diversifikasi pengolahan ubi jalar ungu di desa …

59
DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA SORIUTU KECAMATAN MANGGELEWA KABUPATEN DOMPU HASNAH 105960042010 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU

DI DESA SORIUTU KECAMATAN MANGGELEWA

KABUPATEN DOMPU

HASNAH

105960042010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis

kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Diversifikasi Pengolahan Ubi

Jalar Ungu di Desa Soriutu Kec.Manggelewa Kab. Dompu”.

Proposal skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Jumiati SP, MM, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. SittiArawati, SP, M,.Siselaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Proposaldapat diselesaikan.

3. Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang

penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Page 3: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

Sebagai manusia biasa yang penuh dengan kekurangan serta tidak lupuk dari

kesalahan dan kelemahan penulis menyadari bahwa karya tulis yang sangat sederhana ini

masih banyak kekurangan, untuk itu segala saran, kritik yang membangun. Akhir kata penulis

ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penilisan skripsi ini,

semoga karya tulis ini bemanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak

yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, September 2016

HASNAH

Page 4: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …
Page 5: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …
Page 6: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KonsepDiversifikasi ................................................................... 8

2.1.1. Pengertian Diversifikasi Pangan ..................................... 8

2.1.2.Deversifikasi daya dukung ketahanan pangan non bera .. 11

2.1.3. Diversifikasi pangan kunci cegah gizi buruk ................... 12

2.1.4. Manfaat ubi jalar ungu dalam diversifikasi pangan ......... 13

2.1.5. Ubi Jalar Sebagai Diversifikasi Produk Pangan ............... 15

2.1.6. Pengolahan Ubi Jalar Ungu Menjdi Kripik ...................... 17

2.1.7. Pengertian Nilai Tambah………………………………. . 18

2.3.Kerangka Pemikiran ................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25

3.2. Populasi dan sampel ................................................................. 25

3.3. Jenis dan sumber data .............................................................. 25

Page 7: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

3.4. Teknik pengumpulan data ......................................................... 26

3.5. Metode analisis data ................................................................. 26

3.6. Definisi Operasional ................................................................ 28

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 30

1. Luas Wilayah dan Penggunaan ............................................ 30

2. Kependudukan ..................................................................... 31

3. Ekonomi Masyarakat ........................................................... 32

4. Pendidikan ............................................................................ 33

5. Organisasi Sosial .................................................................. 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Petani Responden ............................................... 35

5.2. Pengolahan Ubi Jalar Ungu ..................................................... 39

5.3. Analisis Keuntungan ................................................................ 40

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan .............................................................................. 45

6.2. Saran ......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam literatur pembangunan pertanian diversifikasi pada umumnya di

hubungkan dengan suatu peralihan atau perpindahan dari komoditas ekspor utama

ke arah pengusahaan komoditas baru atau tambahan yang dipandang sebagai jalan

keluar dalam menghadapi permintaan pasar (Dalrymple,1968). Selanjutnya

Dalrymple (1968) mendefinisikan diversifikasi pertanian sebagai suatu pemilihan

dan adopsi dari beberapa tambahan tipe komoditas yang berorientasi pasar, untuk

dihasilkan melalui budidaya pertanian secara modern, pada tingkat nasional atau

regional. Sebagai suatu subyek yang kompleks dan luas, diversifikasi dapat

didekati melalui dua tingkat : (1) diversifikasi dan perekonomian pertanian pada

tingkat nasional atau tingkat regional atau (2) diversifikasi dari kegiatan usahatani

individu.

Diversifikasi pertanian adalah upaya-upaya mengembangkan atau

menganekaragamkan aneka usahatani (mengusahakan beberapa jenis usaha tani

serta mengembangkan produksi pokok menjadi beberapa produk baru). Jadi

diversifikasi meliputi dua macam yaitu: (1) diversifikasi horizontal,

pengembangan usahatani atau beberapa jenis cabang usahatani, dan (2)

diverifikasi vertikal yang merupakan upaya pengembangan produksi pokok

menjadi beberapa produk baru.

Kasryno (1988) dan Baharsja (1988) memandang lebih luas bahwa

diversivikasi pertanian sebagai suatu proses untuk mentransformasikan sektor

1

Page 9: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

2

pertanian menjadi pertanian yang tangguh dan struktur ekonomi pedesaan yang

berimbang.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan dapat dirangkum suatu pengertian

diversifikasi pertanian sebagai suatu usaha yang kompleks dan luas untuk

meningkatkan perekonomian pertanian melalui upaya penganekaragaman

komoditas pada subsistem produksi, konsumsi dan distribusi baik pada tingkat

usahatani regional maupun nasional menuju tercapainya transformasi struktural

sektor pertanian ke arah pertanian tangguh. Cara pertanian berkelanjutan akan

menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama serta tetap memelihara

kesehatan dan kualitas lingkungan (Nurmala, dkk., 2012).

Pertanian berkelanjutan menurut Nurmala, dkk., (2012) didefinisikan

sebagai pertanian yang dapat mengarahkan pemanfaatan oleh manusia lebih besar,

efisiensi penggunaan sumberdaya lahan lebih besar dan seimbang dengan

lingkungan, baik dengan manusia maupun dengan hewan. Penanganan

pascapanen ubi jalar ungu adalah pengolahan dari ubi jalar ungu kemudian

menjadi keripik ubi ungu. Proses ini biasa juga disebut sebagai proses pengolahan

hasil pascapanen. Proses pengolahan ubi ungu kemudian menjadi keripik ubi

ungu ialah dimulai dengan proses pemisahan antara kulit dan umbian dengan

batang. Kemudian proses mengiris tipis-tipis lalu di keringkan tiga sampai empat

hari, sudah itu di goring dan di campur dengan bumbuyang disiapkan, dan proses

yang terakhir adalah proses pengemasan. Komoditas ubi jalar memegang peranan

yang cukup pentingkarena mempunyai banyak manfaat dan nilai tambah. Ubi jalar

merupakansalah satu penghasil karbohidrat (sebagai sumber energi) yang

Page 10: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

3

potensialdan dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif (selain

nasi),bahan pembuatan pakan dan bahan industri. Nilai tambah dari ubi

jalarcukup banyak yang dapat diperoleh dengan cara pengolahan ubi jalarsegar

menjadi tepung, selai, keripik, mie, stik dan saos, gula permanen,obat-obatan,

cuka, manisan kering, kecap, lem, dan pakan. Varian daritepung ubi jalar

diantaranya: kue kering (cookies), kue bolu (cake), icecream, roti manis, juice dan

bakpia.Peranan usahatani ubi jalar memiliki prospek yang baik sebagaikomoditas

pertanian unggulan tanaman palawija. Potensi produksi bisamencapai ± 25 - 40

ton per hektar dan saat ini ubi jalar merupakan tanaman ubi-ubian yang paling

produktif.

Konsep pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangsan yaitu seperti yang di

jelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa pelaksanaan diversifikasi konsumsi

pangan terkait dengan perwujudan ketahanan pangan (suyastiri, 2008). Dengan

berpedoman pada undang-undang NO. 7 tahun 1996 tentang pangan, maka konsep

pelaksanaan diversifikasi pangan selaras dengan konsep ketahanan pangan yang

diadopsi dari definisi ketahanan pangan dari food and agricultural organization(

FAO ). Ada tiga pilar utama yang dibutuhkan untuk mewujudkan ketahanan

pangan yaitu :

a. Aspek ketersediaan ( Food Availability )

Aspek ketersediaan yang dimaksud oleh FAO merujuk pada pengertian

pangan yang diperjualbelikan atau prinsip pasar (market). Ketersediaan dapat

dipenuhi melalui cara menanam sendiri dan membeli dengan cara impor. Cara

impor hanya cara alternatif yang dilakukan untuk kebutuhan jangka pendek.

Page 11: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

4

Dinegara-negara seperti Indonesia yang masih memiliki potensi lahan

pertanian, maka impor pangan akan menyebabkan semakin berkurngnya

potensi tanaman-tanaman local. Oleh karenanya aspek keseterdiaan lebih

memfokuskan pada upaya dimana salah satunya melalui penganekaragaman

atau diversifikasi pangan.

b. Aspek kestabilitas ketersediaan (stability of supplies)

Ketahanan pangan diartikan pula sebagai kemampuan untuk memenuhi

kecukupan pangan masyarakat dan waktu kewaktu. Kecukupan diartikan

sebagai kecukupan kuantitas maupun kualitas, baik dengan menggunakan

prinsip memproduksi sendiri ataupun membeli dengan cara impor. Stabilitas

ketersediaan pangan memfokuskan pada aspek kepengelolaan tanaman pangan,

baik dari segi produksi maupun tanaman pangan maupun pengaturan konsumsi

pangan.

c. Aspek konsumsi pangan

Aspek konsumsi pangan memfokuskan pada penediaan pangan yang

bermutu dan bergizi yang dikonsumsi oleh keluarga/masyarakat. Dinegara-

negara tertentu, seperti Indonesia, selain masalah mutu dan gizi, diperhatikan

pula aspek halal konsumsi. Mengenai mutu dan gizi pangan akan berdampak

pada pembentukan kualitas sumber daya manusia disuatu Negara.

