perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kebermaknaan ...... · metode penelitian yang digunakan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEBERMAKNAAN HIDUP NARAPIDANA YANG MENDAPAT VONIS
HUKUMAN SEUMUR HIDUP DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS I MADIUN
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Pendidikan Strata 1 Psikologi
Oleh:
Dyanita Ainun Fatwa
G0105021
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa apa yang ada
dalam skripsi ini, sebelumnya belum pernah terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengamatan serta sepengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dipergunakan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat
hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dicabut
derajat kesarjanaan saya.
Surakarta, 20 April 2010
Dyanita Ainun Fatwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: Kebermaknaan Hidup Narapidana yang Mendapat Vonis
Hukuman Seumur Hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
Madiun.
Nama Peneliti : Dyanita Ainun Fatwa
NIM/Semester : G0105021/X
Tahun : 2010
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari: Selasa, 20 April 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hardjono, M.Si. Rin Widya Agustin, M. Psi.NIP. 19590119 198903 1 002 NIP. 19760817 200501 2 002
Koordinator Skripsi
Rin Widya Agustin, M.Psi.NIP. 19760817 200501 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:Kebermaknaan Hidup Narapidana yang Mendapat VonisHukuman Seumur Hidup di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Madiun
Dyanita Ainun Fatwa, G 0105021, Tahun 2010
Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji SkripsiProdi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari : SelasaTanggal : 20 April 2010
1. Pembimbing IDrs. Hardjono, M. Si. ( )NIP. 19590119 198903 1 002
2. Pembimbing IIRin Widya Agustin, M. Psi. ( )NIP. 19760817 200501 2 002
3. Penguji IDra. Suci Murti Karini, M. Si. ( )NIP. 19540527 198003 2 001
4. Penguji IIH. Arista Adi Nugroho, S. Psi., M. M. ( )NIP. 19800702 200501 1 001
Surakarta,
Ketua Prodi Psikologi Koordinator Skripsi
Dra. Suci Murti Karini, M.Si. Rin Widya Agustin, M. Psi.NIP. 19540527 198003 2 001 NIP. 19760817 200501 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
~ QS. al-Insyirah (94): 5-6~
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (denganbersyukur).
~QS. adl-Dluha (93): 11~
Hidup menjadi berat ketika kita mengeluh. Hidup menjadi indah ketikabisa menerima seindah apa pun cobaan, maka biarkanlah hidup menjadi
hidup itu sendiri. Pantang manyerah walau sejuta masalah,pantangmengeluh walau selaksa peluh,tegar seperti gunung, tenang seperti
samudera, gesit layaknya elang. Secerdas ilmuwan sebijak agamawan,tidak kandas oleh segala martabat keduniawian, tidak tunduk pada
keterbatasan.
~NN~
Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar si tuli dan bisa dilihat sibuta.
~ Mark Twain~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
Karya ini didedikasikan kepada:
Orang-orang yang sangat aku cintai, banggakan, dan hormati,dengan doa, cinta, bimbingan, dan kesabarannya
dalam menuntunku mencapai cita-cita dan harapanku.
Terima kasih atas terselesaikannya karya ini kepada:
1. Ibu Siti Bandiyah & Bapak Kasiadi untuk lantunan doa,kasih sayang dan segala pengorbanan tulus kalian.
2. Kakak dan adikku tersayang, Mas Aan dan Adik AndikTerima kasih untuk kebersamaan yang tiada tergantikan
Kita tetap menjadi jagoan.
3. Seluruh guruku yang terhormat &almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Segala puji syukur terhaturkan ke hadirat
Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan karunia berlebih tak terhitung.
Shalawat serta salam tetap tercurah untuk Nabi Muhammad SAW beserta
pengikutnya di seluruh negeri.
Memaknai hidup ini sangatlah sulit apabila tidak mengetahui apa yang
diinginkan oleh jiwa dan pikiran. Keselarasan dan kesinambungan antara jiwa dan
pikiran memunculkan makna yang tak bisa dimiliki sembarang orang dan tak akan
sama pada setiap orang. Saya yakin, selama proses pengerjaan jelas tidak lepas dari
begitu banyak tangan, banyak jiwa yang terlibat membantu, memberikan dukungan,
sapaan, cinta, pujian yang tak terelakkan, berharap Allah senantiasa melindungi
mereka semua. Dengan ini saya ingin berucap bahagia dan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. DR. H. A.A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Suci Murti Karini M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi sekaligus
Penguji I. Terima kasih untuk masukan yang bermanfaat Bu waktu ujian validasi.
3. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Pembimbing I. Semoga Allah membalas
setiap kebaikan yang Bapak berikan kepada saya.
4. Ibu Rin Widya Agustin, M. Psi., selaku Pembimbing II. Semoga Allah membalas
setiap ilmu yang Ibu berikan kepada saya. Buahnya sangat manis Bu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Bapak H. Arista Adi Nogroho, S.Psi., M.M., selaku Pembimbing Akademik dan
Penguji II. Pak, akhirnya skripsi saya bisa selesai juga.
6. Bapak Irphan selaku Pembimbing Lapangan. Terima kasih atas doa dan kerja
samanya Pak.
7. Vic, Mic, Pakpoh Ki, Mbak Rinda, Ibu Sri, Pak Miyadi dan semua mas-mas yang
ada di LP Kelas I Madiun, Kantor Depkumham Wilayah Jatim. Terima kasih atas
kerjasamanya dan bersedia direpotkan.
8. Dosen Prodi Psikologi: Pak Adit, Pak Nug, Bu Machmuroh, Bu Salmah, serta
seluruh dosen pengajar Prodi Psikologi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
per satu. Terima kasih atas ilmunya yang sangat bermanfaat.
9. Segenap Staf Tata Usaha dan Karyawan Prodi Psikologi: Mbak Ana, Mas Dimas,
Mas Rian, Pak No, dan Pak Satpam. Terima kasih bantuan dan kerja samanya.
10. Bapak dan Ibu Kasiadi. Proud become u’re daughter.
11. Dutdut, Miuw, Dandan, Nonochan, Rikuw, Didiey, Rizna and all Psychology
UNS 2005. U’re my miracle, my rainbow, my spirit.
12. Mas Aan dan Adik Andik, The best brother I ever had. Love U so much.
13. Cuay Yudik, my newest charger. Charger me always.
Akhirnya, hanya ucapan terima kasih dan doa tulus dari hati yang
paling dalam semoga Allah membalas semua kebaikan yang kalian berikan
padaku. Semoga bermanfaat. Amin.
Surakarta, April 2010(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEBERMAKNAAN HIDUP NARAPIDANA YANG MENDAPAT VONISHUKUMAN SEUMUR HIDUP DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS I MADIUN
Dyanita Ainun FatwaG 0105021
ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup
narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup penghuni LembagaPemasyarakatan Kelas I Madiun. Kebermaknaan hidup adalah sesuatu yang bersifatunik, spesifik, berarti (baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain), sertamembanggakan, yang terdapat dalam diri seseorang sebagai hasil daripenghayatannya yang mendalam terhadap berbagai pengalaman (baik atau buruk)yang pernah dialaminya sepanjang hidup. Ditengarai narapidana merupakankomunitas yang rentan terhadap kondisi ketidakbermaknaan. Penderitaan selamahidup dalam lembaga pemasyarakatan memunculkan berbagai reaksi dari narapidanaitu sendiri. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan rancangan studi kasusyang diharapkan mampu menggali data dari subjek secara lebih mendalam danmengembangkan pemahaman mengenai gambaran kebermaknaan hidup narapidanayang mendapat vonis hukuman seumur hidup.
Subjek penelitian ini adalah narapidana yang mendapatkan vonis seumurhidup penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Subjek penelitianberjumlah 2 orang dengan kriteria yaitu penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IMadiun, dijatuhi vonis seumur hidup dan minimal telah lima tahun menjalani masapidana. Metode penelitian yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancaramendalam (in depth interview), observasi, dan data dokumen. Riwayat hidupdigunakan sebagai dasar untuk mengetahui latar belakang subjek. Wawancaradilakukan berdasarkan panduan wawancara yang dibuat oleh peneliti dan berpatokandari landasan teori. Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung. Datadokumen digunakan untuk melengkapi data yang telah didapatkan. Hasil penelitianmenggambarkan bahwa subjek pertama sedang berjuang mengupayakankebebasannya keluar dari lembaga pemasyarakatan untuk bertahan menghadapi streskarena usahanya belum terwujud dengan mengontrol diri membentuk image buildingseperti berperilaku sesuai ketentuan, ramah, senyum meski hal tersebut tidak sesuaidengan keinginannya. Subjek kedua menghadapi permasalahan hidup dengan tetapbisa menikmati kesenangan, memenuhi need untuk pleasure principle, semuaaktivitas yang bisa menyenangkan dirinya akan dilakukan sembari menunggu hasilusaha yang dilakukan ibunya karena menurut subjek hidup untuk menikmatikesenangan tanpa harus bersusah payah.Kata kunci: kebermaknaan hidup, narapidana, vonis seumur hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LIFE MEANINGFULLNESS PRISONERS WHO GETS VERDICTLIFE SENTENCE IN CLASS PENITENTIARY I
MADIUN
Dyanita Ainun FatwaG 0105021
ABSTRACT
The purpose of this research to know the description of meaningfulness of lifesentence prisoners who gets verdict life sentence in Class Penitentiery I Madiun.Meaningfulness of life is something that is unique, specific, meaning (either forhimself or for others), as well as pride, contained in a person as a result of deep hisappreciation to various experiences (good or bad) that has endured throughout life.Inmates are identified vulnerable communities meaningless conditions. Suffering inthe penitentiary for life raises a variety of reactions from the inmates themselves. Thisresearch was qualitative approach with case study design expected to be able toexplore the data from the subject in greater depth and develop an understanding of themeaningfulness of life picture of prisoners who received life sentences.
The subject of this research is to inmates who have a life sentence in ClassPenitentiary I Madiun. Subjects in this research is 2 with criterion of the ClassPenitentiary I Madiun, gets verdict life sentenced and have a minimum of five yearsin the criminal. Research method used is the curriculum vitae, in-depth interviews,observation and document data. Curriculum vitae is used as a basic to know thebackground behind the subject. Interviews were conducted based on an interviewguide created by the researchers and the theoretical based. Observation was madeduring the interview. Document data is used to complement data already obtained.The results illustrate that the first subject is struggling seek independence out ofcorrectional institutions to cope with the stress of his business has not been realizedby controlling the self-image building forms such as behaving according to theprovisions, friendly, smile even though it is not in accordance with the wishes.Second subjects face the problems of life can still enjoy the fun, fullfilling the needfor the pleasure principle, all activities that can please himself would be done whileawaiting the results of the work done by his mother for life to enjoy the fun withoutthe hassle.
Keywords: meaningfulness of life, prisoners, sentenced for life.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….……... i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………….…. ….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….……… iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………iv
MOTTO …………………………………………………………………….………...v
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN …………………..……… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….……. vii
ABSTRAK …………………………………………………………………….…….ix
ABSTRACT …………………………………………………………………….……x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….………..xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….……... xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….………..1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..……… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….……… 10
C. Tujuan Penelitan …………………………………………………..……...10
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….……... 10
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN ……………………………………….……. 12
A. Kebermaknaan Hidup ………………………………………………..….. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Pengertian Kebermaknaan Hidup …………………..………..………. 12
2. Komponen Kebermaknaan Hidup …………………..……………….. 16
3. Karakteristik Kebermaknaan Hidup ……………………..……………19
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebermaknaan Hidup ……....…. 20
B. Narapidana …………………………………………………...…….…… 23
1. Pengertian Narapidana ………………………………………….….... 23
2. Tata Klasifikasi Narapidana ………………………………………… 26
C. Lokasi Penelitian ……………………………………………………….. 27
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………... 28
A. Rancangan Penelitian …………………………………………………… 28
B. Fokus Penelitian ……………………………………………………….... 29
C. Operasionalisasi ……………………………………………………….... 29
D. Subjek Penelitian ……………………………………………………….. 29
E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………... 30
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data …………………………………... 34
G. Prosedur Analisis Data ……………………………………………….…. 36
BAB VI PERSIAPAN, PELAKSANAAN DESKRIPSI HASIL
PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ………………………………... 39
A. Persiapan penelitian ………………………………………………….…. 39
1. Orientasi Kancah …………………………………………………….. 39
2. Perijinan Penelitian …………………………………………………... 42
3. Persiapan Alat pengumpul Data ……………………………………... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………. 46
C. Hasil ………………………………………………………………….… 48
1. Subjek I ………………………………………………………….….. 48
a. Riwayat Hidup ……………………………………………….…... 48
b. Data Hasil Wawancara, Observasi, dan Riwayat Hidup ……….… 52
c. Data Hasil Observasi Secara Umum ………………………….….. 63
d. Data Dokumen ………………………………………………….… 63
2. Subjek II ……………………………………………………………... 64
a. Riwayat Hidup ………………………………………………….… 64
b. Data Hasil Wawancara, Observasi, dan Riwayat Hidup ………..... 70
c. Data Hasil Observasi Secara Umum …………………………….. 80
d. Data Dokumen ………………………………………………….… 80
3. Informan ………………………………………………………….….. 81
a. Latar Belakang ………………………………………………….... 81
b. Hasil Wawancara ……………………………………………….… 81
D. Pembahasan ……………………………………………………………... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 108
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 108
B. Saran ………………………………………………………………….... 110
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..... 113
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Jadwal Pengambilan Data .............................................................................. 47
2. Hasil Wawancara, Observasi, dan Riwayat Hidup Subjek I ......................... 52
3. Hasil Wawancara, Observasi, dan Riwayat Hidup Subjek II ........................ 70
4. Identifikasi Gagasan Kebebasan Berkehendak ............................................. 88
5. Identifikasi Gagasan Kehendak Hidup Bermakna ........................................ 97
6. Identifikasi Gagasan Makna Hidup ............................................................. 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A ……………………...……………………………………………. 116
A. Petunjuk Wawancara (guide interview) ………………………………..…. 117
B. Blangko Riwayat Hidup ………………………………………………..… 121
LAMPIRAN B ………………………………………………………………….... 124
A. Hasil Wawancara Subjek I ………………………………………………... 125
B. Hasil Wawancara Subjek II ………………………………………………. 142
C. Hasil Wawancara Informan …………………………………………….… 160
LAMPIRAN C …………………………………………………………………… 167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejahatan merupakan sebuah tindakan melanggar hukum yang dapat
mengakibatkan individu mendapat sanksi, baik dari masyarakat maupun aparat
penegak hukum. Banyak alasan yang membuat individu melakukan tindak kejahatan
tersebut. Menurut Syafri Syam, kriminolog Jambi, mengungkap pandangan bahwa
tindak kejahatan dipengaruhi beberapa hal, seperti menurunnya mata pencaharian
masyarakat, lemahnya penanganan hukum dalam rangka penyelesaian kejahatan, dan
indikasi meningkatnya kebutuhan masyarakat di saat harga kebutuhan meroket
(Jambi Independent, 2009).
Berbagai alasan tersebut mengiring individu pada jerat hukum. Tindak
kejahatan yang dilakukan berdampak pada hukuman yang dijatuhkan pada individu
yang bersangkutan, salah satunya adalah menghuni lembaga pemasyarakatan. Status
mereka berubah, yang sebelumnya masyarakat biasa, kini menjadi pelaku tindak
kriminal. Lebih jauh pelaku tindak kriminal yang dibahas di sini adalah narapidana,
karena tahanan dapat berubah status menjadi narapidana apabila vonis pengadilan
telah dijatuhkan, namun tahanan dapat terbebas dari hukuman apabila terbukti tidak
bersalah.
Menyandang status sebagai narapidana, tentu saja ruang gerak mereka tidak
sama seperti individu lain yang berada di luar lembaga pemasyarakatan. Narapidana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hidup di lingkungan yang ruang geraknya serba dibatasi dan diatur. Artinya,
kebebasan yang mereka miliki pun turut terbatasi. Di dalam sel tahanan, narapidana
dibatasi oleh jeruji besi, sedangkan di luar sel tahanan narapidana dibatasi oleh
tembok tinggi yang mengelilingi kawasan lembaga pemasyarakatan. Di atas tembok
yang tingginya melebihi tinggi manusia pada umumnya itu, terpasang kawat berduri
untuk mencegah para narapidana kabur.
Berbagai kondisi yang tidak mengenakkan dialami narapidana di lembaga
pemasyarakatan. Ruang gerak yang serba dibatasi membuat narapidana menjadi sulit
untuk bisa mengekspresikan atau mewujudkan apa ingin dilakukan, semua kegiatan
yang dilakukan sudah terjadwal dan tertata rapi sehingga harus patuh pada peraturan
yang ada. Kondisi tersebut menjadi kian buruk dengan adanya fakta over capacity
yang membuat narapidana bedesak-desakan di dalam sel penjara. Berdasarkan data
Depkumham RI pada Januari 2008, penghuni lembaga pemasyarakatan di seluruh
Indonesia mencapai 130.832 dengan rincian 54.307 tahanan dan 76.525 napi. Jumlah
itu tidak seimbang dengan kapasitas penjara yang hanya 81.384, sehingga terjadi over
capacity hampir 45% (Wedhaswary, 2008).
Jumlah lembaga pemasyarakatan di Indonesia, baik untuk anak maupun
dewasa, adalah sebanyak 457 lembaga pemasyarakatan dengan daya tampung sekitar
90.000 narapidana (Mit, 2010). Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun
sendiri saat ini dihuni sekitar 1.083 warga binaan yang terdiri dari tahanan dan
narapidana. Padahal, kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Madiun hanya sebanyak
500 warga binaan. Akibatnya, satu blok dalam lembaga pemasyarakatan terpaksa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diisi lebih dari 15 orang, sehingga mereka terpaksa berdesak-desakan (Ant, 2008).
Keadaan seperti ini sejalan dengan semakin banyaknya individu yang menghuni
lembaga pemasyarakatan.
Berdasarkan data dari Departemen Hukum dan HAM RI jumlah penghuni
rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan dari tahun ke tahun mengalami lonjakan
yang signifikan. Misalnya, tahun 2003 jumlah tahanan dan narapidana 71.587 orang
dengan kapasitas hunian 64.345 orang, tahun 2004 jumlah tahanan dan narapidana
86.450 orang dengan kapasitas 66.891 orang, tahun 2005 jumlah tahanan dan
narapidana 97.671 orang dengan kapasitas hunian 68.141 orang. Data terakhir pada
tanggal 17 Agustus 2006 jumlah tahanan dan narapidana di seluruh Indonesia
berjumlah 116.668 orang dengan kapasitas hunian 70.241 orang (Zakaria, 2008).
Jumlah tahanan dan narapidana yang terus mengalami kenaikan setiap tahun memiliki
dampak signifikan terhadap jumlah lembaga pemasyarakatan yang ada. Kondisi lebih
memprihatinkan di beberapa lapas maupun rutan, terpaksa harus menampung
penghuni dua kali lipat dari kapasitas sebenarnya. Menurut Menhukham RI, jumlah
tahanan dan napi saat ini sudah mencapai 137.172 orang, sedangkan kapasitas dari
sekitar 500-an lapas atau rutan di Indonesia hanya mampu menampung 88.559 orang
(Republika, 2009).
Selain dari kondisi penuh rasa tertekan pada diri narapidana akibat hidup yang
serba diatur dan adanya over capacity, terdapat deretan peristiwa yang membuat
narapidana menjadi semakin tertekan, yaitu penyiksaan yang dilakukan oleh personel
kepolisian. Dikatakan oleh Yunanto (2008) sepanjang tahun 2007-2008, tercatat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83,65% penyiksaan terhadap tahanan dilakukan oleh personel kepolisian. Penyiksaan
dilakukan dari tahap penangkapan hingga pemberkasan, dalam beragam bentuk.
Diperkirakan penyiksaan yang dilakukan tidak hanya berupa penyiksaan fisik saja,
namun juga penyiksaan psikologis, seperti berkata tidak sopan (menghina) sekaligus
membentak-bentak yang dapat mempengaruhi kondisi mental para narapidana. Fakta
yang berkembang saat ini bahkan sangat mengejutkan, yaitu adanya penyiksaan
seksual yang dilakukan sipir penjara terhadap narapidana.
Narapidana yang mendapat tekanan baik secara fisik, psikologis, ataupun
seksual selama berada dalam lembaga pemasyarakatan dan hidup terasing dari
masyarakat tentu saja akan mempengaruhi kondisi psikologis narapidana, terlebih
lagi pada narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup. Narapidana ini
akan menjalani hidup dalam lembaga pemasyarakatan yang lamanya sama dengan
usia mereka ketika dijatuhi vonis hukuman oleh pengadilan. Perubahan kondisi
psikologis tersebut bisa dilihat dari berbagai tingkah laku narapidana yang menjadi
murung, lebih suka menyendiri merenungi nasib, tidak percaya akan adanya
perubahan yang lebih baik di masa mendatang bahkan ada pula yang menjadi tidak
memiliki semangat untuk menjalani kehidupan yang terkadang memunculkan ide
untuk bunuh diri. Keadaan seperti ini menyebabkan narapidana berpikir bahwa hidup
yang dijalani sekarang ataupun di kemudian hari seakan tidak memiliki makna lagi.
Penderitaan narapidana tidak berhenti sampai pada adanya tekanan saja
selama berada dalam lembaga pemasyarakatan. Kehilangan kepercayaan akan masa
depan yang lebih baik dari pada masa sekarang turut memperburuk kondisi psikologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
narapidana. Kondisi ini berpengaruh pada lunturnya kekuatan spiritualitas narapidana
yang berujung pada hilangnya arah dan tujuan hidup. Lunturnya kekuatan spiritualitas
individu membawa pengaruh pada kepercayaan terhadap Tuhan. Semakin
berkurangnya kepercayaan terhadap Tuhan, mengiring individu pada keadaan tidak
bermakna (Muzio, 2006). Keadaan yang kompleks ini berdampak pada kehancuran
fisik dan mental.
Menurut Victor E. Frankl (dalam Bastaman, 2007) setiap orang selalu
mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya tak terkecuali seorang narapidana yang
ruang geraknya dibatasi oleh jeruji besi. Frankl adalah psikiater dari Austria, telah
mempelajari kebermaknaan hidup sejak awal abad ke-20. Pengalaman hidup dalam
kamp konsentrasi NAZI sewaktu masih muda, membuat Frankl percaya bahwa dalam
kondisi yang paling buruk sekalipun, penuh tekanan dan penderitaan, individu tetap
bisa menemukan makna hidup. Ketika berada dalam kamp konsentrasi, Frankl
melihat berbagai sikap bermunculan menghadapi penyiksaan yang dilakukan oleh
tentara NAZI. Ada yang bersikap pasrah, berusaha mencari perhatian, menyerah
bahkan ada pula yang apatis. Di balik itu semua, tak sedikit individu yang
memberontak dan masih memiliki harapan apabila nantinya dapat keluar dari kamp
konsentrasi, meski harapan untuk keluar sangat kecil.
Melihat kondisi tersebut, Frankl tidak hanya tinggal diam. Frankl sempat
mewawancarai beberapa individu terkait dengan profesinya sebagai seorang dokter.
Selain itu, Frankl juga membuat catatan kecil yang pada akhirnya menjadi dasar
terbentuknya konsep logoterapi. Logoterapi memandang bahwa kebahagiaan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ternyata tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan akibat sampingan dari
keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna (the will to
meaning). Individu yang berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang
bermakna (meaningful life), dan ganjaran (reward) dari hidup yang bermakna adalah
kebahagiaan (happiness). Sebaliknya, individu yang tidak berhasil memenuhi
motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan
hidupnya tidak bermakna (meaningless).
Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna dalam hidupnya akan
menimbulkan dampak psikologis yang negatif. Di antara dampak tersebut adalah sulit
merasakan kebahagiaan, merasa hidupnya hampa dan kosong, depresi hingga menuju
tindakan bunuh diri. Ketidakberhasilan menemukan dan memenuhi makna hidup
akan menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna (meaningless), hampa, gersang,
merasa tak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tak berarti, bosan dan apatis.
Kebosanan adalah ketidakmampuan individu untuk membangkitkan minat,
sedangkan apatis merupakan ketidakmampuan untuk mengambil prakarsa.
(Bastaman, 2007; Safaria, 2007).
Sejalan dengan konsep Frankl tentang kebermaknaan hidup, Cynthia (2007)
mengatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak terelakkan, baik yang bersumber
dari dalam diri maupun dari lingkungan, sudah pasti akan menimbulkan stres dan
perasaan kecewa, tertekan, susah, sedih, cemas, marah, malu, terhina, rendah diri,
putus asa, hampa, dan tidak bermakna. Tetapi di lain pihak, banyak juga individu
yang berhasil dengan gemilang mengatasi kesulitan-kesulitan dan perasaan-perasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak menyenangkan akibat penderitaannya. Mereka mampu mengubah kondisi
penghayatan dirinya dari penghayatan tidak bermakna (meaningless) menjadi
bermakna (meaningfull), bahkan tidak sedikit dari individu tersebut yang berhasil
mencapai prestasi tinggi dan mampu menemukan hikmah dari penderitaannya
(meaning in suffering).
Dikatakan oleh Bastaman (2007), makna hidup selalu berubah bahkan tidak
pernah berhenti. Konsep logoterapi menjelaskan bahwa makna hidup ini dicapai
melalui tiga cara yang berbeda, yaitu dengan melakukan suatu perbuatan, mengalami
sebuah nilai, melalui penderitaan. Berkaitan dengan hal tersebut, dimungkinkan pula
narapidana yang sedang menjalani masa hukuman dalam lembaga pemasyarakatan
dan sedang mengalami penderitaan akan menemukan kembali makna hidup yang
menurut mereka sudah tidak ada lagi.
Berlainan dengan penghayatan hidup tanpa makna, individu yang
mengahayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan penuh semangat dan
gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tujuan hidup, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang, jelas bagi
individu tersebut, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan menjadi lebih terarah
serta merasakan sendiri kemajuan yang telah tercapai. Individu mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, dapat menentukan mana yang terbaik individu lakukan serta
menyadari pula bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri,
betapapun buruk keadaannya (Bastaman, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalamnya penderitaan yang dialami narapidana dalam lembaga
pemasyarakatan, dimungkinkan menimbulkan kondisi ketertekanan psikologis hingga
mengakibatkan hilangnya semangat, harapan dan tujuan hidup. Bahkan, tidak ada lagi
kepercayaan akan masa depan yang lebih baik dan berdampak pada hilangnya
kebermaknaan hidup. Namun, Frankl dengan konsep logoterapi justru mengatakan
bahwa melalui penderitaan, individu mampu menemukan kebermaknaan hidup.
Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul “Kebermaknaan Hidup Narapidana yang Mendapat Vonis Hukuman
Seumur Hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun”.
Penelitian mengenai kebermaknaan hidup sebenarnya sudah banyak
dilakukan, namun banyak yang berupa penelitian kuantitatif dengan menggunanakan
PIL Test (Purposive in Life Test) untuk mengukur tingkat kebermaknaan hidup.
Contoh penelitian dengan menggunakan PIL Test adalah penelitian dengan judul
”Hubungan antara Aktualisasi Diri dan Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup
pada Perempuan” oleh Andrea Lusi Anari (1996), ”Kebermaknaan Hidup pada
Meditator dan Non Meditator” oleh I Wayan Widiana (1996), dan ”Hubungan Saat
Teduh dengan Kebermaknaan Hidup pada Mahasiswa yang Beragama Kristen” oleh
Rani Nover Ginting (2001).
Selain penelitian-penelitian di atas, penelitian kualitatif mengenai
kebermaknaan hidup juga telah banyak dilakukan, yaitu ” Pengahayatan Makna
Hidup Penderita Kanker” oleh Mohammad Basir (2006). Penelitian tersebut
memandang makna hidup dari sisi penderitaan subjek yaitu penderita kanker dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meneliti faktor-faktor penyebab penderita kanker sulit menghayati dan memaknai
hidupnya. Penelitian kualitatif yang mengungkap kebermaknaan hidup dari sisi
positif juga ada, yaitu ”Dinamika Penghayatan Makna Hidup Perawat Ruang
ICU/ICCU Rumah Sakit Umum” oleh P. Prabowo Destyanto (2007) dan
”Kebermaknaan Hidup pada Penari Bali” oleh Nyoman Widya Kristiani (2007).
Kedua penelitian tersebut, mengungkapkan dinamika kebermaknaan hidup dari sisi
kehidupan yang positif berdasar pada profesinya.
Penelitian mengenai kebermaknaan hidup pada narapidana yang mendapat
hukuman seumur hidup sudah pernah dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan
Lowokwaru Malang oleh Nur Aini pada tahun 2003. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan di kota yang berbeda dan
menggunakan subjek yang lebih dari satu orang terlebih subjek penelitian kali ini
berkewarganegaraan asing sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran
kebermaknaan hidup yang berbeda dari warga negara asing tersebut. Alasan perlunya
dilakukan penelitian ini karena tema kebermaknaan hidup merupakan tema yang
bergerak dinamis dalam segala sisi kehidupan individu, artinya tema ini akan
dirasakan berbeda oleh masing-masing individu terlebih bagi narapidana asing yang
mendapat vonis hukuman seumur hidup di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana gambaran kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis
hukuman seumur hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup
narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Madiun.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai
kebermaknaan hidup bagi pengembangan disiplin ilmu psikologi pada
umumnya dan psikologi sosial pada khususnya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran
kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur
hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Subjek
Memberi motivasi bagi narapidana agar tidak kehilangan makna hidup,
sehingga mampu menjalani kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan dengan
lebih baik dan bermakna. Dimungkinkan pula, melalui penderitaan selama
berada dalam lembaga pemasyarakatan ini justru narapidana mampu
menemukan makna hidup.
b. Masyarakat
Memberi pengalaman dan pelajaran berharga untuk menjalani kehidupan serta
mampu meningkatkan kualitas pribadi dengan lebih memahami makna hidup.
Selain itu, diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai
proses pencapaian kebermaknaan hidup meskipun dalam situasi yang tidak
biasa, yaitu berada dalam lembaga pemasyarakatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A. Kebermaknaan Hidup
1. Pengertian Kebermaknaan Hidup
Kebermaknaan hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan
berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan
tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil dipenuhi akan
menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan
menimbulkan perasaan bahagia (happiness). Makna hidup ada dalam kehidupan itu
sendiri dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak
menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan. Ungkapan seperti “makna dalam
derita” (meaning in suffering) atau ‘hikmah dalam musibah” (blessing in disguise)
menunjukkan bahwa dalam penderitaan sekalipun makna hidup dapat ditemukan.
Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan yang dirasakan berguna, berharga dan
berarti (meaningfull) akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tak terpenuhi akan
menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna (meaningless) (Bastaman, 2007).
Sumanto (2006) mengatakan kebermaknaan hidup adalah kualitas
penghayatan individu terhadap seberapa besar diri individu tersebut dapat
mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi serta kapasitas yang
dimiliki, dan terhadap seberapa jauh individu telah mencapai tujuan hidup dalam
rangka memberi makna kepada kehidupannya dalam berinteraksi dengan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang terus berubah. Menghadapi tuntutan kehidupan yang terus berubah, penghayatan
dan kemampuan individu dalam merespon perubahan menentukan tingkatan
kebermaknaan hidup.
Kebermaknaan hidup adalah cara seseorang untuk mengisi kehidupannya dan
memberikan gambaran menyeluruh yang menunjukkan arah dalam caranya manusia
berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, dan alam atas dasar rasa cinta ke
Ilahi. Makna hidup mencuat dalam situasi transendensi, yaitu merupakan gabungan
dari penemuan diri individu, penentuan pilihan, penemuan makna ketika merasa diri
istimewa, dan pembersitan makna dalam tanggung jawab (Aida, 2005).
Dikatakan oleh Hernowo (dalam Nurdin, 2006) kebermaknaan hidup dapat
ditafsirkan sebagai suatu proses yang dapat membuat individu merasakan hadirnya
sebuah perubahan dalam dirinya dan perubahan itu sangat mengesankan. Sedikitnya,
makna itu dapat memunculkan perasaan bangga, bahagia, sekaligus sebagai bentuk
peneguhan bahwa dirinya berkembang ke arah yang lebih baik karena memperoleh
sesuatu.
Berbeda dengan Frankl, Abraham Maslow (dalam Sumanto, 2006)
berpendapat bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu sifat yang muncul dari dalam
diri individu. Teori ini disusun dengan pemikiran bahwa hingga kebutuhan yang lebih
rendah dipenuhi, nilai dan kebermaknaan hidup mempunyai dampak yang kecil
terhadap motivasi. Meskipun demikian, ketika kebutuhan yang lebih rendah
terpuaskan, nilai menjadi pendorong motivasi individu dalam mendedikasikan pada
beberapa misi (tugas) atau maksud yang tingkatannya lebih tinggi. Kebermakanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hidup adalah kebutuhan yang berkembang. Individu secara bebas memilih
kebermaknaan, tetapi individu akan menjadi lebih sehat jika memilih kebermaknaan
yang membantunya memenuhi sifat dasar.
Keinginan untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama pada manusia.
Hasrat inilah yang mendorong individu untuk melakukan berbagai kegiatan agar
hidupnya dirasakan berarti dan berharga. Hidup bermakna berarti memiliki tujuan
atau rasa ingin mencapai keberhasilan (Baumeister, 1991). Kebermaknaan hidup juga
berkaitan dengan kepuasan hidup dan kesehatan psikologis (Rathi,2007). Individu
yang memiliki kebermaknaan hidup, hidupnya penuh dengan pengalaman positif
karena semua peristiwa yang dialami, baik peristiwa yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan, dianggap sebagai proses pencapaian tujuan hidup
Makna hidup sangat diperlukan oleh manusia untuk menghadapi
kehidupannya dengan bersemangat. Seorang manusia yang menghayati makna
hidupnya akan dapat mengisi kehidupannya dengan penuh makna dan mendapatkan
kebahagiaan dari perjuangannya dalam memberi makna dalam kehidupannya.
Individu yang hidupnya penuh makna akan selalu termotivasi untuk memperjuangkan
tujuan hidupnya. Mereka tidak akan mengalami kekosongan atau kehampaan
eksistensial yang bisa menimbulkan mental yang tidak sehat. Individu yang makna
hidupnya tinggi akan mampu menetapkan tujuan-tujuan hidupnya dengan jelas dan
terencana, bahkan mampu menghadapi kegagalan dalam hidup (Kartini, 2008).
Menurut Frankl, kebermaknaan hidup bukan kreasi manusia yang berubah-
ubah, tetapi merupakan suatu realitas obyektif dari diri individu. Hanya ada satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebermaknaan hidup untuk setiap situasi dan itulah kebermaknaan yang sejati.
Individu dituntun oleh kata hatinya untuk secara intuitif mendapatkan kebermaknaan
yang sebenarnya. Meskipun lingkungan mendesak dengan pengaruh yang kuat dalam
penciptaan dan pemenuhan akan kebermaknaan hidup, hal itu sangat tergantung pada
sikap pribadi masing-masing. Menurut Frankl, jika individu tidak berjuang untuk
kebermaknaan hidup akan mengalami eksistensi-hampa (meaninglessness). Kondisi
tersebut apabila berkepanjangan dapat menyebabkan noogenic neurosis, yaitu suatu
kondisi yang ditandai dengan gejala kebosanan dan apatisme. Sebaliknya, apabila
kebermaknaan hidup terus diperjuangkan maka individu akan mengalami
transendensi diri dan memperoleh pengalaman emosi positif oleh adanya kecocokan
dalam pemenuhan (Bastaman, 2007; Rathi, 2007).
Mencari arti dapat merupakan tugas yang membingungkan dan menantang
serta yang menambah dan bukan yang mereduksi tegangan batin. Sesungguhnya,
Frankl melihat peningkatan tegangan ini sebagai prasyarat untuk kesehatan
psikologis. Suatu kehidupan tanpa tegangan, suatu kehidupan yang diarahkan pada
stabilitas dan keseimbangan tegangan batin dirasakan kehidupan ini kekurangan arti.
Suatu kepribadian yang sehat mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang
telah dicapai atau diselesaikan dan apa yang harus dicapai atau diselesaikan, suatu
jurang pemisah antara siapa dan bagaimana seharusnya individu.
Jurang pemisah ini berarti bahwa individu yang sehat selalu memperjuangkan
tujuan yang memberikan arti bagi kehidupan. Individu ini terus-menerus berhadapan
dengan tantangan untuk memperoleh maksud baru yang harus dipenuhi. Perjuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang terus-menerus ini menghasilkan kehidupan yang penuh semangat dan gembira
(Schultz, 1991).
Kebermaknaan hidup berarti individu mampu menemukan jati diri dan
mampu mencapai tujuan. Pada dasarnya, kebermaknaan hidup tergantung dari
kesadaran diri sendiri. Perbedaan kebermaknaan hidup antara individu yang satu
dengan individu yang lain adalah berdasarkan respon individu dalam menghadapi
permasalahan hidup (Hines, 2008). Individu percaya bahwa perubahan akan terus
terjadi dalam kehidupan dan kebermaknaan hidup dapat ditemukan jika individu
mampu berproses secara positif menghadapi permasalahan (Stewart, 2008).
Pada akhirnya kebermaknaan hidup itu sendiri berarti sesuatu yang sangat
penting, berharga dan didambakan setiap individu dimana antara individu yang satu
dengan yang lain tidaklah sama. Kebermaknaan hidup bisa menentukan bagaimana
kualitas kehidupan yang sedang dijalani, bagaimana individu bisa mengembangkan
potensi yang dimiliki, bagaimana cara individu mengisi kehidupannya sehingga
mampu menentukan jati diri dalam mencapai tujuan hidup yang lebih baik dari
keadaan sekarang.
2. Komponen Kebermaknaan Hidup
Menurut Bastaman (2007) makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu
sendiri betapapun buruknya kehidupan tersebut. Makna hidup tidak saja dapat
ditemukan dalam keadaan yang menyenangkan tetapi juga dapat ditemukan dalam
penderitaan selama individu mampu melihat hikmah-hikmahnya. Disebutkan Frankl
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(dalam Bastaman, 2007) terdapat tiga komponen kebermaknaan hidup yang antara
satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi.
Ketiga komponen itu adalah:
1. Kebebasan berkehendak (freedom of will)
Kebebasan berkehendak adalah kebebasan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menentukan sikap dalam hidupnya, menentukan apa yang dianggap penting dan
baik bagi dirinya. Kebebasan dalam hal ini bukanlah kebebasan yang mutlak dan
tanpa batas, namun kebebasan yang diimbangi sikap tanggung jawab agar tidak
berkembang menjadi kesewenangan.
2. Kehendak hidup bermakna (will to meaning)
Kehendak hidup bermakna adalah hasrat yang memotivasi setiap orang untuk
bekerja, berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya dengan tujuan
agar hidupnya berharga dan dihayati secara bermakna.
3. Makna hidup (meaning of life)
Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan
didambakan serta memberi nilai khusus bagi seseorang. Bila berhasil ditemukan
dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan
berharga.
Berbeda dengan Frankl, menurut Crumbaugh & Maholich (dalam Koeswara,
1992) terdapat enam komponen kebermaknaan hidup, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Makna Hidup
Makna hidup adalah segala sesuatu yang dianggap penting dan berharga bagi
individu serta memberi nilai khusus, dan dapat dijadikan sebagai tujuan hidup
bagi individu tersebut.
2. Kepuasan hidup
Kepuasan hidup adalah penilaian individu terhadap hidup yang dijalaninya,
sejauh mana individu mampu menikmati dan merasakan kepuasan dalam hidup
dan segala aktivitas yang telah dilakukannya.
3. Kebebasan
Kebebasan adalah perasaan mampu mengendalikan kebebasan hidup secara
bertanggung jawab.
4. Sikap terhadap kematian
Sikap terhadap kematian adalah pandangan dan kesiapan individu terhadap
kematian yang dihadapi oleh setiap manusia.
5. Pikiran tentang bunuh diri
Pikiran tentang bunuh diri adalah pemikiran individu tentang perbuatan bunuh
diri.
6. Kepantasan hidup
Kepantasan hidup adalah penilaian individu terhadap hidup yang dijalani, sejauh
mana merasa bahwa apa yang telah dialami dalam hidup adalah sebagai sesuatu
hal yang wajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peneliti sepakat dengan pendapat Frankl bahwasannya komponen
kebermaknaan hidup itu terdiri dari tiga hal, yaitu kebebasan berkehendak, kehendak
hidup bermakna, dan makna hidup itu sendiri. Tiga hal inilah yang membentuk
kebermaknaan hidup menjadi suatu nilai yang memberikan motivasi tersendiri bagi
individu untuk menghasilkan sesuatu yang membanggakan, baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang lain, agar hidup yang dirasakan menjadi lebih berarti dan
berharga.
3. Karakteristik Kebermaknaan Hidup
Dikatakan oleh Bastaman (2007) terdapat beberapa karakteristik
kebermaknaan hidup, yaitu:
1. Unik, pribadi, dan temporer
Artinya adalah apa yang dianggap berarti oleh individu yang satu belum tentu
dianggap berarti oleh individu yang lain. Mungkin pula apa yang dianggap
bermakna pada saat ini bagi individu belum tentu sama bermaknanya bagi
individu tersebut pada saat yang lain. Makna hidup individu dan apa yang
bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dengan makna hidup
orang lain serta mungkin pula dari waktu ke waktu berubah.
2. Spesifik dan nyata
Artinya adalah makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan
sehari-hari serta tidak perlu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak-filosofis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tujuan-tujuan idealistis, dan prestasi-prestasi akademis. Makna hidup tidak dapat
diberikan oleh siapapun melainkan harus dicari, dijajagi dan ditemukan sendiri.
3. Memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan individu
Artinya adalah ketika makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan,
individu seakan-akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya serta
kegiatan-kegiatan menjadi lebih terarah.
Berdasarkan uraian di atas, maka karakteristik kebermaknaan hidup adalah
unik, pribadi, temporer, spesifik dan nyata serta memberikan pedoman dan arah
terhadap kegiatan individu. Karakteristik kebermaknaan hidup ini lebih
menggambarkan pada sifat khusus dari makna hidup. Dari sifat khusus inilah tujuan
hidup dapat ditemukan dan ditentukan sehingga menjadi pedoman yang mengarahkan
setiap tindakan individu. Ditemukan berarti dalam proses menemukan makna dalam
hidup itu terjadi berbagai peristiwa, baik yang menyenangkan ataupun yang tidak
menyenangkan, yang membentuk individu pada masa saat ini, sedangkan ditentukan
berarti individu itu sendiri yang dapat menentukan bagaimana arah dan tujuan hidup
yang ingin dicapai agar lebih bermakna.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebermaknaan Hidup
Frankl (dalam Schultz, 1991) merumuskan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi kebermaknaan hidup individu, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Spiritualitas
Merupakan sebuah konsep yang sulit untuk dirumuskan, tidak dapat diturunkan,
dan tidak dapat diterangkan dengan istilah-istilah yang bersifat material, meski
spiritual dapat dipengaruhi oleh dimensi kebendaan. Namun, tetap saja spiritualitas
tidak dapat disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi
tersebut. Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa.
2. Kebebasan
Kebebasan tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat non spiritual, oleh insting-
insting biologis, apalagi oleh kondisi-kondisi lingkungan. Manusia dianugerahi
kebebasan oleh Tuhan, dan dengan kebebasan tersebut diharuskan untuk memilih
bagaimana hidup dan bertingkah laku yang sehat secara psikologis. Individu yang
tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan
adalah individu yang mengalami hambatan psikologis atau neurotis. Individu yang
neurotik akan menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi-potensi
yang dimiliki, sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai individu secara
penuh.
