dompet ke - ftp.unpad.ac.id · gempa berkekuatan 7,3 pada skala richter, yang mengguncang sejumlah...

1
BANTUAN MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH 8 JUMAT, 4 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA D OMPET KE U NGKAPAN sukacita diutarakan Wakil Kepala SDN Sukalaksana II, Pangale- ngan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Tatang Tajudin. Ia mengutarakan rasa terima kasihnya atas ban- tuan masyarakat melalui Dompet Kemanusiaan Media Group, yang membangun kembali sekolah yang hancur akibat gempa. Gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter, yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Barat (Jabar), pada 2 September 2009, memakan korban jiwa dan harta, serta merusak infrastruktur. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar yang menyebutkan, 1.314 sekolah rusak. Dari jumlah tersebut, 32 sekolah hancur, 674 sekolah rusak berat, dan 608 sekolah rusak ringan dan sedang. Lebih dari enam bulan, puluhan ribu siswa di sekolah-sekolah tersebut terpaksa belajar di tenda-tenda darurat atau menum- pang di sekolah yang tidak mengalami kerusakan. Antusiasme masyarakat untuk membantu mengurangi pen- derita korban gempa sangat besar. Dompet Kemanusiaan Me- dia Group berhasil mengumpulkan dana masyarakat Rp12,03 miliar. Sebagian besar dana itu kini telah digunakan untuk membangun kembali 11 sekolah yang hancur. Sekolah-sekolah tersebut terletak di Ka- bupaten Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Sume- dang, dan Garut, telah tuntas terbangun. Tatang mengungkapkan kualitas mau- pun fasilitas bangunan sekolahnya kini jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebelum gempa. Pada waktu itu, beberapa ruang kelas rusak berat dan rawan rubuh. Maklum, sekolah yang berdiri tahun 1983 itu tidak pernah direnovasi. “Bangunan yang ada sekarang tidak sekadar layak, bangunan baru sekarang meningkatkan kualitas sekolah.” Tatang menceritakan, sekolah dengan siswa sebanyak 278 orang itu kini menjadi sekolah favorit para orang tua di Keca- matan Pangalengan. Sekarang jumlah siswa semakin bertambah. Bahkan, aktivitas sekolah untuk siswa kelas I dan II dibuat dua kali sehari, yakni pagi dan sore karena keterbatasan ruangan. “Setelah ada gedung baru diikuti kenaikan jumlah siswa, kami mengajukan tambahan guru ke Disdik (Dinas Pendidikan) Bandung. Alhamdulillah dise- tujui. Sekarang jumlah guru PNS menjadi 6 orang, 1 kepala sekolah, 5 guru honorer, dan satu penjaga. Mungkin kalau gedung tidak sebagus ini, kegiatan di sekolah ini tidak semaju sekarang,” paparnya. Tatang yakin, tahun ini nilai akreditasi SDN Suka- laksana II bakal naik menjadi A dari sebelumnya B. Tepat sasaran Mengapa Dompet Kemanusiaan lebih membidik sektor pen- didikan? Menurut Ketua Yayasan Dompet Kemanusiaan Media Group Ali Sadikin, “Sebagai lembaga penggalang dana masyara- kat, Media Group berusaha mencari format penyaluran bantuan supaya efektif dan tepat sasaran. Caranya dengan menentukan program penyaluran bantuan yang spesik.” Menurut dia, Dompet Kemanusiaan Media Group tetap terlibat dalam masa tanggap darurat gempa Jabar. Misalnya penyaluran dana dalam bentuk logistik yang mencapai Rp1,52 miliar, program penanganan trauma dengan biaya Rp200 juta, dan lainnya. “Memang tidak mungkin kami memperbaiki seluruh gedung sekolah yang rusak mengingat keterbatasan dana. Tapi setidaknya kami ingin berkontribusi dalam misi kemanusiaan.” Diputuskanlah 11 sekolah yang layak dibantu setelah dilakukan survei. Sekolah yang dibantu adalah SDN Sukalaksana II, SDN Pintu II, dan SDN Pasir Mulya di Kabupaten Bandung, SDN Mekarsari FV dan MA Ma’arif di Garut, SDN Ga- dugede dan SDN Pasir Jeungjing di Tasikmalaya, SDN FV Tanjungsuhur dan SDN Kertaraharja di Ciamis, serta SDN Cisokan dan MTs Miftahul Huda di Cianjur. “Total ruang kelas yang dibangun mencapai 66 unit. Setiap sekolah juga dilengkapi ruang guru dan kepala sekolah, perpus- takaan, meja dan kursi, dapur, serta kamar mandi. Total biaya pembangunan sekitar Rp7,33 miliar,” papar Ali. Menurut dia, konstruksi sekolah yang dibangun mengikuti standar bangunan tahan gempa dengan usia pakai diperkirakan lebih dari 20 tahun. (Alexander Priyasma/N-1) Sekolah dengan siswa sebanyak 278 orang itu kini menjadi sekolah favorit para orang tua di Kecamatan Pangalengan.” Media Group menyalurkan bantuan bagi korban gempa di Desa Sindangjaya, Mangunjaya, Ciamis. DOK MI DOK MI DOK MI Bangunan baru SDN VI Cisokan, Cibinong, Kabupaten Cianjur. Anak-anak bercengkerama di depan kelas di SDN Kadugede, Cigalontang, Tasikmalaya. MI/M IRFAN Gedung baru SDN Pasirmulya I, Desa Margamulya, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Anak-anak bergembira saat penyerahan SDN Pasir Jeungjing, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya. MI/ROMMY PUJIANTO MI/ROMMY PUJIANTO Bupati Ciamis Engkon Komara memotong pita peresmian SDN Kertaraharja, Kecamatan Panimbangan, Ciamis. Gedung baru SDN Sukalaksana II, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bangunan sekolah MA Ma’arif di Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. DOK MI

