distribusi pemasaran barang rongsok filebarang rongsok di kecamatan depok sleman yogyakarta, (2)...

141
DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK Studi Kasus Pengepul Barang Rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: Ratna Yulita NIM: 041324023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: nguyentu

Post on 15-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK Studi Kasus Pengepul Barang Rongsok

di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ratna Yulita

NIM: 041324023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

ii

Page 3: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

iii

Page 4: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

iv

MOTTO

Dari jurang yang dalam....aku berteriak meminta pertolongan_Mu,

dan KAU DENGARKAN SUARAKU.

Yunus 2:2

Jika suatu saat bintang yang kau puja dan kau impikan lenyap dari

pandangan matamu...jangan pernah sesalkan semua rasa yang

pernah tercipta karena_Nya.

Penulis

Sahabat adalah seseorang yang datang mendekat saat semua

orang menjauhinya. Semoga persahabatan kita tetap terkenang

sepanjang usia kita. Amien

STAR (Ser, Tuti, Ari, Ratna)

Page 5: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

♥ Tuhan Yang Maha Esa Pencipta Alam Semesta.

♥ Alm. Ayahku (Fransisco) tersayang dan tercinta yang selalu ada

dihatiku, akan selalu kuingat pesan dan nasehat-nasehat ayah.

♥ Ibu (Sumiati) tercinta dan tersayang yang senantiasa selalu

memberikan kasih sayangnya, dukungan, serta nasehat.

♥ Mbakku (Yanti) dan adik-adikku (Deni & Tino), aku mencintai

dan menyayangi kalian.

♥ Seluruh keluarga besarku yang selalu mencurahkan perhatian

dan tak henti-hentinya memberikan nasehat dan dukungan.

Page 6: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

vi

Page 7: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

vii

Page 8: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

viii

ABSTRAK

DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK STUDI KASUS PENGEPUL BARANG RONGSOK

DI KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Ratna Yulita 041324023

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis jalur pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis distribusi marjin pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan studi kasus dengan lokasi di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Populasinya adalah semua pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok. Adapun dalam pengambilan sampel penulis menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pengepul barang rongsok, serta pencatatan berkala. Bentuk data yang digunakan dalam analisis ini adalah data cross section dan data time series. Data cross section digunakan dalam analisis jalur pemasaran dan distribusi marjin pemasaran dan data time series digunakan dalam analisis elastisitas transmisi harga. Alat analisis yang digunakan untuk mendapatkan tujuan tersebut adalah analisis marjin pemasaran, collector share dan analisis elastisitas transmisi harga.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga jenis jalur pemasaran barang rongsok, jalur pertama dari pemulung ke pengepul kemudian ke pabrik daur ulang, jalur kedua dari pengumpul ke pengepul kemudian ke pabrik daur ulang, jalur ketiga dari pemulung dan pengumpul ke pengepul sesama pengepul kemudian ke pabrik daur ulang. Dari analisis distribusi marjin pemasaran dapat disimpulkan bahwa penyebaran marjin masih dalam batas wajar. Dari analisis collector share dapat disimpulkan bahwa bagian harga yang dinikmati pemulung ataupun pengumpul untuk jenis besi sebesar 75 persen, dan untuk jenis plastic sebesar 71.42 persen. Dari analisis elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa perubahan harga yang terjadi di tingkat pemulung ataupun pengumpul ditransmisikan secara baik ke tingkat pabrik daur ulang, artinya kenaikan harga yang terjadi di tingkat pabrik daur ulang juga dinikmati oleh para pemulung ataupun pengumpul barang rongsok.

Page 9: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

ix

ABSTRACT

THE MARKETING DISTRIBUTION OF DAMAGED GOODS

A Case Study: The Damaged Goods Collectors Agent in Sub district of Depok, Sleman, Yogyakarta

Ratna Yulita

041324023 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The objectives of this study are to analyze: (1) marketing channels of the

damaged things in the sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta; (2) distribution margins of the damaged goods in the sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta; and (3) cost transmission arising in the damage things marketing in the sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta.

This study is a descriptive and a case study in sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta as the location of the research. The populations of the study are the entire damaged goods collector agents in the sub-district of Depok. In collecting the sample, the researcher uses primary data as the main data and secondary data as the supporting data. The primary data are obtained by interviewing the damaged goods collector agents and periodic records. The data are in the form of cross section and time series data. The cross section data are used to analyze the marketing channels and distribution margin while time series data are used to analyze the cost transmission elasticity. The analyses instruments used to obtain these objectives are marketing margin analyses, collector share, and cost transmission elasticity. Based on the result of the study, the researcher concludes that there are three types of marketing channels of the damaged goods: (1) from the garbage collector to the collector to re-cycle manufacture; (2) from the collector to the collector agent to re-cycle factory and; (3) from the garbage collector and the collector to the collector agent to the re-cycle manufacture. Based on the margin distribution analyses, it can be concluded that the margin distribution is still in the normal limits. Based on the collector share analyses, it can be concluded that 75% of the costs are the cost that are received by the garbage collector or the collector for the iron damage, and 71,42% are for the plastic one. Based on the cost transmission elasticity, it can be concluded that the cost changes arise in the garbage collector and the collector levels are transmitted properly to the re-cycle manufacture levels, it means that the garbage collector and the collector have a chance to benefit from the raising costs happen in the re-cycle manufacture level.

Page 10: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “DISTRIBUSI PEMASARAN

BARANG RONGSOK” Studi kasus pengepul barang rongsok di Kecamatan

Depok Sleman Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan

kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghormatan

kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pendidikan Sosial, Kaprodi Pendidikan Ekonomi, dan selaku Dosen

Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran memberikan

petunjuk, kritik serta saran yang membangun mulai dari perencanaan sampai

skripsi selesai.

Page 11: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xi

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dan banyak membantu selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. PA. Rubiyanto, terima kasih atas segala dukungan, nasehat, dan

masukannya.

5. Bapak YMV. Mudayen, S.Pd., terima kasih atas dukungan dan masukannya.

6. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., terima kasih atas bantuan, nasehat,

masukannya.

7. Bapak dan Ibu pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman

Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

8. Alm. Ayahku, meski engkau tidak mendampingi nana, aku yakin ayah selalu

ada di sampingku dikala suka maupun duka. Ayah, nana bangga kepada ayah

dan bangga menjadi anak ayah.....Akan kuingat engkau dalam setiap

hembusan nafasku dan akan ku kenang selalu masa-masa saat bersamamu.

9. Ibu, yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih

sayang. Ibu, terima kasih selalu menasehatiku, maafkan Nana jika pernah

mengabaikan nasehat Ibu. Nana sadar bahwa orang tua akan memberikan yang

terbaik untuk anak-anaknya.

10. Untuk nenek tersayang dan Om Koto yang baik, terima kasih nasehat dan

dukungannya.

11. Keluargaku yang ada di Minomartani (Bulek Ninuk, Gembi, Hepi, dan Agha)

dan om Fir yang ada di Papua, terima kasih atas nasehat, dukungan, dan

perhatiannya.

Page 12: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xii

12. Keluarga yang ada di Palembang (Om Slamet, Tante Rita, dan adek Adven)

yang telah memberikan nasehat dan semangat serta keluarga di Lahat, terima

kasih atas dukungannya.

13. Keluarga besarku di Srikaton, di Jambi, di Sarolangun, dan di Batam (Mak

Saimah, Pak Sidik, Ayuk Sri & Udik, Lek Tarpo & Lek Bibit, Pakde Tin &

Bude Jilah, Mas Sugi & Mb’ Kunti, Pakde Maryani & Bude Meti, Bulek Hari,

Om Usman & Ayu, Om Yoyok, serta ponakan-ponakan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan perhatian dan

dukungan kepada Nana.

14. Romo Maryanto yang ada di Palembang, terima kasih atas doa, saran, dan

nasehatnya sehingga Nana mengerti bagaimana menghargai hidup dan

berpikir lebih bijak dalam menyikapi hidup ini.

15. Bapak Herlambang, tak henti-hentinya menasehati, membantu, dan

mengingatkan Nana dikala sedih, bingung, dan bahagia. Terima kasih telah

membimbing Nana, semoga Tuhan Membalas kebaikan Bapak. Amien.

16. Para guru-guruku di SD, SMP, dan SMU, yang telah mendidik penulis selama

dibangku sekolah dan memberikan nasehat, terima kasih buat semua.

17. Teman-teman setiaku (Arix ndut, Ser cempluk, dan Tante Tutich toel-toel),

tanpa kalian hidup terasa tidak berwarna, terima kasih buat semuanya

yach...Semoga persahabatan kita menjadi abadi dan tetap terkenang sepanjang

hidup meski kita kelak terpisah. Aku berharap suatu saat nanti kita bertemu.

18. Mbak Rosa, sing sabar yach... semoga kita semua menjadi teman yang yang

dapat memahami dan mengerti satu sama lain.

Page 13: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xiii

19. Teman-teman seperjuangan PE angkatan 2004, ayo semangat...masa depan

sudah menanti teman-teman.

20. Belahan jiwaku “Honda Grand AB 4259 BY”. Aku tidak akan menjualmu

karena kamu adalah motor yang banyak kenangan suka maupun duka.

21. Sahabat-sahabatku SD, SMP, & SMA yang ada di OKU Timur, yang telah

memberikan semangat dan menghibur di waktu suka maupun duka. Terima

kasih banyak untuk semuanya.

22. Sahabat-sahabatku yang senantiasa meluangkankan waktunya untuk

membantu dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

23. Orang-orang terdekatku yang menyayangiku. Terima kasih telah mencurahkan

perhatian, dukungan, dan nasehat untukku.

Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga selalu mendapat berkat

yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan

sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga

nantinya penulis dapat memperbaikinya.

Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca ataupun pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 24 Juni 2008

Ratna Yulita

Page 14: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Batasan Masalah ............................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

Page 15: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kelestarian Alam sebagai Modal Pembangunan Berkelanjutan ....... 8

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.................................................. 8

2. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan .... 10

3. Pembangunan Berkelanjutan....................................................... 11

4. Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup ...................... 13

B. Daur Ulang Produk sebagai Metode Penghematan

Sumberdaya Alam............................................................................. 15

1. Pengertian Sampah...................................................................... 17

2. Daur Ulang Sampah .................................................................... 17

C. Peran Masyarakat dalam Proses Daur Ulang ................................... 20

D. Bisnis Barang Rongsok..................................................................... 22

E. Distribusi Pemasaran Barang Rongsok............................................. 25

1. Saluran Distribusi........................................................................ 25

2. Penetapan Harga.......................................................................... 27

3. Marjin Pemasaran ....................................................................... 29

4. Elastisitas Transmisi Harga......................................................... 30

F. Penelitian Sebelumnya...................................................................... 32

G. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 37

B. Lokasi, Alasan Pemilihan Lokasi, dan Waktu Penelitian ................. 38

Page 16: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xvi

C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................... 38

D. Populasi, Sampel dan Tekik Pengambilan Sampel ........................... 39

E. Batasan Istilah, Variabel Penelitian, dan Cara Pengukuran.............. 40

F. Data yang Dibutuhkan ...................................................................... 41

G. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 43

H. Teknik Analisis Data......................................................................... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Lokasi Umum Penelitian.................................................... 48

B. Keadaan Demografi .......................................................................... 50

C. Sarana dan Prasarana......................................................................... 55

D. Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok........................................ 62

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel Pengepul .............................................................. 63

B. Analisis Jalur-jalur Pemasaran Barang Rongsok

di Kecamatan Depok......................................................................... 65

C. Analisis Distribusi Marjin Pemasaran Barang Rongsok dan Harga

yang Diterima Pengepul.................................................................... 70

D. Transmisi Harga dalam Pemasaran Barang Rongsok ....................... 77

Page 17: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xvii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 80

B. Saran.................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Contoh Penggolongan Barang Rongsok…………………………... 18

Tabel III.2 Analisis Biaya Marjin Pemasaran Barang Rongsok……………… 46

Tabel IV.3 Pola Penggunaan Tanah Kecamatan Depok……………………… 49

Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama ……………………………. 50

Tabel IV. 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian…………………… 53

Tabel IV. 6 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan………………………….. 54

Tabel IV. 7 Jumlah Pencari Kerja di Kecamatan Depok……………………... 54

Tabel IV. 8 Sarana dan Prasaran Transportasi dan Komunikasi……………… 55

Tabel IV. 9 Jumlah Lembaga Pendidikan Kecamatan Depok………………… 57

Tabel IV. 10 Sarana Pengairan Kecamatan Depok…………………………… 57

Tabel IV. 11 Sarana Perekonomian Kecamatan Depok………………………. 58

Tabel IV. 12 Sarana Kesehatan Kecamatan Depok…………………………… 59

Tabel IV. 13 Sarana Peribadatan Kecamatan Depok…………………………. 60

Tabel IV. 14 Sarana Pariwisata Kecamatan Depok…………………..………. 61

Tabel V. 15 Identitas Sampel Pengepul di Kecamatan Depok……………….. 63

Tabel V. 16 Analsis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok

Besi B di Kecamatan Depok…………………………………….. 73

Tabel V. 17 Analsis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok

Plastik Hitam dan Campuran di Kecamatan Depok…………….. 74

Tabel V. 18 Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Harga Besi B…………………….. 78

Tabel V. 19 Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Harga Plastik Hitam…………….. 79

Page 19: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Saluran Distribusi Barang Rongsok……………………………… 27

Gambar I.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………… 36

Gambar IV.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok…………… 62

Gambar V.4 Jenis Jalur Pemasaran I…………………………………………. 67

Gambar V.5 Jenis Jalur Pemasaran II………………………………………… 68

Gambar V.6 Jenis Jalur Pemasaran III……………………………………….. 69

Page 20: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Pedoman Wawancara

Lampiran II. Identitas Sampel Pengepul di Kecamatan Depok

Lampiran III. Harga Beli Barang Rongsok Besi B dan Plastik Hitam Mulai

Tanggal 3 April 2008 sampai 2 Mei 2008

Lampiran IV. Rekapitulasi Perhitungan Elastisitas Harga Besi B (Paku dan

Campuran) dan Plastik Hitam dan Campuran

Lampiran V. Hasil Perhitungan Elastisitas Transmisi Harga Besi B (Paku dan

Campuran) dan Plastik Hitam dan Campuran

Lampiran VI. Uji Regresi Linear Sederhana

Lampiran VII. Surat Ijin Penelitian

Lampiran VIII. Daftar Nama Pejabat dan Karyawan Kecamatan Depok

Lampiran IX. Peta Wilayah Kecamatan Depok

Page 21: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah lingkungan pada hakikatnya adalah masalah ekologi

manusia. Masalah tersebut muncul karena adanya perubahan lingkungan yang

tidak sesuai dan tidak mendukung kehidupan manusia sehingga mengganggu

kesejahteraan manusia. Perubahan lingkungan tersebut disebabkan oleh perbuatan

atau ulah manusia itu sendiri untuk merusak bumi. Masalah lingkungan sering

diberitakan di surat kabar maupun televisi adalah yang berkaitan dengan

pemanasan global, penggundulan hutan, banjir, tanah longsor, hujan asam, dan

lubang ozon yang menjadi masalah global. Tidak ada satu negara yang dapat

melepaskan diri dari masalah lingkungan global karena masalah ini sudah menjadi

permasalahan politik internasional terutama untuk negara maju, seperti Amerika

Serikat (Soemarwoto, 1991: 285).

Sumber utama pemanasan global berasal dari banyaknya jumlah

pembakaran bahan bakar yang hampir dilakukan oleh semua manusia yang ada di

bumi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang tidak stabil dan

mempunyai dampak buruk bagi pembangunan ekonomi di suatu negara. Di lain

pihak, masalah lingkungan global secara langsung akan mempunyai dampak

kurang baik terhadap kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dalam

kesehariannya tidak mampu mengendalikan diri untuk melakukan sesuatu dan

berpikir secara rasional dalam menghadapi persoalan yang semakin rumit.

Page 22: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

2

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita menemui masalah

lingkungan yang kelihatan oleh mata manusia dan kebanyakan tidak

memperhatikan serta meremehkan keberadaan ’’sampah’’ atau sering kita kenal

dengan sebutan barang rongsok. Setiap harinya manusia produktif memproduksi

sampah jenis barang rongsok dalam skala besar maupun skala kecil. Meskipun

barang rongsok dianggap sebagai tumpukan barang yang sudah tidak layak pakai

namun keberadaannya dicari semua orang untuk dijadikan sebagai produk daur

ulang.

Para pengumpul atau penjual barang rongsok memiliki peran yang

sangat penting dalam proses daur ulang barang-barang rongsok. Barang rongsok

yang dikumpulkan oleh para pemulung ataupun pengumpul berpengaruh baik bagi

keindahan dan kenyamanan di lingkungan sekitarnya dan hendaknya para penjual

barang rongsok tersebut konsisten dengan kebersihan tempat yang akan

digunakan untuk menempatkan barang rongsok. Selain itu, proses daur ulang yang

dilakukan juga berpengaruh dalam penghematan penggunaan sumber daya alam

(SDA) karena sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia.

Sampah yang bisa diolah juga mampu menghasilkan sumber energi yang bisa

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas dan

secara langsung masalah lingkungan hidup secara bertahap akan terselesaikan.

Namun saat ini masih banyak masyarakat yang mengeluhkan

keberadaan sampah dan barang rongsok di beberapa tempat yang dekat dengan

pemukiman penduduk karena menyebarkan bau di mana-mana sehingga

mengganggu kesehatan dan pandangan mata. Meskipun tidak mudah untuk

Page 23: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

3

mencari tempat baru untuk menampung barang-barang rongsok tersebut

sebaiknya harus diantisipasi terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu

pencemaran di daerah sekitar pembuangan sampah dan daerah penampungan

barang rongsok. Tidak dipungkiri bahwa barang rongsok yang dikumpulkan oleh

para pemulung bisa membawa berkah bagi kehidupan dan kesejahteraan hidup

mereka. Saat ini banyak para pengumpul dan penjual barang rongsok mengubah

sampah menjadi rupiah sehingga para pengumpul dan penjual banyak

memperoleh margin dari hasil penjualan barang rongsok kepada distributor besar.

Sementara itu dalam proses mendaur ulang sampah juga menghadapi

masalah yang sulit karena dalam prosesnya sulit dan cukup beresiko tinggi

terhadap para pekerja serta menghasilkan produk-produk sekunder yang beracun.

