dokkel asma sementara 2
DESCRIPTION
ihiohihTRANSCRIPT
Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman
Diagnosis Kedokteran Keluarga
ASMA BRONKIAL
Disusun Oleh:
Helsa Eldatarina (0808015049)
PEMBIMBING:
dr. Wawan Aprian Noor
dr. Ronny Isnuwardhana, MIH
Veronika Hinum, S. KM, MM
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSKESMAS PALARAN
SAMARINDA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Asma bronkial adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Walaupun
mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan di
dalam masyarakat. Dalam 20 tahun terakhir, pasien asma sudah mencapai 300 juta orang di
seluruh dunia dan prevalensi asma terus meningkat termasuk di negara-negara Asia Pasifik
seperti Indonesia. Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak
masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika Serikat dan
Eropa. Hampir separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit dan
melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan
manajemen dan pengobatan asma yang masih jauh dari pedoman yang direkomendasikan
GINA (Global Initiative for Asthma). Apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik, maka
diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan
datang (Depkes, 2009; GINA, 2013).
Gangguan inflamasi kronik saluran napas menyebabkan hiperreaktivitas bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik
tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali
bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul)
artinya dapat tenang, tanpa gejala dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat
eksaserbasi dengan gejalan ringan sampai berat hingga mengganggu aktivitas bahkan
kegiatan harian. Produktivitas menurun akibat tidak bekerja atau sekolah, dan dapat
menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktivitas serta
menurunkan kualitas hidup. (Depkes, 2009; GINA, 2013).
Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host factor)
dan faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk predisposisi genetik yang
mempengaruhi untuk berkembangnya asma, yaitu genetik asma, alergik (atopi), hipereaktiviti
bronkus, jenis kelamin dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan
kecenderungan/ predisposisi asma untuk berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya
eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma menetap. Termasuk dalam faktor
2
lingkungan yaitu alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi
pernapasan (virus), diet, status sosioekonomi dan besarnya keluarga. Interaksi faktor genetik/
pejamu dengan lingkungan dipikirkan melalui kemungkinan : pajanan lingkungan hanya
meningkatkan risiko asma pada individu dengan genetik asma, baik lingkungan maupun
genetik masing-masing meningkatkan risiko penyakit asma (PDPI, 2004).
Masalah penanganan penderita yang tidak adekuat disebabkan antara lain keluarga
tidak memahami kondisi penyakit dan pengobatannya karena tidak dapat mendapat
pengetahuan yang cukup tentang penyakit asma, serta petugas medis kurang mampu
mendiagnosa dengan tepat dan kurang mampu melakukan penilaian beratnya penyakit asma
sehingga berakibat pengobatan yang dilakukan penderita kurang memadai. Masalah
lingkungan fisik adalah semakin besarnya polusi yang terjadi di lingkungan indoor dan
outdoor, serta perbedaan cara hidup yang kemungkinan ditunjang dari sosioekonomi
individu. Karena lingkungan dalam rumah mampu memberikan kontribusi besar terhadap
faktor pencetus serangan asma, maka perlu adanya perhatian khusus pada beberapa bagian
dalam rumah. Perhatian tersebut ditujukan kepada keberadaan alergen dan polusi udara yang
dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga. Komponen
kondisi lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi serangan asma seperti keberadaan
debu, bahan dan desain dari fasilitas perabotan rumah tangga yang digunakan (karpet, kasur,
dan bantal), memelihara binatang yang berbulu (seperti anjing, kucing, dan burung) serta
adanya keluarga yang merokok dalam rumah (Depkes, 2009; GINA, 2013).
Pengelolaan penderita asma di Unit Gawat Darurat dan di rumah sakit sebenarnya
sudah cukup baik, namun yang masih kurang adalah pencegahan faktor kejadian kekambuhan
asma. Kebanyakan pasien asma membiarkan sampai muncul keluhan sesak nafasbaru
kemudian ke dokter. Pengelolaan asma sendiri sebetulnya ada;ah bagaimana agar pasien
tersebut tidak sesak nafas kembali (Depkes, 2009; GINA, 2013).
3
BAB II
LAPORAN KASUS PASIEN
2.1. ANAMNESIS
Anamesis dilakukan pada tanggal 27 November 2013 pada pukul 19.00 WITA secara
heteroanamnesa (pasien dan keluarga pasien).
