dkp4

14
Pemicu Bayu yang berusia 17 tahun dikeluhkan teman-temannya karena jika dipanggil tidak segera merespon. Bayu mengatakan jika dia memang tidak mendengar ketika teman-temannya memanggil. Bayu merasa malu jika hal ini terus terjadi padanya, padahal selama ini ia tidak pernah mengalami kelainan atau sakit yang berat, ia biasanya hanya batuk pilek dan kadang-kadang demam saja. Sekarang bayu mengeluhkan sakit pada telinga kanannya dan sedikit demam. Keluhan ini dirasakan sudah sejak satu minggu yang lalu. Bayu takut jika sesuatu yang serius terjadi padanya sehingga ia memeriksakan dirinya ke dokter. Pada hasil pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, hiperemis dan bulging pada telinga kanan dan membran timpani telinga kirinya tidak dapat dinilai karena terhalangi oleh kotoran telinga yang banyak. Klarifikasi dan definisi Bulging: membran timpani yang menonjol Hiperemis: mukosa tampak kemerahan Membran timpani intak: membrane timpani masih dalam keadaan baik, bundar, tidak ada perforasi. Kata kunci Bayu, 17 tahun Tidak merespon bila dipanggil Sakit telinga kanan Demam Keluhan 1 minggu yang lalu Membran timpani intak, hiperemis, dan bulging Telinga kiri banyak serumen Batuk pilek dan demam Rumusan masalah Bayu 17 tahun sakit pada telinga kanan dan sedikit demam sejak 1 minggu yang lalu dengan adanya penurunan pendengaran. Analisis masalah - Hipotesis Bayu 17 tahun mengalami OMA pada telinga dekstra dan dicurigai adanya tuli konduktif pada telinga sinistra. Pertanyaan diskusi

Upload: johnssujono

Post on 24-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Diskusi

TRANSCRIPT

Pemicu Bayu yang berusia 17 tahun dikeluhkan teman-temannya karena jika dipanggil tidak segera merespon. Bayu mengatakan jika dia memang tidak mendengar ketika teman-temannya memanggil. Bayu merasa malu jika hal ini terus terjadi padanya, padahal selama ini ia tidak pernah mengalami kelainan atau sakit yang berat, ia biasanya hanya batuk pilek dan kadang-kadang demam saja. Sekarang bayu mengeluhkan sakit pada telinga kanannya dan sedikit demam. Keluhan ini dirasakan sudah sejak satu minggu yang lalu. Bayu takut jika sesuatu yang serius terjadi padanya sehingga ia memeriksakan dirinya ke dokter. Pada hasil pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani intak, hiperemis dan bulging pada telinga kanan dan membran timpani telinga kirinya tidak dapat dinilai karena terhalangi oleh kotoran telinga yang banyak.

Klarifikasi dan definisiBulging: membran timpani yang menonjolHiperemis: mukosa tampak kemerahanMembran timpani intak: membrane timpani masih dalam keadaan baik, bundar, tidak ada perforasi.

Kata kunci Bayu, 17 tahun Tidak merespon bila dipanggil Sakit telinga kanan Demam Keluhan 1 minggu yang lalu Membran timpani intak, hiperemis, dan bulging Telinga kiri banyak serumen Batuk pilek dan demam

Rumusan masalahBayu 17 tahun sakit pada telinga kanan dan sedikit demam sejak 1 minggu yang lalu dengan adanya penurunan pendengaran.

Analisis masalah-

HipotesisBayu 17 tahun mengalami OMA pada telinga dekstra dan dicurigai adanya tuli konduktif pada telinga sinistra.

Pertanyaan diskusi1. Tuli konduktif, tuli sensorineural, tuli campurana. Definisi b. Etiologic. Gejalad. Patogenesis e. Faktor resikof. Komplikasig. Diagnosish. Tatalaksanai. Prognosis2. Otitis media dan Otitis eksternaa. Definisib. Etiologic. Klasifikasi d. Gejala klinise. Stadiumf. Patofisiologig. Komplikasih. Diagnosisi. Tatalaksana (bedah dan non bedah)j. Edukasik. Prognosis3. Mengapa membrane timpani mengalami bulging?4. Interpretasi pemeriksaan fisik pada kasus?5. Kemungkinan gangguan pada teinga Bayu apakah pada bagian konduktif atau sensorineural?6. Mekanisme pembentukan serumen?7. Tatalaksana serumen?8. Apakah ada hubungan batuk, pilek, dan demam pada Bayu dengan penurunan pendengaran?9. Bagaimana cara menjaga kesehatan telinga? 10. Apa penyebab dan mekanisme terjadinya hiperemisdan membrane timpani?11. Mengapa Bayu mengalami penurunan pendengaran?12. Apa yang harus dilakukan dalam memeriksa yang mengandung banyak serumen?13. Apa tatalaksana yang tepat pada kasus?Mita. 1abc, 2ghi, 8, 6Wita. 1def, 2jk, 9, 7Ana. 1ghi, 2abc, 10, 5Dea. 1abc, 2def, 11, 4Rina. 1def, 2ghi, 3, 12 Hayati. 1ghi, 2jk, 13, 3Riko. 1abc, 3, 13, 4Adit. 1def, 4, 12, 5Angga. 1ghi, 11, 6Rian. 2abc, 6, 10, 7Ardi. 2def,7, 9, 8

EtiologiTuli Konduktif Tuli konduktif, disebabkan oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif ialah atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, osteoma liang telinga. Kelainan di telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah tuba katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media, otoslerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran.

