bab 7 rencana pembangunan infrastruktur bidang cipta...

71
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Bandung Tahun 2017 - 2022 7 - 1 7.1 Pengembangan Permukiman 7.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bandung No Isu Strategis Keterangan 1 Keterbatasan lahan pembangunan perumahan relatif berdasarkan batasan lingkungan (negative list) dan ketentuan RTRW namun disisi lain kebutuhan rumah tinggi yang membutuhkan lahan perluasan wilayah Perumahan permukiman baru yang berimplikasi pada perluasan dan pemadatan kawasan Perumahan permukiman yang berpotensi mengokupansi kawasan negatif list (konservasi, sempadan sungai) 2 Lemahnya akses pemenuhan kebutuhan rumah bagi MBR karena ketarbatasan daya beli rumah yang berkorelasi dengan kantong-kantong kemiskinan di wilayah perkotaan maupun perdesaan 3 Keterbatasan infrastruktur pendukung Perumahan permukiman secara umum khususnya perumahan swadaya akibat luasnya cakupan kawasan Perumahan permukiman swadaya eksisting baik perdesaan maupun perkotaan 4 Backlog Kabupaten Bandung yang relatif tinggi dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Jawa Barat akibat tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi akibat migrasi dan pertumbuhan ilmiah dan dalam karakteristik Perumahan permukiman terepresentasikan dengan perkembangan luasan kawan perumahan permukiman dan intensitas kepadatannya 5 Penurunan kuantitas lingkungan Perumahan permukiman swadaya yang membentuk kantong permukiman padat kumuh,minum dalam dukungan infrastruktur dan memunculkan keberadaan rumah tidak layak huni Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kabupaten Bandung

Upload: others

Post on 26-Sep-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 1

7.1 Pengembangan Permukiman

7.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti

kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan.

Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Bandung dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.1

Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Bandung

No Isu Strategis Keterangan

1

Keterbatasan lahan pembangunan perumahan relatif berdasarkan batasan

lingkungan (negative list) dan ketentuan RTRW namun disisi lain kebutuhan

rumah tinggi yang membutuhkan lahan perluasan wilayah Perumahan

permukiman baru yang berimplikasi pada perluasan dan pemadatan kawasan

Perumahan permukiman yang berpotensi mengokupansi kawasan negatif list

(konservasi, sempadan sungai)

2

Lemahnya akses pemenuhan kebutuhan rumah bagi MBR karena ketarbatasan

daya beli rumah yang berkorelasi dengan kantong-kantong kemiskinan di

wilayah perkotaan maupun perdesaan

3

Keterbatasan infrastruktur pendukung Perumahan permukiman secara umum

khususnya perumahan swadaya akibat luasnya cakupan kawasan Perumahan

permukiman swadaya eksisting baik perdesaan maupun perkotaan

4

Backlog Kabupaten Bandung yang relatif tinggi dibandingkan dengan kota dan

kabupaten lain di Jawa Barat akibat tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif

tinggi akibat migrasi dan pertumbuhan ilmiah dan dalam karakteristik

Perumahan permukiman terepresentasikan dengan perkembangan luasan

kawan perumahan permukiman dan intensitas kepadatannya

5

Penurunan kuantitas lingkungan Perumahan permukiman swadaya yang

membentuk kantong permukiman padat kumuh,minum dalam dukungan

infrastruktur dan memunculkan keberadaan rumah tidak layak huni

Bab 7

Rencana Pembangunan

Infrastruktur

Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bandung

Page 2: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 2

7.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib

memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang

layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Permukiman adalah bagian

dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan

maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan.

Salah satu masalah yang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bandung terkait

dengan permukiman adalah penataan permukiman. Pada tahun 2014 Kabupaten

Bandung telah mengeluarkan SK Bupati No. 663/Kep.544-Dispertasih/2014 Tentang

Persetujuan Penetapan Kawasan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di

Kabupaten Bandung. Berdasarkan SK tersebut luas kawasan kumuh di Kabupaten

Bandung adalah 91.83 Ha.

Tabel 7.2

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bandung Tahun 2014

No Kecamatan Kelurahan Kawasan Kumuh Luas

(Ha)

1 Baleendah Baleendah Bale Endah 17,65

2 Baleendah Bojong Malaka Bojong Malaka 6,70

3 Dayeuhkolot Citeureup Citerureup 6,18

4 Dayeuhkolot Cangkuang Wetan Cangkuang Wetan 5,77

5 Rancaekek Bojongloan Bojongloan 4,68

6 Rancaekek Rancaekek Wetan Rancaekek Wetan 4,68

7 Bojongsoang Tegal Luar Tegal Luar 2,68

8 Cicalengka Panenjoan Panenjoan 2,68

9 Cicalengka Cicalengka Wetan Cicalengka Wetan 2,41

10 Cileunyi Cimekar Cimekar 2,31

11 Soreang Panyirapan Panyirapan 2,31

12 Margahayu Margahayu Tengah Margahayu Tengah 2,01

13 Margahayu Sayati Sayati 2,01

14 Soreang Parungserab Parungserab 2,01

15 Cileunyi Cibiru Hilir Cibiru Hilir 2,01

16 Margahayu Margahayu Selatan Margahayu Selatan 2,01

17 Cileunyi Cileunyi Kulon Cileunyi Kulon 2,01

18 Katapang Katapang Katapang 1,98

19 Cikancung Cihanyir Cihanyir 1,98

20 Cikancung Ciluluk Ciluluk 1,98

21 Baleendah Andir Andir 1,98

Page 3: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 3

No Kecamatan Kelurahan Kawasan Kumuh Luas

(Ha)

22 Katapang Gandasari Gandasari 1,84

23 Margaasih Cigondewah Hilir Cigondewah Hilir 1,84

24 Margaasih Cigondewah Rahayu Cigondewah Rahayu 1,84

25 Majalaya Majasetra Majasetra 1,77

26 Majalaya Padaulun Padaulun 1,77

27 Rancaekek Linggar Linggar 1,70

28 Banjaran Kamasan Kamasan 1,18

29 Banjaran Neglasari Neglasari 1,18

30 Bojongsoang Bojongsoang Bojongsoang 0,68

Jumlah Kawasan Kumuh

91,83

Sumber : SK Bupati No. 663/Kep.544-Dispertasih/2014 Tentang Persetujuan Penetapan Kawasan Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bandung

A. Perumahan Swadaya

Perumahan swadaya merupakan perumahan yang diusahakan sendiri pengadaannya

oleh masyarakat. Sebaran Perumahan swadaya di Kabupaten Bandung tidak terpola

dan tersebar di beberapa kawasan. Perumahan swadaya cenderung tidak teratur dan

tidak terencana sehingga perlu adanya pengaturan terhadap alokasi dan besaran

permukiman yang diarahkan untuk pengadaan perumahan swadaya.

Perumahan swadaya pada dasarnya seluruh perumahan yang ada di Kabupaten

Bandung yang bukan dikatagorikan sebagai perumahan yang dibangun oleh

developer dengan ciri perkembangan yang organik alamiah dengan kualitas yang

memenuhi syarat sampai pada perumahan sub standar dalam bentuk perumahan

kumuh.

Katagori penghuni perumahan swadaya meliputi MBR dan Non MBR dan tersebar

luas di wilayah perkotaan dan perdesaan sebagaimana terlihat pada peta. Namun

dalam program perumahan oleh pemerintah, program perumahan swadaya

dikonotasikan pada upaya peningkatan kualitas lingkungan, rumah sub standar

melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat terutama di wilayah perdesaan.

Berikut beberapa program perumahan swadaya yang ada di Kabupaten Bandung

yang telah mendapat stimulan dari pemerintah pusat dengan pengelolaan melalui

KSM setempat, berikut sebarannya :

Tabel 7.3

Program Perumahan Swadaya Kabupaten Bandung

No Lokasi Jumlah

KSM lembaga Pengelola Sumber Dana

Kecamatan Desa

1 Majalaya Padamulya 1 BKM Desa Padamulya PKP 2005, Kemenpera 2007

2 Cangkuang Bandasari 6 Forum Rancangsari PKP 2005

Page 4: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 4

No Lokasi Jumlah

KSM lembaga Pengelola Sumber Dana

Kecamatan Desa

3 Cangkuang Cangkuang 1 Forum Rancangsari Kemenpera 2007

4 Pacet Sukarame 2 Koperasi Al-Bayan PKP 2005, Kemenpera 2007

5 Cileunyi Cimekar 2 Yayasan Bina Karya P2BPK, P2P 2003

6 Paseh Mekar Pawitan 1 Yayasan Bina Karya P2BPK, P2P 2003, kemenpera

2007

7 Ciparay Manggahang 1 Yayasan Bina Karya P2BPK, P2P 2004

8 Ciparay Ciheulang

BKM Desa Ciheulang Kemenpera 2007

9 Ciparay Cikoneng

Pontren Baiturahman Kemenpera 2007

10 Arjasari Lebakwangi 2 Paguyuban Bhumi

Damai Lestari P2BPK, P2P 2004

11 Dayeuhkolot Cangkuang Weta 1 FMPKB PKP 2005

12 Dayeuhkolot Citeureup 1 FMPKB PKP 2005, Kemenpera 2007

13 Dayeuhkolot Sukapura 5 FWB COBILD, Kemenpera 2007,

YSK

14 Rancabali Alam Endah 1 Pontren Al-Itifaq MLB 2004, kemenpera 2007

15 Margaasih Margaasih 1 Pontren Da'arul

Maarif MLB 2004, kemenpera 2007

16 Katapang Gandasari

BKM Desa Gandasari Kemenpera 2007

17 Rancaekek Bojongloa

KSM Bojong Plus Kemenpera 2007

18 Rancaekek Cangkuang

BLM Desa Cangkuang Kemenpera 2007

Sumber : SPPIP Kabupaten Bandung Tahun 2011

B. Perumahan Formal

Perumahan Formal adalah perumahan yang dibangun oleh developer atau

pemerintah yang cenderung merupakan perumahan yang teratur karena hasil

perencanaan. Dengan kata lain, kawasan pemukiman perumahan formal umumnya

telah memenuhi syarat kualitas baik rumah, lingkungan dan infrastrukturnya.

Pembangunan permukiman ini difasilitasi oleh pemerintah melalui pemberian ijin

pemanfataan lahan dan pembangunan, serta dieksekusi oleh pemerintah itu sendiri

maupun oleh pengembang (developer), dengan memenuhi ketentuan arahan tata

ruang dan dengan konsep penataan lingkungan yang teratur. Kawasan permukiman

ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang baik, dirancang dengan arsitektur yang

tertata dengan baik, serta memiliki akses yang cukup mudah ke sarana dan prasarana

yang ada.

Perumahan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: perumahan developer/ pemerintah yang

membangun rumah horisontal, perumahan developer/ pemerintah yang membangun

rumah vertikal (rusun) dan penyiapan pembangunan perumahan dengan

dukunganpenyiapan lahan& infrastruktur dalam skala besar (kasiba dan lisiba).

Page 5: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 5

Tabel 7.4

Sebaran Perumahan Developer/ Pemerintah di Kabupaten Bandung

No. Kecamatan Nama Perumahan Nama Pengembang Jumlah Unit

Terbangun

1 Nagreg Puri Adi Prima PT. Adiprawira Gita Persada 105

2 Cicalengka

Bumi Duta Persada PT. Megantara Pratama

Bumi 72

Cicalengka Indah PT. Ganda Rusa 150

Bumi Ciataman Asri PT. Bukit Rasamala

Puncak Nagreg PT. Sekron Presindo

Puri Adiprima PT. Adi Prawita Gita

Persada 92

Griya Inti Babakan

Peuteuy PT. Piratec Reka Bina 1100

3 Cikancung

Puri Indah Sari PT. Puri Satria Perdana 143

Hegarmanah Indah PT. Swara Yugos Pratama 289

Sagitarius PT. Karya Isma Graja 207

Suryarahayu PT. Perisai Daya Usaha 165

4 Rancaekek

Perum Bandung Indah

Kostrad Puskopad-Kostrad 180

Griya Al-Hamim Al Hamim Putra 18

Permata Hijau PT. Devindo-ASABRI 35

Griya Ranca Indah PT. Kreasi Graha Raya 228

Bumi Nusa Indah PT. Insan Indah Utama

Perkasa 124

Bumi Abdi Negara PT. Dendawindo Permai 805

Griya Utama Rancaekek PT. Donaro 222

Rancaekek Permai PT. Sentrad Naluri Kreasi 818

5 Paseh

Bumi Asri Majalaya PT. Bina Cipta Adiguna 277

Mustika Cipaku Majalaya PT. Era Namora Genah 121

Kembang Loa Permai PT. Putra Ratnanindo 164

Bukit Mandala Asri PT. Galura Pakuan 73

6 Solokanjeruk PEPABRI Puskopad PUSKOPAD 40

7 Cileunyi

Mutiara Cileunyi PT. Savitri 139

Griya Mitra Posindo Kopkar PT.Pos Indonesia 100

Puri Melati PT. Megaraya Puri Prakasa 0

Teratai Cinunuk Indah PT. Alam Semesta 91

Manglayang Regency PT. WIKA 225

Perum Boromeus Koprasi Boromeus 143

Bumi Langgeng Cinunuk PT. Langgeng Raharja 1162

Griya Cinunuk Indah PT. Bina Sarana Perfecta 285

Permata Biru PT. Marga Tirta Kencana 2541

Bumi Panyawangan PT. Dwi Putra Sabaraya

Kencana 580

Taman Cileunyi PT. Edi Center Arfamitra 545

Rama Biru Asri PT. Putra Biru Perkasa 111

Page 6: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 6

No. Kecamatan Nama Perumahan Nama Pengembang Jumlah Unit

Terbangun

Bumi Sadang Permai PT. Gunung Jati Nusantara

Abadi 88

Bukit Cimekar Indah PT. Nata Usaha Abadi 482

Bumi Harapan PT. Pola Andhika Realton 556

Bumi Cibiru Raya PT. Bumi Kusuma Ardi Putra 243

Cibiru Asri PT. Lestari Prima Persada 209

Griya Tut Wuri

Handayani PT. Megakirta Grahajaya 81

Bukit Flamboyan Indah PT. Maharani Selatan 73

Perum Hasan Sadikin Koperasi Hasan Sadikin 96

8 Bojongsoang

Dadali Camperinik I PT. Bangun Camperenik

Mandiri 42

Dadali Camperinik II PT. Bangun Camperenik

Mandiri 37

Bojong Soang Asri I PT. Insan Sandang Perkasa 126

Bojong Soang Asri II PT. Insan Sandang Perkasa 56

Mutiara Bandung

Selatan PT. Sari Asih Tunggal Jaya 62

Griya Bandung Indah III PT. Kharisma Paramadya

Raya 740

Griya Bandung Indah

Pengembangan

PT. Kharisma Paramadya

Raya 150

Griya Bandung Asri III

Tahap I PT. Raya Devindo 134

Griya Bandung Indah

Tahap III (Blok E, F, G)

PT. Kharisma Paramadya

Raya 618

Griya Bandung Indah

Tahap III (Blok H, I, J) PT. Kreasi Graha Raya 1159

Drs. Jajat Priatna Tahap I Drs. Jajat Priatna 62

Drs. Jajat Priatna Tahap I Drs. Jajat Priatna 34

Griya Bandung Asri

(GBA) PT. Raya Devindo 753

Griya Bandung Asri

(GBA) 3C PT. Raya Devindo 121

Griya Bandung Asri 3J PT. Kharisma Paramadya

Raya 30

Griya Bandung Asri 3D PT. Kharisma Paramadya

Raya 522

Taman Lengkong Indah Koperasi Warga Wirakarya

Indonesia 146

Griya Permata Asri PT. Kharisma Paramadya

Raya 532

9 Ciparay

Ciparay Indah PT. Grafika Insan 156

Baranangsiang Indah PT. Gajah Tonggak Perkasa 680

Bumi Sukasari Mukti PT. Usaha Rama Budi

Sejahtera 105

Page 7: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 7

No. Kecamatan Nama Perumahan Nama Pengembang Jumlah Unit

Terbangun Bukit Indah Cikahuripan PT. Megantara Karya Utama 210

Bumi Mandala Ciheulang PT. Wahana Putra Mandala 200

Bumi Karya Ciheulang PT. PT. Wahana Tinokon 363

Perum Baru Jati Permai PT. Sari Murni 78

Pasir Madur Indah PT. Hastuka Sarana Karya 37

10 Pacet

Griya Cipeujeuh Indah PT. Adson Citra Lestari 70

Sanggar Indah Banjaran

I PT. Sanggar Karya Indah SR 712

Sanggar Indah Banjaran

II PT. Sanggar Karya Indah SR 334

Pondok Asri Puteraco

Cikawao PT. Puteraco Indah 963

11 Ibun Perumahan Sudi Permai PT. Multi Citra Dayatama 0

12 Pangalengan Kebon Kopi PT. Cipta Sarana Pratama 250

Puri Elok PT. Pulau Sungai Indah 17

13 Cimaung

Batu Reok Cipinang

Indah PT. Konjala Wahyudin 223

Griya Jagabaya Putraco PT. Putraco Indah 44

14 Arjasari

Kota Baru Arjasari PT. Abadi Mukti Kirana 509

Giri Sedayu PT. Genah Tritunggal

Perkasa 320

Banjaran Indah PT. Sinar Toga Mentara 33

Jati Raya PT. Pending Melati 110

Arjasari Asri PT. Bandung Arta Jaya 83

Banjaran Inti Permai - 90

Lebak Wangi Asri PT. Mitra Sadharma Utama 37

Pondok Arjasari Indah PT. Cipta Nusa Linggar

Kencana 21

15 Baleendah

Baleendah Permai PT. Panca Karisma Setia

Perdana 396

Mekarsari Indah PT. Wibawa Karya Indah 230

Bumi Kertamanah

Permai PT. Baleendah Permai 263

Galih Pawarti PT. Puteraco 270

Pondok Sari Endah PT. Kerja Utama 84

Griya Prima Asri PT. Prima Cahaya Budi 868

Bukit Neglasari Indah PT. Usaha Rama Budi

Sejahtera 295

Pondok Giri Harja Indah PT. Sukamaju Raya Utama 273

Pondok Pasir Endah PT. Beringin Graha

Cendana 32

Bumi Sari Endah PT. Insan Indah Utama

Perkasa 215

Griya Rancamanyar PT. Fajar Ratna Komala 281

Perum-Ruko G

Rancamanyar

PT. Beringin Graha

Cendana 550

Page 8: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 8

No. Kecamatan Nama Perumahan Nama Pengembang Jumlah Unit

Terbangun Cikawung Asri PT. Baani Baru 19

16 Pameungpeuk

Paledang Indah I PT. Chandra Dirgantara 495

Paledang Indah II PT. Tanjungsari Mandiri 661

Sukarasa Indah PT. Margahayu Raya 149

17 Cangkuang

Gading Tutuka 2 PT. Metrik Elocipta 1103

Bumi Parahiyangan

Kencana

Perum Perumnas Cab IV

Bandung 900

Griya Dirgantara Koperasi TNI AD 11

Bumi Parahiyangan

Kencana

Perum Perumnas Cab IV

Bandung 900

Bumi Parahiyangan

Kencana

Perum Perumnas Cab IV

Bandung 900

Banda Asri PT. Nuansa Timur Sejahtera 304

Bumi Parahiyangan

Kencana

Perum Perumnas Cab IV

Bandung 900

18 Katapang

Soreang Indah PT. Sinar Utama Pratama 988

Gading Tutuka PT. Metrik Daya Cipta 1498

Cincin Permata Indah PT. Mega Tirta Kencana 463

Bumi Laksana Permai PT. Arbitek Mandiri 193

Bumi Sukagalih Permai PT. Sukagalih Permai 105

Gading Juti Sari PT. Nata Usaha Abadi 1225

Taman Bunga Sukamukti PT. Abadi Mukti 635

Gandasoli PT. Mega Tirta Kencana 271

Bukit Bunga Kopo PT. Konjala Wahyudin 292

An. Amas Hartono An Amas Hartono 7

Gandasari Permai PT. Konjala Wahyudin 133

19 Pasirjambu

Bumi Ciwidey Indah PT. Viora Bumi Puri

Dirgantara 270

Sukarasa Permai PT. Kalmar Jaya 192

Wisma Alosius Yayasan Aloisius (Villa+Mes) 21

Argapuri Resort PT. Argapuri Aditama (Villa,

Mes) 71

20 Ciwidey Sindangsari Indah H. Odang 24

Sumber : SPPIP Kabupaten Bandung Tahun 2011

C. Profil Perumahan Vertikal

Perumahan formal vertikal maksudnya adalah pembangunan perumahan secara

vertikal sebagai penanganan dampak tingginya harga lahan, padatnya permukiman

perkotaan dan menurunnya kualitas permukiman. Perumahan vertikal yang ditangani

masyarakat swasta adalah rusunami.

Rumah Susun Milik (Rusunami). Rusunami ini ditujukan bagi masyarakat yang sudah

mampu memenuhi kebutuhan rumahnya dan masih tergolong pada MBR. Rusunami

ini merupakan alternative pemenuhan rumah bagi masyarakat selain rumah swadaya

Page 9: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 - 9

dan developer/ pemerintah. Sekitar 19,27% masyarakat yang tergolong kedalam

pengadaan rusun yang menyasar masyarakat mampu. Dari angka 19,27% tersebut,

pembangunan rusunami sekitar 12,85% dan sisanya 6,42% dibangun rusunawa

industri.

D. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa

Perumahan formal vertikal adalah pembangunan perumahan secara vertikal sebagai

penanganan dampak tingginya harga lahan, padatnya permukiman perkotaan dan

menurunnya kualitas permukiman.

Pembangunan perumahan vertikal salah satunya dengan pola penanganan Rumah

Sususn Sederhana Sewa(Rusunawa). Rusunawa ini ditujukan bagi masyarakat yang

tidak mampu memenuhi perumahannya dengan pola sewa. Berdasarkan BKKBN, 2007

di Kabupaten Bandung terdapat 14,5% masyarakat tidak mampu memenuhi

kebutuhan rumahnya dan 50% nya didistribusikan perumahannya pada rusunawa dan

50% nya diberikan bantuan uang muka rumah.

Pemenuhan pembangunan rusunawa dialokasikan pada wilayah-wilayah perkotaan

yang padat penduduk. Standar yang digunakan untuk luasan pembangunan lahan

rusunawa1 4500 m2 untuk setiap twin blok-nya, dimana hanya 3000 m2 digunakan

untuk bangunan rusun dan 1500 m2 untuk sarana dan prasarananya. Luas total

konstruksi pembangunan rusun ini adalah 12,99 Ha dan 30% (3,9 ha) dari luas lahan

digunakan untuk sarana dan prasarana rusun, seperti : tempat parkir, jalan lingkungan,

open space, publik service, dll

Perumahan vertikal di Kabupaten Bandung dalam bentuk rusunawa (rumah susun

sederhana sewa) adalah Rusunawa Kulalet berada di RT 04 RW 14 Kelurahan Kulalet,

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, berada di jalur utama jalan Dayeuhkolot –

Baleendah.

Bangunan terdiri dari 2 blok bangunan (masing-masing 4 lantai) yang dibangun tahun

1993 – 1994 mulai diisi sejak tahun 1996. Kondisi rusun dalam kondisi yang perlu

direhabilitasi dan kurang terawat. Rusunawa Kulalet dibangun untuk memenuhi

kebutuhan hunian bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) terutama untuk

buruh industri pabrik. Walaupun kondisinya relatif kurang terawat namun mempunyai

tingkat pengisian hamper 100% yang berarti konsep perumahan vertikal ternyata

diterima & diminati oleh masyarakat.

Pengelola rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Kulalet dilakukan oleh satu seksi

di bagian perumahan Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan

(Dispertasih) Kabupaten Bandung. Secara operasional, jumlah tenaga manajemen di

lokasi sebanyak 3 orang.

Page 10: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

10

E. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

1. Pengembangan Kasawan Terpilih Pusat Pengembangan Desa

Lokasi pusat pengembangan desa diperoleh melalui penyusunan Community Action

Plan Rencana Perumahan dan Permukiman (CAP RPP) yang dilakukan secara

bertahap. Sejauh ini telah dilakukan penyusunan CAP RPP di tiga kecamatan yaitu

Kecamatan Baleendah, Kutawaringin dan Ciwidey.

Arahan lokasi kegiatan penyusunan CAP RPP ini berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1) Lokasi di dalam peruntukkan permukiman dalam RTRW Kabupaten Bandung atau

arahan dari RP4D Kabupaten Bandung.

2) Kondisi lingkungan permukiman dalam kategori tidak layak huni dan sanitasi yang

rendah yang diidentifikasikan antara lain:

a. Lingkungan tak terawatt/kotor, dengan tatanan tidak teratur, pada umumnya

dibangun spontan sebagai hunian secara swadaya.

b. Langka pelayanan prasarana/sarana dasar.

c. Belum didukung jaringan jala local yang memadai.

d. Belum didukung saluran pembuangan yang memadai.

e. Kualitas pelayanan air bersih rendah.

f. Kualitas pelayanan persmpahan dan air limbah rendah.

g. Terjadi pencemaran lingkungan dan wabah penyakit.

h. Kantong/kawasan rumah tidak/kurang layak huni.

i. Intensitas permasalahn social kemasyarakatan cukup tinggi.

3) Memiliki fungsi dalam menunjang kegatan strategis daerah (pariwisata, industri,

perdagangan, dll)

4) Menempati skala prioritas rendah.

Berdasarkan sistem scoring yang diterapkan dalam menentukan prioritas lokasi

sasaran diperleh desa/kelurahan terpilih yaitu Kelurahan Baleendah Kecamatan

Baleendah, Desa Sukamulya Kecamatan Kutawaringin dan Desa Nengkelan

Kecamatan Ciwidey.

Page 11: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

11

2. Pengembangan Kawasan Agropolitan

Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bandung dipusatkan di daerah

selatan khususnya di wilayah Pengembangan Agropolitan Ciwidey. Kawasan

agropolitan ini ditikberatkan pada peningkatan keterkaitan pengembangan kawasan

konservasi dengan kawasan budidaya pertanian, perkebunan, perikanan, dan

peternakan.

Wilayah Pengembangan Agropolitan Ciwidey mempunyai luas wilayah yaitu 40.674,67

Ha, yang terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Rancabali,

dan Kecamatan Pasirjambu, dimana terbagi dalam 21 desa. Untuk lebih rinci nama-

nama desa tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kecamatan Ciwidey terdiri atas :

1. Desa Panundaan

2. Desa Ciwidey

3. Desa Panyocokan

4. Desa Lebakmuncang

5. Desa Rawabogo

6. Desa Nengkelan

7. Desa Sukawening

B. Kecamatan Rancabali terdiri atas :

1. Desa Cipelah

2. Desa Sukaresmi

3. Desa Indragiri

4. Desa Patengan

5. Desa Alamendah

C. Kecamatan Pasirjambu terdiri atas :

1. Desa Sugihmukti

2. Desa Margamulya

3. Desa Tenjolaya

Page 12: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

12

4. Desa Cisondari

5. Desa Mekarsari

6. Desa Cibodas

7. Desa Cukanggenteng

8. Desa Pasirjambu

9. Desa Mekarjambu

10. Desa Cikoneng

Tabel 7.5

Luas Wilayah Pengembangan Agropolitan Ciwidey

Kecamatan Nama Desa Luas (Ha)

Ciwidey

1. Nengkelan 375,4

2. Sukawening 652,9

3. Rawabogo 806,1

4. Lebakmuncang 1764,5

5. Panyocokan 387,9

6. Ciwidey 256,3

7. Panundaan 342,4

Pasirjambu

1. Cikoneng 504,6

2. Cukanggenteng 573,4

3. Pasirjambu 185,1

4. Cisondaki 1428,0

5. Mekarmaju 180,0

6. Cibodas 954,5

7. Tenjolaya 566,2

8. Margamulya 990,9

9. Mekarsari 2068,5

10. Sugihmukti 14725,8

Rancabali

1. Rawabodo 2708,9

2. Patengan 4277,1

3. Sukaresmi 4264,7

4. Cipelah 2661,6

Total 40674,7

Sumber : Masterplan Kawasan Agropolitan Ciwidey, Tahun 2007

Peran pemerintah dalam pengembangan kawasan agropolitan adalah dengan

memperbaiki dan membangun sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang

kawasan agropolitan.

Page 13: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

13

3. Penyediaan PS Dalam Rangka Penanganan Bencana

Penanganan permukiman di kawasan rawan bencana di Kabupaten Bandung, meliputi

kawasan permukiman di bantaran sungai (Daerah Aliran Sungai/ DAS) yang rawan

akan bencana banjir dan kawasan permukiman di kawasan konservasi (pegunungan)

yang rawan akan bencana longsor. Penanganan di kawasan bantaran sungai sebagian

telah tercakup dalam penanganan kawasan kumuh.

7.1.3 Permasalahan Dan Tantangan

A. Permasalahan Perumahan Swadaya

Permasalahan yang muncul dalam pengembangan perumahan swadaya adalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya program pemerintah yang menyasar pembangunan dan regulasi

pembangunan rumah swadaya

2. Keterbatasan lahan yang berdampak pada tingginya harga lahan untuk

permukiman.

3. Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) cenderung membangun rumah secara

swadaya pada kantong-kantong kumuh (slum) dan kawasan yang bukan

diperuntukkan sebagai permukiman (squatters).

4. Rumah swadaya yang dibangun oleh MBR secara swadaya memiliki

kecenderungan penurunan kualitas (degradasi) lingkungan sebagai tahap awal

kekumuhan lingkungan.

B. Permasalahan Swadaya Kumuh

Permasalahan yang muncul dalam penanganan kawasan perumahan dan

permukiman kumuh adalah sebagai berikut:

1. Ketidaktepatan penanganan masalah pada peningkatan kualitas lingkungan

permukiman terutama di kawasan permukiman kumuh dan ilegal.

2. Keterbatasan lahan yang berdampak pada tingginya pemukim di kawasan ilegal.

3. Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) cenderung membangun rumah pada

kantong-kantong kumuh (slum) dan kawasan yang bukan diperuntukkan sebagai

permukiman (squatters).

4. Berkorelasi pada buruknya pelayanan sanitasi, prasarana yang tidak memadai

Page 14: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

14

C. Permasalahan Perumahan Rawan Bencana

Permasalahan penanganan kawasan perumahan dan permukiman di daerah rawan

bencana adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan lahan dan tingginya nilai lahan menyebabkan banyak masyarakat

(terutama MBR) yang tinggal di sekitar bantaran sungai, dengan harga relatif lebih

terjangkau

2. Terbenturnya beberapa kepentingan antar pihak terkait dengan skala prioritas

penanganan masalah yang ditangani.

3. Pandangan masyarakat yang menganggap bencana banjir merupakan rutinitas,

karena seringnya masalah tersebut muncul.

4. Program penanganan dari pemerintah yang kurang tegas dan tanggap dalam

menghadapi persoalan banjir

5. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan

tetap menjaga kebersihan dan perlunya ruang terbuka hijau untuk mereduksi

limpahan air.

D. Permasalahan Perumahan Formal

Permasalahan dalam pengembangan perumahan formal adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan kemampuan developer/ pemerintah dalam memperluas jangkauan

pembangunan rumah

2. Kurangnya dukungan sarana pada permukiman baru yang sudah dibangun yang

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah

3. Daya tampung jaringan jalan disekitar perumahan baru yang sudah tidak memadai

dan menimbulkan kemacetan.

E. Permasalahan Kelembagaan

1. Kebijakan otonomi daerah yang makin menciptakan kemandirian wilayah,

kemandirian sektoral yang terkadang kontraproduktif terhadap perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan yang menciptakan konflik dan inkonsistensi dalam

pelaksanaan program pembangunan perumahan permukiman.

2. Tingginya kompleksitas masalah pembangunan perumahan dan permukiman yang

dihadapi dalam kondisi keterbatasan sistem perencanaan dan implementasi yang

berimplikasi terhadap kecenderungan penanganan yang bersifat kuratif dan

incremental (menunggu terjadinya persoalan dan dengan penanganan sepotong -

sepotong) ketimbang penanganan yang bersifat antisipatif.

Page 15: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

15

3. Belum terciptanya kepedulian masyarakat atau lembaga di masyarakat dalam

mendukung pembangunan perumahan dan permukiman khususnya dalam

penyediaan perumahan dan lingkungan yang memenuhi syarat baik dari sisi syarat

perumahan (sehat, nyaman, layak) maupun dari sisi kesesuaian lokasi (bukan lahan

ilegal, tidak melanggar tata ruang).

4. Arah pembangunan permukiman secara nyata nampak dalam pembangunan

perumahan pada kawasan baru yang diprakarsai oleh swasta developer sedangkan

pembangunan permukiman yang bersifat rehabilitasi, penanganan lingkungan

(mis: peremajaan kota) menjadi tidak populer dan kurang mendapatkan prioritas,

dan harus ditangani oleh pemerintah sendiri karena swasta sulit untuk dilibatkan.

Dengan keterbatasan dana pemerintah maka program semacam itu menjadi tidak

berjalan sebagai mana mestinya.

5. Pembangunan sektor perumahan dan permukiman yang belum terdukung oleh

sistem informasi untuk kepentingan perencanan, implementasi dan evaluasi yang

dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan di tingkat kebijakan dan khususnya

di tingkat teknis implementasi.

F. Permasalahan Pembiayaan

1. Lemahnya dukungan pembiayaan pembangunan sektor perumahan dan

permukiman dari sisi pemerintah akibat adanya skala prioritas sektor

pembangunan lain dan keterbatasan pendapatan pemerintah sehingga

penanganan pembangunan perumahan permukiman dalam penyediaan prasarana

dasar, pengaturan lahan dalam skala besar serta rehabilitasi kawasan kumuh

menjadi sulit direalisasikan.

2. Disisi lain pendanaannya melalui sumber pembiayaan komersial (swasta) hanya

dapat melayanai kebutuhan non MBR (golongan masyarakat menengah keatas),

sedangkan untuk MBR perlu dibiayai oleh pemerintah.

3. Terdapat potensi sumber pembiayaan lain yang bukan dari anggaran pemerintah

yang dapat dimobilisasi untuk kepentingan pembangunan perumahan dan

permukiman seperti penggunaan dana pensiun, asuransi dll yang dapat

dimanfaatkan dalam pembiayaan jangka panjang untuk mengatasi kelangkaan

dana namun memerlukan upaya melalui pengaturan dan kebijakan.

7.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus

dicapai. Analisis kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan

permukiman yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD.

Page 16: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

16

Kebutuhan pengembangan permukiman Kabupaten Bandung diprioritaskan sesuai

dengan arahan RPJMN tahun 2015 – 2019 yaitu penuntasan kawasan permukiman

kumuh hingga 0% di tahun 2019. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah roadmap

penuntasan kawasan kumuh seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.6

Roadmap Penanganan Kawasan Kumuh

Kabupaten Bandung 2015 - 2019

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Luas Kawasan Kumuh (Ha) 93,83 70,37 46,92 23,46 -

Roadmap Penanganan Kawasan Per

Tahun 23,46 23,46 23,46 23,46

Roadmap Gerakan 100-0-100 100% 75% 50% 25% 0%

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

7.1.5 Kriteria Persiapan Daerah

Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bandung, kriteria kesiapan daerah

yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Dokumen RP4D Kabupaten Bandung dilaksanakan disusun pada tahun 2008

2. Dokumen Masterplan Kawasan Agropolitan Ciwidey (Kecamatan Pasirjambu,

Ciwidey dan Rancabali) disusun pada tahun 2007

3. Dokumen SPPIP Kabupaten Bandung disusun pada tahun 2011

4. Dokumen RPKPP Kabupaten Bandung disusun pada tahun 2012

7.1.6 Usulan Program Dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi

eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan

program dan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria

kesiapan daerah. Selengkapnya usulan program pengembangan permukiman

Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 17: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

17

Tabel 7.7

Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Bandung

No Kegiatan Volume Satuan Biaya

(x Rp 1.000.-) Lokasi

1 Penyusunan Naskah Akademik

Review Perda Serah Terima PSU 1 Dokumen 400.000 Kab. Bandung

2

Rencana Pencegahan dan

Penanganan Kawasan Permukiman

Kumuh Perkotaan (RP2KPKP)

1 Kabupaten 7.800.000 Kab. Bandung

3 DED Kawasan Kumuh Kab Bandung 1 Kabupaten 750.000 Kawasan Kumuh

Kabupaten Bandung

4 Penanganan Kawasan Kumuh

(insfrastruktur) 91,83 Ha 94.620.000

Kawasan Kumuh

Kabupaten Bandung

5 Rumah Tidak Layak Huni dan PSU 1 Kabupaten 130.000.000 Tersebar di Kab.

Bandung

6 Infrastruktur Kawasan Permukiman

Perkotaan (Bantuan Stimulan PSU) 1 Kabupaten 69.080.000

Tersebar di Kab.

Bandung

7

Penanganan Lingkungan

Permukiman Berbasis Komunitas

(PLPBK)

1 Kabupaten 33.100.000 Tersebar di Kab.

Bandung

8 Program model lingkungan

bermartabat (pemberdayaan) 1 Kabupaten 600.000

Tersebar di Kab.

Bandung

9 Pelaksanaan Pembangunan

Infrastruktur Program CAP RPP 9 Kecamatan 13.500.000 9 Kecamatan Prioritas

10 Pengembangan Kawasan

Agropolitan 4 Kecamatan 4.000.000

Wilayah

Pengembangan

Agropolitan Ciwidey

11 Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan 1 Kabupaten 28.000.000

Tersebar di Kab.

Bandung

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

B. Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman

Usulan pembiayaan dapat dijabarkan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten

Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat dan APBN, maupun masyarakat dan swasta.

Usulan pembiayaan pembanguna permukiman di Kabupaten Bandung dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Page 18: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

18

Tabel 7.8

Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Bandung

No Kegiatan

APBN APBD

Prov APBD

Kab/kota

(Rp x Juta)

Masyarakat

(Rp x Juta)

Swasta CSR Total

(Rp x Juta) (Rp x

Juta)

(Rp x

Juta)

(Rp x

Juta) (Rp x Juta)

1

Penyusunan Naskah

Akademik Review Perda

Serah Terima PSU

- - 400 - - - 400

2

Rencana Pencegahan dan

Penanganan Kawasan

Permukiman Kumuh

Perkotaan (RP2KPKP)

4.800 - 3.000 - - - 7.800

3 DED Kawasan Kumuh Kab

Bandung - - 750 - - - 750

4 Penanganan Kawasan Kumuh

(insfrastruktur) 75.870 - 18.750 - - - 94.620

5 Rumah Tidak Layak Huni dan

PSU 50.000 40.000 40.000 - - - 130.000

6

Infrastruktur Kawasan

Permukiman Perkotaan

(Bantuan Stimulan PSU)

68.000 - 1.080 - - - 69.080

7

Penanganan Lingkungan

Permukiman Berbasis

Komunitas (PLPBK)

14.600 - 18.500 - - - 33.100

8 Program model lingkungan

bermartabat (pemberdayaan) - - 600 - - - 600

9

Pelaksanaan Pembangunan

Infrastruktur Program CAP

RPP

13.500 - - - - - 13.500

10 Pengembangan Kawasan

Agropolitan 4.000 - - - - - 4.000

11 Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan - - 28.000 - - - 28.000

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Usulan program pembangunan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bandung

secara rinci telah tertuang dalam Indikasi Program RPIJM. Adapun untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1 Rencana Program Investasi Jangka Menengah

(RPIJM) Pengembangan Permukiman Kabupaten Bandung.

Page 19: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

19

7.2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan

7.2.1 Isu Strategis Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario

pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari

rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan

Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian

terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri,

produktif dan berkelanjutan. Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan di

Kabupaten Bandung meliputi :

Tabel 7.9

Isu Strategis Penataan Bangunana dan Lingkungan Kabupaten Bandung

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL

1. Penataan Lingkungan

Permukiman

a. Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Bandung

b. Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan

bangunan bersejarah yang memiliki potensi wisata

c. Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi

ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

d. Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah

raga dan lain-lain kurang diperhatikan.

2. Penyelenggaraan Bangunan

Gedung dan Rumah Negara

a. Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi

persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

b. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang

tertib dan efisien.

c. Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan

dengan baik.

d. Masih adanya permukiman kumuh di kantong permukiman yang

dihuni di Kabupaten Bandung.

e. Belum optimalnya kondisi penegakan aturan keselamatan,

keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada

daerah-daerah rawan bencana di Kabupaten Bandung

f. Kondisi Prasarana dan sarana hidran kebakaran dari segi fungsi dan

kapasitas layanannya di Kabupaten Bandung belum optimal dan

sebagian dalam kondisi rusak

g. Belum optimalnya kondisi pengaturan penyelenggaraan dan

kualitas pelayanan publik serta perijinan Bangunan Gedung di

Kabupaten Bandung

h. Belum ditaatinya SLF terutama untuk bangunan publik seperti hotel,

rumah sakit dan sebagainya

3.

Pemberdayaan Komunitas

dalam Penanggulangan

Kemiskinan

a. Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah.

b. Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan

peran masyarakat.

c. Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses

perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.

Page 20: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

20

7.2.2 Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan gambaran

mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan

penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam

pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

Untuk kondisi eksisting terkait dengan peraturan daerah di Kabupaten Bandung

mencakup Raperda dan Perda Bangunan Gedung, Perda RTBL, Perda RISPK, SK

Bupati/Walikota, Peraturan Gubernur/Bupati/. Selengkapnya peraturan daerah

Kabupaten Bandung yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.10

Perturan Daerah terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Peraturan Daerah

Ket No Tahun Tentang

1 14 2002 Bangunan

2 12 2005 Perubahan Pertama Perda No. 23 Tahun

199 Tentang Retribusi IMB

3 6 1997 Garis Sempadan

4

Keputusan Bupati

Kabupaten Bandung

No. 15

2005 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Tentang Retribusi IMB

Bangunan-bangunan gedung yang ada di Kabupaten Bandung secara umum terletak

menyebar secara linear. Perkembangan kegiatan perkotaan umumnya terjadi wilayah

bagian tengah pada koridor jaringan jalan utama yang merupakan poros yang

menghubungkan Kabupaaten Bandung dengan Kota Bandung. Kondisi bangunan

gedung yang ada di Kabupaten Bandung yang umumnya menyebar yang meliputi :

1. Bangunan Umum perdagangan dan jasa

2. Bangunan Bersejarah

3. Bangunan Fasilitas Rumah Sakit

4. Bangunan Kawasan Perumahan yang tersebar di seluruh Kabupaten Bandung

5. Bangunan-bangunan yang baru akan direncanakan

6. Bangunan-bangunan yang mempunyai nilai ekonomi

Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman membawa

dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten

Page 21: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

21

Bandung. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang tempat

tinggal semakin meningkat seiring dengan lahan dan ruang yang semakin terbatas

dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat-pusat kota.

Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu lagi menampung aktivitas warganya yang

berdampak pada sistem pelayanan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang

semakin kompleks.

Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten

Bandung menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan

permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak huni. Selain itu, faktor keselamatan

gedung belum diperhtaikan dari sebagian masyarakat sehingga sering dijumpai

bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi, dan faktor

keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab musibah kebakaran.

7.2.3 Permasalahan Dan Tantangan

Permasalahan yang dihadapi dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di

Kabupaten Bandung antara lain :

1. Belum tersusunnya dokumen perencanaan yang lebih detail dalam upaya

pembahasan Penataan bangunan dan lingkungan yang ada.

2. Dukungan bantuan teknis dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan

masih terbatas dokumen perencanaannya yang merupakan acuan implementasi

dilapangan, seperti Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK), Penyusunan

Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) Bangunan dan Gedung, Penyusunan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Bantuan Teknis pengelolaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH), dll.

3. Masyarakat serta pemerintah setempat pun masih memiliki pengetahuan yang

terbatas dalam hal penataan bangunan dan lingkungan, terutama bagi

keselataman bangunan gedung.

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dalam penataan bangunan gedung dan

lingkungan di Kabupaten Bandung meliputi penataan kawasan kumuh dan revitalisasi

kawasan. Adapun permasalahan lain sebagai berikut :

1. Banyaknya bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan keselamatan,

keamanan, kenyamanan dan kemudahan.

2. Belum tersedianya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung dan kualitas

pelayanan publik/perizinan.

3. Masih terdapatnya permukiman kumuh yang memerlukan penataan yang lebih

layak.

Page 22: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

22

4. Belum terkendalinya pengendalian danpemanfaatan ruang terbuka hujau.

5. Belum optimalnya penanganan kawasan yang berpotensi ekonomi seperti

bangunan bersejarah

6. Belum berfungsi proses Sertifikasi Laik Fungsi (SLF)

7.2.4 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan

Analisis kebutuhan program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan

mengacu pada lingkup tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor penataan

bangunan dan lingkungan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010. Pada Permen PU No.

8 Tahun 2010, dijabarkan bahwa kegiatan penataan bangunan dan lingkungan

meliputi:

1. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

a. RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

b. Penataan lingkungan permukiman tradisional/bersejarah

c. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

2. Kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara

3. Kegiatan pemberdayaan komonitas dalam penanggulangan kemiskinan

Adapun berdasarkan peraturan diatas maka dapat diidentifikasi kebutuhan Kabupaten

Bandung dalam penyelenggaran pemenuhan kebutuhan Penataan Bangunan dan

Lingkungan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan Kabupaten Bandung dalam

sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.11

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kabupaten Bandung

No Uraian Volume Satuan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Tahun VI

Lokasi

1

Penyusunan

Dokumen

RTBL

1 Lap

Review RTBL

Soreang-

Kutawaringin

dan DED

Kampung

Sunda

RTBL Soreang RTBL

Rancaekek

2

Perencanaan

Penataan

Ruang Terbka

Hijau (RTH)

1 Kawasan Soreang dan

Margaasih Soreang Soreang Soreang

Page 23: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

23

No Uraian Volume Satuan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Tahun VI

Lokasi

/Taman

diperkotaan

Soreang

3

Penataan

Sarana

Pembangunan

Ruang Publik

dan Ruang

Terbuka Hijau

(RTH)

1 Kawasan

Arjasari,

Banjaran,

Majalaya,

Cilengkrang

Nagreg dan

Kutawaringin

Soreang,

Cikancung,

Paseh, Bumi

Perkemahan

Andes

Kutawaringin,

Rancaekek

Soreang,

Cicalengka,

Cileunyi,

Majalaya,

Ciparay,

Baleendah,

Bojongsoang,

Dayeuhkolot,

Pangalengan,

Cangkuang,

Kutawaringin,

Katapang

Soreang,

Solokan Jeruk,

Pameungpeuk,

Ciamung,

Ciwidey,

Margahayu,

Margaasih

Cikancung,

Kertasari,

Arjasari,

Pasir

Jambu,

Rancabali

Cimeunyan

Ibun dan

Pacet

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

7.2.5 Kriteria Persiapan Daerah

Untuk mendukung program dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di

Kabupaten Bandung kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan

dilaksanakan meliputi:

1. Dokumen RTBL yang meliputi :

• Dokumen RTBL Kawasan Soreang – Kutawaringin yang akan direview pada

tahun 2017

• Dokumen RTBL Kawasan Soreang yang akan disusun pada tahun 2018

• Dokumen RTBL Kawasan Rancaekek yang akan disusun pada tahun 2019

2. Dokumen DED Kampung Sunda yang akan disusun pada tahun 2017

7.2.6 Usulan Program Dan Kegiatan

Usulan program pembangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten

Bandung secara rinci telah tertuang dalam Indikasi Program RPIJM. Adapun untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2 Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bandung.

Page 24: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

24

7.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1 Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia

untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut

adalah::

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum

2. Pengembangan Pendanaan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan

5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum

6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat

7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan

Penerapan Inovasi Teknologi

Isu strategis pembangunan bidang air minum di Kabupaten Bandung yaitu :

a. Sumber air baku yang dipergunakan oleh Kabupaten Bandung masih sama

dengan penggunaan sumber air oleh Kota Bandung. Selain itu juga ketersediaan

sumber air/penguasaannya yang dapat dimanfaatkan dengan biaya investasi

relatif murah dan semakin terbatas

b. Pada IPA eksisting yang menggunakan sumber air baku Sungai Citarum, memiliki

beban berat untuk mengolah air bersih menjadi air minum memiliki kualitas air

dibawah ambang baku mutu air minum.

c. Masih tingginya tingkat kebocoran yaitu 38,12%

7.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

A. Aspek Teknis

Aspek teknis pengambangan SPAM di Kabupaten Bandung terdiri dari dua sistem

perpipaan. Sistem perpipaan dan sistem non perpipaan, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat sebagai berikut.

Page 25: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

25

1. Sistem Perpipaan

a. Sistem Jaringan

Pelayanan air minum oleh PDAM Tirta Raharja di Kabupaten Bandung telah

menjangkau 12 (dua belas) kecamatan dari 31 (tiga puluh satu) kecamatan

yang ada di Kabupaten Bandung. Sistem pelayanan air minum di Kabupaten

Bandung terdiri dari 3 (tiga) cabang dan 4 (empat) unit. Adapun jumlah

pelanggan PDAM Tirta Raharja di Kabupaten Bandung adalah 31.130

pelanggan.

Tabel 7.12

Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Raharja

Kabupaten Bandung

No Cabang Daerah Pelayanan Jumlah Sambungan

Langganan

1 Soreang

Soreang 6,974

Pangalengan 2,947

Banjaran 1,842

Ciwidey 62

Total 11,825

2 Ciparay

Ciparay 4,629

Baleendah 1,827

Pacet 272

Bojongsoang 1,018

Total 7,746

3 Rancaekek

Rancaekek 4,616

Cicalengka 576

Majalaya 5,142

Cileunyi 125

Total 10,459

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (RIP-SPAM) Kabupaten Bandung, tahun 2011

b. Sumber Air Baku dan Unit Produksi

Sumber air baku yang dipergunakan oleh PDAM Tirta Raharja untuk melayani

penduduk di Kabupaten Bandung adalah air permukaan, mata air dan deep

well yaitu :

1. Air permukaan

• Sungai Cisangkuy

• Sungai Cikitu

Page 26: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

26

2. Air tanah

3. Mata air

• Mata air Citere

• Mata air Cigadog

• Mata air Cilembang

• Mata air Cihampelas

Kapasitas sumber air dalam hal ini adalah air permukaan dan mata air pada umumnya

menurun terutama pada musim kemarau. Sedangkan kapasitas sumur bor, semakin

lama semakin menurun karena terjadinya eksploitasi air tanah secara besar-besaran

untuk keperluan beberapa industri.

c. Jumlah Pelanggan, Pemakaian Air dan Cakupan Pelayanan

Jumlah sambungan langganan PDAM Tirta Raharja adalah 6 9enam) wilayah cabang

untuk 3 (tiga) kabupaten yang terlayani. Adapun 3 (tiga) wilayah diantaranya terletak

di Kabupaten Bandung yaitu Soreang (cabang 1), Ciparay (cabang 2) dan Majalaya

(cabang 3).

Tabel 7.13

Jumlah Sambungan Langganan

Wilayah Kecamatan Yang

Dilayani Jaringan Pipa PDAM

Jumlah

Sambungan

Wilayah Kecamatan Yang Belum

Terlayani Jaringan Pipa PDAM

Cabang Soreang : 11 kecamatan yang meliputi :

Rancabali, Pasirjambu, Cimaung,

Kertasari, Arjasari, Cangkuang,

Pameungpeuk, Katapang,

Kutawaringin, Margaasih, Margahayu

1. Soreang 8.490

2. Banjaran 2.963

3. Pangalengan 3.105

4. Ciwidey 65

Cabang Ciparay :

1 Kecamatan yaitu :

Dayeuhkolot

1. Ciparay 2.020

2. Baleendah 2.098

3. Bojongsoang 1.311

4. Pacet 273

Cabang Majalaya

3 Kecamatan, yaitu :

Cilengkrang, Cimeunyan dan Nagrek

1. Majalaya 5.344

2. Rancaekek 4.653

3. Cicalengka 662

4. Cileunyi 246

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM)

Kabupaten Bandung, tahun 2011

Page 27: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

27

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa dari 31 (tiga puluh satu)

kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung, 12 (dua belas) kecamatan sudah

dilayani jaringan pipa PDAM, 15 (lima belas) kecamatan belum terlayani jaringan pipa

PDAM tetapi sudah termasuk kedalam zoning. Sementara itu masih ada 4 (empat)

kecamatan yaitu Kecamatan Ibun, Paseh, Cikanjung dan Solokanjeruk yang tidak

termasuk zoning serta tidak terlayani oleh jaringan pipa PDAM. PDAM Tirta Raharja

memiliki persen terhadap total penduduk terlayani sebesar 17,63%.

Kondisi cakupan pelayanan oleh PDAM Tirta Raharja adalah 17,63%. Untuk

lebih jelasnya mengenai kondisi cakupan pelayanan PDAM dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 7.14

Cakupan Pelayanan

Wilayah

Kecamatan Yang

Dilayani PDAM

Wilayah Kecamatan Yang

Belum Terlayani PDAM

Jumlah

Penduduk

Terlayani PDAM

Total Penduduk

Cabang

Persentase

Layanan

Percabang

Cabang 1 11 Kecamatan

Soreang Rancabali, Pasirjambu,

Cimaung, Kertasari,

Arjasari, Cangkuang,

Pameungpeuk, Katapang,

Kutawaringin, Margaasih

dan Margahayu

17.958

1.347.707 5,53%

Banjaran 19.822

Pangalengan 24.096

Ciwidey 12.682

Cabang 2

Ciparay 1 Kecamatan

Ciparay

Dayeuhkolot

24.822

687.431 14,28% Baleendah 38.258

Bojongsoang 17.539

Pacet 17.537

Cabang 3

Majalaya 3 Kecamatan

Majalaya

Cilengkrang, Cimenyan,

Nagrek

26.310

768.893 13,19% Rancaekek 28.741

Cicalengka 18.882

Cileunyi 27.518

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM) Kabupaten

Bandung, tahun 2011

Page 28: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

28

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

Tabel 7.15

Kondisi Eksisting Pelayanan PDAM Tirta Raharja

Soreang Pangalengan Banjaran Ciwidey Ciparay Pacet Bojongsoang-Baleendah Rancaekek Cicalengka Majalaya Cileunyi

1 Sumber Air S. Cisangkuy MA. Citeria S. Cisangkuy MA. Cigadog S. Cikitu MA. Cilembang Sistem IPA CiparayDW & Sistem

CiparayMA. Cilembang

Interkoneksi dari

CiparayMA. Cihampelas

2 Kapasitas Terpasang l/dt 75 25 25 25 200 5 24 5 6

3 Kapasitas Produksi l/dt 55 25,67 24,33 0,6 198 1,78 19 2 40 0,5

4 Jam Opersi Jam 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

5 Sistem PengaliranGravitasi &

PemompaanGravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Gravitasi Pemompaan

Gravitasi &

PemompaanPemompaan Gravitasi Gravitasi

6 Kontinuitas Pengaliran 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

7 Produksi Air m3/thn 1.673.368 785.765 679.624 18.922 629.986 56.177 583.088 178.239 14.994

8 Distribusi Air m3/thn 1.553.600 742.365 624.593 18.165 5.220.595 53.930 1.142.109 170.788 14.944

9 Air Terjual m3/thn 1.129.537 594.766 366.151 10.746 3.012.215 26.867 765.768 124.698 36.867 149.253

10 T. Kehilangan Air (THA) % 27,3 19,88 41,38 40,84 42,3 50,18 39,96 26,99 50,18 0,46

11 Konsumsi Air m3/SL/bln 13,5 16,82 15,71 14,44 19,9 8,23 13,82 18,04 8,23 9,95

12 Biaya Produksi Rp/m3 420 26 714 1.660 210 540 408 994 540 234

13 Tarif Rp/m3 3.457 3.833 3.644 3.039 3.288 2.446 3.449 3.395 2.869 2.779 3.164

14 Pendapatan Air RP 3.875.271.475 1.987.180.980 1.303.128.300 35.103.770 2.855.777.740 65.743.700 1.827.601.375 2.537.872.745 426.391.800 2.906.137.340 4.817.150

15 Jumlah Pelanggan SL 6.794 2.974 1.924 62 4.629 272 2.845 4.616 576 5.142 25

16 Jumlah Pegawai Orang 26 10 10 1 27 1 12 15 3 18 1

17Rasio Pegawai per 1.000

Pelanggan3,73 3,39 5,15 16,13 5,83 3,68 4,22 3,25 5,21 3,5 8

Daerah LayananSatuanUraianNo.

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM) Kabupaten Bandung, tahun 2011

Page 29: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

29

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

d. Kebocoran

Tingkat kehilangan air PDAM Tirta Raharja selama 8 (delapan) tahun terakhir

mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2001 tingkat kehilangan air sebesar 49,22

% dan pada tahun 2008 menurun menjadi 39,20%. Angka penurunan sebesar 10%

cukup signifikan dapat dicapai dalam kurun waktu 8 (delapan) tahun. Disisi lain jumlah

air yang diproduksi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini juga dialami oleh

jumlah air yang didtribusikan dan jumlah air yang terjual.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PDAM Tirta Raharja, penjualan air sampai

dengan bulan Desember tahun 2009 adalah 8.2.08.384 m3. Jika dibandingkan dengan

penjualan air di tahun 2008 terjadi peningkatan penjualan air sebesar 205.803 m3. Dan

persentase kehilangan air tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

lebih jelasnya mengenai tingkat kebocoran air PDAM Tirta Raharja dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 7.16

Kebocoran Air

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Kapasitas Produksi

(m3/th) 19.274.120,00 20.796.089,00 10.961.696,00 -

2 Kapasitas Terdistribusi

(m3/th) 17.934.509,00 18.820.189,00 9.700.481,00 -

3 Kapasitas Terjual (m3/th) 11.096.979,00 11.490.562,00 6.181.357,00 -

4 Rata-rata NRW (%) 38,12 38,95 36,28 -

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM) Kabupaten

Bandung, tahun 2011

2. Sistem Non Perpipaan

Selain oleh PDAM sistem layanan air bersih di Kabupaten Bandung berasal dari

saluran air bersih, yaitu :

1. Sumur gali (pribadi dan umum)

2. Sumur pompa tangan (dangkal dan dalam)

3. Sumur pompa listrik

4. Perlindungan mata air (keran umum, tandon air dan hidran umum)

Perlindungan mata air adalah mata air yang terletak dipelosok atau dipegunungan

dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber air bersih. Dari 207

Desa yang terinventarisasi telh mendapatkan bantuan pembangunan sistem air bersih,

terdapat beberapa desa yang telah mendapat bantuan dari pihak swasta atau secara

Page 30: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

30

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

swadaya membangun sendiri, namun hanya sebagian kecil yang dapat dipantau oleh

Dinas. Pemanfaatan air bersih oleh masyarakat bervariasi, yaitu menggunakan hidran

umum atau bak penampung. Secara umum cakupan pelayanan air bersih ditiap desa

masih relatif kecil dengan rata-rata kurang dari 13,67% terhadap jumlah penduduk

desa/daerah pelayanan.

Kondisi fisik sistem air minum yang ada sebagian besar dalam kondisi rusak dan

bocor. Selain itu juga pipa yang merupakan hasil bantuan Pemerintah hilang akibat

bencana alam berupa longsor dan banjir dan juga pencurian. Kondisi ini sebagian

besar masih terlihat di desa yang tidak memiliki badan pengelola atau dikarenakan

juga badan/orang yang diberi tugas untuk mengelola air bersih tidak melakukan

tugasnya dengan baik.

B. Aspek Pendanaan

Untuk mendapatkan tingkat tarif yang full cost recovery maka perlu dilakukan stimulasi

sehingga didapatkan tingkat pengembalian (return) yang mampu penutup seluruh

biaya investasi, biaya operasi, biaya resiko usaha serta keuntungan yang wajar bagi

investor. Perkiraan tarif/harga jual rata-rata ini diterapkan pada tahun awal kerjasama

dengan penyesuaian pada tahun-tahun berikutnya meskipun produksi baru dimulai

pada tahun ketiga. Dari hasil analisis RR didapatkan haraga jual air full cost recovery

dicapai pada tingkat Rp 2.350/m3 pada awal operasinal (tahun 2009 / tahunketiga)

dengan penyesuaian 10% disetiap tahunnya.

Proyeksi pendapatan operasional diperoleh dari hasil penjualan air kepada pelanggan

berdasarkan tarif/harga jual rata-rata ditingkat pelanggan.

Tabel 7.17

Pendapatan Air Dalam Meter (m3)

Uraian 2008 2007 2006

Pendapatan Air

(,-000 m3) 10.630,70 9.834,27 9.796,53

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM) Kabupaten

Bandung, tahun 2011

Dari data yang diperoleh, sebagaimana terlihat pada tabel diatas maka pendapatan

air (dalam m3) naik dari tahun 2006 hingga 2008. Walaupun dalam pemaparan tabel

diatas tidak terlihat sektor mana yang meningkat dari tahun ketahunnya.

Berdasarkan data dari PDAM Tirta Raharja, maka dapat dipastikan bahwa sektor

rumah tangga masih dominan memberikan kontribusi terhadap pendapatan air

kepada PDAM. Selain itu sektor pemerintahan/ABRI dan industri besar juga

memberikan kontribusi pada pendapatan PDAM. Sejalan dengan pendapatan air

(dalam m3), pendapatan air (dalam Rp) juga mengalami kenaikan dari tahun 2006

hingga 2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 31: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

31

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

Tabel 7.18

Pendapatan Air Dalam Rupiah

Uraian 2008 2007 2006

Pendapatan air (Rp) 26.358.883,68 24.048.106,19 26.137.761,06

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM) Kabupaten

Bandung, tahun 2011

C. Kelembagaan

Secara kelembagaan Pengelolaan Air Minum di Kabupaten Bandung menjadi

tanggung jawab PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Hal ini berdasarkan pada

Perda No. XVII tanggal 31 Maret 1997 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Air

Minum Kabupaten Bandung. Sesuai perkembangannya, Perda ini beberapa kali

mengalami perubahan. Perubahan terakhir terjadi dengan adanya Perda No. 22 tahun

2005 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Struktur organisasi berdasarkan surat Peraturan Bupati No. 20 Tahun 2005, tentang

Susunan Organisasi, Fungsi dan Tata kerja. PDAM dipimpin oleh 3 orang direksi yang

terdiri dari 1 (satu) direktur utama dan 2 (dua) orang Direktur dan membawahi

beberapa cabang dan unit IKK.

Page 32: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

32

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

D. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di Kabupaten

Bandung adalah sebagai berikut:

1. Perda No. XVII tanggal 31 Maret 1997 tentang pembentukan Perusahaan Daerah

Air Minum Kabupaten Bandung

2. Peraturan Bupati No. 20 Tahun 2005, tentang Susunan Organisasi, Fungsi dan

Tata kerja.

7.3.3 Permasalahan Dan Tantangan

Permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Bandung dalam pengelolaan SPAM

yaitu :

1. Aspek teknis

a. Sumber air baku yang dipergunakan oleh Kabupaten Bandung masih

sama dengan penggunaan sumber air oleh Kota Bandung. Selain itu juga

ketersediaan sumber air/penguasaannya yang dapat dimanfaatkan

dengan biaya investasi relatif murah dan semakin terbatas

b. Terbatasnya lahan efisiensi prasedimentasi

c. Pecahnya pipa transmisi diakibatkan oleh banjir bandang.

d. Pada IPA eksisting yang menggunakan sumber air baku Sungai Citarum,

memiliki beban berat untuk mengolah air bersih menjadi air minum

memiliki kualitas air dibawah ambang baku mutu air minum.

e. Masih minimnya sistem pelayanan yang dilakukan.

f. Masih tingginya tingkat kehilangan air yang disebabkan sebagian besar

jaringan perpipaan dan meter air yang telah melewati umur teknisnya.

2. Aspek Non Teknis

a. Masih tingginya tingkat kebocoran yaitu 38,12% yang disebabkan oleh

factor nonteknik seperti akurasi pembacaan dan pencatatan meter, meter

air yang sudah tua (diatas 5 (lima) tahun) dan belum ditera sehingga

tingkat akurasi berkurang dan masihh banyak terdapatnya sambungan

illegal

Page 33: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

33

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

b. Standar kompetensi pegawai belum diterapkan disemua jabatan dan

belum semua pegawai memiliki uraian kerja yang telah terdokumentasikan

dan disahkan oleh pihak pimpinan PDAM.

c. Sistem informasi manajemen belum optimal dan belum terintegrasi.

d. Billing system belum mendukung operasional pelayanan setiap waktu.

e. Aplikasi GIS belum berfungsi sebagaimana mestinya dan koosrdinasi

pekerjaan belum didukung oleh aplikasi sistem informasi yang memadai.

7.3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

Target dicanangkan pemerintah dimana 80% penduduk perkotaan dan 50%

penduduk perdesaan dapat terlayani dengan air bersih. Pengembangan yang

dilakukan di Kabupaten Bandung adalah menjadikan seluruh kecamatan dapat

terlayani oleh sistem perpipaan pada akhir tahun perencanaan. Adapun rencana

utama dari sistem penyediaan air bersih Kabupaten bandung adalah :

1. Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani

2. Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan tingkat kehilangan air

3. Perbaikan, pemeliharaan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan

distribusi

4. Mengembangkan sistem penyediaan air bersih regional untuk beberaoa kelompok

kecamatan :

a. Cileunyi, Rancaekek, Majalaya dan Ciparay

b. Soreang, Margahayu, Margaasih, Katapang, Dayeuhkolot, Bojongsoang,

Baleendah, Pangalengan, Cimaung, banjaran dan Pameungpeuk

c. Ciwidey dan pasirjambu

Pengembangan sistem air bersih akan difokuskan kepada upaya pengeksplorasian

sumber air baru sekaligus peningkatan jaringan distribusi air bersih dan infrastruktur

yang berkaitan dengannya. Sumber air baru diharapkan dapat teratasi dengan

pembangunan embung dan waduk serta penyadapan ari bakudari Waduk Saguling.

Beberapa rencana pengembangan yang berkaitan dengan peningkatan penyediaan

air baku dari waduk dan pembangunan embung seperti yang terlihat pada tabel

dibawah ini.

Page 34: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

34

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

Tabel 7.19

Rencana Pengembangan Peningkatan Air Baku

No Uraian Lokasi Kapasitas

(m3/hari)

1 Pembangunan Waduk Sukawana 34.082

2 Pembangunan Waduk Tegalluar 82.192

3 Pembangunan Waduk Santosa 85.205

4 Pembangunan Embung Cikuda 4.384

5 Pembangunan Embung Peuris Hilir 9.753

6 Pembangunan Embung Sekejolang 3.425

7 Penyediaan Suplesi Cibatarua

Ke Sungai Cisangkuy - -

8 Pembangunan Waduk Ciwidey 5.000

9 Pembangunan Waduk Patrol

10 Pembangunan

Waduk Kadaleman Ds.

Pakutandang Kecamatan

Ciparay

5.000

11 Penyediaan Suplesi dari Sungai

Cipamokalan 82.192

12 Pembangunan

Embung Bojongjambu

(Ciwidey) dan Embung

Lainnya

10.822

13 Pembangunan Embung (Pangalengan) 71.233

Sumber : Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RIP-SPAM)

Kabupaten Bandung, tahun 2011

Selain pembangunan beberapa embung dan suplesi waduk, pemanfaatan air

permukaan untuk menambahn sumber air baku baru perlu dilakukan dengan

menggunakan sumber air permukaan yaitu Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarik.

Pemanfaatan air dari Sungai Cisangkuy dapat diperoleh melalui sodetan antar wilayah

sungai dari Cibatarua ke Sungai Cisangkuy termasuk B. Santosa (16 juta m3) untuk

memperoleh tambahan 1 m3/det.

Pemanfaatan air tersebut harus diikuti dengan adanya peningkatan kapasitas pipa-

pipa yang ada dan instansi pengolahan air dari Sungai Cisangkuy ke Bandung.

Pemanfaatan Sungai Citarum dilakukan dengan pembangunan intake sungai,

pekerjaan instalasi pengolahan air dan transmisi di Citarum Hulu.

Peningkatan sistem air bersih dilakukan dengan peningkatan jaringan distribusi air

bersih perdesaan dengan menggunakan terminal air dan hidran umu terutama untuk

desa-desa yang ada di Kabupaten Bandung seperti Kecamatan Rancaeke, Cicalengka,

Ciparay dan Ibun. Untuk mengurangi pengambilan air tanah dilakukan penyediaan air

olahan untuk standar industri.

Perencanaan pengembangan sumber daya air bersih direncanakan menggunakan

embung dan waduk sebagai sumber air permukaan. Telah diidentifikasi beberapa

embung serta waduk yang dapat dijadikan sebagai sumber air potensial beswrta

Page 35: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

35

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

daerah pelayanan yang direncanakan serta tambahan persentase pelayanan terhadap

kondisi suplai air bersih eksisting.

B. Kebutuhan Pengembangan SPAM

Perkiraan kebutuhan air bersih diperhitungan berdasarkan kebutuhan air per kapita,

pertumbuhan dan pengembangan penduduk dan pengklasifikasian jenis kebutuhan.

Perlu juga diperhitungkan adanya perkembangan tingkat perekonomian dan

kemampuan penyedia dalam melayanin perkembangan kebutuhan air bersih di masa

yang yang akan datang.

Diterbitkannya PP 16 tahun 2005 yang mengharuskan para penyedia air untuk mampu

mendistribusikan air layak minum (potabel water) pada tahun 2026 juga harus menjadi

pertimbangan. Untuk kebutuhan air bersih yang akan digunakan dalam studi

ditetapkan 120 l/o/h untuk perkotaan dan 80 l/o/h untuk perkotaan. Kehilangan air

ditahun 2007 dengan sistem perpipaan pelayanan PDAM sekitar 41.9% dan akan

diprediksikan menurun agar mencapai target yang ditetapkan oleh standar yaitu

mencapai maksimal 20% pada tahun 2026.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung, setelah diidentifikasi terdapat beberapa

permasalahan menyangkut sistem penyediaan air bersih untuk Kabupaten Bandung.

Walaupun saat ini lebih terfokus pada pelayanan sistem perpipaan, PDAM Kabupaten

Bandung pada tahun 2006 hanya dapat melayani 25.15% penduduk administrasi

daerah pelayanan perkotaan dan sebesar 8.95% penduduk administrasi daerah

pelayanan perdesaan atau sebesar 6.43% dari total penduduk.

Kondisi pelayanan air perpipaan tersebut masih cukup rendah karena belum

terpasangnya seluruh jaringan distribusi. Penggunaan air tanah dangkal oleh sebagian

penduduk seperti sumur dan mata air juga sangat mempengaruhi tingkat pelayanan

sistem perpipaan (PDAM Kabupaten Bandung, tahun 2006). Realisasi dan target

pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Bandung diuraikan dalam

tabel dibawah ini.

Page 36: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

36

Tabel 7.20

Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

Kabupaten Bandung

No Output Satuan Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Tahun VI

1 Rencana Induk Bidang Air

Minum Lap

Perencanaan

SPAM

Perdesaan

Perencanaan SPAM

Perdesaan

Perencanaan SPAM

Perdesaan

Perencanaan SPAM

Perdesaan

Perencanaan SPAM

Perdesaan

2 Pembangunan SPAM

Regional L/det

Pembangunan

SPAM Gambung

Pembangunan

SPAM Sinumbra

3 Pembangunan SPAM IKK

L/det Optimalisasi SPAM

IKK Pacet

Pengembangan

SPAM IKK

Pangalengan (MA.

Kinceuh)

Optimalisasi

Jaringan Pipa

Distribusi Utama

L/det Pembangunan

SPAM Kertasari

Optimalisasi Unit

Bantarkalong

(Penambahan

Jaringan)

Pengembangan

SPAM IKK

Pangalengan (MA.

Citiis&Cisero)

4 Penurunan Kebocoran

SPAM Perkotaan Paket

Program

Penanganan Air

Tak Berekening

(ATR), Meterisasi

(Tera Meter), dan

Rehabilitasi Pipa

Program

Penanganan Air

Tak Berekening

(ATR), Meterisasi

(Tera Meter),

dan Rehabilitasi

Pipa

Program

Penanganan Air Tak

Berekening (ATR),

Meterisasi (Tera

Meter), dan

Rehabilitasi Pipa

Program

Penanganan Air

Tak Berekening

(ATR), Meterisasi

(Tera Meter), dan

Rehabilitasi Pipa

Program

Penanganan Air

Tak Berekening

(ATR), Meterisasi

(Tera Meter), dan

Rehabilitasi Pipa

Program

Penanganan Air

Tak Berekening

(ATR), Meterisasi

(Tera Meter), dan

Rehabilitasi Pipa

5 Pemanfaatan Idle SPAM

Perkotaan Paket

Optimalisasi Idle

Capacity

Optimalisasi Idle

Capacity

Optimalisasi Idle

Capacity

Optimalisasi Idle

Capacity

Optimalisasi Idle

Capacity

Optimalisasi Idle

Capacity

6 Pengembangan SPAM

Berbasis Masyarakat Paket Pamsimas Pamsimas Pamsimas Pamsimas Pamsimas Pamsimas

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Page 37: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

37

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7.3.5 Kriteria Persiapan Daerah

Untuk mendukung program dan kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten

Bandung kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan

meliputi:

1. Laporan akhir Penyusunana Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (RIP – PAM) Kabupaten Bandung than 2011.

2. Dokumen Perencanaan SPAM Perdesaan Kabupaten Bandung yang akan disusun

dari tahun 2017 – 2022.

7.3.6 Usulan Program Dan Kegiatan

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun berdasarkan

paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM.

Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan

pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian

usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan

ekonomi.

Usulan program yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil analisis dan identifikasi

yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengan sektor-sektor

lainnya. Usulan program diupayakan dapat mencerminkan besaran dan prioritas

program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar

kegiatan dan pendanaannya. Penjabaran program-program tersebut disesuaikan

dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket

kegiatan/program.

Selain itu, pembiayaan pengembangan SPAM perlu disusun berdasarkan

klasifikasi tanggung jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah

Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang

melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan

kelayakannya. Pembiayaan kegiatan pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan

dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan

bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa

(pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, dan

bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan).

Usulan program pembangunan Air Minum Kabupaten Bandung secara rinci telah

tertuang dalam Indikasi Program RPIJM. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel Lampiran 3 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Air

Minum Kabupaten Bandung.

Page 38: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

38

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

7.4.1 Air Limbah

• Isu Strategis Pengembangan Air Limbah

Isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain:

1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman

Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar

mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007)

tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum

memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah

dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam

KSNP Air Limbah).

2. Peran Masyarakat

Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum

diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air

limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air

limbah permukiman berbasis masyarakat.

3. Peraturan perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum

memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem

pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM

pelayanan air limbah.

4. Kelembagaan

Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar

instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi

regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.

5. Pendanaan

Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan

pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan

akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain

itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta

kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.

Page 39: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

39

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Bandung

meliputi:

1. Perubahan Tupoksi dan wewenang serta beban kerja dari Dinas kebersihan

menjadi Bidang Kebersihan

2. Luasnya Wilayah Kabupaten Bandung, ketersediaan armada, anggaran biaya dan

keberadaan IPLT dan IPAL berimbas kepada cakupan pelayanan persampahan

3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah domestik secara

onsite komunal

4. Belum ada kerjasama Secara khusus dengan pihak swasta dalam pengelolaan

limbah domestik

5. Peratutan terkait Limbah Domestik dan efektifitas perda yang sudah berjalan

• Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah

A. Aspek Teknis

Semakin banyaknya pembangunan perumahan dan permukiman, perkantoran dan

industri di wilayah Kabupaten Bandung, berdampak terhadap meningkatnya

kebutuhan pelayanan pengelolaan limbah. Untuk air limbah air pembuangan bekas

kegiatan rumah tangga (mandi dan cuci) disalurkan pada saluran yang sama seperti

sungai/parit yang ada didaerah dekat pemukiman penduduk. Sedangkan untk limbah

tinja menggunakan cubluk/semi tangki septik.

Selain pengelolaan limbah individu yang ada di setiap rumah atau pun MCK umum, di

Kabupaten Bandung juga terdapat IPLT di Desa Cibeet dan IPAL yang berada di

Bojongsoang dan Soreang, yang melayani air limbah untuk Kabuapten Bandung.

Untuk di Kabupaten Bandung produk air limbah domestik belum seluruhnya dialirkan

ke pengolahan akhir. Hingga tahun 2015 cakupan saluran pengolahan air limbah di

Kabupaten Bandung baru mencakup 67,23%.

Pelayanan limbah domestik Kabupaten Bandung ditangani dengan menggunakan

sistem on-site dan off-site. Adapun penanganan dengan menggunakan sistem off-site

skala perkotaan adalah IPAL Soreang. IPAL Soreang melayani sekitar 20% wilayah kota

(Soreang) dan 25% penduduk Soreang. IPAL Soreang dibangun pada tahun 1991.

Sistem dan cakupan pelayanan air limbah domestik tidak dapat dilepaskan dari

infrastruktur pengolah air limbah. Pada kondisi eksisting, Kabupaten Bandung memiliki

satu IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) yaitu IPAL Soreang dan dua IPLT (Instalasi

Pengolah Lumpur Tinja) yaitu IPLT Cibeet yang terletak di Desa Cibeet Kecamatan

Ibun dan IPLT Babakan yang terletak di Desa Babakan Kecamatan Ciparay. Ditinjau

Page 40: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

40

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

berdasarkan kapasitasnya, IPAL Soreang yang berlokasi di Kecamatan Soreang

memiliki kapasitas yang mampu melayani 1000 sambungan rumah. IPAL yang

dibangun pada tahun 1991 ini mulai dioperasikan pada tahun 1996. Namun pada

kondisi eksisting, tidak semua unit dapat berfungsi dengan baik.

Saat ini IPAL diperkirakan hanya mampu menampung air limbah rumah tangga dari

400 sambungan rumah, dan yang saat ini masih beroperasi tinggal 260 sambungan

rumah. Tidak optimalnya IPAL Soreang diakibatkan kurangnya pemeliharaan

(maintenance), yang mana hal tersebut disebabkan oleh tidak berjalannya sistem

penarikan retribusi sehingga pada akhirnya mempengaruhi operasi dan pemeliharaan

IPAL.

Gambar 7.1

IPAL Soreang, Kabupaten Bandung

Kondisi serupa terjadi pada IPLT, dimana pada saat ini IPLT tidak berfungsi secara

optimal. Padahal ditinjau dari kapasitas awal, IPLT Cibeet didesain dengan daya

tampung sekitar 25 m3/ hari, sedangkan IPLT Babakan memiliki daya tampung sekitar

20 m3/ hari. Sejak selesai dibangun pada tahun 1998, IPLT Cibeet belum difungsikan

secara optimal. Kendala yang menghambat operasional tersebut antara lain belum

optimalnya penerapan peraturan tariff pembuangan dan jarak tempuh yang sulit

karena lokasi IPLT Cibeet berlokasi di Kecamatan Ibun yang merupakan dataran

tinggi. Untuk IPLT Babakan, pada kondisi eksisting, IPLT dalam keadaan rusak dan

tidak berfungsi secara optimal. Salah satu kendalanya yaitu sulitnya sumber air

mengingat lokasi IPLT yang berada di atas bukit.

Tabel 7.21

Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Offsite

No Nama IPAL Sistem Dibangun

Tahun Kondisi

1 Soreang

Sistem sanitasi setempat

terdiri dari tangki septic,

sarana angkutan lumpur

tinja (truk tinja) dan

Instalasi Pengolahan

Lumpur Tinja (IPLT)

1991

IPAL Soreang masih

berfungsi, hanya saja

terdapat beberapa

bagian yang mengalami

kerusakan yang

mengakibatkan tidak

optimalnya pelaksanaan

kegiatan

Page 41: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

41

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

No Nama IPAL Sistem Dibangun

Tahun Kondisi

2 IPLT Cibeet 1995 – 1996 IPLT Cibeet belum

difngsikan secara optimal

3 IPLT Babakan 1996 keadaan rusak dan tidak

berfungsi secara optimal

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

Sistem pegelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bandung dapat diklasifikasikan

kedalam beberapa kelompok fungsi yang meliputi :

1. Produk Input

2. User Interface

3. Pengumpulan/ Penampungan/ Pengolahan Awal

4. Pengaliran

5. Pengolahan Akhir

6. Daur Ulang/ Pembuangan Akhir

Produk input dalam sistem pengelolaan air limbah domestik terdiri dari dua jenis

produk, yaitu black water dan grey water. Dalam sistem ini, air limbah domestik

dikategorikan sebagai produk sebab air limbah domestik dinilai akan menjadi produk

yang bernilai lebih setelah dilakukan pengolahan. Limbah domestik yang telah diolah

bersifat potensial jika dilakukan pengolahan lebih lanjut, seperti misalnya

dikembangkan sebagai biogas. Masing- masing produk input tersebut memiliki

userinterface yang berbeda dengan karakteristiknya masing- masing. Untuk produk

input berupa black water, user interface yang digunakan antara lain closet dan saluran

drainase. Sedangkan untuk produk input berupa grey water, user interface yang

digunakan antara lain berupa tempat cuci piring.

Tabel 7.22

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Produk Input User Interface

Pengumpulan

/Penampungan/

Pengolahan Awal

Pengaliran Pengolahan

Akhir

Daur Ulang

/Pembuangan

Akhir

Kode

Aliran

Black Water

(Tinja, Urine,

Air

Comberan)

• closet

jongkok

• closet

duduk

tangki septik Pipa Saluran

pembuang IPLT Sungai

Alternatif

1

• closet

jongkok

• closet

duduk

tangki septik - - Sungai Alternatif

2

Page 42: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

7 -

42

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

Produk Input User Interface

Pengumpulan

/Penampungan/

Pengolahan Awal

Pengaliran Pengolahan

Akhir

Daur Ulang

/Pembuangan

Akhir

Kode

Aliran

closet jongkok - - - Sungai Alternatif

3

Helicopter/

Saluran

Drainase

- - - Sungai Alternatif

4

Grey Water

(air cucian dari

dapur, air

untuk mandi,

air cucian

pakaian)

Tempat cuci

piring air bekas

cucian/mandi

-

Saluran

drainase/Sal.

Air kotor

IPAL Sungai Alternatif

1

Tempat cuci

piring, air bekas

cucian/mandi

- Saluran

drainase - Sungai

Alternatif

2

Tempat cuci

piring, air bekas

cucian/mandi

- - - Sungai Alternatif

3

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

B. Pendanaan

Dari sisi pemerinyah, upaya peningkatan kualitas pengelolaan air limbah domestik

tidak hanya dilakukan melalui serangkaian program dan kegiatan komunikasi yang

dilakukan. Dalam hal penganggaran, pemerintah Kabupaten Bandung menaruh

perhatian besar dalam peningkatan kualitas pengelolaan air limbah domestik.

Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan realisasi pendanaan sanitasidi kabupaten

Bandung. Khusus di sektor air limbah domestik, dari tahun 2008 hingga tahun 2012,

terjadi peningkatan realisasi pendanaan sanitasi sektor air limbah dengan rata- rata

pertumbuhan sekitar 151,42 %. Angka pertumbuhan tersebut bernilai diatas 100 %

diakibatkan terjadinya lonjakan nilai realisasi pendanaan pada Dinas Perumahan,

Penataan Ruang dan Kebersihan Kabupaten Bandung dari tahun 2008 ke tahun 2009.

Pada tahun 2008 nilai realisasi pendanaan sektor air limbah pada Dinas Perumahan,

Penataan Ruang dan Kebersihan Kabupaten Bandung bernilai sekitar 267 juta . Nilai

tersebut melonjak tajam pada tahun 2009 menjadi sekitar 2,3 M. Jika dilihat secara

keseluruhan dalam kurun lima tahun terakhir, rata- rata realisasi pendanaan sanitasi

komponen air limbah dari tahun 2008 hingga tahun 2012 rata- rata sebesar Rp

2.117.327.756,00

Page 43: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

43

Tabel 7.23

Cakupan Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat

No

Kecamatan Jumlah Jumlah

Penduduk

Miskin

(KK)

Jamban

Keluarga

Jumlah MCK Tahun

MCK

Dibangun

Jumlah Sanimas Tahun

Sanimas

Dibangun Desa/ Kelurahan RT RW

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

1 Kecamatan Baleendah - - - - - - - - - -

Desa Rancamanyar 88 20 4488 - - - - - - - - 1 2009

Desa Malakasari 48 13 1939 - - - 1 2011 - - - 1 2011

2 Kecamatan Pangalengan - - - - - - - -

Desa Pangalengan 131 24 2089 - - - 1 2009 - - - 2 2011/2012

Desa Margamulya 110 24 2945 - - - 1 2011 - - - 1 2011

Desa Sukamanah 146 23 3320 - - - 1 2011 - - - 1 2011

3 Kecamatan Soreang - - - - - - - -

Desa Sekarwangi 45 14 1058 - - - 1 2012 - - - 1 2009

Desa Kramat Mulya 51 20 1159 - - - - - - - - 1 2010

4 Kecamatan Katapang - - - - - - - -

Desa Gandasari 82 16 1194 - - - - - - - - 1 2010

5 Kecamatan Ciwidey - - - - - - - -

Desa Ciwidey 82 30 2285 - - - - - - - - 1 2010

Desa Nengkelan 52 13 1276 - - - - - - - - 1 2012

6 Kecamatan Cicalengka - - - - - - - -

Tenjolaya 41 10 1836 - - - - - - - - 1 2010

7 Kecamatan Kutawaringin - - - - - - - -

Kopo 42 13 1151 - - - - - - - - 1 2010

Gajahmekar 46 17 1895 - - - - - - - - 1 2010

8 Kecamatan Dayeuh Kolot - - - - - - - -

Dayeuh Kolot 73 14 3160 - - - - - - - - 1 2010

Pasawahan 50 15 3038 - - - - - - - - 1 2011

Page 44: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

44

No

Kecamatan Jumlah Jumlah

Penduduk

Miskin

(KK)

Jamban

Keluarga

Jumlah MCK Tahun

MCK

Dibangun

Jumlah Sanimas Tahun

Sanimas

Dibangun Desa/ Kelurahan RT RW

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

9 Margaasih - - - - - - - -

Mekarrahayu 174 27 2179 - - - - - - - - 1 2010

Margaasih 117 22 1847 - - - - - - - - 1 2011

Cigondewah Hilir 59 11 1249 - - - - - - - - 1 2011

Rahayu 130 18 1335 - - - - - - - - 1 20012

10 Pasirjambu - - - - - - - -

Mekarsari 36 13 717 - - - - - - - - 1 2010

11 Cikancung - - - - - - - -

Hegarmanah 48 11 2427 - - - - - - - - 1 2010

Hegarmanah 8 11 2427 - - - - - - - - 1 2012

Tanjunglaya 41 12 2104 - - - - - - - - 1 2012

12 Paseh - - - - - - - -

Tangsimekar 28 10 1888 - - - - - - - - 1 2010

13 Cimenyan - - - - - - - -

Ciburial 48 12 1988 - - - - - - - - 1 2010

Cimenyan 82 23 1483 - - - - - - - - 1 2011

14 Rancabali - - - - - - - -

Cipelah 48 15 1807 - - - - - - - - 1 2011

15 Arjasari - - - - - - - -

Baros 60 14 1793 - - - - - - - - 1 2011

16 Pacet - - - - - - - -

Maruyung 52 10 2887 - - - - - - - - 1 2011

Tanjungwangi 35 8 904 - - - - - - - - 1 2012

17 Nagreg - - - - - - - -

Citaman 111 27 1636 - - - - - - - - 1 2011

Page 45: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

45

No

Kecamatan Jumlah Jumlah

Penduduk

Miskin

(KK)

Jamban

Keluarga

Jumlah MCK Tahun

MCK

Dibangun

Jumlah Sanimas Tahun

Sanimas

Dibangun Desa/ Kelurahan RT RW

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

Dikelola

RT

Dikelola

RW

Dikelola

CBO

Dikelola

oleh

KSM

18 Bojongsoang - - - - - - - -

Bojongsoang 83 12 2640 - - - - - - - - 1 2011

19 Pameungpeuk - - - - - - - -

Rancatungku 37 11 1905 - - - - - - - - 1 2011

20 Cimaung - - - - - - - -

Pasirhuni 36 8 1087 - - - - - - - - 1 2011

21 Cileunyi - - - - - - - -

Cileunyi Wetan 99 23 4521 - - - - - - - - 1 2011

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

Page 46: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

46

Dari sisi retribusi air limbah, nilai retribusi air limbah yang selama ini ditarik oleh

Pemerintah Kabupaten Bandung dalam lima tahun terakhir belum berjalan secara

optimal. Hal tersebut terlihat dari angka pertumbuhan nilai retribusi sektor air limbah

yang bernilai negatif. Sedangkan dari sisi potensi, potensi retribusi air limbah domestik

di Kabupaten Bandung belum bersifat maksimal. Hal tersebut diduga karena cakupan

pelayanan sanitasi yang masih rendah, belum mencakup seluruh wilayah di

Kabupaten Bandung. Jika pelayanan air limbah domestik di kabupaten Bandung telah

meliputi seluruh wilayah, diperkirakan potensi retribusi sektor air limbah domestik di

Kabupaten Bandung cenderung tinggi. Dengan digunakan asumsi-asumsi bahwa:

1. Cakupan pelayanan air limbah domestik telah mencakup seluruh KK di Kabupaten

Bandung

2. Nilai tariff retribusi yang ditarik oleh pemerintah merupakan harga tariff terrendah

yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah

3. Dalam satu tahun setiap KK melakukan pengurasan septik tank

C. Kelembagaan

Secara kelembagaan, pengelolaan air limbah domestik dilakukan oleh Dinas

Perumahan, Tata Ruang dan Kebersihan dan Dinas Kesehatan. Untuk Dinas Kesehatan,

beberapa bidang yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestic ini meliputi

Bidang Pengembangan Perumahan dan Bidang Kebersihan.

Bidang Pengembangan Perumahan meliputi Seksi Pembangunan Perumahan, Seksi

Pembinaan Perumahan dan Seksi Pengembangan Fasilitas Umum. Sedangkan Bidang

Kebersihan meliputi Seksi Pelayanan Kebersihan dan Seksi Pengembangan Sarana dan

rasarana. Sedangkan untuk di Dinas Kesehatan, bidang yang terkait langsung dengan

pengelolaan air limbah domestic yaitu Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.

D. Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang ada di Kabupaten Bandung terkait dengan pengelolaan

air limbah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 27 Tahun 2001

Tentang Izin Retribusi Pengelolaan Limbah Padat.

Page 47: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

47

Keterangan:

Bidang yang terkait pengelolaan

Air Limbah Domestik

Gambar 7.2

Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pada Dinas Perumahan Tata Ruang Dan Kebersihan

Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung, 2013

SEKSI

KERJASAMA

PENGEMBANGAN

KAWASAN

SEKSI

PEMBANGUNAN

PERUMAHAN

SEKSI

PEMBINAAN

PERUMAHAN

UPTD

SEKSI

PENGEMBANGAN

FASILITAS UMUM

SEKSI

PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI DAN

INDUSTRI

SEKSI

PEMBANGUNAN

BANGUNAN

GEDUNG

SEKSI

PEMBINAAN

TEKNIS

BANGUNAN

GEDUNG SEKSI

PENGENDALIAN

BANGUNAN

SEKSI

PERENCANAAN

TATA RUANG

SEKSI

PEMANFAATAN

RUANG

SEKSI

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

RUANG

SEKSI

PELAYANAN

KEBERSIHAN

SEKSI

KERJASAMA

PENGELOLAAN

PERSAMPAHAN

SEKSI

PENGEMBANGAN

SARANA DAN

PRASARANA

SEKSI

PEMBANGUNAN

SEKSI

PEMBINAAN

TEKNIS

JABATAN

FUNG-

SIONAL

BIDANG

PENGEMBANGAN

KAWASAN

BIDANG

PENGEMBANGAN

PERUMAHAN

BIDANG

PENATAAN RUANG

BIDANG PENATAAN

DAN PENGENDALIAN

BANGUNAN

SEKSI

PENGEMBANGAN

KAWASAN

KHUSUS

BIDANG

KEBERSIHAN

BIDANG

PERMUKIMAN

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN PENYUSUNAN

PROGRAM

SUB BAGIAN

KEUANGAN

Page 48: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

48

Keterangan:

Bidang yang terkait pengelolaan Air Limbah Domestik

Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung, 2013

Gambar 7.3

Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pada Dinas Kesehatan

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SEKSI PENGAMATAN DAN

PENCEGAHAN PENYAKIT

SEKSI PEMBERANTASAN

PENYAKIT

KEPALA DINAS

SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM

SUB BAGIAN KEUANGAN

JABATAN

FUNG-SIONAL

BIDANG PELAYANAN KESEHATAN

BIDANG PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

BIDANG BINA KESEHATAN

MASYARAKAT

BIDANG PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN KESEHATAN

SEKSI PELAYANAN

KESEHATAN DASAR

SEKSI PELAYANAN

KESEHATAN KHUSUS

SEKSI PENUNJANG PELAYANAN

SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN FARMASI DAN

MAKANAN DAN MINUMAN

SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN

SEKSI PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN

INFORMASI KESEHATAN

SEKSI KESEHATAN KELUARGA

SEKSI GIZI

SEKSI KEMITRAAN DAN PEMBIAYAAN

KESEHATAN

SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN

UPTD

Page 49: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

49

• Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan pengelolaan air limbah yang terdapat di Kabupaten Bandung seperti

yang dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.24

Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Air Limbah Di Kabupaten Bandung

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

• Kriteria Kesiapan Daerah

Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan air limbah di Kabupaten

Bandung kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan

meliputi:

1. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Bandung yang disusun pada

tahun 2013

2. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada

tahun 2013

3. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya

yang disusun pada tahun 2014

• Analisis Kebutuhan Pengembangan Air Limbah

Kebutuhan komponen pengelolaan air limbah adalah secara teknis dan non teknis

baik sistem setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta

memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati.

Aspek Permasalahan dan Tantangan

Kelembagaan Perubahan Tupoksi dan wewenang serta beban kerja dari Dinas

kebersihan menjadi Bidang Kebersihan

Peraturan Belum optimalnya efektifitas penerapan peraturan daerah dalam

pengelolaan air limbah domestik.

Layanan Pengelolaan Air

Limbah Domestik

Masih rendahnya cakupan pelayanan air limbah domestik akibat

kurangnya infrastruktur pendukung

Partisipasi Masyarakat

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah

domestik secara berkelanjutan mulai dari pembuangan awal

hingga pembuangan akhir serta masih rendahnya kesadaran

masyarakat dalam mengelola limbah domestik secara onsite

komunal

Partisipasi pihak swasta Belum ada kerjasama Secara khusus antara pemerintah daerah

dengan pihak swasta dalam hal pengelolaan air limbah domestik

Kegiatan Komunilasi/

Sosialisasi

Belum optimalnya kegiatan komunikasi/ sosialisasi dalam

pengelolaan air limbah domestik

Page 50: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

50

Sedangkan analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah adalah analisis sistem

pengelolaan air limbah (on site dan off site), analisis jaringan perpipan air limbah

untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi.

Rencana pengelolaan air limbah di Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 7.25

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Air Limbah

No Uraian Kondisi

Eksisting

Kebutuhan Ket

2017 2018 2019 2020 2021 2022

Aspek

Teknis

1

Sistem

Pengolahan

Air Limbah

Terpusat

IPAL

Soreang

Revitalisasi dan

Pengembangan

IPAL Soreang

Pengembangan

IPAL Soreang

2

Sistem

Pengolahan

Air Limbah

Berbasis

Masyarakat

Tersebar

di

Kabupaten

Bandung

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas) dan

Sanitasi

Bertumpu pada

Masyarakat

(Sabermas)

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas) dan

Sanitasi

Bertumpu pada

Masyarakat

(Sabermas)

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas)

dan

Sanitasi

Bertumpu

pada

Masyarakat

(Sabermas)

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas)

dan

Sanitasi

Bertumpu

pada

Masyarakat

(Sabermas)

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas)

dan

Sanitasi

Bertumpu

pada

Masyarakat

(Sabermas)

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

(Sanimas)

dan

Sanitasi

Bertumpu

pada

Masyarakat

(Sabermas)

Lokasi

DiPrioritaskan

sesuai

dengan

Kawasan

Rawan

Sanitasi

Kabupaten

Bandung

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

7.4.2 Persampahan

• Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Indonesia

antara lain:

1. Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya

dengan:

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan sampah

perkotaan antara 2-4% per tahun.

Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan

konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju timbulan sampah.

b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.

Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA

memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan

Page 51: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

51

sampah mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang

sampah sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.

c. Keterbatasan Lahan TPA

Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan

kota metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan

kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan

banyak faktor kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.

2. Kemampuan Kelembagaan

Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator

sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas dan

kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.

3. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan

dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas

penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan

retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban

APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya

kualitas penanganan sampah.

1. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan

sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam

melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya minat pihak

swasta berinvestasi di bidang persampahan karena belum adanya iklim

kondusif membuat pengelolaan sampah sulit untuk ditingkatkan.

2. Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum

Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah

dan kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini juga menjadi

kendala dalam penanganan sampah.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung

meliputi:

1. Belum menyeluruhnya cakupan pelayanan persampahan eksisting

2. Masih kurangnya sarana prasarana persampahan yang tersedia. Saat ini TPA satu-

satunya yang ada di Kabupaten Bandung yaitu TPA Babakan yang dari segi kinerja

sudah kurang optimal.

Page 52: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

52

3. Ditinjau dari segi keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, saat ini tingkat

kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah setempat sudah cukup baik, tetapi

pengetahuan warga untuk melakukan pengelolaan sampah yang baik masih

tergolong rendah.

4. Jenis pengelolaan sampah yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten

Bandung saat ini meskipun dapat mereduksi volume sampah tapi cenderung masih

bersifat polutif. Sedangkan untuk keterlibatan sektor swasta, hingga saat ini belum

ada kerjasama khusus dengan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan.

5. Saat ini di Kabupaten Bandung sudah terdapat beberapa peraturan terkait

persampahan, tetapi peraturan- peraturan tersebut belum efektif dilaksanakan.

Terbukti dari masih banyaknya persoalan persampahan yang terjadi saat ini.

• Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

A. Aspek Teknis

Pengelolaan persampahan merupakan salah satu fokus pemerintah kabupaten

Bandung dalam peningkatan kualitas sanitasi. Sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Daerah kabupaten Bandung No 15 Tahun 2012 mengenai perubahan atas

peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2009 tentang pengelolaan

sampah, Pemerintah Daerah kabupaten Bandung memiliki tugas untuk menjamin

terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Tugas

pemerintah tersebut antara lain dalam hal:

1. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

pengelolaan sampah;

2. Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan dan penanganan

sampah;

3. Memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengurangan,

penanganan dan pemanfaatan sampah;

4. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan

sarana pengelolaan sampah;

5. Memfasilitasi pemasaran produk- produk daur ulang;

6. Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada

masyarakat;

7. Melakukan koordinasi antar lembaga Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia

usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Page 53: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

53

Dalam proses pelaksanaannya, pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung

tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, beberapa mitra potensial turut

berperan dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan persampahan di kabupaten

Bandung. Pada Subbab pengelolaan persampahan ini, berikut akan dipaparkan

kondisi eksisting pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung, mulai dari

kelembagaan, sistem dan cakupan pelayanan, kesadaran masyarakat dan PMHSJK,

pemetaan media, partisipasi dunia usaha, pendanaan dan pembiayaan serta

permasalahan mendesak dan isu strategis.

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung merupakan serangkaian kegiatan

yang terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah yang dilakukan oleh

pemerintah daerah bersama- sama dengan masyarakat. Pengurangan sampah dalam

hal ini dilakukan dengan melalui kegiatan 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle). Sedangkan

kegiatan penanganan sampah dilakukan melaui pemilahan, pengumpulan,

pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

a. Pemilahan

Pemilahan dilakukan dengan menggunakan wadah yang terpisah berdasarkan

indikator warna yang digunakan, hujau, kuning dan merah. Wadah sampah

berwarna hijau digunakan sebagai untuk menampung sampah organik. Wadah

sampah berwarna kuning digunakan untuk sampah anorganik. Sedangkan wadah

sampah warna merah digunakan untuk jenis sampah B3.

b. Pengumpulan

Dilakukan sebagai bentuk pemindahan sampah dari sumber sampah ke Tempat

Penampungan Sementara (TPS).

c. Pengangkutan

Pengangkutan sampah di Kabupaten Bandung dilaksanakan dalam 3 pola

pengangkutan yaitu pola individual langsung (door to door), pola operasional

individual tidak langsung dan pola operasi komunal langsung. Pola pengangkutan

individual langsung (door to door) merupakan pengangkutan sampah terpilah

yang dilakukan dengan mengangkut sampah dari sumber ke TPA dengan

menggunakan kendaraan truk sampah. Adapun ynag dimaksud dengan pola

pengangkutan individual tidak langsung yaitu sistem pengangkutan sampah yang

dikumpul dari sumber ke TPS dengan menggunakan gerobak. Sampah yang telah

terkumpul di TPS kemudian diangkut menuju TPA. Sedangkan yang dimaksud

dengan sistem pengangkutan komunal langsung yaitu sistem pengangkutan

sampah terpilah dari sumber sampah yang dikumpul pada TPS terpilah diangkut

dengan truk sampah pada waktu tertentu.

Page 54: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

54

d. Pengolahan sampah

Pengolahan sampah diupayakan untuk dilakukan pada setiap tahap dalam sistem

pengelolaan sampah. Pada tigkat desa/ kelurahan diwajibkan untuk menyediakan

dan atau membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) untuk proses

pengomposan, sedangkan pada tigkat kecamatan diwajibkan untuk membangun

TPST untuk sampah anorganik berskala kota serta untuk penanganan residu.

e. Pemrosesan Akhir

Pemrosesan sampah di Kabupaten Bandung dilakukan melalui pengelolaan

sampah terpadu yang meliputi pengomposan, penyimpanan sementara limbah B3

rumah tangga, pengolahan secara thermal, dan penimbunan.

Gambar 7.4

Grafik Sistem Pelayanan Pengangkutan Sampah

Page 55: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

55

Cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Bandung hingga tahun 2015 baru

meliputi 37.96 % dari total keseluruhan penduduk Kabupaten Bandung. Pada kondisi

eksisting, pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung tidak dapat dipisahkan

dengan pengelolaan persampahan Kota Bandung dan Cimahi. Secara sistem

pengelolaan persampahan tersebut membentuk satu kesatuan mengingat beberapa

TPA memiliki lingkup cakupan yang lebih luas dari wilayah administratif tempat TPA

berada.

Pada kondisi eksisting, Kabupaten Bandung dilayani tiga SPA (Stasiun Peralihan

Antara) dan dua TPA. SPA yang berada di Kabupaten Bandung meliputi :

1. SPA Soreang

Untuk SPA Soreang, wilayah pelayanan meliputi wilayah Kabupaten Bandung

Bagian Barat yang terdiri dari Kecamatan Margaasih, Kecamatan Margahayu,

Kecamatan Kutawaringin, Kecamatan Katapang, Kecamatan Soreang, Kecamatan

Ciwidey, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Cimaung dan

Kecamatan Pagalengan.

2. SPA Bojongsoang

SPA Bojongsoang, wilayah pelayanan meliputi wilayah Kabupaten Bandung bagian

tengah yang terdiri dari Kecamatan Dayeuhkolot, Kecamatan Bojongsoang,

Kecamatan Pameungpeuk, Kecamatan Cangkuang, Kecamatan Banjaran,

Kecamatan Baleendah, Kecamatan Arjasari, Kecamtaan Ciparay, Kecamatan

Majalaya, Kecaatan Pacet, Kecamatan Ibun dan Kecamatan Kertasari.

3. SPA Gedebage.

SPA Gedebage meskipun berlokasi di Kota Bandung, tetapi secara fungsi SPA

melayani wilayah Kabupaten Bandung, terutama wilayah Kabupaten Bandung

sebelah uatara yang meliputi Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cilengkrang dan

Kecamatan Cileunyi.

Sedangkan untuk Untuk Kabupaten Bandung bagian timur, sistem persampahan tidak

dilayani oleh SPA, kedepan direncanakan bahwa wilayah ini akan dilayani langsung

oleh TPA Legok Nangka.

Sampah yang telah terkumpul di SPA, pada proses selanjutnya akan dibawa ke TPA.

Pada kondisi eksisting, Kabupaten Bandung hanya memiliki satu TPA, yaitu TPA

Babakan yang berlokasi di Desa Babakan, Kecamatan Ciparay. Meskipun demikian,

kabupaten Bandung juga dilayani oleh TPA Leuwi Gajah yang berlokasi di Kabupaten

Bandung Barat. Untuk jangka panjang kedepan, Kabupaten Bandung juga akan

dilayani oleh rencana TPA Legok Nangka.

Page 56: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

56

Tabel 7.26

Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Bandung

Kelompok

Fungsi

Teknologi yang

Digunakan Jenis Data Sekunder Jumlah Armada Sumber Data

User Interface

Tong sampah,

Kantong Plastik/ Bak

sampah Rumah

Tangga

Jumlah Tong

Sampah 287 unit Dispertasih

Jumlah Bak Sampah Dispertasih

Penampungan

Awal

Gerobak Sampah Jumlah Gerobak

sampah 79 unit Dispertasih

Becak/MotorSampah Jumlah becak/motor

sampah 38 unit Dispertasih

Pengumpul Sampah

Informal

Jumlah pengumpul

sampah internal - Dispertasih

Penampungan

Sementara

Container Jumlah Container 11 unit Dispertasih

TPST

42 unit

(10 unit yang

masih

beroperasi)

Pengangkutan Dump Truck dan Arm

Roll Truck

Jumlah Dump Truck

dan Arm Roll Truck

50 unit Dump

Truck

20 unit Arm Roll

Truck

Dispertasih

Semi

Pengolahan

Akhir Terpusat

Pengompos 42 unit Dispertasih

Pembuangan

Akhir TPA

Jumlah TPA

Jumlah Buldozer

Jumlah Excavator

1 unit TPA

2 unit Buldozer

1 unit Excavator

Dispertasih

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

B. Pendanaan

Ditinjau dari besarnya retribusi dan perkembangan kota yang akan terjadi, dengan

pengelolaan dan pelayanan yang meningkat, bukan tidak mungkin sistem pentarifan

dapat disesuaikan secara wajar. Dengan demikian operasional pengelolaan

persampahan dapat berjalan sebagai akibat kesadaran masyarakat yang dilayani

memperhatikan kewajibannya membayar retribusi sampah tiap bulan.

Konsep yang disarankan untuk meningkatkan retribusi ini perlu diatur juga pola

penarikan retribusinya, sesuai dengan kondisi sosial budaya yang ada sehingga

diperoleh pola penarikan yang paling cocok dan efektif. Teknis penarikan retribusi

sampah dari penduduk dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta,

koperasi, BUMD dan lainnya dengan pola yang saling menguntungkan.

Page 57: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

57

Pengelolaan sampah telah melayani seluruh penduduk Kabupaten Bandung dan pola

pengangkutan sampah dilakukan dengan cara pola pengangkutan individual tak

langsung dan komunal serta diasumsikan bahwa seluruh penduduk memiliki kategori/

kelas retribusi yang sama maka dapat diamati bahwa potensi retribusi di Kabupaten

Bandung minimal bernilai tiga kali lipat dari nilai realisasi retribusi eksisting.

C. Kelembagaan

Secara kelembagaan, pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung menjadi

tupoksi Dinas Perumahan Penataan Ruang dan Kebersihan. Pada Dinas Perumahan,

Penataan Ruang dan Kebersihan, bidang yang terkait langsung dengan pengelolaan

persampahan ini yaitu Bidang kebersihan yang meliputi Seksi Pelayanan Kebersihan,

Seksi Kerjasama Pengelolaan Persampahan dan Seksi Pengembangan Sarana dan

Prasarana.

Selain Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan, khusus untuk sektor

pengawasan mengenai dampak pengelolaan sampah terhadap kesehatan masyarakat

menjadi tupoksi Dinas Kesehatan, khususnya Bidang Pencegahan Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan. Dalam praktik pelaksanaannya, pengelolaan persampahan di

Kabupaten Bandung secara tidak langsung juga berkaitan dengan tupoksi

pengendalian limbah padat dan B3, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan,

pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup.

D. Peraturan Perundangan

Peraturan hukum yang mengatur tentang pengelolaan sampah di Kabupaten

Bandung, terdiri dari peraturan hukum berbentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati

dan Keputusan Bupati, dengan materi pengaturan meliputi:

1. Perda Kabupaten Bandung No. 31 Tahun 2000 Tentang Kebersihan, Keindahan,

Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan

2. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 9 Tahun 2002 Tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Kebersihan Kabupaten Bandung

3. Surat Keputusan Bupati No. 21 tahun 2001 Tentang Pelimpahan Sebagian

Kewenangan Bupati Kepada Camat jo Surat Keputusan Bupati No 8 Tahun 2004

4. Keputusan Bupati No. 13 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Bandung No. 31 Tahun 2000 Tentang Kebersihan, Keindahan,

Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan

5. Keputusan Bupati Bandung No. 660.2/Kep. 134 A-DPUK/2002 Tentang Penentapan

Klasifikasi Retribusi Kebersihan

6. Peraturan Bupati Bandung No. 8 Tahun 2006 Tentang Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Bidang Kebersihan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung

Page 58: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

58

Keterangan:

Bidang yang terkait pengelolaan

Persampahan

SEKSI KERJASAMA

PENGEMBANGAN

KAWASAN

SEKSI PEMBANGUNAN

PERUMAHAN

SEKSI PEMBINAAN PERUMAHAN

UPTD

SEKSI PENGEMBANGAN FASILITAS UMUM

SEKSI

PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI DAN

INDUSTRI

SEKSI PEMBANGUNAN

BANGUNAN GEDUNG

SEKSI PEMBINAAN

TEKNIS BANGUNAN

GEDUNG

SEKSI

PENGENDALIAN

BANGUNAN

SEKSI PERENCANAAN

TATA RUANG

SEKSI

PEMANFAATAN

RUANG

SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG

SEKSI PELAYANAN KEBERSIHAN

SEKSI

KERJASAMA

PENGELOLAAN

PERSAMPAHAN

SEKSI

PENGEMBANGAN

SARANA DAN

PRASARANA

SEKSI

PEMBANGUNAN

SEKSI PEMBINAAN

TEKNIS

JABATAN FUNG-SIONAL

BIDANG PENGEMBANGAN

KAWASAN

BIDANG PENGEMBANGAN

PERUMAHAN

BIDANG

PENATAAN RUANG

BIDANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN

BANGUNAN

SEKSI PENGEMBANGAN

KAWASAN KHUSUS

BIDANG KEBERSIHAN

BIDANG

PERMUKIMAN

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM

SUB BAGIAN

KEUANGAN

Gambar 7.5

Kelembagaan Pengelolaan Persampahan pada Dinas Perumahan, Tata Ruang Dan Kebersihan Kabupaten Bandung

Page 59: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

59

Gambar 7.6

Kelembagaan Pengelolaan Persampahan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

Page 60: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

60

7 -

60

E. Peran Serta Masyarakat

Berdasarkan pada hasil studi pengetahuan, sikap dan perilalu masyarakat terhadap

sampah yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yang menunjukkan

gambaran umum persepsi masyarakat Kabupaten Bandung, dapat dikatakan

pengetahuan masyarakat akan pengelolaan sampah yang lebih baik yaitu konsep

memilah, mengomposkan dan mendaur ulang umumnya berada pada tahap sudah

mengetahui namun belum mau melakukan. Hal ini disebabkan karena terpaan media

yang cukup tinggi (TV, radio, pertemuan-pertemuan informal berbagai kelompok

masyarakat).

Bagi masyarakat, kebersihan lingkungan adalah urusan masing-masing. Mereka tidak

mau saling mengingatkan jika ada tetangga atau masyarakat lain di sekitar mereka

yang melakukan tindakan yang merusak kebersihan lingkungannya.

Pengetahuan masyarakat akan adanya pelayanan pengelolaan sampah oleh

Pemerintah sudah sangat melekat, demikian halnya dengan keberadaan pengelola di

lingkungan tempat tinggalnya yaitu petugas RT/RW. Pada kenyataannya nampak ada

kecenderungan bahwa persepsi masyarakat yang paling kuat adalah bahwa masalah

kebersihan dan pengelolaan sampah adalah urusan Pemerintah semata.

Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan sampah terukur masih sangat

rendah. Terlihat dari persepsi masyarakat akan keberadaan sarana dan prasarana

yang dinilainya masih belum memadai. Secara umum dapat dikatakan bahwa

masyarakat belum merasa puas dengan pengelolaan sampah yang dijalankan oleh

Pemerintah, namun demikian peran aktif yang seharusnya muncul dari masyarakat

nampak belum tumbuh. Bahkan pengetahuan akan peran aktif seperti apa yang

seharusnya tumbuh di masyarakat nampaknya masih rendah. Masyarakat mengetahui

bahwa mereka harus berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, tetapi baru pada

tahap partisipasi aktif individual berupa :

1. Menjaga kebersihan di rumah sendiri, belum di lingkungannya

2. Membayar retribusi

Pengukuran terhadap persepsi masyarakat ini diarahkan pada pengetahuan akan

adanya bagi peran sehingga ada biaya pengumpulan yang menjadi wewenang

kelompok warga dan biaya pengangkutan yang menjadi wewenang Pemerintah.

Dalam hal ini, umumnya masyarakat tidak banyak tahu, alasannya karena memang

mereka tidak pernah mendapatkan informasinya.

Page 61: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

61

7 -

61

• Permasalahan dan Tantangan

Berdasarkan peninjauan terhadap kondisi persampahan eksisting yang telah

dipaparkan pada subbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam sektor

kelembagaan isu strategis pegelolaan persampahan yaitu adanya perubahan tupoksi,

wewenang serta beban kerja dari Dinas Kebersihan menjadi bidang kebersihan.

Peleburan Dinas Kebersihan menjadi Bidang Kebersihan pada Dinas Perumahan,

Penataan Ruang dan Kebersihan otomastis mengakibatkan terjadinya pembatasan

tupoksi, dari semula tupoksi dinas, menjadi tupoksi bidang.

Isu strategis lainnya dalam pengelolaan persampahan yaitu belum efektifnya

keberjalanan perda. Meskipun saat ini di Kabupaten Bandung telah terdapat beberapa

peraturan mengenai pengelolaan persamapahan, tetapi dalam praktik dilapangan

masih banyak kegiatan yang tidak mengacu pada peraturan tersebut sebagai

pedoman.

Dalam hal cakupan pelayanan, isu strategis yang dihadapi yaitu masih rendahnya

cakupan pelayanan persampahan eksisting serta masih kurangnya sarana prasarana

persampahan yang tersedia. Saat ini TPA satu-satunya yang ada di Kabupaten

Bandung yaitu TPA Babakan yang dari segi kinerja sudah kurang optimal.

Ditinjau dari segi keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, saat ini tingkat kesadaran

masyarakat untuk mengelola sampah setempat sudah cukup baik, tetapi pengetahuan

warga untuk melakukan pengelolaan sampah yang baik masih tergolong rendah. Jenis

pengelolaan sampah yang banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bandung

saat ini meskipun dapat mereduksi volume sampah tapi cenderung masih bersifat

polutif. Sedangkan untuk keterlibatan sektor swasta, hingga saat ini belum ada

kerjasama khusus dengan pihak swasta dalam pengelolaan persampahan.

Selain isu- isu strategis diatas, isu strategis lain yaitu dalam hal peraturan daerah di

sektor persampahan. Saat ini di Kabupaten Bandung sudah terdapat beberapa

peraturan terkait persampahan, tetapi peraturan- peraturan tersebut belum efektif

dilaksanakan. Terbukti dari masih banyaknya persoalan persampahan yang terjadi saat

ini.

Tabel 7.27

Permasalahan Dan Tantangan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Bandung

Aspek Permasalahan dan Tantangan

Kelembagaan Perubahan Tupoksi dan wewenang serta beban kerja dari Dinas kebersihan

menjadi Bidang Kebersihan

Peraturan

Daerah Belum efektifnya penerapan peraturan daerah mengenai persampahan

Layanan

Persampahan

Rendahnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana persampahan,

ketersediaan armada, biaya dan keberadaan TPA berimbas kepada cakupan

pelayanan persampahan

Partisipasi

Masyarakat

Rendahnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola persampahan skala

rumah tangga.

Page 62: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

62

7 -

62

Aspek Permasalahan dan Tantangan

Partisipasi pihak

swasta

Belum optimalnya keterlibatan dunia usaha dalam pengelolaan

persampahan di Kabupaten Bandung. Hingga saat ini belum ada kerjasama

dengan CSR maupun pihak swasta secara khusus dalam pengelolaan

persampahan

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

• Kriteria Kesiapan Daerah

Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten

Bandung, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan

meliputi:

1. Dokumen masterplan Persamapahan Kabupaten Bandung yang disusun pada

tahun 2011

2. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Bandung yang disusun pada

tahun 2013

3. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada

tahun 2013

4. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya

yang disusun pada tahun 2014

• Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

Kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis

operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek

kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran

serta masyarakat, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana

kota yang telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan

adalah analisis sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat

pelayanan serta analisis ekonomi.Untuk lebih jelasnya mengenai analisis hasil

kebutuhan dan target pencapaian pengelolaan persampahan Kabupaten Bandung

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 63: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

63

Tabel 7.28

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Persampahan Kabupaten Bandung

No Uraian Kondisi

Eksisting

Kebutuhan Ket

2017 2018 2019 2020 2021 2022

Aspek Teknis

1 Teknis

Operasional

Perencanaan

(Dokumen MP,

FS, DED)

Sudah

Tersedia

Review DED Kab.

Bandung (TPA

Regional Legok

Nangka)

2 TPA

TPA

Sudah

Tersedia

Penanganan TPA

Pasca Operasional

(TPA Babakan)

3 TPST 3R

Pembangunan

Infrastruktur

TPST

Sudah

Tersedia

(Hanya

Belum

Menyeluruh

di

Kabupaten

Bandung)

Pembangunan

Infrastruktur TPST

Kawasan Pusat Kota

Soreang

Pembangunan

Infrastruktur TPST

Kawasan Kota

Majalaya

Pembangunan

Infrastruktur TPS 3R

Pasirjambu dan

Baleendah

Pembangunan

Infrastruktur TPS 3R

Cikancung -

Baleendah

Pembangunan

Infrastruktur TPS 3R

Solokan Jeruk

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Page 64: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

64

7 -

64

7.4.3 Drainase

• Isu Strategis Pengembangan Drainase

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia antara

lain:

1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air

permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air

limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem

drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada

daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang

dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelola

sampah dan masyarakat.

2. Pengendalian debit puncak

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi

luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan

penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampungan-

penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan,

kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk,

lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.

3. Kelengkapan perangkat peraturan

Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainase

permukiman di daerah adalah:

▪ Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti

pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan

sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan

daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.

▪ Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman,

posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.

▪ Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan swasta

dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

▪ Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang

dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam peraturan

daerah.

Page 65: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

65

7 -

65

4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran

drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke

dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun

penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai

bangunan, kolam ikan dll.

5. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan

dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas

penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupun biaya

operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan

berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.

6. Penanganan Drainase Belum Terpadu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama

masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan drainase

sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat

pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan sistem drainase di Kabupaten

Bandung meliputi :

1. Kecenderungan perubahan iklim.

2. Perubahan fungsi lahan.

3. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase.

4. Kelengkapan perangkat peraturan.

5. Penanganan drainase belum terpadu.

• Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

A. Aspek Teknis

Dalam hal sektor drainase, hingga saat ini Kabupaten Bandung belum memiliki

masterplan drainase lingkunga yang terintegrasi untuk satu wilayah administratif.

Masterplan yang tersedia, baru berupa Master Plan Sumber Daya Air yang cenderung

lebih ke pengelolaan drainase primer dan sekunder. Untuk jaringan drainase tersier/

jaringan drainase permukiman saat ini belum terinvetarisir.

Keberadaan drainase permukiman yang terstruktur pada umumnya terdapat di

permukiman yang dibangun oleh pengembang serta di sepanjang jaringan jalan.

Page 66: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

66

7 -

66

Meskipun demikian jaringan belum terintegrasi, pada beberapa kantong permukiman

yang padat bahkan kondisi drainase tidak memenuhi standar. Pada beberapa kasus,

drainase ini kondisinya tidak terawat dan mengalami pendangkalan akibat timbunan

sampah dan lumpur. Belum terintegrasinya jaringan drainase di Kabupaten Bandung

serta kurang terawatnya kondisi drainase yang ada mengakibatkan rentan terjadinya

bencana banjir di musim penghujan, terutama di daerah-daerah yang memiliki kontur

lebih rendah dengan guna lahan terbangun yang padat.

Drainase lingkungan permukiman di Kabupaten Bandung secara umum belum

terinventarisir dengan baik. Pengelolaan drainase mikro saat ini cenderung masih

bersifat parsial dan tidak terintegrasi. Tupoksi pengelolaan drainase mikro pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten bandung cenderung belum jelas. Sistem

drainase Kabupaten Bandung yang sudah terinventarisasi saat ini baru jaringan

drainase primer dan sekunder.

Jaringan drainase primer di Kabupaten Bandung merupakan bagian dari DAS Citarum.

Sub DAS Citarum yang berada di Kabupaten Bandung meliputi Sub DAS Citarik, Sub

DAS Cirasea, Sub DAS Ciwidey dan Sub DAS Cisangkuy. Selain dipengaruhi oleh

keempat drainase utama tersebut, drainase Kabupaten Bandung turut dipengaruhi

oleh drainase Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Pengaruh tersebut terjadi melalui adanya aliran dari Sub DAS Cikapundung dan

Ciminyak. Sub DAS Cikapundung merupakan daerah aliran sungai yang secara

administratif sebagian besar berada di Kota Bandung. Sedangkan Sub DAS Ciminyak

yaitu daerah aliran sungai yang sebagian besar berada dalam wilayah administratif

Kabupaten Bandung Barat. Kedua Sub DAS tersebut pada kondisi di lapangan,

sebagian kecil sub DAS turut melintasi wilayah administratif Kabupaten Bandung

sehingga berpengaruh terhadap drainase Kabupaten Bandung.

Ditinjau berdasarkan system pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung dapat

diklasifikasikan kedalam input, user interface, fase pengumpulan dan penampungan/

pengolahan awal, fase pengengkutan/ pengaliran, fase pengolahan akhir fase

pembuangan akhir. Input dalam sistem pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung

terdiri dari tiga jenis input, yaitu grey water, run-off water (air limpahan dari atap),

serta air yang berasal dari halaman/ruang public. Ketiga jenis input tersebut memiliki

user interface yang berbeda- beda.

Untuk input grey water berupa air bekas cucian/ mandi, user interface yang banyak

digunakan yaitu tempat cuci piring dan kamar mandi, sedangkan untuk input berupa

air limpahan atap, user interface yang digunakan berupa talang. Adapun utuk air yang

berasal dari ruang terbuka, user interface berupa badan jalan/ halaman.

Pada fase pengangkutan, pada umumnya, media yang digunakan yaitu saluran

drainase. Tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu, air kotor disalurkan menuju

sungai/ badan penerima.

Page 67: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

67

7 -

67

Tabel 7.29

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Kabupaten Bandung

Input User Interface

Pengumpulan

dan

Penampungan/

Pengolahan Awal

Pengangkutan/

Pengaliran

(Semi)

Pengolahan

AKhir

Terpusat

Pembuangan

Akhir/ Daur

Ulang

Kode/

Nama Aliran

Air bekas

cucian/mandi

tempat cuci

piring, tempat

cuci/kamar

mandi

-

Saluran

drainase

lingkungan

-

Sunga/Badan

air penerima

Alternatif 1

Atap

bangunan Talang Sumur resapan - Alternatif 2

Halaman,

jalan, ruang

publik

Badan

Jalan/Halaman - - Alternatif 3

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

B. Kelembagaan

Ditinjau berdasarkan kelembagaan, saat ini tupoksi pengelolaan drainase permukiman

di kabupaten Bandung cenderung belum jelas, antara dipegang oleh Dinas

Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan dan Dinas Sumber Daya Air,

Pertambangan dan Energi. Dengan mengasumsikan bahwa tupoksi pengelolaan

drainase lingkungan berada pada kedua Dinas, maka pada Dinas Perumahan,

Penataan Ruang dan Kebersihan, tupoksi pengelolaan drainase lingkungan berada di

bawah Bidang Permukiman yang meliputi Seksi Pembangunan, Seksi Pembinaan

Teknis dan Seksi Pengembangan Teknologi dan Industri.

Sedangkan pada Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi, tupoksi

pengelolaan drainase lingkungan berada di bawah Bidang Drainase, yang meliputi

Seksi Perencanaa Drainase, Seksi Pelaksanaan Jaringan Drainase dan Seksi

penanggulangan Bencana. Untuk lebih jelasnya mengenai kelembahaan dalam

pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung telah melibatkan beberapa stakeholder,

baik pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat. Meskipun demikian, peran

sektor swasta dan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten

Bandung masih tergolong rendah. Keterlibatan sektor swasta dan masyarakat tersebut

hanya terdapat pada bagian pengelolaan, khususnya berupa membersihkan saluran

drainase dan memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak. Keterlibatan

masyarakat tersebut beberapa bersifat terorganisir dibawah LSM, tapi sebagian besar

cenderung masih bersifat individual.

Pemangku kepentingan terbesar dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung

saat ini masih Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Lingkup pengelolaan yang

dilakukan oleh pemerintah daerah meliputi perencanaan, pengadaan sarana,

pengelolaan pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi.

Page 68: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

68

Gambar 7.7

Kelembagaan Pengelolaan Drainase Lingkungan Pada Dinas Perumahan, Tata Ruang Dan Kebersihan Kabupaten Bandung

Page 69: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

69

Gambar 7.8

Kelembagaan Pengelolaan Drainase Lingkungan Pada Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan Dan Energi Kabupaten Bandung

Page 70: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

70

7 -

70

C. Peran Serta Masyarakat

Pada kondisi Eksisting, kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/ kelurahan

belum terpetakan. Selain dari pada itu, ditinjau dari segi pengelolaan, saat ini belum

teridentifikasi mengenai lokasi-lokasi drainase lingkungan mana saja yang

pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah kabupaten, kelurahan, masyarakat dan

swasta. Secara tidak langsung hal ini disebabkan karena belum jelasnya posisi tugas

pokok dan fungsi pengelolaan drainase lingkungan atau drainase tersier dalam SKPD

di Kabupaten Bandung. Informasi mengenai drainase lingkungan yang telah

terpetakan saat ini baru mencakup jaringan drainase primer dan sekuder.

• Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dalam sektor drainase meliputi permasalahan dalam bidang

kelembagaan, keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, dan peraturan. Dalam

bidang kelembagaan, selama ini belum ada kejelasan mengenai SKPD yang

bertanggungjawab langsung menanganai drainase mikro.

Hal tersebut terbukti dari belum adanya perencanaan drainase mikro yang

terintegrasi untuk satu wilayah kabupaten. Dari segi partisipasi masyarakat dan sektor

swasta, keterlibata masyarakat dan sektor swasta dalam pengelolaan drainase

cenderung masih rendah. Hal tersebut secara tidak langsung diakibatkan masih

minimnya komunikasi dan ajakan kerjasama pengelolaan drainase yang dilakukan

oleh pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan belum adanya bentuk sosialisasi dan

kerjasama yang secara kontinyu dilakukan.

Isu strategis lain dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Bandung yaitu belum

adanya peraturan yang mengatur khusus mengenai drainase, khususnya drainase

lingkungan. Saat ini peraturan mengenai drainase masih diatur secara tidak langsung

dalam peraturan-peraturan lain seperti peraturan pedoman penyusunan site plan dan

peraturan IMB.

Tabel 7.30

Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Drainase

Kabupaten Bandung

Aspek Permasalahan dan Tantangan

Kelembagaan

Belum ada kejelasan mengenai SKPD yang memiliki tugas pokok dan

fungsi Pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bandung.

Koordinasi antar lembaga yang mengelola drainase belum optimal

Ketersediaan data-data drainase lingkungan masih minim

Peraturan Daerah Belum ada peraturan yang secara khusus mengatur menganai pengelolaan

drainase lingkungan

Partisipasi

Masyarakat

Adanya keterbatasan personel/Sumber Daya Manusia untuk menangani

drainase. Disisi lain keterlibatan swasta mengelola drainase hanya pada

pengembang perumahan.

Partisipasi Dunia

usaha

Belum ada kerjasama khusus dengan dunia usaha dalam hal pengelolaan

darainase lingkungan

Page 71: Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karyasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung

Tahun 2017 - 2022

7 -

71

7 -

71

Aspek Permasalahan dan Tantangan

Keterlibatan swasta mengelola drainase hanya pada pengembang

perumahan

Pendanaan Terbatasnnya pendanaan di sektor drainase lingkungan

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Tahun 2011

• Kriteria Kesiapan Daerah

Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan drainase di Kabupaten

Bandung, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan

meliputi:

1. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Bandung yang disusun pada

tahun 2013

2. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada

tahun 2013

3. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya

yang disusun pada tahun 2014

7.4.4 Usulan Program Dan Kegiatan

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun

berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti

pada RPJM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP

berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.

Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan

kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai dengan

hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan.

Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan

program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya

ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan dapat berasal dari

dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah

Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam

pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus

(menurut pengembangan kawasan). Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program

tersebut dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4 Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Kabupaten Bandung.