diplopia.doc
DESCRIPTION
DIPLOPIA.docTRANSCRIPT
Paper DIPLOPIA
DIPLOPIADIPLOPIA
PENDAHULUAN
Kedua bola mata kiri dan kanan sungguh-sungguh melihat hal yang berbeda
namun otak kita mengatur pergerakan kedua mata sehingga bayangan bisa
difokuskan supaya jatuh di suatu titik khusus di retina yang disebut fovea.
Fovea adalah titik yang menghubungkan dengan otak, sehingga bayangan
apapun yang jatuh pada fovea, otak kita berusaha untuk membuatnya
menjadi satu. Jika berhasil maka bayang yang ditangkap oleh mata akan
tampak berupa gambaran tiga dimensi (stereoskopik). Terkadang sistem ini
mengalami kerusakan, dan kedua mata memberi 2 gambaran yang sangat
berbeda sehingga otak tidak mampu memfusikannya menjadi satu; akibatnya
adalah penglihatan ganda atau 'Diplopia'.(1)
DEFINISI
Istilah diplopia berasal dari bahasa yunani: diplous, artinya ganda, and ops,
artinya mata. (2)
Diplopia adalah penglihatan ganda disebabkan oleh kerusakan fungsi otot-
otot ekstraokuler atau gangguan nervus yang menginervasi otot-otot tersebut.
(3)
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
1
Paper DIPLOPIA
Patofisiologi:
Diplopia binokuler atau diplopia sejati adalah kerusakan kemampuan nuntuk
memfusikan bayangan dari sistem binokular. (2)
Diplopia monokuler dapa terjadi dikarenakan kelainan pada media okuler,
seperti kerusakan kornea, pembukaan ganda pada iris, katarak, subluksasi
lensa kristalina atau pseudophakos, kelainan vitreus, serta kelainan retina.
Diplopia monokuler harus dibedakan dari metamorphopsia, suatu kondisi
dimana bentuk objek terlihat berubah. Objek yang sama tidak terlihat pada
dua tempat berbeda namun terlihat berbeda bentuknya dengan mata yang
berbeda. (2)
Bentuk-bentuk Diplopia
Diplopia monokuler:
Diplopia disebut monokuler jika seorang pasien merasakan penglihatan
ganda pada hanya satu mata. Penglihatan ganda ini menetap pada mata
yang terkena jika mata yang satunya ditutup, dan tidak berkurang dengan
mengubah arah pandangan,. Diplopia monokuler dapat disebabkan oleh: (1)
Astigmatism:- suatu lengkungan. abnormal pada permukaan depan
kornea
Keratoconus:- suatu kondisi dimana kornea secara bertahap menjadi
tipis dan berbentuk kerucut.
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
2
Paper DIPLOPIA
Pterygium:- suatu penebalan pada kornea yang secara bertahap
melebar kearah kornea.
Katarak:- suatu kondisi dimana lensa secara bertahap menjadi tidak
transparan dan menjadi keruh.
Dislokasi lensa.
Adanya massa atau pembengkakkan pada kelopak mata.
Mata kering:- kekurangan produksi air mata.
Gangguan Retina.
Binocular Diplopia
Diplopia binokuler hanya terjadi jika kedua mata bekerja bersama. Pada
diplopia jenis ini, penglihatan ganda pasien menghilang jika salah satu
mata ditutup dan diuji sendiri-sendiri. Diplopia Binokuler adalah suatu
kondisi yang berkaitan dengan gangguan kesejajaran dari mata, dan
dapat disebabkan oleh semua masalah yang mengenai satu atau lebih
dari otot-otot ektraokuler. (1)
Masalah-masalah tersebut termasuk:
Strabismus:- gangguan kesejajaran mata mempengaruhi sekitar 4%
anak-anak dibawah umur 6 tahun.
Kerusakan saraf yang mengontrol otot-otot ekstraokuler:- kerusakan
ini bisa dikarenakan infeksi, stroke, trauma kepala atau tumor otak
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
3
Paper DIPLOPIA
Infark mikrovaskuler pembuluh darah yang memperdarahi persarafan
otot-otot mata. Ini dapat disebabkan oleh diabetes, hipertensi atau
penyakit lainnya yang dapat merusak pembuluh darah..
Myasthenia gravis:- penyakit neuro-muscular ini menyebabkan otot-
otot mudah lelah dan lemah. Ini terjadi karena sistem imun tubuh
menyerang neuromuscular junctions.
Grave's disease (suatu bentuk hyperthyroidism)
Trauma pada otot-otot mata:
Pemeriksaan Klinis
Anamnesa
Pasien biasanya datang dengan riwayat penglihatan ganda yang sangat
nyata, dimana 1 objek tampak seperti 2 objek. Penyelidikan spesifik adanya
gejala sebelumnya yang serupa (terutama jika dikaitkan dengan gejala-gejala
neurologis lainnya) dan atau resolusi spontan dapat bernilai diagnostik. (2)
Gejala terpenting yang harus didapatkan, adalah apakah diplopianya
horizontal (2 bayangan berdampingan) or vertical (2 bayangan terlihat
menumpuk atas bawah). Oblique diplopia (2 bayangan terpisah baik
vertikal maupun horizontal) harus dianggap sebagai manifestasi dari
vertical diplopia. (2)
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
4
Paper DIPLOPIA
Evaluasi standar keluhan utama termasuk onset (cepat atau lambat),
keparahan, durasi, lokasi, gejala-gejala terkait, dan faktor-faktor yang
memperparah dan memperlemah gejala. (2)
Aspek lainnya yang pening adalah termasuk tinjauan pada sistem
(seperti, riwayat diabetes, penyaki vascular, atau hipertensi; sakit
kepala dan keluhan-keluhan neurologis lainnya), demikian juga
dengan riwayat pembedahan dan pengobatan sebelumnya. (2)
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi sistem okuler pada aspek-aspek tertentu, secara fisiologis (seperti,
fungsi sensoris, fungsi motoris) dan secara anatomis, adalah penting. (2)
Evaluasi aspek-aspek fisiologis meliputi: (2)
o Tentukan apakar gejalanya monocular atau binokuler. Apakah
menuup salah satu mata meredakan gejala, atau apakah
diplopia etap ada walaupun sudah menutup mata yang
berbeda? Diplopia monokuler relatif jarang. (2)
o Tentukan ketajaman visual dari masing-masing mata secara
terpisah, dengan atau tanpa koreksi kacamata dan dengan
pinhole. Apakah pinhole meningkatkan ketajaman
penglihatatan, atau apakah malah meningkakan Diplopia
monokuler.
o Evaluasi lapangan pandang dengan uji konfrontasi.
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
5
Paper DIPLOPIA
o Tentukan bagaimana perubahan arah pandangan
mempengaruhi diplopia. apakah diplopia tetap sama pada 9
mata angin pandangan, termasuk lurus kedepan, kiri kanan,
atas bawah, dan serong.
o Evaluasi apakah memiringkan kepala ke kanan atau kekiri
mempengaruhi diplopia. Apakah gejala berkurang jika kepala
dimiringkan ke bahu yang berlawanan, terutama pada diplopia
vertikal karena kelemahan otot rektus superior.
Evaluasi fisiologis aspek motoris meliputi:
o Tentukan adanya kisaran normal pergerakan okuler. Pertama
amati tiap-tiap mata secara terpisah, kemudian amati kedua
mata bersamaan. (2)
o Tentukan bahwa masing-masing mata mampu addusi dan
abduksi sepenuhnya dan mampu elevasi dan depresi selagi
abduksi dan adduksi sepenuhnya (sebagaimana mata bergerak
seperti huruf "H"). Ini menolong untuk tentukan otot mata mana
yang bertanggung jawab untuk diplopia. (2)
o Tentukan apakah diplopia memburuk jika otot-otot mata
menjadi lelah (cth, pada alhir hari, setelah penggunaan yang
melelahkan). Jika diduga terjadi myasthenia gravis,
diagnosisnya dapat dikonfirmasikan dengan injeksi intravena
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
6
Paper DIPLOPIA
suatu anticholinesterase kerja pendek (contoh, 10 mg/mL
edrophonium chloride [Tensilon]). (2)
o Tentukan apakah fungsi motoris normal. Apakah kelopak pada
posisi yang normal? Apakah respon pupil normal, dan simetris
dengan pupil yang lain? Ketidaksimetrisan pupil adalah tanda
yang mengancam jika dikaitkan dengan diplopia karena
mengindikasikan keterlibatan nervus oculomotorius. (2)
Evaluasi anatomis meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
o inspeksi posisi kepala, mata, kelopak mata, orbita, dan wajah
apakah simetris atau tidak. Ptosis pada kelopak mata atas
mengindikasikan kemungkinan lesi nervus ketiga, sementara
retraksi kelopak mata mengindikasikan adanya tiroid
ophthalmopathy. Posisi kepala yang abnormal (terutama
memiringkan kepala ke satu sisi) menunjjukan superior oblique
muscle palsy. (2)
o Perhatikan akan adanya inflamasi atau bendungan vascular
yang kemungkinan menunjukan adanya selulitis orbital, tumor
orbital (rhabdomyosarcoma), malformasi arteriovenosa (fistel
karotid kavernosa), dan thyroid ophthalmopathy. (2)
o Palpasi lingkaran luar orbita akan adanya fraktur dan kelainan
lain (cth, encephalokel). Palpasi jaringan lunak disekitar mata
akan adanya tumor. Dengan lembut tekan kelopak mata yang
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
7
Paper DIPLOPIA
tertutup untuk menentukan peningkatan resistensi (kepenuhan
pada orbita), mandingkan mata satu dengan mata lainnya. Ini
dapa menyingkap kelainan orbita (contoh, fraktur, tumor). (2)
o lakukan perkusi pada tulang sekiar orbita untuk menentukan
kelunakan lokat atau inflamasi sinus.
o Auskultasi mata yang tertutup untuk mengetahui adanya bruit
dari suatu fistel arteri karotid kavernosa.
PENATALAKSANAN
Konservatif: (2)
Menutup satu mata untuk mencegah diplopia
Prisma Fresnel
pengobatan myasthenia gravis
Surgical Care:
Hummelsheim surgery
Pembedahan otot obliq superior Knapp
Konsultasi: (2)
Diabetologis
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
8
Paper DIPLOPIA
Endocrinologis specialisasi kelainan thyroid
Specialis THT
Neurologis untuk adanya kelumpuhan nervus kranialis
Aktivitas: pasien dengan diplopia harus menghindari mengemudi atau
mengoperasikan mesin. (2)
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM
9
Paper DIPLOPIA
DAFTAR PUSTAKA
1. Diplopia, available at, http://www.eyecareindia.com/AllAboutEyes.html
2. Diplopia, available at, http://www.emedicine.com/oph/contents.htm
3. Diplopia, available at, http://www.healthscout.com/ency/68/671/main.html
KKS Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUPM10