disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · teori...

132
POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN ANAK ASUH DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN HAFALAN AL-QUR'AN DI PONDOK YATIM DAN DHU’AFA YAYASAN AMAL SHOLEH SEJAHTERA NEROKTOG TANGERANG KOTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Disusun oleh : Taufiq Hidayatullah NIM: 1113051000196 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439M / 2017 H

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN ANAK ASUH DALAM

PEMBINAAN KEDISIPLINAN HAFALAN AL-QUR'AN DI PONDOK

YATIM DAN DHU’AFA YAYASAN AMAL SHOLEH SEJAHTERA

NEROKTOG TANGERANG KOTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Disusun oleh :

Taufiq Hidayatullah

NIM: 1113051000196

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439M / 2017 H

Page 2: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

POLA KOMUNIKASI ANTARA PENGASUH DAN ANAK ASUH DALAM

PEMBINAAN KEDISIPLINAN HAFALAN AL-QUR'AN DI PONDOK

YATIM DAN DHU’AFA YAYASAN AMAL SHOLEH SEJAHTERA

NEROKTOG TANGERANG KOTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

oleh :

Taufiq Hidayatullah

NIM: 1113051000196

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439M / 2017H

Page 3: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 4: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan hasil

karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 September 2017

Taufiq Hidayatullah

Page 5: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

i

ABSTRAK

Nama : Taufiq Hidayatullah

NIM : 1113051000196

Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Anak Asuh Dalam Pembinaan

Kedisiplinan Hafalan Al–Qur'an Di Pondok Yatim Dan Dhu’afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera sebuah

lembaga non profit yang bergerak pada lingkup sosial keagamaan yang bertujuan

untuk meningkatkan intensitas dakwah. Keterkaitan bagaimana pola komunikasi

yang pengasuh lakukan terhadap anak asuh dalam pembinaan kedisiplinan hafalan

Al-Qur‘an. dalam hal tersebut, pola komunikasi pengasuh kepada anak asuh

merupakan faktor penting yang mendukung pembinaan kedisiplinan anak asuh

dalam menghafal Al-Qur‘an.

Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh pengasuh dan

anak asuh dalam pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an, maka penulis

memaparkan dengan pertanyaan, bagaimana pola komunikasi yang digunakan

pengasuh terhadap anak asuh? Apa saja faktor penghambat dan pendukung pola

komunikasi antara pengasuh dan anak asuh?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi

Josep A. Devito dalam buku ―komunikasi antarmanusia‖ yang mengatakan bahwa

ada lima jenis pola komunikasi yaitu pola lingkaran adalah pola yang tidak

memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama, pola rantai adalah pola yang

hubungan komunikasi garis langsung baik ke atas maupun ke bawah tanpa

terjadinya suatu penyimpangan, pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh

informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral, pola bintang adalah

semua anggotanya berkomunikasi dengan semua anggota, sedangkan pola y relatif

kurang tersentralisasi di banding dengan struktur roda.

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fakta yang ada, dengan

menggunakan pengamatan langsung yang dilanjutkan dengan wawancara kepada

narasumber dan kemudian menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap dalam

penyusunan penelitian ini. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

maka langkah selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisa data.

Maka hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah bahwa

dalam proses pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an para pengasuh

menggunakan pola roda dan bintang. Kemudian bentuk komunikasi yang

digunakan pengasuh adalah komunikasi intrapribadi, antar pribadi dan kelompok.

Metode hafalan serta pendukung dan penghambat dalam metode Bin-Nazhar,

Tahfidzh, Talaqqi, Takrir dan Tasmi‟. Terbukti adanya komunikasi yang terjadi

secara dua arah dan efek yang mengarahkan anak asuh untuk menghafal Al-

Qur‘an dengan rajin dan disiplin.

Kata kunci: pola komunikasi, shering, faktor, komuikasi, dokumentasi

Page 6: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirobbil „Alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti, serta shalawat

beriringkan salam dipanjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ― Pola Komunikasi

Antara Pengasuh Dan Anak Asuh Dalam Pembinaan Kedisiplinan Hafalan

Al-Qur'an Di Pondok Yatim Dan Dhu’afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

Neroktog Tangerang Kota .‖

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah melalui lika-liku, serta

pasang-surut yang membuat penulisan skripsi ini tertunda. Namun penulis

mendapatkan banyak bantuan baik berupa materil maupun moril, ide, tenaga, serta

dorongan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas

selesainya tulisan ini, terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,

Dr. Roudhonah, M.A., selaku Wakil Dekan II bidang Administrasi Umum,

Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan II bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

serta Fita Faturrokhmah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. Burhanuddin, Lc, M.A., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam

penyusun skripsi ini.

Page 7: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

iii

4. Nasichah, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI E angkatan

2013 yang telah memberi masukan dan dukungan dalam pembuatan skripsi

ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan beragam ilmu dan pengalaman kepada penulis selama

perkuliahan.

6. Untuk Orang tua terhebat Ayahanda Mustofa dan Ibunda Wasti yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Serta adikku Halimah Nurhayati yang sudah mengingatkan

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Eko Riyanto selaku General Manajer Pondok Yatim dan Dhu‘afa yang

telah memberikan izin kepada penulis, sehingga penelitian ini dapat

dilaksanakan. Bapak Abdul Mutholib selaku Pengasuh sekaligus Kepala

Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Nertoktog Tangerang Kota dan staff

yang lainnya yang telah banyak membantu dalam proses penelitian.

8. Penggerak di belakang layar terutama Santika Oktaviani Fajrin, kemudian

Musfiah, Aida Nuraida, Ihat Solihat, dan Wiwi, yang telah memberikan

semangat, masukan, serta doa. Terimakasih telah meluangkan waktunya dan

telah menjadi tempat penulis berkeluh-kesah selama pasang surut penyusunan

skripsi ini.

9. Pejuang skripsi sepembimbingan: Lyanti Maeda dan Anis Nurfitriani tempat

sharing sesama pembimbing, yang selalu berbagi pengalaman dalam

penelitian masing-masing.

Page 8: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

iv

10. Teman-teman seperjuangan KPI 2013, terutama KPI E 2013: Qia, Ruli, Rizki

Jamaludin, Winda, Farah Diba, Jauharudin, M abdul Aziz, April, Inggi,

Khoirunnisa, Wildian, Nurul Hidayat, Nita Marli, Aditya Agung dan semua

teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih telah

mewarnai masa- masa perkuliahan penulis.

11. Alumni dan Adik-Adik MA Annida Al-Islamy yang hingga kini terus

memberikan dorongan serta semangat untuk tercapainya gelar sarjana.

12. Kelompok KKN DANDELION 2016 keluarga baru penulis yang telah

memberi warna pada akhir masa perkuliahan

Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan kepada seluruh

pihak yang telah membantu mulai dari awal penulisan hingga skripsi ini dapat

terselesaikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka semua dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang

membaca.

Jakarta, 14 September 2017

Taufiq Hidyatullah

Page 9: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah .................................................................. 4

1. Batasan Masalah ................................................................................... 4

2. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1. Manfaat Akademis ............................................................................... 6

2. Manfaat Praktis .................................................................................... 6

E. Kerangka Konsep ........................................................................................ 7

F. Metodologi Penelitian ................................................................................. 8

1. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 8

2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 9

3. Tahapan Penelitian ............................................................................... 9

4. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12

G. Sistematika Penelitian ............................................................................... 15

BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................. 17

A. Pola Komunikasi ....................................................................................... 17

1. Pengertian Pola ................................................................................... 17

2. Pengertian Komunikasi ...................................................................... 18

Page 10: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

vi

3. Unsur-unsur Komunikasi ................................................................... 22

4. Bentuk-bentuk Komunikasi................................................................ 26

5. Jenis-Jenis Pola Komunikasi .............................................................. 30

B. Pembinaan Kedisiplinan ............................................................................ 34

1. Pengertian Pembinaan ........................................................................ 34

2. Kedisiplinan ....................................................................................... 35

C. Metode Menghafal Al-Qur‘an ................................................................... 37

D. Menghafal Al-Qur‘an ................................................................................ 39

1. Pengertian Menghafal ........................................................................ 39

2. Pengertian Al-Qur‘an ......................................................................... 40

3. Keistimewaan Al-Qur‘an ................................................................... 41

4. Fungsi Al-Quran ................................................................................. 43

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK YATIM DAN DHU’AFA

YAYASAN AMAL SHOLEH SEJAHTERA (PYD-YASS) ............................ 48

A. Sejarah Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

(PYD-YASS) ..................................................................................................... 48

B. Struktur Dan Visi dan Misi Pondok Yatim dan Dhu‘afa .......................... 52

1. Struktur Pondok Yatim dan Dhu‘afa .................................................. 52

2. Visi dan Misi Pondok Yatim dan Dhu‘afa ......................................... 52

C. Lokasi Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa ............................................. 53

D. Program dan Fasilitas Pondok Yatim dan Dhu‘afa ................................... 54

1. Program Pondok Yatim dan Dhu‘afa ................................................. 54

2. Fasilitas Pondok Yatim dan Dhu‘afa ................................................. 57

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................... 59

A. Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Anak Asuh Dalam Pembinaan

Kedisiplinan Mengahafal Al-Qur‘an ................................................................. 59

1. Pola Roda ........................................................................................... 61

2. Pola Bintang ....................................................................................... 64

Page 11: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

vii

B. Metode Dalam Pembinaan Kedisiplinan Hafalan Al-Qur‘an di Pondok

Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang ..... 66

1. Pola komunikasi dalam metode Bin-Nazhar ...................................... 67

2. Pola komunikasi dalam metode Tahfidz............................................. 68

3. Pola komunikasi dalam metode Talaqqi ............................................ 69

4. Pola komunikasi dalam metode Takrir .............................................. 70

5. Pola komunikasi dalam metode Tasmi‟ ............................................. 71

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Kedisiplinan

Hafalan Al-Qur'an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera Neroktog Tangerang Kota. ................................................................ 72

1. Metode Bin-Nazhar ............................................................................ 72

2. Metode Tahfidz ................................................................................... 73

3. Metode Talaqqi .................................................................................. 74

4. Metode Takrir .................................................................................... 74

5. Metode Tasmi‟.................................................................................... 75

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 77

A. Kesimpulan ................................................................................................ 77

1) Metode Bin-Nazhar ............................................................................ 78

2) Metode Tahfidz ................................................................................... 78

3) Metode Talaqqi .................................................................................. 78

4) Metode Takrir .................................................................................... 78

5) Metode Tasmi‟.................................................................................... 78

B. Saran .......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 82

Page 12: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lokasi Asrama ..................................................................................... 53

Tabel 3.2 Fasilitas Asrama ................................................................................... 57

Tabel 4.1 Pola Komunikasi .................................................................................. 61

Tabel 4.2 Metode Hafalan .................................................................................... 66

Page 13: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 7

Gambar 2.1 Pola Lingkaran .................................................................................. 31

Gambar 2.2 Pola Roda .......................................................................................... 32

Gambar 2.3 Pola Rantai ........................................................................................ 32

Gambar 2.4 Pola Bintang ...................................................................................... 33

Gambar 2.5 Pola Y ................................................................................................ 34

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PYD ................................................................... 52

Gambar 4.1 Pola Roda pada PYD YASS ............................................................. 63

Gambar 4.2 Pola Bintang pada PYD YASS ......................................................... 64

Page 14: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 15: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan setiap umat manusia dalam menjalankan

kehidupannya sehari-hari, bahkan hampir tidak mungkin seseorang tidak

berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa berkomunikasi manusia tidak akan bisa

menjalankan fugsinya sebagai pembawa amanah dari Allah di muka bumi

(khalifah).

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, makin luas

pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung jawab sosial

seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses komunikasi, maka akan

berpengaruh pula terhadap diri dan tingkah lakunya, karena komunikasi pada

dasarnya adalah proses penyampaian dan penerima pesan yang mengandug arti

atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan

kesamaan makna dan kebersamaan.1

Yayasan merupakan sebuah organisasi atau badan hukum yang memiliki

tujuan dan maksud yang dimana tujuan tersebut bersifat sosial, keagamaan dan

kemanusia. Peran komunikasi sangat dibutuhkan dalam perkembangan sebuah

yayasan, karena didalamnya melibatkan banyak orang dan bebagai pihak, salah

satunya adalah pengasuh. Maka dari itu, peran komunikasi sangat dibutuhkan

dalam perkembangan sebuah yayasan.

1 Rudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta: Atma Kencana Publishing, Cetakan 1, 2013), h.2.

Page 16: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

2

Apa lagi sekarang, perkembangan yayasan di Indonesia semakin pesat, baik

di kota-kota besar maupun di daerah lainnya. Karena yayasan di naungi hukum

dari pemerintah berupa undang-undang. Masyarakat semakin yakin dan merasa

terjamin untuk mendirikan sebuah yayasan. Maka penulis meneliti salah satu

yayasan yang menaungi anak-anak yatim dan dhu'afa. karena Allah swt sudah

memerintahkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah (2) ayat 220 :

اٱ ف وس لخشة ٱو نذ ٱهى ن ش نت قم إصلح نهى خ

كى و ٱوإ تخانطىهى فئخى فسذ ٱعهى لل ن صهخ ٱي ونى ن

ٱشاء لل ٱلنتكى إ ٢٢٢نزز دكى لل

Artinya :“tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang

anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik,

dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu;

dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang

mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat

mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah[2]: 220)

Al-Qur'an menjelaskan tentang bagaimana kita, umat islam memerlakukan

dengan baik anak yatim dengan sebaik-baiknya. Masuk surga adalah kesuksesan

paling tinggi yang diraih oleh orang-orang yang beriman.

Penulis memilih Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera karena yayasan tersebut merupakan lembaga non profit yang bergerak

pada lingkup sosial keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan itensitas

dakwah ke masyarakat pada umumnya dan secara khusus dapat membantu

anggota masyarakat baik yang kurang mampu ataupun yang terkena musibah.

Pondok Yatim dan Dhu‘afa merupakan model pondok yatim yang anak asuhnya

bersekolah di luar dan sepulang sekolah melaksanakan kegiatan di asrama, salah

Page 17: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

3

satu kegiatannya adalah hafalan AlQur‘an. Pondok Yatim dan Dhu‘afa sudah

memiliki beberapa asrama yaitu, di daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan,

Tangerang Selatan Dan Tangerang Kota. Dari masing-masing asrama memiliki

kepala asrama yang ditugaskan sebagai pengasuh dan pembina di asrama.

Alasan penulis meneliti pola komunikasi di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

karena penulis melihat pada asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa cabang Neroktog,

Tangerang Kota, hanya terdapat seorang pengasuh dan seorang asisten pengasuh

dan memiliki sepuluh anak asuh di asrama. Ketika salah satu anak asuh sedang

menyetorkan hafalannya kepada pengasuh, anak asuh yang lainnya hanya

menunggu saja. Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

memiliki beberapa program-program, salah satu program yang ada adalah tahfidz

Al-Qur‘an atau menghafal Al-Qur‘an. Hal tersebut membuat penulis tertarik

meneliti pola komunikasi apa yang pengasuh gunakan dalam membina anak asuh

yang berusia 8 sampai dengan 12 tahun dalam menghafal Al-Qur‘an.2

Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik, apabila pesan yang

disampaikan oleh pengasuh kepada anak asuh dapat diterima dan dapat dipahami

dengan baik. Dengan demikian pengasuh dapat mempengaruhi anak asuh. Hal ini

yang membuat pola komunikasi sebagai penunjang dan penentu dari keberhasilan

sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik.

Hafal dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan ―telah masuk diingatan, dan

dapat mengucapkan di luar kepala‖, sedangkan hafalan dalam Kamus Bahasa

Indoesia ialah ―sesuatu yang dihafalkan‖. 3

2 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada kamis, 20 Juli 2017

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa,

2008), h.513

Page 18: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

4

Pondok Yatim dan Dhu‘afa, membuat kegiatan menghafal Al-Qur‘an,

dengan tujuan agar anak asuh yang mereka bina menjadi anak yang berprilaku

sesuai dengan Al-Qur‘an dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. dengan

harapan bisa menyebarkan Al-Qur‘an kepada masyarakat luas, ketika mereka

dewasa nanti. Kegiatan menghafal ini sudah jelas diperintahkan dalam Al-Qur‘an

surat Al-Qamar(54) ayat 22, yaitu :

شا ونقذ ٱس كش نقشءا ذ كش فهم ي ي ٢٢نهز

Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran.” (Qs. Al-Qamar[54]: 22)

Selaras dengan latar belakang di atas dan mengingatkan pentingnya

bagaimana sebuah lembaga pendidikan serta pembinaan anak yatim dan dhu‘afa

yang profesional dan amanah sehingga diperlukan suatu cara untuk memberikan

atmosfir yang dapat menciptakan generasi mandiri yang quraniyah dan memiliki

akhlakul karimah. Maka dari itu, penulis memutuskan untuk meneliti lebih

mendalam tentang pola komunikasi pengasuh dan anak asuh, dengan mengambil

judul yaitu: Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Anak Asuh Dalam

Pembinaan Kedisiplinan Hafalan Al-Qur'an Di Pondok Yatim Dan Dhu’afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarakan latar belakang diatas. Maka penulis membatasi

permasalahan ini hanya pada jenis-jenis pola komunikasi antara pengasuh

dan anak asuh dalam pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur'an di Pondok

Page 19: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

5

Yatim dan Dhu'afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang

Kota.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas yang telah dikemukakan, maka dengan ini penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pola komunikasi antara pengasuh dan anak asuh dalam

pembinaan kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota ?

Berdasarkan masalah diatas maka yang menjadi pertanyaan turunan adalah

sebagai berikut :

1. Pola Komunikasi apa saja yang digunakan dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota?

2. Metode apa saja yang digunakan pengasuh dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota?

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam metode hafalan

pembinaan kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan

Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

yang hendak dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui pola komunikasi apa saja yang digunakan pengasuh

dalam pembinaan kedisiplinan hafalan al-qur'an anak asuh di Pondok

Page 20: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

6

Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang Kota.

2. Untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur‘an diterapkan dalam

pembinaan kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

3. Untuk mengetahui Faktor pendukung dan penghambat dalam metode

hafalan pembinaan kedisiplinan hafalan Al-qur'an di Pondok Yatim dan

Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat :

1. Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dan mengembangkan

jenis pola komunikasi, bentuk komunikasi dan metode hafalan Al-Qur‘an.

pola komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah

referensi atau perbandingan bagi studi Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

akademisi dan masyarakat luas mengenai pola komunikasi pengasuh dalam

pembinaan kedisiplinan kegiatan anak asuh di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

Page 21: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

7

E. Kerangka Konsep

Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan

masalah ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1

Kerangka Konsep

Dalam pola komunikasi yang pengasuh terapkan dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa terdapat

beberapa unsur antara lain : bentuk-bentuk komunikasi, jenis pola

komunikasi dan metode hafalan Al-Qur‘an. Bentuk komunikasi yang

pengasuh terapkan adalah komunikasi intrapribadi, antarpribadi dan

keompok.4 Kemudian jenis pola komunikasi yang digunakan pengasuh

4 Onung Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Cintra

Aditya Bakti, 2003),

Pola Komunikasi

Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Intrapribadi

2. Komunikasi Antarpriadi

3. Komunikasi Kelompok

Jenis Pola Komunikasi

1. Pola Roda

2. Pola Bintang

Metode Hafalan

Al-Qur'an

1. Bin-nazhar

2. Tahfizdh

3. Talaqqi

4. Takrir

5. Tasmi'

Pengasuh

dan

Anak Asuh

Page 22: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

8

dalam pembinaan hafalan Al-Qur‘an adalaha pola roda dan bintang.5

Dilengkapi dengan metode menghafal Al-Qur‘an yang terdiri dari : Bin-

nazhar, Tahfizdh, Talaqqi, Takrir dan Tasmi.6

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Paradigma Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis degan informasi

dari orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan.7

Dengan menggunakan metodologi kualitatif deskriptif penulis berusaha

melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

bidang tertentu secara faktual dan cermat. Ciri lain dalam metodologi

kualitatif deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah

(naturalistic setting). Penulis bertindak sebagai pengamat. Penulis hanya

membantu kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam

buku observasinya. Dengan suasana alamiah yang dimaksudkan bahwa

penulis terjun kelapangan.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 12 0rang, antara lain : seorang pengasuh,

asisten pengasuh dan sepuluh anak asuh di Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota. Penulis

melakukan penelitian dengan menggunakan sudut pandang orang-orang

5 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana, (Tangerang

Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi ke-5, 6 Sa‘dulloh, 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta:Gema Insani, 2008),

7 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h.15. 8 Jalaludin Rachmat, Metode Peneltian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h.22 dan 25.

Page 23: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

9

yang menjadi sumber data primer penelitian ini, melalui interaksi dengan

subjek penelitian terjadi secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga

tindakan dan cara pandang subjek tidak berubah.

Informan yang penulis gunakan yaitu, orang-orang yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian penulis. Adapun yang menjadi informan

adalah kepada seorang pengasuh, asisten pengasuh dan sepuluh anak asuh di

Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera. Sedangkan

yang menjadi objek penelitian adalah pola komunikasi terhadap pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera. Dalam wawancara mendalam peran informan tetap

menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. Penentuan

informan dilakukan secara purposive yaitu menggunakan subjek penelitian

yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.9

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS), yang beralamat Jl. Hasyim Ashari

No. 25 neroktog-Pinang, tangerang tlp 0857-7281-3581. Adapun waktu

penelitian berlangsung, sejak 16 Juli s/d 16 Agustus 2017.

4. Tahapan Penelitian

Prosedur penelitian sebagai berikut: teknik pengumpulan data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis pakai adalah tekhnik

pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa

9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007),Hal.108.

Page 24: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

10

pengumpulan data dalam bentuk kalimat, kata dan gambar.

Pelaksanaan teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

1) Observasi, merupakan metode pertama yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini. Teknik observasi atau pengamatan

yang penulis gunakan adalah bersifat langsung dengan

mengamati objek yang di teliti,10

yakni bagaimana pola

komunikasi pengasuh dalam pembinaan kedisiplinan kegiatan

anak asuh di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

2) Wawancara, merupakan alat pengumpulan data yang sangat

penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan

manusia sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan

realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti.11

Adapun yang

menjadi informan adalah pengasuh dan anak asuh, yang menjadi

sampel untuk memperoleh informasi mengenai pola komunikasi

pengasuh dalam menerapkan kedisiplinan kegiatan anak asuh di

Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

Neroktog Tangerang Kota. Wawancara akan dilakukan degan

menggunakan pedoman wawancara agar setiap pertanyaan

terarah. Adapun pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan

yaitu terkait dengan pola komunikasi yang dilakukan antara

10 Jalaludin Rachmat, Metode Peneltian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h.25. 11

Pawito, Ph.D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara,

2007), h.132.

Page 25: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

11

pengasuh dan anak asuh, termasuk didalamnya tentang bentuk

dan media komunikasi dan hambatan yang dialami.

3) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui kumpulan

dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Dokumentasi

ini dapat dialakukan untuk mencari data mengenai permasalahan

yang diteliti dan berbagai macam dokumen seperti arsip, brosur,

dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Pengolahan Data

Dalam menyederhanakan data yang dikumpulkan tidak dalam

grafik melainkan menggunakan tabel dan bagan mengenai pola

komunikasi antara pengasuh dan anak asuh, bentuk-bentuk

komunikasi yang pengasuh terapkan terhadap anak asuh, serta metode

yang pengasuh gunaka dalam pembinaan menghafal Al-Qur‘an.

Terdapat empat tabel dan sembilan bagan dalam penelitian ini. Dan

penulisan skripsi berdasarkan Pedoman Ceqda.

c. Teknis Analisis Data

Temuan ditafsirkan dan dianalisa berdasarkan kerangka konsep

(lihat pada halaman tujuh) penelitian menggunakan metode deskriftif

analisis yaitu penelitian menganalisis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan dari lapangan dan buku–buku dengan cara

menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang

disertai kutipan-kutipan data.12

Alasan penulis memilih teknik analisis

data secara kualitatif adalah demi memudahkan proses. Data-data

12

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosdakarya, 2007), h.6.

Page 26: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

12

yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan

lisan bukan data nominal yang menunjukkan angka.

Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Tahap pertama adalah reduksi data, penulis mencoba memilih

data yang relevan dan mengoganisasikan data sedemikian rupa

sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat di verifikasi.

Dalam penelitian ini penulis membuat transkip, membuat kata

kunci untuk setiap pertanyaan, dengan pola komunikasi antara

pengasuh dan anak asuh.

2) Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai pola

komunikasi antara pengasuh dan anak asuh diperoleh, maka data

tersebut dan disajikan daa bentuk narasi, visual gambar, tabel

dan sebagainya. Semuanya dirancang guna menggabungkan

informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah

dipahami.

3) Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.

5. Tinjauan Pustaka

Penulis sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tentang pola

komunikasi telah dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta,

terutama mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi:

Faisal Akbar menemukan bahwa pola komunikasi yang digunakan

guru agama dalam pembinaan akhlak siswa SDS Jakarta Islamic School

Joglo Jakarta Barat adalah pola komunikasi bintang, karena dalam proses

tersebut dapat menimbulkan feedback, agar dapat mengetahui apakah

Page 27: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

13

komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Adapun perbedaan

skripsi yang ditulis Faisal Akbar dan penulis ialah tentu saja terletak pada

subjek penelitiannya yaitu subjek penelitian yang penulis tulis adalah Antara

Pengasuh dan Anak Asuh di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahter Neroktog Tangerang Kota. Sedangkan yang menjadi

persamaannya ialah terletak pada objek, teori, kemudian metodologi

penelitiannya, yaitu objeknya ialah pola komunikasi, teorinya adalah lima

jenis pola komunikasi menurut Joseph A. Davito, sedangkan metodologinya

menggunakan pendekatan kualitatif.13

Surya Wiratama menullis menemukan bahwa pola komunikasi yang

digunakan pembimbing agama terhadap warga binaan dalam pembinaan

akhlak di rumah tahanan salemba jakarta pusat adalah pola komunikasi

antarpribadi dan pola komunikasi kelompok kecil, karena dalam proses

komunikasi ini komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan

yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif.

Adapun perbedaan skripsi yang ditulis Surya Wiratama dan penulis ialah

terletak pada teori dan subjek penelitiannya yaitu teori dan subjek penelitian

yang peneliti tulis adalah lima pola komunikasi yang ditulis Joseph A.

Devito, yaitu komunikasi pola lingkaran, pola roda, pola rantai, pola bintang

dan pola Y. Sedangkan subjeknya adalah Antara Pengasuh dan Anak Asuh

di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahter Neroktog

Tangerang Kota. Sedangkan yang menjadi persamaannya ialah terletak pada

13

Faisal Akbar, Pola Komunikasi Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SDS Jakarta

Islamic School Joglo Jakarta Barat, KPI, UIN Jakarta, 2016

Page 28: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

14

objek serta metodologi penelitiannya, yaitu objeknya ialah pola komunikasi

sedangkan metodologinya menggunakan pendekatan kualitatif.14

Aulia Pratiwi menemuksn bahwa pola komunikasi Antara Guru Dan

Orang tua Murid Di Sekolah Dasar Fajar Islami Tangerang adalah pola

komunikasi antarpribadi dan pola komunikasi kelompok kecil, karena dalam

proses komunikasi ini komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-

pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau

negatif. Dari hasil pengamatan pada skripsi yang ditulis oleh Aulia Pratiwi

ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang sebelumnya yaitu

perbedaannya ialah terletak pada subjek dan teorinya. Sedangkan

persamaannya terdapat pada objek dan metodologi penelitiannya.15

Tri Wibowo menemukan bahwa pola komunikasi antara pengasuh dan

santri dalam menjalankan kedisiplinan shalat dhua di yayasan pendidikan

islam pondok pesantren modern alfa sanah cisauk – tangerang adalah pola

bintang., karena komunikasi dua arah menjadi efektif ketika pesan yang

disampaikan komunikator mendapat feedback dari komunikan. Adapun

perbedaan skripsi yang ditulis Tri Wibowo dan penulis yaitu subjek

penelitian yang peneliti tulis adalah Antara Pengasuh dan Anak Asuh di

Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahter Neroktog

Tangerang Kota. Sedangkan yang menjadi persamaannya ialah terletak pada

objek, teori, kemudian metodologi penelitiannya, yaitu objeknya ialah pola

14

Surya Wiratama, Pola Komunikasi Pembimbing Agama Dan Warga Binaan Dalam

Pembinaan Akhlak Di Rumah Tahanan Salemba Jakarta Pusat, KPI, UIN Jakarta, 2016 15

Aulia Pratiwi, Pola Komunikasi Antara Guru Dan Orang tua Murid Di Sekolah

Dasar Fajar Islami Tangerang, KPI, UIN Jakarta, 2013

Page 29: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

15

komunikasi, teorinya adalah lima jenis pola komunikasi menurut Joseph A.

Davito, sedangkan metodologinya menggunakan pendekatan kualitatif.16

G. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika

penulisan yang terdiri dari beberapa BAB dan memiliki beberapa Sub Bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini dibahas terdiri dari latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka konsep dan sistematika penulisan.

BAB II :Kajian Teoritis, Yang Meliputi, Pola Komunikasi:

Pengertian Pola, Pengertian Komunikasi, Unsur-Unsur

Komunikasi, Bentuk-Bentuk Pola Komunikasi, Jenis-Jenis

Pola Komunikasi, Pembinaan Kedisiplinan: Pengertian

Pembinaan, Kedisiplinan. Metode Menghafal Al-Qur‘an.

Hafalan Al-Qur'an: Pengertian Menghafal, Pengertian Al-

Qur‘an, Keistimewaan Al-Qur‘an, Fungsi Al-Qur‘an

BAB III : Gambaran Umum. Pondok Yatim dan Dhu'afa Yayasn

Amal Sholeh Sejahtera: Sejarah Pondok Yatim Dan

Dhua'afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD-YASS):

Visi Dan Misi, Struktur Organisasi, Lokasi Asrama Pondok

Yatim dan Dhu‘afa, Program dan Fasilitas Pondok Yatim

16

https://scholar.google.co.id/scholar?start=0&q=related:hwvWoB1mXhAJ:scholar.googl

e.com/&hl=id&as_sdt=0,5, diakses pada hari senin, 30 Oktober 2017, pukul 16.00.

Page 30: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

16

Dan Dhua'afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD-

YASS).

BAB IV : Temuan Dan Analisis. Menjelaskan, pola komunikasi

antara pengasuh dan anak anak asuh dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan al-qur'an di Pondok Yatim dan

Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang Kota. Metode dalam pembinaan kedisiplinan

hafalan Al-Qur‘an di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera. Faktor penghambat dan pendukung

pola komunikasi anatara pengasuh dan anak asuh dalam

pembinaan kedisiplinan hafalan al-qur'an di Pondok Yatim

dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang Kota.

BAB V : Penutup. Yang berisi Kesimpulan dan Saran.

Page 31: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

17

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola

Pola komunikasi merupakan serangkaian dari dua buah kata yang

memiliki keterkaitan makna, di mana makna diantara satu dengan makna

yang lainnya saling mendukung satu sama lain.

Sebelum membahas tentang pola komunikasi perlu diketahui terlebih

dahulu apa yang dimaksud dengan pola dan komunikasi. Kata ―Pola‖ dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa pola memiliki arti yakni:

―bentuk atau system, cara atau struktur yang tepat, dimana pola dapat

dikatakan contoh dan cetakan‖.1 Sedangkan kata ―Pola‖ yang terdapat

didalam Kamus Ilmiah Popular memeiliki arti yaitu: ―model, contoh atau

pedoman (rancangan)‖.2

Berdasarkan pengertian pola di atas maka penulis dapat menarik

kesimpulan, bahwa pola adalah gambaran, bentuk, rancangan suatu

komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah komunikannya. Pada

pembahasan ini, pola juga dapat diartikan sebagai bentuk atau cara, karena

keterkaitannya dengan kata yang dirangkulnya (komunikasi).

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1996), h.885

2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 605

Page 32: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

18

2. Pengertian Komunikasi

Dalam Kamus Besar Ilmiah Populer kata ―komunikasi‖ dapat

diartikan sebagai ―pengeriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.‖3

Adapun Menurut Oneng Uchjana Effendy, makna kata ―komunikasi‖

dapat dilihat dari dua sudut pandang. Dilihat dari sudut bahasa (etimologi)

komunikasi yaitu ―komunikasi peryataan dinamakan pesan (message), orang

yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communikator) sedangkan

orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan

(communicatee).‖4 Sedangkan sudut pandag yang kedua yaitu secara istilah

atau terminologi. Kata ―komunikasi‖ berasal dari bahasa inggris yaitu

communication yang bersumber dari bahasa latin yaitu communicatio, dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya

adalah sama makna.5

Dalam bahsa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul

dan ittishal. Sebagai contoh, Dr. Halah Abdul ‗Al al-Jamal ketika menulis

tentang seni komunikasi dalam Islam beliau memberi judul bukunya dengan

Fann al-tawashul fi al-Islam (Seni Komunikasi Dalam Islam). Kata Ittishal

di antaranya digunakan oleh Awadh al-Qarni dalam bukunya Hatta la

Takuna Kallan (supaya anda tidak menjadi beban orang lain). Ketika

mendefinisikan tetang komunikasi, Awadh mengatakan bahwa komunikasi

3 Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan I, 2012),

h.327 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Cintra

Aditya Bakti, 2003), h.28 5 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasii, (Bandung: PT. Rosdakarya,

2007), h. 32

Page 33: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

19

(ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunakan sarana yang

terbaik untuk memindahkan informasi, makna, rasa dan pendapat kepada

pihak lain dan mempengaruhi pendapat mereka, serta menyakinkan mereka

dengan apa yang kita inginkan apakah dengan menggunakan bahasa atau

dengan yang lainnya. Ketika merujuk kepada kata dasar ―washala” yang

artinya sampai, tawashul artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua

pihak untuk saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan

dipahami atau sampai kepada dua belah pihak yang berkomunikasi.6

Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam ―Ensiklopedia

Umum‖ diartikan dengan ―perhubungan‖, sedangkan yang terdapat dalam

buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:

1. Communicare, yang berati berpartisipasi ataupun berlaku

memberi tahukan.

2. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku

dimana-mana.

3. Communis Opinium, yang berarti pendapat umum ataupun

pendapat mayoritas.

4. Communico, yang berarti membuat sama.

5. Demikian juga komunikasi berasal dari kata latin

Communicatio yang juga bersumber dari kata communis

yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.

Adapaun pengertian komunikasi menurut istilah (terminologi) banyak

dikemukankan, antara lain:

6 Harjani Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta, Prenadamedia Group, Cetakan ke-1, 2015),

h.3

Page 34: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

20

1. Menurut Carl I. Hovland, mengatakan bahwa komunikasi

adalah peroses dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan perangsang (biasanya lamban-lambang

dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang

lain (komunikan).

2. Menurut Wiliam Albiq, mengatakan dalam bukunya Public

Opinian bahwa komunikasi adalah: Proses pengoperasian

lambang-lambang yang berarti diantara individu-individu.

3. Hovland, Janis Dan Kelly, 1953 mengatakan bahwa

―komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang

(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam

bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk

prilaku orang lain (khalayak).

4. Berelson dan Steiner, 1964, mengemukakan bahwa

―komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,

emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-

simbol seperti kata-kata, gambar, angka- angka dan lain-lain.

5. Laswell, 1960, mengatakan bahwa ―komunikasi pada

dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan ―siapa‖,

―mengatakan apa‖, ―dengan saluran apa‖,‖kepada siapa‖ dan

dengan akibat atau hasil apa‖.

6. Everett M. Rogers, mengemukakan bahwa komunikasi

adalah ―proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber

Page 35: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

21

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka‖.7

Dari masing-masing definisi di atas bisa, penulis dapat menarik

kesimpulan sementara bahwa komunikasi pada intinya adalah suatu proses

penyampaian atau pengiriman pesan yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan. Akan tetapi dari beberapa definisi tersebut maksudnya

juga memiliki tujuan yang sama. Terpenting dalam komunikasi adalah

bagaimana mempunyai kesamaan pesan yang disampaikan oleh seseorang

dengan melibatkan orang lain.

Dapat dikatakan, demikian bahwa seseorang yang berkomunikasi

berarti mengharapkan agar orang yang menjadi komunikan ikut

berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan dan harapan dari isi pesan

yang disampaikan. Jadi diantara komunikator dan komunikan dalam

komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus sama-sama mengetahui

hal yang dikomunikasikan, jika tidak demikian maka kegiatan komunikasi

tersebut tidak berlangsung dengan baik dan tidak efektif.

Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses

komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi

dengan komponen lainnya. Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau

pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan

penerimaan pesan yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat

dipahami.

