bab iii gambaran pengelolaan keuangan daerah serta...

28
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB III III-1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penjelasan atas Keuangan Daerah pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa; “ Penyerahan sumber keuangan Daerah baik berupa pajak daerah dan retribusi daerah maupun berupa dana perimbangan merupakan konsekuensi dari adanya penyerahan Urusan Pemerintah kepada Daerah yang diselenggarakan berdasarkan Asas Otonomi. Untuk menjalankan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya, Daerah harus mempunyai sumber keuangan agar Daerah tersebut mampu memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada rakyat di Daerahnya. Pemberian sumber keuangan kepada Daerah harus seimbang dengan beban atau urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Keseimbangan sumber keuangan ini merupakan jaminan terselenggaranya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Ketika Daerah mempunyai kemampuan keuangan yang kurang mencukupi untuk membiayai Urusan Pemerintahan dan khususnya urusan pemerintahan wajib yang terkait Pelayanan Dasar, Pemerintah Pusat dapat menggunakan instrumen DAK untuk membantu Daerah sesuai dengan prioritas nasional yang ingin dicapai.” Dalam hubungannya dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, APBD merupakan komitmen politik penyelenggaraan pemerintahan daerah yang telah disetujui oleh DPRD untuk mendanai strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan. Dengan kata lain APBD merupakan pencerminan program kerja yang perencanaannya didasarkan pada penetapan skala prioritas pembangunan serta sasaran pembangunan di bidang lainnya yang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana tindak yang ada pada dokumen perencanaan lima tahunan dan satu tahunan, perlu ditetapkan arah pengelolaan keuangan daerah. Arah pengelolaan keuangan ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya keuangan daerah dapat dimanfaatkan secara lebih

Upload: others

Post on 09-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,

termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban daerah. Penjelasan atas Keuangan Daerah pada Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa;

“ Penyerahan sumber keuangan Daerah baik berupa pajak daerah dan retribusi

daerah maupun berupa dana perimbangan merupakan konsekuensi dari adanya

penyerahan Urusan Pemerintah kepada Daerah yang diselenggarakan

berdasarkan Asas Otonomi. Untuk menjalankan Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangannya, Daerah harus mempunyai sumber keuangan agar

Daerah tersebut mampu memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada

rakyat di Daerahnya. Pemberian sumber keuangan kepada Daerah harus

seimbang dengan beban atau urusan pemerintahan yang diserahkan kepada

Daerah. Keseimbangan sumber keuangan ini merupakan jaminan

terselenggaranya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Ketika

Daerah mempunyai kemampuan keuangan yang kurang mencukupi untuk

membiayai Urusan Pemerintahan dan khususnya urusan pemerintahan wajib

yang terkait Pelayanan Dasar, Pemerintah Pusat dapat menggunakan instrumen

DAK untuk membantu Daerah sesuai dengan prioritas nasional yang ingin

dicapai.”

Dalam hubungannya dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah, APBD merupakan komitmen politik penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang telah disetujui oleh DPRD untuk mendanai strategi pembangunan

pada satuan program dan kegiatan. Dengan kata lain APBD merupakan

pencerminan program kerja yang perencanaannya didasarkan pada penetapan

skala prioritas pembangunan serta sasaran pembangunan di bidang lainnya

yang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan

masyarakat di berbagai aspek kehidupan.

Dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana tindak yang ada pada

dokumen perencanaan lima tahunan dan satu tahunan, perlu ditetapkan arah

pengelolaan keuangan daerah. Arah pengelolaan keuangan ini dimaksudkan

agar seluruh sumber daya keuangan daerah dapat dimanfaatkan secara lebih

Page 2: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-2

efektif dan efisien. Arah pengelolaan tersebut meliputi arah pengelolaan

pendapatan daerah, dan arah pengelolaan belanja daerah.

3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dari Tahun

2012 sampai tahun 2016 memberikan gambaran yang positif yang diindikasikan

dengan realisasi pencapaian yang ditentukan. Kinerja Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah dapat dianalisis dari sisi kinerja pengelolaan pendapatan

daerah, pengelolaan belanja daerah, analisis proporsi pemenuhan belanja

aparatur, pengelolaan belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan wajib dan

mengikat serta prioritas utama, proyeksi belanja daerah, serta pengelolaan

pembiayaan daerah.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Bagian ini menguraikan perkembangan pendapatan dan belanja tidak

langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan

gambaran realisasi belanja daerah. Arah pengelolaan pendapatan daerah lebih

difokuskan kepada upaya peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam

menggali sumber-sumber pendapatan daerah. Oleh karenanya pendapatan

daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur

secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Dana

perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan

kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan

desentralisasi yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana

Alokasi Khusus. Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah

dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari

Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta

Bantuan Keuangan dari Provinsi. Kebijakan mengenai pendapatan daerah

diharapkan untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah, atau membiayai

belanja daerah.

Berikut merupakan realisasi pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten

Probolinggo :

Page 3: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-3

Tabel 3. 1

Perkembangan Realisasi APBD Kabupaten Probolinggo 2012-2016

NO URAIAN

TAHUN ANGGARAN Rata-rata

Pertumbu

han 2012 2013 2014 2015 2016

I PENDAPATAN 1.285.349.253.303,04 1.381.935.052.365,84 1.655.881.524.751,23 1.842.200.787.638,15 1.973.351.632.759,86 11,29

1 PENDAPATAN ASLI

DAERAH 90.009.457.309,04 108.513.200.488,84 195.263.627.246,23 207.370.345.161,15 221.719.364.518,45 24,65

a Hasil Pajak Daerah 17.352.155.277,00 20.438.494.720,00 32.996.575.751,50 40.127.956.899,00 44.177.889.177,50 26,39

b Hasil Retribusi Daerah 24.216.968.966,76 25.976.527.795,00 36.371.140.953,00 20.620.171.850,00 24.754.164.125,00 0,55

c

Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang

dipisahkan

8.280.095.480,83 5.087.363.981,96 5.218.666.346,94 5.380.843.664,44 5.491.010.522,00 -9,76

d Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang sah 40.160.237.584,45 57.010.813.991,88 120.677.244.194,79 141.241.372.747,71 147.296.300.693,95 36,81

2 DANA PERIMBANGAN 937.430.709.307,00 1.002.296.861.098,00 1.089.333.605.689,00 1.125.950.388.769,00 1.320.791.144.299,00 9,67

a Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak 99.188.310.307,00 91.067.128.098,00 90.245.573.689,00 90.092.853.769,00 95.147.640.501,00 5,89

b Dana Alokasi Umum

(DAU) 761.569.639.000,00 848.994.313.000,00 929.380.602.000,00 956.969.595.000,00 977.570.137.000,00 6,44

c Dana Alokasi Khusus

(DAK) 76.672.760.000,00 62.235.420.000,00 69.707.430.000,00 78.887.940.000,00 248.073.366.798,00 34,27

Page 4: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-4

3

LAIN-LAIN

PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

257.909.086.687,00 271.124.990.779,00 371.284.291.816,00 508.880.053.708,00 430.841.123.942,41 11,25

a Dana Hibah 189.071.000,00 391.063.500,00 486.524.800,00 1.299.209.000,00 41.936.856.978,41 285,92

b Dana Darurat 0 0 0 0 0 0

c

Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau

Pemerintah Daerah

Lainnya

44.124.519.032,00 22.883.925.681,00 70.451.637.000,00 64.765.873.000,00 38.253.986.500,00 -3,51

d Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus 154.913.927.000,00 196.793.327.000,00 203.476.919.000,00 349.472.777.000,00 253.157.681.000,00 9,16

e

Dana Bagi Hasil Pajak

dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah

Lainya

58.681.569.655,00 51.056.674.598,00 96.869.211.016,00 93.342.194.708,00 97.492.599.464,00 13,53

II BELANJA 1.290.406.987.331,08 1.329.410.577.151,51 1.524.038.393.411,72 1.879.876.712.131,81 2.038.786.352.784,31 34,47

1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 788.194.976.249,02 846.471.149.201,00 899.015.554.878,00 1.052.843.624.250,00 1.193.656.853.802,00 19,88

a Belanja Pegawai 643.887.568.304,66 686.828.217.877,00 766.678.030.937,00 795.541.840.300,00 811.471.972.352,00 12,25

b Belanja Bunga

Page 5: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-5

c Belanja Subsidi

d Belanja Hibah

44.340.871.413,36 57.485.605.975,00 31.164.277.900,00 37.335.131.000,00 41.031.420.000,00 21,57

e Belanja Bantuan Sosial

27.313.310.352,00 19.829.420.350,00 18.654.046.000,00 9.109.560.000,00 10.442.100.000,00 -14,7

f

Belanja Bagi Hasil

kepada Prop / Kab /

Kota dan PemDes

4.988.305.000,00 5.459.553.000,00 9,45

g

Belanja Bantuan

Keuangan kepada Prop

/ Kab / Kota dan

PemDes

66.801.491.679,00 73.339.886.979,00 80.888.322.041,00 205.059.331.450,00 322.771.770.650,00 48,26

h Belanja Tidak Terduga

5.851.734.500,00 8.988.018.020,00 1.630.878.000,00 809.456.500,00 2.480.037.800,00 -34,9

2 BELANJA LANGSUNG 502.212.011.082,06 482.939.427.950,51 625.022.838.533,72 827.033.087.881,81 845.129.498.982,31 107,58

a Belanja Pegawai 51.954.472.100,00 66.408.912.165,00 46.486.673.174,00 53.255.751.315,00 77.110.445.515,00 345,59

b Belanja Barang &Jasa 190.189.565.527,15 205.270.787.215,51 359.336.695.111,72 430.587.996.662,81 478.371.392.759,06 80,25

c Belanja Modal

260.067.973.454,91 211.259.728.570,00 219.199.470.248,00 343.189.339.904,00 289.647.660.708,25 11,09

Page 6: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-6

SURPLUS/DEFISIT -5.057.734.028,04 52.524.475.214,33 131.843.131.339,51 -37.675.924.493,66 -65.434.720.024,45 -207,6

III PEMBIAYAAN 140.427.366.672,20 116.569.075.044,16 171.798.218.358,82 303.951.335.358,59 317.344.695.276,25 22,61

Penerimaan

Pembiayaan 122.502.366.672,20 112.712.304.394,16 167.658.754.058,82 299.916.727.808,59 262.365.607.297,84 20,97

Pengeluaran

Pembiayaan 17.925.000.000,00 3.856.770.650,00 4.139.464.300,00 4.034.607.550,00 54.979.087.978,41 32,34

PEMBIAYAAN NETTO 104.577.366.672,20 108.855.533.744,16 163.519.289.758,82 295.882.120.258,59 207.386.519.319,43 18,67

Sisa lebih Pembiayaan

Anggaran Tahun

Berkenaan

99.519.632.644,16 161.380.008.958,49 295.362.421.098,33 258.206.195.764,93 141.951.799.294,98 -34,42

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Page 7: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-7

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase pertumbuhan sisi

pendapatan dari tahun 2012 - 2013 ialah 14,75% kemudian mengalami

peningkatan di tahun 2013 – 2014 menjadi sebesar 19,82%, namun mengalami

penurunan pada periode 2014 – 2015 sebesar 11,25%. Tren penurunan

berlanjut pada periode 2015 – 2016 menjadi 7,12%. Dari dinamika pertumbuhan

pendapatan yang terjadi diketahui rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah

Kabupaten Probolinggo tahun 2012 - 2016 yakni 13,24%. Angka rata-rata

pertumbuhan pendapatan daerah kurun waktu 2012 – 2016 sudah cukup tinggi,

namun apabila di bandingkan dengan peningkatan kebutuhan belanja daerah

dalam kurun waktu yang sama, pada dasarnya masih lebih tinggi kebutuhan

belanja daerah.

Tabel 3. 2

Struktur dan Pertumbuhan Pendapatan Daerah

Kabupaten Probolinggo 2012-2016

Jenis Pendapatan

Daerah

Struktur (%) Pertumbuhan (%)

2012 2013 2014 2015 2016 2012-2013

2013-2014

2014-2015

2015-2016

2012-2016

Pendapatan Asli Daerah

6.23% 7.85% 11.79% 11.26% 11.24% 18.14% 79.94% 6.20% 6.92% 141.39%

Dana Perimbangan

61.95% 70.74% 63.88% 61.12% 66.99% 6.96% -99.89% 6.43% 17.42% -99.86%

Lain-Lain Pendapatan yang Sah

12.82% 1.68% 4.28% 3.59% 4.06% -87.69% 204.80% -6.87% 21.38% -57.59%

Transfer Pemerintah Pusat lainnya

12.03% 16.03% 14.19% 18.97% 12.77% 24.82% 6.08% 48.70% -27.88% 41.99%

Transfer pemerintah Provinsi

6.97% 3.69% 5.85% 5.07% 4.94% -50.34% 89.73% -3.64% 4.45% -5.17%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi pendapatan asli

daerah tahun 2013 mencapai 6,23%, mengalami kenaikan dari tahun 2012.

Kenaikan porsi secara signifikan bahkan terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar

32,59% dari keseluruhan pendapatan daerah. Sempat turun di 2015 kemudian

naik lagi di tahun 2016. Di sisi lain kontribusi dana perimbangan terhadap APBD

Kabupaten Probolinggo pada tahun 2012 mencapai 61,95% bahkan menyentuh

70,74 di tahun 2013. Turun menjadi sebesar 63,88% di tahun 2014 lalu

menurun lagi di tahun 2015 menjadi sebesar 61,12%. Dana perimbangan

meningkat lagi porsinya menjadi 66,99%, pada tahun 2016. Deskripsi

perkembangan kontribusi ke dua pos pendapatan tersebut menunjukkan situasi

tingkat ketergantungan keuangan daerah Kabupaten Probolinggo terhadap

Page 8: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-8

dana perimbangan masih tetap tinggi. Sebaliknya di sisi lain hal ini menunjukkan

kalau tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Probolinggo sudah sedikit

meningkat, namun masih tetap rendah.

Kemudian proporsi kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah

terhadap total pendapatan pada tahun 2012 mencapai 12.82% dan turun pada

tahun 2013 menjadi sebesar 1,68%, lalu meningkat di tahun 2014 dan 2015

masing-masing sebesar 4.28% dan 3.59%. sedangkan pada tahun 2016 berada

pada angka 4.06%. Selain pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-

lain pendapatan daerah yang sah, proporsi transfer pemerintah pusat lainnya

terhadap total pendapatan dari tahun 2012-2016 mengalami kenaikan sebesar -

41,99%.

Berbeda dengan kontribusi transfer pemerintah pusat terhadap total

pendapatan, pada tahun 2012 - 2016 proporsi transfer pemerintah Provinsi

Jatim terhadap total pendapatan Kabupaten Probolinggo turun sebesar -5,17%.

Secara umum, peningkatan PAD 2012 – 2016 sebesar 141,39% dipengaruhi

oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena mulai diimplementasikannya

UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Walau peningkatan pendapatan daerah ini nampak cukup signifikan,

namun sebenarnya bersamaan dengan itu beban APBD untuk belanja aparatur

juga meningkat cukup signifikan, karena ada kebijakan peningkatan

kesejahteraan PNS berupa antara lain gaji 14 dan pemberian Tunjangan

Kinerja, serta kenaikan anggaran yang normal terjadi baik karena ada yang naik

pangkat, promosi, kenaikan gaji berkala, dan sebagainya. Belum lagi adanya

sejumlah program dari pemerintah pusat dan provinsi yang mengharuskan

pemerintah kabupaten mengalokasikan anggaran pendamping.

Pada pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah di Kabupaten

Probolinggo, proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan mengalami

penurunan pertumbuhan sebesar -87,69% di tahun 2012 - 2013, namun

kemudian mengalami pertumbuhan signifikan hingga sebesar 204,8% di tahun

2013-2014 dan bergerak dinamis sampai periode 2015 – 2016. Dengan situasi

itu bila proporsi kontribusi pos lain-lain pendapatan yang sah terhadap total

pendapatan Kabupaten Probolinggo dibandingkan dari tahun 2012 dengan 2016

terhitung mengalami penurunan sebesar -57,59%.

Pada pos transfer pemerintah pusat lainnya baik jumlah nominal maupun

proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan Pemerintah Kabupaten

Probolinggo dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami peningkatan walau

Page 9: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-9

proporsi peningkatannya bervariasi. Penurunan proporsi kontribusi terjadi pada

tahun 2016 dengan kontribusi sebesar 12,77%.

Pada pos transfer Pemerintah Provinsi Jatim ke Kabupaten Probolinggo

pada tahun 2012 - 2013 proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan turun

sebesar -50,34%, pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan di tahun 2013-

2014 menjadi 89,73%, kemudian pertumbuhannya turun -3,64% ditahun 2014-

2015. Sedangkan pada tahun 2015-2016 terjadi kenaikan pertumbuhan sebesar

4,45%. Apabila pertumbuhan proporsi pos transfer Pemerintah Provinsi Jatim

terhadap total pendapatan dihitung sejak tahun 2012 sampai dengan 2016

pertumbuhannya adalah negatif yaitu sebesar -5,17%. Dinamika dana transfer

ini kebanyakan terkait dengan kebijakan pengeloaan dana dari Pemerintah

seperti misalnya Dana BOS dan tunjangan sertifikasi guru, dan Batuan

Keuangan Propinsi Jawa Timur kepada Kabupaten/Kota se Jawa Timur.

3.1.2 Neraca Daerah

Bagian ini menguraikan sekurang-kurangnya mengenai perkembangan

neraca daerah, analisis rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas dan analisis

rasio aktivitas.

Page 10: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-10

Tabel 3. 3

Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo

Tahun 2012-2016

NO Uraian

Tahun Anggaran Rata-rata

Pertumbuhan 2012 2013 2014 2015 2016

1 ASET

1.1. ASET LANCAR 135.874.387.479,48 217.582.721.352,66 369.831.985.537,69 354.015.551.354,64 235.000.161.083,40 14,68

1.1.1. Kas 99.662.000.544,16 161.861.632.686,30 296.225.803.212,04 260.344.555.517,64 143.249.224.833,85 9,49

1.1.2. Piutang 11.035.691.698,66 32.694.122.092,02 40.279.693.778,96 45.538.274.481,00 51.157.927.859,42 46,73

1.1.3. Persediaan 25.176.695.236,66 23.026.966.574,34 33.326.488.546,69 48.132.721.356,00 40.593.008.390,13 12,68

1.2. INVESTASI JK PANJANG 63.683.705.234,37 43.517.329.411,39 38.926.361.265,47 41.535.068.052,29 57.467.760.889,67 -2,53

1.2.1. Investasi Non Permanen 18.039.707.842,37 9.463.582.700,39 4.712.628.849,47 4.957.466.062,29 4.511.838.020,67 -29,28

1.2.2. Investasi Permanen 45.643.997.392,00 34.053.746.711,00 34.213.732.416,00 36.577.601.990,00 52.955.922.869,00 3,78

1.3. ASET TETAP 2.020.628.951.663,75 2.293.295.061.077,04 2.532.173.573.142,03 1.727.986.584.946,09 1.907.180.444.679,04 -1,43

