disusun dalam rangka simposium guru...

22
1 MY DAILY BOOK ( MODELING AKUISISI LITERASI ) SEBUAH PENGUATAN BUDAYA LITERASI AUD DI TK AL AZHAR SYIFA BUDI SURABAYA DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016 OLEH Dra. WAHYU NURDIYATI BAB I

Upload: truongthien

Post on 22-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

1

MY DAILY BOOK

( MODELING AKUISISI LITERASI )

SEBUAH PENGUATAN BUDAYA LITERASI AUD

DI TK AL AZHAR SYIFA BUDI SURABAYA

DISUSUN

DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016

OLEH

Dra. WAHYU NURDIYATI

BAB I

Page 2: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

2

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Budaya literasi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, Hasil

penelitian Programme for International Student Assessment (PISA)

menyebutkan, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk

kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan

ke 64 dari 65 negara tersebut.

Rendahnya kemampuan literasi masyakat Indonesia dipengaruhi

oleh banyak faktor satu diantaranya adalah rendahnya partispasi

masyarakat terhadap perilaku yang mengarah pada budaya membaca.

Data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di

Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya

satu orang saja yang memiliki minat baca. Penelitian yang dilakukan PISA

juga menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari

65 negara yang diteliti. "PISA menyebutkan, tak ada satu siswa pun di

Indonesia yang meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen

siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat.

Budaya literasi muncul sejalan dengan kemampuan berbahasa

utamanya baca dan tulis. Menurut Burns (1996) masa kesiapan membaca

muncul sebelum pembelajaran membaca secara formal, biasanya dari

Taman Kanak-Kanak hingga awal kelas satu. Di sinilah peran

persekolahan begitu strategis mempersiapkan anak pada periode

kesiapan membaca dan sebaliknya akan menjadi fatal bila guru tidak

menjalankan fungsi ini dengan sebaik-baiknya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

147 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

menyebutkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan kemampuan

berbahasa pada anak usia dini meliputi menerima bahasa (reseptif),

mengungkapkan bahasa (ekspresif), dan keaksaraan. Di dalam

keaksaraan itu kompetensi membaca secara sederhana seperti mengenal

simbol-simbol huruf, gambar, bunyi huruf dikembangkan didalamnya. Itu

artinya program membaca sejak dini telah dicanangkan oleh pemerintah.

Page 3: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

3

Oleh karena itu menanamkan budaya literasi dapat dimulai pada

usia pra sekolah dengan melalui kegiatan-kegiatan seperti membacakan

buku, mendongeng, membaca gambar, melatih ketrampilan motorik halus

anak sebagai persiapan menulis dan kegiatan lain yang menstimulasi

budaya literasi.

Permasalahan utama pengenalan baca tulis di usia pra sekolah

atau Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak biasanya menyangkut

3 hal pokok yaitu: 1) Metode atau model baca tulis, banyak ragam metode

dalam rangka mengenalkan baca tulis kepada anak, yang umum

digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic

yang menyenangkan dan bermakna. 2) Permasalahan pendekatan

pembelajaran. Kesiapan membaca setiap anak berbeda-beda, rata-rata

para ahli mengatakan bahwa kesiapan membaca anak di usia 7-8 tahun.

Cara-cara pemaksaan dalam belajar tidak akan membuat anak

memperoleh ilmu tetapi justru akan kehilangan masa-masa emas

pemerolehan mental (Bodrova & Leong, 1996); 3) Permasalahan ketiga

adalah kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru

untuk memberikan stimulasi pada pengenalan baca tulis AUD

Berdasarkan ketiga sebab permasalahan pengenalan baca tulis

pada anak itulah, model pengenalan bahasa tulis ini dibuat. Model yang

disebut sebagai pemerolehan atau akuisisi ini berdasarkan diri pada

capaian perkembangan anak, kegiatan bermain dan informal fungsional

dengan sumber media yang nyata, pemaduan metode fonik dan kata yang

utuh, fungsional dengan media dan sumber nyata, integrated dengan

metode atau kegiatan lain mengaktifkan pusat-pusat sumber belajar dan

evaluasi otentik informal. Model ini sebagaimana dikemukakan

Tadkiroatun Musfiroh (2009:27-28) dinamakan pemerolehan literasi atau

“Akuisisi literasi”.