Tuli Sensorik / Saraf (sensorineural deafness)Tuli sensorineural (perseptif) dibagi dalam tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (kongenital), labirintitis (oleh bakteri/virus), intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal atau alcohol. Selain itu juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak (sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising. Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak dan kelainan otak lainnya. Kerusakan telinga oleh obat, pengaruh suara keras dan usia lanjutakan menyebabkan kerusakan pada penerimaan nada tinggi di bagian basalkoklea.Sumber : Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta: FKUI; 2001.

Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan gangguan telinga dalam menyebabkan tuli saraf, yang terbagi atas tuli koklea dan tuli retrokoklea. Tuli Konduktif Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau telinga tengah. Sumbatatan tuba eustachius menyebabkan gangguan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif. Gangguan pada vena jugulare berupa aneurisma akan menyebabkan telinga berbunyi sesuai dengan denyut jantung. Selain itu, di antara inkus dan maleus berjalan cabang n. fasialisis yang disebut korda timpani. Apabila terdapat radang di telinga tengah atau trauma kemungkinan akan mengakibatkan korda timpani terjepit, sehingga pada tuli ini kadang bisa timbul gangguan pengecap.

Tuli Sensorik / Saraf (sensorineural deafness) Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Obat-obat dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak, dan terjadi tuli saraf. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisin, akan terdapat gejala gangguan pendengaran berupa tuli saraf dan gangguan keseimbangan. Pada tuli saraf (perseptif, sensorineural), kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus VII atau di pusat pendengaran.

Tuli Campur (mixed deafness) Tuli campur, disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli campur dapat merupakan satu penyakit, misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).Sumber : Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta: FKUI; 2001.

Otitis EksternaGejala KlinisGejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan tanda pasien otitis eksterna selengkapnya :1. Otalgia (Rasa sakit di dalam telinga).2. Gangguan pendengaran.3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan daun telinga.4. Gatal-gatal (pruritus).5. Dischargedanotore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore). Kadang-kadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret/cairan berwarna putih atau kuning, atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak menyenangkan. 6. Demam.7. Liang telinga tampak bengkak.8. Hiperemis.9. Adanya edema.Sumber : Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media Auscelapius; 2001.

Otitis MediaStadium

OMA dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba Eustachius, stadium hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi.1

Gambar 1. Membran Timpani Normal

Stadium Oklusi Tuba Eustachius Pada stadium ini, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga tengah, dengan adanya absorpsi udara. Retraksi membran timpani terjadi dan posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang. Edema yang terjadi pada tuba Eustachius juga menyebabkannya tersumbat. Selain retraksi, membran timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini.1,2Stadium Hiperemis atau Stadium Pre-supurasi Pada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. Hiperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik. Proses inflamasi berlaku di telinga tengah dan membran timpani menjadi kongesti. Stadium ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia, telinga rasa penuh dan demam. Pendengaran mungkin masih normal atau terjadi gangguan ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. Hal ini terjadi karena terdapat tekanan udara yang meningkat di kavum timpani. Gejala-gejala berkisar antara dua belas jam sampai dengan satu hari.1,2

Gambar 2. Membran Timpani Hiperemis

Stadium Supurasi Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhancur. Terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging ke arah liang telinga luar. Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan atau yellow spot.1,2Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran timpani akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang tempat perforasi lebih sulit menutup kembali. Membran timpani mungkin tidak menutup kembali jikanya tidak utuh lagi.1,2

Gambar 3. Membran Timpani Bulging

Stadium Perforasi Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman. Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan dapat tertidur nyenyak. Jika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik.1,2

Gambar 4. Membran Timpani Perforasi

Sumber :1. Dhingra PL. Cholesteatoma and chronic suppurative otitis media, Diseases of Ear, Nose and Throat. New Delhi : Elsevier; 2007. p. 66-73. 2. Djaafar ZA. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi EA, ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 64-86.

KomplikasiDidapatkan komplikasi terbanyak adalah erosi tulang, sedangkan komplikasi terkecil adalah tuli saraf. Pencetus terjadinya komplikasi ini adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang mengakibatkan terjadinya sumbatan tuba eustachius. Tuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan antara nasofaring dan telinga tengah. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tersebut kemudian menyebabkan berkurangnya pemberian oksigen ke dalam cavum timpani. Padahal oksigen selalu dibutuhkan untuk kehidupan mukosa cavum timpani. Akibatnya tekanan udara di dalam cavum timpani berkurang (hipotensi) menjadi < 1 atm (atau disebut juga tekanan negative). Radang dan kondisi tekanan negative di cavum timpani menyebabkan terjadinya perubahan pada mukosa membran timpani berupa : Peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan limfe. Peningkatan permeabilitas dinding sel. Terjadinya proliferasi sel kelenjar mukosa. Perubahan yang terjadi pada mukosa cavum timpani tersebut menyebabkan terjadinya perembesan cairan ke dalam cavum timpani dan terjadi transudasi sehingga menyebabkan gangguan pada tulang pendengaran.Sumber : Hasniah, Munawir, Darwis. Study Epidemiologi Otitis Media Supuratif Kronik Bagian THT Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. 2013;2(1):1-7.

DiagnosisMenurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu: 1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut. 2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal. Sumber : Kerschner JE. Otitis Media. In: Kliegman RM, ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. USA: Saunders Elsevier; 2007. p. 2632-2646.

Penyebab Membran Timpani Mengalami BulgingMembran timpani mengalami bulging karena terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di kavum timpani yang mengakibatkan membran timpani menonjol ke arah liang telinga luar.1,2Penyebab Membran Timpani HiperemisHiperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik.1,2Sumber :1. Dhingra PL. Cholesteatoma and chronic suppurative otitis media, Diseases of Ear, Nose and Throat. New Delhi : Elsevier; 2007. p. 66-73. 2. Djaafar ZA. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi EA, ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 64-86.