direktorat pascapanen dan pembinaan...

69
LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2012 2011

Upload: others

Post on 19-Sep-2019

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH)

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2012

2011

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Jakarta, FEBRUARI 2012

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH)

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

TAHUN 2011

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pascapanen

dan Pembinaan Usaha Tahun 2011 merupakan perwujudan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam

Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam

penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010

tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha Tahun 2011-2014, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

mempunyai tujuan sebagai berikut : (1) Meningkatkan ketersedian dan penerapan

teknologi pascapanen budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim;

(2) Mengurangi tingkat kehilangan hasil, meningkatkan mutu dan nilai tambah serta

daya saing hasil perkebunan; (3) Mengoptimalkan penanganan gangguan usaha

dan konflik perkebunan; (4) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara

arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah berwawasan

lingkungan; (5) Meningkatkan peran sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan

kerja; (6) Meningkatkan kemampuan, kemandirian dan profesinalisme pelaku usaha

perkebunan; (7) Meningkatkan dan menumbuhkan kemitraan dan hubungan sinergi

antar pelaku usaha perkebunan; dan (8) Meningkatkan pelayanan organisasi yang

berkualitas.

Atas dasar skala prioritas, ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan

perkebunan yang meliputi : (1) Revitalisasi perkebunan; (2) Swasembada gula

nasional; (3) Penyedian bahan tanaman sumber bakar nabati (bio-energi); (4)

Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional; (5) Pengembangan

komoditas ekspor (6) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam

negeri dan (7) Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. Dari

7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan, Fokus kegiatan yang terkait

dengan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu pada nomor (1)

Revitalisasi perkebunan, dan nomor (7) Dukungan pengembangan tanaman

perkebunan berkelanjutan.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page iii

Sasaran kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun

2011 yaitu : (1) Melaksanakan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan,

(2) Memfasilitasi bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan dan (3)

Memfasilitasi pencegahan dan penanganan gangguan usaha perkebunan.

Terhadap sasaran kegiatan dukungan pascapanen dan pembinaan usaha tahun

2011 mencapai 100%. Pengukuran kinerja untuk kegiatan dukungan penanganan

pascapanen dan pembinaan usaha yang tersebar di 26 provinsi, capaian fisiknya

rata-rata mencapai 88,26 % dengan realisasi keauangan sebesar 88,61 %.

Untuk pengukuran kinerja di lingkup Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha tahun 2011, diperoleh capaian fisik sebesar 100 % dengan realisasi

keuangan sebesar 94,92 %. Rincian masing-masing komponen yang yang

menggambarkan kinerja bagian meliputi : (a) Pengembangan Pascapanen

Komoditas Perkebunan dengan realisasi keuangan sebesar 98,68 % dengan

kategori berhasil, (b) Fasilitasi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan

dengan realisasi keuangan sebesar 94,39 % dengan kategori berhasil dan (c)

Fasilitasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan dengan

realisasi keuangan sebesar 96,14 % dengan kategori berhasil

Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian

sasaran pembangunan perkebunan tahun 2011 khususnya terkait dukungan

penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu : (1) Revitalisasi

Perkebunan, Pada tahun anggaran 2011 untuk kegiatan Revitalisasi Perkebunan

(Revbun) dialokasikan dana sebesar Rp.937.600.000 dan alokasinya sebesar

20,22% dari total alokasi anggaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

yang pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat Tanaman Tahunan. (2) Penggerak

Membangun Desa, kegiatan fisik Penggerak Membangun Desa (PMD) dilakukan

pada tahun anggaran 2010 sedangkan kegiatan pembinaan, pengawalan dan

monev PMD dilakukan pada tahun 2011 yang alokasi anggarannya ada di tingkat

pusat dan provinsi. Mengingat kegiatan PMD bukan merupakan kegiatan reguler

dan fokus kegiatan pembangunan perkebunan pada Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha maka pada tahun berikutnya tidak ada dukungan pembiayaan

lanjutannyan dan (3) Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan, rendahnya realisasi

penyerapan anggaran kegiatan pelaksanaan pertemuan rutin intern, workshop,

rapat dengan pihak luar dan penyusunan bahan yang merupakan bagian dari

kegiatan pembangunan perkebunan berkelanjutan (Indonesian Suistanable Palm

Oil/ISPO) disebabkan karena karena penetapan SK yang berhubungan dengan

pembentukan Sekretariat Komisi ISPO dan Komisi ISPO masih mengalami

perubahan sehingga kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page iv

Upaya Penyelesaian yang telah dilaksanakan adalah : (1) Revitalisasi

Perkebunan, kegiatan Revitalisasi Perkebunan (Revbun) pada tahun berikutnya

tidak lagi dialokasikan anggarannya pada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha namun pada Direktorat Tanaman Tahunan, (2) Penggerak Membangun

Desa, mengingat kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD) bukan merupakan

kegiatan reguler dan fokus kegiatan pembangunan perkebunan pada Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha, maka pada tahun berikutnya seyogyanya

kegiatan tersebut tidak ditampung lagi dan (3) Pembangunan Perkebunan

Berkelanjutan dan (3) Agar penetapan SK yang berhubungan dengan pembentukan

Sekretariat Komisi ISPO dan Komisi ISPO mengalami perubahan sehingga kegiatan

tersebut dapat segera ditetapkan

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………….. 1

1.2. Organisasi …………………………………………………….. 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ………………. 5

2.1. Perencanan (Rencana Strategis) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 ..

5

2.1.1. Visi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

5

2.1.2. Misi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

5

2.1.3. Nilai-nilai…………………………………………….. 6

2.1.4. Tujuan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

6

2.1.5. Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

7

2.1.6. Kebijakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

8

2.1.7. Strategi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

9

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page vi

2.1.8. Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 …………..

11

2.1.9. Fokus Kegiatan yang terkait dengan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014 ………………………….

11

2.1.10. Keluaran (Output)………………………………….. 12

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 ………….. 13

2.3. Perjanjian Kinerja …………………………………………… 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………. 30

3.1. Pengukuran Kinerja…………………………………………. 30

3.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Output)………………………………………………………..

30

3.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Nasional………………………………….