Upload: dangthuan

Post on 11-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BANTUAN MENINGKATKAN

KUALITAS SEKOLAH

8 JUMAT, 4 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA DOMPET KE

UNGKAPAN sukacita diutarakan Wakil Kepala SDN Sukalaksana II, Pangale-ngan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Tatang Tajudin.

Ia mengutarakan rasa terima kasihnya atas ban-tuan masyarakat melalui Dompet Kemanusiaan Media Group, yang membangun kembali sekolah yang hancur akibat gempa.

Gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter, yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Barat (Jabar), pada 2 September 2009, memakan korban jiwa dan harta, serta merusak infrastruktur.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar yang menyebutkan, 1.314 sekolah rusak. Dari jumlah tersebut, 32 sekolah hancur, 674 sekolah rusak berat, dan 608 sekolah rusak ringan dan sedang.

Lebih dari enam bulan, puluhan ribu siswa di sekolah-sekolah tersebut terpaksa belajar di tenda-tenda darurat atau menum-pang di sekolah yang tidak mengalami kerusakan.

Antusiasme masyarakat untuk membantu mengurangi pen-derita korban gempa sangat besar. Dompet Kemanusiaan Me-dia Group berhasil mengumpulkan dana masyarakat Rp12,03 miliar.

Sebagian besar dana itu kini telah digunakan untuk membangun kembali 11 sekolah yang hancur. Sekolah-sekolah tersebut terletak di Ka-bupaten Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Sume-dang, dan Garut, telah tuntas terbangun.

Tatang mengungkapkan kualitas mau-pun fasilitas bangunan sekolahnya kini jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebelum gempa. Pada waktu itu, beberapa ruang kelas rusak berat dan rawan rubuh. Maklum, sekolah yang berdiri tahun 1983 itu tidak pernah direnovasi.

“Bangunan yang ada sekarang tidak sekadar layak, bangunan baru sekarang meningkatkan kualitas sekolah.”

