diversifikasi pangan

5
ESSAY PENTINGNYA DIVERSIFIKASI PANGAN UNTUK MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN INDONESIA Disusun oleh: Tiara Wahidah (15/379214/TP/11170) FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Upload: tiara-wahidah

Post on 08-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

membantu tugas essay tentang diversifikasi pangan

TRANSCRIPT

Page 1: Diversifikasi pangan

ESSAY

PENTINGNYA DIVERSIFIKASI PANGAN UNTUK MENDUKUNG KEDAULATAN

PANGAN INDONESIA

Disusun oleh:

Tiara Wahidah (15/379214/TP/11170)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Diversifikasi pangan

Menuju Negara Agraris SepenuhnyaTidak terkendalinya harga pangan lokal dan membanjirnya pangan impor

menimbulkan permasalahan sosial sendiri bagi ketahanan pangan nasional. Sebagai negara agraria Indonesia seharusnya memiliki kemampuan pertahanan pangan yang baik. Membangun kedaulatan pangan merupakan strategi terbaik untuk keluar dari krisis pangan. Sebagai negara agraris dan negara maritime, dengan keberagaman sumber daya hayati (biodiversity),

Indonesia berpotensi besar untuk memproduksi pangan dalam jumlah yang cukup. Selain itu, Indonesia mempunyai aneka pangan lokal untuk mendukung diversifikasi pangan nasional. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi Indonesia tidak mampu mewujudkan kedaulatan pangan. Kadaulatan pangan mutlak diperlukan Indonesia dalam mencapai kesejahteraan. Diversifikasi sebagai solusi strategis mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia memegang peranan yang cukup vital bagi terpenuhinya kebutuhan pangan dalam negeri.

Diversifikasi pangan merupakan suatu cara untuk memperoleh keragaman konsumsi zat gizi sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok tertentu, yaitu beras. Ketergantungan yang tinggi dapat memicu instabilitas apabila pasokan pangan tersebut terganggu. Sebaliknya agar masyarakat menyukai pangan alternatif perlu peningkatan cita rasa, penampilan dan kepraktisan pengolahan pangan agar dapat bersaing dengan produk-produk yang telah ada. Dalam kaitan ini peranan teknologi pengolahan pangan sangat penting.

Tingkat ketergantungan pangan terhadap produksi domestik (tingkat kemandirian pangan) Indonesia cukup baik. Namun, ketahanan pangan secara nasional yang cukup baik ini tidak mampu menggambarkan tingkat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan individual yang sangat beragam menurut wilayah, kelas ekonomi, antar berbagai jenis pekerjaan, dan lain-lain. Sekalipun ketahan pangan di tingkat nasional dapat dicapai, pada kenyataannya ketahanan pangan di beberapa daerah tertentu dan ketahanan pangan di banyak keluarga masih sangat rentan. Beberapa hasil kajian menunjukkan persediaan pangan yang cukup secara nasional terbukti tidak menjamin perwujudan ketahanan pangan pada tingkat wilayah (regional), rumah tangga atau individu. Martianto dan Ariani (2004) menunjukkan bahwa jumlah proporsi rumah tangga yang defisit energi di setiap propinsi masih tinggi. Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Tidak ada satu pun jenis bahan pangan yang lengkap gizinya kecuali ASI (Martianto, 2005).

Diversifikasi pangan mutlak diperlukan karena dapat menekan konsumsi pangan tertentu (misalnya beras) untuk disubstitusi dengan pangan lokal yang ada, sehingga kebutuhan nasional beras dapat berkurang dan tentunya akan dapat mengecilkan volume impor bahkan meniadakan impor beras. Diversifikasi pangan lokal juga dapat membangkitkan kembali kearifan lokal yang pernah dilakukan pendahulu-pendahulu kita terkait dengan pola makan, yaitu tidak menggantungkan pada beras.

Banyak jenis makanan pokok di Indonesia yang bisa dijadikan sebagai pengganti beras sebagai sumber karbohidrta. Namun, jangan beralih dari beras ke gandum. Sumbar makanan pokok bisa beralih ke Jagung yang banyak ditemukan dilahan pertanian Indonesia. Apalagi jagung bisa diolah menjadi berbagai makanan yang digemari di Indonesia seperti mie, roti dan berbagai olahan lain. Baru-baru ini Badan Penenlitian dan Pengembangan

Page 3: Diversifikasi pangan

Pertanian (Balitbangtan) juga mengeluarkan produk jagung Pulut Uri-1 dan Pulut Uri-2. Kedua varietas pulut Uri yang dilepas pada tahun 2013 merupakan singkatan dari Pulut untuk Rakyat Indonesia. Adapun jagung jenis tersebut mempunyai beberapa keunggulan diantaranya perakaran kuat, tahan rebah dan tanaman pendek serta agak toleran terhadap penyakit bulai. Kehadiran kedua varietas jagung pulut diharapkan dapat membantu kebutuhan dan mendukung beralihnya beras ke jagung sebagai makanan pokok.

Keberhasilan pelaksanaan diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal tidak hanya mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional. Namun, juga mampu mengembalikan kedaulatan pangan Indonesia sebagai negara agraria yang kuat dan mandiri. Selain itu, program diversifikasi pangan dapat mengembalikan budaya pangan nasional yang beranekaragam dan rupa. Dengan demikian, pelaksanaan program ini merupakan kunci keberhasilan Indonesia dalam menciptakan kemandirian dan kebudayaan pangan nasional.

Untuk itu, dudah seharusnya program diversifikasi pangan diberlakukan secara berkelanjutan. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan kemandirian dan jiwa entrepreneurship agar tidak tergantung dengan produksi beras yang semakin menurun. Beralihnya lahan pertanian menjadi berbagai fasilitas seperti perumahan, hotel, dan juga apartemen harus membuat kita sadar akan pentingnya program diversifikasi. Ayo dukung program diversifikasi pangan untuk menuju kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia.

Daftar Pustaka:Syahrul, Ahan. 2011. Politik Kedaulatan Pangan. Diunduh dari http://suara.okezone.com

pada hari Jumat, 31 Juli 2015Novendra, Agus.2012.Memasyarakatkan Diversifikasi Pangan Lokal sebagai Salah Satu

pilar Kedaulatan Pangan. Diunduh dari http://www.kompasiana.com pada 31 Juli 2015Balitbangtan.2014. Badan Litbang Rilis Jagung Ketan Untuk Rakyat Indonesia. Diunduh dari

http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id Pada Sabtu, 01 Agustus 2015WALHI. 2011. Kedaulatan Pangan Adalah Pondasi Kedaulatan Bangsa. Diunduh dari

http://www.walhi.or.id Pada Sabtu, 01 Agustus 2015