perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perkembangan .../perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR SKRIPSI Oleh : OCTAVI RIZKY CAHYANINGRUM K4408039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lyminh

Post on 19-Jun-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR

SKRIPSI

Oleh :

OCTAVI RIZKY CAHYANINGRUM

K4408039

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Octavi Rizky Cahyaningrum. PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL

SEWU DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL

EKONOMI MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR. Skripsi.

Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang

dibangunnya Umbul Sewu sebagai obyek wisata (2) pengelolaan obyek wisata

Umbul Sewu (3) perkembangan obyek wisata Umbul Sewu (4) pengaruh obyek

wisata Umbul Sewu terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Pengging dan

sekitar.

Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan

strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah

dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai

karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda,

tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik

observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan

adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan

penelitian, di mana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui

permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk

mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data

dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang

meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) latar belakang

Umbul Sewu ini dijadikan objek wisata karena pemanfaatan potensi wisata di

kawasan wisata Pengging dan kemudahan transportasi (2)

Pengelolamengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga yang

menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu merupakan

objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni oleh PT. Umbul Sewu tidak

bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali tapi Umbul Sewu

hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah (3) ada perkembangan wahana

di Umbul Sewu sedikit mengalami pertambahan dan adanya tambahan kolam

renang sebanyak 3 buah dan gazebo 12 buah, perkembangan pengunjung yaitu

mengalami peningkatan tiap tahun, hal ini disebabkan adanya usaha promosi yang

selalu ditingkatkan oleh pengelola Umbul Sewu (4) Keberadaan objek wisata

Umbul Sewu membawa pengaruh bagi masyarakat sekitar, yaitu adanya

perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya mengubah status yang

tadinya pengangguran menjadi tidak pengangguran. Sedangkan dampak dalam

bidang ekonomi tentunya sangat besar yaitu peningkatan pendapatan keuangan

dan juga peningkatan kesejahteraan bagi kehidupan ekonomi masyarakat

Pengging dan sekitar

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi

ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Progam Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan

dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Drs. A. Arif Musadad, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Sri Wahyuni, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan

penjelasan dengan sabar hingga saya mengerti dan memahami semuanya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis

selama ini.

7. Agus Bekti Widodo, SE yang telah memberikan ijin penelitian dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Eka Lasda Yuniawan dan Parwadi yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Bapak Windarto, BA selaku Lurah Bendan yang membantu memberikan ijin

dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh Warga Bendan yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... v

ABSTRACT . ........................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

DAFTAR ISI .............. .............................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ......................................................................... 7

1. Pariwisata ........................................................................ 7

2. Masyarakat ..................................................................... 23

3. Perubahan sosial ekonomi .............................................. 25

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................ 34

C. Sumber Data ....................................................................... 36

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 38

E. Teknik Sampling................................................... ............... 40

F. Validitas Data ................................................... .................. 41

G. Teknis Analisis Data ........................................................... 42

H. Prosedur Penelitian ............................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi ................................................................. 46

1. Kondisi Geografis .......................................................... 46

2. Kondisi Demografi .......................................................... 48

B. Latar Belakang ..................................................................... 52

1. Gambaran Umum Umbul Sewu ...................................... 52

2. Potensi Objek Wisata Umbul Sewu ................................ 54

3. Faktor-Faktor Umbul Sewu Dijadikan Objek Wisata ..... 56

4. Konsep Pengembangan Umbul Sewu........................... 58

C. Pengelolaan Umbul Sewu .................................................... 62

1. Sistem Pengelolaan ......................................................... 62

2. Tidak dikelola Dinas Pariwisata...................................... 63

3. Fasilitas yang Tersedia di Umbul Sewu .......................... 64

D. Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu ........................ 69

1. Perkembangan Sarana Prasarana..................................... 69

2. Perkembangan Pengunjung ............................................. 70

3. Usaha-Usaha Promosi ..................................................... 72

E. Pengaruh Terhadap Kehidupan Masyarakat ........................ 73

1. Dampak Sosial ................................................................ 73

2. Dampak Ekonomi............................................................ 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................. 77

B. Implikasi ............................................................................. 79

C. Saran ................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 82

LAMPIRAN ....... ..................................................................................... 86

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau, beraneka keindahan

alamnya dan penduduknya yang terdiri dari ratusan suku bangsa, sesungguhnya

memiliki potensi wisata alam, sosial dan budaya yang besar. Potensi dan sumber

daya alam yang ada dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik.

Sebagian besar sumber daya alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan

menjadi beberapa objek wisata. Mengingat daya tarik utama wisatawan yang

berkunjung ke Indonesia adalah karena keindahan alam dan kekayaan seni

budayanya, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan

(Nyoman S Pendit, 2002: 66).

Kekayaan potensi dan sumber daya alam Indonesia membuka peluang

bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Adanya kemajuan teknologi dan juga

akibat urbanisasi yang besar, menarik kaum urban menuju pusat-pusat kota untuk

mencari nafkah. Akibatnya, banyak orang kota yang terlibat dalam suasana

tegang atau mengalami stress. Salah satu pelariannya adalah melakukan rekreasi

atau berlibur di tempat-tempat wisata. Masyarakat kota menginginkan suasana

yang baru, rileks, dan menikmati perubahan lingkungan dengan udara yang

bersih, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani agar segar dan siap untuk

bekerja kembali.

Di Indonesia pariwisata merupakan sektor yang penting dalam

mendukung perekonomian sebagian sumber setelah migas. Pariwisata juga

berperan untuk mengembangkan sosial budaya dan mempromosikan citra bangsa

di luar negeri. Pariwisata di Indonesia merupakan faktor yang mempercepat

perkembangan dan merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling penting.

Sektor ini yang diharapkan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (MA

Desky, 2001: v).

Menurut pendapat Salah Wahab (1985 : 5) pariwisata adalah salah satu

dari industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor

produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Pariwisata sebagai suatu

sektor yang kompleks, meliputi industri-industri dalam arti yang klasik, seperti

misalnya industri kerajinan tangan dan industri cinderamata, penginapan dan

transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.

Pariwisata tidak hanya ditujukan untuk memberikan kesenangan kepada

wisatawan, akan tetapi pariwisata dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang

luas dan membawa perubahan yang luas pula terhadap masyarakat, baik dari segi

sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup. Melalui pariwisata dapat menjadi

pendorong ke arah positif terhadap pemeliharaan dan perkembangan masyarakat.

Berbagai kegiatan dan keperluan pariwisata menyangkut berbagai unsur yang

menyangkut aspek pemerintahan, industri, alam dan masyarakat yang saling

terkait dan saling menunjang dalam rangka memberikan jasa pelayanan yang

memadai kepada para wisatawan (Oemar Hamalik, 1978 : 14-15).

Pengaruh yang ditimbulkan dari pariwisata ini memberikan peluang bagi

masyarakat sekitar untuk membuka usaha. Baik dari usaha makanan, cinderamata

maupun penjualan jasa. Pariwisata diharapkan dapat menggerakan ekonomi

rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan

prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.

Sektor pariwisata juga diharapkan mampu menghasilkan pemasukan

keuangan bagi negara maupun pemerintah daerah. Selain itu juga sektor

pariwisata diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional

maupun perkembangan ekonomi lokal, memberdayakan ekonomi masyarakat,

meningkatkan kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar, mendorong pelestarian

lingkungan hidup, meningkatkan pembangunan sektor lainnya, memperluas

wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan

rasa cinta tanah air, mendorong perkembangan daerah, memperkenalkan produk

nasional maupun produk lokal dalam rangka meningkatakan kesejahteraan

masyarakat dan yang terpenting adalah menyerap tenaga kerja serta meningkatkan

lapangan kerja bagi masyarakat (Soekadijo, 1997: 8-9).

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berkembangnya pariwisata di berbagai daerah di Indonesia merupakan

salah satu wujud kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pengembangan

potensi di setiap daerah yang mempunyai potensi sebagai objek wisata mulai

digali dan dikembangkan. Berbagai jenis objek wisata sudah berkembang di

Indonesia, mulai dari wisata budaya, kesehatan, olahraga, komersial, industri,

politik, konvensi, sosial, pertanian, bahari, cagar alam dan buru. Terdapat ratusan

jenis budaya di Indonesia yang berkembang sesuai dengan karakteristiknya

masing-masing. Alam Indonesia merupakan alam yang kaya dan indah (Oka A

Yoeti, 1990 : vii).

Keindahan alam Indonesia merupakan salah satu aset yang perlu dijaga

dan dikembangkan. Salah satu pengembangannya adalah melalui objek wisata.

Peran masyarakat dalam perkembangan objek wisata tersebut sangat dibutuhkan

sehingga perlu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

pengembangan pariwisata. Melalui hal tersebut keindahan alam di Indonesia dapat

dimanfaatkan dan dilestarikan.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pariwisata merupakan hal

sangat penting. Masyarakat berfungsi sebagai objek, hal ini berarti bahwa

masyarakat sebagai penyedia sarana, maka masyarakat perlu mempersiapkan

segala sesuatu yang diperlukan untuk pelayanan yang memuaskan. Partisipasi

masyarakat dalam pariwisata dapat diwujudkan dengan tingkah laku masyarakat

yang ramah, sopan, menghormati wisatawan yang datang, menunjukkan keaslian

hidup sehari-hari dan memelihara lingkungan sekitar. Oleh karena itu partisipasi

masyarakat tersebut akan mendorong perkembangan pariwisata dan akan lebih

merangsang wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata (Oemar Hamalik, 1978

: 49).

Boyolali terletak di kaki sebelah timur Gunung Merapi dan Gunung

Merbabu sehingga memiliki hawa sejuk, pemandangan alam yang indah dan

mempesona. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer sebelah barat kota Surakarta

(Solo) dan merupakan kawasan wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur). Kota

Boyolali termasuk kawasan Subosukawonosraten (Surakarta – Boyolali -

Sukoharjo - Karanganyar - Wonogiri - Sragen - Klaten) dengan selogan Solo The

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Spirit of Java. Boyolali terkenal sebagai Kota Susu dan mempunyai motto

Boyolali Tersenyum (tertib, elok, rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat)

(http://www.boyolalikab.go.id/, diunduh pada tanggal 10 januari 2012 pukul

10.16).

Pemerintah Kabupaten Boyolali menempatkan sektor pariwisata sebagai

salah satu prioritas pembangunan penggerak ekonomi masyarakat. Diharapkan

melalui industri pariwisata yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat sekitar,

maka akan berdampak pada sektor-sektor yang lain yang pada akhirnya akan

terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Boyolali

pun membuka kesempatan seluas luasnya kepada para investor untuk berinvestasi

di sektor pariwisata dengan membuka tempat-tempat wisata yang baru yang

diharapkan mampu menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten

Boyolali. Sampai saat ini pun telah banyak para investor yang berinvestasi di

Kabupaten Boyolali dengan membuka berbagai jenis tempat wisata yang menarik

dan unik (http://harianjoglosemar.com/, Ario Bhawono, diunduh pada tanggal 4

Oktober 2011 pukul 09.47).

Kabupaten Boyolali memiliki beberapa objek wisata yang dapat

dikunjungi antara lain, Gunung Merapi dan Merbabu yang menawarkan

keindahan alam pegunungan serta panorama alam, tempat wisata berupa mata air

yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang dikelola dengan baik

menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan restoran seperti di

Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali) dan Pengging di Kecamatan

Banyudono (sekitar 10 km arah timur kota Boyolali). Selain itu terdapat beberapa

waduk yang menjadi tujuan wisatawan di Boyolali yakni waduk Badhe, waduk

Cengklik, dan waduk Kedungombo yang biasanya sebagai sarana irigasi bagi

pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam

yang mempesona dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan pemancingan.

Salah satu tempat wisata yang menarik di Kabupaten Boyolali adalah

Umbul Sewu. Umbul Sewu terletak di kawasan wisata Pengging kecamatan

Banyudono. Umbul Sewu merupakan tempat rekreasi keluarga yang mempunyai

sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Tempat wisata ini memiliki kolam

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

renang, kolam pemancingan dan restoran. Para wisatawan dapat memanfaatkan

fasilitas yang ada selama melakukan rekreasi bersama keluarga. Pengunjung juga

disuguhi dengan pemandangan alam sungai yang jernih dan alami. Selain itu,

letak Umbul Sewu juga dekat dengan beberapa tempat wisata yang menarik

lainnya seperti Pemandian Umbul Pengging, Pemandian Umbul Sungsang,

Makam Raden Ngabei Yosodipuro serta terletak di kawasan wisata kuliner

Pengging yang ramai menjajakan berbagai makanan dan masakan khas Pengging

dengan harga terjangkau.

Suatu objek wisata akan menarik para pengunjungnya apabila memiliki

daya tarik tersendiri. Oleh karena itu PT Umbul Sewu bekerjasama dengan

masyarakat sekitar untuk berusaha meningkatkan kualitas objek wisata Umbul

Sewu. Pembangunan objek wisata Umbul Sewu terus dilakukan agar semakin

menarik pengunjung. Banyaknya pengunjung yang datang ke objek wisata Umbul

Sewu akan berdampak bagi kehidupan masyarakat sekitar. Pembangunan dan

pengembangan pariwisata yang dilakukan akan memacu pertumbuhan sosial

ekonomi yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat, tingkat kesejahteraan

masyarakat, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan oleh penulis serta hal-hal

yang menarik yang ada di dalamnya, maka penulis tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu dan Pengaruhnya

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pengging dan Sekitar “.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan

penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain :

1. Apa yang melatarbelakangi dibangunnya Umbul Sewu sebagai objek wisata?

2. Bagaimana pengelolaan objek wisata Umbul Sewu?

3. Bagaimana perkembangan objek wisata Umbul Sewu?

4. Bagaimana pengaruh objek wisata Umbul Sewu terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Pengging dan sekitar?

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berpijak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

adalah untuk mengetahui:

1. Latar belakang dibangunnya Umbul Sewu sebagai objek wisata.

2. Pengelolaan objek wisata Umbul Sewu.

3. Perkembangan objek wisata Umbul Sewu.

4. Pengaruh objek wisata Umbul Sewu terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat Pengging dan sekitar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai masalah perubahan sosial

ekonomi masyarakat Pengging .

b. Menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

tentang pengaruh objek wisata terhadap perubahan sosial ekonomi

masyarakat.

c. Dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian yang

sejenis secara lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam

sejarah pariwisata yang ada di Indonesia.

c. Memberikan manfaat bagi lembaga-lembaga lain yang terkait yang

berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi

masyarakat.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Ditinjau secara etimologi kata “pariwisata” berasal dari bahasa

Sansekerta yaitu “pari” yang berarti penuh, lengkap, berkeliling, “wis(man)” yang

berarti rumah properti, kampung, komunitas dan “ata” yang berarti pergi terus

menerus, mengembara (roaming about). Atas dasar itulah kata “pariwisata”

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

suatu tempat ke tempat lainnya yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata

tourism (Nyoman S. Pendit, 2002: 1).

Menurut Salah Wahab (1975 : 55) pariwisata merupakan salah satu jenis

industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-

sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata

juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan

cinderamata, penginapan, dan transportasi.

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara

dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya karena berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial,

kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain yang bersifat

sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar (Adi Sasono, 1978:8).

Herman V Schulalard dan E. Guyer Freuler dalam Oka A. Yoeti

(1983:105-106) merumuskan pengertian pariwisata dan memberikan batasan

sebagai berikut :

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya

dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang

asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara. Pariwisata dalam

artian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang

didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,

penilaian yang sadar menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai

bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada

perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan

daripada alat-alat pengangkutan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata

adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk

berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi

semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna tamasya dan rekreasi atau

untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

b. Jenis dan Macam Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan

nenek moyang pada suatu negara, maka timbullah bermacam-macam jenis

pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-kelamaan

mempunyai cirinya sendiri. Untuk keperluan perencanaan dan pengembangan

kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata yang satu

dengan jenis pariwisata jenis lainnya, karena dengan demikian akan dapat

ditentukan kebijakan apa yang akan dapat mendukung, sehingga jenis dan macam

pariwisata yang dikembangkan dapat terwujud seperti apa yang diharapkan.

Ditinjau dari segi ekonomi, pengelompokan jenis pariwisata dianggap

penting, karena dengan cara itu dapat menentukan berapa penghasilan devisa yang

diterima dari suatu macam pariwisata yang dikembangkan di suatu tempat atau

daerah tertentu. Di lain pihak, pengelompokan ini juga sangat berguna untuk

menyusun statistik kepariwisataan atau untuk mendapatkan data penelitian yang

diperlukan dalam perencanaan selanjutnya di masa yang akan datang.