Contohnya pada proses daur ulang sampah plastik menghasilkan dioksin. Dioksin

dapat mengganggu sistem hormon, mempengaruhi pertumbuhan janin dan sistem

kekebalan. Zat tersebut sangat berbahaya bagi manusia (Suara Merdeka,

26/11/06). Pemusnahan ataupun proses mendaur ulang barang rongsok boleh

dikatakan tersendat-sendat dan menemui jalan buntu, sedangkan produksi sampah

saat ini terus membumbung tinggi. Hal ini disebabkan karena alat-alat teknologi

yang ada kurang mendukung untuk proses daur ulang barang rongsok. barang

rongsok yang sering didaur ulang seperti botol bekas, kertas, plastik, besi, dan lain

sebagainya. Namun disisi lain dalam mengolah sampah tidak perlu menggunakan

teknologi canggih untuk proses daur ulang sampah sehingga memudahkan

masyarakat untuk mengolah sampah (www.indomedia.com).

Page 24: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

4

Dengan kondisi perekonomian sekarang ini tidak mudah melakukan

proses ditribusi pemasaran barang-barang rongsok untuk di daur ulang sebab

banyaknya keterbatasan-keterbatasan yang ada tidak mendukung proses tersebut.

Namun tanpa adanya pemasaran barang rongsok akan menyulitkan seseorang

untuk mencapai tujuan. Dimana tujuan dari pemasaran barang rongsok tersebut

adalah untuk meminimalisir jumlah sampah dan barang rongsok dengan

menerapkan tanggung jawab untuk mengambil kembali produk yang tidak

terpakai serta meminimalisir pencemaran dan mengurangi penggunaan sumber

daya alam dan mendorong seseorang untuk menciptakan barang yang mudah

diperbaiki (Suara Merdeka, 26/11/06).

Dalam hal ini distribusi pemasaran merupakan faktor yang sangat

penting dalam suatu siklus ataupun proses yang bermula dan berakhir dengan

kebutuhan hidup manusia. Ditinjau dari siklus ini, para penjual maupun pengepul

barang rongsok berada pada pihak yang menjalankan kegiatan pemasaran untuk

barang rongsok. Dari segi lain, pemasaran barang rongsok dapat dilakukan oleh

pihak yang berfungsi sebagai sebagai agen pembeli ataupun agen penjual untuk

barang-barang rongsok yang ada di daerah sekitar.

Kegiatan pemasaran merupakan suatu titik pusat kegiatan yang

menawarkan sejumlah nilai kepada orang lain dan kelompok sosial seperti

individu-individu, kelompok kecil, organisasi dan kelompok masyarakat lain

supaya dapat terpenuhi kebutuhannya (Swastha, 2002: 5). Kita telah mengetahui

bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai macam kelompok yang ingin

Page 25: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

5

memenuhi kebutuhannya. Untuk itu mereka harus melakukan suatu usaha antara

satu dengan yang lain untuk saling melayani.

Barang-barang rongsok yang dikumpulkan oleh para pemulung dan

pengepul sudah dihargai sesuai dengan harga pasar. Meskipun kadangkala harga

yang diberikan belum sesuai dan tidak mencukupi kebutuhan hidup jika

dibandingkan dengan jerih payah para pemulung barang rongsok. Namun secara

langsung mereka sudah membantu dalam proses distribusi pemasaran barang-

barang rongsok yang digunakan untuk didaur ulang menjadi barang yang bisa

dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi serta mampu mengurangi

besarnya jumlah limbah, pencemaran, dan pengangguran (meskipun hanya

sebagai pemulung ataupun pengepul barang rongsok).

Oleh karena itu, permasalahan pemasaran barang rongsok di Daerah

Istimewa Yogyakarta sangat menarik untuk diteliti, terutama mengenai jalur

pemasaran barang rongsok, distribusi margin pemasaran dalam jalur pemasaran

dan perubahan harga barang rongsok. Melihat betapa pentingnya fungsi distribusi

pemasaran barang-barang rongsok maka penulis tertarik untuk meneliti dan

mengambil judul ’’Distribusi Pemasaran Barang Rongsok’’ di Kecamatan Depok

Sleman Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

1. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan

jalur pemasaran, distribusi marjin pemasaran dan tingkat harga barang

rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Page 26: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

6

2. Tingkat harga yang berlaku adalah harga saat penelitian

3. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam pemasaran barang rongsok

adalah yang berlaku pada saat penelitian.

4. Jenis barang rongsok dianggap sama.

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem jalur distribusi pemasaran barang rongsok di

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta?

2. Bagaimana distribusi margin pemasaran barang rongsok yang diperoleh

dari distribusi pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman

Yogyakarta?

3. Bagaimana transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran barang

rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi pemasaran barang

rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Secara spesifik tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis jalur pemasaran barang rongsok di Kecamatan

Depok Sleman Yogyakarta.

Page 27: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

7

2. Untuk menganalisis distribusi marjin pemasaran barang rongsok di

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

3. Untuk menganalisis transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran

barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengepul Barang Rongsok

Sebagai pertimbangan dalam memperluas wawasan dan dalam memilih

jalur pemasaran.

2. Bagi Pemerintah

Sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan

ditempuh dalam peningkatan usaha barang rongsok khususnya di

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian dapat menambah kepustakaan dan berguna bagi

mahasiswa yang membutuhkan.

4. Bagi Penulis Sekaligus Peneliti

Dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi peneliti untuk semakin

memahami pengetahuan di bidang pemasaran.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat memberi informasi yang lebih mendalam dan menambah

pengetahuan dalam penelitiannya.

Page 28: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kelestarian Alam sebagai Modal Pembangunan Berkelanjutan

Pelestarian alam dan lingkungan hidup berhubungan dengan proses

pembangunan dan eksploitasi sumber alam. Masalah pelestarian alam dalam

hubungannya dengan pengembangan perlindungan atas wilayah alam memerlukan

perhatian yang lebih dari pihak manapun karena kehidupan manusia di bumi ini

sangat tergantung pada alam di sekitarnya. Untuk itu hendaknya kelestarian alam

harus dijaga dan digunakan sebaik mungkin karena pembangunan pada

hakekatnya adalah pengubahan lingkungan.

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam pengelolaan lingkungan hidup semua pihak bertolak dari asas

lingkungan hidup sebagai milik bersama, artinya bahwa pemeliharaannya bukan

hanya pemanfaatannya saja dan harus dilakasanakan bersama-sama oleh

pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Setiap pihak harus terlibat dalam

pengelolaan lingkungan karena semua manusia di bumi menggantungkan diri

pada sumber alam dan lingkungan sebagai sumber lingkungan.

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982, pasal 5 menekankan

bahwa “setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.

“setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup” (pasal 6). “setiap orang yang menjalankan suatu

bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan” (pasal 7).

Page 29: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

9

Dalam hal ini semua lapisan hendaknya terlibat dalam pengelolaan

lingkungan hidup untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan maka

dibutuhkan suatu prinsip kerjasama yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan

interaksi antar sesama secara dinamis serta berpartisipasi dalam pembangunan

lingkungan hidup. Pihak yang terlibat yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku

dunia usaha.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional tahun 1994 menjabarkan mengenai

fungsi pihak yang terlibat dalam pembangunan lingkungan hidup bahwa fungsi

pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah mempertahankan dan

memperjuangkan kepentingan nasional. Sedangkan peranannya adalah:

menetapkan kebijaksanaan dan koordinasi; mengarahkan serta berperan sebagai

fasilitator; mendorong terciptanya peningkatan kemandirian dan keberdayaan

dunia usaha dan masyarakat; mempersiapkan dan meningkatkan kualitas

organisasi pemerintah, serta mengendalikan pemanfaatan keberlanjutan sumber

daya alam dan lingkungan.

Masyarakat dalam kerjasama ini memperjuangkan hak-hak mereka atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat. Peranan masyarakat dalam hal ini adalah

untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan dalam mengelola lingkungan

hidup melalui peningkatan sumber daya manusia dan keberanian untuk

melakukan pengaturan sendiri kelompoknya; menumbuhkan kemampuan dan

pengaturan dalam melakukan pengawasan sosial terhadap kebijaksanaan dan

kegiatan pembangunan lingkungan, serta menggerakkan para generasi muda

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 30: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

10

Dengan demikian para dunia usaha dalam hal ini berfungsi sebagai

”mesin pertumbuhan” dan memiliki peran penting dalam memperluas tujuan

usaha untuk mencapai kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hidup;

mengintegrasikan lingkungan hidup dalam strategi pemberian kebijaksanaan;

mengemabngkan kemandirian dalam pengelolaan lingkungan hidup;

memanfaatkan program pengelolaan lingkungan hidup sebagai peluang untuk

meningkatkan daya saing; menciptakan iklim persaingan bisnis yang berwawasan

lingkungan; menghasilkan berbagai produk yang ramah lingkungan; dan

meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat.

Dengan adanya usaha untuk menumbuhkan kemampuan dalam

menangani masalah lingkungan hidup telah dimulai dengan dibentuknya pusat-

pusat studi lingkungan hidup serta dilakukannya perencanaan pengelolaan

lingkungan hidup. Tujuannya yaitu sebagai tempat untuk mengkaji sumber daya

alam dan lingkungan hidup yang diharapkan dapat mengatur dan mengelola

pembangunan berwawasan lingkungan membantu mengatasi persoalan tersebut.

Diharapkan bahwa dalam pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan

oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat, baik pusat maupun daerah dapat

memecahkan permasalahan lingkungan yang ada.

2. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan

Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan

pendayagunaan sumber daya manusia, dengan memanfaatkan teknologi. Dalam

hal ini perlu memperhatikan fungsi dari sumber daya alam dan sumber daya

manusia agar dapat menunjang terus menerus proses pembangunan berkelanjutan.

Page 31: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

11

Pembangunan tersebut mengharuskan pengelolaan sumber daya alam secara

rasional dan bijaksana. Untuk itu diperlukan keterpaduan antara pembangunan

dengan pengembangan lingkungan hidup (pembangunan berkelanjutan

berwawasan lingkungan).

Sifat keterakitan antara sumber daya alam dengan tatanan lingkungan

mengharuskan pembangunan memperhatikan keterkaitan yang ada. Tujuannya

adalah untuk pengembangan semua sektor-sektor yang ada. Dengan demikian

pembangunan tidak hanya melihat manusia sebagai individu yang berdiri sendiri

namun perlu memperhatikan dampak dari pembangunan terhadap kedudukan

manusia sebagai mahluk sosial. Pendekatan ini tidak menolak adanya perubahan

dan pengolahan sumber daya alam untuk pembangunan dan kesejahteraan

manusia.

Lingkungan hidup sebagai faktor penting dalam setiap segi

pembangunan, namun sumber alam dan lingkungan hidup akan mengalami

kerusakan maka manusia tidak berwawasan lingkungan dalam kehidupan sehari-

hari. Penerapan wawasan lingkungan hendaknya dimulai dari semua sektor

pembangunan dimana sektor tersebut berpengaruh penting bagi kesejahteraan

manusia (masyarakat).

3. Pembangunan Berkelanjutan (Subtainable Development)

Di beberapa negara maju pada tahun 2000 telah mengeluarkan peraturan

tentang penerapan konsep sustainable development yang merupakan bagian dari

program management lingkungan kota. Departemen lingkungan hidup ditunjuk

sebagai pembimbing sekaligus sebagai salah satu tim pengawas dalam

Page 32: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

12

perencanaan dan pembangunan lingkungan perkotaan (www.usu.com). Penerapan

konsep sustainable development sudah selayaknya diterapkan di Indonesia

melihat perkembangan pembangunan yang pesat dan semakin mengalami

kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa

disadari apabila konsep sustainable development tidak diterapkan dalam

pembangunan maka suatu saat akan mengalami krisis energi, air, sumber daya

alam serta kerusakan lingkungan.

Hasil Rapat Koordinasi Nasional tahun 1994 mengemukakan bahwa

pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang secara

berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumber daya

manusia dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan

sumber alam untuk menopangnya. Dalam hubungan ini tersirat beberapa hal

sebagai berikut:

a. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber

daya alam dengan kualitas hidup yang semakin berkembang;

b. Sumber alam terutama udara, air, dan tanah, memiliki batas penggunaan akan

kualitas dan kuantitas sumber daya alam sehingga mengurangi kemampuan

menopang pembangunan secara berlanjut menimbulkan gangguan pada

keserasian hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya;

c. Kualitas lingkungan berhubungan langsung dengan kualitas hidup, semakin

baik mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas

hidup yang tercermin pada meningkatnya harapan usia hidup, turunnya tingkat

kematian, dan lain-lain;

Page 33: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

13

d. Pola penggunaan sumber daya alam tidak menutup kemungkinan memilih

peluang lain pada masa depan dalam hal penggunaan sumber daya alam;

e. Pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang meningkatkan

kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan bagi genarasi masa depan

dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Strategi pembangunan berkelanjutan bermaksud memberikan

pengembangan keselarasan baik antar manusia dengan alam. Namun, keselarasan

tersebut tidak bersifat tetap melainkan merupakan suatu sifat yang dinamis. Oleh

karena itu pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara berkelanjutan

supaya sumber daya alam yang ada terus terjaga dan dapat dimanfaatkan secara

terus menerus oleh manusia di bumi.

4. Kebijaksaan Pembangunan Lingkungan Hidup

Pada Repelita VI kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup

berkelanjutan meliputi pemilihan lokasi pembangunan, pengurangan produksi

limbah, penetapan mutu lingkungan, pelestarian alam dan rehabilitasi sumber

daya alam dan lingkungan hidup, dan pengembangan kelembagaan, peran serta

masyarakat, dan kemampuan sumber daya manusia.

Pemilihan lokasi, dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi

penggunaan sumber daya alam dan lingkunan untuk menghindari kerusakan

lingkungan, sehingga setiap pemilihan lokasi pembangunan harus selalu

didasarkan pada kemampuan dan daya dukung lingkungan.

Pengurangan produksi limbah dilakukan dalam rangka meningkatkan

efisiensi produksi dengan maksud untuk mengurangi produksi limbah yang

Page 34: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

14

berupa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), cair, padat, dan gas

(www.usu.com). Pengelolaan limbah, dilakukan dalam rangka pengendalian

pencemaran air, udara, dan laut. Untuk mengevaluasi dampak dari kegiatan

pembangunan terhadap lingkungan, mutu lingkungan akan terus dikembangkan

baik tingkat nasional maupun wilayah disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Pembangunan nasional di bidang sumber daya alam dan lingkungan

hidup pada dasarnya untuk mendayagunakan sumber daya alam yang sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan

keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan

ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang.

Untuk mencapai sasaran serta melaksanakan kebijaksanaan

pembangunan lingkungan hidup sesuai dengan arahan GBHN 1999-2004 yang

meliputi (a) mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup agar bermanfaat

bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, (b) penyelamatan hutan, tanah dan air, (c)

pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, (d) pengendalian pencemaran

lingkungan hidup, (e) mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan

lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan, (f) meningkatkan

pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan

rehabilitasi dan penghematan penggunaannya (Putra, 2004).

Dalam arti lain kebijaksanaan sustainable development harus bisa

dikembangkan agar semua bagian dari alam dapat memenuhi kebutuhan manusia

Page 35: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

15

saat ini dan masa mendatang. Untuk itu perlu adanya tujuan kebijaksanaan

sustainable development yang dapat diterapkan untuk:

a. Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapinya.

b. Menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, ekonomi dan pelayanan sosial.

c. Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan.

d. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staff dan pengunjung.

e. Mempercepat pencapaian tujuan dalam melindungi, dan meningkatkan

sumber-sumber lingkungan di daerah.

Dalam pembangunan berkelanjutan penerapan kebijaksanaan sustainable

building secara langsung berintegrasi dengan : Lingkungan (Environment

Sustainability), Ekonomi (Economic Sustainability), Sosial (Social

Sustainability). Dengan adanya penerapan secara baik maka akan menghasilkan

suatu kehidupan yang sejahtera bagi manusia di bumi ini.

B. Daur Ulang Produk Sebagai Metode Penghematan Sumber Daya Alam

Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang terjadi selama

ini berkaitan erat dengan tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran

yang kurang seimbang dengan jumlah dan penyebaran sumber daya alam serta

daya dukung lingkungan hidup yang ada. Di samping itu kerusakan tersebut

karena akibat dari pengaturan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

belum memadai. Sebagai akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang cukup

tinggi dan kurang diterapkannya peraturan penggunaan sumber daya alam maka

kondisi lingkungan hidup semakin lama akan mengalami kerusakan lingkungan.

Page 36: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

16

Salah satu contoh di sekitar kita yaitu terjadinya penumpukan sampah di beberapa

tempat pembuangan sampah yang mengakibatkan tanah semakin terkikis dan

tidak kuat lagi menahan tumpukan sampah sehingga terjadi tanah longsor, selain

itu tumpukan sampah juga bisa mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar

daerah tersebut.

Daur ulang menjadi pemikiran utama akan tetapi timbul suatu

permasalahan baru yaitu terjadinya peningkatan pemakaian energi untuk

mengumpulkan dan memproses material atau bahan-bahan daur ulang tersebut

(www.usu.com). Disisi lain kekhawatiran muncul karena tidak adanya teknologi

yang ramah lingkungan yang dapat mengolah bahan bangunan yang diperoleh dari

alam membutuhkan energi dan biaya yang jauh lebih kecil dari pada harus

mengolah bahan daur ulang yang ada.

Dalam proses daur ulang produk semua pihak harus terlibat dimana para

konsumen bertanggung jawab untuk memilah-milah sampah masing-masing

(sampah basah, sampah kering yang dipilah-pilah lagi menjadi botol dan gelas

plastik, kaleng aluminium, dan kertas). Sedangkan pemerintah bertanggung jawab

dalam mengorganisasikan pengumpulan sampah untuk diserahklan ke pabrik daur

ulang bahan yang sudah di pilah-pilah dan dikumpulkan tersebut

(www.indomedia.com). Pemilihan sampah dimulai dari tingkat RT, pasar

swalayan dan pasar tradisional, dan kantor-kantor. Untuk tiap bahan disediakan

bak sampah tersendiri dan tidak dicampur aduk dengan sampah yang lainnya.

Bahan plastik hasil pengumpulan dapat dijadikan serpihan “plastik daur ulang”,

yang kemudian di pakai untuk membuat barang plastik generasi baru seperti botol,

Page 37: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

17

karpet, dan filter air. Sedangkan untuk kertas bekas seperti koran bekas dan kertas

komputer bekas dapat dijadikan pulp untuk membuat kertas toilet dan karton

pengemas. Kardus kemasan hasil daur ulang biasanya diberi tulisan jelas: Dibuat

dari kertas daur ulang.

1. Pengertian sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber

hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (hasil

daur ulang). Sumber sampah berawal dari: Rumah Tangga, Pertanian,

Perkantoran, Rumah Sakit, Pasar, dan lain-lain. Secara garis besar sampah dapat

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: www.jala-sampah.or.id

• Sampah anorganik, contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-

lain yang tidak dapat mengalami pembusukkan secara alami.

• Sampah organik, contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, atau

sisa-sisa mahluk hidup yang dapat mengalami pembusukan secara alami.

2. Daur ulang

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang

terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk / material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang :

(i) botol bekas wadah kecap, saos, sirup, dll, (ii) kertas, terutama kertas bekas di

kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis minyak, (iii)

aluminium bekas wadah minuman ringan, besi bekas, dll (www.jala-

sampah.or.id).

Page 38: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

18

Jika pengelolaan sampah (daur ulang) dilakukan secara baik maka akan

menghasilkan kebanggaan tersendiri, diantaranya (a) menghemat sumber daya

alam, (b) menghemat energi, (c) mengurangi uang belanja, (d) menghemat lahan

TPA, (e) terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. www.jala-

sampah.or.id

Dibawah ini merupakan contoh penggolongan jenis barang rongsok dan

harga per KG di koperasi pemulung daerah Bandung tahun 2003 sebagai

gambaran bahwa barang rongsok yang dikumpulkan para pemulung dan pengepul

kemudian didaur ulang akan memiliki nilai guna yang sangat berarti bagi

kelangsungan hidup manusia.

Tabel II.1. Contoh Penggolongan Jenis Barang Rongsok dan Harga Per KG di Koperasi Pemulung Daerah Bandung Tahun 2003

No Jenis Barang Rongsok Harga / KG

1 Gelas Aqua 1600 2 Kaleng Oli 1500 3 Ember Biasa 1100 4 Keras (keset, yakult,botol kecap) 150 5 Ember hitam (anti pecah) 800 6 Botol Aqua 700 7 Putian (botol infuse) 1600 8 Kardus 500 9 Kertas Putih 700 10 Majalah 350 11 Koran 500 12 Duplek (Koran tipis) 150 13 Kertas semen 400 14 Besi beton 700 15 Besi super 450 16 Besi pipa 250 17 Tembaga super 8000 18 Tembaga baker 7000 19 Aluminium tebal 6000

Page 39: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

19

20 Aluminium tipis 4000 21 Botol air besar 400 22 Botol bir kecil, sprite, fanta 200

Diakses melalui (http://www.jala-sampah.or.id)

Pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi ‘kompos’ yang sudah

diolah berfungsi untuk: (http://djamaludinsuryo.multiply.com).

♦ mengurangi volume sampah rumah tangga sehingga yang keluar

rumah ≤ tinggal 30-40 % saja, 60% sampah rumah tangga dapat

diolah menjadi kompos.

♦ membantu pemerintah dalam mengatasi masalah persampahan dengan

memilah sampah dan mengelola di sumbernya, yaitu di setiap rumah

tangga

♦ sampah yang dibuang di TPS, TPA, atau di sungai dapat

mengakibatkan pencemaran di daratan dan perairan, penyakit, banjir,

dan longsor

♦ sampah yang dibakar akan memindahkan zat pencemar ke udara.

dengan dibuat kompos, menjadi barang yang bernilai ekonomis,

memberi lapangan kerja dan tambahan penghasilan.

♦ kompos memperbaiki struktur tanah sehingga membuat tanaman

tumbuh lebih subur. Kompos dapat diberikan kapan saja dan berapa

saja jumlahnya tanpa khawatir akan merusak tanaman

♦ merubah sampah menjadi kompos, mengembalikannya ke bumi dalam

bentuk pupuk yang menyuburkan tanaman.

Page 40: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

20

Adapun akibat dari pembakaran sampah dari rumah tangga

Asap pembakaran sampah ini (sampah rumah tangga) menghasilkan

racun udara dioksin dan furan yang sama banyaknya dengan racun udara

yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah tangga. Sampah yang

biasanya dibakar adalah sejenis Koran, kertas, buku, majalah plastik

makanan, dan lain-lain.

Dengan adanya proses daur ulang produk maka akan terjadi penggunaan

dan penghematan sumber daya alam, penghematan energi, menghemat lahan

Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan tentunya membuat lingkungan bersih,

sehat, serta nyaman. Karena yang menciptakan lingkungan bersih dan sehat dapat

dimulai dari diri kita sendiri.

C. Peran Masyarakat dalam Proses Daur Ulang

Meningkatnya populasi penduduk dari tahun ke tahun, gaya hidup

masyarakat juga mendukung pertumbuhan sampah. Sebagian besar sampah yang

dihasilkan di Indonesia adalah sampah basah, sekitar 60%-70% dari total volume

sampah. Jenis sampah ini harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan

polusi lingkungan (www.pjnk.go.id). Daur ulang, salah satu cara menangani

sampah anorganik. Partisipasi masyarakat dalam program daur ulang ini sangat

memiliki peran penting terutama para ibu rumah tangga sebagai pelaku

pengelolaan sampah kompos. Dengan adanya penerapan program penghematan

sumber daya alam dapat mengurangi pemborosan penggunaan sumber daya alam

maupun lingkungan.

Page 41: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

21

Pengelolaan sampah secara baik harus dibarengi dengan pengelolaan

gaya hidup masyarakat. Jika masyarakat tidak peduli dengan kebersihan

lingkungannya, pengelolaan sampah belum bisa berjalan dengan baik. Peran

masyarakat dalam pengelolaan sampah bisa dengan cara penumpukan,

pengoplosan, pembakaran, sanitary landfill, dan daur ulang (www.pjnk.go.id).

Metode penumpukan sampah bersifat murah dan sederhana. Cara ini

hampir sama dengan sanitary landfill (tanah berlubang yang sudah penuh dengan

sampah ditutup kembali). Namun dapat menimbulkan masalah lingkungan lain

seperti pencemaran dan timbulnya penyakit. Pengomposan juga melalui proses

yang sederhana, tetapi cara ini dapat menghasilkan pupuk yang bernilai ekonomi.

Sedangkan untuk melakukan pembakaran, sampah harus benar-benar habis

terbakar karena juga dapat menimbulkan dampak lingkungan dan harus jauh dari

temapat pemukiman penduduk. Cara terakhir yang dilakukan adalah dengan daur

ulang dan biasanya dilakukan terhadap sampah anorganik. Kegiatan daur ulang

terdiri dari memilah, mengumpulkan, memproses sampah, distribusi, dan

pembuatan produk bekas pakai. Hambatan terbesar adalah tidak semua produk

dirancang untuk bisa didaur ulang jika sudah tidak terpakai lagi.

Pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat bisa dilakukan dari hal

terkecil, yaitu rumah tangga. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat perlu

mengawalinya dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam kehidupan sehari-hari,

yaitu: (www.pjnk.go.id)

• Reduce (mengurangi). Kurangi konsumsi material yang menimbulkan sampah.

Hindari pula membeli barang dengan kemasan styrofoam.

Page 42: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

22

• Reuse (memakai kembali). Usahakan untuk mengkonsumsi barang yang bisa

dipakai dalam jumlah jangka panjang. Hindari pemakaian barang sekali pakai.

• Recycle (mendaur ulang). Pilih sampah rumah tangga dan sisihkan yang masih

bisa didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan lagi.

• Replace (mengganti). Mulailah biasakan untuk memakai barang-barang yang

ramah lingkungan dan teliti sebelum menggunakan barang tersebut.

Peranan masyarakat dalam pengelolaan sampah (daur ulang) bertujuan

untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan

dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Sasaran

dan kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagai peningkatan jumlah dan

kualitas anggota masyarakat yang peduli dan mampu mengelola sumber daya

alam dan melestarikan lingkungan hidup; pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan lingkungan hidup;

menumbuhkan jiwa masyarakat yang berwawasan lingkungan; dan perlindungan

terhadap teknologi yang ramah lingkungan.

D. Bisnis Barang Rongsok

Ditinjau dari segi ekonomi bisnis barang rongsok sangat menguntungkan.

Karena barang rongsok memiliki nilai jual yang cukup tinggi, terutama barang

rongsok yang dapat didaur ulang. Hal ini dapat dilihat dari cara kerja dari para

pemulung maupun pengepul barang rongsok. Cara kerja pemulung barang

rongsok yang beroperasi di TPA dan TPS adalah dengan menggaruk-garuk

tumpukan sampah. Pemulung yang beroperasi di pemukiman trotoar dan pasar

Page 43: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

23

sudah mengalami kemajuan dengan menggunakan grobak. Sebagian pemulung

membeli barang bekas dari rumah ke rumah, pasar, toko maupun perkantoran. Hal

tersebut menunjukkan bahwa para pemulung saudah mempunyai perhitungan dan

menggunakan prinsip ekonomi (Djuwenda, 2005).

Sebenarnya, alasan yang melatarbelakangi para pemulung bekerja dalam

usaha ini karena keterbatasan keahlian yang dimiliki, sumber daya modal, dan

sulitnya mencari pekerjaan sehingga akhirnya mereka memilih bekerja menjadi

pemulung barang rongsok. Melihat keterbatasan para pemulung yang bekerja

mengumpulkan bahan dauran sampah merupakan alternatif pekerjaan yang dapat

memberikan sumber penghasilan untuk menunjang kehidupan mereka

(pemulung).

Dalam bisnis ini para penampung (pengepul) barang rongsok berperan

penting, yaitu sebagai perantara yang membeli barang rongsok dari para

pemulung dan menjualnya kepada pedagang besar untuk dijual lagi kepada pabrik

daur ulang. Besarnya perputaran uang perhari relatif besar rata-rata Rp 290.000,-.

Sedangkan modal yang dikeluarkan untuk peralatan (gerobak, roda, becak,

timbangan, dan gudang tempat menyimpan barang rongsok) sekitar Rp

1.000.000,- s.d Rp 10.000.000,- . Pengepul membeli hampir semua jenis barang

rongsok yang sudah dipilah-pilah oleh para pemulung berdasarkan jenisnya.

Sistem pembayaran umumnya dilakukan secara kontan sehingga penampung

harus memiliki modal tetap untuk menjamin kelancaran proses transaksi barang

rongsok (Djuwenda, 2005).

Page 44: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

24

Setiap menjalankan usaha maupun bisnis tentu tidak selamanya akan

mulus begitu saja. Dalam hal ini kendala yang dialami para pemulung adalah

keterbatasan modal, biaya hidup, dan tempat tinggal. Disisi lain kendala yang

berasal dari eksternal berupa persepsi masyarakat yang mencurigai dan

menganggap pekerjaan pemulung yang kotor, hina, ilegal dan mendekati tindakan

kriminal (Djuwenda, 2005). Dengan demikian risiko kerja, ketidakpastian tempat

tinggal dan ketidakpastian pendapatan yang dialami para para pemulung cukup

besar. Sedangkan kendala yang dilamai oleh para juragan pengepul barang

rongsok berupa keterbatasan sumber modal untuk membeli bahan daur ulang,

keterbatasan akses informasi dan teknologi pengolahan bahan dauran sampah.

Keterbatasan tersebut menyebabkan ketidakpastian jumlah pasokan dan harga

jual dan pemasaran barang rongsok.

Bentuk kelembagaan antara pemulung, pengepul, dan bandar bersifat

kooperatif, saling menguntungkan dan saling ketergantungan. Hubungan tersebut

akan berjalan dengan baik apabila kedua belah pihak yang terlibat menyadari akan

saling ketergantungan mereka masing-masing atas dasar saling percaya. Dengan

adanya kelembagaan tersebut maka diharapkan dalam bisnis daur ulang barang

rongsok bisa berlangsung secara efisien karena masyarakat akan termotivasi dan

akan berusaha untuk berbisnis barang rongsok (Djuwendah, 2005).

Page 45: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

25

E. Distribusi Pemasaran Barang Rongsok

Setelah melakukan proses daur ulang maka siap untuk dipasarkan, tahap

berikutnya adalah proses pemasaran untuk menetukan metode dan rute yang akan

dipakai untuk menyalurkan barang rongsok dan barang daur ulang. Adapun

masalah yang menyangkut penentuan strategi penyaluran, termasuk pemilihan

saluran distribusi, penanganan fisik dan distribusi fisik.

1. Saluran Distribusi

a) Pengertian saluran distribusi

Saluran distribusi disebut juga saluran perdagangan. Saluran

distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen

untuk menyalurkan barang-barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen

atau pemakai industri (Swastha, 2002: 190).

Adapun pihak yang campur tangan atau ikut mangambil bagian

dalam penyaluran barang adalah: produsen, perantara (pedagang dan agen),

dan konsumen akhir atau pemakai industri. Saluran distribusi ini merupakan

suatu struktur yang menggambarkan alternatif yang akan dipilih dan

menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam

perusahaan atau lembaga (produsen, pedagang besar, dan pengecer). Hal ini

dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk

memasarkan barang secara efektif (Swastha, 2002: 190). Dengan demikian

saluran distribusi pemasaran barang rongsok sangat penting bagi daur hidup

produk yang selanjutnya. Untuk itu saluran distribusi harus dilakukan secara

baik dan benar guna memperlancar kegiatan ekonomi.

Page 46: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

26

b) Saluran distribusi barang konsumsi

Menurut Swastha (2002: 190) ada lima macam saluran distribusi

dalam penyaluran barang, yaitu:

i Produsen – Konsumen

Bentuk saluran distribusi ini paling pendek dan paling sederhana tanpa

menggunakan perantara. Produsen dapat menjualk barang yang di

hasilkan melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari

rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini di sebut sebagai saluran

distribusi langsung.

ii Produsen – Pengecer – Konsumen

Saluran ini juga disebut saluran distribusi langsung. Pengecer besar

melakukan pembelian kepada produsen atau mendirikan toko pengecer

sehingga secara langsung dapat melayani pengecer.

iii Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan

sebagai saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani

penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual

kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan

pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

iv Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Produsen memilih agen (agen penjualan) sebagai penyalurannya dan

pihak yang menjalankan kegiatan saluran distribusi. Sasaran

penjualannya terutama kepada para pengecer besar.

Page 47: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

27

v Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Dalam saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen sebagai

perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar

kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam

saluran ini adalah agen penjualan.

Dari kelima saluran distribusi diatas dapat disimpulkan bahwa pola

distribusi barang rongsok dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar II.1. Saluran Distribusi Barang Rongsok

dimana pemulung maupun pengumpul merupakan pihak yang mengawali

terjadinya proses distribusi pemasaran barang rongsok. Pemulung yang

memunguti barang rongsok dari tempat pembuangan sampah memilah-milah

untuk dijual kepada pengepul barang rongsok, sedangkan pengumpul mencari

barang rongsok dengan cara berkeliling, kemudian disetor kepada pengepul

barang rongsok selanjutnya pengepul menyetorkan kepada ke pabrik-pabrik daur

ulang barang rongsok.

2. Penetapan harga

Menurut Swastha (2002: 146), harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

Pabrik daur ulang

Pengepul

Pengumpul

Pemulung

Page 48: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

28

kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Untuk menetapkan harga biasanya

dilakukan dengan mengadakan percobaan untuk menguji pasarnya. Dalam

perekonomian harga pasar sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah,

sewa, bunga, dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi (tenaga kerja,

tanah, kapital, dan kewiraswastaan). Cara tersebut sudah menjadi suatu pengatur

dasar pada sistem perekonomian secara keseluruhan karena mempengaruhi

alokasi sumber daya yang ada. Sedangkan dalam perusahaan, harga suatu barang

merupakan faktor penentu bagi permintaan pasarnya.

Dalam bukunya, Swastha (2002: 154) menyatakan bahwa untuk

menetapkan metode penetapan harga yang didasarkan pada biaya dapat dilihat

dari bentuk yang paling sederhana, yaitu sebagai berikut:

a. Cost-Plus Pricing Method

Dalam metode ini penjual menetapkan harga jual untuk satu unit barang

yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu

jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut marjin) pada unit

tersebut; formulanya dapat dilihat :

b. Mark-Up Pricing Method

Variasi lain dari metode cost-plus adalah mark-up pricing method yang

banyak dipakai oleh para pedagang. Mark–up merupakan kelebihan harga jual

diatas harga belinya. Pedagang yang membeli barang dagangan akan

menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah

mark-up, formulanya dapat dilihat:

BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL

Page 49: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

29

Pada umumnya penjual memiliki menerapkan tujuan dalam menetapkan

harga. Tujuan tersebut adalah:

a) Mendapatkan laba maksimum. Makin besar daya beli konsumen semakin

besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang

lebih tinggi.dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan

keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

b) Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian

pada penjualan bersih. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan

dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur.

c) Mencegah dan mengurangi persaingan. Hal ini dapat dilakukan apabila para

penjual menawarkan barang dengan harga yang sama.

d) Mempertahankan atau memperbaiki market share. Memperbaiki market share

dapat dilakukan bila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar.

Dalam hal ini harga merupakan faktor yang sangat penting.

3. Marjin Pemasaran

Makna marjin adalah selisih keuntungan yang diterima seseorang dari

kegiatan jual beli ynag dilakukan oleh pedagang dengan konsumennya. Dalam

penelitian Risnawati (2005, 23); marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang

diterima oleh produsen (pemulung) dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen

akhir, dimana dalam hal ini ialah pengepul barang rongsok yang memberikan

harga jual kepada para pemulung barang rongsok.

HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

Page 50: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

30

Dalam penelitian Risnawati (2005: 23), marjin disetiap tingkat pemasaran

digunakan rumus Limbong dan Sitorus. Rumus tersebut adalah:

dimana,

M = marjin pemasaran (Rp/Kg)

Hj = harga jual (Rp/Kg)

Hb = harga beli (Rp/Kg)

Dalam penelitian Risnawati (2005: 24), dan dikutip pula karangan Tomek

dan Robinson (1989) serta Harsoyo (2000: 46) definisi marjin pemasaran adalah

sebagai berikut:

i. Perbedaan harga antara harga yang dibayar konsumen (pengepul) dengan

harga yang diterima oleh produsen (pemulung).

ii. Kumpulan balas jasa yang diterima oleh jasa pemasaran sebagai akibat adanya

permintaan dan penawaran.