7 Rudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta: Atma Kencana Publishing, Cetakan 1, 2013), h.

18-19

Page 36: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

22

Menurut Steward L.Tubbis dan Silvia Mess, sebagaimana dikutip oleh

Jalaludin Rahmat dalam bukunya ―Psikologi Komunikasi‖ ia menguraikan

komunikasi yang baik dan efektif tentunya memiliki ciri -ciri yaitu :

a. Pengertian yaitu komunikator dapat memahami, mengenai

pesan-pesan yang disampaikan kepada komunikan.

b. Kesenangan yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab

serta menyenangkan.

c. Mempengaruhi sikap yaitu dapat mengubah sikap orang lain

sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa

merasa terpaksa.

d. Hubungan sosial yang baik yaitu menumbuhkan dan

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain

dalam hal interaksi.

e. Tindakan yaitu membuat komunikan melakukan suatu tindakan

yang sesuai dengan pesan yang diinginkan.8

Adapaun yang terlibat dalam proses tersebut adalah manusia. Oleh

karena itu komunikasi yang dimaksudkan pada umunya adalah ―komunikasi

manusia‖ atau human communication, yang sering pula disebut komunikasi

sosial, komunikasi antarpribadi atau komunikasi kemasyarakatan.

3. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian

pikiran atau perasaan oleh sesorang kepada orang lain seseorang kepada

8 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2000),

Cet ke-15, h. 13-15.

Page 37: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

23

orang lain dengan menggunakan lambang. Pikiran bisa merupakan: gagasan,

informasi, opini, ide, pristiwa dan lainnya.

Dalam prosesnya komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang

fundamental, yaitu:

1. Komunikator adalah pelaku atau orang yang menyampaikan

pesan kepada orang lain. Pelaku ini dapat terdiri dari perorangan

atau kelompok.

2. Pesan adalah suatu gagasan atau ide, informasi, pengalaman,

yang telah dituangkan dalam lambang untuk disebarkan kepada

pihak lain.

3. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari

komunikator.

Disamping tiga unsur di atas dapat pula ditambahkan dengan unsur-

unsur yang lainnya yaitu :

1. Pengirim Pesan (Komunikator)

orang yang pertama kali menyampaikan pesan. Encoder

adalah istilah lain yang mempunyai pengertian yang sama

dengan komunikator. Ecorder dalam menyampaikan pesan

mempunyai sifat encoding, yaitu suatu usaha komunikator

dalam menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada

komunikan, agar komunikan dapat memahaminya.

2. Penerima Pesan (Komunikan)

Orang yang menerima pesan. Decorder, adalah istilah lain

yang mempunyai pengertian sama dengan komunikan. Dalam

Page 38: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

24

menerima pesan decorder mempunyai sifat Decoding, yaitu

suatu usaha komunikan dalam menafsirkan pesan yang

disampaikan oleh komunikator. 9

3. Pesa (message)

pesan, baik berupa kata-kata, lambang-lambang, isyarat,

tanda-tanda atau gambar yang disampaikan.10

Definisi pesan

menurut Nuraini Soyomukti dalam bukunya ―Pengantar Ilmu

Komunikasi‖ ialah sebagai segala sesuatu yang disampaikan

komunikator kepada komunikan untuk mengujudkan motif

komunikasinya. Pesan sebenarnya adalah suatu hal yang

sifatnya abstrak. Akan tetapi, ketika ia di sampaikan dari

komunikator kepada komunikan, ia menjadi konkret karena

disampaikan dalam bentuk simbol/lambang berupa bahasa (baik

lisan maupun tulisan), suara (audio), gambar (visual), mimik,

gerak-gerik, dan lain sebagainya. 11

4. Saluran dan Media Komunikasi

Agar pesan yang disampaikan komunikator sampai pada

komunikan, dibutuhkan saluran dan media komunikasi. Saluran

komunikasi lebih identik dengan proses berjalannya pesan

sedangkan media komunikasi lebih identik dengan alat (benda)

untuk menyampaikan.

9 Rudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencan Publishig, Revisi, Cetakan 1,

2013), h.4 10

Rudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, Cetakan 1, 2007), h.46 11

Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),

h. 61-62

Page 39: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

25

Saluran komunikasi bisa terjadi tanpa media, yaitu

berlangsung tatap muka. Aktivitas komunikasi tatap muka ini

bentuknya bermacam-macam mulai dari perbincangan,

wawancara, konseling, rapat dan seminar. Sedangkan media

komunikasi berfungsi sebagai alat perantara yang sengaja dipilih

komunikator untuk mengantarkan pesannya agar sampai ke

komunikan. 12

5. Feed back

Merupakan tanggapan atau umpan balik atau jawaban atau

respon komunikan kepada komunikator, bahwa komunikasinya

dapat diterima dan berjalan dengan baik.

6. Efek Komunikasi

Merupakan hasil akhir komunikasi, yaitu : ―perubahan

yang terjadi dipihak komunikan sebagai akibat dari diterimanya

pesan mealui komunikasi. Efek bisa bersifat kognitif yan

meliputi pengetahuan, bisa juga bersifat afektif yang meliputi

perasaan emosi, atau bisa juga bersifat yang merupakan

tindakan.‖ Keberhasilan suatu komunikasi dapat terlihat, jika

sikap dan tingkah laku seorang komunikasi sesuai dengan pesan

yang disampaikan.13

Sedangkan menurut Nurani Soyomukti

dalam bukunya ―Pengantar Ilmu Komunikasi” efek komunikasi

adalah situasi yang diakibatkan oleh pesan komunikator dalam

12

Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 62 13

Rudhonah, Ilmu Komunikasi,(Jakarta: Atma Kencan Publishig, Revisi, Cetakan 1,

2013), h. 45.

Page 40: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

26

diri komunikannya. Efek komunikasi ini berupa efek psikologis

yang terdiri dari tiga hal, yaitu :

Pengaruh kognitif, yaitu bahwa dengan komunikasi, seseorang

menjadi tahu tentang sesuatu

Pengaruh konatif, yaitu bahwa dengan pesan yang disampaikan

terjadi perubahan perasaan dan sikap.

Pengaruh konatif, yaitu pengaruh yang berupa tingkah laku dan

tindakan. Karena menerima pesan dari komunikator atau

penyampaian pesan, komunikan bisa bertindak untuk melakukan

sesuatu. 14

4. Bentuk-bentuk Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy ―komunikasi memiliki empat

macam bentuk yang berbeda keempat maam bentuk itu di antaranya adalah:

komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan

komunikasi media‖.15

a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)

Komunikasi pribadi ini dibagi dua jenis komunikasi yaitu

komunikasi intrapersonal dan komunikasi antarpersona keduanya

memiliki pengertia sebagai berikut:

1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)

Komunikasi Intrapribadi dapat juga diartikan sebagai

kegiatan komunikasi yang proses terjadinya dengan diri sendiri.

14

Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),

h. 64-65 15

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana, (Tangerang

Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi ke-5, h. 382-383

Page 41: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

27

Suatu proses pengolahan informasi yang melalui panca indra

atau sistem syaraf yang ada di dalam diri seseorang. Dalam hal

ini seseorang memiliki peran ganda baik berperan sebagai

komunikator dan berperan sebagai komunikan dalam dirinya

sendiri.

Menurut Ronald L. Applbaum di kutip oleh Onong

Uchjana Efendy mendefinisikan bahwa ―komunikasi

intrapribadi sebagai komunikasi yang berlasung di dalam diri

kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberi

makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.‖

Apabila seseorang mampu melakukan komunikasi ini

dengan baik itu berarti seseorang tersebut telah mampu

mengenal dirinya sendiri sehingga dapat berfungsi secara bebas

di masyarakat. Maka dapat dikatakan ia telah menjadi manusia

yang seutuhnya.

Komunikasi intrapribadi dalam dakwah dzatiyah ialah

dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan komunikasi

intrapribadi yang mengatur sensasi, persepsi, memori dan cara

berpikir dalam pandangan islam.16

2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi antarpribadi merupakan proses sosial dimana

orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Devito yang dikutip oleh Onong

16

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, ( Jakarta: Amzah, 2012), h. 83

Page 42: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

28

Uchjana Effendy dalam bukunya ―Ilmu, Teori, dan Filsafat

Komunikasi‖, bahwa komunikasi antarpribadi merupakan

―proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika‖.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang

prosesnya melibatkan dua orang atau lebih yaitu antara

komunikator dan komunikan. Dibandingkan dengan komunikasi

lainnya, komunikasi ini dianggap yang efektif dikarekan

komunikasi terjadi secara langsung atau bertatap muka sehingga

pesan yang disampaikan dapat langsung didiskusikan.17

Komunikasi antarpribada dalam dakwah fardiyah ialah

untuk mengenal dan menilai seseorang dengan cermat agar

pendakwah dan mitra dakwah mampu menerapkan pendekatan

komunikasi antarpribadi, kemudian untuk mengkaderisasi

seseorang dan membina persahabatan.18

b. Komunikasi Kelompok (Grop Communication)

Komunikasi Kelompok (Grop communication) adalah

―komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan

sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.‖19

Komunikasi kelompok dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil

dan kelompok besar.

17

Onung Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Cintra

Aditya Bakti, 2003), h. 58 - 60 18

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, ( Jakarta: Amzah, 2012), h.138 19

Onung Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Cintra

Aditya Bakti, 2003), h. 75

Page 43: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

29

Komunikasi kelompok kecil (small group) adalah ―kelompok

komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk

memberikan tanggapan secara verbal, dengan kata lain komunikator

dapat melakukan komunikasi antarpribadi dengan salah satu

anggota.‖20

Komunikasi kelompok besar (large group) dalam kelompok

besar situasi yang ada sangat berbeda dengan situasi yang terjadi di

dalam kelompok kecil. Dalam hal ini komunikasi antarpribadi yang

terjadi sangat kecil kemungkinan. Hal ini terjadi karena begitu

banyaknya individu yang berkumpul sehingga pertukaran informasi

tersebut sulit berjalan. Dalam hal memberikan tanggapan kepada

komunikator, maka tanggapannya bersifat emosional. Dibandingkan

dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok kecil lebih

bersifat rasional atau bisa dikatakan efektif. Karena ketika menerima

suatu pesan dari komunikator, komunikan menanggapinya dengan

lebih banyak menggunakan pikiran dari pada perasaan.21

Komunikasi kelompok dalam dakwah halaqoh ialah dimana

pendakwah dapat menyampaikan pesan dakwahnya kepada

kelompoknya sendiri dan ia juga dapat mengajak kelompok lain. 22

c. Komunikasi Massa

20

Onung Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya,

2007), h. 55 21

Onung Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, h. 55 – 56 22

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, ( Jakarta: Amzah, 2012), h. 189

Page 44: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

30

Satu konteks komunikasi antarmanusia yang sangat besar

peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebagai salah

satu konteks komunikasi, komunikasi massa juga memanfaatkan

media (massa) sebagai alat komunikasi. Komunikasi massa tidak

dapat dilepaskan dari media massa dan massa sebagai kumpulan

masyarakat yang jumlahnya banyak.

Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang

banyak,tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya

perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Oleh karena itu, agar

pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, digunakan

media massa, seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi. Dalam

komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda.

Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah massa dan media komunikasi

yang membutuhkan proses persiapan dan teknik penyampaian pesan.

23

5. Jenis-Jenis Pola Komunikasi

Menurut Josep A. Devito bahwa di dalam bukunya ―Komunikasi

Antarmanusia‖ terdapat jenis-jenis pola komunikasi, yaitu komunikasi pola

roda, pola rantai, pola lingkaran, pola bintang, pola Y.24

Berikut adalah

gambar dari kelima pola tersebut :

23

Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),

h. 191 24

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana, (Tangerang

Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi ke-5, h. 382

Page 45: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

31

a. Pola Lingkaran

Pola lingkaran yakni hampir sama dengan pola rantai, namun

orang terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A).

Dalam pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota

posisinya sama. Samuanya berhak dan memiliki kesempatan yang

sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di sisi mereka.

Gambar 2.1

Pola Lingkaran

d. Pola Roda

Pola roda adalah pola yang mengerahkan seluruh informasi

kepada individu yang menduduki posisi sentral dan berpengaruh

dalam proses penyamapaian pesannya yang mana semua iformasi

yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pemimpin.

Dari gambaran di bawah, bisa dijelaskan bahwa seseorang

berkomunikasi pada banyak orang, yaitu B, C, D dan E. komunikasi

ini cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik.

Page 46: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

32

Gambar 2.2

Pola Roda

e. Pola Rantai

Dalam pola rantai jaringan komunikasi terdiri dari lima

tingkatan dalam jenjang hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi

sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downword), yang artinya

menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke

atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. Dalam

artian seseorang (A) berkomunikasi pada sesorang yang lain (B) dan

seterusnya ke (C), ke (D), dan (E).

Gambar 2.3

Pola Rantai

f. Pola Bintang

Pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua

anggota. Pola bintang merupakan gabungan dan pengembangan dari

pola lingkaran yang mana terjadi interaksi timbal balik antara anggota

komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi pimpinan sentralnya.

Page 47: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

33

Semua anggotanya memiliki hak dan kekuatan yang sama untuk

mepengaruhi anggota lainnya.

Gambar 2.4

Pola Bintang

g. Pola Y

Pola ini kurang tersentralisasi dibandingkan dengan pola roda,

akan tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya.

Pola Y juga memiliki pimpinan yang jelas dalam proses aliran

informasi.

Anggota ini mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang

lainnya. Ketiga anggota lainnya memiliki komunikasi yang terbatas,

hanya dengan satu orang lainnya.25

25

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana, h. 382-383

Page 48: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

34

Gambar 2.5

Pola Y

B. Pembinaan Kedisiplinan

1. Pengertian Pembinaan

Dalam Kamus Bahasa Indonesi kata pembinaan berarti ―mebina,

memperbarui, perbuatan, penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan

yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil, guna untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.‖ 26

Dari pengertian di atas pembinaan dapat di ambil

pengertiaannya secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk

memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Kemudian usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan

efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Sedangakan pembinaan menurut Prof. Zkiyah Daradjat dalam

bukunya yang berjudul ―Ilmu Jiwa Raga‖ mengatakan bahwa ―pembinaan

baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,

terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,

menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,

26

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang,

1997), h. 23

Page 49: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

35

utuh dan selaras. Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat,

keinginan serta prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan

mengembangkan kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan

manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.‖27

Dari beberapa pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa

pembimbing adalah seseorang yang memberikan bantuan atau pertolongan

kepada orang lain baik itu individu maupun kelompok yang dilakukan

secara berkesinambungan agar individu atau kelompok tersebut dapat

mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau

kemampuannya.

2. Kedisiplinan

a. Pengertian Disiplin

Menurut M. Hafi Anshori, disiplin adalah ―suatu sikap mental

yang dengan kesadaran dan keinsyafannya mematuhi peraturan-

peraturan atau larangan yang ada terhadap suatu hal, karena mengerti

betul-betul tentang pentingnya perintah dan larangan.‖28

Maka dapat juga diartikan bahwa disiplin dapat dilakukan

dengan baik apabila seseorang mengerti betul tetang pentingnya

larangan atau perintah itu, karena apabila tidak dimengerti dengan

baik maka kemungkinan besar disiplin tidak dapat diterapkan.

Dari pendapat tentang definisi disiplin di atas, maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu sikap mental

yang terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang

27

Zakiyah Dradjat, Ilmu Jiwa Raga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet-Ke 15, h. 36 28

M. Hafi Anshori, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1983),

h. 66

Page 50: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

36

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan

ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

Disiplin adalah keputusan untuk menghormati dan

melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk

kepada keputusan, merupakan salah satu pintu meraih kesuksesan.

Kepakaran dalam bidang ilmu pengetahuan tidak akan memiliki

makna signifikan tanpa disertai sikap disiplin. Tidak heran jika Allah

memerintahkan kaum beriman untuk membiasakan disiplin. Perintah

itu,antara lain, tersirat dalam Al-Qur‘an surat Al-Jumu‘ah (62) ayat 9

– 10.

أها ٱ ة ي ىو نز هى نهص عت ٱءايىا إرا ىد سعىا ٱف نج

ركش ٱإن ع ٱورسوا لل نب ى ش نكى إ كتى تعه نكى خ فئرا ٩ر

ة ٱقضت هى ٱي فضم بتغىا ٱو لسض ٱف تششوا ٱف نص لل

ٱ ركشوا ٱو لل ٠٢كثشا نعهكى تفهذى

Artinya : “(9) Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk

menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu kepada

mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu

lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (10) Apabila telah

ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan

carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya

kamu beruntung.” (Qs. Al-Jumu‘ah[62]: 9-10)

Maksud dari arti ayat di atas adalah bagaimana kita sebagai

umat manusia harus berdisiplin dalam membagi waktu. Ketika

waktunya untuk beribadah (akhirat) maka tinggalkanlah semua jual

beli (dunia). Jadi, sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang

Page 51: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

37

dapat memanfatkan atau berdisiplin dalam mempergunakan waktu,

yaitu antara perihal menyangkut akhirat maupun dunia. Karena Allah

swt tidak menyukai hambanya yang hanya memikirkan untuk

akhiratnya saja, begitu juga sebaliknya, hanya memikirkan akhiratnya

saja. berdisiplinlah dalam memanfatkan waktu yang sudah Allah

berikan kepada kita hambanya, karena itu yang sudah Allah tuliskan

didalam Al-Qur‘an.

C. Metode Menghafal Al-Qur’an

Dalam menghafal Al-Qur‘an orang mempunyai metode dan cara yang

berbeda-beda. Namun, metode apapun yang dipakai tidak akan terlepas dari

pembacaan yang berulang-ulang sampai dapat mengucapkannya tanpa

melihat mushaf sedikitpun.

Proses menghafal Al-Qur‘an dilakukan melalui proses bimbingan

seorang guru tahfidz. Proses bimbingan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1. Bin-Nazhar

Yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur‘an yang akan

dihafal dengan melihat mushaf Al-Qur‘an secara berulang-ulang.

Proses bin-nazhar ini hendaknya dilakukan sebanyak mungkin. Hal

ini dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang lafadz

maupun urutan ayat-ayanya. Agar lebih mudah dalam proses

menghafalnya, maka selama proses bin-nazhar ini diharapkan calon

hafizh juga mempelajari makna dari ayat-ayat tersebut.

2. Tahfidz

Page 52: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

38

Yang menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur‘an

yang telah dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar tersebut. Misalnya

menghafal satu baris, beberapa kalimat, atau sepotong ayat pendek

sampai tidak ada kesalahan sehingga sempurna. Kemudian rangkai

ayat tersebut diulang kembali samapai benar-benar hafal.

3. Talaqqi

Yaitu menyetorkan atau memeperdengarkan hafalan yang baru

dihafal kepada seorang guru. Guru tersebut haruslah seorang yang

hafal Al-Qur‘an, telah mantap agama dan serta dikenal mampu

menjaga dirinya. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil

hafalan seorang calon tahfizh dan mendapatkan bimbingan seperlunya.

