dokyan
DESCRIPTION
aaaaaaTRANSCRIPT
TULANG BELAKANG
a. Spina Bifida
Pada kelainan tulang punggung yang paling sering dijumpai ini, tidak terjadi
penutupan tulang belakang yang sempurna pada satu atau lebih arkus. Kelainan ini paling
sering terjadi pada daerah lumbosakral. Dapat timbul berbagai kelainan neuroapat berlogis
mulai dari gangguan keseimbangan otot, kehilangan sensoris, paraplegia, sampai inkontinensia
urin dan tinja. Kelainan ini sering terdapat bersamaan dengan pes ekuinovarus bawaan atau
dislokasi congenital sendi panggul. Pada spina bifida okulta, kelainan tidak tampak dari luar
dan hanya ditandai denan kista dermoid di dalam atau di luar kanalis spinalis. Kelainan
neurologi dapat dijumpai sewaktu lahir atau saat berkembang secara perlahan-lahan selama
pertumbuhan spinal.
b. Skoliosis
Kelainan congenital pada kolumna vertebralis ini berupa pembengkokan dengan rotasi
dalam bidang sagital. Biasanya pembengkokan dan rotasi dikompensasi di atas dan di
bawahnya oleh vertebra yang normal. Skoliosis disebut congenital bila disertai dengan
kelainan lain pada vertebra selain pembengkokannya yakni hemivertebra. Diagnosis sering
ditegakkan menurut pemeriksaan radiologic yang dibuat untuk maksud lain. Skoliosis
congenital yang berat sebaiknya dibedah secara dini, termasuk fusi spinal untuk memfiksasi
bagian kolumna spinalis serta mencegah kelainan yang lebih berat. Prognosis pada anak
mungkin sukar diramalkan sehingga diperlukan pemeriksaan teratur dalam pemulihan.
Penanganan skoliosis idiopatik dapat dilihat pada skoliosis idiopatik.
c. Tortikolis Muskular
Etiologi tortikolis muscular tidak diketahui; 40% kelainan berhubungan dengan
timbulnya penyulit pada waktu kelahiran, misalnya letak anak sungsang. Ukuran deformitas
yang kecil sewaktu dijumpai pada waktu lahir akan semakin besar. Sering dijumpai
pembengkakan otot kleidomastoideus atau kaput obstipum sampai menimbulkan asimetri yang
mencolok. Pembengkakan di otot sternomastoideus berbentuk tumor local dan terjadi akibat
fibrosis dan hipotrofi serabut otot. Kelainan ini akan hilang spontan seiring waktu tetapi
bersamaan dengan itu terjadi kontraktur otot sternokleidomastoideus. Akibatnya, otot relative
memendek dan bentuk wajah muka asimetris. Pada akhirnya, terjadi hipoplasia sebelah wajah
disertai plagiosefali akibat berlainannya penyatuan sutura tulang kepala kiri dan kanan.
Duapuluh persen anak penderita tortikolis juga menyandang diskolasi sendi panggul bawaan.
Diagnosis bandingnya ialah tortikolis karena anak juling atau karena kontraktur lain.
Kontraktur dapat berupa kontraktur kulit, umpamanya setelah luka bakar, kontraktur osteogen
atau artrogen pada kelainan tulang atau sendi tulang belakang, kontraktur miogen lain, atau
kontraktur karena kelainan neurogen. Sebagian tortikolis bawaan disebabkan oleh kelainan
letak intrauterine tanpa kelainan otot sternokleidomastoideus. Tortikolis jenis ini akan surut
dan hilang dengan sendirinya. Pengobatannya terdiri atas fisioterapi sedini mungkin,
sedangkan bila tidak berhasil, dilakukan tindakan operasi berupa sayatan insersi otot
sternokleidomastoideus.
d. Spondilolisis
Spondilolisis merupakan cacat arkus neuralis yang ditutupi oleh jaringan fibrosis pada
daerah hubungan antara psosesus artikularis superior dan inferior. Kelainan ini sering terjadi
pada vertebra lumbal V (85%), sisanya pada vertebra lumbal IV. Etiologinya tidak jelas.
Kadang kelainan ini terjadi akibat kegagalan penyatuan bawaan atau fraktur akibat tekanan
setempat yang berulang atau fraktur akibat trauma. Sebagian besar kasus tak bergejala, tetapi
kadang menimbulkan nyeri sehingga memerlukan pemasangan alat penguat atau cagak
lumbosakral. Bila kelainan mengenai dua bagian korpus tulang belakang, akan terjadi
spondilolistesis.
e. Spondilolistesis
Merupakan pergerakan korpus vertebra lumbal ke depan dalam hubungannya dengan
sacrum atau kadang dengan vertebra di bawahnya. Kelainan ini terjadi akibat hilangnya
kontinuitas pars invertebralis sehingga vertebra menjadi kurang kuat untuk menahan
pergeseran tulang belakang. Dikenal beberapa tipe, antara lain spondilolistesis spondilolitik,
degeratif, congenital, traumatic, dan patologik. Biasanya juga ditemukan tanda spondilisis.
Gejalanya dapat berupa nyeri pinggang yang semakin hebat bila berdiri, berjalan, atau berlari,
dan berkurang bila beristirahat rebah, tetapi mungkin pula tidak bergejala sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan klinis dan radiologic berkala. Biasanya otot biseps femur,
semitendinosis, semimembranosis, dan grasilis menegang sehingga ekstensif tungkai terbatas.
Foto polos jelas menunjikkan kelainan vertebra. Adanya pergeseran vertebra yang progresif
merupakan indikasi dilakukannya stabilisasi. Nyeri pinggang ringan biasanya dapat diatasi
dengan pemakaian alat penguat lumbosakral.
Pada spondilolistesis tipe congenital, pergeseran mungkin sedemikian beratnya
sehingga panggul menjadi sempit dan persalinan vaginal mungkin dilakukan.