diit hipertensi

3
DIIT HIPERTENSI Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dan dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, jantung dan otak. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada saat istirahat atau pagi hari pada saat bangun tidur (basal). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar- debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan. Tabel Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII 2003 Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 120 Dan < 80 Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89 Hipertensi Stage 1 140 – 159 Atau 90 – 99 Hipertensi Stage 2 > 160 Atau > 100 Faktor risiko terjadi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan (herediter/genetik), usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman beralkohol dan obat-obatan. Penggunaan obat-obatan seperti golongan

Upload: agus-mustofa

Post on 27-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

/

TRANSCRIPT

Page 1: DIIT HIPERTENSI

DIIT HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah ini berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dan dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, jantung dan otak. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada saat istirahat atau pagi hari pada saat bangun tidur (basal).

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Tabel Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII 2003

Klasifikasi Sistolik (mmHg)   Diastolik (mmHg)Normal < 120 Dan < 80Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89Hipertensi Stage 1 140 – 159 Atau 90 – 99Hipertensi Stage 2 >160 Atau >100

 

Faktor risiko terjadi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan (herediter/genetik), usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman beralkohol dan obat-obatan. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus  dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.Penting bagi penderita untuk melakukan modifikasi pada faktor yang dapat dikendalikan tersebut.

Hipertensi yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebaban komplikasi pada berbagai organ dan berujung pada kematian. Komplikasi pada organ jantung dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah koroner ataupun gagal jantung kongestif. Pada sistem syaraf pusat/otak, hipertensi dapat menyebabkan pelebaran dan penipisan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya stroke. Begitu pula pembuluh darah di ginjal dapat terganggu sehingga terjadi kerusakan ginjal dan zat-zat racun tidak dapat dibuang oleh tubuh.

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5

Page 2: DIIT HIPERTENSI

x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.  Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:

Makanan yang berkadar  lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan

makanan kering yang asin). Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan

dalam kaleng, soft drink). Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang

kering, telur asin, selai kacang). Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang

tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco  serta bumbu

penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.