Model akuisisi ini telah dilakukan uji coba dan riset, hasilnya

menunjukkan adanya peningkatan bahasa tulis reseptif dan bahasa tulis

produktif.

Page 4: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

4

Melihat latar belakang seperti diatas dan konsep Akuisisi Literasi

tersebut TK Al Azhar SyifaBudi mencoba menciptakan lingkungan dengan

menggunakan salah satu pendekatan bahasa tulis dengan model

“Akuisisi literasi” ini pada peserta didiknya melalui Buku Harian yang

kemudian diberi nama My Daily Book. Setiap hari peserta didik TK Al

Azhar Syifa Budi mempunyai kegiatan yaitu mengisi My Daily Book. My

Daily Book adalah buku yang berisi coretan-coretan anak apakah itu

berbentuk gambar, tulisan, angka, huruf ataupun apa saja yang disukai

anak. Dikerjakan sesuka hati anak, tidak ada unsur pemaksaan pada

proses pengisian buku tersebut. Pihak sekolah hanya menyediakan

sumber belajar sebagai sarana penunjang bagi kegiatan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan karya ilmiah ini adalah

1. Bagaimana implementasi My Daily Book sebagai modeling Akuisis

Literasi di TK AL Azhar Syifa Budi Surabaya?

2. Bagaimana pengaruh My Daily Book terhadap penguatan budaya

literasi pada peserta didik di TK Al Azhar Syifa Budi Surabaya?

Page 5: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

5

BAB II

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

A. Landasan teori

1. Pengertian Literasi

Secara sederhana literasi (literacy) biasa dipahami kemampuan

membaca dan menulis atau melek aksara. Literasi yang dalam bahasa

Inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang

pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan

konvensi-konvensi yang menyertainya. Menurut Teale dan Sulzby (dalam

Gipayana, 2010:9), konsep pengajaran literasi diartikan sebagai

kemampuan membaca dan menulis. Seseorang disebut literate apabila ia

memiliki pengetahuan yang hakiki untuk digunakan dalam setiap aktivitas

yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam masyarakat dan

pengetahuan yang dicapainya dengan membaca, menulis, dan arithmetic

memungkinkan untuk dimanfaatkan bagi dirinya sendiri dan

perkembangan masyarakat. Untuk melengkapi konsep mengenai literasi

menurut Cooper dan Baynham dalam Gipayana (2004: 2) bahwa

disamping kemampuan baca-tulis, literasi meliputi juga kemampuan

berbicara, menyimak, dan berpikir sebagai elemen di dalamnya.

2. Pendidikan Anak Usia Dini

Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini adalah sebutan untuk anak

yang berusia 3 hingga 6 tahun (Patmonedowo, 2003). Sedangkan

menurut Undang-undang Sidiknas nomor 20 tahun 2003 menyebutkan

bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang sia 0-6

tahun. Undang-Undang tersebut juga menjelaskan tentang Pendidikan

anak usia dini (PAUD) yaitu jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Page 6: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

6

3. Literasi pada anak usia dini

Literasi pada anak usia dini Menurut (Cooper, 1993, Baynham,

1995) dalam Gipayana (2004) di samping kemampuan baca-tulis, literasi

meliputi juga kemampuan berbicara, menyimak, dan berpikir sebagai

elemen di dalamnya. Menurut Schickedanz (2013) pentingnya mendeteksi

awal kemampuan literasi anak usia dini akan memberikan informasi terkait

kesulitan membaca dan menulis. Hal senada dari penelitian Reese at.al

(2000) ditemukan bahwa pengalaman anak berinteraksi dengan literasi

sejak dini akan menyiapkan anak secara matang untuk mengikuti

pembelajaran di sekolah formal.

Berkaitan dengan perkembangan literasi, ada satu penelitian yang

dilakukan oleh Marie Clay, tentang konsep literasi awal (emergent

literacy). Dalam penelitiannya Marie Clay menjelaskan konsep literasi awal

memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pengembangan literasi dimulai sebelum anak mulai belajar

formal di sekolah dasar.

b. Membaca dan menulis berkembang berbarengan dan saling

berhubungan pada anak kecil tidak berlangsung secara

berurutan. Literacy mencakup kemampuan mendengar,

berbicara, membaca dan menulis.

c. Fungsi literasi (seperti mengetahui huruf-huruf untuk mengeja

kata, mengetahui kata memilki arti) ditemukan sebagai bagian

penting dari belajar bagaimana membaca dan menulis selama

selama usia awal anak.

d. Anak-anak belajar mengenai bahasa tulisan pada saat mereka

secara aktif terlibat dengan anak remaja dalam situasi

membaca dan menulis, mereka belajar menulis sendiri dan

mencontoh temannya dalam kegiatan literasi.

e. Anak-anak melewati tahapan yang umum pengembangan

literasi dalam berbagai cara dan usia yang berbeda

4. Pengertian Akuisisi Literasi

Page 7: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

7

Pengenalan baca tulis untuk anak usia dini harus didasarkan pada

konsep belajar bahasa secara alamiah (akuisisi) dan keterlibatan anak

dengan tulisan nyata di sekitarnya dalam berbagai fungsinya (literasi).

Sebagaimana dikemukakan oleh Musfiroh (2009: 27-28) tentang akuisisi

literasi, dikatakan sebagai suatu model pengenalan bahasa tulis model

pemerolehan (akuisisi) berdasarkan pada capaian anak melalui kegiatan

bermain dan bersifat informal fungsional dengan sumber media yang

nyata, fonik dan kata yang utuh, menggunakan metode atau kegiatan lain,

mengaktifkan pusat-pusat dan evaluasi otentik informal.

Model akuisisi literasi ini dirancang dengan dua pendekatan utama

(linear dan whole language), mengembangkan 7 simulasi bahasa tulis dan

mengembangkan beberapa temuan peneliti. Cara-cara tersebut dilakukan

dengan pertimbangan bahwa anak-anak belajar bahasa secara otentik,

holistik dan bertujuan.

Simulasi bahasa tulis ini memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Berdasarkan pemerolehan bahasa anak

Guru melakukan pengamatan tahap pemerolehan membaca

dan menulis dalam table pemerolehan kata.

b. Dikembangkan dari proses belajar melalui bermain

Guru merancang program-program bermain yang merangsang

anak untuk mengenal, menyukai dan terlibat dengan tulisan.

c. Bersifat informal

Stimulasi bahasa tulis diselenggarakan di berbagai kesempatan

dan tidak bersifat formal. Tidak ada target belajar dalam setiap

kegiatan karena anak memiliki karakteristik belajar yang

berbeda. Anak terlibat dalam penentuan materi, boleh memilih

apa yan mereka tahu dan elaborasi.

d. Didasarkan pada symbol sebagai alat berbahasa tulis

Tulisan dikembangkan sebagai alat untuk menyampaikan

pesan Anak didorong untuk menyampaikan idenya melalui

bahasa tulis sesuai dengan kemampuannya

e. Sumber riil pajangan lapangan

Page 8: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

8

Pendidik menciptakan lingkungan yang kaya dengan tulisan

yang menarik dan dibutuhkan anak, label, judul, benda-benda

bertulis yang ditemui dan digunakan sehari-hari.

f. Optimalkan pusat dan area

Pendidik mengoptimalkan pusat-pusat area seperti pusat

bahasa, pusat seni, pusat kebudayaan, Selain itu pendidik juga

menyediakan DVD/ VCD dan player, tape recorder, kaset-

kaset, buku cerita bergambar, kartu gambar.