Menurut Oka A. Yoeti (1983:114) pariwisata terbagi menjadi beberapa

jenis sesuai dengan pembagiannya masing-masing, antara lain:

1) Menurut letak geografis

a) Pariwisata Lokal (Local Tourism), yaitu pariwisata setempat, yang

mempunyai ruang lingkup sempit dan terbatas dalam tempat-

tempat tertentu saja.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b) Pariwisata Regional (Regional Tourism), yaitu kegiatan

kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang

ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan local

tourism, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan national

tourism.

c) Pariwisata Nasional (National Tourism), kepariwisataan yang

berkembang dalam wilayah suatu negara. Sebagai contoh

kepariwisataan Indonesia..

d) Pariwisata Regional-international, yaitu kegiatan kepariwisataan

yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas,

tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam

wilayah tersebut. Misalnya kepariwisataan ASEAN.

e) Pariwisata Internasional (International Tourism), yaitu

kepariwisataan yang berkembang di seluruh dunia.

2) Menurut alasan/tujuan perjalanan

a) Businnes Tourism, yaitu pariwisata dimana pengunjungnya

memiliki tujuan untuk dinas, usaha dagang, atau yang berhubungan

dengan pekerjaannya, kongres, seminar, conversation, dan

musyawarah kerja.

b) Vacational Tourism, yaitu pariwisata dimana orang-orang yang

melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang

berlibur dan cuti.

c) Educational Tourism, yaitu pariwisata dimana pengunjung atau

orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau

mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

3) Menurut saat atau waktu berkunjung

a) Seasonal Tourism, yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya

berlangsung pada musim-musim tertentu, termasuk di dalamnya

adalah Summer Tourism atau Wimter Tourism, yang biasanya ditandai

dengan kegiatan olah raga.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Occational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan

wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occusion) atau suatu event,

misalnya Sekaten di Solo.

4) Pembagian menurut objeknya

a) Cultural Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang

untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik atau

seni budaya suatu tempat atau daerah. Jadi, objek kunjungannya

adalah warisan nenek moyang, benda-benda kuno.

b) Recuperational Tourism, yaitu biasa disebut dengan pariwisata

kesehatan, tujuannya adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit.

Misalnya mandi di suatu sumber air panas.

c) Commercial Tourism, disebut dengan pariwisata perdagangan, karena

perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional

ataupun internasional.

d) Sport Tourism, yaitu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk

melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu negara.

e) Political Tourism, biasa disebut dengan pariwisata politik, yaitu suatu

perjalanan yang tujuannya melihat suatu peristiwa yang berhubungan

dengan kejadian suatu negara.

f) Social Tourism, Pariwisata sosial hendaknya jangan diasosiasikan

sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya

dilihat dari segi penyelenggaraannya yang tidak menekankan pada

mencari keuntungan saja.

g) Religion Tourism, jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang

dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara

keagamaan. Misalnya naik haji bagi yang beragama Islam.

Menurut Nyoman S. Pendit (2002: 38), selain pembagian jenis pariwisata

di atas, pariwisata dapat di bagi dalam beberapa macam, yaitu:

1) Wisata Budaya, perjalanan ini dilakukan untuk memperluas

pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai cara hidup,

kebiasaan, adat istiadat, budaya dan seni masyarakat di negara lain.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Wisata Olahraga, wisatawan yang melakukan perjalanan dengan

tujuan berolahraga atau mengambil bagian dari pesta olahraga di suatu

negara atau tempat.

3) Wisata Komersial, yang termasuk jenis ini adalah perjalanan untuk

mengunjungi oameran-pameran dan panen raya yang bersifat

komersial.

4) Wisata Industri, adalah perjalanan wisata yang dilakukan oleh orang

awam maupun mahasiswa ke suatu komplek atau daerah perindustrian

dengan tujuan untuk melakukan peninjauan atau penelitian.

5) Wisata Pertanian, perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek

pertanian, pembibitan yang bertujuan untuk penelitian maupun

menikmati lingkungan.

6) Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara-negara yang

memiliki daerah tempat berburu yang dibenarkan dan digalakkan oleh

pemerintah.

7) Wisata pilgrim, jenis wisata ini banyaak dikaitkan dengan agama,

sejaah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam

masyarakat.

8) Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi

penggantin baru.

9) Wisata Petualangan. Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti

masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi.

c. Manfaat Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu industri yang terus berkembang dengan baik

di Indonesia maupun di dunia. Bagi negara-negara yang telah maju,

kepariwisataan merupakan bagian dari kebutuhan hidup. Kegiatan kepariwisataan

bahkan sudah merupakan aktivitas dan permintaan yang wajar untuk dipenuhi.

Adapun manfaat pariwisata tersebut menurut B. Wiwoho (1990: 64-66) antara

lain :

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Manfaat Ekonomi

a) Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Usaha

kepariwisataan dengan segala kaitannya membutuhkann tenaga kerja

yang banyak sehingga bersifat padat karya sehingga sangat membantu

dalam memecahkan masalah pengangguran.

b) Memperbesar penerimaan devisa negara yang bersumber dari

pengeluaran wisatawan luar negeri karena itu dapat memperbaiki

neraca pembayaran negara.

c) Meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tujuan wisata (DTW)

yang berasal dari pengeluaran-pengeluaran yang dibelanjakan oleh

para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

d) Memperbesar pendapatan pemerintah pusat maupun daerah berupa

pajak termasuk bea cukai.

e) Memperbesar penanaman modal baik oleh pemerintah maupun oleh

swasta di berbagai sektor yang langsung berhubungan dengan

pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan maupun yang

mendukung pembangunan kepariwisataan.

f) Meningkatkan produksi serta transaksi barang-barang guna

memenuhi kebutuhan yang timbul karena perjalanan dan kunjungan.

g) Meningkatkan kepariwisataan dan menumbuhkan usaha-usaha

ekonomi dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional.

h) Mendorong pembangunan prasarana dan sarana terutama di daerah

yang tidak memiliki potensi ekonomi kecuali dengan

diselenggarakannya kegiatan kepariwisataan.

2) Manfaat sosial-budaya dan lingkungan hidup

a) Mendorong pemeliharaan pembangunan nilai-nilai budaya bangsa,

menghidupkan kembali seni tradisional yang hampir punah serta

meningkatkan mutu seni, baik seni tari, seni ukir, seni lukis maupun

seni budaya lainnya.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa sebagai akibat

dikembangkannya pengenalan terhadap kekayaan budaya bangsa dan

tanah air.

c) Meningkatkan rasa penghargaan terhadap seni budaya sendiri.

d) Kontak-kontak langsung yang terjadi antara wisatawan dan

masyarakat yang dikunjunginya, sedikit banyak akan menghembuskan

nilai hidup baru dalam arti memperluas cakrawala pandangan pribadi

terhadap nilai-nilai kehidupan lain. Manusia akan belajar menghargai

nilai-nilai orang lain dan memperluas nilai-nilai pribadi, karena nilai

pribadi yang ramah merupakan daya tarik yang dihargai orang asing.

e) Pariwisata dapat mendorong terciptanya lingkungan hidup yang serasi

dan harmonis, oleh karena itu wisatawan yang mempunyai tujuan

pokok untuk rekreasi, menginginkan suatu lingkungan yang

menimbulkan suasana baru dari kejenuhan kehidupan mereka sehari-

hari.

Menurut Oemar Hamalik (1978 : 19-20) pariwisata menyangkut berbagai

aspek dan segi kehidupan masyarakat, sehingga manfaat pariwisata sangat luas

antara lain:

1) Pariwisata akan menambah pendapatan negara dan memperkuat

neraca pembayaran, bertambahnya pendapatandari sektor pajak.

2) Memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan. Terjalin

hubungan anatara para wisatawan dan antara wisatwan dengan

masyarakat sehingga akan tumbuh rasa persahabatan, toleransi, saling

menghargai dan memperkuat persatuan dan kesatuan.

3) Mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau

pagelaran seni budaya yang baik karena wisatawan datang untuk

menikmati dan mengagumi suatu kreasibudaya.

4) Membatu pemeeliharaan dan pemanfaatan lingkungan hidup.

5) Memperluas kesempatan kerja karena dengan berkembangnya industri

pariwisata akan menyerap banyak tenaga kerja.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Objek Wisata

Objek wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang

untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Menurut Marriotti seperti dikutip Oka

A. Yoeti (1996 : 174) ada hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke

suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya adalah :

1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang bersifat

alamiah. Misalnya iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar,

flora dan fauna, kawah, sungai, karang dan ikan di bawah laut, gua-gua,

tebing, lembah, dan gunung.

2) Hasil cipta manusia meliputi :

a) Monumen bersejarah dan sisa peradapan masa lampau. Keraton

kasunanan merupakan jenis ini.

b) Museum, galeri seni, perpustakaan, kesenian rakyat.

c) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, dan upacara

perkawinan.

d) Rumah-rumah beribadah seperti masjid, kuil, candi dan pura.

3) Tata cara hidup masyarakat misalnya bagaimana kebiasaan hidup suatu

masyarakat dan adat-istiadatnya.

Menurut Oka A Yoeti (1990: 109) sutau tempat yang akan dikunjungi

harus memilki persayaratan yaitu : 1) adanya faktor something to see adalah

segala sesuatu yang menarik untuk dilihat, 2) adanya faktor something to do yaitu

suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut, dan 3) adanya faktor

something to buy adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas

tersendiri untuk dibeli. Jika ketiga persyaratan tersebut diperhitungkan akan saling

mengisi sehingga dapat mensukseskan tour yang dilaksanakan. Dengan

memperhitungkan objek wisata yang akan dikunjungi maka dapat menghindari

kebosanan anggota rombongan selama dalam perjalanan.

e. Wisatawan

Suatu daerah tujuan wisata akan hidup atau mengalami perkembangan

jika di daerah tujuan wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Banyak atau

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sedikitnya wisatawan yang berkunjung dapat menjadi indikator bagus tidaknya

suatu tempat wisata. Wisatawan merupakan pengunjung sementara yang tinggal

sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya

dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Pesiar yaitu untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan, dan olah raga.

2) Hubungan dagang, sanak keluarga, handai taulan, konferensi-

konferensi, dan misi.

Pelancong ialah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang

dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk pelancong dalam perjalanan kapal

pesiar) (Oka . A yoeti, 1996: 134). Dalam prakteknya terdapat banyak batasan

mengenai apa yang dimaksud dengan “wisatawan”. Dari sudut pandang ekonomi

negara penerima wisatawan, wisatawan internasional dapat dibagi menjadi 2

kategori :

1) Yang benar-benar wisatawan (holiday makers) yang mengadakan

perjalanan untuk kesenangan.

2) Yang datang untuk keperluan usaha atau pekerjaan (business), studi,

dan misi.

Dalam prakteknya, menurut Oka A. yoeti (1996: 185) keduanya adalah

konsumen dan pembawa devisa. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa

konsumen dan pembawa devisa tidak melakukan kegiatan yang bersifat

produktif di negara yang dikunjunginya, serta tidak pula melakukan pekerjaan

yang mendapatkan bayaran. Dengan kata lain, uang yang konsumen dan pembawa

devisa belanjakan tidak diperoleh dan bukan berasal dari negara yang dikunjungi.

Dalam Nyoman S. Pendit (2002: 45-46) menjelaskan mengenai batasan-

batasan wisatawan yang termuat dalam lampiran laporan Panitia Ahli-ahli

Statistik Liga Bangsa-bangsa (Leagueof Nations), memberi rekomendasi batasan

wisatawan sebagai berikut:

1) Wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan

kekeluargaan, kesehatan dan sebagainya.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-

pertemuan atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan tertentu

(ilmu penegetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, olah raga dan

sebagainya).

3) Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha

bisnisnya.

4) Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar,

walaupun tinggal kurang dari 24 jam lamanya.

Menurut Oka A. Yoeti (1985: 147) banyak orang asing yang berdatangan

ke suatu negara, tetapi orang asing belum tentu sedang dalam keadaan wisata.

Sebagian dari mereka ada yang bekerja dan yang berwisata. Orang asing yang bisa

dianggap sebagai wisatawan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Orang asing yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan

keluarga, kesehatan, dan rekreasi.

2) Orang asing yang mengadakan perjalanan untuk keperluan perternuan-

perternuan atau karena tugas-tugas tertentu (ilrnu pengetahuan, tugas

pemerintahan, diplomasi, agama, dan olah raga)

3) Orang asing yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.

4) Orang asing yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut

walaupun tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan adalah

setiap orang yang melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat lain

dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu, baik dengan tujuan berwisata

ataupun bekerja.

Berdasarkan sifat perjalanannya dan lokasi di mana perjalanan wisata

dilakukan, wisatawan menurut Oka A. Yoeti (1996: 143) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Wisatawan Asing (Foreign Tourist) adalah orang asing yang melakukan

perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan

merupakan negara di mana biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga

wisatawan mancanegara atau disingkat Wisman.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2) Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang berdiam atau bertempat

tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di

wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang

mendapat cuti tahunan dan tidak pulang ke Belanda, melainkan melakukan

perjalanan wisata di Indonesia (tempat bertugas).

3) Wisatawan Domestik (Domestic Tourist) ialah seorang waga negara suatu

negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya

sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga negara

Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau Danau Toba.

Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam negeri atau wisatawan

nusantara (Wisnu).

4) Indigenous Foreign Tourist merupakan warga negara suatu negara tertentu

yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negara asalnya dan

melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya,

warga negara Perancis yang bertugas sebagai konsultan di perusahaan

asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan

perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari

Domestic Foreign Tourist.

5) Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke

suatu negara tertentu, yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu

peiabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

6) Business Tourist adalah orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan

bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan wisata dilakukannya setelah tujuan

utamanya selesai. Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder,

yaitu setelah tujuan primer (bisnis) selesai

f. Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pariwisata berbasis masyarakat merupakan langkah yang lebih maju yang

dilakukan dalam bidang pariwisata. Pariwisata bentuk ini diterapkan untuk

memperjelas peran masyarakat setempat terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.

Pariwisata berbasis masyarakat diantaranya ditandai dengan keterlibatan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

masyarakat sejak perencanaan sampai pelaksanaan kegiaatan pariwisata. Dalam

hal ini yang paling penting adalah meyakinkan dan membuktikan penduduk

setempat bahwa pariwisata memang dapat memberikan keuntungan.

Pariwisata berbasis masyarakat dikembangkan berdasarkan prinsip

keseimbangan dan keselarasan. Prinsip pembangunan community based tourism

menekankan pembangunan pariwisata yang memuat dari, oleh dan untuk

masyarakat. Dalam hal ini pariwisata menggantungkan peran masyarakat sekitar

untuk memajukkan pariwisata seperti dalam wisata Umbul Sewu. Menuru Rara

Sugiarti, Tundjung dan Radjiman ( 2006: 23) menyatakan bahwa pariwisata

berbasis masyarakat ini menjadikan masyarakat sebagai perencana, pelaksana,

pengelola, dan pengembang sampai pada tahap pemantauan dan evaluasi.

Masyarakat terlibat aktif dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dengan

tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Menurut Mallet dalam Ida Kusuma Dewi dan Setyo Budi (2006: 14-15)

meskipun pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada faktor masyarakat

sebagai komponen utama, keterlibatan unsur lainnya seperti pemerintah dan

swasta sangat diperlukan. Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tujuan

wisata mempunyai peran penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan

pariwisata di daerahnya. Hal yang terpenting adalah upaya memberdayakan

masyarakat setempat dengan mengikutsertakan masyarakat dalam berbagai

kegiatan pembangunan pariwisata. Untuk itu pemerintah sebagai fasilitator dan

stakeholder lainnya harus menghimbau dan memberikan motivasi kepada

masyarakat agar bersedia aktif di dalam pembangunan pariwisata.

Pariwisata berbasis masyarakat menuntut adanya koordinasi dan kerja

sama serta peran dari semua pihak yang terkait, karena itu partisipasi masyarakat

sangat mendorong terwujudnya kerja sama. Usaha-usaha yang akan dilaksanakan

dalam pariwisata berbasis masyarakat harus memperhatikan kondisi dan

karakteristik masyarakat setempat serta sifat masing-masing objek dan daya tarik

wisata. Hal ini berkaitan dengan adanya program sadar wisata yaitu kondisi di

mana masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai

tentang pariwisata dan arti penting pembangunan pariwisata bagi kehidupan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Sehingga sebagian masyarakat belum

menyadari bahwa pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan.

Dengan memahami hal itu, masyarakat diharapkan akan berperan serta dalam

berbagai program pengembangan pariwisata.

Rara Sugiarti, Tundjung dan Radjiman ( 2006: 23) mengemukakan

bahwa pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini bertujuan untuk:

1) memberdayakan masyarakat melalui pembangunan pariwisata daerah di

Indonesia; 2) meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

pariwisata agar dapat memperoleh keuntungan ekonomi, sosial budaya dari

pembangunan pariwisata; 3) memberikan kesempatan yang seimbang kepada

semua anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan (gender based dan

equity).

Program sadar wisata dapat berhasil atau tidak ditentukan oleh peran

aktif dan proaktif dari seluruh komponen masyarakat. Dalam melaksanakan

program sadar wisata dengan baik dapat menumbuhkan sikap peduli masyarakat,

maka dibuatlah sebuah pedoman yang bernama sapta pesona. Hal ini diarahkaan

untuk mengurangi tekanan terhadap objek wisata sehingga pembangunan

pariwisata dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dimana dalam hal ini masyarakat setempat dapat dilibatkan dalam berbagai

kegiatan usaha seperti menjual makanan, minuman, cindera mata dan sebagainya

(Rara Sugiarti, Tundjung dan Radjiman, 2006: 24).

