diklat rencana tata bangunan dan lingkungan … filemodul 5 rencana investasi 2016 diklat rencana...

48
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i MODUL 5 Rencana Investasi 2016 DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Upload: hoangdieu

Post on 18-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i

MODUL 5

Rencana Investasi 2016

DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Rencana Investasi i

KATA PENGANTAR

Modul Rencana Investasi bertujuan untuk memberikan pemahamanan tentang

Rencana Investasi kepada peserta yang terdiri atas skenario strategi rencana

investasi dan pola kerjasama operasional investasi dalam rangka menyusun

dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Buku ini disusun dalam 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Skenario

Strategi Rencana Investasi, Pola Kerjasama Operasional Investasi, serta Penutup.

Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari

materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif

peserta diklat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas

tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam

bidang penataan bangunan.

Semarang, Desember 2016

Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat

Perumahan dan Permukiman

ii Rencana Investasi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................. I

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. IV

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... V

Deskripsi .................................................................................................... v A.

Persyaratan ............................................................................................... v B.

Metode ...................................................................................................... v C.

Alat Bantu/Media ...................................................................................... v D.

Indikator Keberhasilan ............................................................................. vi E.

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 7

Latar Belakang .......................................................................................... 8 A.

Deskripsi Singkat ...................................................................................... 8 B.

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 8 C.

Materi dan Submateri Pokok ................................................................... 9 D.

Estimasi Waktu ......................................................................................... 9 E.

BAB 2 SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI .............................................. 11

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 12 A.

Umum ..................................................................................................... 12 B.

Perumusan Stakeholder Kegiatan ......................................................... 12 C.

Perumusan Manfaat Yang Akan Didapatkan Oleh Stakeholder............. 13 D.

Perumusan Komponen Pembangunan Kawasan ................................... 14 E.

Perumusan Biaya Pembangunan dan Sumber Pendanaan Proyek ........ 15 F.

Perumusan Jangka Waktu dan Pentahapan Pembangunan .................. 16 G.

Perumusan Strategi Investasi ................................................................. 17 H.

Latihan .................................................................................................... 18 I.

Rangkuman ............................................................................................ 19 J.

BAB 3 POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI ........................................... 21

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 22 A.

Umum ..................................................................................................... 22 B.

Bentuk Kerjasama Operasional .............................................................. 22 C.

Pihak Yang Bekerjasama ........................................................................ 23 D.

Latihan .................................................................................................... 24 E.

Rangkuman ............................................................................................ 25 F.

BAB 4 STUDI KASUS ............................................................................................. 27

Desa Adat Penglipuran ........................................................................... 28 A.

Pantai Waisai Torang Cinta, Kabupaten Raja Ampat ............................. 32 B.

Rencana Investasi iii

Benteng Kuto Besak, Palembang ........................................................... 35 C.

Kota Tua Jakarta ..................................................................................... 36 D.

BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 41

GLOSARIUM ........................................................................................................ 42

iv Rencana Investasi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Identifikasi Stakeholder di Kawasan Banda Neira .................................. 13

Gambar 2 Desa Adat Panglipuran ........................................................................... 28

Gambar 3 Bentuk Rumah Desa Adat Panglipuran ................................................... 29

Gambar 4 Keharmonisan Warga Desa Adat Panglipuran ........................................ 31

Gambar 5 Foto Udara Pantai Waisai, Raja Ampat ................................................... 32

Gambar 6 Siteplan Pantai Wisai, Raja Ampat .......................................................... 32

Gambar 7 Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Wisai, Raja Ampat ................ 33

Gambar 8 Contoh Rencana Investasi ....................................................................... 34

Gambar 9 Benteng Kuto Besak, Palembang ............................................................ 35

Gambar 10 Kota Tua Jakarta .................................................................................... 36

Rencana Investasi v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi A.

Modul Rencana Investasi terdiri dua kegitan belajar mengajar. Kegiatan belajar

pertama membahas skenario strategi rencana investasi dengan sub materi aspek

perencanaan investasi dan strategi perencanaan investasi. Kegiatan belajar

mengajar kedua membahas pola kerjasama operasional investasi dengan sub

materi bentuk-bentuk kerjasama operasional, pihak-pihak yang bekerjasama dan

aspek-aspek kesepakatan kerjasama operasional.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.

Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini

menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-modul

berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap

kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini

menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi

dalam modul ini.

Persyaratan B.

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat perlu dilengkapi dengan peraturan

perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi rencana investasi.

Metode C.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya

kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

Alat Bantu/Media D.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1. LCD/projector

2. Laptop

3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

4. Flip chart

5. Bahan tayang

6. Modul dan /atau bahan ajar

vi Rencana Investasi

Indikator Keberhasilan E.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:

1. Skenario Strategi Rencana Investasi 2. Pola Kerjasama Operasional Investasi

Rencana Investasi 7

BAB 1

PENDAHULUAN

8 Rencana Investasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang A.

Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan

kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian

investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. Rencana ini

merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan

investasi dan pembiayaan suatu penataan ataupun menghitung tolok ukur

keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan

pembangunan. Setiap usulan proyek yang akan dikerjasamakan harus disertai

dengan pra studi kelayakan rencana bentuk kerjasama, rencana pembiayaan

proyek dan sumber dananya, dan rencana penawaran kerjasama yang mencakup

jadwal, proses dan cara penilaian.

Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku

kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan

perannya dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat

tercapai kerja sama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam

investasi/pembiayaan. Rencana investasi juga mengatur upaya percepatan

penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana/sarana dari suatu

lingkungan/kawasan.

Deskripsi Singkat B.

Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang rencana

investasi kepada peserta yang terdiri atas skenario strategi rencana investasi dan

pola kerjasama operasional investasi melalui ceramah interaktif, diskusi dan

latihan.

Tujuan Pembelajaran C.

Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil

belajar, sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta dapat memahami dan

mengimplementasikan ketentuan-ketentuan, arahan dan strategi perencanaan

investasi dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Rencana Investasi 9

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:

a. Skenario Strategi Rencana Investasi

b. Pola Kerjasama Operasional Investasi

Materi dan Submateri Pokok D.

Materi dan submateri pokok dalam modul Rencana Investasi ini adalah sebagai

berikut:

1. Skenario Strategi Rencana Investasi

a. Perumusan Stakeholder Kegiatan

b. Perumusan Manfaat yang Akan Didapatkan Stakeholder

c. Perumusan Komponen Pembangunan Kawasan

d. Perumusan Biaya Pembangunan dan Sumber Pendanaan Proyek

e. Perumusan Jangka Waktu dan Pentahapan Pembangunan

f. Perumusan Strategi Investasiestasi)

2. Pola Kerjasama Operasional Investasi

a. Bentuk-Bentuk Kerjasama Operasional

b. Para Pihak Yang Bekerjasama

Estimasi Waktu E.

Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 4 (empat) JP

10 Rencana Investasi

Rencana Investasi 11

BAB 2

SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

12 Rencana Investasi

SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami

skenario strategi rencana investasi dalam penyusunan dokumen RTBL.

Umum B.

Skenario strategi rencana investasi terdiri dari perumusan stakeholder kegiatan,

perumusan manfaat yang akan didapatkan stakeholder, perumusan komponen

pembangunan kawasan, perumusan biaya pembangunan dan sumber pendanaan

proyek, perumusan jangka waktu dan pentahapan pembangunan, dan perumusan

strategi investasi.

Perumusan Stakeholder Kegiatan C.

Pembangunan kawasan perkotaan sebagaimana yang ditangani melalui

penyusunan RTBL selalu melibatkan berbagai stakeholder seperti berbagai instansi

pemerintah, dunia swasta dan warga masyarakat. Pada pihak instansi pemerintah

pun terdapat berbagai tingkat pusat, tingkat propinsi dan kota serta kabupaten.

Sedangkan dunia usaha dan warga masyarakat dapat dikelompokkan kepada dunia

usaha dan masyarakat yang langsung berada pada kawasan rencana, maupun

dunia usaha dan warga masyarakat yang secara tidak langsung tinggal dan berdiam

di kawasan perencanaan RTBL.

Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan skenario

investasi adalah melakukan identifikasi terhadap semua stakeholder yang ada

dalam pembangunan kawasan tersebut. Di tingkat pemerintah pusat, bila kita

menangani kawasan tertentu seperti misalnya kawasan pelabuhan, kawasan

khusus dengan pengendalian ketat atau kawasan kawasan cagar budaya tingkat

nasional, maka perlu melibatkan instansi Kementerian Perhubungan, instansi

kementerian Pariwisata dan kebudayaan terkait.

Sedangkan stakeholder instansi dan dinas didaerah terkait, sejak dari unsur

pimpinan daerah Bupati/ Walikota, Bappeda, Dinas terkait seperti Dinas

Perhubungan, Dinas Pariwisata, instansi keamanan dan ketertiban merupakan

unsur stakeholder yang tingkat keterlibatannya sangat tinggi

Rencana Investasi 13

Unsur warga masyarakat, baik yang secara langsung merupakan penghuni

kawasan, maupun warga yang tidak langsung menjadi penghuni kawasan, tapi ikut

mendapat pengaruh dari kegiatan penataan kawasan. Pada umumnya kegiatan

penyusunan RTBL harus melibatkan unsur unsur Ketua RT, ketua RW, Lurah dan

Camat setempat. Berbagai unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang hadir

ditengah kehidupan masyarakat juga sebaiknya mendapat undangan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penataan Kawasan tersebut.

Berikut adalah salah satu contoh hasil identifikasi stakeholder yang terlibat suatu

kegiatan dalam penataan kawasan di Pulau Banda Neira:

Gambar 1 Identifikasi Stakeholder di Kawasan Banda Neira

Perumusan Manfaat Yang Akan Didapatkan Oleh Stakeholder D.

Program Penataan suatu kawasan sebagaimana pada umumnya ditangani dengan

menggunakan perangkat RTBL adalah program yang bersifat jangka menengah,

minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, serta mengindikasikan investasi untuk

berbagai macam kegiatan, yang meliputi: berbagai tolok ukur/kuantitas pekerjaan,

besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan kesepakatan

sumber pendanaannya. Dengan demikian setelah mengidentifikasi berbagai

14 Rencana Investasi

stakeholder yang terlibat, perlu dilakukan upaya perumusan manfaat apa yang

akan dicapai oleh berbagai stakeholder tersebut.

