dinas kesehatan kota dumai kesehatan kota dumai rencana strategis dinas kesehatan kota dumai tahun...
TRANSCRIPT
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015
i
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan HidayahNya, Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kota Dumai Tahun 2011-2015 yang merupakan dokumen perencanaan
yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunan yang
akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai untuk
kurun waktu tahun 2011-2015 telah selesai disusun.
Penekanan dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Dumai Tahun 2011-2015 ini adalah pada pencapaian
sasaran prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Millenium Development Goals (MDG’s). Dokumen ini diharapkan dapat
dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
setiap tahunnya (dari tahun 2011 sampai dengan 2015) di lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Dumai.
Akhirnya Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan
tenaga dan pikirannya sehingga tersusunnya Dokumen “Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2011-2015 ini, kami mengucapkan
terimakasih.
Dumai, Oktober 2010
Kepala Dinas Kesehatann Kota Dumai
Marjoko Santoso, SKM, M.Si Pembina
NIP 196306141988031001
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................. i Daftar Isi .......................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................ 1 1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................... 4 1.3. Landasan Hukum ........................................................ 5 1.4. Hubungan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ...................................................................... 6 1.5. Sistematika Penulisan .................................................. 7 BAB II. TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN .............................. 8
2.1. Struktur Organisasi...................................................... 8 2.2. Susunan Kepegawaian.................................................10 2.3. Tugas dan Fungsi .......................................................12
BAB III. GAMBARAN UMUM DAN SITUASI KESEHATAN......................13 3.1. Gambaran Umum........................................................13 3.2. Situasi Kesehatan........................................................20 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN NILAI-NILAI .................................. 53
4.1. Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai ................................. 53 4.2. Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai ................................ 54 4.3. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Dumai. ........................... 56 4.4. Nilai-nilai .................................................................... 57 4.5. Analisa SWOT ........................................................... 58 4.6. Faktor Kunci Keberhasilan ............................................ 61
BAB V. SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI . ...................... 62
5.1. Sasaran ..................................................................... 62 5.2. Arah Kebijakan ........................................................... 63 5.3. Strategi . .................................................................... 64 5.4. Program Pembangunan Kesehatan . ............................. 67
BAB VI. PENUTUP ........................................................................... 91 Lampiran
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, usia lanjut
(lansia), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1)
Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia
kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5)
Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika
kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan
lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta
globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerja
sama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan
kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN),
dokumen Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 dan Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025
dalam tahapan ke 2 (2010-2014), kondisi pembangunan kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 2
diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya
tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,
terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta
menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat,
dan antar daerah.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2010-2014, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan
kesehatan periode 5 tahun ke depan (2010-2014) adalah pada
tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama
pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian
Millenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015; dengan sasaran
pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angka
harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian ibu
melahirkan. Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui
pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan
masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan
air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan
dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009
menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran
Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015. Prioritas
pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada
delapan fokus prioritas, yaitu: 1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita,
dan Keluarga Berencana (KB); 2) Perbaikan status gizi masyarakat; 3)
Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 3
penyehatan lingkungan; 4) Pemenuhan, pengembangan, dan
pemberdayaan SDM kesehatan; 5) Peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat
serta pengawasan obat dan makanan; 6) Pengembangan sistem Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); 7) Pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; dan 8) Peningkatan
pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Dumai
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai maupun dengan mendorong
peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2011-2015. Renstra
Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2011-2015 ini memberikan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, dan
Millenium Development Goals (MDG’s).
Renstra Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2011-2015 juga
sebagai pedoman dalam mengatasi isu-isu strategis di bidang kesehatan
dengan menerapkan paradigma pembangunan kesehatan baru yang
mengacu pada pendekatan PARADIGMA SEHAT dengan menerapkan
kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan untuk mendukung visi
Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan”, serta memperhatikan visi Dinas Kesehatan Propinsi Riau
“Masyarakat Riau Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Pada Tahun
2020”.
Memasuki abad ke 21 yang merupakan era persaingan bebas
antar bangsa, sektor Kesehatan harus mampu meningkatkan derajat
kesehatan yang nantinya akan meningkatkan produktifitas dan kreativitas
tenaga kerja, dan pada akhirnya akan mempertajam daya saing bangsa.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 4
Oleh karena itu pembangunan kesehatan sebagai bagian dari
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan secara bertahap, terpadu dan
menyeluruh serta berkesinambungan, membutuhkan suatu perencanaan
strategis yang sesuai dengan kondisi, potensi permasalahan dan
kebutuhan nyata daerah serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan
berkembang di Kota Dumai.
Dalam menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Dumai tahun 2011–2015 ini acuan utama yang digunakan adalah
rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif
Walikota/Wakil Walikota Dumai periode Tahun 2010 – 2015. Adapun visi
Walikota/Wakil Walikota Dumai adalah:
“Terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat Pelayanan Kepelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri (Pengantin) yang Berbudaya
Melayu dan Agamis Menuju Dumai Kota Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib (Sehat) di Kawasan Pantai Timur Sumatera”
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Dumai ini juga
mengacu kepada RPJP Nasional, RPJM Nasional dan Renstra Dinas
Kesehatan Propinsi Riau serta berbagai kebijakan dan prioritas program
pemerintah pusat dan propinsi.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Perencanaan Strategis Dinas Kesehatan Kota Dumai memiliki
maksud untuk memberikan arah pada penyelenggaraan program-
program kesehatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kota
Dumai. Tujuan dari perencananaan strategis bidang kesehatan ini adalah
untuk mewujudkan kehidupan masyarakat dengan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dengan kreativitas dan produktivitas serta
mampu bersaing dan berkiprah dalam mendukung pembangunan
nasional, khususnya pembangunan di Kota Dumai.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 5
1.3. LANDASAN HUKUM
Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Dumai ini, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan yaitu :
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2005- 2025
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
7. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 6
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun
2010 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
13. Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi
Riau Tahun 2009-2013
14. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 717
tanggal 22 Mei 1999 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai
15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah
16. Peraturan Walikota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 tentang Sistem
Kesehatan Kota Dumai
1.4. HUBUNGAN RENSTRA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN
LAINNYA
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Dumai disusun dengan
berpedoman kepada RPJP dan RPJM daerah. Selanjutnya Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kota Dumai akan diderivasi menjadi Rencana
Kerja Dinas Kesehatan yang merupakan dokumen perencanaan tahunan
yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 7
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis Dinas Kesehatan ini disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5. Sistematika Penulisan BAB II. TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
2.1. Struktur Organisasi 2.2. Susunan Kepegawaian 2.3. Tugas dan Fungsi
BAB III. GAMBARAN UMUM DAN SITUASI KESEHATAN 3.1. Gambaran Umum 3.2. Situasi Kesehatan BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN NILAI
4.1. Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai 4.2. Misi Dinas Kesehatan Kota Dumai 4.3. Tujuan Dinas Kesehatan Kota Dumai 4.4. Nilai-nilai 4.5. Analisa SWOT 4.6. Faktor Kunci Keberhasilan
BAB V. SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 5.1. Sasaran 5.2. Arah Kebijakan 5.3. Strategi 5.4. Program Pembangunan Kesehatan
BAB VI. PENUTUP
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 8
BAB II TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
2.1. STRUKTUR ORGANISASI
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Dumai ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008 yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Subbagian Administrasi dan Umum
b. Subbagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
c. Subbagian Kepegawaian
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Seksi Kesehatan Keluarga
b. Seksi Promosi Kesehatan
c. Seksi Gizi dan Peran serta Masyarakat
4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a. Seksi Pengendalian Penyakit
b. Seksi Penyehatan Lingkungan
c. Seksi Surveilans dan Kesehatan Matra
5. Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Bina Rumah Sakit
c. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan
a. Seksi Jaminan Kesehatan
b. Seksi Sumber Daya Kesehatan dan Akreditasi
c. Seksi Pelayanan Sarana Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
a. Puskesmas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 9
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dan Tatakerja Dinas Kesehatan Kota Dumai
KEPALA DINAS
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN ADMINISTRASI
DAN UMUM
SUBBAGIAN PROGRAM,
EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI KESEHATAN
KELUARGA
SEKSI PROMOSI
KESEHATAN
SEKSI PENGENDALIAN
PENYAKIT
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR
SEKSI BINA RUMAH
SAKIT
SUBBAGIAN
KEPEGAWAIAN
SEKSI GIZI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
SEKSI SURVEILANS DAN
KESEHATAN MATRA
SEKSI FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN
BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
SEKSI JAMINAN
KESEHATAN
SEKSI SUMBER DAYA
KESEHATAN DAN AKREDITASI
SEKSI PELAYANAN
SARANA KESEHATAN
U P T
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 10
2.2. SUSUNAN KEPEGAWAIAN
Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia (PNS & CPNSD) Dinas Kesehatan Dan Puskesmas Kota Dumai
Periode April 2010
N0. KUALIFIKASI PENDIDIKAN DINKES
PUSKESMAS JUMLAH Dumai
Timur Dumai Barat
Bumi Ayu
Bukit Timah
Bukit Kapur
M. Kampai
S. Sembil
an
Jaya Mukti
Purnama
1. S 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
a. S 2 Kesehatan 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
b. S 2 Non Kesehatan 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
2. PROFESI 6 8 11 9 8 9 9 10 7 8 85
a. Dokter Umum 1 6 7 7 6 7 4 8 4 5 55
b. Dokter Gigi 2 1 2 2 2 1 3 1 3 2 19
c. Apoteker 2 1 2 0 0 1 2 1 0 1 10
d. NERS 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3. S 1 24 1 1 2 2 3 3 3 0 4 43
a. Sarjana Kesehatan Masyarakat
19 1 0 1 2 2 2 2 0 4 33
b. Sarjana Keperawatan 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
c. S 1 Non Kesehatan 4 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6
4. D 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
a. D 4 Kebidanan 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
5. D 3 15 28 23 25 16 38 28 40 16 19 248
a. D 3 Gizi 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 15
b. D 3 Kesehatan Lingkungan
4 1 0 1 0 1 2 3 1 1 14
c. D 3 Keperawatan 1 14 10 7 10 13 10 20 4 7 96
d. D 3 Kebidanan 4 5 7 12 2 11 6 6 4 6 63
e. D 3 Farmasi 1 2 1 2 2 3 1 1 3 2 18
f. D 3 Analis Kesehatan 0 2 1 2 0 2 2 4 1 1 15
g. D 3 Non Kesehatan 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7
h. D 3 A K G ( gigi ) 0 1 0 0 0 3 2 1 0 1 8
i. D 3 Rekam Medis 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6
j. D 3 R.Optisien 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 11
N0. KUALIFIKASI PENDIDIKAN DINKES
PUSKESMAS JUMLAH Dumai
Timur Dumai a Barat
Bumi Ayu
Bukit Timah
Bukit Ka Kapur
M. Kampai
S. Sembilan
Jaya Mukti
Purna ma
6 D 1 1 2 6 0 3 2 5 2 1 3 25
a. D 1 Kebidanan 1 1 4 0 3 1 4 2 1 3 20
b. D 1 Nutrisionis ( SPAG ) 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 4
c. D1 Non Kesehatan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
7 SLTA 11 10 12 10 4 12 5 12 10 5 91
a. Sekolah Perawat
Kesehatan 0 5 7 6 2 8 1 7 6 3 45
b. Sekolah Pembantu
Penilik Hygiene 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
c. Sekolah Pengatur Rawat
Gigi 0 1 2 1 1 0 1 2 1 1 10
d. Sekolah Menengah
Farmasi 4 1 1 2 0 1 1 1 1 1 13
e. Sekolah Menengah
Analis Kesehatan 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4
f. SMA 5 2 0 1 1 2 2 2 2 0 17
SLTP 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
a. SMP 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
JUMLAH 66 49 53 46 33 66 50 67 34 39 503
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 12
2.3. TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 tahun 2008
tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Dinas Kesehatan
mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan kewenangan
desentralisasi di bidang kesehatan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis penanganan di bidang kesehatan;
2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang
kesehatan;
3. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup
tugasnya;
4. Pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi pendekatan,
pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan;
5. Perencanaan sistem kesehatan daerah, akreditasi dan sertifikasi
kesehatan serta peningkatan sumber daya manusia kesehatan
berdasarkan kebijakan teknis;
6. Pelaksanaan tugas yang lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 13
BAB III GAMBARAN UMUM DAN SITUASI KESEHATAN
3.1. GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kota Dumai terletak di pesisir timur pulau Sumatra berhadapan
dengan pulau Rupat dan Selat Malaka pada posisi antara 10, 23’- 10, 24’ Bujur
Timur dan 1010- 23’- 27’,1010 - 28’-13’ Lintang Utara. Sejajar pantai terdiri dari
tanah rawa bergambut dengan kedalaman 0 – 0,5 meter dan beberapa
kilometer kearah selatan terdapat dataran dengan kemiringan 0 – 5% dengan
luas wilayah keseluruhan 1.727,38 Km2.
Adapun batas wilayah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten
Bengkalis.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
Secara geografis letak Kota Dumai sangat strategis dimana posisinya
sebagai gerbang propinsi Riau bagian utara yang memiliki aksesibilitas tinggi
terhadap negara Malaysia dan Singapura.
Iklim di Kota Dumai adalah tropis basah dengan curah hujan rata-rata
antara 200-300 mm, dengan musim kemarau antara bulan Maret sampai
dengan Agustus dan musim hujan antara bulan September sampai dengan
Pebruari serta suhu udara rata-rata 24-33 0C.
Jenis tanah di Kota Dumai umumnya terdiri organosol humus dan
podsolik merah kuning yang sesuai untuk bercocok tanam dan perkebunan.
Beberapa sungai besar dan kecil terdapat di Kota Dumai yang dilalui oleh
sampan dan perahu. Kondisi air tanah di Kota Dumai yang berasal dari tanah
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 14
dangkal atau sumur gali dan sumur pompa dengan kedalaman rata-rata 1-2 m
maupun air tanah dalam atau sumur bor, namun pada umumnya kurang baik.
B. Kepemerintahan
Kota Dumai merupakan salah satu Kota di Propinsi Riau yang
terbentuk tanggal 27 April 1999 yang sebelumnya berada dalam wilayah
Kabupaten Bengkalis. Pembentukan Kota Dumai ini diatur dengan Undang-
undang RI Nomor 16 Tahun 1999 dengan perundangan dan penetapan dalam
lembaran negara Nomor 50 tahun 1999. Menyesuaikan dengan Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah maka Kota Dumai
menjadi wilayah otonomi dengan status Kota Dumai. Pada awal
pembentukannya Kota Dumai terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Dumai
Timur, Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Bukit Kapur. Kemudian
kecamatan di Kota Dumai bertambah sebanyak 2 kecamatan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2001 tentang pembentukan kecamatan
Sungai Sembilan dan Medang Kampai, sehingga jumlah kecamatan di Kota
Dumai menjadi 5 Kecamatan dengan perincian sebagai berikut : - Kecamatan Dumai Timur seluas 59,00 km2 terdiri dari 9 kelurahan
- Kecamatan Dumai Barat seluas 120,00 km2 terdiri dari 10 kelurahan
- Kecamatan Bukit Kapur seluas 200,00 km2 tediri dari 4 kelurahan.
- Kecamatan Sungai Sembilan seluas 975,38 km2 terdiri dari 5 kelurahan
- Kecamatan Medang Kampai seluas 373,00 km2 terdiri dari 4 kelurahan
C. Kependudukan
Penduduk merupakan modal pembangunan tetapi juga beban dalam
pembangunan, karena itu pembangunan sumber daya manusia dan
pengarahan mobilitas penduduk perlu diarahkan agar mempunyai ciri dan
karakteristik yang mendukung pembangunan. Masalah kependudukan di Kota
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 15
Dumai sama halnya dengan kota jasa dan industri lainnya yakni tingginya
urbanisasi, heterogenitas penduduk, penyebaran penduduk tidak merata
karena luasnya wilayah Kota Dumai.
a. Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan
penduduk Kota Dumai per tahun sebesar 3,16 persen. Sedangkan
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005 laju pertumbuhan
penduduk pertahun meningkat menjadi 4,83 persen. Pada tahun 2009 laju
pertumbuhan penduduk Kota Dumai meningkat menjadi 6,47%. Angka
pertumbuhan ini selanjutnya dijadikan dasar estimasi penduduk pada tahun-
tahun berikutnya. Penduduk Kota Dumai berturut-turut sejak Tahun 1999 –
2009 menunjukkan peningkatan atau pertambahan penduduk seperti terlihat
dari grafik berikut :
156966
173188
178125
178156
206732
214648
215749
223074
230075
256488
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000Jum
lah
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
Grafik 3.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Dumai Tahun 1999 s/d 2009
Sumber: BPS Kota Dumai Tahun 2009
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 16
Berdasarkan data BPS Kota Dumai pada tahun 2009 jumlah penduduk
Kota Dumai adalah sebesar 256.488 jiwa, dengan jumlah rumah tangga/KK
sebesar 51.752 KK, rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 5 jiwa dan
kepadatan penduduk per km2 sebesar 148 jiwa.
Tabel 3.2. Luas wilayah, Jumlah penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Densitas Penduduk di Kota Dumai Tahun 2009.
Kecamatan Luas % Jumlah
Penduduk % Jumlah
RT Densitas Dumai Timur
59,00
3,42
97.087
37,85
19.418
1.646
Dumai Barat
120,00
6,95
87.067
33,95
17.413
726
Bukit Kapur
200,00
11,58
36.695
14,31
7.339
183
Sungai Sembilan
975,38
56,46
26.552
10,35
5.310
27
Medang Kampai
373,00
21,59
9.087
3,54
2.272
24
Kota Dumai
1.727,38
100,00
256.488
100,00
51.752
148
Sumber : BPS Kota Dumai Tahun 2009
b. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kota Dumai tidak merata, dimana
Kecamatan Dumai Timur merupakan kecamatan terpadat yang merupakan
pusat kota dengan kepadatan 1.646 jiwa per km2. Sementara Kecamatan
Medang Kampai merupakan kecamatan yang penduduknya paling jarang yaitu
24 orang perkm2.
Persebaran penduduk di Kota Dumai berdasarkan kelompok umur
menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok usia
produktif (umur 15 – 64 tahun) yaitu sebanyak 164.355 orang atau sebesar
64,08%. Sedangkan jumlah penduduk usia non produktif yakni penduduk usia
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 17
muda (umur 0 – 14 tahun) dan penduduk usia tua (umur 65+ tahun)
sebanyak 92.133 orang atau 35,92%. Sebagai akibat dari komposisi penduduk
tersebut maka rasio beban tanggungan sebesar 56 per 100 penduduk usia
produktif. Sedangkan persebaran penduduk di Kota Dumai menurut jenis
kelamin menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada
penduduk perempuan, dengan sex ratio penduduk laki-laki sebesar 101. Angka
ini menunjukan terdapat 101 laki-laki pada 100 perempuan.
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Dumai Tahun 2009
- 3.000 6.000 9.000 12.000 15.000 18.000
> 55 - 9
10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 6465 - 6970 - 74
75+
Kel
ompo
k U
mur
(Tah
un)
Jumlah
PerempuanLaki-laki
Sumber : BPS Kota Dumai Tahun 2009
c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Pada tahun 2009, dari hasil pencatatan dan pelaporan di puskesmas
dan rumah sakit diketahui jumlah kelahiran sebanyak 6.669. Dengan demikian
angka kelahiran kasar di kota Dumai adalah sebesar 26 per 1000 penduduk.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 18
d. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Pada tahun 2009, dari hasil laporan bulanan kematian di puskesmas
dan rumah sakit diketahui jumlah kematian selama 1 tahun di Kota Dumai
sebanyak 719 kasus kematian. Dengan demikian angka kematian kasar di kota
Dumai adalah sebesar 2,80 per 1000 penduduk.
Berdasarkan kelompok umur, dari 719 kasus kematian tersebut
persentase kematian tertinggi berada pada kelompok umur > 60 tahun yakni
sebesar 31,1% (224 orang), disusul dengan kelompok umur 45 – 59 tahun
yakni sebesar 23,5% (169 orang). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, lebih
banyak kasus kematian terjadi pada laki-laki yakni sebesar 52,4%
dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan penyebab kematian, ruda
paksa/kecelakaan merupakan penyebab kematian tertinggi, disusul dengan
hipertensi dan jantung.
Grafik 3.3 Persentase Kematian Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Dumai Tahun 2009
8% 4%
3%5%
3%
5%
18%24%
30%
Lahir mati 0-28 hari >1 bln-<1 thn >1 thn-<5 thn >5 th-<10 th
10-19 th 20-<45 th 45-59 th >60 th
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 19
d. Sosial Ekonomi
Penduduk Kota Dumai pada umumnya bekerja di perdagangan dan
sektor jasa, juga industri dan pertanian/ perkebunan. Sebagai wilayah yang
berdekatan dengan Malaysia dan Singapura, Dumai merupakan daerah transit
dengan keragaman suku dan budaya penduduknya.
Komposisi penduduk Kota Dumai yang dirinci menurut etnis
menunjukkan bahwa suku melayu merupakan jumlah yang paling besar yaitu
32%, sedangkan sisanya merupakan suku jawa/sunda sebesar 22%,
Tapanuli/Batak 13% dan suku lainnya 8 %.
e. Pendidikan
Kemampuan membaca dan menulis atau baca tulis merupakan
keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk mencapai
kesejahteraannya. Kemampuan baca tulis ini tercermin dari angka melek
huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Berdasarkan data BPS
Kota Dumai, angka melek huruf di Kota Dumai pada tahun 2009 sebesar
99,28%, dengan rata-rata lama sekolah 9,7 tahun.
Pada tahun 2009, persentase penduduk berumur 5 tahun ke atas
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Dumai adalah
pendidikan menengah (SLTP/MTs dan SLTA/MA/SMK) yakni sebanyak 91.584
orang atau sebesar 44,96% (Dumai dalam angka 2006, BPS Kota Dumai
Tahun 2006).
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 20
Grafik 3.4 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kota
Dumai Tahun 2009
5,34%
21,42%
23,24%18,88%
26,07%
3,03%
2,01%
Tidak/belum pernah sekolah Tidak/belum tamat SDSD/MI SLTP/MTsSLTA/MA/SMK Akademi/DiplomaUniversitas
Sumber : Dumai Dalam Angka 2006, BPS Kota Dumai Tahun 2006
3.2. SITUASI KESEHATAN
1. Sumber Daya Kesehatan.
a. Sarana Kesehatan
Sejak berdirinya Kota Dumai pada tahun 1999 sampai dengan tahun
2010 telah terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota
Dumai, baik itu rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dan
puskesmas keliling serta sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa/Kelurahan (Poskesdes), dan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
Hal tersebut menunjukan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit sudah meningkat.