Dalam upaya mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat,

pengembangan itu perlu diarahkan untuk menciptakan keseimbangan dalam

memenuhi kepentingan generasi yang akan datang tanpa mengurangi nilainya.

Pengembangan kawasan berdasarkan konsep pembangunan pariwisata

berkelanjutan menekankan adanya sikap berwisata yang positif dan bertanggung

jawab, baik dari pandangan wisatawan, pengelola maupun masyarakat disekitar

lokasi pariwisata.

g. Sapta Pesona Pariwisata

Menurut Ida Kusuma Dewi dan Setya Budi (2007: 11-13) salah satu upaya

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenani

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pariwisata, maka pemerintah mencanangkan program sadar wisata yang mulai

dikampanyekan sejak bulan April 1989 melalui program “kampanye nasional

sadar wisata”. Untuk melaksanakan program tersebut maka pemerintah membuat

sebuah pedoman yang dikenal dengan Sapta Pesona. Sapta pesona adalah

pedoman program Sadar Wisata yang merupakan sebuah kondisi yang harus

diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayanan kepada wisatawan.

Dian Permana Alam (2010:35) mengemukakan bahwa sapta pesona

adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan

mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh

keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona

merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar

daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia. Sapta pesona pertama kali

dicetuskan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yaitu Soesilo

Soedarman. Sapta pesona wisata merupakan tujuh pokok-pokok dalam

mewujudkan kepariwisataan yang harus dilaksanakan. Ketujuh unsur tersebut,

yaitu :

1) Aman

Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila

merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari :

a) Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,

penodongan, penipuan dan lain sebagainya.

b) Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya

c) Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang

kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum,

lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga.

d) Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh

pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang

tidak bersahabat dan lain sebagainya.

Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk

milik (barang) wisatawan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Tertib

Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan

oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari

suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang

tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya :

a) Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan

berangkat tepat pada waktunya.

b) Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi

c) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat

d) Informasi yang benar dan tidak membingungkan

3) Bersih

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang

menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan

pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di

tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti :

a) Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-

tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat

rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih

dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain sebagainya.

b) Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat

c) Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak

mengeluarkan bau tidak sedap dan lain sebagainya

4) Sejuk

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau

keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak

saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam

ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur

dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah kita semua :

a) Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil

penghijauan yang telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah

b) Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian

lingkungan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5) Indah

Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang

menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari

berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk

ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan

yang enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan

bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia, karena itu

kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati

oleh umat manusia.

6) Ramah Tamah

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang

menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan

menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan

kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan

atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada

umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan

rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu daya tarik bagi

wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.

7) Kenangan

Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan

dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang

diperolehnya. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan

perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan

sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah

ini dapat pula diciptakan dengan antara lain :

a) Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa

seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara

b) Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah

bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau

mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari

kunjungan seseorang ke suatu tempat/daerah/Negara.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Menurut pandangan yang populer, masyarakat sebgai kekutan impersonal

yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-

anggotanya. Pandangan ini mirip dengan wawasan sosiolog yang dipelopori oleh

seorang ahli sosiologi klasik dari Perancis yang bernama Emil Durheim yang

menyebutka bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara

mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya

(Darsono Wisadirana, 2004: 23).

Menurut Comte, masyarakat merupakan hubungan sistematis antara

lembaga-lembaga, kesopanan sosial dengan cita-cita, yan semuanya merupakan

kesatuan dari proses-proses fisik, moral dan intelektual ( Soerjono Soekanto,

1983: 3). Summer berpendapat masyarakat merupakan proses saling pengaruh

mempengaruhi antara kebutuhan-kebutuhan pribadi dengan unsur-unsur

kehidupan bersama. Masyarakat merupakan suatu realitas sosial. Menurut

Summer masyarakat manusia terdiri dari in-group dan out-group atau we-group

dan other-group (Adham Nasution, 1983 : 52).

Menurut Betrand dalam Darsono Wisadirana (2004: 23) masyarakat

merupakan hasil dari suatu periode perubahan budaya dan akumulasi budaya. Jadi

masyarakat bukan sekedar jumlah penduduknya saja melainkan sebagai suatu

sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka sehingga menampilkan suatu

realita tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri. Dimana dari hubungan

antaanya ini terbentuk suatu kumpulan manusia yang kemudian menghasilkan

suatu kebudayaan. Jadi masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan, atau disebut juga sekelompok orang yang

mempunyai kebudayaan yang sama atau setidaknya mempunyai sebuah

kebudayaan bersama yang dapat membedakan dari kebudayaan kelompok

lainnyadan yang tinggal di suatu daerah wilayah tertentu, mempunyai perasaan

akan adanya persatuan di antara anggota-anggotanya dan menganggap diri mereka

sebagai satu kesatuan yang berbeda dari lainnya.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Jenis Masyarakat

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:564) masyarakat

dapat dibedakan dalam tujuh macam, antara lain :

1) Masyarakat desa yaitu suatu masyarakat yag anggota masyarakatnya

mampunyai mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam,

perikanan, peternakan atau gabungan dari kesemuanya itu. Sedangakan

sistem budaya dan sosialnya juga mendukung mata pencaharian tersebut.

2) Masyarakat kota yaitu masyarakat yag penduduknya mempunyai mata

pencaharian dalam sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja

dalam sektor administrasi.

3) Masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terbagi dalam kelompok

persatuan yang sering memilki budaya yang berbeda-beda.

4) Masyarakat modern yaitu masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan

pasar secara luas, spesialisasi dalam bidang industri dan pemakaian

teknologi canggih.

5) Masyarakat pedesaan adalah masyarakat desa.

6) Masyarakat primitif ialah masyarakat yang mempunyai sistem

perekonomian sederhana.

7) Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh

adat istiadat yang lama.

Adanya perbedaan lingkungan alam dan sikap hidup menjadikan

masyarakat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Seperti yang dikemukakan

Berger dalam Darsono Wisadirana (2004: 42) membedakan jenis masyarakat

dalam 2 jenis, yaitu: 1) Masyarakat kuno adalah sutau masyarakat yang memiliki

kebudayaan masih sederhana. Masyarakat ini memiliki sifat integrasi yang tinggi

dan bersatu atau homogen dalam suatu keteratuaran beragama serta memilki

peralatan hidup dan komunikasi yang masih sederhana. Jenis masyarakat ini lebih

menonjolkan sifat kekeluargaan dan keterikatan sosial yang ditandai dengan suatu

keakraban (sering disebut sebagai masyarakat Gemeinscaft). 2) Masyarakat

Modern adalah masyarakat yang telah mengalami proses segmentasi atau

pluralisasi atau deferensiasi. Masyarakat modern ini terbagi ke dalam bentuk

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

segmen-segmen masyarakat yang saling berhubungan, antara satu segmen dengan

segmen lainnya dalam rangka mempertahankan hidup dan kehidupannya. Sikap

hidup pada masyarakat modern lebih menonjolkan sikap individualistik, sehingga

nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat termasuk nilai-nilai pengikat dari

para anggota masyarakat sebagai kolektifitas sering terabaikan. Hal ini nampak

pada masayarakat yang tinggal di kota terutama kota besar yang disebut sebagai

masyarakat kota lebih mementingka dirinya dari pada kepentingan orang lain.

Masyarakat demikian juga bisa disebut sebagai masyarakat Gesellscaft.

3. Perubahan Sosial Ekonomi

a. Perubahan Sosial

Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (2005: 304) berpendapat

bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang

tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Dia

meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut.

Akan tetapi, perubahan-perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah

lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan

tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Sedangkan Kingsley

Davis dalam Soerjono Soekanto (2005: 304) mengartikan perubahan sosial

sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto (2005: 310) pada dewasa ini proses-proses

pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu,

yaitu sebagai berikut:

1) Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap

masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara

cepat.

2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan

diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial

lainnya. Karena lembaga-lembaga tadi sifatnya interdependen, maka sulit

sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu

saja.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3) Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan

disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses

penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang

mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.

4) Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau

bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan

timbal balik yang sangat kuat.

Menurut Soerjono Seokanto (2005: 326) di dalam masyarakat di mana

terjadi suatu proses perubahan, terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya

perubahan yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1) Kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal

ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur

kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari masyarakat ke

masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun

penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi,

suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan

dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat

menikmati kegunaannya.

2) Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan mengajarkan aneka

macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan nilai-nilai

tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta

menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.

Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif,

yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan

masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zajam atau

tidak.

3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk

maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat

merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel,

misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan tertentu, walaupun

masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.

4) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation),

yang bukan merupakan delik.

5) Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification). Sistem terbuka

memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti

memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar

kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan

mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status

lebih tinggi. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-

subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah, acap kali

terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan

tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety. Status-anxiety

menyebabkan seseorang berusaha menaikkan kedudukan sosialnya.

6) Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-

kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi

yang berbeda dan seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan

yang mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan demikian menjadi

pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.

Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat

berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

8) Orientasi ke masa depan.

9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki

hidupnya. Transformasi masyarakat desa Jawa kurang mencolok

dibandingkan perubahan sosial dipusat-pusat perkotaan. Bahkan ada

keyakinan umum bahwa kehidupan pedesaan Jawa sulit berubah sejak

waktu yang tidak dapat diingat lagi. Perbedaan antara pola sawah di Jawa

dan pola ladang di luar pulau Jawa masih tampak jelas. Rekonstruksi

akurat mengenai kehidupan desa Jawa pada masa awal sulit dilakukan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kesusastraan Jawa Kuno lebih banyak membahas tentang kehidupan di

istana-istana raja dibandingkan dengan kehidupan sehari-hari rakyat biasa.

Perubahan sosial secara komparatif berjalan lamban di Jawa dan

perubahan dalam kehidupan pedesaan itu hampir tidak seradikal yang terjadi di

Eropa Barat. Tradisi masih memainkan peran yang sangat penting dalam

kehidupan Jawa. Hal yang tampak sebagai unsur baru dan lama ini sering kali

ditemukan bersisi-sisian, tidak bergabung menjadi suatu keseluruhan. Kebutuhan

sosial masih benar-benar tampak bersisian dengan munculnya kebutuhan

ekonomi, dimana semangat modern menyusupi nilai-nilai tradisional.

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di

dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara

keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Menurut Gillin dan Gillin

dalam Soerjono Soekanto (2005:304) menyatakan bahwa perubahan sosial adalah

suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat, yang

disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,

komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru

dalam masyarakat. Sedangkan Hawley dalam Piotr Sztompka menyebutkan

bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem

sosial sebagai satu kesatuan.

Suatu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah hubungan antara industri

dengan masyarakat, wadah industri adalah masyarakat, yang menjadi masalah

adalah bagaimana proses saling mempengaruhi antara industri dengan

masyarakat. Untuk itu, Soerjono Soekanto (2005:301) mengemukakan bahwa

perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat

meneliti susunan dan kehidupan masyarakat pada suatu waktu dan

membandingkan dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu

yang lampau.

Menurut D. Hendropuspito OC (1989:262) perubahan sosial yang berada

di tengah masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

1) Perubahan berulang, merupakan perubahan yang ketikab kembali tidak

terdapat unsur-unsur baru.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Perubahan pembaharuan adalah perubahan yang memperlihatkan usur-

unsur baru yang belum dijumpai dalam masyarakat.

3) Perubahan hakiki dan perubahan jumlah, perubahan hakiki merupakan

perubahan jenis atau hakikat sosial ataupun budaya dan perubahan jumlah

adalah perubahan yang membawa perbedaan jumlah anggotanya.

4) Perubahan siklis, merupakan perubahan memutar sesuai dengan musim

dan tidak membawa unsur-unsur baru bagi kehidupan masyarakat.

5) Perubahan terencana dan perubahan tidak terencana. Perubahan tenencana

adalah perubahan yang sengaja dilakukan menurut rencana tertentu dan

digerakkan menurut pola tertentu. Perubahan tidak terncana merupakan

perubahan yang tidak mengikuti suatu rencana tertentu melainkan sesuai

dengan hukum alam.

6) Perubahan Progresif dan perubahan regresif. Perubahan progresif ialah

perubahan yang membawa kemajuan, hal ini diukur dipengaruhi

subjektifitas penilai. Perubahan regresif merupakan perubahan yang tidak

mendatangkan keuntungan melainkan kemunduran.

b. Perubahan Ekonomi

Perubahan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dan penurunan

pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam

struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu

negara. Dalam perubahan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan

ekonomi (economic growth) pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan

ekonomi, dan sebaliknya (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi, 13

Januari 2012).

Menurut Bert F Hoselitz dalam Aidit Alwi, dkk (1986: 102)

pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dapat mempengaruhi seluruh

struktur sosial, politik dan budaya pada suatu masyarakat. A Q Khalid (1946: 567)

mengemukakan bahwa kunci menuju perubahan ekonomi terletak pada empat

faktor, yaitu: 1) Sumber daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, pendidikan,

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

disiplin, motivasi dan lain-lain), 2) Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan

bakar, iklim dan lain-lain), 3) Pembentukan modal (mesin-mesin, pabrik, jalan

raya dan lain-lain), 4) Tingkat teknologi (pengetahuan, rekayasa, manajemen,

kewiraswastaan dan lain-lain). Masalah kependudukan akan menyebabkan terjadi

ledakan pertambahan karena menurunnya angka kematian sebelum angka

kelahiran sendiri dapat diturunkan. Pendapatan menurun akan mengancam daerah-

daerah yang kurang berkembang.

Eckstein dalam Aidit Alwi (1986:4) melihat bahwa pertumbuhan

ekonomi sebagai perluasan pilihan-pilihan yang terbuka bagi masyarakat. Dalam

masyarakat tradisional terdapat ruang lingkup yang sempit dalam pilihan individu

maupun masyarakat. Dalam masyarakat modern terdapat ruang lingkup yang jauh

lebih besar dalam pilihan individu dan pengambilan keputusan yang bersifat

desentralisasi dalam bidang ekonomi. Keadaan ini merupakan aspek yang penting

dalam individualisme.

c. Perubahan Sosial Ekonomi

Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan.

Proses perubahan terjadi karena manusia adalah makhluk yang berpikir dan

bekerja. Manusia selalu berusaha untuk memperbaiki hidupnya atau sekurang-

kurangnya mempertahankan hidupnya. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya

adalah suatu proses yang terus menerus artinya bahwa perubahan itu ada yang

terjadi lambat dan ada yang terjadi cepat.

Para ahli sepakat untuk mengkategorikan masyarakat Indonesia sekarang

ini sebagai masyarakat yang sedang berada dalam keadaan transisional.

Masyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak dari masyarakat agraris

tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat industrial

modern yang materialistik. Warna kehidupan masyarakat industrial sudah terasa

dalam denyut jantung kehidupan masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris

tradisional tidak lenyap sama sekali.

Terciptanya keseimbangan atau kegoncangan, konsesus atau pertikian,

harmoni atau perselisihan, kerja sama atau konflik, damai atau perang,

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kemakmuran atau krisis dan sebagainya, berasal dari sifat saling mempengaruhi

dari keseluruhan ciri-ciri sistem sosial yang kompleks. Adakalanya perubahan

hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat

besar terhadap unsure lain dari sistem. Sistem dari keseluruhan tetap utuh, tidak

terjadi perubahan menyeluruh atas unsure-unsurnya meski di dalamnya terjadi

perubahan sedikit demi sedikit (Piotr Szotompka, 2008 : 3-4).

Perubahan tidak selalu membawa dampak kemajuan, bahkan yang terjadi

sebaliknya, yaitu kekacauan. Apalagi perubahan tersebut kurang memperhatikan

terhadap sistem nilai yang berlaku sebelumnya, maka yang terjadi adalah

keresahan. Perubahan sosial dan ekonomi masyarakat dapat diartikan sebagai

bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang membawa pengaruh

terhadap kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi pada masyarakat tersebut.

B. Kerangka Berfikir

Keterangan : : hubungan secara langsung

: hubungan secara tidak langsung

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Pariwisata Boyolali

Masyarakat PT Umbul Sewu

Sosial Ekonomi

Perkembangan Objek Wisata

Umbul Sewu

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dari skema di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Kabupaten Boyolali memiliki beberapa objek wisata yang dapat

dikunjungi antara lain, Gunung Merapi dan Merbabu yang menawarkan

keindahan alam pegunungan serta panorama alam masih asli, tempat wisata

berupa mata air alami yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang

dikelola dengan baik menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan

restoran seperti di Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali) dan Pengging di

Kecamatan Banyudono (sekitar 10 km arah timur kota Boyolali). Selain itu

terdapat beberapa waduk yang menjadi tujuan wisatawan di Boyolali yakni waduk

Badhe, waduk Cengklik, dan waduk Kedungombo yang biasanya sebagai sarana

irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki

pemandangan alam yang mempesona dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi

dan pemancingan.