Rencana investasi kawasan memiliki tujuan untuk:

1. Memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan;

2. Merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung

kelayakan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur

keberhasilan investasi;

3. Alat mobilisasi untiuk membiayai program masing-masing pemangku

kepentingan;

4. Mendorong percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan

prasarana/sarana dari suatu lingkungan/kawasan.

5. Menuntun para pemangku kepentingan dalam memperoleh justifikasi

kelayakan ekonomi dan usulan perencanaan lingkungan.

6. Semua pihak-pihak yang berkepentingan harus duduk sama-sama

menyepakati indikasi program & besaran investasi

7. Menentukan indikasi program harusnya didominasi atas kebutuhan daerah

8. Diupayakan ada keseimbangan besaran investasi oleh masing-masing pihak

9. Menentukan & memilih spot/lokasi pembangunan harus bebas dari

permasalahan kepemilikan tanah

10. Segala yang terkait sosialisasi & pembebasan lahan (konsolidasi lahan)

menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota

11. Alokasi beban penyusunan DED dapat disepakati pada saat penyusunan

rencana investasi

12. Kelayakan ekonomi disesuaikan dengan standar yang berlaku

13. Kelayakan ekonomi diukur dari sejauh mana kegiatan pembangunan

tersebut memberi manfaat secara berkelanjutan kepada masyarakat

14. Kelayakan lainnya adalah sosial serta lingkungan hidup

15. Pemenuhan amanah UU Tata Ruang & UU lainnya yaitu mengenai ruang

terbuka hijau, kawasan pusaka, revitalisasi, permukiman tradisional,

kebencanaan, bangunan gedung, peningkatan kualitas lingkungan

16. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur ke-CK-an seperti terpenuhinya

kebutuhan air minum, menghilangkan kawasan kumuh & terpenuhinya

penanganan sanitasi & persampahan.

Perumusan Komponen Pembangunan Kawasan E.

Tahap ini merumuskan komponen pembangunan yang harus diidentifikasi untuk

melanjutkan kegiatan penataan kawasan.

Rencana Investasi 15

1. Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan

pembiayaan, termasuk menjelaskan langkah, pelaku, dan perhitungan

teknisnya. Sebelum menentukan dan untuk keberhasilan pembangunan

dan pengoperasian suatu fasilitas secara konseptual perlu dipertimbangan

faktor-faktor, seperti yang diuraikan sebagai berikut :

a. Tipe fasilitas;

b. Manfaat sosialnya;

c. Dukungan Pemerintah (Prinsipal) yang dapat diberikan kepada

Promotor;

d. Kualifikasi dan pengalaman dari Promotor itu sendiri;

e. Lokasi proyek/fasilitas tersebut;

f. Besar ekuitas yang akan dicapai;

g. Jaminan kelangsungan suplai bahan mentah;

h. Jaminan pembelian atas produk dan atau jasa yang dihasilkan dari

pengoperasian fasilitas-fasilitas tersebut;

i. Jangka waktu konsesi;

j. Komponen dari masing-masing paket yang terkait dengan

konstruksi, operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan penggerak

perolehan penerimaan.

2. Pada tahap ini, maka para pemangku kepentingan harus memperoleh

justifikasi bagi kelayakan ekonomi dan kelayakan teknis dari setiap usulan

perencanaan komponen pembangunan. Seluruh usulan komponen

penataan kawasan juga dapat dikelompokkan kepada kegiatan yang

bersifat cost recovery, non cost recovery, dan pelayanan publik.

Perumusan Biaya Pembangunan dan Sumber Pendanaan Proyek F.

Setelah perumusan komponen penataan kawasan, maka perlu dilakukan

identifikasi terhadap biaya pembangunan dan sumber sumber pendanaan proyek.

Pada tahap ini dapat:

1. Penyusun RTBL harus menjelaskan secara rinci bagaimana pola yang

digunakan untuk memperoleh dana pembangunan

2. Pola penggalangan dana diuraikan seawal mungkin agar seluruh pemangku

kepentingan dapat mengetahui secepatnya & siap menindaklanjuti

3. Cari data Renstra dari seluruh institusi yang ada di K/L khususnya yang

terkait kawasan rencana

16 Rencana Investasi

4. Segala biaya pemeliharan hasil pembangunan tidak dapat dibebankan

seluruhnya kepada APBN

5. Dapat dibentuk kelembagaan untuk mendorong percepatan penggalangan

dana

6. Ada batasan waktu yang mengikat diantara pemangku kepentingan

7. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah, dunia

usaha/swasta, dan masyarakat.

8. Buatkan analisa-analisa investasi untuk ditawarkan kepada pihak lain

Penyajian rencana investasi kawasan disusun berdasarkan kemudahan

dalam membaca, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Rencana

investasi tertuang dalam bentuk matriks yang menyebut :

a. Kegiatan yang disepakati (indikasi program)

b. Volume dalam satuan (unit, m2, m’, paket dll)

c. Harga satuan (tidak diperhitungkan inflasi) namun perlu diberi catatan

d. Sumber pembiayaan

e. Lokasi kegiatan program pembangunan

f. Rencana tahun pelaksanaan

g. Boleh ditambah keterangan untuk memperjelas program yang

disepakati.

h. Program sejalan dengan RPJMD, Rensra.