Diharapkan dengan meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan
tersebut sebagian besar masyarakat akan memanfaatkannya secara optimal.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 21
Gambar 3.2
NoNo Sarana KesehatanSarana Kesehatan 20102010
11 PPUSKESMASUSKESMAS 99
22 PUSKESMAS SANTUN USILAPUSKESMAS SANTUN USILA 11
33 PPUSKESMAS PEMBANTUUSKESMAS PEMBANTU 1414
44 PPOS KESEHATAN KELURAHANOS KESEHATAN KELURAHAN 32 (gedung permanen 22)32 (gedung permanen 22)
55 POS UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)POS UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK) 33
66 PPOSYANDUOSYANDU BALITABALITA 185185
77 PPOSYANDU USILAOSYANDU USILA 5252
88 PUSKESMAS KELILING (PUSLING)PUSKESMAS KELILING (PUSLING) 1212
99 RUMAH SAKITRUMAH SAKIT 33
Namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata di seluruh
Kota Dumai terutama di beberapa daerah terpencil yang berada di Kecamatan
Bukit Kapur, Medang Kampai, Dumai Barat dan Sungai Sembilan, karena
kondisi geografis yang sulit dan masih terbatasnya transportasi dan
infrastruktur.
b. Tenaga Kesehatan
Sampai dengan tahun 2009 pencapaian rasio tenaga kesehatan di
Kota Dumai per 100.000 penduduk belum memenuhi target seperti untuk
dokter gigi 9 per 100.000 penduduk (target 11 per 100.000 penduduk),
apoteker 5 per 100.000 penduduk (target 9 per 100.000 penduduk), ahli gizi 8
per 100.000 penduduk (target 20 per 100.000 penduduk), ahli sanitasi 6 per
100.000 penduduk (target 32 per 100.000 penduduk), dan ahli kesehatan
masyarakat 18 per 100.000 penduduk (target 35 per 100.000 penduduk).
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 22
Untuk tenaga dokter umum, dokter spesialis, bidan dan perawat rasionya
sudah mencapai target, namun distribusinya masih belum merata dan
kualitasnya belum memadai.
Permasalahan tenaga kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di
masa depan adalah: a) Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
belum dapat memenuhi kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan; b)
Perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan belum
didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang memadai; c) Masih kurang
serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis SDM Kesehatan.
Kualitas hasil pendidikan SDM Kesehatan dan pelatihan kesehatan pada
umumnya masih belum memadai; d) Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan,
pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang.
c. Pembiayaan Kesehatan
Perkembangan alokasi anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan
Kota Dumai selama 5 tahun terakhir (dari tahun 2006 sampai dengan 2010)
cenderung mengalami penurunan. Namun bila dilihat berdasarkan sumber
anggaran, alokasi anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kota Dumai
cenderung mengalami peningkatan, sedangkan untuk anggaran kesehatan
yang bersumber dari APBN, APBD Propinsi Riau dan Lain-lain cenderung
menurun setiap tahunnya.
Perkembangan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang terintegrasi
di dalam APBD Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2009) cenderung
mengalami fluktusi. Bahkan untuk tahun 2010 Dinas Kesehatan Kota Dumai
tidak mendapatkan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK dialokasikan
untuk pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
Anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai yang
bersumber dari APBN terdiri dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 23
Dana dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan Program Kebijakan &
Manajemen Pembangunan Kesehatan (DHS) Kota Dumai. Sedangkan dana
tugas pembantuan dialokasikan untuk kegiatan pembangunan RSUD Kota
Dumai dan Gudang Farmasi Kota Dumai. Perkembangan alokasi APBN dari
tahun 2005 sampai dengan 2010 cenderung mengalami penurunan.
Anggaran pembangunan bersumber dana APBD Provinsi Riau
dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan budget sharing seperti penanggulangan
gizi buruk, pengobatan gratis di puskesmas, penyediaan obat pelayanan
kesehatan dasar, insentif bidan desa, penanggulangan dan pengobatan
penyakit malaria dan DBD. Perkembangan alokasi APBD Provinsi Riau di Kota
Dumai dari tahun 2005 sampai dengan 2010 berfluktuasi dan cenderung
menurun.
Anggaran kesehatan bersumber dari Dana Lain-lain di alokasikan
untuk pelayanan masyarakat miskin di Kota Dumai yakni JPK-MM, Askeskin
dan Jamkesmas. Perkembangan anggaran kesehatan untuk pelayanan
masyarakat miskin di Kota Dumai dari tahun 2005 sampai dengan 2009
berfluktuasi dan cenderung meningkat. Sedangkan dana bantuan sosial
dialokasikan untuk operasional bidan desa di poskeskel pada tahun 2008.
Selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 perkembangan
alokasi anggaran kesehatan (Dinas Kesehatan dan RSUD) bersumber APBD
Kota Dumai berfluktuasi. Namun bila dilihat berdasarkan unit kerja, alokasi
anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai berfluktuasi dan
cenderung menurun dan untuk RSUD Kota Dumai cenderung meningkat.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 24
Grafik 3.5 Perkembangan Alokasi Anggaran Kesehatan Bersumber
APBD Kota Dumai Berdasarkan Unit Kerja Dari Tahun 2005 s/d 2010
17.301.274.365
37.200.547.045
33.255.426.587
23.466.324.365
35.223.665.611
55.081.851.524
57.551.738.404
66.060.908.550
36.132.106.641
23.300.836.920
39.949.361.995
29.928.801.909
6.165.050.000
11.922.828.691
17.881.304.479
24.296.311.817
30.616.389.57970.565.751.574
0 20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Tahun
RupiahDinkes RSUD Total
Selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 perkembangan
persentase anggaran kesehatan (Dinas Kesehatan dan RSUD) terhadap
APBD Kota Dumai cenderung meningkat setiap tahunnya meskipun belum
mencapai 10% dari APBD di luar gaji seperti yang tercantum pada Undang-
Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Bab XV, pasal 171),
seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 25
Grafik 3.6 Perkembangan Persentase Anggaran Kesehatan (Dinkes+RSUD)
Dalam APBD Kota Dumai Dari Tahun 2005 s/d 2010
6,385,5 5,53
7,578,33
9,43
0123456789
10
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Pers
enta
se
Sedangkan bila dibandingkan persentase alokasi APBD Kesehatan
berdasarkan unit kerja, maka terlihat persentase alokasi APBD untuk RSUD
Kota Dumai cenderung meningkat dan alokasi APBD untuk Dinas Kesehatan
cenderung menurun setiap tahunnya.
Grafik 3.7
Perkembangan Persentase Alokasi APBD Kesehatan Berdasarkan Unit Kerja Dari Tahun 2005 s/d 2010 di Kota Dumai
73,73
26,27
66,15
33,85
67,54
32,46
57,78
42,22
56,61
43,39
54,7
45,3
01020304050607080
Persentase
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Dinkes RSUD
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 26
Selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 perkembangan
persentase anggaran Dinas Kesehatan Kota Dumai terhadap APBD Kota
Dumai cenderung meningkat meskipun secara kuantitatif jumlahnya
berfluktuasi dan cenderung menurun, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Perkembangan Persentase Anggaran Dinas Kesehatan Kota Dumai Terhadap APBD Kota Dumai Dari Tahun 2005 s/d 20109
No
Tahun
APBD Kota Dumai APBD Dinkes Kota Dumai
% APBD Dinkes terhadap APBD
Kota Dumai 1. 2005 368.093.600.609 17.301.274.365 4,70
2. 2006 640.736.548.012 23.300.836.920 3,64
3. 2007 996.542.046.037 37.200.547.045 3,73
4. 2008 760.608.186.238 33.255.426.587 4,37
5. 2009 846.740.426.561 39.949.361.995 4,72
6. 2010 700.534.077.095 36.132.106.641 5,16
Meskipun alokasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kota Dumai
untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai terlihat berfluktuasi dan cenderung
menurun, namun bila berdasarkan belanja terlihat belanja tidak langsung (gaji
pegawai) mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan belanja
langsung berfluktuasi dan cenderung menurun.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 27
Grafik 3.8 Perkembangan Alokasi APBD Dinas Kesehatan Kota Dumai
Berdasarkan Jenis Belanja Dari Tahun 2005 s/d 2010 di Kota Dumai
-
5.000.000.000
10.000.000.000
15.000.000.000
20.000.000.000
25.000.000.000
30.000.000.000
35.000.000.000
40.000.000.000
Jumlah (R
upiah)
Tahun
APBD BTL BL
APBD 17.301.274.365 23.300.836.920 37.200.547.045 33.255.426.587 39.949.361.995 36.132.106.641
BTL 1.856.631.925 6.574.801.420 11.180.748.595 14.414.395.739 19.592.429.800 26.401.530.900
BL 15.444.642.440 16.726.035.500 26.019.798.450 18.841.030.848 20.356.932.195 9.730.575.741
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Permasalahan pembiayaan kesehatan yang dihadapi lebih pada
alokasi yang cenderung pada upaya kuratif dan masih kurangnya anggaran
untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untuk puskesmas. Akibat dari
pembiayaan kesehatan yang masih cenderung kuratif dibandingkan pada
promotif dan preventif mengakibatkan pengeluaran pembiayaan yang tidak
efektif dan efisien, sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan pada
kecukupan dan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan kesehatan.
Pembiayaan pembangunan kesehatan merupakan salah satu sumber
daya yang penting untuk ikut menentukan keberhasilan pembangunan
terutama di bidang kesehatan. Hasil dan dampak dari pembangunan
kesehatan tidak dapat diukur dalam kurun waktu yang relatif singkat, tetapi
pelaksanaan pembangunan harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
agar Visi Dumai Sehat 2015 dapat tercapai. Untuk itu pembiayaan
pembangunan kesehatan perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 28
pemerintah daerah, lintas sektor dan swasta khususnya untuk pelayanan
kesehatan di bidang pelayanan publik terutama untuk peningkatan kesehatan
ibu, bayi, balita, penduduk miskin, dan kelompok lanjut usia serta difokuskan
pada upaya promotif dan preventif dengan tetap memperhatikan besaran
satuan anggaran kuratif yang relatif lebih besar dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
2. Situasi Derajat Kesehatan.
Derajat kesehatan adalah tingkat keadaan kesehatan perorangan,
kelompok atau masyarakat yang diukur dengan indikator kualitas hidup,
mortalitas, morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup antara lain dilihat dari
indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir sedangkan mortalitas dilihat dari
indikator – indikator Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka
Kematian Ibu Melahirkan dan Angka Kematian Diare pada Balita. Morbiditas
dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue,
Angka kesakitan Malaria, Persentase Kesembuhan TB-Paru, Presentasi
penderita HIV/AIDS Sedangkan Status Gizi dilihat dari indikator-indikator
persentase Balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang.
a. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Umur Harapan Hidup (UHH) adalah rata-rata hidup yang akan dijalani
oleh seseorang, pada umur tertentu. Untuk menggambarkan derajat
kesehatan digunakan Umur Harapan Hidup, terutama Umur Harapan Hidup
Waktu Lahir. Angka ini menggambarkan tingkat kematian bayi dan tingkat
sosial ekonomi masyarakat.
Perkembangan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai dari
tahun 2006 sampai dengan 2009 menunjukan kecendrungan meningkat. Jika
dibandingkan dengan target indikator kota Dumai 70,6 tahun, angka tersebut
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 29
telah melebihi target. Meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir secara
tidak langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan
peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat
menurunkan angka kematian. Perkembangan angka harapan hidup waktu lahir
di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2009 dapat di lihat pada grafik
berikut ini :
Grafik. 3.9 Perkembangan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Tahun 2006 s/d 2009
B. Kematian (Mortalitas) a. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi (AKB) didefenisikan sebagai jumlah kematian
bayi selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup selama tahun yang sama.
Angka kematian bayi merupakan indikator yang paling sensitif antara indikator
kematian lainnya. Angka ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan
yang langsung berkaitan dengan kematian bayi, tingkat kesehatan ibu dan
anak, tingkat upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga dan
tingkat perkembangan sosial ekonomi keluarga. Angka kematian bayi juga
68,9
68,9
68,9
68,9
70,5
68,9
70,77
70,6
67,568
68,569
69,570
70,571
Tahun2006 2007 2008 2009
TahunPencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 30
mencerminkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal.
Oleh karena itu angka kematian bayi sering digunakan sebagai indikator
kesehatan suatu bangsa atau negara.
Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Dumai dari tahun 2006
hingga tahun 2008 cenderung menurun dan pada tahun 2009 cenderung
statis. Jika dibandingkan dengan target indikator kota Dumai 35 per 1.000
kelahiran hidup, angka tersebut masih lebih rendah dari target. Hal ini
menggambarkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap
perinatal semakin membaik. Perkembangan angka kematian bayi di Kota
Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2009 dapat di lihat pada grafik berikut
ini :
Grafik 3.10 Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1000 KH Tahun 2006 s/d 2009
b. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur
kurang dari 5 tahun per 1.000 penduduk. Angka kematian balita
7
40
12
40
8
35
8
35
05
10152025303540Per 1000 K
elahiran H
Idup
2006 2007 2008 2009
Tahun
Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 31
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi dan
penyakit infeksi.
Perkembangan Angka Kematian Balita di Kota Dumai dari tahun 2007
sampai dengan 2008 menunjukan kecendrungan menurun, namun pada tahun
2009 mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan target indikator kota
Dumai 58 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih lebih rendah dari
target. Meningkatnya angka kematian balita ini disebabkan oleh tingginya
mobilitas warga pendatang dari luar Kota Dumai. Warga pendatang ini pada
umumnya masih kurang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan jarang
mau datang ke sarana kesehatan (posyandu, poskeskel dan puskesmas) untuk
memeriksakan kesehatan balitanya. Perkembangan angka kematian balita di
Kota Dumai dari tahun 2007 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada grafik
berikut :
Grafik 3.11 Perkembangan Angka Kematian Balita per 1000 KH
Tahun 2007 s/d 2009
19
58
11
58
13
58
0
10
20
30
40
50
60
Per 1000 Kelahiran
HIdup
2007 2008 2009Tahun
Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 32
c. Angka Kematian Ibu Hamil/Bersalin
Angka Kematian Ibu Hamil/Bersalin (Maternal Mortality Rate) : yaitu
jumlah kematian ibu sebagai komplikasi kematian, persalinan dan nifas selama
periode satu tahun per 100.000 kelahiran hidup pada periode tahun yang
sama. Angka ini digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa
nifas.
Perkembangan Angka Kematian Ibu di Kota Dumai dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2008 menunjukan kecendrungan menurun namun pada
tahun 2009 terjadi peningkatan Angka Kematian Ibu. Peningkatan ini terjadi
disebabkan meningkatnya kualitas dan kuantitas pengumpulan data kematian
ibu melahirkan melalui penyebaran bidan desa yang telah menjangkau seluruh
pelosok Kota Dumai. Meskipun ada peningkatan, jika dibandingkan dengan
target indikator kota Dumai 240 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut
masih lebih rendah dari target. Perkembangan angka kematian ibu di Kota
Dumai dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dapat di lihat pada grafik berikut
ini :
Grafik 3.12 Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 KH
Tahun 2005 s/d 2009
225
119
307
213
280
180
260
67
240
195
0
50
100
150
200
250
300
350
Per 100.000 KH
2005 2006 2007 2008 2009
TahunTarget Pencapaian
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 33
C. Kesakitan (Morbiditas) Angka kesakitan untuk Kota Dumai berasal dari data dasar yang
diperoleh dari fasilitas sarana pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan
dan pelaporan rutin baik dari puskesmas maupun rumah sakit. Sampai saat ini
penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama di Kota Dumai.
Namun demikian, penyakit tidak menular menunjukan peningkatan, sehingga
terjadilah beban ganda penyakit. Selain itu beberapa penyakit infeksi
cenderung meningkat seperti penyakit TB. Penyakit infeksi baru (new
emerging diseases) juga telah muncul, utamanya yang disebabkan karena
virus seperti HIV/AIDS. Di samping itu adanya kecendrungan meningkatnya
masalah kesehatan jiwa, masalah-masalah yang berkaitan dengan usia lanjut,
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan akibat kerja.
Beberapa jenis penyakit menular yang dilaporkan di Dinas Kesehatan
Kota Dumai adalah sebagai berikut:
a. Demam Berdarah
Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue
(DBD). Pada tahun 2009 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak 246
kasus atau IR= 95,91 per 100.000 penduduk dengan kematian atau CFR=
3,66%. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana ditemukan kasus DBD
sebanyak 17 kasus atau IR= 7,38, maka telah terjadi kenaikan kasus DBD
pada tahun 2009 per 100.000 penduduk. Sedangkan bila dibandingkan dengan
target Kota Dumai dan indikator Nasional yaitu < 20/100.000 penduduk, maka
angka tersebut telah melebihi indikator Kota Dumai dan Nasional.
Meningkatnya angka kesakitan DBD terutama disebabkan adanya
perubahan penetapan diagnosa penyakit DBD dengan mengikuti kriteria
diagnosis menurut WHO Tahun 2007 yang terdiri dari klinis dan laboratoris.
Meningkatnya kasus DBD juga didukung oleh faktor perilaku, lingkungan dan
sosial ekonomi masyarkat yang masih mendukung sebagai tempat
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 34
berkembang biaknya nyamuk vektor DBD seperti ± 80% penduduk Dumai
masih menggunakan bak–bak penampung air hujan (PAH) dalam memenuhi
kebutuhan air bersih, serta tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu,
dampak dari global warming juga memicu meningkatnya angka kesakitan
DBD.
b. Rabies
Kota Dumai termasuk daerah tertular penyakit rabies dan mobilisasi
Hewan Penular Rabies/HPR (Anjing, Kucing dan Kera) cukup tinggi. Bila dilihat
perkembangan jumlah kasus korban gigitan hewan tersangka rabies dari tahun
2006 sampai dengan 2009 angkanya cendrung meningkat, dimana pada tahun
2006 ditemukan sebanyak 110 kasus kasus gigitan hewan tersangka rabies
yang terdiri dari 106 kasus gigitan anjing dan 4 kasus gigitan kucing. Pada
tahun 2007 jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies meningkat sebanyak
118 kasus dan pada tahun 2008 kembali meningkat menjadi 165 kasus.
Namun pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah kasus korban gigitan
hewan tersangka rabies yakni sebanyak 99 kasus. Semua kasus gigitan HPR
Grafik 3.13 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue ( DBD) 2006-2009 dan target 2010
20 20 20 209,27 8,52 7,38
95,91
200
20406080
100120
2006 2007 2008 2009 2010
Target Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 35
mendapat pengobatan pasteur (100%). Pada tahun 2009 tidak ditemukan
kasus korban gigitan hewan yang meninggal akibat rabies (CFR = 0%).
Grafik 3.14 Perkembangan Jumlah Kasus Korban Gigitan Hewan Tersangka Rabies di Kota Dumai
Tahun 2006 s/d 2009
110 118
165
99
0
50
100
150
200
2006 2007 2008 2009
Tahun
Jum
lah
c. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang bisa
menimbulkan kematian dan kejadian luar biasa. Kota Dumai merupakan
daerah low endemisitas malaria. Bila dilihat perkembangan jumlah kasus
malaria selama 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2006 sampai dengan 2009
angkanya cendrung menurun, dimana pada tahun 2006 ditemukan kasus
malaria sebanyak 1.292 kasus dengan Annual Malaria Incidence (AMI)
sebesar 5,99/1000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2009 penemuan kasus
malaria turun menjadi 790 kasus dengan Annual Malaria Incidence (AMI)
sebesar 3,08/1.000 penduduk. Seluruh penderita atau 100% telah mendapat
pengobatan standar di puskesmas.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya menekan angka kasus
malaria antara lain melalui kegiatan MBS (Mass Blood survey), pendistribusian
kelambu penduduk di daerah endemis malaria yang diprioritaskan kepada
keluarga yang memiliki bayi dan ibu hamil, peningkatan ketrampilan juru
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 36
malaria desa, supervisi dan pengobatan malaria klinis di pos-pos malaria desa
dan magang petugas laboratorium. Kegiatan MBS (Mass Blood survey) yang
dilakukan di daerah dengan tingkat endemisitas tinggi seperti Bulu Hala,
Sungai Teras, daerah transmigrasi, sawit indo, Batu Teritip, Geniot, Basilam
Hilir. Semua penduduk di kelurahan Basilam Baru dan Batu Teritip yang
berada di 10 pos yang tetapkan dengan sasaran semua penduduk baik dengan
gejala malaria maupun tidak dilakukan pemeriksaan darah dengan test
antobodi (reagen RDT Rapid Diagnostic Test) dan mikroskopis. Dari hasil
pemeriksaan darah dilakukan pengobatan sesuai dengan jenis parasit yang
ada pada tubuh penderita. Kegiatan ini sangat efektif untuk memutuskan
rantai penularan penyakit malaria, kegiatan MBS ini diikuti juga dengan
pemberian kelambu kepada penduduk di daerah endemis sebagai
perlindungan personal terhadap gigitan vektor malaria sebanyak 400 lembar
kelambu. Adanya penurunan penemuan kasus malaria ini menunjukkan
keberhasilan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria yang
ditandai dengan capaian indikator AMI dengan target < 7/1000 penduduk.
Pencapaian tersebut dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Grafik 3.15. Perkembangan Angka Kesakitan Malaria di Kota Dumai Tahun 2006-2009 dan target 2010
109
87
5,99 5,85 5,033,08
7
02468
1012
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Per 1
.000
Pen
dudu
k
Target Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 37
d. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit yang mudah menular dan sering
menimbulkan wabah serta penyebab kematian. Kematian Penyakit Diare
disebabkan karena dehidrasi (kekurangan cairan) akibat lambatnya mendapat
pertolongan. Keterbatasan sarana sanitasi dasar yang dimiliki masyarakat
seperti ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga, pembuangan limbah
serta perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) masyarakat mempunyai kontribusi
besar terhadap munculnya kasus Diare. Hal tersebut mengakibatkan kejadian
penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kota
Dumai sehingga masih terus perlu mendapatkan prioritas program kesehatan.