g. Penyatuan linear dan whole language

Model menggunakan kalimat atau kata secara utuh dan huruf

lepas untuk membentuk kata atau kalimat

h. Integrasi dengan metode lain

Bahasa tulis perlu diitegrasikan dengan ketrampilan motorik

halus ( seperti menggambar) karena menulis terkait dengan

motorik halus dan dipandang sebagai kelanjutan menggambar

pada awal-awalnya. Selain itu bahasa tulis (baik sebagai

bahasa produktif maupun reseptif) perlu dikaitkan langsung

dengan bahasa lisan, selain brainstorming, bermain peran dan

bercerita dengan buku serta berintegrasi dengan bentuk-bentuk

interaksi social terutama berkerjasama anatar individu maupun

kelompok, akomodasi antar individu dan kelompok.

i. Evaluasi bersifat formal autentik

Kegiatan membaca dan menulis dipandang sejajar dengan

kegiatan berbicara dan menyimak pada anak-anak. Evaluasi

kegiatan tidak dapat dipandang melalui tes, tetapi melalui

observasi dokumentasi, dan cara-cara lain yang alami.

B. Pelaksanaan My Daily Book

Pelaksanaan My Daily Book sebagai bentuk implementasi model

akuisisi literasi di TA-TK Al Azhar Syifa Budi Surabaya dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Setiap Anak pada tahun ajaran baru mendapatkan 1 buah buku

berbentuk buku kotak-kotak.

Page 9: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

9

b. Aktivitas yang berhubungan dengan My Daily Book di TK Al

Azhar Syifa Budi Surabaya yaitu:

1) Setiap hari setelah anak meletakkan tas, mereka

diarahkan untuk mengisi My Daily Book

2) Guru menyiapkan buku dan perangkat alat tulis ( pensil,

spidol, penghapus dan krayon )

3) Guru menyiapkan kartu-kartu kata atau gambar-gambar

disertai dengan tulisan yang diletakkan diatas meja, hal ini

bertujuan merangsang minat siswa agar mengambil

contoh gambar-gambar atau tulisan-tulisan yang ada pada

kartu kata atau kartu gambar tersebut.

4) Guru menyiapkan buku-buku cerita sebagai sumber

belajar membantu merangsang keingintahuan dan

motivasi serta minat membaca pada siswa.

5) Siswa diperbolehkan untuk memilih, apakah hari itu ia

akan mengisi My Daily Book atau tidak. Kadang anak

lebih suka bermain bebas di halaman.

6) Siswa diberikan kebebasan untuk menuangkan ide dan

gagasan melalui buku yang telah dipersiapkan, termasuk

memilih mewarnai atau tidak gambar atapun tulisan yang

telah mereka buat.

7) Guru tidak diperkenankan mengintervensi tulisan, coretan

maupun gambar.

8) Hal yang diperbolehkan oleh guru adalah memberikan

informasi tentang hari dan tanggal. Menjadi kebiasaan

anak jika mereka dapat menulis angka maupun huruf

mereka akan selalu menuliskan di dalam bukunya. Guru

juga disarankan untuk bertanya tentang tulisan, coretan

ataupun gambar yang siswa buat, hal ini merangsang

agar anak terbiasa berbicara mengungkapkan ide dan

gagasan.

Page 10: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

10

9) Jika ada anak yang meminta untuk dibacakan buku

melalui buku cerita yang disediakan, guru wajib untuk

membacakan cerita tersebut.

10) Setelah selesai mereka mengembalikan buku pada

tempat yang disediakan kembali.

c. Sebagai tambahan, guru telah merancang lingkungan yang

menstimulasi pemerolehan kata pada anak dengan papan

pajangan, dimana pada setiap tempat dan sudut-sudut semua

ditulis dengan kata-kata atau kalimat. Adapun tempat-tempat

tersebut adalah pintu-pintu, tangga, rak, tembok, dan tempat

lain yang bisa diakses siswa. Mading dan reading corner juga

disediakan.

C. Hasil Analisis kegiatan My Daily Book

Berikut diuraikan pembahasan dari terkait dengan kegiatan My Daily

Book terhadap proses pemerolehan bahasa :

a. Dari 50 My Daily Book yang disiapkan diperoleh hasil

pengamatan dan dokumentasi yang menunjukkan bahwa

sekitar 45 siswa (90%) mengisi My Daily Book dan 5 siswa

(10%) tidak mengisinya. Hal ini sebagaimana tabel berikut.

b. Penyebab dari tidak terisinya My Daily Book disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:

1) Anak datang ke sekolah tidak tepat waktu atau terlambat

datang sehingga tidak punya kesempatan untuk mengisi

My Daily Book.

2) Beberapa anak enggan menulis karena belum dapat

memegang pensil dengan benar sehingga ia mengalami

kesulitan menulis, membuat coretan atau menggambar.

Hal ini seringkali dialami oleh siswa permulaan atau

Kelompok Bermain.

3) Mood anak sedang tidak baik misalnya rewel, menangis

dan marah

Page 11: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

11

c. Anak-anak yang mempunyai kecenderungan gaya belajar

kinestetik lebih tertarik pada kegiatan bermain bebas di

halaman daripada mengisi My Daily Book.

d. Kreativitas anak dalam menuangkan ide dan gagasan tercermin

dari hasil coretan atau gambarnya. Mereka kaya akan

kreativitas dan imajinasi. Namun ada beberapa anak yang

mempunyai kecenderungan untuk menggambar dengan pola

yang sama setiap harinya seperti menggambar bunga,

menggambar puteri dan menggambar pohon. Untuk menyikapi

hal-hal seperti itu guru diperbolehkan mengarahkan dan

membantu siswa untuk berani menggambar atau membuat

bentuk-bentuk lain. Keberadaan buku-buku cerita, kartu-kartu

gambar membantu siswa yang mempunyai kebiasaan seperti

ini.

e. Kemampuan membuat coretan/tulisan dalam bentuk gambar

lebih disukai anak-anak yang daripada huruf-huruf atau angka-

angka. Hanya sekiar 5% siswa yang senang menuliskan angka

atau huruf. Setelah dianalisis ini disebabkan masih rendahnya

kemampuan anak-anak dalam memahami simbol-simbol huruf

maupun angka-angka.

Tabel 1

Kemampuan Menuang Ide/Gagasan/ Tulisan

f. Kemampuan motorik halus pada anak-anak yang senang pada

aktivitas rutin mengisi My Daily Book lebih baik dibandingkan

dengan mereka yang tidak suka.

35

7 80

0

10

20

30

40

50

gambar angka huruf lainnya

Page 12: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

12

Tabel 2

Perkembangan motorik halus

g. Beberapa siswa mengalami kesulitan ketika diminta untuk

menceritakan gambar yang mereka buat. Kewajiban guru

membantu siswa yang demikian agar berani berbicara dan

mengungkapkan pendapat.

h. Daya konsentrasi untuk anak-anak yang rutin mengisi My Daily

Book lebih baik dibandingkan dengan mereka yang enggan

mengisinya.

i. Perkembangan anak dapat dilihat dari hasil coretannya.

Beberapa catatan psikolog sekolah melaporkan bahwa ada

korelasi hasil coretan dengan perkembangan kepribadian

siswa.

B. Pengaruh Pelaksanaan My Daily Book terhadap budaya

literasi di TK Al Azhar Syifa Budi Surabaya.

Hasil analisis yang dapat dikemukakan berdasarkan triangulasi sumber

yang telah dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi adalah sebagai berikut.

1. My Daily Book dikembangkan melalui kegiatan informal,

Dengan tidak memaksakan aktivitas mengisi buku My Daily Book

menunjukkan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan senang hati

tanpa paksaan. Stimulasi bahasa dilakukan dengan tidak ada target

belajar dan target penguasaan bahasa utamanya baca tulis. Hal ini

sesuai dengan anak karakteristik perkembangan anak yang

berbeda-beda. Keterlibatan anak dalam menentukan materi, memilih

apa yang mereka inginkan secara psikologis membantu anak

BSH, 35 BSH, 33

B, 10 B, 10BB, 5 BB, 7

0

10

20

30

40

Pegang alat tulis denganbenar

garis jelas & membentuk

Page 13: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

13

mengambil keputusan sendiri, tanpa ada unsur intervensi dan

intimidasi dari siapapun.

