bab 2 dokkel wagir

23
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dokter Keluarga 2.1.1 Definisi Dokter Keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikanpelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarga (IDI 1982). Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969) 2.1.2 Tujuan Dokter Keluarga Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas duamacam : a. Tujuan Umum

Upload: fitri-amelia

Post on 29-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2

TRANSCRIPT

BAB 2LANDASAN TEORI

2.1 Dokter Keluarga2.1.1 Definisi Dokter KeluargaDokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikanpelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarga (IDI 1982).Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969)2.1.2 Tujuan Dokter KeluargaTujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas duamacam :a. Tujuan UmumTujuan umumpelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedoktern dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.b. Tujuan Khususa. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungan masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagi faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas.2.1.3 Ruang Lingkup Dokter KeluargaRuang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :1. Kegiatan yang dilaksanakanPelayanan yang diselenggarakan oleh dokterkeluraga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cms : Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continue). Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik)2. Sasaran pelayananSasaran pelayanan dokter keluarga adalah keluarga sebagai satu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.2.1.4 Manfaat Dokter Keluarga1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.5. Jika seluruh anggota ikut serta dalam pelayanan maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.2.1.5Fungsi Dokter KeluargaMenurut Azrul Azwar, dkk. (2004) dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu:1. Care Provider(Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)Mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan2. Communicator(Penghubung atau Penyampai Pesan)Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiriserta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya 3. Decision Maker(Pembuat Keputusan)Melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika,cost effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnyadan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik Manager4. ManagerDapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana Community Leader(Pemimpin Masyarakat)5. Community Leader(Pemimpin Masyarakat)Memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakatdan menjadi panutan masyarakat.2.1.6 Bentuk Dokter KeluargaTerlepas dari masalah ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based)Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk ke bagian lain yang ada di rumah sakit. 2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya pelayanan klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan di luar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah sakit.Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit di rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajemen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek kelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutuPenyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar-menukar pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan. Kesemuanya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) di satu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.b. Palayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkauPenyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian berbagai peralatan medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (9cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan dikelola secara bersama, menyababkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family practice)Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Di sini para dokter yang menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakan. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice) (Prasetyawati A. 2007).2.1.7 Tugas Dokter Keluarga1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara sempurna menyeluruh, dan bermutu2. Mendiagnosis secara tepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.6. Menangani penyakit akut dan kronik7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit8. Tetap bertanggungjawab atas pasien yang dirijikan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi bagi pasiennya11. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar13. Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.2.1.8 Kompetensi Dokter KeluargaKompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:1. Kompetensi Dasara. Ketrampilan Komunikasi Efektifb. Ketrampilan Klinik Dasarc. Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluargad. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primere. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasif. Mawas diri dan pengembangan diri/ belajar sepanjang hayatg. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utamaa. Bedahb. Penyakit Dalamc. Kebidanan dan Penyakit Kandungand. Kesehatan Anake. THTf. Matag. Kulit dan Kelaminh. Psikiatrii. Sarafj. Kedokteran Komunitas3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjuta. Ketrampilan melakukan health screeningb. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjutc. Membaca hasil EKGd. Membaca hasil USGe. BTLS, BCLS, dan BPLS4. Ketrampilan Pendukunga. Riset b. Mengajar Kedokteran Keluarga5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkapa. Semua cabang ilmu kedokteran lainnyab. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinika. Manajemen klinik dokter keluarga

2.1.9 Perbedaan Dokter Keluarga dan Dokter Praktek UmumTabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000) :Tabel 2.1 Perbedaan antara Dokter Praktek Umum dan Dokter KeluargaDokter Praktek UmumDokter Keluarga

Cakupan PelayananTerbatasLebih Luas

Cara PelayananKasus per kasus dengan pengamatan sesaatKasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Sifat PelayananSesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk penyakit tertentuLebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluargaKurang dipertimbangkanLebih diperhatikan dan dilibatkan

Hubungan dokter-pasienDokter pasienDokter pasien teman sejawat dan konsultan

Promotif dan pencegahanTidak jadi perhatianJadi perhatian utama

Awal pelayananSecara individualSecara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

