bab v keterpaduan strategi pengembangan...

78
Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANGLI V.1 Arah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) Kawasan strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan Dalam penjelasan pasal 5 ayat 5 UU No. 26 Tahun 2007 menyebutkan bahwa kawasan strategis merupakan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap : Tata ruang di wilayah sekitarnya Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Bangli ditetapkan berdasarkan Raperda RTRWP Bali Tahun 2009, sebagai berikut : a. Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi adalah : Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) DTWK Kintamani. b. Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Sosial Budaya, adalah : Kawasan Radius Kesucian Pura Sad Kahyangan Pura Batur Kawasan Warisan Budaya meliputi : DAS Tukad Pekerisan (bagian hulu) c. Kawasan strategis berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, adalah : Seluruh Kawasan Hutan mencakup (HL Penulisan, HL Munduk Pengajaran dan HL Gn. Abang Agung, TWA Batur-Bukit Payang, TWA Penelokan); Gunung dan Perbukitan DAS untuk sungai potensial lintas Kabupaten/Kota mencakup hulu Tukad Pekerisan, Tukad Melangit, Tukad Sangsang, Tukad Bubuh, Tukad Oos. Danau Batur (Danau Alam di Provinsi Bali).

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 1

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANGLI

V.1 Arah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)

Kawasan strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan

Dalam penjelasan pasal 5 ayat 5 UU No. 26 Tahun 2007 menyebutkan

bahwa kawasan strategis merupakan kawasan yang didalamnya

berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :

Tata ruang di wilayah sekitarnya

Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya;

Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Bangli ditetapkan berdasarkan

Raperda RTRWP Bali Tahun 2009, sebagai berikut :

a. Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

adalah : Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) DTWK Kintamani.

b. Kawasan Strategis Berdasarkan Kepentingan Sosial Budaya, adalah :

Kawasan Radius Kesucian Pura Sad Kahyangan Pura Batur

Kawasan Warisan Budaya meliputi : DAS Tukad Pekerisan (bagian

hulu)

c. Kawasan strategis berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup, adalah :

Seluruh Kawasan Hutan mencakup (HL Penulisan, HL Munduk

Pengajaran dan HL Gn. Abang Agung, TWA Batur-Bukit Payang,

TWA Penelokan);

Gunung dan Perbukitan

DAS untuk sungai potensial lintas Kabupaten/Kota mencakup hulu

Tukad Pekerisan, Tukad Melangit, Tukad Sangsang, Tukad Bubuh,

Tukad Oos.

Danau Batur (Danau Alam di Provinsi Bali).

Page 2: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 2

Potensi Cekungan Air Bawah Tanah lintas Kabupaten/Kota

mencakup Cekungan Air Bawah Tanah Denpasar – Tabanan dan

Cekungan Air Bawah Tanah Batur

awasan rawan bencana gunung berapi Batur (Daerah Bahaya II dan

III)

Dalam lingkup wilayah Kabupaten Bangli, kriteria penetapan kawasan

strategis menggunakan kombinasi UU No. 26/2007, PP No. 26/2008,

RTRWP Bali dan penyesuaian dengan karakteristik, potensi dan daya

dukung wilayah. Kriteria tersebut antara lain :

1. Kawasan berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi

ditetapkan dengan kriteria :

Kawasan yang potensi ekonomi tumbuh cepat, serta didukung

jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

2. Kawasan berdasarkan kepentingan sosial budaya ditetapkan

dengan kriteria :

Kawasan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat

atau budaya daerah.

Kawasan yang merupakan tempat perlindungan peninggalan

budaya.

Kawasan yang merupakan asset yang harus dilindungi dan

dilestarikan.

3. Kawasan berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria :

Kawasan yang menentukan dalam perubahan rona alam dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim

makro dan tata air .

Kawasan berpotensi rawan bencana

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

1. Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang wilayah kabupaten Bangli merujuk rencana pola

ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, RTRW Kabupaten

Berbatasan yang telah ada beserta rencana rinci yang telah ada, terdiri

Page 3: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 3

dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Hirarki fungsi ruang

kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten bangli terdiri dari :

A. KAWASAN LINDUNG

a1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;

kawasan hutan lindung; dan

kawasan resapan air.

a2) Kawasan perlindungan setempat

Kawasan suci (kawasan gunung, kawasan danau, kawasan

campuhan)

Kawasan tempat suci (radius kesucian kawasan pura Sad

Kahyangan, radius kesucian kawasan pura Dang Kahyangan,

radius kesucian kawasan pura Kahyangan Tiga dan radius

kesucian kawasan pura lainnya)

Kawasan sempadan sungai;

Kawasan sempadan jurang;

Kawasan sekitar danau; dan

Ruang terbuka hijau kota.

a3) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

kawasan taman wisata alam

kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

a4) Kawasan rawan bencana alam

kawasan rawan tanah longsor;

kawasan rawan banjir

a5) Kawasan lindung geologi.

Kawasan cagar alam geologi

Kawasan rawan bencana alam geologi (kawasan rawan

letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan

rawan gerakan tanah, Kawasan rawan yang terletak di zona

patahan aktif dan kawasan rawan bahaya gas beracun).

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah

(kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air)

a6) Kawasan lindung lainnya.

Page 4: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 4

Kawasan perlindungan plasma nutfah;

B. KAWASAN BUDIDAYA

b1) kawasan peruntukan hutan produksi;

Kawasan Hutan Produksi terbatas

Kawasan Hutan Rakyat

b2) kawasan peruntukan pertanian;

kawasan peruntukan pertanian lahan basah;

kawasan peruntukan pertanian lahan kering;

kawasan peruntukan pertanian hortikultura

b3) kawasan peruntukan perkebunan.

b4) kawasan peruntukan perikanan.

b5) Kawasan peruntukan peternakan

b6) kawasan peruntukan industri;

b7) kawasan peruntukan pariwisata;

Daya Tarik Wisata Khusus (DTWK)

Daya Tarik Wisata (DTW)

b8) kawasan peruntukan permukiman; dan/atau

permukiman perkotaan; dan

permukiman perdesaan.

b9) kawasan peruntukan pertambangan;

b10) kawasan peruntukan lainnya.

b. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bangli, mencakup:

a. Sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan meliputi

system perkotaan dan system perdesaan

b. Sistem jaringan prasarana wilayah, mencakup Sistem jaringan

transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama beserta sistem

jaringan prasarana wilayah lainnya (sistem jaringan energi, sistem

jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem

jaringan prasarana lingkungan).

Page 5: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 5

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

A. KAWASAN LINDUNG

a7) Kawasan Hutan Lindung

a8) Kawasan yang memberikan perlindungan

kawasan bawahannya;

Kawasan Resapan Air

Rencana pola ruang kawasan resapan air berupa

Daerah Aliran Sungai (DAS) pada Satuan Wilayah

Sungai (SWS) Bangli yang mencakup seluruh

wilayah daerah yang meliputi DAS Pekerisan seluas

kurang lebih 66,436 Km², DAS Melangit seluas

kurang lebih 52,568 Km², DAS Sangsang seluas

kurang lebih 84,117 Km² dan DAS Bubuh seluas

kurang lebih 59,563 Km² serta tersebar pada

kawasan hutan lindung, kawasan penyangga hutan

lindung dan kawasan pertanian.

Kawasan resapan air, ditetapkan dengan kriteria: curah

hujan tinggi, berstruktur tanah yang mudah

meresapkan air, geomorfologi yang mampu

A. Arahan Pengelolaan Sistem Perkotaan dan Sistem

Perdesaan

A.1. Arahan Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Arahan pengelolaan kawasan perkotaan adalah :

1. Penetapan status dan batas-batas wilayah Kawasan

Perkotaan fungsi PKL dan PPK berdasarkan

kebutuhan ruang bagi pengembangan kegiatan dan

pelayanan perkotaan dengan pendekatan batas unit

administrasi desa/kelurahan atau batas fisk tertentu;

2. Nama, batas wilayah dan fungsi kawasan perkotaan

selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten;

3. Setiap kawasan perkotaan baik PKL dan PPK harus

mempunyai Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan

Perkotaan dalam bentuk Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) Kawasan perkotaan serta pedoman

pengendalian pemanfaatan ruang dalam bentuk

Peraturan Zonasi Kawasan yang disusun berdasarkan

Page 6: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 6

meresapkan air secara besar-besaran.

a9) Kawasan perlindungan setempat

Kawasan suci (kawasan gunung, kawasan danau,

kawasan campuhan);

Kawasan tempat suci (radius kesucian kawasan

pura Sad Kahyangan, radius kesucian kawasan

pura Dang Kahyangan dan Kahyangan Jagat, dan

radius kesucian kawasan pura Kahyangan Tiga);

Kawasan sempadan sungai;

Arahan pengelolaan bagi perlindungan kawasan

sempadan sungai meliputi:

Pencegahan kegiatan budidaya sepanjang

sungai yang dapat mengganggu kelestarian

fungsi sungai;

Pengendalian kegiatan di sekitar sempadan

sungai;

Pengamanan daerah aliran sungai; dan

Sempadan sungai pada sungai tanpa bahaya

banjir yang memiliki jurang, mengikuti

ketentuan aturan sempadan jurang.

Kawasan sempadan jurang;

RDTR Kawasan Perkotaan;

4. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada no. 3,

maka Pemerintah Kabupaten Bangli wajib

mengembangkan peta dasar wilayah atau kawasan

perkotaan yang bersumber dari data peta Citra Satelit

terkini yang selanjutnya di perbaharui setiap lima

tahun sekali, yang sekaligus dapat dimanfaatkan

sebagai pemantauan langsung pergeseran/perubahan

pemanfaatan ruang untuk acuan melakukan evaluasi

Rencana Tata Ruang (RTR) pada berbagai tingkatan;

5. Peningkatan kapasitas dan kemampuan

kelembagaan dan aparatur pengelolaan kawasan

perkotaan dalam kegiatan perencanaan,

pembangunan, pengendalian, dan pengawasan;

dengan melibatkan lembaga/aparat kecamatan,

desa, desa pekraman dan lembaga kemasyarakatan

lainnya;

6. Integrasi RTR Kawasan Perkotaan dengan tata

sukerta palemahan yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari awig-awig desa pekraman setempat;

7. Pengembangan berdasarkan falsafah Tri Hita Karana

atau disesuaikan dengan sosial budaya masyarakat

setempat, dengan orientasi ruang mengacu pada

Page 7: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 7

Arahan pengelolaan kawasan sempadan jurang

adalah :

daratan di tepian jurang yang memiliki

kemiringan lereng sekurang-kurangnya 45%

(empat puluh lima persen), kedalaman

sekurang-kurangnya 5 (lima) meter dan bidang

datar bagian atas sekurang-kurangnya 11

(sebelas) meter);

sempadan jurang bagian atas sebagaimana

dimaksud pada huruf a, harus memiliki lebar

sekurang-kurangnya 2 (dua) kali kedalaman

jurang dan tidak kurang dari 11 (sebelas) meter

dihitung dari tepi jurang ke arah bidang datar;

dan

bangunan untuk kepentingan umum,

keagamaan, hankam dan akomodasi wisata

pada kawasan daya tarik wisata khusus

(KDTWK) atau kawasan daya tarik wisata

(DTW), dapat dilakukan pada sempadan jurang

dengan ketentuan tidak kurang dari 11

(sebelas) meter dihitung dari tepi jurang ke

arah bidang datar, setelah dinyatakan stabil

konsep Catus Patha dan Tri Mandala serta karakter

bangunan mencerninkan penerapan arsitektur

tradisional Bali untuk menjaga identitas kota yang

berjatidiri budaya Bali;

8. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi

perkotaan sesuai skala pelayanan berdasarkan fungsi

yang diemban yang didukung ketersediaan fasilitas

dan infrastruktur pendukung perkotaan sesuai

kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

9. Merupakan pusat permukiman dengan tingkat

intensitas pemanfaatan ruang rendah sampai tinggi

yang pengembangan ruangnya ke arah horizontal

yang dikendalikan dan vertikal secara terbatas sesuai

dengan kebijakan daerah;

10. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Kota minimal 40%

untuk PKL, 50% untuk PPK dan 60% untuk PPL dari

luas kawasan perkotaan;

11. Penyediaan untuk ruang terbuka non hijau kota,

penyediaan prasarana dan sarana pejalan kaki,

angkutan umum, kegiatan sektor informal dan ruang

evakuasi; dan

12. Memelihara, merevitalisasi, rehabilitasi, preservasi,

Page 8: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 8

melalui penelitian teknis dari instansi berwenang

Pengendalian kegiatan budidaya di dalam

kawasan sempadan jurang.

Kawasan sekitar danau; dan

Arahan pengelolaan kawasan Danau Batur dan

sekitarnya adalah ditujukan bagi perlindungan

kawasan meliputi :

Pencegahan kegiatan budidaya sekitar danau

yang dapat mengganggu kelestarian fungsi

danau;

Pengendalian kegiatan yang dapat

mengganggu nilai kesucian danau, teruatama

pada kawasan pinggir danau yang digunakan

untuk upacara agama;

Pengendalian kegiatan yang telah ada di

sekitar danau;

Pengamanan dan pelestarian di daerah hulu;

Pemanfaatan untuk kegiatan budidaya

perikanan;

Pemanfaatan untuk kegiatan rekreasi air

secara terbatas; dan

Pemanfaatan untuk kegiatan transportasi

dan renovasi bangunan yang memiliki nilai-nilai

sejarah, budaya, kawasan suci, tempat suci, dan

pola-pola permukiman tradisional setempat.

A.2. Arahan Pengelolaan Sistem Perdesaan

Arahan pengelolaan sistem perdesaan adalah :

1. Penetapan pusat-pusat pelayanan kawasan

perdesaan yang terintegrasi dengan kawasan

perkotaan meliputi :

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat

permukiman dan kegiatan sosial ekonomi yang

melayani kegiatan skala antar desa, yang dapat

berupa pusat permukiman satu desa atau lebih

yang beraglomerasi;

Pusat Kawasan Agropolitan yang melayani

kawasan agropolitan pada kawasan perdesaan di

sekitarnya yang yang mendorong tumbuhnya kota

pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha

agribisnis untuk melayani, mendorong, menarik,

menghela kegiatan pembangunan pertanian

(agribisnis) di wilayah sekitarnya;

Pusat Kawasan Agropolitan juga dapat berupa PPK

atau PPL yang terintegrasi dengan kawasan

Page 9: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 9

penyebarangan.