Jumlah kasus diare yang ditemukan di Puskesmas dan kader selama 4
(tiga) tahun terakhir ini dari tahun 2006 sampai dengan 2009 cendrung
meningkat, namun Incidence Ratenya mengalami sedikit penurunan pada
tahun 2009, dimana jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2009
sebanyak 8.140 orang dengan IR = 31,74/1000 dan CFR 0%. Berdasarkan
golongan umur kasus Diare terbanyak ditemukan pada golongan umur >5
tahun sebanyak 3.875 kasus.
Grafik 3.16. Incidence Rate (IR) Diare di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2009
27,85
29,99
32,7731,74
24
26
28
30
32
34
2006 2007 2008 2009
Tahun
Per 1
.000
Pen
dudu
k
Pencapaian
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 38
Bila dibandingkan dengan target program tahun 2009 dimana IR Diare sebesar
< 374 per 1.000 penduduk, maka pencapaian IR Diare Kota Dumai masih lebih
rendah dari target. Hal ini menunjukan keberhasilan program pengendalian
penyakit diare di Kota Dumai.
e. ISPA
Angka kesakitan ISPA khususnya pneumonia masih dirasakan cukup
tinggi. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang menyerang paru-paru
pada bayi dan balita. Penyakit ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kematian bayi dan anak balita yang diakibatkan pneumonia berat yang tidak
sempat ditolong secara dini dan tepat. Diperkirakan rata-rata setiap bayi dan
anak akan mengalami sakit ISPA antara 3–6 kali dalam setahun. Pada tahun
2009 jumlah penemuan penderita Pneumonia sebanyak 532 kasus dengan
CDR 15,48 per 1.000 balita. Pencapaian ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2008 dimana penemuan penderita Pneumonia
sebanyak 655 kasus atau Case Detection Rate (CDR) 21,24 per 1.000 balita.
Bila dibandingkan dengan target program tahun 2009 dimana CDR Pneumonia
sebesar 76 per 1.000 balita, maka pencapaian CDR Pneumonia Kota Dumai
masih belum mencapai target.
Grafik 3.17. Case Detection Rate (CDR) Pneumonia pada Balita di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2009
19,9 21,34 21,24
15,48
05
10152025
2006 2007 2008 2009
Tahun
Per 1
.000
Bal
ita
Pencapaian
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 39
f. Kusta
Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks, disamping dari segi medis dapat
menimbulkan cacat fisik yang permanen tetapi juga meluas sampai masalah
sosial dan ekonomi. Penyakit kusta dapat di atasi apabila mendapatkan
pengobatan secara dini dapat cepat disembuhkan dan tidak sampai
menimbulkan cacat permanen.
Permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi dalam
pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta adalah masih banyaknya
masyarakat yang belum mengerti mengenai penyakit kusta, terutama dalam
mengenal tanda-tanda dini serta akibatnya penderita tidak cepat mendapat
pengobatan sehingga menimbulkan cacat permanen dan rantai penularan
penyakit yang terus terjadi. Disamping itu masih ada juga stigma terhadap
penderita kusta, yakni sebagian masyarakat menganggap kusta adalah
penyakit yang tak bisa disembuhkan, penyakit kutukan, sehingga penderita
kusta mengasingkan diri atau bahkan dikucilkan oleh keluarga dan
masyarakat. Hal ini menyebabkan petugas sulit untuk menjaring penderita
kusta di masyakat.
Kegiatan penemuan dan pengobatan kusta di Kota Dumai
dilaksanakan melalui berbagai upaya penjaringan penderita dengan case
survei, survei anak sekolah maupun pemeriksaan dan pembinaan kontak
serumah serta melalui sarana kesehatan. Penderita kusta yang diberikan
pengobatan MDT (Multi Drug Treatment) selama tahun 2009 sebanyak 12
penderita (6 kasus baru tahun 2009 dan 6 kasus lama lanjutan tahun 2008),
dengan klasifikasi 12 penderita semuanya tipe MB. Angka prevalensi kusta di
Kota Dumai 0,46 per 10.000 penduduk. Angka prevalensi tersebut jauh
menurun bila dibandingkan dengan tahun 2006 dengan jumlah kasus 34
penderita atau angka prevalensi 1,58 per 10.000 penduduk, sedangkan angka
prevalensi kusta tahun 2007 menjadi 0,26 per 10.000 penduduk, namun pada
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 40
tahun 2008 terjadi peningkatan angka prevalensi kusta menjadi 0,43 per
10.000 penduduk dan tahun 2009 meningkat menjadi 0,46 per 10.000
penduduk. Terjadinya peningkatan ini disebabkan karena ada skrining di
Puskesmas dan di Sekolah & masyarakat melalui case survei kusta dan survei
anak sekolah.
Capaian dampak program pencegahan dan pengobatan kusta adalah
eliminasi penyakit kusta dengan indikator keberhasilan angka prevalensi kusta
< 1 per 10.000 penduduk dan cacat tingkat 2 kusta < 4%. Pada akhir tahun
2009 penderita kusta yang masih memerlukan pengobatan sebanyak 6
penderita atau angka prevalensi rate 0,23 per 10.000 penduduk, dan dari 6
penderita (4 penderita mengalami RFT dan 2 penderita meninggal). Di Kota
Dumai tidak ada ditemukan penderita kusta yang mengalami kecacatan tingkat
II atau angka kecacatan = 0. Hal ini menunjukkan program pengendalian
penyakit Kusta dapat terlaksana dengan baik.
Grafik 3.18. Perkembangan Prevalensi Rate Kusta di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2009
1,58
0,260,43 0,46
1 1 1 1
0
0,5
1
1,5
2
2006 2007 2008 2009
Tahun
Per
10
.000
Pen
dud
uk
Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 41
g. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyebab kematian ketiga setelah
penyakit kardivaskuler dan penyakit saluran pernafasan dan merupakan nomor
satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Di Indonesia penyakit TBC
masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah kasus TBC di
Indonesia menduduki tempat ke 3 (tiga) terbesar di dunia setelah India dan
Cina. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita TBC
setiap tahun, dan jumlah ini akan terus meningkat karena setiap satu
penderita TBC BTA positif akan menularkan 10-15 orang penduduk setiap
tahun. Untuk penanggulangan TBC ini pemerintah memberikan otoritas
terhadap kabupaten/kota. Dalam penanggulangan tuberculosis, WHO telah
menetapkan strategi, yang merupakan strategi cost-efektif yaitu strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya pengobatan jangka
pendek dengan pengawasan minum obat langsung yang memberikan angka
kesembuhan yang tinggi.
Estimasi penemuan penderita BTA+ pada tahun 2009 sebesar
160/100.000 penduduk dengan target penemuan penderita TB Paru sebesar
70% atau sebanyak 410 penderita. Berbagai intervensi dalam upaya
peningkatan penemuan dan pengobatan TB-Paru dengan Strategi DOTS telah
diupayakan melalui peningkatan penemuan penderita melalui puskesmas,
kader kesehatan, peningkatan kualitas laboratorium, dan peningkatan expansi
DOTS ke UPK swasta yang memberikan kontribusi yang cukup baik dalam
peningkatan CDR (Case Detection Rate)/angka penemuan kasus. Dari 222
kasus BTA+ yang ditemukan tahun 2009, 19 kasus berasal dari UPK swasta
(8,56%), 63 kasus berasal dari RSUD (28,38%) dan 140 kasus berasal dari
Puskesmas (63,06%).
Pada tahun 2009 Case Detection Rate penderita baru TB BTA + di
Kota Dumai sebesar 54,15%. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 42
Tahun 2009 sebesar 50%, maka pencapaian CDR penderita baru TB BTA + di
Kota Dumai sudah melebihi target. Namun bila dibandingkan dengan target
Nasional sebesar 70%, maka pencapaian tersebut masih belum mencapai
target.
h. HIV AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS)
HIV/AIDS dan Penyakit Menular Sexual (PMS) merupakan masalah
kesehatan masyarakat baik ditinjau dari segi kesehatan, politik, maupun sosial
ekonomi. Penanganan kasus Penyakit Menular sexual dan HIV/AIDS yang
efektif bertujuan untuk mengobati dan mencegah penyebaran/penularannya,
mengurangi dan mencegah berperilaku beresiko, serta memastikan mitra
seksualnya diobati secara tepat.
Penemuan penderita HIV (+) dan penderita AIDS di Kota Dumai
dilakukan melalui kegiatan sentinel sero survey, ad hock survey di Lapas, Panti
Pijat dan lokalisasi maupun penemuan di unit pelayanan kesehatan. Pada
Grafik 3.19. Case Detection Rate (CDR) Penderita Baru TB Paru BTA Positif di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai
dengan 2009
45,852,1
57,6 54,15
40 40 45
70 70 70 70
50
01020304050607080
2006 2007 2008 2009
Tahun
Pers
enta
se
Pencapaian Target Kota DumaiTarget Nasional
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 43
tahun 2009 ditemukan kasus baru penderita HIV sebanyak 26 orang dan 11
orang penderita AIDS (dari 11 orang penderita AIDS sebanyak 6 orang telah
meninggal dunia), dengan estimasi penduduk beresiko sebanyak 6.630 orang.
Dengan demikian pada tahun 2009 prevalensi penderita HIV terhadap
penduduk beresiko sebesar 0,39%. Bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun 2008 dimana prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko
sebesar 0,23%, maka terlihat ada peningkatan kasus. Namun bila
dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2009 sebesar < 1%, maka
pencapaian tersebut masih di bawah target. Melihat potensi Kota Dumai
sebagai Kota Jasa dan Industri, daerah yang memiliki pelabuhan internasional
dan sebagai pintu gerbang keluar masuknya bagi wisatawan asing maupun
pelaut asing, serta mobilisasi penduduk dari dan ke kabupaten/kota yang
memiliki angka prevalensi HIV/AIDS cukup tinggi seperti Kota Batam, Tanjung
Balai Karimun, serta Kepulauan Riau, maka tidak tertutup besar
kemungkinannya penyakit HIV/AIDS akan menjadi permasalahan di Kota
Dumai.
Grafik 3.20 Prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko di Kota Dumai Tahun 2006 – 2009 serta target 2010
1
1,4
1
0,881
0,23
1
0,39
1
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010
TahunTarget Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 44
Secara kumulatif sampai dengan tahun 2009 jumlah ODHA masih
hidup yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 40 orang. Penderita HIV positif
dan AIDS per tahun dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.21 Perkembangan Kasus HIV+ dan AIDS Di Kota Dumai
Dari Tahun 2006-2009
3 3 2 17 4
1
7
22
139
2026
116
40
05
10152025303540
Jum
lah
2006 2007 2008 2009
Tahun
HIV+ AIDS AIDS Meninggal Kumulatif HIV+ dan AIDS
i. Acute Flacid Paralysis (AFP)
Dalam mencapai eradikasi penyakit polio dilakukan Surveilans AFP
yang bertujuan untuk menjaring setiap kasus AFP (Acute Flaccid Paraysis)
atau kelumpuhan yang sifatnya Flaccid (layuh) terjadi secara akut (mendadak)
dan bukan disebabkan oleh ruda paksa atau kecelakaan pada anak umur < 15
tahun yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel dan
pemeriksaan laboratorium. WHO memprediksi bahwa setiap 100.000 anak usia
< 15 tahun ditemukan sekurang-kurangnya 2 orang anak mengalami AFP.
Pada tahun 2009 melalui pelaksanaan surveilans epidemiologi AFP
ditemukan sebanyak 5 kasus dengan AFP rate 5,91 per 100.000 anak < 15
tahun di Kota Dumai. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 45
tahun 2009 yakni sebesar > 1 per 100.000 anak, maka pencapaian angka
tersebut telah melebihi target. Perkembangan Angka Acute Flaccid Paralysis
(AFP) pada anak usia < 15 tahun dari tahun 2006 sampai dengan 2009
menunjukan kecendrungan menurun. Namun demikian pencapaian AFP dari
tahun ke tahun telah melampaui target. Hal ini menunjukan keberhasilan
program penanganan Polio di Kota Dumai. Pencapaian AFP dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
j. Filariasis
Filariasis atau penyakit Kaki Gajah adalah penyakit menular menahun
yang dapat menimbulkan kecacatan permanent, stigma sosial, hambatan
psikososial yang menetap dan menurunkan produktifitas kerja bagi
penderitanya. Di kota Dumai program penanggulangan penyakit Filariasis
secara intensif mulai dilaksanakan pada tahun 2002, diawali melalui kegiatan
Survei Cepat melalui para tokoh masyarakat dalam membantu penemuan
penderita penyakit Filariasis yang sebelumnya telah diberikan penyuluhan.
Grafik 3.22 Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Tahun 2006-2009 dan target 2010
1 1 1 1
10,87
8
5,91
11,56
0
2
4
6
8
10
12
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Per 1
00.0
00 a
nak
usia
<
15 th
n
Target Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 46
Berdasarkan hasil survey cepat dari tahun 2002 sampai dengan 2005
telah ditemukan 17 orang penderita Filariasis kronis yaitu 10 penderita di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Sembilan, 5 penderita di wilayah kerja
Puskesmas Dumai Barat, 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Dumai Timur
dan 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Bukit Timah. Namun pada tahun
2006, 2 orang penderita Filariasis kronis di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Sembilan (Kelurahan Lubuk Gaung) dan Puskesmas Dumai Barat (Kelurahan
Purnama) meninggal dunia sehingga total kumulatif penderita klinis kronis
filariasis adalah sebanyak 15 orang. Sejak tahun 2006 sampai dengan 2009
tidak ditemukan lagi kasus filariasis di Kota Dumai. Dengan demikian pada
tahun 2009 angka kesakitan penyakit Filariasis di Kota Dumai adalah sebesar 0
per 100.000 penduduk.
Dari hasil pelaksanaan survey darah jari longitudinal untuk
mengevaluasi efektifitas hasil pengobatan massal filariasis diperoleh hasil yang
sangat positif. Dari tahun ke tahun angka Microfilaria Rate (Mfr) cenderung
mengalami penurunan, yaitu tahun 2005 Mfr 0,25%, tahun 2006 Mfr 0,05%,
tahun 2007 Angka Microfilaria Rate (Mfr) 0.05 %, tahun 2008 Mfr 0% dan
tahun 2009 Mfr 0%. Angka ini menunjukkan keberhasilan program eliminasi
filariasis di Kota Dumai yaitu target eliminasi angka Microfilaria Rate <1 %.
k. Campak Di negara berkembang termasuk Indonesia penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) masih tinggi. Di Kota Dumai, Penyakit
Campak yang merupakan salah satu penyakit PD31 masih merupakan masalah
kesehatan di masyarakat terutama pada anak sekolah. Oleh sebab itu
vaksinasi penyakit PD3I harus diberikan sedini mungkin dan bila
memungkinkan diberikan booster untuk mencapai tingkat kekebalan yang
lebih optimal. Pada tahun 2009 melalui keberhasilan program cacth up
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 47
Campak anak SD dimana sebanyak 97,1% anak SD/MI kelas 1 telah berhasil
diberikan imunisasi Campak (target program 90%), maka angka kesakitan
PD3I terutama Campak berhasil diturunkan. Pada tahun 2009 dilaporkan
jumlah kasus campak sebanyak 69 kasus (IR Campak sebesar 2,7 per 10.000
penduduk. Dari 69 kasus yang diperiksa serologis/lab hasilnya sebanyak 9
kasus adalah rubela.
l. Pola Penyakit Rumah Sakit
Pada tahun 2009 jumlah kunjungan rawat jalan di rumah sakit se
Kota Dumai sebanyak 97.255 orang. Dari kunjungan rawat jalan di rumah
sakit se Kota Dumai tersebut diperoleh 10 (sepuluh) pola penyakit terbesar,
dengan penyakit terbesar kesatu adalah ISPA sebesar 20% seperti terlihat
pada grafik berikut ini.
Grafik 3.23 Cakupan Pencapaian Imunisasi Campak (Catch Up Campak) Anak Sekolah Dasar di Kota Dumai
Tahun 2006-2009 dan target 2010
9090909097,196,395,195 90
20
40
60
80
100
2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Pers
enta
se
Target Pencapaian Target
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 48
Grafik 3.24. Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Terbesar Di Rumah Sakit se Kota DumaiTahun 2009
6,2%6,4%
6,8%
6,9%
8,9%9,0% 9,5% 9,6% 16,5%
20,0%
Infeksi saluran nafas bagianatas akut lainnyaHypertensi
Dyspepsia
Nasopharingitis Akut
Diabetes Mellitus
Penyakit lain pada saluranpernafasan bagian atasDiare & GE
Penyakit Pulpa dan Periapikal
Demam Thypoid danParathypoidNekrosis pada Pulpa
m. Pola Penyakit Puskesmas
Pada tahun 2009 jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas se Kota
Dumai sebanyak 296.364 orang. Dari total kunjungan tersebut diperoleh 10
(sepuluh) pola penyakit terbesar, dengan penyakit terbesar pertama Infeksi
Akut Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas sebesar 43,8%, seperti terlihat
pada grafik berikut ini:
Grafik 3.25. Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Terbesar di Puskesmas Kota Dumai Tahun 2009
4,3%4,3%4,4%
5,0%
5,6%
6,1%7,9% 8,0% 10,6%
43,8%
Infeksi Akut Pada SaluranPernafasan Bagian AtasPenyakit Lain Pada SaluranPernafasan Bagian AtasPenyakit Kulit Alergi
Diare/Gastro Enteritis
Darah Tinggi/Hypertensi
Gastritis
Rematoid Artritis
Penyakit Kulit Infeksi
Chepalgia
Kecelakaan dan Ruda Paksa
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 49
Berdasarkan jenis kelamin dari 10 pola penyakit terbesar tersebut, 8
diantaranya lebih banyak diderita oleh perempuan. Sedangkan laki-laki lebih
banyak menderita penyakit kulit infeksi dan kecelakaan dan ruda paksa,
seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Terbesar Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2009
No. Nama Penyakit Laki-laki Perempuan Total
1 Infeksi Akut Lain Pada Saluran Pernafasan Bag Atas 21.579 23.083 44.662
2 Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Bag Atas 5.365 5.400 10.765
3 Penyakit Kulit Alergi 3.587 4.539 8.126
4 Diare / Gastro Enteritis 3.996 4.040 8.036
5 Darah Tinggi (Hipertensi) 2.489 3.765 6.254
6 Gastritis 2.160 3.545 5.705
7 Rematoid Artritis (RA) 1.886 3.242 5.128
8 Penyakit Kulit Infeksi 2.239 2.213 4.452
9 Chepalgia 1.467 2.960 4.427
10 Kecelakaan dan Ruda Paksa 2.724 1.619 4.343
n. Pola Penyakit Tidak Menular
Selain penyakit menular yang masih merupakan masalah utama
kesehatan di Kota Dumai, penyakit tidak menular seperti penyakit degeneratif
menunjukan kecendrungan meningkat dan juga menjadi permasalahan di Kota
Dumai seperti penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan Penyakit Jantung. Hal
tersebut menunjukan telah terjadi transisi epidemiologi yakni perubahan pola
penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab penyakit
dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi/menular bergeser
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 50
ke penyakit non infeksi/menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya
seperti meningkatnya umur harapan hidup, adanya kondisi lingkungan yang
merugikan kesehatan seperti pencemaran udara dan rendahnya kondisi sosial
ekonomi masyarakat serta makin tingginya paparan faktor resiko seperti
merokok, pola aktifitas fisik (kurang olah raga), pola makan yang tinggi lemak
dan rendah serat.
Dari hasil pemantauan penyakit tidak menular di puskesmas diketahui
penyakit tidak menular yang paling dominan diderita penduduk Kota Dumai
adalah penyakit Hipertensi seperti terlihat pada grafik berkut ini.
Grafik 3.26 Sepuluh Pola Penyakit Tidak Menular Terbesar
di Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2009
5,44%
2,35%
0,94%
0,46%
0,36%
23,72%
16,47%
9,17%
19,45% 21,63%
Darah Tinggi (Hipertensi)
Gastritis
Rematoid Artritis
Kecelakaan dan RudaPaksaDarah Rendah (Hipotensi)
Asma
Diabetes Mellitus
Depresi
Epilepsi
Jantung
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak
menderita penyakit darah tinggi atau hipertensi, sedangkan laki-laki lebih
banyak menderita penyakit kecelakaan dan ruda paksa, seperti terlihat pada
tabel berikut ini:
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 51
Tabel 3.5 Sepuluh Pola Penyakit Tidak Menular Terbesar Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2009
No. Nama Penyakit Laki-laki Perempuan Total 1. Darah Tinggi (Hypertensi) 2.489 3.765 6.254 2. Gastritis 2.160 3.545 5.705 3. Rematoid Artritis (RA) 1.886 3.242 5.128 4. Kecelakaan dan Ruda Paksa 2.724 1.619 4.343 5. Darah Rendah (Hypotensi) 717 1.702 2.419 6. Asma 751 684 1.435 7. Diabetes Mellitus 293 328 621 8. Depresi 75 173 248 9. Epilepsi 37 85 122 10. Jantung 42 53 95
D. Status Gizi
Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi secara langsung dan jugadapat menyebabkan
gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada
dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat dipengaruhi oleh
status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.
Pengukuran gizi pada balita difokuskan pada tingkat kecukupan
gizinya yang diukur melalui berat badan terhadap umur atau berat badan
terhadap tinggi badan. Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) pada balita di
Kota Dumai pada tahun 2009 diperoleh status gizi balita sebagai berikut:
persentase balita dengan gizi buruk sebesar 0%, persentase balita dengan gizi
kurang sebesar 0,19%, dan persentase gizi baik dan gizi lebih sebesar
99,81%. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2009 dimana
persentase balita dengan gizi buruk sebesar < 5% dan persentase balita
dengan gizi kurang sebesar < 15, maka pencapaian status gizi balita masih
dibawah target.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 52
Penimbangan balita merupakan salah satu dari kegiatan pelayanan
gizi di posyandu. Pada tahun 2009 jumlah balita (S) di Kota Dumai berjumlah
34.369 balita. Dari jumlah tersebut, balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
(K) sebanyak 31.638 balita, dan jumlah balita yang ditimbang (D) sebanyak
29.428 balita. Sedangkan balita yang naik berat badannya (N) sebanyak
26.143 balita.