Berdasarkan ketiga pilar ketahanan pangan diatas, pelaksanaan

diversifikasi konsumsi pangan diharapkan akan mampu mendukung

keseluruhan aspek didalam ketahanan pangan. Mekakui penganekaragaman

konsumsi pangan akan memberi pilihan konsumsi, sesuai dengan golongan

Page 12: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

5

pendapatan maupun potensi tanaman lokal (daerah). Potensi tanaman lokal,

selain mampu untuk mencukupi mutu dan gizi makanan, diharapkan pula dapat

mengembangkan potensi pendapatan yang dapat mendukung aspek

keterjangkauan potensi pendapatan yang dapat mendukung aspek

keterjangkauan pangan.

Apabila kita membicarakan ubi jalar ungu ini memang sangat menarik

sekali, apalagi akhir akhir ini semakin banyak orang yang mencari sumber

bahan pangan alternatif yang sehat dan memiliki banyak fungsi positif bagi

tubuh, karena seiring perkembangan masa semakin banyak keluhan akibat

konsumsi makanan yang tidak sehat. Menurut banyak penelitian

mengatakan ubi ungu banyak mengandung serat fiber yang baik untuk

pencernaan dan penyerapan lemak kolesterol daram tubuh. Kandungan

Oligosakarida berfungsi sebagai Probiotik atau singkatnya mampu

merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dengan tujuan mencegah

konstipasi, wasir dan kanker kolon. Dari jenis jenis ubi jalar yang ada ubi

ungu memiliki kandungan Antosianin lebih tinggi dimana kandungan ini

berfungsi sebagai antioksidan atau penyerap racun, polusi, oksidasi dalam

tubuh yang menyebabkan penggumpalan darah. Adanya Betakaroten berarti

juga kandungan vitamin A dalam ubi ungu memang ada. Ubi jalar melalui

proses penelitian diteliti mengandung kandungan karbohidrat tinggi yang

memiliki Indeks Glikemik rendah yang artinya nilai index Glikemik rendah

adalah rendahnya peningkatan kadar gula dalam darah apabila

mengkonsumsinya. Keripik Ubi Ungu ( Rina dkk, 2007).

Page 13: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

6

Memang tidak ada habisnya apabila kita membahas terus mengenai

manfaat kandungan dalam ubi jalar ungu ini, karena masih banyak yang tidak

saya sebutkan diatas. Pada intinya mengkonsumsi ubi ungu dan menjadikan ubi

ungu sebagai salah satu daftar menu makanan kita sehari hari adalah baik

sekali. Keripik Ubi Ungu. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya pangan sehat maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan

juga mulai bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen

harus memiliki komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya.

Keripik ubi ungu, bakpao ubi ungu, mie ubi ungu, es krim ubi ungu dan

lainnya merupakan salah satu inovasi dari pengolahan makanan dari bahan

pangan yang memiliki manfaat guna bagi kesehatan yaitu Keripik Ubi

Ungu.Adanya diversifikasi dari usaha ibu rumah tangga ini untuk melakukan

hasil pertanian.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Diversifikasi Pengolahan Hasil

Pertanian Ubi Jalar Ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten

Dompu.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang penulis

merumuskan permasalah sebagai berikut

1. Berapa besarnya keuntungan dari usaha diversifikasi pengolahan Ubi Jalar

Ungu menjadi keripik ubi jalar ungu di Desa Soriutu Kecamatan

Manggelewa Kabupaten Dompu?

Page 14: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

7

2. Berapa besarnya nilai tambah dalam diversifikasi dari usaha pengolahan Ubi

Jalar Ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu?

1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi

tujuan utama dalam penelitian ialah untuk mengetahui :

1. Keuntungan dari usaha diversifikasi pengolahan Ubi Jalar Ungu menjadi

keripik ubi jalar ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten

Dompu?

2. Perbedaan keuntungan dalam diversifikasi dari usaha pengolahan Ubi Jalar

Ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu?

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yangmenjadi

landasan kegunaan penelitian ialah sebagai berikut :

a. Kegunaan teoritis adalah dapat menambah wawasan dan informasi

tentang hal diteliti serta mengembangkan kemampuan berfikir penulis

melalui penulisan penelitian ini.

b. Kegunaan praktis penelitian ini dapat menjadi bahan untuk

mengevaluasi divertifikasi pengolahan ubi jalar ungu dalam pengolahan

hasil pertanian ubi jalar ungu.

Page 15: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep diversifikasi

2.1.1 Pengertian Diversifikasi Pangan

Diversifikasi atau peanekaragaman adalah suatu cara untuk

mengadakan lebih dari satu jenis barang/komoditi yang konsumsi dibidang

pangan, diversifikasi memiliki dua makna, yaitu diversifikasi tanaman pangan

dan diversifikasi konsumsi pangan, kedua bentuk diversifikasi tersebut masih

berkaitan dengan upaya untuk mencapai ketahanan pangan. Apabia

diversifikasi tanaman pangan berkaitan dengan teknis pengaturan pola

bercocok tanam, maka diversifikasi akan mengatur atau mengelola pola

konsumsi masyarakat dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan.

Menurut Riyadi (2003), diversifikasi pangan merupakan suatu proses

pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan

tetapi memiliki beragam pilihan (alternatif) terhadap berbagai bahan pangan.

Pertimbangan rumah tangga untuk memilih bahan makanan pokok keluarga

di dasarkan pada aspek produksi, aspek pengolahan, dan aspek konsumsi

pangan. Penganekaragaman pangan ditujukan tidak hanya untuk mengurangi

ketergantungan akan jenis pangan tertentu, akan tetapi dimaksudkan pula

untuk mencapai keberagaman komposisi gizi sehingga mampu menjamin

peningkatan kualitas gizi masyarakat.

Konsep diversifikasi pangan bukan suatu hal baru dalam peristilahan

kebijakan pembangunan pertanian Indonesia karena konsep tersebut telah

banyak dirumuskan dan diinterprestasikan oleh para pakar.Kasryno, at

8

Page 16: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

9

al(1993). Memandang diversifikasi pangan sebagai upaya yang sangat

kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia, pembangunan

pertanian dibidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat, yang

mencakupospek produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi.

Pahan dan suhartini (1989) menyebutkan bahwa pada dasarnya

diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan,

yaitu diversikasi produksi pangan. Kedua penulis tersebut menterjemahkan

konsep diversifikasi dalam arti luas, tidak hanya aspek konsumsi pangan

tetapi juga aspek produksi pangan. Pakpahan dan sukartini (1989)

menetapkan konsep diversifikasi hanya terbatas pangan pokok, sehingga

diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai penguragan konsumsi beras

yang dikonsumsi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non beras.

Seperti diberitakan oleh (Suyastiri, 2008). Tahun demi tahun lahan

pertanian semakin menyempit. Pemerintah pun mulai menggalakkan program

diversifikasi pangan, sebagai salah satu cara menyandingkan beras dengan

bahan pokok lain. Alasan lain pentingnya divertifikasi pangan karena

konsumsi beras Indonesia terbilang tinggi. Kepala badan ketahanan pangan

kementrian pertanian, Ahmad suryana mengatakan, divertifikasi pangan bisa

dilakukan karena Indonesia kaya akan bahan pangan pokok selain beras.

“program ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya agar kualitas gizi

masyarakat seimbang dan bervariasi, “paparnya dalam acara Gebyar

Diversifikasi pangan kota malang yang diadakan di Stadion Luar Gajayana.

Salah satu program yang dilakukan pemerintah adalah mengganti nasi dengan

Page 17: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

10

bahan makanan olahan singkong seperti tiwul. tiwul juga telah menjadi bahan

makanan pokok khas Indonesia sejak dahulu . “meski belum ada penelitian

secara ilmiah, banyak masyarakat yang menilai kalau makan nasi

menyebabkan penyakit tertentu. Untuk itu, masyarakat bisa mengganti nasi

dengan ubi jalar. Khusus Di Propinsi NTB,ubi jalar bisa menjadi andalan

lantaran produksi ubi jalar dilahan milik masyarakat cukup besar. Bahkan

ditargetkan bisa mencapai 20 juta ton.Sebagai langkah konkret divertifikasi

pangan, saat ini mulai digalakkan pemberian benih-benih ubi jalar serta

pelatihan pola tanam yang baik (Ahmad suryana, 2004).

Ahmad suryana mengatakan, jika sudah maksimalmaka hasi ubi jalar

yang ditanam masyarakat bisa mencapai 35 ton perhektar. Hal ini bisa

mengurangi tekanan akan keutuhan beras. Namun demikian mengakui

mengubah pola pikir masyarakat untuk mengurangi konsumsi nasi cukup

sulit. Karena itu memerlukan waktu yang cukup panjang.

Tujuan diversifikasi pangan konsumsi pangan yaitu penganeka

ragaman tanaman pangan ataupun konsumsi pangan memiliki dua bentuk

tujuan dari aspek pelaksanaan, yaitu tujuan berdasarkan konsep pembangunan

berkelanjutan dan tujuan berdasarkan aspek kesejateraan masyarakat

(Suyastiri, 2008).Fakta yang dihadapi sekarang ini bahwa pola konsumsi

pangan nasional masih bertumpu atau tergantung pada satu jenis tanaman

pokok, yaitu beras / padi. Berdasarkan fakta tersebut,

Bambang menjelaskan soal di lahan produksi untuk diversifikasi

pangan Jika pola konsumsi beras pada masyarakat bisa di tekan dan diganti

Page 18: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

11

dengan jenis pangan yang lain seperti jangung, umbi-ubian atau gandum,

maka persoalan ketahanan pangan Indonesia akan lebih kuat, jelas bambang,

saat memamparkan soal di lemah produksi dan diversifikasi pangan, di

kampus fakultas pertanian UNS, solo, jawa tengah, pada tahun ( 19/4/2013).

Selain itu, lanjut bambang, karena sejumlah pangan Indonesia akan

berkembang di Indonesia. Jagung atau umbi-umbian sejak lama telah menjadi

makanan alternatif bagi produk Indonesia. Untuk itu, diversifikasi pangan

adalah bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan kendati tidak

langsung.

2.1.2 Diversifikasi Dukung Ketahanan Pangan Nonberas

Diversifikasi pangan nonberas dengan mengembangkan serta

mengoptimalkan kemanfaatan sumber pangan lokal yang ada selain beras

seperti jagung dan umbi-umbian.Upaya diversifikasi pangan upaya beras ini

sebagai upaya memantapkan atau membudayakan pola komsumsi pangan

yang beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan komposisi yang dan

komposisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dapat

mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif.

Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama dalam

pembangunan nasional dan identik dengan ketahanan nasional, karena apa

bila terjadi kekurangan pangan tidak hanya berdampak negativepada kondisi

sosial ekonomi tetapi juga dapat menimbulkan instabilitas politik.

Page 19: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

12

2.1.3 Diversifikasi Pangan Kunci Cegah Gizi Buruk

Bahan bakar minyak yang nantinya naik tak ayal membuat harga

bahan pokok turut meroket. Fenomena makan nasi aking dan gizi buruk di

perkirakan akan marak lagi karena masyarakat tak bisa membeli beras dan

makanan bernutrisi. Meski ancaman tersebut ada di depan mata, namun

jangan menganggap hal tersebut sebuah kondisi yang menakutkan. Pasalnya,

bila masarakat bisa menyesuaikan pontensi pangan ditempatnya dan

mengkonsumsi sumber protein alternative, maka kondisi gizi burukpun bisa

diatasi.

Karenanya, akan lebih bijak bila masyarakat mengkonsumsi sumber

karbohidrat lain sebagai penganti nasi. Alternatif pangan lain yang bisa

dikonsumsi ialah tempe, tahu dan telur dimana bisa menjadi pilihan alternatif

yang efektif. Tindakan ini menjadi efektif untuk mencegah populasi gizi

buruk ataupun mengubah kebiasaan mengkonsumsi nasi aking.

Williem, L , dkk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pola

Spesialisasi Perdagangan Indonesia dengan jepang dan China, menunjukan

bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif terhadap jepang dan

China, masih berbasis bahan-bahan mentah dan berbasis sumber daya alam.

Artinya,

Indonesia masih memiliki potensi untuk mengembangkan ketahanan

pangan nasional, pemerintah perlu berbenah diri dengan kembali melakukan

penganekaragaman pangan.

Page 20: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

13

Difersifikasi pangan nasional perlu segera dilakukan tanpa

mengabaikan program swasembada pangan. Secara perlahan masyarakat

Indonesia perlu di ajak kembali menerapkan pola pangan zaman sebelum

orde baru. Di mana masyarakat Sulawesi, Maluku, dan papua kembali

mengandalkan sagu sebagai bahan makanan utama.

Deversifikasi pangan merupakan upaya mengembalikan kedaulatan

pangan nasional. Hal ini harus di iringin dengan pengembangan berbasis

kearifan lokal. Artinya, pola diversifikasi pangan harus mengacu pada

pengunaan bahan baku dalam negeri bibit, pupuk, dan pembasmi hama.

Tujuan, untuk mengurangi ketergantungan pangan terhadap impor. Maka,

penelitian dan pengembangan bahan baku dan produk pertanian harus

menjadi satu kesatuan rantai pangan sehingga mampu meningkatkan

kemandirian berbagi kearifan lokal.

2.1.4 Manfaat Ubi Jalar Ungu Dalam Diversifikasi Pangan

Ubi jalar merupakan tanaman pangan yang berpotensi sebagai

pengganti beras dalam program diversifikasi pangan karena efisien dalam

menghasilkan energi, vitamin, dan mineral, berdasarkan produktivitas per

hektar per hari dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Dari segi

nutrisi, ubi jalar merupakan sumber energi yang baik, mengandung sedikit

protein, vitamin, dan mineral berkualitas tinggi. Sebagai sumber karbohidrat,

ubi jalar memiliki peluang sebagai substitusi bahan pangan utama, sehingga

bila diterapkan mempunyai peran penting dalam upaya penganekaragaman

pangan dan dapat mengurangi konsumsi beras.

Page 21: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

14

Pada saat krisis pangan akibat kegagalan panen maupun krisis

ekonomi, beras menjadi barang langka dan mahal karena harganya melonjak

tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat miskin. Sementara itu,

kebutuhan pangan tidak bisa ditunda, maka masyarakat baik di pedesaan

maupun di perkotaan memerlukan alternatif pangan nonberas. Ubi jalar

sebagai makanan tambahan maupun makanan selingan, selain cocok dengan

selera masyarakat, harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga

beras. Meskipun konsumsi beras tidak semuanya dapat disubstitusi oleh ubi

jalar, namun dalam saat krisis pangan pemanfaatan ubi jalar sebagai alternatif

sumber karbohidrat untuk mengatasi kelangkaan pangan sangat kompetitif

dibandingkan dengan bahan pangan lainnya.

Dalam pengembangan program diversifikasi pangan untuk

mendukung pelestarian swasembada pangan, ubi jalar merupakan salah satu

komoditas pangan yang mempunyai keunggulan sebagai penunjang program

tersebut. Ubi jalar mempunyai potensi yang cukup besar untuk ditingkatkan

produksinya dan umbinya dapat diproses menjadi aneka ragam produk yang

mampu mendorong pengembangan agro-industri dalam diversifikasi pangan.

Alternatif produk yang dapat dikembangkan dari ubi jalar ada empat

kelompok, yaitu :

1. Produk olahan dari ubi jalar segar, contohnya ubi rebus, ubi goreng,

ubi, timus, kolak, nogosari, getuk, dan pie.

2. Produk ubi jalar siap santap, seperti keremes, saos, selai, hasil

substitusi dengan tepung seperti biskuit, kue dan roti, bentuk olahan

Page 22: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

15

dengan buah - buahan, seperti manisan dan asinan. Bentuk manisan

ubi jalar secara komersial berkembang di Filipina disebut Delicous SP

3. Produk ubi jalar siap masak, umumnya berbentuk produk instan

seperti sarapan chips, mie atau bihun. Produk ini belum cukup dikenal

di Indonesia, tetapi cukup popu-ler di Cina dan Korea, terbuat dari

pati ubi jalar

4. Produk ubi jalar bahan baku, bentuk produk ini umumnya bersifat

kering, merupakan produk setengah jadi untuk bahan baku, awet dan

tahan disimpan lama, antara lain adalah irisan ubi kering (gaplek),

tepung, dan pati. Selain itu, ubi jalar juga menjadi campuran utama

pembuatan saos tomat, jam, dan sambal.

2.1.5 Ubi Jalar Sebagai Diversifikasi Produk Pangan

Penganekaragaman pangan (diversifikasi pangan) merupakan jalan

keluar yang saat ini dianggap paling rasional untuk memecahkan masalah

pemenuhan kebutuhan pangan (khususnya sumber karbohidrat).

Melalui penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu

sumber pangan, memungkinkan masyarakat dapat menetapkan pangan pilihan

sendiri, membangkitkan ketahanan pangan keluarga masing-masing, yang

berujung pada peningkatan ketahanan pangan nasional.

Program diversifikasi pangan dimunculkan, yaitu ke arah konsumsi

produk-produk tepung terutama dalam bentuk mie. Proses tersebut memang

patut dicatat sebagai bagian dari proses diversifikasi pangan. Ubi jalar

merupakan salah satu dari 20 jenis pangan yang berfungsi sebagai sumber

Page 23: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

16

karbohidrat. Ubi jalar bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendampingi

beras menuju ketahanan pangan. Sebagian besar serat ubi jalar merah

merupakan serat laut, yang menyerap kelebihan lemak/kolesterol darah,

sehingga kadar lemak/kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat

alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar ini sekarang menjadi

komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan, seperti susu.

Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya

pada orang yang sangat sensitif ologosakarida mengakibatkan kembung.

Kandungan serat berfungsi sebagai komponen nongizi ini, juga bermanfaat

bagi keseimbangan flora usus dan prebiotik, merangsang pertumbuhan bakteri

yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus

lebih bersih.

Untuk menjadikan ubi jalar sebagai makanan pokok pilihan, tentu

perlu dilakukan diversifikasi produk olahan ubi jalar. Langkah awal

sebaiknya dikembangkan adalah pendirian industri tepung dan /atau industri

pasta dari ubi jalar. Setelah ubi jalar menjadi tepung dan/atau pasta maka

akan lebih banyak produk yang bisa dikembangkan. Produk-produk berbasis

tepung yang bisa dikembangkan, antara lain mie, french fries, sweet potato

flake (SPF) dan produk bakery. Sedangkan produk yang berbasis pasta ubi

jalar yang dapat dikembangkan seperti nasi, jus, es krim dan produk-produk

lainnya dari ubi jalar.

Pengembangan dalam pemanfaatan ubi jalar merupakan langkah

penting dalam kebijaksanaan diversifikasi pangan, karena ubi jalar dapat

Page 24: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

17

ditanam di lahan kering dan lahan basah di musim hujan dan kemarau.

Ketersediaan potensi lahan kering diikuti oleh penggunaan teknologi maju,

maka produksi masih dapat ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan

penduduk di dalam negeri atau memanfaatkan pengembangan peluang ekspor

di masa depan. Persepsi masyarakat tentang status ubi jalar sebagai makanan

tradisional pedesaan, makanan yang tidak bergengsi, atau makanan orang

miskin diubah menjadi makanan bergizi dan sehat melalui penyuluhan gizi

dan makanan sehat, pengenalan budi daya dan panen bagi pelajar di

perkotaan, dan lomba makanan dari ubi jalar. Penyerapan teknologi oleh

petani dapat juga melalui penyuluhan dan pelayanan kredit dan sarana

produksi. Peningkatan produktivitas harus diikuti oleh tersedianya pasar

yang menampung produksi. Pengembangan industri yang menggunakan

bahan baku ubi jalar perlu ditingkatkan. Peningkatan nilai tambah ubi jalar

melalui keragaman pemanfaatannya, baik sebagai bahan pangan (makanan

pokok atau makanan tambahan) maupun sebagai bahan baku industri akan

membantu peningkatan nilai tambah ubi jalar sekaligus meningkatkan minat,

pendapatan dan kesejahteraan petani.

2.2.5. Pengolahan Ubi Jalar Ungu Menjdi Kripik

Keripik ubi ungu yang dbuat dari ubi jalar berwarna ungu ini tampak

menarik terutama dari sisi warnanya apabila kita lihat. Keripik ubi ungu

merupakan salah satu pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan pangan.

Pengolahan ubi jalar ungu selain dijadikan keripik ubi ungu sangat banyak

Page 25: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

18

dan bervariatif sebut saja beberapa contoh ada bakpao ubi ungu yang menjadi

salah satu khas kota Malang, atau es krim ubi ungu dan bahkan ada juga yang

membuat mie dari ubi ungu, masih banyak jenis jenis lain dari pemanfaatan

ubi jalar ungu ini sebagai bahan pangan.

2.2 Pengertian Pertambahan Nilai

Saat ini semua pihak baik pemerintah, BUMN, swasta, dan

masyarakat harus mampu memikul tanggung jawab bersama agar produk

pertanian tidak hanya dijual atau diekspor secara langsung melainkan dapat

diolah terlebih dahulu sehingga memberikan nilai tambah. Pengertian nilai

tambah (value added) di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya

karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan

dalam suatu produksi. Dengan demikian, definisi nilai tambah adalah selisih

lebih antara nilai produk dengan nilai biaya input, tidak termasuk upah tenaga

kerja (Soekartawi, 2013).

Dari pengertian tersebut, bahan baku yang telah mengalami perubahan

nilai karena mengalami pengolahan dapat diperkirakan seberapa besar

nilainya. Produk-produk pertanian yang biasa diolah lebih lanjut dan

menghasilkan nilai tambah antara lain kelapa sawit, karet, ubi kayu, pisang,

kakao, dan kelapa (coconut). Produk-produk tersebut saat ini masih luput dari

perhatian serius untuk dikembangkan nilai tambahnya padahal Indonesia

memiliki potensi yang sangat besar. Misalnya saja untuk kelapa dan kakao,

sebagian besar hasil panen langsung dijual tanpa ada proses pengolahan. Oleh

karena itu, pengolahan produk-produk pertanian perlu dilakukan oleh semua

Page 26: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

19

pihak agar nilai tambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Soekartawi, 2013).

Nilai tambah yang semakin besar atas produk pertanian khususnya

kelapa dan kakao tentunya dapat berperan bagi peningkatan pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang besar tentu saja berdampak bagi

peningkatan lapangan usaha dan pendapatan masyarakat yang muara akhirnya

adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Soekartawi, 2013)

Menurut Tarigan (2004) dan Rahmawati (2009), Nilai tambah

didapatkan dari nilai produk akhir dikurangi biaya antara (intermediate cost)

yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong dalam melakukan

proses produksi (besarnya nilai dari proses pengolahan). Besarnya nilai

tambah ini tidak seluruhnya menyatakan keuntungan yang diperoleh oleh

perusahaan, karena masih mengandung imbalan terhadap pemilik faktor

produksi lain dalam proses pengolahan yaitu sumbangan input lain. Besarnya

nilai output produk dipengaruhi oleh besarnya bahan baku, sumbangan input

lain, dan keuntungan.

Produksi adalah sebagai usaha manusia untuk menambah,

mempertinggi nilai barang sehingga barang itu bermanfaat bagi manusia.

Sedangkan pengertian umum produksi dalam bidang pertanian adalah hasil

yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya beberapa faktor seperti tanah,

modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

untuk menciptakan atau menambah nilai suatu barang kebutuhan sebagai

Page 27: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

20

keuntungan yang dapat diperoleh seorang petani dari usahataninya dengan

mengkombinasikan berbagai usaha yang dinilai dengan uang.

Faktor produksi sebagaimana yang dikemukakan Soekartawi (1995),

adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut

mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat

menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai

pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal, tenaga kerja

dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting di antara faktor

produksi yang lain.

Berusahatani menurut Soeharjo dan Patong (1986), sebagai suatu

kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian, pada akhirnya

akana dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh.

Selisih keduanya merupakan pendapatan dari kegiatan usahatani. Karena

dalam kegiatan ini bertindak seorang petani yang berperan sebagai pengelola,

sebagai pekerja dan sebagai penanam modal pada usahanya, maka

pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerjasama faktor-

faktor produksi.

Selanjutnya Patong (1986) menguraikan penerimaan usahatani

berwujud tiga hal, yaitu : (1) hasil penjualan tanaman, ternak, ikan atau

produk yang dijual, (2) produk yang dikonsumsi oleh pengusaha dan

keluarganya selama melakukan kegiatan, (3) kenaikan nilai inventaris, yang

selalu berubah setiap tahun. Sedangkan pengeluaran usahatani secara umum

Page 28: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

21

meliputi biaya tetap (fixed) dan biaya tidak tetap (variabel). Di samping itu,

pengeluaran juga mencakup penurunan nilai inventaris usahatani.

Usahatani dikatakan sukses, kalau situasi pendapatan memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :

1. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk biaya

angkutan dan biaya administrasi yang melekat pada pembelian tersebut.

2. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk

pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana untuk depresiasi modal.

3. Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-

bentuk upah lain

Biaya (cost) adalah sejumlah uang yang telah diputuskan guna

pembelian atau pembayaran input yang diperlukan sehingga tersedianya

sejumlah uang (biaya) itu benar-benar telah diperhitungkan agar

produktivitasnya dapat berlangsung. Biaya produksi itu sendiri adalah semua

pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh faktor-

faktor produksi dan bahan-bahan penunjang lainnya yang akan

didayagunakan agar produk-produk yang telah direncanakan dapat terwujud

dengan baik (Kartasapoetra, 1991).

Ada beberapa konsep biaya yaitu biaya tetap (Fixed Cost) yang

merupakan biaya yang tidak berubah walaupun biaya produksi berubah atau

tidak terpengaruh besar kecilnya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang

selalu berubah bergantung kepada besar kecilnya produksi (Prawirokusumo,

1991).

Page 29: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

22

Biaya tetap (fixed Cost) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis

dalam satu masa produksi, yang termasuk didalam kelompok biaya ini adalah

pajak tanah, penyusutan alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan alat-alat

pertanian. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah

sesuai dengan besarnya produksi dan habis terpakai dalam satu masa

produksi, yang tergolong dalam kelompok ini adalah biaya untuk bibit,

pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja, biaya panen dan lain-lain.

Menurut Soekartawi (1995), keuntungan adalah nilai yang

diperoleh petani dari hasil usahatani yang diusahakan. Pendapatan

usahatani dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1). Pendapatan kotor (penerimaan total)

Pendapatan kotor merupakan total nilai produksi usahatani dalam

jangka waktu tertentu dikali dengan harga jual, persamaannya yaitu:

TR=Y.Py

Dimana: TR= Pendapatan kotor (Rp/ha)

Y= Total Produksi (kg/ha)

Py= Harga produksi (Rp/kg)

2). Pendapatan bersih (keuntungan)

Pendapatan bersih yaitu selisih antara pendapatan kotor dengan semua

biaya yang dikeluarkan selama proses prroduksi, persamaannya yaitu:

π=TR-TC

Dimana: π = Pendapatan (Rp/ha)

TR = Total penerimaan (Rp/ha)

Page 30: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

23

TC = Total pengeluaran (Rp/ha)

Bentuk dan Jumlah Pendapatan mempunyai fungsi yang sama, yaitu

memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan agar dapat

melanjutkan kegiatannya. Pendapatan ini akan digunakan juga untuk

mencapai keinginan-keinginan dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang

dibutuhkan petani. Dengan demikian, pendapatan yang diterima akan

dialokasikan pada berbagai kebutuhan. Jumlah pendapatan dan cara

menggunakan inilah yang menentukan tingkat hidup petani. (Soeharjo Dan

Dahlan Patong, 1986). Nilai tambah yaitu metode Hayami sebagai

2.3 Kerangkan Pemikiran

Secara umum masyarakat Desa Soriutu Kecematan Manggelewa

Kabupaten Dompu memiliki latar belakang profesi sebagai petani, disamping

profesi-profesilainnya.Keterbatasan lahan dan kondisi iklim yang kurang

mendukung mengakibatkan sebagian masyarakat beralih profesi dari petani

menjadi pedagang.

Pengolahan ubi jalar ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu dalam hal ini sebagai bahan utama untuk melakukan

pengolahan hasil pertanian yang bahan utamanya adalah ubi jalar yang diolah

menjadi keripik ubi jalar ungu, adanya olahan ubi ini menjadi keripik ubi

ungu akan menghasilkan atau menambah ekonomi keluarga, dengan

penghasilan ekonomi keluarga tersebut akan mengurangi hasil pertanian yang

mudah rusak, dalam hal ini seperti ubi jalar ungu yang hanya sebelumnya

Page 31: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

24

dijadikan sebagai makanan biasa akan tetapi dengan melakukan pengolahan

lebih, maka dapat dijadikan sebagai keripik ubi jalar ungu.

Hal ini juga didukung dengan adanya persedian bahan mentah berupa

ubi jalar ungu serta industri rumah tangga yang ada pada desa tersebut.

Dengan harapan adanya peningkatan perekonomian masyarakat pasca

menjadi memanfaatkan bahan baku (ubi jalar) menjadi produk yang bernilai

tinggi. Berikut kerangka pemikiran tentang difersivikasi ubijalar ungu upaya

peningkatan perekonomian masyarakat di Desa Soriutu Kecematan

Manggelewa Kabupaten Dompu.

Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian

Ubi Jalar Ungu

Proses Produksi

(Pengolahan) Input

Biaya :

Biaya Variabel :

- Bahan baku

- Bahan penolong

Biaya tetap :

- Penyusutan alat

Keripik

Ubi Jalar

Ungu

Penerimaan

Keuntungan

Nilai Tambah

Page 32: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

25

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian di laksanakan di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu Hal ini disesuaikan dengan realisasi luasan tanam. Waktu

penelitian akan dilakukan selama 2 (Dua) bulan, yaitu Bulan Juni sampai

dengan Juli 2016.

3.2. Populasi dan sampel

Teknik dalam penelitian ini adalah semua industri rumah tangga yang

tergolong dalam pembuatan keripik ubi jalar ungu yang berjumlah 18 orang.

Teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan sensus atau pengambilan

populasi secara keseluruhan di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu karena jumlah populasinya sedikit.

3.3. Jenis dan sumber data

1. Data primer merupakan data yang yang diperoleh secara langsung dari

petani, pedagang, pengelola ubi jalar dan petugas yang telah ditetapkan

sebagai responden atau sampel dengan dibantu alat daftar pertanyaan

(kuesioner).

2. Data sekunder adalah data sekunder yang dikumpulkan antara lain

meliputivisi, misi dan arah kebijakan daerah instansi terkait, luas tanam, luas

panen, produktifitas, produksi ubi jalar berbasis keamata, data kelembagaan

25

Page 33: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

26

tani (kelompok), data lembaga perkreditan untuk agribinis ubijalar dan data

lain yang menunjang tercapainya tujuan penelitian.

3.4 Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Obsevasi

Penelitian melakukan pengamatan secara langsung dilapangan

sehingga memperoleh pengalaman yang orisinil sekaligus pembuktian

kuat untuk menguji suatu kebenaran terhadap masalah yang diteliti.

Penelitian melakukan pencatatan secara sistematik tehadap gejala-gejala

yang bias saja muncul yang berkaitan dengan proses Diversifikasi

Pengolahan Ubi Jalar ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu.

2. Wawancara

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab secara langsung dengan pihak pemilik industri serta ibu rumah

tangga yang terlibat dalam kegiatan diversifikasi pengolahan ubi jalar.

3. Dokumentasi

Peneliti menumpulkan data dengan caramen cari dokumen-dokumen

yang terkait dengan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini dapat

berupa gambar dan foto kegiatan diversifikasi pengolahan ubi jalar ungu

oleh ibu rumah tangga Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten

Dompu.

Page 34: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

27

3.5 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui keuntungan dari pembuatan keripik ubi Jalar Ungu

maka akan dianalisis dengan menggunakan rumus keuntungan yaitu :

Л = TR – TC (Hernanto, 2000)

Dimana :

Л = Pendapatan (Net income) dalam satuan rupiah

TR = Penerimaan Total (Total Revenue) dalam satuan rupiah

TC = Biaya Total (Total Cost) dalam satuan rupiah

Dimana :

TR = Y.Py

Y = Jumlah produksi (kg)

Py = Nilai produksi (Rp/kg)

FC = Total biaya tetap yang dikeluarkan petani selama proses

produksi (Rp/ha)

VC = Total biaya variabel yang dikeluarkan petani selama proses

produksi (Rp/ha)

Sedangkan untuk mengetahui apakah terjadi nilai tambah dari

penjualan buah ubi jalar ungu menjadi keripik ubi di analisis dengan

rumus nilai tambah

Page 35: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

28

Tabel 1. Kerangka Perhitungan Nilai Tambah Metode hayami

No Variabel Nilai

I. Output, Input dan Harga

1. Output (kg) (1) 2 Input (kg) (2)

3. Tenaga Kerja (HOK) (3)

4. Faktor Konversi (4)=(1) / (2)

5. Koefesien Tenaga Kerja (HOK/Kg) 5 = (3)/(2)

6. Harga Output (Rp) (6)

7 Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7)

II.Penerimaan dan Keuntungan

8. Harga bahan baku (Rp/Kg) (8)

9. Sumbangan input lain (Rp/Kg) (9)

10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)

11. a.nilai tambah (Rp/Kg) (11a) = (10) – (9) – (8)

b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = 11a/10) x 100%

12. a.Pendapatan tenaga kerja (Rp/Kg) (12a) = (5) x (7)

b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a/11a) X 100%

13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13°) = 11a- 12a)

b. Tingkat Keuntungan (13b) = (13a/11a) x100%

3.6 Definisi Operasional

Agar dalam penelitian ini tidak mengalami pelebaran makna terhadap

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti perlu

membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian,antara lain

sebagai berikut:

1. Diversifikasi merupakan proses atau kegiatan merubah ubi jalar ungu

segar menjadi krepik ubi jalar ungu dengan tujuan dari produk bernilai

ekonomi rendah menjadi bernilai ekonomi tinggi.

2. Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi.

Bahan baku yang digunakan adalah ubi jalar ungu segar.

Page 36: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

29

3. Biaya total adalah total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

keripik ubi jalar ungu, yakni biaya tetap ditambah biaya variabel (Rp).

4. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan. Yang

termasuk dalam biaya tetap dalam produksi ubi jalar ungu meliput biaya

penyusutan.

5. Biaya variabel adalah biaya digunakan dalam proses produksi yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output. Biaya variabel dalam

produksi keripik ubi jalar ungu meliputi bahan baku, biaya bahan

penolong, yang dinyatakan dalam rupiah, yaitu biaya yang secara nyata

dibayarkan selama proses produksi.

6. Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses

produksi yang termasuk input selain bahan baku misalnya gula, kapur sirih

dan minyak goreng.

7. Nilai tambah adalah selesih antara nilai akhir produk dikurangi dengan

biaya antara yang meliputi biaya bahan baku dan biaya penolong (Rp).

8. Penerimaan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah kemasan keripik

ubi jalar ungu yang dijual dengan persatuan kemasan (Rp).

9. Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya

keripik ubi jalar ungu (Rp).

10. B/C ratio yaitu perbandingan antara tambahan output dan tambahan biaya

(input) dari perubahan menjual buah ubi jalar ungu dengan menjual

keripik ubi jalar ungu

Page 37: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

30

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu yang berpenduduk 90 % beragama islam. Sebagian besar mata

pencaharian sebagai petani dan buruh.Di desa ini terletak kira-kira 10 kilo meter

sebelah timur Kecamatan Woja. Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten

Dompu.Desa ini terdiri dari 7 Dusun yaitu sigi, Soriutu, nggaro Niu, Oi

Lande,kampo Kalo, Madalandi, Manggelewa dengan luas wilayah 3521 km²,

jumlah penduduk sebanyak 5977 jiwa, dengan rincian penduduk menurut jenis

kelamin: penduduk laki-laki berjumlah 2948 jiwa, penduduk perempuan

berjumlah 3029 jiwa. Desa Soriutu memiliki jarak 97 km dari ibu kota kabupaten

Dompu.

Secara administratif batas–batas Desa Soriutu yaitu:

Sebelah Utara : Desa Tanju

Sebelah Timur : Desa Tekasire

Sebelah Selatan : Desa Banggo

Sebelah Barat : Desa Doromelo

1. Luas wilayah dan penggunaan

Desa Soriutu memiliki luas wilayah lebih kurang 3521 km2 dengan jenis

penggunaan lahan dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut

30

Page 38: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

31

Tabel 2. Luas wilayah dan penggunaannya

No Jenis Penggunaan Luas Penggunaan

(ha)

1 Luas pemukiman 660

2 Luas persawahan 752

3 Luas perkebunan 390

4 Luas kuburan 5

5 Luas pekarangan 86

6 Luas tambak 186

7 Perkantoran 1

8 Luas prasarana umum lainya 75

Sumber : Data Sekunder, 2015.

Berdasarkan tabel penggunaan wilayah di atas bahwa sekitar 30 % dari

wilayah desa merupakan areal persawahan dan 70 % dipakai sebagaipenggunaan

lainnya.

2. Kependudukan

Tabel 3. Jumlah kependudukan berdasarkan dusun

No Nama Dusun Jenis Kelamin Jumlah

(orang) L P

1 Dusun sigi 520 352 872

2 Dusun soriutu 506 510 1016

3 Dusun nggaro niu 326 512 838

4 Dusun io lande 315 350 665

5 Dusun kampo kalo 350 368 718

6 Dusun madalandi 420 435 855

7 Dusun manggelewa 511 502 1013

Jumlah 2948 3029 5977

Sumber : Data Sekunder Desa Soriutu, 2015

Page 39: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

32

Keadaan penduduk di Desa Soriutu seperti terlihat pada tabel di atas

menunjukan bahwa penduduk di desa Soriutu hal ini terbukti pada jumlah

penduduk sebesar 5977 jiwa berada pada wilayah yang sangat luas. Untuk itu

dengan keadaan penduduk yang tidak terlalu tinggi dapat mempengaruhi tata

kehidupan masyarakat yang ada di desa Soriutu.

3. Ekonomi masyarakat

Tabel 4. Sumber Mata Pencaharian Masyarakat

Sumber : Data Sekunder Masyarakat Desa Soriutu, 2015

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukan bahwa mata pencaharian

masyarakat di sektor pertanian lebih banyak yaitu 2287 orang. Sementara jumlah

buruh tani yaitu 785 orang secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pendapatan

masyarakat secara mayoritas di desa Soriutu yaitu sektor pertanian dan buruh tani.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

(Orang)

1 Petani 2287

2 Buruh tani 785

3 Pedagang/industri 280

4 Peternak 65

5 Penjahit 20

6 Tukang kayu 45

7 Tukang batu 35

8 Montir 15

9 PNS 113

10 TNI/Polri 45

11 Pegawai swasta 250

12 Honorer 170

13 Bidan 15

Page 40: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

33

4. Pendidikan

Sumber daya manusia berpengaruh besar terhadap pembangunan

kemasyarakatan, pendidikan adalah media untuk meningkatan kualitas sumber

daya manusia. Pendidikan masyarakat desa Soriutu sebagai berikut

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Soriutu

No Umur Penduduk (Tahun) Jumlah (Orang)

1 3 - 6 TK 87

2 1 – 50 Cacat fisik dan mental 20

3 7 - 13 SD/ sederajat 390

4 27 – 60 tamat SD/ sederajat 565

5 36 – 78 tidak tamat SD/ sederajat 276

6 14 – 16 sedang SLTP/ sederajat 67

7 17 – 75 tamat SLTP/ sederajat 350

8 40 – 79 tidak tamat SLTP/sederajat 225

9 20 – 80 tamat SLTA/ sederajat 50

10 22 – 30 sedang D-1 320

11 25 - 40 tamat D-1 8

12 22 - 30 sedang D-2 11

13 26 - 45 tamat D-2 7

14 22 – 35 sedang D-3 23

15 30 - 50 tamat D-3 37

16 22 - 32 sedang S-1 2

17 25 - 65 tamat S-1 180

Sumber : Data Sekunder Masyarakat Desa Soriutu, 2015

5. Organisasi Sosial

Organisasi merupakan suatu perkumpulan atau kelompok organisasi

kemasyarakatan yang dibentuk oleh sekelompok masyarakat dimana kelompok

Page 41: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

34

dari anggota perkumpulan atau kelompok tersebut adalah masyarakat itu sendiri.

Adapun tujuan dibentuk oganisasi kemasyarakatan tersebut adalah sebagai berikut

:

1) Untuk mempererat tali silaturrahim antar masyarakat

2) Sebagai tempat membina atau memperluas wawasan tentang berbagai macam

hal.

3) Membuka semangat kerjasama dan saling tolong menolong dalam lingkungan

masyarakat.

Page 42: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Petani Responden

Karekteristik responden merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

umum dan latar belakang tentang responden yang diteliti berkaitan dengan

pengaruhnya terhadap kegiatan dan ciri – ciri khusus yang membedakan dengan

responden lain. Perkembangan pengolahan ubi jalar ungu menjadi keripik ubi jalar

ungu dipengaruhi oleh beberapa pihak seperti keluarga, konsumen, pemerintah

dan masyarakat itu sendiri. Responden adalah orang yang mengolah ubi jalar ungu

menjadi keripik ubi jalar ungu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka

diperoleh karakteristi responden seperti berikut :

5.1.1 Umur

Tingkat umur merupakan salah faktor yang menentukan bagi seorang

petani dalam upaya pengelolaan usahanya. Umur akan sangat mempengaruhi

kemampuan fisik dan cara berpikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur petani

responden bervariasi, mulai dari 20 tahun sampai 50 tahun. Umur petani

responden disajikan pada Tabel 6.

35

Page 43: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

36

Tabel 6. Umur Responden di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu, 2016

Umur

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

20 – 26

27 – 32

33 – 38

39 – 44

45 – 50

3

7

4

2

2

16,67

38,89

22,22

11,11

11,11

Total 18 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang berada pada

kelompok umur 27 – 32 tahun sebanyak 7 orang atau 38,89%, disusul kelompok

umur 33 – 38 tahun sebanyak 4 petani responden atau 22,22% dan kelompok

umur terendah yaitu 39 – 44 tahun dan 45 – 50 tahun masing-masing 2 orang atau

sekitar 11,11%. Melihat komposisi umur tersebut di atas menunjukkan bahwa

petani responden masih tergolong dalam kategori umur produktif sehingga dapat

dikatakan bahwa petani responden masih potensial untuk mengelola usahanya.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Hasil pengumpulan data diperoleh bahwa lama pendidikan petani

responden bervariasi, tingkat pendidikan mulai dari tamat SD sampai tamat

SLTA. Komposisi lama pendidikan petani responden disajikan pada Tabel 8.

Page 44: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

37

Tabel 7. Lama Pendidikan Responden di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu, 2016

Lama Pendidikan

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

SD

SMP

SMA

10

5

3

55,55

27,28

16,67

Total 18 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang tamat SD

sebanyak 10 orang atau 55,55% merupakan yang tertinggi bila dibandingkan

dengan petani responden yang yang tamat SMP dan SMA. Dimana yang tamat

SMP sebanyak 5 orang atau 27,28% sedangkan tamat SMA hanya 3 orang atau

16,67%.

Walaupun ada responden yang berpendidikan SMA akan tetapi sangat

kecil atau hanya 16,67%, dimana tingkat pendidikan akan berpengaruh pada pola

berpikir dalam meningkatkan usaha yang dimiliki, sehingga dalam pengambilan

keputusan benar – benar dapat dipertanggungjawabkan.

5.1.3 Pengalaman

Pengalaman yang dimaksud disini adalah lamanya seorang responden

dalam menekuni usahanya. Semakin lama seseorang menggeluti usahanya, maka

akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya responden

yang memiliki pengalaman yang cukup lama cenderung memiliki pula

kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang belum memiliki

pengalaman. Responden berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 45: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

38

Tabel 8. Pengalaman Responden di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu, 2016

Pengalaman

(Tahun)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1 – 2

3 – 4

12

6

66,67

33,33

Total 18 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 8 menunjukkan bahwa pengalaman responden yang tertinggi adalah

1 – 2 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 66,67% dan 3 – 4 tahun sebanyak 6

orang atau 33,33%. Melihat komposisi pengalaman pada tabel tersebut di atas

menunjukkan bahwa responden dalam berusaha masih baru atau belum cukup

berpengalaman.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga yang dimaksud disini adalah keseluruhan anggota

keluarga yang memiliki beban hidup bagi responden bersangkutan. Anggota

keluarga ini dapat berfungsi sebagai tenaga kerja dalam keluarga.

Anggota keluarga responden terdiri dari petani itu sendiri, istri, anak dan

anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan responden. Jumlah anggota

keluarga akan berpengaruh bagi perencanaan dan pengambilan keputusan dalam

hal usahanya, karena anggota keluarga dapat merupakan sumber tenaga kerja

dalam usaha terutama anggota keluarga yang produktif selain itu jumlah anggota

keluarga merupakan salah satu potensi yang sangat menentukan dalam

peningkatan produksi dan pendapatan.

Page 46: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

39

Mereka yang memiliki sedikit tanggungan akan lebih banyak

mengalokasikan modalnya untuk menyediakan sarana produksi akan tetapi bagi

responden yang memiliki banyak tanggungan alokasi modal untuk penyediaan

sarana produksi akan sangat terbatas sehingga harapan akan peningkatan produksi

dan pendapatan kurang terwujud.

Untuk mengetahui penyebaran responden berdasarkan jumlah tanggungan

keluarga dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Soriutu, Kecamatan

Manggelewa Kabupaten Dompu, 2016

Tanggungan Keluarga

(Orang)

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

1 – 2

3 – 4

8

10

44,44

55,56

Total 18 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbanyak

adalah antara 3 – 4 orang yaitu sebanyak 10 orang atau 55,56%, hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani responden

masih tergolong banyak. Sehingga dengan ada jumlah tanggungan keluarga maka

akan membantu responden dalam mengeolah usaha pembuatan keripiknya karena

akan menjadi sumber tenaga kerja.

5.2 Pengolahan Ubi Jalar Ungu Sebagai Keripik

Ubi jalar yang ada di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Kabupaten

Dompu selain dijual dalam bentuk buah ubi segar ada juga yang diolah menjadi

produk jadi seperti ubi jalar dan keripik ubi dengan tujuan menambah nilai

Page 47: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

40

tambah dari produk. Adapun jenis produk yang diolah dari ubi jalar yaitu keripik

ubi jalar ungu dan ubi goreng. Di dalam pengolahan ubi jalar ungu membutuhkan

input berupa biaya-biaya yang digunakan dalam pengolahan, sehingga dalam

pengolahan ubi jalar ada biaya yang dikeluarkan tersebut harus dianalis

keuntungan dan biaya yang dikeluarkan.

Sistem pengolahan ubi jalar ungu di desa Soriutu menjadi keripik ubi

jalar sebagai berikut :

1) Ubi jalar ungu dikupas lalu dicuci dengan air sampai bersih

2) Diiris tipis-tipis ubi ungu dengan pisau yang tajam atau menggunakan alat

pemotong supaya hasilnya sama.

3) Dicampurkan air kapur sirih dengan air yang besih

4) Direndam ubi ungu yang sudah diiris tipis kedalam air kapur sirih selama 1-2

jam, angkat tiriskan.

5) Dijemur dibawah terik matahari sampai benar-benar kering

6) Dilarutkan gula pasir dengan air secukupnya lalu masukkan ubi yang sudah

dijemur kedalam larutan gula

7) Dipanaskan minyak lalu digoreng ubi sedikit demi sedikit sampai matang dan

kering, angkat tiriskan dan diamkan sampai dingin dan siap dikemas

5.3 Analisis Keuntungan

Keuntungan yang diterima dari usaha pengolahan ubi jalar ungu menjadi

keripik ubi jalar ungu dalam dalam sebulan, merupakan hasil perhitungan dari

selisih antara penerimaan dengan total biaya selama sebulan produksi.

Page 48: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

41

Perhitungan keuntungan usaha pengolahan ubi jalar ungu menjadi keripik ubi jalar

ungu dapat di lihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Keuntungan Usaha Pengolahan Ubi Jalar Ungu menjadi Keripik Ubi

Jalar Ungu Selama sebulan di Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu, 2016

No Uraian Jumlah

I Penerimaan (TR)

- Produksi (kg/bulan) (Y)

- Harga Rp/kg (Py)

2,844,444.44

28,44

100.000

II.

III.

a.Biaya Variabel

- Ubi jalar ungu (Rp/kg)

- Minyak (Rp)

-Kapur Sirih

- Gula (Rp)

- Tenaga Kerja

Total Biaya Variabel (VC)

b.Biaya Tetap

- Kompor (Rp/bln)

- Pisau/Parut (Rp/bln)

-Wajan (Rp/bln)

-Serok (Rp/bln)

Total Biaya Tetap (FC)

Total Biaya (TC)

Keuntungan(Л=TR-TC)

170.666,67

227.555,56

18.962,96

284.444,44

220,833.33

922,462.96

781,80

761,96

659,14

293,40

2.496,31

924.959,27

1.919485,17

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2016

Tabel 11 menunjukkan bahwa keuntungan usaha pengolahan ubi jalar

ungu menjadi keripik ubi jalar ungu dalam sebulan dengan penerimaan rata – rata

per orang Rp. 2,844,444.44,- dimana diperoleh dari jumlah produksi keripik ubi

jalar ungu sebanyak 28,44 kg, Rp.100.000/kg dengan jumlah bahan baku

Page 49: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

42

sebanyak 56,89 kg.. Penerimaan ini diperoleh responden dengan mengolah buah

ubi jalar ungu. Buah ubi yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh responden

dari hasil kebun sendiri, hal ini yang membuat responden tidak bisa memproduksi

keripik ubi jalar setiap hari, karena keterbatasan bahan baku. Anadaikan

responden mau membeli bahan baku maka jumlah produksi bisa dilakukan setiap

hari dan jumlah penerimaan mereka juga bisa bertambah. Adapun harga buah ubi

jalar ungu per kilogram jika responden menjual atau membeli yaitu Rp. 3000/kg.

Adapun biaya yang harus dikeluarkan responden jika mengolah ubinya

menjadi keripik ubi yaitu terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel

yaitu ubi dalam artian harga ini diperoleh jika petani membeli ubi maka biaya

yang harus di keluarkan adalah sebanyak Rp. 170.666,67/orang, minyak Rp.

227.555,56, kapur sirih Rp 18.962,96/orang dan gula pasir Rp.

284.444,44/orang dan biaya tenaga kerja yang merupakan responden sendiri dan

dibantu oleh keluarganya sendiri, sehingga untuk menghitung keuntungan maka

harus merujuk ke teori Soekartawi, (2008), yang membedakan keuntungan dan

pendapatan adalah jika analisis keuntungan maka seluruh biaya tenaga kerja harus

diperhitungkan, maka dalam penelitian ini ditaksirkan biaya tenaga kerja dala

keluarga, sehingga biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 220.833,33/bulan. Selain

biaya variabel responden juga menggunakan peralatan dalam mengolah ubi jalar

ungu menjadi keripik ubi jalar ungu yaitu kompor, wajan, pisau/parut dan serok.

Perelatan ini merupakan peralatan utama didalam mengolah ubi jalar ungu

menjadi keripik ubi. Adapun biaya yang digunakan dalam mengolah ubi jalar

ungu menjadi keripik ubi jalar ungu, harus dihitung penyusutannya karena

Page 50: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

43

peralatan ini tidak habis digunakan dalam sekali produksi. Peralatan ini digunakan

bertahun – tahun. Adapun biaya penyusutan alat yang dikeluarkan responden per

bulan yaitu sebanyak Rp. 2.496,31/bulan.

Berdasarkan hasil penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan responden

dalam proses produksi setiap bulan maka responden memperoleh keuntungan

sebesar Rp. 1.919.485,17/bulan. Diperoleh dari pengurangan antara total

penerimaan dengan total biaya dengan jumlah produksi buah ubi jalar ungu.

Sedangkan jika responden menjual hasil buah ubi jalar ungu mereka ke pasar

dengan jumlah yang sama yaitu 56,89 kg/bulan, dengan harga jual Rp.3000/kg,

maka responden akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 170.670,00/bulan,

penerimaan ini belum menjadi keuntungan dari penjualan buah segar, karena

masih harus diperhitungkan biaya transportasi dan biaya-biaya pemasaran lainnya.

5.4. Analisis Nilai Tambah

Produk olahan yang dihasilkan pada peoses ini adalah keripik ubi jalar

Ungu, dalam menghitung hasil analisis nilai tambah hasil input dan output

dikonversi dalam kilogram, sehingga dapat memudahkan dalam menghitung

hasilnya. Adapun nilai tambah keripik ubi jalar ungu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai tambah Produk Keripik Ubi Jalar Ungu di Desa Soriutu,

Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu, 2016

No Variabel Nilai

I. Output, Input dan Harga

1. Output (kg) 28,44

2. Input (kg) 56,89

3. Tenaga Kerja (HOK) 2

4. Faktor Konversi 0,4

5. Koefesien Tenaga Kerja

(HKP/Kg)

0,03

Page 51: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

44

6. Harga Output (Rp) 100.000

7 Upah Tenaga Kerja

(Rp/HOK)

110000

II.Penerimaan dan Keuntungan

8. Harga bahan baku

(Rp/Kg)

170.666,67

9. Sumbangan input lain

(Rp/Kg)

754.292,60

10. Nilai Output (Rp/Kg) 2.844.444,44

11. a.nilai tambah (Rp/Kg) 1.919.485,17

b. Rasio nilai tambah (%) 67,48

12. a.Pendapatan tenaga kerja

(Rp/Kg)

3.300

b. Pangsa Tenaga Kerja

(%)

0,17

13. a. Keuntungan (Rp/kg) 1.916.185,17

b. Tingkat Keuntungan 99,83

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 3 maka dapat dijelaskan bahwa nilai tambah yang

diperoleh dalam pengolahan keripik ubi jalar ungu dengan melihat nilai rasio yang

diperoleh adalah 67,48%, artinya 67,48 dari nilai hasil keripik ubi jalar ungu

merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan ubi jalar ungu

menjadi keripik ubi jalar ungu, dan memberikan tingkat keuntungan 99,83%,

artinya jika responden mengolah ubi segar menjadi kripik akan meningkatkan

pendapatan sekitar 99,83%.

Page 52: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

45

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Keuntungan dari usaha pengolahan ubi jalar ungu menjadi keripik ubi jalar

ungu dengan jumlah bahan baku sebanyak 56,89kg/orang/bulan maka akan

memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.919,485,17/ orang/bulan, sedangkan

jika hanya dijual dalam bentuk buah ubi ungu segar maka keuntungan yang

dapat diperoleh hanya sebanyak Rp.170.670/orang/bulan.

2. Nilai tambah untuk pengolahan Ubi jalar ungu menjadi kripik ubi jalar ungu

memberikan tingkat pendapatan 99,83%, dengan nilai rasio nilai tambah

67,68%. Artinya upaya diversifikasi ubi jalar ungu dalam usaha kripik ubi

jalar memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap keuntungan usaha

industri pengolahan kripik ubi jalar ungu.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian maka sebaiknya home industri yang melakukan

pengolahan ubi jalar ungu untuk menjadi keripik mencari teknologi yang bisa

menghasilkan keripik yang bisa bersaing dari segi rasa dan kemasan, sehingga

biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi, dengan demikian bisa memberikan

nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

45

Page 53: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

46

2. Pemerintah memberikan bantuan untuk pengolahan hasil berupa alat yang bisa

digunakan dalam menngolah keripik. Dan memberikan pendampingan

sehingga produk yang ada memperoleh merk dan kemasan yang lebih baik

serta terdaftar di dinas BPOM

Page 54: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

47

DAFTAR PUSTAKA

Kasryono, F., S. Baharsjah(1988) Diversifikasipertanian.Yogyakarta.

Lingga, Pinus. 1993. Bertanamumbi-umbian. Jakarta: penebarSwadaya.

Mahesa. 20Williem, L , dkk (2011) pola Spesialisasi Perdagangan

Indonesiadengan jepang 04. ProduksipanganUbi -Ubian. Yogyakarta:

UGM.

Mahesa. 2004. ProduksiUmbi-umbian. Yogyarkarta: UGM

Nurmala, Tati.,dkk. 2012. PengantarIlmuPertanian. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubijalar: budidayadanpascapanen. Yogyakarta:

kanisius.

Soekartawi. 2001. Pengantar Agribisnis. Jakarta:Erlangga.

Soekartawi. 2008. Ilmu Usahtani. Jakarta:Erlangga.

Sinagadan Henri. 2007. ProspekpengembanganUbiJalar. Bogor:FMIPAIPB.

Samin.2012. TeknikPengolahanPangandanHasilPertanian. Jakarta. samiin-

a7x.blogspot.com.Diakses 25 Februari 2015.

SimpulpanganJogja.Umbi-umbian yang berjasa yang terlupa.Yogyakarta:

Simpulpanganjogja-YayasankeHati Yogyakarta.

Sulastri. Y. S. 2009. PenuntunPraktikumBudidayaTanamanSerealiadanUbi-

Ubian.Medan: UNIKA.

Sugiono. 2012. MetodePenelitianAdministrasi. Bandung: Alfabeta

47

Page 55: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

48

Lampiran 7. Foto - Foto Pengolahan Ubi Jalar Ungu Menjadi Kripik Ubi jalar

Ungu

Gambar 1: proses pencucian ubi jalar ungu

Gambar 2: proses pengirisan ubi jalar ungu

Page 56: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

49

Gambar 3 : ubi jalar ungu yang sudah di iris

Gambar 4: proses pengggorengan keripik ubi jalar ungu

Page 57: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

50

Gambar 5 : Pada saat melakukan pengemasan keripik ubi jalar ungu

Gambar 6 :Pemasaran keripik ubi jalar ungu

Page 58: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

51

Lampiran 2. Jumlah Produksi dan Penerimaan Pengolahan Talas Menjadi

Kripik Ubi Jalar Ungu di Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa

Kabupaten Dompu,2016

No

Jumlah

Ubi

Produksi

Kripik Penerimaan

(kg) Ubi (ons) Harga Rp 100.000/kg

1 48 24 2,400,000.00

2 48 24 2,400,000.00

3 48 24 2,400,000.00

4 48 24 2,400,000.00

5 60 30 3,000,000.00

6 60 30 3,000,000.00

7 80 40 4,000,000.00

8 64 32 3,200,000.00

9 80 40 4,000,000.00

10 56 28 2,800,000.00

11 112 56 5,600,000.00

12 48 24 2,400,000.00

13 48 24 2,400,000.00

14 48 24 2,400,000.00

15 48 24 2,400,000.00

16 32 16 1,600,000.00

17 48 24 2,400,000.00

18 48 24 2,400,000.00

Jumlah 1024 512.00 51,200,000.00

Rata2 56,89 28.44 2,844,444.44

Page 59: DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN UBI JALAR UNGU DI DESA …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hasnah, lahir di Dompu, 20 Mei 1992, anak keempat dari

Enam bersaudara. Terlahir dari pasangan Sahrudin dan

Rukmini. Penulis memasuki pendidikan dasar di SDN 40

Woja tahun 1998 dan tamat 2004, kemudian melanjutkan

sekolah menengah tingkat pertama di SMP Negeri 4 Woja

pada tahun 2004 sampai 2007, lalu melanjutkan pendidikan

di SMK Negeri 1 Woja Jurusan Budidaya Tanaman Program

Keahlian Pendidikan Tanaman pada tahun 2007 dan tamat

tahun 2010. Penulis melanjutkan lagi pendidikan ke tingkat

perguruan tinggi pada tahun 2010 di Universitas Muhammadiyah Makassar

(UNISMUH) dan mengambil jurusan Agri Bisnis Fakultas Pertanian.

Atas berkat rahmat Allah SWT dan iringan doa dari kedua orang tua, saudara serta

teman seperjuangan dibangku kuliah, pada tahun 2017 penulis menyelesaikan

studi dengan menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul: “Diversifikasi

Pengolahan Ubi Jalar Ungu” di desa Soriutu Kec. Manggelewa Kab. Dompu.