Objek wisata Umbul Sewu Pengging merupakan salah satu objek wisata

andalan Kabupaten Boyolali. Potensi wisata yang dimiliki Pengging membuat

Pemerintah dan perorangan melakukan pengembangan. Oleh karena itu semakin

banyak pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut. Semakin banyak

pengunjung maka membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar objek wisata

Pengging masyarakat sekitar membuka usaha seperti berjualan makanan dan

minuman, pakaian dan perlengkapan renang.

Adanya perkembangan objek wisata Umbul Sewu Pengging ini

membawa perubahan sosial ekonomi bagi masyarakat. Melalaui berbagai jenis

usaha yang dijalankan oleh masyarakat sekitar dan perhatian pemerintah dalam

usahanya meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata Umbul Sewu, maka

secara tidak langsung berpengaruh terhadap meningkatnya status sosial ekonomi

masyarakat sekitar.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Tempat atau lokasi pelaksanaan yang berkaitan dengan sasaran atau

permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dapat

dimanfaatkan oleh peneliti (H.B. Sutopo, 2006: 60). Sumber tempat yang

dimaksud adalah tempat di mana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini

mengambil lokasi di objek wisata Umbul Sewu Pengging, Banyudono, Boyolali,

Jawa Tengah. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan peneliti secara cermat

mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah disetujuinya judul skripsi ini pada

bulan Januari 2012 dan berakhir sampai terselesaikannya penulisan penelitian ini

yakni Juli 2012.

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Pengajuan proposal

2. Permohonan ijin

3. Membuat instrumen

4. Pengumpulan data

5. Analisis data

6. Kesimpulan

7. Penyusunan laporan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena

menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, bukan angka-angka. Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 174)

mengemukakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau

memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-

simbol atau bilangan”.

Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1996: 3) bahwa,

“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati”.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 72) merumuskan pengertian

metode diskriptif dan memberikan batasan sebagai berikut :

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek

penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada

penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini

berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis

dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata

lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.

Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis,

melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel

yang diteliti.

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah a. memusatkan

perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat

sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, b. menggambarkan fakta-fakta

tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interpretasi nasional (Hadari

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Nawawi, 1987:64). Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian yaitu

suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang

berasal dari data dan diuji kembali secara empiris (Lexy J. Moelong, 1996: 8).

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif

kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan

mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data-data

deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang tertentu atau

perilaku yang diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif

dengan mendiskripsikan perkembangan Umbul Sewu dan pengaruhnya terhadap

sosial ekonomi masyarakat Pengging dan sekitar. Penelitian yang dihasilkan

berupa perilaku yang dapat diamati pada saat sekarang dan kata-kata tertulis atau

lisan dari pengelola Umbul Sewu, masyarakat, wisatawan, pedagang dan pejabat

Dinas Pariwisata Boyolali. Peneliti menggali data yang ada melalui wawancara,

observasi dan analisis dokumen.

2. Strategi Penelitian

Ditinjau dari inti masalah yang diselidiki, teknik, alat yang digunakan,

serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan, penelitian deskriptif kualitatif

terdiri atas beberapa jenis dan diantaranya adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan strategi penelitian yang fokus permasalahanya terletak pada fenomena

kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, di mana batasan

antara fenomena dengan konteks tersebut tidak jelas, sehingga perlu banyak

sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1997:1). Studi kasus atau penelitian kasus

(case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang dimaksud

berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

Subjek penelitian dapat individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat

(Moh.Nazir, 2005:57).

Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang

tunggal. Menurut Yin penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang

menyelidiki sebuah fenomena aktual yang terjadi dalam konteks kehidupan,

sehingga diperlukan banyak sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1987 : 23).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Penelitian ini menggunakan studi kasus karena penelitian ini mengkaji mengenai

pengembangan pariwisata yang dilakukan terhadap Umbul Sewu Pengging, serta

pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata tersebut

terhadap masyarakat di sekitarnya. Menggunakan studi kasus terpancang karena

variabel yang menjadi permasalahan telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti.

Terpancang tunggal karena dalam penelitian ini peneliti terarah pada satu

karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran

penelitian adalah meneliti kegiatan kepariwisataan di Umbul Sewu Pengging.

Menurut Sutopo pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan

menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan

studinya (Sutopo, 2006:139). Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah

ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dengan mengambil aspek yaitu

lingkungan Umbul Sewu Pengging yang terletak di Kelurahan Bendan,

Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan

dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (H.B Sutopo, 2006:56).

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau observasi merupakan hasil

usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, serta bertanya. Untuk itu

dalam memilih sumber data, harus benar-benar berpikir mengenai kemungkinan

kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Dalam

penelitian ini sumber data diperoleh melalui :

1. Informan

Informan merupakan sumber data yang sangat penting karena informan

dapat menjadi sumber data primer dengan segala informasi yang dimilikinya.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi penelitian (Lexy J. Moloeng, 1996:112). Informan yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a. Pengelola dan karyawan Umbul Sewu Pengging.

b. Pejabat Dinas Pariwisata Boyolali.

c. Masyarakat sekitar Umbul Sewu Pengging.

d. Wisatawan.

e. Pedagang di sekitar Umbul Sewu Pengging.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena

dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi sosial

selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan peristiwa

dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan.

Tempat yang menjadi sasaran observasi dalam penelitian ini adalah objek wisata

Umbul Sewu yang berada di desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten

Boyolali. Sebagai peristiwa adalah aktivitas pengelola, karyawan, pedagang, juru

parkir, wisatawan dan semua yang dapat diamati yang berkaitan dengan upaya

pengembangan objek wisata Umbul Sewu dan pengaruhnya terhadap kehidupan

sosial ekonomi masyarakat sekitar.

3. Dokumen

Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan

sebagai sumber data untuk memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi pada

masa lampau yang sangat berkaitan erat dengan kondisi peristiwa yang saat ini

sedang dipelajari. Menurut Lexy J. Moloeng (2002:113) sumber tertulis dapat

dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen dari

arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Sumber buku dan majalah ilmiah

biasanya terdapat di perpustakaan. Sumber tertulis lainnya adalah dokumen

pribadi, yaitu tulisan tentang seseorang yang ditulis sendiri, misalnya berupa

surat, buku harian, anggaran penerimaan atau pengeluaran diri atau rumah tangga.

Dokumen resmi biasanya terdapat pada instansi-instansi pemerintah, misalnya

buletin resmi, laporan rapat, usul-usul kebijaksanaan dan sebagainya. Dalam

dokumen juga terdapat beragam gambar yang berkaitan dengan aktifitas dan

kondisi yang diperlukan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber data.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar dapat berupa gambar apa saja yang memang berkaitan dengan masalah

yang dikaji.

Dalam penelitian ini menggunakan dokumen dan arsip yaitu berupa

brosur dan catatan yang ada di Dinas pariwisata serta buku-buku yang ada

kaitannya dengan permasalahan penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan.

Gambar digunakan sebagai sumber data adalah gambar peta Pengging dan gambar

berupa foto-foto dari Umbul Sewu Pengging serta foto dari lingkungan di sekitar

Umbul Sewu Pengging.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan cara-cara yang

ditempuh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang

dipergunakan dapat saling melengkapi dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Menurut

Hadari Nawawi (1987:100), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian. Spradly dalam

H.B Sutopo (2006:75) menjelaskan bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi

dibagi menjadi dua yaitu: a. Observasi tak berperan sama sekali, di mana

kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui oleh subyek yang diamati;

b. Observasi berperan, di mana peneliti mendatangi tempat atau lokasi penelitian

dan kehadirannya diketahui oleh yang diamati. Observasi berperan dibedakan lagi

menjadi tiga yaitu: a. Observasi berperan pasif, dimana peneliti hanya mendatangi

lokasi tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat

pasif namun hadir dalam konteksnya; b. Observasi berperan aktif, peneliti

mengambil studi di lokasi dan juga mengambil bagian nyata dalam kegiatan yang

ditelitinya disamping terlibat dalam percakapan atau menyimak apa yang

dibicarakan oleh sasaran pengamatan; c. Observasi berperan penuh, peneliti

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

memiliki peran penuh, peneliti benar-benar terlibat dalam kegiatan yang

ditelitinya.

Dari berbagai teknik yang ada, dalam penelitian ini digunakan teknik

observasi berperan aktif, karena peneliti terlibat dalam percakapan, menyimak apa

yang dibicarakan mengenai sasaran pengamatan, serta mencatat dan

mengumpulkan keterangan-keterangan seperti jumlah pengunjung dan fasilitas

yang disediakan Umbul Sewu yang dapat diperoleh dalam objek penelitian.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan

dalam penelitian kualitatif, terutama di lapangan. Menurut Lexy .J. Moleong

(1996:135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewnawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut. Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu

sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya

Sebelum mengadakan wawancara, maka diadakan persiapan dengan

menghubungi informan dan menyusun sejumlah pertanyaan atau yang disebut

teknik wawancara terencana yaitu teknik wawancara dengan terlebih dahulu

mempersiapkan daftar pertanyaan dengan menggunakan bantuan alat tulis

(Koentjaraningrat 1983:139).

Hal tersebut bertolak belakang dengan anggapan H.B Sutopo, wawancara

dalam penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur sebagai teknik

wawancara mendalam, sehingga wawancara bersifat “open-ended” dan mengarah

kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal

terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal

yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara

lebih jauh dan mendalam. Dalam hal ini posisi subjek lebih berperan sebagai

informan daripada responden (H.B Sutopo 2006:69).

Peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik wawancara bebas

terbuka sehingga informan dengan sukarela memberikan keterangan-keterangan

sesuai dengan masalah yang diteliti. Tanpa harus kehilangan benang merah antara

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

judul penelitian dengan hasil wawancara. Instrumen pertanyaan dari penelitian

akan peneliti lampirankan dalam lapiran pertama.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi

yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin (1987) dalam H.B Sutopo

(2006:81) analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti

bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi

juga maknanya yang tersirat. Oleh karena itu peneliti harus bersikap lebih kritis

dan teliti.

Teknik analisis arsip dan dokumen ini dilakukan paling awal guna

melihat dan menghimpun pengetahuan tentang sumber yang menuliskan dan

membahas mengenai upaya pengembangan yang dilakukan terhadap Umbul Sewu

Pengging. Hal ini dimaksudkan agar dalam penyajian laporan akhir tidak

mengalami kesulitan karena apa yang tercantum dalam dokumen atau arsip yang

ada setidaknya tidak menyimpang jauh dari peristiwa yang menjadi objek

penelitian. Dalam penelitian ini analisis dokumen dilakukan dengan mneganalisis

peta, data dari dinas yang terkait dengan penelitian ini, serta buku-buku yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

E. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu suatu teknik

yang digunakan untuk memilih orang yang akan dijadikan informan. Menurut H.B

Sutopo (2006:62) teknik sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses

yang umum dalam memfokuskan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada

seleksi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive

sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki

kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang

dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

dalam memperoleh data (H.B Sutopo 2006:64). Teknik purposive sampling juga

digunakan atas dasar karena teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman

data dalam menghadapi realitas jamak di mana kita tidak hanya melihat satu

kejadian yang terjadi saja melainkan juga melihat masalah lain yang terjadi di

dalamnya dan tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tetapi untuk

kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh karena itu, penentuan sampel

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak

langsung dalam Pengembangan Pariwisata di Umbul Sewu Pengging, baik

pengelola Umbul Sewu Pengging, wisatawan, maupun masyarakat di sekitarnya.

F. Validitas Data

Dalam penelitian, validitas data berguna untuk menentukan valid dan

tidaknya suatu data yang akan digunakan sebagai sumber penelitian. Data yang

diperoleh perlu diuji untuk menghasilkan data yang valid. Menurut Kartini

Kartono (1990:111) validitas data adalah alat ukur yang berfungsi untuk

mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Gejala-gejala sosial

bersifat kompleks, majemuk dan saling berkaitan maka pada penelitiannya

memerlukan alat-alat pengukur majemuk. Keabsahan data menunjukkan mutu

seluruh proses pengumpulan data saat data diuji keabsahannya melalui

trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong (1996:178) trianggulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan dan pembanding terhadap data itu.

Patton dalam H.B Sutopo (2006:92), menyatakan ada empat macam

trianggulasi yaitu : 1. data triangulation, di mana peneliti menggunakan beberapa

sumber untuk mengumpulkan data semacam, 2. investigator triangulation, yaitu

pengumpulan data semacam dilakukan oleh beberapa peneliti, 3. methodological

triangulation, penelitian dilakukan dengan beberapa metode yang berbeda, dan

4. theoretical triangulation yaitu melakukan penelitian dan datanya dengan

menggunakan beberapa perspektif yang berbeda. Dalam hal ini peneliti

menggunakan dua teknik trianggulasi dari empat trianggulasi yaitu trianggulasi

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

data dan trianggulasi metode. Menggunakan trianggulasi data, karena dalam

penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik dari

masyarakat di sekitar umbul maupun pejabat terkait di lingkungan Dinas

Pariwisata kemudian informasi dari narasumber yang lain, sehingga data sejenis

bisa teruji kemantapan dan kebenarannya. Menggunakan tringgulasi metode,

karena dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode

yang berbeda-beda, ada yang menggunakan metode wawancara, observasi,

maupun metode analisis dokumen.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (1996:103) bahwa

analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam

suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Lexy J. Moleong (1996:103) analisis data sebagai proses yang mencari usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti

yang disarankan oleh data yang diperoleh dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan pada tema dan hipotesis itu. Dalam penelitian kualitatif proses analisis

data dilakukan sejak awal bersamaan dengan pengumpulan data. Dengan

demikian proses analisis data dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan selama

perjalanan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1982:190) menganalisis data

membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data.

Menurut HB.Sutopo (2006:113) analisis data dilakukan sejak awal

pengumpulan data sampai selama pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan kesimpulan sementara sampai akhir penelitian. Dalam proses

analisis data ada tiga komponen yang saling berkaitan untuk menentukan hasil

akhir data sebagai kesimpulan,diantaranya:

1. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi umum pemfokusan dan penyederhanaan yang

dilakukan selama penelitian baik sebelum, selama pengumpulan sampai

akhir pengumpulan data. Reduksi data ini sudah dilakukan sejak

pengambilan keputusan rencana kerja, pemilihan kasus, menyusun

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

proposal, membuat pertanyaan maupun cara pengumpulan data yang

akan dilakukan. Hal ini akan berlanjut selama pengumpulan data

berlangsung sampai laporan akhir disusun.

2. Sajian Data

Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian

akan berbentuk matriks, gambar, grafik, jaringan, bagan atau skema.

Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun

dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Merupakan langkah terakhir dalam analisis data untuk mengambil

kesimpulan semenjak data terkumpul. Penarikan kesimpulan adalah suatu

bentuk pemahaman dari berbagai hal yang ditemui dalam penelitian

dengan melakukan pencatatan, peraturan-peraturan,pertanyaan-

pertanyaan, konfigurasi yang mungkin, sebab-akibat dan prosisi.

Dalam penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah analisis

interaktif. Miles dan Huberman (1992:16), menyebutkan bahwa analisis dalam

penelitian interaktif yaitu proses analisis yang terdiri dari tiga komponen yang

meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya.

Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai

berikut :

Gambar 2. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Kesimpulan/

Penarikan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dari skema diatas dapat diuraikan bahwa pada analisis dalam penelitian

interaktif yang terdiri dari tiga komponen yang meliputi reduksi data, sajian data,

dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya merupakan sesuatu yang saling

terkait pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data. Hal ini

diharapkan untuk membuat sebuah wawasan umum yang disebut dengan analisis.

Analisis data kualitatif merupakan kegiatan yang berlanjut, berulang dan terus-

menerus. Sehingga peneliti harus bergerak bolak-balik di antara kegiatan reduksi,

penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama sisa waktu penelitiannya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahap-tahap dari awal sampai akhir salam

kegiatan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan teratur,

sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Secara sistematis

prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tentang Perkembangan Objek Wisata

Umbul Sewu dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Pengging dan Sekitar

Dari skema diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian

Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan

proposal. Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan

Penulisan

Proposal

Persiapan

pelaksanaan

penelitian

Pengumpulan data

Dan

analisis awal

Analisis akhir dan

penarikan kesimpulan

Penulisan Laporan

Perbanyak laporan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dilaksanakan yang meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka

berfikir, dan pemilihan lokasi penelitian. Langkah selanjutnya

mengadakan persiapan pelaksanaan, yaitu mengurus perizinan skripsi.

Perizinan yang dimaksud adalah perizinan mengadakan penelitian ke

lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

2. Pengumpulan data dan analisis data awal

Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di

dalamnya mengadakan wawancara dengan para informan dan

mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian. Selain itu juga

diadakan studi pustaka terhadap sumber-sumber tertulis yang ada

kaitannya dengan topik dalam penelitian sebagai data. Data yang

terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan diinterprestasikan

serta menjawab perumusan masalah data yang sudah terjaring diadakan

analisis awal.

3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan

teliti, jika kurang sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut

dikelompokkan sesuai dengan masalah penelitian. Data yang sudah

disusun rapi yang merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiatan

selanjutnya diadakan analisis akhir dengan mengorganisirkan dan

mengurutkan data dalam pola dan uraian dasar, sehingga dapat ditarik

suatu kesimpulan.

4. Penulisan laporan dan memperbanyak laporan

Data yang sudah dikumpulkan disusun dengan sistematis berdasarkan

pada pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat sebuah laporan

penelitian sebagai bentuk karya ilmiah. Agar dapat dibaca oleh

masyarakat umum yang ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan,

maka diperbanyaklah hasil laporan ini.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Boyolali (Bahasa Jawa: Boya-lali, boya berarti tidak, lali

berarti lupa, dan secara harafiah: "tidak lupa"). Makna kata Boyolali mengandung

maksud bahwa para pelaku pemerintahan dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya selalu waspada, demikian juga rakyat selalu patuh, taat dan penuh

kewaspadaan dalam melaksanakan kewajibannya. Boyolali merupakan sebuah

Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota

Surakarta. Boyolali memilki luas 101.510.0965 ha atau kurang 4,5% dari luas

Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali terletak di sebelah selatan garis

khatulistiwa dengan koordinat 110o. 22’ BT – 110

o. 50’ BT dan 7

o. 36 LS –

7o. 71’ LS dengan ketinggian antara 100 meter samapi dengan 1.500 meter dari

permukaan laut (Ragam Budaya Jawa Tengah Kabupaten Boyolali, 2001:1).

Adapun batas-batas Kabupaten Boyolali adalah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan

Kabupaten Grobogan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah

Istimewa Yogyakarta

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta (Solo)

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan

Kabupaten Semarang

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten/ kota di

Propinsi Jawa Tengah meliputi 19 (Sembilan Belas) kecamatan dan terdiri

dari 263 desa dan 4 kalurahan. Adapun kecamatan di Kabupaten Boyolali adalah

Kecamatan Selo (10 desa), Kecamatan Ampel (20 desa), Kecamatan Cepogo (15

desa), Kecamatan Musuk (20 desa), Kecamatan Boyolali (6 desa dan 3

kalurahan), Kecamatan Mojosongo (13 desa), Kecamatan Teras (13 desa),

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kecamatan Sawit (12 desa), Kecamatan Banyudono (15 desa),

Kecamatan Sambi (16 desa), Kecamatan Ngemplak (12 desa), Kecamatan Simo

(13 desa), Kecamatan Klego (13 desa), Kecamatan Andong (13 desa), Kecamatan

Karanggede (16 desa), Kecamatan Kemusu (13 desa), Kecamatan Wonosegoro

(18 desa), Kecamatan Juwangi (9 desa dan 1 kalurahan)

(http://www.boyolalikab.go.id/, diakses pada tanggal 5 Mei 2012).

Salah satu kecamatan di Boyolali yang memiliki potensi wisata adalah

Kecamatan Banyudono yakni kawasan wisata Pengging, meliputi wilayah Desa

Dukuh, Desa Bendan, Desa Ngaru-Aru dan Desa Kuwiran. Secara astronomis

kawasan Pengging terletak pada ketinggian + 196,2 m sampai dengan + 203,8 m

dpl (di atas permukaan laut) termasuk kategori daerah dataran rendah dengan

topografi relatif datar, dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 1650

mm/tahun. Kawasan wisata Pengging seluas ± 16 Ha merupakan daerah tujuan

wisata. Daerah tujuan wisata yang terdapat pada kawasan Pengging meliputi

wisata keluarga seperti rekreasi kuliner di rumah makan win-win, kolam renang,

olah raga (tenis), maupun wisata keluarga waterboom. Selain wisata keluarga, di

daerah Pengging juga terkenal dengan wisata budaya berupa wisata ziarah ke

makam R.Ng. Yosodipuro (pujangga keraton Kartosuro dan Surakarta) dan

makam pepunden yang sejenis, serta pengunjung yang akan melakukan ritual

nglakoni (tirakat) dengan cara kungkum (berendam) di umbul (Sukatiman,

2009:58).

Objek Wisata Umbul Sewu berada di Desa Bendan dengan luas wilayah

Bendan adalah 970. 940 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Jalan Raya Solo Semarang

b. Sebelah Selatan : Desa Salakan

c. Sebelah Timur : Desa Ngaru-Aru, Desa Jembungan, Desa Dukuh

d. Sebelah Barat : Kecamatan Teras

Secara administratif Desa Bendan terdiri atas:

a. Dukuh : 15 Dukuh

b. Rukun Kampung (RK) : 3 RK

c. Rukun Tetangga (RT) : 15 RT

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Kondisi Demografi

a. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Bendan berjumlah 4.418 jiwa yang terbagi menjadi 1.450

KK, dengan jumlah laki-laki 2.184 jiwa dan 2.234 perempuan. Komposisi

penduduk menurut umur, berfungsi untuk mengetahui jumlah penduduk usia

sekolah yang berguna untuk merencanakan kewajiban belajar di suatu wilayah.

Sedangkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin berguna untuk mengetahui

penduduk wanita yang dalam usia subur.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Umur

No Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. 0-4 178 191 369

2. 5-9 344 341 685

3. 10-14 263 260 523

4. 15-19 257 261 518

5. 20-24 205 282 487

6. 25-29 167 230 397

7. 30-39 145 194 339

8. 40-49 163 225 388

9. 50-59 206 185 391

10. 60+ 256 65 321

Jumlah 2.184 2.234 4.418

Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012

b. Pekerjaan Penduduk

Mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Desa Bedan sebagian besar

berprofesi sebagai buruh industri. Hal ini karena di sekitar Kecamatan Banyudono

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

terdapat banyak industri. Berikut merupakan tabel jenis pekerjaan penduduk Desa

Bendan:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Pekerjaan

No Nama Pekerjaan Jumlah

1. Petani sendiri 250

2. Buruh tani 148

3. Nelayan -

4. Pengusaha 118

5. Buruh Industri 696

6. Buruh bangunan 340

7. Pedagang 654

8. Pengangkutan 43

9. Pegawai Negeri (SIPIL/ABRI) 50

10. Pensiunan 45

11. Lain-lain 1.017

Jumlah 3.361

Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Desa Bendan dapat digambarkan sebagai berikut :

anak-anak yang belum tamat SD sebanyak 915 orang, sedangkan yang pernah

sekolah SD tetapi tidak tamat mencapai 293 orang. Penduduk yang tamat

Sekolah Dasar (SD) sebanyak 808 orang. Penduduk yang tamat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) atau sederajat sejumlah 672 orang. Untuk penduduk

yang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat sejumlah 401 orang.

Penduduk yang lulus tingkat Akademi/ Perguruan Tinggi sebanyak 145 orang.

Penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 812 orang. Dan penduduk dibawah

umur 4 tahun yang belum sekolah sebanyak 320 orang. Sedangkan yang berada di

Taman Kanak-kanak sebanyak 52 orang.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 145

2. Taman SLTA 401

3. Tamat SLTP 672

4. Tamat SD 808

5. Tidak tamat SD 293

6. Belum tamat SD 915

7. Taman Kanak-kanak 52

8. Belum Sekolah 320

9. Tidak Sekolah 812

Jumlah 4.418

(Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012)

d. Sarana Transportasi

Sarana untuk menuju dan pergi dari Desa Bendan sangat mudah dan

lancar. Hal tersebut didukung dengan jalan menuju Desa Bendan sudah diaspal.

Hal ini tentunya akan memperlancar arus kendaraan yang menuju ke daerah ini.

Sarana dan prasarana perhubungan merupakan faktor utama dalam mendukung

lajunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Di samping itu, adanya

angkutan pribadi, ojek, andong dan dokar semakin mempermudah dan

memperlancar akses masuk di daerah ini. Masyarakat Desa Bendan sebagian besar

sudah memiliki kendaraan pribadi sendiri seperti kendaraan bermotor dan mobil

pribadi, terutama utntuk mengangkut hasil pertanian. Hasil pertanian masyarakat

Desa Bendan terutama jagung, ketela pohon dan kacang tanah.

Sarana dan prasarana yang memadai juga akan memperlancar arus para

pengunjung objek wisata Umbul Sewu, dengan demikian para pengunjung dapat

mencapai tempat objek wisata dengan mudah, aman dan nyaman. Di perjalanan

juga dapat menikmati indahnya pemandangan alam yang berupa areal persawahan

dan ladang yang sejuk dan udara yang bersih dari polusi.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

e. Sarana Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu program pemerintah yang harus

dilaksanakan. Karena dengan pendidikan seseorang akan memiliki keterampilan

yang akan menunjang status dan kondisi kehidupannya. Untuk memperlancar

proses pendidikan di Desa Bendan, maka didirikan beberapa sarana pendidikan

yang berupa bangunan-bangunan sekolah, yaitu 5 Taman Kanak-Kanak (TK), 2

Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 Madrasah

(1 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 Madrasah Tsanawiyah). Berikut ini data bangunan

sekolah yang berada di Desa Bendan.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa di Desa Bendan terdapat

beberapa bangunan sekolah yang diantaranya Taman Kanak-Kanak ada 5 buah. Di

dalam Taman Kanak-Kanak sendiri mempunyai 314 anak dan terdapat 13 orang

sebagai guru pengajar. Sekolah Dasar ada 2 bangunan dengan jumlah siswa 350

anak dan 31 orang sebagai guru pengajar. Sekolah Menengah Pertama ada 1 buah

dengan jumlah siswa 28 anak dan guru pengajar sejumlah 9 orang. Madrasah

Ibtidaiyah ada 1 buah dengan jumlah siswa 327 anak, dengan tenaga pengajar

sebanyak 21 orang. Juga Madrasah Sanawiyah 1 buah, jumlah siswanya 28 anak

dan 9 oarang sebagai guru pengajar. Berikut tabel tenaga pendidikan dan jumlah

siswa yang menempati gedung sekolah:

Tabel 4. Data Tenaga Pendidikan

No. Nama Lembaga Jumlah Siswa Guru

1. Taman Kanak-kanak 5 314 13

2. Sekolah Dasar 2 350 31

5. Madrasah Ibtidaiyah 1 327 21

Jumlah 8 991 65

Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012

f. Prasarana Tempat Ibadah

Berdasarkan Data Kependudukan, masyarakat Desa Bendan mayoritas

beragama Islam, tetapi juga ada yang berkeyakinan lain yakni beragama Kristen

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Protestan, Katolik, Budha dan Hindu namun juga terdapat warga yang mempunyai

kepercayaan lain. Prasarana tempat ibadah di Desa Bendan juga dilengkapi

dengan didirikannya 5 buah Masjid dan 1 Gereja. Juga terdapat 11 Mushola yang

dapat digunakan masyarakat untuk tempat ibadah.

Tabel 5. Tempat Ibadah

No. Nama Tempat Ibadah Jumlah

1. Masjid 5

2. Gereja 1

3. Mushola 11

Jumlah 17

Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012

B. Latar Belakang

1. Gambaran Umum Umbul Sewu

Umbul Sewu Pengging terletak di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono,

Kabupaten Boyolali merupakan suatu restoran yang dipadukan dengan kolam

renang. Umbul Sewu resmi di buka pada tahun 2007 dan saat ini memasuki tahun

kelima. Berdiri di atas tanah seluas 6000 meter persegi. Asal mula nama Umbul

Sewu berawal ketika Umbul Sewu ini sedang di bangun. Ketika dibangun, di

lokasi Umbul Sewu merupakan lahan kosong yang tidak terurus kemudian dibeli

oleh komisaris sekitar tahun 2006. Dan akhirnya Umbul Sewu dibangun dalam

kurun waktu 1 tahun, sekitar bulan Agustus 2007 Umbul Sewu dibuka, tepatnya

tanggal 14 Agustus 2007. Umbul Sewu berdekatan dengan mata air Umbul

Sungsang dan air dari Umbul Sungsang masuk ke lahan ini. Jadi lahan ini berdiri

di atas air, ada semacam sumur di bawah ini namanya rawa-rawa. Sumber mata

air ini mengeluarkan air yang jernih dan tidak pernah surut meskipun kemarau

melanda. Dari salah satu mata air Umbul Sewu ini juga ditemukan lagi sumber

mata air yang cukup besar disekitarnya. Munculnya sumber mata air ini

menyulitkan pihak pengelola dalam proses pembangunan. Akhirnya mata air

tersebut dialihkan dengan menutup sebagian mata air akan tetapi air yang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mengalir dari mata air tersebut dialirkan melalui pipa-pipa yang di pasang oleh

pihak pengelola. Dalam masyarakat jawa, kata “ Sewu “ atau “ ewu/ewon “

merupakan penjelasan dari sesuatu yang dianggap jumlahnya sangat banyak.

Kata umbul sendiri mempunyai arti mata air, pihak pengelola pun memberikan

nama Umbul Sewu yang berarti mata air yang banyak (Wawancara dengan Eka

Lasda Yunawan, 15 Mei 2012).

Objek wisata Umbul Sewu awalnya merupakan lahan kosong yang

terbengkalai selama beberapa tahun, tanpa adanya perhatian dari pemilik yaitu

Bapak Joko yang berasal Jipangan. Lahan ini berpotensi sebagai lahan mencari

keuntungan, maka di bawah pengelolaan PT. Umbul Sewu disulaplah lahan

terbengkalai tersebut menjadi kolam renang dan restoran dengan jumlah

pengunjung yang melebihi target awal jumlah kunjungan yang ditargetkan oleh

pihak pengelola. PT. Umbul Sewu juga merupakan pengelola bebarapa tempat

wisata dan restoran antara Semar Resto yang terletak di Mojosongo (depan

Mapolres Boyolali), Pancingan dan Restoran Sendang Ayu yang terletak di

Kalasan Yogyakarta dan Pancingan dan Restoran Mina Tlatar Indah yang terletak

dikawasan wisata Umbul Tlatar, Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Namun di

masyarakat sekitar, Umbul Sewu lebih dikenal dengan sebutan waterboom.

Sebutan tersebut lebih melekat di masyarakat karena di Umbul Sewu juga

memiliki beberapa kolam renang dengan dilengkapi beberapa waterslide atau

perosotan sehingga dari kejauhan tampak seperti wahana permainan air

selayaknya di waterboom.

Objek wisata Umbul Sewu di lengkapi dengan beberapa gazebo sebagai

restoran, selain itu juga difasilitasi dengan kolam renang. Dua buah kolam renang

yang digunakan khusus untuk pengunjung dewasa dan anak- anak dengan

menggunakan peralatan keamanan yang telah disediakan oleh pengelola, dan

kolam untuk anak balita juga disediakan serta tiga buah kolam wahana dan

permainan air. Dengan konsep wisata keluarga yang menggabungkan antara

restoran dan kolam renang, rekreasi bagi keluarga diharapkan mampu untuk lebih

menyatukan keluarga dengan melakukan aktifitas wisata di Umbul Sewu atau

pengunjung yang datang dari kalangan anak sekolah dan mahasiswa.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada saat ini, objek wisata Umbul Sewu telah mampu menyerap kurang

lebih 25 orang tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Akan tetapi, pada hari libur

dan hari minggu pihak pengelola melakukan penambahan karyawan untuk kerja

paruh waktu (part time). Biasanya karyawan yang bekerja paruh waktu di isi dari

kalangan pelajar sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan yang

ingin memanfaatkan waktu liburan mereka dengan mencari penghasilan tambahan

dengan bekerja paruh waktu. Untuk menambah kinerja karyawan, pihak Umbul

pengelola Umbul Sewu juga menyediakan mess bagi karyawan yang bertempat

tinggal jauh dari lokasi Umbul Sewu. Lokasi mess juga masih berada di dalam

area Umbul Sewu ( Wawancara dengan Eka Lasda Yunawan, 18 Juni 2010 ).

Untuk masuk ke lokasi Umbul Sewu, tiap pengunjung hanya di pungut

biaya Rp. 4.000 pada hari biasa dan Rp. 5.000 pada hari minggu dan hari libur.

Para pengunjung yang masuk ke lokasi Umbul Sewu tidak diperkenankan

membawa makanan atau minuman ke dalam. Hal tersebut dikarenakan pihak

pengelola telah menyediakan makanan dan minuman di dalam lokasi Umbul

Sewu. Pihak pengelola pun juga mengadopsi konsep sapta pesona untuk

menambah kepuasan pengunjung.

2. Potensi Objek Wisata Umbul Sewu

Kawasan wisata Pengging merupakan tempat yang akan dikembangkan

sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Boyolali. Kawasan Pengging telah

dikenal sejak lama sebagai tempat ziarah ke makam para leluhur raja-raja jawa

serta tempat tujuan lelaku dalam bentuk berendam di umbul (mata air) yang

terdapat di kawasan tersebut, antara lain umbul Sungsang, umbul Ngabean, umbul

Gemuling, umbul Temanten dan lain sebagainya. Pengembangan kawasan wisata

ini akan berpengaruh bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

kesejahteraan masyarakat sekitar Pengging dan kenyamanan para pengunjung

wisata. Oleh karena itu melihat potensi wisata yang ada di kawasan wisata

Pengging, pengelola PT. Umbul Sewu menciptakan suatu tempat yang beda

dengan yang lain tetapi masih mengandalakan wisata alam air dan akhirnya

dibangunlah waterboom Umbul Sewu.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Umbul Sewu yang terdapat di kawasan wisata Pengging memiliki potensi

yang besar, dengan fasilitas yang cukup memadai bagi para pegunjung, Umbul

Sewu dapat menyerap calon wisatawan dari berbagai daerah di Boyolali dan

sekitarnya. Selain letaknya yang strategis di kawasan wisata Pengging, Umbul

Sewu melalui pihak pengelola mencoba memberikan pelayanan terbaik kepada

semua pengunjungnya. Hal ini dilakukan mengingat arti penting dari sebuah

pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan pengunjung selama berada di Umbul

Sewu. Melalui kelengkapan fasilitas dan tempatnya yang nyaman, pihak

pengelola mencoba menonjolkan potensi yang dimiliki Umbul Sewu. Selain itu,

Umbul Sewu juga memiliki area yang bisa digunakan sebagai area outbond.

Tetapi untuk saat ini hanya rombongan-rombongan yang memiliki peralatan

outbond sendiri yang bisa melakukan outbond sendiri yang bisa melakukan

aktifitas outbond di Umbul Sewu. Ketersediaan peralatan outbond sedang

diusahakan oleh pihak pengelola agar semua pengunjung dapat merasakan sensasi

outbond di sekitar Umbul Sewu untuk kembali lagi ke Umbul Sewu. Pengelola

juga sangat memperhatikan kebersihan lingkungan Umbul Sewu, hal ini dilakukan

agar para pengunjung yang datang betah datang ke Umbul Sewu. Juga melalui

penataan kawasan Umbul Sewu sampai dengan pelestaraian lingkungan pun juga

dilakukan.

Banyaknya pilihan menu yang disediakan di restoran Umbul Sewu juga

merupakan faktor yang mempengaruhi para pengunjung. Selain rasanya yang

nikmat juga karena harganya yang relatif terjangkau menjadi pertimbangan para

pengunjung Umbul Sewu. Pihak pengelola juga memperhatikan keamanan, hal ini

terlihat dari kepedulian para petugas dan karyawan Umbul Sewu untuk siap

memberikan pertolongan dan informasi terkait dengan Umbul Sewu. Karyawan

dan petugas juga turut meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan

fasilitas umum dengan melakukan pengawasan kepada setiap pengunjung yang

datang. Menciptakan lingkungan yang ramah tamah pun juga dilakukan oleh para

karyawan dan petugas Umbul Sewu dalam melakukan setiap kegiatan.

Memberikan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di rumah sendiri juga

dilakukan untuk mendorong wisatawan agar berminat kembali berkunjung ke

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Umbul Sewu dengan membawa lebih banyak lagi keluarga serta kerabat

pengunjungnya( Wawancara dengan Parwadi, 15 Mei 2012 ).

Di Umbul Sewu juga disediakan panggung hiburan yang menampilkan

pentas musik dangdut dan pop setiap setahun sekali pada saat tradisi padusan

dilaksanakan. Tradisi ini dilakukan menjelang dua hari menjelang puasa

Ramadhan, tepatnya tanggal 29 dan 30 Ruwah. Tradisi ini bermaksud ekspresi

penyucian lahir dan batin sebelum melaksankan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Biasanya masyarakat akan berbondong-bondong mendatangi umbul untuk

melakukan padusan, mandi berendam dan membasahi seluruh tubuh

(Wawancara dengan Juwari, 15 Mei 2012).

3. Faktor-Faktor Umbul Sewu Dijadikan Objek Wisata

Umbul Sewu mulai dirintis pada tahun 2006 dan secara resmi dibuka

pada tanggal 14 Agustus 2007. Umbul Sewu diprakarsai oleh Mulyadi, SE yang

ingin memanfaatkan lahan kosong yang masih berada di kawasan wisata

Pengging. Yaitu dengan memanfaatkan potensi yang ada dan memberikan inovasi

dan mengembangkan kreatifitas (wawancara dengan Eka Lasda Yuniawan, 15

Mei 2012).

Umbul Sewu dijadikan objek wisata karena didasarkan pada beberapa

faktor, diantaranya:

a. Pemanfaatan potensi wisata di kawasan wisata Pengging

Kawasan wisata Pengging telah dikenal sejak lama sebagai tempat

ziarah ke makam para leluhur raja-raja jawa serta tempat tujuan lelaku

dalam bentuk berendam di umbul (mata air) yang terdapat di kawasan

tersebut, antara lain umbul Sungsang, umbul Ngabean, umbul Gemuling,

umbul Temanten dan lain sebagainya. Jadi kawasan wisata Pengging

terkenal dengan wisata alam airnya.

Melihat potensi wisata yang ada di kawasan Pengging, sangat besar

harapan pengelola PT. Umbul Sewu menciptakan sebuah tempat yang

berbeda dengan umbul yang lain tetapi masih mengandalkan wisata alam

air dan akhirnya dibangunlah waterboom Umbul Sewu. Dengan jumlah

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pengunjung yang melebihi target awal jumlah kunjungan yang

ditargetkan oleh pihak pengelola. Oleh pengelola Umbul Sewu tempat

yang sebelumnya ini merupakan adalah lahan kosong yang tidak terurus,

dibuatlah Umbul Sewu yang merupakan tempat wisata keluarga.

Pada saat itu di daerah Boyolali belum memiliki tempat wisata

yang berkonsep waterboom. Hal ini membuat Umbul Sewu sempat

menjadi tempat tujuan wisata yang sangat menarik utuk dikunjungi oleh

para wisatawan terutama untuk anak-anak. Dengan fasilitas permainan

anak-anak dengan beberapa wahana permaian yang unik dan tentunya

wahana permaian yang lain dan tidak ada di tempat-tempat wisata lain

menambah daya tarik para pengunjung untuk datang ke Umbul Sewu.

b. Kemudahan transportasi

Umbul Sewu masuk ke dalam wilayah Desa Bendan, Kecamatan

Banyudono, Kabupaten Boyolali. Desa Bendan letaknya sangat strategis

karena berada di dekat jalur utama jalan raya Solo-Semarang dan

berdekatan dengan Kecamatan Banyudono. Untuk menuju ke Umbul

sewu dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi. Bagi pengunjung yang

menggunakan kendaraan umum juga dapat menggunakan fasilitas umum

yang tersedia seperti bus dan angkutan tradisional seperti dokar (kereta

kuda dengan roda dua ditarik dengan satu ekor kuda) dan andong

(kereta kuda dengan empat roda dan ditarik oleh 2 ekor kuda) dengan

tarif Rp 2.000, 00 per orang. Dokar dan andong merupakan keunikan dan

ciri khas transportasi kawasan wisata Pengging. Bagi para pengunjung

yang berasal dari kota Solo atau Semarang, Umbul Sewu dapat ditempuh

melalui jalur utama Solo-Semarang, sekitar 15 kilometer ke arah barat

dari kota Solo. Selanjutnya ke arah selatan dari lampu merah Ngangkruk,

Banyudono memasuki kawasan wisata Pengging. Atau sekitar

3 kilometer ke arah selatan dari jalan raya Solo-Semarang.

Bagi para pengunjung yang akan berkunjung ke Umbul Sewu

Pengging sangat dimudahkan dengan akses jalan yang ada. Jalan utama

yang di lalui menuju objek wisata Umbul sewu hampir tanpa kendala

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

meskipun papan penunjuk arah yang kurang begitu jelas tapi tidak

menjadi masalah bagi wisatawan yang belum pernah datang karena

Umbul Sewu terletak di kawasan wisata Pengging yang rata-rata sudah

dikenal oleh wisatawan.

4. Konsep Pengembangan Umbul Sewu

Pengelola mengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga

yang menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu sangat

cocok digunakan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga atau wisata keluarga yang

diharapkan mampu untuk lebih menyatukan keluarga dengan aktifitas wisata di

Umbul Sewu atau pengunjung yang datang dari kalangan anak sekolah maupun

mahasiswa.

Oleh masyarakat sekitar, Umbul Sewu lebih dikenal dengan sebutan

waterboom. Sebutan tersebut lebih melekat di masyarakat karena di Umbul

Sewu juga memiliki beberapa kolam renang dengan dilengkapi beberapa

waterslide atau perosotan sehingga dari kejauhan tampak seperti wahana

permainan air selayaknya di waterboom.

Berdasarkan penjelasan Eka Lasda Yunawan Dalam pembangunannya

dan pembenahan di berbagai sektor objek wisata Umbul Sewu dari tahun ke tahun

telah membuat objek ini memenuhi “Sapta Pesona Pariwisata” (Wawancara 15

Mei 2012). Sapta Pesona pariwisata merupakan sebuah kondisi yang harus

diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayaan kepada wisatawan. Hal-hal

yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat Sapta Pesona

Pariwisata, yaitu:

a. Aman

Aman merupakan suatu keadaan lingkungan yang membuat

seorang merasa tentram, tidak takut dan merasa terlindungi baik bagi

jiwa raga maupun harta miliknya. Wisatawan senang berkunjung ke

suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan

bebas dari :

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1) Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan,

pemerasan, penodongan, penipuan dan lain sebagainya.

2) Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya

3) Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas

yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan

dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga.

4) Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh

pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta

perilaku yang tidak bersahabat dan lain sebagainya.

Umbul Sewu merupakan objek wisata yang aman karena terletak di

tengah lingkungan masyarakat yang ikut menjaga kemanan objek. Di

objek ini juga tidak pernah terjadi tindak kejahatan kepada wisatwan.

Untuk keaman kendaraan yang dibawa wisatawan juga terjamin, karena

disediakan tempat khusus parkir yang dijaga oleh petugas parkir yang

bertanggung jawab. Selain itu untuk keamanan wisatawan yang

menggunakan kolam renang, para karyawan dan petugas pun juga turut

meminimalkan resiko kecelakaan dan penggunaan fasilitas umum dengan

melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap wisatwan yang

datang.

b. Tertib

Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang didambakan oleh

seseorang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana

yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi

dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya:

1) Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan

berangkat tepat pada waktunya.

2) Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk

mendapatkan atau membeli sesuatu yang diperlukan

3) Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi

4) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat

5) Informasi yang benar dan tidak membingungkan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Umbul Sewu sejauh ini sudah tertib, baik bangunan maupun

kondisi wisatawan yang tidak pernah terjadi hal-hal negatif, juga dalam

penarikan tarif masuk objek yang berjalan dengan baik.

c. Bersih

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang

menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan

pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di

tempat-tempat yang bersih dan sehat. Umbul sewu telah memilki 2

petugas kebersihan yang datang setiap hari. Sehingga kebersihan objek

ini terjaga dengan baik. Selain itu di Umbul Sewu juga telah disediakan

tempat-tempat sampah diberbagai tempat supaya wisatwan tidak

sembarangan membuang sampah dan kebersihan tetap terjaga. Pakaian

dan penampilan petugas dan karyawan bersih dan rapi, dapat terlihat dari

pakaian seragam yang dikenakan karyawan Umbul Sewu.

d. Sejuk

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau

keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak

saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di

dalam ruangan. Objek wisata Umbul Sewu merupak objek wisata alam

yang menawarkan kesejukan udara karena terletak di daerah pedesaan

yang masih terdapat rindangnya dan hijaunya pepohonan. Selain itu

kesejukan airya menyegarkan tubuh wisatawan setelah lelah dengan

aktifitas sehari-hari.

e. Indah

Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik

dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai

segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun

gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang

enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan bersih

dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia, karena itu

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati

oleh umat manusia. Objek wisata Umbul Sewu juga menyuguhkan

keindahan kolam dengan ikan-ikan yang bermacam jenisnya. Selain itu

juga menyuguhkan keindahan fasilitas-fasilitas yang disediakan seperti

air mancur, water slide danwahana permainan air lainnya.

f. Ramah Tamah

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang

menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan

menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan

kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu

keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa

Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat

menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu

daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.

Pendududk sekitar, pegawai dan pedagang di objek wisata Umbul Sewu

sangat ramah, mempunyai sopan santun yang baik dan tutur kata yang

halus. Pihak pengelola pun juga mencoba memberikan suasana yang

akrab, bersahabat seperti “rumah sendiri” bagi wisatawan.

g. Kenangan

Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan

dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang

diperolehnya. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan

perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan

sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kesejukan dan

keindahan Umbul Sewu tentunya akn membuat wisatwan penasaran

untuk berkunjung kembali. Selain itu masakan dari ikan air tawar yang

sangat lezat yang ditawarkan di rumah makan pancingan tidak akan

memuaskan wisatawan kalau tidak dicoba satu-satu. Objek wisata Umbul

Sewu juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner air tawar yakni Umbul

Sewu Resto.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

C. Pengelolaan Umbul Sewu

1. Sistem Pengelolaan

Berdasarkan penjelasan Bapak Agus Bekti Widodo (wawancara , 22 Juni

2012) Umbul Sewu merupakan objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni

oleh PT. Umbul Sewu. PT. Umbul Sewu adalah perseroan terbatas yang

mengelola langsung beberapa restoran dan tempat wisata. Antara lain adalah

Pancingan Mina Indah Tlatar, Sendang Ayu Kalasan, Umbul Sewu Pengging dan

Semar Resto Boyolali. PT. Umbul Sewu didirikan setelah Umbul Sewu di

resmikan pada tahun 2007. PT. Umbul Sewu berkantor di Kompleks Semar Resto

di jalan raya Solo-Boyolali tepatnya di depan Mapolres Boyolali.

Struktur Organisasi PT. Umbul Sewu

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Umbul Sewu

Pembangunan Umbul sewu diprakarsai oleh Bapak Mulyadi, SE selaku

owner dari PT. Umbul Sewu. Sedangkan untuk direktur utama Umbul Sewu

dipegang oleh Bapak Agus Bekti Widodo. Dalam pengelolaannya sehari-hari

Umbul Sewu dikoordinasi oleh dua koordinator yakni Eka Lasda Yunawan selaku

koordinator bagian operasional dan Parwadi selaku koordinator di bagian kasir.

PT. UMBUL SEWU

Mina Indah

Tlatar Sendang Ayu Umbul Sewu Semar Resto

Pimpinan Pimpinan Pimpinan Pimpinan

Staf &

Karyawan

Staf &

Karyawan

Staf &

Karyawan

Staf &

Karyawan

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Selanjutnya memiliki bagian-bagian, pertama yakni bagian service terdiri dari 6

orang, memiliki tugas untuk melakukan pelayanan pada pengunjung hingga

selesai, menawarkan dan mengantarkan makanan. Kedua yakni bagian product,

terdiri dari 10 orang, memiliki tugas untuk membuatkan pesanan makanan yang

diminati tamu, mempersiapkan bahan-bahan mentah menjadi makanan siap

dihidangkan. Ketiga, bagian kebersihan Kolam, terdiri dari 2 orang yang

bertanggung jawab atas kebersihan kolam dan memberikan obat-obat tertentu.

Keempat, bagian tiket terdiri dari 2 orang, mempunyai tugas memantau jumlah

pengunjung yang masuk dengan tiket. Kelima, bagian security terdiri dari 2 orang,

bertugas menjaga keamanan Umbul Sewu. Keenam yakni petugas parkir, terdiri

dari 2 orang, untuk menjaga ketertiban kendaraan bermotor.

2. Tidak dikelola Dinas Pariwisata

Biasanya pemerintah daerah akan mengembangkan potensi wisata yang

berada di kawasannya. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali memiliki arah

kebijakan dalam urusan pariwisata yakni pada peningkatan kualitas dan kuantitas

atraksi dan obyek wisata yang berbasis pada masyarakat dan potensi alam,

peningkatan kualitas SDM pengelola pariwisata, peningkatan pengelolaan obyek

daerah tujuan wisata secara optimal untuk meningkatkan pendapatan daerah,

peningkatan jaringan kerjasama dan promosi pariwisata dan meningkatan peran

pihak swasta dalam investasi pengembangan pariwisata (wawancara dengan

Marti, 27 Agustus 2012). Dan Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata

yang cukup menarik di Boyolali. Namun Umbul Sewu yang berada di kawasan

wisata Pengging melaksanakan kegiatan operasional dan kegiatan promosi secara

mandiri, tidak ada dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali.

Umbul Sewu tidak bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Boyolali tapi Umbul Sewu hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah,

sebagai pajak untuk lokasi dan restoran namun tidak ada koordinasi dari

Pemerintah Daerah dalam pengembangan Umbul Sewu. Jadi segala kegiatan yang

yang dilakasanakan oleh Umbul Sewu sepenuhnya merupakan hasil dari

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pemikiran dari pihak pengelola Umbul Sewu (wawancara dengan Eka Lasda

Yunawan, 15 Mei 2012).

3. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu

Untuk lebih menarik banyak wisatawan, pihak pengelola Umbul Sewu

telah menyediakan berbagai fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan.

Berbagai fasilitas yang disediakan tersebut antara lain:

a. Kolam renang

Kolam renang yang disediakan oleh pihak pengelola Umbul Sewu

ada 3 jenis kolam renang. Yang pertama adalah kolam renang yang

diperuntukkan bagi pengunjung dewasa, meskipun juga dapat dipakai

oleh pengunjung anak-anak. Akan tetapi diwajibkan bagi pengunjung

anak-anak untuk mengenakan peralatan renang seperti ban renang,

pelampung dan sejenisnya untuk lebih menjamin keamanan saat berada

di kolam renang. Hal tersebut dikeranakan kedalaman kolam renang yang

mencapai 125 sentimeter. Kolam renang tersebut berukuran 17 meter x

45 meter. Kedalamanya mulai dari 115 sentimeter sampai 125 senti meter

(semakin ke timur tingkat kedalamannya semakin tinggi). Kolam renang

ini juga rutin dipakai untuk latihan renang oleh sekolah yang ada di

Umbul Sewu. Selain sekolah renang, beberapa sekolah mulai dari

Sekolah Dasar samapai Sekolah Menengah Atas yang ada di sekitar

Banyudono juga rutin melakukan kegiatan ekstrakulikuler renang pada

setiap minggunya. Di kolam renang tersebut juga dilengkapi satu buah

waterslide setinggi kurang lebih 6 meter di sisi barat. Sedangkan di sisi

timur tampak sebuah pancuran air setinggi 5 meter yang siap mengguyur

setiap pengunjung yang berada dibawahnya. Yang kedua adalah kolam

renang dengan kedalaman sedang, terletak di sebelah selatan kolam

renang dewasa. Kolam tersebut juga terdapat satu buah waterslide, akan

tetapi waterslide tersebut tidak setinggi waterslide yang ada dikolam

renang dewasa. Kolam renang ini sering digunakan untuk anak taman

kanak-kanak yang setiap sabtu berkunjung ke objek wisata Umbul sewu.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Kolam renang ini mempunyai kedalaman kurang lebih 50 sentimeter

sehingga aman digunakan untuk anak kecil. Akan tetapi pengawasan dari

orang tua juga sanagt diperlukan untuk memastikan keaman anak-anak

tersebut. Kolam anak ini berukuran 7 meter x 20 meter. Yang ketiga

berada paling selatan Umbul Sewu, 3 buah kolam wahana permainan air.

Kolam ini hanya memiliki kedalaman 25 sentimeter. Dengan kondisi

kolam yang dangkal sangat memungkinkan anak-anak kecil dapat

bermain air dengan resiko yang cukup rendah. Di kolam permainan air

ini juga disediakan beberapa terowongan yang berbentuk menyerupai

binatang dan ada beberapa pancuran yang dapat melengkapi keceriaan

anak-anak selama di kolam ini. Wahana air yang paling timur dilengkapi

dengan beberapa miniatur hewan dan payung besar di tengah-tengah

kolam sebagai temapt berteduh ketika bermain air. Di samping kolam

terdapat tempat duduk yang biasanya digunakan orang tua untuk

mengawasi anak-anaknya bermain air.

Terdapat 2 buah kolam wahana air merupakan kolam yang baru

saja jadi bulan Febuari. Satu buah kolam wahana air berada disamping

wahana air yang lama. Ditengah-tengah dilengkapi dengan ember yang

pancuran air setinggi 3 meter yang bila penuh siap mengguyur setiap

pengunjung yang berada dibawahnya. Anak-anak biasanya sangat tertarik

dengan kolam wahana air yang satu ini. Dan kolam wahana air yang

satunya berada di sebelah utara wahana air yang memiliki ember

pancuran. Di sisi barat tampak sebuah pancuran air setinggi 5 meter yang

siap mengguyur setiap pengunjung yang berada dibawahnya dan terdapat

pancuran melingkat di sisi timurnya.

b. Gazebo dan rumah apung

Gazebo dan rumah apung sebagai tempat berteduh dan beristirahat.

Bangunan ini merupakan sarana pelengkap untuk kenyamanan

pengunjung. Guna mendukung keberadaan restoran di Umbul Sewu,

pihak pengelola Umbul Sewu telah mendirikan gazebo dan rumah apung

di lokasi Umbul Sewu. Biasanya gazebo dan rumah apung ini digunakan

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

untuk istirahat para pengunjung yang sekaligus memesan beberapa

menunjang disediakan oleh restoran Umbul Sewu.

Gazebo dan rumah apung tersebut tersedia dalam berbagai ukuran,

dari yang berukuran kecil, sedang hingga berukuran besar. Untuk

mempermudah dalam pelayanan, gazebo dan rumah apung tersebut diberi

nama pada masing-masing gazebo dan rumah apung. Antara lain:

Anggrek 1 sampai 3, Tulip 1 sampai 3, Teratai 1 sampai 3, Kenanga 1

sampai dengan 7, Dahlia 1 sampai dengan 4, Melati 1 dan 3, Rosella 1

sampai dengan 10 serta Mawar 1 sampai 6, Tulip 1 sampai 3. Selain

menyediakan gazebo dan rumah apung, pihak pengelola juga

menyediakan beberapa kursi dan meja bagi para pengunjung yang

terletak di sebelah utara kolam renang dewasa dan juga bisa langsung

melihat ke semua penjuru Umbul Sewu karena letak tersebut lebih tinggi

dari tempat yang lain yang ada di Umbul Sewu.

Guna memberikan kesan alami pada gazebo dan rumah apung

tersebut, pihak pengelola memberikan sentuhan tradisional pada Desain

gazebo dan rumah apung tersebut menggunakan bambu sebagai material

utama. Dengan menggunakan material tersebut gazebo dan rumah apung

lebih terasa nyaman dan sejuk. Di sekitar gazebo dan rumah apung juga

ditanam beberapa pohon dan bunga untuk menambah keasrian di

lingkungan Umbul Sewu.

c. Gedung Serbaguna

Gedung ini merupakan gedung yang biasanya digunakan untuk

tempat pertemuan. Gedung ini memanfaatkan bengunan bekas gedung

bioskop yang sudah tersedia sejak Umbul Sewu mulai di bangun. Gedung

ini memiliki kapasitas 300 orang, biasanya digunakan untuk resepsi

pernikahan, pertemuan, rapat dewan, juga untuk perayaan hari raya besar

agama. Selain itu juga untuk menerima tamu yang berjumlah banyak,

sehingga harus menggunakan tempat yang luas untuk menjamu tamu

yang berkunjung. Tamu yang berkunjung dalam jumlah yang banyak

biasanya dari kalangan anak sekolah yang sedang berlibur ke Umbul

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Sewu juga dari instansi pemerintah dan perusahaan yang menggunakan

gedung tersebut untuk pertemuan. Dengan pintu menghadap kolam

renang, maka depan pintu masuk gedung tersebut juga sering digunakan

untuk pementasan musik karena di lokasi Umbul Sewu karena di lokasi

Umbul sewu belum memilki fasilitas panggung hiburan.

d. Restoran

Pihak pengelola juga memberikan fasilitas restoran untuk

memanjakan pengunjung. Di restoran ini disajikan berbagai menu

masakan. Dengan cita rasa yang nikmat, membuat menu-menu yang

disajikan di Umbul Sewu menjadi menu favorit para pengunjung. Cita

rasa makanan yang nikmat menjadi andalan restoran ini Dengan

mengandalkan kekayaan nusantara akan rempah-rempah, menu yang

disajikan pun akan terasa lebih bervariasi dan tentunya sesuai dengan

lidah masyarakat. Dengan penyajian yang menarik yang dilengkapi

dengan garnis ( hiasan pada makanan ) khas Indonesia berupa sayuran

atau yang lebih dikenal denagn lalapan disertai sambalnya yang pedas

membuat banyak pengunjung tergoda untuk menikmati menu-menu yang

ada di Umbul Sewu. Restoran Umbul Sewu memiliki 20 menu makan, 10

menu tambahan, 5 macam sambal dan 20 menu minuman yang bisa

dinikmati oleh para pengunjung. Akan tetapi yang menjadi menu andalan

dari Umbul Sewu Resto ini adalah menu ikan bakar dan ikan gorengnya.

e. Kolam Ikan

Untuk memberikan kesan alami, pihak pengelola juga

menyediakan kolam ikan yang diletakkan di bawah gazebo dan rumah

apung. Di dalam kolam tersebut terdapat banyak jenis ikan antara lain

ikan kakap, ikan mujaer, ikan nila, ikan lele dan ikan mas. Ikan yang ada

di dalam kolam tersebut diambil untuk dimasak di restoran. Sehingga

ikan yang di masak di restoran Umbul Sewu dapat dipastikan ikan yang

benar-benar segar. Para pengunjung juga dapat langsung memberi makan

ikan-ikan yang ada di kolam tersebut.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

f. Area Parkir

Area parkir adalah lokasi yang sudah ditentukan untuk

menempatkan kendaraan. Luas parkir harus proporsional dengan

prediksi jumlah rata-rata kendaraan pada saat ramai pengunjung. Di

Umbul Sewu terdapat dua jenis area parkir, yaitu area parkir untuk

kendaraan roda empat dan area parkir untuk kendaraan roda dua.

g. Pos Keamanan

Petugas keamanan Umbul Sewu berjumlah 2 orang, di mana

menjaga di dekat pintu loket masuk.

h. Pintu loket masuk

Pintu loket masuk merupakan tempat keluar masuk resmi bagi

pengunjung Umbul Sewu. Untuk masuk pengunjung dikenakan biaya

masuk sebesar Rp 4.000,00/orang pada hari biasa dan Rp 5.000,00/orang

pada hari libur.

i. Kasir

Kasir merupakan tempat untuk memesan makanan atau sekedar

membeli minuman dingin, snack ataupun ice cream. Untuk pembayaran

pesanan makanan juga dapat dilakukan di kasir ini.

j. Tempat ibadah (Mushola)

Pengunjung yang beragama Islam tentunya memrlukan tempat

ibadah di dalam lokasi Umbul Sewu. Hal ini dikarenakan umat Islam

memilki kewajiban untuk mengerjakan sholat lima waktu dan harus

ditunaikan oleh pengunjung ketika masih berada di kawasan Umbul

Sewu.

k. Tempat bilas

Merupakan tempat untuk membilas tubuh setelah berenang, bisa

juga digunakan sebagai toilet. Tempat ini berada di lokasi-lokasi

strategis, di sekitar kolam renang sehingga memudahkan pengunjung

untuk membersihkan diri setelah berenang.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

l. Tempat penitipan tas

Merupakan tempat yang digunakan untuk menitipakan tas ketika

pengunjung berenang. Bisanya digunakan oleh anak-anak sekolah yang

datang untuk kegitan ekstra renang. Berbentuk loker-loker yang sangat

aman digunakan pengunjung untuk menitipkan tasnya. Tempat ini berada

diantara dua tempat bilas disamping kolam dewasa.

m. Tempat Sampah

Saat berada di Umbul Sewu pengunjung biasanya membawa

makanan dan minuman sehingga pengelola menyediakan tempat sampah

untuk bungkusnya. Hal ini dilakukan agar menjaga lingkungan Umbul

Sewu tetap bersih dan nyaman.

D. Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu

Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata yang sangat berpotensi

untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Hal

tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang menunjukkan tren

positif di beberapa tahun terakhir. Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan tersebut

tidak lepas dari peran serta pihak pengelola dalam memberikan pelayanan

terbaiknya dalam melayani wisatawan dengan memanjakan para wisatawan

dengan berbagai fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu. Persaingan dalam dunia

pariwisata yang semakin kompetitif juga siap dihadapi oleh pihak pengelola

dengan melakukan pembangunan berbagai infrastruktur yang dilakukan secara

berkesinambungan dan berkala. Penambahan berbagai fasilitas pendukung lain

pun telah dipersiapkan oleh pihak pengelola. Sumber daya manusia yang handal

dan kompeten pun telah dipersiapkan dalam menghadapi daya saing pariwisata

yang semakin kompetitif. Kendala lain yang siap menghadang juga telah

diantisipasi seminimal mungkin oleh pihak pengelola.

1. Perkembangan Sarana Prasarana

Menurut Eka Lasda Yuniawan (wawancara, 15 Mei 2012) sarana dan

prasarana yang ada di Umbul Sewu banyak mengalami perkembangan. Hal ini

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

karena banyak muncul usaha-usaha yang sama di sekitar objek wisata tersebut

sehingga perlu dibenahi dari dalam, perkembangnya dapat dilihat dari

penambahan fasilitas-fasilitas yang ada, antara lain:

a. Kolam renang

Umbul Sewu waterboom terdiri dari kolam renang. Awalnya hanya

terdapat 2 kolam renang, tapi kemudian pengelola berinisiatif

menambahakan 3 kolam renang. Jadi sekarang Umbul Sewu memilki 5

kolam renang, yang terdiri dari 3 kolam dengan kedalaman yang dangkal,

1 kolam renang dengan kedalaman sedang dan 1 kolam renang untuk

dewasa.

b. Gazebo dan rumah apung

Gazebo merupakan bangunan sebagai tempat berteduh dan

beristirahat. Bangunan ini merupakan sarana pelengkap untuk

kenyamanan pengunjung. Gazebo dan rumah apung di Umbul Sewu ini

mengalami penambahan juga, pada awalnya Umbul Sewu hanya

memiliki 5 gazebo dan rumah apung, tapi sekarang memiliki 17 gazebo

yang terdiri dari 5 gazebo besar dan 12 gazebo kecil.

2. Perkembangan Pengunjung

Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata yang sangat berpotensi

untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Hal

tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang menunjukkan

kenaikan pengunjung di beberapa tahun terakhir. Umbul Sewu yang baru berdiri

sekitar 5 tahun tetapi antusias pengunjung sangat baik dan menjanjikan untuk

perkembangan kedepannya. Selain tempatnya yang nyaman, kelengkapan fasilitas

yang ada merupakan salah satu faktor yang menarik perhatian pengunjung.

Umbul Sewu yang menyajikan kolam renang dan wahana air yang biasa disebut

masyarakat dengan waterboom ini pada awal pembukaannya mengalami lonjakan

jumlah pengunjung yang melebihi target. Wisatawan khususnya masyarakat

Boyolali beramai-ramai mengunjungi Umbul Sewu untuk mencoba wahana yang

disediakan pengelola. Objek ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan pada hari

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Minggu atau hari libur, tetapi kalau hari biasa pengunjungnya tidak terlalu ramai

(wawancara dengan Eka Lasda Yunawan, 15 Mei 2012). Berikut daftar

pengunjung yang masuk ke objek wisata Umbul Sewu:

Tabel 5. Pengunjung Umbul Sewu Tahun 2010

No. Bulan Jumlah Pengunjung Keterangan

1. Januari 2.894 (6x tanggal merah)

2. Februari 2.492 (5x tanggal merah)

3. Maret 2.446 (5x tanggal merah)

4. April 2.518 (5x tanggal merah)

5. Mei 3.232 (7x tanggal merah)

6. Juni 2.116 (4x tanggal merah)

7. Juli 2.334 (5x tanggal merah)

8. Agustus 1.674 (6x tanggal merah)

9. September 2.533 (6x tanggal merah)

10. Oktober 2.542 (5x tanggal merah)

11. November 1.766 (5x tanggal merah)

12. Desember 2.876 (6x tanggal merah)

Jumlah 29.423

Sumber : Pengelola Umbul Sewu bagian tiket

Tabel 6. Pengunjung Umbul Sewu Tahun 2011

No. Bulan Jumlah Pengunjung Keterangan

1. Januari 2.852 (6x tanggal merah)

2. Februari 2.789 (6x tanggal merah)

3. Maret 2.544 (5x tanggal merah)

4. April 2.615 (5x tanggal merah)

5. Mei 2.812 (6x tanggal merah)

6. Juni 2.754 (6x tanggal merah)

7. Juli 2.556 (5x tanggal merah)

8. Agustus 1.543 (7x tanggal merah)

9. September 3.268 (6x tanggal merah)

10. Oktober 2.452 (5x tanggal merah)

11. November 1.986 (4x tanggal merah)

12. Desember 2.344 (5x tanggal merah)

Jumlah 30.515

Sumber : Pengelola Umbul Sewu bagian tiket

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

pengunjung dari bulan ke bulan, dan tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa

objek wisata Umbul Sewu diminati banyak pengunjung. Terjadi penurunan

pengunjung pada saat bulan puasa, karena banyak wisatawan yang menjalankan

ibadah puasa. Pengunjungnya tidak hanya berasal dari daerah sekitar Boyolali

saja, tetapi juga ada pengunjung dari luar kota.

3. Usaha-Usaha Promosi

Berdasarkan penjelasan Bapak Agus Bekti Widodo, Umbul Sewu

berusaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan oleh karena itu

pengelola Umbul Sewu senantiasa berusaha melakukan berbagai program

promosi. Umbul Sewu telah melakukan kegiatan yang berkaitan langsung dengan

promosi dengan melakukan pemasangan papan reklame di beberapa titik strategis

di Kabupaten Boyolali. Pihak pengelola Umbul Sewu juga telah membuat brosur

tentang Umbul Sewu sendiri. Selain itu promosi Umbul Sewu melalui gethok

tular, dalam promosi ini berupa pengakuan atau kesaksian sukarela dari

pelanggan tentang produk dan jasa yang ada di Umbul Sewu. Kebanyakan

para pengunjung mengetahui keberadaan Umbul Sewu dari kabar orang lain

yang telah berkunjung ke Umbul Sewu (wawancara, 22 Juni 2012).