Ruang terbuka hijau kota.

a10) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan

cagar budaya

1. Kawasan taman wisata alam’ dan

Arahan pengelolaan Kawasan Taman Wisata

Alam (TWA) adalah :

kawasan taman wisata alam harus memeiliki

ketentuan zonasi untuk zona inti, zona

pemanfaatan, dan zona lain yang dapat

mendukung pelestarian sumberdaya alam hayati

dan ekosistemnya; dan

Pembatasan kegiatan wisata alam apabila

kawasan tersebut juga sekaligus merupakan

kawasan suci

2. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

a11) Kawasan rawan bencana alam

1. Kawasan rawan tanah longsor; dan

2. Kawasan rawan banjir.

a12) Kawasan lindung geologi.

1. Kawasan cagar alam geologi;

perdesaan di sekitarnya dan kawasan perkotaan;

Pusat-pusat kegiatan Desa Wisata atau Desa

Industri Kecil; dan

Pusat-pusat desa yang hanya melayani skala desa

bersangkutan.

2. Setiap kawasan perdesaan di Kabupaten Bangli harus

tercover dalam Rencana Tata Ruang yang dapat

terakomodasi dalam Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) Kecamatan sebagai rencana rinci dari RTRW

tiap Kabupaten /Kota, terintegrasi dan saling

melengkapi dengan RTR Kawasan Strategis Provinsi,

RTR Kawasan Strategis Kabupaten atau RTR Khusus

Kawasan Perdesaan dan Kawasan Agropolitan;

3. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada no. 2,

maka Pemerintah Kabupaten Bangli wajib

mengembangkan peta dasar wilayah atau kawasan

perdesaan yang bersumber dari data peta Citra Satelit

terkini yang selanjutnya di perbaharui setiap lima

tahun sekali, yang sekaligus dapat dimanfaatkan

sebagai pemantauan langsung pergeseran/perubahan

pemanfaatan ruang untuk acuan melakukan evaluasi

Rencana Tata Ruang (RTR) pada berbagai tingkatan;

Page 10: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 10

2. Kawasan rawan bencana alam geologi (kawasan

rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan

gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah,

Kawasan rawan yang terletak di zona patahan

aktif dan kawasan rawan bahaya gas beracun);

dan

Arahan mitigasi dan adaptasi kawasan gerakan

tanah meliputi :

Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan

yaitu dengan jalan melakukan perbaikan pola

tanam dan upaya konservasi lahan

(sengkedan, tanaman keras dan lain-lain)

untuk menahan laju gerakan tanah

Membatasi kegiatan budidaya;

Memasang sistem peringatan dini kawasan

rawan gerakan tanah

Pengembangan sistem jaringan drainase;

Pengembangan bangunan penahan gerakan

tanah; dan

Pengaturan kegiatan budidaya yang sesuai

dengan kondisi fisik kawasan.

4. Penataan ruang kawasan perdesaan harus

memperhatikan prinsip-prinsip dan ketentuan umum

sesuai ketentuan perundangan, pedoman, standar

pelayanan minimal serta nilai-nilai kearifan lokal;

5. Pemanfatan ruang kawasan perdesaan terdiri atas

kawasan lindung dan kawasan budidaya di

perdesaan;

6. Integrasi RTR Kawasan Perdesaan dengan tata

sukerta palemahan yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari awig-awig desa pekraman setempat;

7. Kelompok-kelompok permukiman perdesaan dengan

konsep Tri Hita Karana, Catus Patha Desa Pekraman,

Tri Mandala, karang bengang atau ruang terbuka

pada perbatasan antar desa yang dikelilingi lahan

pertanian maupun hutan, serta karakter bangunan

mencerninkan penerapan arsitektur tradisional Bali

sebagai jati diri lansekap kawasan perdesaan Bali;

8. Merupakan pusat permukiman dengan tingkat

intensitas pemanfaatan ruang rendah;

9. Tutupan vegetasi minimal 75% dari luas wilayah;

10. Memelihara, merevitalisasi, rehabilitasi, preservasi,

dan renovasi bangunan yang memiliki nilai-nilai

Page 11: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 11

3. Kawasan yang memberikan perlindungan

terhadap air tanah (kawasan imbuhan air tanah

dan sempadan mata air)

Arahan pengelolaan kawasan imbuhan air tanah,

meliputi :

Pemanfaatan ruang untuk kawasan resapan air,

minimasi bangunan fisik yang akan

mengganggu kawasan resapan tersebut;

Meningkatkan upaya pelestarian di

kawasan tersebut dengan penanaman pohon,

vegetasi dll untuk mempermudah /

mempercepat proses peresapan air kedalam

tanah; dan

Pengembangan studi Penelitian Groundwater

Modelling dan pengembangan peta tematik air

tanah detail untuk masing-masing cekungan air

tanah di Provinsi Bali sabagai dasar pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan air tanah.

Kawasan lindung lainnya.

Kawasan perlindungan plasma nutfah;

sejarah, budaya, kawasan suci, tempat suci, dan

pola-pola permukiman tradisional setempat; dan

11. Mengendalikan pengembangan fasilitas/akomodasi

pariwisata perdesaan, yang disesuaikan dengan

fungsi dan daya dukung lingkungan.

B. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

B.1. Sistem Jaringan Transportasi Wilayah

Sistem jaringan transportasi wilayah, meliputi sistem jaringan

jalan, sistem pelayanan angkutan umum, sistem angkutan

danau, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan Sistem

sarana penunjang transportasi lainnya.

B.1.1. SISTEM JARINGAN JALAN :

Sistem jaringan jalan terdiri dari jalan umum dan jalan

khusus. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan

bagi lalu lintas umum yang dikelompokkan berdasarkan

sistem, status, fungsi, kelas jalan. Sistem jaringan jalan

merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari

sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan

sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Rencana pengembangan sistem jaringan jalan meliputi

Page 12: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 12

B. KAWASAN BUDIDAYA

b11) Kawasan peruntukan hutan produksi;

1. Kawasan Hutan Produksi terbatas; dan

Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan

produksi terbatas mencakup :

Mempertahankan kawasan hutan produksi

untuk mendukung pencapaian tutupan

vegetasi hutan minimal 30% (tiga puluh

persen) dari luas wilayah Kabupaten Bangli;

Integrasi hasil produksi tanaman kayu dengan

industri kreatif;

Pengembangan fungsi penyangga pada

kawasan hutan produksi yg berbatasan

dengan hutan lindung;

Pemantauan dan pengendalian kegiatan

pengelolaan hutan produksi; dan

Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada kawasan

lahan kritis dan bekas terbakar.

2. Kawasan Hutan Rakyat

Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan

rakyat, mencakup:

Mengembalikan kawasan peruntukkan hutan

(Tabel 5.3):

1) Jalan Kolektor Primer-1 (K1) terdiri dari :

a) pengembangan ruas jalan baru Simpang Sidan –

Jalan Ida bagus Mantra yang berada di luar wilayah

kabupaten; dan

b) usulan peningkatan fungsi jalan kolektor primer 2

(K2) Simpang Sidan – Bangli menjadi jalan kolektor

primer (K1) sehingga memiliki status jalan nasional.

2) Jalan Kolektor Primer-2 (K2) terdiri dari :

a) Bedahulu – Seribatu;

b) Bangli – Penelokan;

c) Bangli – Sribatu;

d) Sribatu – Penelokan;

e) Penelokan – Kubutambahan;

f) Penelokan – Suter – Menanga;

g) Sangeh – Kintamani;

h) Ubud – Tegalalang – Penelokan; dan

i) Ubud – Kedewatan – Kintamani;

3) Jalan Kolektor Primer-3 (K3) terdiri dari :

a) Penelokan – Kedisan;

b) Kedisan – Toyabungkah;

c) Bangli – Nongan;

d) Pengotan – Kintamani; dan

Page 13: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 13

rakyat dengan kemiringan di atas 40%, yang

berupa hak milik masyarakat yang telah

terlanjur teralih fungsi menjadi kegiatan

budidaya lainnya;

Mendukung pencapaian tutupan vegetasi

hutan minimal 30% (tiga puluh persen) dari

luas wilayah Kabupaten Bangli;

Integrasi hasil produksi tanaman kayu

dengan kegiatan industri dan industri kreatif;

Pengembangan fungsi penyangga pada

kawasan peruntukkan hutan rakyat yang

berbatasan dengan hutan lindung; dan

Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada

kawasan lahan kritis.

b12) Kawasan peruntukan pertanian;

1. kawasan peruntukan pertanian lahan basah;

Arahan pengelolaan kawasan budidaya tanaman

pangan dilaksanakan melalui:

Pemanfaatan semua lahan-lahan yang sudah

mendapatkan pengairan (irigasi) tetapi

belum dimanfaatkan sebagai lahan sawah;

Pengoptimalan produktivitas lahan-lahan

sawah yang sudah ada melalui program

e) Dausa – Madenan – Bondalem;

4) Jalan Kolektor Primer-4 (K4) terdiri dari :

a) Tamanbali-Guliang Kangin;

b) Bunutin-Selati;

c) Macingan-Selat;

d) Tanggahan-Serokadan;

e) Serokadan-Bangunlemah;

f) Lumbuan-Susut;

g) Pengelipuran-Buungan-Tiga;

h) Sekardadi-Bayung Gede

i) Kitamani-Langgahan;

j) Belantih-Selulung;

k) Tembuku-Tohpati;

l) Bangbang-Nyanglan;

m) Bangbang-Penaga Landih;

n) Suter-Penaga Landih; dan

o) Jehem-Landih.

5) Jalan lokal primer meliputi jalan-jalan di luar jalan

nasional, jalan provinsi dan jalan kolektor primer (K-4)

yang telah ada yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota

kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota

Page 14: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 14

intensifikasi;

Pemantapan pelayanan jaringan irigasi;

Pencegahan dan pembatasan alih fungsi

lahan sawah beririgasi;

Pengembangan target luas lahan pertanian

tanaman pangan berkelanjutan 90% dari

luas lahan sejak ditetapkannya peraturan

daerah ini, di luar kebutuhan alih fungsi

untuk fasilitas umum prioritas; dan

Pengembangan luasan kawasan pertanian

lahan basah organik secara bertahap pada

tiap subak dan dan desa/kelurahan sesuai

potensinya.

2. kawasan peruntukan pertanian lahan kering; dan

3. kawasan peruntukan pertanian hortikultura.

Arahan pengelolaan kawasan budidaya

hortikultura dilaksanakan melalui:

Pengembangan luas areal pada lahan-lahan

yang memiliki potensi/kesesuaian lahan untuk

budidaya hortikultura unggulan secara

optimal;

Pemanfaatan lahan basah yang belum

beririgasi pada bulan-bulan kering;

Pemilihan jenis komoditi yang memilki nilai

kecamatan, ibukota kecamatan dengan pusat desa,

dan antar desa.

6) Jalan sekunder merupakan jaringan jalan di seluruh

kawasan perkotaan di luar jalan sistem primer yang

melintasi kawasan perkotaan yang telah ada meliputi :

a) jaringan jalan yang menghubungkan pusat kota

dengan sub pusat pelayanan kota;

b) jaringan jalan yang menghubungkan sub pusat

pelayanan kota dengan pusat-pusat kawasan

permukiman; dan

c) jaringan jalan di dalam kawasan permukiman

perkotaan.

7) Usulan pengembangan dan peningkatan jalan baru

meliputi :

a) pengembangan baru ruas jalan Simpang Sidan –

Jalan Ida bagus Mantra yang berada di luar wilayah

kabupaten, agar terintegrasi langsung menjadi ruas

jalan Ida Bagus Mantra – Simpang Sidan – Bangli

untuk meningkatkan akses langsung dari PKN

menuju PKL Kawasan Perkotaan Bangli;

b) peningkatan fungsi jalan kolektor primer 3 (K-3)

menjadi jalan kolektor primer 2 (K-2), pada ruas

Page 15: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 15

ekonomis tinggi dengan masa tanaman

singkat;

Pembatasan perluasan lahan budidaya

hortikultura dari kawasan budidaya

perkebunan dan peruntukan hutan rakyat;

Pengendalian kegiatan budidaya hortikultura

pada kawasan yang memiliki kemiringan di

atas 40%, untuk diarahkan bercampur atau

dikembalikan kepada tanaman budiaya

perkebunan atau tanaman kehutanan

(agroforestry) untuk mendukung kestabilan

lereng dan mencegah kerawanan longsor;

Pemantapan kawasan agropolitan berbasis

pertanian hortikultura sebagai penggerak

perekonomian kawasan perdesaan;

Pengembangan kemitraan dengan sektor

industri dan pariwisata; dan

Pengembangan luasan kawasan budidaya

hortikultura organic secara bertahap pada tiap

subak dan dan desa sesuai potensinya.

b13) Kawasan peruntukan perkebunan;

b14) Kawasan peruntukan perikanan;

jalan Ubud – Kedewatan – Kintamani untuk

mendukung pengembangan Kawasan Andalan

Nasional Denpasar-Ubud-Kintamani;

c) pengembangan baru ruas jalan Bayung Gede–

Manikliyu–Belantih-Catur, untuk membuka

aksesibilitas kawasan pengembangan Kintamani dan

sekaligus mendukung pengembangan Kawasan

Andalan Nasional Denpasar-Ubud-Kintamani,

dengan fungsi jalan kolektor primer-3 (K-3);

d) pengembangan baru ruas jalan dari parkir Pura Ulun

Batur (Desa Batur Selatan) – Kuburan Cina (Desa

Batur Utara) sebagai jalan strategis provinsi untuk

memperlancar arus lalu lintas regional menerus dan

kelancaran pelaksanaan upacara keagamaan di

sekitar Pura Ulun Danu Batur;

e) pengembangan baru ruas jalan dan peningkatan

ruas jalan antar wilayah Songan – Paleg dan

Songan-Pradi Kangin ke wilayah Kabupaten

Karangasem, serta ruas jalan Songan – Pradi Kauh

ke wilayah Kabupaten Buleleng;

f) pengembangan baru ruas jalan lingkar barat

Kawasan Perkotaan Bangli di wilayah Desa Bunutin

Tembus Kawasan LC;

g) pengembangan baru ruas jalan Desa Bunutin

Page 16: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 16

b15) Kawasan peruntukan peternakan;

Arahan pengelolaan kawasan budidaya peternakan

dilaksanakan melalui:

Pemanfaatan ruang bercampur dengan

kegiatan peruntukan lainnya, terutama

kawasan peruntukan pertanian dan

permukiman secara terbatas;

Pemanfaatan lahan pertanian yang dapat

mensuplai bahan makanan ternak secara

terpadu dan terintegrasi;

Pemanfaatan lahan pekarangan permukiman

perdesaan, untuk kegiatan peternakan skala

rumah tangga;

Pemanfaatan lahan kritis melalui

pengembangan rumput, leguminosa, semak,

dan jenis pohon yang tahan kering dan sesuai

untuk makanan ternak;