Perumusan Jangka Waktu dan Pentahapan Pembangunan G.

Pada umumnya Program pentaan kawasan bersifat jangka menengah antara 5 -15

tahun, walaupun dalam beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, kegiatan

penataan kawasan bisa berjalan sampai dengan 20 tahun. Suatu program investasi

bersifat jangka menengah, apabila:

1. Disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima)

tahun

2. Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, Masyarakat & Dunia Usaha

3. Disusun berdasarkan rencana pentahapan sesuai program & kemampuan

pelaksana

4. Harus ada komitmen yang kuat masing-masing pelaksana & pengalaman

konsistensi (kecuali ada kebijakan lain secara nasional)

Rencana Investasi 17

Dalam melaksanakan investasi pembangunan, yang dibiayai oleh

pemerintah, dunia usaha/swasta dan masyarakat, Indikasi rencana

program investasi harus berdasarkan Rencana Umum dan Panduan

Rancang Bangun RTBL, diantaranya melibatkan:

a. Pemerintah Pusat; Renstra Kementerian PUPR - DJCK 2015 -2019 &

mengutamakan program keterpaduan berdasarkan entitas persektor

b. Pemerintah Provinsi; Renstra SKPD Provinsi diupayakan mendukung

gerakan nasional 100-0-100

c. Pemerintah Kabupaten/Kota; Renstra SKPD Kab/kota, musrembang,

memorandum program

d. Masyarakat; Tingkat partisipasi dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan & pemeliharaan hasil pembangunan, azas

manfaat

e. Dunia Usaha; Kerjasama saling menguntungkan (dapat melalui BOT,

BOO, CSR dll)

Perumusan Strategi Investasi H.

Untuk menyusun startegi investasi perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti

berikut:

1. Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima)

tahun.

2. Rencana investasi harus dapat mengindikasikan investasi untuk berbagai

macam kegiatan, yang meliputi: tolok ukur/kuantitas pekerjaan, besaran

rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan kesepakatan

sumber pendanaannya.

3. Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu

dilakukan khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif

waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

4. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah

daerah/pusat (dari berbagai sektor), dunia usaha/swasta, dan masyarakat.

5. Daerah-daerah yang tidak memiliki sumber keuangan yang cukup untuk

membiayai kegiatan penataan kawasan sebaiknya mencari alternative

terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

18 Rencana Investasi

6. Salah satu alternative yang sering digunakan adalah penggunaan pola Build

Operate and Transfer (BOT), Buid Own Operate and Transfer (BOOT) dan

Buid Own and Operate (BOO).

7. Pertimbangan-pertimbangan pokok bagi pembangunan adalah dengan

dengan pola BOO/BOT yang didasarkan atas kepentingan pemerintah

Daerah, seperti :

a. Tidak membebani neraca pembayaran pemerintah (offbalance-sheet

financing);

b. Mengurangi jumlah pinjaman Pemerintah maupun sector public

lainnya;

c. Merupakan sumber pembiayaan bagi proyek-proyek yang

diprioritaskan (additional finance sources for priority projects);

d. Tambahan tambahan fasilitas baru :

e. Mengalihkan risiko bagi konstruksi, pembiayaan dan pengoperasian

kepada sector swasta;

f. Mengoptimalkan kemungkinan pemanfaatan perusahaan maupun

teknologi asing;

g. Mendorong proses alih teknologi, khususnya bagi kepentingan Negara-

negara berkembang;

h. Diperolehnya fasilitas yang lengkap dan operasional setelah masa akhir

konsesi.

Latihan I.

Pilihan Ganda

1. Perumusan biaya pembangunan dan sumber pendanaan proyek a. Konstribusi Masyarakat

b. CSR dunia usaha swasta

c. APBD Kota/Kab

d. APBD Propinsi

e. APBN Pusat

2. Perumusan komponen pembangunan kawasan a. Jalan Penghubung/ lingkungan

b. Bangunan Pendukung Sanitasi warga

c. Drainase lingkungan

d. Bangunan Balai Pertemuan Warga

e. Bangunan pasar Lingkungan

Rencana Investasi 19

3. Komponen kawasan yang dipriorirtaskan pembangunannya a. Jalan Penghubung/ lingkungan

b. Bangunan Pendukung Sanitasi warga

c. Drainase lingkungan

d. Bangunan Balai Pertemuan Warga

e. Bangunan pasar Lingkungan

4. kenario strategi investasi S

a. Penetapan paket kegiatan pada tiap jangka waktu pentahapan

b. Penyiapan rincian sumber pembiayaan.

c. Perencanaan pembiayaan meliputi perhitungan prospek ekonomi,

d. Besaran investasi yang dibutuhkan,

e. Keuntungan setiap paket dan perhitungan investasi publik.

f. Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk masing-masing pelaku pembangunan.

g. Penyiapan detail investasi tahunan sebagai pengendalian selama pelaksanaan

5. Dalam menysusun Rencana Investasi, perlu dipertimbangakan faktor-

faktor seperti:

a. Tipe fasilitas;

b. Manfaat sosialnya;

c. Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan kepada investor;

d. Kualifikasi dan pengalaman dari Promotor itu sendiri;

e. Lokasi proyek/fasilitas tersebut;

f. Besar ekuitas yang akan dipakai.