4. Takrir

Yang mengulang hafalan yang pernah dihafalkan atau sudah

pernah di dengarkan kepada guru penghafal. Takrir dimaksudkan agar

hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain dengan

guru, takrir juga dilakukan sendiri-sendiri dengan maksud

melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah lupa.

5. Tasmi‟

Yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada

perseorangan maupun kepada jamaah (banyak orang). Dengan tasmi‟

ini seorang penghafal Al-Qur‘an akan diketahui kekurangan pada

dirinya, karena bisa saja ia lengah dalam mengucapkan huruf atau

Page 53: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

39

harakat. Dengan tasmi; seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam

hafalan. 29

D. Menghafal Al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal

Menghafal merupakan suatu proses ―belajar atau mempelajari sesuatu

dan mencoba menyimpannya diingatan.‖30

Menghafal juga dapat diartikan

sebagai ―usaha yang dilakukan oleh pikiran agar selalu ingat terhadap

materi pelajaran yang diterima.‖31

Upaya mencapai kesuksesan dalam

kegiatan belajar perlu dilakukan beberapa hal, yang antara lainnya adalah

menghafal.

Kegiatan menghafal memerlukan keterampilan memusatkan perhatian

yaitu minat. Kemampuan memusatkan perhatian bukanlah bakat alami yang

dapat dilatih karena keterampilan tersebut sangat dipengaruhi daya ingat

seseorang terhadap materi yang akan dihafal. Proses mengingat ini

memegang peranan penting. Oleh karena itu, daya ingat yang kuat sangat

mendukung ketahanan hafalan seseorang.

Proses menghafal dalam kegiatan belajar-mengajar merupakan salah

satu kegiatan penguasaan bahan. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak

hanya diambil intisarinya (pokok pikirannya), tetapi juga harus dikuasai

dengan cara menghafalnya. Semua rumus, dalil, konsep, dan kaidah tertentu

tidak bisa diambil intisarinya, termasuk dalam menghafal ayat-ayat Al-

Quran yang harus dikuasai dan dihafal apa adanya (secara harafiah).

29

Sa‘dulloh, 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta:Gema Insani, 2008), h. 52-

54 30

Bandudu J.S., Zain Sutan Mohammad, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 1994), h. 30 31

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 31

Page 54: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

40

2. Pengertian Al-Qur‘an

Al-Qur‘an ditinjau dari segi etimologis merupakan bentuk Mashdar

dari kata qara‟a-yaqra‟u-wa qur‟anan. Kata qara‟a berarti menghimpun

dan menyatukan. Jadi menurut bahasa , Al-Qur‘an adalah himpunan huruf-

huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan aya-ayat menjadi

surat, himpunan surat menjadi mushaf Al-Qur‘an. Disamping bermakna

menghimpun, Al-Qur‘an dengan akar kata qara‟a, bermakna tilawah atau

membaca.

Menurut Muhammad Abdul Adzim al-Zarqani Al-Qur‘an ditinjau dari

segi terminologinya, maka Al-Qur‘an didefiniskan sebagai berikut: ― Firman

Allah swt yang menjadi mukjizat abadi kepada Rasulullah yang tidak

mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan kepada Rasulullah saw

yang tertulis dalam mushaf, diturunkan kegenerasi berikutnya secara

mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar.‖

Definisi di atas mengandung lima makna penting:

1) Al-Qur‘an adalah Firman Allah swt, terdapat dalam Qs an-

Najm(53) ayat 4

ىد هى إل ود ٤إ

Artinya : “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang

diwahyukan (kepadanya).‖ (Qs an-Najm[53]:4)

Karena Al-Qur‘an adalah firman Allah yang mulia, maka

menjadikan Al-Qur‘an sebagai sumber rujukan utama komunikasi

islam akan membuat ilmu ini menjadi ilmu yang mulia.

Page 55: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

41

2) Al-Qur‘an adalah Mukjizat, tidak ada kata dan bacaan yang

mampu menandinginya. Menjadikan Al-Qur‘an sebagai sumber

ilmu komunikasi islam akan membuat teori-teori ilmu ini

menjadi kukuh.

3) Al-Qur‘an itu diturunkan kepad Nabi Muhammad saw, yaitu ke

dalam hatinya melalui malaikat Jibril a.s. Terdapat dalam Qs

Asy-Syu‘ara (26) ayat 192, yaitu:

ٱنتزم سب ۥوإه ه ٠٩٢ نع

Artinya : ―Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar

diturunkan oleh Tuhan semesta alam‖ (Qs asy-

Syu‘ara[26]:192)

Allah memilih hati Nabi Muhammad karena dianggap yang

paling layak untuk ditempati Al-Qur‘an yang suci.

4) Al-Qur‘an disampaikan secara mutawatir ( beriring – iringan ).

5) Membaca Al-Qur‘an bernilai ibadah, bahkan setiap huruf

diganjar oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.32

3. Keistimewaan Al-Qur‘an

Al-Qur‘an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah swt,

dengan perantara malaikat Jibril a.s. kepada Nabi Muhamad saw, sebagai

kunci dan kesimpulan dari semua kitab-kitab suci yang pernah diturunkan

Allah swt, kepada nabi-nabi dan rasul-rasul yang diutus Allah sebelum Nabi

Muhammad saw.

32

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta, Prenadamedia Group, Cetakan ke-1, 2015),

h. 20 – 23

Page 56: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

42

Al-Qur‘an yang secara harfiah berarti sempurna merupakan suatu

nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan pun

sejak manusia mengenal tulisan dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang lalu

yang dapat menandingi Al-Qur‘an. Al-Qur‘an terus dibaca oleh jutaan orang

yang tidak mengerti artinya, dan tidak dapat menulis dengan huruf-

hurufnya. Bahkan, dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan

anak-anak.

Tidak ada bacaan seperti Al-Qur‘an dalam perhatian yang

diprolehnya, bukan hanya sejarah secara umum, tetapi ayat demi ayat baik

dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta

waktu diturunkannya. Al-Qur‘an dipelajari bukan hanya susunan redaksi

dan pemilihan kosakatanya, tapi juga kendungannya yang tersurat, tersirat,

bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan

dalam jilid buku, generasi ke generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari

sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan

kemampuan dan kecenderungan mereka, namun semua mengandung cahaya

yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Al-Qur‘an adalah sebuah kitab yang teratur tata cara membacanya,

mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus

ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau yang boleh, atau harus

memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika

membacanya. Seorang orientalis H.A.R. Gibb pernah menulis bahwa, ―tidak

ada seorangpun dalam seribu lima ratus tahun ini yang telah memainkan

alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani, dan demikian luas

Page 57: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

43

getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang dibaca Muhammad (Al-

Qur‟an).”

Demikian terpadu dalam Al-Qur‘an keindahan bahasa, ketelitian, dan

keseimbangannya, dengan kedalam makana, kekayaan, dan kebenarannya,

serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya.

Tidak dapat disangkal oleh siapapun yang memiliki objektivitas bahwa kitab

suci Al-Qur‘an memiliki keistimewaan-keistimewaan.

Keistimewaan tersebut diakui oleh kawan maupun lawan, sejak

dahulu hingga sekarang. Yang tidak mempercayainya sebagai firman Allah

pun sejak masa Nabi Muhammad saw. Tetap mengakui keistimewaannya.

Tetapi, mereka tidak tahu persis apa yang harus mereka katakan tentang Al-

Qur‘an setelah mereka enggan mengakuinya sebagai firman Allah. Sihir?

Sayir? Perdukunan? Bermacam-macam pendapat yang kesemuanya

walaupun mengingkari sebagai wahyu, menyadari keistimewaannya. Tak

perlu kita menyebut sederet nama, baik mereka yang pernah hidup pada

masa Nabi Muhammad saw, maupun yang hidup sesudahnya. Cukup sudah

pengetahuan semua orang terpelajar bahwa, kehadiran Al-Qur‘an di tengah-

tengah masyarakat arab dalam kehidupan umat manusia.

4. Fungsi Al-Quran

1) Al-Qur‘an sebagai Huda (Petunjuk)

Terdapat dalam Qs al-Israa (17) ayat 9, yang berbunyi:

زا إ ٱه ش نقشءا أقىو وبش ٱهذ نهت ه ؤي ن

ٱ نز

هى ت ٱع هذ نهى أجشا كبشا نص ٩أ

Page 58: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

44

Artinya : “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada

(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada

orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi

mereka ada pahala yang besar.” ( Qs al-Israa[17]:9)

Secara tidak langsung seolah-olah GPS yang berfungsi

memandu manusia dalam perjalanan mengarungi kehidupan agar

sampai ke tujuan dengan selamat. Diantara aktivitas yang sangat

memerlukan panduan Al-Qur‘an adalah komunikasi, karena setiap

manusia sangat tergantung kepadanya dalam menjalani kehidupan ini,

bahkan sebelum mereka lahir di muka bumi.

Namun dalam kenyataannya masih banyak sekali manusia yang

lalai dalam menjadikan Al-Qur‘an sebagai petunjuk mereka di dunia.

Padahal sudah jelas, bahwasannya Allah menurunkan Al-Qur‘an

sebagai pedoman dan petunjuk untuk kehidupan sementara di dunia.

2) Al-Qur‘an sebagai furqon (pembeda)

Terdapat dalam Qs al-Baqarah (2) ayat 185, yang berbunyi:

شهش ٱسيضا ٱأزل فه نز ت نقشءا هذي نهاس وب

ٱو نهذي ٱي شهذ يكى نفشقا ه وي نشهش ٱف فهص

أاو أخش شذ ة ي سفش فعذ يشضا أو نه ٱكا بكى لل

هىا نعسش ٱول شذ بكى نسش ٱ ة ٱونتك ٱونتكبشوا نعذ لل

كى ونعهكى تشكشو يا هذى ٠٨١نهArtinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan

Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan

(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan

penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan

Page 59: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

45

pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,

barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat

tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa

pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam

perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya

berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada

hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan

bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan

hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan

hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya

yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Qs

al-Baqarah[2]:185)

Sifat Al-Qur‘an sebagai pembeda (furqon) menegaskan bahwa

ada hal yang menjadi ciri khas kaum muslimin yang membedakannya

dengan selain mereka. Ciri khas ini akan menjadi pembeda sekaligus

tanda pengenal bahwa seorang adalah sesorang muslim. Kekhasan

islam secara umum tersebut juga terdapat di dalam ajaran yang

bersifat khusus seperti ilmu komunikasi. Bahwa ilmu komunikasi

adalah bagian daripada ibadah kepada Allah, bukan sekedar untuk

kepuasan diri dan menyenangkan orang lain.

Seorang muslim harus meniatkan segala perbuatan baiknya

untuk ibadah, karena tugas utama keberadaan manusia di muka bumi

ini adalah ibadah. Karena semua hal yang manusia lakukan harus

Page 60: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

46

berdasarkan dengan ibadah, dan juga harus dapat membedakan perihal

tentang kebaikan ataupun keburukan.

3) Al-Qur‘an sebagai Syifa (Obat)

Terdapat dalam Qs Yunus (10) ayat 57, yang berbunyi:

أها ا ف ناس ٱ بكى وشفاء ن س ىنظت ي قذ جاءتكى ي

ذوس ٱ نص ؤي ت نه ١٥وهذي وسد

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-

penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs.

Yunus[10]:57)

Menurut Ibnu al-Qayyim, sebgaimana dikutip oleh dalam buku

―Komunikasi Islam‖ menjelaskan bahawa seluruh Al-Qur‘an adalah

obat, tidak ada obat yang lebih besar dan lebih luas manfaatnya

daripada Al-Qur‘an. Diantara faktor luar yang membuat manusia sakit

adalah faktor komunikasi. Komunikasi yang tidak baik bisa melukai

hati, menyebabkan permusuhan bahkan pertumpahan darah. Adapun

perkataan yang indah bisa membuat suasana damai, mengobati hati

yang luka, dan menjadi penyebab terjalinnya suasana kekerabatan dan

persaudaraan yang kukuh.

4) Al-Qur‘an sebagai Rahmat Harjani Hefni dalam bukunya

Terdapat dalam Qs ar-Rahman (55) ayat 1-2, yang berbunyi:

د ٱ نش ٱنهى ٠ ٢ نقشءاArtinya : “1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah, 2. Yang telah

mengajarkan Al-Qur‟an.‖ (Qs. Ar-Rahman[55]:1-2)

Page 61: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

47

Kata rahmah, marhamah dan rahum mengandung beberapa

pengertian, diantaranya dipakai untuk makna kelembutan (riqqah),

empati (ta‟athtuhu), memberikan maaf (magfirah), penyayang

(hanan). Secara istilah artinya saling mengigatkan untuk menyayangi

orang lemah dan memberikan sentuhan kelembutan. Sedangkan secara

etimologi artinya memiliki empati dan sikap yang baik terhadap

seluruh makhluk di alam semesta. Seluruh bentuk kebaikan dan segala

hal yang bermanfaat untuk manusia didunia ini maupun nanti di

akhirat masuk dalam kategori rahmat. Rahmat adalah lawan kata dari

mudarat dengan segala jenis bentuknya. Rahmat adalah salah satu sifat

Allah yang paling menonjol. Dia selalu mengedepankan sifat ini dari

sifat lainnya dalam memilih, menetapkan, dan memprioritaskan semua

perkara.33

33

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h. 23-35

Page 62: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

48

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK YATIM DAN DHU’AFA YAYASAN

AMAL SHOLEH SEJAHTERA (PYD-YASS)

A. Sejarah Pondok Yatim dan Dhu’afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

(PYD-YASS)

Berawal dari sebuah ide sederhana beberapa sahabat yang memiliki

keprihatinan serta kepedulian yang sama terhadap warga yang kurang beruntung

dalam menopang kesejahteraan hidup terlebih tanggung jawab mereka dalam

mensukseskan pendidikan anak-anaknya, ditambah situasi warga Jakarta

khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya pasca krisis moneter 1997

dan berbuntut kerusuhan Mei 1998, yang berdampak pada krisis moral serta

krisis kepemimpinan yang masih sangat terasa hingga era tahun 2000 an sehingga

memunculkan sebuah ide berupa kegiatan bakti sosial dengan harapan dapat

meminimalisir mata rantai kemiskinan dan kebodohan sebagai akibat dampak

krisis di atas.

Ide tersebut rupanya tidak cukup sampai diforum silaturrahmi yang saat itu

bertepatan dengan rencana persiapan menyongsong tahun baru Hijriyah yang

sudah menjadi kebiasaan rutin warga merangkainya dengan kegiatan santunan

untuk anak yatim dhu‘afa pada tanggal 10 Muharrom setiap tahunnya. Akhirnya

kami melakukan shearing dengan tokoh masyarakat, bapak RT 003, bapak RW

06, juga bapak Lurah Kedoya Utara dan salah seorang staf beliau yang pada saat

itu bertempat tinggal dilingkungan Rw.06 Kedoya Utara Jakarta Barat. Alhasil

setelah mendapat dukungan warga sekitar dan beberapa kawan dari tetangga

kampung maupun beberapa kawan yang kami pandang sumber daya manusia

(SDM) nya mumpuni alias punya kecakapan dan kecukupan untuk membuat

Page 63: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

49

sekaligus mengoperasikan sebuah yayasan yang berbadan hukum di Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dari beberapa pertemuan silaturahmi yang dilakukan beberapa sahabat dan

tokoh masyarakat yang ada disekitar RT 003 Rw 06 Kedoya Utara untuk

membentuk yayasan yang mengacu pada amanat Undang-undang yayasan yang

ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia, Maka atas kehendak Allah juga

dan dukungan warga serta kawan-kawan, Alhamdulillah tepat pada tanggal 24

Agustus 2006 terbentuklah sebuah Yayasan yang memiliki legalitas Formal

dengan nomer akte 125 Slamet Suryono Hadi S. SH sebagai lembaga non profit

yang bergerak pada lingkup sosial keagamaan yang bertujuan untuk

meningkatkan itensitas dakwah ke masyarakat pada umumnya dan secara

khusus dapat membantu anggota masyarakat baik yang kurang mampu ataupun

yang terkena musibah, maka yayasan ini diberi nama Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera dengan tiga departemen yaitu departemen keagamaan yang orientasinya

untuk melakukan dakwah kepada masyarakat umum, dan depertemen sosial yang

bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan yang terkena

musibah, kemudian departemen usaha yang berorientasi khusus mencari dana baik

usaha riil maupun penggalangan dana ke masyarakat umum untuk memenuhi

kebutuhan operasional

Yayasan itu sendiri serta untuk menyantuni anak-anak yang kurang mampu

( Yatim & Dhu‘afa ). Pada awal tahun 2007 semua departemen yayasan bergerak

sesuai dengan tugas dan fungsinya terutama departemen usaha mulailah

melakukan penggalang dana kepada masyarakat serta melakukan usaha-usaha

lainya untuk menopang operasional yayasan serta membantu anak-anak yatim dan

Page 64: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

50

dhu‘afa yang ada di sekitar sekretariat yayasan. Dan ternyata alhamdulillah kami

tidak sendiri karena begitu banyak masyarakat yang antusias ikut memberikan

bantuanya untuk anak anak yatim dan dhu‘afa ini sehingga pada bulan Agustus

2007 Sekretariat Yayasan Amal Sholeh Sejahtera yang berlokasi di Gang Lekipali

Jl. Raya Kedoya Utara Jakarta Barat.

Diresmikan oleh Bapak Lurah Kedoya Utara yang sekaligus ikut andil

dalam memberikan santunan kepada anak-anak yang tidak mampu ini. Dengan

mulai mengalirnya bantuan dari para donatur, para da‘i dan para sahabat serta

warga masyarakat setempat, kemudian dengan melihat kondisi anak-anak yatim

dan dhu‘afa yang kami santuni sangatlah memprihatinkan maka akhirnya kami

terinspirasi juga dengan kondisi ini, sehingga kamipun mulai memikirkan

bagaimana meyiapkan asrama buat mereka agar mereka dapat diasuh dengan

optimal dan maksimal untuk mengawal masa depan mereka, sementara kondisi

kami sendiri tidak memiliki kemampuan yang lebih yang dapat kami berikan

untuk mereka.

Akhirnya pada awal tahun 2008 dengan bermodalkan niat yang tulus serta

tekat yang kuat kamipun coba memberanikan diri untuk mengontrak sebuah

rumah yang berdomisili di daerah Kembangan Jakarta Barat agar anak anak yang

kurang beruntung ini dapat kami tampung dan kami asuh dengan baik, maka

kamipun memberinya sebuah nama Pondok Yatim dan Dhu‘afa (PYD) Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera. Dan tepat pada tanggal 01 Mei 2008 Pondok Yatim dan

Dhuaf ( PYD-YASS ) diresmikan lansung oleh Bapak Camat Kembangan Jakarta

Barat, serta dihadiri juga oleh unsur dari Dinas Sosial Jakarta Barat dan semenjak

itu Yayasan Amal Sholeh sejahtera berkonsentrasi penuh terhadap Pondok Yatim

Page 65: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

51

dan Dhu‘afa dengan membentuk kepengurusan baru agar bisa lebih fokus dalam

menangani anak anak asuh PYD-YASS.