Besar kecilnya marjin pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk

penilaian apakah pasar sudah efisien atau belum efisien. Tingginya marjin dapat

disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan

pemasaran antara lain, ketersediaan fasilitas fisik pemasaran yaitu: pengangkutan,

penyimpanan (gudang), pengolahan (daur ulang barang rongsok), dan lain-lain.

4. Elastisitas Transmisi Harga

Elastisitas (harga) menunjukkan bagaimana reaksi pembeli (dalam hal

jumlah yang mau dibeli) bila ada perubahan harga, atau peka tidaknya jumlah

M = Hj - Hb

Page 51: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

31

yang mau dibeli terhadap perubahan harga. Agar dapat dibandingkan, dua-duanya

dinyatakan dalam % (Gilarso, 2001: 51). Dalam penelitian Risnawati (2005), dan

dikutip pula karangan George dan King (1971) dalam penelitian Harsoyo (2000:

58) mendefinisikan elastisitas transmisi harga sebagai nisbah perubahan relatif

harga ditingkat produsen (Pf = harga yang diterima pemulung sebagai pencari

barang rongsok) terhadap perubahan relatif harga ditingkat pengecer (Pr = harga

yang diterima pengepul sebagai pembeli barang rongsok dari pemulung).

Pengertian ini erat kaitannya dengan anggapan bahwa marjin tata niaga atau

marjin pemasaran merupakan akibat dari adanya permintaan turunan (derived

demand) dari pedagang eceran (pembeli barang rongsok yaitu pengepul) kepada

produsen (para pemulung barang rongsok). Secara matematik elastisitas transmisi

harga dapat dirumuskan:

r

f

f

r

ff

rr

PP

dPdP

PdPPdPEt ×==

//

dimana,

Et = elastisitas transmisi harga

dPr = perubahan harga ditingkat pengepul

dPf = perubahan harga ditingkat pemulung

Pr = harga ditingkat pengepul

Pf = harga ditingkat pemulung

Dalam penelitian Risnawati (2005: 27) serta dikutip pula karangan

Harsoyo dan Teguh (2000 & 2001) menunjukkan jika nilai elastisitas transmisi

harga bernilai positif dan mendekati angka satu (1) mengidentifikasikan bahwa

Page 52: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

32

perubahan-perubahan harga yang ada di pasar ditransmisikan secara baik, begitu

juga sebaliknya jika diperoleh elastisitas transmisi harga pasar negatif maka

mengidentifikasikan bahwa perubahan-perubahan harga yang ada dipasar tidak

ditransmisikan secara baik.

F. Penelitian Sebelumnya

1. a. Judul Penelitian: Analisis Pemasaran Salak Pondoh di Kecamatan Turi,

Kabupaten Sleman. Penulis: Susila (90 224 063)

Prodi: PDU; Tahun: 1997. Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Subjek: para petani salak di Kec. Turi, Kab. Sleman dan para pedagang

pedagang buah salak.

Sampel: 60 petani salak.

Lokasi: Kec. Turi, Kab. Sleman. DIY.

c. Variabel Penelitian: Variabel penelitian ini adalah: harga jual dan biaya

pemasaran yang dinyatakan dalam Rp/Kg.

d. Teknik Analisis Data: Teknik analisis data menggunakan analisys of

variance.

e. Kesimpulan: (1) Petani salak pondoh dalam memasarkan hasil buah salak

dihadapkan dalam tiga pilihan, yaitu pedagang grosir, pengumpul, dan

pengecer. (2) Tingkat efisiensi pemasaran untuk pemasaran grosir = 5.6%.

(3) Tingkat efisiensi pemasaran untuk pedagang pengumpul = 14.7%. (4)

Tingkat efisiensi pemasaran untuk pedagang eceran = 2.07%

2. a. Judul Penelitian: Analisis jalu-jalur pemasaran salak pondoh di Kec. Turi

Page 53: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

33

Kab. Sleman Yogyakarta. Penulis: Yosefine Dwi Andayani BW

(991324011). Tahun: 2005. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Subjek: para petani dan pedagang salak pondoh di Kec. Turi.

Sampel: dipilih 2 orang sampel petani sesuai dengan karakteristik yang

telah ditentukan kemudian 2 orang petani akan memilih pedagang untuk

dijadikan sampel berikutnya, demikian seterusnya samapai dengan

pedagang pengecer.

Lokasi; Kec. Turi Kab. Sleman Yogyakarta.

c. Variabel penelitian: harga jual dan biaya pemasaran yang dinyatakan

dalam Rp/Kg.

d. Teknik analisis data: untuk menganalisis dengan cara menghubungkan

barang produsen (salak pondoh) yang telah siap dipasarkan atau

disalurkan ke konsumen. Untuk menghitung besarnya marjin pemasaran

adalah dengan menggunakan konsep farmer’s share (bagian dari harga

konsumen yang telah diterima oleh petani, dinyatakan dalam persentase.

e. Kesimpulan: (1) jalur pemasaran yang dilalui petani salak terdapat antara

pada saat musim panen dan pada saat tidak musim panen, proses distribusi

menggunakan jasa para perantara pengepul supaya lebih mudah,

menghemat waktu dan biaya transportasi. (2) marjin pemasaran masih

dalam batas wajar, karena jarak pemasaran dekat dan tidak mengeluarkan

biaya yang mahal, jalur pemasaran relatif panjang farmer’s share tetap

tinggi yaitu dari tingkat petani skala produksi besar 80,09% dari tingkat

produksi skala produksi sedang 84,35%, dan dari tingkat petani skala

Page 54: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

34

produksi kecil 86,09%. (3) perubahan harga salak pondoh ditransmisikan

ketingkat petani dengan baik.

3. a. Analisis marjin pemasaran susu sapi perah di Kec. Pakem, Kab. Sleman

Yogyakarta. Penulis: Ratna Risnawati (001324047). Tahun: 2005.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Subjek: para peternak dan pedagang susu sapi perah di Kec. Pakem.

Sampel: jumlah sampel bersifat homogen. Untuk sampel pedagang dipilih

2 orang sampel peternak sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan

kemudian 2 orang peternak akan memilih pedagang untuk dijadikan

sampel berikutnya, tujuannya untuk menuntut jalur pemasaran susu sapi

perah dan menganalisis margin susu sapi perah.

Lokasi: Kec. Pakem Kab. Sleman Yogyakarta.

c. Variabel: harga jual peternak suau sapi perah dan biaya pemasaran yang

dinyatakan dalam Rp/ liter.

d. Teknik analisis data: untuk menganalisis dengan cara menghubungkan

barang produsen (susu sapi perah) yang telah siap dipasarkan atau

disalurkan ke konsumen. Marjin pemasaran adalah perbedaan harga

ditingkat produsen (harga beli atau Pf) dengan harga ditingkat konsumen

(harga jual atau Pr).

e. Kesimpulan: (1) kegiatan dari pemindahan susu dari peternak produsen

sampai ke konsumen merupakan kegiatan yang asangat penting dari

peternakan susu sapi perah. (2) biaya pemasaran dari kedua jalur yaitu

jalur loper dan pedagang pengecer karena harus mengantar ke rumah

Page 55: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

35

tangga konsumen. (3) analisis marjin pemasaran susu sapi perah dalam

setiap tahap masih dalam batas wajar, jalur pemasaran relatif panjang

farmer’s share tetap rendah yaitu 47.86% dan 26.8% bebeda lagi pada

jalur pemasaran susu sapi perah ke koperasi langsung terlihat bahwa

farmer’s share cukup tinggi yaitu 83.75%.

G. Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan penelitian ini dan untuk menjawab berbagai masalah

dari penelitian ini, pola pikir dari peneliti sangat penting. Pola pikir dapat

mempermudah cara-cara yang akan ditempuh dalam penelitian. Pola pikir juga

disebut dengan kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran ini untuk menjawab

rumusan masalah sebagai berikut: jalur distribusi pemasaran barang rongsok,

distribusi marjin barang rongsok, transmisi harga yang terjadi dalam ditrisbusi

pemsaran barang rongsok. Hal ini dipengaruhi karena jumlah populasi penduduk

yang semakin bertambah dan pola gaya hidup masyarakat yang tidak pernah puas

dan memiliki tingkat konsumsi tinggi terhadap suatu produk yang menimbulkan

pemborosan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

Sementara itu barang rongsok yang ada sudah melambung tinggi

mengakibatkan pencemaran lingkungan serta merusak sumber daya alam yang

ada. Meskipun disisi lain barang rongsok memiliki nilai jual yang tinggi sangat

menguntungkan bagi para pencari barang rongsok. Dalam hal ini pengelolaan

barang rongsok yang dilakukan seluruh lapisan secara efisien sangat diperlukan

untuk memperbaiki kondisi alam yang semakin parah karena ulah manusia. Untuk

Page 56: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

36

itu distribusi pemasaran barang rongsok sangat diperlukan dalam kegiatan

ekonomi sebagai upaya penghematan energi sekaligus sebagai lahan untuk bisnis.

Gambar II.2. Kerangka Pemikiran

Distribusi Pemasaran Barang Rongsok

Jalur Distribusi Pemasaran

Marjin Distribusi Pemasaran

Elastistas Transmisi Harga

Page 57: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Deskriptif

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu

variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2003: 310). Dalam penelitian ini

peneliti tidak ingin menghubungkan variabel yang satu dengan variabel

yang lain, tetapi hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing variabel

secara lepas.

2. Studi kasus

Studi kasus merupakan suatu penelitian yang mendalam mengenai

unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk

jangka waktu tertentu karena pengumpulan data dan analisis data

dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini kegiatan yang dilakukan penelitian adalah

wawancara langsung dengan para pengepul barang rongsok yang terkait

dengan masalah yang diteliti.

Page 58: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

38

B. Lokasi, Alasan Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan daerah penelitian untuk pengepulan barang rongsok

adalah Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

2. Alasan Pemilihan Lokasi

Pertimbangan memilih lokasi tersebut karena ada dua alasan. Pertama,

alasan subyektif karena lokasi dekat dengan tempat tinggal. Kedua, alasan

obyektif karena Kecamatan Depok daerahnya luas dan populasi tinggi

sehingga banyak barang yang kemungkinan tidak dipakai kembali.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 3 April sampai 2 Mei 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dan terkait dalam penelitian

(orang-orang yang dijadikan responden). Subyek penelitian dalam hal ini

adalah para pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman

Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah:

a. Jalur-jalur pemasaran barang rongsok

b. Distribusi marjin pemasaran barang rongsok

c. Transmisi harga barang rongsok

Page 59: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

39

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiria atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2000: 55).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengepul barang rongsok

di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta sebanyak 80 pengepul.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil harus benar-benar

mewakili (Sugiyono, 2000: 57).

Dalam penelitian ini penelitian mengambil sampel sebesar 50% dari

jumlah populasi yaitu 40 pengepul. Alasannya adalah karena faktor

pertimbangan (Sutrisno, 1987: 221). Seperti barang-barang yang ada di

pengepul rata-rata sama (besi dan plastik), jumlah pengepul cukup banyak,

menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Kenyataan yang terjadi diperoleh 20

orang pengepul atau 25 % dari populasi.

Page 60: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

40

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan

sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,

2005:60).

E. Batasan Istilah, Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran

1. Batasan Istilah

a. Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran

barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan para pembeli dan

penjual.

b. Saluran distribusi untuk suatu barang (saluran perdagangan) adalah

saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang-

barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai

industri

c. Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

serta pelayanannya.

d. Penetapan harga merupakan metode untuk menentukan harga barang

yang ingin diperjualbelikan.

Page 61: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

41

e. Marjin pemasaran harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa

barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang serta pelayanannya.

f. elastisitas transmisi harga sebagai nisbah perubahan relatif harga

ditingkat produsen (Pf = harga yang diterima pemulung sebagai

pencari barang rongsok) terhadap perubahan relatif harga ditingkat

pengecer (Pr = harga yang diterima pengepul sebagai pembeli barang

rongsok dari pemulung)

2. Variabel Penelitian dan Cara Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Harga jual barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta,

dinyatakan dalam Rp/mobil meliputi:

i. Harga jual dari pemulung kepada pengepul

ii. Harga jual dari pengepul kepada pedagang besar (bandar).

b. Biaya-biaya pemasaran (modal) yang dinyatakan dalam Rp/mobil

meliputi:

i Biaya Sewa Mobil (truck)

ii Biaya Makan Karyawan

iii Biaya Gaji Karyawan

F. Data yang dibutuhkan

Berdasarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka data

yang akan dicari adalah data primer dan data sekunder.

Page 62: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

42

a) Data primer adalah data yang diambil langsung dari subyek penelitian.

Dalam penelitian Dwi Andayani (2005: 27) data primer yang dibutuhkan

untuk jenis penelitian ini terdiri dari data cross-section dan data time-

series.

1. Data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada suatu titik

waktu, seperti snap shot (potret) pada waktu tertentu. Data yang

berbentuk cross-section diperoleh dari wawancara yang dilakukan

dengan menggunakan kuesioner (pedoman wawancara) pada para

pengepul barang rongsok. Data cross-section ini merupakan data yang

dibutuhkan dalam analisis jalur-jalur pemasaran dan distribusi marjin.

Adapun data itu adalah:

a. Tingkat harga beli yang dikeluarkan oleh pengepul barang

rongsok.

b. Tingkat harga jual yang dikeluarkan oleh pengepul barang

rongsok.

c. Besar kecilnya biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh

pengepul, meliputi:

i Biaya Sewa Mobil

ii Biaya Makan Karyawan

iii Biaya Gaji Karyawan

2. Data time-series yaitu data yang secara kronologis disusun untuk suatu

variabel tertentu. Data ini digunakan untuk melihat pengaruh

perubahan dalam rentang waktu tertentu. Data yang dibutuhkan dalam

Page 63: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

43

penelitian ini adalah harga barang rongsok. Data ini dibutuhkan dalam

elastisitas transmisi harga barang rongsok.

b) Data Sekunder adalah data yang diambil dengan membaca atau mencatat

dari instansi-insatansi terkait (untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan gambaran umum wilayah penelitian).

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab yang dilakukan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian.

Wawancara dilakukan pada pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok

Sleman Yogyakarta.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya

(Sugiyono, 2005: 21).

1. Untuk menganalisis rumusan masalah pertama tentang sistem jalur

distribusi pemasaran barang rongsok yaitu dengan cara menghubungkan

keterkaitan antara pemulung, pengepul, dan bandar barang rongsok

ataupun pabrik daur ulang dalam penyaluran barang rongsok sebagai

bahan daur ulang.

Page 64: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

44

2. Marjin pemasaran adalah perbedaan harga ditingkat (harga beli atau Pf)

dengan (harga jual atau Pr). Marjin pemasaran terdiri dari biaya dan

keuntungan dari penjualan maupun pembelian barang rongsok. Dalam

Harsoyo, 2000: 62-64) yang dikutip oleh Dwi Andayani (2005)

menyatakan bahwa untuk menghitung besarnya marjin pemasaran adalah

sebagai berikut:

iiI

iii

CMPfMπ+=

−= Pr

dimana:

Mi = marjin pemasaran pada saluran pemasaran

Pri = harga jual barang rongsok

Pfi = harga beli barang rongsok

Ci = biaya pemasaran barang rongsok

iπ = keuntungan pemasaran barang rongsok

dengan demikian total marjin pemasaran (M) adalah:

∑−

=n

iiMM

1

Konsep marjin pemasaran erat kaitannya dengan collector share.

Collector share merupakan bagian dari harga yang diterima oleh

pemulung dan pengepul, yang dinyatakan dalam presentase. Hal ini

berguna untuk mengetahui harga yang berlaku ditingkat pengepul barang

rongsok.

Untuk menghitung collector share digunakan rumus:

L = Hp/He x 100%

Page 65: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

45

Keterangan:

L = collector share

Hp = harga di tempat pengumpul ataupun pemulung (Rp/Kg)

He = harga akhir ditingkat pabrik daur ulang (Rp/Kg)

Dalam penelitian Yosefine 2005, (Harsoyo, 2000: 63), menyatakan

rumusan untuk collector share komoditi barang rongsok cukup sederhana

adalah:

%100Pr

×=PfCs

dimana:

Cs = bagian harga barang rongsok yang terima pemulung

Pf = harga barang rongsok pada tingkat pemulung

Pr = harga barang rongsok yang diterima pengepul

Konsep pengukuran satuan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Marjin pemasaran dihitung berdasarkan perbedaan harga beli dengan

harga jual yang dinyatakan dalam Pr/Kg.

b. Tingkat harga beli dihitung berdasarkan harga rata-rata penjualan yang

dinyatakan dalam Rp/Kg.

c. Tingkat harga jual, dihitung berdasarkan harga rata-rata penjualan

yang dinyatakan dalam Rp/Kg.

Untuk perhitungan biaya dan marjin pemasaran barang rongsok

secara terperinci dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Page 66: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

46

Tabel III.2. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta

No. Uraian Nilai

(Rp/mobil)

Pangsa Harga

Eceran (%) 1. Pemulung/Pegumpul:

Harga beli pemulung/pengumpul xxx xxx2. Pengepul:

Harga beli pengepul Biaya Sewa Mobil Biaya Makan Karyawan Biaya Gaji Karyawan HPP Pengepul Marjin keuntungan pengepul Harga Jual Pengepul

xxxxxxxxxxx

xxxxxx

xxxxxxxxxx

xxxxxx

3. Pedagang Besar / Pabrik: Harga beli pedagang besar xxx xxx

3. Untuk menganalisis elastisitas transmisi harga yang terjadi di setiap

kegiatan pemasaran digunakan rumus (Harsoyo, 2000: 58-59), dalam

penelitian Dwi Andayani (2005, 32-33):

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡==

PrPr

/PrPr/ Pf

dPfd

PfdPfdEt

dimana:

Et = Elastisitas transmisi harga

dPr = Perubahan harga barang rongsok di tingkat pengepul

dPf = Perubahan harga barang rongsok di tingkat pemulung

Pr = Harga barang rongsok di tingkat pengepul

Pf = Harga barang rongsok di tingkat pemulung

Page 67: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

47

Jika, Et = 1, maka kepekaan perubahan nisbi harga di tingkat pemulung

sama dengan perubahan nisbi harga ditingkat pengepul.

