diskursus pancasila

Upload: dina-puspita-sari

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Diskursus Pancasila

    1/1

    Pancasila, bila diartikan secara harfiah, adalah lima ( panca) nilai yang

    dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia dan dipercayai dapat membawa

    kebaikan bagi warga negara Indonesia pada umumnya. Menurut saya, nilai-nilai ini

    penting karena menjadi jiwa dari kehidupan berbangsa sebagai warga negara

    Indonesia dan sebagai manusia pada umumnya. Contohnya seperti sila kedua yangberbunyi, “Persatuan Indonesia”. Sila tersebut memiliki makna bahwa dalam

    kehidupan berbangsa, perlu kita junjung tinggi rasa persatuan di tengah peliknya

    perbedaan ras, suku, agama, hingga bahasa agar dapat mencapai kemakmuran yang

    lebih hakiki. Menurut saya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat

    universal. Maksud universal di sini bukan berarti semua orang wajib

    mengaplikasikan nilai-nilai ini (karena ada beberapa golongan, masyarakat ateis

    contohnya, yang mungkin tidak akan menganut nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” di

    Pancasila kita), namun nilai-nilainya dapat diterima dan dipakai untuk kebaikan siapa

    saja, tidak menutup hanya untuk warga negara Indonesia saja, karena pada dasarnya

    konsep yang diperkenalkan adalah kebaikan yang secara universal diterima.

    Perlu dipahami terlebih dahulu mengenai konsep kontrak sosial yang

    diperkenalkan oleh Rousseau untuk menentukan apakah Pancasila adalah kontrak 

    sosial atau bukan. Kontrak sosial, menurut saya, adalah suatu persetujuan yang

    dilakukan oleh beberapa pihak dalam pertemuan-pertemuan khusus yang kemudian

    menghasilkan bentuk dokumen legal yang dapat dipertanggungjawabkan di kemudian

    hari. Perlu digarisbawahi bahwa indikator kontrak sosial adalah terjadinya persetujuan

    dan pembuatan dokumen legal. Pancasila merupakan nilai dasar negara yang

    dirumuskan oleh beberapa orang dalam rapat BPUPKI di pertengahan tahun 1945,

    dan kemudian menghasilkan suatu dokumen tertulis yang berisi Pancasila.

    Berdasarkan pengertian tersebut, maka benar adanya bila saya menyebut Pancasila

    sebagai kontrak sosial—hasil persetujuan beberapa elemen masyarakat akan nilai

    yang ingin secara tertulis dilegalkan.

    Sebagai konsekuensi dari pernyataan di atas, maka menurut saya Pancasila

    bukanlah suatu ideologi. Berdasarkan pengertian ideologi dari beberapa tokoh

    kenegaraan seperti Alfian dan C. C. Rodee, dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah

    kumpulan gagasan, ide, dan keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, serta

    menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Kumpulan gagasan dan ide ini

    dapat didiskusikan dengan khalayak umum, tapi bukan suatu kewajiban masyarakatuntuk menyetujui salah satu ideologi dibanding yang lain, karena pada dasarnya setiap

    manusia berbeda dan nilai-nilai kemanusiaan yang dianggap penting pun berbeda,

    sehingga tidak benar untuk menyamaratakan ideologi setiap orang. Maka dari itu,

    ideologi seharusnya bukan berupa dokumen tertulis yang terpatri dan tidak multi-

    interpretasi, tapi menjadi nilai yang dapat diinterpretasikan oleh masing-masing

    individu tanpa interverensi berlebih dari negara, sehingga karena itu, menurut saya,

    yang seharusnya mempunyai ideologi adalah masyarakat, karena setiap manusia pasti

    memiliki perspektif berbeda tentang kehidupan dan kemampuan berhimpun sehingga

    mereka berhak menentukan dan mengumpulkan gagasan dan ide yang dapatmembawa kebaikan untuk komunitas yang lebih luas lagi.