Terima kasih para dermawan hari ini, berkat Rahmat dan Karunia Allah

serta dukungan dan konstribusi para dermawan di daerah Jakarta Barat dan

sekitarnya, Pondok Yatim dan Dhuafa telah menjadi sebuah institusi sosial yang

berusaha memberikan pelayanan dan pengasuhan terbaik untuk anak anak yatim

dan dhu‘afa agar mereka tidak kehilangan kawalan dalam meraih masa depan

cemerlang sehingga kelak mereka menjadi generasi bangsa yang mandiri,

bertaqwa dan memiliki akhlakul karimah.

Kami akan terus berupaya untuk menjadi lembaga yang profesional dan

dinamis karena kami sadar segala bentuk bantuan dan dukungan dari para

dermawan adalah amanah yang tidak ringan harus kami emban dan kami

pertanggung jawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pemeriksaan oleh

Tim Akuntan Publik adalah salah satu bentuk komitmen kami dalam upaya

membentuk lembaga sosial yang terpecaya.

Doa, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sangat kami nantikan untuk

mewujudkan cita cita mereka menjadi generasi masa depan bangsa yang mandiri,

beriman dan bertaqwa. ―Mari berbagi-Wujudkan generasi mandiri‖ itulah Motto

kami.

Page 66: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

52

B. Struktur Dan Visi dan Misi Pondok Yatim dan Dhu’afa

1. Struktur Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PYD

2. Visi dan Misi Pondok Yatim dan Dhu‘afa

a. VISI :

Mewujudkan Pondok Yatim dan Dhu‘afa sebagai lembaga

pendidikan serta pembinaan anak yatim dan dhu‘afa yang profesional

dan amanah sehingga dapat menciptakan generasi mandiri yang

berakhlakul karimah.

Direktur

Alam Permana S

General Manajer

Eko Riyanto

Manajer

HRD

Yudantara

Manajer

Fundrasing

Deddy

Febriady A

Manajer

Pemberdayaan

Suryadi

Rachman

Manajer

Keuangan

Hendra

Kusmayadi

Page 67: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

53

b. MISI

1) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi yatim & dhu‘afa.

2) Menjadi fasilitator yang amanah bagi kaum aghnia dan

dhu‘afa

3) Membangun pondok yatim dan dhu‘afa sebagai wadah

pembentukan generasi mandiri.

C. Lokasi Asrama Pondok Yatim dan Dhu’afa

Lokasi beberapa cabang Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera antara lain :

Tabel 3.1

Lokasi Asrama

NAMA ALAMAT NO.TLP

Sekretriat Jl. Raya Panjang No.39 Sukabumi Utara-Kebon

Jeruk, Jakarta Barat

(021) 53653095

Asrama 1

(Putra)

Jl. Kembang kerep No.7 Kembangan, Jakarta

Barat

(021) 5844684 /

5867312.

Asrama 2

(Putri)

Jl. Gelong Baru Raya No. 8A Tomang, Jakarta

Barat.

(021)5686072

Asrama 3

(Putra)

Jati Baru No. 20 Petojo Selatan-Gambir, Jakarta

Pusat.

(021) 3511563

Asrama 4

(Putri)

Jl. Raya Ceger No. 27 Jurangmangu Timur,

Tangerang Selatan.

(021) 73883705

Asrama 5

(Putra)

Jl. Hasyim Ashari No. 25 Neroktog-Pinang,

Tangerang Kota.

0857 7281 3581

Asrama 6

(Putri)

Jl. Wijaya Kusuma (Dapsus) No. 37B Pondok

Labu-Cilandak, Jakarta Selatan.

(021) 27828412

Page 68: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

54

Asrama 7

(Putra)

Jl. Raya Panjang No 39 Sukabumi Utara -

Kebun Jeruk , Jakarta Barat.

021 5367 6412

Asrama 8

(Putri)

Jl. Komplek DKI Joglo Blok M 10 Joglo-

Kembangan , Jakarta Barat.

0815 1964 1444

Asrama 9

(Putra)

Jl. H. Kelik No 3 Srengseng-Kembangan,

Jakarta Barat.

0815 1965 9555

Asrama 10

(Putri)

Jl. Taman Cipinang No 40 Cipinang Muara-

Jatinegara, Jakarta Timur.

0815 1964 2555

Asrama 11

(Putra)

Jl. Tanah Merdeka No 37A Rambutan-Ciracas,

Jakarta Timur.

0857 1988 5040

Asrama 12

(putri)

Jl. Pedongkelan Raya No12 C Kapuk-

Cengkareng, Jakarta Barat.

0812 2343 7474

D. Program dan Fasilitas Pondok Yatim dan Dhu’afa

1. Program Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Program di Pondok Yatim dan Dhu‘afa ini terbagi menjadi 4 yaitu :

a. Program Layanan, yang terdiri dari :

1) Amanah (Ambil Santunan Ke Rumah)

Sebuah bentuk pelayanan dari kami kepada anda jika

waktu dan jarak menjadi kendala bagi anda untuk berdonasi.

2) Tabliq (Tabungan Pemblian Hewan Qurban)

Sebuah bentuk partisipasi atas pelayanan kami agar

memudahkan anda berqurban dengan tabungan yang amanah

dan sesuai syariah.

3) Kantor Layanan

Sebuah bentuk pelayanan dari kami kepada anda dengan

menyediakan kantor layanan yang tersebar di beberapa asrama

sehingga memudahkan kepada anda untuk berdonasi.

Page 69: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

55

4) Kotak Amal dan Kencleng

Sebuah media berdonasi untuk anda jika para donatur

memiliki outlet, counter atau toko untuk memberi kesempatan

kepada keluarga dan customer untuk berdonasi. Dan juga media

donasi kencleng isa menjadi sarana pembelajaran bagi anak–

anak untuk bisa berbagi.

b. Program Bantuan, yang terdiri dari :

1) Assayid (Asrama Yatim dan Dhu‘afa

Agar mereka dapat tumbuh dan berkembang serta

mendapat pendidikan, sehingga berguna bagi bangsa, negara dan

agamanya. Sebuah program kepedulian akan sandang, pangan

dan papan bagi anak-anak yatim dan dhua‘afa.

2) Sidik (Donasi Pendidikan)

Dengan program kepedulian ini kami berharap perhatian

dan partisipasi anda agar mereka dapat terus menggapai cita–

cita.

3) Sajada (Santunan Janda-Janda Dhu‘afa)

Program ini dikhususkan untuk menyantuni atau

memberikan bantuan kepada janda-janda dhu‘afa yang ada di

sekitar kita.

4) Sakona (Santunan Korban Bencana)

Program solidaritas, partisipasi serta andil kepedulian kita

dengan sesama manusia sebagai makhluk sosial. Dan juga untuk

Page 70: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

56

dapat meberikan bantuan kepada sesama manusia yang tertimpa

bencana.

5) Taobat (Bantuan Pengobatan)

Merupakan program pemberdayaan berupa bantuan yang

bersifat tentatif untuk meringankan biaya pengobatan Rumah

Sakit (RS) kepada masyarakat kurang mampu khususnya anak–

anak yatim dan dhu‘afa.

c. Program Wakaf

1) Siwak (Sertifikat Wakaf)

Program ini memberi alternatif agar kita mampu berwakaf

secara mudah dan transparan yaitu dengan menerbitkan

sertifikat wakaf mulai dari Rp 75.000 samapai dengan Rp

7.500.000 untuk pembelian tanah dan bangunan asrama, sarana

pendidikan dan ibadah.

2) Bangsaku (Bangun Asrama Ku)

Program pembangunan asrama yatim dan dhu‘afa yang

kami upayakan dalam memberikan tempat tinggal yang layak

bagi anak-anak asuh kami. Agar dapat terus berkembang

menjadi insan yang mandiri, berprestasi serta berakhlakul

karimah.

d. Program Kegiatan

1) YM (Yatim Memberi)

Page 71: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

57

Program ini mengajak anak asuh Pondok Yatim dan

Dhu‘afa untuk memiliki rasa empati dengan berbagi dari para

dermawan kepada kaum dhu‘afa yang membutuhkan.

2) Ceriya (Ciptakan Edukasi Rihlah Yatim)

Program ini mengajak santri yatim dan dhu‘afa untuk

belajar dengan cara yang berbeda sehingga dapat mengusir

kejenuhan mereka. Belajar melalui kegiatan di luar ruangan

sehingga anak asuh bisa lebih mengenal lingkungan dan

menyadari kebesaran Sang Maha Pencipta.

3) Matahari (Majlis Ta‘lim Harian Santri)

Merupakan program kegiatan harian santri dalam rangka

membina santri yatim dan dhu‘afa agar terbentuk karakter

yang berakhlaq.

4) Diklat Iman (Pendidikan dan Pelatihan Intelektual dan

Kemandirian)

Merupakan program kegiatan harian santri yatim dan

dhu‘afa guna membekali mereka dengan keilmuan akademis dan

keterampilan agar menjadi generasi yang cerdas dan mandiri. 1

2. Fasilitas Pondok Yatim dan Dhu‘afa

Tabel 3.2

Fasilitas Asrama

1 http://www.pondokyatim.or.id. diakses pada hari Kamis, 4 Agustus 2017, pukul 12.20.

Sarana dan Perasarana Jumlah

Kantor Pelayanan. 1

Page 72: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

58

Halaman Depan. 1

Aula (Ruang Berkumpul). 1

Kamar Tidur. 3

Kamar Mandi. 1

Dapur. 1

Tempat bermainan. 1

Lemari 10

Ranjang 10

TV 1

Speaker Muroja‟ah 4

Kipas Angin 3

Page 73: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

59

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Anak Asuh Dalam Pembinaan

Kedisiplinan Mengahafal Al-Qur’an

Sebelum dimulainya pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an yang

dilaksanakan oleh anak asuh di Pondok Yatim dan Dhu‘afa, pengasuh dan

pengurus pusat terlebih dahulu membicarakan dan memusyawarahkannya

sehingga hasil dari kegiatan menghafal Al-Qur‘an di masing-masing asrama

berjalan dengan baik dan lancara.

Orang yang bertanggung jawab dalam proses pembinaan kedisiplinan

hafalan Al-Qur‘an di asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa adalah pengasuh.

Pengasuh asrama yang bertanggung jawab dalam proses pembinaan adalah

mereka yang ditunjuk langasung oleh Ketua (Direktur) Pondok Yatim dan

Dhu‘afa untuk menangani pembinaan kedisiplinan dan hafalan Al-Qur‘an.

Maka dari itu, pengasuh yang berperan langsung sebagai komunikator dalam

proses pembinaan hafalan Al-Qur‘an. oleh karena itu, pola komunikasi

merupakan salah satu unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya proses

pembinaan dalam kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an.

Pengasuh harus mempunyai syarat-syarat sebagai komunikator, yaitu

memiliki kepercayaan yang tinggi bagi komunikasinya, memiliki keterampilan

yang baik dalam berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki

sikap yang baik terhadap komunikan dan memiliki daya tarik, dalam artian

seorang komunikator yang mampu memberikan ilmu pengetahuan yang

Page 74: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

60

komunikator miliki kepada komunikan dan juga memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan sikap mengikuti kondisi komunikannya. Jika seorang

pengasuh telah memenuhi syarat, maka komunikasi akan dapat diterima dan

bahkan membuat perubahan sikap pada anak asuh. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Riski Hidayat salah satu Anak Asuh di Pondok Yatim dan

Dhu‘afa :

“sebelum masuk sini saya belum menghafal Al-Qur‟an, alhamdulillah

setelah saya masuk sini, saya sudah mulai menghafalkan Al-Qur‟an, awal

mula saya menghafal itu, saya memulainya dari juz ke 29 surat Al-

Muddassir.”1

Setelah pengasuh memahami syarat-syarat tersebut, maka komunikasi

yang dilakukan akan dapat berjalan dengan baik dan kemudian dapat diterima

atau dapat dipahami oleh anak asuh dengan baik dan kemudian mendapat

respon yang baik dari anak asuh. Di Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota proses pembinaan terhadap anak

asuh, dimana pengasuh menyampaikan informasinya menggunakan media.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh pengasuh PYD di asrama Neroktog,

bapak Tholib :

“disini biasa kami perasrama ketika ingin melakukan kegiatan hafalan Al-

Qur‟an bentuknya dengan ta‟lim, kemudian media yang kami gunaka ya

sudah pasti adalah Al- Qur'an terjemah dan speaker muroja'ah untuk

membantu anak-anak dalam proses menghafal Al-Qur‟an.”2

1 Wawancara Pribadi dengan Riski Hidayat Anak Asuh. Tangerang, 24 Agustus 2017 di

Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang

Kota. 2 Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama Tangerang,

24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang Kota.

Page 75: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

61

Dari hasil observasi dan wawancara, pola komunikasi yang digunakan

pengasuh dalam pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an, yaitu :

Tabel 4.1

Pola Komunikasi

Komunikasi Pengasuh Anak Aasuh Pola

Komunikasi

Komunikasi

Interpribadi

(KIP)

Menyusun apa yang

ingin disampaikan

Semangat dan minat

menghafal −

Komunikasi

Antar Pribadi

(KAP)

Mengarahkan dan

memberi semangat

kepada anak asuh

dalam hafalan

- Pola Roda

Komunikasi

Kelompok

(KK)

Menuntun anak asuh

ketika sedang

menyetorkan hafalan

Saling membantu

sesama anak asuh

dalam menghafal

Al-Qur‘an

Pola Bintang

1. Komunikasi intrapribadi pengasuh dan anak asuh

Sebelum memberikan pembinaan hafalan kepada anak asuh, pengasuh

terlebih dahulu mengarahkan anak asuh dalam menghafal Al-Qur‘an dan

mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan oleh anak asuh, yaitu: dengan

memberikan Al-Qur‘an terjemah dan speaker muroja‟ah. Disini

menimbulkan suatu komunikasi yang baik jika seorang pengasuh dan anak

asuh memiliki kesamaan makna atau arti, disini sudah terjadi komunikasi

intrapribadi pada diri seorang pengasuh.

Page 76: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

62

Selain itu juga pengasuh harus melihat minat anak asuh dalam

menghafal Al-Qur‘an. Karena minat mempunyai sumbangan yang besar

dalam kelancaran proses menghafal Al-Qur‘an. Tujuan dari minat itu sendiri

adalah sebagai upaya untuk menumbuhkan dan menambahkan rasa

kecintaan terhadap kegiatan menghafal Al-Qur‘an. Apabila anak asuh

memiliki minat menghafal yang tinggi, maka akan memberi kekuatan secara

internal pada dirinya sendiri untuk tetap konsisten menghafal.

Mungkin yang awalnya hanya memiliki niat ikut-ikutan atau terbawa

arus akan terpicu oleh kondisi lingkungan di asrama. Karena lingkungan

yang dipenuhi anak asuh yang memiliki semangat dan minat menghafal

yang tinggi, secara tidak langsung mempengaruhi anak asuh yang lainnya

untuk memiliki semangat yang sama, bahkan melebihi yang lainnya. Disni

dapat dilihat komunikasi intrapribadi yang terjadi terhadap anak asuh.3

Kesungguhan dalam menghafal Al-Qur‘an. Sebagaimana yang diungkapkan

salah satu anak asuh, Riski hidayat:

―selain dari niat saya buat berubah, di sini juga banyak teman yang

sama kayak saya yang mau berubah. Selain banyak teman, di sini

juga ada abi sebagai orang tua dan pengasuh kami.”4

2. Komunikasi anatar pribadi pengasuh

Komunikasi antar pribadi yang terjadi adalah ketika seorang pengasuh

sedang mengarahkan kepada anak asuhnya untuk berkumpul di aula seblum

magrib. Kemudian anak asuh berkumpul dan membuka Al-Qur‘an masing-

masing yang sudah disediakan oleh pengasuh. Disini tugasa seorang

3 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada kamis, 20 Juli 2017

4 Wawancara Pribadai dengan Riski Hidayat Anak Asuh. Tangerang, Tangerang, 24

Agustus 2017 di Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera

Page 77: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

63

pengasuh hanya mengawasi anak asuh yang sedang menghafal Al-Qur‘an.

selain itu juga ada sebagian anak asuh yang membantu temannya dalam

menghafal Al-Qur‘an. Kemudian dilihat ketika anak asuh dikumpulkan di

aula dan menghafalkan Al-Qur‘an secara bersama-sama, dengan diawasi

oleh pengasuh.5

3. Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok terlihat ketika seorang pengasuh sedang

menuntun anak asuh yang sedang menyetorkan hafalan Al-Qur‘an.

Sebelumnya anak asuh membaca Al-Qur‘an terlebih dahulu, kemudian anak

asuh menghafalkannya, setelah hafal pengasuh menandai ayat berapa yang

sudah mereka hafalkan. 6

4. Pola Roda

Gambar 4.1

Pola Roda pada PYD YASS

Pola roda terlihat ketika pegasuh memberikan arahan dan kemudian

anak asuh tidak memberikan respon atau tanggapan kepada pengasuh.

Komunikasi antara pengasuh dan anak asuh lebih didominasi oleh

5 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada minggu, 23 Juli 2017

6 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 26 Juli 2017

Page 78: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

64

pengasuh, sehingga anak asuh hanya bersifat sebagai pendengar tanpa

adanya umpan balik, hal ini menyebabkan pengasuh tidak dapat mengetahui

apakah pembinaan yang dilakukannya itu sudah diterima dengan baik atau

tidak oleh anak asuh.7 Seperti halnya ketika pengasuh mengarahkan kepada

anak asuh melakukan hafalan sebelum magrib atau setelah shubuh.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh pengasuh PYD di asrama Neroktog,

bapak Tholib :

―biasanya anak asuh melakukan hafalan sebelum magrib atau setelah

shubuh mereka menghafal, biasanya mereka langsung berkumpul di

aula.”8

Kemudian anak asuh berkumpul di aula dan membuka Al-Qur‘an

yang sudah pengasuh sediakan dan membacan ayat Al-Qur‘an yang sedang

dihafal oleh mereka. Disini juga anak asuh dapat bergantian menggunakan

speaker muroja‟ah.

5. Pola Bintang

Gambar 4.2

Pola Bintang pada PYD YASS

7 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada minggu, 23 Juli 2017

8 Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama.