2.1.10 Karakteristik Pelayanan Dokter KeluargaPelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang menurut para ahli dibedakan dan diuraikan sebagai berikut:1. Lan R. McWhinney (1981)a. Lebih meningkatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik-teknik kedokteran tertentu.b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan.d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang beresiko tinggie. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakatf. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan pasiennyag. Melayani pasien di tempat praktik, di rumah dan di rumah sakith. Memerhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokterani. Diselenggarakan oleh seseorang dokter yang bertindak sebagai manager dari sumber-sumber yang tersedia.2. Lynn P. Carmichael (1973)a. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatanb. Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga, memandang keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling terkait, pada mana setiap individu membentuk hubungan tingkat pertamac. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarganya dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatand. Mempunyai ketrampilan diagnosis yang handal serta pengetahuan tentang epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat dimana pelayanan tersebut diselenggarakan, dan selanjutnya para dokter yang menyelenggarakan pelayanan harus memiliki keahlian mengelola berbagai penyakit yang ditemukan di masyarakat tersebute. Para dokternya memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal-balik antara faktor biologis, sosial, dan emosional dengan penyakit yang dihadapi, serta menguasi teknik pemecahan masalah untuk mengatasi berbagai penyakit.3. Debra P. Hymovick dan Martha Underwood Barnards (1973)a. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih responsif serta bertanggung jawab.b. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan tingkat pertama (termasuk pelayanan darurat) serta pelayanan lanjutan (termasuk pengaturan rujukan)c. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan pencegahan penyakit dalam stadium dini serta peningkatan derajat kesehatan pasien setinggi mungkin.d. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhatikannya pasien tidak hanya sebagai orang per orang, tetapi juga sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat.e. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untukdilayaninya pasien secara menyeluruh dan dapat diberikan perhatian kepada pasien secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.4. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982)a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang per orang, tetapi sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnyab. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan yang disampaikanc. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit, dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkind. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknyae. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.(Prasetyawati, 2010).2.2 Tuberkulosis 2.2.1 Definisi TuberkulosisTB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (MycobacteriumTuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenaiorgan tubuh lainnya (Kemenkes, 2009). Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh yang lainnya (Depkes RI, 2009).

2.2.2Cara Penularan TuberkulosisSumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentukpercikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalamwaktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinarmatahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap danlembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkandari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menularpasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasipercikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut

2.2.3Risiko TuberkulosisRisiko penularan Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB parudengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of TuberculosisInfection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.

ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.

Risiko menjadi sakit TB Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun.Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).

2.3 Penemuan Pasien TuberkulosisKegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.Penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulanganTB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna akan dapatmenurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dansekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif dimasyarakat.

2.3.1Strategi Penemuan Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringantersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan; didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Penemuan secara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost efektif.

2.3.2 Gejala Klinis pasien TuberkulosisGejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batukdapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesaknafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringatmalam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejalatersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis,bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesiasaat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke sarana pelayanan kesehatandengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB,dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

2.3.3Pemeriksaan Pasien Tuberkulosis2.3.3.1 Pemeriksaan dahak mikroskopisPemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS),S (sewaktu):dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertamakali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkandahak pagi pada hari kedua.P (Pagi):dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di sarana pelayanan kesehatan.S (sewaktu):dahak dikumpulkan di sarana pelayanan kesehatan pada hari kedua,saat menyerahkan dahak pagi.

2.3.3.2 Pemeriksaan BiakanPeran biakan dan identifikasi Mycobacterium tuberculosis (Mt) pada penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang bersangkutan masih peka terhadap OAT yang digunakan. Selama fasilitas memungkinkan, biakan dan identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tesresistensi dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi:1. Pasien TB yang masuk dalam tipe pasien kronis2. Pasien TB ekstraparu dan pasien TB anak.3. Petugas kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.

2.3.3.3 Pemeriksaan Tes ResistensiTes resistensi tersebut hanya bisa dilakukan di laboratorium yang mampu melaksanakan biakan, identifikasi kuman serta tes resistensi sesuai standar internasional, dan telah mendapatkan pemantapan mutu (Quality Assurance) oleh laboratorium supranasional TB.Hal ini bertujuan agar hasil pemeriksaan tersebut memberikan simpulan yang benar sehinggga kemungkinan kesalahan dalam pengobatan MDR dapat dicegah.