapi maupun mendukung orang

dalam merepon atas masalah dari orang tersebut.

Page 5: makalah saling menerima dan mendukung

2

C. Tujuan

Tujuan dari mempelajari bahasan tentang cara menanggapi dan

mendukung orang lain adalah sebagai berikut :

1. Sebagai petunjuk tentang cara menerima dan mendukung untuk orang

yang dipercayai yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan

seseorang.

2. Dapat mengetahui intensi dalam menanggapi orang lain.

3. Mengetahui cara mendengarkan maupun menghadapi permasalahan

orang lain.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari materi ini adalah :

1. Dapat memberikan pelayanan bimbingan yang terbaik setelah

mengetahui tentang bagaimana menerima dan mendukung orang lain.

2. Dapat mengaplikasikan materi kedalam praktik bimbingan atau dalam

menghadapi orang lain

Page 6: makalah saling menerima dan mendukung

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Menanggapi Masalah Orang Lain

Menghadapi seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan atas

masalah yang ia miliki adalah hal yang penting dan harus kita ingat bahwa

kita tidak akan pernah dapat memecahkan masalah orang lain, justru orang

yang bersangkutan sendirilah yang harus membuat pilihan atau keputusan

untuk mengatasi masalahnya sendiri dan ia pun dapat memahami dirinya

sendiri. Langkah yang kita lakukan dalam hal tersebut, pada dasarnya

tidak dapat memberikan lebih dari dukungan emosional.

Sebagai contoh berdasarkan pengalaman dan pengamatan oleh seorang

konselor-psikoterapis terkemuka, Carkhuff (1973) mengklasifikasikan

tanggapan seorang konselor terhadap konselinya selama wawancara

konseling dalam lima taraf, yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Taraf pertama

Konselor sama sekali tidak menangkap yang disampaikan konseli

maupun perasaan-perasaan yang dicoba untuk diungkapkannya lewat

pesan tersebut.

2. Taraf kedua

Konselor langsung menyodorkan cara pemecahan masalah tanpa

terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada konseli untuk

mengungkapkan isi hatinya sampai puas dan tuntas, atau konselor

memaksakan gagasannya sendiri untuk memecahkan masalah yang

dikemukakan oleh konseli.

3. Taraf ketiga

Konselor sudah mulai mampu memparafrasekan pesan dan perasaan

yang dialami oleh konseli pada saat itu, ketika wawancara itu

berlangsung.

4. Taraf keempat

Page 7: makalah saling menerima dan mendukung

4

Konselor hanya secara tepat mampu merefleksikan pesan dan perasaan

konseli, namun juga mulai menyentuh hasrat atau kebutuhan konseli

untuk mengubah situasi yang memprihatinkan.

5. Taraf kelima

Konselor memberikan tanggapannya sesudah memberikan

kesempatan kapada konseli untuk mengungkapkan semua uneg-uneg

secara tuntas. Konselor juga mulai merefleksikan dan menanggapi

dengan tepat pesan dan perasaan konseli, dan ia juga mulai menyusun

langkah-langkah untuk membantu konseli dalam mengatasi

masalahnya.

Menurut Carkhuff, pada umumnya tanggapan-tanggapan taraf satu dan dua

berakibat merugikan terhadap proses konseling, sebab dapat membuat

konseli menutup diri, tanggapan taraf tiga cukup netral dalam arti tidak

berakibat menunjang maupun menghambat proses konseling, tanggapan

taraf 4 dan 5 berkakibat positif, sebab menolong konseli untuk keluar dari

masalah. Tanggapan taraf 3, 4 , 5 termasuk dalam apa yang oleh Carll

Rogers (1951, dalam Thompson dan Poppen, 1979) disebut mendengarkan

secara aktif, yaitu mendengarkan dan memberikan tanggapan yang

bertujuan menunjukkan kepada konseli bahwa konselor sungguh-sungguh

telah menangkap pesan konseli serta perasaan yang terkandung

didalamnya.

B. Intensi Dalam Menghadapi Orang Lain

Dalam kenyataan, mendengarkan, menanggapi, maupun saat melakukan

konseling atas pesan orang lain juga menjadi tidak mudah sebab dengan

atau tanpa kita sadari selalu akan muncul intensi-intensi atau sikap-sikap

tertentu selama kita menjalankan tugas tersebut.

Terdapat lima intensi penting yang sering mempengaruhi tanggapan kita

terhadap orang lain (Johnson, 1981), yaitu :

1. Menasehati dan memberikan penilaian

Nasihat dan penilaian mengkomunikasikan sikap evaluative, korektif,

segestif, atau moralistic. Secara implisit penerima pesan ingin

Page 8: makalah saling menerima dan mendukung

5

menyatakan apa yang seharusnya atau sebaiknya di lakukan oleh

pengirim pesan untuk memecahkan masalahnya. Nasihat memang

dapat menolong pihak untuk di nasihati, bila diberikan pada saat yang

tepat dan relavan. Namun, nasihat dan penilaian pada umumnya justru

menghalangi kita untuk menolong orang lain dan membangun

persahabatan intim dengannya. Tanggapan yang berisi nasihat

penilaian semacam ini secara ringkas kita sebut tanggapan evaluatif.

2. Menganalisis dan menafsirkan

Dengan menganalisis dan menafsirkan masalah yang di kemukakan

oleh pengirim pesan, penerima pesan bermaksud memberi tahu si

pengirim tentang bentuk kesulitan dan perasaanya terhadap situasi

yang sedang dihadapinya, atau mengajarkan tentang pengetahuan

psikologis tertentu kepadanya. Secara implisit, penerima pesan

memandang persoalannya.

Pada umumnya kita tidak senang pada orang lain yang merasa lebih

tahu tentang keadaan diri kita, melebihi diri kita sendiri. Kita lebih

senang bila orang lain cukup menolong agar kita mampu berpikir

sendiri tentang kesulitan kita dan cara untuk mengatasinya. Tanggapan

yang berisi analisis dan penafsiran ini secara ringkas kita sebut

tanggapan interpreatif.

3. Meneguhkan dan memberikan dukungan

Lewat tanggapan yang bersifat memberikan dukungan, penerima pesan

ingin menunjukan simpati, meneguhkan kembali, atau menolong

meringankan beban pengirim pesan.

Namun, bila diberikan secara tergesa – gesa, dukungan ini justru dapat

menimbulkan kesan bahwa kita meremehakan perasaan pengirim

pesan. Dalam hal ini, peneguhan dapat berubah menjadi cara lain

untuk mengatakan “Mestinya Anda tidak perlu merasa begini atau

begitu. Tanggapan yang berisi peneguhan – bombongan ini secara

ringkas kita sebut tanggapan suportif.

4. Menanyai dan menyelidiki

Page 9: makalah saling menerima dan mendukung

6

Menyelidiki dengan cara memberondong pertanyaan menimbulkan

kesan bahwa penerima pesan ingin tahu lebih banyak, ingin

menggiring pembicaraan ke arah tertentu, atau ingin mengarahkan

pengirim pesan pada kesimpulan tertentu yang dipikirkan oleh

penerima pesan.

Perlu di pahami perbedaan antara pertanyaan terbuka, pertanyaan

tertutup dan pertanyaan sebab, beserta dampak yang ditimbulkannya.

Pertanyaan terbuka, yaitu menuntut jawaban yang cukup bebas dan

mendorong orang untuk menjawab secara detail.

Pertanyaan tertutup, yaitu menuntut jawaban “ya” atau “tidak”.

Pertanyaan sebab, yaitu menuntut jawaban tentang penyebab

perbuatan atau perasaan.

5. Memparafrasekan dan memahami

Tanggapan penuh pemahaman yang bersifat merefleksikan apa yang

diungkapkan oleh pengirim pesan menunjukan bahwa kita mempunyai

intensi untuk memahami pikiran dan perasaannya. Tanggapan yang

secara ringkas dapat kita sebut memahami ini dapat untuk kita gunakan

paling tidak dalam situasi-situasi sebagai berikut (Johnson, 1981):

a. Kita belum yakin bahwa kita telah memahami pikiran dan perasaan

pengirim pesan.

b. Kita ingin meyakinkan bahwa kita telah mendengar apa yang baru

di ungkapkannya.

c. Kita ingin meyakinkan bahwa kita sungguh-sungguh berusaha

memahami pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya.