Essay

1. Berikan contoh-contoh skenario strategi investasi Penataan kawasan pada

kawasan pelestarian, kawasan berkembang cepat, dan kawasan campuran.

Rangkuman J.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan skenario investasi

adalah melakukan identifikasi terhadap semua stakeholder yang ada dalam

pembangunan kawasan tersebut. Kemudian dilakukan perumusan manfaat yang

akan didapatkan oleh stakeholder, perumusan komponen pembangunan kawasan,

perumusan biaya pembangunan dan sumber pendanaan proyek, perumusan

20 Rencana Investasi

jangka waktu dan pentahapan pembangunan, dan yang terakhir adalah perumusan

strategi investasi.

Rencana Investasi 21

BAB 3

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

22 Rencana Investasi

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami pola

kerjasama operasional investasi dalam penyusunan dokumen RTBL.

Umum B.

Pola kerjasama operasional investasi meliputi bentuk-bentuk kerjasama

operasional dan para pihak yang bekerjasama.

Bentuk Kerjasama Operasional C.

Beberapa pola kerjasama operasional yang dapat dianjurkan dalam pelaksanaan

kegiatan penataan kawasan adalah:

1. Kemitraan Pemerintah-Warga

Sampai saat ini, hampir 95 % kegiatan penataan kawasan yang direncanakan

melalui penyusunan RTBL adalah bentuk rintisan pemerintah yang

dilaksanakan melalui kerjasama kemitraan pemerintah- warga masyarakat.

Berbagai kerjasama kemitraan ini pada umumnya sepenuhnya menggunakan

sumber dana yang berasal dari anggaran Pemerintah Pusat dan daerah dan

sebagian kecil berasal dari kontribusi swasta dan warga masyarakat.

Sifat kerjasama bersifat fleksibel dengan mengutamakan kegiatan sosialisasi

dan rembug warga untuk mendapatkan persetujuan warga.

2. Kerjasama Pemerintah - Swasta

Bentuk-bentuk Kerja Sama Operasi yang ada, dan sering dilakukan dalam

rangka investasi pembangunan kawasan, antara lain:

a. Kesepakatan bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) yang menyangkut pola

investasi antara lain dapat berbentuk : Build Operate and Transfer (BOT),

Build Ownn Operate and Transfer (BOOT) dan Build Own and Operate

(BOO).

b. Proyek Kerjasama adalah Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui

Perjanjian Kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha.

Rencana Investasi 23

c. Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan tertulis untuk Penyediaan

Infrastruktur antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan

Badan Usaha yang ditetapkan melalui pelelangan umum.

d. Sebelum menentukan dan untuk keberhasilan pembangunan dan

pengoperasian suatu fasilitas/proyek infrastruktur yang menggunakan pola

BOO/BOT maka secara konseptual perlu dipertimbangakan faktor-faktor

seperti:

1) Tipe fasilitas;

2) Manfaat sosialnya;

3) Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan kepada investor;

4) Kualifikasi dan pengalaman dari Promotor itu sendiri;

5) Lokasi proyek/fasilitas tersebut;

6) Besar ekuitas yang akan dipakai;

7) Jaminan kelangsungan suplai bahan mentah.

Pihak Yang Bekerjasama D.

1. Dalam melaksanakan investasi dimungkinkan adanya kerjasama operasi

antara pemerintah dengan swasta, swasta dengan swasta.

2. Kerjasama Operasi atau yang lebih dikenal dengan KSO adalah perjanjian

antara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing sepakat untuk

melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak

usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama mengurangi resiko usaha

tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 39 mengenai Akutansi Kerjasama Operasi. Bahwa

pihak yang dimaksud dalam PSAK No.39 tersebut adalah:

a. Pihak Pemilik Asset; dan

b. Pihak Investor (Penyandang Dana).

3. Pada prinsipnya kerja sama operasional ini dapat dilakukan oleh 3 (tiga)

pihak, yaitu pemerintah, swasta dan/atau warga masyarakat (penghuni

kawasan).

4. Pemilihan beberapa alternatif pola KSO dengan mempertimbangkan

beberapa aspek kesepakatan kontrak dengan pemangku kepentingan,

sebagai berikut:

a. Jangka waktu investasi:

24 Rencana Investasi

Jangka waktu kontrak harus cukup untuk pengembalian hutang dan

memberikan keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kepada para

investor.

b. Kelayakan ekonomi:

Permintaan akan layanan dijamin oleh otoritas pemerintah (badan

yang mengontrak).jaminan kerja sama berkaitan dengan minimalisasi

risiko pembangunan, risiko pengembangan lingkungan, risiko kredit

pembiayaan, risiko operasional, risiko politik, dan risiko keadaan pasar,

serta pertimbangan dukungan pemerintah.

c. Manfaat investasi:

Fasilitas akan ditransfer (diserahkan) kepada pemerintah dan sebagai

milik pemerintah pada akhir periode kontrak. Kontrak harus

menyebutkan secara jelas bagaimana proses pengalihan pemilikan

dilakukan dan keharusan pihak swasta untuk menyiapkan fasilitas

yang akan diserahterimakan. Sektor pemerintah harus menyiapkan

unit kelembagaan untuk menangani pemindahtanganan ini.di saat

pengakhiran kontrak, sering kali terdapat penyediaan layanan untuk

dilanjutkan. Hal ini dapat dilaksanakan untuk memastikan terjadinya

transisi yang mulus dalam manajemen.