Et > 1, maka kepekaan perubahan nisbi harga ditingkat pemulung

lebih besar dari pada perubahan nisbi harga di tingkat

pengepul.

Et < 1, maka kepekaan perubahan nisbi harga ditingkat pemulung

lebih kecil dari pada perubahan nisbi harga di tingkat

pengepul.

Elastisitas transmisi harga tersebut dapat diperkirakan dengan

menggunakan model regresi linear sederhana yang merupakan persamaan

hubungan harga barang rongsok pada suatu tingkat pemasaran tertentu

dengan harga barang rongsok pada tingkat persamaan berikutnya adalah

sebagai berikut:

Pf = a + bPr

Sehingga, Et = (1/b) (Pf/Pr)

Page 68: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Lokasi Umum Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Depok Terdiri dari tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan

Condong Catur, Kelurahan Catur Tunggal, dan Kelurahan

Maguwoharjo. Tinggi pusat pemerintahan wilayah Kecamatan

Depok dari permukaan laut adalah 140 m. Sedangkan suhu

maksimum atau minimum wilayah ini yaitu 35,00 / 22 C. Adapun

jumlah hari dengan curah hujan terbanyak yaitu 124 hari dan

banyaknya curah hujan adalah 2.437 mm/Tahun. Bentuk wilayah ini

adalah datar sampai berombak.

Batas wilayah Kecamatan Depok:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ngaglik

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kalasan

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gondokusuman

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mlati.

Jarak pusat pemerintahan wilayah Kecamatan Depok adalah:

a. Desa atau kelurahan terjauh 5 Km dengan jarak tempuh 15

menit;

b. Pusat kedudukan wilayah kerja pembantu Bupati atau

Walikotamadya adalah 8 Km dengan jarak tempuh 30 menit;

Page 69: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

49

c. Ibukota Kabupaten adalah 10 Km dengan jarak tempuh 30 menit;

d. Pusat kedudukan kota admisnistratif yaitu 0 Km dengan jarak

tempuh 0 menit;

e. Pusat kedudukan wilayah kerja pembantu Gubernur adalah 0 Km

dengan jarak tempuh 0 menit;

f. Ibukota Propinsi adalah 4 Km dengan jarak tempuh 15 menit.

2. Luas Wilayah dan Penggunaannya

Luas keseluruhan wilayah kecamatan depok seluruhnya

mencapai 2.687,6485 Ha. Rata-rata luas tanah pertanian yang

diusahakan penduduk adalah 0,1000 Ha. Pola penggunaan wilayah

Kecamatan Depok pada tahun 2007 ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 3. Pola Penggunaan Tanah Kecamatan Depok

No Keterangan Luas (Ha) 1.

2.

3.

4.

Tanah Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi Setengah Teknis c. Irigasi Sederhana

Tanah Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegal/Kebun

Tanah Basah a. Balong/Empang/Kolam

Tanah Keperluan Fasilitas Umum a. Lapangan Olahraga b. Taman Rekreasi c. Kuburan

608,0000 171,9100 385,9500 50,1400 2.051,2200 1.735,9500 315,2700 5.1575 5.1575 23.2710 7.4000 3.0000 12.8710

Jumlah Seluruhnya 2.687,6485 Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007.

Page 70: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

50

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Kecamatan Depok pada tahun 2007 mempunyai penduduk 120.641

jiwa, yang terpencar pada 34.627 kepala keluarga. Berdasarkan

jenis kelamin, jumlah penduduk terdiri dari 62.437 jiwa laki-laki

dan 58.204 jiwa perempuan. Berdasarkan Kewarganegaraan,

jumlah penduduk terdiri dari 62.342 jiwa WNI laki-laki, 58.107

jiwa WNI perempuan, 95 jiwa WNA laki-laki, dan 97 WNA

perempuan. Sedangkan Jumlah pencari kerja 4.912 jiwa pencari

kerja laki-laki dan 5.224 jiwa pencari kerja perempuan.

2. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama atau Penghayatan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Mayoritas penduduk Kecamatan Depok beragama Islam.

Walaupun berbeda agama masyarakat Kecamatan Depok tetap

hidup rukun dan saling menghormati antara pemeluk agama yang

satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk

menurut agama atau penghayatan kepercayaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Depok Menurut Agama

No. Keterangan Jumlah (jiwa) 1.

Penduduk menurut Agama 1. Islam 2. Katholik 3. Protestan 4. Hindu 5. Budha

120.641 102.219 8.384 8.408 1.158 472

Page 71: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

51

2. Penganut Aliran Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

290

Jumlah Keseluruhan 241.572 Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

3. Jumlah Penduduk Menurut Usia

Data jumlah penduduk menurut usia di Kecamatan Depok

dapat di lihat berdasarkan klasifikasi umur berikut ini:

a. Kelompok usia perkembangan

0 - 6 tahun : 10.030 orang

7 – 12 tahun : 11.527 orang

13 – 18 tahun : 16.877 orang

19 – 24 tahun : 33.260 orang

25 – 55 tahun : 39.090 orang

56 – 79 tahun : 6.731 orang

80 tahun ke atas : 3.126 orang

b. Kelompok usia pendidikan

0 - 4 tahun : 9.262 orang

5 - 9 tahun : 7.922 orang

10 – 14 tahun : 7.657 orang

15 – 19 tahun : 17.190 orang

20 – 24 tahun : 28.740 orang

25 – 29 tahun : 14.628 orang

30 – 34 tahun : 9.616 orang

35 – 39 tahun : 8.090 orang

40 tahun ke atas : 16.936 orang

Page 72: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

52

c. Kelompok usia tenaga kerja

0 - 4 tahun : 8.578 orang

5 - 9 tahun : 22.285 orang

17 – 25 tahun : 43.285 orang

26 – 55 tahun : 36.649 orang

56 tahun ke atas : 9.844 orang

Dari klasifikasi umur di atas dikategorikan bahwa

kelompok usia pertama adalah kelompok usia pertumbuhan dan

perkembangan, kelompok usia kedua adalah kelompok usia

pendidikan, sedangkan kelompok usia ketiga adalah kelompok usia

tenaga kerja. Hal ini terlihat dari perbandingan antara jumlah usia

dari tiga kelompok di atas.

4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Depok

menggambarkan aktivitas penduduk setempat dalam usaha

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik sebagai petani, buruh

tani, pengusaha atau pedagang, pegawai negeri maupun pegawai

swasta. Karena berada di daerah agraris dan dekat dengan pusat

kota, maka sebagian penduduk bermatapencaharian sebagai petani

dan pegawai, tetapi sebagian lagi bekerja disektor perekonomian.

Dalam hal ini pemulung dan pengepul tergolong dalam penduduk

yang bermatapencaharian sebagai pedagang, dimana mereka

memperjualbelikan barang-barang bekas atau rongsok.

Page 73: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

53

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan

Depok ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Keterangan Jumlah (jiwa) 1. Petani

a. Petani Pemilik Tanah b. Petani Penggarap Tanah c. Buruh Tani

4.015 4.125 1.320

2. Pengusaha Besar / Sedang 54 3. Pengrajin / Industri Kecil 1.392 4. Buruh Industri 674 5. Buruh Bangunan 1.359 6. Pedagang (pemulung/pengepul) 2.340 7. Pengangkutan 52 8. Pegawai Negeri Sipil 6.260 9. ABRI 2.336 10. Pensiunan (PNS/ABRI) 2.196 11. Peternak

a. Sapi Perah b. Sapi Biasa c. Kerbau d. Kambing e. Domba f. Kuda g. Ayam h. Itik i. Lain-lain

2 (8 ekor) 263 ( - ) 1 (6 ekor) 84 (476 ekor) 72 (539 ekor) 3 (11 ekor) 2.239 (23.493 ekor) 30 (1.879 ekor) 17 (65.630 ekor)

Jumlah Keseluruhan 28.834 Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Jumlah penduduk Kecamatan Depok yang berpendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama lebih banyak jika dibandingkan

dengan Sekolah Lanjutan tingkat Atas. Ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan Kecamatan Depok kurang baik, meskipun tidak

melanjutkan ke SLTA maupun Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 74: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

54

Tabel IV. 6. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No. Keterangan Jumlah (jiwa) 1. Belum Sekolah 8.588 2. Tidak Tamat Sekolah 2.596 3. Tamat SD/Sederajat 39.805 4. Tamat SLTP/Sederajat 23.451 5. Tamat SLTA/Sederajat 23.348 6. Tamat Akademik/Sederajat 11.633 7. Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 11.072 8. Buta Huruf 148

Jumlah Keseluruhan 120.641 Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

6. Jumlah Pencari Kerja

Untuk mengurangi jumlah pengangguran, para angkatan kerja

laki-laki maupun perempuan berusaha untuk memperoleh

pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di bawah ini terlihat

bahwa jumlah pencari kerja laki-laki lebih sedikit dibandingkan

dengan pencari kerja perempuan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV. 7. Jumlah Pencari Kerja di Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. 2.

Pencari kerja laki-laki Pencari kerja perempuan

4.912 orang 5.224 orang

Jumlah Keseluruhan 10.136 orang Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

Page 75: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

55

C. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Transportasi dan Komunikasi

Untuk memperlancar berbagai jenis kegiatan ekonomi ataupun

non ekonomi diperlukan sarana pendukung yang berupa fisik maupun

non fisik yang memadai. Sarana transportasi dan komunikasi sangat

berperan penting dalam pembangunan daerah. Tanpa adanya transportasi

dan komunikasi yang baik akan menyebabkan hubungan yang tidak

lancer dan perkembangan tidak berjalan baik, karena itu transportasi dan

komunikasi sangat penting dalam perkembangan suatu daerah atu

wilayah.

Lalu lintas yang digunakan di Kecamatan ini 100% melalui

darat. Lalu lintas melalui darat meliputi: 146.00 jalan aspal dengan

kondisi baik, 6.00 Km jalan diperkeras dengan kondisi baik, 53.00 Km

jalan tanah dengan kondisi baik dan sedang. Panjang jalan utama yang

dapat dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun adalah 260.00 Km.

Sarana umum yang digunakan oleh penduduk di Kecamatan Depok

adalah sepeda motor (1.626 buah) dan delman (14 buah).

Sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi wilayah

Kecamatan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 8. Sarana dan PrasaranaTransportasi dan Komunikasi

No. Keterangan Jumlah/Jarak 1. Prasarana jalan

a. Jalan Negara b. Jalan Propinsi c. Jalan Kabupaten / Kotamadya d. Jalan Desa

14,00 Km 14,00 Km 38,00 Km 267,00 Km

Page 76: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

56

2. Prasarana jembatan a. Jembatan beton / batu / bata b. Jembatan besi c. Jembatan kayu

23 buah 1 buah 1 buah

3. Sarana Transportasi a. Sepeda b. Dokar / Delman c. Gerobag / Cikar d. Becak e. Kendaraan bermotor roda 3 f. Sepeda Motor g. Oplet / Mikrolet h. Taksi i. Mobil Dinas j. Mobil Pribadi k. Truck l. Bus Umum m. Bus Kota

15.926 buah 17 buah 386 buah 407 buah 6 buah 15.428 buah 246 buah 168 buah 149 buah 2.508 buah 286 buah 63 buah 46 buah

4. Sarana Komunikasi a. TV Umum b. Telepon Umum c. Kantor Pos / Pos Pembantu d. ORARI / KRAP e. Pemancar Radio f. Penduduk yang menggunakan fasilitas

listrik - Listrik PLN - Listrik Non PLN

g. Penduduk yang memakai air minum: - PAM - Badan Pengelola Air - Pompa Jet / Pompa Tangan - Sumur

4 buah 21 buah 6 buah 106 buah 4 buah 32.368 buah - 13.736 orang 12.867 orang 37.340 orang 58.439 orang

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

2. Sarana Pendidikan

Kecamatan Depok memiliki sarana pendidikan yang sangat

berkembang dan cukup memadai, walaupun dalam lingkup Kecamatan.

Untuk sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 77: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

57

Tabel IV. 9. Jumlah Lembaga Pendidikan Kecamatan Depok

NEGERI SWASTA No. Jenis

Pendidikan Gedung (buah)

Guru (orang)

Murid (orang)

Gedung (buah)

Guru (orang)

Murid (orang)

1. 2. 3. 4. 5.

TK SD SLTP SLTA Akademi

56 37 5 4 3

292 502 192 325 3.570

3.685 9.099 2.366 3.283 56.886

- 26 8 17 36

- 392 175 476 9.746

- 5.445 1.257 3.558 83.319

Jumlah 105 4.881 75.319 87 10.789 93.579 Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

3. Sarana Pengairan

Sebagai daerah yang dekat dengan daerah pegunungan merapi,

sudah tentu memiliki sarana pengairan yang memadai. Tujuannya adalah

untuk membantu kelancaran para petani dalam mengelola lahan

garapannya. Saluran air digunakan untuk air minum dan pengairan

sawah. Untuk lebih jelasnya jenis sarana pengairan yang ada di

Kecamatan Depok dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 10. Sarana Pengairan Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Waduk dengan kondisi: a. Baik b. Rusak dapat diperbaiki c. Rusak sama sekali DAM Kincir Air Pompa Air Sungai Bendung

- - - 2 buah - - 5 buah 6 buah

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

Page 78: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

58

4. Sarana Perekonomian

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat

bertemunya penjual dan pembeli dibutuhkan tempat khusus yang

menyediakan kebutuhan masyarakat.

Kecamatan Depok memiliki sarana perekonomian yang dapat

ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel IV. 11. Sarana Perekonomian Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. Koperasi

a. Koperasi Simpan Pinjam b. Koperasi Unit Desa c. Badan Kredit Kecamatan d. Badan Pemeriksa Keuangan Daerah e. Badan-badan Kredit f. Koperasi Produksi g. Koperasi Lainnya

59 buah 1 buah 2 buah 3 buah 25 buah 36 buah 2 buah

2. Jumlah Pasar Selapan/Umum a. Umum b. Ikan

5 buah 1 buah

3. Pasar bangunan permanen/semi permanen 5 buah 4. Jumlah Toko 1.296 buah 5. Jumlah Kios 1.084 buah 6. Jumlah Warung 2.286 buah 7. Bank 28 buah 8. Stasiun Kapal Udara 1 buah 9. Stasiun Bus 1 buah 10. Stasiun Oplet/Bemo/Taxi 1 buah 11 Jumlah Telepon Umum 20 buah

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

5. Sarana Kesehatan

Pemerintah Kecamatan depok dengan segenap kemampuan

berusaha mensejahterakan masyarakat melalui beberapa unit usaha

kesahatan. Sedangkan menjadi peserta Keluarga Berencana adalah sudah

menjadi kebutuhan. Dengan demikian usaha untuk mewujudkan

Page 79: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

59

masyarakat yang sehat dan dinamis akan tercapai sehingga menunjang

kelancaran pembangunan daerah.

Kecamatan Depok memiliki sarana kesehatan yang dapat

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 12. Sarana Kesehatan Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. a. Rumah Sakit Umum Pemerintah

- Pengunjung yang sakit: Januari s/d Juni Juli s/d Desember b. Rumah Sakit Umum Swasta - Pengunjung yang sakit: Januari s/d Juni Juli s/d Desember

6 buah 275 orang 0 orang 2 buah 780 orang 0 orang

2. a. Rumah Sakit Bersalin/BKIA - Pengunjung yang sakit: Januari s/d Juni Juli s/d Desember b. Poliklinik/Balai Pengobatan - Pengunjung yang sakit: Januari s/d Juni Juli s/d Desember

6 buah 166 orang 0 orang 1 buah 124 orang 0 orang

3. Rumah Sakit Khusus a. Rumah Sakit Khusus Pemerintah

- Pengunjuna yang sakit: Januari s/d Juni

Juli s/d Desember

b. Rumah Sakit Khusus Swasta - Pengunjung yang sakit

Januari s/d Juni Juli s/d Desember

0 buah 0 buah 0 buah 1 buah 76 orang 0 buah

4. a. Puskesmas - Pengunjung yang sakit Januari s/d Juni Juli s/d Desember - Dokter - Perawat - Bidan

2 buah 107.569 orang 0 orang 13 orang 16 orang 13 orang

Page 80: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

60

b. Puskesmas Pembantu - Dokter - Perawat - Bidan

4 buah 4 orang 1 orang 1 orang

5. Praktek Dokter - Dokter Umum - Dokter Anak - Dokter Kebidanan/Kandungan - Dokter Kulit/Kelamin - Dokter Ahli lainnya

84 orang 9 orang 7 orang 2 orang 20 orang

6. Dukun Khitan/Sunat - 7. Dukun Bayi 2 orang 8. Sanotarium - 9. Apotik/Depot Obat 28 buah 10. Panti Pijat 4 buah

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

6. Sarana Peribadatan

Untuk menunjang kelancaran masyarakat dalam beribadah,

maka dibangun sarana yang bertujuan memperlancar kegiatan beribadah

tanpa mengganggu pemeluk agama yang lain. Sarana peribadatan yang

terdapat di Kecamatan Depok adalah masjid, musholla, gereja, kapel,

dan kuil atau pura. Kecamatan Depok memiliki sarana peribadatan yang

dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. 13. Sarana Peribadatan Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. Masjid 161 buah 2. Surau/Musholla 120 buah 3. Gereja 19 buah 4. Kapel 4 buah 5. Kuil/Pura -

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

Page 81: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

61

7. Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata yang ada di daerah ini digunakan oleh semua

pengunjung. Dengan adanya sarana ini, dapat menghibur masyarakat dan

mampu menghilangkan segala kepenatan dengan rekreasi. Selain itu

dengan sarana ini juga dapat meningkatkan pemasukan daerah demi

kelangsungan pembangunan dan kemajuan daerah.