30

3.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha…………………………………

33

3.2.2.1. Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan …………………

33

3.2.2.2. Fasilitasi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan ………

33

3.2.2.3. Fasilitasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan …………………….

34

3.3. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut ………………… 35

3.3.1. Permasalahan …………………………………….. 35

3.3.1.1. Revitalisasi Perkebunan 35

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page vii

3.3.1.2. Penggerak Membangun Desa 35

3.3.1.3. Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan 35

3.3.2. Rencana aksi dan Upaya Penyelesaian 35

3.3.2.1. Revitalisasi Perkebunan 35

3.3.2.2. Penggerak Membangun Desa 36

3.3.2.3. Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan 36

BAB IV PENUTUP………………………………………………………… 37

4.1. Kesimpulan………………………………………………… 37

4.2. Saran Rekomendasi……………………………………… 38

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Target dan Realisasi sasaran kegiatan dukungan

pascapanen dan pembinaan usaha tahun 2011 31

Tabel 2. Rincian Realisasi serapan anggaran untuk output

kegiatan utama dukungan Pengembangan

Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

32

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Strategis 2011-2014 39

Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 41

Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Tahun 2011 (Berdasarkan Capaian

Sasaran Program)

43

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara

ekonomis, ekologis dan sosial budaya mempunyai peranan penting dalam

pembangunan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004

tentang Perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan negara dan devisa negara;

menyediakan lapangan kerja; meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya

saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan

mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam

Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan revisinya No. 32 dan 33 tahun

2004 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan perkebunan kedepan

harus mampu mengakomodir perubahan lingkungan strategis yang ada serta

memilah tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah didalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku

usaha perkebunan.

LAKIP merupakan bagian dari serangkaian proses restrukturisasi program

dan kegiatan yang telah dicanangkan sejak tahun 2009 yang merupakan wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan

sumber daya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan

Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden

Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga

Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No. 239/IX/6/8/2003 tanggal 25

Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor

29 tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 dengan format yang terdiri dari; 1) Iktisar

Eksekutif; 2) Bab. I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja; 4)

Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran-lampiran.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 2

1.2. Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah

unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada

Menteri Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan

mempunyai tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standarisasi teknis di bidang perkebunan”. Untuk melaksanakan tugas tersebut

Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan

pascapanen perkebunan,

2) Pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan

pascapanen perkebunan,

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perbenihan,

budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan,

4) Pemberian bimbingan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan,

dan pascapanen perkebunan,

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari Sekretariat

Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Tanaman

Rempah dan Penyegar, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Perlindungan

Perkebunan dan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas : melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur

dan kriteria serta pemberian bimbingan tehnis dan evaluasi di bidang

pascapanen dan pembinaan usaha perkebunan. Dalam pelaksanaan tugas

tersebut, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah

penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta

gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

2) Pelaksanaan kebijakan dibidang pascapanen tanaman semusim, rempah

penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta

gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 3

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pascapanen

tanaman semusim, rempah penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan

perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan konflik

perkebunan,

4) Pemberian bimbingan kebijakan dibidang pascapanen tanaman semusim,

rempah penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan

berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascpanen dan Pembinaan Usaha.

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha membawahi 4 (empat) Unit

Eselon III yaitu : (1) Sub Direktorat Pascapanen Tanaman Rempah Penyegar dan

Semusim, (2) Sub Direktorat Pascapanen Tanaman Tahunan, (3) Sub Direktorat

Bimbingan Usaha dan perkebunan berkelanjutan dan (4) Sub Direktorat Gangguan

Usaha dan Konflik Perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha berdasarkan pencermatan lingkungan strategis

dengan analisi SWOT mempunyai kekuatan berupa :

(a) Tersedianya landasan hukum tentang penanganan pascapanen yaitu UU No 12

Tahun 1992 Tentang Sistim Budidaya Tanaman, UU No 18 Tahun 2004

Tentang Perkebunan, Kepres No 47 Tahun 1986 Tentang Peningkatan

Penanganan Pascapanen, Permentan No 44 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Penanganan Pascapanen hasil pertanian asal tanaman yang baik, Permentan

No 61 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

(b) Tersedianya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi, yaitu

jumlah SDM pada tahun 2011 sejumlah 70 orang dengan kualifikasi

pendidikan S3 : sebanyak 1 orang, S2 : sebanyak 16 orang, S1 : sebanyak

22 orang, Sarjana Muda/Diploma : sebanyak 2 orang), SLTA : sebanyak 27

orang, dan SD : sebanyak 2 orang.

(c) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kegiatan yaitu

tersedianya perangkat teknologi komputer dan perlengkapannya, tersedianya

furniture yang mencukupi (meja, kursi, lemari, kardeks), tersedianya jaringan

komunikasi (telepon dan internet) di setiap ruang esselon III, tersedianya data

dan informasi perkebunan (statistik, leaflet, booklet), tersedianya fasilitasi

penanganan pascapanen di daerah.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 4

(d) Tersedianya norma, standar, prosedur, kriteria, pedoman umum, pedoman

teknis dan kebijakan, yaitu tersedianya Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan,

Pedoman Pelaksanaan Anggaran, Pedoman Operasional Kegiatan (POK),

Pedoman Penanganan Pascapanen, Renstra Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha.

(e) Tersediannya roadmap komoditas utama dan Renstra Pengembangan

Perkebunan, yaitu tersedianya Roadmap 15 Komoditi Perkebunan, Renstra

Pembangunan Perkebunan.

Tugas pokok dan fungsi yang menjadi amanah Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha tersebut wajib dipertanggungjawabkan setiap tahun.

Berdasarkan hal tersebut, LAKIP Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

tahun 2011 ini dimaksudkan untuk memberikan pertanggungjawaban program dan

kegiatan yang didukung oleh alokasi dana DIPA tahun 2011.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 5

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan (Rencana Strategis) Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha tahun 2011-2014 disusun berdasarkan analisis dan pencermatan

lingkungan strategis atas potensi, kelemahan, peluang dan tantangan terkini yang

dihadapi dalam peningkatan pelayanan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha selama kurun waktu 2011-2014. Renstra ini memberikan arah, dukungan dan

memfasilitasi penyiapan perumusan kebijakan; Pelaksanaan kebijakan; penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria; pemberian bimbingan usaha teknis dan

evaluasi di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah, penyegar, tahunan dan

bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan

penanganan konflik; dan pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen

dan Pembinaan Usaha.

2.1.1. Visi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014

Bertitik tolak dari visi Direktorat Jenderal Perkebunan maka visi Direktorat

Pasca Panen dan Pembinaan Usaha adalah ”Profesional dalam mengupayakan

peningkatan penanganan pascapanen, bimbingan usaha, dan perkebunan

berkelanjutan serta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik

perkebunan”.