1.3.1. Tanah 207.694.943.661,87 200.941.085.802,99 205.489.247.158,70 207.083.829.158,70 359.876.087.258,70 14,73

1.3.2. Peralatan dan Mesin 334.917.026.214,89 341.054.586.049,04 394.318.958.704,24 417.517.056.915,92 483.915.932.526,62 9,64

1.3.3. Gedung dan Bangunan 588.318.528.578,00 763.946.289.305,16 839.195.418.353,13 913.744.679.060,70 1.077.408.063.905,07 16,33

Page 11: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-11

1.3.4. Jalan, Instalasi, Jaringan dan

jmbt 820.109.244.689,99 942.814.854.199,99 1.041.623.969.531,10 1.128.074.185.391,10 1.247.656.880.031,10

11,06

1.3.5. Aset Tetap Lainnya 37.490.551.269,00 44.444.145.719,86 46.077.330.944,86 50.519.813.553,86 54.100.784.589,85 9,60

1.3.6. Pekerjaan dalam Pelaksanaan 32.098.657.250,00 94.100.000,00 5.468.648.450,00 59.730.265.449,43 3.628.962.999,43 -42,01

1.3.7 Akumulasi Penyusutan - - - (1.048.683.244.583,62

)

(1.319.406.266.631,73

) 25,82

1.4. DANA CADANGAN 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40

1.4.1. Dana Cadangan 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40

1.5. ASET LAINNYA 39.467.640.044,00 3.884.402.594,00 15.967.497.450,20 76.130.858.012,51 8.563.633.465,01 -31,75

1.5.1. Dana Bergulir - - - - -

1.5.2. Dana Penyangga - - - - -

1.5.3. Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -

1.5.4. Tagihan TPTGR 7.350.000,00 - - - -

1.5.5. Aset tidak berwujud 2.623.218.594,00 3.884.402.594,00 4.684.206.704,00 1.698.865.906,00 1.766.515.124,00 -9,41

1.5.6 Aset Lainnya 36.837.071.450,00 - 11.283.290.746,20 74.431.992.106,51 6.797.118.332,01 -34,46

A JUMLAH ASET DAERAH 2.268.654.684.421,60 2.558.279.514.435,09 2.956.899.417.395,39 2.199.668.062.365,53 2.234.234.936.252,93 -0,38

2. KEWAJIBAN

2.1. KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK 899.564.073,00 4.042.396.710,60 6.947.887.494,75 15.071.717.859,02 15.219.978.920,44

102,81

Page 12: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-12

2.1.1. Hutang Perhitungan Fihak 3

(PFK) - 16.449.308,00 - - -

2.1.2. Utang Jangka Pendek Lainnya 899.564.073,00 4.025.947.402,60 6.947.887.494,75 15.071.717.859,02 15.219.978.920,44 102,81

2.1.3 Utang Bunga - - - - -

2.1.4 BagLancar Utang Dalam

Negeri- - - - - -

2.2. KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG - - - - -

2.2.1 Utang Dalam Negeri-Pem

Pusat - - - - -

3. EKUITAS DANA

3.1. EKUITAS DANA LANCAR 134.974.823.406,48 213.540.324.642,06 362.884.098.042,94 338.943.833.495,62 219.780.182.162,96 12,96

3.1.1. Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran 99.519.632.644,16 161.380.008.958,49 295.362.421.098,33 260.338.814.517,64 143.239.004.683,85

9,53

3.1.2. Pendapatan yang

Ditangguhkan 142.367.900,00 98.926.744,81 862.565.420,71 5.741.000,00 10.220.150,00

-48,24

3.1.3. Cadangan Piutang 11.035.691.698,66 32.694.122.092,02 40.279.693.778,96 45.538.274.481,00 51.157.927.859,42 46,73

3.1.4. Cadangan Persediaan 25.176.695.236,66 23.026.966.574,34 33.326.488.546,69 48.132.721.356,00 40.593.008.390,13 12,86

3.1.5.

Dana yang Harus Disediakan

Untuk Pembayaran Utang

Jangka Pendek

(899.564.073,00) (3.659.699.727,60) (6.947.070.801,75) (15.071.717.859,02) (15.219.978.920,44)

102,81

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 2.123.780.296.942,12 2.340.696.793.082,43 2.587.067.431.857,70 1.845.652.511.010,89 1.973.211.839.033,72 -1,82

Page 13: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-13

3.2.1. Diinvestasikn dlm Invest. Jk

Panjang 63.683.705.234,37 43.517.329.411,39 38.926.361.265,47 41.535.068.052,29 57.467.760.889,67

-2,53

3.2.2 Diinvestasikan dalam Aset

Tetap 2.020.628.951.663,75 2.293.295.061.077,04 2.532.173.573.142,03 1.727.986.584.946,09 1.907.180.444.679,04

1,43

3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset

Lainnya 39.467.640.044,00 3.884.402.594,00 15.967.497.450,20 76.130.858.012,51 8.563.633.465,01

-31,75

3.2.4

Dana yang Harus Disediakan

untuk Pembayaran Utang

Jangka Panjang

- - - - -

3.3 EKUITAS DANA CADANGAN 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40

3.3.1 Diinvestasikan dlm Dana

Cadangan 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81

30,40

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Page 14: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-14

Analisis terhadap neraca keuangan daerah pada tiga tahun terakhir yang

mencakup rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas disajikan sebagai

berikut.

Tabel 3. 4

Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Probolinggo

NO Uraian

2014

(%)

2015

(%)

2016

(%)

1. Rasio lancar (current ratio) 50829,63 1,00 4,10

2. Rasio quick (quick ratio) 46602,46 1,00 3,70

3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,000001 0,000000 0,014011

4. Rasio hutang terhadap modal 0,000001 0,000000 0,014112

5. Rata-rata umur piutang 21,41 14,04 3,66

6. Rata-rata umur persediaan 40,39 45,52 119,73

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Berdasarkan data neraca Kabupaten Probolinggo sebagaimana tersaji

dan hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan bahwa kemampuan

keuangan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam kondisi sehat

sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas

yang positif.

Tabel 3. 5

Hasil Analisa Neraca Keuangan

Pemerintah Kabupaten Probolinggo Tahun 2012-2016

NO INDIKATOR NILAI KETERANGAN

Rasio Likuiditas

1. Rasio lancar (current

ratio) > 1

Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka

pendek

2. Rasio quick (quick ratio) > 1 Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka

pendek secara cepat

Rasio Solvabilitas

1 Rasio total hutang

terhadap total asset

< 1 Mampu melunasi hutang dengan aset yang

tersedia

2 Rasio hutang terhadap

modal < 1

Mampu melunasi hutang dengan modal yang

tersedia

Rasio Aktivitas

1 Rata-rata umur piutang 17,90*) Dibutuhkan waktu 17,9 hari untuk merubah piutang

menjadi kas

Page 15: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-15

NO INDIKATOR NILAI KETERANGAN

2 Rata-rata umur

persediaan 59,88*)

Dibutuhkan waktu sekitar 59,88 hari dalam

penggunaan persediaan untuk pelayanan public

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa rasio lukuiditas yang dinilai

dari rasio lancar dan rasio quick memiliki nilai yang diintrepertasikan sangat

mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan sangat mampu memenuhi

kewajiban jangka pendek secara cepat. Sedangkan rasio solvabilitas yang

nilainya >1 (kurang dari 1) yang dinilai dari rasio total hutang terhadap total aset

dan rasio hutang terhadap modal dapat diinterpretasikan mampu melinasi

hutang aset yang tersedia dan mempu melunasi hutang dengan modal yang

tersedia. Dan indikator terakhir rasio aktivitas yang dinilai dari rata-rata piutang

dengan nilai 17,90 *) diartikan dibutuhkan waktu 17,9 hari untuk merubah

piutang menjadi kas, untuk rata-rata umur persediaan memiliki nilai 59,88*) yang

berarti dibutuhkan waktu sekitar 59,88 hari dalam penggunaan persediaan untuk

pelayanan publik.

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Dalam menyusun bagian gambaran pengelolaan keuangan daerah dan

kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang komprehensif dan strategis,

baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, sebab akan sangat berdampak

pada penciptaan kondisi makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.

Pelaksanaan pengelolaan keuangan tidak terlepas dari kebijakan, baik dari sisi

efektivitas penerimaan pendapatan maupun efisiensi dan efektivitas

pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung.

Sejalan dengan fungsi alokasi dan keterbatasan kemampuan keuangan

daerah, maka perlu disusun suatu sistem yang memungkinkan Pemerintah

Daerah lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan kebijakan

keuangan. Adanya otonomi daerah diharapkan dapat memacu laju

pertumbuhan pertumbuhan daerah dan peningkatan kemampuan keuangan

daerah yang lebihbaik, yang tercermin dengan semakin meningkatnya

kapasitas fiskaldan berkurangnya celah fiskal dari tahun ketahun. Perlu

dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal dengan

mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan

komponen kapasitas fiskal daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Probolinggo

Page 16: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-16

merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari pendapatan,

belanja dan pembiayaan, sehingga arah kebijakan keuangan daerah

berpedoman pada RPJMD dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Kebijakan

keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan dalam rangka mengoptimalkan

peningkatan penerimaan PAD serta meningkatkan akselerasi aktivitas ekonomi

dengan memfasilitasi kegiatan ekonomi yang memprioritaskan pada sektor

pertanian, perikanan, industri dan pariwisata.

Dalam hal perkembangan pembiayaanmengalami defisit, maka

Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman sepanjang Pemerintah Daerah

memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban dan memenuhi ketentuan,

disamping defisit ditutup dengan sisa lebih perhitungan anggaran pada tahun

anggaran sebelumnya.

Kebijakan penganggaran dalam rangka mewujudkan pembangunan

Kabupaten Probolinggo secara umum ditujukan dalam rangka memecahkan

masalah penting dan mendesak yang dapat menjadi sektor/bidang pengungkit

dan mengarah pada bidang/sektor pendorong utama(primemover)

pembangunan guna tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkualitas serta penciptaan lapangan kerja yang memadai. Dengan tetap

memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan

dan perumahan permukiman serta penanggulangan kemiskinan.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Dalam analisis ini, kebutuhan belanja untuk aparatur dipandang ekivalen

dengan kebutuhan belanja tak langsung, yaitu belanja yang tersedia tidak

berhubungan langsung dengan ada atau tidaknya program ataupun kegiatan

yang dilaksanakan. Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dan

proporsi realisasi belanja di Kabupaten Proboliinggo dalam lima tahun terakhir

disajikan sebagai berikut.

Tabel 3. 6

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2016

No Tahun

Anggaran

Total Belanja Untuk Pemenuhan

Kebutuhan Aparatur

Total Pengeluaran Belanja +

Pengeluaran Pembiayaan

Prosentase

(a) (b) (a)/(b)*100%

1 2013 753,237,619,022 1,329,411,096,131 56,66%

2 2014 813,164,704,111 1,524,038,393,411 53,36%

3 2015 848,797,591,615 1,879,876,712,131 45,15%

Page 17: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-17

4 2016 888,582,417,867 2,038,786,352,784 43,58%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Gambar 3. 1 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 – 2016

Berdasarkan penyajian tabel dan grafik di atas, maka diperoleh

gambaran bahwa proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam

APBD Kabupaten Probolinggo dalam dua tahun terakhir sudah di bawah 50%

yaitu 43,58 (Tahun 2016) dan 45,15 (Tahun 2015). Kondisi ini sesuai dengan

arah yang diinginkan secara nasional mengenai proporsi belanja untuk lebih

didominasi oleh pemenuhan kebutuhan di luar belanja untuk aparatur.

Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama telah dialokasi

anggaran sebagai berikut :

Tabel 3. 7

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 –2016

No Uraian

Tahun Anggaran

(Rp Milyar)

2013 2014 2015 2016

A Belanja Tidak Langsung

524.946.810.597,00 549.190.443.551,00 572.181.958.108,00 1.193.656.853.802,00

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

4.173.700.000,00 4.088.593.750,00 4.055.424.000,00 591.312.637.710,00

2

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

- - - 4.055.424.000,00

Page 18: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-18

Operasional KDH/WKDH

3 Belanja Bunga

- - 4.988.305.000,00 -

4 Belanja Bagi Hasil

1.134.544.321,00 - -- 5.459.553.000,00

5 Belanja Bantuan Keuangan

- - - 322.771.770.650,00

B Belanja Langsung

117.500.000,00 322.300.000,00 503.850.000,00 845.129.498.498.982,

31

1

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

57.674.311.976,00 71.971.153.981,00 56.321.047.787,00 -

2

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)

- - - 60.833.565.901,00

C Pembiayaan Pengeluaran

9.000.000.000,00 - - 25.000.000.000

1 Pembentukan Dana cadangan

181.770.650,00 14.464.300,00 9.607.550,00 -

2 Pembayaran pokok utang

200.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 26.805.087.978.41

3 Penyertaan Modal pada BUMD

TotalA+B+C

Pertumbuhan

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran wajib dan mengikat

serta prioritas utama adalah seluruh belanja yang harus tersedia anggarannya

disetiap tahun baik bersifat rutin seperti pemenuhan gaji dan tunjangan, belanja

jasa kantor maupun pos di pengeluaran pembiayaan. Hasil analisis

memperlihatkan bahwan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama

lima tahun terkahir, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 10,82%.