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Duku RT. 20 Kelurahan Bukuan, Palaran, Samarinda
Status Keluarga : Anak kedua
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : SD
KELUHAN UTAMA
Sesak Napas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sesak napas dialami pasien + 12 jam sebelum datang berobat ke IGD Puskesmas
Palaran. Sesak mulai dirasakan pada dini hari secara terus menerus didahului dengan batuk
berdahak dan disertai dengan bunyi mengi. Biasanya sesak akan menghilang mengkonsumsi
Salbutamol, tapi sesak yang dirasakan pasien hanya berkurang sebentar sehingga pasien tidak
dapat pergi bekerja. Karena tidak ada keluarga yang bisa mengantar ke Puskesmas pada pagi
hari, pasien akhirnya baru dibawa keluarganya pada sore hari ke IGD.
Dalam 1 bulan terakhir, sesak napas pasien kambuh sebanyak 1-2 kali setiap minggu
dan menghilang setelah mengkonsumsi Salbutamol. Sesak sering timbul saat suhu udara
dingin terutama saat dini hari dan malam hari serta terpapar debu.
4
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pasien memiliki riwayat sesak napas sejak usia 3 tahun.
2. Jika sesak napas semakin memberat, pasien biasanya dibawa ke puskesmas palaran
untuk mendapatkan terapi nebulisasi.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Nenek pasien memiliki riwayat asma.
2. Ayah dan Ibu pasien tidak ada yang memiliki riwayat asma.
3. Ibu pasien meninggal karena penyakit DM disertai komplikasi jantung.
4. Kakak dan Adik pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
RIWAYAT KEBIASAAN
1. Pasien menggunakan bantal yang terbuat dari kapuk.
2. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak kelas 6 SD, biasanya satu hari bisa sampai 1
bungkus rokok ( 12 batang).
3. Keluarga pasien sering menggunakan obat nyamuk bakar pada sore hari di ruang
keluarga.
GENOGRAM
Keterangan :
5Sudah Meninggal
Penderita
Perempuan
Laki-laki
2.2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 160 cm
BMI : 19,5
Status Gizi : normal
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98 kali/menit, regular, kuat angkat
Pernapasan : 32 kali/menit, reguler
Suhu : 36,80C (per aksiler)
Status Generalis :
Kepala dan Leher
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), cekung (-)
Hidung : dalam batas normal
Mulut : faring hiperemi (-), pembesaran tonsil (-)
Leher : pembesaran KGB (+)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru, pembesaran jantung (-)
Auskultasi : Paru : suara napas vesikular, ronkhi (-/-), wheezing (+/+)
Jantung : S1S2 tunggal regular murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Ekstermitas
Atas : oedem (-/-), akral hangat
Bawah : oedem (-/-), akral hangat
6
Menderita penyakit yang sama
2.3. DIAGNOSA KERJA
- Asma Eksaserbasi Akut
- Asma Bronkial partially controlled
2.4. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Edukasi mengenai penyakit
Mengenali dan menghindari faktor pencetus
Mengurangi kebiasaan merokok
Edukasi untuk mengkonsumsi obat sesuai dosis dan indikasi
Kontrol teratur
Medikamentosa
Nebulisasi Berotec 1 ½ cc
Dexamethason inj. 4 mg
Salbutamol 3 x 2 mg tab
Dexamethason 3 x 1 tab
Bromheksin 3 x 8 mg
2.5. PROGNOSA
Dubia ad bonam
7
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA
No. I. Kepala Keluarga II. Pasangan1 Nama Tn. A (Kakek) Ny. T (Nenek)2 Umur 68 tahun 58 tahun3 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan4 Status Perkawinan Menikah Menikah5 Agama Islam Islam6 Suku Bangsa Sunda Sunda7 Pendidikan SD SD8 Pekerjaan Tidak bekerja IRT9 Alamat Lengkap Jln. Duku RT.20 Kelurahan Bukuan, Palaran, Samarinda
ANGGOTA KELUARGA
No. AnggotaKeluarga
Usia PekerjaanHub. Keluarga
StatusMenikah
SerumahYa Tidak Kadang
1 Tn. C 23 thn Swasta Kakak Belum Menikah
Ya
2 Tn. A(pasien)