2.1.2. Misi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014

Mengacu pada pada salah satu Misi Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu

”Mengupayakan penanganan pasca panen dan pembinaan usaha, maka misi

Direktorat Pasca Panen dan pembinaan Usaha ditetapkan sebagai berikut :

1. Memfasilitasi peningkatan penyedian teknologi dan penerapan pascapanen

budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim;

2. Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha perkebunan

berkelanjutan;

3. Memfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan konflik

perkebunan;

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 6

4. Memfasilitasi peningkatan penerapan pengelolaan perkebunan berkelanjutan;

5. Memfasilitasi peningkatan Revitalisasi Pengembangan Perkebunan;

6. Memberikan pelayanan permohonan rekomendasi teknis usaha perkebunan

(Rekomtek)

2.1.3. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang dianut oleh Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha

adalah :

a. Profesional (Profesionalism), dalam artian seluruh aparat yang terkait dapat

melaksanakan pelayanan sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya;

b. Terukur (Measurable), dalam artian dapat diukur dengan skala penilaian tertentu

yang disepakati dapat berupa pengukuran kuantitas ataupun kualitas;

c. Keterbukaan (Transparency) , dalam artian dapat dilaksanakan sesuai dengan

Standard Operational Procedure (SPO);

d. Dapat dipertanggungjawabkan (Accountable), dalam artian hasil atau layanan

yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

2.1.4. Tujuan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-2014

Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan

tujuan pembangunan pertanian, maka tujuan pembangunan perkebunan ditetapkan

sebagai berikut: :

1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan;

2. Meningkatkan pendapat dan kesejahteraan masyarakat perkebunan;

3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dan sub sektor perkebunan;

4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;

5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan baku

industri dalam negeri;

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 7

6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor

perkebunan sebagai penyedia bahan bakar nabati;

7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta

mendorong pengembangan wilayah;

8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) perkebunan;

9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan, sebagai penyedia lapangan kerja;

10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Memfasilitasi peningkatan ketersedian dan penerapan teknologi pascapanen

budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim;

2. Memfasilitasi peningkatan, mutu, nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan;

3. Memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;

4. Memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam secara arif dan berkelanjutan

serta mendorong pengembangan wilayah berwawasan lingkungan;

5. Memfasilitasi peningkatan peran sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan

kerja;

6. Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian dan profesinaliisme pelaku

usaha perkebunan;

7. Memfasilitasi peningkatan dan penumbuhan kemitraan dan hubungan sinergi

antar pelaku usaha perkebunan;

8. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

2.1.5. Sasaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-

2014

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Direktorat Pascapanen dan pembinaan

usaha adalah: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 8

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian

bimbingan tehnis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha

perkebunan. Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam periode 2011-2014

dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis (Resntra) 2011-2014 sebagaimana

Lampiran 1. Sedangkan sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha dalam rangka mendukung pencapaian sasaran

pembangunan perkebunan tahun 2011-2014 antara lain :

1. Terlaksananya Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas

Perkebunan di 26 provinsi.

2. Terfasilitasinya Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkalanjutan di 26 provinsi

3. Terfasilitasinya pencegahan dan penanganan Gangguan Usaha Perkebunan di

23 provinsi

2.1.6. Kebijakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-

2014

Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan menjadi

kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan perkebunan tahun 2011-2014.

Kebijakan umum pembangunan perkebunan adalah : mensinergikan seluruh

sumber daya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan,

nilai tambah, produktifitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif

masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan

kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata kelola

pemerintahan yang baik.

Adapun kebijakan teknis pembangunan perkebunan yang merupakan

penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu : meningkatkan

produksi, produktifitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui

pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan, dan kemitraan usaha, investasi

usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

Mengingat ruang lingkup kegiatan pascapanen dan ruang lingkup kegiatan

pembinaan usaha berbeda maka kebijakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha dibagi dua yaitu : (1) Kebijakan penanganan pascapanen dan (2) Kebijakan

pembinaan usaha :

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 9

1. Arah Kebijakan Penanganan Pascapanen

Meningkatkan mutu berbasis kegiatan pascapanen melalui perbaikan

sistem penanganan pascapanen dengan penerapan teknologi tepat guna dan

fasilitasi alat pascapanen di pedesaan

2. Arah Kebijakan Pembinaan Usaha Perkebunan

Meningkatkan investasi dan iklim usaha yang kondusif dengan

pengembangan kelembagaan dan kemitraan di bidang usaha perkebunan yang

berkelanjutan melalui Rekomendasi Teknis (Rekomtek), penilaian usaha

perkebunan, sosialisasi, penerapan, pembinaan pembangunan perkebunan

berkelanjutan, pengelolaan SDA dan lingkungan hidup serta penanganan

gangguan usaha dan konflik perkebunan.

2.1.7. Strategi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-

2014

Strategi umum pembangunan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha tahun 2011-2014 merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan

perkebunan yang meliputi :

(1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan;

(2) Pengembangan komoditas;

(3) Peningkatan dukungan terhadap system ketahanan pangan;

(4) Investasi usaha perkebunan;

(5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan;

(6) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM);

(7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;

(8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.

Dari delapan strategi umum Direktorat Jenderal Perkebunan, strategi yang

sangat terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha adalah :

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 10

(1). Peningkatan produksi, produktifitas, dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan,

(2). Investasi usaha perkebunan,

(3). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, dan

(4). Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.

Mengingat ruang lingkup kegiatan pascapanen dan ruang lingkup kegiatan

pembinaan usaha berbeda maka penetapan strategi Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha dibagi dua yaitu : (1) Strategi penanganan pascapanen dan (2)

Strategi pembinaan usaha.

Selain mengacu kepada Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan,

penetapan strategi Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha juga

mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi

kinerja organisasi lingkup Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha. Untuk

menetapkan strategi tersebut diperlukan pencermatan lingkungan strategis baik

internal maupun eksternal. Pencermatan lingkungan strategis dilaksanakan dengan

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Theart).

Pencermatan faktor lingkungan dibagi 2 (dua), yaitu : (1) Pencermatan

Lingkungan Internal (PLI) dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

kekuatan dan kelemahan organisasi. Kekuatan adalah kondisi internal, sumberdaya

organisasi, yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi

ancaman.Kelemahan adalah kondisi internal organisasi yang dapat mempersulit

organisasi memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman dan (2) Pencermatan

Lingkungan Ekternal (PLE) adalah untuk memperoleh informasi mengenai peluang

dan ancaman. Peluang adalah kondisi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai

tujuan strategis organisasi dengan kekuatan yang dimiliki. Sedangkan ancaman

adalah kondisi eksternal yang dapat mempersulit tercapainya tujuan strategis

organisasi. Karena kondisi dan situasi penanganan pasaca panen dan pembinaan

usaha berbeda terutama pengaruh factor eksternal maka pencermatan faktor

lingkungan dibagi dua yaitu : (1) pencermatan factor lingkungan pasca panen dan

(2) pencermatan faktor lingkungan pembinaan usaha.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 11

2.1.8. Kegiatan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011-

2014

Hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama

Menteri Keuangan Nomor SE-18448/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN./06/2009 tanggal 19 Juni

2009, yang mengamanatkan setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang

mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya

mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan 1 (satu) kegiatan. Dengan

demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator unit Eselon II

adalah output. Berdasarkan restrukturisasi resebut ditetapkan bahwa program

pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 adalah: “Peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.

Kegiatan yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha yang merupakan cerminan dari tugas pokok dan fungsi adalah

Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha yang dimaksudkan

untuk melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma standar, prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis dan

evaluasi dibidang pascapanen dan pembinaan usaha yaitu penanganan

pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan,

bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan

penangaanan konflik.

2.1.9. Fokus Kegiatan yang terkait dengan Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha Tahun 2011-2012

Berdasarkan skala prioritas, agar sumber daya yang ada dapat

dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan yang ada secara komprehensif, maka ditetapkan 7 (tujuh) fokus

kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut :

(1) Revitalisasi perkebunan

(2) Swasembada gula nasional

(3) Penyedian bahan tanaman sumber bakar nabati (bio-energi)

(4) Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional

(5) Pengembangan komoditas ekspor

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 12

(6) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri

(7) Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan

Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha yaitu pada nomor (1) Revitalisasi perkebunan, dan nomor (7) Dukungan

pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan.

Fokus kegiatan Revitalisasi Perkebunan adalah upaya percepatan

pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi

tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh

pemerintah dengan melibatkan perusahaan dibidang usaha perkebunan sebagai

mitra atau langsung kelompok tani/koperasi pekebun sebagai pelaksana.

Fokus kegiatan dukungan pengembangan tanaman perkebunan

berkelanjutan dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan penanganan

pascapanen dan pembinaan usaha, penanganan gangguan usaha dan konflik

perkebunan (GUKP).

2.1.10. Keluaran (Output)

Sesuai dengan restrukturisasi program dan kegiatan, indicator kinerja yang

harus dipertanggungjawabkan unit eselon II adalah output kegiatan. Output dan

komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan dukungan

pascapanen dan pembinaan usaha adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas

Perkebunan, komponen dari Output ini terdiri dari :

a. Fasilitasi Penanganan Passcapanen Tanaman Semusim

b. Fasilitasi Penanganan Passcapanen Tanaman Rempah dan Penyegar

c. Fasilitasi Penanganan Passcapanen Tanaman Tahunan

2. Terfasilitasinya Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkalanjutan, Komponen

dari output ini terdiri dari :

a. Terlaksananya pembinaan usaha perkebunan dan terfasilitasinya penilaian

usaha perkebunan,

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 13

b. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi dan bimbingan teknis dan

penilaian PIR-BUN dan PIR-TRANS/KKPA,

c. Terlaksanya kegiatan pembangunan perkebunan berkelanjutan seperti

Pengembangan Perkebunan Berkelanjutan terutama untuk kelapa sawit

(Indonesian Sustainable Palm Oil), dan

d. Terlaksananya pemberian rekomendasi teknis perkebunan.

3. Terfasilitasinya pencegahan dan penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

a. Terlaksananya inventarisasi dan identifikasi serta fasilitasi penangan

gangguan usaha dan konflik perkebunan,

b. Terlaksananya fasilitasi penyelesaian masalah/kasus PIR-BUN dan PIR-

TRANS/KKPA.

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011

Untuk mengukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan

perkebunan telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian Nomor: 1185/Kpts/OT.140/3/2010 Tanggal 15 Maret 2010 tentang

Penetapan Indikator Kenirja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Pertanian

Tahun 2010 – 2014, maka IKU Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

(1) Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan

tehnis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha perkebunan

(2) Fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah

penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan

serta gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

b. Pelaksanaan kebijakan dibidang pascapanen tanaman semusim, rempah

penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan

serta gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pascapanen

tanaman semusim, rempah penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 14

perkebunan berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan konflik

perkebunan,

d. Pemberian bimbingan kebijakan dibidang pascapanen tanaman semusim,

rempah penyegar, tahunan dan bimbingan usaha dan perkebunan

berkelanjutan serta gangguan usaha dan penanganan konflik perkebunan,

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascpanen dan Pembinaan

Usaha.

(3). Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama

Sumber Data

1. Terlaksananya Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

1. Fasilitasi Penanganan Pascapanen Tanaman Semusim

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

2. Fasilitasi Penanganan Passcapanen Tanaman Rempah dan Penyegar

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

3. Fasilitasi Penanganan Passcapanen Tanaman Tahunan

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

2 Terfasilitasinya Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkalanjutan

1. Terlaksananya pembinaan usaha perkebunan dan terfasilitasinya penilaian usaha perkebunan

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

2. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi dan bimbingan teknis dan penilaian PIR-BUN dan PIR-TRANS/KKPA

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

3. Terlaksanya kegiatan - Statistik Ditjenbun

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 15

pembangunan perkebunan berkelanjutan seperti Pengembangan Perkebunan Berkelanjutan terutama untuk kelapa sawit (Indonesian Sustainable Palm Oil),

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

3 Terfasilitasinya pencegahan dan penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

1. Terlaksananya inventarisasi dan identifikasi serta fasilitasi penangan gangguan usaha dan konflik perkebunan

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

2. Terlaksananya fasilitasi penyelesaian masalah/kasus PIR-BUN dan PIR-TRANS/KKPA

- Statistik Ditjenbun

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil penelitian/kajian

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

yang telah disusun meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target kegiatan

yang akan dilaksanakan. Rencana tingkat capaian (target) dari sasaran yang ingin

dicapai sesuai dengan indikator yang telah dibuat pada awal tahun 2011 secara rinci

disajikan pada Lampiran 2.

2.3. Perjanjian Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/Penetapan Kinerja antara atasan dengan bawahan

untuk mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang

tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan

keberhasilan pengcapaiannya berupa hasil (outcome) dan keluaran (output).

Penyusunan penetapan kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha tahun 2011 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkebunan dengan

Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada Bulan Januari 2011 adalah

penetapan sasaran kegiatan strategis yang dilaksanakan oleh unit kerja eselon III di

lingkup Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 16

Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

tahun 2011, disusun dan ditetapkan dalam 1 Program dengan 3 sasaran kegiatan

yang dilaksanakan dengan total alokasi anggaran sebesar Rp. Rp.9.238.324.000.,-

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 17

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 18

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 19

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 20

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 21

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 22

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 23

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 24

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 25

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 26

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 27

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 28

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 29

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 30

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus

melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang

ditetapkandalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja

dilakukan dan realisasi kinerja dengan menggunakan format Pengukuran Kinerja yang

ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No. 29 tahun 2010.

Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup

Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan yaitu :

1. Sangat berhasil (capaian > 100%);

2. Berhasil (capaian 80% - 100%);

3. Cukup berhasil (capaian 60% - 79%); dan

4. Tidak berhasil (capaian < 60%) dari target sasaran.

3.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)

Capaian Kinerja untuk kegiatan dukungan pascapanen dan pembinaan usaha

dikelompokkan menjadi (1) Capaian sasaran nasional yang meliputi pusat (1 Satker)

dan daerah (31 Satker), dan (2) Capaian sasaran Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha.

3.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Nasional

Pada tahun 2011 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mendapatkan

alokasi anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK (Pusat dan Daerah) sebesar

Rp.9.238.324.000. Alokasi anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK Pusat sebesar

Rp.4.636.779.000. dengan realisasi serapan sebesar Rp.4.401.449.330 (94,92%).

Adapun alokasi anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK Daerah sebesar

Rp.4.601.545.000 dengan realisasi serapan sebesar Rp.4.077.465.000 (88,61%).

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 31

Capaian sasaran kegiatan Dukungan Pascapanen dan Pembinaan Usaha

untuk tahun 2011 per output kegiatan sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1. Target dan Realisasi sasaran kegiatan dukungan pascapanen dan

pembinaan usaha tahun 2011

No. Sasaran Target Realisasi %

1. Terlaksananya pengembangan penanganan

pascapanen komoditas perkebunan 26 Prov 26 Prov 100

2. Terfasilitasinya Bimbingan Usaha dan

Perkebunan Berkelanjutan 26 Prov 26 Prov 100

3. Terfasilitasinya pencegahan dan

penanganan gangguan usaha perkebunan 23 Prov 23 Prov 100

Dari Tabel 1. di atas bahwa realisasi/sasaran kegiatan dukungan

Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha mencapai 100%. Disisi lain realisasi serapan untuk

kegiatan dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada tahun 2011 mendapat alokasi

anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK Pusat sebesar Rp.4.636.779.000. dengan

realisasi serapan sebesar Rp.4.401.449.330 (94,92%). Adapun alokasi anggaran yang

tertuang dalam DIPA/POK Daerah sebesar Rp.4.601.545.000 dengan realisasi serapan

sebesar Rp.4.077.465.000 (88,61%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama dukungan

Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha dilihat pada Tabel 2.

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 32

Tabel 2. Rincian Realisasi serapan anggaran untuk output kegiatan utama dukungan

Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

No Program Anggaran

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % %

I. DIPA/POK PUSAT

1. Penanganan Pascapanen Tanaman Semusim

100.000.000 99.319.575 99,32 100,00

2. Penanganan Pascapanen Tanaman Rempah dan Penyegar

178.000.000 173.499.720 97,47 100,00

3. Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan

295.000.000 292.626.370 99,06 100,00

4. Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan

4.063.779.000 3.836.003.665 94,39 100,00

Jumlah 4.636.779.000 4.401.449.330 94,92 100,00

II. DIPA/POK DAERAH

1 Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Semusim

255.000.000 193.700.000 75,96 75,00

2. Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Rempah dan Penyegar

1.041.515.000 964.942.000 92,65 96,42

3. Peningkatan Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan

515.500.000 510.590.000 99,04 100,00

4. Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan

63.000.000 54.000.000 85,72 95,00

5. Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha

377.414.000 291.339.000 77,19 73,08

6. Pembinaan dan Pengawalan PMD 651.000.000 440.170.000 67,62 70,26

7. Fasilitasi Penanggulangan GUP 933.696.000 900.248.000 96,42 100,00

8. Pertemuan Koordinasi Penanggulangan GUP

764.420.000 722.476.000 94,51 96,33

Jumlah 4.601.545.000 4.077.465.000 88,61 88,26

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 33

3.2.2. Pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha

Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengembangan Penanganan

Pascapanen Komoditas Perkebunan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

Pada tahun 2011 Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mendapatkan alokasi

anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK (pusat dan daerah) sebesar

Rp.9.238.324.000.

3.2.2.1. Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan

Penanganan pascapanen tanaman perkebunan meliputi tanaman semusim,

rempah dan penyegar serta tanaman tahunan. Adapun output kegiatan ini meliputi:

tersusunnya draft pedoman penanganan pascapanen tanaman perkebunan dan

terlaksananya pembinaan dan pengawalan pascapanen tanaman perkebunan.

Realisasi serapan untuk penanganan pascapanen tanaman perkebunan sebesar

Rp.565.445.665 (98,68%) dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.573.000.000 dan

masuk kategori berhasil.

Adapun output kegiatan daerah meliputi: terfasilitasinya pengadaan unit

penanganan pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar serta tanaman

tahunan. Realisasi serapannya untuk pengadaan alat pascapanen tanaman

perkebunan sebesar Rp.1.669.232.000 (92,12%) dari pagu yang dialokasikan sebesar

Rp.1.812.015.000 dan masuk kategori berhasil.

3.2.2.2. Fasilitasi Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan

Fasilitasi bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan mempunyai output

kegiatan meliputi: terlaksananya rapat koordinasi nasional pascapanen dan pembinaan

usaha perkebunan; terlaksananya pertemuan rutin intern, workshop, rapat dengan

pihak luar, dan penyusunan bahan; terlaksananya uji lapangan/field test; terlaksananya

konsultasi, koordinasi, konsinyasi, penyempurnaan sistem ISPO, koordinasi penyiapan

bahan sosialisasi system ISPO; terlaksananya pembinaan, pengawalan dan monev

Penggerak Membangun Desa (PMD); terlaksananya penilaian kebun plasma PIR-

TRANS/KKPA; terlaksananya pemantauan, pengawasan, bimbingan teknis dan

koordinasi dengan instansi terkait; terlaksananya penyelesaian masalah PIR-

TRANS/KKPA; terlaksananya penyelesaian masalah PIR-BUN; terlaksananya

bimbingan, pemantauan, pengawasan PIR-BUN; terlaksananya pembinaan,

pengawalan program Revitalisasi Perkebunan; terlaksananya penilaian fisik kebun;

terlaksananya pembinaan dan monev TKP dalam PLP-PKP program Revitalisasi

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 34

Perkebunan; terlaksananya penyusunan pedoman teknis pelaksanaan program

Revitalisasi Perkebunan.

Realisasi serapan untuk Fasilitasi bimbingan usaha dan perkebunan

berkelanjutan sebesar Rp.3.836.003.665 (94,39%) dari pagu yang dialokasikan

sebesar Rp. 4.063.779.000 dan masuk kategori berhasil.

Adapun output kegiatan daerah meliputi : terfasilitasinya bimbingan usaha

perkebunan; terlaksananya pembinaan dan pengawalan PMD dan terlaksananya

pembinaan dan pengawalan pascapanen dan pembinaan usaha. Realisasi serapannya

untuk bimbingan usaha perkebunan berkelanjutan sebesar Rp.785.509.000 (76,84%)

dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.1.091.414.000 dan masuk kategori cukup

berhasil.