C. Alternatif Dalam Mendengarkan dan Menanggapi

Carl Rogers ( dalam Johnson, 1981) pernah meneliti penggunaan kelima

macam tanggapan seperti telah diuraikan diatas dalam komunikasi sehari –

hari. Beberapa hasil penelitiannya itu adalah :

1. Tanggapan evaluative, interpreatif, suportif, menyelidik, dan

memahami mencakup 80% dari seluruh pesan yang saling dikirimkan

orang dalam berkomunikasi sehari – hari. Sisahnya merupakan

Page 10: makalah saling menerima dan mendukung

7

kombinasi dari beberapa kategori tanggapan tersebut, atau sulit

dimasukkan kedalam salah satu kategori.

2. Di antara kelima tanggapan itu sendiri, untuk frekuensi

penggunaannya, mulai dari yang paling sering sampai ke yang paling

jarang digunakan, adalah sebagai berikut: tanggapan evaluatif,

interpretatif, suportif, menyelidik, dan memahami.

3. Bila seseorang menggunakan salah satu kategori tanggapan secara

terus – menerus selama 40% waktu pembicaraannya dengan orang

lain, maka lawan komunikasinya akan mencapnya sebagai orang yang

selalu memberikan tanggapan demikian.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan bila kita ingin memahami

masalah yang dikemukakan orang lain dan menolongnya memecahkan itu

(Johnson, 1981). Pertama, kita harus benar-benar sadar bahwa semua

keinsafan, pemahaman, keputusan, pemecahan masalah harus terjadi atau

berlangsung dalam diri orang yang bersangkutan. Kedua, kita harus

mampu membedakan antara Kerangka acuan internal dan Kerangka acuan

eksternal. Kerangka acuan internal adalah cara orang yang bersangkutan

memandang dan merasakan situasinya. Kerangka acuan eksternal adalah

cara kita, sebagai orang luar, memandang dan merasakan situasi orang

yang ingin kita tolong.

Selain itu, salah satu aspek penting dalam mendengarkan dan menanggapi

dengan penuh pemahaman persoalan yang dikemukakan orang lain adalah

rumusan yang kita pakai dalam memparafrasekan pesannya. Menurut

Johnson (1981), rumusan tersebut dapat berlainan dalam sejumlah hal.

Yaitu :

1. Dalam hal isi (content), yaitu kata-kata yang kita gunakan. Dibedakan

jadi dua:

a. Rumusan dengan isi identik, yaitu bila tanggapan kita dirumuskan

semata-mata hanya mengulang kata-kata yang dipakai oleh

pengirim pesan.

Page 11: makalah saling menerima dan mendukung

8

b. Rumusan dengan isi yang memparafrasekan, yaitu bila kita

mencoba merumuskan kembali inti pesan dengan menggunakan

kata-kata sendiri tanpa mengubah arti pesan.

2. Dalam hal kedalaman (depth) perasaan, tingkat kecocokan antara

kedalaman perasaan dalam tanggapan kita dengan kedalam perasaan

pesan pengirim.

3. Dalam makna (meaning), ada bahaya bahwa dalam mencoba

memparafrasekan pernyataan pengirim kita menambah atau sebaliknya

mengurangi makna dan warna perasaannya. Dibedakan menjadi 2,

yaitu:

a. Rumusan dengan makna dangkal atau makna yang tidak utuh, yaitu

bila kita hanya menanggapi sebagian dari apa yang diungkapkan

pengirim.

b. Rumusan dengan makna yang ditambahkan, yaitu bila tanggapan

kita melampaui atau menambahkan makna yang tidak diungkapkan

oleh pengirim pesan.

4. Dalam hal bahasa, bahasa yang kita gunakan dalam menanggapi orang

lain haruslah mudah dan sederhana untuk menjamin komunikasi yang

tepat dan efektif.