Latihan E.

Pilihan Ganda

1. Siapa yang dapat disebut sebagai Stakeholder kegiatan a. Kementerian PUPR

b. Dinas Cipta karya Propinsi

c. Bapeda Kota/ Kab

d. Dinas Cipta Karya Kota/ Kab

e. Dinas Perhubungan

2. Siapa yang mendapat manfaat terbesar dari stakeholder tersebut a. Warga masyarakat

b. Dunia Usaha

c. LSM

d. Dinas Kota / Kab

e. Dinas Propinsi

Rencana Investasi 25

3. Aspek aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan Kerjasama Operasional yang dicapai melalui Kerjasama pemerintah – warga masyarakat

a. Kondisi status penghunian warga

b. Kondisi Ekonomi Masyarakat

c. Kondisi Sosial budaya Masyarakat

d. Kondisi keagamaan Masyarakat

e. Keberadaan pemimpin informal masyarakat

4. Aspek aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan Kerjasama Operasional yang dicapai melalui Kerjasama pemerintah -swasta

a. Tipe fasilitas;

b. Manfaat sosialnya;

c. Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan kepada investor;

d. Kualifikasi dan pengalaman dari Promotor itu sendiri;

e. Lokasi proyek/fasilitas tersebut;

f. Besar ekuitas yang akan dipakai;

5. Pihak yang perlu diajak kerjasama dalam pentaan kawasan

a. Pemerintah Pusat

b. Pihak Pemerintah daerah

c. Pihak Pemilik Asset; dan

d. Pihak Investor (Penyandang Dana).

e. Pihak LSM

Essay

1. Uraikan pola kerjasama operasional yang dapat dilaksanakan pada

penataan kawasan kawasan pelestarian, kawasan berkembang cepat, dan

kawasan campuran.

Rangkuman F.

Pola kerjasama operasional investasi meliputi bentuk-bentuk kerjasama

operasional, para pihak yang bekerjasama, dan aspek-aspek kesepakatan

kerjasama operasional.

Bentuk kerjasama yang dianjurkan dalam kegiatan penataan kawasan adalah

kemitraan Pemerintah - Warga dan Kerjasama Pemerintah - Swasta. Dalam

melaksanakan investasi dimungkinkan adanya kerjasama operasi antara

pemerintah dengan swasta, swasta dengan swasta. Pada prinsipnya kerja sama

26 Rencana Investasi

operasional ini dapat dilakukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu pemerintah, swasta

dan/atau warga masyarakat (penghuni kawasan).

Rencana Investasi 27

BAB 4

STUDI KASUS

28 Rencana Investasi

STUDI KASUS

Desa Adat Penglipuran A.

Gambar 2 Desa Adat Panglipuran

Salah satu contoh kegiatan penataan kawasan yang dilaksanakan melalui

kerajasama pemerintah -warga masyarakat adalah kegiatan penataan kawasan di

desa Panglipuran, Kabupaten Bangli, Bali

Desa Adat Panglipuran adalah sebuah desa adat yang terletak di kaki Gunung

Batur, kelurahan Kubu, kecamatan Bangli, kabupaten Bangli. Desa ini memiliki

ketinggian antara 600-625 meter di atas permukaan laut dan luas desa sekitar 112

hektar. Desa ini juga memiliki penduduk sekitar 930 jiwa yang terdiri dari 76

rumah dan 223 keluarga. Desa ini berada di posisi yang strategis yaitu di jalan

utama wisata Kintamani yang memudahkan akses masuk ke area wisata ini. Desa

ini ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata sejak tahun 1992.

Panglipuran berasal dari kata eling yang artinya ingat, pengeling pura yang artinya

adalah asal muasal masyarakat Desa Panglipuran. Maksudnya adalah masyarakat

Rencana Investasi 29

Desa Panglipuran yang berasal dari Desa Bayung Gedhe selalu mengingat asal-usul

mereka (tradisi leluhur).

Desa yang dipimpin oleh ketua adat yang bernama Bapak I Wayan Supat ini

memiliki pemerintahan yang khas yaitu sistem pemerintahan hulu apad.

Pemerintahan desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adapt.

Prajuru hulu apad yang dipimpin oleh jero kubayan (sebutan pemimpin desa).

Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling senior dilihat dari usia

perkawinan tetapi yang belum ngelad. Ngelad atau pensiun terjadi bila semua anak

sudah kawin atau salah seorang cucunya telah kawin. Mereka yang baru kawin

duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga keanggotaan desa adapt. Di

desa ini “awig-awig” atau hukum adat dibuat dari rapat desa yang menyesuaikan

dengan kala (waktu) dan patra (keadaan).

Gambar 3 Bentuk Rumah Desa Adat Panglipuran

Pembangunan desa dibagi atas 3 bagian berbeda, yaitu utama mandala

(parahiyangan), madya mandala (pawongan), dan nista mandala (palemahan).

Ketiga ini sering disebut “Tri Mandala”. Utama Mandala atau yang sering disebut

parahiyangan adalah tempat suci desa yang terletak di hulu desa dengan ciri

terdapat pura, tempat ini adalah tempat yang dianggap suci dengan tujuan untuk

menjaga hubungan baik dengan Dewa yang mereka sembah yaitu Dewa Brahma

manifestasi Ida Sang Hyang Widi sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.