Pemanfaatan lahan yang sesuai bagi kegiatan

peternakan secara optimal

Pemantapan pelayanan Pasar Hewan di

Kelurahan Cempaga Bangli (untuk Kawasan

Perkotaan Bangli dan sekitarnya serta Pasar

hewan Kayuamba untuk pelayanan regional;

dan

(Kecamatan Bangli) – Banjar Talangjiwa, Desa Selat

(Kecamatan Susut);

h) pengembangan baru ruas jalan Kawasan LC

(Kecamatan Bangli) - Desa Demulih (Kecamatan

Susut);

i) pengembangan baru ruas jalan Kelurahan Kawan

(Kecamatan Bangli) - Br. Tegalalalang (Kecamatan

Tembuku) sampai kawasan Tohpati, Kabupaten

Klungkung;

j) pengembangan baru ruas-ruas jalan di kawasan

perkotaan untuk melayani pengembangan kawasan

permukiman;

k) pengembangan baru ruas-ruas jalan untuk

memperlancar pergerakan antar dusun di kawasan

perdesaan;

l) pengembangan baru ruas jalan Tandang-Buanasari-

Yeh Mampeh dan ruas jalan Songan-Blandingan,

untuk mendukung jalur-jalur evakuasi bencana pada

kawasan rawan bencana gunung berapi Gunung

Batur ;

m) pengembangan baru ruas jalan untuk

mendorong pengembangan kawasan-kawasan daya

tarik wisata; dan

n) pengembangan baru ruas-ruas jalan untuk

Page 17: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 17

Pengembangan kawasan agropolitan promosi

Tiga-Pengelumbaran untuk komoditas

unggulan peternakan sapi masyarakat.

b16) Kawasan peruntukan industri;

b17) Kawasan peruntukan pariwisata;

1. Daya Tarik Wisata Khusus (DTWK); dan

Arahan pengembangan KDTWK adalah :

Dikembangkan sebagai Kawasan Strategis

Provinsi Bali dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi;

Pengembangan KDTWK didukung dengan

pengembangan daya tarik wisata, fasilitas

akomodasi dan fasilitas penunjang

pariwisata;

KDTWK tidak semata-mata hanya diartikan

sebagai kawasan yang boleh dibangun

fasilitas akomodasi dan fasilitas penunjang di

seluruh bagian kawasan, melainkan

sesungguhnya kata Khusus yang

disandangnya mengandung pengertian tetap

terjanagnya kawasan lindung dan kawasan

budidaya di luar kawasan peruntukan

meningkatkan aksesibilitas kawasan permukiman

terisolir.

B.1.2. SISTEM JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN

UMUM

Jaringan pelayanan angkutan umum merupakan bagian dari

sistem transportasi darat untuk menyediakan sarana

pelayanan transportasi kepada masyarakat terdiri atas :

1) Pengembangan angkutan umum antarkota;

2) Pengembangan angkutan umum perkotaan;

3) Pengembangan angkutan umum perdesaan; dan

4) Pengembangan terminal penumpang secara terpadu

dan berhierarki.

Pengembangan angkutan umum terdiri atas :

a) Pemantapan pelayanan angkutan umum antar kota

antar wilayah baik;

b) pengembangan sistem trayek terpadu dan

terintegrasi baik antar kota, kawasan perkotaan

maupun kawasan perdesaan; dan

c) pengembangan kebijakan disinsentif untuk menekan

pemanfaatan kendaraan pribadi.

Page 18: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 18

pariwisata yang harus ditata secara terpadu

antara satu kawasan dengan kawasan

lainnya yang selanjutnya dituangkan ke

dalam Rencana Rinci Tata Ruang (RTR

Kawasan Strategis Pariwisata);

Pengembangan intensif fasilitas akomodasi

dan fasilitas penunjang pariwisata pada

KDTWK, hanya dapat dikembangkan pada

Zona Efektif Pariwisata, diluar kawasan

lindung dan kawasan lahan pertanian abadi

dengan pembatasan koefisien wilayah

terbangun (KWT), setinggi-tingginya 2% dari

seluruh luas kawasan DTWK, dengan

penyediaan berbagai fasilitas sesuai fungsi

utama obyek yang dilengkapi dengan jasa

pelayanan makan dan minum serta

akomodasi setinggi-tingginya hotel melati

dengan KDB 10% untuk melindungi

kelestarian atau kekhususan fungsi utama

DTWK;

Penataan ruang kawasan didasarkan atas

Peraturan Daerah tentang RTR Kawasan

Strategis Pariwisata yang selanjutnya

dilengkapi dengan Peraturan Zonasi;

Untuk mendukung perpindahan intar moda angkutan umum,

atau antar moda maka dibutuhkan terminal sebagai

tempat perpindahan penumpang dan barang. Kriteria

pengembangan terminal penumpang adalah :

1) Terminal tipe B untuk AKDP, dihubungkan langsung

ke jalan arteri primer atau kolektor primer, luas

sekurang-kurangnya 3 hektar, jalan masuk

sekurang-kurangnya 50 meter. Terminal penumpang

tipe B melayani AKDP, Angkutan Kota dan Angkutan

Pedesaan; dan

2) Terminal tipe C untuk Angkutan Kota dan Angkutan

Pedesaan, dihubungkan ke jalan kolektor

sekunder/jalan lokal dengan luas dan jalan akses

tergantung pada kondisi setempat.

Pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Bangli

terdiri atas :

1) Peningkatan Fasilitas Terminal Type B, mencakup :

a) Terminal Loka Çrana di Kawasan Perkotaan

Bangli; dan

b) Terminal Kintamani di Kawasan Perkotaan

Kintamani.

Page 19: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 19

pengembangan prasarana dan sarana

transportasi untuk mempermudah akses

keseluruh kawasan pariwisata serta ke daya

tarik wisata; dan

Arahan aturan pemanfaatan ruang diuraikan

pada Arahan Indikasi Peraturan Zonasi

KDTWK

2. Daya Tarik Wisata (DTW).

DTW adalah segala sesuatu yang memiliki

keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran

atau tujuan kunjungan wisatawan; dan

DTW dapat mencakup dan/atau berupa

kawasan/hamparan, wilayah desa/kelurahan,

massa bangunan, bangun-bangunan dan

lingkungan sekitarnya, jalur wisata yang

lokasinya tersebar di wilayah kabupaten/kota

baik yang berada di dalam maupun di luar

Kawasan Pariwisata dan/atau KDTWK

b18) Kawasan peruntukan permukiman; dan/atau

2) Peningkatan Fasilitas Terminal Type C, mencakup :

a) Terminal Kayuamba;

b) Terminal Yangapi;

3) Pengembangan Baru Terminal Type C, mencakup :

a) Terminal Belantih/Catur;

b) Terminal Kedisan; dan

c) Terminal Bayunggede.

4) Pengembangan Trayek angkutan Umum di

Kabupaten Bangli, mencakup :

a) trayek angkutan kota dalam provinsi (AKDP)

meliputi trayek :

Terminal Kintamani – Terminal Loka Çrana

Bangli;

Terminal Loka Çrana Bangli - Terminal Type A

Mengwi (Kabupaten Badung);

Terminal Loka Çrana Bangli - Terminal

Klungkung;

Terminal Loka Çrana Bangli - Terminal

Batubulan (Kabupaten Gianyar);

Terminal Kintamani – Terminal Penarukan

(Kabupaten Buleleng);

Page 20: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 20

1. permukiman perkotaan; dan

2. permukiman perdesaan.

b19) Kawasan peruntukan pertambangan; dan

b20) Kawasan pertahanan dan keamanan.

Terminal Loka Çrana Bangli – Terminal

Penarukan (Kabupaten Buleleng);

Terminal Loka Çrana Bangli - Terminal

Kayuamba/Terminal Yangapi; dan

Terminal Kintamani – Terminal Belantih/Catur

atau Terminal Kedisan atau Terminal

Bayunggede.

b) trayek angkutan perkotaan di Kawasan Perkotaan

Bangli atau Kawasan Perkotaan Kintamani; dan

c) trayek angkutan perdesaan di kawasan perdesaan

Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan

Tembuku, dan Kecamatan Kintamani.

B.1.3. SISTEM ANGKUTAN DANAU

Penyeberangan di Danau Batur merupakan rangkaian

kelanjutan sistem jaringan jalan di perairan Danau Batur

untuk melayani pergerakan penumpang dan pariwisata,

terdiri atas :

1) dermaga penyeberangan;

2) trayek angkutan danau; dan

3) kapal danau.

Dermaga penyeberangan diarahkan pada pemantapan dan

Page 21: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 21

peningkatan kualitas dermaga yang telah ada meliputi

Dermaga Kedisan, Dermaga Toyabungkah, Dermaga

Terunyan dan Dermaga Kuburan Terunyan.

Trayek angkutan danau adalah alur lintasan penyeberangan

di perairan Danau Batur yang tidak saling mengganggu

atau saling mendukung dengan jalur lintasan wisata,

kegiatan perikanan dan kegiatan sosial keagamaan.

Kapal danau adalah moda angkutan berupa kapal-kapal

penyeberangan yang layak jalan dan memenuhi standar

keamanan sesuai ketentuan yang berlaku.

B.1.4. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk

mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan

lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan

angkutan lalan. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

dilaksanakan pada tataran teknis di lapangan, namun

prinsip-prinsipnya merupakan landasan pengembangan

aspek teknis dalam pengembangan sistem jaringan jalan.

Prinsip-prinsip manajemen dan rekayasa lalu lintas dilakukan

dengan :

Page 22: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 22

1) penyediaan fasilitas parkir;

2) penetapan prioritas angkutan umum;

3) pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan

pejalan kaki;

4) pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

5) pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas

berdasarkan peruntukan lahan, mobilitas, dan

aksesibilitas;

6) penyediaan jalur bersepeda di kawasan perkotaan

atau kawasan efektif pariwisata;

7) pemaduan berbagai moda angkutan; dan

8) pengendalian lalu lintas pada persimpangan dan ruas

jalan.

Penyediaan fasilitas parkir sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a meliputi penyediaan parkir terbuka untuk

umum dan wisatawan terdiri dari :

1) pengembangan parkir wisata dan parkir bus

pariwisata terpusat di sekitar Museum Gunung Api

Batur di Penelokan; dan

2) pengembangan kantong-kantong parkir skala kecil

untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi

masyarakat dan kepariwisataan sebagai stop over

tersebar pada kawasan perkotaan dan kawasan daya

Page 23: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 23

tarik wisata.

B.1.5. SISTEM SARANA PENUNJANG TRANSPORTASI

LAINNYA

Sistem Sarana Penunjang transportasi lainnya, meliputi

angkutan barang, angkutan pariwisata, angkutan truk

galian C, dan penyediaan parkir.

1) Angkutan barang meliputi :

a) arahan pengembangan terminal barang di Kawasan

Perkotaan Kayuamba untuk mendukung

pengembangan kawasan perdagangan dan jasa

wilayah; dan

b) arahan pengembangan terminal agribisnis untuk

mengangkut barang hasil pertanian dan perikanan

maupun hasil pengolahannya di Kawasan

Agropolitan dan Kawasan Minapolitan; dan

c) lalu lintas angkutan barang diarahkan melalui jalur

jalan provinsi dengan fungsi jalan kolektor primer 3

dan jalan lokal primer untuk terminal agribisnis.

2) Angkutan barang khusus bebatuan meliputi:

a) penetapan jalur lintasan angkutan barang khusus

Page 24: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 24

bebatuan di kawasan Kaldera Batur adalah jalur

jalan Tabu - Yeh Mampeh – Bukit Mentik - Culali

serta jalan Tandang – Buanasari – Yeh Mampeh;

dan

b) pengaturan waktu beroperasi angkutan barang

khusus bebatuan di kawasan Kaldera Batur pada

jalur Penelokan-Kedisan

3) Angkutan penumpang tidak dalam trayek meliputi :

a) peningkatan pelayanan fasilitas parkir wisata dan

parkir bus pariwisata terpusat di sekitar Museum

Gunung Api Batur Penelokan; dan

b) pengembangan angkutan wisata khusus skala kecil

sebagai transfer moda angkutan bus pariwisata,

yang melayani angkutan wisata ke Danau Batur,

Dermaga Penyeberangan Trunyan, Kawasan

Toyabungkah, Kawasan Songan, Kawasan Geopark

Gunung Batur dan kawasan lainnya di seputaran

koridor Kaldera Batur.

B.2. Sistem Jaringan Energi

Page 25: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 25

B.2.1 Sistem Jaringan Energi Listrik

Pengembangan jaringan energi listrik dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan kebutuhan energi

lainnya. Pelayanan kelistrikan Kabupatn Bangli merupakan

bagian dari sistem pelayanan kelistrikan Bali. Secara

umum Bali mengalami defisit sediaan pelayanan pada 20

tahun mendatang sehingga pengembangan sistem

jaringan energi yang dilakukan adalah :

1) Memenuhi penyediaan tenaga listrik yang mampu

mendukung kebutuhan dasar masyarakat dan kegiatan

perekonomian;

2) Meningkatkan pelayanan secara merata ke seluruh

wilayah dengan melakukan perluasan jaringan

distribusi dan penambahan kapasitas pembangkit

tenaga listrik; dan

3) Mengembangkan pembangkit tenaga listrik alternatif

dari sumber energi terbarukan, untuk menghemat

penggunaan energi yang tidak terbarukan dan

mengurangi pencemaran lingkungan, dengan

pengembangan pembangkit tenaga listrik (PLT)

alternatif dari sumber energi terbarukan terdiri atas

PLT Mikro Hidro, PLT Biomasa, PLT Bayu, PLT Surya

dan PLT lainnya.

Page 26: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 26

Rencana pengembangan sistem jaringan energi diatas

dilaksanakan melalui :

1) pemantapan gardu distribusi Kintamani dan gardu

distribusi Bangli;

2) jaringan transmisi tersebar di seluruh wilayah

kabupaten yang meliputi sistem feeder Kota, feeder

Kayubihi, feeder Penolakan, feeder Penulisan, feeder

Tembuku, penyulang Buahan dan penyulang Susut;

3) rencana pengembangan energi direncanakan sampai

tahun 2030 direncanakan sebesar 36,852 MV;

4) pengembangan pembangkit tenaga listrik (PLT)

alternatif dari sumber energi terbarukan terdiri atas

PLT Mikro Hidro, PLT Biomasa, PLT Bayu, PLT Surya

dan PLT lainnya, yang diarahkan untuk menghemat

penggunaan energi yang tidak terbarukan dan

mengurangi pencemaran lingkungan, dan

5) pemantapan interkoneksi antar sistem melalui jaringan

transmisi tenaga listrik, mencakup pemantapan Saluran

Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara

Tegangan Menengah (SUTM) dari Gardu Induk (GI)

Payangan dan GI Serongga di Kabupaten Gianyar di

bantu Gardu Distribusi Kintamani dan Bangli.

Page 27: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 27

B.2.2. Sistim Jaringan Pipa Gas

Sistim Jaringan pipa gas dikembangkan terutama di

Kawasan Perkotaan Bangli dan KDTWK Bangli setelah

melalui kajian.

B.3. Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi diarahkan

pada upaya peningkatan pelayanan telematika secara

memadai dan merata ke seluruh wilayah. Pengembangan

sistem jaringan telematika meliputi :

a. jaringan terestrial meliputi sistem kabel serta sistem

nirkabel; dan

b. jaringan satelit.

B.3.1. Pengembangan jaringan terestrial sistem kabel

diarahkan pada:

1) peningkatan kapasitas stasiun Telepon Otomat

(STO) yang telah ada meliputi STO Kintamani dan

STO Bangli:

2) pemantapan rumah kabel dan kotak pembagi

tersebesar yang di seluruh kecamatan meliputi

Kecamatan Bangli, Kecamatan Kintamani,

Kecamatan Susut, dan Kecamatan Tembuku;

3) peningkatan jaringan kabel sekunder tersebar di

Page 28: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 28

seluruh kecamatan meliputi Kecamatan Bangli,

Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut, dan

Kecamatan Tembuku;

4) peningkatan satuan sambungan telepon (SST)

tersebar di seluruh kecamatan meliputi Kecamatan

Bangli, Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut,

dan Kecamatan Tembuku;

5) pengembangan jaringan baru secara

berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan

telekomunikasi di seluruh wilayah kabupaten;

6) pengembangan telekomunikasi jaringan kabel,

diintegrasikan penempatannya sesuai kapasitas

pelayanan, estetika lingkungan dan keamanan;

dan

7) pengembangan jaringan kabel telepon bawah

tanah yang terintegrasi dan terpadu dengan

jaringan infrastruktur lainnya secara bertahap pada

Kawasan Perkotaan Bangli meliputi Kelurahan

Cempaga, Kelurahan Kawan, Kelurahan Kubu, dan

Kelurahan Belalang serta Kawasan Efektif

Pariwisata meliputi sebagian wilayah Desa

Sukawana, Kintamani, Batur Utara, Batur Tengah,

Batur Selatan, Kedisan, Abang Songan, Abang

Batudinding, Songan A, Songan B, Trunyan,

Page 29: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 29

Buahan, dan Suter.

B.3.2. Pengembangan jaringan terestrial sistem nirkabel

diarahkan pada penataan lokasi menara

telekomunikasi dan Base Transceiven Station (BTS)

terpadu untuk pemanfaatan secara bersama-sama

antar operator yang sebaran lokasinya telah

ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, meliputi 12

(dua belas) titik lokasi masing-masing di Desa

Kayubihi, Desa Tiga, Desa Banua, Desa Batur

Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Pingaan, Desa

Sukawana, Desa Selulung, Desa Cempaga, Desa

Tembuku, Desa Kawan, dan Desa Tanam Bali

B.3.3. Pengembangan jaringan satelit untuk melengkapi

sistem jaringan terestrial terutama untuk kawasan-

kawasan terpencil dan terisolir.

C. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Pengembangan sistem jaringan sumber daya air diarahkan

pada perlindungan dan pelestarian sumber air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya

rusak air. Perlindungan dan pelestarian sumber air

dilaksanakan secara vegetatif dan/atau sipil teknis melalui

pendekatan sosial, ekonomi dan budaya.

Page 30: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 30

Pendayagunaan sumber daya air ditujukan untuk

memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan

dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok

masyarakat secara adil dan terpadu, mencakup :

a. sistem wilayah sungai;

b. cekungan air tanah (CAT);

c. sistem jaringan irigasi;

d. sistem pengelolaan air baku untuk air minum; dan

e. sistem pengendalian banjir.

C.1. Sistem Wilayah Sungai

Sistem wilayah sungai merupakan bagian dari pengelolaan

Wilayah Sungai Bali-Penida (WS Strategis Nasional) pada

sebagian Sub WS 03.01.01, Sub WS 03.01.12, Sub WS

03.01.13, Sub WS 03.01.18, dan Sub WS 03.01.19 yang

terdiri atas 1 (satu) buah danau dan 14 Daerah Aliran

Sungai (DAS) 20 lintas wilayah, meliputi :

1) Danau Batur;

2) sebagian DAS Bubuh;

3) sebagian DAS Melangit;

4) sebagian DAS Sangsang;

5) sebagian DAS Ayung;

6) sebagian Das Yehalang;

7) sebagian DAS Anyar;

Page 31: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 31

8) sebagian DAS Batas;

9) sebagian DAS Silagading Tiga;

10) sebagian DAS Puseh;

11) sebagian DAS Jinah;

12) sebagian DAS Luah;

13) sebagian DAS Bungbung;

14) sebagian DAS Pengsangan; dan

15) sebagian DAS Deling.

Danau Batur merupakan danau alam yang merupakan

sumber air permukaan terbesar di Pulau Bali dengan

luas kawasan perairan kurang lebih 1.667 ha (seribu

enam ratus enam puluh tujuh) terletak di Kecamatan

Kintamani.

C.2. Cekungan Air Tanah

Cekungan air tanah (CAT) di wilayah kabupaten merupakan

CAT lintas kabupaten/kota meliputi sebagian CAT

Tejakula dan sebagian CAT Denpasar-Tabanan.

C.3. Sistem Jaringan Irigasi

Sistem jaringan irigasi wilayah mencakup:

1) Pemeliharaan, peningkatan pelayanan dan efektivitas

pengelolaan air pada sistem prasarana irigasi yang telah

Page 32: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 32

ada untuk melayani areal persawahan yang ditetapkan

luasnya secara berkelanjutan meliputi 46 (empat puluh

enam) Daerah Irigasi dan melayani 3.460 Ha sawah;

2) pembangunan Waduk Jehem dan Waduk Lembah

Pantunan untuk mendukung ketersediaan air baku untuk

jaringan irigasi;

3) Mempertahankan produktivitas lahan sawah yang telah

ada dalam rangka ketahanan pangan termasuk

ketahanan sistem budaya Bali dan Sistem Subak yang

menyertainya;

4) Pendayagunaan potensi mata air dan air tanah yang

tersebar hampir merata di wilayah Kabupaten Bangli

pada kawasan yang mengalami kesulitan air permukaan

terutama untuk keperluan pertanian lainnya

(perkebunan dan hortikultura); dan

5) Pendayagunaan air permukaan danau Batur untuk irigasi

pertanian hortikultura secara terbatas.

6) sistem jaringan irigasi kewenangan pemerintah provinsi

meliputi 4 Daerah Irigasi (DI) dengan luas kurang lebih

617 (enam ratus tujuh belas) ha meliputi :

a) DI Apuan dengan luasan kurang lebih 160 (seratus

enam puluh) ha;

b) DI Bekutel dengan luasan kurang lebih 224 (dua ratus

Page 33: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 33

dua puluh empat) ha;

c) DI Tembuku dengan luasan kurang lebih 152 (seratus

lima puluh dua) ha; dan

d) DI Padpadan dengan luasan kurang lebih 81 (delapan

puluh satu) ha.

7) sistem jaringan irigasi kewenangan pemerintah

kabupaten/kota meliputi 48 Daerah Irigasi (DI) dengan

luas kurang lebih 3.668 (tiga ribu enam ratus enam

puluh delapan) ha, tersebar di seluruh wilayah.

C.4. Sistem Pengelolaan Air Baku

Sistem pengelolaan air baku untuk air minum, meliputi

pemanfaatan sumber-sumber air baku permukaan dan

air tanah mencakup pembangunan, rehabilitasi serta

operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana

pengelolaan air baku untuk air minum melalui:

1) Pemanfaatan Danau Batur, sungai-sungai di sebagian

WS Bali-Penida, serta cekungan air tanah lintas

kabupaten/kota sebagai sumber air baku permukaan;

dan

2) pendayagunaan sumber-sumber mata air, air tanah

untuk memperluas sediaan air baku untuk pelayanan

air minum.

C.5. Sistem Pengendalian Banjir

Page 34: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 34

Sistem pengendalian banjir, meliputi pembangunan,

rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-

bangunan pengendali banjir, normalisasi sungai

didukung oleh upaya-upaya non struktural seperti sistem

peringatan dini dan pemetaan kawasan rawan banjir.

C.6. Prasarana Pengendalian Daya Rusak Air

Prasarana pengendalian daya rusak air, dilakukan pada alur

sungai, danau, diselenggarakan melalui:

1) Sistem drainase dan pengendalian banjir, dan

2) Sistem penanganan erosi dan longsor.

Sistem jaringan sumber daya air dan sistem jaringan

prasarana air minum seperti ditampilkan pada Gambar

V.6 dan Gambar V.7.

a. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya.

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah

lainnya mencakup:

a. sistem penyediaan air minum (SPAM);

b. sistem pengelolaan sampah;

c. sistem pengelolaan air limbah;

d. sistem penanganan drainase; dan

Page 35: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 35

e. penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana.

i. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum

diarahkan pada:

1) peningkatan dan pemerataan pelayanan air minum

perpipaan dan non perpipaan di kawasan perkotaan

dan kawasan perdesaan di seluruh wilayah;

2) pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan pada

kawasan-kawasan perdesaan yang tidak terlayani

jaringan air minum perpipaan yang dikelola

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bangli;

3) pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) di wilayah dilakukan

dengan dua sistem, mencakup :

a) sistem pemompaan bagi kawasan pelayanan yang

sumber air bakunya lebih rendah meliputi PDAM

Unit Kubu/Kayubihi, Unit Kintamani, Unit Malet, Unit

Peninjoan, Unit Tembuku dan Unit Undisan; dan

b) sistem gravitasi bagi kawasan pelayanan yang

sumber air bakunya lebih tinggi meliputi PDAM

Page 36: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 36

Cabang Bangli, Unit Tamanbali, Unit Demulih, Unit

Susut/Selat, Unit Abuan/Apuan.

4) pendayagunaan sumber-

sumber mata air, air tanah untuk memperluas sediaan

air baku untuk pelayanan air minum.

D. Sistem Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah mencakup jenis sampah yang

dikelola, penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah

dan penanganan sampah.

Jenis sampah yang dikelola mencakup:

1) sampah rumah tangga, tidak termasuk tinja;

2) sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

3) sampah spesifik.

Penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah mencakup:

1) pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga

dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi

pembatasan timbulan sampah (reduce), pendauran

ulang sampah (recycle); dan/atau pemanfaatan

kembali sampah (reuse);

2) penanganan sampah untuk sampah rumah tangga dan

sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi

Page 37: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 37

pemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan,

dan pemrosesan akhir; dan

3) pedoman pengelolaan sampah spesifik akan diatur

dengan Peraturan Bupati.

Penanganan sampah, dilaksanakan melalui:

1) sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah

tangga dikumpulkan setelah melalui tahapan

pengurangan sampah, ke transfer depo atau ke

Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)

tersebar di tiap desa di tiap kecamatan seluruh wilayah

kabupaten oleh ; dan

2) pengurangan sampah di transfer depo atau TPS

sebelum diangkut ke Tempat Pemrosesan Sampah

Akhir (TPA).

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Kabupaten terletak

di Dusun Bangklet, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli,

sekaligus merupakan TPA Regional Bangli melayani

seluruh wilayah Kabupaten, sebagian wilayah Kabupaten

Gianyar (Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegallalang

dan Kecamatan Tampaksiring), dan sebagian wilayah

Kabupaten Karangasem (Kecamatan Sidemen, Kecamatan

Rendang dan Kecamatan Selat).

Page 38: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 38

E. Sistem Pengelolaan Air Limbah

1) Penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah

dilakukan dengan:

a) sistem pembuangan air limbah setempat yang

dilakukan secara individual yang diarahkan terutama

pada kawasan permukiman yang letaknya tersebar

dan di kawasan perdesaan;

b) sistem pembuangan air limbah terpusat yang

dilakukan secara kolektif melalui jaringan

pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat

yang diarahkan pada kawasan yang padat kegiatan;

c) sistem pembuangan terpusat skala kecil pada

kawasan permukiman padat perkotaan yang tidak

terlayani sistem jaringan air limbah terpusat kota

dalam bentuk Sistem Sanitasi Masyarakat

(Sanimas); dan

d) pada kawasan pelayanan yang memiliki

karakterisitik kualitas dan kuantitas Air limbah yang

sangat berbeda, dengan lingkungan sekitarnya, di

arahkan untuk memiliki sistem pengolahan dan

pengelolaan secara tersendiri (seperti : kawasan

industri, rumah sakit, hotel, rumah makan dan

sebagainya).

Page 39: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 39

2) Pengembangan sistem pembuangan air limbah

terpusat di Kabupaten beserta wilayah pelayanannya

dalam jangka menengah, diarahkan pada :

a) Kawasan Perkotaan Bangli meliputi Kelurahan

Cempaga, Kelurahan Kawan, Kelurahan Kubu, dan

Kelurahan Belalang;

b) Kawasan Perkotaan Kintamani meliputi Desa

Kintamani, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah,

Desa Batur Utara, serta Desa Bayunggede; dan

c) Kawasan Daya Tarik Wisata Toyabungkah dan

pusat-pusat kawasan daya tarik wisata lainnya.

3) Kriteria tempat instalasi pengolahan air limbah, adalah

:

a) Memiliki jarak minimal tertentu dengan sumber air

baku;

b) Memiliki kajian analisis mengenai dampak

lingkungan;

c) Mendapat persetujuan masyarakat;

d) Memiliki zona penyangga;

e) Memperhatikan faktor keamanan, dan pengaliran

sumber air baku dan daerah terbuka; dan

f) Wajib memperhatikan standar baku mutu air

Page 40: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 40

buangan.

F. Sitem Penanganan Drainase

Sistem penanganan drainase, meliputi

1) Pengembangan sistem jaringan drainase didasarkan

atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi

jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan

sekunder berupa parit atau saluran-saluran yang ada

di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran –

saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan;

2) pembangunan sistem pembuangan air hujan yang

terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai

saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan

pengontrol genangan, bak penampung sedimen,

pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan,

rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit

infiltrasi, operasi dan pemeliharaan; dan

3) pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan

irigasi dan jaringan air limbah.

G. Penyediaan Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana

Page 41: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 41

Penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana, meliputi :

2) jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur

pelarian darurat bila terjadi bencana tanah longsor,

bencana kebakaran, bencana gunung berapi, atau

banjir menuju ke tempat yang lebih aman, terdiri

atas jalan-jalan yang posisinya berlawanan dengan

arah datangnya bencana;

3) jalur-jalur jalan yang digunakan untuk membawa

korban bencana ke ruang evakuasi bencana; dan

4) ruang evakuasi bencana dapat berupa :

a) lapangan olah raga terbuka di tiap Kawasan

Perkotaan dan di tiap Kawasan Perdesaan;

b) gedung olah raga atau gedung serbaguna di tiap

Kawasan Perkotaan dan di tiap Kawasan

Perdesaan; dan

c) rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.

Page 42: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 42

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis di Kabupaten Bangli

NAMA KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN

(1) (2) (3)

Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kab. Bangli (KSP)

1. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus

(KDTWK) DTWK Kintamani.

Kawasan Strategis Berdasarkan

Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

Kec. Kintamani

Kawasan Radius Kesucian Pura Sad

Kahyangan Pura Batur; dan

Kawasan Warisan Budaya meliputi :

DAS Tukad Pekerisan (bagian hulu).

Kawasan Strategis Berdasarkan

Kepentingan Sosial Budaya

Kab. Bangli

Seluruh Kawasan Hutan mencakup

(HL Penulisan, HL Munduk

Pengajaran dan HL Gn. Abang

Agung, TWA Batur-Bukit Payang,

TWA Penelokan);

Gunung dan Perbukitan;

DAS untuk sungai potensial lintas

Kabupaten/Kota mencakup hulu

Tukad Pekerisan, Tukad Melangit,

Tukad Sangsang, Tukad Bubuh,

Tukad Oos;

Danau Batur (Danau Alam di

Kawasan strategis berdasarkan

kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup

Kab. Bangli

Page 43: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 43

Provinsi Bali);

Potensi Cekungan Air Bawah Tanah

lintas Kabupaten/Kota mencakup

Cekungan Air Bawah Tanah

Denpasar – Tabanan dan Cekungan

Air Bawah Tanah Batur; dan

Kawasan rawan bencana gunung

berapi Batur (Daerah Bahaya II dan

III),

Kawasan Strategis Kab. Bangli (KSK)

1) Kawasan Perkotaan Bangli;

2) Kawasan Perkotaan Kintamani;

3) Kawasan Perkotaan Susut;

4) Kawasan Perkotaan Tembuku;

5) Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kayuambua;

6) Kawasan Agropolitan Catur –

Belantih;

7) kawasan sepanjang jalur jalan

pertumbuhan ekonomi Kab. Bangli

Page 44: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 44

kolektor primer Bangli – Kayuambua-

Penelokan – Kintamani; dan

8) Kawasan Daya Tarik Wisata

(DTW).

1) Kawasan Sad Kahyangan Pura Ulun

Danu Batur, di Desa Batur, Kecamatan

Kintamani;

2) Seluruh Kawasan Pura Dang

Kahyangan dan Kahyangan Jagat di

Kabupaten Bangli terdiri :

a) kawasan Pura Puser Tasik, di Desa

Bangbang, Kecamatan Tembuku;

b) kawasan Pura Pucak, di Desa Demulih,

Kecamatan Susut;

c) kawasan Pura Bukit Jati, di Desa

Bunutin, Kecamatan Bangli;

d) kawasan Pura Kehen, di Desa

Cempaga, Kecamatan Bangli;

e) kawasan Pura Pucak Hayng Ukir, di

sosial dan budaya Bali Kab. Bangli

Page 45: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 45

Desa Kubu, Kecamatan Bangli;

f) kawasan Pura Pucak Pandakan, di

Desa Kubu, Kecamatan Bangli;

g) kawasan Pura Hyang Waringin, di Desa

Kubu, Kecamatan Bangli;

h) kawasan Pura Tuluk Biyu, di Desa

Batur, Kecamatan Kintamani;

i) kawasan Pura Alas Arum, di Desa

Batur, Kecamatan Kintamani;

j) kawasan Pura Jati, di Desa Batur,

Kecamatan Kintamani;

k) kawasan Pura Penulisan, di Desa

Sukawana, Kecamatan Kintamani;

l) kawasan Pura Indra Kila, di Desa

Dausa, Kecamatan Kintamani;

m) kawasan Pura Balingkang, di Desa

Pinggan, Kecamatan Kintamani;

n) kawasan Pura Tuluk Biyu, di Desa

Suter, Kecamatan Kintamani;

o) kawasan Pura Munggu, di Desa Suter,

Page 46: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 46

Kecamatan Kintamani;

p) kawasan Pura Dukuh, di Desa Suter,

Kecamatan Kintamani;

q) kawasan Pura Ulun Danu Songan,

Desa Songan A, Kecamatan Kintamani;

r) kawasan Pura Pancering Jagat, di Desa

Trunyan, Kecamatan Kintamani; dan

s) kawasan Pura Bukit Mentik, di Desa

Batur, Kecamatan Kintamani.

3) Kawasan Desa Budaya Khusus

mencakup :

a) Desa Pekraman Trunyan;

b) Desa Pekraman. Penglipuran;

c) Desa Pekraman Bayunggede;

d) Desa Pekraman Pengotan; dan

e) Desa Pakraman Pinggan.

Page 47: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 47

1) Kawasan sekitar Gunung Batur;

2) Kawasan sekitar Danau Batur;

3) Kawasan sekitar Dinding Kaldera Batur;

dan

4) Sebaran Lahan Kritis di Kabupaten

Bangli.

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kec. Kintamani

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Bangli terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO USULANPROGRAM

UTAMA LOKASI

MERUPAKAN KSP/KSK

(YA/TIDAK) SUMBER PENDANAAN INSTANSI PELAKSANA

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1

Perwujudan Sistem

Prasarana Air

Minum

1. Pemantapan dan

Pengembangan

Prasarana Air Baku

Kec. Bangli, Kec.

Tembuku, Kec.

Kintamani, Kec.

Susut

Ya APBN/APBD Dep. PU Pemprov/Kab.

Page 48: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 48

2. Pemantapan dan

Pengembangan

Prasarana Irigasi

Sawah dan Non Sawah

3. Pemantapan dan

Pengembangan

Prasarana Air Minum

4. Pengembangan

Prasarana

Pengendalian Daya

Rusak air

4.1 Pengembangan

Prasarana Pengaman

Sungai

4.2 Pengembangan

Prasarana

Pengendalian Erosi dan

Longsor

2

Perwujudan Sistem

Prasarana

Lingkungan

1. Pengembangan Sistem

Pengelolaan Sampah

1.1 Pemantapan IPST

Kec. Bangli, Kec.

Tembuku, Kec.

Kintamani, Kec.

Susut

Ya APBN/APBD, Swasta Dep. PU Pemprov/Kab.,

Swasta

Page 49: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 49

di TPA Regional

Bangklet

1.2 Peningkatan

Sarana

Perangkutan

Persampahan dan

TPS

1.3 Pemasyarakatan

dan Sosialisasi

menerus

pengurangan

sampah melalui 3R

2. Pengembangan Sistem

Pengelolaan Air

Limbah

2.1 Pengembangan

jaringan perpipaan

air tepadu Kaw.

Pekotaan Bangli

dan Pusat Kegiatan

Pariwisata

2.2 Pengembangan

Sistem Sanitasi

Masyarakat pada

Page 50: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 50

skala lingkungan

padat

3

Perwujudan Kawasan

Peruntukan

Permukiman

1. Pengembangan dan

Penetapan RTR pada

berbagai tingkatan

RTR KSP/KSK dan

RDTR Kaw. Beserta P.

Zonasi

2. Perwujudan Kawasan

Permukiman Perkotaan

2.1 Pengembangan

dan pemerataan

pelayanan sistem

jaringan prasarana

permukiman

2.2 Pengembangan

dan pemerataan

pelayanan sarana

permukiman

2.3 Pengembangan

prasana

Kec. Bangli, Kec.

Tembuku, Kec.

Kintamani, Kec.

Susut

Ya APBN/APBD, Swasta Dep. PU Pemprov/Kab.,

Swasta

Page 51: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 51

perlindungan dari

bencana

2.4 Perwujudan RTH

min 40% dari

wilayah Kota

2.5 Perwujudan RTH

non hijau, ruang

pejalan kaki dan

jalur atau ruang

evakuasi bencana

3. Perwujudan Kawasan

Permukiman

Perdesaan

3.1 Pengembangan

dan pemerataan

pelayanan sistem

jaringan prasarana

permukiman skala

perdesaan

3.2 Pengembangan

dan pemerataan

pelayanan sarana

pada permukiman

skala perdesaan

Page 52: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 52

3.3 Pengembangan

prasarana

perlindungan dari

bencana

3.4 Perlindungan

terhadap sawah

berigasi

Page 53: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 53

V.2 Arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

V.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan daerah untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan sesuai dengan Visi, Misi

Kabupaten Bangli, maka diperlukan arah kebijakan pembangunan daerah

yang akan dilaksanakan. Dalam periode 2010-2015, arah kebijakan

pembangunan Kabupaten Bangli diarahkan kepada terwujudnya

masyarakat Bangli yang cerdas, sehat dan sejahtera. Guna

mewujudkan masyarakat Bangli yang cerdas, sehat dan sejahtera,

kebijakan pemerintah Kabupaten Bangli adalah lebih banyak memberikan

“kail” daripada “ikan”, dan selanjutnya diutamakan lebih banyak lagi

memberikan “cara membuat kail”. Untuk mencapai hal tersebut, maka

fokus kebijakan pembangunan Bangli lima tahun mendatang diutamakan

pada empat bidang, yaitu: Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial;

Bidang Pendidikan; Bidang Kesehatan; dan Lingkungan Hidup, yang

didukung oleh bidang-bidang lain sesuai dengan potensi wilayah Kabupaten

Bangli.

V.2.2. Arah Kebijakan Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

Pembangunan bidang ekonomi di Kabupaten Bangli diarahkan untuk

menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di berbagai bidang dan

pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh

sebab itu, pembangunan bidang ekonomi harus dilaksanakan secara sinergi

dengan bidang-bidang yang lain untuk mencapai peningkatan kesejahteraan

rakyat. Dalam rangka penciptaan peningkatan kesejahteraanrakyat, dalam

RPJMD 2010-2015 kondisi utama yang harus diciptakan adalah (1)

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan; (2)

pertumbuhan ekonomi yang mendorong penciptaan lapangan kerja yang

lebih luas dan merata; (3) pertumbuhan ekonomi yang mendorong

peningkatan ekonomi masyarakat miskin ; (4) pertumbuhan ekonomi yang

mampu melestarikan budaya dan kearifan masyarakat Bangli, dan (5)

pertumbuhan ekonomi diarahkan mampu menjaga kelestarian lingkungan

(Bangli Clean and green).untuk mencapai hal tersebut diatas, arah

kebijakan RPJMD terkain dengan Kecipta karyaan adalah :

Page 54: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 54

a. Bidang Infrastruktur Wilayah

Kondisi sarana dan prasarana infrastruktur di Kabupaten Bangli saat

ini masih ditandai oleh tidak meratanya aksesibilitas antar desa, kualitas,

ataupun cakupan pelayanan. Dengan demikian, sarana dan prasarana

infrastruktur yang ada belum sepenuhnya dapat mendukung pembangunan

sektor riil, mendorong sektor produksi dan keseimbangan pembangunan

wilayah. Arah kebijakan lima tahun mendatang akan difokuskan pada: (1)

peningkatan pembangunan infrastruktur bagi masyarakat secara merata

dan proporsional dan sesuai dengan penataan ruang; (2) peningkatan

sarana dan prasarana infrastruktur perhubungan; (3) peningkatkan akses

masyarakat terhadap jasa infrastruktur, seperti jaringan irigasi air baku, air

bersih/air minum, air limbah, sanitasi lingkungan, perumahan, transportasi

jaringan jalan dan jembatan, listrik, drainase, persampahan, dan lainnya;

(4)peningkatan pembangunan jaringan telekomunikasi dan informatika

untuk mendekatkan jarak fisik yang berjauhan mengingat wilayah

Kabupaten Bangli yang luas; dan (5) pengelolaan sumber daya air beserta

daerah tangkapan air secara efisien.

b. Arah Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

Sumber daya alam dan lingkungan hidup (SDA dan LH) sangat

penting dalam pembangunan di Kabupaten Bangli, baik sebagai penyedia

bahan baku bagi pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung

sistem kehidupan. SDA dan LH perlu dikelola dengan bijaksana agar

pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan

lestari saat ini dan di masa yang akan datang. Adanya kepentingan ekonomi

yang berorientasi jangka pendek serta lonjakan jumlah penduduk akan

berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya alam untuk

bahan baku industri maupun konsumsi. Peningkatan kebutuhan tersebut

dapat berakibat pada peningkatan pemanfaatan sumber daya alam, yang

pada akhirnya akan menurunkan daya dukung dan fungsi dari lingkungan

hidup serta kerusakan sumber daya alamnya. Akibat terjadinya degradasi

lingkungan hidup ini sudah mulai dirasakan, terutama timbulnya

permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan, dan kebutuhan akan sumber

daya air.

Arah kebijakan pembangunan bidang lingkungan hidup secara

nasional sesuai amanat RPJMN 2010 -2014 adalah dilaksanakan untuk

dapat mencegah dan mengantisipasi akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan-

kegiatan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam. Bentuk-

bentuk nyatanya adalah meningkatnya kasus pencemaran lingkungan dan

Page 55: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 55

penurunan daya dukung lingkungan. Di antaranya diakibatkan oleh laju

pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur, industrialisasi, pola

kehidupan yang konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum

optimalnya kapasitas sumber daya manusia.

Untuk mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan sesuai

dengan Visi lingkungan hidup Kabupaten Bangli yang Clean, Green,

Moving and Lovely, maka arah kebijakan yang ditempuh adalah

pelestarian fungsi lingkungan hidup dan atau pelestarian lingkungan hidup,

melalui: (1) pengendalian dan pemantauan pencemaran pada air, lahan,

udara, dan keanekaragaman hayati (kehati); (2) perbaikan kerangka

regulasi dan peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara

konsisten; (3) perbaikan kualitas lingkungan melalui upaya rehabilitasi dan

konservasi serta pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan; (4)

penataan dan pengelolaan lingkungan yang harmonis dari hulu ke hilir

sebagai upaya mempertahankan Bangli sebagai kawasan resapan air; (5)

peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan institusi

pengelola lingkungan hidup; (6) peningkatan kesadaran dan partisipasi

masyarakat; (7) pengembangan penelitian pengelolaan lingkungan; dan (8)

pengembangan sumber-sumber pendanaan lingkungan alternatif.

