perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan patron .../hubungan... · subsistensi dasar,...

129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN PATR DESA KEDUNGG SUKOH T Disusun dan Diaj Memperoleh Gelar S FAKULTA UN RON-KLIEN DALAM INDUSTRI MAKAN GUDEL, KALURAHAN KENEP, KECAMA HARJO, KEBUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : Tri Haryanto Jalu Pamungkas D 0308060 jukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat g Sarjana Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sos Ilmu Politik AS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK NIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 NAN DI ATAN guna sial dan

Upload: vuongque

Post on 14-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM INDUSTRI MAKANAN DI

DESA KEDUNGGUDEL, KALURAHAN KENEP, KECAMATAN

SUKOHARJO, KEBUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Oleh :

Tri Haryanto Jalu Pamungkas

D 0308060

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM INDUSTRI MAKANAN DI

DESA KEDUNGGUDEL, KALURAHAN KENEP, KECAMATAN

SUKOHARJO, KEBUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Oleh :

Tri Haryanto Jalu Pamungkas

D 0308060

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM INDUSTRI MAKANAN DI

DESA KEDUNGGUDEL, KALURAHAN KENEP, KECAMATAN

SUKOHARJO, KEBUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Oleh :

Tri Haryanto Jalu Pamungkas

D 0308060

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia maka hendaklah

(ia) berilmu dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia akhirat

maka hendaklah belajar dan berilmu, dan barang siapa menginginkan kedua-

duanya maka ia harus berilmu.

( HR. BUKHORI MUSLIM )

......” Allah Maha Lembut terhadap hamba-hambaNya, dia memberi rizki

kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Dialah Yang Maha Kuat Lagi Maha

Perkasa”.....

( Q.S. Ash Syura : 19 )

Allah telah berfirman bahwa baca dan tulis adalah kunci ilmu

pengetahuan.

( H.R. Shohih Bukhori )

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

“ Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang paling

Pemurah. Yang telah mengajar dengan perantara kalam. Dan mengajarkan

Kepada Manusia apa yang tidak diketahuinya “

( Q.S. Al’ Alaq : 1 – 5 )

Kupersembahkan karya ini..........................

Bagi mereka yang selalu membimbingku dan menasehatiku untuk selalu di

JalanNya

Mendoakanku agar selalu dilimpahi oleh rahmat dan hidayahNya

Mendorongku agar selalu menjadi umatNya

Yang selalu menginspirasiku di dalam seyiap langkah-langkahku

Teruntuk almarhum ibu dan seluruh keluarga serta seseorang yang selalu

mendorongku.

Terima kasih............

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada

penulis sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Dalam penelitian

ini penulis sengaja mengangkat masalah hubungan patron-klien dalam industri

masyarakat pedesaan di Desa Kedunggudel. Tujuan yang ingin di capai oleh

penulis adalah untuk mengetahui hubungan patron-klien dalam industri

rumahtangga di Desa Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo,

Kabupaten Sukoharjo.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada Allah SWT dan Rasul-RasulNya, Bp. Prof. Dr.

Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta ( UNS ), Drs. Sudarsana, PGD. PD selaku Dosen

Pembimbing Akademik, Ibu Siti Zunariyah, S. Sos, M. Si, selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya dan memberi saran

sehingga skripsi ini dapat selesai.

Selain dari pihak akademisi penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Almarhumah Ibunda Sarmiyati tercinta terima kasih atas kasih sayangmu

yang belum terbalaskan dan ayah yang selalu jadi panutan hidupku, Kabupaten

Sukoharjo yang telah menjadi tempat tumbuh kembangku, Pemerintah

Kalurahan Kenep yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk orientasi

data, Staff pengajar fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Unversitas Sebelas

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya selama

penulis menempuh studi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Mas Danang, Mas Untung, Dik Galih dan Erna Indah

Panglipur terima kasih atas dorongan moral kalian, Teman-teman Jurusan

Sosiologi angkatan 2008 yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu atas

segalanya terima kasih. Semoga semua bantuannya mendapatkan balasan yang

lebih baik dari Allah SWT. Amin

Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini jauh dari sempurna,

kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang

hati untuk perbaikannya di waktu yang mendatang. Penulis berharap penelitian

ini bermanfaat bagi para pembaca.

Sukoharjo, .....januari 2013

Penulis

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Tri Haryanto Jalu Pamungkas. D0308060. 2013. HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM INDUSTRI MAKANAN DI DESA KEDUNGGUDEL.Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasSebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan patronklienyang terjadi dalam masyarakat industri pedesaan di Desa Kedunggudel, KenepSukoharjo. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Lokasi penelitianberada di Desa Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo. Teknik pengumpulan data,peneliti menggunakan metode wawancara mendalam, obeservasi partisipatoris,dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pertukarandari Peter Blau dan teori patron-klien James Scott yang menjelaskan bahwahubungan ini mempunyai karakteristik sebagai bberikut : pemenuhan kebutuhansubsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, perlindungan, makelar danpengaruh, jasa patron kolektif.

Hubungan patron klien yang terjadi antara pemilik industri dengantenaga kerjanya merupakan salah satu bentuk interaksi timbal balik yang terbinasebagai bentuk pertukaran dan termasuk dalam proses hubungan kerja.Hubungan ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan status dan kedudukan antarakedua belah pihak,yakni status kepemilikan industri. Hubungan ini merupakansalah satu bentuk transaksi ekonomi elementer, dimana dalam hubungan tersebutterjalin pertukaran modal dengan jasa tenaga kerja. Pemilik industri memberikanjaminan penghidupan susbsistensi dasar dengan memberikan jaminan pekerjaandan jaminan pengupahan. Pemilik industri ini juga memberikan jaminan krisissubsistensi misalnya jaminan kesehatan, jaminan pendidikan dan TunjanganHari Raya. Selain itu dalam hubungan ini juga terdapat hubungan salingmelindungi antar satu pihak dengan pihak yang lain. Selain itu dalam hubunganini, pemilik industri juga memberikan bentuk bantuan jasa patron kolektif untukkepentingan masyarakat sekitar, misalnya pemberian hak guna lahan dan rumahuntuk dijadikan gudang perkakas, bantuan sponshorship,dan lain-lain. Danapabila ada permasalahan yang terjadi antara kedua belah pihak yang dapatmengganggu keberlangsungan hubungan ini, maka akan diselesaikan dengancara kekeluargaan, sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkankedua belah pihak. Jadi dengan adanya kepercayaan, rasa kekeluargaan, dan rasasaling menguntungkan antara kedua belah pihak yakni patron dan klien, dapatmempertahankan keberlangsungan hubungan patron klien ini dalam kehidupanmasyarakat Desa Kedunggudel dapat bertahan dan berlangsung dalam jangkawaktu yang cukup lama.

Kata Kunci : Patron, Klien, Industri Rumah Tangga

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Tri Haryanto Jalu Pamungkas. D0308060. 2013. PATERN OF RELATIONBETWEEN PATRON-CLIENT IN A FOOD INDUSTRY INKEDUNGGUDEL VILLAGE. Script of Sociology Social Politic Faculty ofSebelas Maret University of Surakarta.

This research is aimed to understand the patern of patron-client relationwhich occurs in a rural society industry in Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo. Thewriter uses Case Study. This research takes place in Kedunggudel village,Kenep, Sukoharjo. The tecnique of collecting data consist of in-depth interviewmethode, observation of participation, an documentation. In this study, the writerempolys exchange theory from Peter Blau and James Scott theory of patron-client, which explains that this relation has some characteristics; such as : thecompletenes basic requirements subsistence, the guarantee of subsistentioncrisis, protection, broker and its influence, the service collection of patron.

The relation of patron-client,which occurs between teh owner of industrywith their worker is one of resiprocal relation form which is built as an exchangeand it is covered in a process of job relation. This relation is caused by adifference of status and state between two different sides, the status of industryownership. This relation is a form of elementary economic transaction, in whichoccurs an exchange between modal and worker service. The owner gives anoccupation and guarantee of wages. The owner also gives guarantee ofsubsistention crisis, such as healthy guarantee, education guarantee adn susbsidyof holy day. Besides, this relation alsa has reciprocal relation which protecs eachother. Besides, on this relation the owner also gives an assistance of colectivepatron service for society important, for example : delegation of authority of areaan building for ware house, sponshorship assitance,etc. If some problems occurbetween them, which can disturb this relation, it will be solved in a familial way,so they will find an out way which can be beneficial to both of sides. So, byhaving believing, familial relation an beneficial feeling, between patron andclient, it can make this relation exist in a rural society in Kedunggudel for longtime.

Key Word : Patron, Client, Home Industry

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................v

KATA PENGANTAR ....................................................................................vi

ABSTRAK.......................................................................................................viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................11

A. Batasan Konsep ....................................................................................11

1. Hubungan .................................................................................11

2. Patron-klien ..............................................................................11

3. Hubungan Patron-klien ............................................................12

4. Industri ....................................................................................12

5. Industri Rumah Tangga ............................................................12

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................13

C. Landasan Teori .....................................................................................15

D. Kerangka Berpikir ................................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................29

A. Lokasi Penelitian ..................................................................................29

B. Metode Penelitian.................................................................................29

C. Sumber Data .........................................................................................31

D. Jenis Sumber Data ................................................................................34

E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................................34

1. Wawancara Mendalam ( indepth interview ) ..........................34

2. Obvervasi Langsung.................................................................35

3. Dokumentasi.............................................................................36

F. Populasi ................................................................................................36

G. Tehnik Pengambilan Sampel................................................................36

H. Validitas Data .......................................................................................37

I. Analisis Data ........................................................................................38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................41

B. Profil Informan .....................................................................................44

C. Hubungan Patron-Klien Dalam Industri Makanan Di Desa

Kedunggudel ........................................................................................47

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Hubungan Patro-klien dalam Industri Jenang di Desa Kedunggudel,

Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo............................................. .. 51

A. Penghidupan Kebutuhan Subsistensi Dasar.........................54

1. Jaminan Pekerjaan Tetap ..............................................54

2. Jaminan Pengupahan.....................................................59

B. Jaminan Krisis Subsistensi...................................................63

C. Perlindungan ........................................................................65

D. Jasa Patron Kolektif .............................................................67

E. Matriks Hasil Penelitian.......................................................69

B. Hubungan Patro-klien dalam Industri Karak/Rambak di Desa

Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo ………………. 69

A. Penghidupan Kebutuhan Subsistensi Dasar.........................71

1. Jaminan Pekerjaan Tetap ..............................................71

2. Jaminan Pengupahan.....................................................73

B. Jaminan Krisis Subsistensi...................................................75

C. Perlindungan ........................................................................77

D. Jasa Patron Kolektif .............................................................78

E. Matriks Hasil Penelitian.......................................................79

C. Hak dan Kewajiban Pemilik Industri........................................ .. 80

D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja.............................................. .. 82

D. Faktor Yang Mempengaruhi Masih Berlangsungnya Hubungan Patron-

Klien.................................................................................................... 82

1. Keterbatasan Pekerjaan Alternatif..................................................83

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Rendahnya Mobilitas Masyarakat Desa Kedunggudel ..................84

3. Adanya Politik Balas Budi .............................................................85

4. Matriks Hasil Penelitian .................................................................86

E. Pembahasan ..........................................................................................87

A. Penghidupan Kebutuhan Subsistensi Dasar .............................88

1. Jaminan Pekerjaan Tetap..................................89

2. Jaminan Pengupahan ........................................91

B. Jaminan Krisis Subsistensi .......................................................93

C. Perlindungan.............................................................................94

D. Jasa Patron Kolektif .................................................................95

E. Faktor yang mempengaruhi masih berlangsungnya

hubungan patron-klien sampai saat

ini..................................................... 98

1. Keterbatasan Alternatif

Pekerjaan...................................... 98

2. Rendahnya Mobilitas Masyarakat Desa

Kedunggudel....... 100

3. Adanya Politik Balas

Budi................................................. 101

BAB V PENUTUP .....................................................................................103

A. Kesimpulan...........................................................................................103

B. Implikasi ...............................................................................................105

C. Saran .....................................................................................................114

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 116

LAMPIRAN

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titik berat pembangunan nasional yang sedang berlangsung saat ini

diletakkan pada pembangunan sektor ekonomi. Dimana pembangunan

industri diarahkan pada peningkatan kemajuan dan kemandirian

perekonomian nasional serta kesejahteraan rakyat. Satu diantara

pembangunan bidang industri tersebut adalah pembangunan industri kecil,

dimana dalam pembangunan dan pengembangan industri perlu lebih

didorong dan dibina menjadi usaha yang mampu mandiri dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan industri kecil ini mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam perekonomian di Indonesia antara lain seperti member

manfaat social ( social benefit ) yang sangat berarti bagi perekonomian.

Manfaat pertama : industri kecil dapat menciptakan peluang usaha yang

luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Hal ini sejalan dengan

kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya dukung permodalan pengusaha

di Indonesia pada umumnya masih rendah. Manfaat Kedua : industri kecil

turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan

domestic. Ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri kecil cenderung

memperoleh modal dari tabungan pengusaha itu sendiri, atau tabungan dari

keluarga dan kerabatnya. Adapun manfaat social yang ketiga : industri kecil

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang,

karena industri kecil menghasilkan produk yang biasanya tidak dihasilkan

oleh industri besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada

gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim. Sehingga

dengan demikian memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat

sampai ke tangan konsumen secara tepat, mudah dan murah. ( Irzan Ashari

Saleh : 1986 )

Pada dasarnya keberadaan industri kecil dan kerajinan rumah tangga

di Indonesia memberikan andil yang cukup besar terhadap produk nasional,

sebagai sumber pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu,

keberadaan industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Indonesia perlu

mendapatkan perhatian, pembinaan dan pengarahan baik dari segi

permodalan maupun pemasaran. Sehingga dalam hal ini peranan pemerintah

sangat diperlukan guna kelangsungan usaha. Kebijakan jangka panjang yang

dilakukan pemerintah saat ini dalam sector industri terutama dalam usaha

berskala kecil-menengah yaitu dengan meningkatkan potensi dan partisipasi

aktif UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan

ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui

perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Sasaran dan

pembinaan usaha kecil adalah meningkatnya jumlah pengusaha menengah

dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri, sehingga pelaku

ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional ( Tiktik

Sartika dan Abd. Rachman, 2002 : 25).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa penjelasan di atas dalam tinjauan kedepan industri

kecil pada dasarnya menjanjikan berbagai potensi yang bagus. Namun untuk

menghindarkan timbulnya diskrepansi dalam penilaian dan pemahaman,

sebaiknya hal ini tetap dilihat dalam konteks permasalahan yang

menyertainya. Dari beberapa studi yang telah dilakukan terhadap industri

kecil ini dapat disimpulkan beberapa permasalahan pokok yang dihadapi

oleh industri kecil antara lain :

a. Iklim yang diskriminatif yang bersumber dari sikap dan tindakan

pemerintah

b. Relative terbatasnya akses untuk memperoleh kredit dari bank

komersiil, dan,

c. Berapa premis yang secara asasi merupakan kendala tersendiri bagi

perkembangan industri kecil. ( Irzan Ashari Saleh : 1986 )

Akan tetapi dalam kenyataannya, melalui berbagai survey yang

dilakukan oleh pemerintah, keberadaan industri kecil ini mampu

menunjukkan eksistensinya ditengah himpitan persaingan ekonomi, bahkan

banyak terjadi peningkatan jumlah industri kecil yang pada akhirnya

meningkatkan pula jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri kecil

tersebut. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa industri kecil dan

kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur

perekonomian di Indonesia, bahkan dari waktu ke waktu senantiasa

menunjukkan tingkat perkembangan yang mengesankan.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tampaknya terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari

resistensi dari keberadaan industri kecil dan industri rumah tangga dalam

perekonomian Indonesia.

a. Alasan pertama : sebagian besar populasi industri kecil berlokasi di

daerah pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga

kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan pertanian yang

semakin berkurang, maka industri kecil sebagai jalan keluarnya.

b. Kedua : beberapa jenis kegiatan industri kecil banyak menggunakan

bahan baku dari sumber-sumber terdekat ( disamping upah yang

murah ) juga telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan rendah.

c. Ketiga : harga jual yang relative murah serta tingkat pendapatan

kelompok “bawah” yang rendah sesungguhnya merupakan suatu

kondisi tersendiri yang member peluang industri kecil untuk tetap

bertahan.

d. Keempat : tetap adanya permintaan akan komoditi yang tidak

diproduksi secara masinal ( seperti batik tulis, batik cap, dll ) juga

merupakan salah satu aspek pendukung yang sangat kuat. ( Irzan

Ashari Saleh 1986 : 11)

Salah satu industri kecil yang masih bertahan adalah Industri Kecil

di desa Kedunggudel. Secara administratif Desa Kedunggudel ini terletak

dalam garis pemerintahan Kalurahan Kenep, Sukoharjo. Dengan Luas

Wilayah 282. 1535 Ha Kalurahan Kenep ini mempunyai sekitar 75 jenis

industri rumah tangga/ industri kecil yeng menyerap sekitar 275 tenaga kerja

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik berasal dari dalam maupun dari luar. Kebanyakan industri kecil ini

terletak di kalurahan Kenep Bagian Selatan tepatnya di Desa Kedunggudel.

Sebagai desa yang bergerak dalam bidang industri kecil/ rumah

tangga, akan dengan mudah dijumpai industri yang dijalankan oleh

masyarakat antara lain adalah Industri Jenang, Industri Batik Cap maupun

Tulis, Industri Karak dan Rambak, Industri Jamu Herbal, dan lain-lain. Dan

dari beberapa jenis industri ada di Desa Kedunggudel ini, Industri jenang

merupakan industri paling populer yang dijalankan oleh masyarakat di Desa

Kedunggudel. Sehingga desa ini pun menjadi desa Sentra Industri Jenang di

Wilayah Kabupaten Sukoharjo. Keberadaan Industri Jenang di Desa

Kedunggudel ini umumnya bersifat turun-menurun. Hal ini dikarenakan

banyak pengelola industri ini merupakan keturunan dari para pendahulu

mereka yang telah merintis industri jenang dari awal. Besarnya peluang dari

industri ini mempunyai daya tarik sendiri dari generasi selanjutnya untuk

meneruskan industri yang telah dijalankan oleh orang tuanya selama

bertahun-tahun.

Keberadaan industri kecil di Desa Kedunggudel ini secara tidak

langsung juga mempunyai peranan bagi masyarakat sekitar. Peranan yang

paling menonjol adalah dalam bidang social ekonomi, Dimana keberadaan

industri ini mempunyai potensi untuk menyerap tenaga kerja yang

berdampak semakin meningkatnya kualitas ekonomi masyarakat di desa

Kedunggudel. Dapat dilihat secara langsung mengenai dampak sosial

ekonomi yang diakibatkan oleh keberadaan industri ini yakni berkurangnya

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jumlah angka pengangguran yang ada di desa Kedunggudel, sehingga secara

tidak langsung juga mempengaruhi kehidupan perekonomian masyarakat

desa Kedunggudel.

Dalam pengelolaan industri di desa ini, dapat dibedakan menjadi 2

tipe yakni industri formal yang bersifat mengikat seperti Industri Jamu

Herbal dan industri nonformal yang bisa dikatakan lebih fleksibel seperti

industri karak, rambak, jenang, batik,dll. Industri formal dikatakan bersifat

mengikat, karena dalam proses rekrutment tenaga kerjanya dengan

menggunakan sistem kontrak yang dalam pengelolaan menggunakan aturan-

aturan tertentu, seperti adanya perjanjian tenaga kerja ( hitam di atas putih ),

jam kerja yang terjadwal dan sangat disiplin, sanksi perusahaan yang sangat

ketat, peraturan perusahaan yang sangat mengikat bagi tenaga kerjanya dan

lain sebagainya . Sedangkan dalam industri non formal dikatakan lebih

fleksibel dikarenakan dalam recruitment tenaga kerjanya lebih

mengedepankan aspek kekerabatan atas kesepakatan dua pihak yang saling

membutuhkan yang mana satu pihak mempunyai kedudukan lebih superior

dan pihak yang lain mempunyai kedudukan inferior, dan dalam proses

mencapai kesepakan tidak ada perjanjian tertulis hitam diatas putih,

melainkan adanya saling kepercayaan dan kesepakatan dua pihak yang

saling membutuhkan. Hubungan yang diterapkan oleh industri nonformal di

desa ini lazim disebut dengan hubungan Patron-klien. Hubungan Patron-

klien sendiri mempunyai pengertian pertukaran hubungan antara kedua

peran yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan yang

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan

status sosio-ekonominya yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh

dan sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan, serta keuntungan-

keuntungan bagi seseorang dengan status yang dianggapnyanya lebih

rendah (klien).