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu tahun

2012-2018 dapat dijelaskan bahwa realisasi pendapatan daerah, realisasi

belanja dan pengeluaran pembiayaan. Secara rinci ditunjukkan secara berturut-

turut pada tabel berikut.

Page 19: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-19

Tabel 3. 8

Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 - 2016

No. Uraian 2014 2015 2016

1 Realisasi Pendapatan Daerah

1.655.881.524.751,23 1.842.200.787.638,15 1.973.351.632.759.86

2 Realisasi Belanja Daerah 1.524.038.393.411,72 1.879.876.712.131,81 2.038.786.352.784.31

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

4.139.464.300,00 4.034.607.550,00 54.979.087.978.41

Defisit Riil

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Dari tabel 3.8 di atas dapat diketahui bahwa untuk menutup defisit riil

pemerintah Kabupaten Probolinggo menggunakan strategi pemakaian

penerimaan pembiayaan, baik berasal dari SilPA tahun sebelumnya,

Penerimaan dana cadangan maupun penerimaan kembali pinjaman kepada

pihak III. Selama kurun waktu 2014-2016, penerimaan pembiayaan selalu

berada diatas defisit riil, hal tersebut bisa dilakukan karena dalam perencanaan

dan penganggaran setiap tahunnya dilakukan dengan menghitung secara detail

kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan belanja yang dibutuhkan.

Berikut ini merupakan data penutup defisit rill anggaran Kabupaten

Probolinggo tahun 2014-2016 dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 9

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 -

2016

No Uraian

Proporsi dari total defisit riil

2014 2015 2016

1 SiLPA tahun

sebelumnya 295.362.421.098,33 258.206.195.764,93 141.951.799.294,98

2. Penerimaan dana

Cadangan -

- -

3.

Penerimaan

kembali

Pemberian

Pinjaman

- - -

4 Penerimaan

Pembiayaan

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Berikut ini merupakan data realisasi sisa lebih perhitungan anggaran

(SILPA) riil Kabupaten Probolinggo tahun 2014-2016 :

Page 20: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-20

Tabel 3. 10

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) Riil Kabupaten Probolinggo

Tahun 2014-2016

NO Uraian

Tahun Anggaran

(Rp MILYAR) Rata-Rata

Pertumbuhan 2014 2015 2016

1 Pelampauan Penerimaan PAD

28.649.428.633,49 10.567.902.905,00 10.154.542.261,00

2

Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan

- - -

3

Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

- - -

4

Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya

113.741.840.721,00 178.084.254.486,33 222.003.000.764,03

5 Kegiatan Lanjutan

14.878.194.200,00 56.000.000.000,00 19.942.605.530

6

Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dgn Akhir Tahun belum terselesaikan

- - -

7 Jumlah SiLPA Riil

161.388.848.783,49 295.493.758.548,33 205.992.052.786,52

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah silpa pada tahun

2014-2016 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014-

2015 nilai silpa meningkat sebesar 134,104,909,765.00. Sedangkan pada tahun

2015-2016 nilai silpa berkurang sebesar 89,501,705,762. Tetapi dari segi jumlah

silpa tahun 2015 merupakan jumlah silpa terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.

3.3 KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan adalah bagian dari kerangka fiskal yang

berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai belanja pemerintah.

Penyusunan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung efisiensi

dan efektivitas proses penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode,

yaitu terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target pembangunan daerah

Page 21: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-21

yang ingin dicapai dan kemampuan pemerintah untuk membiayainya. Dalam

ketersediaan sumber pembiayaan yang relatif terbatas, secara holistik

pemerintah tentu lebih memprioritaskan penanganan pada sektor/bidang yang

bersifat strategis dan atau berkaitan dengan hajat hidup masyarakat luas,

sedangkan sektor/bidang lain ditangani oleh masyarakat dengan regulasi –

regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk pendanaan program

pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh

penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke

pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas

riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan

dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan

mengikat serta prioritas utama.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah

Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan kurun waktu 2012-2016,

yakni 15,90% per tahun. Pencapaian realisasi tersebut disamping karena

disamping karena adanya regulasi di bidang keuangan utamanya sumber

penerimaan daerah, juga karena adanya sumber penerimaan yang dilimpahkan

ke daerah. Sedangkan proyeksi pendapatan 2017-2018 sebesar 5%

diasumsikan tidak adanya perubahan yang significant terhadap regulasi

keuangan daerah sehingga berdampak terhadap penerimaan daerah, maka

proyeksi pendapatan daerah sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 11

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo

Tahun 2017-2018

No Uraian

Tahun Dasar (Rp. Milyar)

Tahun Proyeksi

(Rp. Milyar)

2016 2017 2018

1 Pendapatan 1.842,20 2.147,34 2.366,00

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Page 22: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-22

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proyeksi pendapatan

daerah Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2016-2018 mengalami peningkatan

namun tidak cukup signifikan. Nilai realisasi pendapatan Tahun 2016 adalah Rp.

1.842,20 Milyar, sedangkan pada Tahun 2017 Pendapatan diproyeksikan

sebesar Rp. 2.147,34 Milyar. Proyeksi pendapatan diproyeksikan terus

meningkat pada tahun 2018 Rp. 2.366,00 Milyar.

3.3.2 Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat Daerah

Data proyeksi kebutuhan belanja wajib dan mengikat daerah mulai tahun

2013-2018 dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 3. 12

Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat Daerah Kabupaten Probolinggo

Tahun 2016-2018

No Uraian

Tahun Dasar (Rp. Milyar)

Tahun Proyeksi

(Rp. Milyar)

2016 2017 2018

1 Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat

782,64 965,52 708,93

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa proyeksi

kebutuhan belanja wajib dan mengikat dihitung berdasarkan rata-rata tingkat

realisasi belanja wajib dan mengikat tahun 2016-2018 sebagaimana hasil

proyeksi mengalami pertumbuhan yang tidak signifikan.

Sedangkan, proyeksi SiLPA Riil tahun 2016-2018 menggunakan data

SiLPA Riil kurun waktu ditunjukkan melalui tabel 3.13 diperoleh angka proyeksi

sebagai berikut ini :

Tabel 3. 13

Proyeksi SilPA Riil Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2018

No Uraian Tahun Dasar (Rp. Milyar)

Tahun Proyeksi

(Rp. Milyar)

2016 2017 2018

1 SilPA 258,21 141,95 67,54

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Page 23: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-23

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terdapat terdapat proyeksi

penurunan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun 2016-2017 dan pada tahun

2017-2018 penurunan silpa sebesar. Hal ini sejalan dengan kebijakan mengenai

pengelolaan daerah mengamanatkan agar manajemen silpa setiap tahunnya

menurun dari tahun ke tahun. Hal ini terkait dengan efektifitas penganggaran.

3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan

Berdasarkan fakta historis sebagaimana disajikan pada table

sebelumnya, maka perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk

mendanai pembangunan Kabupaten Probolinggo 2016-2018, disajikan sebagai

berikut.

Tabel 3. 14

PERHITUNGAN PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

2017 – 2018*

KODE REKENING

URAIAN REALISASI

TAHUN 2015 REALISASI

TAHUN 2016

1 2 3 4

4 PENDAPATAN DAERAH 1,254,432,793,929.71

1,294,437,142,019.45

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

207,370,345,160.71

221,719,364,518.45

4.1.1 Pajak Daerah 40,127,956,899.00

44,177,889,177.50

4.1.2 Retribusi Daerah 20,620,171,850.00

24,754,164,125.00

4.1.3 Hasil Penjualan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

5,380,843,664.00

5,491,010,522.00

4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

141,241,372,747.71

147,296,300,693.95

4.2 DANA PERIMBANGAN 1,047,062,448,769.00

1,072,717,777,501.00

4.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 90,092,853,769.00

95,147,640,501.00

4.2.2 Dana Alokasi Umum 956,969,595,000.00

977,570,137,000.00

5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL)

1.052.843.624.250,00

1.193.656.853.802,00

5.1.1 Gaji dan TPP 572.181.958.108,00

591.312.637.710,00

- Gaji pokok 431.473.069.893,00

456.747.373.174,00

- Tunjangan keluarga 42.329.080.622,00

41.376.697.247,00

- Tunjangan jabatan 9.492.163.000,00 9.498.283.090,00

- Tunjangan Fungsional 31,332,347,000.00

30,396,661,000.00

- Tunjangan Fungsional Umum 5,883,049,000.00

5,784,057,000.00

Page 24: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-24

- Tunjangan Beras 24.030.198.045,00 23.520.928.103,00

- Tunjangan PPh 10.404.695.856,00 5.244.683.846,00

- Pembulatan Gaji 6,017,984.00

5,753,522.00

5.1.2 Tambahan Penghasilan PNS 217.387.182.538,00 213.134.027.567,00

- Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja

25,379,002,942.00

29.295.455.342,00

- Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas

32.678.366,00 -

- Tambahan penghasilan guru PNSD

3.614.200.000,00 311.250.000,00

- Tunjangan profesi guru PNSD 188.361.301.230,00 183.527.322.225,00

6.4 KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

676,944,613,346 695,640,434,911

Sesuai Permendagri No 62 Tahun 2017 Pasal 5 Ayat 2 Kemampuan Keuangan

Daerah Kabupaten Probolinggo :

A. DASAR HUKUM : Permendari No 62 Tahun 2017,

Pasal 3 Ayat 1, 2, dan 3

1. Penentuan kelompok Kemampuan Keuangan Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 dihitung berdasarkan besaran pendapatan

umum daerah dikurangi dengan belanja pegawai aparatur sipil negara.

2. Pendapatan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, dan dana alokasi umum.

3. Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

belanja gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan pegawai aparatur

sipil negara.

Pasal 5 Ayat 2

Kemampuan Keuangan Daerah bagi daerah kabupaten/kota dikelompokkan

sebagai berikut:

a. di atas Rp550.000.000.000,00 (lima ratus lima puluh milyar rupiah)

dikelompokkan pada Kemampuan Keuangan Daerah tinggi;

b. Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah) sampai dengan

Rp550.000.000.000,00 (lima ratus lima puluh milyar rupiah)

dikelompokkan pada Kemampuan Keuangan Daerah sedang;

c. di bawah Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah) dikelompokkan

pada Kemampuan Keuangan Daerah rendah.

Page 25: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-25

B. Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo dikelompokkan

pada kemampuan Keuangan Daerah Tinggi dengan rincian sebagai berikut:

Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan Keuangan Daerah

Tahun 2017

Kemampuan Keuangan Daerah

Tahun 2018

676,944,613,346

695,640,434,911

Tinggi Tinggi Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kapasitas riil kemampuan

daerah Kabupaten Probolinggo dalam menandai pembangunan daerah mulai

tahun 2016-2018 mengalami peningkatan yang dari tahun ketahun.

Berdasarkan perkiraan kapasitas riil kemampuan anggaran daerah,

selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan alokasi indikatif dari kapasitas riil

kemampuan anggaran daerah kedalam berbagai urusan, kewenangan,

organisasi (SKPD) dan program sesuai prioritas pembangunan. Guna

memudahkan dalam membreak-down alokasi anggaran, maka perlu dilakukan

pengelompokan prioritas (Kelompok Prioritas). Terkait dengan alokasi anggaran

ini, dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Kelompok Prioritas I, Kelompok Prioritas II

dan Kelompok Prioritas III. Secara sederhana alokasi anggaran dilakukan

dengan mengalokasikan anggaran pada Kelompok Prioritas I sebelum

Kelompok Prioritas II. Dan Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran

setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.

Tabel 3. 15

Kebijakan Alokasi Anggaran berdasarkan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

Kabupaten Probolinggo Tahun 2016-2018

Kelompok Prioritas Prosentase 2016

(Rp. Milyar) 2017

(Rp. Milyar)

KP I 50% - 60% 338,47 347,82

KP II 30% - 25% 203,08 208,69

KP III 20% -15% 135,39 139,13

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

100% - 100% 676,94 695,64

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)

Kebijakan penetapan persentase tiap tahun sesuai uruan prioritas (I,II

dan III) bukan menunjukan urutan besarnya persentase tetapi lebih

dimaksudkan untuk keperluan pengurutan pemenuhan kebutuhan

Page 26: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-26

pendanaanya. Besar prosentase ditentukan sesuai analisis umum tentang

kapasitas pendanaan dari program prioritas yang dibayangkan akan menunjang

prioritas dimaksud. Evaluasi atau analisis dari penyelenggaraan pembangunan

daerah dimasa lalu cukup baik untuk mendapatkan gambaran yang diinginkan.