30 Rencana Investasi

Madya Mandala atau pawongan adalah tempat dimana masyarakat tinggal. Disini

masyarakat desa menjalin hubungan untuk menjaga keharmonisan dengan sesama

manusia, tempat ini terletak di tengah desa. Nista Mandala atau palemahan adalah

lahan yang dipakai masyarakat desa untuk bercocok tanam, tujuan tempat ini

adalah untuk menjalin keselaran dengan lingkungan (alam).

Adapun susunan rumah masyarakat yang unik, yaitu rumah disusun dengan corak

yang sama (bentuk dan bahan), sejajar dan berhadapan simetris (timur dan barat,

berpola linier) dengan jalan utama desa dari utara ke selatan yang berbentuk

tanjakan di depan rumah. Di depan rumah ada taman yang membuat

pemandangan semakin menawan. Yang menarik disini adalah kendaraan bermotor

terutama kendaraan beroda 4 tidak boleh melewati tempat ini, inilah alasan

kenapa desa begitu terasa seperti Bali di kala lampau. Menyusuri jalan utama desa

kearah selatan anda akan menjumpai sebuah tugu pahlawan yang tertata dengan

rapi. Tugu ini dibangun untuk memperingati serta mengenang jasa kepahlawanan

Anak Agung Gede Anom Mudita atau yang lebih dikenal dengan nama kapten

Mudita. Kapten Mudita gugur melawan penjajah Belanda pada tanggal 20

November 1947. Taman Pahlawan ini dibangun oleh masyarakat Desa Adat

Penglipuran sebagai wujud bakti dan hormat mereka kepada sang pejuang

bersama segenap rakyat Bangli.

Bentuk rumah di desa ini pun menarik. Mulai dari ukuran, bentuk, model pintu,

sampai atapnya pun sama rumah satu dengan yang lainnya. Yang menarik adalah

semua terbuat dari bambu, tetapi seiring masuknya budaya asing yang masuk

sekarang ada beberapa perubahan seperti tembok yang dulunya terbuat dari

bambu sekarang terbuat dari batu bata dan semen. Adapun atap rumah yang

melewati pekarangan rumah orang lain dan dibuatnya lorong yang

menghubungkan rumah satu dengan yang lain, ini bertujuan agar warga satu

dengan yang lain saling merasakan apa yang sedang dirasakan warga lain di desa

tersebut dan juga menjaga keharmonisan antar warga.

Rencana Investasi 31

Gambar 4 Keharmonisan Warga Desa Adat Panglipuran

Mata pencaharian masyarakat di desa ini bersifat “heterogen” atau bermacam-

macam, ada petani, pedagang, pengrajin, dll. Pemasukan desa yang utama dahulu

adalah hasil sawahnya, tetapi sekarang adalah dari sektor pariwisatanya yang

ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Di desa ini ada hutan

bambu yang terletak di utara desa, di hutan inilah biasanya warga mengambil

bambu untuk keperluan mereka, termasuk kerajinan-kerajinan tangan yang mulai

diperjual-belikan disana. Tetapi karena hal inilah sekarang terdapat peraturan baru

yang isinya bambu yang diambil oleh warga desa tidak boleh dijual tetapi boleh

dipakai. Peraturan ini adalah contoh dari awig-awig.

Kegiatan penataan Kawasan di Desa Panglipuran sebetulnya bermula dari kegiatan

KKN Mahasiswa Universitas Udayana pada tahun 88-90 an, yang kemudian

diteruskan dengan kegiatan stimulan Dinas Cipta Karya Propinsi Bali. Kegiatan

tersebut diteruskan pada tahun tahun 1990 -2015 oleh kegiatan Dinas Pariwisata

dan Dinas Pendidikan Propinsi Bali yang dilaksanakan secara bertahap.

Dalam kegiatan ini kontribusi warga terhadap kesediaan mengikuti arahan arahan

penataan kawasan yang dtetapkan melalui awig awig desa.

32 Rencana Investasi

Pantai Waisai Torang Cinta, Kabupaten Raja Ampat B.

Gambar 5 Foto Udara Pantai Waisai, Raja Ampat

Gambar 6 Siteplan Pantai Wisai, Raja Ampat

Rencana Investasi 33

Gambar 7 Rencana Pengembangan Kawasan Pantai Wisai, Raja Ampat

Kegiatan investasi penataan kawasan di Kawasan pantai Waisai Torang Cinta

dilaksanakan dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana untuk

penyelenggaraan Sail Raja Ampat 2015 yang dilaksanakan di Kabupaten Raja

Ampat, Propinsi Papua Barat. Kegiatan penataan kawasan yang pada mulanya

terutama menangani kawasan taman pantai Waisai Torang Cinta, jauga akhirnya

termasuk pula kepada kegiatan penanganan prasarana jalan, sumber daya air, air

minum dan berbagai prasarana bangunan gedung di kota Waisasi.

34 Rencana Investasi

Sebagai contoh dari Investasi yang telah dilaksanakan di kegiatan penataan

Kawasan waisasi Raja Ampat ini adalah sebagai berikut:

Gambar 8 Contoh Rencana Investasi

Rencana Investasi 35

Benteng Kuto Besak, Palembang C.