D. Menerima Diri Dan Orang Lain

Untuk membangun dan melestarikan hubungan dengan sesama, kita harus

menerima diri dan orang lain. Semakin besar penerimaan terhadap diri

kita, maka semakin besar penerimaan diri kita terhadap orang lain.

Sehingga semakin mudah pula kita melestarikan dan memperdalam

hubungan kita dengan orang lain.

1. Penerimaan diri

Menerima diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri

sendiri atau orang lain, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri.

Penerimaan diri terkait dengan tiga hal :

a. Kerelaan kita untuk membuka atau mengungkapkan aneka pikiran,

perasaan, dan reaksi kita kepada orang lain.

Page 12: makalah saling menerima dan mendukung

9

b. Kesehatan psikologis kita.

c. Penerimaan kita terhadap orang lain.

2. Penerimaan diri dan kesehatan psikologis

Kesehatan psikologis kita berkaitan erat dengan kualitas perasaan kita

terhadap diri kita sendiri. Orang yang sehat secara psikologis

memandang dirinya disenangi, mampu, berharga, dan diterima oleh

orang lain. Orang yang menolak dirinya biasanya tidak bahagia dan

tidak mampu membangun serta melestarikan hubungan baik dengan

orang lain. Agar dapat tumbuh dan berkembang secara psikologis, kita

harus menerima diri.

3. Menerima diri dan menerima orang lain.

Orang yang bisa menerima diri biasanya lebih bisa menerima orang

lain. Bila kita berpikiran positif tentang diri kita, maka kita akan

berpikiran positif dengan orang lain. Sebaliknya, bila kita menolak diri

kita, maka kita pun akan menolak orang lain. Contoh, hal-hal yang kita

sembunyikan tentang diri kita, seringkali adalah juga hal-hal yang

tidak kita sukai pada orang lain. Bila kita memahami dan menerima

perasaan-perasaan kita, maka biasanya kita pun akan lebih mudah

menerima perasaan-perasaan sama yang ditunjukkan oleh orang lain.

4. Menerima orang lain

Mengkomunikasikan penerimaan terhadap orang lain merupakan

sesuatu yang vital untuk membangun dan melestarikan hubungan

pribadi yang erat. Saling mengkomunikasikan penerimaan akan

melahirkan perasaan aman secara psikologis yaitu keyakinan bahwa

apapun yang kita kerjakan ataupun kita ungkapkan tentang diri kita,

dapat menjalin hubungan dengan orang lain dan dapat ditanggapi

dengan cara nonevaluatif dan penuh penerimaan.

Ada dua macam penerimaan terhadap orang lain:

a. Penerimaan Anteseden, yaitu mendorong orang lain agar mau

ambil resiko membuka diri atau membangun hubungan yang lebih

erat. Caranya adalah dengan menunjukkan kehangatan dan rasa

senang atau suka tanpa syarat terhadap orang yang bersangkutan.

Page 13: makalah saling menerima dan mendukung

10

Serta dengan membangun taraf kepercayaan yang tinggi dalam diri

orang dengan siapa kita menjalin hubungan.

b. Penerimaan Konsekuen, yaitu menunjukkan penerimaan terhadap

orang lain sesudah orang yang bersangkutan mau ambil resiko

mengungkapkan diri atau mencoba membangun hubungan yang

lebih erat. Penerimaan konsekuen adalah suatu bentuk penguatan

(reinforce-ment), yaitu penguatan atas kesediaan orang lain dengan

siapa kita menjalin hubungan untuk membuka diri,

mengungkapkan perasaan-perasaan, dan aneka perbuatan positif

lainnya.

5. Cara kita menentukan pantas tidaknya diri kita diterima oleh orang

lain.