Tangerang, 24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera

Page 79: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

65

Pola bintang di sini dilihat dari komunikasi antara pengasuh dengan

anak asuh, maupun anak asuh dengan anak asuh yang lainnya. Ketika anak

asuh sedang menyetorkan hafalan Al-Qur‘an kepada pengasuh, dan

pengasuh mendengarkan hafalan anak asuhnya. Kemudian pengasuh

menandai ayat yang sudah anak asuh hafalkan tadi. 9

Komunikasi kelompok juga terjadi di pola ini, yaitu ketika anak asuh

berkumpul bersama pegasuh di aula asrama untuk menghafal Al-Qur‘an. Di

sini anak asuh dengan anak asuh yang lainnya saling membantu dalam

menghafal Al-Qur‘an. Sedangkan fungsi pengasuh di sini mengawasi anak

asuh yang sedang menghafalkan Al-Qur‘an.10

Dari kedua pola diatas yang sering pengasuh gunakan dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an adalah Pola Bintang. Karena pola ini sering

digunakan oleh pengasuh dalam memberikan pembinaan kedisiplinan hafalan

Al-Qur‘an dengan anak asuh di asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Neroktog

Tangerang Kota. Kemudian pengasuh juga menggunakan bentuk komunikasi

antara lain: komunikasi intrapribadi, anatar pribadi dan kelompok, semua

bentuk komunikasi tersebut sangat membantu pengasuh dalam pembinaan

kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an di asrama. Pengasuh juga harus lebih

9 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 2 Agustus 2017

10 Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada sabtu, 5 Agustus 2017

Page 80: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

66

B. Metode Dalam Pembinaan Kedisiplinan Hafalan Al-Qur’an di Pondok

Yatim dan Dhu’afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog

Tangerang

Tabel 4.2

Metode Hafalan

Metode

Hafalan

Jenis dan Bentuk Komunikasi

Komunikasi

Intrapribadi

(KIP)

Komunikasi

Antar Pribadi

(KAP)

Komunikasi

Kelompok

(KK)

Pola

Roda

Pola

Bintang

Bin-Nazhar

(membaca

dengan

cermat )

√ √ - - -

Tahfidzh

(menghafal

sedikit demi

sedikit)

√ - - √ -

Talaqqi

(menyetorkan

hafalan)

- √ - √ √

Takrir

(mengulang

hafalan yang

pernah dihafal)

√ √ - - √

Tasmi‟

(memperdenga

rkan hafalan

kepada orang

lain)

- √ √ - √

Page 81: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

67

Dapat dilihat pola komunikasi dan pendekatan komunikasi yang terjadi

dalam lima metode menghafal Al-Qur‘an, adalah sebagai berikut :

1. Pola komunikasi dalam metode Bin-Nazhar

Metode Bin-Nazhar adalah membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur‘an

yang akan dihafal dengan melihat ayat Al-Qur‘an secara berulang-ulang. Di

asrma Pondok Yatim dan Dhu‘afa anak asuh biasanya melakukan metode ini

pada waktu tertentu, antara lain setelah pulang sekolah dan ketika sebelum

tidur. Biasanya mereka membaca ayat Al-Qur‘an yang mereka hafalkan di

kamar ketika sebelum tidur ataupun di aula ketika mereka pulang dari

sekolah.11

Terdapat dua pendekatan komunikasi dalam metode ini ialah komunikasi

antarpribadi (dakwah fardiyah), yaitu dimana seorang pengasuh memberikan

arahan kepada anak asuh untuk membaca ayat Al-Qur‘an yang ingin dihafal

secara berulang-ulang, kemudian mereka melaksanakan apa yang diarahkan

oleh pengasuh.

Kemudian komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah), dimana anak asuh

membaca ayat Al-Qur‘an yang sedang dihafal secara individu dan

memotivasi dirinya sendiri agar dapat menghafalkan ayat Al-Qur‘an.

Kemudian media yang digunakan adalah Al-Qur‘an terjemah. Di dalam

metode ini terjadi pola roda, yaitu dimana pengasuh memberikan arahan dan

motivasi kepada anak asuh agar lebih giat lagi dalam membaca ayat Al-

Qur‘an yang ingin dihafal secara berulang-ulang. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh pengasuh PYD di asrama Neroktog, bapak Tholib :

11

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 2 Agustus 2017

Page 82: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

68

“yahhh diarahin aja buat hafal qur‟an, pertama saya suruh baca dulu

qur‟an yang mau dihafalnya berulang-ulang, setelah itu baru qur‟an yang

dibacanya tadi sambil dilihat, saya suruh tutup qur‟an nya, lantas suruh

baca sambil engga lihat qur‟an nya.”12

2. Pola komunikasi dalam metode Tahfidz

Metode Tahfidz adalah menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-

Qur‘an yang telah dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar (membaca

dengan cermat) tersebut. Misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat,

atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan sehingga sempurna.

Metode ini sama halnya dengan metode bin-nazhar, namun metode ini lebih

menekankan hanya kepada beberapa ayat yang sedang anak asuh hafalkan,

sehingga anak asuh lebih mudah dalam menghafalkan ayat yang sedang

mereka hafalkan.

Pendekatan komunikasi yang terlihat dalam metode ini ialah komunikasi

intrapribadi (dakwah dzatiyah), dimana anak asuh menghafalkan Al-Qur‘an

secara individu dan memotivasi dirinya sendiri agar dapat menghafal Al-

Qur‘an. Kemudian media yang menghafal yang digunakan adalah Al-Qur‘an

terjemah dan speaker muroja‟ah. Dalam metode tahfizh ini pola komunikasi

yang digunakan tidak jauh berbeda dengan metode bin-nazhar, yaitu pola

roda. Dimana seorang pengasuh memberikan arahan dan mengingatkan

kepada anak asuhnya tentang hafalan Al-Qur‘annya agar selalu dihafal terus

dan diulang-ulang hafalan ayat Al-Qur‘annya.

12

Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama

Tangerang, 24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

Page 83: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

69

3. Pola komunikasi dalam metode Talaqqi

Metode Talaqqi adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang

baru dihafal kepada seorang pengasuh. Pengasuh tersebut haruslah seorang

yang hafal Al-Qur‘an, telah mantap agama dan serta dikenal mampu menjaga

dirinya. Dalam metode ini anak asuh menyetorkan atau memperdengarkan

ayat Al-Qur‘an yang sudah mereka hafal sebelumnya kepada pengasuh atau

asisten pengasuh. Biasanya mereka menyetorkan kepada pengasuh setiap hari

rabu, karena sudah ditentukan harinya oleh pengasuh.13

Pendekatan komunikasi yang pengasuh gunakan dalam metode ini adalah

komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) karena melibatkan dua orang atau

lebih, yaitu antara pengasuh dengan anak asuh yang menyetorkan hafalan

yang sudah mereka hafal. Dalam pendekatannya pengasuh memberikan

nasihat dan motivasi sebelum menyetorkan hafalannya. Anak asuh

menyetorkan hafalannya setiap hari rabu. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh pengasuh PYD di asrama Neroktog, bapak Tholib :

―untuk penyetoran hafalan yang udah mereka hafal, biasanya seminggu

sekali setiap hari rabu. Saya paling mengigatkan lagi kepada anak-anak,

tapi biasanya mereka sudah paham, karena dari awal sudah saya

beritahukan untuk penyetoran hafalan itu di hari rabu.”14

Sedangkan dalam metode talaqqi, terdapat dua pola komunikasi, yaitu

pola roda dan pola bintang. Pola roda terlihat ketika seorang pengasuh

mengigatkan kepada masing-masing anak asuh, untuk menyetorkan hafalan

yang sudah mereka hafal. Sedangkan dalam pola bintang, terjadi komunikasi

13

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 2 Agustus 2017 14

Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama

Tangerang, 24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

Page 84: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

70

dua arah antara pengasuh dan anak asuh, yaitu pada saat anak asuh

menyetorkan hafalannya kepada pengasuh. Ketika ada ayat yang salah cara

membacanya atau ada yang lupa, pengasuh akan membenarkannya dan

kemudian anak asuh mengulangi hafalannya lagi.

4. Pola komunikasi dalam metode Takrir

Metode Takrir adalah mengulang hafalan yang pernah dihafalkan atau

sudah pernah di dengarkan kepada pengasuh. Takrir dimaksudkan agar

hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain dengan

pengasuh, takrir juga dapat dilakukan sendiri-sendiri, dengan maksud

melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah lupa. Dalam

metode ini pengasuh menganjurkan atau mengingatkan kepada setiap anak

asuh, agar apa yang sudah mereka hafalkan diulang kembali.

Pendekatan komunikasi dalam metode ini terdapat dua pendekatan, yaitu

pendekatan komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah) dimana anak asuh

mengulang hafalan yang sudah mereka setorkan kepada pengasuh secara

individu. Sedangkan komunikasi antarpribadi (dakwah fardiyah) terjadi

ketika anak asuh sedang mengulang hafalannya dengan pengasuh, selain

dengan pengasuh anak asuh juga dapat shring sesama anak asuh.

Pola komunikasi yang digunaka dalam metode ini adalah pola bintang,

karena adanya komunikasi antara pengasuh dengan anak asuh dan anak asuh

dengan anak asuh, yaitu dalam mengulang hafalan yang sudah pernah anak

asuh hafalkan sebelumnya. Maka disitu terjadi pola komunikasi bintang.

Page 85: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

71

5. Pola komunikasi dalam metode Tasmi‟

Metode Tasmi‟ adalah memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik

kepada perseorangan maupun kepada banyak orang. Dengan metode tasmi‟

ini seorang penghafal Al-Qur‘an akan diketahui kekurangan pada dirinya,

karena bisa saja ia lengah dalam mengucapkan huruf atau harakat. Dengan

tasmi‟ seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam hafalan. Metode ini terlihat

ketika anak asuh sedang melakukan hafalan bersama (ta‟lim) yang

dilakukannya di aula asrama, bersama dengan pengasuh dan anak asuh yang

lainnya.

Pendekatan komunikasi yang pengasuh gunakan dalam metode ini terdapat

dua pendekatan komunikasi, yaitu pendekatan komunikasi antarpribadi

(dakwah fardiyah) dimana anak asuh membacakan ayat Al-Qur‘an yang

sudah mereka hafal kepada anak asuh yang lainnya ataupun pengasuh.

Kemudian pendekatan komunikasi kelompok (dakwah halaqoh) dimana anak

asuh membacakan ayat yang sudah ia hafalakan didepan anak asuh dan

pengasuh.

Kemudian pola komunikasi yang terdapat dalam metode ini adalah pola

bintang, karena adanya komunikasi antara pengasuh dengan anak asuh dan

anak asuh dengan anak asuh yang lainnya, yaitu dalam melafalkan atau

membaca hafalan yang sudah pernah anak asuh hafalkan sebelumnya kepada

pengasuh dan anak asuh yang lainnya. Maka disitu terjadi pola komunikasi

bintang.

Page 86: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

72

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Kedisiplinan

Hafalan Al-Qur'an di Pondok Yatim dan Dhu’afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan beberapa hal yang menjadi.

Faktor pendukung adalah hal-hal yang membuat jalannya proses komunikasi

sesuai dengan harapan pengasuh. Sedangkan faktor penghambat adalah segala

sesuatu yang membuat komunikasi antara pengasuh dan anak asuh tidak dapat

mencapai tujuannya. Pada umummnya faktor penghambat menjadikan jalannya

komunikasi tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diharapkan oleh

komunikator, dalam hal ini adalah pengasuh.

Datangnya faktor pendukung dan penghambat bukan hanya dari salah satu

pihak. Melainkan dari berbagai pihak mulai dari anak asuh dan pihak di luar

keduanya. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa faktor pendukung

dan penghambat antara pengasuh dan anak asuh dalam pembinaan kedisiplinan

hafalan Al-Qur‘an, antara lain sebagai berikut :

1. Metode Bin-Nazhar

Faktor pendukung dalam metode ini adalah niat dan motivasi pada diri

anak asuh. Hal tersebut dapat dilihat dari, bagaimana kesungguhan anak asuh

ketika membaca, kemudian menghafal ayat Al-Qur‘an yang ingin dihafal.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak asuh PYD di asrama Neroktog,

Ayip Maulana :

Page 87: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

73

―selain dari niat saya buat berubah, di sini juga banyak teman yang sama

kayak saya, yang mau berubah, selain banyak teman, di sini juga ada abi,

sebagai pengasuh kami.”15

Sedangkan faktor penghambat dalam metode ini terlihat dari sebagian

anak asuh yang belum lancar dan juga terbata-bata dalam membaca ayat Al-

Qur‘an yang ingin anak asuh hafalkan. Kemudian dilihat dari usia anak asuh

yang masih senang dan asik-asiknya bercanda, maka ini juga menjadi

penghambat dalam metode ini. Sehingga dapat berpengaruh dalam proses

metode bin-nazhar.

2. Metode Tahfidz

Faktor pendukung dalam metode ini adalah bagaimana cara anak asuh

dalam menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur‘an yang dihafal,

maka dari itu mempermudah anak asuh dalam mengingat ayat dalam surat

tertentu yang ingin di hafalkannya. Serta kemauan dan kesungguhan dari anak

asuh itu sendiri dalam menghafal Al-Qur‘an. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh anak asuh PYD di asrama Neroktog, Riski Bani Salmanuri :

―menghafal itu penting banget ka, buat masa depan dan pahalanya juga

buat diri kita masing-masing ka.”16

Sedangkan faktor penghambat dalam metode ini adalah rasa jenuh yang

terkadang dialami oleh anak asuh dan dilihat dari usia anak asuh yang

berbeda-beda, karena semuanya masih sekolah dasar. Maka ada saja anak asuh

yang masih kesulitan dalam mengingat hafalan yang sudah dibaca

sebelumnya. Maka perlu adanya arahan yang lebih dan kesabaran dari seorang

15

Wawancara Pribadi dengan Ayip Maulana anak asuh. Tangerang, 24 Agustus 2017 di

Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota. 16

Wawancara Pribadi dengan Riski Bani Salmanuri anak asuh. Tangerang, 24 Agustus

2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang

Kota.

Page 88: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

74

pengasuh, dalam pembinaan kedisiplinan hafalan Al-Qur‘an anak asuh di

asrama.

3. Metode Talaqqi

Faktor pendukung yang terjadi dalam metode ini adalah dilihat dari

kedisiplinan anak asuh dalam mendengarkan arahan dan nasehat yang

pengasuh berikan kepada mereka. Kemudian juga peranan pengasuh sebagai

pembina dan juga kedisiplinan pengasuh dalam mengarahkan anak asuhnya

ketika menghafal Al-Qur‘an. Maka dari itu metode ini berjalan dengan baik.

Sebagaimana yang diungkapkan pengasuh PYD di asrama Neroktog, Bapak

Tholib :

―Membaca Al-Qur‟an nya terlebih dahulu, kemudian di hafal per ayat,

setelah hafal selesai kami mencontreng atau menandai ayat berapa yang

sudah mereka hafal.”17

Sedangkan faktor penghambat dalam metode ini dikarenakan kurangnya

pengasuh. Ketika anak asuh yang sudah hafal dan kemudia ingin

menyertorkan hafalannya, mereka harus bergantian dengan anak asuh yang

lainnya. Sehingga terkadang hafalan yang sudah dihafal oleh mereka, mereka

lupa saat menyetorkannya kepengasuh.

4. Metode Takrir

Faktor pendukung dalam metode ini adalah daya ingat dari masing-masing

anak asuh dan juga motivasi untuk dirinya sendiri. Sehingga mereka selalu

mengulang kembali hafalan yang sudah mereka setorkan kepada pengasuh,

agar hafalan yang sudah pernah mereka hafalkan tetap terjaga dengan baik.

17

Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama.

Tangerang, 24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera.

Page 89: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

75

Selain itu peranan pengasuh juga menjadi faktor pendukung dalam metode ini,

karena pengasuh memberikan nasehat dan motivasi kepada anak asuhnya agar

lebih semangat dan rajin mengulang hafalan yang sudah dihafal.

Sedangkan faktor penghambatnya dalam metode ini adalah rasa jenuh

yang anak asuh rasakan. Rasa jenuh yang dirasakan anak asuh ketika sedang

mengulang-ulang hafalannya itu dapat menjadikan hafalan yang sudah dihafal

menjadi hilang atau membuat anak asuh lupa ayat yang sudah dihafalkannya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak asuh PYD di asrama Neroktog,

Ayip Maulana :

―kalo jenuh itu sih pernah ka, paling saya males-malesan pas lagi hafalan

Qur‟annya.”18

5. Metode Tasmi‟

Faktor pendukung dalam metode ini adalah rasa percaya diri dan sungguh-

sungguh dari anak asuh, ketika sedang melantunkan atau memperdengarkan

ayat Qur‘an yang sudah dihafalnya kepada pengasuh atau kepada anak asuh

yang lainnya. Sehingga metode Tasmi‟ berjalan dengan baik dan lancar. Selain

itu juga anak asuh melihat manfaat yang mereka rasakan dalam menghafal Al-

Qur‘an. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak asuh PYD di asrama

Neroktog, Riski Hidayat :

“Manfaatnya ya buat masa depan saya ka, biar saya bisa jadi anak yang

sholeh dan berguna untuk masyarakat sekitar lingkungan aku nantinya

ka.”19

18

Wawancara Pribadi dengan Ayip Maulana anak asuh. Tangerang, 24 Agustus 2017 di

Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota. 19

Wawancara Pribadi dengan Riski Hidayat anak asuh. Tangerang, 24 Agustus 2017 di

Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangerang Kota.

Page 90: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

76

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam metode ini adalah

ketika anak asuh ingin melantunkan atau memperdengarkan hafalan kepada

pengasuh, ada sebagian anak asuh yang bercanda dan bermain-main. Maka itu

dapat menggangu konsentrasi anak asuh yang ingin melantunkan ayat Qur‘an

kepada pengasuh. Sebagaimana yang diungkapkan pengasuh PYD di asrama

Neroktog, Bapak Tholib :

“faktornya adalah usianya, karena mereka masih suka bermain dan

bercanda, maklum namanya juga masih anak-anak.”20

Intisari dari faktor penghambat dan pendukung dalam metode hafalan Al-

Qur‘an disini adalah bagaimana seorang pengasuh harus berinovasi dalam

pembinaan hafalan Al-Qur‘an terhadap anak asuh. Sehingga anak asuh tidak

mudah bosan dan juga lebih bersemangat dan lebih giat lagi dalam

menghafalkan Al-Qur‘an. Karena pengasuh menginginkan anak asuhnya

menjadi anak-anak yang bertaqwa, cerdas dan mandiri, sehingga menjadi anak

yang cinta Allah dan Rosulnya. Kemudian bermanfaat untuk masyarakat luas.

Sedangkan anak asuh harus lebih berdisipin dan bersungguh-sungguh dalam

menghafal Al-Qur‘an, karena untuk masa depan dan pedoman hidup mereka.

20

Wawancara Pribadi dengan Abdul Mutholib Kepala atau Pengasuh Asrama.

Tangerang, 24 Agustus 2017 di Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera.

Page 91: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa dan menguraikan hasil penelitian, maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola komunikasi yang digunakan pengasuh di asrama Pondok Yatim

dan Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera Neroktog Tangeran Kota

dalam mengarahkan dan membina anak asuh untuk menghafalkan Al-

Qur‘an. Pengasuh menggunakan dua pola, yaitu pola roda dan pola

bintang. Kemudian pengasuh menggunakan bentuk-bentuk komunikasi,

yaitu komunikasi intrapribadi (dakwah dzatiyah), komunikasi

antarpribadi (dakwah fardiyah) dan komunikasi kelompok (dakwah

halaqoh). Selanjutnya pengasuh menggunakan lima metode dalam

menghafal Al-Qur‘an, yaitu metode bin-nazhar, metode tahfizh, metode

talaqqi, metode takrir dan metode tasmi‟. Komunikasi yang digunakan

pengasuh cukup berpengaruh terhadap pembinaan kedisiplinan hafalan

Al-Qur‘an anak asuh. Hal ini terlihat dari adanya komunikasi dua arah

(pengasuh dengan anak asuh, anak asuh dengan pengasuh dan anak

asuh dengan anak asuh), adanya kesamaan makna antara pengasuh dan

anak asuh serta adanya perubahan pada anak asuh dalam menghafalkan

Al-Qur‘an.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan kedisiplinan

menghafal Al-Qur‘an , terbagi menjadi dua :

Page 92: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

78

1) Metode Bin-Nazhar

Faktor pendukung dalam metode ini adalah niat dan motivasi pada

diri anak asuh. Sedangkan faktor penghambat dalam metode ini

terlihat dari sebagian anak asuh yang belum lancar dan juga terbata-

bata dalam membaca ayat Al-Qur‘an yang ingin anak asuh hafalkan.

2) Metode Tahfidz

Faktor pendukung dalam metode ini adalah bagaimana cara anak

asuh dalam menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Qur‘an

yang dihafal. Sedangkan faktor penghambat dalam metode ini adalah

rasa jenuh yang terkadang dialami oleh anak asuh dan dilihat dari usia

anak asuh yang berbeda-beda, karena semuanya masih sekolah dasar.

3) Metode Talaqqi

Faktor pendukung yang terjadi dalam metode ini adalah dilihat dari

kedisiplinan anak asuh dalam mendengarkan arahan dan nasehat yang

pengasuh berikan kepada mereka. Sedangkan faktor penghambat

dalam metode ini dikarenakan kurangnya pengasuh.

4) Metode Takrir

Faktor pendukung dalam metode ini adalah daya ingat dari masing-

masing anak asuh dan juga motivasi untuk dirinya sendiri. Sedangkan

faktor penghambatnya dalam metode ini adalah rasa jenuh yang anak

asuh rasakan.

5) Metode Tasmi‟

Faktor pendukung dalam metode ini adalah rasa percaya diri dan

sungguh-sungguh dari anak asuh. Sedangkan yang menjadi faktor

Page 93: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

79

penghambat dalam metode ini adalah ketika anak asuh ingin

melantunkan atau memperdengarkan hafalan kepada pengasuh, ada

sebagian anak asuh yang bercanda dan bermain-main.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil temuan tersebut, terdapat beberapa saran yang

penulis ajukan kepada anak asuh, pengasuh dan pengurus di Pondok Yatim dan

Dhu‘afa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera, dan semoga saran ini bisa bermanfaat,

antara lain :

1. Kepada Anak Asuh

Anak asuh kami harap harus bersungguh-sungguh, dengan hati

yang ikhlas dan lapang dada dalam menjalankan kegiatan yang ada di

asrama, lebih terfokus dalam kegiatan hafalan Al-Qur‘an. Karena

pengasuh menginginkan anak asuhnya menjadi anak-anak yang

bertaqwa, cerdas dan mandiri, sehingga menjadi anak yang cinta Allah

dan Rosulnya. Kemudian bermanfaat untuk masyarakat luas.

2. Kepada Pengasuh

Pengasuh harus dapat memperlihatkan bagaimana semangat

dalam melakukan pembinaan hafalan Al-Qur‘an terhadap anak asuh

dan berinovasi, agar anak asuh terpacu semangatnya dalam

menghafalkan Al-Qur‘an.

3. Kepada Pengurus

Pengurus Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa harus rutin, siap

dan tanggap dalam mengontrol perkembangan anak asuh di setiap

Page 94: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

80

asrama. kemudian memberikan keperluan apa saja yang anak asuh

butuhkan dalam menunjang program kegiatan yang mereka lakukan.

Page 95: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 96: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

80

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Anshori, M. Hafi. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: PT. Usaha Nasional,

1983.

Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: Amzah, 2012.

Barry, M. Dahlan Al, dan Puis A. Partanto. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola, 1994.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana.

Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011.

Dradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Raga. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Effendy, Onong Uchjana. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: PT.

Rosdakarya, 2007.

—. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Cintra Aditya Bakti,

2003.

Hefni, Harjani. Komunikasi Islam, Cetakan ke-1. Jakarta: Prenadamedia Group,

2015.

Islam, Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah. Pembinaan Rohani Pada

Wanita. Jakarta: Departemen Agama, 1948.

J.S., Bandudu, dan Zain Sutan Mohammad. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1994.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2007.

Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005.

Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008.

—. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara,

2007.

Page 97: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

81

Rachmat, Jalaludin. Metode Peneltian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005.

Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,

2000.

Rais, Heppy El. Kamus Ilmiah Populer, Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012.

Riswandi. Ilmu Komunikasi, Cetakan I. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Rudhonah. Ilmu Komunikasi, Cetakan 1. Jakarta: Atma Kencana Publishing,

2013.

—. Ilmu Komunikasi, Cetakan 1. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Sa‘dulloh. 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‟an. Jakarta: Gema Insani, 2008.

—. Jakarta:Gema Insani: 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‘an, 2008.

—. Gema Insani. Jakarta: 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‘an, 2008.

Sa‘dulloh, 9 Cara Peraktis Menghafal Al-Qur‘an, (Jakarta:Gema Insani, 2008), h.

52-54. t.thn.

Sobur, Alex. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: C.V. Pustaka

Setia, 1988.

Soyomukti, Nuraini. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2010.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Garamedia Widiasavina, 2003.

Observasi:

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada kamis, 20 Juli

2017.

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada minggu, 23 Juli

2017.

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 26 Juli

2017.

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada rabu, 2 Agustus

2017.

Page 98: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

82

Observasi peneliti ke ―Asrama Neroktog Tangerang Kota‖ pada sabtu, 5 Agustus

2017.

Website:

http://www.pondokyatim.or.id. diakses pada hari Kamis, 4 Mei 2017.

https://scholar.google.co.id/scholar?start=0&q=related:hwvWoB1mXhAJ:scholar.

google.com/&hl=id&as_sdt=0,5, diakses pada hari senin, 30 Oktober 2017.

Page 99: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 100: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 101: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 102: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 103: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito
Page 104: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Pedoman Wawancara

Nama : Eko Riyanto

Jabatan : General Manajer Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2017

Waktu wawancara : 10.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Layanan Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya PYD YASS ?

2. Apa tujuan didirikannya PYD YASS ?

3. Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan di PYD YASS ?

4. Apakah ada hambatan dalam membina anak yatim di PYD YASS ?

5. Bagaimana pihak yayasan menyikapi hambatan tersebut?

6. Apa perubahan yang bapak lihat dari anak asuh disini setelah menerima

pembinaan di PYD YASS ?

7. PYD YASS apakah hanya ada disini saja, atau ada yang lainnya pak ?

8. Di mana saja lokasi asrama PYD YASS ?

9. Apakah ada perbedaan dalam pembinaan yang dilakukan oleh setiap asrama

yang ada? Jika ada, dalam program kegiatan apa?

Page 105: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Eko Riyanto

Jabatan : General Manajer Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2017

Waktu wawancara : 10.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Layanan Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Apa sejarah dan latar belakang berdirinya PYD YASS ?

Jawab : Singkatnya saja ya, awal berdirinya Pondok Yatim dan Dhu‟afa berawal

dari gagasan sebuah yayasan yang bernama Yayasan Amal Sholeh

Sejahtera, yayasan ini berdiri atas sebuah gagasan beberapa sahabat

yang memiliki keperhatinan serta kepedulian yang sama terhadap warga

yang kurang beruntung dalam menopang kesejahteraan hidup terlebih

tanggung jawab mereka dalam mensukseskan pendidikan anak-anaknya,

karena di yayasan ini kami berharap mereka dapat bangkit dan juga

memiliki peluang hidup lebih baik dan bermanfaat untuk masa depannya,

yayasan ini juga engga akan bisa beridiri, kalo engga ada campur

tangan atau bantuan dari masyarakat sekitar yang memiliki satu

keinginan yang sama seperti kami, setelah beberapa kali melakukan

pembicaraan dengan masyarakat sekitar, kemudian kami mempersiapkan

sumber daya manusia (SDM) nya mumpuni alias punya kecakapan dan

kecukupan untuk membuat sekaligus mengoprasionalkan sebuah yayasan

yang berbadan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia, kemudia

dilanjutkan dengan musyawarah dengan beberapa tokoh, kemudian atas

kehendak Allah swt dan juga dukungan warga serta kawan-kawan,

Alhamdulillah tepat tanggal 24 agustus 2006 berdirilah Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera yang memiliki legalitas Formal, sebagai lembaga non

profit yang bergerak pada lingkup sosial keagamaan dan juga bisa

membantu masyarakat yang kurang mampu maupun terkena musibah,

dan juga menyantuni anak-anak yatim dan dhu‟afa di sekitar yayasan

Page 106: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

ini, setelah beberapa kali kami ikut andil dalam meberikan santunan

kepada anak-anak yang kurang mampu, kami terinspirasi ingin

menyiapkan asrama bagi mereka, setelah melihat kondisi anak-anak

yatim dan dhu‟afa yang kami santuni, alhamdulillah atas kerja keras

kami semua pada tahun 2008 dengan modal niat tulus serta tekat kami

berani untuk mengontrak sebuah rumah, kemudian kamipun meberinya

sebuah nama Pondok Yatim dan Dhu‟afa Yayasn Amal Sholeh Sejhatera

(PYD YASS), semoga brawal dari niat dan tekat yang kuat, kami dapat

mencetak anak-anak yang sukses dunia dan akhiratnya.

Tanya : Apa tujuan didirikannya PYD YASS ?

Jawab : seesuai dengan visi PYD YASS sediri yaitu mewujudkan Pondok Yatim

dan Dhu‟afa sebagai lembaga pendidikan serta pembinaan anak yatim

dan dhu‟afa yang profesional dan amanah sehingga dapat menciptakan

generasi mandiri yang berakhlakul karimah dan yang mencintai Al-

Qur‟an.

Tanya : Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan di PYD YASS ?

Jawab : Di PYD YASS ini ada beberapa program yang kami lakukan atau

jalankan, ada program layanan, program bantuan, program wakaf, dan

kemudian program kegitan yang biasa kami dan anak-anak lakukan di

PYD YASS, kegiatan di PYD YASS seperti di yayasan yang lainnya dari

bagun tidur, shalat shubuh berjamaah dan lainnya, kegiatan yang

sedang kami fokuskan adalah tentang hafalan Al-Qur‟an nya, agar

bagaimana anak-anak di asrama PYD YASS dapat memahami dan

memaknai tentang hidup di dunia ini.

Tanya : Apakah ada hambatan dalam membina anak yatim di PYD YASS ?

Jawab : mungkin hambatan yang kami alami, bisa dilihat dari latar belakang

serta kemampuan tiap anak, karena mereka memiliki kemampuan yang

berbeda-beda atau beragam. Ada yang sudah dapat terlihat mandirinya

sejak pertama di asrama PYD YASS, ada juga yang masih malu-malu

dalam berinteraksi atau komunikasi dengan yang lain. Jadi kami dalam

Page 107: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

proses pembinaan mungkin diawali dengan mengumpulkan mereka

bersama, kemudia saling berkenalan satu sama lain, agar mereka dapat

saling memahami satu sama lain. Setelah itu baru kami mulai kegiatan

pembinaan dalam menghafal Al-Qur‟an dan kegiatan yang lainnya.

Tanya : bagaimana pihak yayasan menyikapi hambatan tersebut ?

Jawab : Jadi kami dalam proses pembinaan, kami melakukan dengan sabar dan

perlahan-lahan agar kami dapat memahami karakter mereka masing-

masing. Agar mereka merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan

baik.

Tanya : Apa perubahan dan harapan dari anak asuh disini setelah menerima

pembinaan di PYD YASS ?

Jawab : alhamdulillah, mereka memiliki tekat dan kemauan yang sangat, karena

merkea mau dikit demi sedikit berubah, mulai dari kemandirian, dari

akhlaknya, keilmuannya, dan kami berharap meraka menjadi anak anak

yg taqwa cerdas dan mandiri, sehingga menjadi anak yang cinta Allah &

rosulnya. Berbakti kepada orang tua nya & berguna bagi agama, Nusa,&

bangsa. Kami berharap mereka tidak putus untuk melantunkan dan

menghafal kemudian memahami dan mempraktekkan isi dari kandungan

Al-Qur‟an, serta apa saja yang mereka dapat di kegiatan PYD YASS.

Tanya : PYD YASS apakah hanya ada disini saja, atau ada yang lainnya pak?

Jawab : PYD YASS tidak hanya ada di sini saja, Alhamdulillah atas doa dan

bantuan dari para donatur kepada PYD YASS, kami sudah memiliki

kurang lebih 5 asrama putra dan 5 asrama putri, dan 1 sekretariat PYD

YASS, maka total kami memiliki 10 asrama dan 1 sekretariat.

Tanya : Di mana saja lokasi asrama PYD YASS?

Jawab : hemmm... lokasi asrama PYD YASS tersebar di beberapa wilayah jakarta

yaitu jakarta barat, jakarta timur, jakarta selatan, dan juga ada di

wilayah tangerang yaitu tangerang kota dan tangerang selatan.

Page 108: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Eko Riyanto

Page 109: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Suryadi Rachman

Jabatan : Kepala atau Pengasuh asrama Pondok Yatim dan Dhua‘fa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Minggu, 13 Agustus 2017

Waktu wawancara : 14.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Layanan Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS).

1. Bagaimana proses prekrutan pengasuh dalam PYD YASS ini ? adakah

setandar atau syarat - syarat menjadi pengasuh di PYD YASS ?

2. Bagaimana proses bapak membagi pengasuh ke beberapa asrama yang

dimiliki PYD YASS ?

3. Apakah ada laporan rutin kegiatan yang dilakukan oleh pengasuh ? kalau ada

kepada siapa pengasuh melaporkannya ?

4. Apakah ada target bagi pengasuh dalam setiap kegiatan? misalnya dalam

kegiatan menghafal Al-Qur'an?

5. Siapa saja nama pengasuh di masing - masing asrama ? kemudian diberi

tanggung jawab mengawasi anak asuh dengan jumlah berpa anak asuh di

setiap asrama ?

Page 110: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Suryadi Rachman

Jabatan : Manajer Pemberdayaan asrama Pondok Yatim dan

Dhua‘fa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Minggu, 13 Agustus 2017

Waktu wawancara : 14.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Layanan Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan

Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Bagaimana proses prekrutan pengasuh dalam PYD YASS ini ? adakah

setandar atau syarat - syarat menjadi pengasuh di PYD YASS ?

Jawab : Prosesnya seperti biasa umumnya kirim cv. Ke kantor pusat pondok yatim

& dhu'afa, adapun standarisasi

1. Pengasuh asrama sudah berkeluarga (suami istri)

2. mampu bekerja keras

3. Mampu mengurus anak asuh dengan sabar

4. Mampu berkomunikasi dengan baik

5. Fasih membaca Al-Qur'an

6. Mampu membina dan mendidik anak asuh dengan baik.

7. Kreatif

Dan setelah Cv. Dikirim tunggu informasi perihal waktu interview,

Setelah interview hrd / pengurus akan memberikan informasi kembali

perihal diterimanya.

Tanya : Bagaimana proses bapak membagi pengasuh ke beberapa asrama yang

dimiliki PYD YASS ?

Jawab : Setelah diinterview dan diterima maka diserahkan ke manager

pemberdayaan. Proses awalnya adalah observasi, melihat proses kegiatan

keasramaan yg sudah berjalan dan belajar untuk memahami juklak (daily

activity) kegiatan santri dan SOP penerimaan donatur, Kemudian

ditentukan asrama yg diamanahkan.

Page 111: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Tanya : Apakah ada laporan rutin kegiatan yang dilakukan oleh pengasuh ? kalau

ada kepada siapa pengasuh melaporkannya ?

Jawab : Laporan sangatlah dibutuhkan karena ini mencangkup pertanggung

jawaban amanah yang telah diberikan kepada tiap-tiap pengasuh asrama,

dan ini adalah bukti kinerja yg telah dilaksanakan dan adapun

kekurangannya kita perbaiki. Dan laporan pun sebagai bentuk

pertanggung jawaban kepada masyarakat agar kami bisa menjalani tugas

ini dengan amanah. Karena diasrama terdapat kebutuhan hidup sehari-

hari, seperti sandang pangan anak-anak. Jadi sangatlah dibutuhkan

laporan pertanggung jawaban. Adapun alur laporan pertanggung

jawaban diberikan kepada bagian pemberdayaan keasramaan.

Tanya : Apakah ada target bagi pengasuh dalam setiap kegiatan? misalnya dalam

kegiatan menghafal Al-Qur'an?

Jawab : Dikarenakan visi misi PYD-YASS adalah

Visi :

Mewujudkan Pondok Yatim & Dhu'afa sebagai lembaga pendidikan

serta pembinaan anak yatim dan dhu'afa yang profesional dan

amanah sehingga dapat menciptakan generasi mandiri yang

berakhlak.

Misi :

Memberikan pelayanan terbaik bagi anak yatim dan dhu'afa

Menjadi fasilitator yang amanah bagi kamu aghnia (mampu) dan

kaum dhu'afa

Membangun Pondok Yatim & Dhu'afa sebagai wadah pembentukan

generasi mandiri.

Maka target awal adalah menjadi anak yang cinta kepada Qur'an, Agar

menjadi generasi mandiri yang berakhlaqul karimah. Jadi kami berusaha

mengajak anak asuh untuk tingkat

a. SD mampu menghafal min. juz Amma

b. SMP mampu menghafal min. Juz 2

c. Serta SMA mampu menghafal min. Juz 28

Page 112: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Dan target lain dalam tiap kegiatan adalah pembinaan akhlak, fiqih dan

yang lainnya.

Tanya : Siapa saja nama pengasuh di masing - masing asrama ? kemudian diberi

tanggung jawab mengawasi anak asuh dengan jumlah berpa anak asuh di

setiap asrama ?

Jawab : Alhamdulillah berkat kepercayaan masyarakat PYD-YASS memiliki 12

asrama. Dan berikut nama asrama dan pengasuhnya :

1. asrama kembang kerep - jakbar : bpk Rokhmat Arif

2. Asrama Tomang, jakbar: bpk eko purnomo

3. Asrama Jatibaru, jakpus : bpk Ali Sedin

4. Asrama jurangmangu, tangsel: bpk imam syahruri

5. Asrama neroktog, tangkot : bpk abdul mutholib

6. Asrama pondok labu, jaksel : bpk ahyani

7. Asrama kebon jeruk, jakbar : bpk jamil

8. Asrama joglo, jakbar: bpk priyanto

9. Asrama srengseng, jakbar : bpk juwanto

10. Asrama cipinang, jaktim : bpk panut

11. Asrama tanah merdeka, jaktim : bpk ahmad nursalim

12. Asrama cengkareng, jakbar : ust. M Nur

Untuk diasrama kembang kerep kuota anak 15, Sedangkan diasrama lain

rata-rata kuota anak 8.

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah

Page 113: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Suhendra

Jabatan : Manajer Pembinaan asrama Pondok Yatim dan Dhua‘fa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017

Waktu wawancara : 15.00 WIB

Tempat wawancara : Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Apakah ada perbedaan dalam pembinaan pada setiap asrama?

2. Jika ada, dalam penerapan program pembinaan apa saja yang berbeda ?

3. Apa yang menjadi program pembinaan unggulan di PYD YASS ?

4. Apa yang menjadikan dasar penetapan program ini menjadi program

unggulan?

5. Apakah menurut bapak program unggulan ini sudah berhasil dan sukses di

masing-masing asram ?

Page 114: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Suhendra

Jabatan : Manajer Pembinaan asrama Pondok Yatim dan Dhua‘fa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017

Waktu wawancara : 15.00 WIB

Tempat wawancara : Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Apakah ada perbedaan dalam pembinaan pada setiap asrama?

Jawab : Pada dasarnya tidak ada, hanya metode saja yg berbeda

Tanya : Jika ada, dalam penerapan program pembinaan apa saja yang berbeda ?

Jawab : Kenapa metodenya beda-beda, itu tergantung spesifikasi tingkatan saja

karena ga mungkinkan metode pembinaan anak-anak sd kita samakan

dengan tingkatan smp dan smk.

Tanya : Apa yang menjadi program pembinaan unggulan di PYD YASS ?

Jawab : Program pembinaan mental yg berkarakter dan menghafalkan Al-Qur‟an

Tanya : Apa yang menjadikan dasar penetapan program ini menjadi program

unggulan?

Jawab : Dasarnya karena secara umum saat ini hampir setiap anak-anak usia

sekolah tidak memiliki mental yang berkarakter dan kurang dalam minat

menghafal Al-Qur‟an atau mencintai Al-Qur‟an, maka dari itu kami di

sini memberikan pembinaan untuk anak asuh agar memiliki mental yang

berkarakter dan juga mencintai Al-Qur‟an.

Tanya : Apakah menurut bapak program unggulan ini sudah berhasil dan sukses

di masing-masing asram ?

Jawab : Kalau dimasing - masing asrama belum, hanya saja sudah ada walaupun

belum semua asrama.

Page 115: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Suhendra

Page 116: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Abdul Mutholib

Jabatan : Kepala atau Pengasuh asrama Pondok Yatim dan Dhua‘fa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Sejak kapan bapak menjadi pengasuh di asrama PYD YASS ?

2. Metode apa yg bapak terapkan dalam pembinaan menghafal Al-Qur'an di

asrama PYD YASS ?

3. Bagaimana pola komunikasi yg bapak terapkan dalam pembinaan menghafal

Al-Qur'an di asrama PYD YASS ?

4. Kapan saja bapak berkomunikasi dengan anak asuh ?

5. Bagaimana bapak mengarahkan anak-anak untuk menghafal Al-Qur‘an?

6. Kapan saja anak asuh melakukan hafalan Al-Qur‘an ?

7. Kapan waktu anak asuh untuk menyetorkan hafalannya pak ?

8. Bentuk dan media komunikasi apa saja yg bapak gunakan dalam pembinaan

hafalan Al-Qur'an?

9. Sarana dan prasarana apa yg digunakan dalam proses pembinaan ?

10. Menurut bapak, apakah pola komunikasi yang di terapkan dalam pembinaan

hafalan Al-Qur'an terhadap anak-anak sudah berhasil ?

11. Faktor penghambat apa saja yg bapak hadapi saat berkomunikasi dengan

anak-anak dalam pembinaan hafalan Al-Qur'an?

12. Lalu apa yang bapak lakukan jika anak-anak asuh sudah mulai jenuh atau

sudah mulai bermain-main ketika hafalan?

Page 117: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

13. Apa harapan bapak kedepannya untuk anak-anak di asrama PYD YASS ?

Page 118: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Abdul Mutholib

Jabatan : Kepala atau Pengasuh asrama Pondok Yatim dan Dhua‘fa

Yayasan Amal Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Sejak kapan bapak menjadi pengasuh di asrama PYD YASS ?

Jawab : sejak tahun 2015.

Tanya : Metode apa yg bapak terapkan dalam pembinaan menghafal Al-Qur'an di

asrama PYD YASS ?

Jawab : membaca Al-Qur'an nya terlebih dahulu, kemudian di hafal per ayat,

setelah hafal selesai kami mencontreng atau menandai ayat berapa yang

sudah mereka hafalkan.

Tanya : Bagaimana pola komunikasi yg bapak terapkan dalam pembinaan

menghafal Al-Qur'an di asrama PYD YASS ?

Jawab : disini sih biasanya kami berkumpul di aula dengan anak-anak, waktunya

biasanya sebelum magrib, disini kami hanya mengawasi anak-anak yang

sedang menghafal Al-Qur‟an, kami disini memberikan Al-Qur‟an terjemah

kepada anak-anak untuk menhafal Al-Qur‟an, selain menggunakan Al-

Qur‟an terjemah, disini kami juga menggunakan pola nya yaitu muroja'ah

dan satu hari minimal satu ayat yang di hafal oleh anak-anak.

Tanya : Kapan saja bapak berkomunikasi dengan anak asuh ?

Jawab :biasanya kami lakukan setiap hari ketika anak-anak pulang dari

sekolahnya dan juga ketika anak-anak menjelang tidur.

Tanya : Bagaimana bapak mengarahkan anak-anak untuk menghafal Al-Qur‘an?

Jawab : yahhh diarahin aja buat hafal qur‟an, pertama saya suruh baca dulu

qur‟an yang mau dihafalnya berulang-ulang, setelah itu baru qur‟an yang

Page 119: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

dibacanya tadi sambil dilihat, saya suruh tutup qur‟an nya, lantas suruh

baca sambil engga lihat qur‟an nya.

Tanya : kapan saja anak asuh melakukan hafalan ?

Jawab : biasanya anak asuh melakukan hafalan sebelum magrib atau setelah

subuh mereka menghafal, biasanya mereka langsung berkumpul di aula.

Tanya : Kapan waktu anak asuh untuk menyetorkan hafalannya pak ?

Jawab : untuk penyetoran hafalan yang udah mereka hafal, biasanya seminggu

sekali setiap hari rabu. Saya paling mengigatkan lagi kepada anak-anak,

tapi biasanya mereka sudah paham, karena dari awal sudah saya

beritahukan untuk penyetoran hafalan itu di hari rabu.

Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yg bapak gunakan dalam

pembinaan hafalan Al-Qur'an?

Jawab: disini biasa kami perasrama ketika ingin melakukan kegiatan hafalan Al-

Qur‟an bentuknya dengan ta‟lim dan dilakukan di aula, kemudian media

yang kami gunaka ya sudah pasti adalah Al- Qur'an terjemah dan speaker

muroja'ah untuk membantu anak-anak dalam proses menghafal Al-

Qur‟an.

Tanya : Sarana dan prasarana apa yg digunakan dalam proses pembinaan ?

Jawab : kalo disini sarananya.ya aula asrama ini. Sudah di sediakan karpet untuk

alas mereka kemudian Al-Qur‟an terjemah dan speaker moroja‟ah

disediakan di aula asrama.

Tanya : Menurut bapak, apakah pola komunikasi yang di terapkan dalam

pembinaan hafalan Al-Qur'an terhadap anak-anak sudah berhasil ?

Jawab : Insya Allah ya, kalo yang kami lihat dari keseriusan anak-anak dalam

mengikuti pembinaan kedisiplinan menghafal Al-Qur‟an ini,

alhamdulillah, kami berharap kepada anak-anak mereka melakukan

kegiatan ini semua dengan hati yang ikhlas dan sabar, dan kami harap

apa yang mereka lakukan di sini dapat mereka terapkan untuk

kehidupannya nanti, ketika sudah tidak berada di PYD YASS, ilmu yang

Page 120: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

mereka dapat disini dapat mereka gunakan atau amalkan kepada yang

lainnya, sebagai bekal untuk akhirat mereka. Aamiinn ...

Tanya : Faktor penghambat apa saja yg bapak hadapi saat berkomunikasi dengan

anak-anak dalam pembinaan hafalan Al-Qur'an?

Jawab : faktornya adalah usianya, karena mereka masih suka bermain dan

bercanda. maklum namanya juga masih anak-anak.

Tanya : Lalu apa yang bapak lakukan jika anak-anak asuh sudah mulai jenuh atau

sudah mulai bermain-main ketika hafalan?

Jawab : biasanya yang saya lakukan yaaa... mengajak anak jalan – jalan, jalan –

jalan di sini yaa... saya ajak pergi tamasya ketempat yang bisa buat

mereka senang atau juga saya ajak untuk ikut berolahraga selain buat

anak – anak senang, olahraga juga membuat daya tahan tubuh mereka

kuat, kemudian setelah itu saya ajak makan bersama, atau juga saya ajak

ke mini market untuk membeli jajanan apa yang dia suka.

Tanya : Apa harapan bapak kedepannya untuk anak-anak di asrama PYD YASS ?

Jawab : harapan Nya biar anak anak yg saya bina, menjadi anak-anak yg taqwa

cerdas dan mandiri, sehingga menjadi anak yang cinta Allah & rosulnya.

Berbakti kepada orang tua nya dan berguna bagi agama, Nusa,& bangsa.

Aamiinn...

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Tholib

Page 121: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Riski Hidayat

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

2. Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

3. Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

4. Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

5. Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

6. Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

7. Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

8. Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

9. kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik hafal

ke pengasuh ?

10. Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Page 122: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Riski Hidayat

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

Jawab : Tahun 2015

Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

Jawab : Seneng banget kak, disini aku bisa ketemu teman baru dan menambah

ilmu agama.

Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

Jawab : Pengasuh disini tuh baik kak, udah kayak keluarga bagi kami kak, kayak

orang tua sendiri kak.

Tanya : Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

Jawab : Penting bangetlah ka, buat masa depan dan pahalanya juga

Tanya : Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

Jawab : sebelum masuk sini saya belum menghafal Al-Qur‟an, alhamdulillah

setelah saya masuk sini, saya sudah mulai menghafalkan Al-Qur‟an, awal

mula saya menghafal itu, saya memulainya dari juz ke 29 surat Al-

Muddassir.

Tanya : Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Jawab : selain dari niat saya buat berubah, di sini juga banyak teman yang sama

kayak saya, yang mau berubah, selain banyak teman, di sini juga ada abi,

sebagai pengasuh kami

Page 123: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Tanya : Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

Jawab : kalo itu sih pernah ka, paling saya males-malesan pas lagi hafalan

Qur‟an nya.

Tanya : Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

Jawab : Biasanya sih saya di ajak main ama abi, atau gak di ajak jajan ka.

Tanya : kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik

hafal ke pengasuh ?

Jawab : Biasanya kami menghafal sebelum magrib dan subuh ka, kalo untuk

setorannya sih, biasanya setiap hari ka atau pas udah hafal kita setor, tapi

kalo setoran wajibnya itu hari rabu, jadi apa yang sebelomnya kita udah

setor dan hafalin, di hari rabu di ulang lagi ka, jadi biar hafalan yang kita

udah hafal enggak ilang ka.

Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Jawab : Manfaatnya ya buat masa depan saya ka, biar saya bisa jadi anak yang

sholeh dan berguna untuk masyarakat sekitar lingkungan aku nanti nya

ka.

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Riski Hidayat

Page 124: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Riski Bani Salmanuri

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

2. Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

3. Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

4. Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

5. Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

6. Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

7. Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

8. Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

9. kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik hafal

ke pengasuh ?

10. Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Page 125: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Riski Bani Salmanuri

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

Jawab : Tahun 2015

Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

Jawab : Seneng banget kak, disini aku bisa ketemu teman baru dan menambah

ilmu agama.

Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

Jawab : Pengasuh disini tuh baik kak, udah kayak keluarga bagi kami kak, kayak

orang tua sendiri kak.

Tanya : Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

Jawab : Menghafal penting bangetlah ka, buat masa depan dan pahalanya juga

Tanya : Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

Jawab : sebelum masuk sini saya belum menghafal Al-Qur‟an, alhamdulillah

setelah saya masuk sini, saya sudah mulai menghafal, namun saya mulai

menhafal Al-Qur‟an awalnya dari juz 29 ka.

Tanya : Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Jawab : selain dari niat saya buat berubah, di sini juga banyak teman yang sama

kayak saya, yang mau berubah, selain banyak teman, di sini juga ada abi,

di sini abi sebagai kepala asrama dan pengasuh kami, terima kasih abi

yang udah sabar dalam menghadapi tingkah laku kami dan membina kami

Page 126: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

dalam menghafalkan Al-Qur‟an, sehingga kami bisa menghafalkan Al-

Qur‟an.

Tanya : Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

Jawab : kalo itu sih pernah ka, paling saya males-malesan pas lagi hafalan

Qur‟an nya.

Tanya : Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

Jawab : Biasanya sih saya di ajak main ama abi, atau gak di ajak jajan ka.

Tanya : kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik

hafal ke pengasuh ?

Jawab : Biasanya kami menghafal sebelum magrib dan subuh ka, kalo untuk

setorannya sih, biasanya setiap hari ka atau pas udah hafal kita setor, tapi

kalo setoran wajibnya itu hari rabu, jadi apa yang sebelomnya kita udah

setor dan hafalin, di hari rabu di ulang lagi ka, jadi biar hafalan yang kita

udah hafal enggak ilang ka.

Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Jawab : Manfaatnya ya buat masa depan saya ka, biar saya bisa jadi anak yang

sholeh dan berguna untuk masyarakat sekitar lingkungan aku nanti nya

ka.

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Riski Bani

Salmanuri

Page 127: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Ayip Maulana

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

1. Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

2. Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

3. Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

4. Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

5. Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

6. Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

7. Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

8. Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

9. kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik hafal

ke pengasuh ?

10. Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Page 128: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Nama : Ayip Maulana

Jabatan : Anak Yatim Pondok Yatim dan Dhua‘fa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017

Waktu wawancara : 16.00 WIB

Tempat wawancara : Aula Asrama Pondok Yatim dan Dhu‘afa Yayasan Amal

Sholeh Sejahtera (PYD YASS)

Tanya : Sejak kapan adik masuk di PYD YASS ?

Jawab : Tahun 2016

Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di PYD YASS ?

Jawab : Seneng banget kak, disini aku bisa ketemu teman baru dan menambah

ilmu agama.

Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang pengasuh di asrama ini ?

Jawab : Pengasuh disini tuh baik kak, udah kayak keluarga bagi kami kak, kayak

orang tua sendiri kak.

Tanya : Menurut adik penting tidak menghafal Al-Qur‘an dalam hidup ini ?

Jawab : Penting bangetlah ka, buat masa depan dan pahalanya juga

Tanya : Sebelum masuk ke PYD YASS adik sudah menghafal berapa juz? Lalu

sekarang adik sudah mampu menghafal berapa juz?

Jawab : sebelum masuk sini saya belum menghafal Al-Qur‟an, alhamdulillah

setelah saya masuk sini, saya sudah mulai menghafal, namun saya mulai

menhafal Al-Qur‟an awalnya dari juz 29 ka.

Tanya : Apa yang membuat adik semangat dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Page 129: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Jawab : selain dari niat saya buat berubah, di sini juga banyak teman yang sama

kayak saya, yang mau berubah, selain banyak teman, di sini juga ada abi,

sebagai pengasuh kami

Tanya : Pernah gak sih adik jenuh atau malas hafalan ? terus apa yang kamu

lakukan ?

Jawab : kalo itu sih pernah ka, paling saya males-malesan pas lagi hafalan

Qur‟an nya.

Tanya : Apa yang pengasuh lakukan kalau adik sedang jenuh dalam menghafal ?

Jawab : Biasanya sih saya di ajak main ama abi, atau gak di ajak jajan ka.

Tanya : kapan jadwal adik menghafal dan menyetorkan hafalan yang sudah adik

hafal ke pengasuh ?

Jawab : Biasanya kami menghafal sebelum magrib dan subuh ka, kalo untuk

setorannya sih, biasanya setiap hari ka atau pas udah hafal kita setor, tapi

kalo setoran wajibnya itu hari rabu, jadi apa yang sebelomnya kita udah

setor dan hafalin, di hari rabu di ulang lagi ka, jadi biar hafalan yang kita

udah hafal enggak ilang ka.

Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam menghafal Al-Qur‘an ?

Jawab : Manfaatnya ya buat masa depan saya ka, biar saya bisa jadi anak yang

sholeh, memiliki akhlakul karimah, menjadi generasi quraniah dan

menjadikan Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup, agar berguna untuk

masyarakat sekitar lingkungan aku nanti nya ka. Ketika aku sudah besar

nanti.

Pewawancara Narasumber

Taufiq Hidayatullah Ayip Maulana

Page 130: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Lampiran Foto

Asrama Pondok Yatim dan Dhu’afa

Bersama Bapak Tholib

( Pengasuh )

Page 131: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Bersama Anak Asuh Asrama PYD Neroktog

Kegitan Di Asrama

Hafalan Al-Qur’an

Hafalan Al-Qur’

Hafalan Al-Qur’an di Aula

Page 132: Disusun olehrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37237... · 2018. 1. 10. · Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Josep A. Devito

Setoran Hafalan Al-Qur’an

Shalat Berjama’ah Tausiyah Pengasuh

Makan Bersama

Bersih-Bersih