Gambar 9 Benteng Kuto Besak, Palembang

Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi

pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai

oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan

pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud

Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin

ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan

praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang

menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai

perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda

menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru. Berbeda dengan

letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di

posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah.

Posisinya menghadap ke Sungai Musi.Benteng Kuto Besak saat ini ditempati

oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya. Pembangunan dan penataan

kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat

hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah.

Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang

36 Rencana Investasi

tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di

halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang. Di

kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-

lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.Pemkot

Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza

Benteng Kuto Besak sebagai obyek wisata.

Penataan Kawasan Benteng Kuto Besak dimulai dengan penyusunan RTBL pada

tahun 1996, yang pembangunannya dilakukan sejak tahun 1997 -2005. Sebagian

besar dibiayai dari APBN , APBN Propinsi Sumatera Selatan dan sebagaian lagi dari

APBD kota Palembang. Investasi swasta yang kemudian masuk berupa

pembangunan Restoran terapung dan bangunan restoran dibangun kemudian.

Kota Tua Jakarta D.

Gambar 10 Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia),

adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta,Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas

1,3 kilometer persegi melintasi wilayah Jakarta Utara dan Jakarta

Barat (Pinangsia,Taman Sari dan Roa Malaka).Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu

Rencana Investasi 37

dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai

pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber

daya melimpah.

Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan

bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa lengkap dengan

benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa

blok yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia

kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena

munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini

mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak

orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di

sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia

Timur Belanda. Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama

menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.

Upaya pembangunan kawasan Kota Tua Jakarta sebetulnya sudah dimulai pada

masa Gubernur Ali Sadikin pada periode tahun 1972 dengan melakukan kajian

kajian oleh Pemerintah DKI. Pada tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin,

mengeluarkan dekret yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan.

Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau

setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana. Meski dekret Gubernur

dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat

dekret ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk melindungi warisan era

kolonial Belanda.

Dengan berbagai penggantian gubernur DKI, upaya untuk membangun kota tua

Jakarta terus berlangsung tapi belum pernah berhasil dengan baik.

Pada periode Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Basuki Cahaya Purnama,

didirikan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta yang merupakan inisiatif swasta dan

berupaya mencarikan investor swasta untuk mengembangkan secara bertahap

bangunan gedung kota Tua yang ada. Langkah kegiatan seperti penataan parkir,

pengendalian kegiatan pedagang kaki lima terus dilaksanakan.

38 Rencana Investasi

Rencana Investasi 39

BAB 5

PENUTUP

40 Rencana Investasi

PENUTUP

Penyusunan Rencana Investasi pada suatu kegiatan penyusunan RTBL harus

mempertimbangkan pemahaman atas pemilihan skenario strategi investasi dan

pola kerjasama yang bisa digunakan dalam suatu upaya pembangunan kawasan.

Untuk itu beberapa hal hal perlu dipertimbangkan seperti:

1. kenario strategi investasi S

a. Penetapan paket kegiatan pada tiap jangka waktu pentahapan

b. Penyiapan rincian sumber pembiayaan

c. Perencanaan pembiayaan meliputi perhitungan prospek ekonomi

d. Besaran investasi yang dibutuhkan

e. Keuntungan setiap paket dan perhitungan investasi publik

f. Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk

masing-masing pelaku pembangunan

g. Penyiapan detail investasi tahunan sebagai pengendalian selama

pelaksanaan

h. Siapa yang mendapat manfaat terbesar

2. Pola kerjasama operasional

a. Kemitraan Pemerintah-Warga

b. Kerjasama Pemerintah Swasta

Rencana Investasi 41

DAFTAR PUSTAKA

1. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

2. UU N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

3. UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya

4. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan

UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

5. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

6. Permen PU No.6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum RTBL

42 Rencana Investasi

GLOSARIUM

Stakeholder

Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun

individu manusia yang memiliki hubungan dan

kepentingan terhadap suatu organisasi atau

perusahaan.

Cost recovery Jumlah biaya yang dipulihkan (cost recovery) oleh kontraktor dihitung berdasarkan referensi atas harga minyak mentah yang berlaku di Indonesia dan harga gas aktual.

Build Operate and

Transfer (BOT)

Merupakan bentuk perjanjian Kerjasama dimana Badan Usaha Swasta membangun proyek infrastruktur termasuk menanggung pembiayaannya.

Buid Own and

Operate (BOO)

Merupakan bentuk Perjanjian Kerjasama dimana 1.BadanUsaha Swasta membangun proyek infrastruktur termasuk pembiayaannya, mengoperasikan, dan memelihara fasilitas infrastruktur serta mendapat pengembalian investasi, operasi dan pemeliharaan termasuk keuntungan yang wajar dengan cara menarik biaya dari pengguna fasilitas dan layanan infrastruktur.

Rencana Investasi 43

Tim Penyempurna

Ir. Antonius Budiono, MCM

Ir. Ismono Yahmo, MA

Ir. Sugeng Sentausa, MSc

Ir. Natsir Gunansyah, MM

Ir. Normansyah Machmud, MM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

44 Rencana Investasi

Rencana Investasi 45

Edisi 2016