Adapun, baris total pada tabel untuk masing-masing kolom persentase harus

berjumlah 100%. Baris total untuk kolom rupiah dapat menunjukan total

kapasitas riil keuangan daerah yang telah dihitung pada bagian sebelumnya.

Penetapan persentase masing-masing prioritas bersifat indikatif sebagai

panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program atau pagu SKPD.

Secara stimulan persentase tersebut dipertajam ketika program prioritas untuk

masing-masing jenis prioritas (Prioritas I dan II) telah dirumuskan. Sisanya,

dialokasikan untuk persentase final prioritas III

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan

kesimpulan analisis kebijakan pengelolaan keuangan daerah antara lain:

a) Isu yang menjadi potensi dan masalah pembangunan daerah terkait

dengan kebijakan masa lalu pengelolaan keuangan daerah dalam hal

penggunaan anggaran belanja;

Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama lima tahun

terkahir, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 10,82%.

Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam APBD

Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir masih diatas 50%.

realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang menyebabkan

defisit riil terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp.

22.982.734.027,38

penerimaan pembiayaan selalu berada diatas defisit riil

b) Potensi dan tantangan perkembangan kedepan ditinjau dari perspektif

regional.

Pada tahun 2012 dan 2013, perekonomian daerah masih akan

menghadapi banyak tantangan. Perkembangan perekonomian global

yang cepat dan dinamis sangat mempengaruhi kondisi perekonomian

nasional, regional dan daerah. Fluktuasi harga komoditi utama dan krisis

keuangan yang memicu krisis ekonomi global telah memberikan tekanan

pada perekonomian daerah sehingga mengganggu pencapaian tingkat

pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang direncanakan. Rencana

kebijakan pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan

harga kebutuhan pokok masyarakat dapat mendorong peningkatan laju

inflasi, yang tidak saja membuat biaya produksi menjadi lebih mahal,

Page 27: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-27

tetapi juga diperkirakan akan melemahkan daya beli masyarakat.

Padahal, daya beli masyarakat merupakan faktor dominan dalam

menopang perekonomian. Dalam beberapa tahun ke depan, pengaruh

eksternal tersebut diperkirakan masih akan mewarnai perjalanan

pembangunan ekonomi Kabupaten Probolinggo.

Selain itu secara eksternal pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten

Probolinggo juga dihadapkan pada tantangan utama berupa kebijakan

Pemerintah Pusat, yaitu mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah

yang berkeadilan dengan semangat pro poor, pro job dan pro growth

serta tetap memperhatikan upaya percepatan pencapaian Millenium

Development Goals (MDGs) dan kualitas sumberdaya alam dan

lingkungan hidup. Kondisi ini tentunya membawa konsekuensi terkait

dengan adanya upaya-upaya peningkatan efektivitas penanggulangan

kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran terbuka, peningkatan

pelayanan kepada masyarakat, khususnya pelayanan dasar melalui

peningkatan efektivitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan serta

peningkatan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Selain faktor eksternal, faktor internal juga menahan laju

pertumbuhan ekonomi yang signifikan, khususnya faktor yang

mempengaruhi tingkat realisasi belanja daerah dan optimalisasi

pemanfaatan dana Pemerintah Kabupaten oleh perbankan daerah.

Rendahnya tingkat realisasi belanja daerah terutama disebabkan oleh

faktor administrasi, disamping faktor hukum dan faktor gejolak ekonomi.

Rendahnya realisasi belanja APBD juga akan menyebabkan tingginya

posisi dana pemda yang disimpan di perbankan daerah.

Pada tahun 2012, kinerja perekonomian Kabupaten Probolinggo

diperkirakan akan semakin membaik. Sektor pertanian diharapkan untuk

mengalami peningkatan dengan meningkatnya produksi pertanian

tanaman pangan dan perkebunan. Sektor perdagangan, hotel dan

restoran (PHR) yang mengalami pertumbuhan cukup signifigan di

Kabupaten Probolinggo juga diprediksi mengalami peningkatan seiring

dengan membaiknya kinerja perdagangan sebagai sumber peningkatan

pertumbuhan ekonomi regional.

Pada aspek tingkat kesejahteraan masyarakat, masih dihadapkan

pada tantangan masih relatif tingginya jumlah Rumah Tangga Miskin di

wilayah Kabupaten Probolinggo yang masih berada pada angka di atas

20%. Selain itu belum optimalnya pengembangan budaya usaha pada

Page 28: BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCR… · BAB III III-2 efektif dan efisien. Arah pengelolaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB III

III-28

masyarakat yang berimbas pada belum optimalnya kesempatan usaha

ekonomi yang ada sehingga tingkat daya beli masyarakat juga belum

dapat meningkat secara signifikan. Namun demikian masih terdapat

peluang-peluang yang dapat dioptimalkan dalam rangka mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, melalui optimalisasi peran dan

fungsi sektor-sektor lapangan usaha seperti pertanian, perdagangan,

hotel dan restoran serta industri pengolahan, yang selama ini menjadi

pilar perekonomian wilayah di Kabupaten Probolinggo agar benar-benar

bisa menjadi lokomotif bagi sektor-sektor lainnya. Selain itu juga

mengembangkan sektor-sektor yang potensial menjadi mesin-mesin

pertumbuhan baru bagi wilayah Kabupaten Probolinggo seperti sektor

pangangkutan dan komunikasi serta Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan.

Kondisi perekonomian wilayah di Kabupaten Probolinggo,

diperkirakan masih cukup prospektif pada tahun 2012 dan 2013

mendatang. Kondisi ini diindikasikan dengan kondisi makro ekonomi yang

relatif stabil serta kondisi politik serta situasi ketertiban dan keamanan

yang cukup kondusif. Secara makro, pada tahun 2013 perekonomian

wilayah Kabupaten Probolinggo ditargetkan tumbuh sebesar 6,5%

dengan tingkat inflasi sebesar 6.00

Tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan perekonomian

daerah antara lain :

1. Keterbukaan arus informasi, menimbulkan pergeseran nilai dan norma

pada masyarakat, baik yang bersifat positif, maupun negatif.

2. Perubahan tersebut juga mempengaruhi cara pandang, pola pikir, dan

sikap mental masyarakat yang semakin dan terbuka dalam

menyampaikan aspirasinya

3. Semakin kritis dalam mengontrol penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan.

4. Tuntutan terhadap penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM)

mendorong daya inovasi dan kreativitas masyarakat