Satu bentuk usaha promosi lain dari Umbul Sewu yakni dengan

melakukan kerjasama, pihak pengelola dengan menggandeng beberapa sekolah

untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Kerjasama dengan pihak sekolah di

daerah Kabupaten Boyolali meliputi penyediaan fasilitas kolam renang dari pihak

pengelola untuk digunakan sebagai tempat latihan siswa-siswi sekolah tersebut

dalam kegiatan olahraga renang. Bahkan beberapa sekolah juga telah membuka

program ekstrakurikuler yang diperuntukkan khusus olahraga renang. Sehingga

dalam setiap minggunya dari pihak sekolah telah mempunyai jadwal rutin di

Umbul Sewu.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

E. Pengaruh Terhadap Kehidupan Masyarakat

Pengembangan sektor pariwisata pada hakekatnya merupakan interaksi

antara proses sosial, ekonomi dan industri. Oleh karena itu unsur-unsur yang

terlibat di dalam proses tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing.

Peran serta masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam

proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi memiliki,

mengelola,merencanakan dan memutuskan tentang program yang melibatkan

kesejahteraannya.

Keberadaan objek wisata Umbul Sewu Pengging ternyata berpengaruh

terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Perkembangan wisata Umbul

Sewu akan berpengaruh juga terhadap masyarakat sekitar. Dengan perkembangan

wisata yang bagus atau selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka

perkembangan ekonomi masyarakatpun ikut meningkat. Dengan lancarnya

perekonomian, maka akan berpengaruh juga terhadap peningkatan kehidupan

sosial masyarakat.

1. Dampak Sosial

Umbul Sewu merupakan objek wisata baru di Boyolali, masyarakat

terbantu dengan adanya Ubul Sewu sebagai objek wisata, hal ini seperti penuturan

Bapak Widarto (wawancara, 15 Mei 2012) “...tenaga kerjanya, sedikit banyak

merekrut baik untuk parkir, atau untuk yang jaga karcis maupun satpam. Yang

tadinya menganggur menjadi memilki pekerjaan...”.

Adanya lapangan pekerjaan yang didapatkan masyarakat sekitar, berarti

akan meningkatkan pendapatan bagi keluarganya, pendapatan tersebut mampu

untuk memenuhi dan membiayai kebutuhan rumah tangganya dan untuk

membiayai sekolah anak-anaknya. Hal ini seperti yang diutarakan pemilik salah

satu warung makan Ibu Winarsih (Wawancara, 29 Mei 2012). “...penghasilan

saya setiap harinya tidak seberapa, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

dan untuk membiayai sekolah anak saya. Saya dari Lampung, kemudian pindah

disini, sebelumnya sudah pernah berjualan pakaian kredit dan juga warung

kelontong, tapi kemudian beralih ke sini dan membuka warung...”. Pendapatan

yang diperoleh Ibu Winarsih selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

untuk membiayai sekolah sampai ke jenjang SMA bahkan juga ada yang sampai

ke Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi suatu kebanggaan sendiri bagi orang tua

yang mampu menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.

Meningkatnya pendidikan masyarakat berarti semakin meningkat pula status

sosial masyarakat.

Ibu Novi, salah satu wisatawan menuturkan “...saya datang kesini untuk

mengantarkan anak agar bersosialisasi dengan teman sebayanya...” (wawancara,

15 Mei 2012). Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan datang ke Umbul

Sewu anak-anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya, yakni dengan

bermain bersama di kolam wahana air yang disediakan oleh Umbul Sewu.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

dibukanya Umbul Semu sebagai objek wisata mempunyai pengaruh sosial

terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :

a. Mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran

menjadi punya pekerjaan.

b. Membuka peluang usaha bagi masyarakat yang tadinya tidak memilki

usaha akhirnya memiliki usaha sendiri seperti warung makan, toko

kelontong, toko perlegkapan renang, dan sebagainya.

c. Meningkatkan pendidikan bagi masyarakat. Adanya pekerjaan bagi

masyarakat, berati menambah penghasilan orang tua, dengan

demikian anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah sampai jenjang

yang lebih tinggi.

d. Sebagai sarana untuk anak-anak bersosialisasi dengan orang lain

melalui bermain bersama di kolam yang telah disediakan oleh pihak

pengelola Umbul Sewu.

2. Dampak Ekonomi

Objek wisata Umbul Sewu sangat berpengaruh terhadap kehidupan

ekonomi masyarakat. Dengan terbukanya peluang usaha tentunya akan membawa

pengaruh terhadap pendapatan masyarakat yang biasa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan untuk kegiatan sosial dalam masyarakat. Karyawan yang

bekerja di Umbul Sewu sebagian besar dari daerah sekitar Umbul Sewu.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Karyawan Umbul Sewu yang berjumlah 25 orang, berasal dari masyarakat sekitar

berjumlah 5 orang. Selain itu pada saat hari libur biasanya pihak pengelola juga

melakukan penambah karyawan untuk kerja paruh waktu (part time). Misalnya

ada dari masyarakat yang membantu keamanan dan ketertiban parkir sepeda

motor dan mobil, khusus hari minggu.

Menurut Bapak Widarto (wawancara, 15 Mei 2012), dengan adanya

Umbul Sewu akan dapat mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar. Banyak

wisatawan yang datang ini mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat, banyak

wisatawan yang membeli makanan sehingga penjualan masyarakat meningkat.

Menurut penuturan dari Widyaningsih salah satu karyawan dari toko

yang menjual mainan anak dan perlengkapan renang, (Wawancara, 22 Mei 2012)

“...pada saat hari libur jumlah pengunjung Umbul Sewu meningkat, terutama

untuk wisata keluarga, banyak wisatawan yang membeli perlengkapan renang di

toko ini..”.

Pedagang lain seperti ibu Winarsih salah seorang pemilik warung

mengatakan sudah berjualan selama 5 tahun tetapi berjualan makanan di sekitar

Umbul Sewu baru 7 bulan. Pendapatan perhari tidak menentu, tergantung pada

banyak sedikitnya wisatawan, biasanya lebih dari Rp 50.000,00. Tetapi pada hari

Minggu atau hari libur Nasional tertentu biasanya banyak pengunjung yang

datang dan pendapatan yang diperoleh bisa dua kali lipat dari pendapatan

biasanya. Banyak pengunjung Umbul Sewu yang makan di warung makan ibu

Winarsih (Wawancara, 22 Mei 2012).

Hal ini juga diugkapkan oleh bapak Juremi bahwa pengunjung Umbul

Sewu akan bertambah jika padusan. Sehingga jumlah pengunjung akan bertambah

sekitar 50 persen dan akan banyak muncul pedagang-pedagang baru di sekitar

lokasi Umbul Sewu. Dan biasanya oleh pihak pengelola diadakan panggung

hiburan di Umbul Sewu (wawancara, 15 Mei 2012). Selain muncul banyak

pedagang yang berada di Umbul Sewu, pada saat hari libur maupun padusan

biasanya petugas parkir ditambah jumlahnya. Hal ini seperti penuturan Eka Lasda

Yuniawan (wawancara, 15 Mei 2012) bahwa “pada hari libur petugas parkir

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

ditambah jumlahnya, karena kalau tidak ditambah akan kerepotan karena jumlah

pengunjung dan kendaraan yang datang kesini membludak”.

Ada sekitar 2 orang yang bekerja sebagai tukang parkir di area parkir.

Petugas parkir ini dilakukan oleh masyarakat sekitar Umbul Sewu. Dua orang

parkir selalu datang setiap hari, bahkan pada saat liburan sekolah atau hari

raya jumlah tenaga parkir ditambah seperti penuturan Suprapto (wawancara, 15

Mei 2012) “pada musim liburan sekolah atau hari raya, jumlah tenaga parkir

ditambah karena jumlah kendaraan yang datang bertambah banyak”.

Adanya perkembangan objek wisata Umbul Sewu bisa mendatangkan

wisatawan, sehingga memberikan kesempatan kerja/lapangan pekerjaan bagi

penduduk Desa Bendan. Masyarakat ada yang menjadi karyawan Umbul Sewu,

ada yang membuka usaha kios atau warung di sekitar objek. Dari pekerjaan yang

dilakukan di sekitar objek wisata Umbul Sewu oleh penduduk sekitar Umbul

Sewu tentunya akan mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi keluarganya. Jadi, dengan adanya

perkembangan objek wisata Umbul Sewu berpengaruh terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat sekitar.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Objek Wisata Umbul Sewu terletak di Desa Bendan Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali sekitar 15 kilometer ke arah barat dari kota Solo. Dengan

batas wilayah sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya

Solo Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Salakan, sebelah

timur berbatasan dengan Desa Ngaru-Aru, Desa Jembungan, Desa Dukuh dan

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teras. Jumlah penduduk Desa

bendan berjumlah 4.418 jiwa yang terbagi menjadi 1.450 KK, dengan jumlah

laki-laki 2.184 jiwa dan jumlah perempuan 2.234 jiwa.

2. Kawasan Pengging telah dikenal sejak lama sebagai tempat ziarah ke makam

para leluhur raja-raja jawa serta tempat tujuan lelaku dalam bentuk berendam

di umbul (mata air) yang terdapat di kawasan tersebut, antara lain umbul

Sungsang, umbul Ngabean, umbul Gemuling, umbul Temanten dan lain

sebagainya. Salah satu objek wisata yang belum lama berdiri adalah Umbul

Sewu. Umbul Sewu ini dijadikan objek wisata karena didasarkan pada

beberapa faktor, diantaranya:

a. Pemanfaatan potensi wisata di kawasan wisata Pengging

b. Kemudahan transportasi

3. Pengelola mengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga

yang menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu sangat

cocok digunakan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga atau wisata keluarga

yang diharapkan mampu untuk lebih menyatukan keluarga dengan aktifitas

wisata di Umbul Sewu atau pengunjung yang datang dari kalangan anak

sekolah maupun mahasiswa. Umbul Sewu waterboom, sebutan tersebut lebih

melekat di masyarakat karena di Umbul Sewu juga memiliki beberapa

kolam renang dengan dilengkapi beberapa waterslide atau perosotan sehingga

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dari kejauhan tampak seperti wahana permainan air selayaknya di

waterboom. Dalam pembangunannya dan pembenahan di berbagai sektor

objek wisata Umbul Sewu dari tahun ke tahun telah membuat objek ini

memenuhi “Sapta Pesona Pariwisata”.

4. Umbul Sewu merupakan objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni

oleh PT. Umbul Sewu. PT. Umbul Sewu adalah perseroan terbatas yang

mengelola langsung beberapa restoran dan tempat wisata. Antara lain adalah

Pancingan Mina Indah Tlatar, Sendang Ayu Kalasan, Umbul Sewu Pengging

dan Semar Resto Boyolali. Umbul Sewu yang berada di kawasan wisata

Pengging melaksanakan kegiatan operasional dan kegiatan promosi secara

mandiri, tidak ada dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali.

Umbul Sewu tidak bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Boyolali tapi Umbul Sewu hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah,

sebagai pajak untuk lokasi dan restoran namun tidak ada koordinasi dari

Pemerintah Daerah dalam pengembangan Umbul Sewu.

5. Perkembangan Umbul Sewu dapat dilihat dari beberapa hal antara lain

yaitu :

a. Perkembangan sarana prasarana di Umbul Sewu. Dalam perkembangan

sarana dan prasarana di Umbul Sewu tidak begitu banyak mengalami

pertambahan dan perubahan dikarenakan kondisi sarana prasarana yang

ada di Umbul Sewu masih cukup bagus dan masih layak untuk digunakan.

Tetapi ada perkembangan wahana di Umbul Sewu sedikit mengalami

pertambahan dan adanya tambahan kolam renang sebanyak 3 buah dan

gazebo 12 buah.

b. Perkembangan pengunjung yaitu mengalami peningkatan tiap tahun hal

ini disebabkan adanya usaha promosi yang selalu ditingkatkan oleh 6.;

keberadaan Umbul Sewu sebagai salah satu objek wisata yang ada di

Kabupaten Boyolali.

6. Adanya pengembangan objek wisata Umbul Sewu telah membawa dampak

yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Munculnya perubahan

status sosial masyarakat sekitar dari yang pengangguran menjadi orang yang

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

bekerja dan memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat sekitar.

Sedangkan dampak yang mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat

adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan adanya

pengembangan wisata telah memacu kreatifitas penduduk dalam

memanfaatkan potensi yang dimiliki daerahnya untuk mencari nafkah

tambahan sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan

demikian kesejahteraan hidup dapat terpenuhi dengan baik.

B. Implikasi

1. Teoritis

Pada masa sekarang ini peluang pengembangan pariwisata mempunyai

peluang yang besar untuk dijadikan salah satu sumber pendapatan daerah.

Penelitian ini secara teori dapat menjelaskan pengelolaan Umbul Sewu yang

merupakan buah pemikiran dan hasil usaha mandiri dari orang-orang yang

kreatif dan peka terhadap pemanfaatan potensi wisata yang berada di kawasan

Pengging. Adanya penelitian di Umbul Sewu ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan terhadap masyarakat luas mengenai wisata secara umum dan usaha

pengembangan wisata yang memanfaatkan potensi daerah sekitar sebagai objek

wisata secara khusus, yang pada saat ini mulai banyak dikembangkan.

Perkembangan objek wisata Umbul Sewu tidak lepas dari keterkaitan

dengan Sapta Pesona. Sapta Pesona merupakan suatu kondisi yang harus

diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayanan kepada wisatawan.

Meskipun tidak semua syarat Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,

ramah tamah dan kenangan) terpenuhi dalam pengembangan objek wisata Umbul

Sewu, akan tetapi objek wisata Umbul Sewu memberikan kontribusi yang besar

terhadap berbagai pihak yang terkait di dalamnya.

2. Praktis

Industri pariwisata mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang

cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam

mengaktifkan sektor lain di dalam daerah penerimaan wisatawan. Adanya

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

perkembangan Umbul Sewu Pengging mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa

Bendan. Pengelolaan dan pembangunan terhadap objek wisata harus dilakukan

dengan penuh tanggung jawab dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi

wisata yang dimiliki termasuk dalam mempromosikannya. Seperti halnya Umbul

Sewu, juga harus dilakukan dengan baik dan profesional.

3. Metodologis

Dalam penelitian ini digunakan metodologi Deskriptif Kualitatif. Salah

satu faktor yang terpenting dalam penggunaan metodologi tersebut yaitu

informan. Informan merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka informannya

harus benar – benar yang memahami masalah yang sedang diteliti. Dalam

penelitian ini peneliti menemukan informan – informan yang sangat ramah dan

memahami masalah yang sedang diteliti. Informan bersedia memberikan

informasi yang banyak serta memberikan kebebasan kepada peneliti untuk

melakukan observasi secara langsung. Dengan demikian, banyak manfaat yang

diperoleh dari adanya penelitian ini.

C. Saran

Setelah mengadakan penelitian tentang “Perkembangan Objek Wisata

Umbul Sewu Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Pengging Dan Sekitar”, maka dapat diajukan saran-saran kepada:

1. Kepala Bagian Pariwisata

Pemerintah Daerah terutama Dinas Pariwisata Daerah, diharapkan ada

kerja sama dan koordinasi yang baik antara pengelola objek wisata dan juga

pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan memberikan perhatian

terhadap potensi wisata yang belum dikembangkan maupun yang belum

dipromosikan yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali dan juga objek wisata

baru seperti Umbul Sewu Pengging. Dinas Pariwisata diharapkan mampu

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERKEMBANGAN .../Perkembangan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

membantu dalam hal pengembangan objek wisata Umbul Sewu misalnya

melalui promosi-promosi.

2. Pengelola Umbul Sewu

Pengelola Umbul Sewu diharapkan bisa menjalin kerja sama yang

lebih mendalam dengan pemerintah daerah yang terkait terutama untuk

kegiatan promosi Umbul Sewu. Penyediaan sarana hiburan dan menambah

intensitas atraksi wisata yang sangat diperlukan bagi pengunjung mengingat

pengunjung yang ada sangat mengharapkan mendapat suatu pengalaman baru

dan hiburan selama berada di Umbul Sewu.

3. Masyarakat Sekitar

Masyarakat sekitar Umbul Sewu hendaknya bisa bekerja sama

dengan pengelola untuk lebih mempromosikan Umbul Sewu sebagai objek

wisata baru kepada masyarakat luas. Berusaha membuka usaha-usaha baru

yang menghasilkan souvenir yang menjadi ciri khas Umbul Sewu karena

belum ada penjual oleh-oleh dan souvenir khas Umbul Sewu misalnya

gantungan kunci yang bertuliskan Umbul Sewu. Masyarakat sekitar juga harus

menjaga kebersihan, keamanan, kelestarian, dan keasrian objek wisata Umbul

Sewu karena objek wisata Umbul Sewu juga memberikan kontribusi terhadap

kehidupan masyarakat sekitar baik dalam kehidupan ekonomi, sosial maupun

pengetahuan. Selain itu, masyarakat perlu meningkatan ketrampilan agar dapat

menciptakan oleh-oleh khas Pengging, misalnya mengembangkan sosis khas

Pengging yang sudah mulai dikenal masyarakat Boyolali.