Adapun indikator untuk melakukan pemantauan petumbuhan balita di
posyandu yaitu : (K/S) yang merupakan cakupan program sebesar 91,5%. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2009 yakni 80%, maka angka
tersebut telah melebihi target. Partisipasi masyarakat (D/S) pada tahun 2009
sebesar 81,2%. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2009 yakni
80%, maka angka tersebut telah melebihi target. Keberhasilan program (N/D)
sebesar 86,2%. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2009 yakni
80%, maka angka tersebut telah mencapai target.
Grafik 3.27 Perkembangan Pencapaian Indikator Program Gizi
Di Kota Dumai dari tahun 2006 s/d Tahun 2009
80,1080,20
89,7191,50
92,1
59,2058,90
75,79
81,20
85,6
75,4080,80
82,4586,20
88,7
0102030405060708090
100
Persentase
K/S D/S N/D
Indikator Program Gizi2005 2006 2007 2008 2009
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 53
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN NILAI-NILAI
4.1 VISI DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI
Untuk mendukung Visi Pemerintah Kota Dumai :
“Terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat Pelayanan Kepelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri (Pengantin) yang Berbudaya
Melayu dan Agamis Menuju Dumai Kota Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib (Sehat) di Kawasan Pantai Timur Sumatera”
Maka Dinas Kesehatan Kota Dumai menyusun Rencana Strategis untuk
merealisasikan hal tersebut diatas melalui Visi dan Misi yang lebih spesifik
di bidang kesehatan. Visi Dinas Kesehatan Kota Dumai yang akan
diwujudkan sampai tahun 2015 melalui Rencana Strategis 2011 – 2015,
yaitu:
“MASYARAKAT DUMAI SEHAT, MANDIRI DAN HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN EKONOMI “
Yang dirumuskan sebagai :
Gambaran kesehatan masyarakat Kota Dumai dalam Visi tersebut adalah
masyarakat yang penduduknya hidup dalam keadaan sehat fisik, jiwa
dan sosialnya sehingga terbentuk masyarakat yang kreatif, produktif,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pemerataan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 54
Seiring dengan Visi Kota Dumai tersebut, diharapkan pada masa
mendatang pembangunan Kota Dumai mengacu pada perencanaan
pembangunan yang berwawasan kesehatan, sehingga terciptanya
lingkungan yang bebas dari polusi dan pencemaran dalam kawasan
pemukiman yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah kondisi bagi
terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi dan
pencemaran, tersedianya air bersih, tersedianya sanitasi dasar dalam
lingkungan sosial dan budaya yang kondusif. Perilaku masyarakat yang
diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi diri dari ancaman penyakit dengan
membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
4.2 MISI DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI.
Dalam rangka pencapaian Visi Pemerintah Kota Dumai dan Visi Dinas
Kesehatan yang telah ditetapkan dan juga sebagai penjabaran salah satu
Misi Pemerintah Kota Dumai yang berkaitan dengan bidang kesehatan
yakni Misi Kedua : Mewujudkan Dumai sebagai pusat pelayanan yang
bermutu pada sektor jasa dan publik, maka telah ditetapkan 5 (lima) Misi
Dinas Kesehatan Kota Dumai, yaitu :
Misi I : Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis
dan akuntabel.
Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel
dilingkungan Dinas kesehatan Kota Dumai, fungsi-fungsi
administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan
efesien yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK serta
hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen
kesehatan yang akuntabel dengan menetapkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance),
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 55
diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat
dipertanggung jawabkan dan dipertanggunggugatan kepada
semua lapisan masyarakat.
Misi II : Mendorong pembangunan yang berwawasan
kesehatan.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan juga
dipengaruhi oleh pembangunan sektor lain, sehingga perlu
diupayakan masuknya wawasan kesehatan dalam program
pembangunan di Kota Dumai. Dengan demikian dapat
diwujudkan Kota Dumai yang BERSERI (Bersih, Semarak,
Rukun dan Indah).
Misi III : Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
melalui upaya promotif dan preventif.
Masyarakat diharapkan bersikap proaktif dalam memelihara,
meningkatkan dan melindungi diri dari ancaman penyakit
dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Misi IV : Pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau dan berkeadilan.
Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
karena penyakit, diperlukan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 56
Misi V : Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan.
Pembangunan Kesehatan tidak akan berhasil jika tidak ada
upaya dari masyarakat untuk secara mandiri melakukan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, dengan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
perlu ditingkatkan.
4.3 TUJUAN DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI
Tujuan umum pembangunan kesehatan menuju Dumai Sehat 2015
adalah terciptanya perilaku dan lingkungan yang sehat dengan
menumbuhkan kesadaran masyarakat yang mandiri dalam memelihara
kesehatan, sehingga terbentuk sumber daya manusia yang sehat, kreatif
dan produktif untuk menunjang pembangunan Kota Dumai.
Tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel
2. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan perilaku masyarakat yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan
3. Pencegahan terhadap penyakit menular dan menurunkan angka
kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit menular
4. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta
meningkatkan penggunaan obat rasional melalui pelayanan
kefarmasian yang berkualitas
5. Meningkatnya pelayanan gizi dan kemandirian keluarga dalam upaya
perbaikan status gizi
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 57
6. Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta
ketersediaan sarana prasarana dan dukungan logistik yang merata,
terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat
7. Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan
kesalahan obat, Napza, serta bahan berbahaya lainnya
8. Tersedianya masukan dan rekomendasi bagi pengembangan program
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat
waktu serta jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk
mendorong pengembangan standar dan mutu pelayanan kesehatan
4.4 NILAI-NILAI
Guna mewujudkan visi dan misi tersebut di atas maka Dinas Kesehatan
Kota Dumai menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
Kota Dumai selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan
status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua
pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai saja. Dengan
demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, dan organisasi
masyarakat.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 58
3. Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah,
situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-
faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan
yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda
pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
4.5 ANALISA SWOT
Untuk mengetahui Faktor Kunci Keberhasilan perlu diidentifikasi terlebih
dahulu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
organisasi. Analisa SWOT merupakan salah satu alternatif dalam
menganalisa lingkungan internal dan eksternal tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 59
Identifikasi SWOT Dinas Kesehatan Kota Dumai
Untuk mendapatkan Faktor Kunci Keberhasilan (CSF), sebelumnya dapat
dilakukan Analisis Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan
Eksternal (ALE) dengan melakukan pembobotan yaitu seberapa besar
kemungkinan faktor tersebut memberikan dampak terhadap faktor
strategis organisasi (belum terjadi dan kemungkinan dapat terjadi) dan
dengan rating yaitu pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi (sudah
terjadi). Penyimpulan faktor kunci keberhasilan itu sendiri merupakan
analisa secara menyeluruh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang ada di lingkungan organisasi yang akan mendukung pencapaian visi
dan misi organisasi.
Ancaman (T) Kurang akurasi data lintas sektor Keadaan sosial ekonomi masyrakat Kondisi Geografis Perilaku masyarakat Mobilitas penduduk SDM masyarakat Globalisasi Pembangunan belum berwawasan
kesehatan
Peluang (O) Kesehatan merupakan prog.
Prioritas Pemko. Tersedianya Institusi
pendidikan bidang kesehatan Dukungan Propinsi dan
Pemerintah Pusat Dukungan Legislatif Peran Serta Masyarakat Kemajuan Teknologi Pelayanan Kesehatan Swasta
Kelemahan (W) Distribusi Nakes Tidak Merata Kualitas SDM masih Kurang Anggaran belum optimal Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan (SIMK) belum efektif
Kekuatan (S) Struktur Organisasi Komitmen Pimpinan
Organisasi Adanya SPM Sarana dan Prasarana
Kesehatan Cukup Dukungan Lintas Program
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 61
4.6 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (Critical Success Factors)
Faktor-faktor kunci keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan
strategi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi
secara efektif dan efisien.
Dari analisa SWOT untuk manajemen strategis didapatkan beberapa
faktor kunci keberhasilan yaitu :
1. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang merata dan
terjangkau.
2. Tersedianya sumber daya manusia yang professional menuju
pelayanan kesehatan prima.
3. Terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan masyarakat (public
good)
4. Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif bagi kesehatan melalui
pembangunan berwawasan kesehatan
5. Terselenggaranya upaya kesehatan mandiri oleh masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dalam memelihara kesehatannya.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 62
BAB V SASARAN, ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
5.1 SASARAN
Dalam rangka pencapaian Visi Kota Dumai yang telah ditetapkan, maka
dijabarkan langkah-langkah kedalam beberapa misi yang salah satunya
adalah
Misi Kedua :
Mewujudkan Dumai sebagai pusat pelayanan yang bermutu pada sektor jasa dan publik. Adapun sasaran yang hendak dicapai dari misi kedua tersebut yang
berkaitan dengan kesehatan kesehatan untuk tahun 2011-2015, yaitu:
1. Menurunnya mortalitas (angka kematian)
2. Menurunnya morbiditas (angka kesakitan)
3. Meningkatnya status gizi
dengan target sasaran indikator Kinerja Utama Kesehatan yang akan
dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya mortalitas, indikator kinerjanya meliputi:
a. Menurunnya Angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran
hidup
b. Menurunnya Angka kematian balita menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup
c. Menurunnya Angka kematian ibu melahirkan menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup
d. Meningkatnya Angka harapan hidup waktu lahir menjadi 72 tahun
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 63
2. Menurunnya morbiditas, indikator kinerjanya meliputi:
a. Menurunnya Angka kesakitan malaria menjadi 1 per 1.000
penduduk
b. Meningkatnya Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA +
menjadi 88%
c. Menurunnya Prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko
menjadi < 1%
d. Menurunnya Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
menjadi 51 per 100.000 penduduk
3. Meningkatnya status gizi, indikator kinerjanya meliputi:
a. Menurunnya persentase balita dengan gizi buruk menjadi < 3%
b. Menurunnya persentase balita dengan gizi kurang menjadi < 7%
5.2 ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan pembangunan kesehatan secara Nasional untuk periode 5
tahun ke depan (2010-2014) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan
dasar yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke
bawah guna mendukung pencapaian MDG’s pada tahun 2015; dengan
sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya
angka harapan hidup, menurunnya kematian bayi dan kematian ibu
melahirkan.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, maka pembangunan manusia
sebagai insan harus dilakukan dalam seluruh proses kehidupan mulai dari
kandungan, bayi, balita, anak pra sekolah, usia sekolah, remaja, usia
produktif sampai usia lanjut. Kebijakan pembangunan kesehatan di Kota
Dumai diarahkan pada:
1) Peningkatan aksesibilitas dan layanan kesehatan bagi masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 64
2) Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan dan
fasilitas kesehatan dasar
3) Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan
4) Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat
5) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam peredaran obat-obatan
terlarang dan peningkatan pengawasan pengobatan dan perbekalan
kesehatan
6) Meningkatkan sarana dan prasarana serta pengembangan manajemen
dan regulasi bidang kesehatan
7) Meningkatkan pola hidup sehat masyarakat dan memelihara mutu
institusi pelayanan kesehatan pemerintah melalui paradigma sehat
dengan promotif, preventif dan rehabilitatif.
5.3 STRATEGI
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan pada tahun 2015 serta
memperhatikan pencapaian hasil pembangunan bidang kesehatan di Kota
Dumai, maka dalam periode 2011-2015 akan dilaksanakan strategi
dengan fokus pada prioritas pembangunan bidang kesehatan Kota Dumai
yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan
Kota Dumai.
Adapun strategi pembangunan bidang kesehatan Kota Dumai adalah
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam
pembangunan kesehatan melalui kerjasama lintas sektor
Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok serta lintas
sektor dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan,
memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 65
penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan; dan
meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat. Peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan semakin penting. Masalah
kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah.
Selain itu, banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan
tanggung jawabnya berada di luar sektor kesehatan. Untuk itu perlu
adanya kemitraan antar berbagai pelaku pembangunan. Masalah
kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan terintegrasi yang
tidak terlepas dari berbagai faktor sehingga upaya pemecahannya
harus secara komprehensif dan melibatkan sektor-sektor terkait.
Pengalaman menunjukkan kerja sama lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan belum membuahkan hasil yang optimal
sehingga untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sangat perlu ditingkatkan koordinasi secara sektoral
berdasarkan azas kemitraan dan kerja sama.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dengan pengutamaan pada upaya promotif-preventif.
Pengembangan pelayanan atau upaya kesehatan, yang mencakup
upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client
oriented), dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan,
merata, terjangkau, berjenjang dan bermutu. Pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin perlu mendapatkan pengutamaan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diutamakan pada upaya
pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif), tanpa
mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 66
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat masih diperlukan penyesuaian perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan melalui
pengembangan sarana, prasarana dan jaringan sistem informasi
kesehatan. Di samping itu pemenuhan pelayanan kesehatan dasar
kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat
yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun
pembiayaan, mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
meningkatkan kualitas manusia yang sehat dan mengurangi angka
kesakitan.
3. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak
didukung oleh sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi
jumlahnya, dan professional, yaitu sumber daya manusia kesehatan
yang mengikuti perkembangan IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral
dan etika profesi yang tinggi. Oleh sebab itu, pemenuhan SDM
kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta
terdistribusi secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat
secara adil utamanya di daerah sulit/terpencil dalam upaya
pemerataan keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat masih
perlu ditingkatkan.
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 67
4. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.
Meningkatkan manajemen kesehatan dengan fokus pada pembenahan
perencanaan kebijakan, pembiayaan dengan dukungan data dan
informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir dan Sistem Informasi
Kesehatan online yang berbasis fasilitas dan terintegrasi, serta
memantapkan pelaksanaan Sistem Kesehatan Kota (SKK). Disadari
bahwa alokasi dana pembangunan di daerah lebih memprioritaskan
pada pembangunan fisik termasuk infrastruktur maupun
pembangunan perekonomian. Pembiayaan pembangunan di sektor
kesehatan umumnya kurang mendapatkan alokasi dana yang
memadai. Hal ini dikarenakan hasil dan dampak dari pembangunan
kesehatan tidak dapat diukur secara kasat mata dalam kurun waktu
yang relatif singkat. Untuk itu sangat dibutuhkan dukungan politis dan
pembiayaan kesehatan dari pemerintah daerah, lintas sektor dan
swasta khususnya biaya operasional upaya pelayanan kesehatan
masyarakat (Public Good), seperti Pemberantasan Penyakit Menular,
Kesehatan Lingkungan dan Pelayanan Kesehatan Keluarga, Ibu dan
Anak.
5.4. PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Berdasarkan visi, misi, tujuan, strategi dan sasaran strategis sebagaimana
diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah program-program
Dinas Kesehatan Kota Dumai untuk kurun waktu 2011-2015. Program-
program Dinas Kesehatan (program urusan wajib) 2011-2015 disusun
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terdiri dari :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 68
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
9. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya obat dan bahan habis pakai di 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan sebesar 100%
b. Persentase pengadaan obat esensial sebesar 100%
c. Persentase pengadaan obat generik sebesar 100%
2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan jamkesmas
sebanyak 10 puskesmas
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 69
b. Jumlah puskesmas dan jaringannya yang melaksanakan pelayanan
jampersal sebanyak 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
Terlaksananya pelayanan jamkesmas dan jampersal di Kota Dumai
sebesar 100%
2. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya peralatan kesehatan sesuai standar di puskesmas
sebanyak 10 puskesmas
b. Tersedianya peralatan kesehatan sesuai standar di puskesmas
pembantu sebanyak 12 puskesmas pembantu
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase puskesmas dan jaringannya yang memenuhi peralatan
kesehatan sesuai standar sebesar 90%
3. Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah posyandu yang dibina sebanyak 205 posyandu
b. Pelaksanaan penilaian posyandu teladan sebanyak 1 kegiatan
c. Pelaksanaan penilaian kader berprestasi sebanyak 1 kegiatan
d. Pelaksanaan penilaian kelurahan UPGK sebanyak 1 kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase posyandu mandiri sebesar 70%
b. Persentase posyandu aktif sebesar 80%
c. Meningkatnya presentase kunjungan ke posyandu (D/S) sebesar
85%
4. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 70
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di
puskesmas sebanyak 10 puskesmas.
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu
nifas di puskesmas sebanyak 10 puskesmas
c. Terlaksananya pembinaan bidan di desa dalam rangka peningkatan
strata desa siaga di poskeskel sebanyak sebanyak 33 poskeskel
d. Jumlah pertemuan AMP yang dilaksanakan sebanyak 2 kali
e. Jumlah supervisi PWS KIA yang dilaksanakan sebanyak 10
puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Cakupan pelayanan kesehatan remaja sebesar 80%
b. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 95%
c. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 80%
d. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90%
e. Cakupan pelayanan nifas sebesar 90%
f. Cakupan kunjungan Neonatal I (KN I) sebesar 90%
5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah:
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan anak sekolah di 100 Sekolah
Dasar (SD)
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat kelas I
sebesar 95%
b. Persentase sekolah dasar yang melaksanakan program UKS dan
UKGS sebesar 90%
6. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah:
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 71
a. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan mata
sebanyak 10 puskesmas
b. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa
sebanyak 10 puskesmas
c. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut sebanyak 10 puskesmas
d. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan olah
raga sebanyak 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase cakupan pelayanan kesehatan mata sebesar 80%
b. Persentase cakupan pelayanan kesehatan jiwa sebesar 80%
c. Persentase cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebesar
80%
d. Persentase cakupan pelayanan kesehatan olah raga sebesar 80%
7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah:
a. Jumlah pesantren yang dibina sebanyak 14 pesantren
b. Jumlah puskesmas yang dilakukan pembinaan manajemen
sebanyak 10 puskesmas
c. Jumlah pembinaan sarana kesehatan swasta sebanyak 1 kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan di pesantren sebesar 100%
b. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di puskesmas sebesar
90%
c. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan
swasta sebesar 70%
d. Persentase kunjungan rawat jalan puskesmas sebesar 60%
8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 72
a. Jumlah rumah sakit yang dibina sebanyak 3 rumah sakit
b. Jumlah pertemuan penyusunan profil rumah sakit yang dilakukan
sebanyak 1 kegiatan
c. Jumlah sarana radiologi yang dibina sebanyak 10 sarana
d. Jumlah sarana laboratorium kesehatan yang dibina sebanyak 6
sarana
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Meningkatnya sistem pelaporan di rumah sakit sebesar 80%
b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan sebesar 70%
c. Meningkatnya pelayanan di sarana radiologi sebesar 100%
d. Meningkatnya pelayanan di sarana laboratorium kesehatan sebesar
100%
3) Program Pengawasan Obat dan Makanan
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah apotik yang dibina sebanyak 25 buah
b. Jumlah toko obat yang dibina sebanyak 70 buah
c. Jumlah industri rumah tangga pangan (IRTP) yang dibina
sebanyak 67 buah
d. Jumlah toko makanan minuman dan distributor yang dibina
sebanyak 45 buah
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase apotik yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 100%
b. Persentase toko obat yang dibina yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 100%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 73
c. Persentase IRTP yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 100%
d. Persentase toko makanan minuman dan distributor yang dibina
yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah pertemuan desa siaga aktif sebanyak 1 kali
b. Jumlah pertemuan Saka Bakti Husada sebanyak 1 kali
c. Jumlah sekolah yang dilakukan pembinaan Saka Bakti Husada
sebanyak 100 sekolah
d. Jumlah kelurahan yang dilakukan pembinaan kelurahan siaga aktif
sebanyak 33 kelurahan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase desa siaga aktif sebesar sebesar 40%
2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah rumah tangga yang dilakukan survei PHBS sebanyak
10.500 KK
b. Jumlah SD yang dilakukan survei PHBS tatanan sekolah sebanyak
100 sekolah
c. Jumlah penyuluhan NAPZA sebanyak 72 kali
d. Jumlah penyiaran radio spot sebanyak 4 kali
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 70%
b. Persentase SD yang mempromosikan kesehatan sebesar 40%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 74
c. Persentase penyuluhan NAPZA sebesar 15%
3. Peringatan Hari Kesehatan Nasional
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Jumlah kegiatan peringatan HKN yang dilaksanakan sebanyak 1
kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
Terselenggaranya kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional
sebesar 100%
4. Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti sosialisasi sebanyak 700
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
Meningkatnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang peraturan
perundang-undangan kesehatan sebesar 100%
5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah vitamin A untuk bayi sebanyak 11.000 kapsul
b. Jumlah vitamin A untuk anak balita sebanyak 80.500 kapsul
c. Jumlah vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 18.000 kapsul
d. Jumlah vitamin untuk anak sekolah sebanyak 2.500 botol
e. Jumlah obat cacing untuk anak sekolah sebanyak 21.600 tablet
f. Jumlah PMT anak sekolah sebanyak 10.800 orang
g. Jumlah pemberian PMT balita dgn gizi kurang/buruk sebanyak 160
orang
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 75
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 2 kali
sebesar 90%
b. Persentase ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A 2 kali
sebesar 80%
c. Persentase SD yang mendapat PMT-AS sebesar 90%
d. Persentase anak SD yang mendapat obat cacing sebesar 90%
e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%
2. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah kader yang melaksanakan pemantauan pertumbuhan balita
sebanyak 379 kader
b. Jumlah kelurahan yang dilakukan pemantauan garam beryodium
sebanyak 30 kelurahan
c. Jumlah kegiatan therepeutic feeding centre (TFC) sebanyak 1
kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet sebesar 85%
b. Cakupan K/S sebesar 85%
c. Cakupan D/S sebesar 85%
d. Cakupan N/D sebesar 85%
e. Cakupan BGM/D sebesar < 5%
f. Cakupan kelurahan dengan garam beryodium yang baik sebesar
90%
g. Terlaksananya kegiatan therepeutic feeding centre (TFC) sebesar
100%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 76
6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) sebanyak 1424 sampel
b. Terlaksananya pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada
sumur bor sebanyak 100 sampel
c. Terlaksananya pengawasan Tempat-tempat Umum/Industri
(TTU/I) sebanyak 806 TTU/I
d. Terlaksananya pengawasan Tempat Pengolahan dan Penjualan
Makanan Minuman (TP2M) sebanyak 641 TP2M
e. Terlaksananya klinik sanitasi di puskesmas sebanyak 10 puskesmas
f. Terbentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja di 10 kelurahan
g. Terlaksananya pemeriksaan sampel makanan dan minuman
sebanyak 50 sampel
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase pengawasan kualitas air bakteriologi sebesar 85%
b. Persentase pengawasan kualitas air kimia sebesar 70%
c. Persentase TTU/ yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 85%
d. Persentase TP2M yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 80%
e. Persentase puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi sebesar
100%
f. Persentase kelurahan yang memiliki pos UKK sebesar 30%
7) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 77
a. Terlaksananya fogging dengan ULV di kelurahan rawan DBD
sebanyak 20 kelurahan
b. Terlaksananya fogging fokus di lokasi kasus DBD sebanyak 25
fokus
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk sebesar
51%
b. Persentase penderita DBD yang ditangani sebesar 100%
c. Persentase angka bebas jentik (ABJ) sebesar >95%
2. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya alat fogging dan bahan-bahan fogging sebanyak 5
paket
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk sebesar
51%
b. Persentase penderita DBD yang ditangani sebesar 100%
c. Persentase angka bebas jentik (ABJ) sebesar >95%
3. Pengadaan vaksin penyakit menular
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya vaksin anti rabies sebanyak 105 keur
b. Tersedianya vaksin influenza untuk calon jemaah haji sebanyak
400 CJH
c. Tersedianya kebutuhan vaksin imunisasi sebanyak 400 CJH
d. Tersedianya rantai vaksin imunisasi rutin di 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase penderita korban gigitan HPR yang mendapat
pengobatan pasteur sesuai protap sebesar 100%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 78
b. Persentase calon jemaah haji yang mendapatkan vaksinasi
influenza sebesar 100%
c. Persentase bayi usia 0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar
lengkap (BCG, Polio IV dan Campak) sebesar 90%
d. Tersimpannya vaksin sesuai dengan standar penyimpanan vaksin
sebesar 100%
4. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya pelayanan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di
100 SD
b. Terlaksananya Cacth Up Campak anak SD kelas I di 100 SD
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase anak Sekolah Dasar mendapat imunisasi lengkap BIAS
sebesar 95%
b. Presentase anak SD mendapat imunisasi lengkap campak sebesar
95%
b. Angka kesakitan Campak sebesar < 7 per 10/10.000 penduduk
5. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya pertemuan tatalaksana kasus diare sebanyak 1
kegiatan
b. Terlaksananya tatalaksana penderita DBD sesuai standar sebanyak
1 kegiatan
c. Terlaksananya mass blood survey sebanyak 1 kegiatan
d. Terlaksananya survei evaluasi darah jari sebanyak 1 kegiatan
e. Terlaksananya pertemuan tatalaksana kasus rabies sebanyak 1
kegiatan
f. Terlaksananya tatalaksana penderita kusta sesuai standar
sebanyak 1 kegiatan
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 79
g. Terlaksananya penjaringan suspek TB sebanyak 1 kegiatan
h. Terlaksananya sero survey HIV/AIDS sebanyak 1 kegiatan
i. Terlaksananya pertemuan tatalaksana kasus pneumonia sebanyak
1 kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase penderita diare balita yang ditangani sebesar 100%
b. Persentase penderita DBD yang ditangani sebesar 100%
c. Persentase angka bebas jentik (ABJ) sebesar >95%
d. Persentase penderita malaria yang diobati sebesar 100%
e. Angka microfilaria rate < 1%
f. Persentase penderita korban gigitan HPR yang mendapat
pengobatan pasteur sesuai protap sebesar 100%
g. Angka penemuan kasus baru kusta per 100.000 penduduk sebesar
< 5
h. Angka kecacatan tingkat 2 kusta per 100.000 penduduk sebesar
0,6
i. Penemuan pasien baru (Case Detection Rate) TB BTA Positif
sebesar 90%
j. Persentase kesembuhan penderita TB Paru sebesar 88%
k Persentase angka konversi penderita TB Paru sebesar 85%
l. Persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko
sebesar < 1%
m. Persentase penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditangani
sebesar 100%
n. Persentase penderita pneumonia balita yang ditangani sebesar
100%
6. Peningkatan imunisasi
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 80
a. Terlaksananya pelayanan imunisasi bayi, ibu hamil dan WUS di 10
puskesmas
b. Terlaksananya screening TT WUS di 50 pos
c. Terlaksananya pelayanan imunisasi bayi di semua posyandu
sebanyak 205 posyandu
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap (BCG, Polio IV dan Campak) sebesar 90%
b. Persentase desa/kelurahan yang mencapai UCI sebesar 100%
7. Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji sebanyak
400 calon jemaah haji.
b. Terlaksananya penyelidikan epidemiologi KLB sebanyak 4 kali
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 sebesar 100%
b. Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 penduduk < 15
tahun sebesar > 3
d. Persentase kasus suspect flu burung yang ditemukan, ditangani
sesuai standar sebesar 100%
e. Persentase pemeriksaan dan pengamatan kesehatan jemaah haji
sebesar 100%
8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Penyusunan standar pelayanan kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 81
a. Jumlah dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dihasilkan
per tahun sebanyak 1 dokumen.
b. Jumlah dokumen Penilaian Kinerja (PK) yang dihasilkan per tahun
sebanyak 1 dokumen.
c. Jumlah dokumen Rencana Kerja yang dihasilkan sebanyak 1
dokumen
d. Jumlah dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Dinas Kesehatan Kota Dumai yang dihasilkan per
tahun sebanyak 1 dokumen.
e. Jumlah dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
yang dihasilkan sebanyak 1 dokumen.
f. Jumlah pertemuan sosialisasi program kesehatan sebanyak 1
kegiatan
g. Jumlah dokumen master plan puskesmas dan jaringannya
sebanyak 1 dokumen
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan dokumen perencanaan Dinas Kesehatan
Kota Dumai sebesar 100%
2. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah:
a. Jumlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Perubahan
yang dihasilkan per tahun sebanyak 1 dokumen
b. Jumlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang
dihasilkan per tahun sebanyak 1 dokumen
c. Jumlah pertemuan evaluasi pelaksanaan anggaran yang
dilaksanakan sebanyak 3 kali
d. Jumlah dokumen District Health Account (DHA) sebanyak 1
dokumen
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 82
a. Persentase ketersediaan dokumen anggaran Dinas Kesehatan Kota
Dumai sebesar 100%
b. Persentase ketersediaan dokumen District Health Account (DHA)
sebesar 100%
3. Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan
kesehatan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah pertemuan validasi data yang dilaksanakan sebanyak 1
kegiatan
b. Jumlah dokumen Profil Kesehatan yang dihasilkan pertahun
sebanyak 1 dokumen
c. Jumlah dokumen Informasi Ringkas Kesehatan yang dihasilkan
pertahun sebanyak 1 dokumen
d. Jumlah puskesmas yang melaksanakan Sistem Informasi
Kesehatan sebanyak 10 puskesmas
e. Jumlah rumah sakit yang melaksanakan Sistem Informasi
Kesehatan sebanyak 3 rumah sakit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan Profil Kesehatan Kota Dumai sebesar
100%
b. Terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan sebesar 100%
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah dokumen evaluasi Standar Pelayanan Minimal yang
dihasilkan per tahun sebanyak 4 dokumen.
b. Jumlah dokumen Laporan Kematian yang dihasilkan pertahun
sebanyak 1 dokumen
c. Jumlah dokumen Laporan Kegiatan Tahunan yang dihasilkan
pertahun sebanyak 1 dokumen
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 83
d. Jumlah dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja yang dihasilkan
sebanyak 1 dokumen
e. Jumlah dokumen LPPD dan LKPJ yang dihasilkan sebanyak 1
dokumen
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan data Dinas Kesehatan Kota Dumai sebesar
100%
5. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Dumai Kota
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 35.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
6. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Dumai Barat
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 40.375
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
7. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Bukit Kapur
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 32.850
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
8. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Sungai Sembilan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 44.000
orang
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 84
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
9. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Medang Kampai
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 20.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
10. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Bumi Ayu
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 24.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
11. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Bukit Timah
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 15.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
12. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Jaya Mukti
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 26.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
13. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Purnama
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 85
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 22.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
14. Peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas Bukit Kayu Kapur
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlayaninya pasien yang berobat ke puskesmas sebanyak 15.000
orang
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase mutu pelayanan sebesar 100%
9) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
1. Pembangunan puskesmas pembantu
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah poskeskel yang dibangun sebanyak 11 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
b. Persentase ketersediaan poskeskel di kelurahan sebesar 100%
2. Pengadaan puskesmas keliling
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah pengadaan puskesmas keliling sebanyak 6 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan puskesmas keliling di puskesmas sebesar
100%
3. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya peralatan non kesehatan puskesmas di 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 86
a. Persentase ketersediaan peralatan non kesehatan di puskesmas
sesuai standar sebesar 100%
4. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Tersedianya peralatan non kesehatan puskesmas pembantu di 13
puskesmas pembantu
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase ketersediaan peralatan non kesehatan di puskesmas
pembantu sesuai standar sebesar 100%
5. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas keliling
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas yang dilakukan pemeliharaan rutin/berkala
sarana dan prasarana puskesmas keliling sebanyak 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase sarana dan prasarana puskesmas keliling yang
dilakukan pemeliharaan rutin/berkala sebesar 100%
6. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas rawat inap yang dibangun sebanyak 1 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Rasio puskesmas rawat inap per 100.000 penduduk sebesar 3 per
100.000 penduduk
7. Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas yang dibangun sebanyak 1 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk sebesar 8 per 30.000
penduduk
8. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 87
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas pembantu/poskeskel yang direhabilitasi
sebanyak 13 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase puskesmas pembantu/poskeskel yang berfungsi
dengan baik sebesar 100%
9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas yang dibina sebanyak 10 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase puskesmas yang berfungsi dengan baik sebesar 100%
10. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Jumlah puskesmas yang direhabilitasi sebanyak 10 unit
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Persentase puskesmas yang berfungsi dengan baik sebesar 100%
10) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
1. Penyuluhan kesehatan anak balita
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan anak balita
sebanyak 1 kegiatan
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
b. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%
c. Cakupan kunjungan bayi sebesar sebesar 90% d. Cakupan pelayanan anak balita sebesar 90%
e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80% f. Persentase BBLR yang ditangani sebesar 100%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 88
g. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 90%
2. Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah : b. Jumlah PAUD yang terjaring dalam deteksi tumbuh kembang
sebanyak 25 PAUD c. Jumlah bidan yang mengikuti pelatihan BBLR sebanyak 15 orang
d. Jumlah puskesmas yang melaksanakan MTBS sebanyak 10 puskesmas
Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah: a. Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
b. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90% c. Cakupan kunjungan bayi sebesar sebesar 90% d. Cakupan pelayanan anak balita sebesar 90%
e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 90% f. Persentase BBLR yang ditangani sebesar 100%
g. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 90%
11) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
1. Pelayanan kesehatan Indikator Keluaran pada tahun 2015 adalah :
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan lansia (pra usila dan usila) di 10 puskesmas
b. Jumlah kader lansia yang mengikuti pelatihan sebanyak 104 orang Indikator Hasil pada tahun 2015 adalah:
a. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut
sebesar 90%
Dinas Kesehatan Kota Dumai
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN Kota Dumai Tahun 2011-2015 89
BAB VI PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Dumai tahun 2011 – 2015 ini disusun
sebagai pedoman operasional di bidang kesehatan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kota Dumai. Menyadari bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan,
maka dalam pelaksanaan Rencana Strategis ini perlu dukungan politis dari
pemerintah daerah, Lintas Sektor, Peran Serta Masyarakat dan Pihak Swasta.
Kerja sama lintas sektor sangat penting, karena sebagian dari masalah
kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan terintergrasi yang tidak
terlepas dari berbagai kebijaksanaan Nasional, Pemerintah Daerah dan sektor
lain, sehingga upaya pemecahannya harus secara strategis melibatkan sektor
terkait. Pengalaman menunjukkan kerja sama lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan belum membuahkan hasil yang optimal. Untuk itu
diperlukan upaya yang lebih intensif dalam menggali sumber daya dan
pendanaan baik melalui Anggaran Pemerintah Kota, Swasta, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan Peran Serta Masyarakat.
Melalui dukungan berbagai pihak diharapkan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kota Dumai dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan,
Amin.LA
INAS KESEHATAN KOTA DUMAIPembina Utama Muda NIP. 140 174
60
Analisis SWOT Untuk Manajemen Strategik
ANALISA SWOT
Kekuatan 1. Komitmen pimpinan organisasi 2. Dukungan lintas program 3. Adanya Standar Pelayanan Minimal 4. Sarana dan Prasarana Kesehatan 5. Akses Pelayanan kesehatan sudah
mencapai desa 6. Kuantitas SDM cukup 7. SOT
Kelemahan 1. Distribusi Nakes tidak merata 2. Kualitas SDM masih kurang 3. Anggaran belum optimal 4. SIMK belum efektif
Peluang 1. Kesehatan merupakan
program prioritas Pemko
2. Dukungan Legislatif 3. Peran Serta
Masyarakat 4. Dukungan Pem.
Propinsi dan Pusat 5. Pelayanan kesh.
Swasta 6. Kemajuan Teknologi 7. Tersedianya Institusi
Pendidikan
S+O 1. Dengan adanya komitmen pimp.
Organisasi, dukungan lintas program dan dukungan legislatif, Pemko, pem. Propinsi dan Pem. Pusat dapat meningkatkan program pembangunan kesehatan karena kesehatan akan menjadi program prioritas.
2. Tersedianya sarana prasarana kesh. yang memadai & SPM didukung oleh peran serta masyarakat & yankes swasta
3. Adanya SOT & tersedianya SDM yg cukup yang didukung oleh kemajuan teknologi & institusi pendidikan
W+O 1. Adanya peran serta masyarakat & yankes
swasta dapat membantu mengatasi masalah distribusi nakes yang tidak merata dapat diatasi dengan
2. Adanya institusi pendidikan dan kemajuan teknologi dapat meningkatkan kualitas SDM yang masih kurang
3. Dengan dukungan legislatif, Pemko, pem. Propinsi dan Pem. Pusat diharapkan anggaran kesehatan dapat optimal
4. Dengan kemajuan teknologi diharapkan SIMK dapat terlaksana secara efektif.
Ancaman 1. PHBS masih rendah 2. Mobilitas Penduduk 3. Pembangunan belum
berwawasan kesehatan 4. SDM Masyarakat 5. Keadaan Ekonomi
Masyarakat 6. Globalisasi 7. Kurang akurasi data
lintas sector 8. Kondisi Geografis
S+T 1. Dengan adanya komitmen pimp. Org. &
dukungan lintas program akan dapat menghadapi era globalisasi dan mengatasi kurangnya akurasi data serta pembangunan belum berwawasan kesehatan
2. Dengan tersedianya sarana prasarana dan SPM serta akses pelayanan kesehatan sampai ke desa daptat mengatasi rendahnya PHBS dan SDM masyarakat serta mobilitas penduduk maupun ekonomi masyarakat.
3. Dengan kuantitas SDM yang cukup dan akses yankes yang sudah mencapai desa dapat mengatasi kondisi geografis
W+T 1. Perlunya pemerataan distribusi nakes
serta peningkatan kualitas SDM nakes untuk meningkatkan PHBS dan SDM masya, yang masih rendah
2. Perlunya peningkatan anggaran kesehatan dalam mengatasi keadaan ekonomi masyarakat, globalisasi, dan kondisi geografi
3. Peningkatan kualitas SDM nakes guna mengatasi pembangunan yang belum berwawasan kesehatan
4. Mengefektifkan SIMK guna meningkatkan akurasi data lintas sektor
61
FORMULIR RS
RENCANA STRATEGISTAHUN 2011 s/d 2015
INSTANSI : DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI FORM RSVISI : " MASYARAKAT DUMAI SEHAT MANDIRI DAN HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN EKONOMI "MISI : I. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
Mendorong Pembangunan yang berwawasan kesehatan III. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya promotif dan preventif IV. Pemerataan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan V. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran KetUraian Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5 6
1. Terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel 1. Menurunnya Mortalitas - 1. 1.
2. - 2. 2.
3. - 3. 3.
4. - 4. 4.
5. 2. - 5. 5.
: II.
Menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup
Peningkatan aksebilitas dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Terwujudnya lingkungan yang sehat dan perilaku masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
Menurunnya Angka Kematian Balita menjadi 32 per 1.000 Kelahiran Hidup
Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan dan fasilitas kesehatan dasar
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pencegahan terhadap penyakit menular dan menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit menular
Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup
Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga kesehatan
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas
Meningkatnya Angka Harapan Hidup Waktu Lahir menjadi 72 tahun
Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Meningkatnya pelayanan gizi dan kekemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
Menurunnya Morbiditas
Menurunnya Angka Kesakitan Malaria menjadi 1 per 1.000 penduduk
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam peredaran obat-obat terlarang dan peningkatan pengawasan pengobatan dan perbekalan kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran KetUraian Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5 6
6. - 6. 6.
7. - 7 7.
8. - 8.
3. - 9.
- 10.
11.
Kepala Dinas KesehatanKota Dumai
Marjoko Santoso, SKM, M.SiPembina NIP 196306141988031001
Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta ketersediaan sarana prasarana dan dukungan logistik yang merata, terjangkau dan di manfaatkan oleh masyarakat
Meningkatnya Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + menjadi 88%
Meningkatkan sarana dan prasarana serta pengembangan manajemen dan regulasi bidang kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahan obat, Napza serta bahan berbahaya lainnya
Menurunnya Prevalensi Penderita HIV Terhadap Penduduk Beresiko menjadi < 1%
Meningkatkan pola hidup sehat masyarakat dan memelihara mutu institusi penyembuhan dan rehabilitasi
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Tersedianya masukan dan rekomendasi bagi pengembangan program pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu serta jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk mendorong pengembangan standar dan mutu pelayanan kesehatan
Menurunnya Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi 51 per 100.000 penduduk
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya Status Gizi
Menurunnya Persentase Balita dengan Gizi Buruk menjadi < 3%
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaiikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya
Menurunnya Persentase Balita dengan Gizi kurang menjadi < 7%
ProgramPeningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Page 3 of 22
MATRIKS PENDANAAN PROGRAM URUSAN WAJIBDINAS KESEHATAN KOTA DUMAI TAHUN 2011 S/D 2015
NO. PROGRAM/KEGIATANPAGU INDIKATIF LIMA TAHUNAN
2011 2012 2013 2014 2015TOTAL (RP)(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
1 2 3 4 5 6 7 9
1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.404.650.000 4.000.000.000 4.300.000.000 4.700.000.000 5.100.000.000 19.504.650.000 1.1 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 1.404.650.000 4.000.000.000 4.300.000.000 4.700.000.000 5.100.000.000 19.504.650.000
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 848.251.400 2.604.669.950 2.750.000.000 2.895.000.000 2.342.500.000 11.440.421.350 2.1 Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan 150.000.000 700.000.000 725.000.000 750.000.000 77.500.000 2.402.500.000
prasarana puskesmas dan jaringannya
2.2 Peningkatan kesehatan masyarakat 55.125.000 650.000.000 675.000.000 700.000.000 725.000.000 2.805.125.000
2.3 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan 133.172.600 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 733.172.600 masalah kesehatan
2.4 Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah 0 164.669.950 170.000.000 175.000.000 180.000.000 689.669.950
2.5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus 38.798.000 525.000.000 550.000.000 575.000.000 600.000.000 2.288.798.000
2.6 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 446.521.900 325.000.000 350.000.000 375.000.000 400.000.000 1.896.521.900
2.7 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan 24.633.900 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 624.633.900 Rumah Sakit
3 Program Pengawasan Obat dan Makanan 26.100.000 100.000.000 105.000.000 110.000.000 115.000.000 456.100.000 3.1 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan 26.100.000 100.000.000 105.000.000 110.000.000 115.000.000 456.100.000
berbahaya
4 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 130.245.800 379.000.000 403.500.000 428.000.000 452.500.000 1.793.245.800 4.1 Pengembangan media promosi dan informasi sadar 59.119.000 220.000.000 240.000.000 260.000.000 280.000.000 1.059.119.000
Page 4 of 22
NO. PROGRAM/KEGIATANPAGU INDIKATIF LIMA TAHUNAN
2011 2012 2013 2014 2015TOTAL (RP)(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
1 2 3 4 5 6 7 9hidup sehat
4.2 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 37.785.400 124.000.000 126.000.000 128.000.000 130.000.000 545.785.400
4.3 Peringatan Hari Kesehatan Nasional 33.341.400 35.000.000 37.500.000 40.000.000 42.500.000 188.341.400
5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 342.806.500 715.000.000 792.000.000 869.000.000 946.000.000 3.664.806.500 5.1 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 0 80.000.000 82.000.000 84.000.000 86.000.000 332.000.000
5.2 Pemberian tambahan makanan dan vitamin 260.550.000 300.000.000 325.000.000 350.000.000 375.000.000 1.610.550.000
5.3 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia 82.256.500 200.000.000 225.000.000 250.000.000 275.000.000 1.032.256.500 gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurangvitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
5.4 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga 0 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000 520.000.000 sadar gizi
5.5 Penanggulangan Gizi Lebih 0 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 170.000.000
6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 228.064.800 505.000.000 555.000.000 605.000.000 655.000.000 2.548.064.800 6.1 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 228.064.800 420.000.000 440.000.000 460.000.000 480.000.000 2.028.064.800
6.2 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 0 50.000.000 75.000.000 100.000.000 125.000.000 350.000.000
6.3 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 0 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 170.000.000
7 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1.492.678.720 2.370.500.000 1.802.300.000 1.987.030.000 2.174.983.000 9.827.491.720 7.1 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 393.780.000 300.000.000 320.000.000 340.000.000 360.000.000 1.713.780.000
7.2 Pengadaan alat fogging dan bahan - bahan fogging 0 750.000.000 0 0 0 750.000.000
Page 5 of 22
NO. PROGRAM/KEGIATANPAGU INDIKATIF LIMA TAHUNAN
2011 2012 2013 2014 2015TOTAL (RP)(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
1 2 3 4 5 6 7 9
7.3 Pengadaan vaksin penyakit menular 106.800.000 130.000.000 145.000.000 160.000.000 175.000.000 716.800.000
7.4 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 67.263.400 80.000.000 85.000.000 90.000.000 95.000.000 417.263.400
7.5 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 723.254.900 600.000.000 700.000.000 800.000.000 900.000.000 3.723.254.900
7.6 Peningkatan imunisasi 116.391.400 82.500.000 85.000.000 87.500.000 90.000.000 461.391.400
7.7 Peningkatan surveillance epidemiologi dan 85.189.020 135.000.000 145.000.000 155.000.000 165.000.000 685.189.020 penanggulangan wabah
7.8 0 242.000.000 266.200.000 292.820.000 322.102.000 1.123.122.000
7.9 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 0 51.000.000 56.100.000 61.710.000 67.881.000 236.691.000
8 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 2.797.761.285 3.140.000.000 3.655.000.000 4.015.000.000 4.380.000.000 17.987.761.285 8.1 Penyusunan standar pelayanan kesehatan 204.095.600 50.000.000 70.000.000 90.000.000 110.000.000 524.095.600
8.2 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 34.657.400 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 334.657.400
8.3 Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar 89.812.800 125.000.000 150.000.000 175.000.000 200.000.000 739.812.800 pelayanan kesehatan
8.4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 40.045.100 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000 270.045.100
8.5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Dumai Timur 323.623.150 400.000.000 450.000.000 500.000.000 550.000.000 2.223.623.150
8.6 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Dumai Barat 238.625.900 300.000.000 350.000.000 400.000.000 450.000.000 1.738.625.900
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
Page 6 of 22
NO. PROGRAM/KEGIATANPAGU INDIKATIF LIMA TAHUNAN
2011 2012 2013 2014 2015TOTAL (RP)(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
1 2 3 4 5 6 7 98.7 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Bukit Kapur 487.616.500 550.000.000 600.000.000 650.000.000 700.000.000 2.987.616.500
8.8 489.830.600 530.000.000 560.000.000 590.000.000 620.000.000 2.789.830.600
8.9 259.134.900 300.000.000 325.000.000 350.000.000 375.000.000 1.609.134.900
8.10 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Bumi Ayu 186.875.800 220.000.000 240.000.000 260.000.000 280.000.000 1.186.875.800
8.11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Bukit Timah 148.310.560 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 993.310.560
8.12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Jaya Mukti 146.187.325 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 991.187.325
8.13 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Purnama 148.945.650 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 993.945.650
8.14 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kayu Kapur 0 0 185.000.000 200.000.000 220.000.000 605.000.000
9 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana 511.678.000 8.247.000.000 7.699.000.000 6.751.000.000 4.853.000.000 28.061.678.000 dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu danJaringannya10.1 Pembangunan puskesmas pembantu 0 800.000.000 1.000.000.000 0 0 1.800.000.000
10.2 Pengadaan puskesmas keliling 0 900.000.000 900.000.000 450.000.000 450.000.000 2.700.000.000
10.3 Pembangunan posyandu 0 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
10.4 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 0 800.000.000 700.000.000 1.000.000.000 600.000.000 3.100.000.000
10.5 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu 0 1.500.000.000 1.750.000.000 600.000.000 500.000.000 4.350.000.000
10.6 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas keliling 0 500.000.000 500.000.000 250.000.000 250.000.000 1.500.000.000
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Sungai Sembilan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medang Kampai
Page 7 of 22
NO. PROGRAM/KEGIATANPAGU INDIKATIF LIMA TAHUNAN
2011 2012 2013 2014 2015TOTAL (RP)(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)
1 2 3 4 5 6 7 910.7 Pengadaan sarana dan prasarana posyandu 0 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 800.000.000
10.8 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap 0 0 0 1.500.000.000 0 1.500.000.000
10.9 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas 0 1.000.000.000 0 0 0 1.000.000.000
10.10 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu 0 500.000.000 600.000.000 700.000.000 800.000.000 2.600.000.000
10.11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 4.750.000 47.000.000 49.000.000 51.000.000 53.000.000 204.750.000
10.12 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas 506.928.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 6.506.928.000
10 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 24.767.200 80.000.000 87.000.000 94.000.000 101.000.000 386.767.200 11.1 Penyuluhan kesehatan anak balita 0 30.000.000 32.000.000 34.000.000 36.000.000 132.000.000
11.2 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita 24.767.200 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000 254.767.200
11 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 33.211.000 62.000.000 64.000.000 66.000.000 68.000.000 293.211.000 12.1 Pelayanan Kesehatan 33.211.000 62.000.000 64.000.000 66.000.000 68.000.000 293.211.000
T O T A L 7.840.214.705 22.203.169.950 22.212.800.000 22.520.030.000 21.187.983.000 95.964.197.655
KEPALA DINAS KESEHATANKOTA DUMAI
Dr. DESIO ISANOV, MARS
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAITAHUN 2011 s/d 2015
DINAS KESEHATAN
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMATARGET
2011 2012 2013 2014 20151 2 3 41 Menurunnya Mortalitas a. Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup
b. Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidupc. Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 200 185 155 118 102d. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 71 71,3 71,6 72 72
2 Menurunnya Morbiditas a. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 5 4 3 2 1b. Persentase Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 86 86 87 87 88c. Prevalensi Penderita HIV terhadap penduduk beresiko < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 d. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk 70 65 60 55 51
Meningkatnya Status gizi a. Persentase Balita dengan Gizi Buruk3 b. Persentase Balita dengan Gizi Kurang
KEPALA DINAS KESEHATANKOTA DUMAI
Dr. DESIO ISANOV, MARSPEMBINA TK I.
NIP 196012101988031004
< 23 < 23 < 23 < 23 < 23< 32 < 32 < 32 < 32 < 32
< 3 < 3 < 3 < 3 < 3< 7 < 7 < 7 < 7 < 7
Page 9 of 22
TARGET STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATANDAN MDG's TAHUN 2011 S/D 2015DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11A. INDIKATOR DERAJAT KESEHATANMORTALITAS
1 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 8 24 232 Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup 12 45 323 Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup 88 200 185 155 118 102 102 118 1024 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 70,77 71 71,3 71,6 72 72 72 72
MORBIDITAS1 Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 2,34 5 4 3 2 1 1 1 12 Persentase angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + 85,14 86 86 87 87 88 88 88 85 3 Menurunnya prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko 0,16 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 0,5 < 14 Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk 51,12 70 65 60 55 51 51 51
STATUS GIZI1 Persentase Balita dengan Gizi Buruk 0 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3 < 15 3,62 Persentase Balita dengan Gizi Kurang 1,15 < 7 < 7 < 7 < 7 < 7 < 7 11,9
B. INDIKATOR SPM1 Cakupan desa siaga 100 100 100 100 100 100 100 802 Persentase desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 87,5 100 100 100 100 100 100 1003 Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun 2,31 ≥ 2 ≥ 2 ≥ 24 Penemuan pasien baru TB BTA positif 50,35 55 60 70 80 90 90 90 705 Cakupan penemuan penderita pneumonia balita 26,86 55 60 70 80 86 86 866 Cakupan tata laksana penderita pneumonia balita 100 100 100 100 100 100 1007 Persentase penderita DBD yang ditangani 100 100 100 100 100 100 1008 Cakupan pelayanan diare semua umur 83,2 90 90 95 95 100 1009 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 97,53 95
10 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 94,6 9011 Cakupan kunjungan bayi 92,6 9012 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100 80
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
< 23 < 23 < 23 < 23 < 23 < 23< 32 < 32 < 32 < 32 < 32 < 32
> 2 > 2 > 2 > 2
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
Page 10 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
13 Cakupan pelayanan nifas 95,44 9014 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 100 8015 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 95,11 9516 Cakupan pelayanan anak balita 93,4 8717 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PE < 24 jam 100 100 100 100 100 100 100 10018 Persentase balita gizi buruk mendapat perawatan 0 100 100 100 100 100 100 10019 Cakupan pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100 90 90 100 100 100 10020 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 100 100 100 100 100 100 100 10021 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 54,1 50 60 70 80 100 100 10022 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota 100 100 100 100 100 100 100 100
23 Cakupan peserta KB aktif 82,23 65
C. TAMBAHAN INDIKATOR MDG's
1 Angka Kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidup 5,2 5 4,5 4 3,5 3 3 3
2 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 87,5 85
3 Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 99 904 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100 100 100 100 100 100 100 95 100
5 100 100 100 100 100 100 100 100
6 Persentase RS kabupaten/kota yang melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif (PONEK) 100 100 100 100 100 100 100 100
7 Persentase bayi (anak usia 1 tahun) yang di imunisasi campak 90 908 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 90 909 Persentase anak usia sekolah dasar yang mendapati imunisasi 97,38 98
10 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman 100 100 100 100 100 100 100 10011 Persentase ODHA yang mendapatkan Anti Retrovirus Treatment (ART) 64,29 80 85 85 90 90 90 90 9012 Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 80 160 170 180 200 224 224 22413 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas 61,46 62 64 68 69 70 70 7014 Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 78,3 75 80 90 95 100 100 10015 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat 62,46 60 65 70 75 80 80 8016 Jumlah kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) 0 2 25 33 33 33 33
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 70 > 70 > 70 > 70 > 70 > 70
> 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Persentase puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED)
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95> 98 > 98 > 98 > 98 > 98 > 98
Page 11 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
D. TAMBAHAN INDIKATOR RENSTRA 1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1 Persentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan 100 100 100 100 100 100 100 1002 Persentase pengadaan obat esensial 100 100 100 100 100 100 1003 Persentase pengadaan obat generik 100 100 100 100 100 100 100
2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat1 Persentase puskesmas dan jaringannya yang memenuhi peralatan kesehatan sesuai standar 90 90 90 90 90 100 1002 Persentase posyandu mandiri 94,59 95 95 100 100 100 100 703 Persentase posyandu aktif 100 100 100 100 100 100 100 804 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 57,6 60 65 70 75 80 805 Persentase SD yang melaksanakan program UKS dan UKGS 100 100 100 100 100 100 1006 Persentase cakupan pelayanan kesehatan mata di puskesmas 1,34 20 40 60 80 100 1007 Persentase cakupan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas 0,24 5 10 10 15 20 208 Persentase cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas 5,52 90 90 90 90 90 909 Persentase cakupan pelayanan kesehatan olah raga di puskesmas 22,22 44,44 66,66 80 80 80 80
10 Persentase kunjungan rawat jalan puskesmas 19,5711 Meningkatnya pelayanan kesehatan di pesantren 100 100 100 100 100 100 10012 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di puskesmas 22,22 60 70 80 80 90 9013 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan swasta 7014 Meningkatnya sistem pelaporan di rumah sakit 80 80 80 80 80 80 8015 Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan 60 60 70 70 70 70 7016 Meningkatnya pelayanan di sarana radiologi 70 100 100 100 100 100 10017 Meningkatnya pelayanan di sarana laboratorium kesehatan 70 100 100 100 100 100 100
3) Program Pengawasan Obat dan Makanan1 Persentase apotik yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan 100 100 100 100 100 100 1002 Persentase toko obat yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan 100 100 100 100 100 100 1003 Persentase IRTP yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan 100 100 100 100 100 100 1004 Persentase toko makanan minuman dan distributor yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan 100 100 100 100 100 100 100
> 15 > 15 > 15 > 15 > 15 > 15
> 70 > 70 > 70 > 70 > 70 > 70
Page 12 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat1 Persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS 45,1 55 60 65 70 70 70 702 Persentase desa siaga aktif 20 20 25 30 35 40 40 352 Persentase SD yang mempromosikan kesehatan 25 25 30 35 40 40 40 403 Persentase penyuluhan NAPZA 5,08 8 10 12 14 15 15 15
5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat1 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 60,2 67 70 75 80 80 80 802 Cakupan RT yang mengkonsumsi garam beryodium 100 100 100 100 100 100 100 903 Persentase balita usia 6-59 bulan mendapat kapsul Vit A 93,45 904 Persentase ibu hamil yang mendapat Fe 90 tablet 97,5 855 Persentase kab/kota yang melaksanakan surveilans gizi 100 100 100 100 100 100 100 1006 Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana - 100 100 100 100 100 100 1007 Persentase balita dengan gizi baik 98,718 Persentase balita dengan gizi lebih 0,14 <5 <5 <5 <5 < 5 < 59 Persentase kecamatan bebas rawan gizi 100 100 100 100 100 100 100
10 Persentase ibu nifas yang mendapat kapsul Vit A 2 kali 92,812 Persentase anak SD yang mendapat obat cacing 100 100 100 100 100 100 10013 Cakupan kelurahan dengan garam beryodium yang baik 100 100 100 100 100 100 10014 Cakupan K/S 93,715 Cakupan N/D 91,416 Cakupan BGM/D 1,5 <5 <5 <5 <5 < 5 < 5
6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat1 Persentase pengawasan kualitas air bakteriologi 86,832 Persentase pengawasan kualitas air kimia 51,72 52 55 60 65 70 703 Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan 81,57 80 80 80 85 85 85 854 Persentase TP2M yang memenuhi syarat kesehatan 82,52 755 Persentase kelurahan yang memiliki pos UKK 9 12 15 21 27 30 306 Persentase rumah sehat 79,37 70 72 75 80 85 85 85
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85
> 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
Page 13 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
7 Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih yang memenuhi persyaratan 61,46 62 64 68 69 70 708 Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungan 74,71
7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular1 Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) 62,04 60 70 75 802 Persentase penderita korban gigitan HPR yang mendapat pengobatan pasteur sesuai protap 100 100 100 100 100 100 1003 Angka kesakitan Campak klinis per 10.000 penduduk 8,4 10 9 8 7 < 7 < 74 Persentase penderita diare balita yang ditangani 100 100 100 100 100 100 1005 Persentase penderita malaria yang diobati 100 100 100 100 100 100 1006 Angka microfilaria rate 0 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 17 Angka penemuan kasus baru kusta per 10.000 penduduk 0,11 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 18 Angka kecacatan tingkat 2 kusta per 100.000 penduduk 0 1 1 0,8 0,6 0,6 0,6 0,69 Persentase angka konversi penderita TB Paru 91
10 Persentase penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditangani 100 100 100 100 100 100 10011 Persentase penderita pneumonia balita yang ditangani 100 100 100 100 100 100 10012 Persentase kasus suspect flu burung yang ditemukan, ditangani sesuai standar 100 100 100 100 100 100 100 10013 Persentase pemeriksaan dan pengamatan kesehatan jemaah haji 100 100 100 100 100 100 10014 Angka Kesakitan Diare per 100.000 penduduk 83,2 100 125 150 175 285 285 28515 Persentase tata laksana penderita diare untuk semua umur 100 100 100 100 100 100 10016 RFT penderita kusta yang diobati 75 70 75 75 80 80 8017 Persentase anak SD mendapat imunisasi lengkap BIAS 97,26 9818 Persentase anak SD mendapat imunisasi lengkap Campak 96,519 Persentase WUS yang telah mendapatkan screening TT 89,1
8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan1 Persentase ketersediaan dokumen perencanaan 100 100 100 100 100 100 100 1002 Persentase ketersediaan dokumen anggaran 100 100 100 100 100 100 100 1003 Persentase ketersediaan profil kesehatan kota 100 100 100 100 100 100 100 1004 Persentase ketersediaan dokumen Distric Health Account (DHA) - 100 100 100 100 100 100 1005 Persentase terlaksananya Sistem Informasi Kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 1006 Persentase ketersediaan data kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 1007 Persentase mutu pelayanan di puskesmas 100 100 100 100 100 100 100
> 70 > 70 > 70 > 70 > 70 > 70
> 95 > 95 > 95
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
> 98 > 98 > 98 > 98 > 98 > 98> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Page 14 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
9) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
1 Persentase ketersediaan poskeskel di kelurahan 67 67 70 80 90 100 1002 Persentase ketersediaan puskesmas keliling di puskesmas 100 100 100 100 100 100 1003 Persentase ketersediaan posyandu di kecamatan 100 100 100 100 100 100 1004 Persentase ketersediaan peralatan non kesehatan di puskesmas 100 100 100 100 100 100 1005 Persentase ketersediaan peralatan non kesehatan di puskesmas pembantu 100 100 100 100 100 100 1006 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas keliling sesuai standar 100 100 100 100 100 100 1007 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana posyandu sesuai standar 100 100 100 100 100 100 1008 Rasio puskesmas rawat inap per 100.000 penduduk 0,76 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,149 Rasio puskesmas per 30.000 penduduk 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43
10 Persentase puskesmas pembantu/poskeskel yang berfungsi dengan baik 100 100 100 100 100 100 10011 Persentase puskesmas yang berfungsi dengan baik 100 100 100 100 100 100 100
10) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita1 Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) 91 882 Persentase BBLR yang ditangani 100 100 100 100 100 100 1003 Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 87,5 80 80 85 90 90 90
11) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia1 Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut 90,2
Keterangan:= Target MDG's Propinsi Riau Tahun 2015= Target SPM Nasional Tahun 2015
Kepala Dinas KesehatanKota Dumai
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Page 15 of 22
NO URAIAN INDIKATOR KINERJATarget Indikator Kota Dumai
2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kondisi Akhir Tahun 2010
Target Dumai Sehat
2015
Target Renstra
Kemkes 2014
Target MDG's 2015
Marjoko Santoso, SKM, M.SiPembina
NIP. 196306141988031001
Page 16 of 22
Pelaksana
11
Bidang Kes Mas
Bidang P2PL
Bidang KesMas 3,611,9
Bidang KesMas
Bidang P2PL
Bidang KesMas
Page 17 of 22
Pelaksana
11
Bidang KesMas
Bidang YanKes
Bidang KesMas
Bidang P2PL
Bidang KesMas
Bidang SDK
Bidang Yankes
Bidang KesMas
Bidang KesMas
Bidang P2PL
Page 18 of 22
Pelaksana
11
Page 19 of 22
Pelaksana
11
Page 20 of 22
Pelaksana
11
Page 21 of 22
Pelaksana
11
Page 22 of 22
Pelaksana
11
MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI TAHUN 2011 - 2015DINAS KESEHATAN KOTA DUMAIMISI : II. MEWUJUDKAN DUMAI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN YANG BERMUTU PADA SEKTOR JASA DAN PUBLIK
NO GRAND STRATEGI TUJUAN STRATEGI KEBIJAKAN SASARAN STRATEGITAHUN ANGGARAN
Indikator Kinerja 2011 2012 2013 2014 20151 Sehat Masyarakat 1. Terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel 1. Peningkatan aksebilitas dan pelayanan kesehatan Menurunnya Mortalitas a. Angka Kematian Bayi per 1.000 8
bagi masyarakat kelahiran hidup2. Terwujudnya lingkungan yang sehat dan perilaku masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan 2. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata b. Angka Kematian Balita per 1.000 12
pelayanan dan fasilitas kesehatan dasar kelahiran hidup3. Pencegahan terhadap penyakit menular dan menurunkan angka kesakitan, kematian serta serta kecacatan akibat penyakit menular 3. Peningkatan kualitas, kuantitas dan c. Angka Kematian Ibu Melahirkan 88 200 185 155 118 102
pendayagunaan tenaga kesehatan per 100.000 kelahiran hidup4. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas 4. Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan d. Angka Harapan Hidup 70,77 71 71,3 71,6 72 72
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta Waktu Lahir5. Meningkatnya pelayanan gizi dan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi mendorong pemberdayaan masyarakat
Menurunnya Morbiditas a. Angka Kesakitan Malaria 2,34 5 4 3 2 16. Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta ketersediaan sarana dan 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam per 1.000 penduduk prasarana dan dukungan logiztik yang merata, terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat peredaran obat-obatan terlarang dan peningkatan
pengawasan pengobatan dan perbekalan kes. b. Angka Kesembuhan Penderita 85 86 86 87 87 887. Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahan obat, napza serta TB Paru BTA + bahan berbahaya lainnya 6. Meningkatkan sarana dan prasarana serta
pengembangan manajemen dan regulasi bidang c. Prevalensi Penderita HIV 0,16 < 1 < 1 < 1 < 1 < 18. Tersedianya masukan dan rekomendasi bagi pengembangan program pembangunan kesehatan terhadap penduduk beresiko kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu serta jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk mendorong pengembangan standar dan mutu pelayanan kesehatan 7. Meningkatkan pola hidup sehat masyarakat dan d. Angka Kesakitan Demam 51,12 70 65 60 55 51
memelihara mutu institusi penyembuhan dan Berdarah Dengue (DBD) rehabilitasi per 100.000 penduduk
Meningkatnya Status Gizi a. Persentase Balita dengan 0 Gizi Buruk
b. Persentase Balita dengan 1,15 Gizi Kurang
Kepala Dinas KesehatanKota Dumai
H. Marjoko Santoso, SKM, M.SiPembina
NIP. 19630614 198803 1 001
Kondisi Akhir 2010
< 23 < 23 < 23 < 23 < 23
< 32 < 32 < 32 < 32 < 32
< 3 < 3 < 3 < 3 < 3
< 7 < 7 < 7 < 7 < 7
TABEL T.IV.C.24TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI
TAHUN 2011 S/D 2015
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET KINERJA PADA TAHUN KE
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 91. 1. Menurunnya Mortalitas -
2. -
3. - 200 185 155 118 102
4. - 71 71,3 71,6 72 72
5. 2. Menurunnya Morbiditas - 5 4 3 2 1
Terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel
Menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup
< 23 < 23 < 23 < 23 < 23
Terwujudnya lingkungan yang sehat dan perilaku masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
Menurunnya Angka Kematian Balita menjadi 32 per 1.000 Kelahiran Hidup
< 32 < 32 < 32 < 32 < 32
Pencegahan terhadap penyakit menular dan menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit menular
Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup
Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas
Meningkatnya Angka Harapan Hidup Waktu Lahir menjadi 72 tahun
Meningkatnya pelayanan gizi dan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
Menurunnya Angka Kesakitan Malaria menjadi 1 per 1.000 penduduk
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET KINERJA PADA TAHUN KE
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 96. - 86 86 87 87 88
7. - < 1 < 1 < 1 < 1 < 1
8. - 70 65 60 55 51
3. Meningkatnya Status Gizi - < 3 < 3 < 3 < 3 < 3
- < 7 < 7 < 7 < 7 < 7
Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai
Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta ketersediaan sarana prasarana dan dukungan logistik yang merata, terjangkau dan di manfaatkan oleh masyarakat
Meningkatnya Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + menjadi 88%
Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahan obat, Napza serta bahan berbahaya lainnya
Menurunnya Prevalensi Penderita HIV Terhadap Penduduk Beresiko menjadi < 1%
Tersedianya masukan dan rekomendasi bagi pengembangan program pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu; serta jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk mendorong pengembangan standar dan mutu pelayanan kesehatan
Menurunnya Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi 51 per 100.000 penduduk
Menurunnya Persentase Balita dengan Gizi Buruk menjadi < 3%
Menurunnya Persentase Balita dengan Gizi kurang menjadi < 7%
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET KINERJA PADA TAHUN KE
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Marjoko Santoso, SKM, M.SiPembina
NIP 196306141988031001
Tabel T-IV.C.27Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
VISI : Terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat Pelayanan Kepelabuhanan, Perdagangan, Tourism dan Industri (PENGANTIN) yang Berbudaya Melayu dan Agamis Menuju Dumai Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib (SEHAT) di Kawasan Pantai Timur Sumatera Tahun 2015.