V.3 Arahan Perda Bangunan Gedung

Maksud dari Rencana peraturan daerah tentang Bangunan Gedung di

Kabupaten Bangli adalah sebagai acuan sekurang-kurangnya untuk

mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan bangunan gedung sejak

dari perizinan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, kelaikan

bangunan gedung agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Renvana Peraturan daerah tentang Bangunan Gedung Kabupaten

Bangli bertujuan untuk:

1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata

bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin

keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan;

3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan

gedung.

Lingkup Rencana peraturan daerah ini meliputi ketentuan mengenai

fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan

bangunan gedung, peran masyarakat dan pembinaan dalam

penyelenggaraan bangunan gedung.

Page 56: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 56

V.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten

Bangli

Perkembangan pembangunan di Kabupaten Bangli telah memberikan

konsekuensi tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah

tersebut, dan juga penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Salah

satunya adalah kebutuhan akan ketersediaan sumber air baku untuk melayani

kebutuhan air bersih masyarakat, industri dan aktivitas sosial budaya. Untuk itu

penyediaan air bersih merupakan salah satu bagian dari prasarana wilayah

yang harus terus dikembangkan untuk mendukung perekembangan wilayah

terutama perkotaan. Pada saat ini upaya pemanfaatan sumber daya air di

Kabupaten Bangli belum dilakukan secara optimal, sehingga penyediaan air

bersih untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat merupakan

prioritas utama di atas semua kebutuhan lainnya.Upaya pemenuhan kebutuhan

air bersih telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan

pembangunan prasarana penyediaan air bersih untuk meningkatkan jangkauan

pelayanan.

Pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Bangli dilakukan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangli. Daerah pelayanan

pada sistem penyediaan air minum Kabupaten Bangli meliputi Unit

Kubu/Kayubihi, Unit Kintamani, Unit Malet, Unit Peninjouan, Unit Undisan yang

menggunakan sistem pemompaan. Sedangkan yang menggunakan sistem

gravitasi antara lain Unit Tamanbali, Unit Demulih, Unit Susut/Selat, dan Unit

Abuan/Apuan. Pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten

Bangli merupakan kombinasi pelayanan oleh PDAM, sumur, mata air, cubang

dan lainnya. Kapasitas terpasang PDAM Bangli periode Bulan Mei tahun 2012

adalah 253,5 liter/detik, namun kapasitas produksi hanya 213,53 ltr/dtk.

Jumlah sambungan periode bulan Mei tahun 2012 adalah 13.015, dimana

jumlah pelanggan terbesar merupakan pelanggan Rumah Tangga yaitu

sebanyak 12.104 unit. Dari 72 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bangli,

hanya 20 desa/kelurahan yang telah terlayani air bersih perpipaan dari PDAM

dan 52 desa belum terlayani air minum dengan variasi cakupan yang berbeda-

beda. Cakupan pelayanan air minum oleh PDAM terhadap penduduk di

Kabupaten Bangli periode bulan Juni tahun 2013 adalah sebesar 29,48%

dengan total penduduk yang sudah terlayani sejumlah 63.906 jiwa.

Page 57: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 57

Keterbatasan kemampuan produksi PDAM Bangli dalam memproduksi

air bersih akan berimplikasi kepada pengembangan manajemen usaha PDAM

Bangli, dan di sisi lain pelayanan masyarakat terhadap air bersih akan semakin

menurun, sehingga dikhawatirkan akan menurunkan target MDGs di Bangli

dalam pelayanan air bersih.

Berdasarkan analisis proyeksi kebutuhan air bersih sampai akhir tahun

perencanaan berdasarkan golongan pemakai yang lebih rinci, memperlihatkan

kondisi pada tahun 2008 yang memperoleh pelayanan PDAM masih sangat

kurang. Dengan kebutuhan sesuai standar pelayanan air bersih berdasarkan

jumlah penduduk untuk tahun 2008 adalah 4.166.049 M³, sedangkan kondisi

pada tahun 2008 baru mencapai 1.852.526 M³. Dengan kondisi pemenuhan air

bersih pada tahun 2008 yang masih mengalami kekurangan sebesar

2.313.522,88 M³.

Berdasarkan hasil survei primer maupun sekunder, memang terdapat

kawasan yang belum terlayani oleh PDAM yaitu kawasan Bangli Utara

(Kecamatan Kintamani). Kecamatan Kintamani masih sangat terbatas dalam

penyediaan air bersih yang dilayani oleh PDAM, sehingga pemenuhan

kebutuhan akan air bersih maupun air minum diperoleh dari sumber mata air

yang terdapat di kawasan sekitarnya dan kecenderungan pengelolaan selama

ini masih dilakukan secara swadaya dengan membentuk kelompok-kelompok di

Kecamatan Kintamani.

Sedangkan kawasan Bangli Selatan (Kecamatan Bangli, Susut dan

Tembuku) sebagaian besar sudah terlayani jaringan PDAM, permasalahan yang

sering muncul adalah air PDAM kekurangan cadangan air baku disaat debit

sumber mata air menurun. Akibat kurangnya cadangan air PDAM, beberapa

unit sering mengalami kendala air bersih dan berakibat air PDAM mengalir 2 - 3

hari sekali pada suatu unit pelayanan (seperti Unit Pelayanan Abuan - Susut).

Hal ini berdampak pada pelayanan PDAM yang masih kurang dan tingkat

kesehatan masyarakat juga akan berpengaruh bila tidak adanya pola

penanganan yang intensif ke depannya.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan

merupakan kebutuhan mendesak untuk mendukung pelaksanaan

pembangunan. Salah satu infrastruktur air minum yang sangat penting dan

mendasar adalah unit Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sebuah

infrastruktur SPAM yang mengalami penurunan air baku atau bahkan hilang

Page 58: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 58

akan mengakibatkan keseluruhan SPAM tidak dapat berjalan. Oleh sebab itu,

ketidak pastian ketersediaan dan keberlanjutan ketersediaan air baku akan

mempengaruhi kinerja keseluruhan penyelenggaraan SPAM. Unit Air Baku yang

andal akan secara langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan air

minum.

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak

sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu

Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum

merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang

mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas

masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi

masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum

menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Ketersediaan air baku yang andal yang secara langsung menjamin

keberlangsungan penyelenggaraan air minum diperlukan suatu konsep dasa

rrencana pengembangan SPAM. Rencana Induk Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air

minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk Air Minum,

dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah.

Selain itu dengan adanya rencana teknis pengembangan SPAM (DED) yang

memenuhi syarat peraturan berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka

pengembangan SPAM di suatu lokasi/kawasan akan mendukung keberfungsian

dan keberlanjutan yang sistematis.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

a. Maksud Pekerjaan

1. Menyiapkan dokumen yang dipakai sebagai pedoman dalam

menyusun program pengembangan SPAM di daerah secara

berkelanjutan guna menjamin ketersediaan air minum bagi

masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya.

2. Memberikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan

program dan pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan

prasarana dan sarana air minum perkotaan dan perdesaan.

Page 59: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 59

b. Tujuan Pekerjaan

1. Mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas

dengan harga terjangkau;

2. Mencapai kepentingan yang seimbang antara konsumen dan

penyedia jasa pelayanan;

3. Mencapai peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum;

4. Mendorong upaya gerakan penghematan pemakaian air.

c. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya dokumen Master Plan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) skala perkotaan dan pedesaan yang dikelola PDAM Kabupaten

Bangli yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

2. Tersedianya pola integrasi dan koordinasi antara pemerintah daerah

bersama masyarakat dalam pengembangan sistem penyediaan air

minum.

3. Tersusunnya rencana program jangka menengah pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Milenium

Development Goals (MDGs) 2010 s/d 2015 .

V.5 Arahan Strategi sanitasi Kabupaten Bangli

Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang

telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan

strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan

perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri

dari analisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan

menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal

di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasisi dan kombinasi yang

tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis lingkungan internal bertujuan

untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada

hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan

permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi.

Sedangkan análisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi

dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity)

dan tantangan (Threat).

Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya

dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di

Page 60: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 60

dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli, terutama mengenai isu

strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini.

Maka berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli, tujuan dan

sasaran pengembangan sanitasi, sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman (SWOT) per subsektor yang menghasilkan posisi

pengelolaan masing-masing per subsektor yaitu subsektor air limbah,

persampahan, drainase dan PHBS. Dengan acuan hasil tersebut, maka

dalam bab 3 SSK Kabupaten Bangli, telah dirumuskan tentang tujuan,

sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang

hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan

menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang

diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik ,

mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu

tertentu. Sedangkan Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi

yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.

V.5.1 Tujuan, Sasaran dan Percepatan Pengembangan Air Limbah

Domestik

Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Air Limbah Domestik

Kabupaten Bangli

TUJUAN SASARAN STRATEGI

PERNYATAAN

SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

Tercapainya

Standar

Pelayanan

Minimum

(SPM) untuk

layanan air

limbah

Domestik

tahun 2018

1. Berkurangnya

praktek Buang Air

Besar Sembarang

(BABS) dari 21,5

% menjadi 0%

Tahun 2018

2. Meningkatnya

akses rumah

tangga terhadap

sarana dan

prasarana air

limbah Domestik

dari 78,5%

menjadi 100%

pada tahun 2018

1. Tidak ada

penduduk

yang

melakukan

praktek

BABS di

tahun 2018

1. Sosialisasi dan

advokasi program

Air Limbah

Domestik

2. Pembangunan

sarana dan

prasarana Air

Limbah Domestik

berbasis tata

ruang wilayah

kabupaten.

3. Peningkatan akses

masyarakat

terhadap

prasarana dan

sarana air limbah

sistem on site

Page 61: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 61

(setempat) dan

komunal di

perkotaan dan

perdesaan

4. Menyelenggaraka

n STBM di

kawasan

Perkotaan dan

Perdesaan

5. Dalam Jangka

Panjang

merencanakan

pembangunan

IPLT

6. Mendorong

partisipasi

masyarakat dan

dunia usaha (CSR)

dalam

penyelengaraan

Pembangunan,

pengembangan

dan pengelolaan

air limbah

permukiman.

7. Menyusunan

perangkat

peraturan baik

dalam bentuk

Perda maupun

Peraturan Bupati

yang mendukung

penyelenggaraan

pengelolaan air

Ilimbah Domestik

V.5.2 Tujuan, Sasaran dan Percepatan Pengembangan

Pengembangan Persampahan

Page 62: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 62

Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan Kab.

Bangli

TUJUAN SASARAN STRATEGI

PERNYATAAN

SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

Terciptanya

lingkun

gan

yang

bersih,

asri dan

sehat di

Kabupat

en

Bangli

1. Pencapaian

pengurangan

kuantitas

sampah

sebesar 24%

tahun 2018

2. Meningkatkan

akses

masyarakat

terhadap

pengelolaan

sampah

sesuai

dengan SPM.

3. Meningkatnya

kwalitas

lingkungan

masyarakat.

4. Meningkatnya

nilai tambah

tehadap

ekonomi

masyarakat.

1. Sistem

pelayanan dan

pengelolaan

sampah

mencakup

wilayah empat

kecamatan di

Kab. Bangli.

2. Sampah

yang dihasilkan

oleh masyarakat

di wilayah

permukiman

perkotaan dan

kawasan

permukiman

padat penduduk

pada tahun 2013

adalah sebesar

337 m3/hari,

sedangkan

penanganan

volume sampah

secara langsung

sampai tahun

2013 sebesar

180m3/hari

3. Pembuanga

n sampah tidak

dilakukan

sembarangan.

4. Efisiensi

anggaran.

1. Melakukan sosialisasi

dan advokasi program

bidang persampahan.

2. Pembangunan dan

pemeliharaan sarana

prasarana sektor

persampahan

3. Metode pengelolaan

sampah menggunakan

sistem 3R dan Sanitary

Landfill

4. Mendorong partisipasi

masyarakat dan dunia

usaha (CSR) dalam

Pembangunan dan

mengelola sampah

berbasis masyarakat.

5. Peningkatan SDM

aparatur dalam

pengelolaan

persampahan serta

meningkatkan

kerjasama dan

koordinasi antara SKPD

terkait

6. Mengembangkan

kerangka regulasi

tentang persampahan

untuk memperkuat dan

memantapkan

pengelolaan

persampahan

7. Pengadaan/Penambahan

dan rehabilitasi sarana

Page 63: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 63

prasarana persampahan

(pengumpulan,

pengangkutan dan

pengelolaan sampah)

sesuai dengan

kebutuhan dan cakupan

pelayanan

Page 64: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 64

V.5.3 Tujuan, Sasaran dan Percepatan Pengembangan Drainase

Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Drainase lingkungan

Kab. Bangli

TUJUAN SASARAN STRATEGI

PERNYATAAN

SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

Terwujudnya

sistem

drainase

terpadu yang

berwawasan

lingkungan dan

berbasis

masyarakat di

Kabupaten

Bangli tahun

2018

1. Menurunnya

wilayah

potensi

genangan di

Kabupaten

Bangli sebesar

3,5% pada

tahun 2018

2. Meningkatnya

kualitas

lingkungan

masyarakat.

1. Meningkatnya

Prosentase

Desa yang

Memiliki Akses

Terhadap

Drainase .

2. Meningkatnya

kualitas sarana

dan prasarana

umum

.

1. Melakukan

sosialisasi dan

advokasi

program bidang

drainase.

2. Membentuk

peraturan dan

produk hukum

untuk

penanganan

drainase.

3. Meningkatkan

pembangunan

dan

pemeliharaan

drainase

diwilayah

permukiman

padat huni.

4. Penyusunan

masterplan/renca

na induk

pengelolaan

drainase di

Kabupaten Bangli

5. Pembangunan

jaringan drainase

sistem terbuka

sebagian besar

dikembangkan di

lingkungan

Page 65: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 65

permukiman,

pusat

pemerintahan

dan perkantoran,

pusat kegiatan

komersil,

industri, dan di

sepanjang

jaringan jalan.

6. Meningkatkan

kerjasama dari

para pemangku

kepentingan

dalam

pembangunan

Drainase

(pemerintah,

masyarakat,

Swasta).

V.5.4 Tujuan, Sasaran dan Percepatan Pengembangan Promosi

Higiene dan Sanitasi (Prohisan)

TUJUAN SASARAN STRATEGI

PERNYATAAN

SASARAN

INDIKATOR

SASARAN

Terwujudnya pola

hidup bersih dan

sehat di

masyarakat

Kabupaten

Bangli

1. Meningkatnya

kesadaran

masyarakat

untuk ber

PHBS dari

79,22%

menjadi 100

% tahun 2018

1. Tidak ada lagi

masyarakat

buang air besar

sembarangan

(BABS) Tahun

2018

2. 72 desa

melaksanakan

sanitasi

lingkungan

berbasis

1. Melakukan

sosialisasi dan

advokasi

program PHBS.

2. Meningkatkan

alternatif

pendanaan dari

berbagi sumber

(pusat, provinsi,

daerah, swasta

dan masyarakat)

Page 66: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 66

masayarakat

(SLBM) dan

STBM

3. Meningkatkan

sarana dan

prasarana CTPS

di Tatanan

Sekolah dan

Tempat Umum.

4. Pembinaan

PHBS pada

sarana umum

dan tempat-

tempat khusus

5. Peningkatan

peran gender

dan masyarakat

miskin

6. Meningkatkan

penyuluhan

tentang PHBS

pada tatanan

sekolah, rumah

tangga dan

tempat umum

V.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Laingkungan

Kawasan perencanaan merupakan pusat kegiatan pemerintahan, pusat

perkembangan kebudayaan dan pusat kegiatan perniagaan/perdagangan.

Secara umum dasar pertimbangan penataan kawasan perencanaan adalah

mendorong dan membentuk setiap elemen-elemen landscapekawasan agar

lebih berkualitas dan berpotensial, dimana bagian-bagian kawasan yang “pasif”

dan “mati” akan dihidupkan kembali dan dikembangkan sehingga memberikan

manfaat danfeed back yang positif bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu

bagian kawasan yang berpotensi akan diarahkan menjadi embrio dan generator

perkembangan di kawasan perencanaan.

Dasar pertimbangan secara khusus penataan pada kawasan

perencanaan yaitu Pelestarian arsitektur setempat melalui konservasi terhadap

bangunan-bangunan arsitektura khas atau tradisional Bali. Hal ini merupakan

suatu upaya menjaga warisan budaya dan citra visual kawasan, sehingga bisa

Page 67: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 67

memperkuat identitas dan ciri khas kawasan. Kekhasan yang dimiliki kawasan

perencanaan salah satunya bangunan-bangunan yang ada di komplek pura,

puri maupun permukiman masyarakat berpotensi untuk dieksplorasi dan

dibangkitkan kembali kualitasnya secara visual, untuk memperkuat karakter

khas kawasan.

VV..66..11KKoonnsseepp RReennccaannaa TTaattaa BBaanngguunnaann ddaann LLiinnggkkuunnggaann

Konsep utama penataaan kawasan perencanaan adalah merancang

tata bangunan & lingkungan berdasarkan nilai historis, culture

heritage & sisi rekreatif tanpa mengabaikan konsep-konsep ruang

Bali (memadukan aspek sejarah & rekreasi kota). Konsep ini akan

memberikan nuansa berwibawa/agung, santai/rileks & terbuka menyatu

dengan masyarakat. Penataan bangunan dan lingkungan serta kegiatan kota

akan diselaraskan dengan kondisi lingkungan masyarakat, kondisi sosial-

budaya aspek ruang, traffic system management dan kontekstual arsitektur

setempat. Kegiatan atau upaya pelestarian penataan tetap mengacu dan

berpijak pada faktor-faktor antara lain :

1. Arti simbolis atau tertentu bangunan/arsitektur pada peristiwan kota

dimasa lalu;

2. Keistimewaan bangunan/arsitektur seperti bangunan pura, puri, dan

rumah tinggal tradisional;

3. Kelangkaan karena terbatasnya peninggalan yang masih tersisa;

4. Ketajaman/tipikal suatu bangunan;

5. Nilai estetika seperti gaya, struktur & konstruksi serta tampilan

visual yang memperkuat atau menonjolkan khas/identitas arsitektur

lingkungan sekitar.

Guna mewujudkan dan menuangkan gambaran konsep utama maka untuk

penataan secara rinci akan memerlukan beberapa konsep perancangan

(Urban Design Strategy).

Tabel 3.4. Konsep Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

NNOO AASSPPEEKK

PPEENNAATTAAAANN

EELLEEMMEENN PPEENNAATTAAAANN KKOONNSSEEPP PPEENNAATTAAAANN

AA TTAATTAA

LLIINNGGKKUUNNGGAANN

11.. TTaattaa RRuuaanngg

KKaawwaassaann

MMeennyyeessuuaaiikkaann ddeennggaann

aarraahhaann RRDDTTRR KKeeccaammaattaann

BBaannggllii MMeennggiinntteeggrraassiikkaann

ppuussaatt –– ppuussaatt kkaawwaassaann

MMeennggeemmbbaannggkkaann kkaawwaassaann

ccaammppuurraann ((mmiixxeedd uussee))

22.. RRuuaanngg TTeerrbbuukkaa MMeennggooppttiimmaallkkaann ffuunnggssii

Page 68: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 68

rruuaanngg tteerrbbuukkaa sseebbaaggaaii

rruuaanngg yyaanngg bbeerrffuunnggssii

eekkoollooggiiss,, ssoossiiaall,, eekkoonnoommii

ddaann eesstteettiiss

PPeennaattaaaann vveeggeettaassii

ddiiaarraahhkkaann ppaaddaa ttuujjuuaann

kkeelleessttaarriiaann,, kkeesseeiimmbbaannggaann

ddaann eesstteettiikkaa

33.. SSiisstteemm PPeerrggeerraakkaann SSiisstteemm ssiirrkkuullaassii mmeennjjaammiinn

kkeennyyaammaannaann,, kkeellaannccaarraann,,

kkeeaammaannaann ddaann

kkeemmuuddaahhaann

PPeennaattaaaann jjaallaann mmeennjjaammiinn

kkeellaannccaarraann ddaann kkeeaammaannaann

sseerrttaa tteerrccaappaaiinnyyaa kkuuaalliittaass

ppaannddaannggaann vviissuuaall

mmeenncciippttaakkaann eelleemmeenn

ppeeddeessttrriiaann yyaanngg

mmeennjjaammiinn,, kkeejjeellaassaann aarraahh,,

kkeeaammaannaann ddaann kkeennyyaammaann

sseerrttaa tteerrcciippttaannyyaa rruuaanngg

yyaanngg mmaannuussiiaawwii

PPeennaattaaaann ssiisstteemm ppaarrkkiirr

yyaanngg ddiiaarraahhkkaann ppaaddaa

kkeeppeennttiinnggaann ppeejjaallaann kkaakkii

ddaann kkeemmuuddaahhaann aakksseess

44.. PPeerraabboott JJaallaann MMeelleennggkkaappii kkaawwaassaann

ddeennggaann ppeerraabboott jjaallaann

yyaanngg bbeerruuppaa,, ppaappaann

iinnffoorrmmaassii,, ppeettuunnjjuukk aarraahh,,

ppaappaann nnaammaa jjaallaann,, llaammppuu

ppeenneerraannggaann,, bbookkss tteelleeppoonn

uummuumm,, tteemmppaatt ssaammppaahh,,

tteemmppaatt dduudduukk,, rraammbbuu llaalluu

lliinnttaass,, hhaallttee ddaann ppooss

ppoolliissii..

DDeessaaiinn ppeerraabboott jjaallaann

ddiiaarraahhkkaann uunnttuukk

mmeennggaaddiiooppssii bbeennttuukk ––

Page 69: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 69

bbeennttuukk aarrssiitteekkttuurr llookkaall

55.. UUttiilliittaass KKaawwaassaann OOppttiimmaalliissaassii ffuunnggssii

ssaalluurraann ddrraaiinnaassee,, ddeennggaann

rreehhaabbiilliittaassii ffiissiikk ssaalluurraann

ddaann nnoorrmmaalliissaassii

PPeennaattaaaann jjaarriinnggaann kkaabbeell

lliissttrriikk,, tteelleeppoonn ddaann ppiippaa

aaiirr bbeerrssiihh ppaaddaa kkaawwaassaann

ddiiaarraahhkkaann ddeennggaann ssiisstteemm

kkaabbeell ttaannaamm yyaanngg

tteerriinntteeggrraassii ddeennggaann

eelleemmeenn uuttiilliittaass llaaiinnnnyyaa

PPeennaattaaaann ppeerrssaammppaahhaann

ddiillaakkuukkaann ddeennggaann

mmeennaammbbaahh jjuummllaahh TTPPSS

yyaanngg bbeerruuppaa kkoonnttaaiinneerr

ddaann ttoonngg ssaammppaahh

ddiisseeppaannjjaanngg jjaalluurr

ppeeddeessttrriiaann

BB TTAATTAA

BBAANNGGUUNNAANN

11.. KKoonnsseerrvvaassii

BBaanngguunnaann

MMeelleessttaarriikkaann bbaanngguunnaann ––

bbaanngguunnaann bbeerraarrssiitteekkttuurr

ttrraaddiissiioonnaall BBaallii ((ppuurrii,, uummaahh,,

ggrryyaa,, jjeerroo))

22.. PPeennyyaammaaaann KKoonnsseepp

BBaanngguunnaann

MMeellaalluukkaann rreeddiissaaiinn tteerrhhaaddaapp

bbaanngguunnaann –– bbaanngguunnaann yyaanngg

ttiiddaakk sseessuuaaii ddeennggaann

kkaarraakktteerriissttiikk aarrssiitteekkttuurr

kkaawwaassaann

33.. PPeenniinnggkkaattaann

KKuuaalliittaass BBaanngguunnaann

MMeenniinnggkkaattkkaann kkuuaalliittaass vviissuuaall

bbaanngguunnaann,, uunnttuukk

mmeenniinnggkkaattkkaann eesstteettiikkaa

kkaawwaassaann

44.. PPoollaa PPeerrppeettaakkaann MMeennggaattuurr ppoollaa ppeerrppeettaakkaann

bbaanngguunnaann ddeennggaann

mmeemmppeerrttiimmbbaannggkkaann KKDDBB,,

KKDDHH,, SSeemmppaaddaann bbaanngguunnaann

55.. SSeemmppaaddaann MMeennggaattuurr sseemmppaaddaann

Page 70: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 70

BBaanngguunnaann bbaanngguunnaann,, KKDDBB,, KKLLBB,,

KKeettiinnggggiiaann BBaanngguunnaann ddaann

EElleevvaassii bbaanngguunnaann uunnttuukk

mmeemmppeerrttaahhaannkkaann

kkeesseeiimmbbaannggaann ppeemmaannffaaaattaann

llaahhaann

66.. OOrriieennttaassii BBaanngguunnaann OOrriieennttaassii bbaanngguunnaann yyaanngg

ddiitteerraappkkaann aaddaallaahh oorriieennttaassii

kkeeddeeppaann ((mmeenngghhaaddaapp jjaallaann))

ddaann oorriieennttaassii kkeetteennggaahh ((ppoollaa

nnaattaahh))

77.. WWuujjuudd BBaanngguunnaann SSoossookk ddaann bbeennttuukk bbaanngguunnaann

mmeenneerraappkkaann pprriinnssiipp kkoonnsseepp

TTrrii AAnnggggaa ((kkeeppaallaa,, bbaaddaann,,

kkaakkii)),, ddeennggaann sskkaallaa

hhaarroommoonniiss mmaannuussiiaawwii

mmeenneerraappkkaann mmaatteerriiaall llookkaall

ddaann//aattaauu bbuuaattaann yyaanngg

bbeerrkkaarraakktteerr llookkaall ddaann

mmeenneerraappkkaann oorrnnaammeenn

ttrraaddiissiioonnaall yyaanngg ddiissttiilliirr

V.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP) Kabupaten Bangli

Tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

merupakan dasar untuk merumuskan strategi dan program pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan. Tujuan ini merupakan harapan untuk

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin

dicapai dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Fungsi dari tujuan yang

disusun adalah sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, Sedangkan kebijakan

pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan tindakan

yang harus ditetapkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan permukiman

dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Bangli. Tujuan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Kabupaten Bangli yaitu “

Mewujudkan dan meningkatkan kualitas kawasan permukiman dan

infrastruktur perkotaan yang berwawasan Tri Hita Karana dan

Page 71: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 71

Kearifan budaya Bali”. Maksud dari tujuan tersebut adalah meningkatkan

kualitas kawasan permukiman yang mengalami penurunan atau kemerosotan

kualitas lingkungan permukiman dan infrastruktur perkotaan wilayah

Kabupaten Bangli, dimana perbaikan atau peningkatan kualitas lingkungan

permukiman yang akan dilakukan harus sesuai dengan Tri Hita Karana dan

budaya Bali. Berdasarkan rumusan tujuan yang telah ditetapkan diatas, maka

rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan Kabupaten Bangli secara rinci adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas permukiman

2. Penyediaan sarana dan prasarana minimal permukiman

3. Penyediaan RSH (Rumah Siap Huni)

4. Peningkatan kualitas pelayanan air bersih

5. Peningkatan pengelolaan lingkungan

6. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi dan angkutan jalan

7. Pelestarian kawasan suci dan kawasan bersejarah

8. Pemantapan kawasan ruang terbuka hijau

9. Peningkatan social kemasyarakatan dan kelembagaan

Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan Kabupaten

Bangli

Arah pembangunan perkotaan di Kabupaten Bangli terbagi menjadi beberapa

kawasan, antara lain:

Perkotaan Bangli

Secara umum pusat pemerintahan, dan sebaran permukiman yang paling

banyak tersebar di kawasan perkotaan ini. Tepatnya berdasarkan arahan

pengembangan kota, dimana Bangli Selatan sebagai arahan persebaran

permukiman. Untuk kawasan perkotaan bangle diarahkan untuk

pengembangan perdagangan dan jasa, pemerintahan, ekonomi, dan social

budaya. Arah pembangunan perkotaan di Kabupaten Bangli terbagi menjadi

beberapa kawasan, antara lain:

Perkotaan Bangli

Secara umum pusat pemerintahan, dan sebaran permukiman yang paling

banyak tersebar di kawasan perkotaan ini. Tepatnya berdasarkan arahan

pengembangan kota, dimana Bangli Selatan sebagai arahan persebaran

permukiman. Untuk kawasan perkotaan bangle diarahkan untuk

pengembangan perdagangan dan jasa, pemerintahan, ekonomi, dan social

budaya. Perkotaan Kintamani Kawasan kintamani memiliki banyak potensi

wisata dan untuk pengembangan permukiman di kawasan ini termasuk

permukiman terbatas. Karena potensi yang dimiliki, sehingga di Kawasan

Page 72: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 72

Perkotaan Kintamani diarahkan untuk pengembangan penunjang pariwisata

baik itu wisata social budaya, ekonomi, dan wisata alam.

Perkotaan Catur Belantih

Kawasan Perkotaan Catur Belantih merupakan salah satu kawasan yang ada di

Kecamatan Kintamani yang memiliki potensi perkebunan sehingga kawasan ini

diarahkan untuk pengembangan agropolitan.

Perkotaan Susut dan Kayuamba

Permukiman yang ada di kawasan ini sebagian besar berupa permukiman yang

masih mempertahankan kearifan budaya dan adat istiadat Bali. Selain itu juga

memiliki potensi pertanian dan perkebunan khususnya di daerah Kayuamba.

Kawasan perkotaan ini diarahkan untuk pengembangan agropolitan.

Perkotaan Tembuku

Kawasan Perkotaan Tembuku memiliki ciri khas permukiman yang hampir sama

dengan Kawasan Perkotaan Susut. Permukiman yang ada di wilayah ini

cenderung perkembangannya mendekati perkotaan Bangli. Perkotaan Tembuku

diarahkan untuk pengembangan pendukung permukiman horizontal.

V.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Pariwisata Kintamani

Berdasarkan segala potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh

kawasan, maka untukmenjadikannya sebagai kawasan dengan kegiatan

beragam namun tetap terintegrasi antar segalakegiatan tersebut maka perlu

disusun suatu konsep dan strategi perencanaan yang

komprehensif.Banyaknya pemangku kepentingan serta masyarakat yang

akan terpengaruh oleh perkembangankawasan, maka perlu disusun

kesamaan tujuan pembangunan yang dituangkan menjadi visibersama.

Penyusunan visi menjadi penting dalam kawasan yang memiliki potensi

kegiatan yangberanekaragam, pertanian, jasa, perdagangan, pariwisata

serta kegiatan lainya agar tidak terjadibenturan kepentingan

Pariwisata akan menjadi masa depan yang dituju dalam pembangunan

kawasan tanpameninggalkan kegiatan pertanian yang selama ini menjadi

tulang punggung sebagian besarpenduduknya. Pembangunan

kepariwisataan, pertanian serta kegiatan lainnya dilaksanakan

secaraterintegrasi serta berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup serta

kesejahteraan masyarakat

Dasar pertimbangan secara khusus penataan pada kawasan

perencanaan yaitu Pelestarian arsitektur setempat melalui konservasi

terhadap bangunan-bangunan arsitektural khas atau tradisional Bali. Hal ini

merupakan suatu upaya menjaga warisan budaya dan citra visual kawasan,

Page 73: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 73

sehingga bisa memperkuat identitas dan ciri khas kawasan. Kekhasan yang

dimiliki kawasan perencanaan salah satunya bangunan-bangunan yang ada

di komplek pura, puri maupun permukiman masyarakat berpotensi untuk

dieksplorasi dan dibangkitkan kembali kualitasnya secara visual, untuk

memperkuat karakter khas kawasan.

V.8.1 Konsep Penataan Ruang Kawasan

Konsep utama penataaan kawasan perencanaan adalah penataan

bangunan dan lingkungan berbasis pada kelestarian lingkungan

dan budaya lokal dengan mengharmoniskan kegiatan bermukim,

berwisata dan religius. Konsep ini akan menjamin bertahannya kondisi

fisik lingkungan dan keseimbangan ekologis yang tetap terjaga, serta

memberi peluang berusaha bagi masyarakat setempat. Penataan bangunan

dan lingkungan serta kegiatan kawasan akan diselaraskan dengan kondisi

lingkungan masyarakat, kondisi sosial – budaya, aspek ruang, bentang

alamdan kontekstual arsitektur setempat. Kegiatan atau upaya pelestarian

penataan tetap mengacu dan berpijak pada faktor-faktor antara lain :

6. Arti simbolis atau tertentu bangunan/arsitektur pada peristiwa kota dimasa

lalu;

7. Keistimewaan bangunan/arsitektur seperti bangunan pura, dan rumah

tinggal tradisional;

8. Kelangkaan karena terbatasnya peninggalan yang masih tersisa;

9. Ketajaman/tipikal suatu bangunan;

10. Nilai estetika seperti gaya, struktur & konstruksi serta tampilan visual yang

memperkuat atau menonjolkan khas/identitas arsitektur lingkungan sekitar.

Guna mewujudkan dan menuangkan gambaran konsep utama maka untuk

penataan secara rinci akan memerlukan beberapa konsep perancangan

(Urban Design Strategy).

a. Konsep Tata Ruang Kawasan

1). Konsep Tata Ruang Makro

makro konsep kawasan disesuaikan dengan RDTR Kecamatan

Kintamani yaitu sebagai pusat kegiatan perkantoran pemerintahan,

pusat pelayanan kesehatan, perdagangan kawasan perkembangan

kebudayaan,kawasan pendidikan dan pariwisata.

Mengintegrasikan pusat – pusat kegiatan (node) kawasan seperti

pemerintahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pusat rekreasi

ruang terbuka agar seimbang dengan bangunan peninggalan

jaman kerajaandan terciptanya keterpaduan dan keanekaragaman

kegiatan kawasan.

Page 74: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 74

2). Konsep Tata Ruang Mikro

Menciptakan koridor kawasan yang berkualitas secara manusiawi

(urban mall), melalui :

o Mengembangkan kawasan campuran (mixed use) antara kegiatan

rekreasi, perkantoran, pelayanan kesehatan, perdagangan,

kawasan pendidikan dan pemukiman.

o Merancang desain bentuk bangunan yang harmonis dengan

lingkungan sesuai dengan konsep style (urban architecture) serta

o Pengadaan lingkungan pejalan kaki (pedestrian environment),

Pola horizontal dan vertikal land use kawasan tidak memberikan

dampak penting terhadap lingkungan

Prosentase maksimal kegiatan pendukung tidak menganggu fungsi

utama suatu lingkungan kawasan

Besaran prosentase maksimal harus dapat mengantisipasi kepadatan

bangunan dan interaksi lingkungan yang tarjadi di dalam kawasan

dan tetap mengacu padas arahan rencata tata ruang yang lebih

makro.

V.8.2 Penentuan Tema Kawasan

Tema/citra kawasan disesuaikan dengan kondisi dan potensi eksisting,

guna memudahkan penentuan tema tersebut maka kawasan perencanaan

di bagi menjadi beberapa zona dengan tema berbeda, antara lain tema

konservasi bangunan tradisional, tema perkantoran pemerintah, tema

perdagangan dan jasa, tema pelayanan kesehatan, tema permukiman

tradisional dan tema kawasan pendidikan serta tema pariwisata.

V.8.2.1 Konsep Ruang Terbuka Hijau

1). Open Space

Open Space sebagai wadah kegiatatan sosial ekonomi masyarakat

seperti tempat bermain, berolahraga, kegiatan massal, sektor

informal dan sebagainya, open space dalam bentuk linier dan non

linier ;

- Open Space Linier, berupa telajakan & taman median jalan

- Open Space Non Linier, berupa lapangan terbuka atau taman

- Tetap mempertahankan Landmark Kawasan

Fungsi ekologis sebagai pengendali iklim mikro, sumber penyedia

udara segar/dingin, bidang resapan air, pengendali banjir dan

sebagainya.

2). Vegetasi

Page 75: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 75

Konsep tata hijau kawasan (vegetasi)harus berdasarkan fungsi kelestarian

dan keseimbangan serta estetika/ keindahan lingkungan dimana jenis

dan fungis tanaman hijau (pohon, perdu, semak) serta penempatan

lokasi harus disesuaikan dengan tema dan kondisi eksisting kawasan

perencanaan.

V.8.2.2 Konsep Sistem Pergerakan

1). Sirkulasi

Sistem sirkulasi yang mampu menjamin kelancaran, keamanan dan

kenyamanan pergerakan (traffic) sepanjang ruas jalan pada

kawasan perencanaan.

Pola sirkulasi saling mendukung antara sirkulasi eksternal dan

internal bangunan, serta antara individu pemakai bangunan

dengan transportasi

Sistem sirkulasi memberikan pencapaian yang mudah dan jelas,

baik untuk pelayanan publik maupun pribadi

2). Jalan

Penataan jalan mampu memberikan kenyaman, keamanan, dan

informasi tentang jalur perjalanan serta memberikan jalur

pedestrian yang memadai

Penataan jalan mampu memberikan kenyaman fisik bagi para

pejalan kaki seperti kesejukan serta perlindungan terhadap angin

dan hujan

dilakukan dengan tidak melakukan penebangan serta tidak melakukan

pembangunan di kawasan hutan dengan alasan apapun.

Konservasi Bangunan-lingkungan (Urban Conservation)

Konservasi bangunan dan lingkungan dilakukan untuk menjaga

kesinambungan sejarah kawasan antara masa lalu, masa kini serta masa

yang akan datang.

Arsitektur Kontekstual

Pembangunan arsitektur permukiman, fasilitas pariwisata serta bangunan

lainnya harus dilakukan dengan menghormati citra kawasan yang telah

terbentuk sejak lama. Pembangunan kontekstual pada kawasan dapat

pula diartikan sebagai pembangunan dengan memanfaatkan segenap

potensi sumber daya alam, sumber daya manusia serta ketrampilan

membangun masyarakat local. Dengan pendekatan kontekstual akan

tercipta kawasan terbangun dengan karakter yangsesuai dengan

karakter fisik alamiah serta budaya, sekaligus karakter ketrampilan

masyarakatnya.

Page 76: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 76

Kontinuitas visual yang kreatif (tidak monoton)

Kontinuitas visual yang kreatif diwujudkan melalui penataan bangunan serta

elemen elemen pembentuk citra kawasan seperti candi bentar, sistem

penanda (signage), perabot jalan (street furniture), tampilan tembok

penyengker.

V.8.2.3 Konsep Tata Bangunan

1). Konservasi Bangunan

Melestarikan bangunan-bangunan berarsitektur tradisional Bali (memiliki

ciri-ciri spesifik/khas) pada kawasan perencanaan guna memunculkan

denyut kharisma dan kewibawaaan arsitektur kawasan dengan 4

(empat) cara atau upaya pelestarian :

Preservasi, upaya pencegahan penghancuran bangunan

bersejarah dengan melestarikan arsitektur bangunan persis seperti

keadaan aslinya tanpa ada perubahan.

Restorasi/Rehabilitasi, upaya mengembalikan arsitektur

bangunan seperti keadaan semula tanpa penggunaan bahan atau

material baru.

Rekonstruksi, upaya ini hampir sama dengan restorasi, hanya

berbeda pada bahan bangunan yaitu bisa menggunakan bahan

bangunan lama atau bahan bangunan baru.

Adaptasi/revitalisasi, upaya merubah arsitektur bangunan

dengan fungsi yang lebih sesuai (tidak menuntut perubahan

dratis) atau hanya mengalami dampak yang sangat kecil.

2). Sempadan Bangunan

Konsep rencana penataan sempadan bangunan pada kawasan

perencanaanmencakup ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Merupakan sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan

terhadap tepi jalan, diukur tegak lurus dari as jalan sampai dinding

terluar bangunan, yang berfungsi sebagai pembatas ruang.

b .Garis Sempadan Samping/Belakang Bangunan

Merupakan sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan

terhadap garis batas samping atau belakang kavling, yang dihitung

dari garis batas kavling terhdap batas terluar samping/belakang

bangunan yang berfungsi sebagai ruang bebas, untuk pertimbangan

faktor keselamatan antar bangunan dan estetika tampak samping

bangunan.

c. Garis Sempadan Pagar / Telajakan

Page 77: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 77

Merupakan jarak bersih yang diukur dari pinggir luar pondasi pagar

sampai pinggir luar pasangan got. Sempadan ini ditetapkan untuk

menciptakan efek ruang lebih lapang dan hijau sepanjang jalan.

Mengantisipasi perkembangan ke masa depan Garis Sempadan

Pagar (GSP) perlu ditetapkan lebih lebar dari eksisting dengan fungsi

kombinasi sebagai tempat parkir.

3). Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka prosentase berdasarkan

perbandingan antara seluruh luas lantai dasar bangunan dengan luas

lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan

rencana kota. KDB diperlukan untuk membatasi

luas lahan yang tertutup perkerasan, sebagai upaya melestarikan

ekosistem, sehingga dalam suatu lingkungan sisa tanah sebagai ruang

terbuka (open space) masih mampu menyerap/mengalirkan air hujan

ke dalam tanah. Sedangkan kepadatan bangunan dihitung berdasarkan

perbandingan luas denah cucuran atap bangunan dengan luas

lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

4). Koefisien Lantai Bangunan

Koefisisen Lantai Bangunan (KLB) adalah angka perbandingan antara

jumlah seluruh luas lantai bangunan terhadap luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana

kota. KLB ditetapkan sesuai dengan rencana intensitas pemanfaatan

lahan dari suatu lingkungan berdasarkan rencana kota yang ada, yang

sekaligus dapat membatasi ketinggian bangunan.

5). Orientasi Bangunan

a. Kondisi fisik dan non fisik lingkungan

Kondisi fisik lingkungan mencakup :

Arah sirkulasi matahari (timur-barat)

Jarak antar bangunan

Klimatologi

Aksesibilitas

Kondisi non fisik lingkungan mencakup :

Ideologi

Nilai-nilai sosial budaya

Aksentuasi

Makna ruang yang ingin diciptakan

b. Orientasi bangunan terhadap salib sumbu arah kaja-kelod dan

kangin-kauh (kiblat kompas/kosmos), orientasi ke arah natah, ke

Page 78: BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN ...sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019 V - 1 BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Dokumen RPI2JM Kab. Bangli 2015-2019

V - 78

jalan maupun ke arah/tempat yang mempunyai potensi tertentu

(panorama alam dan sebagainya).

Kiblat kompas/kosmos natah untuk massa bangunan tradisional

dan pada bangunan fungsi baru yang memiliki lahan perpetakan

relatif luas.

V.8.2.4 Wujud Bangunan

a. Skaladan Proporsi

Skala manusia

Proporsi tradisional

Harmonis dengan lingkungan

b. Struktur dan Bahan

Struktur yang jelas (rangka atau dinding pemikul)

Susunan bahan (dari yang berkarakter berat di bawah dan makin

ringan ke atas)

Penyelesaian Struktur dan konstruksi sebagai tektonika (the art of

construction)

Warna bahan dipilih warna-warna alami yang serasi dengan

lingkungan

c. Ornamen dan Dekorasi

Pemakaian Ornamen dan dekorasi sebagai nilai tambah tampilan

arsitektur

Penataan/tata letak didasarkan atas tata nilai sakral dan profan

serta kebiasaan/ kaidah-kaidah yang berlaku dalam Arsitektur

Tradisional Bali

Melestarikan ornamen hias bangunan tradisonal Bali sebagai ciri

khas atau karakter bangunan pada kawasan perencanaan