Untuk itu Kecamatan Depok memiliki sarana pariwisata yang

dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel IV. 14. Sarana Pariwisata Kecamatan Depok

No. Keterangan Jumlah 1. Tempat Rekreasi

a. Taman b. Pantai c. Pemandian d. Hutan Lindung/Goa e. Tempat Pertunjukkan Kesenian

tradisional (Wayang, Kethoprak, dll)

f. Tempat Rekreasi lain (Alam, Sejarah)

g. Toko Cinderamata

8 buah 0 buah 10 buah 0 buah 1 buah 9 buah 14 buah

2. Kebudayaan/Kesenian a. Jumlah Perkumpulan

Kebudayaan/Sanggar Kesenian b. Jumlah Anggota Kebudayaan c. Jumlah Anggota Kesenian

72 buah 0 buah 764 buah

3. Bioskop 0 buah 4. Penginapan 34 buah 5. Restoran 33 buah

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

Page 82: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

62

D. Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok

Gambar IV. 3. Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok

Penjelasan sebagai berikut:

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta, dipimpin oleh

seorang Camat. Camat dalam melakukan tugasnya dibantu oleh

Kelompok Jabatan Fungsional tugasnya membantu kinerja dalam

organisasi pemerintah kecamatan. Kelompok Jabatan Fungsional

membawahi Sekretariat Kecamatan, tugasnya membantu dalam

pelayanan kepada atasan (Camat dan Kelompok Jabatan Fungsional).

Dalam organisasi pemerintah kecamatan, Camat dibantu oleh

para seksi yaitu seksi pemerintahan, seksi keterampilan dan ketertiban,

seksi perekonomian dan pembangunan, seksi kesejahteraan masyarakat,

seksi pelayanan umum, dan seksi pajak retribusi.

SEKSI Kesejahteraan & Masya- rakat

SEKSI Pereko- nomian & Pemba- ngunan

SEKSI Keten- traman & Keter- tiban

SEKSI Peme- rintahan

SEKSI Pela- yanan Umum

SEKSI Pajak & Retri- busi

Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat

Kecamatan

CAMAT

Page 83: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

63

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menyajikan analisis dan pembahasan terhadap data

yang telah diperoleh selama penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dan

penelitian yang telah penulis lakukan, memperoleh data yang diperlukan untuk

menjawab masalah-masalah yang dikemukakan dalam BAB I. Dari banyaknya

jenis barang rongsok besi dan plastik, peneliti mengambil jenis besi B (paku dan

Campuran) dan plastik (hitam dan campuran), hal ini dikarenakan untuk

mempermudah proses penelitian serta pengolahan dan analisis data.

A. Deskripsi Sampel Pengepul

Jumlah pengepul yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 40 pengepul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

sampling aksidental (kebetulan), dimana dalam Kecamatan Depok penulis

menemukan pengepul, maka pengepul itu dapat dijadikan sampel. Namun peneliti

hanya menemukan 20 pengepul dari 40 pengepul yang ada di Kecamatan Depok.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V. 15. Indentitas Sampel Pengepul di Kecamatan Depok

No Nama Pengepul

Umur Pendidikan Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Karyawan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Wahyudi Taufik Minem Marsi Sutiyem Samino Kasiran Iip

32 th 40 th 40 th 45 th 47 th 38 th 36 th 35 th

SMU SMU SMP SD SD SD SMU SMU

4 4 3 7 4 3 2 2

8 10 2 - - - 12 8

Page 84: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

64

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Adi Samidi Darti Budi Eko Samiran Karso Ahmad Hasan Hamid Ida Sidik

37 th 45 th 38 th 39 th 42 th 46 th 41 th 39 th 43 th 44 th 38 th 28 th

SMU SMP SMU SMU SMU SMP SMP SMA SMA SMP SMA SMU

3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4

6 4 11 7 5 9 7 6 4 5 7 -

Sumber: Data Primer, Tahun 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa para pemilik usaha pengepulan

tidak semuanya memiliki karyawan, namun hal itu tidak menjadi hambatan untuk

menjalankan usaha tersebut. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan cukup mempengaruhi dalam menjalankan usaha pengepulan barang

rongsok. Jumlah lulusan SD, mereka tidak memiliki karyawan dan usaha tersebut

dijalankan dalam skala kecil yakni hanya dijalankan oleh keluarga. Sedangkan

para lulusan SMP dan SMA, mereka rata-rata memiliki karyawan meskipun

jumlahnya tidak terlalu banyak namun sudah bisa membuktikan bahwa mereka

sudah mampu menggaji tenaga kerja mereka. Semakin tinggi pendidikan

responden sangat berpengaruh terhadap daya pikir dalam menjalankan dan

mengembangkan usaha rongsok tersebut. Sehingga hal ini diharapkan dapat

mengelola pengepulan dengan lebih baik sehingga dapat meningkatkan

pendapatan yang akan diperoleh oleh para pemilik pengepulan atau juragan.

Pengalaman dalam menjalankan usaha ini, responden rata-rata 4 sampai

6 tahun lebih. Dengan demikian pengalaman yang sudah lama maka para

pengepul sudah mampu mengelola usaha pengepulan barang rongsok. Semakin

Page 85: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

65

lama pengalaman menjalankan bisnis barang rongsok maka para pengepul akan

semakin mengetahui pangsa pasar dalam memperjualbelikan barang rongsok. Ada

beberapa responden yang dalam mengelola dan menjalankan usaha ini berawal

dari ikut saudara dan para rekan-rekannya maupun mencari informasi dari orang

lain yang berkaitan dengan bisnis ini untuk dapat diajak bekerjasama dalam

menjalankan usaha pengepulan barang rongsok. Sehingga dengan pengetahuan

dan bekal yang diperoleh maka mereka berani untuk mengelola dan

mengembangkan usaha pengepulan barang rongsok.

Pengepul (responden) memiliki pekerjaan pokok sebagai pengepul atau

yang sering dikenal dengan sebutan juragan barang rongsok. Meskipun para

pengepul tidak memiliki pekerjaan sampingan, namun usaha ini cukup

menjanjikan untuk kelangsungan hidup apabila dijalankan dengan baik dan serius.

Dengan keuntungan yang diperoleh, para pengepul tidak hanya memiliki satu

buah tempat pengepulan barang rongsok baik dalam satu daerah atau di daerah

lain. Semakin banyak relasi dengan para pengepul maka akan semakin mudah

menjalankan bisnis ini. Dengan demikian maka harus dijalin hubungan yang baik

antar pengepul yang satu dengan pengepul yang lain.

B. Analisis Jalur-jalur Pemasaran Barang Rongsok di Kecamatan Depok

Jalur pemasaran yang dimaksud adalah jalur-jalur yang menghubungkan

barang rongsok yang dikumpulkan ataupun yang diperoleh dan kemudian siap

untuk disalurkan di perusahaan atau pabrik daur ulang untuk dijadikan barang

daur ulang yang bisa dimanfaatkan kembali. Dimana dalam menghubungkan hasil

Page 86: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

66

produksi tersebut diperlukan perantara-perantara untuk menyalurkan barang

rongsok tersebut untuk kemudian diolah. Dalam hal ini yang menjadi perantara

adalah para pengepul yang telah memiliki jaringan dengan para pengepul yang

lain. Perantara tersebut yaitu para pemulung yang langsung mencari barang

rongsok dari tempat pembuangan sampah. para pengumpul barang rongsok dari

para konsumen yang menjual barang rongsok kepada para pengumpul keliling,

kemudian disetor kepada tempat pengepulan dimana yang telah memberi modal,

kemudian disalurkan atau disetorkan kepada pihak yang mendaur ulang barang

rongsok tersebut (pabrik daur ulang). Dalam analisis ini secara berturut-turut akan

dibahas jalur pemasaran yang dilalui dalam pemasaran barang rongsok.

Jalur pemasaran yang dimaksud adalah jalur yang dilalui oleh pihak yang

terkait langsung dalam kegiatan penyaluran barang rongsok besi dan plastik

tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada para

responden, peneliti memperoleh informasi bahwa besi dan plastik memiliki

jenisnya masing-masing. Ada tiga jenis yang tergolong besi, yaitu besi cor, besi A

(beton), besi B (paku dan sejenisnya). Sedangkan yang tergolong jenis plastik

yaitu, plastik putihan (shampo dan sejenisnya), plastik warna (alat-alat RT),

plastik hitam (sejenis pot bunga).

Dari hasil penelitian dan wawancara, para pengepul memperoleh barang

rongsok besi dan plastik bervariasi. Ada tiga jenis jalur pemasaran dalam

melakukan distribusi pemasaran barang rongsok sampai ke tempat pabrik daur

ulang. Diantaranya diperoleh melalui para pemulung (mengelola dari tempat

Page 87: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

67

pembuangan sampah), pengumpul (konsumen / RT), barter (sesama pengepul atau

juragan). Untuk lebih mudah dan jelas dapat dilihat gambar dibawah ini:

Gambar V. 4. Jenis Jalur Pemasaran I

Gambar di atas merupakan jenis jalur pemasaran I dalam distribusi

barang rongsok. Dimana pemulung mencari barang rongsok yang berupa besi dan

plastik maupun sejenisnya ditempat-tempat pembuangan samaph, berkeliling dari

satu tempat ke tempat lain, ataupun di tempat-tempat khusus mereka menemukan

barang rongsok kemudian jika sudah terkumpul maka para pemulung menjualnya

kepada pengepulan barang rongsok atau para juragan. Para pemulung mencari

barang rongsok dengan tangan terbuka, maksudnya mereka sama sekali tidak

mengeluarkan modal. Mereka hanya menggunakan karung dan sebatang alat

untuk mengambil barang dari tempatnya. Jika barang sudah terkumpul banyak

dari pihak pemulung, maka mereka menjualnya di tempat pengepulan kemudian

para pengepul akan menyetor atau menjual kembali barang rongsok tersebut

kepada perusahaan yang lebih besar atau pabrik daur ulang dan selanjutnya untuk

proses pengolahan produk daur ulang. Dalam hal ini pengepul berperan sebagai

pihak yang membeli barang rongsok dari para pemulung melalui pemulung itu

sendiri dengan menyetorkan barang rongsok yang diperolehnya. Biasanya para

pemulung sudah langganan dengan para juragan dalam menjual barang rongsok

tersebut.

Pemulung Pabrik Daur Ulang Pengepul

Page 88: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

68

Gambar V. 5. Jenis Jalur Pemasaran II

Gambar di atas menunjukkan bahwa jenis jalur pemasaran atau jalur

distribusi yang diawali oleh pihak pengumpul yang berprofesi sebagai anak buah

dari pemilik tempat pengepulan atau juragan. Para pengumpul tersebut bekerja di

tempat pengepulan atau para juragan (pihak yang memberikan modal).

Pengumpul perhari diberi pegangan uang atau modal sebanyak ± 150.000,00

untuk sekali jalan atau sekali keliling. Pengumpul biasanya membeli barang-

barang rongsok dengan berkeliling disetiap rumah untuk mencarai barang

rongsok. Ada beberapa yang sudah memiliki pelanggan atau konsumen sehingga

mempermudah proses pengumpulan. Setelah itu, para pengumpul menyetor

barang yang diperolehnya kepada pengepul atau juragannya. Dalam hal ini para

pengepul tidak membeli barang rongsok dari para pengumpul. Apabila dalam

melakukan transaksi pembelian uang atau modal yang diberikan kepada para

pengumpul sisa maka dikembalikan, jika uang yang diberikan kurang maka

memakai uang pengumpul dulu kemudian pada saat penyetoran barang dinganti.

Penyetoran barang rongsok yang dilakukan oleh para pengumpul setiap hari

karena jam kerja mereka yaitu berangkat pagi pulang sore. Dengan demikian jika

barang rongsok di tempat pengepul sudah banyak maka juragan menyetornya

kepada pabrik daur ulang.

Pengepul Pengumpul

Pabrik Daur Ulang

Page 89: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

69

Gambar V. 6. Jenis Jalur Pemasaran III

Gambar 6 di atas menunjukkan bahwa jenis jalur pemasaran yaitu

diawali dengan para pengumpul dan para pemulung yang telah melakukan

pengumpulan barang rongsok. Kemudian dalam langkah selanjutnya yang

dilakukan antara pengepul dengan pengepul adalah sistem barter dalam

melakukan bisnis barang rongsok maupun transakasi jual beli barang rongsok.

Sistem barter yang dilakukan bisa terhadap semua jenis barang. Jika barang-

barang sudah diperoleh dan terkumpul maka para pengepul tersebut siap untuk

menyetornya ke pabrik daur ulang. Jenis jalur pemasaran ini biasanya dilakukan

oleh para pengepul yang sudah mengenal baik para relasinya sehingga kecil

peluang untuk saling menipu. Salah satu pabrik daur ulang yang ada di Klaten,

Blabak, maupun pabrik daur ulang yang ada di Surabaya.

Dari hasil wawancara dan penelitian dengan para pengepul, dalam sehari

para pengepul rata-rata mampu memperoleh barang rongsok besi kurang lebih 150

Kg, sedangkan untuk barang plastik mampu memperoleh kurang lebih 75-125 Kg.

Lain halnya dengan para pengumpul yang mengumpulkan barang rongsok sedikit

demi sedikit, mereka dalam sehari mampu mengumpulkan kurang lebih 15 Kg

untuk besi dan 20 Kg untuk plastik. Sedangkan untuk para pemulung hanya

Pengepul Pengepul

Pabrik Daur Ulang

Pemulung

Pengumpul

Page 90: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

70

mampu mengumpulkan kurang lebih sekitar 8 Kg untuk besi maupun plastik

(sudah termasuk tiga jenis besi maupun plastik).

Barang rongsok yang sudah diperoleh atau dibeli dari masing-masing

pihak pemulung, pengumpul, atau para juragan, menjual kembali barang rongsok

tersebut kepada supplier yang lebih besar, agen-agen tempat jual beli barang

rongsok, atau langsung ke pabrik (untuk pengepul). Bagi para pengepul atau

juragan, tidak setiap hari menyetor barang rongsok besi dan plastik ke pabrik daur

ulang, tetapi barang-barang tersebut dikumpulkan terlebih dahulu sampai banyak

(sekali angkut). Kadang dua minggu sekali atau bahkan sebulan sekali sehingga

jumlah barang rongsok besi dan plastik bisa mencapai kisaran 5 sampai 6 ton

untuk besi dan 2 sampai 3 ton untuk plastik. Sedangkan untuk sistem jalur

penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh pihak pengumpul, pengepul,

maupun pabrik yaitu ada barang ada uang, sehingga dengan demikian sistem

pembayarannya adalah tunai.

C. Analisis Distribusi Marjin Pemasaran Barang Rongsok dan Harga yang

Diterima Pengepul

Marjin pemasaran yang dimaksud adalah selisih antara harga jual dan

harga beli barang rongsok besi dan plastik dalam melakukan proses pemasaran

barang rongsok . Sedangkan untuk marijn total adalah selisih harga ditingkat akhir

dan dalam hal ini adalah harga beli barang rongsok di pabrik daur ulang.

Dari hasil penelitian, untuk harga besi pada tanggal 3 April – 2 Mei 2008

mengalami perubahan meskipun perubahan yang terjadi tidak terlalu sering terjadi

Page 91: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

71

dan tidak terlalu mencolok. Hal ini dikarenakan untuk jenis barang rongsok besi

dan plastik tidak memiliki pengaruh terhadap musim atau cuaca sehingga tidak

mengalami penyusutan dan dari hasil wawacara, perubahan harga juga ditentukan

oleh supplier (pabrik daur ulang). Namun yang menyebabkan harga turun yaitu

karena banyaknya stok barang rongsok yang ada di pabrik daur ulang sehingga

dengan demikian pabrik belum menerima setoran barang dari para pengepul.

Untuk sistem harga ditentukan dari pihak pemilik pengepulan atau

juragan sendiri yang menentukan atas dasar sistem kira-kira, namun sebagian

besar langsung terkait dengan perusahaan atau pabrik daur ulang. Tetapi

semuanya tetap ada hubungannya dengan pihak pabrik daur ulang, meskipun para

juragan menentukan sendiri namun dalam memperkirakan harga tetap sesuai

dengan patokan harga di pabrik daur ulang.

Dalam melakukan bisnis atau usaha pengepulan barang rongsok ada

beberapa biaya yang dikeluarkan oleh pihak juragan sebagai pihak pemilik tempat

pengepulan. Adapun fasilitas dan faktor pendukung bermanfaat untuk jangka

panjang. Diantarannya adalah tempat (gudang), alat-alat (gerobak dan sejenisnya).

Biaya yang dikeluarkan untuk sewa tempat (gudang) diperhitungkan selama

setahun, lain halnya dengan peralatan pendukung. Untuk alat-alat yang digunakan

diperhitungkan sampai ada kerusakan dari alat-alat tersebut, apabila kerusakan

bisa diperbaiki itu akan lebih baik karena mampu mengurangi biaya. Biaya sewa

tempat pertahun rata-rata Rp 3.000.000,00 sampai Rp 10.000.000,00. Sedangkan

untuk peralatan yang digunakan biaya yang dikeluarkan kurang lebih sekitar Rp

150.000,00 sampai Rp 200.000,00. Untuk penyetoran barang biaya sewa mobil,

Page 92: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

72

pengepul mengeluarkan biaya mencapai Rp 250.000,00 untuk sekali angkut ke

pabrik. Namun biaya bisa lebih besar dikeluarkan apabila jarak tempuh pabrik

sangat jauh. Biaya makan karyawan pada saat meyetorkan barang mencapai Rp

100.000,- untuk 2-3 orang karyawan. Besarnya gaji karyawan pada saat

melakukan penyetoran barang mencapai Rp 100.000,00 sampai Rp 150.000,00.

Biasanya besi yang diangkut beratnya mencapai mencapai 5 sampai 6 ton, karena

besi tergolong berat. Sedangkan untuk plastik mencapai 2 sampai 3 ton, karena

plastik ringan. Selain itu barang yang diangkut tidak berdasarkan jenisnya

masing-masing tetapi untuk semua jenis barang rongsok yang terkumpul dipilah-

pilah dan disusun kemudian disetorkan kepada pabrik daur ulang untuk

pemrosesan produk daur ulang.

Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan pengepul, peneliti mengambil

salah satu responden yang dijadikan sebagai sumber untuk analisis biaya

perhitungan marjin pemasaran. Dalam hal ini biaya yang dikeluarkan adalah biaya

pada saat melakukan penyetoran barang ke pabrik daur ulang. Biaya-biaya

tersebut antara lain biaya sewa mobil, biaya makan karyawan, upah atau gaji

karyawan. Biaya yang dikeluarkan oleh pengepul tidak menentu, namun

disesuaikan berdasarkan jarak tempuh pabrik daur ulang. Perhitungan marjin

pemasaran barang rongsok besi B (paku dan sejenisnya) dan plastik (plastik

hitam) di Kecamatan Depok secara terperinci dapat ditunjukkan pada tabel berikut

ini:

Page 93: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

73

Tabel V. 16. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok Besi B (Paku dan Campur) di Kecamatan Depok

No.

Uraian Nilai

(Rp/mobil)Pangsa Harga

Eceran (%)

1. 2. 3.

Pengumpul/Pemulung: Harga Jual Pengumpul/Pemulung (Besi B) (Rp 3.000,- × 6 ton) Pengepul: Harga Beli Pengepul (Rp 3.000,- × 6 ton) Biaya Sewa Mobil Biaya Makan Karyawan Biaya Gaji Karyawan HPP Pengepul Marjin Keuntungan Pengepul (Rp 24.000.000,00 – Rp 18.000.000,00) Harga Jual Pengepul (Rp 4.000.- × 6 ton) Pabrik daur ulang: Harga Beli Pabrik daur ulang (Rp 4.000,- × 6 ton)

18.000.000 18.000.000 250.000 100.000 150.00018.500.000 5.500.000 24.000.000 24.000.000

75 75 1.04 0.41 0.62 77.08 22.92 100 100

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2008

Dari tabel di atas kita dapat melihat harga beli dan harga jual besi B

secara berturut-turut dari tingkat pengumpul ataupun pemulung yaitu Rp

18.000.000,- per mobil, tingkat pengepul Rp 21.000.000,- per mobil, tingkat

pabrik daur ulang Rp 24.000.000,- per mobil. Dimana terlihat bahwa harga jual

dan harga beli besi B (paku dan campuran) di tingkat pabrik daur ulang dan

pengepul lebih tinggi dibandingkan harga jual dan harga beli besi B di tingkat

pengepul dan di tingkat pemulung ataupun pengumpul.

Dari perbandingan antara harga jual dan harga beli besi B kita dapat

melihat marjin keuntungan yang dinikmati oleh pengepul. Ternyata setelah

dikurangi dengan biaya pemasaran dapat diketahui marjin keuntungan yang

Page 94: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

74

dinikmati oleh pengepul sebesar 22.92 persen atau Rp 5.500.000,- per mobil (saat

melakukan penyetoran barang). Dalam hal ini keuntungan yang diambil oleh

pihak pengepul sangat tinggi untuk jenis barang rongsok besi B (paku dan

campuran).

Dari perbandingan antara harga jual di tingkat pemulung ataupun

pengumpul yaitu sebesar Rp 18.000.000,- per mobil dan harga jual di tingkat

pengepul sebesar Rp 24.000.000,- per mobil, kita dapat mengetahui bahwa harga

yang diterima pemulung ataupun pengumpul dari harga di tingkat pabrik daur

ulang (collector share) yaitu sebesar 75 persen, ini berarti bahwa bagian harga

yang diterima pengumpul ataupun pemulung cukup besar.

Tabel V. 17. Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok Plastik (Hitam dan Campur) di Kecamatan Depok

No. Uraian Nilai

(Rp/mobil)Pangsa Harga Eceran (%)

1. 2. 3.

Pengumpul/Pemulung: Harga Jual Pengumpul/Pemulung Plastik Hitam dan Campur (Rp 2.500,- × 3 ton) Pengepul: Harga Beli Pengepul (Rp 2.500,- × 3 ton) Biaya Sewa Mobil Biaya Makan Karyawan Biaya Gaji Karyawan HPP Pengepul Marjin Keuntungan Pengepul (Rp 10.500.000,00 – Rp 7.500.000,00) Harga Jual Pengepul (Rp 3.500,- × 3 ton) Pabrik Daur Ulang: Harga Beli Pabrik Daur Ulang (Rp 3.500,- × 3 ton)

7.500.000 7.500.000 250.000 100.000 150.000 8.000.000 2.500.000 10.500.000 10.500.000

71.42 71.42 2.38 0.95 1.42 76.19 23.81 100 100

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2008

Page 95: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

75

Dari tabel di atas kita bisa melihat harga jual dan harga beli barang

rongsok plastik secara berturut-turut dari tingkat pengumpul ataupun pemulung

yaitu Rp 7.500.000,- per mobil, tingkat pengepul Rp 9.000.000,- per mobil,

tingkat pabrik daur ulang Rp 10.500.000,- per mobil. Dimana terlihat bahwa harga

jual dan harga beli barang rongsok plastik hitam dan campuran di tingkat pabrik

daur ulang dan pengepul lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual dan harga

beli di tingkat pemulung ataupun pengumpul.

Dari perbandingan antara harga jual dan harga beli barang rongsok

plastik, kita dapat melihat marjin keuntungan yang dinikmati oleh pengepul.

Ternyata setelah dikurangi dengan biaya-biaya pemasaran dapat diketahui marjin

keuntungan yang dinikmati oleh pengepul yaitu 23.81 persen atau sebesar Rp

2.500.000,00. Dalam hal ini marjin keuntungan yang diterima pengepul sangat

tinggi untuk jenis barang rongsok plastik (hitam dan campuran).

Dari perbandingan antara harga jual di tingkat pemulung maupun

pengumpul sebesar Rp 7.500.000,- per mobil, di tingkat pengepul Rp 9.000.000,-

per mobil, di tingkat pabrik daur ulang Rp 10.500.000,- per mobil. Kita dapat

mengetahui bahwa harga yang diterima pemulung ataupun pengumpul dari harga

tingkat pabrik daur ulang (collector share) yaitu sebesar 71.42 persen, ini berarti

bagian yang diterima pemulung ataupun pengumpul cukup besar.

Dari tabel 16 dan tabel 17 di atas, diasumsikan bahwa muatan atau

angkutan per mobil yang dilakukan oleh para pemulung ataupun pengumpul,

pengepul, dan kemudian disetor ke pabrik daur ulang jumlahnya sama yaitu 6 ton

untuk barang rongsok jenis besi. Sedangkan untuk jenis plastik sebesar 3 ton.

Page 96: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

76

Keduanya memiliki nilai collector share yang berbeda dari jenis data yang

berbeda (collector share besi 75 persen dan collector share plastik 71.42 persen)

namun keduanya memiliki satu arti bahwa bagian yang diterima oleh pengumpul

ataupun pemulung tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan collector

share pada tingkat pengepul dan pabrik daur ulang. Perbedaan ini merupakan hal

yang biasa.

Meski perbedaan biasa terjadi namun jika harga terlalu rendah biasanya

siasat yang digunakan para pengepul yaitu tidak menjual barang rongsok

meskipun barang sudah menumpuk tetapi barang akan ditimbun dan kemudian

akan dijual jika harga sudah mulai kembali normal bahkan melambung tinggi.

Apabila harga ditingkat pedagang besar atau pabrik naik, maka collector share

juga akan ikut naik begitu juga sebaliknya. Dengan demikian keuntungan yang

diperoleh pengumpul ataupun pemulung, pengepul, dan pedagang besar atau

pabrik kurang lebih adalah sama untuk perkilogramnya.

Pada saat melakukan penyetoran barang, biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh pihak pengepul sama besarnya untuk barang rongsok besi B dan plastik

(hitam dan campuran). Hal disebabkan karena tempat penyeotoran pabrik daur

ulangnya sama.

Dalam melakukan pemasaran, pengepul menanggung biaya sewa mobil

(truck), biaya makan karyawan, dan biaya gaji karyawan. Biaya sewa mobil

(transportasi) adalah biaya pengangkutan barang rongsok dari tempat pengepulan

ke pabrik daur ulang. Besarnya biaya yang dikeluarkan disesuaikan dengan jarak

tempuh menuju pabrik daur ulang. Biaya makan adalah biaya yang dikeluarkan

Page 97: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

77

atau ditanggung oleh pihak pengepul atau para juragan Biaya gaji karyawan

adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran tenaga kerja pada setiap

melakukan penyetoran barang. Setiap tempat pengepulan memiliki tenaga kerja

yang berbeda, namun peneliti berusaha memperoleh informasi yang berkaitan

dengan berapa gaji atau upah yang diterima para tenaga kerja pada saat

melakukan penyetoran barang ke pabrik daur ulang. Pengangkutan atau

penyetoran barang dilakukan apabila jumlah barang di tempat pengepulan sudah

terkumpul banyak.

Pabrik daur ulang dalam hal ini merupakan sebagai pihak terakhir yang

menerima jalur distribusi pemasaran barang rongsok. Karena pabrik daur ulang

adalah pihak yang mengolah barang rongsok menjadi barang daur ulang yang bisa

digunakan dan bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian pedagang besar

merupakan perantara terakhir dalam penyaluran distribusi barang rongsok.

D. Transmisi Harga dalam Pemasaran Barang Rongsok

Nilai elastisitas transmisi harga merupakan salah satu indikator dari suatu

jalur atau rantai pemasaran yang efisien. Untuk menganalisis masalah ketiga

diperlukan data yang berbentuk time series. Data time series yang dimaksud disini

adalah data harga barang rongsok untuk jenis besi B dan plastik hitam pada suatu

tempat pengepulan barang rongsok yang dikumpulkan mulai tanggal 3 April

sampai dengan 2 Mei 2008 yang terkumpul sebanyak 30 kali pengamatan.

Page 98: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

78

Dalam analisis ini secara berturut-turut akan dibahas elastisitas transmisi

harga dari tingkat pengumpul ataupun pemulung kepada harga ditingkat pengepul

kemudian dari tingkat pedagang besar atau pabrik daur ulang.

Tabel V. 18. Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Transmisi Harga Besi B (Paku dan Campuran)

H. T. Pengepul H. T. Pabrik Daur

Ulang/Pedagang Besar Pengumpul ataupun Pemulung 0.894 - Pengepul - 0.848

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2008

Nilai elastisitas transmisi harga besi B (Paku dan Campuran) dari

pengepul ke pengumpul ataupun pemulung yaitu sebesar 0.894 persen, dapat

diartikan bahwa jika terjadi perubahan harga 1 persen pada tingkat pengepul maka

harga di tingkat pemulung ataupun pengumpul akan berubah sebesar 0.894

persen. Dari angka elastisitas transmisi harga yang mendekati angka 1 persen, kita

dapat mengatakan bahwa perubahan-perubahan harga di tingkat pengepul

ditransmisikan secara baik di tingkat harga pemulung ataupun pengumpul.

Nilai elastisitas transmisi harga besi B dari pabrik daur ulang ke pengepul

yaitu sebesar 0.848 persen, artinya jika terjadi perubahan harga sebesar 1 persen

di tingkat pabrik daur ulang maka harga di tingkat pengepul akan berubah sebesar

0.848 persen. Dari angka elastisitas harga yang mendekati angka 1 persen, kita

dapat mengatakan bahwa perubahan-perubahan harga di tingkat pabrik daur ulang

ditransmisikan secara baik di tingkat harga pengepul. Hasil perhitungan lihat

lampiran V.

Page 99: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

79

Tabel V. 19. Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Transmisi Harga Plastik (Hitam dan Campuran)

H. T. Pengepul H. T. Pabrik Daur

Ulang/Pedagang Besar Pengumpul ataupun Pemulung 1.195 - Pengepul - 0.875

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2008

Nilai elastisitas transmisi harga plastik (hitam dan campuran) dari

pengepul ke pengumpul ataupun pemulung sebesar 1.195 persen, artinya jika

terjadi perubahan harga sebesar 1 persen di tingkat pengepul maka harga di

tingkat pemulung ataupun pengumpul akan berubah sebesar 1.195 persen. Dari

angka elatisitas harga sebesar 1.195 dapat diartikan bahwa nilai elastisitas adalah

> 1, maka perubahan harga yang terjadi sebelum dan sesudah di tingkat pengepul

lebih besar dari perubahan harga di tingkat pengumpul. Hal ini berarti jenis

barang rongsok plastik menjadi rebutan untuk para pengepul karena fakta

memperlihatkan bahwa plastik merupakan barang yang dicari oleh para pengepul

sebab permintaan akan barang rongsok plastik dari pabrik daur ulang cukup

tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan harga di tingkat

pengepul ditransmisikan secara baik di tingkat pemulung ataupun pengumpul.

Nilai elastisitas transmisi harga plastik dari pabrik daur ulang ke

pengepul sebasar 0.875 persen, artinya jika terjadi perubahan harga sebesar 1

persen di tingkat pabrik daur ulang ke pengepul maka harga di tingkat pengepul

akan berubah sebesar 0.875 persen. Dari angka elastisitas harga yang mendekati

angka 1 persen dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan harga di tingkat

pabrik daur ulang ditransmisikan secara baik di tingkat harga pengepul. Hasil

perhitungan lihat lampiran V.

Page 100: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

80

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memaparkan kesimpulan, saran dan keterbatasan penulis

dalam melakukan penelitian ini. Kesimpulan merupakan hasil dari keseluruhan

penelitian ini. Pada bagian saran akan berisi mengenai masukan-masukan dari

penulis kepada para pengepul maupun instansi pemerintah kecamatan depok.

Diharapkan semua dapat membantu para pembaca memahami keseluruhan isi

penelitian.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan yang dapat penulis sajikan sehubungan dengan rumusan

masalah pertama adalah bahwa dalam jalur-jalur pemasaran yang dilalui

dalam memasarkan barang rongsok sampai ke pabrik daur ulang

berbeda-beda. Pertama, dari pemulung → pengepul → pabrik daur

ulang. Kedua, dari pengumpul → pengepul → pabrik daur ulang. Ketiga,

pengumpul dan pemulung → pengepul ↔ pengepul → pabrik daur

ulang. Hal ini dikarenakan proses pemasaran dengan menggunakan jasa

perantara mempermudah dan memperlancar proses distribusi pemasaran

barang rongsok.

2. Kesimpulan yang dapat penulis sajikan sehubungan dengan rumusan

masalah kedua setelah diketahui proses pemasaran yang dilalui oleh

pihak pemulung, pengumpul, maupun pengepul maka dapat diambil

kesimpulan bahwa marjin pemasaran masih dalam batas wajar. Dalam

Page 101: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

81

hal ini biaya pemasaran yang dikeluarkan cukup mahal karena jauhnya

jarak tempuh tempat penyetoran barang rongsok besi dan plastik

sehingga jalur distribusi pemasaran relatif panjang. Nilai collector share

untuk harga beli barang rongsok besi B dari pengumpul ataupun

pemulung sebesar 75 persen, marjin keuntungan yang diperoleh di

tingkat pengepul sebesar 22.92 persen. Sedangkan nilai collector share

untuk harga beli barang rongsok plastik hitam dan campuran dari

pengumpul ataupun pemulung 71.42 persen, marjin keuntungan yang

diperoleh di tingkat pengepul sebesar 23.81 persen.

3. Kesimpulan untuk rumusan masalah ketiga dapat diambil bahwa dari

kedua jenis barang rongsok besi B dan plastik hitam campuran

perubahan harga barang rongsok ditingkat pengumpul ataupun pemulung

ditransmisikan ke tingkat pabrik daur ulang dengan baik. Hasil dugaan

tersebut adalah nilai elastisitas transmisi harga besi B dari pengepul

kepada pemulung ataupun pengumpul nilainya sebesar 0.894 dan dari

pabrik daur ulang kepada pengepul sebesar 0.848. Sedangkan untuk nilai

elastisitas transmisi harga plastik hitam dan campuran dari pengepul

kepada pemulung ataupun pengumpul sebesar 1.195 dan dari pabrik daur

ulang kepada pengepul sebesar 0.875. Hal ini dikarenakan harga yang

terjadi berjalan dengan lancar dari satu jenis jalur distribusi pemasaran

ke jenis jalur distribusi pemasaran berikutnya.

Page 102: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

82

B. Saran-saran

Secara singkat beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemulung, pengumpul, dan pengepul

a. Dari hasil penelitian, untuk jalur pemasaran tidak mengalami

kesulitan sehingga dari ketiga jenis jalur pemasaran tersebut masih

bisa dipertahankan.

b. Dari hasil penelitian, untuk biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh

pengepul cukup mahal dan marjin keuntungan yang diperoleh

pengepul cukup tinggi, berarti masih dalam batas wajar dan bisa

dipertahankan.

c. Dari hasil penelitian, nilai elastisitas harga mendekati angka 1

bahkan E>1, harga ditunjukkan dengan baik maka dapat

ditransmisikan dengan baik dan berjalan dengan lancar dari satu jenis

jalur distribusi pemasaran ke jenis jalur distribusi pemasaran

berikutnya sehingga masih bisa dipertahankan.

2. Bagi peneliti berikutnya

Waktu yang diperlukan lebih panjang dan pengetahuan yang luas,

sehingga dapat menjangkau seluruh subyek penelitian.

Page 103: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Andayani, Yosefine. 2005. “Analisis Jalur-jalur Pemasaran Salak Pondoh di Kecamatan Turi”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Harsoyo, Yohanes. 2000. “Analisis Efisiensi Produksi dan Pemasaran Komoditi Salak Pondoh di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Harsoyo, Y. dan Teguh Dalyono, C. 2001. “Analsis Efisiensi dan Keadilan dalam Pemasaran Ikan Laut, Studi Kasus di Pantai Trisik Kulon Progo DIY”. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno, Hadi. 1987. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Kemitraan Nasional dalam Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Hasil Rapat Koordinasi Nasional “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 1994.

Risnawati, Ratna. 2005. “Analisis Marjin Pemasaran Susu Sapi Perah di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Soemarwoto, Otto. 1991. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: Gramedia.

Soemarwoto, Otto. 1984. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Swastha, Basu. 2002. Azaz-azaz Marketing. Yogyakarta: Liberty.

Page 104: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Djuwendah, Endah. 2005. “Keragaan Sosial Ekonomi Usaha Daur Ulang dan Pengomposan Sampah di Kotamadya Bandung”. Jurnal Penelitian. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November 2005. http://www.unpad.co.id. Akses: 18/02/208.

Gilarso, T. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.

Arief, Irfan. 2007. Selamatkan Lingkungan anda dari Sampah. http://www.pjnhk.go.id. 2007. Akses: 18/02/2008.

Putra, Yulesta. 2004. “Perencanaan dengan Konsep Sustainable Building”. http://www.usu.com. Akses: 18/02/2008.

http://www.indomedia.com/intisari/1998/april/sampah.htm. Daur Ulang SampahDimulai Dari Rumah. Akses: 18/02/2008.

http://www.suaramerdeka.com.26/11/2006. Daur Ulang Sampah. Akses: 18/02/2008.

http://www.jala-sampah.or.id. Sampah Homepage. Akses: 18/02/2008.