MISI KEDUA : Mewujudkan Dumai sebagai pusat pelayanan yang bermutu pada sektor jasa dan publik
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1. Terciptanya manajemen kesehatan 1. Menurunnya Mortalitas 1. 1 Peningkatan aksebilitas dan pelayananyang akuntabel kesehatan bagi masyarakat
2. Menurunnya Morbiditas 2. Terwujudnya lingkungan yang sehat 2 Peningkatan kualitas pelayanan pada
dan perilaku masyarakat yang 3. Meningkatnya Status Gizi setiap strata pelayanan dan fasilitasbersifat proaktif untuk memelihara 2. kesehatan dasardan meningkatkan derajatkesehatan 3 Peningkatan kualitas, kuantitas dan
pendayagunaan tenaga kesehatan3. Pencegahan terhadap penyakit
menular dan menurunkan angka 3. 4 Peningkatan kualitas lingkungan sehatkesakitan, kematian serta serta dan peningkatan perilaku hidup bersihkecacatan akibat penyakit menular dan sehat serta mendorong
pemberdayaan masyarakat4. Meningkatnya jangkauan dan mutu 4.
pelayanan kesehatan serta 5 Meningkatkan peran serta masyarakatmeningkatkan penggunaan obat dalam peredaran obat-obatanrasional melalui pelayanan terlarang dan peningkatankefarmasian yang berkualitas pengawasan pengobatan dan
perbekalan kes.5. Meningkatnya pelayanan gizi dan
kemandirian keluarga dalam upaya 6 Meningkatkan sarana dan prasaranaperbaikan status gizi serta pengembangan manajemen
dan regulasi bidang kesehatan
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama lintas sektor
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dengan pengutamaan pada upaya promotif-preventif.
Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan6. Peningkatan jumlah, mutu dan 7 Meningkatkan pola hidup sehat
penyebaran tenaga kesehatan, masyarakat dan memelihara mutuserta ketersediaan sarana dan institusi penyembuhan dan prasarana dan dukungan logiztik rehabilitasiyang merata, terjangkau dandimanfaatkan oleh masyarakat
7. Terlindungnya masyarakat daribahaya penyalahgunaan dankesalahan obat, napza serta bahanberbahaya lainnya
8. Tersedianya masukan danrekomendasi bagi pengembanganprogram pembangunan kesehatanyang sesuai dengan kebutuhan dantepat waktu serta jaringan SistemInformasi Kesehatan (SIK) untukmendorong pengembangan standardan mutu pelayanan kesehatan
Page 7 of 20
Tabel. T-IV.C.28 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Dinas Kesehatan
Kota Dumai Propinsi Riau
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp 1. Terciptanya manajemen 1. Menurunnya Mortalitas a. Angka Kematian Bayi per 1 02 01 015 1. Program Obat & Perbekalan 2.000.000.000 4.000.000.000 4.300.000.000 4.700.000.000 5.100.000.000 20.100.000.000 Dinas Kota Dumai kesehatan yg akuntabel 1.000 kelahiran hidup Kesehatan, kegiatan : Kesehatan
1 02 01 015 001 1.1. Pengadaan obat dan Outcome: 2.000.000.000 4.000.000.000 4.300.000.000 4.700.000.000 5.100.000.000 20.100.000.000 2. Terwujudnya lingkungan b. Angka Kematian Balita per perbekalan kesehatan - Persentase ketersediaan obat 100 100 100 100 100 100 100 yang hidup sehat & perilaku 1.000 kelahiran hidup sesuai kebutuhan masyarakat yang bersifat - Persentase pengadaan obat 100 100 100 100 100 100 100 proaktif untuk memelihara c. Angka Kematian Ibu Melahirkan esensial sesuai kebutuhan & meningkatkan derajat per 100.000 kelahiran hidup - Persentase pengadaan obat 100 100 100 100 100 100 100 kesehatan generik sesuai kebutuhan
d. Angka Harapan Hidup Output : 3. Pencegahan terhadap Waktu Lahir Tersedianya obat dan bahan 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas penyakit menular dan habis pakai di puskesmas menurunkan angka 2. Menurunnya Morbiditas a. Angka Kesakitan Malaria kesakitan, kematian serta per 1.000 penduduk 1 02 01 016 2. Program Upaya Kesehatan 2.316.433.170 2.604.669.950 2.750.000.000 2.895.000.000 2.342.500.000 12.908.603.120 kecacatan akibat penyakit Masyarakat, kegiatan : menular b. Angka Kesembuhan Penderita 1 02 01 016 003 2.1. Pengadaan, peningkatan, Outcome : 677.333.500 700.000.000 725.000.000 750.000.000 77.500.000 2.929.833.500
TB Paru BTA + dan perbaikan sarana & Persentase puskesmas dan jaringan 90 90 90 90 90 100 100 4. Meningkatkan jangkauan prasarana puskesmas nya yang memenuhi peralatan dan mutu pelayanan c. Prevalensi Penderita HIV dan jaringannya kesehatan sesuai standar kesehatan serta meningkat terhadap penduduk beresiko Output kan penggunaan obat - Tersedianya peralatan kesehatan 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas rasional melalui pelayanan d. Angka Kesakitan Demam sesuai standar di puskesmas kefarmasian yg berkualitas Berdarah Dengue (DBD) - Tersedianya peralatan kesehatan 3 pustu 13 pustu 13 pustu 12 pustu 12 pustu 12 pustu 12 pustu
per 100.000 penduduk sesuai standar di pustu 5. Meningkatnya pelayanan gizi dan kemandirian keluarga 3. Meningkatnya Status Gizi a. Persentase Balita dengan 1 02 01 016 009 2.2. Peningkatan kesehatan Outcome : 625.405.000 650.000.000 675.000.000 700.000.000 725.000.000 3.375.405.000 dalam upaya perbaikan Gizi Buruk masyarakat - Persentase posyandu mandiri 94,59 95 95 100 100 100 100 status gizi - Persentase posyandu aktif 100 100 100 100 100 100 100
b. Persentase Balita dengan - Meningkatnya persentase 87,5 6. Peningkatan jumlah, mutu Gizi Kurang kunjungan ke posyandu (D/S) dan penyebaran tenaga Output : kesehatan, serta - Jumlah posyandu yang dibina 185 185 190 195 200 205 205 ketersediaan sarana dan - Pelaksanaan penilaian posyandu 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan prasarana dan dukungan teladan logistik yang merata, - Pelaksanaan penilaian kader ber 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan terjangkau & dimanfaatkan prestasi oleh masyarakat - Pelaksanaan penilaian kelurahan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan
UPGK 7. Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgu- 1 02 01 016 012 2.3. Peningkatan pelayanan & Outcome : 105.067.720 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 705.067.720 naan dan kesalahan obat, penanggulangan masalah - Cakupan pelayanan kesehatan 57,6 60 65 70 75 80 80 napza serta bahan kesehatan remaja berbahaya lainnya - Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 97,53
- Cakupan komplikasi kebidanan 100 100 100 100 100 100 100 8. Tersedianya masukan dan yang ditangani dan rekomendasi bagi - Cakupan pertolongan persalinan 94,60 pengembangan program oleh tenaga kesehatan kesehatan yang sesuai - Cakupan pelayanan nifas 95,44 dengan kebutuhan dan - Cakupan Kunjungan Neonatal I 99 tepat waktu serta jaringan (KN I) Sistem Informasi Kesehatan (SIK) untuk mendorong pe- Output : ngembangan standar dan - Terlaksananya pelayanan kese- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas mutu pelayanan kesehatan hatan peduli remaja (PKPR) di
puskesmas - Terlaksananya pelayanan kese- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
> 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Page 8 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
hatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas di puskesmas - Jumlah pertemuan AMP yang di - 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali laksanakan - Jumlah supervisi PWS KIA yang 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas dilaksanakan
1 02 01 016 016 2.4. Peningkatan kesehatan Outcome : - 164.669.950 170.000.000 175.000.000 180.000.000 689.669.950 anak sekolah - Meningkatnya cakupan 94,99
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat kelas I - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 SD yang melaksanakan program UKS & UKGS Output : - Jumlah SD yang dilakukan penja- 99 SD 99 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD ringan kesehatan anak sekolah
1 02 01 016 017 2.5. Peningkatan pelayanan Outcome : 490.878.150 525.000.000 550.000.000 575.000.000 600.000.000 2.740.878.150 kesehatan khusus - Persentase cakupan pelayanan 1,34 20 40 60 80 100 100
kesehatan mata - Persentase cakupan pelayanan 0,24 5 10 10 15 20 20 kesehatan jiwa - Persentase cakupan pelayanan 5,52 90 90 90 90 90 90 gigi dan mulut - Persentase cakupan pelayanan 22,22 44,44 66,66 80 80 80 80 kesehatan olah raga Output : - Jumlah puskesmas yang melaksa- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas nakan pelayanan kesehatan mata - Jumlah puskesmas yang melaksa- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas nakan pelayanan kesehatan jiwa - Jumlah puskesmas yang melaksa- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas nakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut - Jumlah puskesmas yang melaksa- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas nakan pelayanan kesehatan olah raga
1 02 01 016 018 2.6. Peningkatan pelayanan Outcome : 311.080.250 325.000.000 350.000.000 375.000.000 400.000.000 1.761.080.250 kesehatan - Meningkatnya pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan di pesantren - Meningkatnya mutu pelayanan 22,22 60 70 80 80 90 90 kesehatan di puskesmas - Meningkatnya mutu pelayanan 70 kesehatan di sarana kesehatan swasta - Persentase kunjungan rawat jalan 19,57 puskesmas Output : - Jumlah pesantren yang dibina 14 pesantren 14 pesantren 14 pesantren 14 pesantren 14 pesantren 14 pesantren 14 pesantren - Jumlah puskesmas yang dilaku 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas kan pembinaan manajemen - Jumlah pembinaan sarana kese- - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan hatan swasta
1 02 01 016 019 2.7. Peningkatan pelayanan Outcome : 106.668.550 120.000.000 140.000.000 160.000.000 180.000.000 706.668.550 kesehatan rujukan dan - Meningkatnya sistem pelaporan 80 80 80 80 80 80 80 rumah sakit di Rumah Sakit
- Meningkatnya pelayanan kese- 60 60 70 70 70 70 70 hatan rujukan - Meningkatnya pelayanan di sarana 70 100 100 100 100 100 100
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95
> 70 > 70 > 70 > 70 > 70 > 70
> 15 > 15 > 15 > 15 > 15 > 15
Page 9 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
radiologi - Meningkatnya pelayanan di sarana 70 100 100 100 100 100 100 laboratorium kesehatan Output : - Jumlah Rumah Sakit yang dibina 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS - Jumlah pertemuan penyusunan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan profil RS yang dilakukan - Jumlah sarana radiologi yang di 10 sarana 10 sarana 10 sarana 10 sarana 10 sarana 10 sarana 10 sarana bina - Jumlah sarana labkes yang di 6 sarana 6 sarana 6 sarana 6 sarana 6 sarana 6 sarana 6 sarana bina
1 02 01 017 3. Program Pengawasan Obat 96.061.000 100.000.000 105.000.000 110.000.000 115.000.000 526.061.000 dan Makanan, kegiatan :
1 02 01 017 002 3.1. Peningkatan pengawasan Outcome : 96.061.000 100.000.000 105.000.000 110.000.000 115.000.000 526.061.000 keamanan pangan dan - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 bahan berbahaya apotek yang dibina yang
memenuhi syarat kesehatan - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 toko obat yg dibina yang memenuhi syarat kesehatan - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 IRTP yang dibina yang memenuhi syarat kesehatan - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 toko makanan & minuman yg dibina yg memenuhi syarat kesehatan Output : - Jumlah apotek yg dibina 18 buah 18 buah 20 buah 22 buah 24 buah 25 buah 25 buah - Jumlah toko obat yg dibina 30 buah 50 buah 55 buah 60 buah 65 buah 70 buah 70 buah - Jumlah IRTP yg dibina 20 buah 20 buah 30 buah 40 buah 50 buah 67 buah 67 buah - Jumlah toko makanan minuman 30 buah 50 buah 50 buah 50 buah 50 buah 50 buah 45 buah & distributor yang dibina
1 02 01 019 4. Program Promosi Kesehatan 340.611.350 344.000.000 366.000.000 388.000.000 410.000.000 1.848.611.350 dan Pemberdayaan Masyarakat, kegiatan :
1 02 01 019 001 4.1. Pengembangan media Outcome : 218.072.650 220.000.000 240.000.000 260.000.000 280.000.000 1.218.072.650 promosi & informasi sadar Persentase cakupan desa 20 20 25 30 35 40 40 hidup sehat siaga aktif
Output : - Jumlah review pertemuan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali desa siaga tk.kota - Jumlah review desa siaga tk. 32 kali 33 kali 33 kali 33 kali 33 kali 33 kali 33 kali Kelurahan - Terlaksananya penyiaran 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali radio spot desa siaga - Terlaksananya penyuluhan 36 kali 36 kali 36 kali 36 kali 36 kali 36 kali 36 kali Napza
1 02 01 019 002 4.2. Penyuluhan masyarakat Outcome : 122.538.700 124.000.000 126.000.000 128.000.000 130.000.000 630.538.700 pola hidup sehat - Persentase rumah tangga ber 45,1 55 60 65 70 70 70
PHBS - Persentase penyuluhan napza 5,08 8 10 12 14 15 15 - Persentase SD yang mempromo- 25 25 30 35 40 40 40 sikan kesehatan Output : - Jumlah rumah tangga sehat 2100 KK 2100 KK 2100 KK 2100 KK 2100 KK 2100 KK 10.500 KK (PHBS) di masyarakat yang di survey - Jumlah penyuluhan napza 72 kali 72 kali 72 kali 72 kali 72 kali 72 kali 72 kali - Jumlah SD yang dilakukan penilai- - 20 SD 20 SD 20 SD 20 SD 20 SD 100 SD
Page 10 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
an SD ber PHBS
1 02 01 019 010 4.3. Peringatan Hari Kesehatan Outcome : 31.630.450 34.793.000 38.272.000 42.100.000 46.310.000 193.105.450 Nasional Terselenggaranya Hari Kesehatan
Nasional 100 100 100 100 100 100 100 Output : Jumlah kegiatan peringatan Hari 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan Kesehatan Nasional
1 02 01 020 5. Program Perbaikan Gizi 536.120.000 715.000.000 792.000.000 869.000.000 946.000.000 3.858.120.000 Masyarakat, kegiatan :
1 02 01 020 001 5.1. Penyusunan peta informasi Outcome : 78.236.500 80.000.000 82.000.000 84.000.000 86.000.000 410.236.500 masyarakat kurang gizi - Persentase puskesmas yang 100 100 100 100 100 100 100
melakukan pemantauan konsumsi gizi - Persentase puskesmas yang 100 100 100 100 100 100 100 mengikuti sosialisasi KLB gizi Output : - Jumlah puskesmas yang 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas melakukan pemantauan konsumsi gizi - Jumlah puskesmas yang 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas mengikuti sosialisasi KLB Gizi
1 02 01 020 002 5.2. Pemberian tambahan Outcome : 288.449.500 300.000.000 325.000.000 350.000.000 375.000.000 1.638.449.500 makanan dan vitamin - Persentase cakupan balita 93,45
mendapat vitamin A 2 kali - Persentase cakupan ibu nifas 92,8 mendapat vitamin A 2 kali - Persentase status gizi baik 98,71 anak balita - Persentase anak SD yang 100 100 100 100 100 100 100 mendapat obat cacing Output : - Jumlah vitamin A untuk bayi 8.670 kapsul 8670 kapsul 9537 kapsul 10000 kapsul 10500 kapsul 11.000 kapsul 11.000 kapsul - Jumlah vitamin A untuk 72.000 kapsul 72000 kapsul 75600 kapsul 80000 kapsul 80200 kapsul 80.500 kapsul 80.500 kapsul anak balita - Jumlah vitamin A utk ibu nifas 16.800 kapsul 16800 kapsul 17000 kapsul 17200 kapsul 17500 kapsul 18.000 kapsul 18.000 kapsul - Jumlah PMT balita 125 orang 100 orang 120 orang 140 orang 150 orang 160 orang 160 orang - Jumlah vitamin anak sekolah - 300 botol 500 botol 850 botol 850 botol 2.500 botol 2.500 botol - Jumlah obat cacing 30.000 tablet 600 tablet 13996 tablet 15552 tablet 19440 tablet 21.600 tablet 21.600 tablet
1 02 01 020 003 5.3. Penanggulangan Kurang Outcome : 169.434.000 200.000.000 225.000.000 250.000.000 275.000.000 1.119.434.000 Energi Protein (KEP), - Persentase balita yang naik 91,4 Anemia Gizi Besi (AGB), berat badannya (N/D) Kurang Vitamin A dan - Persentase balita bawah 1,5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 kekurangan zat gizi mikro garis merah (BGM) lainnya - Persentase balita dengan 0 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3
gizi buruk - Persentase balita dengan 1,15 < 7 < 7 < 7 < 7 < 7 < 7 gizi kurang - Persentase ibu hamil yang 97,5 mendapat tablet tambah darah - Persentase kelurahan 100 100 100 100 100 100 100 dengan garam beryodium yang baik Output : - Terlaksananya pemantauan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan pertumbuhan balita - Terlaksananya pemberian 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan tablet tambah darah - Terlaksananya pemantauan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan garam beryodium
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 85 > 85 > 85 > 85 > 85 > 85
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Page 11 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
- Terlaksananya cerdas 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan cermat pemantauan pertumbuhan
1 02 01 020 004 5.4. Pemberdayaan masyarakat Outcome : - 100.000.000 120.000.000 140.000.000 160.000.000 520.000.000 untuk pencapaian keluarga - Terlaksananya kegiatan 100 100 100 100 100 100 100 sadar gizi lomba balita Indonesia
- Terlaksananya kegiatan 100 100 100 100 100 100 100 UPGK - Terlaksananya kegiatan 100 100 100 100 100 100 100 pojok gizi Output : - Jumlah peserta lomba balita 70 orang - 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang Indonesia - Jumlah kelurahan UPGK 33 - 33 33 33 33 33 - Jumlah puskesmas dengan 9 - 9 10 10 10 10 pojok gizi
1 02 01 020 005 5.5. Penanggulangan gizi lebih Outcome : - 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 170.000.000 - Menurunya persentase balita 0,14 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 < 5 dengan gizi lebih Output : - Terlaksananya keg. penang- 1 kegiatan - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan gulangan gizi lebih
1 02 01 021 6. Program Pengembangan 411.771.023 505.000.000 555.000.000 605.000.000 655.000.000 2.731.771.023 Lingkungan Sehat, kegiatan :
1 02 01 021 001 6.1. Pengkajian pengembangan Outcome : 411.771.023 420.000.000 440.000.000 460.000.000 480.000.000 2.211.771.023 lingkungan sehat - Teridentifikasinya kualitas air 61,46 62 64 68 69 70 70
bersih - Teridentifikasinya kualitas air 78,3 75 80 90 95 100 100 minum - Teridentifikasinya kualitas 82,04 sanitasi TTU/I dan TP2 M yang memenuhi syarat kesehatan - Terlaksananya pelayanan 9 12 15 21 27 30 30 kesehatan dasar pada pos UKK - Persentase rumah sehat 79,37 70 72 75 80 85 85 Output : - Terlaksananya pengambilan 56 DAMIU, 25 sumur bor 95 DAMIU, 100 DAMIU, 105 DAMIU, 110 DAMIU, 115 DAMIU, 115 DAMIU, dan pemeriksaan sampel air 24 sumur bor 25 sumur bor 25 sumur bor 25 sumur bor 25 sumur bor 25 sumur bor - Pengawasan TTU/I 806 635 640 645 650 655 655 - Pengawasan TP2M 641 592 595 600 605 610 610 - Terlaksananya kegiatan di 3 pos UKK 3 pos UKK 4 pos UKK 6 pos UKK 8 pos UKK 10 pos UKK 10 pos UKK pos UKK - Jumlah rumah yang disurvei - 2.000 rumah 2.000 rumah 2.000 rumah 2.000 rumah 2.000 rumah 10.000 rumah
1 02 01 021 002 6.2. Penyuluhan menciptakan Outcome : - 50.000.000 75.000.000 100.000.000 125.000.000 350.000.000 lingkungan sehat Meningkatnya pengetahuan - 75 75 75 75 75 75
pemilik TP2M dalam mengelola TP2M yang memenuhi syarat kesehatan Output : - Terlaksananya pertemuan 1 keg. - 1 keg. 1 keg. 1 keg. 1 keg. 1 keg. pemilik TP2M - Terlaksananya pertemuan 1 kali - 1 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali pengelola program kesling puskesmas
1 02 01 021 003 6.3. Sosialisasi kebijakan Outcome : - 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 170.000.000 lingkungan sehat - Meningkatnya persentase 79,37 70 72 75 80 85 85
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
Page 12 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
rumah sehat - Meningkatnya persentase 61,46 62 64 68 69 70 70 keluarga yg memiliki akses terhadap air bersih yg meme- nuhi persyaratan - Meningkatnya persentase 74,71 institusi yg dibina kesehatan lingkungannya Output : - Terlaksananya keg. sosialisasi - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan kebijakan lingkungan sehat
7. Program Pencegahan dan 1.167.666.910 2.370.500.000 1.802.300.000 1.987.030.000 2.174.983.000 9.502.479.910 Penanggulangan Penyakit Menular, kegiatan :
1 02 01 022 001 7.1. Penyemprotan/fogging Outcome : 265.206.910 300.000.000 320.000.000 340.000.000 360.000.000 1.585.206.910 sarang nyamuk - Menurunnya angka kesakitan DBD 51,12 /100.000 pddk 70 /100.000 pddk 65 /100.000 pddk 60 /100.000 pddk 55 /100.000 pddk 51 /100.000 pddk 51 /100.000 pddk
- Menurunnya angka kematian DBD 2,99 < 2 < 2 < 2 < 2 < 2 < 2 - Terkendalinya kasus DBD di 100 100 100 100 100 100 100 kelurahan rawan DBD Output : - Terlaksananya fogging 15 kelurahan 18 kelurahan 20 kelurahan 20 kelurahan 20 kelurahan 20 kelurahan 20 kelurahan dengan ULV di kelurahan rawan DBD - Terlaksananya fogging fokus 25 fokus 25 fokus 25 fokus 25 fokus 25 fokus 25 fokus 25 fokus di lokasi kasus DBD
1 02 01 022 002 7.2. Pengadaan alat fogging Outcome : - 750.000.000 - - - 750.000.000 dan bahan-bahan fogging - Menurunnya angka kesakitan 51,12 /100.000 pddk - 65 /100.000 pddk 60 /100.000 pddk 55 /100.000 pddk 51 /100.000 pddk 51 /100.000 pddk
penderita DBD per 100.000 penduduk - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 penderita DBD yg ditangani - Meningkatnya persentase 62,04 60 70 75 80 Angka Bebas Jentik (ABJ) Output : - Tersedianya alat fogging - - 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket dan bahan-bahan fogging
1 02 01 022 003 7.3. Pengadaan vaksin Outcome : 114.450.000 130.000.000 145.000.000 160.000.000 175.000.000 724.450.000 penyakit menular - Terimunisasinya bayi Kota 90
Dumai (BCG,DPT,HB,Polio) - Terimunisasinya korban 100 100 100 100 100 100 100 gigitan hewan penular rabies - Tersimpannya vaksin sesuai 100 100 100 100 100 100 100 dengan standar penyimpanan vaksin Output : - Tersedianya vaksin anti 75 keur 100 keur 115 keur 130 keur 145 keur 160 keur 160 keur rabies - Tersedianya rantai vaksin 9 pkm 9 pkm 9 pkm 10 pkm 10 pkm 10 pkm 10 pkm imunisasi rutin