3.2.2.3. Fasilitasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

Fasilitasi pencegahan dan penanganan gangguan usaha perkebunan

mempunyai output kegiatan meliputi : terlaksananya identifikasi penanganan gangguan

usaha perkebunan; terlaksananya fasilitasi dan evaluasi penanganan kasus gangguan

usaha perkebunan; terlaksananya pertemuan koordinasi penanganan gangguan usaha

perkebunan. Realisasi serapan untuk fasilitasi pencegahan dan penanganan gangguan

usaha perkebunan sebesar Rp. 609.565.506 (96,14%) dari pagu yang dialokasikan

sebesar Rp. 633.996.000 dan masuk kategori berhasil.

Adapun output kegiatan daerah meliputi : terfasilitasinya penanggulangan

gangguan usaha perkebunan dan bencana alam serta terlaksananya pertemuan

koordinasi penanggulangan gangguan usaha perkebunan. Realisasi serapannya untuk

Fasilitasi pencegahan dan penanganan gangguan usaha perkebunan sebesar

Rp.1.622.724.000 (95,56%) dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.1.698.116.000 dan

masuk kategori berhasil.

Berdasarkan capaian kinerja tersebut, output/komponen kegiatan yang

dilaksanakan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada umumnya tidak

mengalami hambatan yang berarti masuk dalam kategori berhasil, walaupun untuk

kegiatan fasilitasi bimbinngan usaha dan perkebunan berkelanjutan masuk dalam

kategori cukup berhasil hal ini disebabkan karena untuk kegiatan Rutin Intern,

Workshop, Rapat dengan pihak luar, dan Penyusunan bahan terkait ISPO terkendala

karena penetapan SK yang berhubungan dengan pembentukan Sekretariat Komisi

ISPO dan Komisi ISPO masih mengalami perubahan sehingga kegiatan tersebut tidak

dapat dilaksanakan sepenuhnya dan kegiatan Pembinaan, Pengawalan, dan Monev

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 35

Penggerak Membangun Desa (PMD) khususnya di Daerah karena kegiatan PMD yang

ada hanya di 25 provinsi namun alokasi anggarannya ada di 31 provinsi sehingga

terdapat 6 provinsi yang tidak dapat merealisasikan kegiatan (19,35%), uraian masing-

masing indikator kinerja dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.3. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut

3.3.1. Permasalahan

Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran

pembangunan perkebunan tahun 2011 khususnya terkait dukungan penanganan

Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu:

3.3.1.1. Revitalisasi Perkebunan

Pada tahun anggaran 2011 untuk kegiatan Revitalisasi Perkebunan (Revbun)

dialokasikan dana sebesar Rp.937.600.000 dan alokasinya sebesar 20,22% dari total

alokasi anggaran Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha yang pelaksanaannya

dilakukan oleh Direktorat Tanaman Tahunan.

3.3.1.2. Penggerak Membangun Desa

Kegiatan fisik Penggerak Membangun Desa (PMD) dilakukan pada tahun

anggaran 2010 sedangkan kegiatan pembinaan, pengawalan dan monev PMD

dilakukan pada tahun 2011 yang alokasi anggarannya ada di tingkat pusat dan provinsi.

Mengingat kegiatan PMD bukan merupakan kegiatan reguler dan fokus kegiatan

pembangunan perkebunan pada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha maka

pada tahun berikutnya tidak ada dukungan pembiayaan lanjutannya.

3.3.1.3. Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan

Rendahnya realisasi penyerapan anggaran kegiatan pelaksanaan pertemuan

rutin intern, workshop, rapat dengan pihak luar dan penyusunan bahan yang

merupakan bagian dari kegiatan pembangunan perkebunan berkelanjutan (Indonesian

Suistanable Palm Oil/ISPO) disebabkan karena penetapan SK yang berhubungan

dengan pembentukan Sekretariat Komisi ISPO dan Komisi ISPO masih mengalami

perubahan sehingga kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.

3.3.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian

3.3.2.1. Revitalisasi Perkebunan

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 36

Kegiatan Revitalisasi Perkebunan (Revbun) pada tahun berikutnya tidak lagi

dialokasikan anggarannya pada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha namun

pada Direktorat Tanaman Tahunan.

3.3.2.2. Penggerak Membangun Desa

Mengingat kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD) bukan merupakan

kegiatan reguler dan fokus kegiatan pembangunan perkebunan pada Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha, maka pada tahun berikutnya seyogyanya kegiatan

tersebut tidak ditampung lagi.

3.3.2.3. Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan

Agar penetapan SK yang berhubungan dengan pembentukan Sekretariat

Komisi ISPO dan Komisi ISPO mengalami perubahan sehingga kegiatan tersebut dapat

segera ditetapkan

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 37

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

tahun 2011 yang disusun ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban pada tahun pertama pada periode

pembangunan perkebunan tahun 2011-2014. Kesemuanya itu merupakan penjabaran

dari penyelenggaraan program kerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang dituangkan

dalam Rencana Strategis (RENSTRA) pembangunan perkebunan dan RENSTRA

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada tahun 2011-2014.

Kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2011-2014 yang menjadi tanggung

jawab Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah Dukungan Pascapanen

dan Pembinaan Usaha yang dimaksudkan untuk mendukung program “Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan”. Adapun

fokus kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha antara lain

fasilitasi penanganan pascapanen tanaman perkebunan, fasilitasi bimbingan usaha dan

perkebunan berkelanjutan, fasilitasi penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP)

dan konflik perkebunan.

Dalam rangka melaksanakan kegiatan Dukungan Pascapanen dan Pembinaan

Usaha dialokasikan dana APBN sebesar Rp.9.238.324.000 untuk kegiatan pusat dan

daerah. Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan Dukungan

Pascapanen dan Pembinaan Usaha yaitu Penanganan Pascapanen Tanaman

Perkebunan mencapai 98,68% untuk pusat dan 92,12% untuk daerah; Fasilitasi

Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan mencapai 94,39% untuk pusat dan

76,84% untuk daerah; Fasilitasi Pencegahan dan Penanganan Gangguan Usaha

Perkebunan mencapai 96,14% untuk pusat dan 95,56% untuk daerah.