Ada lima cara untuk kita mengetahui tentang harga atau nilai kita

dimata orang lain.

a. Penerimaan diri pantulan atau reflected self-acceptance, yaitu

membuat kesimpulan tentang diri kita berdasarkan penangkapan

kita bagaimana orang lain memandang diri kita. Bila orang

menyukai diri kita, maka kita pun akan menyukai diri kita.

b. Penerimaan diri dasar atau basic self-acceptance, yaitu keyakinan

bahwa diri kita diterima secara intrinsik dan tanpa syarat.

c. Penerimaan diri bersyarat atau conditional self-acceptance, yaitu

penerimaan diri yang didasarkan pada seberapa baik kita

memenuhi aneka tuntutan dan harapan dari pihak di luar diri kita.

d. Evaluasi diri atau self-evaluation, yaitu estimasi atau penilaian kita

tentang seberapa positif berbagai atribut yang kita miliki

dibandingkan dengan atribut-atribut yang dimiliki oleh orang lain

yang sebaya dengan diri kita.

e. Pembandingan antara yang real dan yang ideal atau real-ideal

comparison, yaitu penilaian kita tentang diri kita yang sebenarnya

dibandingkan dengan diri kita yang kita cita-citakan. Artinya,

kesesuaian antara pandangan kita tentang diri kita yang

sesungguhnya dan pandangan tentang diri kita yang seharusnya.

Page 14: makalah saling menerima dan mendukung

11

6. Kegagalan menunjukkan penerimaan terhadap orang lain

Ada tiga kemungkinan bentuk kegagalan kita dalam menunjukkan

penerimaan yang sungguh-sungguh terhadap orang lain.

a. Menunjukkan penerimaan bersifat klise atau ritualistik belaka,

misalnya dengan mengatakan “saya memahami perasaan anda”,

“apa ada yang bisa saya bantu?”, dan sebagainya. Perbedaan antara

pernyataan yang mengungkapkan penerimaan tulus dan klise

adalah kadar perasaan dan kesungguhan, ketulusan yang

dikandungnya serta menentukan jalan atas yang akan diambil

selanjutnya (akan dilanjutkan atau dihentikan).

b. Mengisyaratkan bahwa kita akan melakukan hal yang sama

terhadap semua orang lain yang memiliki pengalaman serupa,

bahwa sikap atau tindakan kita tersebut tidak dipengaruhi oleh

kualitas hubungan kita.

c. Diam. Diam adalah bentuk kegagalan paling parah dalam

mengkomunikasikan penerimaan. Dalam interaksi dengan orang

lain, diam sering ditafsirkan sebagai tanda acuh tak acuh atau

keengganan untuk melibatkan diri dalam hubungan.

Page 15: makalah saling menerima dan mendukung

12

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Membantu seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan atas

masalah yang ia miliki adalah hal yang penting. Akan tetapi harus kita ingat

bahwa kita tidak akan pernah dapat memecahkan masalah orang lain, justru

mereka sendirilah yang harus membuat pilihan atau keputusan untuk mengatasi

masalahnya sendiri dan ia pun dapat memahami dirinya sendiri. Dengan kata lain,

kita hanya bisa membantu untuk mendengarkan dan memberi tanggapa yang

bertujuan menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh menangkap pesan konseli

serta perasaan yang terkandung didalamnya.

Dalam kenyataan, mendengarkan, menanggapi pesan orang lain juga

menjadi tidak mudah sebab dengan atau tanpa kita sadari selalu akan muncul

intensi-intensi atau sikap-sikap tertentu selama kita menjalankan tugas tersebut.

Terdapat lima intensi penting yang sering mempengaruhi tanggapan kita terhadap

orang lain (Johson, 1981), yaitu ; Menasehati dan memberikan penilaian,

menganalisis dan menafsirkan, meneguhkan dan memberikan dukungan,

menanyai dan menyelidiki, serta memparafrasekan dan memahami.

Page 16: makalah saling menerima dan mendukung

13

DAFTAR PUSTAKA

Aristhar, 2013. Komunikasi Antar Pribadi Part 10.

Diakses pada : https://aristhyar.wordpress.com/2013/10/23/komunikasi-

antar-pribadi-part-10/

Diakses pada 18 November 2014

Supratiknya. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Kota: Kanisius,

2008.

BK A 2010. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta, 2008.