Tatang menceritakan, sekolah dengan siswa sebanyak 278 orang itu kini menjadi sekolah favorit para orang tua di Keca-matan Pangalengan.

Sekarang jumlah siswa semakin bertambah. Bahkan, aktivitas sekolah untuk siswa kelas I dan II dibuat dua kali sehari, yakni pagi dan sore karena keterbatasan ruangan.

“Setelah ada gedung baru diikuti kenaikan jumlah siswa, kami mengajukan tambahan guru ke Disdik (Dinas Pendidikan) Bandung. Alhamdulillah dise-tujui. Sekarang jumlah guru PNS menjadi 6 orang, 1 kepala sekolah, 5 guru honorer, dan satu penjaga. Mungkin kalau gedung tidak sebagus ini, kegiatan di sekolah ini tidak semaju sekarang,” paparnya.

Tatang yakin, tahun ini nilai akreditasi SDN Suka-laksana II bakal naik menjadi A dari sebelumnya B.

Tepat sasaranMengapa Dompet Kemanusiaan lebih membidik sektor pen-

didikan? Menurut Ketua Yayasan Dompet Kemanusiaan Media Group Ali Sadikin, “Sebagai lembaga penggalang dana masyara-kat, Media Group berusaha mencari format penyaluran bantuan supaya efektif dan tepat sasaran. Caranya dengan menentukan program penyaluran bantuan yang spesifi k.”

Menurut dia, Dompet Kemanusiaan Media Group tetap terlibat dalam masa tanggap darurat gempa Jabar. Misalnya penyaluran dana dalam bentuk logistik yang mencapai Rp1,52 miliar, program penanganan trauma dengan biaya Rp200 juta,

dan lainnya.“Memang tidak mungkin kami memperbaiki

seluruh gedung sekolah yang rusak mengingat keterbatasan dana. Tapi setidaknya kami ingin berkontribusi dalam misi kemanusiaan.”

Diputuskanlah 11 sekolah yang layak dibantu setelah dilakukan survei. Sekolah yang dibantu adalah SDN Sukalaksana II, SDN Pintu II, dan SDN Pasir Mulya di Kabupaten Bandung, SDN Mekarsari FV dan MA Ma’arif di Garut, SDN Ga-dugede dan SDN Pasir Jeungjing di Tasikmalaya,

SDN FV Tanjungsuhur dan SDN Kertaraharja di Ciamis, serta SDN Cisokan dan MTs Miftahul Huda di Cianjur.

“Total ruang kelas yang dibangun mencapai 66 unit. Setiap sekolah juga dilengkapi ruang guru dan kepala sekolah, perpus-takaan, meja dan kursi, dapur, serta kamar mandi. Total biaya pembangunan sekitar Rp7,33 miliar,” papar Ali.

Menurut dia, konstruksi sekolah yang dibangun mengikuti standar bangunan tahan gempa dengan usia pakai diperkirakan lebih dari 20 tahun. (Alexander Priyasma/N-1)

Sekolah dengan siswa sebanyak

278 orang itu kini menjadi sekolah favorit para orang tua di Kecamatan Pangalengan.”

Media Group menyalurkan bantuan bagi korban gempa di Desa Sindangjaya, Mangunjaya, Ciamis.

DOK MI

DOK MI

DOK MI

Bangunan baru SDN VI Cisokan, Cibinong, Kabupaten Cianjur.

Anak-anak bercengkerama di depan kelas di SDN Kadugede, Cigalontang, Tasikmalaya.

MI/M IRFAN

Gedung baru SDN Pasirmulya I, Desa Margamulya, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Anak-anak bergembira saat penyerahan SDN Pasir Jeungjing, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya.

MI/ROMMY PUJIANTO

MI/ROMMY PUJIANTO

Bupati Ciamis Engkon Komara memotong pita peresmian SDN Kertaraharja, Kecamatan Panimbangan, Ciamis.

Gedung baru SDN Sukalaksana II, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Bangunan sekolah MA Ma’arif di Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.

DOK MI