Adapun permasalahan yang mengakibatkan kurang tercapainya sasaran

kegiatan Dukungan Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada tahun 2011 adalah

kegiatan Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan (ISPO) yang terkendala karena

sulitnya melakukan koordinasi dengan instansi terkait khususnya kendala waktu dan

kegiatan Pembinaan, Pengawalan, dan Monev Penggerak Membangun Desa (PMD)

khususnya di Daerah karena kegiatan PMD yang ada hanya di 25 provinsi namun

alokasi anggarannya ada di 31 provinsi sehingga terdapat 6 provinsi yang tidak dapat

merealisasikan kegiatan (19,35%).

L A K I P – D i r e k t o r a t P a s c a p a n e n d a n P e m b i n a a n

U s a h a

Page 38

4.2. Saran dan Rekomendasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang disusun ini

merupakan laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan

merupakan tahun pertama dari kegiatan Dukungan Pascapanen dan Pembinaan

Usaha periode tahun 2011-2014.

Agar capaian sasaran kinerja pada tahun berikutnya dapat ditingkatkan, maka

perencanaan kegiatan pada Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mengacu

pada Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dan fokus kegiatan yang tertera di dalam

RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan dan RENSTRA Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha.

Penetapan Indikator Kinerja untuk masing-masing sasaran kegiatan Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha pada tahun berikutnya harus terkait langsung

dengan output dan dapat terukur.

Instansi : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

Visi :

Misi :

2. Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha perkebunan berkelanjutan

3. Memfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan

4. Memfasilitasi peningkatan, penerapan, pengelolaan perkebunan berkelanjutan

5. Memfasilitasi peningkatan revitalisasi pengembangan perkebunan

6. Memberikan pelayanan permohonan rekomendasi teknis usaha perkebunan (rekomtek)

2 2 4 5 6

1 Meningkatkan ketersediaan

dan penerapan teknologi

pascapanen budidaya

tanaman tahunan, rempah

penyegar, dan semusim

Peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan

berkelanjutan

1) Penaganan pascapanen

tanaman semusim untuk

mendukung prioritas

pengembangan komoditas

tanaman tebu, tembakau, kapas

dan nilam.2 Mengurangi tingkat

kehilangan hasil,

meningkatkan mutu dan nilai

tambah, serta daya saing

hasil perkebunan

2) Penaganan pascapanen

tanaman rempah dan penyegar

untuk mendukung prioritas

pengembangan komoditas

tanaman kakao,kopi, lada, teh dan

cengkeh3 Mengoptimalkan

penanganan gangguan

usaha dan konflik

perkebunan

3) Penaganan pascapanen

tahunan untuk mendukung

prioritas pengembangan

komoditas tanaman Karet, kelapa

sawit, kela[pa, jambu mete, jarak 4 Mengoptimalkan

pengelolaan sumber daya

alam secara arif dan

berkelanjutan serta

mendorong pengembangan

wilayah berwawasan

lingkungan

4) Pembinaan usaha perkebunan.

5) Pemantauan dan evaaluasi,

bimbingan teknis dan penilaian

PIRBUN, PIR TRANS/KKPA

Lampiran 1.

RENCANA STRATEGIS

TAHUN 212 - 2014

Profesional dalam mengupayakan peningkatan penanganan pascapanen, bimbingan usaha, dan perkebunan berkelanjutan serta

memfasilitasi gangguan usaha dan konflik perkebunan

1. Memfasilitasi penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim

TujuanSasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

KeteranganUraian

Indikator Tahun

2014Kebijakan Program *)

1

1. Jumlah Kelompok

Tani yang

menerapkan

Penaganan

Pascapanen sesuai

GHP dan Standar

Mutu

130 Kelompok Tani Kebijakan Umum :

Mensinergikan seluruh

sumber daya perkebun an

dalam rangka meningkatkan

daya saing usaha

perkebunan, nilai tambah,

produktivitas dan mutu produk

perkebunan melalaui

partisifasi aktif masyarakat

perkebunan dan penerapan

organisasi modern yang

berlandaskan kepada ilmu

pengetahuan dan teknologi

serta didukung dengan tata

kelola pemerintahan yang

baik.

2. Jumlah

perusahaan

Perkebunan Kelapa

Sawit yang Layak

mengajukan

Permohonan

Sertifikat ISPO

350 perusahaan

Kebijakan Teknis :

Meningkatnya produksi,

produktvitas dan mutu

tanaman perkebunan

berkelanjutan melalui

pengembangan komoditas,

sumber daya manusia,

kelembagaan, dan kemitraan

usaha, investasi usaha

perkebunan sesuai kaidah

pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup

dengan dukungan

pengembangan sistem

informasi manajemen

perkebunan.

39

5 Meningkatkan peran sektor

perkebunan sebagai

penyedia lapangan kerja

6) Sosialisasi dan kampanye

Pembangunan perkebunan

berkelanjutan (ISPO)

6 Meningkatkan kemampuan,

kemandirian, dan

profesionalisme pelaku

usaha perkebunan

7) Pemberian Rekomendasi

Teknis (REKOMTEK) usaha

perkebunan.

7 Meningkatkan dan

menumbuhkan kemitraan

dan hubungan sinergi antar

pelaku usaha perkebunan

Kebijakan Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan

Usaha :

8) Pembinaan kemitraan usaha

perkebunan.

1. Penaganan Pascapanen :Meningkatkan mutu berbasis

kegiatan pascapanen melalui

perbaikan sistem penanganan

pascapanen dengan

penerapan teknologi tepat

guna dan fasilitasi alat

pascapanen di pedesaan.2. Pembinaan Usaha

Perkebunan :

Meningkatkan investasi dan

iklim usaha yang kondusif

dengan pengembangan

kelembagaan dan kemitraan

di bidang usaha perkebunan

yang berkelanjutan melalui

Rekomendasi Teknis,

penilaian usaha perkebunan,

sosialisasi, penerapan,

pembinaan pembangunan

perkebunan berkelanjutan,

pengelolaan SDA dan

lingkungan hidup serta

penanganan gangguan usaha

dan konflik perkebunan.

Kebijakan Teknis :

Meningkatnya produksi,

produktvitas dan mutu

tanaman perkebunan

berkelanjutan melalui

pengembangan komoditas,

sumber daya manusia,

kelembagaan, dan kemitraan

usaha, investasi usaha

perkebunan sesuai kaidah

pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup

dengan dukungan

pengembangan sistem

informasi manajemen

perkebunan.

9) fasilitasi penaganan gangguan

usaha dan konflik perkebunan.

10) Pengelolaan administrasi,

keuangan, asset, organisasi,

tatalaksan, kepegawaian dan

administrasi perkantoran yang

berkualitas.