Dalam perkembangannya berdasarkan pra penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, keberadaan industri formal di desa ini mengalami sedikit

hambatan, yakni adanya ketidakcocokan penerapan sistem tenaga kontrak

bagi industri di desa ini. Hal ini dikarenakan masih kentalnya system

kekerabatan di desa ini, sehingga dengan adanya sistem kontrak ini

dikhawatirkan dapat meningkatkan jurang kesenjangan antara majikan dan

buruh. Hal inilah yang kurangnya ketertarikan warga sekitar untuk

bergabung dengan industri formal tersebut yang berakibat pada

perkembangan industri itu sendiri, bahkan ada yang mengalami gulung tikar

dikarenakan permasalahan tersebut. Tampak jauh berbeda dengan industri

nonformal yang lebih menerapkan system kekerabatan, kesepakatan yang

bersifat sukarela dan tidak mengikat. Industri ini mampu mempertahankan

keajegannya dalam pengembangan usahanya dan eksistensi dalam dunia

usaha rumah tangga. Tercatat ada sekitar 18 industri kecil yang mampu

bertahan sampai sekarang, antara lain industri Jenang, Industri Batik,

Industri Karak dan Rambak, dan lain sebagainya.

Disini menjadi satu ketertarikan peneliti terhadap industri rumah

tangga ini adalah mengenai hubungan yang terbentuk dalam industri rumah

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tangga di Desa Kedunggudel. Hal ini menarik bagi peneliti karena hubungan

ini ini mempengaruhi perkembangan dan kemajuan usaha. Dimana adanya

hubungan yang baik akan memperngaruhi proses pelaksanaan industri.

Tanpa adanya hubungan yang baik, maka industri tersebut tidak akan

berjalan dan berkembang.

Penelitian ini melihat mengenai hubungan patron-klien yang

terbentuk, yaitu antar patron dan klien. Menurut James C. Scott, hubungan

patron-klien merupakan hubungan pertukaran antara dua orang yang

melibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan

status sosio-ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan

sumberdaya yang dimilikinya untuk menyediakan perlindungan atau

keuntungan bagi seseorang yang lebih rendah statusnya (klien). Pada

gilirannya, klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan

bantuan kepada patron, termasuk jasa-jasa pribadi terhadap patron.

hubungan patron-klien dalam industri rumah tangga di Desa

Kedunggudel ini sangat menarik bagi peneliti, karena dalam hubungan

patron-klien terbentuk kerjasama yang sangat berguna bagi kelangsungan

usaha industri. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan

patron-klien yang terbentuk dalam industri rumah tangga di Desa

Kedunggudel, Kenep, Sukoharjo.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka muncul

beberapa perumusan masalah yang harus dipecahkan. Adapun perumusan

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. “Bagaimanakah Hubungan Patron-klien dalam industri makanan di

Desa Kedunggudel ?”

2. “Faktor apa sajakah yang mempengaruhi Hubungan Patron-klien di

Desa Kedunggudel mampu bertahan sampai saat ini ?”

C. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui Hubungan Patron-klien dalam industri makanan di

Desa Kedunggudel.

b. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mampu mempengaruhi

hubungan patron-klien ini mampu bertahan sampai dengan saat ini.

c. Meningkatkan kualitas dan pengetahuan penulis serta mengetahui

antara kesesuaian teori yang didapat penulis dari perkuliahan dengan

realitas yang ada di dalam masyarakat

D. Manfaat

1. Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Program Studi Imu

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sosial dan Politik, khususnya mengenai interaksi social patron klien

di industri rumah tangga pedesaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian bagi

peneliti lain yang ingin mendalami penelitian serupa.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau

masukan bagi industri rumah tangga, agar dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah yang tepat

dalam upaya meningkatkan produktivitas dan mengembangkan usaha.

2. Praktis

a. Dapat memberikan gambaran mengenai interaksi social Patron-klien

di industri pedesaan

b. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis,

pembaca, dan pihak-pihak yang masih berhubungan dengan interaksi

social patron-klien di industri rumah tangga pedesaan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

dunia akademis dan dapat menjadi acuan dasar bagi penelitian

selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan - hubungan

kerja khususnya dalam industri rumah tangga.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Batasan Konsep

a. Hubungan

Suatu ikatan pertalian antara 2 variabel yang berbeda, dimana yang

keduanya berdifat saling mengikat dan saling mempengaruhi.

b. Patron-Klien

Hubungan patron klien adalah pertukaran hubungan antara kedua peran

yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan yang melibatkan

persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan status sosio-

ekonominya yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan

sumber dayanya untuk menyediakan perlindungan, serta keuntungan-

keuntungan bagi seseorang dengan status yang dianggapnyanya lebih

rendah (klien). Klien kemudian membalasnya dengan menawarkan

dukungan umum dan bantuan termasuk jasa pribadi kepada patronnya.

Sebagai pertukaran yang tersebar, seperti jasa dan barang yang

dipertukarkan oleh patron dan klien mencerminkan kebutuhan yang

timbul dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak (Scott,

1993 : 7-8 ).

Hubungan patron-klien juga merupakan hubungan timbal-balik antara

dua orang yang dijalin secara khusus (pribadi) atas dasar saling

menguntungkan, serta saling memberi dan menerima (bersifat

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dyadicbersifat rangkap). Ikatan ini merupakan salah satu strategi nafkah

yang diterapkan melalui pemanfaatan modal sosial untuk bertahan hidup

atau memperbaiki standar hidupnya. Dalam hubungan timbal balik

tersebut, tercermin dalam hubungan kerja antar relasi keduanya, serta

hubungan sosial yang dilakukan antara keduanya di luar hubungan kerja.

Patron-clientelism is an unequal relationshipinvolving a two-way exchange between a patron of ahigher socioeconomic status and a client of a lowerone. Although they can become quite complex, thesimplest of these relationships involve patrons whouse their influence and/or resources to provideprotection and/or benefits to clients who in turnreciprocate by offering support and assistance,potentially votes, for example.

c. Hubungan Patron-Klien

Hubungan antara dua variabel yakni patron dan klien dimana keduanya

saling mengikat dan saling mempengaruhi.

d. Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi

bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang atau menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan

rancang bangun dan perekayasaan industri. ( Thee Kian Wee, 1994 :67 )

e. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga adalah unit usaha (establishment) dengan jumlah

pekerja 1 hingga 4 orang, yang kebanyakan adalah anggota-anggota

keluarga (family workers) yang tidak dibayar dari pemilik usaha atau

pengusaha itu sendiri. ( Irzan Ashari Saleh : 1986 )

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai hubungan patron-klien ini pernah dilakukan

oleh Marisa Kurniasih dengan judul “- Hubungan Patron-klien di Sentra

Kerajinan perak Kotagede Yogyakarta”. Dimana dalam penelitian tersebut

dapat di simpulkan bahwa dalam industri kerajinan perak tercipta hubungan

kerja yang baik antara perajin besar/ juragan dengan buruh/ ataupun perajin

kecil. hubungan kerja tersebut mulai dilakukan oleh pengusaha/ juragan

dengan perajin/ subkontrak ketika pemasaran kerajinan perak mulai ramai

dan menembus ke beberapa pasar di luar kota sehingga para juragan tidak

mampu untuk memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan waktu dan

tenaga kerja yang dimiliki.

Pada dasarnya hubungan kerja yang tercipta pada industri tersebut

dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Keberadaan juragan di desa

tersebut sangat menguntungkan bagi perajin, karena dapat mengatasi

masalah pemasaran produk yang dihasilkannya. Selain itu, perajin dapat

mengasah ketrampilan yang dimilikinya dengan cara belajar dan membuat

inovasi baru pada hasil karyanya tanpa harus meninggalkan tempat

tinggalnya. Sedangkan bagi pengusaha, kerja sama yang dilakukan dengan

perajin sangat menguntungkan karena dapat memenuhi permintaan pasar.

Akan tetapi, perjanjian kerja antara pengusaha dengan perajin pada

industri gerabah tidak resmi/ formal, perjanjian hanya atas dasar rasa saling

percaya saja sehingga hak dan kewajiban masing-masing tidak dinyatakan

secara tegas.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian lain tentang masalah hubungan kerja pernah dilakukan

Bramasto Dwi A ( Hubungan Patron-klien petani tembakau ( Studi

Deskriptif kualitaif tentang hubungan patron-klien petani temabaku di desa

Wonotirto, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung )), hasil penelitian ini

yaitu, adanya perbedaan status ekonomi antar keduanya yaitu adanya status

kepemilikan lahan pertanian. Adanya kepemilikan lahan pertanian oleh

petani ( patron ), maka dapat dijadikan oleh buruh ( klien )untuk salah satu

mata pencaharian hidup. Hubungan patron-klien yang terjalin yakni antara

juragan dan buruh ini merupakan suatu interaksi timabal balik yang terbina

sebagai bentuk pertukaran dan termasuk dalam bentuk hubungan kerja.

Hubungan ini merupakan prinsip transaksi ekonomi elementer sebagai dasar

pertukaran yaitu terjadi pertukaran modal dan tenaga kerja, buruh dengan

bermodalkan tenaga bekerja pada petani sebagai pemilik lahan dengan upah

sebagai imbalan. Upah yang diterima oleh buruh sudah ada kesepakatan dari

para juragan, dan disepakati oleh buruh, untuk jam kerja yang dijalani buruh

dirasa cukup berat karena kurangnya waktu istirahat yang diberikan oleh

juragannya. Modal yang dimiliki petani tembakau berasal dari hasil panen

dan pinjaman dari pedagang tembakau/ grader. Pedagang tembakau

memberikan pinjaman kepada petani tembakau dengan tujuan agar petani

tembakau menjual tembakau kepadanya, dan harga jual petani tembakau ini

ditentukan oleh pedagang tembakau. Apabila terjadi kesalahpahaman, maka

diselesaikan secara kekeluargaan demi kebaikan bersama. Jadi dengan

adanya rasa kepercayaan antara kedua belah pihak , rasa kekeluargaan, dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rasa saling menguntungkan antara juragan ( patron ) dan buruh ( klien ),

dapat mempertahankan sebuah hubungan patron-klien petani tembakau di

desa wonotirto dengan baik dan akan berlangsung lama.

Dari kedua hasil penelitian diatas, maka terdapat persamaan yang

mana dalam pengelolaannya saling menggunakan pola hubungan Patron-

klien, akan tetapi juga terdapat suatu perbedaan yakni mengenai lingkup

kerjanya, dimana yang satu berada dalam lingkup kerajinan perak yang

notabene mempunyai lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan industri

rumah tangga yang mempunyai lingkup yang lebih sempit. Disini menjadi

sebuah ketertarikan bagi peneliti untuk lebih mendalami bagaimana pola

hubungan Patron-klien yang terjalin dalam lingkungan industri rumah

tangga.

C. Landasan Teori

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Pertukaran Sosial

sebagai dasar acuan dalam proses menganalisa hubungan yang terjadi dalam

industri yang berkembang di pedesaan, dalam kasus ini mengenai hubungan

patron klien dalam industri di Desa Kedunggudel. Teori Pertukaran Sosial

(Social Exchange Theory) adalah teori yang termasuk dalam paradigma

perilaku sosial, yaitu paradigma yang mempelajari perilaku mausia secara

terus-menerus di dalam hidupnya. Teori pertukaran sosial merupakan satu

teori yang telah dikembangkan oleh pakar psikologi John Thibaut dan

Harlod Kelley (1959),ahli sosiologi seperti George Homans (1961), Richard

Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori ini, kita

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memasuki dalam hubungan pertukaran dengan orang lain kerana

daripadanya kita dapat memperolehi sesuatu ganjaran Dengan kata lain

hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan sesuatu

ganjaran.Bagi kita teori pertukaran sosial melihat antara perilaku dengan

lingkungan hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Pada

umumnya,hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan

masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi

dalam hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran (reward),

pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).

Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu

transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena

mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibaut dan Kelley,

pemuka utama dari teori ini menyimpulkan teori ini sebagai berikut:

“Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap

individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial

hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi

ganjaran dan biaya”. Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan

pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan.

Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan

menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Teori pertukaran sosial pun melihat

antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling

mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas

orang-orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut

terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan

(profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperloleh melalui adanya

pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan

keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial

terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang berdasarkan

perhitungan untung-rugi. Misalnya, - perilaku di tempat kerja, percintaan,

perkawinan, persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua

pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang

dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan

bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku

tersebut tidak ditampilkan.

Secara spesifik dalam pengkajian karya tulis ini, penulis

menggunakan Teori Pertukaran Sosial yang di kemukakan oleh Peter

Michele Blau. Blau mengatakan tidak semua perilaku manusia dibimbing

oleh pertukaran sosial, tetapi dia berpendapat kebanyakan memang

demikian. Social Exchange yang dimaksudkan dalam teori Blau ialah

terbatas pada tindakan-tindakan yang tergantung pada reaksi-reaksi

penghargaan dari orang lain dan berhenti apabila reaksi-reaksi yang

diharapkan itu tidak kunjung munncul.

Dengan menggunakan paradigma Menurut ahli sosiologi dari

Amerika iaitu Peter Blau.Beliau menempatkan dirinya pada permasalahan

yang bersumberkan proses sosial yang mengatur struktur komuniti dan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

struktur sosial yang sangat kompleks, dari proses yang lebih meluas pada

aktiviti seharian hubungan antara individu dan hubungan peribadi antara

mereka.Berbeza dengan Homans,Blau lebih melihat pada peringkat dimensi

kekuasaan di dalam pertukaran sosial.Transaksi dan kekuasaan adalah

akibat daripada pertukaran yang membentuk tekanan sosial sehingga harus

dipelajari daripada dimensi pertukaran itu sendiri dan bukan hanya daripada

sudut pandangan nilai dan konteks normatif sehingga dapat membatasi atau

menguat studi tersebut.Ketika seseorang menggunakan kekuasaannya

terhadap orang lain,maka segala bentuk kepuasannya bererti ia telah

menekan dan meminta wang daripada individu lain,iaitu orang yang

dibebani oleh kekuasaan tersebut.Hal ini tidak bererti bahawa hubungan

sosial tidak semestinya dalam permainan yang sama.Tetapi mungkin

kekuasaaan itu bermaksud setiap individu-individu dapat memperolehi

keuntungan daripada kumpulan mereka

Perhatian utama Blau ditujukan pada perubahan dalam proses-

proses sosial yang terjadi sementara orang bergerak dari struktur sosial yang

terjadi sementara orang bergerak dari struktur sosial yang sederhana menuju

strutuktur sosial yang kompleks, dan pada kekuatan-kekuatan sosial baru

yang tumbuh dari yang terakhir. Tidak semua transisi sosial bersifat simetris

dan berdasarkan pertukaran sosial seimbang.

Syarat Perilaku yang mengurus Pertukaran Sosial,

1. perilaku tersebut “ harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya

dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain”.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian

tujuan-tujuan tersebut.

Empat tipe nilai perantara:

1. Nilai-nilai yang bersifat khusus berfungsi sebagai media bagi kohesi

dan solidaritas sosial.

2. Ukuaran-ukuran tentang pencapaian dan bantuan sosial yang bersifat

umum melahirkan sistem stratifikasi sosial.

3. Sebagaimana dapat dilihat, nilai-nilai yang disyahkan itu merupakan

medium pelaksanaan wewenang dan organisasi-organisasi usaha-

usaha sosial berskala besar untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif.

4. Gagasan-gagasan oposisi adala media reoorganisasi dan perubahan,

oleh karena hal ini dapat menimbulkan dukungan bagi gerakan

oposisi dan memberi legitimasi bagi kepemimpinan.

Teori pertukaran sosial melihat antara perilaku dengan lngkungan

terdapat hubungan yang saling mempengaruhi ( reciprocal), karena

lingkungan kita umumnya erdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang

–orang lain tersebut dipandang mempnyai perilaku yang saling

mempengaruhi. Hubungan pertukara dengan orag lain akan menghasilkan

suatu imbalan kepada kita.

Dalam penelitian mengenai hubungan Patron-klien ini penulis

menggunakan Teori Patron-klien oleh James Scott yang menjelaskan

konsep tindakan yang mempunyai tujuan dimana tindakan tersebut

mempunyai skema pertukaran barang dan jasa.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hubungan patron-klien berawal dari adanya pemberian barang atau

jasa yang dapat dalam berbagai bentuk yang sangat berguna atau diperlukan

oleh salah satu pihak, bagi pihak yang menerima barang atau jasa tersebut

berkewajiban untuk membalas pemberian tersebut. Terjadinya pertukaran

barang atau jasa dalam relasi ini karena orang yang memiliki surplus akan

sumber-sumber atau sifat-sifat yang mampu memberikan reward cenderung

untuk menawarkan berbagai macam pelayanan atau hadiah secara sepihak.

Dalam hal ini mereka dapat menikmati sejumlah besar reward yang

berkembang dengan statusnya yang lebih tinggi akan kekuasaan atau orang

lain.

The term of patron-client politics is nothing new to students ofpolitics. In regimes where channel of political patricipation are notopen, the state seeks to regiment political patricipation by theinfomal hierachies of patron-client network. Relationships inpatronage networks are instrumental in which high status patronsoffer protection and resources to lower status clients in exchange fortheir votes, support, adn following. Patron can then make use of theirpower base in negoitaion with goverment officials. In manydeveloping countries, networks of patron and clients serve to bringordinary people into contact with formal politics. These networksreplace the representative institution in democracies, adn act aspolitical glue. However, where clientism pervades, it sustainspolitical inequality, limits genuine political participation, adn hindersdemocratis consolidation. ( LAM WAI-MAN Patron-client politicsRevisited : The Case of Macau )

Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

patron-klien dalam politik ini terjadi karena adanya perbedaan status dalam

kehidupan berpolitik yang mana salah satu pihak ini mempunyai status dan

kedudukan yang lebih tinggi ( patron ) dan salah satu pihak mempunyai

status dan kedudukan dalam politik yang lebih rendah ( klien ). Adapun

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertukaran yang terjadi dalam hubungan politik ini, pihak patron

memberikan perlindungan dan menyediakan kebutuhan bagi klien untuk

mendapatkan hak suara, dukungan dan partisipasi.

Adanya perbedaan dalam transaksi pertukaran barang atau jasa

akibat terdapat pihak yang berstatus sebagai superior di satu sisi dan pihak

yang berstatus sebagai inferior di sisi lain berimplikasi pada terciptanya

kewajiban untuk tunduk hingga pada gilirannya memunculkan hubungan

yang bersifat tidak setara / tidak seimbang. Hubungan semacam ini bila

dilanjutkan dengan hubungan personal (non-kontraktual) maka akan

menjelma menjadi hubungan patron-klien.

Selain itu ada beberapa pengertian mengenai Patron-klien antara lain seperti

:

a. Wolf menekankan bahwa hubungan patron-klien bersifat vertikal

antara seseorang atau pihak yang mempunyai kedudukan sosial,

politik dan ekonomi yang lebih tinggi dengan seseorang atau pihak

yang berkedudukan sosial, politik dan ekonominya lebih rendah.

Ikatan yang tidak simetris tersebut merupakan bentuk persahabatan

yang berat sebelah.

b. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Scott, di mana

menurutnya seorang patron berposisi dan berfungsi sebagai pemberi

terhadap kliennya, sedangkan klien berposisi sebagai penerima segala

sesuatu yang diberikan oleh patronnya.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Menurut Legg, nilai barang yang dipertukarkan harus seimbang, di

mana nilai barang atau jasa yang dipertukarkan tersebut ditentukan

oleh pelaku atau pihak yang melakukan pertukaran, di mana ketika

barang atau jasa tersebut semakin dibutuhkan maka ia akan semakin

tinggi nilainya.

Adapun arus patron ke klien yang dideteksi oleh James Scott berkaitan

dengan kehidupan petani adalah:

a. Penghidupan subsistensi dasar yaitu pemberian pekerjaan tetap kepada

klien.

b. Jaminan krisis subsistensi, yaitu dengan memberikan pinjaman kepada

klien saat terkena musibah atau sedang sakit.

c. Perlindungan, yaitu melindungi klien dari bahaya pribadi maupun

bahaya umum.

d. Makelar dan pengaruh. Patron selain menggunakan kekuatanya untuk

melindungi kliennya, ia juga dapat menggunakan kekuatannya untuk

menarik keuntungan/hadiah dari kliennya sebagai imbalan atas

perlindungannya.

e. Jasa patron secara kolektif. Secara internal patron sebagai kelompok

dapat melakukan fungsi ekonomisnya secara kolektif. Yaitu

mengelola berbagai bantuan secara kolektif bagi kliennya.

Sedangkan arus dari klien ke patron, adalah:

Jasa atau Tenaga yang berupa keahlian teknisnya bagiu kepentingan

patron. Adapun jasa-jasa tersebut berupa jasa pekerjaan dasar/pertanian,

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jasa tambahan bagi rumah tangga, jasa domestik pribadi, pemberian

makanan secara periodik dll. Bagi klien, unsur kunci yang mempengaruhi

tingkat ketergantungan dan penlegitimasiannya kepada patron adalah

perbandingan antara jasa yang diberikannya kepada patron dan dan

hasil/jasa yang diterimannya. Makin besar nilai yang diterimanya dari

patron dibanding biaya yang harus ia kembalikan, maka makin besar

kemungkinannya ia melihat ikatan patron-klien itu menjadi sah dan legal.

Dalam suatu kondisi yang stabil, hubungan kekuatan antara

patron dan klien menjadi suatu norma yang mempunyai kekuatan moral

tersendiri dimana didalamnya berisi hak-hak dan kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Norma-norma tersebut akan

dipertahankan sejauh memberikan jaminan perlindungan dan keamanan

dasar bagi klien. Usaha-usaha untuk merusmuskan kembali hubungan

tersebut kemudian dianggap sebagai usaha pelanggaran yang mengancam

struktur interaksi itu sehingga sebenarnya kaum elitlah/patronlah yang

selalu berusaha untuk mempertahankan sistem tersebut demi

mempertahankan keuntungannya. Hubungan ini adalah berlaku wajar karena

pada dasarnya hubungan sosial adalah hubungan antar posisi atau status

dimana masing-masing membawa perannya masing-masing. Peran ini ada

berdasarkan fungsi masyarakat atau kelompok, ataupun aktor tersebut dalam

masyarakat, sehingga apa yang terjadi adalah hubungan antar posisi

dikeduanya

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Scott, agar bentuk hubungan kerja patron klien dapat

berjalan mulus diperlukan adanya unsur-unsur sebagai berikut :

1. Apa yang diberikan satu pihak adalah sesuatu yang berharga dipihak

lain. Entah pemberian itu berupa barang ataupun jasa, dan bisa

beragam bentuknya. Dengan pemberian ini diharapkan pihak

penerima merasa mempunyai kewajiban untuk membalasnya,

sehingga terjadi hubungan timbal balik.

2. Terjadi hubungan timbal balik. Adanya unsur timbal balik inilah, kata

Scott, yang mebedakan hubungan ini dengan hubungan lainnya,

seperti hubungan yang bersifat pemaksaan ( coercion ) atau hubungan

karena adanya wewenang formal ( formal authority ).

3. Didukung oleh norma-norma dalam masyarakat yang memungkinkan

pihak yang lebih rendah kedudukannya (klien) melakukan penawaran.

Artinya bilamana salah satu pihak merasa bahwa pihak lain tidak

memberi seperti yang diharapkannya, dia dapat menarik diri dari

hubungan tersebut tanpa terkena sanksi sama sekali.

Lebih jauh lagi Scott juga mengemukakan hubungan patron klien

mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan hubungan sosial

lain, Scott mengemukakan ciri-ciri tersebut sebagai berikut :

1. Terdapat ketimpangan pertukaran ( inequaity of exchange ) yang

menggambarkan perbedaan dalam kekuasaan, kekayaan dan kedudukan.

Klien adalah seorang yang masuk dalam pertukaran yang tidak seimbang,

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimana ia tidak mampu sepenuhnya mengembalikan pemberian patron,

sehingga hutang kewajibannya mengikat dan bergantung kepada patron.

Ketimpangan ini terjadi karena patron berada dalam posisi pemberi

barang dan jasa yang sangat dibutuhkan oleh si klien beserta keluarganya

agar mereka bisa tetap hidup. Rasa wajib membalas pada diri si klien

muncul lewat pemberian ini, selama pemberian tersebut masih dirasakan

mampu memenuhi kebutuhan yang paling pokok atau masih diperlukan.

2. Adanya sifat tatap muka ( face to face character ), dimana hubungan ini

bersifat instrumental yakni, kedua belah pihak saling memperhitungkan

untung dan rugi, meskipun demikian masih terdapat unsur rasa yang tetap

berpengaruh karena kedekatan hubungan. Memang hubungan timbal-

balik yang berjalan terus dengan lancar akan menimbulkan rasa simpati (

affection) antara kedua belah pihak, yang selanjutnya membangkitkan

rasa saling percaya dan rasa dekat. Dekatnya hubungan ini kadangkala

diwujudkan dalam bentuk penggunaan istilah panggilan yang akrab bagi

partnernya. Dengan adanya rasa saling percaya ini seorang klien dapat

mengahrapkan bahwa si patron akan membantunya jika dia mengalami

kesulitan, jika dia memerlukan modal dan sebagainya. Sebaliknya jika si

patron juga dapat mengharapkan dukungan dari si klienapabila pada

suatu saat dia memerlukan. Dengan demikian, walaupun hubungan ini

bersifat instrumental, dimana kedua belah pihak memperhitungkan

untung dan rugunya dari hubungan tersebut bagi mereka, namun

demikian ini tidak berarti bahwa relasi yang terbentuk itu netral sama

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekali. Unsur rasa masih terlibat juga didalamnya. Adanya tahapan tatap

muka dalam hubungan ini, serta terbatasnya sumber daya si patron

membuat jumlah hubungan yang dapat digantikannya menjadi hubungan

patronase yang terbatas pula.

3. Ikatan ini bersifat luwes dan meluas ( diffuse flexibility ), sifat meluas

terlihat pada tidak terbatasnya hubungan pada kegiatan kerja saja,

melainkan juga hubungan tetangga, kedekatan secara turun menurun atau

persahabatan di masa lalu, selain itu terdapat pertukaran bantuan tenaga (

jasa ), dan kekuatan selain jenis-jenis pertukaran dengan barang dan jasa.

Seorang patron misalnya, tidak saja dikaitkan dengan hubungan sewa-

menyewa tanah dengan kliennya, tetapi juga oleh hubungan sebagai

sesama tetangga, atau mungkin teman sesama sekolah dulu, atau orang-

orang tua mereka saling bersahabat, dan sebagainya. Juga bantuan yang

diminta dari klien dapatt bermacam-macam, antara lain mulai dari

membantu dalam upaya perbaikan rumah, mengolah tanah,

mengantarkan anak ke sekolah, samapai ke kampanye politik. Di lain

pihak si klien dibantu tidak hanya kalau ada musibah saja, melainkan

juga kalau dia mengalami kesulitan dalam mengurus sesuatu, kalau

mengadakan pesta-pesta tertentu, serta kalau ada keperluan lagi.

Pendeknya hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam

keperluanoleh kedua belah pihak, dan sekaligus juga merupakan

semacam jaminan sosial bagi mereka. Oleh karena itu, relasi inipun dapat

memberikan rasa tenteram bagi para pelakunya.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

( Scott dalam Hedi Sri Ahimsa Putra, 1988 : 3 )

Berdasarkan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa bentuk

hubungan patron-klien yang terjadi antara juragan dan buruh,

menempatkan posisi juragan sebagai patron dan buruh sebagai klien.

Dalam hubungan tersebut terjadi hubungan timbal balik antara keduanya

dan apa yang diberikan oleh salah satu pihak akan terlihat berharga di

pihak yang lain. Dalam hal ini, akan terjadi pertukaran yang saling

menguntungkan antara keduanya. Dimana juragan akan memberikan

pekerjaan bagi menjadi buruhnya. Sehingga dari adanya hubungan

pertukaran antara patron-klien akan mengarah pada aktivitas hubungan

kerja dan hubungan sosial yang saling menguntungkan.

D. Kerangka Berpikir

Pada sentra industri rumah tangga Di Kedunggudel, terbentuk

hubungan kerja antara pelaku industri dengan tenaga kerjanya. Pola

hubungan kerja tersebut tercermin dalam hubungan patron-klien yang

terjalin antara pelaku industri dengan dengan tenaga kerjanya. Hubungan

patron-klien merupakan hubungan pertukaran antara dua orang yang

melibatkan persahabatan instrumental dimana seorang individu dengan

status sosio-ekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pengaruh dan

sumberdaya yang dimilikinya untuk menyediakan perlindungan atau

keuntungan bagi seseorang yang lebih rendah statusnya (klien). Pada

gilirannya, klien membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan

bantuan kepada patron, termasuk jasa-jasa pribadi terhadap patron.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berlakunya hubungan timbal balik ini akan berdampak langsung terhadap

keberlangsungan usaha.

Gb. Kerangka Berpikir

Keberadaan pelaku industri dalam sentra industri tersebut cukup

menguntungkan bagi tenaga kerjanya, karena memberikan kesempatan

peluang kerja demi menambah pendapatan guna memenuhi kebutuhan

hidup. Hubungan yang terjalin nantinya akan mengarah pada hubungan

kerja dan hubungan sosial diantara keduanya.

Pemilik Industri

(Juragan/Patron )

Tenaga Kerja

Buruh/ Klien

Keberlangsungan

Industri Rumah Tangga

Penghidupan,Perlindungan, JaminanSubsistensi

Kesetiaan, Jasa Kolektif

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Kedunggudel, Kalurahan Kenep, Kecamatan

Sukoharjo . Adapun alasan yang menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi

tersebut karena :

1. Di Desa Kedunggudel terdapat banyak pelaku industri yang bergerak

dalam industri rumah tangga.

2. Peneliti sudah mendapatkan orang yang bersedia untuk menjadi

informan.

3. Dekat dengan rumah saudara peneliti.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Studi Kasus. Penelitian Studi

kasus adalah salah satu metode yang unggul untuk membawa kita untuk

memahami masalah yang kompleks dan dapat menambah kekuatan untuk

mengetahui apa yang sudah diketahui melalui penelitian sebelumnya.

Metode studi kasus ini memiliki korelasi yang sangat kuat dengan studi

kasus dan penelitian dengan diskusi.

Beberapa alasan mengapa menggunakan metode studi kasus, sebagai berikut:

1. Menyediakan secara mendalam pemeriksaan longitudinal sebuah

kasus.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Menyediakan cara sistematis untuk melihat kejadian, pengumpulan

data, dan menganalisa

3. Memberikan pemahaman yang tajam tentang mengapa suatu kejadian

terjadi, dan apa yang mungkin menjadi penting untuk melihat lebih

intensif di masa mendatang.

Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan beberapa keuntungan mengapa

menggunakan metode studi kasus, sebagai berikut:

1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan

antar variable serta proses yang memerlukan penjelasan dan

pemahaman yang lebih luas.

2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan

mengenai konsep dasar perilaku manusia. Melalui penyelidikan

intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-

hubungan yang ( mungkin ) tidak diharapkan/ diduga sebelumnya.

3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan yang sangat

berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi

perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka

pengembangan ilmu-ilmu social.

Disamping tiga keunggulan diatas, keunggulan studi kasus juga mempunyai

keunggulan spesifik lainnya, seperti yang dilansir oleh Black dan Champion

( 1992 ) antara lain sebagai berikut :

a. Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang

digunakan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari

topic yang diselidiki.

c. Dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan

social.

d. Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori.

e. Studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan

penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

3. Sumber Data

Menurut Robert K. Yin, Sumber data yang digunakan dalam penelitian studi

kasus adalah :

1. Dokumen-dokumen sebuah studi kasus dapat berbentuk surat-surat,

memorandum, agenda, surat adminsistrasi, artikel koran, atau berupa

dokumen dokumen yang relevan untuk diinvestigasi. Dalam

kepentingan triangulasi bukti, dokumen-dokumen ini berfungsi untuk

menguatkan bukti-bukti dari sumber lain. Dokumen dapat

menyebabkan menyebabkan kepalsuan di tangan para peneliti yang

berpengalaman, yang telah menjadi kritik terhadap studi kasus.

Dokumen adalah komunikasi antara pihak-pihak dalam penelitian,

peneliti sebagai pengamat mengganti serta menjaga pemikiran ini akan

membantu peneliti menghindari kesesatkan dari dokumen tersebut.

2. Arsip dokumen mendapatkan layanan catatan dari peneliti, pencatatan

organisasi, daftar nama-nama, survey data, dan jenis pencatatan lainnya.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peneliti harus berhati-hati dalam menilai ketepatan catatan sebelum

menggunakannya.

3. Wawancara adalah salah satu sumber informasi paling penting studi

kasus. Ada beberapa bentuk wawancara: wawancara terbuka,

wawancara terfokus, dan terstruktur atau survei. Dalam sebuah

wawancara terbuka, responden atau sumber informasi diminta

memberikan komentar tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Mereka

dapat mengajukan solusi atau memberikan informasi tentang peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Mereka juga dapat

menguatkan bukti yang diperoleh dari sumber-sumber lain.

Peneliti harus menghindari ketergantungan pada satu informan, dan

mencari data yang sama dari sumber lain untuk memeriksa keasliannya.

Wawancara terfokus digunakan dalam situasi di mana responden yang

diwawancarai untuk waktu singkat, biasanya menjawab pertanyaan pun

sudah ditetapkan. Teknik ini sering digunakan untuk mengkonfirmasi

data yang dikumpulkan dari sumber lain. Wawancara terstruktur mirip

dengan survei, dan digunakan untuk mengumpulkan data dalam kasus-

kasus seperti studi lingkungan. Pertanyaan yang rinci dan

dikembangkan di muka, sama seperti mereka dalam survey. Dalam

penelitian ini peneliti akan mengambil responden dari pemilik usaha/

industri ( Patron ), tenaga kerja ( Klien ), dan masyarakat setempat

guna menguatkan bukti yang ada.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pengamatan langsung terjadi ketika kunjungan lapangan dilakukan

selama studi kasus. Bisa sesederhana kegiatan pengumpulan data

kasual, atau protokol formal untuk mengukur dan mencatat perilaku.

Teknik ini berguna untuk memberikan informasi tambahan tentang

topik yang sedang dipelajari, yakni mengenai yang terjadi dalam

pengelolaan industri rumah tangga di Desa Kedunggudel. Keandalan

ditingkatkan ketika lebih dari satu pengamat terlibat dalam tugas.

5. Partisipant-observasi membuat peneliti menjadi peserta aktif dalam

penelitian yang sedang dipelajari. Hal ini sering terjadi dalam studi

tentang lingkungan atau kelompok. Teknik ini menyediakan beberapa

peluang yang tidak biasa untuk mengumpulkan data, tapi bisa

menghadapi beberapa masalah. Teknik ini mampu untuk mengetahui

seberapa jauh hubungan ini terjadi, sehingga dalam penelitian ini bisa

mengambil kesimpulan yang mungkin berada diluar konteks hubungan

yang terjadi.

6. Physical artifacts bisa menjadi alat, instrumen, atau beberapa bukti fisik

lainnya yang dapat dikumpulkan selama studi sebagai bagian dari

kunjungan lapangan. Perspektif peneliti dapat diperluas sebagai hasil

dari penemuan itu. Sehingga peneliti mampu menganalisa data yang

diperoleh secara luas.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Jenis Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yang digunakan untuk studi kasus ini berasal dari hasil

wawancara antara peneliti dengan informan.

b. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan mendukung dan melengkapi data primer yang

berkenaan dengan masalah penelitian. Data sekunder ini berupa arsip

mengenai data monografi penduduk Kalurahan Kenep, yang didapatkan

di Kalurahan Kenep.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang

dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong), 2002:135)

Wawancara mendalam mengarah pada kedalaman informasi,

guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang fokus

penelitian yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi

penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam.

Wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara intensif dan berulang-ulang untuk mendapatkan

informasi yang diharapkan, sehingga dalam wawancara mendalam

lebih bersifat terbuka (Bungin, 2003 : 110).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

menggunakan pedoman wawancara atau interview guide yang

berupa daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti sesuai

dengan fokus penelitian.

Teknik wawancara ini tidak dilakukan secara ketat dan

terstruktur, tertutup dan formal, tetapi lebih menekankan pada

suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka, yang mana

pewawancara telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang

dimungkinkan dapat berkembang saat wawancara berlangsung.

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai obyek peneliti

dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan

dari penelitian ini guna menggali informasi tentang dan faktor yang

menyebabkan terjadinya hubungan Patron-klien di Desa

Kedunggudel.

b. Observasi Berperan / Pengamatan Secara Langsung

Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan

maupun pencatatan secara langsung terhadap hal yang berkaitan

dengan persoalan-persoalan yang diteliti.

Pada saat pengumpulan data primer yang berupa pengamatan

terhadap aktivitas masyarakat tidak terlibat secara langsung dalam

kegiatan yang dilakukan obyek penelitian, namun hanya sebatas

seorang pengamat. Salah satu contohnya peneliti mengamati

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aktivitas klien yang sedang di rumah seorang patron, guna

mengetahui secara langsung bagaimana hubungan yang terjadi.

c. Dokumentasi

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang

berupa kamera. Kamera yang ada digunakan untuk mengambil

gambar yang ada di lapangan. Adapun gambar yang diambil

misalnya proses kerja dalam pembuatan produk-produk industri

rumah tangga, industri yang berkembang, dan hasil-hasil industri

rumah tangga.

5. Populasi

Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki

spesifikasi atau ciri-ciri tertentu. Dalam kasus ini adalah orang-orang yang

bergerak dalam bidang industri kecil baik pemilik industri maupun pekerja

atau tenaga kerja yang berada di wilayah di desa Kedunggudel.

6. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini bersifat Purpossive Sampling. Purpossive sampling

adalah pengambilan sampel yang sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti.

Dalam penelitian kualitatif, hasil sampel yang dikumpulkan tidak

dimaksudkan untuk mewakili hasil keseluruhan populasi. Oleh karena itu,

fungsi sampel lebih ditekankan untuk menggali serta menemukan sejauh

mungkin informasi yang penting. Dalam penelitian ini teknik pengambilan

sampelnya dengan teknik purposive sampling, yaitu peneliti memilih

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.

7. Validitas Data

Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan

teknik Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu infomasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan (Moleong, 2002:178). Untuk melakukan pembandingan dan

pengecekan, peneliti melakukannya dengan menanyakan kembali

kebenarannya pada obyek peneliti.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Analisis Data

Menurut Moleong, dalam Patton (1980:268) mengatakan bahwa analisis

data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu

, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat diketemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disampaikan oleh data (Moleong,

2002:103).

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan analisis data studi kasus berupa

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif Miles dan

Huberman yang terdiri dari empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap

pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap display data, dan yang terakhir

tahap kesimpulan atau konklusi. Keempat tahapan analisis data model

interaktif Miles dan Huberman dapat dijelaskan dalam gambar sebagai

berikut:

Reduksi data Display data

Kesimpulan /Verifikasi

Pengumpulandata

Gambar 1Analisis data model interaktif Miles dan Huberman

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keempat model interaktif Miles dan Huberman dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data terjadi disaat peneliti melakukan wawancara,

observasi partisipan, disaat membuat catatan lapangan, bahkan disaat

peneliti berinteraksi dengan lingkungan sosial subyek penelitian. Hasil

dari kegiatan itu adalah data yang akan diolah. Sepanjang penelitian

berlangsung, sepanjang itu pula proses pengumpulan data dilakukan.

Ketika data yang diperoleh telah cukup untuk diproses dan dianalisi,

tahap selanjutnya adalah melakukan reduksi data.

2. Reduksi Data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman

segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script)

yang akan dianalisis. Hasil dari rekaman wawancara akan diformat

menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan

lapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, dan hasil studi dokumen

diformat menjadi skrip analisi dokumen.

3. Display Data

Setelah semua data di format berdasarkan instrumen pengumpul data dan

telah berbentuk tulisan, langkah selanjutnya adalah melakukan display

data. Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah

seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas

kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai dengan tema-tema yang sudah

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikelompokan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema

tersebut kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut

dengan subtema dan diakhiri dengan memberikan kode.

4. Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan merupakan uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang

tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah

terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancara. Terdapat tiga

tahapan yang harus dilakukan dalam tahap kesimpulan. Yang pertama,

menguraikan subkategori tema dalam tabel kategorisasi dan pengodean

disertai dengan kutipan verbatim wawancara. Yang kedua, menjelaskan

hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian. Yang

ketiga, membuat kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan

penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Desa Kedunggudel

Desa Kedunggudel merupakan salah satu desa yang berada di

bawah wilayah administratif Kalurahan Kenep. Desa Kedunggudel ini

berada di wilayah selatan Kalurahan Kenep. Jarak antara Desa

Kedunggudel dengan Kalurahan sekitar 1 Kilometer dan Jarak antara Desa

Kedunggudel dengan wilayah Pemerintahan Pusat Kabupaten Sukoharjo

sekitar 10 Kilometer. Desa Kedunggudel ini berada di wilayah Kecamatan

Sukoharjo. Adapun batas-batas wilayah Desa Kedunggudel secara

administratif adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Bangkekan

b. Sebelah Timur : Desa Banmati

c. Sebelah Selatan : Sungai Bengawan Solo

d. Sebelah Barat : Desa Tangkisan.

Desa Kedunggudel sendiri terbagi menjadi 3 RW, dan 11 RT.

Mengenai Keadaan Sosial budaya di Desa Kedunggudel, sebagian

besar merupakan penduduk asli meskipun ada juga yang berstatus sebagai

pendatang yang sebagian besar merupakan karyawan PT. SRITEX yang

berasal dari luar wilayah Desa Kedunggudel.

Yang dimaksudkan dengan penduduk asli di Desa Kedunggudel

adalah penduduk yang semenjak lahir telah tinggal dalam desa

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedunggudel sejak kampung ini mulai adanya pertumbuhan, dan secara

turun menurun mendiami lahan yang ada, dimana alasan mereka tinggal

adalah karena mereka telah tinggal selama ini sejak desa ini mulai terdapat

pertumbuhan, rumah warisan, ikatan kekeluargaan, letak strategis dan

aksesbilitas dan juga tempat untuk mencari makan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penduduk pendatang adalah

penduduk yang berasal dari luar daerah dan berangsur-angsur dan

mendiami rumah tinggal mereka yang baru, dimana alasan mereka tinggal

adalah mereka masih merasa betah tinggal ditempat yang baru selain itu

juga karena diakibatkan kedekatan keluarga dengan penduduk asli,

adapula dikarenakan karena kedekatan dengan lokasi pekerjaan.

Untuk kegiatan sosial yang umum dilaksanakan di desa

Kedunggudel ini adalah rutin setiap bulan mengadakan pertemuan-

pertemuan antara warga desa dalam satu kelurahan membicarakan

mengenai kelangsungan hidup mereka, perkembangan hidup mereka,

kemudian mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di desa

Kedunggudel. Selain itu juga diadakan kegiatan gotongroyong yang

dilaksanakan rutin setiap minggunya secara bergantian untguk

mengadakan kegiatan bersih-bersih desa. Untuk kegiatan sosial yang

sifatnya non formal dilakukan antar warga masyarakat seyiap harinya

ketika berkomunikasi dengan tetangganya sehari-hari, kemudian pada saat

melakukan aktivitas pekerjaan dan keagamaan.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Desa Kedunggudel sendiri juga dikenal sebagai Sentra Industri

baik makanan maupun industri batik. Tercatat ada sekitar 18 industri yang

bergerak dalam bidang pembuatan Jenang Merah, Kerupuk ( Karak dan

Rambak ), Cumi-cumi( pangsit ), emping, dan jajanan pasar dan ada 4

industri yang bergerak dalam pembuatan kain batik, baik batik cap

maupun batik tulis. Keberadaan industri kecil ini dianggap sangat

membantu taraf perekonomian masyarakat Desa Kedunggudel pada

umumnya, karena sebagian besar masyarakat Desa Kedunggudel bergerak

dalam bidang perdagangan, dan indutsri ini mampu menyerap tenaga kerja

baik dari wilayah Desa Kedunggudel maupun dari luar wilayah desa

Kedunggudel. Dari identifikasi yang telah dilakukan oleh peneliti di

lapangan, keberadaan industri batiklah yang mampu menyerap jumlah

tenaga yang paling besar yakni sekitar 40 orang yang bekerja dalam

industri batik. Selain batik industri makanan yang ada didesa Kedunggudel

juga mampu menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 30 orang.

Potensi mengenai pemasaran hasil industri rumah tangga di desa

Kedunggudel kebanyakan didistribusikan ke luar daerah, bahkan ada juga

yang pemasarannya sampai ke luar Provinsi maupun luar Jawa. Antara lain

ke Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan

sebagainya. Hal tersebut bisa terjadi karena setiap perantau yang kembali

ke tanah rantau selalu membawa hasil industri rumah tangga tersebut

sebagai oleh-oleh sehingga daerah ini mempunyai potensi sebagai salah

satu pusat jajanan dan oleh-oleh khas Kabupaten Sukoharjo.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Profil Informan

Dalam penelitian ini, informan yang diambil adalah informan yang sesuai

dengan maksud dan tujuan penelitian. Karena penelitian ini mengenai

hubungan patron klien yang terjadi dalam lingkup industri kecil di

masyarakat pedesaan, maka informan yang diambil adalah pemilik industri

kecil dan tenaga kerjanya. Adapun informan tersebut adalah 6 informan

yang bertindak sebagai pemilik industri kecil dan 6 informan yang bertindak

sebagai tenaga kerja. Untuk lebih jelasnya, data mengenai informan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Pemilik Industri/ Patron

a. Bapak Teguh Miyatno.

Bapak Teguh merupakan pemilik industri kecil yang bergerak

dalam pembuatan jenang. Pendidikan terakhir yang dienyam oleh

Bapak Teguh ini adalah Tidak Tamat SD. Beliau menjalankan

industri ini yang diwariskan secara turun menurun. Usaha yang

dijalankan ini tergolong cukup besar, karena kapasitas produksinya

cukup besar. Terutama saat ada pesanan untuk keperluan hajatan

dan lain-lain. Adapun daerah pemasaran produk yang dihasilkan

adalah wilayah sukoharjo pada umumnya, di Pasar Tawangsari (

beliau mempunyai kios ), akan tetapi ada juga yang dibawa keluar

kota sebagai oleh-oleh antara lain ke Jakarta, Jawa Timur, Jawa

Barat, dan lain-lain.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Bapak Supano Pandyo Raharjo

Hampir sama dengan Bapak teguh Miyatno, Bapak Supano

merupakan pemilik industri yang bergerak dalam pembuatan

jenang. Selain bergerak dalam industri jenang, industri Bapak

Supano ini juga bergerak dalam bidang pembuatan roti. Pendidikan

terkahir yang dijalani Bapak Supano ini adalah Tamat SMP. Beliau

menjalankan industri ini secara turun menurun dari orangtuanya.

Daerah pemasarannya juga cukup luas yakni daerah sukoharjo pada

umumnya, Pasar Tawangsari ( Beliau mempunyai Kios ), dan ada

yang dari luar kota sekedar untuk memberikan oleh-oleh atau

keperluan hajatan,dll.

c. Bapak Geming Ariyanto

Bapak Geming Ariyanto merupakan pemilik industri yang bergerak

dalam pembuatan Jenang. Beliau menjalankan usahanya ini juga

secara turun menurun. Terhitung sejak tahun 2003, beliau mulai

meneruskan usaha yang telah dilakoni oleh mertuanya. Beliau

menjalankan usahanya ini dari warisan mertuanya yang sudah

meninggal. Pendidikan terakhir yang dijalani oleh Bapak Geming

ini adalah Tamat SMA.

d. Ibu Karno Semito

Ibu Karno adalah pemilik industri yang bergerak dalam industri

pembuatan Karak dan Rambak. Beliau menjalankan industri ini

secara turun menurun. Pendidikan terakhir beliau adalah Tamat SD.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tenaga Kerja/ Buruh/ Klien

a. Ibu Warsiyem

Ibu warsiyem adalah buruh yang bekerja kepada Bapak Teguh

Miyatno. Beliau sudah bekerja dalam industri selama belasan

tahun, kurang lebih 18 tahun. Pendidikan terakhir yang

dijalaninya adalah Tidak Tamat SD. Menjadi tenaga dalam

industri ini merupakan pekerjaan pokok dari ibu Warisyem ini

untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

b. Ibu Saidi

Ibu saidi adalah seorang buruh yang bekerja kepada Bapak

Supano. Beliau sudah bekerja pada Bp. Supano ini juga sudah

belasan tahun, kurang lebih 15 tahun. Karena suaminya hanya

bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Kedunggudel, ibu Saidi

ini bekerja kepada bapak Supano ini sebagai upaya untuk

membantu perekonomian keluarganya guna mencukupi

kebutuhan hidupnya.

c. Ibu Pringgo Sutrisno

Ibu Pringgo ini adalah tenaga kerja yang bekerja kepada Ibu

Karno. Beliau sudah menjalani pekerjaan ini sudah bertahun-

tahun. Sebagai seorang janda, belaiu membanting tulang untuk

pemenuhan kebutuhan hidup bagi anak-anaknya. Pendidikan

terakhir adalah Tamat SD.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Mas Ade

Mas Ade adalah buruh yang bekerja kepada Bp. Geming

Ariyanto. Beliau sudah bekerja dalam industri ini selama 6

tahun terhitung semenjak tahun 2006. Pendidikan terakhirnya

adalah Tamat SMP.

C. Hubungan Patron-Klien Dalam Industri Makanan Di Desa

Kedunggudel

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai

makhluk sosial. Pada dasarnya manusia dalam dirinya terdapat keinginan

untuk saling bersama-sama dengan orang lain. Dalam kegiatan sehari-hari

manusia sangat membutuhkan kerja sama dengan pihak lain, baik itu

kebutuhan matriil maupun spirituil. Karena itulah manusia antara satu

individu dengan individu yang lain saling membutuhkan. Interaksi sosial

yang terjadi salah satu faktor utama dalam kehidupan sosial merupakan

syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Hubungan sosial berisikan kemungkinan bahwa para pribadi terlihat

didalamnya akan berperilaku dengan cara yang mengandung arti serta

ditetapkan terlebih dahulu. Maksudnya adalah hubungan sosial dapat

disepakati atas dasar persetujuan mutual yaitu para pihak yang terlibat di

dalamnya membuat perjanjian tentang perilaku di masa yang akan datang.

Adapun isi dari hubungan sosial di satu pihak mencakup konflik sikap

saling bermusuhan, persahabatan, kepercayaan dari lain pihak. Di pihak

lain, menyangkut pemenuhan suatu kebutuhan terhadap kewajiban

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketegasan untuk mentaati perjanjian, keanggotaan pada kelompok kelas

tertentu.

Dalam setiap lingkungan sosial, terdapat aturan-aturan atau nilai

yang merupakan bagian dari kearifan sosial suatu komunitas dalam

hubungan sosial atau berinteraksi. Aturan atau nilai yang berkembang

kemudian akan menjadi pranata-pranata sosial yang kemudian akan

membentuk institusi-institusi yang kemudian akan mengakomodir

masyarakatnya dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Akan tetapi

pranata-pranata yang ada tidak selamanya berfungsi sebagaimana

seharusnya, khususnya dalam hubungan yang terjadi dalam suatu

masyarakat. Relevan dengan tidak berfungsinya pranata/ institusi tersebut

maka berimplikasi terhadap pencarian mata pencaharian alternatif lain oleh

anggota-anggota masyarakat dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan

mereka, sehingga dalam memenuhi kebutuhannya mereka dalam

mengadakan hubungan yang bersifat Dyadik ( Soekanto, 1986 ) yang

bersifat vertikal yakni merupakan unit atau kelompok yang terdiri dari 2

orang yang terjalin dalam suatu hubungan yang bersifat pribadi antara orang

yang memiliki sumber daya, kekuasaan atau status yang berbeda, yang

kemungkinan besar bahwa salah satu pihak akan tenggelam dalam

kedudukan dan peranan pihak lain, dimana kedua belah pihak saling

memberikan bantuan dalam wujud yang berbeda. Hubungan Dyadik ini

terdapat pihak yang mempunyai kedudukan yang berbeda, dimana salah satu

pihak mempunyai kedudukan yang lebih superior disebut dengan patron dan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

salah satu pihak mempunyai kedudukan yang lebih inferior yang disebut

dengan klien.

Hubungan patron-klien, menurut Scott (1993:7) adalah sebuah

pertukaran hubungan antara kedua peran petani lapisan bawah dengan

petani lapisan atas yang dapat dinyatakan sebagai kasus khusus dari ikatan

dyadic (dua orang) yang terutama melibatkan persahabatan instrumental di

mana seorang individu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi

(patron) menggunakan pengaruh dan sumberdaya yang dimilikinya untuk

menyediakan perlindungan dan/atau keuntungan-keuntungan bagi seseorang

dengan status lebih rendah (klien). Pada gilirannya, klien membalasnya

dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan, termasuk jasa pribadi,

kepada patron.

Beberapa bentuk barang dan jasa yang dipertukarkan oleh patron ke

klien adalah sebagai berikut:

1. Penghidupan subsistensi dasar. Pada banyak daerah agraris, jasa

utama dapat berupa pemberian pekerjaan tetap atau tanah untuk

bercocok tanam, dan juga mencakup penyediaan benih,

peralatan, jasa pemasaran, nasehat teknis, dan sebagainya.

2. Jaminan krisis subsistensi. Umumnya, patron diharapkan

memberikan jaminan pada saat bencana ekonomi, membantu

menghadapi keadaan sakit atau kecelakaan, atau membantu pada

saat panen gagal.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Perlindungan. Yang dimaksud di sini adalah penyediaan jasa

dari patron yang bertujuan untuk melindungi klien dalam hal

terjadinya konflik sebagai akibat hubungan-hubungan yang

dijalin oleh klien dengan “orang luar”.

4. Makelar dan pengaruh. Patron selain menggunakan kekuatanya

untuk melindungi kliennya, ia juga dapat menggunakan

kekuatannya untuk menarik keuntungan/hadiah dari kliennya

sebagai imbalan atas perlindungannya.

5. Jasa patron kolektif. Secara internal, patron sebagai kelompok

dapat melakukan fungsi ekonomi secara kolektif. Mereka dapat

memberikan subsidi atau sumbangan untuk tujuan-tujuan

kolektif masyarakat desa, misalnya dalam bentuk sumbangan

tanah untuk fasilitas umum.

Berbeda dengan arus patron ke klien, arus barang dan jasa dari klien

ke patron amat sukar untuk digolongkan, karena seorang klien umumnya

menyediakan tenaga dan keahliannya untuk kepentingan patron, apa pun

bentuknya. Unsur-unsur tipikal dalam arus hubungan ini, antara lain

mencakup jasa pekerjaan dasar , dan pemberian jasa tambahan berupa

bantuan dalam pekerjaan domestik (rumah tangga patron).

Melihat dari beberapa karakteristik hubungan patron-klien diatas,

peneliti mencoba menguraikan hasil temuan dari penelitian tentang

hubungan hubungan patron-klien dalam industri kecil yang berkembang

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam masyarakat pedesaan di Desa Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab.

Sukoharjo :

A. Hubungan Patro-klien dalam Industri Jenang di Desa

Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

Industri Jenang merupakan salah satu bentuk industri yang paling

populer di Desa Kedunggudel ini, tercatat ada sekitar 18 industri kecil

yang bergerak dalam proses pembuatan jenang. Jenang yang diproduksi

di Desa Kedunggudel ini umumnya adalah Jenang Merah. Banyaknya

industri jenang di wilayah kedunggudel ini, maka sebagai bentuk

perhatian pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhadap keberlangsungan

industri kecil yang berada di wilayahnya, maka Desa Kedunggudel ini

dicanangkan sebagai desa Sentra Industri Jenang untuk wilayah

Kabupaten Sukoharjo, hal ini dimaksudkan sebagai sarana promosi

akan pemasaran hasil produksi jenang. Diharapkan dengan status

sebagai desa sentra industri jenang, mampu membawa masyarakat

sekitar tahu bahwa desa Kedunggudel merupakan salah satu basis

industri kecil yang bergerak dalam pembuatan jenang di wilayah

Sukoharjo, sehingga masyarakat di wilayah Sukoharjo pada umumnya

tidak akan susah untuk mencari hasil produksi jenang untuk mencukupi

segala kebutuhannya. Dengan semakin dikenalnya Desa Kedungggudel

sebagai daerah sentra industri jenang, secara tidak langsung juga akan

mempengaruhi angka produksi jenang karena meningkatnya angka

pesanan hasil produksi jenang tersebut. Dengan meningkatnya angka

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produksi jenang, diharapkan mampu meningkatkan jumlah pendapatan

bagi pelaku industri jenang, dan meningkatkan taraf perekonomian

masyarakat pada umumnya.

Industri jenang yang berada di desa Kedunggudel ini, pada

umumnya berkembang dan bertahan secara turun menurun. Dikatakan

turun menurun, dikarenakan hampir semua pemilik industri jenang saat

ini merupakan generas penerusi dari pendiri industri jenang ini. Seperti

yang diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo R sebagai berikut :

“saya menjalankan industri ini secara turunmenurun,mas. Meneruskan usaha yang telah dirintis olehorang tua saya sejak dulu,mas. Kurang lebih hampir 30tahunan saya sudah menggeluti usaha pembuatan jenangini”. Wawancara : 10 Agustus 2012

Selain industri yang bersifat turun menurun, ada juga yang

mendirikan industri ini atas segala jerih payahnya sendiri, bukan dari

industri yang diturunkan oleh orang tuanya dahulu. Seperti yang

diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno :

“saya mendirikan usaha ini sendiri,mas. Bukan warisandari orang tua saya,mas.”wawancara : 10 Agustus 2012

Dari beberapa uraian diatas, dapat diketahui bahwa industri

jenang yang bergerak di desa Kedunggudel, secara historis dapat

dibedakan menjadi yakni industri diturunkan/ diwariskan dan industri

yang didirikan oleh pemilik industri sendiri.

Keberadaan industri jenang di wilayah Kedunggudel ini juga

sangat membantu bagi perekonomian warga sekitar, hal ini di

karenakan banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam proses kegiatan

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produksi industri jenang ini. Tenaga kerja yang bergerak dalam industri

jenang ini mayoritas berasal dari masyarakat Kedunggudel, meskipun

ada beberapa yang berasal dari wilayah lain, misalnya Kel. Banmati,

Kel. Pojok, Tawangsari, dan lain-lain. Alasan pemilik industri lebih

memprioritaskan untuk merekrut tenaga kerja yang berasal dari wilayah

Kedunggudel, dibandingkan dari luar wilayah adalah untuk

meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini

merupakan sebuah bentuk kepedulian pemilik industri akan kehidupan

perekonomian masyarakat Kedunggudel, sehingga tingkat

pengangguran di Desa Kedunggudel ini sangatlah sedikit. Dalam

perekrutannya sendiri, sang pemilik industri ini juga tidak menyertakan

keahlian khusus bagi calon tenaga kerjanya, melainkan hanya sebuah

kesepakatan kerja yang hanya berdasarkan atas kemauan dan

kepercayaan akan kedua belah pihak yang saling membutuhkan ini.

Selain itu dalam perekrutannya pun, tidak terikat dengan perjanjian

tertulis melainkan kesepakan lisan kedua belah pihak.

Dalam menjalin hubungan kerjasama dalam industri ini, terjadi

pertukaran antara kedua belah pihak, baik berupa barang maupun jasa.

Terjadinya pertukaran dalam pengelolaan industri ini dikarenakan

masing-masing pihak mempunyai kepentingan atas sumber daya yang

dimilikinya, dimana pihak yang satu mempunyai kepentingan agar

industri yang dikelolanya ini tetap berjalan, dan pihak yang satu

mempunyai kepentingan untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keluarganya. Dari pertukaran kepentingan antara kedua belah pihak

tersebut memunculkan suatu skema timbal balik atas hubungan

tersebut, antara lain sebagai berikut :

A. Penghidupan Kebutuhan Subsistensi Dasar.

Penghidupan kebutuhan subsistensi dasar ini merupakan salah satu

bentuk jaminan atau tanggung jawab pemilik industri terhadap

tenaga kerjanya yang diharapkan mampu meningkatkan taraf

perekonomian bagi tenaga kerjanya, antara lain sebagai berikut :

1. Jaminan pekerjaan tetap bagi Tenaga Kerjanya.

. Hubungan yang terjalin dalam kegiatan industri di desa

Kedunggudel, antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya

dikarenakan adanya perbedaan status ekonomi antara

keduanya, yaitu dengan adanya stasus kepemilikan industri.

Dengan kepemilikan industri, maka dapat dijadikan lapangan

pekerjaan oleh buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pemilik industri akan membutuhkan tenaga kerja untuk

produksi dan keberlangsungan usahanya, dan disini tenaga

kerja menyediakan jasa dan tenaganya untuk membantu

melakukan kegiatan produksi yang dilakukan oleh pemilik

industri.

Pemilik industri mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Karena sang pemilik industri mempunyai fungsi dan

peranan yang sangat besar dalam menentukan bagaimana cara

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk merekrut tenaga kerja yang akan bekerja dalam industri

yang dikelolanya. Untuk merekrut tenaga kerja, biasanya

pemilik industri mengajak teman atau tetangga dekatnya untuk

bekerja sama dengannya. Pemberian pekerjaan tersebut

semata-mata didasarkan atas dasar tolong menolong, karena

melihat teman atau tetangga yang tidak mempunyai pekerjaan

atau modal untuk bekerja. Akan tetapi ada juga warga yang

datang dengan sendiri untuk melamar menjadi tenaga kerja.

Dan dalam perekrutannya, sesuai dengan yang menjadi

kesepakan antara kedua belah pihak yakni pemilik industri dan

tenaga kerjanya.

Dalam hubungan kerja ini, tertuang secara lisan dan

tanpa ada perjanjian yang tertulis karena kedua belah pihak

telah menyepakati apa yang menjadi ketentuan yang telah

ditetapkan dan percaya satu sama lain, apalagi terdapat tenaga

kerja yang sudah lama ikut dengan pemilik industri, sehingga

ini menekankan bahwa terdapat kepercayaan dan hubungan

yang baik antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya.

Dalam perekrutan tenaga kerja dalam industri kecil di

desa Kedunggudel dapat diketahui berdasarkan keterangan

informan. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno

sebagai berikut :

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“saya mengajak mereka untuk bekerja kepadasaya karena saya melihat kondisiperekonomiannya,mas. Akan tetapi ada jugabeberapa yang datang kepada saya untuk melamarpekerjaan, mas” wawancara : 10 Agustus 2012

Untuk merekrut tenaga kerjanya, sang pemilik industri

kecil ini tidak melihat dari keahlian atau pun skill yang

dimiliki oleh tenaga kerjanya, melainkan adanya kemauan dan

kepercayaan. Hal ini dapat dilihat bahwa, hampir semua tenaga

kerjanya tidak mempunyai keahlian yang dalam industri yang

bersangkutan. Melainkan melalui pengarahan dan pengajaran

yang diberikan oleh pemilik industri kecil, akhirnya tenaga-

tenaga kerja tadi mempunyai kemampuan ataupun skill yang

mumpuni guna keberlangsungan industri tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Mas Ade sebagai berikut :

“Dulu saya tidak mempunyai keahlian dalamproses pembuatan jenang,mas. Juragan saya yangmengajari saya dalam proses pembuatanjenang,mas.” Wawancara : 8 Januari 2013

Dari beberapa urain diatas, dapat dilihat bahwa dengan

sumber daya yang dimiliki oleh patron, ini mampu

mempengaruhi seorang klien bekerja kepada patron. Di sini

dapat dilihat juga bahwa patron dengan segala sumber daya

yang dimilikinya merupakan suatu wadah untuk mencari

nafkah bagi pemenuhan kebutuhan hidup kliennya, seorang

klien akan senang karena pekerjaannya akan dihargai dan

diniliai dengan upah yang akan diterima dan keuntungan dari

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seorang patron adalah kepuasan kerja yang dilakukan dan laba

produksi. Dari sini, dapat dilihat bahwa transaksi elementer

juga terjadi dalam hubungan ini, dimana seseorang akan

menyediakan dan sebagai imbalannya mereka juga akan

memperoleh barang atau jasa yang diinginkan.

Pemberian jaminan pekerjaan tetap oleh patron terhadap

kliennya ini merupakan salah satu bentuk pertukaran yang ada

dalam industri jenang, dalam hal ini patron sangat terbantu

dengan apa yang diberikan oleh kliennya dalam menjaga

keberlangsungan proses produksinya, dan klien juga merasa

terbantu oleh jaminan pekerjaan tetap yang diberikan oleh

patron untuk mencukupi segala bentuk kebutuhannya.

Sehingga timbal balik ini sangatlah menguntungkan bagi dua

pihak yang saling membutuhkan, dalam hal ini pemilik industri

dengan tenaga kerjanya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Warsiyem sebagai berikut :

“Meskipun hasilnya tak seberapa, tapialhamdulillah saya dapat mencukupi kebutuhansehari-hari dan menyekolahkan anak,mas”wawancara : 12 Agustus 2012

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh ibu Saidi

sebagai berikut :

“ semenjak saya bekerja di sini, saya mampumembantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mas, meskipun hanya untuk makan, tapi yaalhamdulillah mas” wawancara : 12 Agustus 2012

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

keberadaan industri kecil di Desa ini sangatlah membantu

masyarakat sekitar dalam mencukupi kebutuhan ekonominya.

Dapat dilihat dari data diatas, bahwa semenjak bekerja dalam

industri kecil ini, para tenaga kerja ini mampu mencukupi

kebutuhan hidupnya, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun

untuk membantu biaya menyekolahkan anaknya.

Seperti yang dikatakan oleh Scott, dalam relasi yang

penting ada unsur timbal balik antar pelakunya, dan dalam

pelaksanaanya ada norma yang mengendalikan hubungan

timbal balik ini, dimana hubungan ini dapat bersifat universal

dan mengandung dua unsur pokok yaitu bahwa orang

seharusnya membantu mereka yang menolongnya dan jangan

menyakiti para penolong ini ( Gouldner, 1977:38 dalam Hedi

Shri Ahimsa Putra, Patron & Klien di Sulawesi Selatan : 2007 :

11 ). Walaupun universal, hal ini tidak lantas dilihat berarti

bahwa norma-norma ini tidak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi

pertukaran yang terjadi. Apakah seseorang yang diberi merasa

memiliki kewajiban untuk membalas pemberian orang lain

tergantung pada nilai yang diberikan, dan ini dipengaruhi lagi

oleh faktor yang lain.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bentuk hubungan ini memang sengaja diciptakan, tidak

dapat melalui seorang inidividu. Apabila seseorang ingin

mempunyai suatu relasi tertentu dengan pihak lain maka perlu

memberikan sesuatu terlebih dahulu, dan jika pihak lain

bersedia maka pemberian itu akan dibalas ( Foster (1963)

dalam Hedi Shri Ahimsa Putra, Patron Klien di Sulawesi

Selatan: 2007 : 11)

2. Jaminan Pengupahan Bagi Tenaga Kerjanya

Dalam pengelolaan suatu organisasi industri,

pembayaran upah atau pengupahan merupakan suatu bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Karena

pengupahan ini berfungsi untuk memperlancar proses

produksi dan merupakan pra syarat fungsional bagi eksistensi

industri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem pembayaran upah atau pengupahan pada kegiatan

industri di Desa Kedunggudel ini adalah sistem upah harian.

Sistem upah harian, merupakan salah satu bentuk sistem

pengupahan yang diterapkan oleh pemilik industri di Desa

Kedunggudel ini yang mana pemilik industri akan memberikan

upah kepada tenaga kerjanya setelah kegiatan produksi selesai.

Besarnya upah yang diterima ini, tergantung dari pemilik

industri yang menggunakan jasa tenaga kerjanya untuk

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membantu proses produksi dalam industrinya. Apabila seorang

tenaga kerja sudah tidak mempunyai hubungan kerja dengan

pemilik industri, maka tidak akan mendapatkan upah atau gaji.

Jadi seorang tenaga kerja akan menerima upah dari pemilik

industrinya setelah bekerja, dan ini akan berlangsung sesuai

dengan kesepakatan awal terjadinya hubungan kerja antara

pemilik industri dengan tenaga kerjanya.

Mengenai pemberian upah, seorang tenaga kerja akan

menerima besarnya upah sesuai dengan kesepakatan dengan

pemilik industri kecil yang terjadi dalam awal perekrutan

tenaga kerja. Pembayarannya pun dilaksanakan tiap hari dan

besarnya upah yang diterima itu tergantung industri yang

digeluti oleh sang klien, hal ini dikarenakan di Desa

Kedunggudel ini terdapat bermacam-macam industri , antara

lain Industri Jenang /Roti, Industri Batik, Industri Karak dan

Rambak dll. Sehingga besarnya pemberian upah yang

diberikan oleh pemilik industri saling berbeda tergantung

kekuatan ekonomi masing-masing industri.

Besarnya upah yang diterima oleh tenaga kerjanya pun

dapat berubah sesuai dengan permintaan pasar, apabila

permintaan pasar meningkat, maka akan mempengaruhi proses

produksi sehingga secara tidak langsung juga akan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempengaruhi besarnya upah yang akan di berikan oleh pihak

patron.

Pemberian upah bagi klien yang bekerja dalam industri

jenang, yakni pemberian upah disesuaikan dengan jumlah

proses produksi yang berlangsung. Apabila tanpa lembur,

seorang klien akan menerima satu kali gaji dan apabila lembur

klien akan menerima dua kali gaji. Akan tetapi pemberian upah

ini tidak berlaku kepada semua kliennya, melainkan hanya

kepada yang berproses dalam pengolahan jenang atau yang

lazim disebut dengan istilah “njenang”. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno :

“pemberian upah saya berikan setiap hari mas.Saya hitung Rp. 40.000,00 tiap hari. Apabilalembur saya berikan Rp. 80.000,00” wawancara :10 Agustus 2012

Pengupahan juga dilakukan dalam industri yang lebih

kecil dengan sistem harian. Hal ini dikarenakan, pesanan atau

orderan tidak selalu setiap hari, biasanya tergantung pasaran.

Maksud pasaran di sini adalah pasaran ( weton ) dalam

hitungan jawa. Dan apabila sepi, maka para klien tidak bekerja.

Hal ini sepereti apa yang dituturkan oleh Bp. Geming Ariyanto

sebagai berikut :

“Di tempat saya upahnya harian,mas.Perharinya saya hitung Rp. 30.000,00 dan apabilalembur saya berikan Rp. 60.000,00 mas. Dan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apabila tidak ada pesenan maka tenaga kerja sayalibur,mas” wawancara :10 Agustus 2012

Selain itu besarnya upah yang akan diterima antara

seorang laki-laki dan perempuan ini cenderung berbeda. Hal

ini dikarenakan laki-laki menduduki pos pengerjaan yang

cenderung lebih berat dengan apa yang dikerjakan oleh

perempuan. Sehingga perbedaan ini juga mempengaruhi

mengenai berapa besar upah yang diterima oleh laki-laki dan

perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh Bp. Supano

Pandyo Raharjo sebagai berikut :

“ pemberian upah dibedakan antara pria danwanita, mas. Untuk pria saya berikan Rp. 30.000,00, dan wanita saya berikan Rp. 20.000,00.Hal ini dikarenakan pria pekerjaannya lebihberat,mas” wawancara : 10 Agustus 2012

Dari penjelasan uraian diatas, dapat dilihat bahwa

pemberian upah oleh patron dibedakan oleh jenis kelamin

kliennya, dikarenakan perbedaan kapasitas pekerjaan yang

dilakukan oleh kliennya tersebut.

Pendapatan penghasilan berupa pemberian ini sangatlah

membantu kehidupan masyarakat pelaku industri ini dalam

mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Saidi :

“ semenjak saya bekerja di sini, saya mampumembantu suami saya dalam mencukupi kebutuhan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mas, meskipun hanya untuk makan, tapialhamdulillah mas” wawancara : 12 Agustus 2012

Selain itu hal senada juga diungkapkan oleh mas Ade :

“alhamdulillah mas. Saya dapat membantuorang tua saya untuk mencukupi kebutuhanhidup,mas. Wawancara : 8 Januari 2013.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diambil

sebuah kesimpulan bahwa dengan keikutsertaannya dalam

industri ini mereka dapat meringankan beban hidup.

Pendapatan yang mereka dapatkan atas industri ini merupakan

salah satu faktor penting untuk mencukupi kebutuhan hidup,

pemberian upah yang sesuai dengan apa yang telah diberikan

pekerja kepada industri ini diharapkan mampu meningkatkan

dan mempertahankan hubungan patron klien ini dalam jangka

waktu yang lama.

B. Jaminan Krisis Subsistensi

Selain upah seorang Patron juga akan memberikan jaminan

sosial yang menjadi haknya terhadap kliennya. Pemberian jaminan

sosial dilakukan secara lesan dan kekeluragaan. Bentuk Jaminan-

jaminan sosial ini antara lain :Jaminan terhadap keberlangsungan

pendidikan anak Kliennya. Jaminan kesehatan terhadap kesehatan

klien dan keluarganya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ( THR )

bagi kliennya, dan lain-lain. .

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemberian mengenai jaminan diatas, itu sesuai dengan apa

yang ungkapkan oleh ibu Warsiyem, Klien Bp. Teguh Miyatno:

“iya,mas. Saya selalu dibantu mas apabilasaya sedang mengalami kesulitan terutamakesulitan ekonomi, misalnya kalo saya sedangmebutuhkan biaya untuk sekolah anak saya danbiaya apabila saya atau anggota keluarga sayasedang mengalami sakit, mas. Selain itu, kalauhari Idul Fitri saya selalu diberikan TunjanganHari Raya,mas. Wawancara 12 Agustus 2012.”

selain itu pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang

dialami oleh kliennya juga diutarakan oleh Mas Ade sebagai

berikut:

“Juragan saya itu baik orangnya, mas.Setiap saya datang untuk meminjam uang untukmencukupi kebutuhan, saya selalu dipermudahmas. Pengembaliannya pun tidak terlalu dipersulit,hanya dengan membantu pekerjaan juragansaya,mas” wawancara 11 Agustus 2012.

Mengenai pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang

dialamai kliennya, hal yang senada juga diungkapkan oleh Bp.

Supano Pandyo Raharjo sebagai berikut :

“ saya selalu berusaha membantu tenagasaya,mas. Apabila sedang mengalami kesulitanekonomi, saya meminjaminya uang,mas.Pengembaliaanya pun tidak saya persulit,mas.Hanya dengan membantu pekerjaan saya,mas”wawancara : 10 Agustus 2012

Jaminan sosial yang berikan oleh seorang patron ini tidak

bersifat tertulis, melainkan menjadi kewajiban bagi seorang patron

untuk memberikan jaminan sosial terhadap kliennya atas apa yang

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diberikan oleh kliennya guna keberlangsungan usaha patron.

Mengenai pengembalian atas pemberian jaminan ini, pihak patron (

pemilik industri ) ini juga tidak mempersulit, hanya dengan

kesetiaan dalam membantu pekerjaan patron ( pemilik industri ).

Dengan adanya pemberian jaminan ini, maka klien akan merasa

hutang budi kepada patron, sehingga klien akan berusaha

semaksimal mungkin untuk membantu proses produksi guna

keberlangsungan industri yang dimiliki oleh sang patron.

Pemberian jaminan ini, merupakan salah satu bentuk pertukaran

yang terjadi dalam relasi patron-klien dalam industri pedesaan di

Desa Kedunggudel.

C. Perlindungan

Dalam kehidupan sosial, masyarakat umum selalu

dihadapkan dengan berbagai permasalahan, baik permasalahan

dalam kehidupannya sendiri, maupun dengan kehidupan

bermasyarakat. Permasalahan dalam kehidupannya sendiri ini

sebagai contoh mengenai permasalahan ekonomi, hubungan

keluarga dan lain-lain. Sedangkan untuk permasalahan dengan

kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu bentuk

permasalahan yang berhubungan dengan orang lain, misalnya

konflik dengan seseorang, ancaman, gangguan, fitnah dan lain-lain.

Melihat dari berbagai bentuk permasalahan diatas, masyarakat

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dihadapkan dengan situasi bagaimana memecahkan permasalahan

tersebut.

Dalam kehidupan industri, baik pemilik maupun tenaga

kerja juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan diatas. Dalam

hubungan industri patronklien ini, masing-masing pihak

mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain.

Bentuk perlindungan ini merupakan salah satu bentuk ikatan antara

kedua belah pihak atas apa yang telah didapatkan. Apabila seorang

patron dihadapkan dengan permasalahan maka tidak segan klien

juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut, begitu juga

sebaliknya apabila klien mengalami masalah maka patron juga

akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Perlindungan ini

didasari atas hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara kedua

belah pihak. Adanya jaminan mengenai perlindungan terhadap

klien ini juga diungkapkan oleh pernyataan oleh Ibu Warsiyem

sebagai berikut :

“sewaktu anak saya batal nikah, juragan sayamembantu menyelesaikan masalah saya,mas.”wawancara : 8 Januari 2013

Senada dengan yang diungkapkan oleh Bp. Geming Ariyanto

sebagai berikut :

“dulu pernah ada berita miring mengenaiusaha saya , dan tenaga kerja saya selalu membelasaya kalau berita itu tidak benar” wawancara : 8Januari 2013.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa

masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling

melindungi satu sama lain, adanya faktor ketergantungan antara

kedua belah pihak dan adanya rasa kekeluargaan dan kekerabatan

dalam hubungan patron-klien ini menjadi salah satu penyebab

terjadinya perlindungan tersebut.

D. Jasa Patron Kolektif

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan

fungsi ekonomi secara kolektif, mereka dapat mengelola dan

mensubsidi sumbangan dan keringan, menyumbangkan tanah untuk

saran kolektif, mendukung sarana umum setempat ( seperti sekolah,

jalan kecil, bangunan masyarakat ), dan mensponsori festival atau

perayaan desa. Di industri desa kedunggudel, patron selalu

berusaha untuk berperan aktif bagi kepentingan masyarakat Desa

Kedunggudel. Apabila ada kepentingan yang mengatasnamakan

kepentingan warga, pihak pemilik industri ini juga tidak segan-

segan untuk membantu kegiatan kemasyarakatan yang ada di Desa

Kedunggudel. Pemberian bantuan ini merupakan salah satu bentuk

kepedulian pemilik industri ini terhadap kepentingan masyarakat

sekitar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bp. Supano Pandyo

Raharjo yang mana menjelaskan sebagai berikut :

“kami selalu berusaha untuk terlibat dalamsetiap kegiatan masyarakat,mas. Apabila adakegiatan masyarakat tak jarang saya memberikan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bantuan berupa uang, maupun bantuan berupapenyediaan makanan” wawancara : 10 Agustus 2012

Dari ungkapan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemilik industri berusaha untuk selalu terlibat dalam setiap

kegiatan masyarakat sebagai bentuk kepedulian atau

tanggungjawab sosial atas keberadaan industri ini di desa

Kedunggudel.

Selain itu ada juga bentuk pengelolaan jasa patron kolektif

yakni pemberian hak guna rumah untuk gudang perkakas/

inventaris masyarakat Desa Kedunggudel. Dengan adanya

pemberian hak guna ini masyarakat sekitar merasa terbantu untuk

menyimpan dan merawat inventaris/ perkakas masyarakat. Hal ini

sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bp. Teguh Miyatno

sebagai berikut :

“ saya memberikan ijin hak guna atas lahan danrumah kosong saya untuk dijadikan gudang inventarismasyarakat di Desa Kedunggudel ini,mas” wawancara8 Januari 2013

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemilik industri

ini tidak segan untuk memberikan hak guna lahan maupun rumah

kosong yang dimilikinya untuk kepentingan warga masyarakat. Hal

ini merupakan perwujudan patron mampu melaksanakan fungsi

jasa patron kolektif.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Matriks 1

Hasil Temuan di Industri Jenang

No. Aspek Hasil Temuan

A.

B.

C.

D.

Penghidupan Kebutuhan

Subsistensi Dasar

a.Jaminan Pekerjaan Tetap

b. Pemberian Upah

Jaminan Krisis Subsistensi

Perlindungan

Jasa Patron Klolektif

Pemberian jaminan pekerjaan tetap

oleh pemilik industri terhadap klien

Jaminan pemberian upah oleh

pemilik industri kepada klien

Pemberian jaminan krisis subsistensi,

pinjaman uang, jaminan kesehatan,

THR

Adanya sikap saling melindungi

antara kedua belah pihak

Adanya pemberian hak guna lahan

dan rumah untuk gudang perkakas

desa

Sumber : Data Primer diolah ( 2013 )

B. Hubungan Patro-klien dalam Industri Karak/ Rambak di Desa

Kedunggudel, Kel. Kenep, Kec/ Kab. Sukoharjo.

Selain industri Jenang dan Batik, ada juga industri yang bisa

dikatakan cukup populer di Desa Kedunggudel, yakni Industri Karak

dan Rambak. Tercatat ada sekitar 3 industri yang bergerak dalam

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembuatan karak dan rambak di Desa Kedunggudel ini. Kebanyakan

industri karak ini merupakan industri yang bersifat turun menurun,

dilihat dengan pelaku industri karak dan rambak ini merupakan generasi

penerus dari pendiri industri karak dan rambak ini. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Karno Semito :

“saya hanya meneruskan apa yang telah dirintisoleh orang tua saya dahulu,mas.” Wawancara : 16Agustus 2012.

Dari uraian diatas, dapat diketahui keberadaan industri karak

dan rambak di Desa Kedunggudel ini hampir sama dengan industri

jenang dan industri batik di Desa Kedunggudel, dilihat dari pendirian

industri karak dan rambak ini merupakan suatu bentuk industri yang

diwariskan secara turun menurun.

Keberadaan industri karak dan rambak ini juga mempunyai

pengaruh bagi warga sekitar, selain mencukupi kebutuhan akan hasil

produksi karak dan rambak, keberadaan industri ini juga mampu

menyerap tenaga kerja, meskipun dengan jumlah tenaga kerja yang

cukup sedikit dengan industri yang bergerak dalam pembuatan jenang

maupun industri batik. Hal ini dikarenakan proses pembuatan karak dan

rambak ini hanya membutuhkan proses yang lebih sederhana dibanding

dengan pembuatan jenang dan batik. Industri karak dan rambak ini,

dalam proses pembuatannya hanya meliputi 4 proses pembuatan yakni

“njenang”( pembuatan adonan), “ngrajang” (pengirisan), ndhendheng

(penjemuran), dan penggorengan. Tercatat tidak kurang dari 3 orang

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masing-masing industri karak dan

rambak. Meskipun hanya menyerap tenaga kerja yang lebih sedikit

dibandingkan dengan industri lain yang berkembang di desa ini,

keberadaan industri karak dan rambak ini mampu membantu

meningkatkan perekonomian bagi pelaku industri ini.

Dalam pengelolaannya industri karak dan rambak ini terjadi

transaksi pertukaran antara kedua belah pihak, adapun bentuk

pertukaran terjadi antara lain :

A. Pemenuhan Kebutuhan Subsistensi Dasar

Sama halnya dengan industri lain yang berada di Desa

Kedunggudel, pemenuhan akan kebutuhan subsistensi dasar tenaga

kerjanya merupakan tanggungjawab dan kewajiban yang dimiliki

oleh pemilik industri. Adapun bentuk pemenuhan kebutuhan

subsistensi dasar tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Jaminan pekerjaan tetap

Dalam suatu industri pasti membutuhkan tenaga kerja

untuk menjalankan proses produksi. Kebutuhan akan tenaga

kerja dalam industri ini merupakan magnet tersendiri bagi

seseorang untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan

hidupnya. Adanya kepentingan antara kedua belah pihak,

yakni antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya

memunculkan pertukaran antara kedua belah pihak. Pemilik

industri membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

industrinya, dan keberadaan industri ini juga menjadi wadah

bagai seseorang untuk mencari nafkah guna mencukupi

kebutuhannya.

Dalam perekrutannya, tidak berbeda jauh dengan

perekrutan yang terjadi dalam industri jenang maupun batik,

semuanya hanya didasarkan atas rasa kemauan dan

kepercayaan antara kedua belah pihak untuk menjalin

hubungan kerja. Tidak adanya suatu ikatan janjian tertulis

membuat hubungan ini sangatlah fleksibel, akan tetapi mudah

terputus apabila salah satu pihak tidak terpenuhi kebutuhannya.

Sehingga dengan adanya jaminan pekerjaan tetap, kedua belah

pihak ini akan merasa saling membutuhkan, yang nantinya

akan membawa hubungan patron-klien ini dalam jangka waktu

yang cukup lama.

Dalam perekrutan tenaga kerjanya, pemilik industri ini

memprioritaskan bagi warga yang kurang mampu secara

ekonomi di wilayah desa Kedunggudel ini. Hal ini dilakukan

semata-mata hanya untuk menolong kondisi perekonomiannya.

Sehingga diharapkan setelah tergabung dalam industri ini

kondisi perekonomiannya mampu meningkat karena sudah

mempunyai pekerjaan dan pemasukan yang tetap. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai

berikut :

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“saya mengajak mereka untuk bekerjakepada saya, semata-mata hanya untuk menolongmereka,mas. Karena mereka tidak mempunyaipekerjaan” wawancara 16 Agustus 2012

Pemberian jaminan pekerjaan tetap merupakan salah satu

bentuk kepedulian yang dimiliki oleh pemilik industri terhadap

kehidupan perekonomian tenaga kerjanya. Dengan adanya

pemberian jaminan akan pekerjaan ini mampu menjadi sumber

mata pencaharian bagi tenaga kerja untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya, seperti yang diungkapkan oleh ibu

Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“alhamdulillah,mas. Semenjak saya bekerjadisini saya mampu membantu anak-anak sayauntuk memenuhi kebutuhan makan,mas.”wawancara : 16 Agustus 2012

Dari uraian diatas, dapat dilihat dengan adanya

jaminan pekerjaan tetap bagi tenaga kerjanya, akan sangat

mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan hidup tenaga

kerjanya. Karena, jaminan pekerjaan yang diberikan mampu

menjadi sumber mata pencaharian bagi tenaga kerjanya.

2. Pemberian Upah

Pemberian upah merupakan salah satu kewajiban bagi

seorang pemilik industri kepada tenaga kerjanya atas apa yang

dikerjakan untuk keberlangsungan industri yang dijalankan

oleh pemilik industri. Pemberian upah ini menjadi poin penting

dalam suatu hubungan pekerjaan, karena keberlangsungan

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hubungan pekerjaan ini akan dapat terus terjalin apabila

seorang tenaga kerja mendapatkan hak yang sesuai dengan apa

yang telah diberikannya terhadap keberlangsungan industri.

Pemberian upah yang layak ini juga merupakan salah

satu bentuk kesepakan awal antara kedua belah pihak sebelum

menjalin hubungan ini.

Untuk pemberian upah di industri karak dan rambak ini

sangat dipengaruhi oleh jumlah pesanan, karena semakin besar

jumlah pesanan yang dikerjakan oleh suatu industri maka akan

mempengaruhi jumlah pemasukan bagi industri tersebut yang

nantinya secara tidak langsung juga akan mempengaruhi

besarnya upah yang akan diterima oleh tenaga kerjanya. Selain

itu, pasaran dalam hitungan Jawa (weton) juga mempengaruhi

produsksi, apabila pasaran dalam hitungan Jawa termasuk

pasaran yang sepi, maka produksi akan libur atau dalam skala

produksi yang lebih sedikit, berbeda apabila pasaran tergolong

dalam pasaran yang ramai, maka kapasitas produksinya akan

ditambah. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Karno Semito

sebagai berikut :

“ upah saya berikan setiap hari,mas. Setiapharinya saya hitung Rp. 20.000,00 dan apabilalembur saya tambahkan Rp. 10.000,00. Apabilapasarannya sepi saya terkadang terpaksa liburproduksi,mas. Kalaupun ada produksi jumlahnyajuga lebih sedikit,mas. Wawancara 16 agustus2012.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kapasitas

produksi itu akan sangat menentukan jumlah pendapatan yang

akan diterima oleh tenaga kerjanya. Pemberian upah yang

sesuai dengan apa yang telah dikerjakan oleh tenaga kerja juga

mampu membantu tenaga kerja untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Pringgo Sutrisno

sebagai berikut :

“alhamdulillah,mas. Semenjak saya bekerjadisini saya mampu membantu anak-anak sayauntuk memenuhi kebutuhan makan,mas.”wawancara : 16 Agustus 2012

Dari hasil wawancara diatas, dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa dengan adanya jaminan pemberian upah

tenaga kerja mampu mencukupi segala bentuk kebutuhan

hidupnya.

B. Jaminan Krisisi Subsistensi

Selain upah seorang Patron juga akan memberikan jaminan

sosial yang menjadi haknya terhadap kliennya. Pemberian jaminan

sosial dilakukan secara lesan dan kekeluragaan. Bentuk Jaminan-

jaminan sosial ini antara lain : Jaminan terhadap keberlangsungan

pendidikan anak Kliennya. Jaminan kesehatan terhadap kesehatan

klien dan keluarganya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ( THR )

bagi kliennya, dan lain-lain. .

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemberian mengenai jaminan diatas, itu sesuai dengan apa

yang ungkapkan oleh ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“saya selalu dibantu juragan saya apabila sayasedang mengalami kesulitan ekonomi,mas. Juragansaya selalu meminjami saya uang. ” wawancara 16Agustus 2012.

Mengenai pemberian jaminan atas krisis subsitensi yang

dialami kliennya, hal yang senada juga diungkapkan oleh Ibu

Karno Semito sebagai berikut :

“saya selalu berusaha menmbantu tenagasaya,mas. Apabila sedang kesulitan ekonomi sayaselalu memberikan pinjaman uang” wawancara : 16Agustus 2012

Jaminan sosial yang berikan oleh seorang patron ini tidak

bersifat tertulis, melainkan menjadi kewajiban bagi seorang patron

untuk memberikan jaminan sosial terhadap kliennya atas apa yang

diberikan oleh kliennya guna keberlangsungan usaha patron.

Mengenai pengembalian atas pemberian jaminan ini, pihak patron (

pemilik industri ) ini juga tidak mempersulit, hanya dengan

kesetiaan dalam membantu pekerjaan patron ( pemilik industri ).

Dengan adanya pemberian jaminan ini, maka klien akan merasa

hutang budi kepada patron, sehingga klien akan berusaha

semaksimal mungkin untuk membantu proses produksi guna

keberlangsungan industri yang dimiliki oleh sang patron.

Pemberian jaminan ini, merupakan salah satu bentuk pertukaran

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang terjadi dalam relasi patron-klien dalam industri pedesaan di

Desa Kedunggudel.

C. Perlindungan

Dalam kehidupan industri, baik pemilik maupun tenaga kerja juga

dihadapkan dengan berbagai permasalahan diatas. Dalam

hubungan industri patronklien ini, masing-masing pihak

mempunyai kewajiban untuk saling melindungi satu sama lain.

Bentuk perlindungan ini merupakan salah satu bentuk ikatana

antara kedua belah pihak atas apa yang telah didapatkan. Apabila

seorang patron dihadapkan dengan permasalahan maka tidak segan

klien juga akan membantu menyelesaikan masalah tersebut, begitu

juga sebaliknya apabila klien mengalami masalah maka patron juga

akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Perlindungan ini

didasari atas hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara kedua

belah pihak. Adanya jaminan mengenai perlindungan terhadap

klien ini juga dibenarkan oleh pernyataan yang diungkapkan oleh

Ibu Pringgo Sutrisno sebagai berikut :

“ Dulu waktu saya pernah ada masalah dengansaudara saya, juragan saya yang membantumenyelesaikan,mas” wawancara : 9 Januari 2013

Senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai

berikut :

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“dulu saya pernah ada masalah dengan tetanggasaya,mas. Tenaga saya ikut membantumenyelesaikan,mas” Wawancara : 9 Januari 2013.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa

masing-masing pihak mempunyai kewajiban untuk saling

melindungi satu sama lain, adanya faktor ketergantungan antara

kedua belah pihak dan adanya rasa kekeluargaan dan kekerabatan

dalam hubungan patron-klien ini menjadi salah satu penyebab

terjadinya perlindungan tersebut.

D. Jasa Patron Kolektif

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat

melakukan fungsi ekonomi secara kolektif, mereka dapat

mengelola dan mensubsidi sumbangan dan keringan,

menyumbangkan tanah untuk saran kolektif, mendukung sarana

umum setempat ( seperti sekolah, jalan kecil, bangunan masyarakat

), dan mensponsori festival atau perayaan desa. Industri karak dan

rambak ini belum mampu sepenuhnya memberikan bentuk jasa

patron kolektif terhadap kepentingan warga masyarakat, hal ini

dikarenakan industri ini lebih kecil dibandingkan dengan dua jenis

industri yang lain, selain itu hanya beberapa orang saja yang

menjalankan industri karak dan rambak di Desa Kedunggudel ini.

Akan tetapi, apabila ada kegiatan yang ada di Desa Kedunggudel

ini, para pemilik industri ini berusaha untuk selalu terlibat, baik

dalam bantuan fisik maupun bantuan non fisik, misalnya dengan

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemberian bantuan uang maupun jaminan penyediaan bahan

makanan untuk keperluan kegiatan tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Karno Semito sebagai berikut :

“apabila ada kegiatan di desa ini, saya selaluberusaha membantu semampu saya,mas” wawancara: 16 Agustus 2012

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pemilik industri ini selalu berusaha berpartisipasi dalam segala

bentuk kegaiatn yang ada di masyarakat, mereka beranggapan

semua ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab terhadap

masyarakat atas keberadaan industri karak dan rambak di desa

Kedunggudel ini.

Matriks 1.2

Hasil Temuan di Industri Karak dan Rambak

No. Aspek Hasil Temuan

A.

B.

Penghidupan Kebutuhan

Subsistensi Dasar

a.Jaminan Pekerjaan Tetap

b. Pemberian Upah

Jaminan Krisis Subsistensi

Pemberian jaminan pekerjaan tetap

oleh pemilik industri terhadap klien

Jaminan pemberian upah oleh

pemilik industri kepada klien

Pemberian jaminan krisis subsistensi,

pinjaman uang, jaminan kesehatan,

THR

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C.

D.

Perlindungan

Jasa Patron Klolektif

Adanya sikap saling melindungi

antara kedua belah pihak

Adanya bantuan dari pihak pemilik

industri untuk setiap kegiatan desa

Sumber : Data Primer diolah ( 2013 )

C. Hak dan Kewajiban Pemilik Industri

Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah lepas dari suatu

tanggungjawab yang berupa kewajiban, yang senantiasa harus

dijalankan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Demikian pula

salam suatu aktivitas yang melibatkan dua pihak, masing-masing harus

memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain. Hubungan kerja yang

terjadi pada industri kecil di desa Kedunggudel ini melibatkan pemilik

industri selaku Patron dan tenaga kerjanya selaku klien sebagai pihak

yang memiliki kewajiban yang harus dipenuhi satu sama lain.

Adapun kewajiban pokok yang dimiliki oleh pemilik industri

adalah memberikan apa yang menjadi hak seorang tenaga kerjanya,

dalam hal ini mengenai pemberian upah atau gaji kepada tenaga

kerjanya. Upah atau gaji ini sebagai wujud pengganti atas apa yang

diberikan tenaga kerja kepada pemilik industri demi keberlangsungan

industrinya. Upah yang diberikan juga bukan sembarang upah,

melainkan besaran upah yang diterima oleh sang klien ini sudah

menjadi kesepakan awal antara kedua belah pihak, dan disesuaikan

dengan kemampuan produksi suatu industri kecil.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain berkewajiban memberikan upah, para pemilik industri ini

juga berkewajiban untuk mengatur jalannya pekerjaan. Dalam hal

produksi, pemilik industri akan menyediakan alat dan bahan produksi

untuk tenaga kerjanya. Hak oleh pemilik industri dalam hubungan kerja

dengan tenaganya antara lain hak untuk dihargai, dan dihormati oleh

para tenaga kerjanya. Walaupun selama proses produksi, tenaga kerja

akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan penuh tanggungjawab,

sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai

dengan harapan.

Pemilik industri juga berhak untuk menilai pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga kerjanya, peniliain ini didasarkan pada hasil

produksi. Apabila tenaga kerja melakukan kesalahan atau pemilik

industri merasa kurang puas dengan kinerja yang dilakukan oleh tenaga

kerjanya, maka yang dilakukan oleh pemilik industri hanya menegur

dan memberikan pengrahan kepada tenaga kerjanya, jadi untuk tidak

melakuakan kesalahan, seorang tenaga kerja akan bekerja dengan

sungguh-sungguh dan sesuai dengan arahan yang diberikan oelh

pemilik industri. Hal ini didasari oleh adanya kepercayaan dan

hubungan kekeluargaan dengan pemilik industri.

Selain itu, pemilik industri ini juga mempunyai hak untuk

mendapatkan laba/ keuntungan atas proses produksi yang telah

dilakukan, setelah mengeluarkan modal/ biaya produksi maka pemilik

industri ini berhak memperoleh pendapatan yang sebanding dengan apa

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang telah dikeluarkannya. Meskipun dalam proses produksi ini sangat

dipengaruhi oleh jumlah pesanan produksi.

D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja

Sedangkan kewajiban utama tenaga kerja adalah melaksanakan

apa yang telah menjadi tugasnya, dan menerima setiap tugas yang telah

diberikan oleh sang pemilik industri. Dan untuk hak mutlak yang harus

diterima dari pemilik industri adalah mendapatkan upah atas apa yang

telah diberikan untuk keberlangsungan proses produksi. Seorang tenaga

kerja pasti berharap untuk mendapatkan upah atau gaji dari pemilik

industri sebagai pengganti atas jerih payah yang telah diberikan kepada

pemilik industri.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Masih Berlangsungnya Hubungan

Patron-Klien

Seperti relasi atau hubungan lainnya yang memiliki alasan

untuk selalu berkembang dan tumbuh, begitu juga dengan hubungan

patronklien yang mempunyai beberapa fakor yang menyebabkan

hubungan ini selalu berkembang dalam masyarakat.

Berdasar dari hasil pengamatan guna menyelesaikan studi penelitian

ini, peneliti menjabarkan tentang factor-faktor penentu yang

menyebabkan hubungan ini masih berlangsung sampai sekarang. Antara

lain seperti :

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Keterbatasan Pekerjaan Alternatif

Sebagai sentra industri kecil, tentunya dalam pemenuhan

kebutuhannya akan tenaga kerja guna keberlangsungan industri ini bisa

dibilang relatif cukup besar. Sehingga peluang ini menjadi magnet

tersendiri bagi masyarakat sekitar untuk bekerja dalam sektor industri

kecil ini. Sehingga mayoritas tenaga yang bekerja dalam industri ini

merupakan masyarakat lokal.

Dari data yang diperoleh dari Kalurahan, menyebutkan bahwa

70 orang yang berprofesi sebagai buruh ( Klien ) ini berasal dari dalam

daerah, dan sisanya berasal dari luar wilayah desa Kedunggudel

meskipun dengan prosentase yang sangat kecil, yakni sekitar 20 % atau

14 dari total pekerja industri di Desa Kedunggudel. Hal ini dikarenakan

para pemilik industri kecil di Desa Kedunggudel lebih mengutamakan

tenaga kerja yang berasal dari dalam daerahnya sendiri, guna membantu

mengangkat kondisi perekonomiannya dan mengurangi angka

pengangguran di desa Kedunggudel ini.

Pekerja dalam bidang ini selalu bertambah seiring dengan

berkembangnya industri di desa ini, selain itu pekerjaan dalam bidang

ini juga diyakini dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan upah

sebesar Rp. 30.000 – Rp 40.000 per hari belum ditambah dengan uang

tambahan apabila ada lembur dalam proses produksinya. Besarnya upah

yang diterima juga menjadikan masyarakat sekitar juga enggan untuk

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencari alternatif pekerjaan lain. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

mas Ade sebagai berikut :

“mau kerja dimana lagi,mas. Besarnya upah yang sayadapatkan saat bekerja disini pun hampir sama denganapa yang saya dapatkan kalo bekerja diluar, bahkanlebih besar dari pekerjaan yang lain,mas” wawancara11 Agustus 2012.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa besarnya upah yang

mereka terima ini membuat para tenaga kerja ini enggan untuk mencari

pekerjaan lain. Selain itu rendahnya tingkat pendidikan yang dialami

oleh klien, juga menjadi kendala tersendiri untuk mencari alternatif

pekerjaan lain. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar industri

sekarang memberikan syarat minimal untuk melamar pekerjaan,

sedangkan untuk bekerja di industri kecil ini seorang klien hanya

berdasarkan kemauan dan kepercayaan antara kedua belah pihak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa keengganan

masyarakat desa Kedunggudel ini untuk mencari alternatif pekerjaan

lain dikarenakan upah yang diterima dalam sektor industri kecil ini,

hampir sama dengan pekerjaan lain atau bahkan lebih besar dari

pekerjaan lain. Selain itu rendahnya tingkat pendidikan yang pernah

dialami seorang klien juga menjadi kendala tersendiri untuk mencari

alternatif pekerjaan lain.

2. Rendahnya Mobilitas Masyarakat Desa Kedunggudel

Masih rendahnya tingkat pendidikan di kalangan masyarakat

Desa Kedunggudel, mengakibatkan rendahnya mobilitas seorang tenaga

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerja untuk menjadi seorang pemilik industri ini sangatlah kecil, kurang

berani dalam melakukan inovasi dan terobosan. Bahkan hampir tidak

akan terjadi secara signifikan meskipun dari hasil bekerja mereka yang

selama hampir delapanbelastahunan mampu untuk membuka usaha

industri ini mulai dari nol / mulai awal, meskipun mereka juga sudah

mendapatkan ilmu untuk mendirikan industri kecil. Hal ini dapat dilihat

dari kehidupan seorang klien di tempatnya Bp. Teguh Miyatno, yakni

Ibu Warsiyem. Beliau sudah bekerja di industri jenang ini lebih dari 18

tahunan. Meskipun sudah lama bergelut dalam industri ini, beliau tidak

mampu berinovasi untuk mencoba mendirikan usaha jenang ini.

Selain itu, faktor ekonomi juga mampu menjadi tembok

penghalang bagi seseorang. Ketiadaan sumber ekonomi yang memadai

ini mampu memicu rendahnya tingkat mobilitas seseorang untuk

mencukupi segala bentuk kebutuhannya.

3. Adanya Politik Balas Budi

Selain itu faktor merasa hutang budi kepada pemilik industri

atas apa yang telah diberikan juga dapat mengakibatkan rendahnya

tingkat mobilitas mereka untuk mencari lapangan kerjaan yang

mungkin dapat lebih meningkatkan taraf hidup mereka, mereka

beranggapan merasa sungkan untuk pindah ke tempat lain. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Warsiyem sebagai berikut :

“saya merasa hutang budi kepada juragan saya,mas.Jadi saya enggan untuk mencari pekerjaan lain, mas.Wawancara tanggal 12 Agustus 2012

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Matriks 1.3

Faktor yang mempengaruhi keberlangsungan Hubungan Patron-klien

dalam industri masyarakat pedesaan

No. Aspek Hasil Temuan

a.

b.

c.

Keterbatasan Pekerjaan

Alternatif

Rendahnya Mobilitas

Masyarakat

Adanya Politik Balas

Budi

Keengganan untuk mencari pekerjaan

lain.

Kurangnya inovasi, kretifitas warga

masyarakat.

Adanya keinginan untuk membalas

jasa patron.

Sumber : Data Primer yang diolah (2013)

Dari uraian diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa, faktor

ingin membalas budi atas apa yang telah diberikan oleh pemilik industri

terhadap tenaga kerjanya, juga mengakibatkan keengganan untuk mencari

pekerjaan lain. Adanya politik balas budi yang berkembang dalam

masyarakat industri pedesaan, khususnya di Desa Kedunggudel ini mampu

menjadi faktor pengikat antara tenaga kerja dengan pemilik industri,

sehingga mereka berusaha bertahan dengan apa yang telah dimilikinya

dalam industri ini, yakni rasa kekerabatan dan rasa saling percaya antara

kedua belah pihak, pemilik industri dengan tenaga kerjanya. Selain itu,

dengan adanya rasa ingin membalas apa yang telah diberikan oleh pemilik

industri ini mampu menjalin hubungan patron-klien ini dalam jangka waktu

yang sangat lama.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Pembahasan

Desa Kedunggudel merupakan salah satu desa yang masyarakatnya

bergerak dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Maka tak ayal, jika

di desa Kedunggudel ini banyak sekali di jumpai industri kecil atau industri

rumah tangga. Industri yang ada di Desa Kedunggudel ini, secara historis

perkembangannya dapat dibedakan menjadi 2 yakni, industri yang

berkembang secara turun menurun ( warisan ) ataupun industri yang

berkembang dengan sendirinya, didirikan oleh pemilik industri bukan

warisan turun menurun. Meskipun begitu, untuk perkembangannya di desa

Kedunggudel ini mayoritas industrinya bersifat turun menurun. Para pelaku

industi ini merupakan generasi penerus dari pendiri industri ini.

Dalam pola pengelolaannya hampir kesemua industri yang ada di

Desa Kedunggudel ini menggunakan hubungan patron klien. Hal ini dapat

dilihat dari poal pengelolaan industri ini hanya di dasari oleh rasa saling

tolong menolong, kekerabatan, kekeluargaan dan persahabatan antara

masing-masing pihak yang saling membutuhkan. Adanya perbedaan

mengenai penguasaan sumber daya menempatkan salah satu pihak

mempunyai kedudukan yang lebih superior ( tinggi ) yakni pemilik industri,

dan pihak yang lain menempati kedudukan yang lebih inferior ( rendah )

yakni tenaga kerja. Meskipun ada perbedaan yang sangat mencolok antara

kedua belah pihak, mereka tidak terlalu mempermasalahkan hal ini

dikarenakan adanya rasa saling membutuhkan dan pada hakekatnya manusia

itu mempunyai kedudukan yang sama.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

The patron-client relationship can be characterized generally as anunequal (but theoretically nonbinding) relationship between asuperior (a patron or leader) and a number of inferiors (clients,retainers, or followers), based on an asymmetrie exchange ofservices, where the de facto dependence on the patron of the clients,whose unpaid services may include economie obligations, paid orunpaid work, armed service, political support and other services, iscounterbalanced by the role the patron plays as a leading figure forall the clients and by the assistance, including monetary loans andprotection, he or she provides when necessary. (CHRISTIANPELRAS Patron-client ties among the Bugis and Makassarese ofSouth Sulawesi)

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan

patron klien ini terjadi karena adanya perbedaan status kedudukan yakni

salah satu pihak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi ( superior ) dan

salah satu pihak mempunyai kedudukan yang lebih rendah ( inferior ).

Adanya perbedaan status ini menjadikan suatu bentuk pertukaran antara

kedua belah pihak, baik secara ekonomi ataupun sosial termasuk

perlindungan yang diberikan antara kedua belah pihak yang bersangkutan.

Mengenai yang lebih lanjut mengenai hubungan patron-klien dalam

industri rumah tangga atau industri kecil di desa Kedunggudel ini, peneliti

mencoba menguraikannya menggunakan Teori Patron-klien yang

dikemukakan oleh James Scott. Adapun beberapa kriteria tersebut antara

lain sebagai berikut :

A. Pemenuhan Kebutuhan Subsistensi Dasar

Pemenuhan akan kebutuhan susistensi dasar merupakan salah satu

faktor yang mendasari terjalinnya hubungan patron-klien ini.

Pemenuhan akan kebutuhan subsistensi dasar ini merupakan

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanggungjawab pemilik industri ini terhadap tenaga kerjanya.

Pemenuhan ini menjadi penting dalam hubungan patron-klien ini

dikarenakan apabila pihak tenaga kerja ini tidak mendapatkan jaminan

akan pemenuhan kebutuhannya, maka tidak akan menjamin terjalinnya

hubungan ini dalam waktu yang lama. Untuk menanggulangi masalah

tentang pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar ini, peneliti

menemukan beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemilik industri

untuk menjamin kebutuhan subsistensi tenaga kerjanya antara lain

dengan memberikan jaminan sebagai berikut :

1. Pemberian Jaminan Pekerjaan Tetap

Dalam menjalankan proses produksinya, pemilik industri

sangatlah membutuhkan bantuan tenaga kerjanya agar proses

produksinya berjalan dengan lancar. Adanya ketergantungan

terhadap tenaga kerjanya ini menjadi perhatian sendiri bagi

pemilik industri untuk memberikan jaminan pekerjaan yang

tetap bagi tenaga kerjanya. Pemberian akan jaminan pekerjaan

tetap ini juga diharapkan mampu menjadikan hubungan patron-

klien ini dalam jangka waktu yang lama. Pemberian akan

jaminan pekerjaan tetap ini semata-mata untuk memberikan

bantuan perekonomian bagi tenaga kerjanya sebagai imbalan

atas apa yang dikerjakan untuk kepentingan industri ini.

Pemberian akan jaminan pekerjaan yang tetap ini secara nyata

juga sangat membantu bagi tenaga kerja untuk mencukupi

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

segala bentuk kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan

pemberian jaminan yang tetap ini juga secara tidak langsung

akan mempengaruhi jumlah pendapatan tenaga kerja yang akan

digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang semakin

kompleks.

Dalam proses perekrutan tenaga kerjanya para pemilik

industri ini mengajak warga sekitar untuk bekerja pada

industrinya. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya tanggungjawab

pemilik industri di desa Kedunggudel ini terhadap kehidupan

perekonomian warga sekitar. Mayoritas pekerja dalam industri

rumah tangga ini berasal dari wilayah desa kedunggudel

meskipun ada beberapa yang berasal dari luar wilayah desa

kedunggudel. Dalam perekrutannya pun, selain pemilik industri

ini mengajak warga sekitar untuk bekerja pada industrinya, ada

juga beberapa yang melamar pekerjaan kepada pemilik industri

untuk bekerja pada industrinya. Dalam perekrutannya ini,

tidaklah didasari oleh perjanjian tertulis, melainkan hanya

kesepakan lisan yang didasarkan atas kemauan dan kepercayaan

antara kedua belah pihak yang saling membutuhkan.

Dalam perekrutan tenaga kerjanya, pemilik industri rumah

tangga di desa Kedunggudel ini tidak memberikan kriteria atau

spesialisasi keahlian bagi calon tenaga kerjanya, melainkan

hanya didasari oleh kemauan dan kepercayaan antara kedua

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belah pihak untuk menjalin hubungan patron-klien ini. Keahlian

tenaga kerja menjadi nomor dua, karena nantinya dengan

pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh pemilik industri

ini diharapkan akan menjadikan tenaga kerjanya mampu dan

termapil dalam menjalankan setiap proses produksinya.

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa

perekrutan dan pemberian jaminan pekerjaan yang tetap ini

diharapkan mampu membawa hubungan patron-klien ini dalam

jangka waktu yang cukup lama.

2. Pemberian Jaminan Upah

Pembayaran upah atau pengupahan merupakan suatu

bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

proses produksi. Hal ini dikarenakan dengan adanya

pengupahan ini berfungsi untuk memperlancar jalannya proses

produksi dan merupakan pra syarat fungsional bagi eksistensi

industri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pembayaran upah atau pengupahan yang biasa dilakukan

oleh pemilik industri adalah sistem pengupahan harian. Sistem

pengupahan harian ini dimaksudkan agar tenaga kerjanya dapat

mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Selain itu, dalam

pemberian upah ini masing-masing industri ini memberikan

upah kepada tenaga kerjanya ini berbeda-beda tergantung

dengan kemampuan ekonomi masing-masing industri. Hal ini

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikarenakan masing-masing industri mempunyai kapasitas

produksi yang berbeda dengan industri yang lain. Misalnya

kapasitas produksi industri karak atau rambak tentunya berbeda

dengan kapasitas produksi industri batik, maupun industri

jenang. Adanya perbedaan kapasitas produksi ini sangatlah

mempengaruhi terhadap perbedaan mengenai besaran besarnya

upah yang diterima oleh tenaga kerjanya.

Selain itu, dalam pemberian upahnya masing-masing

industri ini juga membedakan besaran upah yang diterima

berdasarkan jenis kelamin tenaga kerjanya. Besaran upah yang

akan diterima oleh tenaga kerja laki-laki akan sangat berbeda

dengan jumlah upah yang akan diterima oleh tenaga kerja

perempuan. Hal ini dikarenakan dalam industri rumah tangga di

desa Kedunggudel ini, tenaga kerja laki-laki menjalankan proses

produksi yang lebih berat dibandingkan dengan proses produksi

yang dijalankan oleh tenaga kerja perempuan.

Besaran upah yang diterima oleh tenaga kerja ini juga

sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi, apabila jumlah

produksi sedang mengalami peningkatan maka pemilik industri

memberlakukan jam kerja tambahan atau yang lazim disebut

dengan istilah lembur. Adanya jam kerja tambahan atau lembur

ini juga akan sangat mempengaruhi jumlah upah yang akan

diterima oleh tenaga kerjanya.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adanya pemberian jaminan upah yang diberikan oleh

pemilik industri ini sangatlah membantu kehidupan

perekonomian tenaga kerjanya dalam mencukupi segala

kebutuhannya.

B. Jaminan Krisis Subsistensi

Selain pemberian jaminan akan pemenuhan kebutuhan subsistensi

dasar, pemilik industri juga memberikan jaminan sosial terhadap

kliennya. Pemberian jaminan sosial ini dilakukan dengan lesan dan

kekeluargaan. Adapun bentuk jaminan yang diberikan oleh pemilik

industri terhadap tenaga kerjanya antara lain seperti : pemberian

jaminan pendidikan, pemberian jaminan kesehatan bagi klien dan

keluarganya, pemberian Tunjangan Hari Raya ( THR ) dan jaminan

lainnya. Pemberian jaminan krisis subsistensi ini diharapkan untuk

meringankan beban atau meminimalisir kerugian yang akan ditanggung

oleh tenaga kerjanya dalam mencukupi segala bentuk kebutuhannya.

Adanya pemberian jaminan atas krisis subsistensi ini juga

menjadi suatu tanggungjawab pemilik industri terhadap

keberlangsungan hidup tenaga kerjanya. Adanya pemberian jaminan

atas krisis subsistensi ini juga menjadikan hubungan patron-klien ini

bukan hanya semata-mata proses ekploitasi yang dilakukan oleh

pemiliik industri terhadap tenaga kerjanya, melainkan sudah mencakup

masalah kekeluargaan.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemberian akan jaminan atas krisis subsistensi ini juga

merupakan suatu bentuk timbal balik atas apa yang telah diberikan oleh

tenaga kerja terhadap keberlangsungan usaha patron. Mengenai

pengembalian atas pemberian jaminan krisis subsitensi ini pemilik

industri tidak terlalu menuntut atau mempersulit, melainkan hanya

dengan kesetiaan dalam membantu proses produksi. Dengan adanya

kemudahan dalam proses pengembalian atas jaminan krisis subsistensi

ini, maka tenaga kerja akan merasa berhutang budi terhadap kebaikan

pemilik industri. Maka dengan begituu, tenaga kerja akan mengerahkan

segala usaha dan upaya untuk membantu segala bentuk kepentingan

patron baik itu kepentingan produksi maupun kepentingan yang diluar

dari kepentingan industri. Pemberian akan jaminan atas krisis subsitensi

ini merupakan salah satu wujud dari saling ketergantungan antara kedua

belah pihak, sehingga menjadikan kedua belah pihak saling mempunyai

tanggungjawab satu sama lain untuk saling membantu. Adanya

pemberian jaminan krisis subsistensi ini juga diharapkan mampu

membawa hubungan patron-klien ini dalam jangka waktu yang cukup

lama.

C. Perlindungan

Dalam kehidupannya sehari-hari, baik pemilik industri dan juga tenaga

kerja selalu dihadapkan dengan berbagai macam bentuk permasalahan,

baik tekanan dari dalam maupun tekana dari luar. Dalam hubungan

patron klien ini, masing-masing pihak mempunyai tanggungjawab

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk saling melindungi satu sama lain. Bentuk perlindungan ini

merupakan salah satu bentuk yang dipertukarkan dalam hubungan

patron-klien ini. Perlindungan ini dimaksudkan agar salah satu pihak

merasa terlindungi baik dari segala macam bentuk ancaman, gangguan,

masalah, fitnah dan lain-lain. Dengan adanya pemberian perlindungan

oleh masing-masing pihak ini maka akan merasa saling berbalas budi.

Misalnya apabila pemilik industri ini sedang mengalami permasalahan,

maka tidak segan tenaga kerja akan merasa membantu, begitu juga

dengan sebaliknya. Sebagai contohnya, apabila pemilik industri sedang

diterpa isu miring mengenai keberlangsungan usahanya, maka tidak

segan tenaga kerja ikut membantu mengklarifikasi mengenai isu miring

yang menerpa juragannya.

Adanya bentuk perlindungan ini merupakan salah satu bentuk

terimakasih atas apa yang telah diberikan oleh mmasing-masing pihak

dalam pemenuhan segala bentuk kebutuhannya. Bentuk perlindungan

ini juga merupakan suatu bentuk nyata dari rasa saling memiliki, rasa

kekeluargaan dan rasa kekerabatan antara kedua belah pihak.

D. Jasa Patron Kolektif

Secara internal, patron sebagai kelompok dapat melakukan

fungsi ekonomi secara kolektif, mereka dapat mengelola dan

mensubsidi sumbangan dan keringanan, menyumbangkan tanah untuk

sarana kolektif, mendukung sarana umum setempat ( seperti sekolaj,

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jalan kecil, bangunan masyarakat ) dan mensponsosri festival atau

perayaan desa.

Untuk bentuk jasa patron kolektif yang diberikan oleh masing-

masing pemilik industri ini berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini

didasari oleh kekuatan ekonomi masing-masing pemilik industri.

Sebagai buktinya, ada pihak patron dalam industri jenang memberikan

hak guna atas lahan atau rumahnya untuk dijadikan sebagai gudang

untuk menyimpan perkakas desa, dan untuk industri karak dan rambak

yang notabene mempunyai kekuatan ekonomi yang tak sekuat kedua

industri diatas hanya mampu memberikan bantuan apabila ada kegiatan

yang bersangkutan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan

kemampuannya.

Dari beberapa uraian diatas, besarnya kekuatan ekonomi

masing-masing industri ini sangat mempengaruhi besarnya jasa patroon

kolektif yang diberikan untuk kepentingan masyarakat umum. Selain

intu, pemberian jasa patron kolektif ini juga sebagai bentuk kepedulian

dan tanggungjawab pemilik industri terhadap lingkungan sekitar.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat dilihat bahwa

bentuk pertukatan yang terjadi dalam hubungan patron-klien di Desa

Kedunggudel meliputi pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar yang

meliputi pemberian jaminan pekerjaan tetap dan pemberian upah,

pemberian jaminan atas krisis subsistensi, perlindungan dan jasa patron

kolektif. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hubungan kerja yang

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi antara pemilik industri dengan tenaga kerjanya dalam industri

masyarakat pedesaan di Desa Kedunggudel merupakan salah satu

bentuk hubungan patron-klien.

Selain itu, melihat dari beberapa bentuk pertukaran yang

terjadi dalam hubungan patron-klien dalam kedua jenis industri

makanan di Desa Kedunggudel, dapat diketahui bahwa hubungan

Patron-klien yang terjadi merupakan salah satu bentuk hubungan

Patron-klien yang bersifat vertikal. Hal ini dikarenakan dalam

hubungan tersebut terjadi ketimpangan pertukaran antara kedua belah

pihak yang menggambarkan perbedaan dalam kekuasaan, kekayaan,

dan kedudukan. Dimana pemilik industri dengan segala bentuk

kekayaan ( kepemilikan modal dan kepemilikan industri ) yang

dimilikinya mempunyai kedudukan, kekuasaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tenaga kerja yang hanya mempunyai modal

berupa jasa dan tenaga. Akan tetapi, ini bukanlah suatu polemik yang

besar karena pada hakekatnya manusia adalah sama. Perbedaan hanya

ada status sebagai tingkat kedudukan yang terbentuk dalam kehidupan

bermasyarakat.

Dalam bentuk pertukaran ini, Klien masuk dalam bentuk

pertukaran yang tidak seimbang, dimana klien tidak mampu

mengembalikan sepenuhnya apa yang telah diberikan oleh patronnya,

sehingga hal ini mengakibatkan adanya hutang kewajiban terhadap

patron yang secara tidak langsung mengikat dan bergantung kepada

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

patron. Ketimpangan ini terjadi karena patron atau pemilik industri

berada dalam posisi pemberi barang dan jasa yang sangat dibutuhkan

oleh klien dan keluarganya untuk mencukupi segala bentuk

kebutuhannya, seperti jaminan pemberian pekerjaan tetap, jaminan

pemberian upah, jaminan krisis subsistensi, perlindungan, dan lain-lain.

Rasa wajib untuk membalas pada diri si klien ini muncul lewat

pemberian yang dilakukan oleh patron, selama pemberian tersebut

masih bisa dirasakan mampu untuk memenuhi kebutuhan yang pokok

atau masih diperlukan. Adanya rasa saling membutuhkan dan saling

menguntungkan ini mengakibatkan kedua belah pihak saling

tergantung, pemilik industri membutuhkan tenaga kerja untuk

menjalankan industrinya dan tenaga kerja membutuhkan pekerjaan

untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Masih Berlangsungnya Hubungan Patron

Klien

Dalam perkembangannya hubungan patron-klien di dessa

Kedunggudel ini mampu berkembang dan bertahan dalam jangka waktu

yang sangat lama,hal ini dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut

:

1. Keterbatasan Pekerjaan Alternatif

Sebagai sentra industri kecil, tentunya dalam pemenuhan

kebutuhannya akan tenaga kerja guna keberlangsungan industri

ini bisa dibilang relatif cukup besar. Sehingga peluang ini

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat sekitar untuk

bekerja dalam sektor industri kecil ini. Sehingga mayoritas

tenaga yang bekerja dalam industri ini merupakan masyarakat

lokal.

Dari data yang diperoleh dari Kalurahan, menyebutkan

bahwa 70 orang yang berprofesi sebagai buruh ( Klien ) ini

berasal dari dalam daerah, dan sisanya berasal dari luar

wilayah desa Kedunggudel meskipun dengan prosentase yang

sangat kecil, yakni sekitar 20 % atau 14 dari total pekerja

industri di Desa Kedunggudel. Hal ini dikarenakan para

pemilik industri kecil di Desa Kedunggudel lebih

mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari dalam daerahnya

sendiri, guna membantu mengangkat kondisi perekonomiannya

dan mengurangi angka pengangguran di desa Kedunggudel ini.

Pekerja dalam bidang ini selalu bertambah seiring

dengan berkembangnya industri di desa ini, selain itu

pekerjaan dalam bidang ini juga diyakini dapat meningkatkan

taraf hidup mereka dengan upah sebesar Rp. 30.000 – Rp

40.000 per hari belum ditambah dengan uang tambahan

apabila ada lembur dalam proses produksinya. Besarnya upah

yang diterima juga menjadikan masyarakat sekitar juga enggan

untuk mencari alternatif pekerjaan lain. Besarnya upah yang

mereka terima ini membuat para tenaga kerja ini enggan untuk

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencari pekerjaan lain. Selain itu rendahnya tingkat

pendidikan yang dialami oleh klien, juga menjadi kendala

tersendiri untuk mencari alternatif pekerjaan lain. Hal ini

dikarenakan hampir sebagian besar industri sekarang

memberikan syarat minimal untuk melamar pekerjaan,

sedangkan untuk bekerja di industri kecil ini seorang klien

hanya berdasarkan kemauan dan kepercayaan antara kedua

belah pihak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa keengganan

masyarakat desa Kedunggudel ini untuk mencari alternatif

pekerjaan lain dikarenakan upah yang diterima dalam sektor

industri kecil ini, hampir sama dengan pekerjaan lain atau

bahkan lebih besar dari pekerjaan lain. Selain itu rendahnya

tingkat pendidikan yang pernah dialami seorang klien juga

menjadi kendala tersendiri untuk mencari alternatif pekerjaan

lain.

2. Rendahnya Mobilitas Masyarakat Desa Kedunggudel

Masih rendahnya tingkat pendidikan di kalangan

masyarakat Desa Kedunggudel, mengakibatkan rendahnya

mobilitas seorang tenaga kerja untuk menjadi seorang pemilik

industri ini sangatlah kecil, kurang berani dalam melakukan

inovasi dan terobosan. Bahkan hampir tidak akan terjadi secara

signifikan meskipun dari hasil bekerja mereka yang selama

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hampir delapanbelastahunan mampu untuk membuka usaha

industri ini mulai dari nol / mulai awal, meskipun mereka juga

sudah mendapatkan ilmu untuk mendirikan industri kecil. Hal

ini dapat dilihat dari kehidupan seorang klien di tempatnya Bp.

Teguh Miyatno, yakni Ibu Warsiyem. Beliau sudah bekerja di

industri jenang ini lebih dari 18 tahunan. Meskipun sudah lama

bergelut dalam industri ini, beliau tidak mampu berinovasi

untuk mencoba mendirikan usaha jenang ini. Selain itu,

faktor ekonomi juga mampu menjadi tembok penghalang bagi

seseorang. Ketiadaan sumber ekonomi yang memadai ini

mampu memicu rendahnya tingkat mobilitas seseorang untuk

mencukupi segala bentuk kebutuhannya.

3. Adanya Politik Balas Budi

Adanya faktor ingin membalas budi atas apa yang telah

diberikan oleh pemilik industri terhadap tenaga kerjanya, juga

mengakibatkan keengganan untuk mencari pekerjaan lain.

Adanya politik balas budi yang berkembang dalam masyarakat

industri pedesaan, khususnya di Desa Kedunggudel ini mampu

menjadi faktor pengikat antara tenaga kerja dengan pemilik

industri, sehingga mereka berusaha bertahan dengan apa yang

telah dimilikinya dalam industri ini, yakni rasa kekerabatan

dan rasa saling percaya antara kedua belah pihak, pemilik

industri dengan tenaga kerjanya. Selain itu, dengan adanya rasa

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ingin membalas apa yang telah diberikan oleh pemilik industri

ini mampu menjalin hubungan patron-klien ini dalam jangka

waktu yang sangat lama.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya mengenai hubungan patronklien yang

terdapat dalam hubungan kerja dalam industri masyarakat pedesaan di Desa

Kedunggudel, maka dapat ditarik sbuah kesimpulan sebagai berikut :

Hubungan patron-klien yang terlihat sebagai suatu fakta sosial-

kultural, dan hanya didasarkan pada perjanjian informal menjadi

pembungkus yang halus dari hubungan sosial, politik dan ekonomi yang

diwarnai ketidaksetaraan. Adapun bentuk ketidaksetaraanya yakni patron

sebagai pemilik industri kecil dan kliennya sebagai tenaga kerjanya. Jadi

dalam industri kecil yang berkembang di Desa Kedunggudel ini, terdapat

bentuk hubungan kerja antara pemilik industri ( patron ) dan tenaga kerjanya

( klien ). Hubungan kerja tersebut sebagai bentuk hubungan Patronklien.

Hubungan ini merupakan patronklien yang bersifat vertikal, karena adanya

perbedaan status sosial ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Dimana

salah satu pihak mempunyai kedudukan, kekuasaan dan kekayaan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pihak yang lain. Akan tetapi, ini bukanlah

suatu polemik besar karena pada dasarnya manusia adalah sama. Perbedaan

hanya ada pada status sebagai tingkat kedudukan yang terbentuk dalam

masyarakat.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Awalnya hubungan ini terbentuk karena adanya kepentingan masing-

masing individu. Pemilik industri mempunyai kepentingan untuk

memperoleh keuntungan dalam proses produksinya demi meningkatkan

kualitas dan kuantitas hasil industrinya. Sedangkan tenaga kerja sebagai

pihak yang mempunyai kepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Oleh karena itu, didalam mempertahankan hubungan kerja agar dapat

terlaksana dengan baik dan dapat bertahan dengan jangka waktu yang sangat

lama, maka diperlukan adanya kemauan, kesepakatan dan kepercayaan antar

masing-masing individu.

Hubungan ini lebih menekankan kepada pemenuhan hak dan

kewajiban baik oleh pemilik industri maupun tenaga kerjanya. Keduanya

menyadari posisi dan perannya masing-masing, sehingga hubungan ini

dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Peran pemilik industri

yakni sebagai investor dengan modal berupa alat produksi dan bahan-bahan

produksi. Sedangkan peranan tenaga kerja ini yakni menyediakan jasanya

untuk keberlangsungan produksi industri kecil tersebut. Pertukaran yang

terjadi dalam hubungan ini merupakan pertukaran secara timbal balik.

Dimana masing-masing bagian menjalin kerjasama memiliki sifat hubungan

kerja yang lebih khusus lagi berkaitan dengan aktivitas yang berlangsung-

sehari-hari. Pada umumnya kesepakatan ini umumnya dilakukan secara

langsung, tidak ada perjanjian tertulis guna mendasari terjalin hubungan

kerja ini.

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun pertukaran yang terjadi dalam hubungan Patron-klien dalam

industri rumah tangga atau industri kecil di Desa Kedunggudel terbagi

dalam beberapa pertukaran antara lain sebagai berikut : adanya jaminan

akan pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar dengan memberikan jaminan

pekerjaan tetap dan jaminan pemberian upah yang layak, jaminan akan

krisis subsistensi, perlindungan , dan jasa patron kolektif. Dari beberapa

bentuk pertukaran yang terjadi di atas diharapkan dapat membawa

hubungan Patron-klien ini langgeng dalam jangka waktu yang lama.

B. Implikasi

Kesimpulan-kesimpulan yang ada dapat diketahui pada implikasi

berikut ini :

a. Implikasi Empiris

hubungan yang terjadi dalam industri di desa Kedunggudel

merupakan salah satu bentuk hubungan patron-klien. Hubungan ini

terjadi antara seorang pemilik industri ( patron ) yang mempunyai

kedudukan lebih tinggi ( superior ) dan seorang tenaga kerja ( klien )

yang menduduki posisi yang lebih rendah ( inferior ). Selain itu

hubungan yang terjadi antara kedua belah pihak merupakan hubungan

kerja nonformal yang lebih menitikberatkan kepada aspek saling tolong

menolong. Hubungan ini terjalin tidak dengan perjanjian tertulis

melainkan lebih ke arah adanya kemauan dan kepercayaan antara kedua

belah pihak yang saling membutuhkan. Dalam hal ini pemilik industri

membutuhkan jasa berupa tenaga untuk membantu dalam proses

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produksi industri yang dilakukan oleh pemilik industrinya. Sedangkan

tenaga kerja ini membutuhkan pemilik industri untuk memberikan

lapangan pekerjaan guna mencukupi kebutuhan hidupnya.

Jadi pemilik industri ini memberikan pekerjaan kepada tenaga

kerjanya untuk membantu dalam proses produksinya dan buruh

memberikan bantuan jasanya berupa tenaganya. Harapan buruh dari

jasa yang diberikan adalah mendapatkan upah dari pekerjaan yang

dilakukannya guna mencukupi segala bentuk kebutuhan hidup

keluarganya. Upah yang didapatkan dalam industri sudah dibilang

mampu untuk mencukupi segala bentuk kebutuhan hidup seorang

tenaga kerja. Selain itu, dalam pengelolaannya terjadi pertukaran antara

kedua belah pihak baik berupa barang ataupun jasa antara lain :

pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar dengan memberikan jaminan

pekerjaan tetap dan memberikan jaminan upah, pemberian jaminan

krisis subsistensi, perlindungan dan jasa patron kolektif yang ditujukan

kepada pemenuhan kepentingan masyarakat pada umumnya.

Dalam perkembangannya, hubungan patron klien ini mampu

berkembang dan bertahan sampai dengan saat ini. Keberlangsungan

hubungan patron klien ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

seperti tingkat pendidikan akhir tenaga kerja yang cukup rendah,

sehingga untuk mencari alternatif pekerjaan lain sangatlah sulit karena

kompetisi di lapangan sangatlah ketat. Sehingga ini juga memunculkan

rasa enggan untuk mencari pekerjaan alternatif, dan mereka tetap

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertahan sebagai pelaku industri kecil di Desa Kedunggudel. Faktor

politik balas budi, dan kebaikan dari sang patron juga dapat memicu

rasa keengganan untuk mencari pekerjaan lain karena merasa sungkan

untuk meninggalkan sang patron. Rasa saling ketergantungan inilah

yang mampu mempertahankan hubungan patronklien ini mampu

bertahan hingga saat ini. Apabila kedua belah pihak mampu mencukupi

hak dan kewajiban masing-masing, hubunan patron-klien ini dapat

berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.

b. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa individu yang

terlibat dalam perilaku pertukaran antara tenaga kerja dengan pemilik

industri disebabkan oleh faktor yang saling menarik satu sama lain

untuk mempertukarkan apa yang dimiliki oleh pihak pertama yakni

pemilik industri sebagai pemilik alat produksi dan bahan produksi

dengan pihak kedua yakni tenaga kerja yang memiliki jasa berupa

tenaga untuk membantu proses produksi.

Hubungan patron-klien berawal dari adanya pemberian barang

atau jasa yang dapat dalam berbagai bentuk yang sangat berguna atau

diperlukan oleh salah satu pihak, bagi pihak yang menerima barang atau

jasa tersebut berkewajiban untuk membalas pemberian tersebut.

Terjadinya pertukaran barang atau jasa dalam relasi ini karena orang

yang memiliki surplus akan sumber-sumber atau sifat-sifat yang mampu

memberikan reward cenderung untuk menawarkan berbagai macam

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelayanan atau hadiah secara sepihak. Dalam hal ini mereka dapat

menikmati sejumlah besar reward yang berkembang dengan statusnya

yang lebih tinggi akan kekuasaan atau orang lain.

Adanya perbedaan dalam transaksi pertukaran barang atau jasa

akibat terdapat pihak yang berstatus sebagai superior di satu sisi dan

pihak yang berstatus sebagai inferior di sisi lain berimplikasi pada

terciptanya kewajiban untuk tunduk hingga pada gilirannya

memunculkan hubungan yang bersifat tidak setara / tidak seimbang.

Hubungan semacam ini bila dilanjutkan dengan hubungan personal

(non-kontraktual) maka akan menjelma menjadi hubungan patron-klien.

Adapun arus dari patron ke klien adalah :

a. penghidupan subsistensi dasar, yaitu pemberian pekerjaan

tetap dan pemberian upah yang layak bagi tenaga kerja.

b. jaminan krisis subsistensi, patron menjamin dasar

subsistensi bagi kliennya dengan menyerap kerugian-

kerugian yang ditimbulkan yang dapat mengganggu

kehidupan kliennya.

c. perlindungan, perlindungan dari berbagai bentuk

permasalahan baik secara internal maupun eksternal.

d. Jasa patron kolektif, secara internal patron sebagai

kelompok dapat melakukan fungsi ekonomisnya secara

kolektif. Yaitu mengelola berbagai bantuan secara kolektif

bagi kepentingan masyarakat umum.

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan arus dari klien ke patron adalah sebagai berikut :

menyediakan jasa dan tenaganya dalam jasa tenaga dasar, jasa

tambahan dan jasa domestik pribadi. Adapun jasa-jasa tersebut adalah

berupa jasa pekerjaan dasar sebagai tenaga kerjanya dan jasa tambahan

bagi rumah tangga pemilik industri yaitu dengan cara membantu pada

saat pemilik industri sedang mempunyai hajatan ataupun kepentingan

yang disitu membutuhkan jasa berupa bantuan tenaga dari tenaga

kerjanya.

Sesuai dengan penelitian ini, secara umum sikap dapat

dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon, baik secara positif

maupun negative suatu objek. Dalam sikap terkandung penilaian yang

emosional atau afektif ( senang, benci, kesal, sedih ) disamping

komponen kognitif ( berupa pengetahuan, pergaulan dan kepercayaan

terhadap suatu obyek ) serta konatif ( kecenderungan untuk bertindak ).

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respons pada

penelitian ini timbul karena adanya stimulus berupa lapangan pekerjaan

yang dimanfaatkan oleh seorang untuk bekerja guna mencukupi segala

kebutuhan hidup keluarganya.

c. Implikasi Metodologis

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Studi Kasus.

Penelitian Studi kasus adalah salah satu metode yang unggul untuk

membawa kita untuk memahami masalah yang kompleks dan dapat

menambah kekuatan untuk apa yang sudah diketahui melalui penelitian

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebelumnya. Metode studi kasus ini memiliki korelasi yang sangat kuat

dengan studi kasus dan penelitian dengan diskusi.

Ada beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan metode studi

kasus untuk penelitian mengenai hubungan patronklien di industri

masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut:

a. Menyediakan secara mendalam pemeriksaan longitudinal

sebuah kasus.

b. Menyediakan cara sistematis untuk melihat kejadian,

pengumpulan data, dan menganalisa

c. Memberikan pemahaman yang tajam tentang mengapa

suatu kejadian terjadi, dan apa yang mungkin menjadi

penting untuk melihat lebih intensif di masa mendatang.

Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan beberapa keuntungan

mengapa menggunakan metode studi kasus, sebagai berikut:

1. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai

hubungan antar variable serta proses yang memerlukan penjelasan

dan pemahaman yang lebih luas.

2. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan

mengenai konsep dasar perilaku manusia. Melalui penyelidikan

intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-

hubungan yang ( mungkin ) tidak diharapkan/ diduga sebelumnya.

3. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan yang sangat

berguna sebagau dasar untuk membangun latar permasalahan bagi

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam

rangka pengembangan ilmu-ilmu social.

Disamping tiga keunggulan diatas, keunggulan studi kasus juga

mempunyai keunggulan spesifik lainnya, seperti yang dilansir oleh

Black dan Champion ( 1992 ) antara lain sebagai berikut :

1. Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang

digunakan.

2. Keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya

dari topic yang diselidiki.

3. Dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan

social.

4. Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori.

5. Studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan

penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel dengan Purpossive Sampling. Purpossive sampling adalah

pengambilan sampel yang sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti.

Dalam penelitian ini, hasil sampel yang dikumpulkan tidak

dimaksudkan untuk mewakili hasil keseluruhan populasi. Oleh karena

itu, fungsi sampel lebih ditekankan untuk menggali serta menemukan

sejauh mungkin informasi yang penting. Dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampelnya dengan teknik purposive sampling, yaitu

peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang mantap. Informan dalam hal ini adalah pemilik

industri kecil dan tenaga kerjanya. Selain itu dari Perangkat Desa yakni

Kepala Lingkungan I merupakan informan yang dibutuhkan untuk

triangulasi sumber.

Untuk pengambilan data di lapangan peneliti menggunakan

wawancara mendalam ( indepth interview ), observasi partisipatoris,

dan dokumentasi. Dalam wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-

pertanyaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan

patronklien kepada informannya guna untuk mendapatkan informasi

yang diharapkan, dan kebenarannya dapat dibuktikan dengan observasi

atau pengamatan yang peneliti lakukan. Dengan observasi tersebut

didpatkan kesesuaian antara data yang diperoleh dilapangan dengan

fakta yang terjadi dilapangan. Data yang peroleh didukung oleh

dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan industri yang

berkembang di Desa Kedunggudel ini. Beberapa data tersebut

didapatkan di Kecamatan, Kalurahan, Badan Keswadayaan Masyarakat

dan lain-lain. Selain itu juga digunakan untuk menguji validitas data,

peneliti menggunakan triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai fungsi sebagai pembanding

terhadap data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan perspektif peneliti maka itu perlu mewawancarai

informan yang dapat mewakili atau representative.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif Miles

dan Huberman yang terdiri dari empat tahapan yang harus dilakukan,

yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap display data,

dan yang terakhir tahap kesimpulan atau konklusi.

Dalam menggunakan metode penelitian ini, peneliti menemukan

beberapa kelebihan dan kesulitan. Adapun kelebihannya adalah :

a. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sehingga

peneliti bisa menggambarkan dan mendeskripsikan mengenai

hubungan patron-klien antar perajin secara mendalam.

b. Dengan menggunakan metode depth interview, peneliti dapat

menemukan gambaran mengenai hubungan yang terjadi antara

pemilik industri kecil dengan tenaga kerjanya.

c. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, peneliti lebih

mudah untuk menggali apa yang dibutuhkan untuk penelitian.

d. Dengan triangulasi sumber banyak membantu dalam mencari

validitas data, terutama dari Bapak Kepala Lingkungan I

(Bayan).

Adapun kesulitan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Adanya kesulitan dalam menggali informasi dari pihak buruh

atau pekerja. Buruh atau pekerja kurang bisa menangkap

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertanyaan yang diajukan peneliti. Untuk memperoleh data yang

diperlukan, peneliti mempergunakan pendekatan secara

kekeluargaan, berhati-hati dalam berbicara dan berusaha

menciptakan suasana yang santai agar informan lebih terbuka.

b. Keberadaan tenaga kerja yang masih berkativitas, sehingga

perlu menunggu kedatangan tenaga kerja untuk melakukan

wawancara utnuk pengumpulan data.

C. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai hubungan patron klien dalam

lingkungan industri kecil di desa Kedunggudel, penulis menemukan

beberapa kasus di lapangan yang perlu dibenahi. Adapun kasus atau

permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perlu adanya peranan Pemerintah untuk melindungi keberlangsungan

industri kecil ini, misalnya dengan pemberian kredit ringan kepada

pengusaha, pelabelan desa sebagai daerah tujuan wisata kuliner, fashion,

kebudayaan, dan lain-lain. Dengan adanya perhatian pemerintah ini,

diharapkan keberlangsungan industri ini akan berdampak pada

perkembangan industri ini dan semakin berkurangnya angka

pengangguran, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat

desa Kedunggudel pada khususnya dan masyarakat Sukoharjo pada

umumnya.

b. Perlu dibentuk Paguyuban Pemilik Industri Kecil, sebagai wadah untuk

saling bertukar pemikiran antar pemilik indstri tentang masalah atau

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN PATRON .../Hubungan... · subsistensi dasar, jaminan krisis subsistensi, ... sehingga akan ada titik temu yang saling menguntungkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

problema yang dihadapi. Sehingga dengan adanya Paguyuban ini

diharapkan adanya rasa saling tolong menolong antar industri kecil

yang berdampak pada keberlangsungan industri.

c. Adanya perlindungan Pemerintah tentang kestabilan harga bahan pokok

guna kebutuhan proses produksi. Sehingga para pelaku industri kecil di

Desa Kedunggudel ini tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan

bahan baku industrinya, dan proses produksi mampu berjalan

sebagaimana mestinya, guna menjaga keberlangsungan industri kecil di

daerah Kedunggudel.