20 thn Swasta - Belum Menikah
Ya
3 An. D 13 thn Pelajar Adik Belum Menikah
Ya
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA, DAN LINGKUNGAN
No. Ekonomi Keluarga Keterangan1 Luas Tanah 20 x 10 meter2 Luas Bangunan 13 x 5 meter3 Pembagian Ruangan Rumah terdiri dari 2 lantai, 1 wc, 1 kamar
mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu/keluarga, dan 1 kamar tidur
4 Besarnya Daya Listrik 900 watt5 Tingkat Pendapatan Keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata per bulanBahan Makanan :- Beras- Lauk/ikan, sayur- Air minumDiluar Bahan Makanan : - Pendidikan- Kesehatan
Rp. 1.500.000
Rp. 150.000Rp. 550.000Rp. 50.000
Ditanggung Ayah pasienRp. 400.000
8
- Listrik- Air- Lain-lain
b. Penghasilan keluarga per bulan
Rp. 70.000Rp. 30.000Rp. 250.000Rp. 1.500.000
No. Perilaku Kesehatan Keterangan1 Pelayanan Promotif/preventif -2 Pemeliharaan kesehatan anggota
keluarga lainBerobat ke puskesmas dan RS
3 Pelayanan Pengobatan Puskesmas dan RS4 Jaminan Pelayanan Kesehatan JamkesmasNo. Pola Makan Keluarga Keterangan1 Kakek dan Nenek Makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam)
dengan nasi, tahu, tempe, ikan, telur dam sayur2 Kakak pasien, Pasien, Adik pasien Makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam).
Menu makanan sama dengan kakek dan nenek pasien.
No. Aktivitas Keluarga Keterangan1 Aktivitas fisik
a. Kakek b. Nenek c. Kakak Pasiend. Pasiene. Adik Pasien
Lebih sering di rumahMemasak, dan membersihkan rumahBekerja BekerjaBersekolah dan bermain
2 Aktivitas Mental Sering menjalankan shalat 5 waktuNo. Lingkungan Keterangan1 Sosial Hubungan dengan lingkungan sekitar baik2 Fisik/biologik
Perumahan dan fasilitasLuas tanahLuas bangunanJenis dinding terbanyakJenis lantai terluasSumber penerangan utamaSarana MCKSarana Pembuangan Air LimbahSumber air sehari-hariSumber air minumPembuangan Sampah
Cukup20 x 10 meter13 x 5 meter KayuTanahLampu listrikTempat mandi dan WC terpisah.Langsung di tanah di samping rumahAir sumurAir galon isi ulangDitumpuk dan dibakar
3 Lingkungan Kerja :a. Kakek b. Nenek c. Kakak Pasiend. Pasiene. Adik Pasien
Risiko Kecelakaan Kerja (-)Risiko Kecelakaan Kerja (-)Risiko Kecelakaan Kerja (+)Risiko Kecelakaan Kerja (+)Risiko Kecelakaan Kerja (-)
PENILAIAN APGAR KELUARGA
Kriteria Pernyataan HampirSelalu
Kadang -
HampirTidak
9
Kadang PernahAdaptasi Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan sesuai dengan seharusnya
1
Kemitraan Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
2
Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki
1
Kasih Sayang Saya puas dengan kehangatan dan kasih sayang yang diberikan keluarga saya
2
Kebersamaam Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan
1
Total
Keterangan : Total skor 8-10 = fungsi keluarga sehat
Total skor 4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 0-3 = fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : nilai skor keluarga ini adalah 7, artinya keluarga ini menunjukkan fungsi
keluarga kurang sehat.
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA
No. Indikator Pertanyaan KeteranganJawaban
Ya TidakA. Perilaku Sehat
1 Tidak merokokAda yang memiliki kebiasaan merokok
Tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok
√
2 PersalinanDimana ibu melakukan persalinan
Ibu melakukan persalinan di rumah sakit atau ditolong oleh bidan
√
3 ImunisasiApakah bayi ibu sudah di imunisasi lengkap?
Pasien telah diimunisasi lengkap
√
4 Balita ditimbangApakah balita ibu sering ditimbang? Dimana?
Penimbangan di Puskesmas dan Posyandu
√
5 Sarapan PagiApakah seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan sarapan pagi?
Makanan yang sering dikonsumsi setiap hari adalah nasi dan lauk-pauk
√
6 Dana Sehat / Askes √
10
Apakah anda ikut menjadi peserta Askes?
Jamkesmas, Askes, Jamsostek, Jamkesda
7 Cuci tanganApakah anggota keluarga mempunyai kebiasaan memcuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah buang air besar?
Seluruh keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih
√
8 Sikat gigiApakah anggota keluarga memiliki kebiasaan gosok gigi menggunakan odol?
Seluruh keluarga memiliki kebiasaan menggosok gigi
√
9 Aktivitas fisik / olahragaApakah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik atau olah raga teratur?
Seluruh anggota keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit atau minimal 3 kali seminggu
√
B. Lingkungan Sehat1 Jamban
Apakah di rumah tersedia jamban dan seluruh keluarga menggunakannya?
Rumah memiliki 1 kloset (WC)√
2 Air bersih dan bebsa jentikApakah di rumah tersedia air bersih dengan tempat/tendon air tidak ada jentik?
Bila rumah tidak memiliki sumber air tetapi menggunakan MCK/keran umum untuk mendapatkan air bersih maka jawabannya “Ya”
√
3 Bebas SampahApkah di rumah tersedia tempat sampah?
Rumah terlihat bersih atau bebas sampah dan tersedia tempat sampah didalam/diluar rumah
√
4 SPALApakah ada/tersedia SPAL disekitar rumah?
Lingkungan yang bersih tidak ada air limbah yang menggenang
√
5 VentilasiApakah ada pertukaran udara didalam rumah?
Ukuran ventilasi lebih kurang 1/10 luas lantai untuk tiap ruangan
√
6 KepadatanApakah ada kesesuaian rumah dengan jemlah anggota keluarga?
Pengukuran kepadatan dimana 1 orang penghuni membutuhkan 2x2x2 meter
√
7 LantaiApakah lantai bukan dari tanah?
Seluruh lantai rumah di semen, ubin, atau dari kayu
√
C. Indikator Tambahan1 ASI Ekslusif √
11
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai 6 bulan?
Hanya untuk bayi keluarga yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan, bila rumah tangga tidak ada bayinya jawaban tetap “Ya” tetapi dicatat dilembar catatan (Pasien belum mempunyai anak)
2 Konsumsi buah dan sayurApakah dalam 1 minggu terakhir anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur?
Semua anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur √
Jumlah 14 4Klasifikasi
SEHAT I : dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 6-10 pertanyaan (kuning)
SEHAT III : dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 11-15 (hijau)
SEHAT IV : dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 16-18 (biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada dapat dijawab “Ya” ada 13 pertanyaan yang berarti identifikasi
keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam klasifikasi SEHAT
III.
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA
Faktor Resiko
Fisik
Rumah :- ventilasi cukup dan pencahayaan matahari cukup, sanitasi
MCK cukup, kamar cukup bersih, kebersihan dapur cukup, irigasi/parit tidak ada, lantai rumah dari tanah, kualitas air galon sebagai sumber air minum keluarga cukup terjamin, dan penggunaan obat nyamuk bakar akan meningkatkan risiko paparan asap di dalam rumah
Biologi- pasien memiliki riwayat asma sejak usia 3 tahun- Nenek pasien juga mengalami hal yang serupa
Psiko-sosio-ekonomi
- memiliki kartu jaminan kesehatan- pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta lingkungan
kesehatan kurang- pendapatan keluarga prioritas untuk kebutuhan sandang dan
pangan
Perilaku Kesehatan- higien pribadi cukup- berobat langsung di sarana pengobatan seperti puskesmas
Gaya Hidup- tidur bersama dalam 1 ruangan dan sering berkumpul satu
keluarga di ruang keluarga
12
Lingkungan Kerja- paparan dengan lingkungan kerja akan mencetuskan
kambuhnya asma
DIAGNOSA KELUARGA (Resume masalah kesehatan)
Status kesehatan dan faktor risiko (individu, keluarga, dan komunitas)
- Nenek pasien menderita asma
- Status kesehatan keluarga cukup
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakit asma belum memadai
Status upaya kesehatan (individu, keluarga, dan komunitas)
- Pendapatan keluarga untuk prioriotas pemenuhan sandang dan pangan
- Pemeriksaan kesehatan ke puskesmas
- Pemeliharaan kebersihan keluarga lingkungan kurang
- Memiliki jaminan kesehatan
- Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat
Status lingkungan
- Rumah tempat tinggal kurang sehat karena lantai rumah berupa tanah, sarana
pembuangan limbah seperti parit tidak ada.
- Ukuran luas rumah kurang memadai untuk menampung anggota keluarga.
Diagnosa Keluarga
Sebuah keluarga Tn. A terdiri dari 5 orang anggota dengan 2 anggota keluarga
menderita asma. Keluarga ini menempati rumah yang kurang memadai untuk menampung
anggota keluarga, sosial ekonomi cukup, kebersihan lingkungan cukup, serta kesadaran
PHBS yang cukup.
Identifikasi Masalah Keluarga dan Perencanaan Pembinaan Keluarga
No. Masalah yang dihadapi
RencanaPembinaan
Ssaran Pembinaan
ContohPembinaan
1 Kondisi lingkungan rumah yang kurang sehat
Edukasi Keluarga Edukasi pentingnya menjaga kebersihan rumah dengan membuat sarana pembuangan air limbah agar air sisa pencucian tidak langsung terserap dalam
13
tanah.2 Kebiasaan keluarga Edukasi Keluarga Edukasi untuk
menghindari faktor pencetus dari asma misalnya tidak menggunakan bantal kapuk dan obat nyamuk bakar
Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Terhadap status kesehatan individu dan keluarga
No. Masalah Kesehatan Pengobatan Tindakan Medis1 Asma Bronkial - Salbutamol 3 x 2 mg
tab
- Dexamethason 3 x 1
tab
- Bromheksin 3 x 8
mg
Pemeriksaan fisikTerapi simptomatikKIE penderita dan keluarga tentang asma bronkiale, mengenai pencegahan dan pentingnya, rumah dan lingkungan yang sehat.
2 Anggota Keluarga lain
Penyuluhan / KIE tentang perjalanan penyakit ini, pengobatan, serta pentingnya pencegahan terutama menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan sehat.
3 Lingkungan sekitar Penyuluhan / KIE tentang hidup sehat, menjaga lingkungan sehat dan penularan, pencegahan, dan pengobatan faktor pencetus,\ seperti penyakit ISPA
Pengadaan sarana pembuangan air limbah dari setiap rumah
Perawatan Masalah Kesehatan Keluarga
No. Masalah
Kesehatan Tindakan Perawatan (Promotif, Perventif, Protektif)Individu Keluarga Komunitas
1 Pasien - Terapi asma bronkiale
- Obat dimimun sesuai dosis dan indikasi
- Menjelaskan dan memberikan
KIE pentingnya menjaga higiene pribadi dan lingkungan
- KIE/penyuluhan tentang asma bronkiale, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan pencegahan.
14
edukasi tentang perjalanan penyakit
- Menghindari faktor pencetus
- Konsumsi makanan sehat
- Penyuluhan rumah dan lingkungan sehat
2 Anggota keluarga lain
- Menjaga daya tahan tubuh
- Menjaga kebersihan diri
KIE kebersihan sanitasi, penyebab, pencegahan, dan pengobatan
Penyuluhan/KIE tentang hidup sehat, rumah sehat dan lingkungan sehat, serta pengobatan penyakit infeksi
SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DALAM KELUARGA
MasalahSkor Awal
Upaya Penyelesaian
Fungsi Biologis
Anggota keluarga lainnya juga menderita asma 3
- Edukasi mengenai penyakit asma, penyebab, dan faktor predidposisi.
- Menghindari faktor pencetus- Pengobatan sedini mungkin jika terjadi
seranganFungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Pendapatan keluarga cukup
Keluarga tidak memiliki tabungan
3
2
- Motivasi untuk mencari tambahan penghasilan dan usaha yang lain.
- Motivasi mengenai perlunya tabungan
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Lingkungan rumah kurang sehat
Berobat jika keluhan makin berat
3
2
- Edukasi tentang pentingnya lingkungan yang bersih
- Edukasi dan motivasi untuk memeriksakan kesehatan berkala karena adanya risiko terjadi kekambuhan
15
Mandala of Health
GAYA HIDUP
Prioritas utama pememuhan sandang dan pangan.Pasien tidur bersama dalam 1 ruangan dengan keluarga.
PERILAKU KESEHATANKebersihan lingkungan kurangPengetahuan tentang kesehatan kurangHigiene pribadi cukupPengetahuan tentang rumah sehat kurang
LINGKUNGAN PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Pendapatan keluarga cukupkehidupan sosial dengan
lingkungan baik
PELAYANAN KESEHATAN
Jarak rumah – pelayanan kesehatan : 10 - 15 menit, dtempuh dengan kendaraan bermotor.
LINGKUNGAN FISIKVentilasi dan penerangan
didalam rumah cukupLantai rumah dari tanahPembuangan air limbah
langsung ke tanah sampiong rumah
Penggunaan obat nyamuk bakar
BIOLOGI- Pasien menderita asma sejak usia 3 tahun- Nenek pasien menderita asma
PASIEN
Sesak napas sejak + 12 jam sebelum berobat ke puskesmas. Sesak disertai bunyi mengi, dan batuk berdahak.
Riwayat asma sejak pasien berusia 3 tahun.
Pemeriksaan fisik menunjukkan respiratory rate 32 kali/menit, wheezing (+/+)
BAB 1V
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Tn. A usia 20 tahun dengan keluhan sesak napas.
Sesak napas dialami pasien 7 jam sebelum datang berobat ke puskesmas. Sesak napas dialami
pasien + 12 jam sebelum datang berobat ke IGD Puskesmas Palaran. Sesak mulai dirasakan
pada dini hari secara terus menerus didahului dengan batuk berdahak dan disertai dengan
bunyi mengi. Biasanya sesak akan menghilang setelah minum obat Salbutamol, tapi sesak
yang dirasakan pasien hanya berkurang sebentar. Karena tidak ada keluarga yang bisa
mengantar ke Puskesmas pada pagi hari, pasien akhirnya baru dibawa keluarganya pada sore
hari. Dalam 1 bulan terakhir, sesak napas pasien kambuh sebanyak 1-2 kali setiap minggu
dan menghilang setelah minum obat Salbutamol. Sesak sering timbul saat suhu udara dingin
terutama saat dini hari dan malam hari serta terpapar debu.
Diagnosis asma bronkial pada Tn. A ditegakkan atas dasar frekuensi serangan > 1 kali
tiap minggu selama 1 bulan terakhir, diantara serangan terdapat adanya gejala, terganggunya
aktivitas penderita jika terjadi serangan, pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan bunyi
wheezing. Gejala asma bronkial antara lain batuk dan/atau mengi yang timbul secara
episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman setelah aktivitas fisik, serta
adanya riwayat asma dan atopi pada penderita atau keluarganya.
Terapi yang diberikan pada pasien adalah salbutamol 2 mg dengan dosis 3 kali 1
tablet, Dexamethason dengan dosis 3 kali 1 tablet, serta Bromheksin dengan dosis 3 x 1
tablet.
Lingkungan rumah Tn. A kurang sehat,. Ventilasi cukup dan pencahayaan matahari
cukup, sanitasi MCK cukup, kamar cukup bersih, kebersihan dapur cukup, irigasi/parit tidak
ada, lantai rumah dari tanahkualitas air galon sebagai sumber air minum keluarga cukup
terjamin, dan penggunaan obat nyamuk bakar akan meningkatkan risiko paparan asap di
dalam rumah. Pasien selama ini tidur dengan bantal dan guling yang terbuat dari kapuk. Di
dalam rumah, keluarga pasien menggunakan obat nyamuk bakar. Dengan demikian perlu
dilakukan edukasi dan motivasi pada keluarga pasien untuk selalu menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan, dimana asap obat nyamuk bakar tersebut merupakan salah satu faktor
pencetus terjadinya asma. Perlunya edukasi mengurangi perilaku merokok pada pasien yang
mana perilaku merokok pada pasien asma berhubungan dengan kambuhnya penyakit asma.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian Asma. Depkes RI : Jakarta.
Global Initiative For Asthma (GINA). 2013. Pocket Guide For Asthma Management and
Prevention. Canada.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2004. Asma : Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
DOKUMENTASI