3. Tanggung Jawab
Individu yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan beban dan
tanggung jawab yang harus dijalani dalam setiap fase kehidupan, sekaligus
menggunakan waktu yang dimiliki dengan bijaksana agar hidup dapat berkembang
ke arah yang lebih baik. Kehidupan yang penuh arti sangat ditentukan oleh
kualitasnya, bukan berapa lama atau berapa panjang usia hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Frankl (dalam Bastaman, 2007) kemudian menambahkan bahwa dalam
menemukan makna hidup tidak terlepas dari realisasi nilai-nilai. Nilai-nilai itu tidak
sama bagi setiap orang, dan berbeda dalam setiap situasi. Nilai-nilai itu senantiasa
berubah dan fleksibel agar dapat beradaptasi dengan beragam situasi di mana individu
dapat menyadari kemampuan yang dimilikinya. Nilai-nilai yang mendasar bagi
manusia dalam upaya menemukan makna hidupnya adalah:
1. Creative values (nilai-nilai kreatif)
Adalah kegiatan berkarya, bekerja, mencipta, serta melaksanakan tugas dan
kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni suatu
pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha
untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya, merupakan salah satu contoh dari
kegiatan berkarya. Melalui karya dan kerja individu dapat menemukan arti hidup
dan menghayati kehidupan secara bermakna.
2. Experiential values (nilai-nilai penghayatan)
Adalah keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan,
keindahan, keimanan, dan keagamaan serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini
suatu nilai dapat menjadikan hidup individu berarti. Cinta kasih dapat menjadikan
individu menghayati perasaan berarti dalam hidup. Dengan mencintai dan merasa
dicintai, individu akan merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang
membahagiakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Attitudinal values (nilai-nilai bersikap)
Adalah menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala
bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tidak
bisa disembuhkan, kematian dan menjelang kematian setelah segala upaya dan
ikhtiar dilakukan secara maksimal. Adapun yang diubah bukanlah keadaannya
melainkan sikap (attitude) yang diambil dalam menghadapi keadaan itu. Sikap
menerima dengan penuh ikhlas dan tabah hal-hal tragis yang tidak mungkin
dielakkan lagi dapat mengubah pandangan individu dari yang semula diwarnai
penderitaan semata-mata, menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan
hikmah dari penderitaan itu.
Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
kebermaknaan hidup adalah spiritualitas, kebebasan, tanggung jawab, creative values
(nilai-nilai kreatif), experiential values (nilai-nilai penghayatan), dan attitudinal
values (nilai-nilai bersikap). Faktor-faktor kebermaknaan hidup ini juga turut
menentukan apa yang seharusnya menjadi tujuan dan makna hidup seseorang. Jika
faktor-faktor ini dapat dipenuhi oleh individu maka akan semakin membuka jalan
bagi individu untuk bisa meraih hidup yang bermakna.
B. Narapidana
1. Pengertian Narapidana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian narapidana adalah orang
hukuman atau orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana (Tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005). Terpidana adalah seseorang yang dipidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (UU
No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana). Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (UU No. 12 tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan) (Moeljatno, 2008).
Dikatakan oleh Ruba’i (1997), jenis- jenis pidana dalam KUHP di Indonesia
itu seperti pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda, pidana
tutupan, dan pidana bersyarat. Adapun yang akan dibahas lebih mendalam pada bagi
bagian ini adalah tentang pidana penjara.
Pidana penjara adalah suatu pidana berupa pembatasan kekuasaan bergerak
dari seorang terpidana yang dilakukan dengan menutup orang tersebut di dalam
sebuah penjara dengan mewajibkan orang untuk mentaati semua peraturan tata tertib
yang berlaku dalam penjara (Nainggolan, 2002).
Lebih lanjut dikatakan Nainggolan (2002) tujuan pidana penjara adalah
pemasyarakatan, yaitu bahwa pemberian maupun pengayoman individu tidak hanya
terfokus pada itikad menghukum (funitif intend) saja melainkan berorientasi pada
tindakan-tindakan yang lebih manusiawi dan disesuaikan dengan kondisi indiividu
tersebut. Setelah selesai menjalani pidananya, narapidana mempunyai kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar lembaga pemasyarakatan sebagai
warga negara yang baik dan taat pada hukum yang berlaku. Pidana penjara juga dapat
menimbulkan rasa derita pada terpidana dengan dihilangkannya kemudahan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bergerak. Namun, pidana penjara juga bertujuan membimbing terpidana agar bertobat
dan mendidik terpidana menjadi anggota masyarakat sosialis Indonesia yang berguna.
Menurut Ruba’i (1997) pidana penjara merupakan pidana hilang kemerdekaan
yang terberat. Menurut ketentuan pasal 12 (1) KUHP, pidana penjara dapat berupa
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara waktu tertentu yang
sering juga disebut sebagai pidana penjara sementara.
Pidana penjara seumur hidup dijatuhkan selama sisa hidup terpidana. Akan
tetapi, selama berlangsung pelaksanaan pidana seumur hidup dapat dilakukan
perubahan menjadi pidana penjara sementara. Perubahan demikian dapat dilakukan
apabila narapidana penjara seumur hidup telah menjalani pidananya selama lima
tahun dan ternyata berkelakuan baik. Dalam hal demikian pidana penjara seumur
hidup dapat diubah menjadi pidana penjara sementara selama-lamanya lima belas
tahun. Pidana penjara seumur hidup yang telah diubah menjadi pidana penjara
sementara, setiap tanggal 17 Agustus dapat diberikan remisi dari Menteri Kehakiman
RI (Ruba’i, 1997).
Ditengarai narapidana merupakan komunitas yang rentan terhadap kondisi
ketidakbermaknaan. Mereka adalah tipikal orang yang mudah dihinggapi oleh rasa
putus asa, rasa bersalah yang amat mendalam, dan berbagai gejala neurotik lainnya
yang jika dibiarkan berlarut-larut akan mempengaruhi kondisi kejiwaan mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bureau of Justice Statistics mendokumentasikan
kenyataan bahwa satu dari enam tahanan dalam penjara memiliki riwayat sakit
mental. Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa ada juga di antara narapidana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berusaha untuk tetap tegar dalam menghadapi kenyataan hidup yang harus
mereka jalani (Nurdin, 2006).
Menjalani masa tahanan dengan sikap mampu menerima kenyataan yang ada,
dapat membawa perubahan dalam hidup narapidana. Beberapa individu mengakui
bahwa adanya perubahan yang berhasil karena individu merasa bebas dari tekanan
(Stewart, 2008). Namun, tidak semua individu bisa berubah menjadi lebih baik
selama berada dalam lembaga pemasyarakatan. Hal ini berarti tidak semua
narapidana mampu menemukan makna hidupnya, karena tingkat kebermaknaan hidup
dalam lembaga pemasyarkatan sangat kompleks (Mauer, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian narapidana adalah orang
hukuman atau orang yang sedang menjalani hukuman berdasarkan putusan
pengadilan yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan.
Narapidana dengan vonis seumur hidup berarti terpidana yang menjalani hukuman di
lembaga pemasyarakatan selama sisa hidup terpidana.
2. Tata Klasifikasi Narapidana
Dikatakan oleh Ruba’i (1997) menurut ketentuan pasal 13 KUHP, narapidana
penjara terbagi atas beberapa golongan (kelas). Dalam praktiknya, penggolongan
narapidana penjara dilakukan sebagai berikut:
1. Golongan B I dengan keterangan pidana penjara seumur hidup, adalah narapidana
yang dijatuhi pidana penjara seumur hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Golongan B I tanpa keterangan, adalah narapidana yang dijatuhi pidana penjara
lebih dari satu tahun.
3. Golongan B IIa, adalah narapidana yang dijatuhi pidana penjara tiga bulan sampai
satu tahun.
4. Golongan B IIb, adalah narapidana yang dijatuhi pidana penjara satu hari sampai
tiga bulan.
Berdasarkan uraian di atas, maka tata klasifikasi narapidana berdasarkan
golongan adalah golongan B I dengan keterangan pidana penjara seumur hidup,
golongan B I tanpa keterangan, Golongan B IIa, dan Golongan B IIb.
C. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Hal ini dilakukan karena peneliti bertempat tinggal
di kota Madiun, sehingga memudahkan peneliti untuk bertemu dengan subjek
penelitian. Alasan lainnya yaitu Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun itu sendiri
merupakan salah satu lembaga pemasyarakatan yang menjadi rujukan Provinsi Jawa
Timur serta di dalamnya terdapat subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus untuk
memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu atau
subjek yang diteliti. Penelitian studi kasus lebih mementingkan proses daripada hasil,
lebih mementingkan konteks daripada suatu variabel khusus, lebih ditujukan untuk
menemukan sesuatu daripada kebutuhan konfirmasi (Poerwandari, 2005). Dengan
rancangan penelitian ini diharapkan mampu untuk menggali data dari subjek secara
lebih mendalam dan mengembangkan pemahaman mengenai gambaran
kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup.
Rancangan penelitian ini bersifat sementara, karena ketika penelitian
berlangsung, peneliti secara terus-menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan
proses penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Jadi berbeda dengan
rancangan penelitian kuantitatif yang disusun secara ketat dan kaku sebelum
penelitian dilaksanakan. Hal ini disebabkan: 1. peneliti kualitatif belum dapat
membayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan yang akan dijumpai di
lapangan, 2. peneliti belum dapat meramalkan sebelumnya tentang perubahan yang
akan terjadi ketika terjadi interaksi antara peneliti dengan kenyataan yang akan
diteliti, dan 3. bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara
yang tidak dapat diramalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada gambaran dinamika kebermaknaan hidup
narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup.
C. Operasionalisasi
Kebermaknaan hidup adalah sesuatu yang bersifat unik, spesifik, berarti (baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain), serta membanggakan, yang terdapat
dalam diri seseorang sebagai hasil dari penghayatannya yang mendalam terhadap
berbagai pengalaman (baik atau buruk) yang pernah dialaminya sepanjang hidup.
Untuk mengungkap variabel kebermaknaan hidup digunakan metode riwayat hidup,
wawancara mendalam (in depth interview) serta observasi pada data yang sifatnya
non verbal, antara lain ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, serta setting
tempat. Selain itu, digunakan juga data dokumen untuk membantu mengungkap
variabel kebermaknaan hidup.
Narapidana dengan vonis hukuman seumur hidup adalah individu yang oleh
pengadilan dijatuhi hukuman pidana penjara seumur hidup karena individu tersebut
telah melakukan tindakan melanggar hukum serta hukuman dijatuhkan selama sisa
hidup terpidana.
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil subjek sejumlah dua orang, yaitu narapidana yang
sedang menjalani vonis hukuman seumur hidup. Dari data yang peneliti dapatkan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lapangan, jumlah ini merupakan jumlah subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian
yang terdapat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Adapun kriteria subjek
penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Subjek adalah pria atau wanita yang mendapat vonis hukuman seumur hidup oleh
pengadilan.
2. Subjek ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun.
3. Subjek sudah menjalani vonis hukumannya minimal lima tahun masa tahanan.
Kriteria ini ditentukan dengan dasar pertimbangan bahwa dengan telah menjalani
masa tahanan selama lima tahun, narapidana telah merasakan berbagai tekanan dan
penderitaan selama berada dalam lembaga pemasyarakatan dan telah berusaha
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
E. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode riwayat hidup, wawancara
mendalam (in depth interview) ,observasi dan data dokumen. Metode riwayat hidup
digunakan sebagai informasi awal dan informasi dasar untuk mengetahui dan
memahami latar belakang kehidupan subjek dan riwayat tindak kriminal/tindak
pidana. Metode wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap peristiwa yang
dialami dan dirasakan subjek penelitian. Sedangkan observasi dilakukan selama
wawancara berlangsung yang memungkinkan peneliti memperoleh data yang sifatnya
nonverbal, antara lain ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, serta setting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diadakan wawancara dan observasi. Data dokumen digunakan untuk melengkapi
ketiga metode pengumpulan data yang telah disebutkan sebelumnya.
1. Riwayat Hidup
Metode ini digunakan sebagai informasi awal dan dasar untuk mengetahui
dan memahami latar belakang kehidupan subjek serta riwayat tindak kriminal
yang pernah dilakukan subjek. Subjek diminta untuk mengisi blangko riwayat
hidup yang sudah peneliti siapkan sebelumnya. Blangko riwayat hidup ini berisi
tentang data diri subjek, data keluarga, riwayat kehidupan subjek termasuk
pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan riwayat organisasi. Selanjutnya, apabila
dalam proses berikutnya ditemukan masih adanya kekurangan, maka data akan
ditambah dari keterangan yang ada di bagian BIMPAS (Bimbingan
Pemasyarakatan).
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in depth
interview) dengan menggunakan petunjuk umum wawancara. Teknik wawancara
dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, yaitu peneliti berhadapan
langsung dengan subjek dan mengajukan beberapa pertanyaan. Teknik ini
dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan langsung dari
subjek penelitian (Poerwandari, 2005).
Alasan dilakukannya wawancara mendalam adalah diharapkan peneliti
dapat memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
subjek berkenaan dengan topik yang diteliti, bagaimana subjek merasakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sesuatu, pengalamannya dan apa yang diingatnya, seperti emosi dan motifnya,
dan alasan mengapa subjek melakukan suatu perbuatan yang kemudian dilakukan
eksplorasi terhadap topik tersebut. Wawancara mendalam memungkinkan peneliti
memasuki dunia pikiran dan perasaan subjek.
Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk tentang garis besar proses
dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat
tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan
disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang
sebenarnya (Moleong, 2001).
Adapun petunjuk wawancara yang akan diajukan pada subjek penelitian
tertera dalam lampiran. Petunjuk wawancara dibuat berdasarkan teori
kebermaknaan hidup terutama tentang komponen yang ada di dalamnya, yaitu
kebebasan berkehendak (freedom of will), kehendak hidup bermakna (will to
meaning), dan makna hidup (meaning of life) itu sendiri. Petunjuk wawancara ini
berisi tiga aspek yang merupakan komponen kebermaknaan hidup itu sendiri,
serta terdapat tujuh indikator dan 79 item pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini
nantinya masih dapat berkembang sesuai dengan kondisi subjek di lapangan.
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan bantuan camera digital
karena selain bisa digunakan untuk merekan hasil wawancara, nantinya alat ini
juga berfungsi untuk membantu peneliti dalam observasi. Data wawancara
nantinya diperoleh dari subjek dan informan, yaitu wali blok (petugas penjaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
blok dimana subjek ditempatkan). Seluruh data yang didapatkan nantinya akan
digunakan untuk memahami individu.
3. Observasi
Observasi dilakukan saat wawancara berlangsung dengan bantuan
camera digital. Data didapatkan dari ekspresi subjek saat menjawab pertanyaan.
Data observasi ini digunakan secara beriringan dengan data wawancara sehingga
didapatkan gambaran yang lebih jelas data yang terkumpul lebih tepat. Pada
rancangan awal, observasi dilakukan pada dua setting. Pertama, pada saat
wawancara berlangsung, dan kedua, pada saat di luar wawancara. Namun, setting
observasi kedua tidak dapat dilaksanakan karena alasan keamanan sehingga
hanya setting observasi pertama saja yang dapat dilaksanakan.
Orang akan lebih merasa nyaman jika berbicara dengan orang lain atau
bisa membuat keputusan apabila berhadapan langsung dengan pihak yang
bersangkutan. Dengan observasi pada setting alamiah, kita dapat melihat
bagaimana subjek merefleksikan perasaan yang terjadi di masa lalu, atau harapan
mereka di masa yang akan datang, kita akan menjadi lebih peka dan memiliki
nilai sensitivitas akan perasaan orang lain. Selain itu dengan observasi, kita dapat
pula melihat keterkaitan antara masa lalu dengan harapan di masa depan. Di
kehidupan sehari-hari, kita menggunakan observasi untuk mengerti perilaku orang
lain. Adanya permainan kontak mata menjadi bagian yang memainkan peranan
penting yang menandakan interaksi non verbal. Kita juga bisa memperhatikan
gestur, seperti gerakan mata, mulut, tangan, cara duduk (Sunberg, 1977).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Melihat secara seksama dapat memberikan petunjuk untuk berbagai
aspek penting kepribadian, pengaruh kultural, pengendalian diri, sikap, dan
hubungan dengan orang lain (Sunberg dkk., 2007).
4. Data Dokumen
Data dokumen berisi tentang petikan putusan dari Mahkamah Agung,
eksekusi dari pihak kejaksaan untuk putusan pidana, dan berkas acara
pemeriksaan yang berasal dari kepolisian yang berkaitan dengan data diri subjek.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan data dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong, 2007.)
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menurut Poerwandari (2005) terletak
pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau
mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial, atau pola interaksi yang kompleks.
Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek
yang terkait (dalam bahasa kuantitatif: variabel) dan interaksi dari berbagai aspek
yang menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain (Moleong, 2007.) Penelitian ini akan menggunakan kredibilitas
penelitian dengan teknik triangulasi data dari sumber dan metode yang berbeda.
Triangulasi data dari sumber yang berbeda yaitu dilakukan wawancara dengan subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penelitian kemudian dilanjutkan wawancara dengan informan untuk kroscek
keakuratan data. Sedangkan, triangulasi data pada metode yang berbeda, digunakan
metode riwayat hidup dengan mengisi blangko riwayat hidup dan melihat data
dokumen, wawancara dengan subjek penelitian sekaligus dilakukan observasi.
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara
konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang
peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan
konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data
deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut.
Untuk keperluan itu peneliti akan melakukan penelitian kecil untuk memastikan
usaha verifikasi (Moleong, 2007.)
Reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan dependenbility. Melalui
konstruk dependenbility peneliti memperhitungkan perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti, juga perubahan dalam desain
sebagai hasil dari pemahaman yang lebih mendalam tentang setting yang diteliti.
Peneliti menyadari kompleksitas konteks yang dihadapinya dengan menggunakan
desain dan strategi penelitian yang luwes. Peneliti berusaha mengkonsentrasikan diri
pada pencatatan rinci tentang fenomena yang diteliti, termasuk interrelasi aspek-
aspek yang berkait (Poerwandari, 2005).
Konfirmabilitas (confirmability) diusulkan untuk mengganti konsep
tradisional tentang objektivitas. Objektivitas dapat diartikan sebagai sesuatu yang
muncul dari hubungan subjek-subjek yang berinteraksi. Karenanya, objektivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilihat sebagai konsep inter-subjektivitas, terutama dalam kerangka ‘pemindahan’
dari data yang subjektif ke arah generalisasi (data objektif). Untuk peneliti kualitatif
lain, yang lebih penting adalah obyektivitas dalam pengertian transparansi, yakni
kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses dan elemen-elemen
penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan penilain (Poerwandari,
2005).
G. Prosedur Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Menurut Jorgensen (dalam
Poerwandari, 2005) analisis adalah memecah, memisahkan, atau membongkar misteri
penelitian ke dalam potongan, bagian, elemen, atau unit. Dapat dikatakan bahwa
pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, dan mengkategorikan.
Langkah- langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Data yang didapatkan dari wawancara mendalam ditulis ke dalam bentuk transkrip
verbatim dan catatan lapangan yang kemudian ditelaah, dibaca, dan dipelajari.
2. Data kemudian direduksi dalam satuan-satuan analisis. Satuan analisis adalah
bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri
terlepas dari bagian yang lain. Satuan menurut Lincon dan Guba (dalam Moleong,
2007) memiliki karakteristik sebagai berikut: Pertama, satuan itu harus “heuristik”
artinya mengarah pada satu pengertian atau satu tindakan yang diperlukan atau
akan dilakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik. Kedua, satuan itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hendaknya merupakan “sepotong” informasi terkecil yang dapat berdiri sendiri,
artinya satuan itu harus dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan selain
pengertian umum dalam konteks penelitian.
3. Koding adalah pemberian kode pada satuan-satuan yang telah direduksi.
Pemberian kode meliputi: a. Penandaan sumber asal satuan, dalam penelitian ini
keseluruhan data berasal dari wawancara mendalam, b. Penandaan jenis
responden, pada penelitian ini kode R=Responden, I=Informan. Kedua responden
akan dibedakan dengan pemberian kode I untuk responden I dan kode II untuk
responden II, c. Penandaan waktu wawancara, pada penelitian ini wawancara
dilakukan sebanyak dua kali untuk responden. Pemberian kode waktu wawancara
adalah dengan menggunakan kode 01 dan 02 untuk membedakan wawancara 1 dan
wawancara 2, sedangkan dengan informan hanya dilakukan satu kali dengan kode
01, d. Penandaan letak baris di dalam verbatim, penandaan dilakukan dengan
mengggunakan angka Arab untuk menunjukkan letak baris di dalam verbatim.
Contoh: W.R.I.01, 111-120 berarti ini merupakan wawancara terhadap responden
I, pada pertemuan yang pertama, dan kutipan diambil dari baris 111-120 dari
verbatim tersebut.
4. Memasukkan satuan yang telah dikoding ke dalam kategori-kategori tertentu.
Kategori adalah kelompok satuan yang disusun berdasarkan pikiran, intuisi,
pendapat, atau kriteria tertentu (Moleong, 2007).
5. Penafsiran data dilakukan dengan menemukan hubungan antarkategori dan
memberinya label dengan pernyataan sederhana berupa proposisi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga memperoleh hubungan yang
cukup padat, yaitu sampai menemukan petunjuk metafora atau kerangka berpikir
umum (Moleong, 2007).
6. Mentransformasikan metafora tersebut dalam bahasa disiplin keilmuan (Moleong,
2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PERSIAPAN, PELAKSANAAN
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun didirikan oleh Pemerintah
Belanda pada tahun 1919 dan dipergunakan sejak tahun 1945 menjadi milik
Pemerintah Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberantas orang-
orang yang pada waktu itu melakukan tindakan pidana dan juga sebagai langkah
penerapan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana 1918.
Secara resmi berdasarkan konsepsi pemasyarakatan tanggal 7 April 1969,
rumah penjara Madiun berubah nama menjadi Lembaga Pemasyarakatan Madiun
yang dalam perkembangannya telah melakukan renovasi serta rehabilitasi
sebanyak delapan kali, yaitu tahun 1975/1976, tahun 1978/1979, tahun
1982/1983, tahun 1984/1985, tahun 1992/1993, tahun 2003 dan terakhir tahun
2004.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun didirikan di atas areal seluas
27.790 m2 yang berlokasi di jalan Yos Sudarso No. 100 Madiun, Jawa Timur
dengan luas bangunan 7.720, 03 m2. Sedangkan batas Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Madiun adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Sebelah barat : Perumahan pegawai Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Madiun dan kampung jalan Borobudur.
b. Sebelah timur : Jalan Yos Sudarso
c. Sebelah utara : Perumahan Polri
d. Sebelah selatan : Sekolah Dasar dan Perumahan pegawai
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun.
Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun berbentuk segi
empat, terdiri atas satu lantai yang digunakan untuk ruang perkantoran dan ruang
Kalapas yang berada di bagian depan, bersebelahan dengan ruang porter. Bagian
tengah digunakan sebagai blok hunian bagian tahanan dan narapidana yang
berjumlah 14 blok. Di setiap blok hunian terdiri atas empat sampai lima kamar
dan tiap-tiap kamar dihuni antara 20-25 orang. Di bagian belakang digunakan
sebagai ruang bengkel kerja yang dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, ruang
keterampilan keset dari sabut kelapa. Kedua, ruangan untuk pertukangan kayu
dalam pembuatan kursi ribet dan yang ketiga adalah bagian samping kanan
digunakan sebagai lahan pertanian.
Berikut merupakan sarana gedung yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Madiun, yaitu:
a. Gedung perkantoran,
b. Aula serbaguna,
c. Aula pendidikan dan kesenian,
d. Masjid,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Pondok pesantren At-Taubah,
f. Gereja,
g. Poliklinik,
h. Dapur,
i. Kantin,
j. Blok hunian sebanyak 14 (empat belas), yaitu:
1. Blok A untuk tahanan dan narapidana wanita,
2. Blok B, C, D untuk tahanan dan narapidana anak,
3. Blok E, G, I untuk narapidana kriminal,
4. Blok H untuk tahanan,
5. Blok FuA, FuB, FsA, FsB untuk narapidana narkoba,
6. Blok Y untuk rumah sakit,
7. Blok Penaling (Pengenalan Lingkungan) untuk narapidana yang baru
masuk,
k. Ruang pengasingan,
l. Perpustakaan,
m. Bengkel kerja,
n. Ruang kunjungan,
o. Lapangan voli,
p. Koperasi (berada di depan, di luar gedung),
q. Lapangan tenis (berada di luar gedung),
r. Ruang pamer hasil karya narapidana (di luar gedung).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun memiliki seorang psikolog
yang bertugas mengevaluasi kondisi psikologis para narapidana dengan cara
mengadakan konsultasi jika diperlukan, dan terlibat dalam program terapi bagi
narapidana.
2. Perijinan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi
lapangan tentang kemungkinan dilakukannya penelitian sesuai dengan tema yang
sudah ditentukan. Penelitian ini menggunakan dua orang subjek dan dilakukan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun.
Orientasi dilakukan peneliti pada bulan Agustus dan September 2009.
Setelah mendapatkan ijin dari kampus untuk melanjutkan penelitian, peneliti
menghubungi bagian Tata Usaha Kampus Psikologi Universitas Sebelas Maret
Surakarta untuk dibuatkan surat ijin penelitian di LP Kelas I Madiun.
Selanjutnya, surat tersebut ditandatangani oleh Koordiantor Bidang Skripsi dan
Ketua Program Studi Psikologi. Langkah berikutnya adalah peneliti mendatangi
LP Kelas I Madiun guna menyerahkan surat ijin penelitian tersebut. Surat ini
diterima di bagian Tata Usaha LP Kelas I Madiun dan untuk selanjutnya
disampaikan pada atasan. Perintah dari atasan adalah menyarankan peneliti untuk
mengirimkan surat ijin pada Departemen Hukum dan HAM Wilayah Jawa Timur
di Surabaya.
Awalnya peneliti mengirim surat ijin tersebut via pos (sesuai saran dari
pihak LP), namun setelah ditunggu lebih dari satu minggu belum juga ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
balasan dari pihak Depkumham Wilayah Jawa Timur. Akhirnya, pada 2
September 2009 peneliti memutuskan untuk menyerahkan langsung pada pihak
yang berkepentingan. Keesokan harinya peneliti mendatangi LP Kelas I Madiun
lagi guna menyerahkan surat resmi dari Depkumham Wilayah Jawa Timur.
Setelah surat tersebut sampai pada Bapak Maman Hermawan, S. Sos., M. Si.
selaku Kabid Pembinaan Narapidana Lapas Kelas I Madiun, peneliti diarahkan
untuk proses selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian yaitu di bidang
Bimpas (Bimbingan Pemasyarakatan). Peneliti juga mendapat pembimbing
lapangan yaitu Bapak Irphan yang bertugas membimbing peneliti selama
melakukan penelitian di LP Kelas I Madiun.
Hari berikutnya, peneliti bertemu dengan subjek penelitian yang pertama.
Rencana awal pada hari tersebut peneliti bisa langsung bertemu dengan kedua
subjek namun karena salah satu subjek sedang ada kepentingan lain yang tidak
bisa ditinggalkan maka pertemuan dengan subjek yang kedua diganti keesokan
harinya. Subjek pertama berinisial Vic, seorang pria berkewarganegaraan
Meksiko dan divonis hukuman pidana seumur hidup oleh Pengadilan Tinggi
Denpasar pada Desember 2001. Sedangkan, subjek yang kedua berinisial Mic,
seorang pria berkewarganegaraan Perancis dan divonis hukuman pidana seumur
hidup oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia pada Juni 2001. Pada
pertemuan awal dengan kedua subjek, peneliti manfaatkan untuk membangun
rapport yang baik, menciptakan suasana awal kedekatan yang menyenangkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga tercipta keterbukaan dari subjek terhadap peneliti agar proses
komunikasi selanjutnya bisa berjalan lancar.
3. Persiapan Alat Pengumpul Data
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat
blangko riwayat hidup yang nantinya harus diisi langsung oleh subjek. Blangko
riwayat hidup ini digunakan sebagai dasar acuan guna memahami subjek. Selain
itu, data juga didapatkan dari dokumen yang berasal dari berkas-berkas tentang
diri subjek yang dimiliki oleh pihak LP. Terdapat guide atau panduan dalam
pelaksanaan wawancara yang dibuat berdasarkan teori kebermaknaan hidup,
khususnya yang mengacu pada komponen kebermaknaan hidup. Sedangkan
untuk observasi menggunakan camera digital yang juga dipakai pada saat
wawancara untuk menangkap data yang sifatnya non verbal serta kertas dan
pulpen untuk mencatat. Dengan keempat alat pengumpul data ini diharapkan
dapat menggali data sedalam-dalamnya sehingga didapatkan gambaran yang
jelas mengenai kebermaknaan hidup.
Adapun data dokumen, blangko riwayat hidup, pedoman wawancara, dan
observasi adalah sebagai berikut:
a. Data Dokumen
Data dokumen ini berasal dari berkas-berkas yang ada di pihak LP,
seperti petikan putusan dari Mahkamah Agung, eksekusi dari pihak kejaksaan
untuk putusan pidana, dan berkas acara pemeriksaan berasal dari kepolisian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berisi tentang kronologis kejadian perkara, motif pelaksanaan, ciri-ciri
subjek dan sebagainya.
b. Blangko Riwayat Hidup
Pembuatan blangko riwayat hidup ini dimaksudkan untuk mengetahui
dan memahami latar belakang kehidupan subjek serta riwayat tindak kriminal
yang dilakukan subjek. Hasil yang diperoleh dari blangko ini menjadi acuan
guna memahami subjek penelitian lebih lanjut karena juga terdapat penjelasan
dan klarifikasi lanjutan seiring dengan data yang diberikan oleh subjek untuk
mengklarifikasi, memperjelas, dan memperdalam informasi yang diberikan.
Adapun blangko riwayat hidup bisa dilihat pada lampiran.
c. Pedoman wawancara
Penyusunan pedoman wawancara mengacu pada komponen
kebermaknaan hidup. Adapun komponen kebermaknaan hidup itu berisi
kebebasan berkehendak (freedom of will), kehendak hidup bermakna (will to
meaning), dan makna hidup (meaning of life) itu. Pedoman wawancara berisi
daftar pertanyaan yang memandu peneliti ketika wawancara berlangsung agar
tidak keluar dari batasan yang sudah dibuat dalam pedoman tersebut.
Pedoman wawancara ini bersifat tentative, artinya pedoman tersebut bisa
mengalami pengembangan dari pertanyaan yang sudah ada dan disesuaikan
dengan situasi serta kondisi. Pedoman wawancara bisa dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Observasi
Penyusunan pencatatan observasi bertujuan untuk memfokuskan hal-
hal yang diobservasi yang sifatnya non verbal, seperti pandangan mata, gestur,
seperti gerakan mata, mulut, tangan, cara duduk. Proses penjaringan data
observasi dilakukan bersamaan dengan pada saat proses wawancara
berlangsung karena pada saat menjawab pertanyaan, subjek menunjukkan
ekspresi non verbal yang memiliki makna terkait dengan data informasi yang
disampaikan secara verbal.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan perkenalan dan pendekatan lebih
dahulu terhadap subjek. Hal tersebut perlu dilakukan untuk membangun rasa aman,
rasa percaya dan keterbukaan antara subjek dan peneliti. Selanjutnya, pada saat
wawancara berlangsung sudah terbangun suasana yang saling kenal dan saling
mempercayai bahwa informasi yang disampaikan oleh subjek nantinya tidak akan
berpengaruh pada proses hukum yang sedang berlangsung berkaitan dengan tindak
pidana yang dilakukan, namun informasi ini benar-benar digunakan untuk
kepentingan akademis peneliti. Proses wawancara semua subjek dilakukan di ruang
perpustakaan bagian bimbingan pemasyarakatan (Bimpas) Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Madiun dengan menggunakan bantuan camera digital.
Terkadang peneliti harus menyebutkan suatu kata dalam bahasa Inggris di
antara proses wawancara yang sedang berlangsung karena subjek tidak mengerti
maksud pertanyaan yang diajukan peneliti. Jika terjadi hal demikian, peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menyebutkan kata yang tidak dimengerti oleh subjek tersebut dalam bahasa Inggris
sampai subjek mengerti maksud pertanyaan yang diajukan peneliti. Seiring dengan
berlangsungnya proses wawancara dilakukan pula observasi pada subjek. Proses
wawancara berlangsung cukup lama karena menyesuaikan dengan kondisi subjek.
Proses pengumpulan data memakan waktu cukup lama, namun hal tersebut tidak
berpengaruh terhadap perolehan data.
Setelah selesai mewawancarai subjek, peneliti melanjutkan dengan mencari
informan yaitu wali blok. Wali blok adalah petugas penjaga blok tempat subjek
ditempatkan, dari sini peneliti bisa mendapatkan informasi tentang subjek. Kedua
subjek ditempatkan pada blok yang sama yaitu blok penaling (pengenalan
lingkungan). Data dari informan ini sifatnya lebih kepada kroscek terhadap data yang
didapatkan dari subjek langsung. Wawancara dengan informan hanya dilakukan satu
kali.
Secara umum, proses pengambilan data dilakukan dalam range waktu yang
panjang. Proses wawancara pertama dilakukan pada akhir Oktober 2009 kemudian
untuk wawancara selanjutnya pada bulan November dan Desember 2009.
Tabel 1Jadwal Pengambilan Data
Subjek Wawancara I Wawancara II Wawancara
Informan
Vic Senin,26 Oktober 2009
Rabu,28 Oktober 2009
Selasa,1 Desember 2009
Mic Senin,23 November 2009
Selasa,24 November 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hasil
1. Subjek I (Vic)
a. Riwayat Hidup
Subjek berinisial Vic. Lahir di Meksiko pada 28 juli 1972. Subjek
merupakan pria berkewarganegaraan Meksiko. Subjek beragama Budha.
Sebelum menghuni lembaga pemasyarakatan, subjek tinggal di Puerto
Escondido Meksiko. Subjek merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Ayahnya bernama Ricardo Navarro Gonzalez seorang pengusaha metal
(seperti aluminium) yang membuat barang-barang dapur seperti wajan, panci,
sedangkan ibunya yang bernama Manuela Garcia adalah seorang ibu rumah
tangga. Kedua saudara kandung subjek (Fernando dan Ricardo) berjenis
kelamin laki-laki dan seluruh anggota keluarga tinggal di Meksiko. Subjek
merupakan mahasiswa jurusan marine biologi (ilmu biologi yang membahas
tentang organisme dunia bawah laut) University of Ensenada Mexico. Selama
kuliah, subjek menjalankan hobinya yaitu diving (menyelam). Subjek juga
memiliki hobi berkuda dan berselancar. Aktivitas yang banyak dilakukan
subjek dalam lembaga pemasyarakatan adalah membaca buku, yoga, meditasi,
dan lari.
Awalnya ia mengikuti kursus menyelam dengan menggunakan uang
tabungannya sendiri. Selanjutnya, subjek bergabung dengan Nitrox Solution-
Nitrox Technical Diving sebagai instructor technical diving selama lima tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sejak tahun 1995. Selain itu, pada tahun yang sama subjek juga tergabung
dalam organisasi PADI (Professional Associacion of Diving Instructors)
sebagai master instructor. Subjek melatih para turis yang menyewa jasanya di
tempat ia bekerja untuk dilatih menyelam. Uang yang didapatkan dari hasil
melatih menyelam ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
dan ada sebagian pula yang ia tabung.
Subjek sangat menyukai travelling, oleh karena itu ia jarang atau
bahkan hampir sering tak ada di rumah. Uang yang digunakan untuk
travelling adalah uang tabungannya sendiri dari hasil bekerja sebagai
instruktur menyelam. Subjek tidak pernah meminta uang dari kedua orang
tuanya untuk keperluan travelling-nya. Tempat-tempat yang sudah pernah
subjek kunjungi di antaranya adalah Amerika Selatan, Afrika Selatan, Nepal,
India, Thailand. Subjek datang pertama kali di Indonesia pada tahun 2001 dan
langsung terkena jerat pidana karena subjek terbukti membawa narkotika yang
terdeteksi sinar-X di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali. Subjek tidak pernah
terlibat tindak kriminal sebelumnya.
Ketika pertama kali ditangkap, subjek merasa tidak bersalah karena
barang itu bukan miliknya. Ia hanya membantu seorang teman membawakan
tas yang berisi tabung selam sebagai perlengkapan menyelam di Bali. Orang
tua subjek tidak mengetahui kalau subjek saat ini menjadi narapidana di
Indonesia. Setahu orang tuanya, subjek sedang travelling keliling dunia dan
terkesan dalam kondisi yang baik-baik saja. Hal ini terlihat dari subjek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
rutin berkomunikasi dengan keluarganya di Meksiko via telepon paling tidak
dua minggu sekali. Ketika keluarga menanyakan kondisi subjek, ia selalu
mengatakan dalam kondisi yang baik-baik saja, tidak sedang sakit, sambil
sesekali bercanda dan tertawa. Sering juga subjek menanyakan bagaimana
kondisi kerabat yang ada di Meksiko. Hal inilah yang membuat keluarga tidak
menaruh curiga pada subjek bahwasanya saat ini subjek sedang berada dalam
penjara. Subjek tidak ingin melibatkan keluarga dalam masalah pribadinya.
Menurut subjek, hal ini bisa menambah beban pikiran keluarga terutama
bapak dan ibu subjek yang sudah tua. Selain itu subjek juga merasa sedih
seandainya orang tua subjek mengetahui kondisi subjek saat ini. Hanya salah
satu saudara laki-laki subjek saja yang mengetahui kalau subjek sedang
terlibat masalah hukum di Indonesia, karena subjek meminta bantuan untuk
mengurusi segala administrasi pada awalnya dahulu ketika baru terjerat kasus.
Subjek sangat menyukai membaca buku dan nonton film sendiri di
kamarnya. Subjek menonton film apabila subjek mendapat kiriman film baru
dari teman atau saudara. Saat subjek berada di Lembaga Pemasyarakatan
Denpasar, subjek suka meminjam film antar teman sesama narapidana yang
sama berkewarganegaraan asing. Selain itu, ia juga melakukan yoga atau
meditasi setiap hari sebagai salah satu usaha untuk menenangkan jiwa dan
pikirannya. Dengan yoga, subjek merasa aliran darah dan nafasnya ke seluruh
tubuh menjadi lancar. Subjek sangat menjaga kesehatan diri dengan cara
olahraga dan menjaga pola makan sehingga subjek jarang mengalami sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keseharian subjek banyak dihabiskan dengan beraktivitas sendiri.
Subjek jarang bersosialisasi dengan teman sesama narapidana karena subjek
menyukai aktivitas yang sifatnya sendiri (pribadi) dan kurang menyukai
aktivitas yang berhubungan dengan orang lain. Mereka berbeda hobi dan
minat. Kebanyakan narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
Madiun tidak menyukai olahraga dan membaca buku sedangkan subjek sangat
menyukai kedua hal ini. Misalnya olahraga, subjek menyukai menyelam dan
berkuda, olahraga yang bisa dilakukan sendiri. Namun, subjek memiliki
pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, yaitu pelatih menyelam
semata subjek lakukan karena menyukai dunia bawah laut dan penghasilan
yang didapatkan bisa untuk membeli perlengkapan menyelam lainnya.
Selama proses wawancara berlangsung, subjek sudah fasih
menggunakan bahasa Indonesia sehingga proses wawancara berjalan lancar.
Hanya beberapa istilah saja yang mungkin tidak diketahui subjek karena
masih terdengar asing di telinganya, namun hal itu tidak menjadi kendala.
Subjek memiliki pembawaan yang tenang dan murah senyum. Hal ini bisa
dilihat ketika subjek menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan
tidak terburu-buru. Pada setiap awal pertemuan, subjek selalu erat menjabat
tangan peneliti. Subjek juga memiliki pribadi yang murah senyum dan
beberapa narapidana mengenalnya meskipun subjek sendiri tidak mengenal
mereka. Subjek suka menyapa orang lain meski tidak bermaksud untuk
mengenal lebih jauh, hanya sekedar menyapa saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Komponen Tema1. Kebebasan
Berkehendak(Freedom of Will)
Definisi:Kebebasan yangdimiliki olehseseorang untukmenentukan sikapdalam hidupnya,menentukan apayang dianggappenting dan baikbagi dirinya,kebebasan yangdiimbangi sikaptanggung jawab.
Individu menjahidup
b.
Tabel 2
co
Datlani Saya pik
manusiasemua lahormat,menghorsemua saKalau kiorang lamau oramenghortau nantSemua ydiciptakuntuk kitdan isinyjaga jankarena jini semumasalahorang ya(W.R.I.0KarenabertahanhukumanSaya rasbanyak bdengan oharus m
Data Hasil Waw
mmit to user
a Wawancara Data Observasi Data Riwayat Hidupir sebagaiyang harus kitakukan adalah ee..salingmati, menghargaiudara kita.
ta hormat samain seperti kitang lainmati kita, siapai kita bisa cocok.ang sudahan oleh Tuhana misalnya bumia ya harus kita
gan sampe rusakaman sekaranga habis, semuaitu timbul daring mau berkuasa1, 11-18).
saya harusdisini menjalanidan masih lama.
a saya akanerhubunganrang jadi ya saya
enghormati,
Pandangan mata tajamlurus kedepan, nadabicara normal, duduktidak bersandar.
Subjek merasa dengansaling menghormati dansaling menghargai akanmendekatkan orangyang satu denganlainnya.
ancara, Observasi, dan Riwayat Hidup
Bersambung
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menghargai mereka semuatanpa kecuali (W.R.I.01,36-39).
Kesesuaian perilaku Mmm tidak ada yang dekatya tapi kalau cumasekedar saling sapa haigitu ya sering ya ada juga(W.R.I.01, 58-59).
Terbatas sekali aktivitas disini (W.R.I.01, 2), siang yapaling nonton tv tapi sayajarang nonton tv sukanyanonton film (W.R.I.01, 6-7), yoga dan meditasi(W.R.I.01, 113-114).
Ya berarti tidak, hidup disini tidak bisa berbuatbanyak (W.R.I.01, 88).Ya mau bagaimana lagimemang seperti itukeadaannya, saya kurangsuka kalau hanya duduk-duduk saja tak adaaktivitas apa pun
Tersenyum
Nada bicara tinggi,pandangan mata tajam
Mempraktekkan tangandengan gerakan sepertiorang semedi, tangan didepan dada.
Menggelengkan kepala,nada bicara tinggi.
Senyum kepada orangyang ditemui meskitidak bermaksud untukmenjalin hubungan lebihlanjut, hanya sekedarmenyapa saja.
Subjek suka mengoleksibuku dan film (sesuaidengan hobi). Bukuyang disukai sejenisbiografi atau ceritakepahlawanan. Filmyang disukai sejenis filmaction, yang sesuaidengan fakta dan bukandrama (terkesan tidaknyata).
Subjek kurang suka jikahanya duduk mengobrolsaja tanpa aktivitas yangbisa membuahkan hasil.Subjek merasa bosankarena yang ditanyakanpasti persoalan hukum.
Sambungan
Bersambung
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(W.R.I.01, 83-85).mau ini tidak bisa mau itusulit jadi ya susah tidakbisa berbuat banyak, tidakbisa ke mana-mana(W.R.I.01, 94-96).Ya sedih tapi maubagaimana lagi ee tapisaya imbangi dengan yogaya, meditasi (W.R.I.01,113-114).
Nada bicara melemah,tersenyum.
Subjek merasa ruanggeraknya dibatasi dantidak bisa lagi travellingseperti saat subjek tidakberada di lembagapemasyarakatan.
Pengaruh orang-orang yang ada disekitar
Iya sayang (W.R.I.01, 198).Iya karena mereka yangberada dibelakang kita.Tidak ada orang tua yangmau mengecewakananaknya,ee.. seperti ibaratharimau makan anaknyaitu ya..itu tidak ada.Betapa pun benci tapi diatetap sayang pada anak.Mau anaknya nakal sepertiapa pun juga, lalu diapergi nanti juga dia pulangke rumah lagi. (W.R.I.01,205-209).Mereka membebaskan sayaberbuat apa saja yangpenting saya suka dan bisa
Menganggukkankepala, pandanganmata lurus ke depan,nada bicara meninggi.
Nada bicara tinggi,pandangan mata tajamlurus ke depan.
Subjek memberitahukankondisi yang sebenarnyahanya pada kakak laki-laki saja karena untukmembantu urusanadministrasi.