1 02 01 022 004 7.4. Pelayanan vaksinasi bagi Outcome : 74.630.680 80.000.000 85.000.000 90.000.000 95.000.000 424.630.680 balita dan anak sekolah - Persentase anak SD 97,26
mendapat imunisasi lengkap BIAS - Anak SD mendapat imunisasi 96,5 lengkap campak Output : - Terlaksananya pelayanan 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD imunisasi anak sekolah
> 70 > 70 > 70 > 70 > 70 > 70
> 95 > 95
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95
> 98 > 98 > 98 > 98 > 98 > 98
> 95 > 95 > 95 > 95 > 95 > 95
Page 13 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
- Terlaksananya pelayanan 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD 100 SD bulan imunisasi anak sekolah
1 02 01 022 005 7.5. Pelayanan pencegahan Outcome : 508.821.000 600.000.000 700.000.000 800.000.000 900.000.000 3.508.821.000 dan penanggulangan - Persentase penderita diare 100 100 100 100 100 100 100 penyakit menular balita yg ditangani puskesmas
dan kader mendapat penanganan sesuai standar - Penderita DBD yang di 100 100 100 100 100 100 100 diagnosis, di obati dan di tangani sesuai standar operasional prosedur - Teridentifikasinya penduduk 100 100 100 100 100 100 100 kelurahan endemis malaria - Penderita malaria yang di 100 100 100 100 100 100 100 diagnosis, diobati dan ditangani sesuai standar - Teridentifikasinya sampel 0 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 dengan mikrofilaria - Kasus gigitan penular rabies 100 100 100 100 100 100 100 mendapat pengobatan pasteur - Penderita kusta yang 100 100 100 100 100 100 100 ditemukan, diobati & selesai berobat - Angka penemuan pasien 50,35 55 60 70 80 86 86 baru BTA (+) CDR Output : - Terlaksananya pertemuan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan tatalaksana kasus diare - Terlaksananya tatalaksana 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan penderita DBD sesuai standar - Terlaksananya mass blood 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan survey - Terlaksananya survey 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan evaluasi darah jari - Terlaksananya pertemuan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan tatalaksana kasus rabies - Terlaksananya tatalaksana 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan penderita kusta sesuai standar - Terlaksananya penjaringan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan suspek TB - Terlaksananya sero survey 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan HIV/AIDS - Terlaksananya pertemuan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan tatalaksana kasus pneumonia
1 02 01 022 008 7.6. Peningkatan imunisasi Outcome : 77.098.300 82.500.000 85.000.000 87.500.000 90.000.000 422.098.300 - Kelurahan mencapai target 87,5 100 100 100 100 100 100 UCI - Setiap kejadian KIPI 100 100 100 100 100 100 100 mendapatkan pelayanan sesuai protap oleh tim - WUS yg telah mendapatkan 89,1 screning TT Output : - Terlaksananya pelayanan 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas imunisasi bayi, ibu hamil dan WUS - Terbentuknya tim KIPI 1 tim 1 tim 1 tim 1 tim 1 tim 1 tim 1 tim - Terlaksananya screning TT 50 pos 50 pos 50 pos 50 pos 50 pos 50 pos 50 pos WUS - Terlaksananya pelayanan 185 185 190 195 200 205 205
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Page 14 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
imunisasi bayi di semua posyandu
1 02 01 022 009 7.7. Peningkatan surveillance Outcome : 127.460.020 135.000.000 145.000.000 155.000.000 165.000.000 727.460.020 epidemiologi dan - Teridentifikasinya status 100 100 100 100 100 100 100 penanggulangan wabah kesehatan calon jemaah haji
- Kelurahan yang mengalami 100 100 100 100 100 100 100 KLB dilakukan penanggu- langan < 24 jam - Tenaga kesehatan surveilans 18 22 24 28 30 30 30 epidemiologi yang terlatih - Angka penemuan kasus 2,31 AFP per 10.000 pddk dibawah < 15 tahun Output : - Terlaksananya pelatihan 1 kali 2 kali 2 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali surveilans epidemiologi terpadu - Terlaksananya pemeriksaan 300 jemaah 300 jemaah 325 jemaah 350 jemaah 375 jemaah 400 jemaah 400 jemaah kesehatan calon jemaah haji - Terlaksananya penyelidikan 5 kali 2 kali 2 kali 3 kali 3 kali 4 kali 4 kali epidemiologi KLB
1 02 01 022 010 7.8. Peningkatan komunikasi, Outcome : - 242.000.000 266.200.000 292.820.000 322.102.000 1.123.122.000 informasi & edukasi (KIE) - Kelompok sasaran - - 100% 100 100 100 100
mendapatkan informasi program penyakit menular & tidak menular Output : - Tersedianya media cetak - - 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket informasi program pengendalian penyakit menular - Terlaksananya sosialisasi - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan program penyakit menular melalui radio spot - Terlaksananya sosialisasi - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan program penyakit menular melalui dialog interaktif - Terlaksananya peringatan - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan hari AIDS sedunia - Terlaksananya kampanye - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan gerakan serentak PSN-DBD - Pelatihan PMS & HIV/AIDS - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan kelompok sebaya
1 02 01 022 011 7.9. Monitoring, evaluasi dan Outcome : - 51.000.000 56.100.000 61.710.000 67.881.000 236.691.000 pelaporan - Mutu pelayanan dan capaian - - 100 100 100 100 100
program bidang P2PL meningkat - Teridentifikasinya masalah - - 100 100 100 100 100 dan alternatif pemecahan masalah program P2PL Output : - Terlaksananya pertemuan - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan evaluasi program P2PL terpadu - Tersusunnya profil P2PL - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan - Terlaksananya bimtek - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan program P2PL terpadu ke puskesmas
> 2 > 2 > 2 > 2 > 2 > 2
Page 15 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
8. Program Standarisasi Pelayanan 2.755.122.340 3.140.000.000 3.655.000.000 4.015.000.000 4.380.000.000 17.945.122.340 Kesehatan, kegiatan:
1 02 01 023 001 8.1. Penyusunan standar Outcome : 29.499.000 50.000.000 70.000.000 90.000.000 110.000.000 349.499.000 pelayanan kesehatan - Ketersediaan dokumen perenca- 100 100 100 100 100 100 100
naan Dinas Kesehatan Output : - Jumlah dokumen Rencana Kinerja 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Tahunan (RKT) yang dihasilkan - Jumlah dokumen Penilaian Kinerja 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen (PK) yang dihasilkan - Jumlah dokumen Rencana Kerja 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Dinas Kesehatan yang dihasilkan - Jumlah dokumen musrenbang 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Dinas Kesehatan yang dihasilkan - Jumlah pertemuan sosialisasi 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan rencana strategis Dinkes - Jumlah dokumen master plan - 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen puskesmas dan jaringannya
1 02 01 023 002 8.2. Evaluasi & pengembangan Outcome : 51.508.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 351.508.000 standar pelayanan kes. - Ketersediaan dokumen anggaran 100 100 100 100 100 100 100
Dinas Kesehatan Kota Dumai - Ketersediaan dokumen District - 100% 100% 100% 100% 100% 100% Health Account Output : - Jumlah dokumen RKA Perubahan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen yang dihasilkan - Jumlah dokumen RKA yang di- 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen hasilkan - Jumlah pertemuan evaluasi pe- 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali laksanaan anggaran yang di- laksanakan - Jumlah dokumen District Health - 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Account yang dihasilkan
1 02 01 023 003 8.3. Pembangunan dan Outcome : 90.213.150 125.000.000 150.000.000 175.000.000 200.000.000 740.213.150 pemutakhiran data dasar - Ketersediaan profil kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 standar pelayanan kesehatan - Terlaksananya SIK 100 100 100 100 100 100 100
Output : - Jumlah pertemuan validasi data 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan yang dilaksanakan - Jumlah dokumen profil kesehatan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen yang dihasilkan - Jumlah dokumen informasi ringkas 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen yang dihasilkan - Jumlah puskesmas yang melak- 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas sanakan SIK - Jumlah rumah sakit yang melak- 3 rumah sakit 3 rumah sakit 3 rumah sakit 3 rumah sakit 3 rumah sakit 3 rumah sakit 3 rumah sakit sanakan SIK
1 02 01 023 006 8.4. Monitoring, evaluasi dan Outcome : 44.908.300 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000 274.908.300 pelaporan Persentase ketersediaan data 100 100 100 100 100 100 100
Dinas Kesehatan Kota Dumai Output : - Jumlah dokumen evaluasi SPM 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen yang dihasilkan - Jumlah dokumen laporan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen kematian yang dihasilkan - Jumlah dokumen laporan tahunan 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen yang dihasilkan - Jumlah dokumen laporan akunta- 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen
Page 16 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
bilitas kinerja yang dihasilkan - Jumlah dokumen LPPD dan LKPJ 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Dinas Kesehatan yang dihasilkan
1 02 01 023 007 8.5. Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 353.090.000 400.000.000 450.000.000 500.000.000 550.000.000 2.253.090.000 puskesmas Dumai Timur Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 41.211 orang 35.000 orang 35.000 orang 35.000 orang 35.000 orang 35.000 orang 35.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 008 8.6. Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 250.070.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000 450.000.000 1.750.070.000 puskesmas Dumai Barat Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 40.375 orang 40.375 orang 40.375 orang 40.375 orang 40.375 orang 40.375 orang 40.375 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 009 8.7. Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 497.731.000 550.000.000 600.000.000 650.000.000 700.000.000 2.997.731.000 puskesmas Bukit Kapur Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 32.850 orang 32.850 orang 32.850 orang 32.850 orang 32.850 orang 32.850 orang 32.850 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 010 8.8. Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 512.681.250 530.000.000 560.000.000 590.000.000 620.000.000 2.812.681.250 pusk. Sungai Sembilan Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 41.137 orang 44.000 orang 44.000 orang 44.000 orang 44.000 orang 44.000 orang 44.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 011 8.9. Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 272.701.000 300.000.000 325.000.000 350.000.000 375.000.000 1.622.701.000 pusk. Medang Kampai Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 15.000 orang 20.000 orang 20.000 orang 20.000 orang 20.000 orang 20.000 orang 20.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 012 8.10.Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 194.928.950 220.000.000 240.000.000 260.000.000 280.000.000 1.194.928.950 puskesmas Bumi Ayu Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 24.000 orang 24.000 orang 24.000 orang 24.000 orang 24.000 orang 24.000 orang 24.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 013 8.11.Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 156.116.165 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 1.001.116.165 puskesmas Bukit Timah Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 23.000 orang 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 014 8.12.Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 143.926.325 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 988.926.325 puskesmas Jaya Mukti Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 26.000 orang 26.000 orang 26.000 orang 26.000 orang 26.000 orang 26.000 orang 26.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 015 8.13.Peningkatan pelayanan kes. Outcome : 157.749.200 185.000.000 200.000.000 220.000.000 240.000.000 1.002.749.200 puskesmas Purnama Persentase mutu pelayanan 100 100 100 100 100 100 100
Output : Terlayaninya pasien yang 25.000 orang 22.000 orang 22.000 orang 22.000 orang 22.000 orang 22.000 orang 22.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 023 016 8.14.Peningkatan pelayanan kes. Outcome : - - 185.000.000 200.000.000 220.000.000 605.000.000 puskesmas Kayu Kapur Persentase mutu pelayanan - - - 100 100 100 100 100
Output :
Page 17 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
Terlayaninya pasien yang - - - 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang 15.000 orang berobat ke puskesmas
1 02 01 025 9. Program Pengadaan, 1.913.753.050 8.247.000.000 7.699.000.000 6.751.000.000 4.853.000.000 29.463.753.050 Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya, kegiatan :
1 02 01 025 002 9.1. Pembangunan puskesmas Outcome : - 800.000.000 1.000.000.000 - - 1.800.000.000 pembantu Persentase ketersediaan poskeskel 66,67 - 81,82 100 - - 100
di kelurahan Output : Jumlah poskeskel yang dibangun 22 poskeskel - 5 poskeskel 6 poskeskel - - 33 poskeskel
1 02 01 025 004 9.2. Pengadaan puskesmas keliling Outcome : - 900.000.000 900.000.000 450.000.000 450.000.000 2.700.000.000 Meningkatnya persentase - - 100 100 100 100 100 puskesmas keliling di puskesmas Output : Jumlah pengadaan puskesmas - - 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit 6 unit keliling
1 02 01 025 005 9.3. Pembangunan posyandu Outcome : - 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 2.000.000.000 - Meningkatnya persentase - - 100 100 100 100 100 ketersediaan posyandu Output : - Terlaksananya kegiatan - - 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan pembangunan posyandu
1 02 01 025 006 9.4. Pengadaan sarana dan Outcome : 446.535.050 800.000.000 700.000.000 1.000.000.000 600.000.000 3.546.535.050 prasarana puskesmas - Meningkatnya persentase 0% 80% 100 100 100 100 100
ketersediaan peralatan non kesehatan di puskesmas sesuai standar Output : - Tersedianya peralatan non - 7 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas kesehatan di puskesmas
1 02 01 025 007 9.5. Pengadaan sarana dan Outcome : - 1.500.000.000 1.750.000.000 600.000.000 500.000.000 4.350.000.000 prasarana puskesmas - Meningkatnya persentase - - 100 100 100 100 100 pembantu ketersediaan peralatan non
kesehatan di pustu sesuai standar Output : - Tersedianya peralatan non - - 13 pustu 13 pustu 13 pustu 13 pustu 13 pustu kesehatan di pustu
1 02 01 025 010 9.6. Pengadaan sarana dan Outcome : - 500.000.000 500.000.000 250.000.000 250.000.000 1.500.000.000 prasarana pusk. keliling - Meningkatnya persentase - - 100 100 100 100 100
ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas keliling sesuai standar Output : - Tersedianya sarana dan - - 9 unit 10 unit 10 unit 10 unit 10 unit prasarana puskesmas keliling
1 02 01 025 011 9.7. Pengadaan sarana dan Outcome : - 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 800.000.000 prasarana posyandu - Meningkatnya persentase - - 100 100 100 100 100
ketersediaan sarana dan prasarana posyandu sesuai standar Output : - Tersedianya sarana dan - - 5 kecamatan 5 kecamatan 5 kecamatan 5 kecamatan 5 kecamatan
Page 18 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
prasarana posyandu
1 02 01 025 012 9.8. Peningkatan puskesmas Outcome : - - - 1.500.000.000 - 1.500.000.000 menjadi puskesmas rawat inap - Meningkatnya rasio puskesmas - - - - 3 per 100.000 - 3 per 100.000
rawat inap per 100.000 penduduk penduduk penduduk Output : - Terlaksananya kegiatan - - - - 1 unit - 1 unit pembangunan puskesmas rawat inap
1 02 01 025 013 9.9. Peningkatan puskesmas Outcome : - 1.000.000.000 - - - 1.000.000.000 pembantu menjadi puskmas - Meningkatnya rasio puskesmas - - 8 per 30.000 - - - 8 per 30.000
per 30.000 penduduk penduduk penduduk Output : - Terlaksananya kegiatan - - 1 unit - - - 10 unit pembangunan puskesmas
1 02 01 025 020 9.10. Rehablilitasi sedang/berat Outcome : - 500.000.000 600.000.000 700.000.000 800.000.000 2.600.000.000 puskesmas pembantu - Persentase puskesmas 100 - 100 100 100 100 100
pembantu dg kondisi baik Output : - Terlaksananya rehabilitasi 0 - 14 pustu 13 pustu 13 pustu 13 pustu 13 pustu puskesmas pembantu
1 02 01 025 022 9.11. Monitoring, evaluasi dan Outcome : 45.550.000 47.000.000 49.000.000 51.000.000 53.000.000 245.550.000 pelaporan Terdatanya sarana kesehatan 100 - 100 100 100 100 100
Kota Dumai Output : Jumlah kegiatan monitoring, 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan evaluasi dan pelaporan
1 02 01 025 024 9.12. Rehabilitasi sedang/berat Outcome : 1.421.668.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 7.421.668.000 puskesmas Meningkatnya persentase 100 - 100 100 100 100 100
puskesmas yang berfungsi dengan baik Output : Jumlah puskesmas yang di 6 puskesmas 8 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas rehabilitasi
1 02 01 029 10. Program Peningkatan 45.009.930 80.000.000 87.000.000 94.000.000 101.000.000 407.009.930 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, kegiatan :
1 02 01 029 001 10.1. Penyuluhan kesehatan Outcome : - 30.000.000 32.000.000 34.000.000 36.000.000 132.000.000 anak balita - Meningkatnya cakupan 99 90%
kunjungan neonatal pertama (KN1) - Meningkatnya cakupan 91 88% kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) - Meningkatnya cakupan 92,6 90% kunjungan bayi - Meningkatnya cakupan 93,4 90% pelayanan anak balita - Meningkatnya cakupan 100 80% neonatus dengan komplikasi yang ditangani - Meningkatnya cakupan 100 100 100 100 100 100 80% deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 87,5 80 80 85 90 90 Output : - Terlaksananya kegiatan - - 1 keg. 1 keg. 1 keg. 1 keg. 1 keg. penyuluhan kesehatan anak balita
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80
Page 19 of 20
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KODE PROGRAM & KEGIATAN
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Lokasi Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME) dan KEGIATAN
(OUTPUT)
Data Capaian Pada Tahun
Awal Perencanaan
Unit Kerja SKPD
Penanggung Jawab
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
1 02 01 029 004 10.2. Pelatihan dan pendidikan Outcome : 45.009.930 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000 275.009.930 perawatan anak balita - Meningkatnya cakupan 99
kunjungan neonatal pertama (KN1) - Meningkatnya cakupan 91 kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) - Meningkatnya cakupan 92,6 kunjungan bayi - Meningkatnya cakupan 93,4 pelayanan anak balita - Meningkatnya cakupan 100 neonatus dengan komplikasi yang ditangani - Meningkatnya persentase 100 100 100 100 100 100 100 BBLR yang ditangani - Meningkatnya cakupan 87,5 80 80 85 90 90 90 deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah Output - Jumlah PAUD yang terjaring dlm - 25 PAUD 25 PAUD 25 PAUD 25 PAUD 25 PAUD 25 PAUD deteksi tumbuh kembang - Jumlah bidan yang mengikuti - 15 orang - - - - - pelatihan BBLR - Jumlah puskesmas yang dilaku 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas kan pembinaan manajemen BBLR dan MTBS
1 02 01 030 11. Program Peningkatan Pelayanan 59.212.440 62.000.000 64.000.000 66.000.000 68.000.000 319.212.440 Kesehatan Lansia, kegiatan:
1 02 01 030 006 11.1. Pelayanan kesehatan Outcome : 59.212.440 62.000.000 64.000.000 66.000.000 68.000.000 319.212.440 Meningkatnya cakupan pelayanan 90,2 kesehatan lansia (pra usia lanjut dan usia lanjut) Output : - Terlaksananya pelayanan 9 puskesmas 9 puskesmas 9 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas 10 puskesmas kesehatan lansia (pra usila dan usila) di puskesmas - Jumlah kader lansia yang - 104 orang - - - - 104 orang mengikuti pelatihan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai
Marjoko Santoso, SKM, M.Si Pembina
NIP 196306141988031001
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
> 80 > 80 > 80 > 80 > 80 > 80
> 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90
Tabel T.IV.C.29Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kota Dumai Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No. Indikator
Target Capaian Setiap Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 51 2 3 4 5 6 7 8 91 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 8
2 Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup 12
3 Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 88 200 185 155 118 102 102
4 Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 70,77 71 71,3 71,6 72 72 72
5 Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 2,34 5 4 3 2 1 1
6 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 85 86 86 87 87 88 88
7 Prevalensi Penderita HIV terhadap penduduk beresiko 0,16 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1
8 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 51,12 70 65 60 55 51 51100.000 penduduk
9 Persentase Balita dengan Gizi Buruk 0
10 Persentase Balita dengan Gizi Kurang 1,15
Kondisi Kinerja Pada Awal
Periode RPJMD
Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode
RPJMD
< 23 < 23 < 23 < 23 < 23 < 23
< 32 < 32 < 32 < 32 < 32 < 32
< 3 < 3 < 3 < 3 < 3 < 3
< 7 < 7 < 7 < 7 < 7 < 7