2. My Daily Book dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain adalah

bagian dari dunia anak. Dengan bermain anak akan ceria, kreatif

dapat meningkatkan kemampuan abstrak, mengatur diri,

mengeksplorasi, mengekspresikan perasaan dan belajar secara

menyenangkan. Penyampaian ide dan gagasan dilakukan seraya

bermain, tanpa ada paksaan dari siapapun, itu artinya My Daily Book

memberikan ruang bagi siswa untuk menyampaikan gagasan, ide,

kreativitas dan imajinasi yang dituangkan melalui bahasa tulisan atau

gambar sesuai kemampuan anak.

3. My Daily Book membantu siswa dalam melatih kemampuan motorik

halus. Sesuai dengan ciri karakteristik Akuisisi Literasi, bahasa tulis

perlu diintegrasikan dengan ketrampilan motorik halus (seperti

menggambar) karena menulis terkait dengan motorik halus dan

dipandang sebagai kelanjutan menggambar pada awal-awalnya.

Ketrampilan motorik halus akan menguatkan landasan menulis.

Selain itu bahasa tulis (baik sebagai bahasa produktif maupun

reseptif) perlu dikaitkan langsung dengan bahasa lisan, hal ini

digambarkan ada upaya guru untuk menggali siswa agar dapat

menceritakan gambar/tulisan yang dihasilkan

4. My Daily Book akan optimal jika ditunjang oleh pusat-pusat area

seperti pusat bahasa, pusat seni, pusat kebudayaan. Lingkungan

Belajar TK Al Azhar Syifa Budi men-setting beberapa tempat sebagai

pusat-pusat sumber belajar, seperti madding, reading corner, dan

sebagainya. Sumber riil pajangan juga ada di beberapa tempat

seperti tembok, tangga, rak, pintu sebagai media yang memuat

tulisan atau kosa kata maupun kalimat yang dapat dilihat oleh siswa.

Sumber dan media pembelajaran ini akam merangsang

keingintahuan anak dan peka terhadap symbol-simbol bahasa tulis.

5. Rentang Golden age anak adalah usia 0-6 tahun, rentang usia ini

termasuk periode literasi. Pada periode tersebut anak-anak

Page 14: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

14

memperoleh pengetahuan tentang membaca dan menulis tidak

melalui pengajaran, tetapi melalui perilaku yang sederhana dengan

mengamati dan berpartisipasi pada aktivitas yang berkaitan dengan

literasi.. Membiasakan siswa setiap hari bersentuhan dan melakukan

aktivitas literasi serta berpartisipasi dengan aktivitas tersebut maka

anak akan memperoleh kemampuan yang merupakan prasyarat

penting untuk mengembangkan membaca dan menulis secara

konvensional.

Analisa tentang My Daily Book sebagaimana ditulis diatas menunjukkan

bahwa My Daily Book memenuhi kriteria dan karakteristik Akuisisi Literasi

pada anak usia dini. Kegiatan My Daily Book dilakukan secara berulang

hampir setiap hari, ini menunjukkan adanya pembiasaan tentang budaya

literasi di sekolah. Stimulasi literasi seperti membaca kartu, membaca dan

mendengarkan buku cerita, menuliskan ide dan gagasan melalui gambar

maupun tulisan adalah bagian dari proses pembiasaan budaya literasi

pada anak usia dini.

Page 15: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

15

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Literasi merupakan kemampuan bahasa tertulis. Kemampuan ini

memiliki dua sifat, yakni reseptif dan produktif. Reseptif atau

penerimaan bahasa berkaitan dengan keterampilan membaca

sedangkan produktif berkaitan keterampilan menulis. Ketrampilan

literasi harus dibina sejak usia dini. Usia emas ini adalah saat paling

penting dan menentukan dalam upaya pengembangan seluruh

potensi dan kreativitas anak.

2. Pengembangan budaya literasi sejak Taman kanak-kanak dapat

dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, sambil

bermain, informal dan sesuai dengan tahapan pencapaian

perkembangan anak.

3. My Daily Book memenuhi ciri-ciri dan karakteristik pengembangan

kemampuan budaya baca-tulis di usia dini melalui model Akuisisi

Literasi yaitu pengenalan bahasa tulis model pemerolehan (akuisisi)

melalui berdasarkan diri pada capaian anak, kegiatan bermain dan

informal fungsional dengan sumber media yang nyata, fonik dan kata

yang utuh, dengan metode atau kegiatan lain, mengaktifkan pusat-

pusat dan evaluasi otentik informal.

A. HARAPAN

1. Model baca tulis Akuisisi literasi yang dikembangkan melalui My

Daily Book menjadi dapat menjadi wacana baru pengembangan

kemampuan baca tulis di Taman Kanak-Kanak.

2. My Daily Book dapat ditiru dan dilakukan oleh Taman Kanak-Kanak

yang lain yang menaruh perhatian dan minat pada upaya

pengembangan budaya literasi sejak usia dini.

Page 16: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Dini Irawati ( 2007 ). Pembelajaran Literasi Pada Anak Usia Dini :

Dini Irawati.Blog.Spot.com.ci.id. Diunduh, 9 Maret 2016

2. Fitiatus Saomi R. (2011 ). Peran Perpustakaan dalam

megembangkan literasi anak : avisa-wordpilar.blogspot.com.

Dunduh , 9 Maret 2016.

3. Gipayana, Muhana. ( 2004 ). Pengajaran Literasi dan Portofolio

dalam konteks pembelajaran di SD, Jurnal Ilmu Pendidikan

UNM Vol. 11 No 1

4. Gipayana, Muhana. ( 2010 ). Pengajaran Literasi : Fokus Pengajaran

di SD-MI, Malang: A3

5. Journal : UNY. Ec. Id /Index php/jk/ article .google.com. isbn.979025

3966, diunduh 9 Maret 2016

6. Tadkiroatun Musfiroh, Uji Produk Baca Tulis Model Akuisisi literasi

Pada PAUD –KB-TK di DIY, Jurnal Kendidikan volume 39

Nomor 1 Mei 2009, hal 27-40

7. Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah.

Jakarta: Rineka Cipta.

8. Permendiknas Republik Indonesia Nomor 147 tahun 2014 tentang

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

9. R. Histanto Daryanto ( 2007 ) Kenalkan Literasi Dasar Pada Anak.

https://www.facebook.com/.../797738383691613. Dunduh, 9

Maret 2016

10. Republika Online, 15 Desember 2014 Literasi Indonesia sangat

rendah.

11. Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia

Dini. Jakarta: PT Indeks

12. Setiawati. (2015). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini

Melalui Model Akuisisi Literasi Di Taman Kanak-Kanak Cahaya

Bangsa Classical School. http://repository.upi.edu/6971.

(online). Diunduh 23 maret 2016.

Page 17: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

17

13. Tadkiatun, Musfiroh. (2009). Menumbuh kembangkan Baca Tulis

Sejak Dini. Jakarta: Grafindo.

14. Engelbertus Nggalu Bali, Urgensi Pengenalan Literasi bagi AUD

http://engelbertusnggalubali.blogspot.co.id/2015/11/paud-

pengenalan-literasi-membaca.html Diunduh 16 Maret 2016

Page 18: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

18

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Para siswa dengan My Daily Book mereka

Gambar 1.2

Page 19: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

19

Lampiran

Gambar 2.1

Aktivitas mengisi My Daily Book di setiap pagi

Gambar 2.2

Page 20: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

20

Gambar 3.1

Beberapa contoh hasil kreativitas siswa di dalam My Daily Book

Gambar 3.2

Gambar 3.3

Page 21: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

21

Gambar 4.1

Pusat-pusat area dan panjangan riil

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Page 22: DISUSUN DALAM RANGKA SIMPOSIUM GURU 2016simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/paud_2/Dra...digunakan oleh guru PAUD yang tidak dimbangi dengan orientasi holistic yang menyenangkan

22