Subjek tidakmemberitahukan padaorang tua dengan alasantidak ingin merepotkan.
Subjek menelepon orangtua dua minggu sekaliuntuk memberi tahukondisinya baik-baiksaja.
Subjek sempat belajar dibangku kuliah jurusanmarine biology, namun
Sambungan
Bersambung
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tanggung jawab. Merekatidak pernah menuntutharus begini lalu harusbegitu, semua terserahsaya (W.R.I.01, 211-213),Kalau berpengaruh samasekali ya tidak ada. Tapipaling ibu saya yangsering kasih saya masukan(W.R.I.01, 226-227),Karena ibu saya yangmelahirkan saya, orangyang ee.. tau saya darisejak saya masih kecil.Jadi ee.. ibu itu ee.. ibusaya orang yang baik,sayang terhadap semuaanak-anaknya (W.R.I.01,236-239).
Tersenyum, dudukbersandar,menggerakkan tanganke kanan ke kiri,mengerutkan kening.
Tersenyum, dudukbersandar.
belum sempat selesaisubjek memutuskanuntuk belajar menyelamhingga pada akhirnyamenjadi instrukturprofesional. Keluargatidak memarahinya tapiselalu mendukung apayang dilakukan subjek.
Sesuatu yang penting kebebasan (W.R.I.02, 82),menjaga kesehatan(W.R.I.02, 72), dan yoga(W.R.I.01, 120),manusia kalau tidak adafreedom, sama aja(W.R.I.02, 84-85).Belum, Karena saya masihada disini (W.R.I.02, 87).Pikiran saya bisa bebas
Nada bicara tinggi,pandangan mata tajamlurus ke depan.
Kebebasan merupakansesuatu yang pentingbagi subjek karenadengan kebebasanindividu bisa bertindaksesuai dengan yangdiinginkan. Subjekmerasa tidak memilikikebebasan itu lagi saatini karena subjek
Sambungan
Bersambung
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemana-mana tapi badansaya masih di sini jadi sayatidak bisa buat banyak hal.Orang lain bisa buat apapun di luar sana tapi sayadi sini tidak, karena sayasedang dihukum ya.Berarti freedom saya itubelum saya miliki karenamasih di sini (W.R.I.02,90-94).Ya itu, saya yoga,meditasi, pranayama, sayagerakkan otot-otot saya.Di sini saya jenuh,daripada cuma makan,minum, tidur saja sayapakai waktu saya untukyoga, menenangkan jiwadan pikiran juga ya. Sayajuga baca buku, tapi sayalebih suka olahraga yapush up, lari kelilinglapangan basket itusampai saya capek(W.R.I.02, 97-101).Saya menjalani apaadanya, karena saya adadi dalam sini ya saya ikuti
Tersenyum,menggerakkan tanganke kanan dan ke kiri.
Nada bicara datar,tersenyum,menggerakkan tangan
sedang menjalanihukuman. Memenuhidorongan sesuai dengankarakteristikindividualnya.
Subjek melakukan yogadan meditasi untukmengatasi ketegangan.Subjek sangat menjagakesehatan tubuhnyadengan berolahraga danmengatur porsi makandan tidur setiap harinya.
Subjek seringmenanyakan pada sipirtentang surat
Sambungan
Bersambung
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
saja aturan yang ada disini, saya tidak buatlanggar aturan di sini,saya baik sama orang-orang. Karena kalau sayalanggar aturan nantihukuman saya lebih lamalagi, oo.. saya tidak mauitu terjadi. Saya ingin jugasegera keluar. Yangpenting saya baik dan ikutaturan saja biar semuaurusan saya lancar.(W.R.I.02, 104-109).
ke kanan dan ke kiri. permohonannya untukmeringankan masatahanan. Hal tersebutdilakukan subjek agardapat mengetahuiperkembangan suratnya.
2. Kehendak HidupBermakna (Will toMeaning)
Definisi:Hasrat yangmemotivasi setiaporang untuk bekerja,berkarya, danmelakukan kegiatan-kegiatan pentinglainnya dengantujuan agar hidupnyaberharga dandihayati secara
Kegiatan penting saya juga tertarik denganfilosofi budha (W.R.I.02,42-43).Budha karena budhabilang kita tetap percayadengan Allah (sambiltangannya menunjukkeatas) tapi kita tidakperlu ee.. biar pun kitatidak ada gereja atau kuilbiar dimana pun kita bisaberdoa dan ee.. kita bisacari apa namanya ee..hubungan sama Tuhan(W.R.I.02, 45-49)
Nada bicara tinggi,tangan menunjuk keatas, pandangan matalurus ke depan.
Subjek belum sampaipada penghayatanagama Budha. Subjekmenyukai Budha karenaada yoga dan meditasinamun subjek tidakmelaksanakan ibadahseperti kebanyakan umatBudha lainnya. Menurutsubjek, ibadah tidakharus dilakukan ditempat ibadah. Hal iniyang membantu subjekrelaksasi mengatasiketegangan yang ada
Sambungan
Bersambung
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bermakna. Meditasi itu sebenarnyayoga. Yoga ada gerakansama bernafas juga. Sifatkita sama orang sepertikelakuan kita sama orang.Kalau kita tenang, pikirankita tenang, kita juga bisabersikap tenang samaorang lain. Ini tidak adahubungannya denganagama (W.R.I.02, 36-40).Yoga itu bagus untukkesehatan karenadiimbangi dengangerakan-gerakan, tidakhanya bagus untukkesehatan tapi juga untukotot-otot, internal kita jugasembuh juga karena posisitertentu dengan atur nafasberarti oksigen lebihbanyak masuk ke seluruhtubuh, di dalam dapatlebih oksigen berarti hiduplebih sehat (W.R.I.02, 12-17).Meditasi itu sebenarnyayoga. Yoga ada gerakansama bernafas juga. Sifat
Menggerakkan tangandi depan dada, duduktegak
Tersenyum,menganggukkankepala.
dalam dirinya.
Subjek menyukaiaktivitas yang bisamenghasilkan keringatkarena itu berarti sehat.
Sambungan
Bersambung
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kita sama orang sepertikelakuan kita sama orang.Kalau kita tenang, pikirankita tenang, kita juga bisabersikap tenang samaorang lain (W.R.I.02, 36-39).sudah hampir dua tahunan(W.R.I.02, 3).Saya setiap hariberaktivitas. Sore sayabiasanya saya bikingerakan yoga, dudukpemanas supaya otot-ototmemanas setelah itu sayalari-lari mungkin 20 menitlalu setelah itu saya pushup (W.R.I.02, 5-8).Yoga itu berarti disiplinuntuk pikiran, untukbadan. Gerakan fisikdikombinasi sama nafasberarti itu kita kasihseperti ee.. kita kita dapatmanfaatkan seluruh jiwakita lebih tenang, pikiranjuga lebih tenang. Setiapada gerakan itu diaturdengan nafas, ya terus itu
Menganggukkan kepala
Pandangan mata tajam,lurus ke depan, nadabicara tinggi.
Menggerakkan tanganmulai dari atas kepala,ke depan hidung hinggake depan dada
Setelah melakukan yoga,subjek merasa dirinyasemakin tenang.Ketenangan ini yangmenguatkan subjekuntuk menanti agar bisakeluar dari penjara.
Sambungan
Bersambung
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bikin badan lebih elastik,pikiran kita tenang(W.R.I.02, 28-32).
Motivasi ataudorongan
Saya juga menenangkanpikiran dan jiwa sayadengan yoga. Karenadengan yoga saya bisakontrol nafsu saya, sayajadi tenang. Itu yang sayacari (W.R.I.02, 132-134).
Nada bicara datar,tersenyum.
Sebelum mengenalyoga, subjek sulit untukmengendalikan nafsunyasehingga sulit menerimakeadaan bahwa subjekharus menjalanihukuman. Fokusnyaadalah dorongan untuksegera keluar.
Arti hidup Saya pikir itu sepertibunga ya. Bunga tidakkena sinar matahari, tidakkena light akhirnya diamati (W.R.I.01, 96-97).Orang lain bisa buat apapun diluar sana tapi sayadi sini tidak, karena sayasedang dihukum ya.Berarti freedom saya itubelum saya miliki karenamasih di sini (W.R.I.02,92-94).
Nada bicara tinggi Menurut subjek, artihidup adalah kebebasanitu sendiri. Jika belumkeluar dari penjara makabelum bisa dikatakanhidup. Hidup itu barubisa dirasakan dandiketahui artinya apabilasudah bebas.
3. Makna Hidup(Meaning of Life)
Sesuatu yang palingdidambakan dalamhidup
Keluar. Saya ingin cepatbisa keluar dari LP. Sayajenuh, capek juga. Sayaingin travelling seperti
Nada bicara meninggi.Menggerakkan kepala,badan dan tangan kekanan dan ke kiri.
Subjek masihberkeinginan bisatravelling lagi setelahnanti keluar dari
Sambungan
Bersambung
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Definisi:Sesuatu yangdianggap penting,benar, dandidambakan sertamemberi nilaikhusus bagiseseorang.
dulu ke tempat-tempat yangbelum pernah sayakunjungi. Masih banyaktempat yang belum saya kesana. Nah, untuk keluar itusaya harus ikuti aturan disini karena ini prosesnya,saya harus jalani ya pelan-pelan biar semua lancar.(W.R.I.02, 145-150).Kalau sudah keluar nantisaya mau kerja, cari uang,berhubungan kembalidengan keluarga, kansempat terputus karenasaya masuk LP (W.R.I.02,150-152).Saya ingin hidup sepertiorang lain, biasa saja, bisabuat apa pun untukdirinya, bisa pergi ke manapun saya mau. (W.R.I.02,190-191).Positive thinking ya.. kalausaya mengeluh juga tidakakan hasilkan apa-apa.Kalau saya ingin cepatkeluar dari sini ya sayaharus ikuti aturan yang
Tersenyum, nada bicarameninggi
Nada bicara meninggi
Nada bicara meninggi,tersenyum simpul
penjara karenamenurutnya masihbanyak tempat yangbelum ia kunjungi,terutama untukmelakukan diving(sesuai denganpekerjaan subjek dinegara asal sebagaiinstruktur menyelam)
Sambungan
Bersambung
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ada, baik sama siapa pun.Saya juga ingin ketemukeluarga, ingin jalan-jalanlagi, bisa pergi ke manapun tempat yang saya mau,makanya saya ya.. ikutisaja aturannya. (W.R.I.01,206-210).Mungkin saya tidak akanke Indonesia lagi ya.(W.R.I.02, 225-226). Yakarena nama saya sudah diblack list ya di sini, jadisudah tidak bisa lagi. Tapiitu bukan masalah untuksaya. Saya masih bisapergi kemana pun nanti ya.Saya mau kumpulkan uangdulu untuk saya bisa jalan-jalan lagi karena saya mauhidup saya nantinya lebihbaik lagi dari sekarang ya.(W.R.I.02, 228-232).
Nada bicara santai,tersenyum.
Sambungan
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Data Hasil Observasi Secara Umum
Selama proses wawancara berlangsung, subjek banyak tersenyum dan
menggelengkan kepala. Tak jarang pula ia bersandar pada kursi dan
menggerakkan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri memberikan contoh gerakan,
misalnya pada gerakan yoga. Nada bicara subjek juga tidak selalu tinggi, lebih
sering datar. Beberapa kali juga subjek mengerutkan kening. Secara keseluruhan,
sikap tubuh (gesture) subjek juga biasa seperti orang lain pada umumnya, tidak
menampakkan adanya hal-hal yang memunculkan tindakan mengancam diri
sendiri ataupun orang lain.
d. Data Dokumen
Subjek adalah seorang pria berusia 37 tahun dan berkewarganegaraan
Meksiko. Subjek menjadi narapidana sejak dijatuhkan vonis pidana seumur hidup
oleh Pengadilan Tinggi Denpasar pada tanggal 20 Desember 2001 Nomor:
455/PID.B/2001/PN.Dps, tindak pidana UU No.22 tahun 1997 tentang narkotika
dengan pidana penjara seumur hidup dimulai pada 25 Februari 2002 atau pidana
denda sebesar Rp 100.000.000,00 atau pidana kurungan 6 bulan. Awalnya, subjek
ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Denpasar, kemudian setelah dua tahun
di sana ia dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan Porong. Berjalan 1,5 tahun, ia
dipindah lagi ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun hingga kini.
Subjek memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat badan 65 kg, memiliki
rambut ikal, mata biru, mengenakan kacamata minus, berhidung mancung, bentuk
muka bulat dan berkulit putih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Subjek II (Mic)
a. Blangko Riwayat Hidup
Subjek berinisial Mic. Lahir di Bonneville, Perancis pada 15 Juni
1973. Subjek merupakan pria berkewarganegaraan Perancis. Subjek beragama
Budha. Sebelum menghuni lembaga pemasyarakatan, subjek tinggal di Sous
Lavy Faucigny 74130, Bonneville Perancis. Pendidikan terakhir subjek adalah
mengambil jurusan masak di Chamonix Cook School. Subjek tertarik pada
wanita, travelling, dan olahraga. Subjek merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara. Kakaknya seorang laki-laki, sudah berkeluarga dan tinggal di
Swiss sedangkan adiknya seorang perempuan, sudah berkeluarga juga namun
tinggal di Jamaika. Kedua orang tua subjek tinggal di Perancis namun
keduanya tidak terikat perkawinan. Ayah subjek yang bernama Blanc Jean-
Claude adalah seorang tukang kayu sekaligus salah satu pemilik wooden
factory di Bonneville sedangkan ibu subjek yang bernama Helen Le Touzey
adalah seorang observer netral government yang bekerja untuk kedubes
Perancis. Putusan pidana yang dijatuhkan pada subjek ini sampai pada tahap
yang tertinggi, yaitu pada tahap Mahkamah Agung Republik Indonesia karena
subjek selalu melakukan naik banding. Atas perjuangan keras yang dilakukan
ibu subjek untuk memperingan hukuman anaknya akhirnya pidana subjek
mendapat remisi menjadi pidana penjara sementara 20 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Pada saat pertama kali ditangkap, orang pertama yang dihubungi oleh
subjek adalah ibunya. Ia menelepon ibunya sambil menangis dan berkata tidak
tahu harus berbuat apa selanjutnya. Ia juga bilang bahwa ia sangat ketakutan
berada di Indonesia sendiri dan takut dihukum mati. Keesokan harinya, ibu
subjek langsung terbang dari Perancis menuju Indonesia untuk mengetahui
langsung kondisi anaknya. Ia rela meninggalkan segala urusan yang ada di
Perancis demi anak kesayangannya.
Proses panjang yang dilakukan oleh Ny. Helene Le-Touzey (ibu
subjek) yang sangat gigih memperjuangkan nasib anaknya mendapat simpati
banyak pihak dan menyita perhatian dari seluruh dunia. Pada awal subjek
mendapat vonis hukuman seumur hidup oleh Mahkamah Agung RI, di
Perancis dibuatlah sebuah klub yang bersimpati untuk membebaskan subjek.
Klub ini didirikan oleh teman-teman subjek. Klub ini beranggotakan sahabat,
teman, tetangga, keluarga, dan beberapa orang lain yang turut bersimpati atas
kasus yang menimpa Blanc di Indonesia. Bahkan, ada juga artis yang juga
menjadi anggota klub tersebut. Mereka terus menyuarakan pembebasan
subjek dengan membuat petisi dan mengumpulkan tanda tangan dari orang-
orang yang bersimpati terhadap kasus yang sedang dialami oleh subjek. Dari
klub inilah didapatkan pula sejumlah dana yang digunakan untuk biaya ibu
subjek datang berkunjung ke Indonesia.
Perjuangan ibu subjek ini mendapat perhatian dari seluruh dunia. Ia
terus memperjuangkan nasib anaknya. Di mana pun subjek ditempatkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ibunya selalu setia mendampinginya. Bahkan, ia sampai rela untuk mencari
kos untuk tempat sementara ia tinggal selama di Indonesia. Banyak situs di
internet yang membahas soal ini. Selama di Indonesia, subjek sudah tiga kali
pindah LP dengan alasan agar tidak jenuh . Pertama, ia dijatuhi vonis seumur
hidup dan ditempatkan di LP Denpasar, setelah itu subjek dipindahkan ke LP
Porong dan sejak November 2007 subjek menjadi penghuni tetap LP Kelas I
Madiun. Subjek tidak pernah terlibat tindak kriminal sebelumnya.
Subjek pernah bekerja sebagai chef di beberapa negara, seperti di Swis
(6 bulan dan 1,5 tahun), di Belgia (8 bulan) dan di Perancis (6 bulan). Subjek
juga pernah bekerja di Toko Boss di Bali. Toko ini menjual pernak-pernik
hiasan rumah dan pembuatan tato. Subjek bekerja sebagai pembuat tato.
Subjek juga memiliki beberapa tato di tubuhnya. Di antaranya di leher, lengan
kanan, perut , dada, dan yang paling besar ada di punggung yang bergambar
dirinya. Alasan subjek menggambari tubuhnya dengan tato adalah untuk
kesenangan semata dan tidak berarti apa-apa. Selain beberapa pekerjaan di
atas, subjek juga pernah mengajar bahasa Perancis di Malaysia untuk
menambah uang dan mengisi waktu karena sifat pekerjaannya yang tidak
tetap.
Subjek pernah menjadi anggota pramuka semasa sekolah di St. Marie
Private School selama 3 tahun. Pada usia 18 tahun, setiap laki-laki di
Perancis diwajibkan mengikuti wajib militer selama satu tahun dan subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
juga turut serta didalamnya. Pada usia 22 tahun, subjek menjadi volunteer
(relawan) di Calcuta, India selama 6 bulan.
Selama di Perancis subjek bekerja sebagai chef di salah satu restoran
terkemuka di kota Paris. Dari pekerjaannya inilah subjek mendapatkan gaji
yang lumayan tinggi yang bisa digunakan subjek untuk travelling. Sejak usia
13 tahun, subjek sudah dibiarkan bebas oleh orang tuanya. Ia sudah merokok,
biasa pergi dari rumah bersama teman-temannya dan ia juga menggunakan
ganja namun tidak pernah tertangkap polisi setempat. Selama mengkonsumsi
rokok ganja, ia merasakan fly. Ia memakai ganja jika dalam kondisi stres atau
pusing saja. Hal yang bisa menyebabkan subjek menjadi stres misalnya
setelah bertengkar dengan teman, diputus pacar. Setelah memiliki pekerjaan,
hal yang bisa membuat subjek stres adalah dipecat dari pekerjaannya sebagai
chef. Namun, tak jarang pula subjek mengkonsumsi ganja (tidak hanya berupa
rokok, tapi juga serbuk) untuk fun, senang-senang saja yang tidak sampai
membuat mabuk. Orang tua subjek tidak pernah melarang apa pun tindakan
yang dilakukan asalkan subjek bisa menerima segala konsekuensi dari
tindakan yang dilakukannya tersebut. Subjek sudah enam kali pindah tempat
kerja, paling lama ia berada di tempat kerjanya adalah selama satu tahun dan
yang paling sebentar adalah tiga bulan saja di Restoran Belgia Partie.
Menurut subjek, menggunakan ganja dan merokok adalah hak pribadi
tiap-tiap individu dan tidak perlu harus sampai ditangkap pihak kepolisian
apalagi sampai ditahan bertahun-tahun dalam penjara. Sejak remaja, subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
sudah bergaul dengan kedua hal tersebut. Subjek juga memiliki pandangan
hidup yang bebas seperti status pernikahan kedua orang tuanya. Ayah dan ibu
subjek tidak terikat pernikahan namun keduanya telah hidup bersama di
Perancis selama bertahun-tahun dan memiliki tiga orang anak. Sama seperti
menggunakan ganja dan merokok, menurut subjek menikah pun adalah hal
yang pribadi bagi setiap subjek. Namun, meski kedua orang tuanya tinggal
bersama dan tidak menikah, subjek pernah menikah. Selanjutnya istri yang
baru dinikahinya tersebut diceraikan karena subjek tidak mau istrinya turut
terlibat dalam kasus yang sedang menimpa dirinya. Kini, mantan istrinya
tersebut telah menikah dengan orang lain dan memiliki anak.
Subjek adalah orang yang menyukai travelling, ia menyukai diving.
Subjek sudah mengunjungi beberapa tempat di dunia seperti India, Nepal,
Amerika Serikat, Afrika Selatan, Jepang dan beberapa negara lain di Eropa.
Uang yang dipakai untuk berkeliling dunia itu adalah gaji hasil kerja subjek
dan tidak pernah meminta dari orang tua.
Selama proses wawancara berlangsung, subjek selalu merokok. Dalam
sekali pertemuan sekitar dua jam, subjek merokok hingga 4-5 batang. Subjek
selalu merasa kepanasan dan berkata bahwa ia tidak cocok dengan cuaca di
Indonesia yang sangat berbeda dengan di Perancis. Terbukti ia selalu
berkeringat dan meminta kipas angin untuk menyegarkan dirinya. Selain kipas
angin, ia juga selalu minum dua gelas minuman mineral. Di luar kondisi
tersebut, subjek juga sudah fasih menggunakan bahasa Indonesia, hanya ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
beberapa kata saja yang ia tidak tahu dan ini tidak menjadi kendala selama
proses pengumpulan data. Subjek memiliki banyak teman meski baru dua
tahun menghuni LP Kelas I Madiun. Subjek suka mengobrol dengan
narapidana yang lain namun terkadang ia menunjukkan emosi yang
berlebihan, seperti cepat marah apabila tersinggung atau tidak menyukai kata-
kata yang diucapkan lawan bicaranya. Beberapa kali pada saat proses
wawancara berlangsung, subjek menunjukkan raut muka marah dan kulitnya
menjadi kemerahan disertai nada bicara yang meninggi dan mata agak
melotot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Komponen Tem1. Kebebasan
Berkehendak(Freedom of Will)
Definisi:Kebebasan yangdimiliki olehseseorang untukmenentukan sikapdalam hidupnya,menentukan apayang dianggappenting dan baikbagi dirinya,kebebasan yangdiimbangi sikaptanggung jawab.
Individu mehidup
b.
Tabel 3
commit to user
a Data Wawancara Data Observasi Data Riwayat Hidupnjalani Saya jalani baik-baik,
saya hormati orang lain,saya berbuat baik samaorang makanya orangjuga akan baik sama saya.Seperti filosofi hidup,kalau mau orang baiksama kita ya kita jugaharus baik sama orang(W.R.II.01, 64-68), haruslebih hati-hati, jangangampang ditipu, janganganggu orang lain(W.R.II.01, 56-57), Sayajalani baik-baik(W.R.II.01, 64-65),Seperti hidup saya, that’sall my life, hidup itu untuksantai, hidup untuk enjoy(W.R.II.01, 23-24).Aku masak di restoran jadichef itu, aku sukakerjanya, masak makananapa pun yang aku mau,aku bisa buat ini bisa buatitu, lalu orang lain suka yaakhirnya aku bisa dapatbanyak uang juga kan dari
Nada bicara meninggi,pandangan mata lurus kedepan.
Tersenyum, nada bicaradatar
Subjek menghormati,menghargai danmenganggap orang lainsetara seperti dirinya.
Subjek tidak suka diaturoleh atasannyabagaimana caramemasak yang baik.Selanjutnya subjekberhenti daripekerjaannya.
Data Hasil Wawancara, Observasi, dan Riwayat Hidup
Bersambung
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
situ karena aku sudah buatorang lain jadi senangdengan masakan saya(W.R.II.01, 33-37).
Kesesuaian perilaku I don’t know, orang lainyang bisa nilai. Kalausaya sudah bagus apabelum aku tidak tau, bukanurusan saya ini bagus apaga, orang lain yangmenilai. Egois untukmenilai diri sendiri. Akutidak tau bukan urusansaya untuk menilai, I hopeI good, going better, Idon’t know sudah sesuaisama masyarakat(W.R.II.01, 70-74).Kalau di France sanatidak masalah, orangmau rokok, mau pakaiganja no problem asaltidak ketahuan polisitapi di Indonesia ahhapa baru pakai dikit sajasudah ditangkap.Menurut saya yangpenting itu tidak rugikanorang lain, itu buat kita,
Nada bicara meninggi,mata melotot,mengernyitkan dahi.
Subjek merokok danmenggunakan ganjasejak masih remaja.Selama itu pula tinggaldi Perancis tidak pernahditangkap polisi atauditegur oleh masyarakat.Subjek menganggapselama tidak merugikanorang lain dan membuatsenang maka akan terusdilakukan karena tidakmengganggu hak-hakorang lain.
Subjek menceraikanistrinya ketika subjekterlibat masalah hukumdi Indonesia denganalasan agar istri subjektersebut bisa memilikikehidupan yang lebihbaik lagi bersama oranglain pilihannya sendiri.
Selama subjek dihargaioleh orang lain, subjek
Sambungan
Bersambung
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kita tidak bikin masalahsama orang kenapaharus ditangkap(W.R.II.01, 188-192).
akan baik-baik saja,namun jika tidakdihargai maka subjekmenjadi emosi.
Pengaruh orang-orang yang ada disekitar
She’s the best woman inthe world that I have. Ibusaya yang terbaik untuksaya. She’s everything forme. Saya tidak tahu apayang akan terjadiseandainya ibu saya tidakada. Dia yangmenguatkan saya, yangselalu mensupport saya,yang mendoakan saya.Dia juga orangnya santaiseperti saya. Saya dikasihkebebasan mau berbuatapa sesuka saya, ibuhanya memberi tahu initidak baik, ini nanti akanjadi begini tapi tidakpernah dilarang, diasangat baik sama saya(W.R.II.01, 108-115).She’s the good women(W.R.II.01, 124). She’slike an angel for me.(W.R.II.01, 230). Saya
Tersenyum, nada bicaradatar, memajukanduduknya tidak lagibersandar.
Sejak kecil, ibu selalumenolong untukmenyelesaikan masalahsubjek.
Ibu memberikankebebasan sepenuhnyakepada subjek untukmembuat pilihan sendiridalam hidup sekalipunitu merugikan subjek,seperti merokok danmemakai ganja.
Ibu selalu mengikutisubjek dimana punsubjek ditempatkan danselalu rutinmengunjungi. Ibunyayang melakukan upayaagar subjek bisa segerabebas.
Sambungan
Bersambung
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menceritakan apa punpermasalahan saya samaibu. (W.R.II.01, 135). Ibudan adik perempuan saya(W.R.II.01, 132).Saya tidak terlalu dekatdengan ayah, saya dekatdengan ibu. Ayah sayaorangnya pendiam tidakcerewet seperti saya ini ya(sambil tertawa), ayahsaya lebih suka bekerjadan diam (W.R.II.01, 120-122). Tidak, ayah sayapendiam. Sama saudarasaya yang lain jugabegitu, (W.R.II.01, 126-127).Aku berusahamenyelesaikan semuanyasendiri dulu, aku lakukanyang terbaik yang akubisa tapi seandainyasudah tidak bisa, akuminta tolong sama ibu.(W.R.II.01, 160-162). Iya,karena hanya dia satu-satunya orang yang akupercaya di dunia ini.
Nada bicara datar
Nada bicara datar,tersenyum simpul
Sambungan
Bersambung
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tidak ada orang lain yangaku percaya melebihi rasapercaya yang aku punyauntuk dia. Aku hanyapercaya dia di dunia ini.(W.R.II.01, 164-167).Dari dulu kalau ada apa-apa saya selalu mintabantuan dia dan dia yangselesaikan semua.(W.R.II.01, 173-175).Dari dulu ibu juga bantusaya. Saya telepon diawaktu pertama kaliditangkap, saya takutsendiri disini, takut matidisini. Akhirnya diadatang. (W.R.II.01, 227-230).
Nada bicara melemah
Sesuatu yang penting Kalau kita punya freedomkita bisa buat apa saja, cando anything (W.R.II.01,80-81). Tidak adakebebasan disini, nofreedom. Di penjarafreedom itu hilang. Didalam penjara tidak bisabikin apa pun. I cannot sky,go to meet my friends.
Menggelengkankepala, mata melotot,nada bicara meninggi.
Subjek bebasmenentukan apa punyang ingin dilakukandalam hidupnya, sepertimerokok,mengkonsumsi ganjadan memakai tato.
Subjek melakukan apapun yang disukai untukkesenangan hidupnya.
Sambungan
Bersambung
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Disini bukan hidup tapipenuh tekanan. (W.R.II.01,77-79). Di penjara bikinstres, a lot of stress here.(W.R.II.02, 174-175).
Kehidupan itu tidakmembelenggu namunmember kebebasan(belajar dari kehidupanorang tua).
2. Kehendak HidupBermakna (Will toMeaning)
Definisi:Hasrat yangmemotivasi setiaporang untuk bekerja,berkarya, danmelakukan kegiatan-kegiatan pentinglainnya dengantujuan agar hidupnyaberharga dandihayati secarabermakna.
Kegiatan penting Sport like ski, balap motor,cewek, kerja di restoran.(W.R.II.02, 59). Kerja direstoran, karena aku bisamasak, karena aku sukamasak. (W.R.II.02, 81).Kalau olahraga ya untuksehat, tapi disini tidak bisaski, di mana bisa ski.Makanya aku pengen kePrancis, liat salju, mainski. Bisa juga balap motor.Kalau cewek ya untuksenang-senang (sambiltertawa), sambil minumsambil joged (sambilmenggerak-gerakkanbadan). (W.R.II.02, 61-65). Karena itu aku sukamasak. Aku suka buatmasakan baru. Aku bisamengungkapkan apa yangaku rasakan ke dalambentuk masakan.
Tersenyum simpul.
Pandangan mata lurus kedepan, tertawa,menggerakkan badanseperti menari, nadabicara datar.
Sesuai dengan hobisubjek
Riwayat pendidikansubjek di sekolah masakChamonix
Pernah bekerja direstauran sebagai chef diPerancis (3 bulan), Belgia(8 bulan) dan Swiss (6bulan)
Subjek membuatkeputusan sesuai denganyang diinginkan.
Orientasi subjek adalahmemenuhi keinginantanpa mengganggu oranglain (tetap bertanggungjawab).
Sambungan
Bersambung
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(W.R.II.02, 67-69).Motivasi ataudorongan
Aku bisa pergi k emanaaku mau, bisa buat apapun, tidak dilarang mau itumau ini. Semua bisa buataku jadi hidup kembali,seperti orang lain(W.R.II.02, 18-21).I missed beach, evenwalking, missed masak.When I was young I am toocrazy, when I was old Iwant to make life. Make agood life, mau travellingbalik ke rumah, kerja lagi,bisa dapat uang. Semuaorang berpikir hidup inginpunya keluarga, punyaanak istri (W.R.II.02, 103-106).
Nada bicara meninggi,tangan bergerak kekanan dan ke kiri.
Nada bicara datarhingga meninggi,tersenyum.
Motivasi atau dorongansubjek berasal dari needmenjalani hidup denganenjoy.
Subjek melakukan apapun yang menyenangkandan menyingkirkansegala sesuatu yangtidak menegenakkanbagi dirinya dengantidak mengganggu oranglain.
Arti hidup Life is susah, sangat susahdijelaskan apa itu hidup,karena ini bicara soalfeeling. (W.R.II.02, 170-171). life is nice, nice isbeutifull if you can live it,tapi di sini life is shit. Ilove life but in here is notlife. Di penjara bikin stres,
Nada bicara meninggi,duduk tegak,menggerakkan tanganke kanan dan ke kiri,pandangan mata luruske depan.
Hidup hanya bisadirasakan dan dinikmati.Subjek merasa hidupnyaindah jika bisamelakukan hal-hal yangia inginkan sepertimerokok, travelling,memasak, ski.
Bersambung
Bersambung
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a lot of stress here.(W.R.II.02, 173-175). Ilove life, like to see andmeet people, suka liatgunung, laut, ya life isnice, but my life stop whenI was caught and my lifestart again when I was out(W.R.II.02, 177-179).Of course ya, harus dicoba(W.R.II.02, 200). Aku pikiraku sudah baik samaorang, tapi kalau bisa lebihbaik ya kenapa tidak, tapikalau di dunia terlalu baikpasti ada orang tipu,seharusnya bisa fair, tapitidak semua orang bisagitu. Kita sudah baik samaorang tapi kalau dia tidakya percuma. (W.R.II.02,202-205).
Tersenyum,menyandarkan diri dikursi.
3. Makna Hidup(Meaning of Life)
Definisi:Sesuatu yangdianggap penting,benar, dan
Sesuatu yang palingdidambakan dalamhidup
Seperti raja (sambiltertawa),oo bukan, like anormal man, seperti semuapada umumnya, likeaverage people, not toorich not too poor. Punyauang, punya kerja, bisa
Tertawa lalu nada bicaramenjadi datar.
Subjek terbiasa menurutihawa nafsunya sejakmasih remaja denganmerokok, minumminuman keras, danmemakai ganja.
Sambungan
Bersambung
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
didambakan sertamemberi nilaikhusus bagiseseorang.
ketemu keluarga samateman, can travellingagain, yang jelas tidak disini lagi. (W.R.II.02, 224-227).Free, happy, senang bisakeluar dari penjara, akusudah bosan disini. Pengenkeluar cari kerja, dapatuang, travelling lagi, lihatpulau, naik motor, adacewek, bisa minum lagi.Tapi aku mungkin staydulu di Perancis enambulan, ketemu keluargasama teman baru abis itubisa travelling lagi kelilingdunia. (W.R.II.02, 272-276).Aku lakukan apa yang bisa.(W.R.II.02, 229). Urussurat di sini, itu untuk yangurus perijinan biar akubisa cepat bebas. Karenakembali lagi seperti tadi, disini aku tidak bisa buatbanyak, tidak adarehabilitasi disini, tidakboleh keluar, tidak bisa
Tersenyum simpul,duduk bersandar, nadabicara datar.
Nada bicara datar,duduk bersandar.
Subjek ingin melakukankesenangan. Subjekingin memiliki uangyang banyak dengansedikit bekerja.
Subjek jugaberkeinginan tetap bisatravelling lagi setelahkeluar dari lembagapemasyarakatan.
Sambungan
Bersambung
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hasilkan uang. (W.R.II.02,231-234). Aku lakukanyoga kalau mau saja. Jaditidak ada jadwal pastinya.(W.R.II.02, 241-242).All my planning, make anew life, have house, bisadekat dengan keluarga,aku pengen punya anak,cukup uang untuk masadepan, punya kerja, mauhidup di sana, mungkinikut red cross (palangmerah) ibu saya tahuorang yang paling atas,tahu perijinannya, diabilang kalau mau jalan-jalan di dunia aku bisabantu di Jenewa. Ataukerja di perusahaan bapaksaya, banyak lah. Daripenjara belum coba apapun, dari sini aku tidakbisa tahu apa pun, akupengen keluar, terlalulama di penjara, aku pikirmau kerja di restoran(W.R.II.02, 207-215).
Nada bicara meninggi,tangan bergerak kekanan dan ke kiri.
Sambungan
7
9perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
c. Data Hasil Observasi secara Umum
Selama proses wawancara berlangsung, subjek banyak mengeluarkan
gurauan namun subjek juga emosinya bisa meninggi jika membicarakan tentang
masa lalu yang membuat subjek harus menghuni lembaga pemasyarakatan. Setiap
wawancara subjek selalu merokok dan keluar keringat yang membasahi baju yang
dipakai. Subjek lebih sering menyandarkan diri di kursi dan dengan nada bicara
datar. Sesekali subjek menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.
Beberapa kali juga subjek mengerutkan kening jika ia terlihat seperti
sedang memikirkan sesuatu atau pada saat nada bicaranya tinggi. Secara
keseluruhan, sikap tubuh (gesture) subjek juga biasa seperti orang lain pada
umumnya, tidak menampakkan adanya hal-hal yang memunculkan tindakan
mengancam diri sendiri ataupun orang lain.
d. Data Dokumen
Subjek adalah seorang pria berusia 36 tahun dan berkewarganegaraan
Perancis. Subjek menjadi narapidana sejak dijatuhkan vonis seumur hidup oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan putusan pada tanggal 14 Juni 2001
Nomor 398/Tid. B/2001/ M.A.R.I. Subjek dijatuhkan pidana seumur hidup dengan
denda Rp 500.000.000,00 subsider 6 bulan kurungan. Namun, karena subjek terus
melakukan kasasi atau permohonan banding, selanjutnya keluar Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2008 yang memberikan remisi
berupa perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana penjara 20 tahun.
Ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh subjek adalah memiliki tinggi badan 183
cm dan berat badan 80 kg. subjek memiliki rambut ikal, mata biru, bentuk muka
lonjong dengan warna kulit putih merah. Subjek juga menggunakan anting dan
piercing (tindik) di lidahnya. Ia juga memiliki tatto di tangan kanannya.
3. Informan (Sud)
a. Latar Belakang
Informan bernama lengkap Sudarno. Beliau adalah Wali Blok Penaling
(Pengenalan Lingkungan) dimana kedua subjek ditempatkan. Pada tahun 2000,
Bapak Sudarno mendapatkan mutasi pegawai dari Rumah Tahanan Tanjung
Kalimantan Selatan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Sebenarnya,
setiap blok memiliki 4 wali blok yang bertugas menjaga secara bergiliran. Mereka
bertugas menjaga blok bergantian pada jam 06.00-13.00, 13.00-20.00 dan 20.00-
06.00 kemudian baru mendapat jam istirahat. Bapak Sudarno memiliki perawakan
sedang, rambut keriting, kulit coklat. Saat wawancara berlangsung, kadang beliau
menggunakan istilah dengan bahasa jawa.
b. Hasil Wawancara
1. Penjelasan Subjek I
Selama menjabat sebagai wali blok Penaling, informan menganggap
subjek I sangat baik, tidak pernah membuat ulah, dan selalu mendengarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
penjelasan yang diberikan oleh wali blok. Informan menjelaskan apabila
subjek merasa tidak cocok dengan kebiasaan hidupnya dulu di Meksiko,
subjek akan sedikit protes namun tidak sampai membuat gaduh suasana.
Dengan diberi sedikit penjelasan, subjek bisa mengerti keadaan.
Saya selama menjadi wali di Blok Penalingini sebenarnya Si Victor ini orangnya baik-baik saja, ndak pernah berulah ya.. cumansekarang ya kebiasaannya dia di tempatnyasana dengan di sini kan mungkin agak lain.(W.I.01, 4-7). Di Meksiko ya.. tradisinyamungkin lain jadi ee kalau di sini itu eekalau ada sedikit kurang kecocokan dia tuagak sedikit berontak dalam artian protes,“Pak, ini bagaimana begini?” tapi setelahdia diberi tahu dengan mm.. dikasihpengertian, diberi penjelasan begini diajuga bisa menerima. Jadi, pada intinyasebenarnya Si Victor ini orangnya jugabaik. (W.I.01, 9-14). Oo baik, selama didalam sini dia tidak pernah bikin ulah yangsangat berbahaya. (W.I.01, 104-105).
Menganggukkan kepala,duduk tidak bersandar
Informan menjelaskan bahwa subjek sangat pandai menjaga kesehatan
dengan mengatur pola makannya. Saat sarapan subjek memakan keju parut
yang dibeli dengan uangnya sendiri. Tidak ada perubahan yang signifikan
pada fisik subjek sejak awal hingga saat ini subjek menghuni LP Madiun.
Dia menjaga kesehatan dia. Itu kami selakuwali blok sangat salut, dia menjaga makan(W.I.01, 16-17). Iya pokoknya dijagalah.(W.I.01, 20). waktunya pagi sarapandengan menunya, dia kan ini kalau pagi diasarapan pake apa itu keju yang..(menggerakkan tangan seperti gerakan
Tersenyum, menggerakkantangan seperti gerakanorang yang sedangmemarut.
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
commit to user
orang yang sedang memarut). (W.I.01, 21-23). Iya.. tapi ini sendiri..ee beli sendiri.(W.I.01, 25-26). Sampe sekarang itufisiknya Victor itu ya ndak gendut, ndakgimana gitu dari awal ya tetep seperti itu.Dia sangat pintar menjaga kesehatannya.(W.I.01, 138-140).
Menganggukkan kepala.
Subjek mendukung aktivitas yang melibatkan sesama anggota blok.
Misalnya, urusan kamar mandi. Ketika toilet yang digunakan secara bersama
mengalami kerusakan, subjek turut memberikan solusi dengan cara
melakukan apa yang subjek bisa lakukan. Subjek mengerti bahwa fasilitas
yang digunakan secara bersama adalah tanggung jawab bersama pula.
Jadi, sebenarnya dia tu sangat ee.. apa yamendukung kegiatan yang ada. (W.I.01, 49-50). mungkin begini kalau WCnya macet.(W.I.01, 29). WC macet itu kan kalauanggaran dari kantor kan tidak ada. Jadi, ituharus dibenahi bersama-sama karena ituyang nempati disini kan banyak. Jadi beginiya Saudara Victor, karena ini kan yangnempati kan kita, anggaplah lingkungan inipunyamu juga dan harus dijagakebersihannya, kesehatan lingkungannyalagi. Oo iya Pak? Jadi gimana? Ya selagibisa bergotong royong mari dikerjakan ya(W.I.01, 31-37). Akhirnya kan konsultasidengan teman-teman di dalam sini (W.I.01,46-47).
Menganggukkan kepala,menggerakkan keduatangan.
Informan menganggap subjek sangat mematuhi peraturan yang ada di
dalam lapas. Subjek meredam keinginannya untuk bisa keluar lapas karena
Sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
terbentur peraturan yang ada. Subjek menyadari jika peraturan tersebut
dilanggar maka subjek akan mendapat sanksi nantinya.
He eh terus ada lagi, dulu pernah diapengennya kalau sore itu kan setengah lima,jam 16. 30 itu kan udah waktunya masuk nahdia tu pengennya diluar. “Pak, inibagaimana saya?” “loh begini, aturan yangada di Lapas Madiun itu waktu jam 16.30semua harus udah ada di dalam Victor. Jadi,kalau kita melanggar aturan nanti akibatnyaakan dapat sanksi”. “oo iya ya Pak?”. Itudiantaranya begitu, dalam hati sebenarnyadia ingin protes ini tapi dihadapkan padaperaturan yang ada, dengan kenyataannyajadi dia itu sangat apa namanya ya menurut.(W.I.01, 52-60). Iya he eh. (W.I.01, 62).
Menganggukkan kepala,duduk tidak bersandar dikursi.
Subjek kurang terlibat dengan aktivitas di luar blok yang melibatkan
sesama narapidana yang berasal dari blok yang berbeda. Menurut informan,
hal ini karena perbedaan budaya antara tempat subjek berasal dan tempat
subjek ditempatkan saat ini.
Ya karena tidak sesuai dengan bakatnya dia(W.I.01, 74). Ya kalau Si Victor itusebenarnya kalau untuk kegiatan apaketerampilan, dia memang orang barat kan,ndak sesuai dengan ee.. keterampilan orangsini mungkin di sini kan kegiatan yang adamembikin mebel akhirnya dia kan ndak iniee.. tidak tidak ini, cuman kadang-kadangkan dia melihat terus dari hasil kegiatankerja itu cocok, dia itu nanti ya dia beliterus ditaruh dikamar. (W.I.01, 65-70).
Menggelengkan kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Subjek menyibukkan dirinya dengan aktivitas olahraga, jalan cepat
keliling lapangan basket saat pagi. Setelah itu baru berbincang dengan
penghuni lapas. Subjek menyukai membaca buku dan mendengarkan musik di
dalam kamarnya. Subjek kurang terlibat dengan aktivitas keagamaan yang ada
di dalam lapas. Kadang subjek pergi ke gereja kalau pikirannya sedang kacau.
Bagaimana caranya dia bisa mendapatkeringat. Kadang ini kalau pagi lari ee..bukan lari ee.. jalan , jalan cepat keliling didalam sini, muter-muter disini nanti kalausudah dapat keringat keluar ya sudahberhenti terus nanti baru ngobrol samateman-teman begitu (W.I.01, 78-82). Yacuman gitu aja, sementara ini yang yang di..apa namanya yang diberikan karena tidaksesuai dengan bakatnya dia (W.I.01, 84-85).ya jadi dia ndak mau. Jadi ya paling diacuman membaca, dengarkan musik dikamar. (W.I.01, 86-88). Keagamaan.. gabegitu aktif, cuman ya kalau lagi pikirannyaagak sumpek dia malah ga ngikutinkeagamaan, jadi nya kan dia ngikut kegereja juga (W.I.01, 107-109).
Nada bicara datar,tersenyum, duduk tidakbersandar di kursi.
Subjek biasanya berada di warung belakang, berbincang dengan
sesama narapidana lain atau dengan sipir penjara. Di warung, subjek memiliki
banyak teman karena kalau di blok ada pembatasnya.
Bisa jadi dia lagi ngobrol di warungbelakang. (W.I.01, 95). Iya karena di sanakan banyak teman-teman, kalau di sini kanditutup ini (menunjuk pada pagar pembatas).(W.I.01, 112-113).
Menganggukkan kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Dari hasil pemeriksaan medis, subjek terbukti negatif pengguna
narkoba. Operasi rutin kamar pihak lapas pun tidak pernah menemukan
narkoba di dalam kamar subjek.
Oo enggak, tidak sama sekali(menggelengkan kepala). Ga tau kalaudulunya itu bagaimana dia bisa terlibatdengan narkoba itu kami kurang tau. Tapisetelah di dalam sini itu dia tidak pernahmengkonsumsi. (W.I.01, 125-128). Iyanegatif dia. Setiap kali di.. ini kan biasanyadari kesehatan itu kan bisa acak gitu ya.Kelihatannya Si Victor sudah diperiksa duakali dan hasilnya negatif dan juga sering dioperasi gitu juga kayaknya ga ada. (W.I.01,130-133).
Menggelengkan kepala.
Menganggukkan kepala
2. Penjelasan Subjek II
Menurut informan, subjek kedua lebih santai daripada subjek pertama.
Subjek suka merokok dan jalan-jalan di dalam lapas. Namun, apabila ada
sesuatu yang tidak diharapkan, subjek akan marah. Jika marah biasanya
subjek berteriak dan banyak menghisap rokok tapi tidak sampai membuat
kegaduhan.
Dia itu orangnya lebih santai, tidak terlaluserius seperti Victor. Dia suka jalan-jalansambil merokok, ramah juga orangnya tapiya itu orangnya cepet emosi kadang-kadang.Kalau tidak sesuai dengan apa yangdiharapkan kadang dia itu marah. (W.I.01,178-181). Biasanya dia teriak, menghisaprokok banyak, tapi tidak sampai bikingaduh. Semuanya masih bisa dikontrol lahmbak. (W.I.01, 183-184).
Nada bicara datar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Subjek juga memiliki sikap yang baik terhadap temannya. Misalnya,
jika ada teman yang membutuhkan uang, dia meminta orang tersebut untuk
mencucikan bajunya. Subjek akan bersikap baik dengan orang lain apabila
orang tersebut juga bersikap baik dengan dirinya.
Dia juga suka ngobrol, asalkan orang lainbaik sama dia maka dia juga baik samaorang itu. Dia juga bayar orang untuk cucibajunya. Kalau dia tau ada yang perlu uangya disuruh kerja sama dia, nyuci baju terusnanti dikasih uang. Ya intinya orangnyabaik juga. Blanc itu orangnya lebih bebas,lebih santai daripada Victor. (W.I.01, 187-192).
Tersenyum, dudukbersandar di kursi.
Subjek tidak terlalu terlibat dengan aktivitas yang ada di lapas karena
tidak ada yang sesuai dengan minatnya. Subjek lebih sering terlihat ngobrol
dan merokok.
Si Blanc ini juga ee tidak terlalu terlibat.Sama seperti Victor karena tidak sesuaidengan minatnya jadi ya dia tidak terlaluterlibat. Kalau olahraga paling main pingpong hanya sebentar. Lha dia itu lebih seringterlihat jalan-jalan sambil ngrokok, ngobrolgitu. (W.I.01, 194-198).
Menggelengkan kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
D. Pembahasan
Pada tahap ini peneliti menganalisis dan menerjemahkan hasil wawancara
penelitian. Peneliti memasukkan hasil wawancara itu ke dalam kategori-kategori.
Proses penafsiran dan penerjemahan ini akan peneliti lakukan dengan
membandingkan, mencari hubungan sebab-akibat, mencari keterkaitan antara satu
kategori dengan kategori yang lain untuk mendapatkan pola hubungan antar kategori
untuk kemudian mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang peneliti ajukan.
Peneliti juga akan menggunakan proses pembandingan dengan teori yang tertulis
dalam beberapa referensi, dan data yang terdapat dalam dokumen-dokumen pribadi
yang peneliti miliki.
1. Identifikasi Gagasan Kebebasan Berkehendak (Freedom of Will)
Proses identifikasi gagasan responden mengenai kebebasan berkehendak
peneliti lakukan dengan membandingkan antara panduan pertanyaan dengan hasil
jawaban masing-masing responden.
Tabel 4Identifikasi Gagasan Kebebasan Berkehendak
Responden I Tema Gagasan Responden II
Hidup itu adalah kebebasan(freedom). Bebas berperilakusesuai karakteristiknya.Subjek memiliki karakteritik
Individu menjalani hidup Hidup untuk memenuhikesenangan. Pleasureprinciple. Bebas melakukankesenangan.
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
yang individualis, penyendiri.Saling menghormati danmenghargai sebatas karenakebutuhan sesama manusia.
Sikap yang harus dimilikiagar bisa menjalankan
hidup dengan baik
Saling menghormati danmenganggap orang lain setaradengan dirinya. Orang lainjuga memiliki kebebasan,memiliki hak untutk layakdihormati. Tidakmengganggu kemerdekaanorang lain.
Membangun image positif(ramah, senyum, menyapa)agar bisa segera bebas.Aktivitas nonton tv ataunonton film, membaca bukudilakukan subjek karena tidakmenemukan orang yangcocok dengan dirinya(memiliki standar idealsendiri). Hal tersebut terusdilakukan untuk menurunkanketegangan karena harapansegera bebas tidak segeraterwujud. Harapan belumterwujud berarti mati.
Kesesuaian perilaku Hal yang paling membuatsubjek marah adalah ketikakebebasan subjek terganggu.Kebebasan itu adalahkebebasan untuk melakukankesenangan dan menentukanpilihan.
Ibu tapi tidak signifikan Orang yang berpengaruh Ibu.Sebatas memberi masukan,tidak pernah ada tuntutan,memberi kebebasan asalbertanggung jawab
Pengaruh orang-orangdisekitar terhadap
pengambilan keputusan
Ibu memberikan cinta yangterlalu besar denganmenyelesaikan semuamasalah subjek dan memberikebebasan yang tanpabatasan.
Memberi pertimbangan yangbaik dan tidak baik.
Cara mempengaruhi Memberi tahu, mendukung,memberi kebebasan, danmenyelesaikan masalah.
Karena ibu adalah keluarga.Subjek tidak ingin orang yangdicintainya menjadi sedih.
Alasan orang tersebutsangat berpengaruh
Selalu menolong danmenyelesaikan masalah,selalu setia mendampingi,tempat berkeluh kesah. Ibujuga melakukan apapun untukmenyelesaikan masalahsubjek.
Kebebasan. Melakukan Sesuatu yang penting Kebebasan yang
Bersambung
Sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
commit to user
keharusan yang subjek tidaksuka (tetap bersikap ramah)karena untuk mendukungsubjek bisa segera keluar darilembaga pemasyarakatan.Orientasinya individual,subjek memiliki standar idealsendiri dan menjalankanstandar idealnya tersebut
menyenangkan dirinya.Melakukan apapun yangdiinginkan. Pleasureprinciple.
2. Deskripsi Umum Kebebasan Berkehendak
Kebebasan berkehendak ini sifatnya bukan tak terbatas karena manusia
adalah makhluk serba terbatas. Manusia sekalipun dianggap sebagai makhluk
yang memiliki berbagai potensi luar biasa, tetapi sekaligus memiliki juga
keterbatasan dalam aspek ragawi (tenaga, daya tahan, stamina, usia), aspek
kejiwaan (kemampuan, keterampilan, kemauan, ketekunan, bakat, sifat, tanggung
jawab pribadi), aspek sosial budaya (dukungan lingkungan, kesempatan,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada norma), dan aspek kerohanian (iman,
ketaatan beribadah, cinta kasih). Kebebasan manusia pun bukan merupakan
kebebasan dari (freedom from) bawaan biologis, kondisi psikososial, dan
kesejarahannya, melainkan kebebasan untuk menentukan sikap (freedom to take
a stand) terhadap kodisi-kondisi tersebut, baik kondisi lingkungan maupun
kondisi diri sendiri.
Kebebasan diartikan berbeda oleh masing-masing individu. Kebebasan
adalah perasaan mampu mengendalikan kebebasan hidup secara bertanggung
jawab. Selama berada di lembaga pemasyarakatan subjek kehilangan kebebasan
Sambunga
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
seperti individu lain pada umumnya. Subjek pertama menganggap bahwa
kehilangan kebebasan berarti mati (tidak merdeka) sedangkan untuk subjek
kedua kehilangan kebebasan berarti kehilangan lebih banyak kesempatan untuk
menikmati hidup. Selanjutnya, kehilangan kebebasan ini berdampak pada
perilaku yang dimunculkan oleh subjek. Subjek pertama tetap berperilaku sopan,
ramah, senyum dan menyapa orang lain meskipun tidak sesuai dengan keinginan
hatinya (melakukan dengan setengah hati) sedangkan subjek kedua berusaha
tetap menjalankan hidup apa adanya dengan melakukan apapun sejauh yang bisa
dilakukan.
Kebebasan menentukan sikap untuk menghadapi kondisi tertentu inilah
yang membuat subjek memiliki pandangan bagaimana individu menjalani hidup.
Individu menjalani hidup di dunia harus bebas, masing-masing individu harus
memiliki kebebasan. Kebebasan ini mutlak harus dimiliki oleh setiap individu.
Apabila tidak memiliki kebebasan, baik karena hilang atau tidak merdeka.
Subjek pertama bebas berarti bebas berperilaku sesuai karakteristiknya yang
individualis dan penyendiri. Subjek kedua menganggap hidup itu seharusnya
untuk dinikmati dan hanya bersenang-senang melakukan kegiatan yang disukai
dengan tidak mengganggu kemerdekaan orang lain (W.R.I.02, 84-85; W.R.I.01,
94-97; W.R.I.02, 90-94; W.R.II.01, 77; W.R.II.01, 23-24; W.R.II.01, 78-81).
Pandangan hidup tersebut kemudian memunculkan sikap yang harus dimiliki
agar bisa menjalankan hidup dengan baik, seperti harus saling menghormati dan
menghargai namun dengan orientasi yang berbeda. Subjek pertama menganggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
bahwa saling menghormati dan menghargai karena sebatas kebutuhan sesama
manusia, tetap menjalin hubungan dengan orang lain meskipun tidak sesuai
dengan kriteria sedangkan subjek kedua menganggap hal itu dilakukan karena
menganggap orang lain setara dengan dirinya. Orang lain juga memiliki hak
untuk dihormati, sejauh tidak mengganggu kemerdekaan orang lain (W.R.I.01,
11-18; W.R.II.01, 23-24; W.R.II.01, 56-57; W.R.II.01, 64-68).
Manusia merupakan kesatuan utuh dimensi-dimensi ragawi, kejiwaan,
dan spiritual. Frankl menyebutnya sebagai “unitas bio-psiko-sosiokultural-
spiritual” mengingat manusia senantiasa hidup dalam suatu lingkungan sosial
budaya tertentu (keluarga, kerabat, lingkungan kerja dan pendidikan, masyarakat)
yang juga pengaruhnya begitu besar bagi perkembangan kepribadian. Dimensi-
dimensi ini sebenarnya hanya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain selama manusia itu hidup. Artinya, tanpa keterpaduan utuh semua
dimensi tersebut manusia tidak bisa disebut “manusia”. Manusia tanpa spirit dan
jiwa serta tak berkomunikasi dengan lingkungannya lazim disebut jenazah
(Bastaman, 2007).
Selama berada di dalam lembaga pemasyarakatan, tidak ada aktivitas
berarti yang bisa dilakukan dan terbatas (W.R.I.01, 2; W.R.I.01, 6-7; W.R.I.01,
113-114; W.R.II.01, 12; W.R.II.01, 15; W.R.II.01, 18-20). Aktivitas tersebut
dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi ketegangan yang terjadi dalam diri
subjek karena harapan yang belum bisa segera terwujud. Sejauh tidak
mengganggu orang lain maka aktivitas tersebut terus dilakukan karena bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
memunculkan kesenangan. Terkadang muncul rasa sedih, kecewa, jenuh, stres
yang datang menemani. Namun, semua itu harus dijalani sebagai proses
pertanggung jawaban yang membutuhkan kesabaran, tidak gampang marah dan
memaksakan kehendak agar semua berjalan lancar (W.R.I.01, 113; W.R.I.01,
141-144; W.R.I.01, 147-149; W.R.II.01, 174-175).
Mengembangkan kehidupan yang bermakna pada hakikatnya sama dengan
perjuangan hidup yakni meningkatkan kondisi kehidupan yang kurang baik
menjadi lebih baik, dalam hal ini mengubah kondisi hidup dan penghayatan tak
bermakna menjadi bermakna. Upaya ini memerlukan niat dan komitmen yang
kuat serta pemahaman mendalam tentang potensi manusia, makna hidup serta
kesediaan untuk menghadapi berbagai kendala dan hambatan dalam
melaksanakannya. Tentu saja usaha ini membutuhkan dukungan dari lingkungan
terdekat, yaitu keluarga.
Anggota keluarga yang dirasakan paling berpengaruh adalah ibu. Ibu
menjadi sosok orang yang paling berpengaruh karena beberapa alasan, yaitu
secara naluriah memiliki kedekatan istimewa karena ibu yang telah mengandung
dan membesarkan anak dengan cinta kasih, mengetahui segala kebutuhan anak,
menjadi tempat bekeluh kesah bahkan menjadi orang pertama yang
menyelesaikan segala permasalahan. Rasa cinta yang besar dari ibu menguatkan
subjek tidak ingin orang yang dicintainya merasa bersedih. Subjek pertama
mengaggap bahwa hidup subjek adalah subjek sendiri yang menjalankan, ibu
hanya mendukung saja apa yang dilakukan subjek sedangkan untuk subjek kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
ibu adalah orang pertama yang selalu menyelesaikan masalah subjek apabila tidak
mampu menyelesaikan sendiri. (W.R.I.01, 211-213; W.R.I.01, 226-227;
W.R.II.01, 135; W.R.II.01, 140-145; W.R.I.01, 236-239).
Adanya dukungan dari keluarga juga dirasakan penting dan berarti.
Perbedaan pendapat antara ibu dan anak adalah hal yang wajar karena berbeda
pemikiran. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Ketika terjadi silang pendapat, keputusan yang diambil adalah yang sesuai
dengan apa yang diinginkan. Ibu adalah sosok yang easy going dan apabila
pertimbangannya tidak diikuti itu tidak menjadi masalah. Ibu hanya menberi tahu
dan mendukung dan menyelesaikan masalah karena hidup subjek adalah subjek
sendiri yang menjalaninya (W.R.I.01, 198; W.R.I.01, 267-269; W.R.I.01, 259-
264; W.R.II.01, 140-145; W.R.II.01, 154-157; W.R.II.02, 123). Keluarga adalah
tempat untuk kembali. Meski seorang anak telah mengecewakan orang tuanya
sekalipun namun orang tua kan selalu memaafkan kesalahan yang diperbuat oleh
anaknya. Meskipun sudah bertahun-tahun tidak bertemu namun cinta dari
keluarga mampu menguatkan subjek dan tetap ada hingga saat sekarang.
Keluarga selalu menjadi penolong disaat ada masalah datang menghampiri.
Selain keluarga, dorongan lain yang bisa memotivasi adalah ingin hidup yang
lebih baik lagi, merindukan berjalan di pantai, memiliki rumah, pekerjaan,
keluarga dan uang sendiri (W.R.I.01, 205-209; W.R.II.02, 103-107; W.R.II.02,
142-146). Memenuhi keinginan untuk menikmati hidup (enjoy) untuk
mendapatkan kenyamanan (W.R.I.01, 211-213; W.R.I.02, 104-109; W.R.II.01,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
113-115; W.R.II.02, 123-127; W.R.II.02, 132-140; W.R.II.02, 142; W.R.II.02,
148; W.R.II.02, 155; W.R.II.02, 165-167).
Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang ada dalam sistem
masyarakat di dunia ini terbukti ampuh memberikan dukungan bagi individu
yang sedang berada dalam penderitaan. Keluarga menjadi salah satu motivasi
utama tetap bisa bertahan untuk berjuang demi kelangsungan hidup individu.
Dukungan ini menjadi penggerak untuk mencapai hidup yang bermakna.
Terlepas dari ada tidaknya dukungan keluarga, sebenarnya yang paling
dibutuhkan adalah motivasi internal individu tersebut untuk memaknai hidupnya
yang sedang berada dalam penderitaan. Mampu atau tidaknya individu
menemukan makna dibalik penderitaannya tersebut merupakan salah satu cara
mendapatkan kebermaknaan yang sebenarnya. Makna hidup itu harus ditemukan
dan hidup bermakna harus diperjuangkan (Bastaman, 2007). Apabila
kebermaknaan hidup terus diperjuangkan maka individu akan mengalami
transendensi diri dan memperoleh pengalaman emosi positif oleh adanya
kecocokan dalam pemenuhan (Rathi, 2007).
Keluarga sebenarnya menjadi tempat pembelajaran mental anak sejak
masih kecil. Keluarga dari subjek pertama memberikan proses pembelajaran
mental bagi subjek dengan subjek tetap tersenyum dan ramah dengan orang lain.
Apabila individu menghargai orang lain maka orang lain juga akan memghargai
individu tersebut (memberikan efek positif). Keluarga dari subjek kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan kegiatan apapun tanpa
diimbangi dengan tanggung jawab. Ketika ada masalah, subjek tidak dididik
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri namun selalu deiselesaikan ibunya. Hal
ini tidak memberikan pembelajaran bagi subjek untuk bertanggung jawab
terhadap semua tindakan yang dilakukan. Subjek tidak perlu merasa khawatir
karena subjek akan selalu mencari ibunya untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada. Subjek hanya tinggal menunggu hasil dari usaha yang dilakukan oleh
ibunya.
Sesuatu yang penting dalam hidup ini adalah kebebasan. Melakukan
keharusan yang subjek tidak suka (tetap bersikap ramah) dan terpaksa dilakukan
karena untuk mendukung subjek bisa segera keluar dari lembaga pemasyarakat.
Orientasinya adalah individual, subjek memiliki standar ideal sendiri dan
menjalankan standar idealnya tersebut. Kebebasan yang diinginkan juga adalah
kebebasan yang bisa menyenangkan dirinya sendiri, bisa melakukan apapun yang
diinginkan. Mengejar pleasure principle dengan melakukan hal-hal yang
menyenangkan, mengejar kenikmatan dan menyingkirkan hal-hal yang tidak
menyenangkan
Frankl (dalam Schultz, 1991) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kebermaknaan hidup adalah kebebasan. Manusia dianugerahi
kebebasan oleh Tuhan dan dengan kebebasan tersebut diharuskan memilih
bagaimana hidup dan bertingkah yang sehat secara psikologis. Sesuai dengan UU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang menjelaskan arti narapidana
adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga
pemasyarakatan. Berada di dalam lembaga pemasyarakatan yang ruang geraknya
dibatasi, otomatis mengusik area kebebasan individu menjadi tidak seutuhnya lagi
dimiliki. Kebebasan yang awalnya masuk area pribadi, kini harus dikorbankan.
kebebasan yang dimiliki menjadi lebih sempit. Dengan kebebasan yang dimiliki
saat ini, diharapkan individu masih mengetahui bagaimana cara memanfaatkan
kebebasan yang dinugerahkan oleh Tuhan ini. Semua kembali kepada bagaimana
individu mengisi kehidupannya dengan aktivitas yang positif agar tidak
mengalami hambatan pemenuhan kebutuhan psikologis serta bisa tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang sehat.
3. Identifikasi Gagasan Kehendak Hidup Bermakna (Will to Meaning)
Proses identifikasi gagasan responden mengenai kehendak hidup
bermakna peneliti lakukan dengan membandingkan antara panduan pertanyaan
dengan hasil jawaban masing-masing responden.
Tabel 5Identifikasi Gagasan Kehendak Hidup Bermakna
Responden I Tema Gagasan Responden II
Yoga dan meditasi. Kegiatan penting Semua kegiatan yangmenyenangkan dirinyauntuk menikmati hidup(untuk kesenangan).
Untuk menurunkan Alasan Bersenang-senang.
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
commit to user
ketegangan karenapandangan subjek jauh kedepan (ingin segerabebas).Membantu mengatasiketegangan yang adadalam diri subjek.
Arti Memenuhi need untukmenikmati hidup.
Setiap hari, biasanya sore.Setelah itu dilanjutkandengan push up dansudah dikerjakan selamadua tahun belakangan ini.
Pelaksanaan Kapanpun jika subjekmenginginkan..
Dorongan untuk bisamemenuhi standar ideal.Melakukan segala sesuatusesuai standar ideal(untuk apapun yangdiinginkan) karenakarakteristik subjek yangindividual.
Yang memotivasi(memberi dukungan)
Memenuhi pleasureprinciple. Menikmatihidup dengan melakukanhal-hal yangmenyenangkan danmenyingkirkan yang tidakmenyenangkan
Seperti bunga, apabilatidak terkena cahayamatahari maka akan mati.Berada di penjara berartimati.
Arti hidup saat ini Kenikmatan. Sulitdiungkapkan dengan kata-kata karena berkaitandengan perasaan, hidup ituindah jika bisa menikmati.
Berusaha berperilakusesuai ketentuan.Berusaha keras untuktetap bisa melakukannyameski bertentangandengan keinginan.
Yang dilakukan agarlebih bermakna
Hati-hati, memaknai lebihbijak, lebih dewasa dalambertindak, harus adapenyaring, tidak mudahpercaya dengan orang.
4. Deskripsi Umum Kehendak Hidup Bermakna
Setiap individu menginginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan
berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat sekitar, dan
berharga di mata Tuhan. Keinginan untuk hidup bermakna memang benar-benar
merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap
Sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
individu untuk melakukan berbagai kegiatan agar hidupnya dirasakan berarti dan
berharga.
Memiliki kegiatan yang dirasakan penting menjadi salah satu hal yang bisa
membuat hidup menjadi bermakna. Kegiatan yang dirasakan penting adalah
semua kegiatan yang menyenangkan untuk menikmati hidup serta bisa
mengurangi ketegangan yang terjadi dalam diri akibat tekanan batin menunggu
usaha untuk segera bebas namun belum juga membuahkan hasil karena harus
mengatur sikap dan perilaku sesuai tuntutan dalam rangka mengurangi
ketegangan (W.R.I.02, 12-17; W.R.II.02, 59; W.R.II.02, 61-65; W.R.II.02, 81).
Hasrat untuk hidup bermakna ini mendambakan setiap individu menjadi pribadi
yang berharga dan berarti (being somebody) dengan kehidupan yang sarat dengan
kegiatan-kegiatan yang bermakna pula. Dorongan untuk melakukan kegiatan
penting ini adalah untuk memenuhi standar ideal sesuai dengan karakteristik
individualnya dan memenuhi pleasure principle dengan menikmati hidup
melakukan segala hal yang menyenangkan dan menyingkirkan hal yang tidak
menyenangkan. Pelaksaannya bisa dilakukan setiap saat merasa ketegangan itu
muncul dalam diri subjek dan disesuaikan dengan need subjek (W.R.I.02, 3;
W.R.I.02, 5-8; W.R.I.02, 36-39; W.R.I.02, 28-32; W.R.I.02, 132-134; W.R.II.02,
18-21; W.R.II.02, 61; W.R.II.02, 63; W.R.II.02, 67-69; W.R.II.02, 76;
W.R.II.02, 81; W.R.II.02, 103-106).
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu setiap harinya
dengan berbagai aktivitas yang berarti. Setiap aktivitas memiliki arti tersendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
bagi individu yang menjalaninya. Misalnya yoga, subjek melakukan yoga untuk
mengurangi ketegangan yang terjadi dalam diri karena harapan yang belum juga
bisa terwujud. Yoga hanya sebagai alat untuk melepas ketegangan. Yoga
dilakukan selama subjek merasa tegang. Jika tegang, subjek melakukan yoga
namun jika sudah tidak dilakukan jika ketegangan yang dirasakan sudah
berkurang. Hal ini terus menerus dilakukan selama harapan yang dimiliki belum
juga bisa terwujud. Dengan melakukan aktivitas yang memberika arti tersendiri
bagi individu ini berarti individu tersebut mampu menemukan makna ketika diri
merasa istimewa sekaligus mampu menentukan pilihan yang bertanggung jawab
sebagai cara individu mengisi kehidupannya (Aida, 2005).
Hidup adalah sebuah proses yang harus dijalani apa adanya, tidak boleh
mengeluh, dan harus sabar menghadapi permasalahan hidup. Hidup ibarat bunga
apabila tidak terkena cahaya matahari maka bunga tersebut akan mati. Hidup
dalam lembaga pemasyarakatan tidak banyak yang bisa dilakukan. Hidup juga
sulit diungkapkan dengan kata-kata karena berkaitan dengan perasaan, hidup itu
indah jika bisa menikmatinya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan berkaitan
dengan hal diatas, seperti sabar, tidak marah-marah, mengikuti aturan agar semua
berjalan lancar meski bertentangan dengan keinginan. Hati-hati, memaknai lebih
bijak, lebih dewasa dalam bertindak, harus ada penyaring, tidak mudah percaya
dengan orang. Adanya keinginan untuk memiliki hidup yang lebih bermakna
dari saat sekarang dilakukan dengan berbuat baik dengan sesama manusia dan
mengikuti prosesnya (W.R.I.01, 96-97; W.R.I.02, 104-110; W.R.I.02, 116;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
W.R.I.02, 121; W.R.I.02, 145; W.R.II.02, 170-171; W.R.II.02, 173; W.R.II.02,
192-197; W.R.II.02, 200; W.R.II.02, 202-205; W.R.II.02, 207-215).
Perubahan kondisi ini mengakibatkan individu harus menyesuaikan diri
agar tetap bisa bertahan. Sumanto (2006) menyatakan bahwa menghadapi
tuntutan kehidupan yang terus berubah, penghayatan dan kemampuan individu
dalam merespon perubahan menentukan tingkat kebermaknaan hidup. Awalnya,
individu merasakan sedih, kecewa karena kebebasan yang dimiliki selama ini
telah terenggut. Kebebasan itu yang menentukan individu bisa bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan. Namun, individu harus menghadapi kenyataan
bahwa kini berada pada kondisi yang berbeda. Individu ini harus mampu
menyesuaikan diri meski untuk bisa melakukannya membutuhkan waktu yang
relatif lama. Kemampuan menyesuaikan diri ini ditunjukkan dengan sikap mau
menerima kondisi saat ini, menjalani apa adanya, bersikap sabar, tidak marah-
marah serta adanya hasrat untuk memiliki kualitas hidup yang lebih bermakna di
kemudian hari. Kondisi mampu menyesuaikan diri individu dari situasi dalam
penderitaan menjadi suatu hal yang harus direspon dengan menjalani apa adanya
merupakan bentuk tanggung jawab dalam rangka memberi makna terhadap
kehidupannya dalam berinteraksi dengan lingkungan yang terus berubah. Frankl
(dalam Schultz, 1991) mengatakan bahwa tanggung jawab adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup. Namun, subjek belum bisa
sepenuhnya menerima keadaan hanya berusaha menjalani apa adanya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
melakukan aktivitas (menyapa dan tersenyum) yang sebenarnya tidak ingin
dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk penyelamatan diri dari
ketertekanan.
Proses panjang yang harus dialami individu dalam menjalani hidup dengan
kondisi saat ini, membawa perubahan tersendiri pada kehidupan inidividu yang
bersangkutan. Adanya kesempatan untuk melakukan naik banding untuk
mendapatkan pengurangan masa tahanan (remisi) serta harapan untuk bisa keluar
dari lembaga pemasyarakatan untuk menata hidup, memunculkan perasaan
bahagia yang dapat membuat individu merasakan adanya perubahan dalam
dirinya dan perubahan itu sangat mengesankan. Dikatakan oleh Hernowo (dalam
Nurdin 2006) perubahan yang mengesankan itu sekaligus sebagai bentuk
peneguhan bahwa individu berkembang kea rah yang lebih baik karena
memperoleh sesuatu.
5. Identifikasi Gagasan Makna Hidup (Meaning of Life)
Proses identifikasi gagasan responden mengenai makna hidup peneliti
lakukan dengan membandingkan antara panduan pertanyaan dengan hasil
jawaban masing-masing responden.
Tabel 4Identifikasi Gagasan Makna Hidup
Responden I Tema Gagasan Responden II
Ingin segera bisa keluardari penjara.
Yang palingdidambakan
Hidup seperti individulain yang menyenangkan,
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
commit to user
cukup uang, memilikipekerjaan, bisa bertemudengan keluarga danteman, bisa jalan-jalandan tidak lagi hidup dipenjara.
Jenuh dan capek karenaselalu tegang. Tidakmenghayati apa yangsedang dijalani.
Yang dirasakan Bosan.
Mengendalikan diri untukterus mengikuti aturan,mengendalikan perilaku,ramah, senyum.
Usaha yang dilakukan Bersenang-senang danmenunggu hasil atauupaya yang dilakukanoleh ibunya.
Mencari pekerjaan setelahnanti keluar dari penjarauntuk mengumpulkanuang, ingin menjalinhubungan keluarga kembaliyang sempat terputuskarena subjek menghunilembaga pemasyarakatan.Memiliki teman yangsesuai dengan standaridealnya.
Yang diinginkan Bersenang-senang dengancara sedikit bekerjanamun bisa menghasilkanuang yang banyak.
Senang, bahagia. Yang dirasakan jikaterwujud
Senang, happy, bebas.
Stress. Yang dirasakan jikatidak terwujud
Kecewa.
Terus menerus mengurangiketegangan (stress) yangsedang dialami.
Yang akan dilakukanuntuk mewujudkan
Menunggu hasil upayayang dilakukan ibunya.
Ada. Tidak lagi keIndonesia karena masukdaftar hitam. Mengunjungitempat lain yang belumpernah dikunjungi.
Harapan lain Ada. Tidak lagi keIndonesia karena masukdaftar hitam. Pergi kepulau dan pantai.
6. Deskripsi Umum Makna Hidup
Sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta
memberikan nilai khusus bagi individu sehingga layak dijadikan tujuan dalam
kehidupan (purpose in life). Apabila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan
individu merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan
perasaan bahagia (happiness). Makna hidup harus ditemukan dan hidup yang
bermakna harus benar-benar secara sadar dan sengaja dijadikan tujuan, diraih, dan
diperjuangkan. Bisa keluar dari penjara adalah sesuatu yang sangat didambakan
dalam hidup saat ini. Selama hidup di penjara yang dirasakan adalah perasaan jenuh
dan ingin segera keluar dari penjara agar bisa melakukan aktivitas yang diinginkan,
seperti travelling karena masih banyak tempat di dunia ini yang belum pernah
dikunjungi. Hal lainnya yang didambakan dalam hidup ini adalah mendambakan
hidup seperti individu lain pada umumnya, cukup uang, memiliki pekerjaan, bisa
bertemu dengan keluarga dan teman (W.R.I.02, 145-148; W.R.II.02, 224-227).
Dikabulkannya permohonan pengurangan masa tahanan (remisi) pada setiap
narapidana adalah salah satu hal yang membahagiakan. Meskipun prosesnya sangat
panjang dan memakan waktu yang sangat lama, remisi menjadi hal yang ditunggu
narapidana untuk bisa keluar dari lembaga pemasyarakatan. Ruba’i (1997)
mengatakan pidana seumur hidup yang dijatuhkan pada terpidana bisa dilakukan
perubahan menjadi pidana sementara. Perubahan demikian dapat dilakukan apabila
narapidana penjara seumur hidup telah menjalani pidananya selama lima tahun dan
ternyata berkelakuan baik. Dalam hal demikian pidana penjara seumur hidup dapat
diubah menjadi pidana penjara sementara selama-lamanya lima belas tahun. Pidana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
penjara seumur hidup yang telah diubah menjadi pidana penjara sementara, setiap
tanggal 17 Agustus dapat diberikan remisi dari Menteri Kehakiman RI.
Usaha yang dilakukan untuk mewujudkan hal yang paling didambakan adalah
mengendalikan diri untuk terus mengikuti aturan, mengendalikan perilaku, ramah,
senyum, mengikuti proses yang sedang berlangsung, biar pelan asalkan semuanya
berjalan dengan lancar. Dibutuhkan pula berpikir positif, melakukan semua yang bisa
dilakukan, dan sikap sabar dan menikmati kesenangan hidup sambil menunggu hasil
(W.R.I.02, 148-150; W.R.I.02, 206; W.R.II.02, 229; W.R.II.02, 231; W.R.II.02, 237).
Berada di dalam lembaga pemasyarakatan tidak menyurutkan niat individu
untuk tetap memiliki keinginan mendatangi tempat yang belum pernah dikunjungi
setelah bebas nanti. Harapan ini tetap mereka gantung dalam angan sebagai motivasi
untuk tetap bertahan. Perasaan putus asa yang datang melanda kadang mengusik
harapan ini. Namun, tidak semua narapidana larut dalam keputus asaannya.
Narapidana yang terus mengusahakan kebebasan dirinya, disinyalir terus berusaha
bebas dari tekanan yang ada dan tetap tegar mengahadapi kenyataan yang harus
dijalani hingga terjadi perubahan yang lebih baik dalam kehidupan narapidana
tersebut (Nurdin, 2006 & Stewart, 2008).
Sesuatu yang diinginkan dalam hidup bisa mendorong semangat untuk
mewujudkan apa yang didambakan. Hal yang diinginkan itu seperti bisa hidup seperti
orang lain pada umumnya yang tidak terlalu kaya atau tidak terlalu miskin, mencari
pekerjaan setelah nanti keluar dari penjara untuk mengumpulkan uang (sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
bekerja dan banyak menghasilkan uang), ingin menjalin hubungan keluarga kembali
yang sempat terputus karena subjek menghuni lembaga pemasyarakatan (W.R.I.02,
150-152; W.R.I.02, 190-191; W.R.II.02, 224-227; W.R.II.02, 234-235). Harapan
inilah yang memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang
menjanjikan yang dapat menimbulkan semangat dan optimisme. Pengharapan
mengandung makna hidup karena adanya keyakinan akan terjadinya perubahan yang
lebih baik, ketabahan menghadapi hal-hal buruk saat ini dan sikap optimis
menyongsong masa depan. Harapan mungkin sekedar impian, tetapi tak jarang
impian tersebut menjadi kenyataan (Bastaman, 2007).
Ada perasaan senang apabila hal yang didambakan itu bisa terwujud dalam
waktu dekat, namun apabila tidak segera terwujud akan kecewa dan stress, tetapi
semua itu adalah proses dan harus diterima karena sudah berusaha melakukan yang
terbaik, tetap bersabar dan menunggu hasilnya karena tidak ada yang mengetahui apa
yang akan terjadi selanjutnya, terus melakukan aktivitas yang bisa mengurangi
ketegangan. (W.R.I.01, 88; W.R.I.01, 94-96; W.R.I.02, 28-32; W.R.I.02, 36-39;
W.R.I.02, 213-220; W.R.I.02, 224-225; W.R.II.02, 265; W.R.II.02, 267-269;
W.R.II.02, 272).
Keinginan untuk bisa travelling lagi seperti sebelumnya adalah bukan ke
Indonesia. Memiliki nama yang masuk daftar hitam (black list) menyulitkan akses
individu tersebut masuk ke Indonesia dan hal itu sudah tidak dimungkinkan bisa
kembali. Indonesia bukan negara tujuan akhir travelling, masih banyak lagi negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
lain yang bisa dikunjungi. Hal ini tidak menjadi masalah Keinginan lainnya adalah
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan menjadi orang baru yang lebih baik
juga tentunya (W.R.I.02, 225-226; W.R.I.02, 231-232; W.R.II.02, 278; W.R.II.02,
280-282).
Bastaman (2007) mengatakan bahwa makna hidup ada dalam kehidupan itu
sendiri dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan. Jadi, dalam penderitaan sekalipun
sebenarnya makna hidup bisa ditemukan. Mendapatkan vonis seumur hidup
merupakan sebuah penderitaan karena harus menghabiskan sisa umur di dunia ini
dalam lembaga pemasyarakatan terlebih individu yang mendapat pidana tersebut
harus menjalaninya bukan di tempat negara asalnya. Artinya, ada perbedaan latar
belakang kebudayaan yang menuntut penyesuaian diri. Perbedaan latar belakang
budaya ini menimbulkan efek psikologis tersendiri pada individu yang bersangkutan.
Ketika individu merasakan kehampaan, hidup yang dijalani serasa kosong dan
tidak bermakna. Pemenuhan kebermaknaan hidup sangat tergantung pada sikap
pribadi masing-masing. Mengutip pernyataan Allport, seorang ahli psikologi
kepribadian (dalam Bastaman, 2007) bahwa kepribadian yang matang dan sehat
ditandai antara lain oleh kemampuan memahami kekuatan dan kelemahan dirinya,
tidak mudah terbawa emosi serta mampu melihat segi-segi humoristis atas
pengalaman dan keadaan dirinya. Narapidana vonis seumur hidup yang mampu
menerima kenyataan yang ada, dirasakan mampu menemukan makna hidupnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
sekalipun memerlukan waktu yang relatif lama dan melalui proses yang berliku.
Hanya ada satu kebermaknaan hidup untuk setiap situasi dan itulah kebermaknaan
hidup yang sejati. Individu akan selalu berjuang mencapai kebahagiaan sejatinya.
Perjuangan yang terus menerus ini menghasilkan kehidupan yang penuh semangat
dan gembira (Schultz, 1991).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka gambaran
kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun adalah sebagai berikut:
a. Selama hidup di dalam lembaga pemasyarakatan, kedua subjek tidak memiliki
kebebasan berkehendak. Kebebasan berkehendak subjek sedang terbelenggu.
Pandangan hidup yang dimiliki subjek pertama adalah bahwasanya hidup itu
berarti bebas. Hidup di lembaga pemasyarakatan berarti mati. Subjek berjuang
sangat keras untuk tetap bisa bertahan mengatasi stres yang terjadi dalam
dirinya. Tidak ada kebebasan di dalam lembaga pemasyarakatan. Sedangkan
pandangan hidup yang dimiliki subjek kedua adalah hidup untuk menikmati
kesenangan tanpa harus bersusah payah. Kedua subjek beranggapan bahwa
dalam menjalani hidup diperlukan sikap saling menghormati dan saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
menghargai namun kedua subjek memiliki orientasi yang berbeda. Subjek
pertama berorientasi pada upaya mengontrol diri membentuk image building
agar mendukung usahanya bisa segera bebas. Sedangkan orientasi subjek kedua
menganggap orang lain setara dengan dirinya, memiliki hak-hak yang sama
untuk dihormati dan dihargai. Selama tidak menimbulkan masalah, subjek tidak
akan mengganggu kebebasan orang lain.
b. Melakukan kegiatan yang penting merupakan salah satu motivasi memiliki
kehendak hidup bermakna. Subjek pertama memiliki kegiatan penting seperti
yoga, meditasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketegangan yang ada dalam
diri subjek karena harapan subjek yang belum bisa tewujud. Subjek kedua
melakukan aktivitas apa pun yang bisa menimbulkan kesenangan dalam rangka
memenuhi need untuk menikmati hidup. Kedua subjek memiliki arti hidup yang
berbeda. Subjek pertama menganggap tinggal di lembaga pemasyarakatan adalah
bukan hidup yang sebenarnya. Ibarat bunga yang tidak terkena cahaya matahari
lambat laun akan mati. Agar subjek tidak mati secara psikis di dalam lembaga
pemasyarakatan maka usaha yang dilakukan adalah berusaha berperilaku sesuai
ketentuan dan berusaha keras untuk tetap bisa melakukannya meski bertentangan
dengan keinginan. Sedangkan, subjek kedua menganggap hidup adalah
kenikmatan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Memiliki pleasure
principle, hidup untuk melakukan apa pun yang disenangi dan ketika ada
kesulitan subjek meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.
Subjek tidak ingin sulitnya, hanya ingin senangnya saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
c. Makna hidup didapatkan dari memiliki sesuatu yang didambakan dalam hidup
ini, yaitu ingin segera keluar dari lembaga pemasyarakatan, memiliki pekerjaan
dan cukup uang untuk bisa membangun kehidupan baru nantinya. Subjek
pertama sedang mengusahakan prosesnya agar bisa segera bebas dengan tetap
bertahan dalam kondisi yang tidak mengenakkan ini. Sedangkan subjek kedua
sedang menunggu hasil yang sedang diusahakan oleh orang lain, karena bagi
subjek memiliki makna hidup memenuhi pleasure principle. Semua dilakukan
sejauh itu menyenangkan dan tidak mengganggu hak orang lain.
B. Saran
commit to user
Beberapa hal yang dapat dilakukan baik untuk perbaikan dalam penelitian
selanjutnya, maupun saran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
1. Bagi subjek
Diharapkan tetap bisa mengisi waktu selama berada di dalam lembaga
pemasyarakatan dengan berbagai aktivitas apa pun yang bermanfaat agar bisa
menemukan makna hidup sekalipun sedang berada pada kondisi dalam
penderitaan. Aktivitas ini bisa berupa olahraga, misalnya futsal antar blok yang
melibatkan body contact sehingga terbangun komunikasi. Diharapkan subjek
pertama bisa lebih membuka diri terhadap orang lain dan menyadari bahwa tidak
ada orang yang selalu bisa sesuai dengan standar ideal yang telah diciptakan
dirinya sendiri. Sedikit menurunkan standar ideal meski ego masih ada, sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dibutuhkan untuk bisa menjalankan hidup di dunia, sedangkan untuk subjek
kedua diharapkan bisa belajar untuk bertanggung jawab dengan apa yang sudah
dilakukan, belajar menerima konsekuensi dari pilihan yang dibuatnya sendiri dan
tidak selalu mengandalkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah.
Mengejar kesenangan duniawi saja tidak akan berhasil membuat subjek menjadi
pribadi yang dewasa dan akan terasa sangat sulit untuk bisa memaknai hidup
yang sebenarnya.
2. Bagi pihak lembaga pemasyarakatan
Diharapkan pihak lembaga pemasyarakatan mengupayakan program atau
kegiatan yang bisa membangun hubungan saling berinteraksi dan timbal balik
untuk menciptakan komunikasi efektif sehingga mampu mendekatkan antar
narapidana, misalnya kegiatan olahraga yang melibatkan antar blok atau program
evaluasi rutin bersama dimana seluruh napi dikumpulkan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan ada penelitian lanjutan yang menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif secara beriringan sehingga didapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang kebermaknaan hidup. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan
lebih lanjut mengenai kebermaknaan hidup pada narapidana yang mendapat
vonis hukuman mati dikarenakan vonis hukuman mati ini adalah vonis hukuman
terberat yang ada saat ini. Perbedaan vonis hukuman ini tentu saja berpengaruh
terhadap pandangan hidup dan bagaimana cara mengisi hari-hari yang sedang
dijalani subjek penelitian dengan kondisi yang sangat tidak mengenakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
4. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat mampu membuka pandangan baru tentang individu yang
sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan dan melihat dari sisi lain
yang lebih baik. Masyarakat sebagai komunitas yang lebih besar dibandingkan
dengan keluarga memiliki corak yang beragam dan mampu memberikan warna
tersendiri apabila turut terlibat dalam proses pencapaian kebermaknaan hidup
narapidana, baik saat sekarang sedang menjalani hukuman ataupun nanti setelah
keluar dari lembaga pemasyarakatan. Lebih banyak individu yang terlibat akan
lebih membuka cakrawala wawasan individu tentang kehidupan. Selain itu,
diharapkan dengan kondisi permasalahan dan penderitaan saat sekarang bisa
dijadikan pembelajaran untuk pengembangan diri subjek menjadi lebih baik.