3. Jumlah

Penanganan Kasus

Gangguan Usaha

Perkebunan

44 Perusahaan

8 Meningkatkan pelayanan

organisasi yang berkualitas

Kegiatan : Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011

1 2 3 4 5

1 - Dukungan Fasilitasi Penanganan - Tersusunnya draft pedoman penanganan pascapanen Dokumen 9

Pascapanen Tanaman Perkebunan tanaman perkebunan

- Terlaksananya Pembinaan dan Pengawalan Paket 1

Pascapanen Tanaman Perkebunan

- Terlaksananya fasilitasi Pengadaan Unit Penanganan Paket 28

PascpaanenTanaman Perkebunan

2 - Dukungan fasilitasi Bimbingan Usaha dan - Terlaksananya rapat koordinasi nasional Paket 1

Perkebunan Berkalanjutan pascapanen dan pembinaan usaha perkebunan

- Terlaksananya Pertemuan Rutin Intern, Workshop, Paket 1

Rapat dengan pihak luar, dan Penyusunan bahan

- Terlaksananya Uji Lapangan/Field Test Paket 1

- Terlaksananya Konsultasi, Koordinasi, Konsinyasi, Paket 1

Penyempurnaan Sistem ISPO, Koordinassi

Penyiapan Bahan Sosialisasi Sistem ISPO

- Terlaksananya Pembinaan, Pengawalan, dan Monev Paket 1

Penggerak Membangun Desa (PMD)

- Terlaksananya Penilaian Kebun Plasma PIR-TRANS/KKPA Paket 1

- Terlaksananya pemantauan, pengawasan, bimbingan teknis Paket 1

dan koordinasi dengan instansi terkait.

- Terlaksanaanya penyelesaian masalah PIR-TRANS/KKPA Paket 1

- Terlaksananya penyelesaian masalah PIR-BUN Paket 1

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

Unit Eselon II : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

Program : Peningkatan Produksi, produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan yang berkelanjutan

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2011

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Lampiran 2

41

- Terlaksananya bimbingan, pemantauan, pengawasan Paket 1

PIR-BUN

- Terlaksananya pembinaan, pengawalan program revitbun Paket 1

- Terlaksananya penilaian fisik kebun Paket 1

- Terlaksananya pembinaan dan monev TKP daln PLP-TKP Paket 1

program revitbun

- Terlaksananya penyusunan pedoman teknis pelaksanaan Paket 1

program revitbun

3 - Dukungan Fasilitasi pencegahan dan

penanganan gangguan usaha perkebunan

dan konflik perkebunan

- Terlaksanya indentifikasi penanganan gangguan usaha Paket 1

perkebunan

- Terlaksananya Fasilitasi dan Evaluasi Penanganan Kasus Paket 1

Gangguan Usaha Perkebunan

- Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Penanganan Paket 1

Gangguan Usaha Perkebunan

- Terlaksananya Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan Paket 23

- Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Penanggulangan Paket 23

Gangguan Usaha Perkebunnan

Anggaran untuk kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2011 sebesar Rp.9.238.324.000

Unit Eselon II : Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha

Tahun : 2011

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Real % Program

Pagu Real %

1 2 3 4

Meningkatnya Produksi,

Produktivitas

dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan

Melalui Dukungan

Penanganan Pascapanen dan Pembinaan

Usaha

- Terlaksananya pengembangan penanganan - Tersusunnya pedoman penanganan pascapanen Dokumen 9 9 100 75.000.000 73.550.000 98,07

pascapanen komoditas perkebunan tanaman perkebunan (draft)

- Terlaksananya Pembinaan dan Pengawalan Paket 1 1 100 498.000.000 491.895.665 98,77

Pascapanen Tanaman Perkebunan

- Terfasilitasinya Pengadaan Unit Penanganan Paket 28 27 96,43 1.812.015.000 1.669.232.000 92,12

PascpaanenTanaman Perkebunan

- Terfasilitasinya Bimbingan Usaha dan - Terlaksananya rapat koordinasi nasional Paket 1 1 100,00 168.360.000 144.161.700 85,63

Perkebunan Berkelanjutan pascapanen dan pembinaan usaha perkebunan

- Terlaksananya Pertemuan Rutin Intern, Workshop, Paket 1 111.480.000 56.646.000 50,81

Rapat dengan pihak luar, dan Penyusunan bahan

- Terlaksananya Uji Lapangan/Field Test Paket 1 184.760.000 178.794.170 96,77

- Terlaksananya Konsultasi, Koordinasi, Konsinyasi, Paket 1 408.460.000 391.734.124 95,91

Penyempurnaan Sistem ISPO, Koordinassi

Penyiapan Bahan Sosialisasi Sistem ISPO

- Terlaksananya Pembinaan, Pengawalan, dan Monev Paket 1 1 100,00 889.000.000 667.114.610 75,04

Penggerak Membangun Desa (PMD)

- Terlaksananya Penilaian Kebun Plasma PIR-TRANS/KKPA Paket 1 1 100,00 104.882.500 104.464.655 99,60

- Terlaksananya pemantauan, pengawasan, bimbingan teknis Paket 1 1 100,00 107.253.000 99.665.786 92,93

dan koordinasi dengan instansi terkait.

- Terlaksanaanya penyelesaian masalah PIR-TRANS/KKPA Paket 1 1 100,00 90.070.500 89.999.225 99,92

- Terlaksananya penyelesaian masalah PIR-BUN Paket 1 1 100,00 187.846.000 186.316.490 99,19

- Terlaksananya bimbingan, pemantauan, pengawasan Paket 1 1 100,00 158.231.000 149.818.990 94,68

PIR-BUN

- Terlaksananya pembinaan, pengawalan program revitbun Paket 1 1 100,00 672.600.000 659.219.231 98,01

- Terlaksananya penilaian fisik kebun Paket 1 1 100,00 143.000.000 139.565.500 97,60

- Terlaksananya penyusunan pedoman teknis pelaksanaan Paket 1 1 100,00 57.000.000 56.713.650 99,50

program revitbun

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011

DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Anggaran

LAMPIRAN 3

43

- Terlaksananya pembinaan dan monev TKP daln PLP-TKP Paket 1 1 100,00 65.000.000 61.656.100 94,86

program revitbun

- Terfasilitasinya pencegahan dan penanganan - Terlaksanya indentifikasi penanganan gangguan usaha Paket 1 1 100,00 299.623.000 291.424.638 97,26

gangguan usaha perkebunan perkebunan

- Terlaksananya Fasilitasi dan Evaluasi Penanganan Kasus Paket 1 1 100,00 130.623.000 120.614.928 92,34

Gangguan Usaha Perkebunan

- Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Penanganan Paket 1 1 100,00 203.750.000 197.525.940 96,95

Gangguan Usaha Perkebunan

- Terlaksananya Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan Paket 23 23 100,00 933.696.000 900.248.000 96,42

- Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Penanggulangan Paket 23 23 100,00 764.420.000 722.476.000 94,51

Gangguan Usaha Perkebunnan