perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7....

85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH. Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Arifiati Dian Mayangsari NIM E. 0005330 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN

DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA

KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG-

UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN

DAERAH.

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Arifiati Dian Mayangsari

NIM E. 0005330

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN

DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA

KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG-

UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN

DAERAH.

Oleh

Arifiati Dian Mayangsari

NIM E. 0005330

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Oktober 2010

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. DR. Jamal Wiwoho, S.H.,MHum Pujiyono, S.H., M.H

NIP 1961110081987021001 NIP 197910142003121001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR

16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI

DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH.

Oleh

Arifiati Dian Mayangsari

NIM E. 0005330

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan

Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

1. Anjar Sri CN., S.H., M.Hum :...........................................................

Ketua

2. Pujiyono, S.H.,M.H :...........................................................

Sekretaris

3. Prof. DR. Jamal Wiwoho, S.H.,M.Hum :...........................................................

Anggota

Mengetahui

Dekan,

Mohammad Jamin, S.H.,M.Hum

NIP.196109301986011001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Arifiati Dian Mayangsari

NIM : E0005330

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul “ KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH.’’ adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Oktober 2010

yang membuat pernyataan

Arifiati Dian Mayangsari

NIM. E0005330

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Arifiati Dian Mayangsari, E 0005330. 2010. KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH. Penulisan Hukum (skripsi), Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penulisan hukum ini ialah untuk mengetahui Peran utama Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana dan fungsi utama Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana bagi Pemerintah Daerah Wonogiri. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Penulis melakukan penelitian pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri. Jenis data yang dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data yang terdiri dari teknik pengumpulan data primer dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi serta teknik data sekunder melalui studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model interaktif. Secara ringkas permasalahan yang diteliti, menghasilkan beberapa kesimpulan, (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana adalah Bupati mengangkat dan memberhentikan Anggota Direksi dan Dewan Pengawas, Bupati melakukan pembinaan umum, serta sebagai pemberi dana permodalan bagi Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana itu sendiri. (2) PD. BPR Giri Sukadana mempunyai fungsi bagi Pemerintah Daerah Wonogiri, yaitu menghimpun dana dari masyarakat, memberikan kredit, melakukan kerjasama, serta sebagai pemasukan pendapatan asli daerah. Dengan dikeluarkannya produk pelayanan berupa simpanan dan kredit sangat membantu perkembangan pendapatan laba PD BPR Giri Sukadana. Kata kunci : Perusahaan Daerah, peran utama Pemerintah, fungsi utama Perusahaan Daerah.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Arifiati Dian Mayangsari, E 0005330. 2010. KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH (The Juridicial Study of the Implementation of the Regional Governmental Regulation Point 6, 2008 About the Change of the Regional Governmental Regulation Point 16, 1996 About the Local Governmental Company of Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana in Wonogiri Regency in the Perspective of the Ordinance Point 5, 1962 About the Local Governmental Company). Faculty of Law. Sebelas Maret University. Surakarta. The purpose of this legal writing is to find out the Role of the Local Government of Wonogiri Regency to the Local Governmental Company Of Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana, and also to find out the function of the Local Governmental Company of Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana for the Local Government of Wonogiri Regency. This research is a descriptive empirical legal research. The writer carries out such a research to the Local Governmental Company of Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana, Wonogiri Regency. The data employed here are primary and secondary data. The primary data are gathered by interviews and observation, while the secondary data are collected through literature study. The analysis is carried out qualitatively in interactive model. The results of this legal research can be concluded as follows: (1) the Role of the Local Government of Wonogiri Regency is that The Regent appoints and dismisses the Management Board and Controller Board, the Regent also gives general establishment, and becomes the contributor of the financial aid for Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana itself; (2) the function of the Local Governmental Company of Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana for the Wonogiri Local Government is to gather such finance from the local residents, give credits, have such a cooperation, and as the genuine local income contributor. By releasing services such as saving and credits can really help the development of income profit of PD. BPR Giri Sukadana. Key words: Local Governmental Company, the Main Role of the Local

Government, the Main Function of Local Governmental Company.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' ”

(Q. S. Al Baqarah : 45)

“Jangan pernah mengecilkan arti seseorang, suatu saat ia bisa jadi penentu

kesuksesanmu ataupun kehancuranmu”

“Bahagia tidak terletak pada apa yang kita inginkan, melainkan karena kita tidak

menginginkan apa yang tidak dapat kita miliki.”

“If you have nothing nice to say,

say nothing at all”

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini

teruntuk :

1. Ayah dan ibu, terima kasih atas

kasih sayang, cinta, dan

pengorbanan dalam hidupku.

2. Chayi’ku sayang, semoga kita

berdua menjadi kebanggaan kedua

orangtua kita.

3. Sahabat dan temanku....

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas penulisan hukum dengan sebaik-baiknya yang berjudul

“KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6

TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR

16 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK

PERKREDITAN RAKYAT GIRI SUKADANA KABUPATEN WONOGIRI

DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1962

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH.’’.

Penulisan hukum ini penulis susun guna memenuhi dan melengkapi

syarat-syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan penulisan hukum ini masih terdapat kekurangan maupun

ketidaksempurnaan di dalamnya, karena keterbatasan pengetahuan penulis sendiri.

Atas kekurangan tersebut, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang

bersifat membangun guna ke depan menjadi lebih baik lagi.

Penyusunan penulisan hukum ini juga tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari segala pihak hingga terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

yang kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret dan selaku Pembimbing akademik Penulis, terima kasih atas

kesempatan bagi penulis belajar di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ibu Ambar Budi S. S.H., M. Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata.

3. Bapak Prof. DR. Jamal Wiwoho, S.H.,M.Hum., selaku Pembimbing I penulis

dan Bapak Pujiyono,S.H.,M.H selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan hukum ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

atas segala dedikasinya terhadap seluruh mahasiswa termasuk penulis selama

menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Ibu karyawan serta staff Tata Usaha, bagian Akademik, bagian

Kemahasiswaan, bagian Transit, Bagian Keamanan, dan bagian Perpustakaan

Fakultas Hukum Univertsitas Sebelas Maret.

6. Bapak Drs. Ige Budiyanto, M.S.i selaku Pimpinan Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri.

7. Ibu Wiwit, yang selama penelitian membantu penulis dalam perolehan data-

data penelitian beserta karyawan-karyawan Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana.

8. Bapak Ibu, yang selalu menjaga, menyayangi dan mencintai penulis dengan

caranya sendiri, terimakasih tak terhingga penulis ucapkan.

9. Kakakku, chayi, terimakasih untuk pengertian dan perhatiannya selama ini.

10. Kakak, Gideon Adi Nugroho, S.S, thank you 4 all....

11. Kakak, Sangga Ota Kharisma, S.STP, terimakasih....

12. Seluruh keluarga besar Fakultas Hukum UNS angkatan 2006 dan sebagian

angkatan 2005, menil, ratna, vani(iting), vani, cyla, itak, ayun, rl-mate, teman

ada saat kita tertawa namun seorang sahabat ada di saat kita tertawa maupun

menangis, terimakasih buat kebersamaan dan persahabatannya, teman..

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyusunan penulisan hukum ini baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Akhir kata, semoga penulisan hukum ini dapat memberi manfaat bagi

semua pihak. Penulis memohon maaf jika terdapat kekeliruan ataupun kesalahan

dalam penyusunan penulisan hukum ini. Semoga Allah SWT melimpahkan

rahmat dan karunianya kepada kita semua.

Amiin Yaa Robbal Alamiin.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis,

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT..................................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

E. Metode Penelitian .................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................ 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13

A. Kerangka Teori......................................................................... 13

1. Tinjauan Tentang Implementasi ........................................ 13

a. Pengertian Implementasi ............................................. 13

b. Teori-teori Implementasi ............................................. 14

2. Tinjauan tentang Pemerintah Daerah ................................ 16

a. Pengertian Pemerintah Daerah .................................... 16

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ......... 17

c. Keuangan Daerah ......................................................... 18

3. Tinjauan Tentang Perusahaan Daerah ............................... 19

a. Pengertian Perusahaan ............................................... 19

b. Perusahaan Daerah ...................................................... 20

c. Pengaturan Perusahaan Daerah .................................... 22

d. Sifat, Tujuan dan Lapangan Usaha Perusahaan

Daerah .......................................................................... 23

e. Eksistensi Perusahaan Daerah di Indonesia ................ 23

f. Kelebihan dan Kekurangan dari Perusahaan

Daerah .......................................................................... 24

g. Prosedur Pendirian Perusahaan Daerah ....................... 26

4. Tinjauan Tentang Bank ..................................................... 27

a. Pengertian Bank .......................................................... 27

b. Peraturan Pendirian Bank ............................................ 28

c. Prinsip-prinsip Perbankan ........................................... 29

d. Jenis-jenis Bank .......................................................... 30

5. Tinjauan Tentang Bank Perkreditan Rakyat ..................... 31

a. Definisi Bank Perkreditan Rakyat ............................... 31

b. Tujuan PD BPR ........................................................... 31

c. Peraturan Pendirian BPR.............................................. 32

d. Modal PD BPR ............................................................ 33

6. Tinjauan Tentang Peraturan Daerah................................... 34

a. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 ...................... 34

b. Materi Muatan Peraturan Daerah ................................. 35

c. Mekanisme Pembentukan Peraturan Daerah ............... 35

B. Kerangka Pemikiran................................................................. 37

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 39

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 39

1. Deskripsi PD BPR Giri Sukadana .................................... 39

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Peran Pemerintah Daerah Wonogiri Terhadap PD BPR Giri

Sukadana ........................................................................... 51

3. Fungsi PD BPR Giri Sukadana Bagi Pemerintah Daerah

Wonogiri ............................................................................ 52

B. Pembahasan.............................................................................. 54

1. Peran Pemerintah Daerah Wonogiri Terhadap PD BPR Giri

Sukadana .......................................................................... 54

2. Fungsi PD BPR Giri Sukadana Bagi Pemerintah Daerah

Wonogiri ............................................................................ 60

PENUTUP………………................................................................................ 67

A. Simpulan………….. ................................................................ 67

B. Saran……………..................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 70

LAMPIRAN

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Model Analisa Data Interaktif 11

Bagan 2 : Teori Implementasi Bekerjanya Hukum Robert Seidman 31

Bagan 3 : Kerangka Pemikiran 34

Bagan 4 : Stuktur organisasi PD BPR Giri Sukadana 42

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Ijin Penelitian

Lampiran II Surat Keterangan Penelitian

Lampiran III Rincian Penyertaan Modal

Lampiran IV Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 210 Tahun 2008

Tentang Penyertaan Modal Pemerintah

Kabupaten Wonogiri Pada PD. BPR Giri Sukadana

Kabupaten Wonogiri.

Lampiran V Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 222 Tahun 2010

Tentang Penyertaan Modal Pemerintah

Kabupaten Wonogiri Pada PD BPR Giri Sukadana

Kabupaten Wonogiri.

Lampiran VI Peraturan Daerah Tingkat II Wonogiri Nomor 5 Tahun

1992 Tentang Pendirian PD BPR Giri Sukadana Kabupaten

Daerah Tingkat II Wonogiri

Lampiran VII Keputusan Direksi PD BPR Giri Sukadana Nomor

07/SKD/I/1998 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata

Kerja PD BPR Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II

Wonogiri

Lampiran VIII Keputusan Direksi PD BPR Giri Sukadana Nomor

017/SKD/XII/2008 Tentang Penetapan dan Rencana Kerja

PD BPR Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Lampiran IX Keputusan Direksi PD BPR Giri Sukadana Nomor

010/SKD/XII/2009 Tentang Penetapan dan Rencana Kerja

PD BPR Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) pada Pasal 1 ayat (3)

mengamanatkan Indonesia sebagai negara hukum, sehingga dalam

penyelenggaraan kenegaraan harus berdasar sistem hukum. Dalam upaya mengisi

kemerdekaan yang diamanatkan dalam UUD 1945 untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan perekonomian

dalam upaya meningkatkan taraf hidup untuk mensejahterakan masyarakat

Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang dituntut untuk terus

melaksanakan pembangunan sebagai sarana mewujudkan cita-cita bangsa

sekaligus meningkatkan perekonomian dan taraf hidup rakyat. Tentu saja dalam

pelaksanaan pembangunan tersebut harus merata di seluruh pelosok tanah air

dengan mekanisme yang terencana, terprogram, terarah serta berkesinambungan.

Pembangunan nasional Indonesia merupakan usaha meningkatkan kualitas

manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,

berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan yang dihadapi, dalam

upaya merealisasikan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV, yaitu : Melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum;

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Berdasarkan sistem ketatanegaraan Negara Republik Indonesia dalam

upaya pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan di Indonesia dilaksanakan

oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Daerah Provinsi

maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan negara yaitu mensejahterakan

masyarakat. Indikator suatu masyarakat sejahtera adalah terpenuhinya bidang

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Peranan Pemerintah sangat dominan sebagai

penentu dan pengambil kebijaksanaan pembangunan tingkat nasional, sementara

Pemerintah Daerah merupakan bentuk panjang tangan dari Pemerintah Pusat

dalam melaksanakan Pemerintahan Daerah dan pembangunan yang ada di daerah

masing-masing.

Pembentukan Pemerintah Daerah berdasarkan Pasal 18 ayat (1) UUD 1945

bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi

dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,

kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan

undang-undang. Keberadaan Pemerintah Daerah berdasarkan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang intinya memberikan otonomi

daerah. Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 bahwa

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintah daerah

adalah Gubernur bagi propinsi, Bupati pada kabupaten, atau Walikota bagi kota,

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah (Pasal 1

(3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008).

Pemberian otonomi bagi daerah memungkinkan bagi daerah untuk dapat

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam rangka meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat dalam upaya meningkatkan perekonomian.

diharapkan daerah yang bersangkutan dapat lebih memahami dalam upaya

memenuhi aspirasi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran karena

secara langsung berhubungan atau kontak dengan masyarakat.

Salah satu bagian terpenting untuk mengetahui secara nyata kemampuan

Daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri adalah

kemampuan dalam hal keuangan. Faktor keuangan merupakan faktor esensial

sebagai barometer tingkat kemampuan Daerah melaksanakan konsep otonomi,

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan kata lain daerah membutuhkan dana demi penyelenggaraan urusan rumah

tangganya (Josef Riwu Kaho, 1997:124).

Suatu daerah untuk dapat menyelenggarakan urusan rumah tangganya

sendiri dengan baik, maka perlu adanya dana yang memadahi sebagai upaya untuk

melaksanakan pembangunan dalam upaya mensejahterakan masyarakat.

Mengingat ketersediaan dana sangat penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan, maka daerah harus mampu berupaya untuk memunculkan usaha

yang dapat menjadi pemasukan daerah. Daerah tidak hanya mengandalkan

bantuan dana dari Pemerintah melainkan wajib dituntut kemandiriannya untuk

memperoleh dana yang merupakan hasil usaha pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya.

Adapun yang menjadi sumber penerimaan asli daerah menurut Kansil dan

Christine adalah (C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, 2002: 107):

a. Hasil Pajak Daerah,

b. Hasil Retribusi Daerah,

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, lain- lain pendapatan asli daerah

yang sah antara lain hasil penjualan aset daerah dan jasa giro.

Berdasarkan hal tersebut di atas untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah, maka daerah dimungkinkan untuk mendirikan perusahaan daerah yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah

(UU Nomor 5 Tahun 1962). Menurut Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1962 bahwa

dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah

semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya

untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang

dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Daerah Kabupaten

Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008

Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri (Perda Nomor 6

Tahun 2008).

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dan dibahas pada penyusunan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana?

2. Apakah fungsi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

bagi Pemerintah Daerah Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian tentu ada tujuan atau maksud yang

ingin dicapai. Adapun tujuan yang dikehendaki penulis pada kegiatan ini adalah :

1. Tujuan Obyektif.

a. mengetahui peran pemerintah daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah

Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana dalam kaitannya dengan

pelaksanaan pembangunan Daerah mengingat keberadaannya sebagai salah

satu dari sejumlah penerimaan asli daerah, tepatnya di Daerah Kabupaten

Wonogiri.

b. mengetahui fungsi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana bagi Pemerintahan Daerah Wonogiri dalam menunjang

pembangunan di Daerah Kabupaten Wonogiri.

2. Tujuan Subyektif.

a. memperkaya pengetahuan dan membuka wawasan akan hal ikhwal

pembiayaan pembangunan dengan alokasi dana dari hasil Perusahaan

Daerah, khususnya Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana di Kabupaten Wonogiri.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. memperoleh data yang akan penulis pergunakan dalam menyusun skripsi

sebagai prasyarat untuk dapat mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang

ilmu hukum di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan sehubungan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis.

a. sebagai salah satu referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya di masa

yang akan datang.

b. sebagai kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada

umunya, khususnya ilmu hukum.

2. Manfaat Praktis.

a. sebagai wahana informasi bagi masyarakat pada umumnya dan bagi para

pembaca pada khususnya.

b. sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dalam bidang ilmu hukum

perdata, khususnya perihal seluk beluk perusahaan daerah di Kabupaten

Wonogiri.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ialah penelitian

hukum empiris, dimana pada penelitian hukum empiris ini yang diteliti

pada awalnya adalah data sekunder kemudian dilanjutkan pada data primer

di lapangan atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2007 : 52).

Data sekunder yaitu berupa Peraturan Daerah yang mengatur mengenai

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana yang

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kemudian dilanjutkan dengan data primer yaitu melakukan wawancara

langsung dengan Direksi PD. BPR Giri Sukadana, Staff Bagian Umum

PD. BPR Giri Sukadana, dan salah satu nasabah PD. BPR Giri Sukadana.

2. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil penelitian di Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadan Kabupaten Wonogiri karena pemilihan

lokasi berdasarkan pertimbangan tersedianya data yang penulis perlukan

untuk penelitian.

3. Sifat Penelitian

Laporan penelitian adalah penelitian deskriptif, yaitu pemecahan

masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

obyek peneliti sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya. (Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994 : 73).

Kemudian dari faktor-faktor yang ada penulis menganalisis berdasarkan

peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan obyek yang diteliti

sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan umum. Disamping

itu, hasil penelitian ini memberikan gambaran yang merupakan jawaban

dari permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini mengulas lebih jauh mengenai peran

Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana serta fungsi Perusahaan Daerah Giri

Sukadana bagi pemerintah Daerah Wonogiri.

4. Jenis Data

Data adalah hasil dari penelitian, baik berupa fakta-fakta atau

angka-angka yang dapat dijadikan bahan suatu sumber informasi,

sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan. Jenis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

a. Data Primer

Data primer adalah data atau fakta atau keterangan yang diperoleh

secara langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian

lapangan, yaitu berupa hasil wawancara dengan Direktur utama

PD. BPR Giri Sukadana, Staff Bagian Umum PD. BPR Giri

Sukadana, dan beberapa nasabah PD. BPR Giri Sukadana.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan

asli, yang memuat informasi atau data tersebut. Data sekunder ini

mencakup dokumen- dokumen resmi (Surat Keputusan Bupati

Wonogiri dan Direksi PD BPR Giri Sukadana) buku-buku literatur

lainnya, surat kabar, peraturan perundang-undangan dan internet

(terlampir).

5. Sumber Data

Sumber data juga digunakan dalam penelitian ini yakni sumber

data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder adalah

sejumlah data keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara langsung

maupun tidak langsung melalui studi pustaka yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Sumber data sekunder di bidang hukum dapat

diperoleh dari bahan-bahan hukum yang dibedakan menjadi :

a. Bahan hukum primer

Merupakan bahan hukum yang utama dalam penelitian ini,

meliputi :

1) Undang-Undang Dasar 1945;

2) Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008

Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah

Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri;

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah dirubah

dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan.

4) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan

Daerah.

b. Bahan Sekunder.

Merupakan bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan

hukum primer dan dapat membantu memahami dan menganalisa

bahan hukum primer. Bahan hukum Sekunder meliputi :

1) buku-buku ilmiah di bidang hukum;

2) makalah dan hasil-hasil karya ilmiah para srajana.

c. Bahan Hukum Tersier.

Merupakan bahan hukum yang memberikan informasi tentang

bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier dalam

penelitian ini meliputi :

1) surat kabar

2) internet

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan tehnik pengumpulan data yang berupa :

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung kepada sumber data primer mengenai masalah

yang diteliti. Wawancara dilakukan pada subjek yang dipilih sebagai

responden, dilakukan secara mendalam dan terarah dengan

menggunakan daftar pertanyaan agar diperoleh data yang sesuai

dengan masalah yang diteliti.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Observasi

Merupakan upaya memperoleh data dengan melihat atau mengamati

obyek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap gejala yang

ada.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan sebagai metode pengumpulan data dengan jalan

menggali data dari dokumen-dokumen resmi, literatur-literatur,

peraturan perundangan dan lainnya.

7. Tehnik Analisis Data.

Tekhnik analisis data yang dipergunakan penulis adalah dengan

analisis isi (content analysis). Adapun model analisa yang digunakan

adalah analisa kualitatif model interaktif (interactive model of analysis)

yaitu dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya, maupun

dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus.

Dalam bentuk ini, peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis

dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data

berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak

diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang

masih tersisa bagi penelitian berakhir. (H.B. Sutopo, 2002:94-95). Adapun

ketiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data.

Reduksi data adalah bagian analisis, berbentuk mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal- hal yang tidak penting

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan. Menurut HB. Soetopo (1992:12), reduksi data merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field

not. Proses ini berlangsung sejak awal penelitian dan pada saat

pengumpulan data. Reduksi data ini dilakukan dengan membuat singkatan,

coding, memusatkan tema, menulis memo dan menentukan batas- batas

permasalahan. Proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan dan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

abstraksi data dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tulis di

lapangan. Reduksi data langsung terus- menerus sepanjang pelaksanaan

riset sampai laporan akhir lengkap tersusun.

b. Penyajian Data.

Suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang

memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Selain itu, penyajian

data sebagai kumpulan informasi tersususn yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian- penyajian yang lebih merupakan suatu cara yang utama bagi

analisis kualitatif yang valid (Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman

dalam Tjejep Rohendi Rohidi, 1992:17).

Sajian data sebaik- baiknya berbentuk tabel, gambar, matriks, jaringan

kerja, dan kaitan kegiatan, sehingga memudahkan peneliti untuk

mengambil kesimpulan. Peneliti diharapkan dari awal dapat memahami

arti berbagai hal yang ditemui sejak awal penelitian, Dengan demikian

dapat menarik kesimpulan yang terus dikaji dan diperiksa seiring dengan

perkembangan penelitian yang dilakukan. Proses analisis dengan 3 (tiga)

komponen diatas dilakukan secara bersamaan merupakan model analisis

mengalir (flow model of analysis). Metode analisis inilah yang digunakan

dalam penelitian ini. Reduksi data dilakukan sejak proses sebelum

pengumpulan data yang belum dilakukan, diteruskan pada waktu

pengumpulan data dan bersamaan dengan dua komponen yang lain. Tiga

komponen tersebut masih mengalir dan tetap saling menjalin pada waktu

kegiatan pengumpulan data sudah berakhir sampai dengan proses

penulisan penelitian selesai.

c. Penarikan Kesimpulan.

Kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang

utuh. Kesimpulan- kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung

(Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman dalam Tjejep Rohendi,

1992:19). Dengan penggunaan data kualitatif ini maka akan didapat

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

gambaran yang lengkap dan menyeluruh terhadap keadaan yang nyata

sesuai dengan penelitian yang diteliti.

Teknik analisis yang meliputi data, penyajian data serta penarikan

kesimpulan seperti yang telah diuraikan diatas, dalam penelitian ini oleh

peneliti telah diusahakan untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan data dan

informasi yang diperoleh dari hasil penelitian.

Bagan . 1

Model analisa data interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan

mengenai sistematika penulisan hukum serta untuk mempermudah

pemahaman berkaitan seluruh isi penulisan hukum ini, maka penulis

menyajikan sistematika penulisan hukum ini yang terdiri dari empat Bab.

Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari subbab-subbab yaitu latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

Bab pertama ini merupakan awal yang menjadi dasar, bahan

pertimbangan, serta patokan dari karya ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi Kerangka Teori yang berisi Tinjauan Umum tentang

Pemerintahan Daerah, Tinjauan Umum tentang Perusahaan

Daerah, Tinjauan Umum tentang Badan Perkreditan Rakyat; serta

Kerangka Pemikiran yang berupa bagan untuk mempermudah

membaca alur dari penelitian hukum.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab inti dan paling penting. Dalam bab ini

akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

berisikan tentang peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana.

serta fungsi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana bagi Pemerintah Daerah Wonogiri.

BAB IV : PENUTUP

Bab Penutup adalah bab terakhir. Bab ini menerangkan dari

keseluruhan uraian yang telah dipaparkan ke dalam bentuk

kesimpulan dan juga memuat saran-saran apa yang sesuai dengan

yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Implementasi.

a. Pengertian implementasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberikan pengertian dari

implemetasi ialah pelaksanaan; penerapan. Sehubungan dengan judul yang

penulis ambil, maksud dari implementasi dalam judul penulisan hukum

(skripsi) ini adalah pelaksanaan. Jadi, bagaimana pelaksanaan Peraturan

Daerah tentang PD BPR Kabupaten Wonogiri ini dalam perspektif UU

Perusahaan Daerah.

Kamus Webster dalam Wahab, dalam Joko Widodo (2008:86),

mengungkapkan bahwa :

“Implementasi diartikan sebagai “to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give practical effect to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”. Implementasi berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan suatu kebijakan dan dapat menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu tertentu”

Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dalam

Solichin Abdul Wahab 2001: 65, yaitu :

“Those action by public or private individuals (or group) that are directed the achivement of objectives set forth in prior policy decisions”. (tindakan – tindakan yang dilakukan baik oleh individu – individu atau pejabat – pejabat atau kelompok – kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan – tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan)

Lebih lanjut Daniel. A Mazmanian dan Paul Sabatier (1979) dalam

Solichin Abdul Wahab 2001 : 65 menjelaskan makna implementasi

sebagai berikut :

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian – kejadian dan kegiatan – kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman – pedoman kebijakanaan negara, yang mencakup baik usaha – usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian – kejadian.”

b. Teori Implementasi

Teori Implementasi, menurut Robert Seidman, bekerjanya hukum,

yaitu setiap peraturan memberitahukan bahwa bagaimana seorang

pemegang peranan (role occupant) itu diharapkan bertindak; bagaimana

seorang itu akan bertindak sebagai respons terhadap peraturan merupakan

fungsi peraturan-peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya,

aktifitas dari lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan komplek

sosial, politik dan lain-lainnya mengenai dirinya; bagaimana lembaga-

lembaga pelaksana itu akan bertindak sebagai respons terhadap peraturan

hukum merupakan fungsi peraturan-peraturan hukum yang ditujukan

kepada mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan komplek begitu juga

kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya yang mengenali diri mereka serta

umpan balik yang datang dari pemegang peranan; dan bagaimana para

pembuat undang-undang itu akan bertindak merupakan fungsi peraturan-

peraturan yang mengatur tingkah laku mereka, sanksi-sanksinya,

keseluruhan komplek kekuatan sosial, politik, ideologis dan lain-lainnya

yang mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemegang

peranan serta birokrasi.

(http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1280&bih=638&q=TE

ORI+implementasi+%27robert+seidman%27&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs

_rfai=&fp=bfb8fcd9b9a5acfd 31 Oktober 2010, Pukul 16.30 WIB)

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAGAN 2.

TEORI IMPLEMENTASI BEKERJANYA HUKUM ROBERT SEIDMAN

Secara umum sudut pandang yang digunakan dalam memahami

pengertian implementasi dan tahapan dari implementasi dijelaskan oleh

Wahab (2004:84), sebagai berikut :

1) Dalam implementasi sebagian batas program pemerintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuat kebijakan yang berusaha keras mempengaruhi perilaku-perilaku birokraasi atau pejabat-pejabat lapangan dalam rangka pemberian pelayanan atau jasa kepada masyarakat atau mengatur perilaku dari suatu atau lebih kelompok sasaran.

2) Implementasi dilihat sebagai suatu kegiatan di lapangan berfokus kepada tindakan/perilaku para pejabat dan instansi –instansi di

Bidang kerjanya kekuatan sosial

Birokrasi dan penegak hukum

Lembaga pembuat peraturan

Bidang bekerjanya kekuatan sosial

Aktifitas penerapan sanksi

Pemegang peranan

Bidang bekerjanya kekuatan sosial

Umpan balik

norma norma

Umpan balik Umpan

balik

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

lapangan, dalam upaya untuk menanggulangi gangguan-gangguan yang terjadi pada wilayah kerjanya yang disebabkan oleh usaha-usaha pejabat di luar instansi demi mencapai berhasilnya suatu kebijakan baru.

3) Implementasi dapat pula dilihat sebagai usaha yang dilakukan pada kelompok sasaran dalam hal ini adalah masyarakat dimana pandangan mereka mungkin saja serupa dengan pandangan dan persepsi pejabat pusat. Persepsi kelompok sasaran tersebut sangat penting artinya bagi pejabat-pejabat pusat oleh karena dapat mengantisipasi umpan balik perilaku yang mendasari penyusunan setiap program atau kebijakan.

Pada dasarnya implementasi terdiri dari lima tahapan, yaitu :

1) Output kebijakan (keputusan-keputusan) dari badan-badan pelaksana.

2) Kepatuhan–kepatuhan kelompok sasaran terhadap kebijakan tersebut.

3) Dampak nyata keputusan tersebut.

4) Persepsi terhadap dampak keputusan-keputusan tersebut.

5) Evaluasi sistem politik terhadap undang-undang, baik berupa

perbaikan mendasar atau upaya untuk melaksanakan perbaikan dalam

hal isinya.

2. Tinjauan Tentang Pemerintah Daerah.

a. Pengertian Pemerintah Daerah

Definisi Pemerintah Daerah menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan dengan prinsip motonomi seluas-luasnya dalam

system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah bahwa Pemerintah daerah adalah Gubernur,

Bupati, atau Walikota, dan peangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Menurut Pasal 1 ayat

(5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan mayarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

b. Asas-asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah bahwa asas-asas penyelenggaraan Pemerintah

Daerah ada 3 (tiga) yaitu :

1) Asas Desentralisasai

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia (Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah).

2) Asas Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau

kepada instansi vertikal di wilayah tertentu (Pasal 1 ayat (8) Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3) Asas Pembantuan

Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada

daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/ kota

dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/ kota kepada desa untuk

melaksanakan tugas tertentu (Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).

c. Keuangan Daerah

Pengertian keuangan daerah sebagai bagian penting dalam

Pemerintah Daerah, dapat diambil dari Pasal 155 Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :

1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja

daerah.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan

dan belanja negara.

3) Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpisah dari

administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Selain itu, menurut Pasal 157 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, Sumber pendapatan daerah terdiri atas:

1) Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu:

a) hasil pajak daerah;

b) hasil retribusi daerah;

c) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d) lain-lain PAD yang sah; (jasa giro, sumbangan pihak ketiga, askes,

bunga pinjaman/dana bergulir)

2) Dana Perimbangan (pusat, provinsi); dan

3) Lain-lain Pendapatan daerah yang sah (hibah, bantuan provinsi, bagi

hasil dengan provinsi pajak bahan bakar, bantuan keuangan dari

provinsi).

3. Tinjauan Tentang Perusahaan Daerah.

a. Pengertian Perusahaan

Perusahaan menurut Pasal 1 huruf (b) Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1982): Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan

setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan,

bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan

tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Menurut Pasal 1 angka (1)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

(Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997) bahwa Perusahaan adalah setiap

bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus

dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan

oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum

atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

Menurut Molengraaff, Perusahaan adalah ”keseluruhan perbuatan

yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh

penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang

atau mengadakan perjanjian perdagangan (Abdulkadir, 2002:7).”

Menurut Polak, ”Memandang perusahaan dari sudut komersial,

artinya baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan

laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan

(Abdulkadir, 2002:8).”

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka unsur-unsur perusahaan

adalah (Abdulkadir, 2002:10-12):

1) badan usaha;

2) kegiatan dalam bidang perekonomian;

3) Terus-menerus;

4) Bersifat tetap;

5) Terang-terangan;

6) Keuntungan dan atau laba; dan

7) Pembukuan;

b. Perusahaan Daerah

Salah satu kewenangan pemerintah daerah adalah dapat memiliki

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Menurut Pasal 177 Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008, Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang

pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau

pembubarannya ditetapkan dengan perda yang berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang

Perusahaan Daerah Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan

Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan

Undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian

merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain

dengan atau berdasarkan Undang-undang. Berdasarkan ketentuan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1962 dan Perturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat Pemerintah Daerah Wonogiri

mendirikan Perusahaan Daerah.

Salah satu bentuk Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah

adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang di atur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank

Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah (Permendagri Nomor 22

Tahun 2006). Menurut Pasal 1 ayat (5) Permendagri Nomor 22 Tahun

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2006, Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah yang selanjutnya

disebut BPR Daerah adalah Bank Perkreditan Rakyat yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimilki oleh daerah melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan amanat ketentuan Pasal 177 Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 7

Tahun 1992 yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang perbankan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang

perusahaan daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang

Bank Perkreditan Rakyat, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun

1984 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan perusahaan daerah di

lingkungan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri dalam Nageri Nomor 4

Tahun 1993 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 2006 tentang

pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Daearah,

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 tahun 1999 tentang

kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten

Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten

Daerah Tingkat II Wonogiri (Perda Nomor 6 Tahun 2008) maka

Pemerintah Daerah Wonogiri mendirikan Badan Usaha Milik Daerah

berupa Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana.

Adapun yang dimaksud, Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

yang selanjutnya disingkat PD BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana milik Pemerintah Daerah yang modalnya baik seluruhnya

maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan [Pasal 1

ayat (6) Perda Nomor 6 Tahun 2008]. Untuk selanjutnya penulisan Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana akan disingkat BPR Giri Sukadana.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Yuniarto dalam bukunya yang berjudul pemerintahan di

daerah menyebutkan bahwa penggolongan Perusahaan Daerah, adalah

sebagai berikut (Prabawa Utama, 1991: 62):

1) Perusahaan Daerah yang bersifat menyelenggarakan kepentingan

umum, yakni perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah daerah

dengan prinsip pokok mencari keun tungan untuk mengisi Kas Daerah

akan tetapi perlu juga diperhatikan kesejahteraan dan ketentraman

penduduk, dengan menjaga jangan sampai penduduk dengan adanya

perusahaan itu malah menjadi tidak tentram.

2) Perusahaan daerah bersifat ekonomi, artinya perusahaan ini tidak

melayani kepentingan penduduk secara langsung dan berorientasi

untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

c. Pengaturan Perusahaan Daerah.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Perusahaan Daerah ditentukan,

Perusahaan Daerah didirikan dengan peraturan daerah atas kuasa undang-

undang ini. Perusahaan Daerah tersebut adalah badan hukum yang

kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya

peraturan daerah yang yang bersangkutan.

Peraturan Daerah tentang pendirian Perusahaan Daerah itu mulai

berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan. Menurut ketentuan

Pasal 1 huruf (d) Undang-Undang Perusahaan daerah instansi atasan

adalah Menteri Dalam Negeri bagi Propinsi dan Gubernur bagi Kabupaten.

Menurut Pasal 3 Undang-Undang Perusahaan Daerah, dengan tidak

mengurangi ketentuan dalam undang-undang ini serta peraturan

pelaksanaannya, maka terhadap badan hukum yang dimaksudkan dalam

undang-undang ini (Undang-Undang Perusahaan Daerah) berlaku segala

macam hukum Indonesia.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Sifat, Tujuan dan Lapangan Usaha Perusahaan Daerah

Menurut Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Perusahaan

Daerah, Perusahaan Dearah merupakan badan usaha pemberi jasa,

penyelenggara kemanfaatan umum; dan memupuk pendapatan. Perusahaan

Daerah bertujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan Daerah

khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka

ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan

mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan kerja

dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Selanjutnya Pasal 5 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang

Perusahaan Daerah menentukan Perusahaan Daerah bergerak dalam

lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan-

peraturan yang mengatur pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Cabang-

cabang produksi yang penting bagi Daerah dan yang menguasai hajat

hidup orang banyak di Daerah yang bersangkutan diusahakan oleh

Perusahaan Daerah yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan

Daerah yang dipisahkan.

e. Eksistensi Perusahaan Daerah di Indonesia

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 menyebutkan bahwa

1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat.

4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan ,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.

Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

pelaku perekonomian di Indonesia terdiri dari pemerintah, swasta dan

koperasi. Perusahaan merupakan salah satu wujud dari keterlibatan

pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, dalam kegiatan

perekonomian.

Dalam rangka pemberian isi otonomi yang riil dan luas kepada

daerah dengan mengingat kemampuan daerah masing-masing perlu

ditetapkan dasar-dasar untuk mendirikan perusahaan daerah. Hasil

Perusahaan Daerah adalah salah satu daripada pendapatan pokok dari

daerah. Perusahaan yang didirikan oleh daerah dewasa ini pada umumnya

merupakan perusahaan yang tidak mengutamakan mencari keuntungan

semata-mata melainkan khususnya ditujukan kepada terwujudnya fungsi

sosialnya daripada perusahaan itu terhadap penduduk daerah.

Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan

urusan rumah tangganya menurut peraturan perundangan yang mengatur

pokok-pokok pemerintahan daerah. Titik berat dari semua kegiatan

Perusahaan Daerah harus ditujukan ke arah pembangunan daerah,

khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umunya dalam rangka

ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan

mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja

dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur.

f. Kelebihan dan Kekurangan dari Perusahaan Daerah Dibandingkan

dengan Perusahaan Swasta.

Berdasarkan ketentuan hukum pada Pasal 4 Undang- undang Nomor

5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, Perusahaan Daerah didirikan

dengan suatu Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tersebut merupakan

dasar hukum atas berdirinya suatu Perusahaan Daerah. Selanjutnya

Perusahaan Daerah tersebut pada Pasal 5 menyebutkan bahwa Perusahaan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Daerah merupakan badan usaha yang bersifat memberi jasa,

menyelenggarakan kemanfaatan umum, dan memupuk pendapatan.

Dengan demikian, disamping menyelenggarakan sebagian dari tugas dan

kewenangan pemerintah Daerah yakni menyediakan pelayanan dasar dan

pelayanan umum, keuntungan dari Perusahaan Daerah yaitu dapat

menghasilkan pendapatan atau laba yang dapat dikontribusikan dalam

Pendapatan Asli Daerah, menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat dalam

bentuk pinjaman modal usaha dan tabungan serta merupakan sarana untuk

melaksanakan pembangunan.

Untuk Perusahaan Daerah, terdapat beberapa kekurangan yang sering

dihadapi, antara lain : permodalan, tarif, peralatan, dan sumber daya

manusia. Kekurangan- kekurangan ini dijumpai secara bersama- sama

dalam satu perusahaan atau hanya salah satu dari beberapa kekurangan

tersebut. Perusahaan yang bersifat pelayanan atau jasa biasanya kerap

menemui masalah tarif, sedangkan pada perusahaan daerah yang bergerak

dalam bidang perbankan tidak jarang di hadapkan pada masalah

perbankan. Masalah permodalan ini akan dapat diatasi antara lain dengan

mengubah struktur pemegang saham Perusahaan Daerah. Selain itu

kekurangan yang sering dijumpai terkait dengan aturan birokrasi yang

sejumlah besar aturan tersebut dapat menghambat pengembangan

perusahaan daerah.

Pemerintah Daerah lebih memilih mendirikan Perusahaan Daerah

daripada Perusahaan Swasta yang lain, karena, Perusahaan Swasta, yang

modalnya dimiliki oleh swasta, umumnya berbentuk PT (atau salah satu

dari bentuk-bentuk usaha yang ada berdasarkan peraturan perundang-

undangan), dimana PT berorientasi pada keuntungan dan atau laba yang

sebesar-besarnya, sedangkan Perusahaan Daerah, yang modalnya

merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, bertujuan untuk turut serta

melaksanakan pembangunan daerah di segala bidang pada khususnya dan

pembangunan ekonomi nasional pada umumnya.guna memenuhi

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kebutuhan rakyat, serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

g. Prosedur Pendirian Perusahaan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah, mengenai pendirian Perusahaan Daerah, disebutkan bahwa :

1) Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa

Undang-Undang ini,

2) Perusahaan Daerah termaksud pada ayat (1) adalah badan hukum yang

kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya

Peraturan Daerah tersebut,

3) Peraturan Daerah termaksud pada ayat (1) mulai berlaku setelah

mendapat pengesahan instansi atasan.

Dalam UU Perusahaan Daerah ini ditetapkan, bahwa Perusahaan Daerah

itu adalah suatu badan hukum berdasarkan Undang-Undang Perusahaan

Daerah. Kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan

berlakunya Peraturan Daerah yang mengatur pendirian Perusahaan Daerah

tersebut.

Pendirian Perusahaan Daerah menyangkut kepentingan yang lebih

luas, yaitu dalam hubungannya dengan pembangunan daerah terhadap

pembangunan nasional. Maka sesuai dengan sistem desentralisasi, (system

Desentralisasi yaitu : penyerahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1

ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah) ), berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku, dalam UU

Perusahaan Daerah ditegaskan, bahwa Peraturan Daerah yang mengatur

tentang pendirian Perusahaan Daerah itu mulai berlaku setelah mendapat

pengesahan instansi atas.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Tinjauan Tentang Bank

a. Pengertian Bank

Apabila berbicara tentang Lembaga Keuangan Bank, ada dua istilah

yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu Perbankan dan Bank.

Perbankan diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Menurut Ketentuan Pasal 1

angka (1) UU Nomor 20 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada angka

(2) pasal tersebut ditentukan, bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pengertian

Perbankan itu lebih luas dibandingkan dengan pengertian Bank.

Pengertian Perbankan merupakan rumusan umum yang abstrak mencakup

3 (tiga) aspek utama, yaitu :

1) kelembagaan bank,

2) kegiatan usaha bank,

3) cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha bank.

Sedangkan pengertian Bank merupakan rumusan khusus yang

konkret mencakup 2 (dua) aspek utama, yaitu :

1) badan usaha Bank (corporate company)

2) kegiatan usaha Bank (business activities).

Sebagai lembaga yang menjalankan usaha di bidang jasa keuangan,

Bank bukanlah sembarang badan usaha, melainkan yang secara hukum

memiliki status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani

kebutuhan masyarakat. Berdasarkan rumusan definisi bank, dapat

dipahami pula bahwa kegiatan usaha Bank pada pokoknya meliputi 3

(tiga) bentuk kegiatan, yaitu :

1) menghimpun dana,

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) menyalurkan dana, dan

3) memberikan jasa keuangan.

Bank adalah tulang punggung pembangunan ekonomi. Oleh karena

itu, pengawasan dan pembinaan terhadap Bank oleh Bank Indonesia

sebagai Bank Sentral sangat menentukan. Semuanya ini diatur dalam

Undang-Undang Perbankan.

Badan usaha Bank adalah badan hukum. Menurut ketentuan Pasal 21

Undang-Undang Perbankan, bentuk hukm Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rajyat adalah salah satu dari Perseroan Terbatas, Perusahaan

Daerah, atau Koperasi.

b. Peraturan Pendirian Bank

Pendirian bank pada umumnya diatur dalam undang-undang maupun

dalam beberapa peraturan pelaksanaan, antara lain :

1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

2) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

3) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Badan Usaha Milik

Negara.

4) Peraturan Bank Indoneia No.2/27/PBI/2000 tentang Bank Umum.

5) Peraturan Bank Indonesia No.6/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004

tentang Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan

Prinsip Syariah.

6) Peraturan Bank Indonesia No.6/22/PBI/2004 tanggal 9 Agustus 2004

tentang Bank Perkreditan Rakyat.

7) Peraturan Bank Indonesia No.6/17/PBI/2004 tanggal 1 Juli 2004

tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutab Izin

Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank.

9) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,

Konsolidasi, dan Akuisisi.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

10) Badan Hukum Bank yang berupa Perseroan Terbatas tunduk pada

ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas.

11) Badan Hukum Bank yang berupa Perusahaan Daerah tunduk pada

ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962.

12) Badan Hukum Bank yang berupa Koperasi tunduk pada ketentuan

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

13) Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

c. Prinsip-Prinsip Perbankan

Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya harus menerapkan

prinsip- prinsip yang berlaku dalam perbankan. Undang- undang Nomor

10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengatur prinsip dalam perbankan,

yaitu prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah.

Selain prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah, dalam perbankan

juga dikenal dengan prinsip mengenal nasabah (know your customer).

Prinsip mengenal nasbah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk

mengetahui sejauh mungkin identitas nasabah serta memantau kegiatan

transaksi nasabah termasuk kegiatan pelaporan terhadap transaksi yang

mencurigakan. Penerapan prinsip mengenal nasabah ini meliputi, baik

nasabah bank biasa maupun nasabah bank tanpa berhadapan fisik, seperti

nasabah yang melakukan transaksi melalui telepon, surat- menyurat, dan

electronic banking (Munir Fuady, 2001 : 207).

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d. Jenis-Jenis Bank

Jenis Bank menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan, adalah :

1) Bank Umum

Berdasarkan Pasal 1 angka 3 (tiga) Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian Bank Umum adalah Bank

yang melaksanakn kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

Pengertian jasa dalam lalu lintas pembayaran menunjukkan

bahwa bank umum menjalankan usaha di bidang jasa yang bersifat

umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga keuangan.

2) Bank Perkreditan Rakyat

Berdasarkan Pasal 1 angka 4 (empat) Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian Bank Perkreditan Rakyat

adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Pengertian tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

meliputi tidak menerima simpanan berupa giro yang tunduk pada lalu

lintas pembayaran, baik secara tunai maupun dengan surat berharga

atau pemindahbukuan. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk

menyesuaikan dengan fungsi Bank Perkreditan Rakyat yang ditujukan

hanya untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat ekonomi

lemah.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Tinjauan Tentang Bank Perkreditan Rakyat

a. Definisi Bank Perkreditan Rakyat

Wujud dari Perusahaan Daerah salah satunya adalah Bank

Perkreditan Rakyat yang keberadaannya berbadan hukum dengan

kedudukan dan berkantor pusat di daerah. Bank Perkreditan Rakyat diatur

menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah

(Permendagri Nomor 22 Tahun 2006). Menurut Pasal 1 (5) Permendagri

Nomor 22 Tahun 2006, Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah

Daerah yang selanjutnya disebut BPR Daerah adalah bank perkreditan

rakyat yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah

melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah

yang dipisahkan.

Berdasarkan Permendagri Nomor 22 Tahun 2006, Pemerintah

Daerah Kabupaten Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri yaitu Bank Perkreditan Rakyat

Giri Sukadana (BPRGS) yang didirikan berdasarkan Perda Nomor 6

Tahun 2008. Menurut Pasal 1 (6) Perda Nomor 6 Tahun 2008, Perusahaan

Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat PD BPR

adalah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadan milik Pemerintah Daerah

yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan

daerah yang dipisahkan.

b. Tujuan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Dalam Era otonomi daerah menghadapkan daerah untuk memacu

kemajuan daerah sejalan diberikannya otonomi guna meningkatkan

pendapatan daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemandirian

daerah di bidang keuangan adalah mendirikan lembaga keuangan

berbentuk Perusahaan Daerah. Tujuan didirikannya PD. BPR sebagai

lembaga keuangan milik daerah adalah untuk membantu dan mendorong

pertumbuhan perekonomian dan pembangunan Daerah di segala bidang

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka

peningkatan taraf hidup rakyat (Pasal 4 Perda Kabupaten Wonogiri Nomor

6 Tahun 2008).

Menurut Pasal 34 Perda Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008:

1) Laba Bersih Perusahaan Daerah BPR setelah dikurangi pajak yang

disahkan oleh Bupati ditetapkan sebagai berikut:

a) Bagian Laba untuk Daerah sebesar 55 % (lima puluh lima per

seratus);

b) Cadangan Umum sebesar 12,5 % (duabelas koma lima per seratus);

c) Cadangan Tujuan sebesar 12,5 % (duabelas koma lima per

seratus);

d) Dana Kesejahteraan sebesar 10 % (sepuluh perseratus);

e) Jasa Produksi sebesar 10 % (sepuluh perseratus).

2) Bagian Laba untuk Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a dianggarkan dalam ayat Penerimaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran berikutnya.

3) Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d

antara lain untuk Dana Pensiun Direksi dan Pegawai serta perumahan

pegawai, sosial dan sejenisnya.

4) Pengguna Jasa Produksi ditetapkan Direksi dengan persetujuan Bupati.

Adanya PD. BPR Pemerintah Daerah bermaksud meningkatkan partisipasinya

terhadap lembaga keuangan milik Pemerintah Daerah, khususnya melalui

PD.BPR, guna meningkatkan PAD.

c. Peraturan Pendirian Bank Perkreditan Rakyat

Pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diatur dalam Undang-

Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Undang-Undang No 10

Tahun 1998 tentang Penyempurnaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

dan Undang-Undang No. 5 Tahun 1962. Aturan Pelaksana Undang-

Undang Perbankan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Peraturan pendirian BPR

terdapat juga dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 22 Tahun 2006.

Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 11 Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992, BPR dapat didirikan dan dimiliki oleh:

1) warga negara Indonesia;

2) badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya adalah warga negara

Indonesia;

3) pemerintah daerah;

4) warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia dan/atau pemerintah

daerah.

d. Modal Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Menurut Pasal 7 Perda kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008:

1) Modal Dasar Perusahaan Daerah BPR ditetapkan sebesar Rp.

15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).

2) Untuk memenuhi modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pemerintah Daerah menambah modal yang disetor secara bertahap

setiap tahun yang besarannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati

yang telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah dan atau dari

sumber keuangan lainnya yang sah dalam kurun waktu 10 (sepuluh)

tahun.

3) Modal PD. BPR merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Menurut Pasal 7 ayat (3) Perda Nomor 6 Tahun 2008: modal PD. BPR

merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, berarti PD. BPR

merupakan badan usaha berbadan hukum.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

6. Tinjauan Tentang Peraturan Daerah

a. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008

Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah

Daerah, Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Perda,

pengertiannya adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala

daerah. Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah

provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda merupakan

penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi dengan memperhatikan khas masing-masing daerah, dan juga dalam

Perda, kebijakan daerah dimaksud tidak boleh bertentangan dengan

kepentingan umum dan/ atau peraturan perundang- undangan yang lebih

tinggi.

Peraturan daerah yang penulis maksud di sini adalah Peraturan

Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun

1996 Tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri. Sebagaimana yang telah

dijabarkan, dalam rangka mewujudkan Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana, sebagai lembaga keuangan yang sehat

dan mampu memberikan pelayanan yang optimal dalam penghimpunan

dana maupun penyaluran kredit kepada masyarakat, maka dipandang perlu

menambah modal dasar guna menyesuaikan dengan perkembangan yang

ada. Keterangan lebih lanjut mengenai modal, akan penulis jelaskan pada

bab III.

b. Materi Muatan Peraturan Daerah

Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam

rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan

menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Perundang-undangan yang lebih tinggi. Asas yang terkandung dalam

materi muatan Peraturan Daerah, yaitu :

1) Pengayoman;

2) Kemanusiaan;

3) Kebangsaan;

4) Kekeluargaan;

5) Kenusantaraan;

6) Bhineka Tunggal Ika;

7) Keadilan;

8) Kebersamaan kedudukan dalam hukum dan Pemerintahan;

9) Ketertiban dan kepastian hukum; dan/ atau

10) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Berdasarkan dengan asas yang tersebut di atas, maka pemerintah daerah

Kabupaten Wonogiri mengeluarkan Peraturan Daerah mengenai

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat.

c. Mekanisme Pembentukan Peraturan Daerah

Mekanisme Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008

perubahan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1996 tentang Perusahaan

Daerah Bank Perkreditan Rakyt Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri.

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Nomor 6 Tahun 2008 perubahan

Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rayat Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri, berasal dari kepala

daerah dalam hal ini Bupati Wonogiri. Raperda yang disiapkan oleh

Kepala Daerah disampaikan kepada DPRD kabupaten Wonogiri.

Pembahasan Raperda dilakukan oleh DPRD Kabupaten Wonogiri

bersama Bupati Wonogiri. Pembahasan bersama tersebut melalui tingkat-

tingkat pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD

Kabupaten Wonogiri yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat

paripurna.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Raperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD Kabupaten

Wonogiri dan Bupati Wonogiri disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada

Gubernur Jawa Tengah dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak

tanggal persetujuan bersama. Raperda tersebut disahkan BupatiWonogiri

dengan menandatangani dalam jangka waktu 30 hari sejak Raperda

tersebut disetujui oleh DPRD dan Gubernur.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Kerangka Pemikiran

Bagan. 3 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 setiap Pemerintah

Daerah berhak mendirikan Perusahaan Daerah dengan Peraturan Daerah.

Pemerintah Daerah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008, menurut Pasal 177 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008,

Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD.

Pemerintah Daerah berhak mendirikan perusahaan daerah, salah

satunya dapat berupa BPR berdasarkan Permendagri Nomor 22 Tahun

2008. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut

Pemerintah Daerah Wonogiri mendirikan PD. BPR Giri Sukadana

berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008 perubahan Peraturan Daerah

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962

Pemerintah Daerah Kab. Wonogiri

Fungsi

Perda Nomor 6 Tahun 2008

PD BPR Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Nomor 16 Tahun 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rayat

Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri.

Mengingat suatu perusahaan memerlukan modal dan bertujuan

mencari untung, maka modal PD. BPR adalah milik Pemerintah Daerah

Wonogiri berupa kekayaan daerah yang dipisahkan. Sedangkan

keuntungan berupa laba yang diperoleh dimasukkan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), dipergunakan untuk pembangunan daerah

Wonogiri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi PD BPR Giri Sukadana.

a. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

Gedung yang kini ditempati oleh Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana (PD.BPR Giri Sukadana), dahulu

adalah kantor Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Wonogiri yang lama terbengkalai. BPR Giri Sukadana sendiri masih harus

mengeluarkan biaya untuk gedung bisa dikatakan layak pakai. Total

menghabiskan dana Rp 337,5 juta. Sementara tanah seluas 1.000 meter

persegi itu beserta gedungnya adalah milik Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Wonogiri sebagai penyertaan modal dari Pemkab untuk BPR.

Namun hingga kini belum ada peralihan sertifikat dari Pemkab kepada PD.

BPR Giri Sukadana. Dengan kata lain, masih hak guna pakai dan

diwajibkan membayar sewa tanah dan bangunan sebesar Rp 8,5 juta per

tahunnya.

Direktur PD. BPR Giri Sukadana, Satiman, S.E.,

M.M.mengemukakan bahwa “BPR Giri Sukadana memiliki aset Rp 12

miliar. Itu di luar aset tidak bergerak tanah dan bangunan. Untuk aset

tanah dan bangunan, baru Rp 1,2 miliar yang diinvestasikan pada kami.

Harapan kami aset ke depan akan makin bertambah. Target kami

meningkat rata-rata sepuluh persen per tahun,”

PD. BPR Giri Sukadana mulai beroperasi tanggal 15 Oktober 1993.

Dengan alamat kantor Jalan Sri Rejeki Baturetno Kabupaten Wonogiri telp

(0273) 461148. Jumlah kantor yaitu 1 (satu) buah kantor pusat yang

berkedudukan di Jalan Diponegoro No. 222 Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri,

No telp (0273) 32044. Sedangkan untuk Kantor Baturetno yang beralamat

di Jalan Sri Rejeki Baturetno, Wonogiri, telp (0273) 461148.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

PD. BPR Giri Sukadana mempunyai visi perusahaan yaitu “Menjadi

BPR yang Kuat, Kompetitif, dan Produktif”. Sedangkan untuk misi

perusahaan dari PD. BPR Giri Sukadana adalah :

1) Tumbuh dan berkembang bersama UMKM.

2) Penyedia jasa keuangan yang handal bagi UMKM.

3) Pelayanan dengan sepenuh hati.

4) Berpartisipasi dalam pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten

Wonogiri dan sebagai salah satu penyumbang PAD.

5) Taat pada perundang- undangan yang berlaku.

PD. BPR Giri Sukadana ini adalah perusahaan daerah milik

pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri yang didirikan dengan dasar

hukum sebagai berikut :

1) Persetujuan Prinsip Pendirian BPR dari Menteri Keuangan

tanggal 11 Nopember 1991 No. 8 – 1940/MK.13/1991.

2) Ijin Usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Juli 1993 No. Kep –

142/KM.17/1993.

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri No. 5

Tahun 1992 tanggal 11 Juli 1992 tentang Pendirian Perusahaan Daerah

Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II

Wonogiri yang telah diubah dalam Perda No. 16 Tahun 1996 tanggal 24

September 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri.

b. Kedudukan dan Tugas Pokok

PD. BPR Giri Sukadana merupakan badan hukum berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996

tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana

Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri, dengan dipimpin oleh Direksi,

paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang. Direksi

terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. Apabila Anggota Direksi terdiri

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dari 2 (dua) atau 3 (tiga) Direktur, salah seorang diantaranya diangkat

sebagai Direktur Utama. Tugas Pokok dari PD. BPR Giri Sukadana adalah

mengembangkan perekonomian dan menggerakkan Pembangunan Daerah

melalui kegiatan sebagai Bank Perkreditan Rakyat.

c. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, PD. BPR Giri Sukadana

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan dan

Deposito Berjangka.

2) Memberikan kredit dan melakukan pembinaan khususnya terhadap

Pengusaha Kecil.

3) Melakukan kerjasama antar PD. BPR dan dengan Lembaga Perbankan

atau Keuangan lainnya.

4) Menjalankan usaha Perbankan lainnya, sepanjang tidak bertentangan

dengan Perundang- undangan yang berlaku.

Fungsi PD BPR Giri Sukadana diatas menunjukkan kesesuaian

dengan fungsi perbankan hal ini dapat dilihat dalam ketentuan pasal 3

Undang-Undang Perbankan yang menyatakan bahwa, “Fungsi utama

perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat”. Dari ketentuan ini tercermin PD BPR Giri Sukadana sebagai

penghubung atau parantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana

(surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan

dana (locks of funds).

d. Susunan Organisasi

Susunan Organisai PD. BPR Giri Sukadana meliputi :

1) Dewan Pengawas.

Anggota Dewan Pengawas sebanyak- banyaknya 3(tiga) orang

dan sekurang- kurangnya 2(dua) orang, salah satu diangkat sebagai

Ketua Dewan Pengawas.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Direksi terdiri :

a) Direktur Utama,

b) Direktur.

3) Satuan Pengawas Intern (SPI).

4) Bagian Umum.

5) Bagian Dana.

6) Bagian Kredit.

7) Bagian Kas.

8) Bagian Pembukuan.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Bagan. 4

Struktur Organisasi Perusahaan Daerah BPR Giri Sukadana

Kabupaten Wonogiri

Dewan pengawas Ketua : Drs. Ige Budiyanto, M.si Anggota : Aris Widodo, SE

Direksi 1. Satiman, SE., MM 2. Wariyo, SE, MM

Bagian umum 1. Widiyati, SE 2. Suyanto 3. Daliman 4. Sarwanto

SPI

Bagian Pembukuan

1. Tata Gunawan, A.Md

Bagian Kas

1. Surasmi

Bagian Kredit 1. W. Leli Setyowati, SE 2. Triyanto 3. Kusno Utomo, A.Md 4. Sriyanto 5. Iis purwanti 6. Awan Budi. H. SE

Bagian Dana 1. Agus Susanta,

S.Pd 2. Yomi Hendro.

L.S.Sos

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dari gambar di atas diketahui bahwa PD BPR Giri Sukadana

berbentuk hukum Perusahaan Daerah. Berdasarkan surat keputusan

Direksi Bank Indonesia nomor 32/35/kep/dir tanggal 12 Mei 1999 tentang

Bank Perkreditan Rakyat bab I ketentuan umum pasal I.h. ayat (2) bahwa “

bagi BPR berbentuk hukum Perusahaan daerah adalah direksi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Undang-undang nomor 5 tahun

1962 tentang perusahaan daerah” yakni dipimpin oleh suatu direksi yang

jumlah anggota dan susunannya ditetapkan dalam peraturan pendiriannya

yaitu pasal 9 ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6

Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah

Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 tentang PD BPR Giri

Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri bahwa "PD BPR

dipimpin oleh Direksi, paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3

(tiga) orang.

e. Tata Kerja

Masing- masing bagian mempunyai tugas dan fungsinya yang

berbeda. Adapun fungsi dan tugas dari masing- masing bagian tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas mempunyai tugas menetapkan kebijaksanaan

umum, menjalankan pengawasan pengendalian, dan pembinaan

terhadap PD. BPR.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dewan Pengawas mempunyai

fungsi :

a) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD. BPR.

b) Melaksanakan pengawasan atas pengurusan PD. BPR.

c) Menggariskan kebijaksanaan Anggaran dan Keuangan PD. BPR.

d) Membantu mendorong usaha pembinaan dan pengembangan PD.

BPR.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Anggota Dewan Pengawas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan

sekurang- kurangnya 2 (dua) orang, salah satu diangkat sebagai Ketua

Dewan Pengawas. Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Bupati untuk

masa jabatan selama-lamanya 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali

setelah masa jabatannya dimaksud berakhir. Dalam menjalankan tugasnya

Dewan Pengawas bertanggungjawab kepada Bupati.

2) Direksi.

Direksi mempunyai tugas menyusun perencanaan, melaksanakan

koordinasi dalam pelaksanaan tugas dan melakukan pembinaan serta

pengendalian terhadap bagian-bagian berdasarkan azas keseimbangan

dan keserasian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Direksi mempunyai fungsi :

a) Memimpin PD. BPR berdasarkan kebijaksanaan umum yang

ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

b) Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengutusan dan

pengelolaan PD. BPR berdasarkan kebijaksanaan umum yang

ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

c) Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan

Anggaran PD. BPR kepada Kepala Daerah melalui Dewan

Pengawas yang meliputi kebijaksanaan di bidang organisasi

perencanaan, perkreditan, keuangan, kepegawaian, umum, dan

pengawasan untuk mendapat pengesahan.

d) Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungsn hasil usaha

berkala dan kegiatan PD. BPR tiap-tiap 3 (tiga) bulan sekali

kepada Kepala Daerah melalui Dewan Pengawas.

e) Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang terdiri atas

Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi PD. BPR kepada Kepala

Daerah melalui Dewan Pengawas untuk mendapat pengesahan.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

PD. BPR dipimpin oleh Direksi, paling sedikit 2 (dua) orang dan

paling banyak 3 (tiga) orang. Apabila anggota Direksi terdiri dari 2 (dua)

atau 3 (tiga) Direktur, salah seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur

Utama.

Anggota Direksi diangkat oleh Bupati Kepala Daerah atas usulan

Dewan Pengawas untuk masa jabatan selama-lamanya 4 (empat) tahun

dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan dimaksud berakhir.

Sebelum Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah tentang Pengangkatan

Anggota Direksi ditetapkan, terlebih dahulu dimintakan pertimbangan dari

Kepala Cabang Bank Indonesia setempat.

3) Satuan Pengawas Intern

Satuan Pengawas Intern (SPI) mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan Intern atas kegiatan PD. BPR.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, SPI mempunyai fungsi :

a) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja PD. BPR, penyelenggaraan Tata Kerja dan prosedur

dari unit-unit organisasi menurut ketentuan yang berlaku serta

pengawasan keamanan dan ketertiban PD. BPR.

b) Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan

operasional PD. BPR secara berkala.

c) Melakukan audit atas Administrasi Keuangan dan Pengelolaan

penggunaan dana seluruh kekayaan milik PD. BPR.

d) Melakukan supervisi atas agunan dan lain-lain jaminan yang

diterima oleh PD. BPR.

e) Memberikan saran dan pertimbangan-pertimbangan tentang

langkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di

bidang tugasnya.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4) Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, dan mengevaluasi serta melaporkan

kebijaksanaan penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan, pendataan

atau data elektronik dan kerumahtanggaan.

Untuk melaksanakan tugas diatas, Bagian Umum mempunyai fungsi:

a) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengarahan terhadap

kegiatan dan pelaksanaan tugas bawahannya.

b) Melakukan urusan surat- menyurat dan kearsipan.

c) Melakukan perencanaan kebutuhan pegawai dan pendidikan

pegawai.

d) Melakukan pengadaan peralatan PD. BPR.

e) Melakukan pemeliharaan barang-barang inventaris.

f) Melakukan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan

atau tindakan- tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

5) Bagian Dana

Bagian Dana mempunyai tugas mengusahakan dan

mengkoordinasikan pengembangan dana PD. BPR.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, bagian dana mempunyai fungsi:

a) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengarahan terhadap

kegiatan dan pelaksanaan tugas bawahannya.

b) Melakukan pengembangan dana.

c) Melakukan administrasi keluar masuk dana.

d) Meneliti dan menandatangani voucher laporan mutasi dana.

Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan

atau tindakan- tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

6) Bagian Kredit

Bagian Kredit mempunayi tugas melakukan penyaluran dana dan

pemberian kredit kepada nasabah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian Kredit mempunyai fungsi

a) Melakukan tugas koordinasi, pengawasan, dan pengarahan

terhadap kegiatan dan pelaksanaan tugas bawahannya.

b) Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit

kepada calon nasabah.

c) Melakukan penelitian syarat-syarat serta mengadakan analisa

kredit.

d) Memberikan putusan kredit sebagaimana yang ditentukan oleh

Direksi.

e) Mengusulkan kepada Direksi terhadap permohonan kredit di atas

kewenangannya.

f) Melakukan administrasi kredit, mengarsipkan, dan meneliti

perjanjian kredit.

g) Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan dokumen-

dokumen penting yang berkenaan dengan tugasnya.

h) Melakukan perencanaan kredit.

i) Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan

atau tindakan- tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

7) Bagian Kas

Bagian Kas mempunyai tugas melakukan koordinasi terhadap

kegiatan- kegiatan pemasukan dan pengeluaran uang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian Kas mempunyai fungsi:

a) Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengarahan terhadap

kegiatan pelaksanaan tugas bawahannya.

b) Melakukan penelitian kebenaran laporan kas harian.

c) Melakukan penyediaan pengeluaran cheque untuk Direksi.

d) Pemegangan kunci kas.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

e) Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan

atau tindakan- tinadakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

8) Bagian Pembukuan

Bagian Pembukuan mempunyai tugas melaksanakan

pembukuan dan menerima laporan-laporan dari bagian-bagian lain.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian Pembukuan mempunyai

fungsi:

a) Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengarahan kegiatan dan

pelaksanaan tugas bawahannya.

b) Melakukan tugas pembukuan dari laporan setiap bagian.

c) Melakukan evaluasi dari laporan- laporan setiap bagian.

d) Membuat laporan pembukuan.

e) Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah- langkah dan

atau tindakan- tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

Dari hasil penelitian diatas pada hakekatnya pengaturan dan

pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan keyakinan dari setiap

orang yang mempunyai kepentingan dengan PD BPR Giri Sukadana,

bahwa PD BPR Giri Sukadana dari segi finansial tergolong sehat,

dikelola dengan baik dan profesional, serta didalam PD BPR Giri

Sukadana tidak terkandung segi-segi yang merupakan ancaman

terhadap kepentingan masyarakat yag menyimpan dananya di PD BPR

Giri Sukadana.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 jo. Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia pasal 24 bahwa

bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin

atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan

pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam hal ini tentu

pengaturan dan pengawasan bank mengacu pada Undang-Undang

Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. pasal 29 ayat 1

“Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia”.

Dari ketentuan pasal 29 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan pengawasan termasuk

terhadap PD BPR Giri Sukadana meliputi pengawasan tidak langsung

yang terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui penelitian,

analisis, dan evaluasi laporan bank dan pengawasan langsung dalam

bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan.

Dipihak lain, bank wajib memiliki dan menerapkan sistem pengawasan

intern (SPI) dalam rangka menjamin terlaksananya proses

pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan

prinsip kehati-hatian.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana.

Salah satu upaya mewujudkan pelaksanaan Otonomi Daerah yang

nyata, dinamis, dan bertanggungjawab, dimana telah diatur dalam UU No 5

Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, Pemerintah Daerah Wonogiri berhak

mendirikan Perusahaan Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah No 6 Tahun

2008 tentang Perubahan Peraturan Daerah No 16 Tahun 1996, Pemerintah

Daerah Wonogiri mendirikan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Giri Sukadana (PD BPR Giri Sukadana). PD BPR Giri Sukadana merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berguna untuk

menunjang perkembangan perekonomian daerah dalam bidang jasa pelayanan,

penghimpunan dana dan penyalurran kredit kepada masyarakat perlu

diperhatikan keberadaan serta kelangsungannya agar dapat menjadi lembaga

keuangan yang sehat.

Berdirinya PD BPR Giri Sukadana di Daerah Wonogiri, sudah barang

tentu menjadikan Pemerintah Daerah Wonogiri memberikan pemberi dana

permodalan bagi terlaksananya keberadaan PD BPR Giri Sukadana. Peran

utama Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana adalah sebagai pemberi dana permodalan

bagi Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana itu sendiri.

Pemerintah Daerah Wonogiri mendirikan PD BPR Giri Sukadana

mempunyai maksud, yaitu sebagai penggerak perekonomian masyarakat guna

mendorong pertumbuhan ekonomi dan untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah dengan orientasi utama pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sehinnga pemerintah Daerah Wonogiri meningkatkan partisipasinya terhadap

keuangan milik Pemerintah dalam hal permodalan bagi PD BPR Giri

Sukadana.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3. Fungsi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana bagi

Pemerintah Daerah Wonogiri.

Lembaga keuangan lokal yang telah banyak berperan dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil di Kabupaten

Wonogiri selama ini adalah melalui Perusahaan Daerah Bank Perkreditan

Rakyat Giri Sukadana (PD. BPR Giri Sukadana) yang merupakan perusahaan

daerah milik pemerintah kabupaten wonogiri yang didirikan dengan dasar

hukum sebagai berikut :

a. Persetujuan prinsip pendirian BPR dari menteri keuangan nomor 8-

1940/MK. 13/1991 tanggal 11 nopember 1991;

b. Ijin usaha dari menteri keuangan nomor kep- 142/KM.17/1993;

c. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri No. 5 Tahun

1992 tanggal 11 Juli 1992 tentang Pendirian Daerah Bank Perkreditan

Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri yang telah

diubah dalam Peraturan Dearah Nomor 16 Tahun 1996 tanggal 24

September 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana Kabupaten Wonogiri Tingkat II Wonogiri.

Fungsi utama dari didirikannya PD. BPR Giri Sukadana ini adalah

sebagai pemasukan laba daerah bagi Pemerintahan Kabupaten Wonogiri.

Pemasukan laba daerah bagi Pemerintah Kabupaten Wonogiri ini selama

2(dua) tahun terakhir hasil merupakan hasil dari laporan Direksi yang berupa

neraca dan perhitungan laba/rugi yang telah diaudit oleh akuntan publik

kepada Dewan Pengawas yang disampaikan selambat-lambatnya 3(tiga) bulan

setelah berakhir tahun buku dan disahkan oleh Bupati.

Hasil wawancara penulis dangan Bapak Satiman Direktur Utama PD

BPR Giri Sukadana menjelaskan sebagai berikut :

“ beberapa produk yang kami keluarkan di BPR ini antara lain

simpanan yang berupa suka sejahtera, si Gatra dan deposito suka

dana, selain itu disini juga memberikan pelayanan kredit berupa kredit

umum, kredit pegawai profesi dan kredit kelompok”

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Jadi, bentuk pelayanan jasa yang diberikan PD. BPR Giri Sukadana dibagi

menjadi 2(dua) bentuk, yaitu Simpanan, yang terdiri dari simpanan Suka

Sejahtera, simpanan Keluarga Sejahtera, dan Deposito Sukadana; dan Kredit,

yaitu Kredit Umum, Kreit Pegawai Profesi, dan Kredit Kelompok.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Pembahasan

1. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri Terhadap Perusahaan

Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana.

Era Otonomi Daerah menghadapkan daerah untuk memacu kemajuan

daerah sejalan diberikannya otonomi guna meningkatkan kemandirian daerah.

Wonogiri sebagai salah satu kabupaten yang sektor usahanya sebagian

didominasi oleh usaha mikro dan kecil (UMK) dan didukung oleh faktor

sosial budaya masyarakat yang memiliki jiwa kewirausahaan yang relative

lebih tinggi maka dengan kebijaksanaan pengembangan UMK yang terencana

akan memberikan manfaat maksimum terhadap pembangunan ekonomi daerah

seperti penciptaan lapangan kerja, penyediaan barang dan jasa keperluan

masyarakat, pemerataan pembangunan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan

kemandirian daerah di bidang keuangan adalah mendirikan lembaga keuangan

berbentuk Perusahaan Daerah. Tujuan didirikannya lembaga keuangan daerah

adalah sebagai penggerak perekonomian masyarakat guna mendorong

pertumbuhan ekonomi dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dengan orientasi utama pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga

Pemerintah Daerah bermaksud meningkatkan partisipasinya terhadap lembaga

keuangan milik Pemerintah Daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Daerah Wonogiri

mendirikan suatu Perusahaan Daerah guna meningkatkan pendapatan asli

daerah bagi Pemerintah Daerah Wonogiri itu sendiri, yaitu Perusahaan Daerah

Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana. Berdasarkan ketentuan hukum pada

Pasal 4 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah,

Perusahaan Daerah didirikan dengan suatu Peraturan Daerah. Peraturan

Daerah tersebut merupakan dasar hukum atas berdirinya suatu Perusahaan

Daerah.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pendirian PD. BPR Giri Sukadana ini didirikan berdasarkan pada

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Daerah

Nomor 16 Tahun 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat

Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri, tidak menggunakan Akta Notaris. PD.

BPR Giri Sukadana milik Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah

diberikan ijin usaha untuk mendirikan BPR melalui Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-142/KM.17/1993 tentang

Pemberian Izin Usaha Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri

Sukadana. Usaha Bank Perkreditan Rakyat harus mendapatkan ijin dari

Menteri Keuangan, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari

masyarakat diatur dengan undang-undang tersendiri.

Ijin usaha pendirian PD. BPR Giri Sukadana diberikan Menteri

Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Untuk

mendapatkan ijin usaha tersebut, PD. BPR Giri Sukadana wajib memenuhi

persyaratan tentang susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di

bidang perbankan, kelayakan rencana kerja, hal-hal lain yang ditetapkan

Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia, dan

memenuhi persyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat Bank

Perkreditan Rakyat di Kecamatan, Kabupaten atau Kotamadya.

PD. BPR dapat membuka Kantor Cabang di ibukota negara, ibukota

propinsi, ibukota kabupaten, dan kotamadya dengan ijin Menteri Keuangan

setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Persyaratan dan tatacara

pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri Keuangan setelah mendengar

pertimbangan Bank Indonesia. Pembukaan kantor cabang PD. BPR di luar

ibukota negara, ibukota propinsi, ibukota Kabupaten, dan kotamadya serta

pembukaan kantor di bawah kantor cabang PD. BPR wajib dilaporkan kepada

Bank Indonesia. Persyaratan dan tatacara pembukaan kantor tersebut

ditetapkan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank

Indonesia. PD. BPR tidak dapat membuka kantor cabangnya di luar negeri

karena PD. BPR dilarang rnelakukan kegiatan usaha dalam valuta asing

(transaksi valas).

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 11 Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 1992 tentang BPR, BPR dapat didirikan dan dimiliki oleh :

a) warga Negara Indonesia (WNI),

b) Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya adalah WNI,

c) pemerintah daerah,

d) WNI, badan hukum Indonesia, dan atau pemerintah daerah.

Menurut ketentuan Pasal 16 ayat (2) UU No 10 Tahun 1998 tentang UU

Perbankan, izin usaha BPR diberikan oleh pimpinan BI apabila memenuhi

persyaratan sekurang-kurangnya tentang :

a) susunan organisasi dan kepengurusan,

b) permodalan,

c) kepemilikan,

d) keahlian bidang perbankan,

e) kelayakan rencana kerja.

Setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan Pasal 16 ayat (2) UU

Perbankan, BPR dapat mendirikan dan menjalankan dengan izin pemimpin BI

( Pasal 16 ayat (1) UU Perbankan ) dengan Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia juga, pemberian izin usaha PD. BPR iri Suadana

diberikan.

Prosedur pembentukan Perda ialah Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) memberikan substansi materi berupa draft rancangan Perda ke Bagian

Hukum, Bagian Hukum membentuk tim yang kemudian dibahas dalam rapat

koordinasi tim. Setelah Rancangan Peraturan Daerah ( Raperda ) disusun,

kemudian disampaikan kepada DPRD untuk diagendakan dalam persidangan

dan dibahas. Persidangan yang dimaksud adalah persidangan Peripurna dan

Komisi, setelah dibahas dalam persidangan dan komisi Raperda akan

mndapatkan masukan dari DPRD dan Raperda akan mendapatkan masukan

dari DPRD dan Raperda tersebut akan disesuaikan dengan hasil persidangan

selanjutnya akan ditetapkan oleh Ketua DPRD bersama Bupati dan menjadi

Peraturan Daerah ( Perda ). Perusahaan Daerah didirikan dengan Perda atas

kuasa UU Perusahaan Daerah. Perusahaan Daerah merupakan badan hukum

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

yang kedudukannya sebagai Badan Hukum diperoleh deengan berlakunya

Perda tersebut.

Serta karena PD. BPR Giri Sukadana termasuk Badan Usaha Milik

Daerah ( BUMD ) Kabupaten Wonogiri, sehingga semua pengaturan dan

perincian mengenai PD. BPR Giri Sukadana tertuang dalam Peraturan Daerah

tersebut ( Perda No.6 tahun 2008 ). Keterlibatan Pemerintah Daerah

Kabupaten Wonogiri terlihat dengan adanya peran pemerintah daerah terhadap

PD. BPR Giri Sukadana yang tercantum dalam Perda No.6 Tahun 2008, yaitu

misalnya, pemerintah daerah melalui Bupati, Bupati melantik Anggota

Direksi, Bupati dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Direksi dan

Anggota Dewan Pengawas, menyetujui ketentuan kepegawaian PD. BPR yang

ditetapkan dengan Keputusan Direksi setelah mendapatkan persetujuan

Dewan Pengawas, Bupati meakukan pembinaan umum terhadap PD. BPR

dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna PD. BPR sebagai alat

kelengkapan Otonomi Daerah shingga dapat beroperasi secara sehat, madiri,

dan efisien.

Di samping peran tersebut di atas, Pemerintah Daerah Kabupaten

Wonogiri mempunyai peran utama terhadap PD. BPR Giri Sukadana yaitu

sebagai pemberi dana permodalan bagi PD. BPR Giri Sukadana itu sendiri,

yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan

daerah yang dipisahkan, yang berarti, kekayaan Daerah tersebut lepas dari

pengawasan umum yang dipertanggungjawabkan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah. Kekayaan yang dimaksud dikuasai dan

dipertanggungjawabkan sendiri. Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai

badan hukum, yang harus mempunyai kekayaan sendiri terlepas dari pada

kekayaan umum Daerah dan dengan demikian dapat dipelihara terlepas dari

pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sesuai dengan Pasal 7 UU No 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah, disebutkan bahwa modal Perusahaan Daerah terdiri untuk seluruhnya

atau untuk sebagian dari kekayaan yang dipisahkan. Modal Perusahaan

Daerah yang untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan satu daerah yang

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dipisahkan tidak terdiri atas saham-saham, berbeda lagi, apabila modal

Perusahaan Daerah terdiri atas kekayaan beberapa daerah yang dipisahkan

modal perusahaan itu terdiri atas saham-saham. Untuk PD. BPR Giri

Sukadana Kabupaten Wonogiri, modal adalah berasal dari kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan tidak terdiri atas saham-saham, baik saham-saham

prioritet ataupun saham-saham biasa. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 7 ayat (3)

Perda No 6 Tahun 2008 tentang PD. BPR Giri Sukadana Kanupaten

Wonogiri.

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah

Pasal 7, mengenai modal Bank Perkreditan Rakyat Daerah disebutkan bahwa :

a. Penentuan dan perubahan besarnya modal dasar BPR Daerah ditetapkan

dengan Perda.

b. Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk mendirikan BPR

Daerah paling sedikit disetor sebesar :

1) Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) untuk BPR Daerah yang

didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya,

2) Rp 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) untuk BPR Daerah yang

didirikan di ibukota provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah

kabupaten/kota Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi,

3) Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) untuk BPR Daerah yang

didirikan di ibukota provinsi di luar wilayah Jawa dan Bali,

4) Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) untuk BPR Daerah yang

didirikan di wilayah Pulau Jawa dan Bali di luar wilayah sebagaimana

dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c; dan

Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk BPR Daerah yang didirikan

di luar wilayah huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.

c. Bagian modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipergunakan

untuk modal kerja paling sedikit 50% (lima puluh per seratus).

d. Penambahan modal disetor sampai dengan terpenuhinya modal dasar

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah/RUPS.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

e. Sumber dana penambahan setoran modal dari Pemerintah Daerah terlebih

dahulu dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Berpedoman pada Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah

Daerah diatas, muncul adanya Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor

6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah

Tingkat II Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 Tentang Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri,

pada Pasal 7, yang mengatur mengenai permodalan Bank Perkreditan Rakyat,

disebutkan bahwa :

a. Modal Dasar Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat ditetapkan

sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).

b. Untuk memenuhi modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah

Daerah menambah modal yang disetor secara bertahap setiap tahun yang

besarannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang telah dianggarkan

dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sesuai dengan kemampuan

keuangan Daerah dan atau dari sumber keuangan lainnya yang sah dalam

kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.

c. Modal PD. BPR merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa peran

utama Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap PD. BPR Giri Sukadana adalah

sebagai pemberi dana permodalan bagi PD. BPR Giri Sukadana itu sendiri.

Yang mana, modalnya baik sebagian atau seluruhnya merupakan kekayaan

daerah yang dipisahkan.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Fungsi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana bagi

Pemerintah Daerah Wonogiri.

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah menyebutkan bahwa perusahaan daerah adalah suatu kesatuan

produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

memupuk pendapatan. Perusahaan daerah bertujuan untuk turut serta

melaksanakan pembangunan daerah khusunya dan pembanguna ekonomi

nasional umumnya guna memnuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan

industrialisasi, ketentraman, dan kesenangan kerja dalam perusahaan.

Selanjutnya, Pasal 5 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Perusahaan

Daerah menentukan, Perusahaan Daerah bergerak dalam bidang usaha yang

sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan yang mengatur

tentang pokok-pokok pemerintahan di Daerah. Cabang-cabang produksi yang

penting bagi Daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di Daerah

yang bersangkutan diusahakan oleh perusahaan daerah yang modalnya untuk

seltuhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Perusahaan Daerah yang didirikan Pemerintah Daerah Kabupaten

Wonogiri adalah Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Giri Sukadana,

yang selanjutnya disingkat PD. BPR Giri Sukadana. Dengan aset yang

dimiliki oleh PD. BPR Giri Sukadana yaitu sebesar Rp 12 Miliar, di luar aset

tidak bergerak tanah dan bangunan. Untuk asset tanah dan bangunan, baru Rp

1,2 Miliar yang diinvestasikan pada PD. BPR Giri Sukadana. Jadi, total asset

yang dimilki oleh PD. BPR Giri Sukadana adalah sebesar 13,2 Miliar, dimana

55% (lima puluh persen) dari asset ini adalah milik Pemerintah Daerah

Kabupaten Wonogiri, dan sisanya adalah milik PD. BPR Giri Sukadana itu

sendiri.

Perincian asset kepemilikan di atas memang tidak sesuai dengan

besarnya modal dasar PD. BPR yang telah ditetapkan sesuai dengan Pasal 7

Perda No. 6 Tahun 2008 tentang PD. BPR Giri Sukadana Kabupaten

Wonogiri, dimana dalam Pasal tersebut dituliskan bahwa modal dasar PD.

BPR Giri Sukadana ditetapkan sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

milyar rupiah), hal ini terjadi karena dari pihak PD. BPR sendiri memang

hanya menerima sebesar tersebut di atas (Rp 13,2 M), sisa yang seharusnya

diterima oleh PD. BPR Giri Sukadana, yaitu sebesar Rp 1,8 M, memang tidak

diminta oleh pihak PD. BPR Giri Sukadana, dikarenakan dari pihak PD. BPR

Giri Sukadana khawatir apabila dana itu tidak tersalurkan sebagaimana

mestinya, yang akan menyebabkan pembekuan dana dalam PD. BPR Giri

Sukadana itu sendiri. Dengan begitu, PD. BPR dapat berusaha

memaksimalkan dana yang ada sesuai dengan maksud dan tujuan yang hendak

dicapai, yaitu membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan Daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber

pendapatan asli Daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Ketidaksesuaian mengenai modal dasar yang ditetapkan oleh Perda,

sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah), dengan kenyataan

yang ada di lapangan, yaitu PD. BR Giri Sukadana hanya menerima sebesar

Rp 13.200.000.000,00 (tiga belas koma dua milyar rupiah) sebaiknya diatasi

dengan menurunkan standar permodalan yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri melalui Perda No 6 Tahun 2008.

Apabila PD. BPR Giri Sukadana hanya menerima modal sebesar Rp 13,2 M

tanpa meminta lagi kekurangannya (sebesar Rp 1,8 M) yang sudah seharusnya

menjadi bagian dari PD. BPR Giri Sukadana, sebaiknya Pemerintah melalui

Perda mengubah isi dari Perda tersebut, dengan menurunkan/mengganti

nominal modal dasar yang tertulis dalam Perda No 6 Tahun 2008 tentang PD.

BPR Giri Sukadana itu sendiri. Dimana pengubahan nominal modal tersebut

disesuaikan dengan kenyataan/kebutuhan yang ada di lapangan dengan tujuan

menguntungkan bagi semua pihak yang turut serta di dalamnya.

Dapat juga dengan cara lain, dengan memberikan kekurangan modal (

sebesar Rp 1,8 M) yang belum disalurkan dari Pemerintah Daerah kepada PD.

BPR Giri Sukadana, dengan apapun resikonya. Bagaimana agar tidak terjadi

pembekuan dana pada PD. BPR Giri Sukadana karena tidak dapat

menyalurkan dana tersebut sebagaimana mestinya, yang akan menyebabkan

pembekuan dana dalam PD. BPR Giri Sukadana. Mungkin dapat dengan cara

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

lebih meningkatkan produk pelayanan PD. BPR Giri Sukadana, memperluas

jaringan/promosi sehingga dapat menarik jumlah nasabah yang lebih banyak

lagi.

Hal ini penulis rasa lebih efektif baik bagi Pemerintah Daerah

Kabupaten Wonogiri selaku pemberi dana permodalan bagi PD. BPR Giri

Sukadana, maupun bagi PD. BPR Giri Sukadana itu sendiri, dimana PD. BPR

Giri Sukadana mempunyai fungsi yaitu sebagai pemasukan pendapatan asli

daerah. Sehingga antara keduanya dapat saling menguntungkan, dan

menjadikan contoh bagi Perusahaan-perusahaan Daerah yang lain agar lebih

disiplin dalam menjalankan Perusahaannya yang sesuai dengan Peraturan

yang mengaturnya.

Penjelasan mengenai prosentase sisa asset kepemilikan dari PD. BPR

Giri Sukadana, yang mana milik Pemerintah Daerah sebesar 55% (lima puluh

lima persen), dan sisanya adalah milik PD. BPR, yang perinciannya dapat

dilihat sebagai tersebut di bawah ini :

berdasarkan Pasal 34 Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 6 Tahun

2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Wonogiri Nomor 16 Tahun 1996 tentang Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri,

menjelaskan mengenai laba, yaitu:

a. Laba Bersih Perusahaan Daerah BPR setelah dikurangi pajak yang

disahkan oleh Bupati ditetapkan sebagai berikut :

1) Bagian Laba untuk Daerah sebesar 55% (lima puluh lima per seratus);

2) Cadangan Umum sebesar 12,5% (dua belas koma lima per seratus);

3) Cadangan Tujuan sebesar 12,5% (dua belas koma lima perseratus);

4) Dana Kesejahteraan sebesar 10% (sepuluh per seratus);

5) Jasa Produksi sebesar 10% (sepuluh per seratus).

b. Bagian laba untuk pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dianggarkan dalam ayat Penerimaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran berikutnya.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c. Dana kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d antara

lain untuk Dana Pensiun Direksi dan Pegawai serta perumahan pegawai,

sosial, dan sejenisnya.

d. Penggunaan Jasa produksi ditetapkan Direksi dengan persetujuan Bupati.

PD BPR Giri Sukadana bergerak di bidang jasa perbankan,

menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat. Dimana hal

ini sesuai dengan Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada Pasal

1 ayat (4) menjelaskan yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian tidak memberikan jasa dalam lalu

litas pembayaran meliputi tidak menerima simpanan berupa giro yang tunduk

pada lalu lintas pembayaran, baik secara tunai maupun dengan surat berharga,

atau pemindahbukuan. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk

menyesuaikan dengan fungsi BPR yang ditujukan hanya untuk melayani

usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.

Sama halnya dengan Bank Umum, BPR melaksanakan kegiatan usaha

di bidang jasa Perbankan dengan menerapkan 2 (dua) cara, secara

konvemsional dan prinsip syariah. Secara konvensional artinya menjalankan

usaha di bidang perbankan menurut cara yang lazim atau biasa, dengan

memperoleh keuntungan berupa bunga, sedanglan secara prinsip syariah

artinya menjalankan usaha di bidang jasa perbankan menurut aturan perjanjian

berdasarkan hukum Islam, dengan memperoleh keuntungan berupa bunga.

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perda PD. BPR Giri Sukadana

Kabupaten Wonogiri, PD. BPR Giri Sukadana menyelenggarakan usaha-usaha

antara lain yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan

dan Deposito Berjangka dan atau bentuk kainnya yang dipersamakan dengan

itu, memberikan kredit dan melakukan pembinaan khusunya terhadap

Pengusaha Ekonomi Lemah, melakukan kerja sama antar PD. BPR dan

dengan Lembaga Perbankan Keuangan lainnya, serta menjalankan usaha-

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

usaha Perbankan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku. Bentuk pelayanan jasa yang di berikan PD

BPR Giri Sukadana dibagi menjadi 2 (dua) bentuk yaitu simpanan dan kredit.

Simpanan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. simpanan Suka Sejahtera

b. si Gatra (simpanan keluarga sejahtera)

c. Deposito sukadana

Sedangkan kredit dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Kredit Umum (pertanian, perdagangan, industri, jasa transportasi)

b. Kredit Pegawai Profesi (PNS dan Karyawan Perusahaan)

c. Kredit kelompok.

Hasil wawancara penulis dengan Direktur Utama PD BPR Giri

Sukadana, Bapak H. Satiman, SE, MM, berdirinya PD BPR Giri Sukadana

membawa kemanfaatan. Baik kemanfaatan untuk PD. BPR Giri Sukadana itu

sendiri, pemerintah daerah, ataupun bagi masyarakat Wonogiri dan sekitarnya.

Kemanfaatan tersebut misalnya, PD BPR Giri Sukadana tumbuh dan

berkembang bersama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menghimpun

dana, memberikan kredit; Pemerintah Daerah mendapatkan tambahan

pemasukan pendapatan asli daerah; dan bagi masyarakat, memberikan jasa

perbankan baik bagi masyarakat pedesaan dan juga masyarakat golongan

ekonomi lemah daerah perkotaan..

Kurun 2 (dua) tahun terakhir PD BPR Giri Sukadana memberikan

keuntungan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2008

sejumlah Rp. 195. 945. 300 ( seratus sembilan puluh lima juta sembilan ratus

empat puluh lima ribu tiga ratus rupiah) dan pada tahun 2009 sejumlah Rp.

275. 717. 842 ( dua ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus tujuh belas ribu

delapan ratus empat puluh dua rupiah). Keterangan ini diperoleh penulis dari

Bapak Satiman Direktur Utama PD BPR Giri Sukadana.

Hal ini menunjukan bahwa PD. BPR Giri Sukadana juga turut serta

dalam usaha membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan Daerah Kabupaten Wonogiri. Di samping itu, PD. BPR

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mempunyai fungsi yang utama bagi Pemerintah Daerah Wonogiri, yaitu

sebagai pemasukan pendapatan laba daerah. Sehingga, fungsi PD. BPR Giri

Sukadana disamping menjalankan fungsinya sebagai layaknya bank, yaitu

intemediasi keuangan, yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya kembali

dalam bentuk kredit, penyaluran kredit merupakan fungsi utama dari bank dan

merupakan sumber pendapatan yang utama pada umumnya, juga sebagai

pemasukan pendapatan laba daerah bagi Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

PD. BPR merupakan salah satu alat kelengkapan Otonomi Daerah

dibidang keuangan/perbankan dan menjalankan usahanya sebagai Bank

Perkreditan Rakyat sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

yang berlaku dengan menyelenggarakan usaha sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan

deposito berjangka dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu.

2) Memberikan kredit dan melakukan pembinaan khususnya terhadap

pengusaha golongan ekonomi lemah.

3) Melakukan kerja sama antar PD. BPR dan dengan Perbankan atau

keuangan lainnya.

4) Menjalankan usaha-usaha Perbankan lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Di samping uraian tersebut di atas, berdirinya PD. Bank Perkreditan

Rakyat Giri Sukadana Kabupaten Wonogiri juga dapat membantu usaha

Pemerintah Daerah untuk meningkatkan taraf hidup warganya yang bekerja

sebagai pedagang kecil. Melalui pemberian kredit untuk modal usaha dengan

syarat yang mudah dan dengan prosedur yang sederhana, bunga yang

diberikan relatif rendah, yang nantinya akan memberikan peluang dan

kesempatan yang lebih luas kepada para pedagang kecil untuk

mengembangkan dan memperlancar usahanya, dengan berkembangnya usaha

para pedagang, maka keuntungan yang diperoleh meningkat pula, sehingga

dapat menambah penghasilan ataupun pendapatan bagi para pedagang kecil,

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dan dapat meningkatkan pemasukan pendapatan laba daerah bagi Pemerintah

Daerah Kabupaten Wonogiri itu sendiri.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap PD. BPR Giri Sukadana seperti yang

tercantum dalam Perda No.6 Tahun 2008 tentang PD. BPR Giri Sukadana

Kabupaten Wonogiri, yaitu :

a) Bupati melantik anggota Direksi;

b) Bupati dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Direksi dan Anggota

Dewan Pengawas;

c) Bupati menyetujui ketentuan kepegawaian PD. BPR Giri Sukadana yang

ditetapkan dengan keputusan direksi setelah mendapatkan persetujuan dewan

pengawas;

d) Bupati melakukan pembinaan umum terhadap PD. BPR Giri Sukadana dalam

rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna PD. BPR sebagai alat

kelengkapan Otonomi Daerah sehingga dapat beroperasi secara sehat, madiri,

dan efisien;

e) Dan peran utama Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri terhadap PD. BPR

Giri Skadana adalah sebagai pemberi dana permodalan dasar bagi PD. BPR

Giri Sukadana itu sendiri secara bertahap setiap tahun yang besarannya

ditetapkan dengan keputusan Bupati yang telah dianggarkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )sesuai dengan kemampuan

keuangan daerah dan atau dari sumber keuangan lainnya yang sah dalam

kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. PD. BPR Giri Sukadana mempunyai fungsi bagi Pemerintah Daerah Wonogiri,

yaitu :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito

berjangka dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,

b) Memberikan kredit dan melakukan pembinaan khususnya terhadap pengusaha

golongan ekonomi lemah,

c) Melakukan kerja sama antar PD. BPR dan dengan Perbankan atau keuangan

lainnya,

d) Menjalankan usaha-usaha Perbankan lainnya sepanjang tidak bertentangan

dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku,

e) sebagai pemasukan pendapatan asli daerah merupakan fungsi utama PD. BPR

Giri Sukadana bagi Kabupaten Wonogiri,

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/4804/1/187891511201103101.pdf · 2013. 7. 15. · (1) bahwa peran Pemerintah Daerah Wonogiri terhadap Perusahaan Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

B. Saran-saran

1. meningkatkan kualitas karyawan PD BPR Giri Sukadana dalam menjalankan

aktifitas usaha termasuk menganalisis kelayakan kredit, memahami karakteristik

nasabah yang dihadapi, kualitas pelayanan melalui pelatihan. Sertifikasi untuk

manajer PD BPR Giri Sukadana. Serta dapat melakukan pengembangan produk

pelayanan PD BPR Giri Sukadana sehingga dapat menarik jumlah dana yang lebih

besar dan menyalurkan jumlah kredit yang lebih besar. Produk yang mungkin

dapat diluncurkan misalnya tabungan haji, tabungan pelajar dan ibu rumah tangga,

penerimaan jasa pembayaran seperti listrik, air, telefon dan Pajak Bumi Bangunan

(PBB). Disamping itu untuk penyaluran kredit seperti kredit untuk TKI, kredit

untuk siswa dan mahasiswa.

2. Perlunya mensosialisaikan keberadaan BPR Kepada nasabah potensial dengan

menekankan kepada keunggulan yang dimiliki oleh BPR yaitu prosedur yang

cepat dan mudah untuk mendapatkan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan oleh

PD BPR Giri Sukadana maupun oleh pemerintah daerah sebagai stakeholder yang

sangat berkepentingan dengan PD BPR Giri Sukadana. Cara promosi yang dapat

dilakukan dengan menggunakan media lokal seperti radio, Koran dan sarana

komunikasi lainnya seperti melakukan penerangan di mushala atau surau serta

tempat lainnya yang menjadi pusat perhatian masyarakat seperti balai pertemuan

desa dan kecamatan.