Page 105: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

L A M P I R A N

Page 106: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN I

KUESIONER

Page 107: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

PEDOMAN WAWANCARA

A. Ditujukan untuk rumusan masalah pertama “Jalur Pemasaran Barang

Rongsok” (pemulung/pengepul/juragan besar).

Wawancara ini ditujukan kepada para pengepul barang rongsok di Daerah

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Identitas sampel ditujukan kepada pengepul barang rongsok di Sleman.

Nama : .....

Umur : .....

Pendidikan : .....

Jumlah Keluarga : .....

Jumlah Karyawan : .....

Jenis Barang Rongsok: ____________________________________________

1. Apakah saudara membeli barang rongsok (besi dan plastik) langsung dari

pemulung?

Jawab: ____________

2. Berapa kilogram barang rongsok (besi dan plastik) yang saudara beli dari

para pemulung dalam per harinya ?

Jawab: ____________

3. Apakah saudara menjual kembali barang rongsok (besi dan plastik)

tersebut?

Jawab: ____________

Page 108: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

4. Kepada siapa saudara menjualnya kembali?

Jawab: ____________

5. Berapa kilogram barang rongsok (besi dan plastik) yang saudara jual

kembali?

Jawab: ____________

6. Bagaimana sistem jalur penjualan yang saudara lakukan saat melakukan

proses jual beli barang rongsok (besi dan plastik) ?

Jawab: ____________

Page 109: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

B. Ditujukan untuk rumusan masalah kedua “Marjin Pemasaran Barang

Rongsok”(pemulung/pengepul/juragan besar).

Wawancara ini ditujukan kepada para pengepul barang rongsok di Daerah

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Identitas sampel ditujukan kepada pengepul barang rongsok di Sleman.

Nama : .....

Umur : .....

Pendidikan : .....

Jumlah Keluarga : .....

Jumlah Karyawan : .....

Jenis Barang Rongsok: ____________________________________________

1. Berapakah harga beli barang rongsok (besi dan plastik) per Kg ?

Jawab: ____________

2. Berapakah harga jual barang rongsok (besi dan plastik) per Kg ?

Jawab: ____________

3. Bagaimana sistem harga dasar yang saudara tetapkan untuk penjualan

barang rongsok (besi dan plastik) ?

Jawab: ____________

4. Apakah ada pegeluaran lain (biaya) yang saudara keluarkan setiap hari?

Misalnya: Biaya sewa gudang, upah karyawan, dll.

Jawab: ____________

Page 110: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

5. Jika ada, berapa besar biaya yang saudara keluarkan?

Jawab: ____________

6. Dalam sehari berapa saudara memperoleh keuntungan?

Jawab: ____________

Page 111: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

C. Ditujukan untuk menghitung rumusan masalah ketiga “Transmisi Harga

Pemasaran Barang Rongsok”(pemulung/pengepul/juragan besar).

Wawancara ini ditujukan kepada para pengepul barang rongsok di Daerah

Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Identitas sampel ditujukan kepada pengepul barang rongsok di Sleman.

Nama : .....

Umur : .....

Pendidikan : .....

Jumlah Keluarga : .....

Jumlah Karyawan : .....

Jenis Barang Rongsok: ____________________________________________

1. Siapa pihak yang menetapkan harga?

Jawab: _________________

2. Harga yang ditetapkan dapat berlaku berapa lama?

Jawab: ____________

3. Secara umum, bagaimana sistem perubahan harga yang terjadi?

Jawab: ____________

4. Adakah pertimbangan lain dalam menentukan harga tersebut?

Jawab: ____________

5. Adakah upaya yang dilakukan jika harga yang berlaku terlalu rendah atau

terlalu tinggi?

Jawab: _________________

Page 112: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN II

IDENTITAS SAMPEL

PENGEPUL

Page 113: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Identitas sampel pengepul barang rongsok “besi dan plastik”

No Nama Pengepul Umur Pendidikan Jumlah Keluarga

Jumlah Karyawan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Wahyudi Taufik Minem Marsi Sutiyem Samino Kasiran Iip Adi Samidi Darti Budi Eko Samiran Karso Ahmad Hasan Hamid Ida Sidik

32 th 40 th 40 th 45 th 47 th 38 th 36 th 35 th 37 th 45 th 38 th 39 th 42 th 46 th 41 th 39 th 43 th 44 th 38 th 28 th

SMU SMU SMP SD SD SD SMU SMU SMU SMP SMU SMU SMU SMP SMP SMA SMA SMP SMA SMU

4 4 3 7 4 3 2 2 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4

8 10 2 - - - 12 8 6 4 11 7 5 9 7 6 4 5 7 -

Page 114: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Sampel pengepul besar

Nama Umur (tahun)

Pendidikan Jumlah Keluarga

Jumlah Karyawan

1. Kasiran 2. Darti 3. Taufik 4. Samiran

36 th 38 th 40 th 46 th

SMU SMU SMU SMP

2 3 4 5

12 11 10 9

Sampel pengepul sedang

Nama Umur (tahun)

Pendidikan Jumlah Keluarga

Jumlah Karyawan

1. Wahyudi 2. Iip 3. Adi 4. Budi 5. Eko 6. Karso 7. Ahmad 8. Ida 9. Hamid

32 th 33 th 38 th 39 th 42 th 41 th 39 th 38 th 44 th

SMA SMU SMU SMU SMU SMP SMA SMA SMP

4 4 4 4 4 4 4 3 4

8 8 6 7 5 7 6 7 5

Sampel pengepul kecil

Nama Umur (tahun)

Pendidikan Jumlah Keluarga

Jumlah Karyawan

1. Minem 2. Marsi 3. Sutiyem 4. Samino 5. Samidi 6. Hasan 7. Sidik

40 th 45 th 47 th 38 th 45 th 43 th 28 th

SMP SD SD SD SMP SMA SMA

3 7 4 3 3 3 4

2 - - - 4 4 -

Page 115: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN III

HARGA BELI BARANG RONGSOK

BESI DAN PLASTIK

TANGGAL 3 APRIL 2008 – 2 MEI 2008

Page 116: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Harga Beli Barang Rongsok Besi B (Paku dan Campuran) di Kecamatan

Depok Mulai Tanggal 3 April 2008 sampai 2 Mei 2008

No Tanggal Pengumpul/Pemulung

(PerKg) Pengepul/Juragan

(PerKg) Pabrik Daur

Ulang (PerKg) 1 03-Apr 3200 3500 40002 04-Apr 3200 3500 40003 05-Apr 3200 3500 40004 06-Apr 3200 3500 40005 07-Apr 3200 3500 40006 08-Apr 3200 3500 40007 09-Apr 3000 3500 40008 10-Apr 3000 3500 40009 11-Apr 3000 3500 4000

10 12-Apr 3000 3500 400011 13-Apr 3000 3500 400012 14-Apr 3500 4000 450013 15-Apr 3500 4000 450014 16-Apr 3500 4000 450015 17-Apr 3500 4000 450016 18-Apr 3500 4000 450017 19-Apr 3500 4000 450018 20-Apr 3500 4000 450019 21-Apr 2500 3000 350020 22-Apr 2500 3000 350021 23-Apr 2500 3000 350022 24-Apr 2500 3000 350023 25-Apr 2500 3000 350024 26-Apr 2500 3000 350025 27-Apr 3000 3300 370026 28-Apr 3000 3300 370027 29-Apr 3000 3300 370028 30-Apr 3000 3300 370029 01-Mei 3000 3300 370030 02-Mei 3000 3300 3700

Page 117: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Harga Beli Barang Rongsok Plastik (Hitam dan Campuran) di Kecamatan

Depok Mulai Tanggal 3 April 2008 sampai 2 Mei 2008

No Tanggal Pengumpul/Pemulung

(PerKg) Pengepul/Juragan

(PerKg) Pabrik Daur

Ulang (PerKg) 1 03-Apr 2500 3000 35002 04-Apr 2500 3000 35003 05-Apr 2500 3000 35004 06-Apr 2500 3000 35005 07-Apr 2500 3000 35006 08-Apr 2500 3000 35007 09-Apr 2000 3000 40008 10-Apr 2000 3000 40009 11-Apr 2000 3000 4000

10 12-Apr 2000 3000 400011 13-Apr 2000 3000 400012 14-Apr 2000 3000 400013 15-Apr 2000 3000 400014 16-Apr 2500 3500 400015 17-Apr 2500 3500 400016 18-Apr 2500 3500 400017 19-Apr 2500 3500 400018 20-Apr 2500 3500 400019 21-Apr 2500 3000 350020 22-Apr 2500 3000 350021 23-Apr 2500 3000 350022 24-Apr 2500 3000 350023 25-Apr 2000 2500 300024 26-Apr 2000 2500 300025 27-Apr 2000 2500 300026 28-Apr 2000 2500 300027 29-Apr 2000 2500 300028 30-Apr 2500 3000 350029 01-Mei 2500 3000 350030 02-Mei 2500 3000 3500

Page 118: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN IV

REKAPITULASI PERHITUNGAN

ELASTISITAS HARGA BESI DAN PLASTIK

Page 119: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

REKAPITULASI PERHITUNGAN ELASTISITAS HARGA BESI B (Paku dan Campuran)

No Tanggal Pengumpul/Pemulung

(PerKg) Pengepul/Juragan

(PerKg) Pabrik Daur Ulang (PerKg)

1 03-Apr-08 3200 3500 40002 04-Apr-08 3200 3500 40003 05-Apr-08 3200 3500 40004 06-Apr-08 3200 3500 40005 07-Apr-08 3200 3500 40006 08-Apr-08 3200 3500 40007 09-Apr-08 3000 3500 40008 10-Apr-08 3000 3500 40009 11-Apr-08 3000 3500 4000

10 12-Apr-08 3000 3500 400011 13-Apr08 3000 3500 400012 14-Apr-08 3500 4000 450013 15-Apr-08 3500 4000 450014 16-Apr-08 3500 4000 450015 17-Apr-08 3500 4000 450016 18-Apr-08 3500 4000 450017 19-Apr-08 3500 4000 450018 20-Apr-08 3500 4000 450019 21-Apr-08 2500 3000 350020 22-Apr-08 2500 3000 350021 23-Apr-08 2500 3000 350022 24-Apr-08 2500 3000 350023 25-Apr-08 2500 3000 350024 26-Apr-08 2500 3000 350025 27-Apr-08 3000 3300 370026 28-Apr-08 3000 3300 370027 29-Apr-08 3000 3300 370028 30-Apr-08 3000 3300 370029 01-Mei-08 3000 3300 370030 02-Mei-08 3000 3300 3700

Jumlah 91700 104300 118700Rerata-rata 3056.67 3476.66 3956.66Pembulatan 3100 3500 4000

Page 120: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

REKAPITULASI PERHITUNGAN ELASTISITAS HARGA PLASTIK (Hitam dan Campuran)

No Tanggal Pengumpul/Pemulung

(PerKg) Pengepul/Juragan

(PerKg) Pabrik Daur Ulang

(PerKg) 1 03-Apr-08 2500 3000 35002 04-Apr-08 2500 3000 35003 05-Apr-08 2500 3000 35004 06-Apr-08 2500 3000 35005 07-Apr-08 2500 3000 35006 08-Apr-08 2500 3000 35007 09-Apr-08 2000 3000 40008 10-Apr-08 2000 3000 40009 11-Apr-08 2000 3000 4000

10 12-Apr-08 2000 3000 400011 13-Apr-08 2000 3000 400012 14-Apr-08 2000 3000 400013 15-Apr-08 2000 3000 400014 16-Apr-08 2500 3500 400015 17-Apr-08 2500 3500 400016 18-Apr-08 2500 3500 400017 19-Apr-08 2500 3500 400018 20-Apr-08 2500 3500 400019 21-Apr-08 2500 3000 350020 22-Apr-08 2500 3000 350021 23-Apr-08 2500 3000 350022 24-Apr-08 2500 3000 350023 25-Apr-08 2000 2500 300024 26-Apr-08 2000 2500 300025 27-Apr-08 2000 2500 300026 28-Apr-08 2000 2500 300027 29-Apr-08 2000 2500 300028 30-Apr-08 2500 3000 350029 01-Mei-08 2500 3000 350030 02-Mei-08 2500 3000 3500Jumlah 69000 90000 108500Rerata-rata 2300 3000 3600

Page 121: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Lampiran. Hasil Pendugaan Elastisitas Transmisi Harga Pengumpul ataupun Pemulung ke Pengepul (Plastik Hitam dan Campuran)

Variabel Name

Unstandardized Coefficient (B)

Standard Error

t- Hitung

Standardrized Coefficient

Sig.

Pengumpul Intercept

0.694 1402.778

0.180 416.212

3.859 3.370

0.589 0.000

0.001 0.002

R-SQUARE = 0.347 Pf = a + bPr Pf = 0.589 + 0.694 Pr Et = (1/b) (Pf/Pr) = (1.440) ( 0.83) = 1.195

Lampiran. Hasil Pendugaan Elastisitas Transmisi Harga Pengepul ke Pabrik Daur Ulang ataupun Pedagang Besar (Plastik Hitam dan Campuran)

Variabel Name

Unstandardized Coefficient (B)

Standard Error

t- Hitung

Standardrized Coefficient

Sig.

Pengepul Intercept

1.000 616.666\

0.138 417.250

7.223 1.478

0.807 0.000

0.000 0.151

R-SQUARE = 0.651 Pf = a + bPr Pf = 0.807 + 1.000 Pr Et = (1/b) (Pf/Pb) = (1) (0.857) = 0.857

Page 122: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN V

HASIL PERHITUNGAN ELASTISITAS

TRANSMISI HARGA (BESI DAN PLASTIK)

Page 123: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 124: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 125: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN VI

UJI LINIER SEDERHANA

(BESI DAN PLASTIK)

Page 126: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 127: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 128: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 129: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 130: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN VII

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 131: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 132: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 133: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 134: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 135: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 136: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang
Page 137: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN VIII

DAFTAR NAMA PEJABAT dan

KARYAWAN KECAMATAN DEPOK

Januari s.d. Juni 2007

Page 138: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Daftar Nama Pejabat dan Karyawan Kecamatan Depok

Januari s.d. Juni 2007

Tabel 17. Daftar Nama Pejabat dan Karyawan Kecamatan Depok Januari s.d. Juni 2007

No. Nama Keterangan NIP Gol. 1. Drs. Supardal Camat 490025124 IV/A2. Sukirman, S.Sos Sekretaris

Kecamatan 490017832 III/D

3. Drs. Suhardjono Kasi Pajak & Ret. 490029885 III/D4. Dra.Th.Mamik

Suparmi Kasi Pelayanan Umum

490030198 III/D

5. Ngatijan, S.Sos Kasi Pemerintahan 010089635 III/C 6. Agus Santoso, SIP Kasi Trantip 010192691 III/C 7. Dra. Sungkawati, BR Kasi Kesejahteraan

Masyarakat 380049775 III/D

8. Trining Dyah Pawestri, S.Sos

Staff Sekretaris 490031016 III/D

9. Teguh Riyadi, S.Sos Staff Seksi Trantib 010116130 III/C 10. Limanta Haryanta, SE Staff Seksi Perek.&

Pembangunan 490025316 III/C

11. Heronimus Heru Bharanti, S.E

Staff Seksi Perek. & Pembangunan

120159592 III/C

12. Sutejo, BA Kasi Perek.& Pemb. 010165627 III/C 13. Heri Supriyono Staff Seksi

Pelayanan Umum 050017889 III/B

14. Sunaryo Staff Seksi Kesmasy 050036668 III/B 15. Sunglen Yassir Staff Seksi Kesmasy 050021993 III/B 16. Haryanto Staff Seksi Kesmasy 050030564 III/B 17. Maria Lucia Retno Staff Sekretaris 050027065 III/B 18. Sukirman Staff Seksi Pajak &

Retribusi 010158179 III/B

19. Siti Kartilah Staff Seksi Pelayanan Umum

010161887 III/B

20. Munadi, S.Sos Staff Seksi Pem. 010229485 III/B 21. Jumadiyo Staff Seksi Trantib 490017924 III/B 22. Irianto Wibowo, B.Sc Staff Sekretariat 490027395 III/B 23. Suhadi Staff Seksi Perek. &

Pembangunan 010183531 III/B

24. Sudjijana Staff Sekretariat 010181644 III/B 25. Subandijo Staff Seksi Pajak &

Retribusi 490022653 III/B

26. Purwono Sri Haryanto Staff Seksi Pel.Um. 010075878 III/B 27. Tri Laksana Kodar Staff Seksi Pajak & 050061288 III/B

Page 139: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

Raharjo Retribusi 28. Diah Retnoningsih Staff Seksi

Pemerintahan. 680003953 III/B

29. Djaka Sumarsono, M.Si

Staff Seksi Pem. 010263763 III/A

30. Sugiyono Staff Seksi Pajak & Retribusi

730001549 IV/A

31. Gunardi, SIP Staff Seksi Pel.Um. 490032378 III/A32. Ginoviva Rully

Sri,SH Staff Sekretariat 490032354 III/A

33. Hari Sujoko, S.Sos Staff Seksi Pajak & Retribusi

010246604 III/A

34. Anton Yusufi, BA Staff Seksi Pem. 490029571 III/A35. Maria Elly Ekarestu Staff Seksi Pel.Um. 520014414 III/A36. Kukuh Wahyono Staff Seksi Trantib 010240584 II/D 37. Suwardjono Staff Seksi Pajak &

Retribusi 490029791 II/D

38. Siti Meijatun Staff Sekretariat 490030014 II/D 39. Palguno Staff Seksi Perek. &

Pembangunan 490028661 II/D

40. Suwarno Staff Seksi Trantib 010183628 II/C 41. Suwarsono Staff Seksi Kesmasy 160038691 II/C 42. Mahendra Jaya Staff Seksi Pel.Um. 010252755 II/C 43. Supardi Staff Seksi Trantib 490027041 II/B 44. Lili Rusdhiyah Staff Seksi Kesmasy 970003248 II/A

Sumber: Data Monografi Kecamatan Depok, Tahun 2007

Page 140: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang

LAMPIRAN IX

DAFTAR NAMA PEJABAT dan

KARYAWAN KECAMATAN DEPOK

Januari s.d. Juni 2007

Page 141: DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK filebarang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis ... Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang