perpustakaan.uns.ac.id...

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO) PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA) DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2003-2009 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : NASTITI YANUARI NIM. F0107068 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: dokiet

Post on 30-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO)

PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

DI KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN 2003-2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

NASTITI YANUARI

NIM. F0107068

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO)

PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

DI KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN 2003-2009

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

NASTITI YANUARI

NIM. F0107068

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu

Kakak-kakakku

Adik-adikku

Keluarga besarku

Saudara-saudaraku

Sahabat-sahabat baikku

Almamater

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya......”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(Q.S. Al-Insyirah: 6)

“Bersama-Mu tak ada jalan buntu.......”

(Penulis)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, hidayah dan petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Elastisitas Permintaan Energi Listrik PT. PLN (Persero)

Pada Kelompok Rumah Tangga (R-1 900 VA) Di Kabupaten Purworejo

Periode 2003-2009”.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung

maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan kepada:

1. Bapak Drs. Agustinus Suryantoro, M.S. selaku pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan kemudahan dengan ijin yang diberikan.

4. Ibu Izza Mafruhah, S.E, M.Si selaku sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis untuk

kepentingan skripsi ini.

5. Ibu Nurul Istiqomah, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan

7. Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (Persero) APJ Magelang dan UPJ

Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan pengambilan data-data serta informasi yang sangat bermanfaat

bagi penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

8. Segenap staf dan karyawan BPS Surakarta dan BPS Kabupaten Purworejo

yang membantu serta memberikan data dan informasi kepada penulis

dalam penelitian ini.

9. Iis, Sesil, Mutz, Wia, Khurul, Ratih, Didi dan teman-teman EP ’07,

perjuangan masih terus berlanjut.

10. Miol, Erna, Mas Catur, Mbak Febri, dan teman-teman FE UNS, terima

kasih untuk bantuannya selama ini.

11. Cincin, Nungky, Mbak Ageng, Mbak Viska, Mbak Ika, Mbak Heni dan

teman-teman Wisma Inabah, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

berguna bagi siapa saja yang telah membacanya dan dapat mengambil manfaat

atas apa yang baik dan berguna dalam skripsi ini.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

HALAMAN MOTTO....................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

DAFTAR TABEL..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

ABSTRAK....................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................

B. Perumusan Masalah...............................................................

C. Tujuan Penelitian....................................................................

D. Manfaat Penelitian.................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Permintaan..............................................................................

1. Hukum Permintaan............................................................

2. Fungsi Permintaan Dan Kurva Permintaan.......................

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan.............

ii

iii

iv

v

vi

vii

x

xiii

xv

xvi

xvii

1

6

7

7

9

9

11

12

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Permintaan Pasar Akan Suatu Barang.....................................

B. Elastisitas..................................................................................

1. Konsep Elastisitas................................................................

2. Jenis-Jenis Elastisitas...........................................................

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas

Permintaan..........................................................................

C. Produk Domestik Bruto.........................................................

1. Pendapatan Regional

2. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

3. Metode Dasar Untuk Perhitungan PDRB Riil...................

D. Hasil Penelitian Terdahulu.....................................................

E. Kerangka Pemikiran..................................................................

F. Hipotesa.....................................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................

B. Jenis Dan Sumber Data............................................................

C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................

D. Devinisi Operasional Variabel Penelitian...............................

E. Metode Analisis Data..............................................................

1. Analisis Deskriptif............................................................

2. Analisis Regresi Berganda Double-Log.............................

3. Analisis Ekonometrika.......................................................

4. Analisis Statistik..................................................................

17

17

17

18

23

24

25

28

29

30

33

35

36

36

37

37

38

39

39

41

45

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Purworejo...............................

1. Keadaan Geografis..............................................................

2. Keadaan Demografis.........................................................

3. Perkembangan Ekonomi...................................................

B. Gambaran Umum PT. PLN (Persero)...................................

1. Sejarah...............................................................................

2. Visi, Misi, Motto PT. PLN..................................................

3. Kegiatan Usaha...................................................................

C. Analisis Deskriptif.................................................................

D. Hasil Analisis Regresi..............................................................

E. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi........................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..............................................................................

B. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN.....................................................................................................

49

49

50

54

57

57

59

59

64

68

76

80

82

85

87

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1. Banyaknya Pelanggan Listrik PLN dan Jenis Pemakaian

di Kabupaten Purworejo.....................................................................

4.1. Pembagian Wilayah Kabupaten Purworejo Menurut

Kecamatan Tahun 2009.....................................................................

4.2. Banyaknya Rumah Tangga dan Kepadatan per Km2 di

Kabupaten Purworejo..........................................................................

4.3. Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Purworejo Tahun 2009........................................................................

4.4. Nilai PDRB Per tenaga Kerja Kabupaten Purworejo Tahun

2009....................................................................................................

4.5. PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun

2000 dan Perkembangannya di Kabupaten Purworejo

Tahun 2008-2009................................................................................

4.6. Petumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Purworejo Tahun

2008-2009.........................................................................................

4.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Harga

Konstan 2000 Kabupaten Purworejo Tahun 2002-2009...................

4.8. Tarif Dasar Listrik (Rupiah/Kva/Bulan)...........................................

4.9. Harga Minyak Tanah/liter (rupiah) Tahun 2002-2003.....................

4

51

52

53

54

55

56

65

66

67

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

4.10. Tabel Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di

Kabupaten Purworejo Tahun 2003-2009..........................................

4.11. Hasil Estimasi Regresi Double-log....................................................

4.12. Tabel Hasil Uji Multikilinieritas dengan Metode

Koutsonyiannis..................................................................................

4.13. Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White....................

68

69

71

72

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1 Kurva Permintaaan............................................................................

2.2 Kurva Elastisitas....................................................................................

2.3 Kerangka Pemikiran...........................................................................

3.1. Uji Autokorelasi.......................................................................................

3.2. Uji t......................................................................................................

3.3. Daerah Kritis Uji F.................................................................................

4.1. Durbin Waston Test....................................................................................

12

20

34

44

46

47

73

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Data Penelitian

Lampiran 3 Hasil Regresi Data

Lampiran 4 Uji Multikolinieritas

Lampiran 5 Uji Heteroskesdastisitas

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

“ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO) PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2003-2009”

Oleh:

Nama : Nastiti Yanuari NIM : F0107068

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elastisitas variabel PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar listrik, dan harga minyak tanah terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo tahun 2003-2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti PT. PLN (Persero) APJ Magelang dan UPJ Purworejo, BPS Purworejo dan BPS Surakarta serta rujukan dari internet. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan estimasi model Ordinary Least Square (OLS) dimana jumlah konsumsi listrik tetap sebagai variabel dependen sedangkan variabel PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar listrik, dan harga minyak tanah sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian, variabel PDRB per kapita harga konstan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA). Variabel tarif dasar listrik mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif sedangkan variabel harga minyak tanah tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA). Dari semua variabel tersebut di atas yang bersifat elastis hanya variabel PDRB per Kapita harga konstan sedangkan variabel tarif dasar listrik dan harga minyak tanah bersifat inelastis. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut yaitu hanya PDBR per kapita harga konstan dan tarif dasar listrik yang berpengaruh terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga. Saran yang diajukan kepada PT PLN (Persero) untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan memperluas jaringan listrik di Kabupaten Purworejo. PT PLN (Persero) juga harus kreatif dan inofatif dalam konversi pembangkit listrik berbahan bakar minyak ke gas. Di samping itu diharap masyarakat dapat mengikuti program hemat energi listrik demi kelangsungan sumber daya listrik di masa depan. Keyword : Jumlah energi listrik, PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar

listrik dan harga minyak tanah.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang vital peranannya

karena secara langsung mensejahterakan kehidupan manusia. Semakin tinggi

tingkat kesejahteraan, semakin tinggi pula tingkat ketergantungan pada

ketersediaan energi listrik yang memadai dan berkualitas. Energi listrik juga

merupakan faktor penting dalam proses industrialisasi. Dengan semakin

majunya perindustrian maka semakin penting dan besar peran energi listrik itu

dalam menjamin kelangsungan pengembangan selanjutnya.

Listrik biasa digunakan dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari maupun

kegiatan industri komersial. Energi listrik tersebut dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan beranekajenis

barang elektronik. Sumber energi litrik yang dapat diandalkan dan

berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia. Mengingat

begitu pentingnya energi listrik bagi kehidupan manusia, maka diperlukan

upaya untuk melestarikan energi listrik tersebut agar bisa digunakan seoptimal

mungkin.

Ketersediaan energi listrik di Indonesia untuk saat ini dirasa belum bisa

memenuhi peningkatan kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Adanya

pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir merupakan

salah satu ciri bahwa di Indonesia untuk ketersediaan energi listriknya masih

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sangat terbatas. Hal ini terjadi karena permintaan akan konsumsi energi listrik

tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan energi listrik yang ditawarkan

oleh PT. PLN (Persero) itu sendiri. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan

perekonomian yang terus menerus, juga akan meningkatkan kebutuhan energi

listrik.

Pada tahun 2007, total pembangkit listrik yang dimiliki Indonesia adalah

sebesar 25.218 MW, yang terdiri atas 21.769 MW milik PLN dan 3.450 MW

milik swasta. Seperti yang dikemukakan oleh Tryfino (2007), bahwa masih

banyak persoalan yang ditimbulkan karena adanya keterbatasan energi listrik

tersebut. Persoalan pertama, rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik

yang rata-rata hanya 6%-9% per tahun dirasa sangat kurang untuk memenuhi

permintaan akan energi listrik nasional. Yang kedua, adanya tingkat

ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai pengganti

listrik. Yang ketiga, masih tingginya subsidi listrik dan yang terakhir masih

relatif tingginya susut jaringan (losses) PT PLN pada tahun 2006 yang susut

jaringan di PLN mencapai 11,4% meleset dari target yang ditetapkan (10,2%).

Chairul Hudaya (2009) menjelaskan bahwa rasio elektrisitas PT.PLN

(Persero) di Indonesia pada tahun 2009 baru mencapai 62%, yang berarti

bahwa 38% daerah Indonesia masih belum terlistriki. Banyak faktor yang

melatarbelakanginya, misalnya kendala geografis, di samping masalah utama,

yaitu masih kurangnya investasi di sektor ketenagalistrikan. Indonesia adalah

negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari beberapa pulau besar dan

beribu-ribu pulau kecil. Hal ini yang menjadi tantangan yang cukup berat bagi

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PLN sebagai perusahaan yang mengelola kelistrikan di Indonesia. Sebagai

satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat oleh

pemerintah dalam pengusahaan ketenagalistrikan di Indonesia (PKUK-

Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan), PLN memiliki dua sisi peran yang

terkadang saling berlawanan satu dengan yang lainnya : sisi bisnis dan sisi

sosial. Di sisi bisnis, PLN harus dapat menjalankan bisnis untuk memperoleh

keuntungan. Tarif Dasar Listrik (TDL) yang menjadi salah satu sumber

pendapatan PLN yang dalam penetapannya memerlukan persetujuan

pemerintah dan DPR untuk penetapannya. Bahkan TDL sering dijadikan isu

“komoditas” politik dari para penguasa. Di sisi sosial, PLN diharapkan mampu

membantu masyarakat Indonesia yang belum terlistriki dengan melakukan

ekspansi jaringan distribusi listrik dan penambahan kapasitas pembangkit

meskipun secara finansial belum tentu menguntungkan.

Sejalan semakin membaiknya kondisi perekonomian akibat

pembangunan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat,

penggolongan untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat)

kelompok, yaitu rumah tangga, usaha, industri dan umum. Rumah tangga

adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik sebagai salah satu

energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha terdiri

dari usaha penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa

hiburan, dan jasa sosial. Kelompok industri berupa industri makan, tekstil,

logam, permesinan dan industri lainya. Semua kelompok ini sebagai konsumen

listrik, yang kebutuhannya terus meningkat.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PLN sendiri menggolongkan jenis pemakaian menjadi empat jenis, yaitu

industri, dinas atau instansi, rumah tangga dan lain-lain.

Tabel 1.1 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN dan Jenis Pemakaian

di Kabupaten Purworejo.

Tahun Industri Dinas/Instansi Rumah Tangga Lain-Lain Total

2002 25 382 123219 6470 130096 2003 24 406 129026 5160 134616 2004 23 406 129026 5160 134615 2005 24 406 131894 5378 137702 2006 25 492 132382 10268 143167 2007 27 492 139044 11261 150824 2008 25 492 134344 10458 145319 2009 25 151 148147 4748 153071

Sumber : BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

Total pemakaian energi listrik di Kabupaten Purworejo dari tahun 2002

sampai dengan tahun 2009 mengalami pasang surut. Hal ini terlihat dari Tabel

1.1 yaitu total jumlah pemakaian energi listrik berdasarkan jenis pemakaian

pada tahun 2004 yang mengalami penurunan dari total 134616 pada tahun

2004 turun menjadi 134615 di tahun 2004. Pada tahun 2008 jumlah pemakai

listrik juga mengalami penurunan dari 150824 pada tahun 2007 menjadi

145319 ada tahun 2008 namun kembali naik menjadi 153071 pada tahun 2009.

Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan dan penggunaan energi

listrik rumah tangga. Pola dan besarnya penggunaan energi listrik akan berbeda

untuk setiap kelompok konsumennya yang tergantung pada dua faktor, yaitu :

a. Untuk obyek apa energi listrik tersebut digunakan.

b. Waktu penggunaan (hour load) (Philipson dan Willis dalam Bagio, 2007)

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan akan energi listrik

meliputi pendapatan konsumen, tarif atau harga energi listrik, ketersediaan

energi listrik, harga energi substitusi dan kepemilikan peralatan, harga dan

efisiensi penggunaan energi listrik. Menurut Nababan (2008) beberapa peneliti

memasukkan variabel-variabel karakteristik rumah tangga dan demografik

dalam mengestimasi permintaan energi listrik rumah tangga.

Jumlah konsumsi akan energi listrik di Kabupaten Purworejo terus

mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang

meningkat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya

kebutuhan energi listrik, mengingat listrik sudah menjadi kebutuhan primer.

Besarnya jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita

Kabupaten Purworejo yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya

juga merupakan salah satu faktor pendorong meningkatnya jumlah konsumsi

energi listrik, terutama konsumsi energi listrik untuk kelompok rumah tangga.

Menurut Catur (2010), rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang

menggunakan listrik sebagai salah satu energi yang dipakai dalam memenuhi

kebutuhannya. Energi listrik sendiri sangat dibutuhkan oleh kelompok rumah

tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Jumlah konsumsi energi listrik rumah tangga dapat berubah akibat dari

perubahan variabel-variabel seperti yang sudah dikemukakan di atas. Menurut

Nababan (2008), dalam jangka pendek, perubahan dalam pendapatan dan harga

listrik dapat mempengaruhi konsumsi energi listrik dengan mengubah

intensitas penggunaan alat-alat listrik, sedangkan dalam jangka panjang rumah

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tangga mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap stok

kapital alat-alat listrik terutama dalam perubahan pendapatan. Oleh karena itu,

untuk mengetahui bagaimana dampak perubahan antara jumlah konsumsi

energi listrik PT. PLN (Persero) kelompok rumah tangga di Kabupaten

Purworejo sebagai akibat perubahan variabel-variabel independen yang

mempengaruhinya menjadi penting untuk dikaji, maka digunakanlah analisis

elastisitas. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka akan dilakukan

penelitian dengan judul “Elastisitas Permintaaan Energi Listrik PT. PLN

(Persero) Untuk Kelompok Rumah Tangga (R-1 900 VA) Di Kabupaten

Purworejo Tahun 2003-2009”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,

perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana tingkat elastisitas variabel PDRB per Kapita harga konstan

(PDRB) terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada

kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo?

2. Bagaimana tingkat elastisitas variabel Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap

permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

Kabupaten Purworejo?

3. Bagaimana tingkat elastisitas variabel Harga Minyak Tanah (HMT)

terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah

tangga di Kabupaten Purworejo?

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian yang dilakukan

ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel PDRB per Kapita harga

konstan terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada

kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo.

2. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel tarif dasar listrik terhadap

permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

Kabupaten Purworejo.

3. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel harga minyak tanah terhadap

permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

Kabupaten Purworejo.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh

manfaat sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada PT PLN

dalam meningkatkan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada

konsumen dan sebagai pertimbangan dalam memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi.

2. Memberikan sumbangan pemikiran terkait mengenai elastisitas permintaan

energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

Purworejo.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi perbandingan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Permintaan

Pengertian permintaan dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai jenis

barang yang hendak dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga. Adapun

yang dimaksud dengan teori permintaan menurut Sukirno (1996 : 76) adalah

teori yang menerangkan tentang ciri hubungan di antara jumlah permintaan dan

harga. Menurut Haryono (2001 : 11) permintaan konsumen akan suatu barang

adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak dibeli oleh

konsumen pada berbagai kemungkinan harga.

1. Teori Permintaan

Teori permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut : bila keadaan lain

tetap bersifat konstan, maka kuantitas atau jumlah barang yang akan dibeli

per unit waktu (dalam suatu rentang waktu tertentu) akan menjadi besar

apabila harga semakin rendah (Bilas, 1992 : 14). Penjelasan mengenai

perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam hukum

permintaan (Boediono, 2000 : 17), yang mengatakan bahwa “bila harga

suatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen

akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila harga barang tersebut

turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang

mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen

berperilaku seperti yang dinyatakan oleh Teori Permintaan :

a. Pendekatan Marginal Utility

Pendekatan marginal utility bertitik tolak pada anggapan bahwa

kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan

lain (utility yang bersifat cardinal). Anggapan bahwa utility bisa diukur

dengan uang dan hukum Gossen (Law of diminishing marginal utility)

berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan,

maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap

satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan konsumen

selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

b. Pendekatan Indifference Curve

Pendekatan indifference curve tidak memerlukan anggapan bahwa

kepuasan konsumen bisa diukur. Anggapan yang diperlukan adalah

bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih

rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (utility

yang bersifat ordinal). Dalam pendekatan ini, perilaku konsumen

mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang bisa

dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari

indifference curve. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan

konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.

Seperti yang dikemukakan Sukirno (1996 : 76) bahwa hukum

permintaan menjelaskan sifat perkaitan di antara permintaan suatu barang

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dengan harganya. Teori permintaan pada hakekatnya merupakan suatu

hipotesa yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang, makin banyak

permintaan ke atas barang tersebut; sebaliknya makin tinggi harga sesuatu

barang, makin sedikit permintaan keatas barang tersebut. Berdasarkan dari

teori permintaan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga

pada suatu barang tertentu dapat menyebabkan konsumen mencari barang

lain yang dapat menggantikan barang yang mengalami kenaikan harga

tersebut. Dan kenaikan harga suatu barang juga mengakibatkan pendapatan

riil konsumen mengalami penurunan yang dapat menyebabkan konsumen

untuk mengurangi jumlah konsumsinya ke berbagai jenis barang, terutama

terhadap barang yang mengalami kenaikan harga.

2. Fungsi Permintaan Dan Kurva Permintaan

Fungsi permintaan (demand fuction) adalah persamaan yang

menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dan

semua faktor-faktor yang mempengaruhinya (Boediono, 2000:25).

Qdx = f (Px, Py, I, T,....)

Keterangan Px = Harga barang itu sendiri

Py = Harga barang lain

I = Pendapatan

T = Selera

Fungsi permintaan tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua

dimensi. Kurva permintaan (demand curve) adalah gambar dari fungsi

permintaan yang disederhanakan, yaitu dengan menganggap faktor-faktor

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

lain selain harga barang itu sendiri tidak berubah. Berikut ini gambar kurva

permintaan:

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Kurva permintaan D : X = f (Px//Py, I, T)

Kurva permintaan D’: X = f(Px//P’y, I’, T’)

Gambar 2.1 di atas menerangkan bahwa kurva permintaan bergeser

karena adanya perubahan dari faktor-faktor lain (Py, Pz, I, T) yang semula

dianggap tetap (ceteris paribus).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Menurut Sukirno (1996 : 76) dalam Pengantar Teori Mikroekonomi,

bahwa permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat terhadap suatu barang

ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang

terpenting adalah sebagai berikut :

a. Harga Barang Itu Sendiri

Permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh barang itu sendiri.

Oleh sebab itu di dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah

Px

X D

D’

0

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

perkaitan di antara permintaan sesuatu barang dengan harga barang

tersebut.

Harga suatu barang akan mempengaruhi jumlah permintaan, jika

harga barang itu naik maka jumlah permintaannya akan turun dan

masyarakat akan beralih ke barang lainnya. Sebaliknya jika harga suatu

barang turun, maka jumlah permintaan barang itu akan naik.

b. Harga Barang-Barang Lain

Perkaitan di antara suatu barang dengan berbagai jenis barang

lainnya dapat dibedakan dalam tiga golongan yaitu :

1) Barang Pengganti

Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada suatu barang

lain apabila barang itu dapat menggantikan fungsi dari barang lain

tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan

barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti

bertambah murah, maka barang yang digantikannya akan mengalami

pengurangan dalam permintaan. Begitu juga sebaliknya apabila harga

barang pengganti naik maka barang yang digantikannya akan

mengalami peningkatan dalam permintaan.

2) Barang Penggenap

Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan

barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang penggenap

kepada barang lain tersebut. Kenaikan atau penurunan permintaan ke

atas barang penggenap selalu sejalan dengan perubahan permintaan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

barang yang digenapinya. Jika permintaan naik atau bertambah, maka

permintaan terhadap barang penggenap juga mengalami kenaikan

ataupun sebaliknya.

3) Barang Netral

Suatu barang dikatakan netral bila tidak mempunyai perkaitan

sama sekali dengan barang yang bersangkutan. Apabila dua macam

barang tidak mempunyai perkaitan yang rapat, perubahan ke atas

permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi

permintaan barang lainnya.

c. Pendapatan Para Pembeli

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting di

dalam menentukan besar kecilnya permintaan terhadap suatu barang.

Perubahan dalam jumlah pendapatan selalu berpengaruh terhadap

perubahan terhadap suatu barang. Berdasarkan pada sifat perubahan

permintaan apabila terjadi perubahan pendapatan maka jenis barang

dapat dibedakan menjadi empat golongan :

1) Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-

orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah

tinggi maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong

barang inferior berkurang. Para pembeli yang mengalami kenaikan

pendapatan akan mengurangi pengeluarannya atas barang inferior dan

menggantinya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Barang Esensiel

Barang esensiel adalah barang yang sangat penting artinya

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Apabila terjadi kenaikan

pendapatan maka permintaan terhadap barang esensiel akan tetap.

3) Barang Normal

Suatu barang dikatakan barang normal apabila barang tersebut

mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan

pendapatan.

4) Barang Mewah

Barang mewah adalah jenis-jenis barang yang dibeli orang

apabila tingkat pendapatannya sudah relatif tinggi. Barang mewah ini

akan dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan pokok

untuk makanan, pakaian dan perumahan.

d. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan juga dapat mempengaruhi permintaan

terhadap berbagai jenis barang. Sejumlah pendapatan masyarakat yang

tertentu besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat

yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak distribusinya.

Misalnya, pemerintah menaikkan pajak terhadap orang-orang kaya

dan kemudian menggunakan hasil pajak tersebut untuk menaikkan

pendapatan pekerja yang berpenghasilan rendah, maka corak

permintaan terhadap berbagai barang akan mengalami perubahan.

Barang-barang yang dikonsumsi oleh orang kaya permintaannya akan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berkurang dan barang-barang yang penghasilannya naik akan

mengalami bertambahnya jumlah permintaan.

e. Citarasa Masyarakat

Citarasa mempunyai pengaruh yang cukup besar atas keinginan

masyarakat untuk membeli barang-barang. Semakin besar citarasa

pembeli suatu barang maka permintaan barang tersebut akan naik.

f. Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan

pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti

oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih

banyak orang yang menerima pendapatan dan ini akan menambah daya

beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah

permintaan.

g. Ramalan Mengenai Masa Depan

Perubahan-perubahan yang diramalkan di masa yang akan datang

dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan bahwa harga-harga akan

bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli

lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat keperluan di masa yang

akan datang. Sebaliknya apabila ramalan bahwa lowongan pekerjaan

akan sulit diperoleh dan kegiatan ekonomi mengalami resesi akan

mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi

permintaan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4. Permintaan Pasar Akan Suatu Barang

Konsep permintaan akan suatu barang menurut Haryono (2001) akan

lebih berguna untuk menerangkan keadaan pasar dari keseluruhan

konsumen. Dalam menggambarkan kurva permintaan pasar dari permintaan

konsumen individual: pertama, menganggap bahwa setiap konsumen

meminta suatu jenis barang tertentu. Kedua, setiap konsumen menginginkan

jumlah tertentu pada harga pasar yang berlaku. Jadi dapat dirumuskan

bahwa permintaan pasar akan suatu barang adalah jumlah keseluruhan

barang tersebut yang diminta oleh seluruh konsumen, pada tingkat harga

yang berlaku. Atau dengan kata lain, permintaan pasar akan suatu barang

tertentu, dapat dicari dengan menjumlahkan secara horizontal seluruh kurva

permintaan konsumen individual

B. Elastisitas

Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang

menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya

terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Menurut Sukirno (2005),

yang dimaksud dengan elastisitas permintaan yaitu nilai perbandingan di antara

persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase

perubahan harga.

1. Konsep Elastisitas

Permintaan angka elastisitas dapat diukur dengan : presentase perubahan

jumlah suatu barang tertentu yang diminta per satuan waktu disebabkan karena

adanya perubahan harga barang tertentu (Haryono, 2001:31).

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Rumusnya : 

Keterangan :

= elastisitas harga permintaan

= perubahan jumlah barang yang diminta

= perubahan harga

Elastisitas permintaan ( ) yang bernilai lebih besar dari 1, maka

permintaan akan barang yang bersangkutan bersifat elastis, bila ( ) sama

dengan 1 maka unitary elastic, dan bila elasrisitas permintaan ( ) lebih kecil

dari 1 maka permintaan akan barang tersebut adalah inelastis.

2. Jenis-Jenis Elastisitas

Sukirno (1996) dalam bukunya Pengantar Teori Mikroekonomi

menjelaskan mengenai jenis-jenis elastisitas permintaan. Nilai koefisien

elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila

perubahan harga tidak akan merubah jumlah yang diminta, jumlah yang

diminta tetap saja walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun. Kurva

permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar

dengan sumber tegak. Jadi bentuknya adalah seperti yang ditunjukkan dalam

Gambar 2.2 (i). Kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan

yang dinamakan tidak elastis sempurna. Koefisien elastisitas permintaan

bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup

membeli semua barang yang ada di pasar. Berapapun banyaknya barang yang

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ditawarkan para penjualan pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual.

Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga,

berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai

elasti sempurna. Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan

yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk

istimewa adalah seperti ditunjuk pada gambar 2.2 (iii). Kurva itu mempunyai

koefisien permintaan sebesar 1, dan lazim disebut sebagai kurva permintaan

yang elastisitasnya bersifat elastisitas uniter.

Pada umumnya sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah

seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 (iv) dan (v). Permintaan yang

terdapat pada gambar 2.2 (iv) adalah permintaan yang bersifat tidak elastis.

Suatu permintaan bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan

tersebut di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang

demikian apabila persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada

persentase perubahan jumlah yang diminta. Kurva yang terdapat pada gambar

2.2 (v) bersifat elastis, yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga

berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang

melebihi persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan

yang bersifat elastis adalah lebih dari satu.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar 2.2 Kurva Elastisitas

D

Jumlah 0 Jumlah

Harga

D

D D

Jumlah Jumlah

Jumlah

Harga

D

D

D

D

D

D

0

0 0

0

(i) Tidak elastis sempurna (ii) Elastis sempurna

(iii) Elastisitas uniter (iv) Tidak Elastis

(v) Elastis

Harga

Harga

Harga

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Sukirno (1996) menyebutkan jenis-jenis elastisitas permintaan yang lain,

selain jenis-jenis elastisitas seperti yang telah dikemukakan di atas. Jenis-jenis

elastisitas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Elastisitas Permintaan Silang

Koefisien yang menunjukan sampai di mana besarnya perubahan

permintaan ke atas sesuatu barang apabila terjadi perubahan ke atas harga

barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang. Apabila perubahan

harga barang menyebabkan permintaan barang berubah, maka sifat

perhubungan antara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang.

Besarnya elastisitas silang ( ) dapat dihitung sebagai berikut :

Nilai elastisitas berkisar di antara tak terhinggga yang negatif

sampai ke tak terhingga positif. Barang-barang penggenap elastisitas

silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah

yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Kalau harga

barang Y naik maka permintaan barang X akan mengalami penurunan,

begitupula sebalilknya. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang

pengganti adalah positif, yaitu permintaan ke atas suatu barang berubah

ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. Kedua-

duanya akan sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama

mengalami penurunan.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Elastisitas Permintaan Pendapatan

Koefisien yang menunjukkan sampai mana besarnya perubahan

permintaan ke atas sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan

pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan.

Besarnya elastisitas pendapatan ( ) dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus berikut :

Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan

kenaikan permintaan. Di sini terhadap hubungan yang searah di antara

perubahan pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian

elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang sifat

elastisitas pendapatannya demikian dinamakan dinamakan barang

normal. Barang yang mengalami penurunan dalam jumlah yang dibeli

apabila pendapatan bertambah, berarti perubahan pendapatan dan jumlah

yang dibeli bergerak ke arah yang berkebalikan. Dengan demikian maka

elastisitasnya adalah negatif. Barang seperti itu dinamakan barang

inferior.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya perbedaan elastisitas

permintaan menurut Sukirno (2005:109) diantaranya adalah :

a. Banyaknya Barang Pengganti Yang Tersedia

Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat

digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengan barang

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tersebut. Tetapi ada pula yang sulit untuk mencari penggantinya.

Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai

macam barang. Apabila suatu barang mempunyai banyak barang

pengganti permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu

perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang

besar terhadap permintaan. Dan sebaliknya, permintaan terhadap barang

yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak

elastis, karena (i) kalau harga naik para pembelinya sulit untuk

memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli

barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang,

dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena

tidak banyak tambahan pembeli yang berpindah dan membeli barang

yang bersaingan dengan barang tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa,

semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, maka

semakin elastis sifat permintaannya.

b. Persentasi Pendapatan Yang Dibelanjakan

Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli

suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang

tersebut. Semakin besar bagian pendapatan seseorang yang diperlukan

untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap

barang tersebut.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Jangka Waktu Analisis

Jangka waktu dimana permintaan terhadap suatu barang yang

diamati juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas. Semakin lama

jangka waktu di mana permintaan itu di analisis, maka semakin elastis

sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat

permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang

baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Oleh karena

itu pembeli cenderung untuk meminta barang-barang yang bisa dibeli

walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam

jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan. Dalam

jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari pengganti

terhadap suatu barang yang mengalami kenaikan harga dan ini akan

mengurangi permintaan terhadap barang tersebut.

C. Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

merupakan total nilai pasar dari barang jadi dan jasa yang dihasilkan di dalam

suatu negara selama satu tahun tertentu. GDP sama dengan total produksi

konsumsi dan barang-barang investasi, pembelanjaan pemerintah, dan ekspor

netto ke negara lain. GDP merupakan pengukuran yang paling luas dari total

output barang dan jasa suatu negara. GDP digunakan untuk banyak tujuan,

tetapi yang paling penting adalah untuk mengukur keseluruhan performa dari

suatu perekonomian (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 99).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB menurut BPS

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi disuatu

wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun,

sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu

sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan

untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Angka-angka PDRB dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

a. Menurut Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh barbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah dalam periode

tertentu (biasanya satu waktu). Unit-unit produksi tersebut dalam

penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu:

1) Pertanian

2) Peternakan

3) Kehutanan dan Perikanan

4) Pertambangan dan Penggalian

5) Industri Pengolahan

6) Listrik, Gas dan Air Bersih

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

7) Konstruksi

8) Perdagangan, Hotel dan Restoran

9) Pengangkutan dan Komunikasi

10) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

11) Jasa-jasa termasuk Jasa Pelayanan Pemerintah

b. Menurut Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam

waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi adalah upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal dan keuntungan, sebelum dipotong pajak

penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDRB

mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua

komponen pendapatan per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto

sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah

bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

c. Menurut Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah semua komponen pengeluaran akhir seperti

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok,

ekspor neto jangka waktu tertentu. Ekspor neto merupakan ekspor

dikurangi impor.

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut memberikan jumlah yang

sama antara jumlah pengeluaran dengan jumlah barang dan jasa akhir yang

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-

faktor produksinya. Selanjutnya PDRB atas dasar harga pasar mencakup

komponen pajak tidak langsung neto. Selain itu dari PDRB dapat diturunkan

ukuran-ukuran penting lainnya, yaitu:

a. Produk Regional Bruto

Produk Regional Bruto merupakan produk domestik regional bruto

ditambah dengan pendapatan neto dari luar kabupaten. Pendapatan neto

ini sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan

modal) milik penduduk suatu kabupaten yang diterima dari luar

kabupaten dikurangi pendapatan kabupaten lain/asing yang diperoleh di

kabupaten tersebut.

b. Produk Regional Netto

Produk Regional Neto merupakan produk regional bruto dikurangi

dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap selama

setahun.

c. Produk Regional Neto Atas Dasar Biaya Produksi (Pendapatan Regional)

Produk Regional Neto atas dasar biaya produksi adalah produk

regional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak

langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak

langsung yang dipungut pemerintah dikurangi subsidi pemerintah. Pajak

tidak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan pada barang dan

jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan

harga jual, sedangkan subsidi menurunkan harga jual.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d. Angka-Angka Per Kapita

Angka-angka per kapita merupakan ukuran-ukuran indikator

ekonomi seperti pada butir-butir di atas dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

2. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

Manfaat yang dapat diperoleh dari Statistik Pendapatan Regional

antara lain:

a. PDRB harga berlaku menunjukkan sumber daya ekonomi dalam

menghasilkan barang dan jasa di suatu kabupaten. Nilai PDRB yang

besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.

b. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan

dapat dinikmati oleh penduduk suatu kabupaten.

c. PDRB harga konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.

d. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan besarnya

struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu wilayah.

Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan

basis perekonomian suatu wilayah.

e. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan bagaimana

produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, dan

diperdagangkan dengan pihak luar.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

f. Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan

kelembagaan menggunakan barang atau jasa yang dihasilkan sektor

ekonomi.

g. PDRB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk

pengukuran laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan barang-barang

yang diperdagangkan dengan pihak luar negeri, perdagangan antar pulau

atau antar provinsi.

h. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai

PDRB dan PRB per kapita atau per satu orang penduduk.

i. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk

mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita.

3. Metode Dasar Untuk Perhitungan PDRB Riil

Angka pendapatan regional atas dasar harga konstan sangat penting

untuk melihat pertumbuhan riil dari tahun ke tahun setiap agregat ekonomi.

Agregat ekonomi yang dimaksud adalah Produk Domestik Regional Bruto,

nilai tambah sektoral, komponen penggunaan PDRB, dan pendapatan

regional. Pada dasarnya dikenal tiga cara perhitungan nilai tambah sektor

atas dasar harga konstan, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Revaluasi

Metode ini dilakukan dengan menilai produk masing-masing tahun

menggunakan harga tahun dasar.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Ekstrapolasi

Yang penting untuk diperhatikan dalam cara ini ialah menentukan

ekstrapolatornya. Kuantitas produksi dari masing-masing sektor atau sub

sektor merupakan ekstrapolator yang baik. Namun apabila angka-angka

tersebut tidak dapat diperoleh, maka dapat pula dipakai keterangan-

keterangan lain yang erat kaitannya dengan produkstivitas seperti tenaga

kerja, kapasitas produksi (mesin, kendaraan, dan sebagainya). Nilai

tambah atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperoleh dengan cara

mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi

(kuantum) sebagai ekstrapolatornya.

c. Deflasi

Metode ini dilakukan dengan membagi nilai tambah atas dasar

harga berlaku dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.

Indeks harga ini dapat berupa indeks harga perdagangan besar, indeks

harga produsen dan indeks harga konsumen. Indeks harga yang dipakai

sebagai deflator harus disesuaikan tahun dasarnya.

D. Hasil Penelitian Sebelumnya

1. T. Sihol Nababan (2008)

Penelitian dengan judul “Elastisitas Permintaan Energi Listrik PT.

PLN (Persero) Untuk Kelompok Rumah Tangga Di Kota Medan” oleh T.

Sihol Nababan dengan menggunakan data 383 rumah tangga konsumen

energi listrik PT. PLN (Persero). Jumlah responden terdistribusi pada strata

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

R-1 /TR 450 VA (n=143), strata R-1 /TR 900 VA (n=94), strata R-1 /TR

1300 VA (n=47), strata R-1 /TR 2200 VA (n=50), dan strata R-2/TR (n=>

2200 VA – 6600 VA) (n=49). Penelitian dilakukan selama periode bulan

Januari 2007 sampai September 2007.

Data yang digunakan adalah jumlah pemakaian listrik (KWh), harga

atau tarif (Rp/KWh), Willingness to pay (WTP), indeks alat-alat listrik, serta

karakteristik rumah tangga. Estimasi model penelitian dispesifikasikan

dalam persamaan tunggal, dengan variabel endogennya adalah permintaan

energi listrik rumah tangga (PELRT). Model diestimasikan dalam dua

bentuk yaitu model dasar (model 1) dan model pengembangan (model II).

Model dasar menggunakan variabel-variabel eksogen yang meliputi

variabel-variabel pendapatan (PENDPTN), harga dengan proksi WTP

(Willingness To Pay) per KWh (WTPKWH), indeks alat listrik

(INDALIST), jumlah anggota keluarga (JAKEL), jumlah ruangan/kamar

dalam rumah (JUMRUANG), harga energi lain (bahan bakar minyak dan

gas) sebagai substitusi listrik (HBLBBM dan HBLGAS) dan ras (ETNIS).

Sedangkan dalam pengembangan model variabel-variabel eksogen ditambah

dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan demografik rumah

tangga yang meliputi : jenis pekerjaan kepala keluarga (PEKERJN), tingkat

pendidikan anggota keluarga (TIPENDIK), kegiatan-kegiatan keluarga

(KEKEL), lokasi (LOKASI) dan tingkat pelayanan pihak PT. PLN

(LAYANAN).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Hasil penelitian secara umum dapat disimpukan bahwa secara

keseluruhan (untuk gabungan strata) permintaan energi listrik rumah tangga

di Medan sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel utamanya saja,

sedangkan variabel-variabel demografik hanya berpengaruh jika estimasi

dilakukan per strata golongan / tarif. Elastisitas pendapatan untuk setiap

strata adalah normal. Hal ini menunjukkan bahwa listrikpada rumah adalah

barang normal. Elastisitas WTPKWH untuk setiap strata menunjukan nilai

elastisitas yang lebih kecil dari 1 (e < 1) yang berarti permintaan energi

listrik adalah inelastis. Nilai elastisitas harga silang untuk setiap strata

adalah positif. Ini menunjukkan bahwa sumber energi lain (bahan bakar

minyak dan gas) adalah barang substitusi untuk energi listrik.

2. Bagio Mudakir (2007)

Penelitian yang dilakukan oleh Bagio Mudakir (2007) dengan judul

”Analisis Permintaan Listrik di Jawa Tengah”. Dalam penelitian ini,

dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan energi listrik di

Jawa Tengah dengan mendasarkan pada aktivitas ekonomi yang terjadi.

Hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi yang dianalisis yaitu

PDRB perkapita dan sektor industri. Dengan rentang waktu penelitian

antara tahun 1994-2003 saat terjadi krisis ekonomi pada pertengahan tahun

1999. Selain itu jumlah penduduk juga dianalisis untuk mengetahui

pengaruhnya sebagai perbandingan pengaruh konsumsi akhir dengan

aktivitas ekonomi terhadap permintaan energi listrik.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kesimpulan dari penelitian tersebut diperoleh bahwa pesatnya

permintaan energi listrik cenderung dipengaruhi lebih besar oleh permintaan

untuk tujuan konsumsi akhir yang konsumtif (pengaruh penduduk paling

besar) disbanding dengan permintaan untuk tujuan menghasilkan nilai

tambah atau aktivitas ekonomi (pengaruh PDRB perkapita dan industri yang

lebih kecil). Krisis energi listrik bisa dicegah dengan melakukan proyeksi

permintaan energi listrik untuk masa mendatang dengan memperhatikan

determinan permintaan energi listrik yang mempengaruhinya, misalnya

keempat variabel di atas. Proyeksi tersebut harus selalu diperbarui setiap

tahunnya untuk memperhitungkan hal-hal besar yang terjadi pada

perkonomian misalnya seperti krisis ekonomi.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian mengenai elastisitas permintaan energi listrik ini,

sebenarnya terdapat banyak variabel yang bisa digunakan. Akan tetapi penulis

mencoba menyederhanakan penggunaan variabelnya untuk mengukur

pengaruhnya terhadap jumlah konsumsi listrik. Model yang menunjukkan

hubungan tersebut, disajikan dalam gambar di bawah ini :

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Uraian :

PDRB per Kapita harga konstan merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi elastisitas permintaan energi listrik PT. PLN (Persero).

Semakin bertambah besarnya jumlah PDRB per Kapita harga konstan

penduduk di Kabupaten Purworejo, maka semakin tinggi pula jumlah

permintaan konsumen. Dan begitu sebaliknya, apabila jumlah PDRB per

Kapita menurun, maka permintaan akan energi listrik juga menurun.

Tarif Dasar Listrik (TDL) juga mempengaruhi jumlah konsumsi energi

listrik. Semakin mahalnya biaya atau tarif listrik, maka semakin sedikit orang

yang akan menggunakan energi listrik sebagai kebutuhan sehari-hari. Semakin

murahnya biaya listrik maka semakin banyak orang yang mengkonsumsi

energi listrik tersebut.

Variabel lain yang mempengaruhi permintaan energi listrik adalah harga

minyak tanah. Minyak tanah merupakan barang substitusi dari energi listrik.

PDRB per Kapita

Tarif Dasar Listrik

Harga Minyak Tanah

Permintaan Energi Listrik (Jumlah Konsumsi Listrik)

Elastisitas Permintaan Energi Listrik

di Kabupaten Purworejo Tahun 2003-2009

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Harganya akan mempengaruhi jumlah permintaan masyarakat terhadap energi

listrik. Semakin mahal harga minyak tanah, maka semakin banyak orang akan

mengkonsumsi energi listrik.

F. Hipotesis

Dari uraian dan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakan

hipotesis sebagai berikut :

1. Variabel PDRB per Kapita Harga Konstan diduga bersifat elastis terhadap

permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

Kabupaten Purworejo.

2. Variabel tarif dasar listrik diduga bersifat inelastis terhadap permintaan

energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

Purworejo.

3. Variabel harga minyak tanah diduga bersifat inelastis terhadap permintaan

energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

Purworejo.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai elastisitas permintaan energi listrik PT. PLN

(Persero) untuk kelompok rumah tangga (R-1 900 VA) ini dilakukan di

Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data

sekunder time series tahunan (7 tahun) yang dipecah menjadi data bulanan,

yaitu untuk periode bulan Januari tahun 2003 sampai bulan Desember tahun

2009.

B. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang juga merupakan

data kurun waktu (time series) pada tahun 2003 sampai 2009. Data yang

dipakai dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan

instansi-instansi terkait seperti PLN UPJ Purworejo, PLN APJ Magelang,

Badan Pusat Statistik Purworejo, Badan Pusat Statistik Surakarta, website dan

home page.

Data mengenai tarif dasar listrik dan jumlah konsumsi listrik rumah

tangga (R-1 900 VA) diperoleh dari PLN UPJ Purworejo dan PLN APJ

Magelang. Data mengenai PDRB per kapita atas dasar harga konstan diperoleh

dari Kantor Badan Pusat Statistik Purworejo dan Kantor Badan Pusat Statistik

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Surakarta. Sedangkan data mengenai harga minyak tanah didapatkan dari

website enegi dan sumber daya mineral.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, jadi

teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan studi

kepustakaan. Yang dimaksud dengan teknik kepustakaan meliputi bahan-bahan

bacaan yang relevan dengan mengumpulkan berbagai data yang relevan guna

mendapatkan bahan yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau sering juga disebut variabel terikat merupakan

variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah permintaan energi

listrik yang merupakan jumlah konsumsi listrik rumah tangga setiap tahun

dalam satuan KWh (Kilowatt hour). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependen adalah Jumlah Konsumsi Listrik (JKL) rumah tangga

merupakan besarnya permintaan energi listrik yang dikonsumsi per

tahunnya oleh kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo. Jumlah

konsumsi listrik ini diukur dengan satuan rupiah/Kva.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang bisa

mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel

independen yang digunakan adalah:

a. PDRB per Kapita Harga Konstan

Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kabupaten Purworejo adalah

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa

yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dan kemudian dibandingkan

dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Satuannya adalah rupiah.

b. Tarif Dasar Listrik

Tarif dasar listrik adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk

menggunakan energi listrik. Besarnya beban daya listrik dihitung

menurut daya listrik yang terpasang di setiap rumah tangga. Biaya beban

listrik ini ditentukan oleh pemerintah dan diatur dengan keputusan

presiden. Besarnya biaya ini tergantung dari golongan tarif daya listrik

yang dinyatakan dengan satuan rupiah/Kva/bulan.

c. Harga Minyak Tanah

Harga minyak tanah adalah harga minyak per liter di tingkat pengecer

yang ditentukan oleh pemerintah. Satuannya adalah rupiah per liter.

E. Metode Analisis Data

Pada analisis ini, akan dibahas elastisitas permintaan energi listrik PT

PLN (Persero) untuk kelompok rumah tangga (R1-900 VA) dengan variabel

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang meliputi jumlah konsumsi listrik, PDRB per Kapita, tarif dasar listrik, dan

harga minyak tanah selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu analisis yang memaparkan hasil

analisis secara kualitatif terhadap perkembangan data-data yang ada untuk

memperkuat analisis empiris (Endiyanthi, 2007:65). Penelitian ini akan

membahas variabel dependen permintaan energi listrik rumah tangga, serta

variabel-variabel independen PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar

listrik dan harga minyak tanah.

2. Analisis Regresi Berganda Double-Log

Untuk menganalis dan menguji variabel independen terhadap variabel

dependen digunakan data-data bulanan. Data PDRB per Kapita dipecah

dengan menggunakan metode interpolasi. Data permintaan energi listrik

(jumlah konsumsi listrik), tarif dasar listrik dan harga minyak tanah sudah

tersedia dalam harga rata-rata per bulan. Berikut ini adalah rumus metode

interpolasi yang dikemukakan oleh Insukindro dalam Hayu (2007:71).

Metode interpolasi bulanan:

Dimana :

Yit = data pada bulan ke-i tahun t

Yt = data pada tahun ke-t

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Yit-1 = data pada tahun sebelumnya

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah permintaan energi

listrik yaitu jumlah konsumsi listrik tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten

Purworejo, sedangkan untuk variabel independennya adalah PDRB per

Kapita atas dasar harga konstan tahun 2000, tarif dasar listrik dan harga

minyak tanah. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka

digunakan alat analisis data dengan menggunakan regresi double-log

dengan metode Kuadrat Terkecil Biasa atau sering disebut dengan metode

OLS (Ordinary Least Square) dan juga dilakukan beberapa uji, seperti uji

ekonometrika (uji asumsi klasik) dan uji statistik. Untuk keperluan olah data

digunakan program Eviews (Econometric Views) untuk menyelesaikan uji

ekonometrik dan uji statistik.

Secara umum fungsi permintaan konsumsi listrik rumah tangga (R-1

900 VA) di Kabupaten Purworejo dapat ditulis sebagai berikut:

Ln JKLt = β0 + β1 Ln PDRBt + β2 Ln TDLt + β3 Ln HMTt + µt

Yang mana :

Ln JKL = Jumlah konsumsi listrik (KWh)

Ln PDRB = PDRB per Kapita Harga Konstan (rupiah)

Ln TDL = Tarif Dasar listrik per bulan (rupiah)

Ln HMT = Harga minyak tanah per bulan (rupiah)

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

β0 = Konstanta

µ = Variabel pengganggu

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

t = Tahun per bulanan

Setelah diketahui hasil persamaan regresi yang menerangkan tingkat

elastisitas dan hubungan antar variabel dengan Ordinary Least Square

(OLS), selanjutnya dilakukan pengujian ekonometrika dan statistika.

Adapun tahap-tahap pengujiannya adalah sebagai berikut:

3. Analisis Ekonometrika

a. Uji Multikolinearitas

Pada dasarnya multikolinearitas adalah suatu hubungan linear yang

sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel

bebas (Mudrajad Kuncoro, 2001:114). Menurut Damodar Gujarati (1999)

uji multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih

variabel terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata

lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas

lainnya.

Gangguan multikolinieritas menyebabkan standar error cenderung

semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan

standar error menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data.

Untuk menguji ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu

model empirik setidaknya dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Koutsoyiannis (Modul Ekonometrika, 2007:107). Metode

yang dikembangkan oleh Koutsoyiannis menggunakan coba-coba dalam

memasukkan variabel bebas. Dari hasil coba-coba tersebut, selanjutnya

akan diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu : (1) suatu variabel bebas

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dikatakan berguna; (2) suatu variabel bebas dikatakan tidak berguna; (3)

suatu variabel bebas dikatakan normal. Pedoman penggunaannya dengan

memperbandingkan R2a pada hasil estimasi persamaan awal dengan R2

hasil estimasi regresi variabel bebas. Apabila R2a lebih tinggi daripada

nilai R2 pada hasil estimasi regresi parsial variabel bebas, maka dalam

model empirik tidak terdapat masalah multikolinieritas. Begitupula

sebaliknya, apabila nilai R2a lebih rendah daripada nilai R2 pada hasil

estimasi regresi parsial variabel bebas, maka dalam model empirik

terdapat masalah multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas akan muncul jika terjadi gangguan pada fungsi

regresi yang mempunyai varian tidak sama sehingga penaksir OLS tidak

lagi efisien baik dalam sample kecil maupun sample besar. Salah satu

cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan uji

White. Uji heteroskedastisitas ini dianjurkan oleh Halbert White. White

berpendapat bahwa uji X2 merupakan uji umum ada tidaknya

misspesifikasi model karena hipotesis nol yang melandasi adalah asumsi

bahwa: (1) residual adalah homoskedastisitas dan merupakan variabel

independen; (2) spesifikasi linear atas model sudah benar (White dalam

Mudrajat Kuncoro, 2001:112).

Uji white membandingkan nilai OBS*R2 dengan χ2 tabel dengan df

(jumlah regresor) dan derajat signifikansi. Jika nilai OBS*R2 < χ2 maka

tidak signifikan secara statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

model empirik tidak terdapat masalah heteroskedastisitas tidak ditolak.

Begitu pula sebaliknya, bila nilai OBS*R2 > χ2 maka signifikan secara

statistik berarti model empirik terdapat masalah heteroskedastisitas

(Modul Laboratorium Ekonometrika, 2007:105).

Menurut Damodar (1999:356) langkah-langkah pengujian metode

White yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas

antara lain:

1). Mengestimasikan persamaan model dan memperoleh hasil

residualnya.

2). Melakukan regresi pada persamaan yang disebut regresi auxiliary.

3). Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas.

Uji White menggambarkan nilai R2 yang diperoleh dari hasil

regresi dengan jumlah sampel (n), diikuti nilai hitung Chi-squares

(χ2) dengan degree of freedom sebanyak variabel independen.

Nilai hitung statistik Chi-squares (χ2) dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut:

4). Jika nilai Chi-square hitung (n.R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis

dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada

heteroskedastisitas dan sebaliknya jika Chi-square hitung (n.R2)

lebih kecil dari nilai χ2 kritis menunjukkan tidak adanya masalah

heteroskedastisitas.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota

serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti

dalam time series) atau dalam rangkaian ruang (seperti dalam cross

section). Korlasi yang dimaksud adalah diantara kesalahan pengganggu

(error disturbance). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

dilakukan uji Durbin-Waston.

Durbin-Waston dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan α

= 5 % (N sama dengan banyaknya observasi, dan K sama dengan

banyaknya variabel yang menjelaskan yang tidak termasuk dalam unsure

konstan). Angka dalam Durbin-Waston menunjukan nilai distribusi

antara batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Uji Durbin-Waston

didasarkan atas niali Durbin-Waston statistik, yaitu :

Gambar (3.1) Uji Autokorelasi

Penentuan daerah tolak atau daerah terima, sebagai berikut :

a) Jika Ho adalah tidak ada serial Korelasi positif :

d < dL : menolak Ho

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d > dL : menerima Ho

d ≤ dL ≤ dU : pengujian tidak meyakinkan

b) Jika Ho adalah tidak ada serial Korelasi negatif :

d > 4-dL : menolak Ho

d < 4-dU : menerima Ho

4-dU ≤ d ≤ 4-dL : pengujian tidak meyakinkan

c) Jika Ho adalah tidak ada serial positif dan negatif :

d > 4-dL : menolak Ho

dU < d < 4-dU : menerima Ho

4-dU ≤ d ≤ 4-dL : pengujian tidak meyakinkan

4. Analisis Statistik

a. Uji t (uji secara individu)

Uji T adalah uji secara individual dari semua koefisien regresi

(Two Tail). Uji T digunakan untuk mengetahui atau menguji

bagaimanakah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen. Mudrajad Kuncoro (2001) mengemukakan bahwa uji statistik t

pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable penjelas

secara individual dalam menerangkan variasi variable terkait. Adapaun

nilai T tabel :

Keterangan :

α = derajat signifikansi

N = jumlah data yang diobservasi

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

K = jumlah parameter dalam model termasuk intercept

Daerah Kritis

Gambar (3.2) Uji t-Statistik

Untuk Uji T dapat dicari dengan rumus :

Apabila T hitung > T tabel atau T hitung < -T tabel berarti

signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa Xi secara statistic berpengaruh

terhadap Y pada tingkat α . apabila T hitung < T tabel maka tidak

signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa Xi secara statistic tidak

berpengaruh terhadap Y pada tingkat α (Gujarati, 1999 : 74).

b. Uji F

Uji F merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Gujarati,

1999 : 120).

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Rumus dari Fungsi Tabel :

Fα ; K-1 ; N-1

Gambar 3.3 Daerah Kritis Uji F

F Tabel = Fα ; K-1 ; N-1

Sedangkan F hitung dapat dicari dengan :

Apabila F hitung ≤ F tabel, dapat dikatakan bahwa semua koefisien

regresi secara bersama-sama tidak signifikan terhadap tingkat α. Apabila

F hitung > F tabel, dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara

bersama-sama signifikan terhadap tingkat α (Gujarati, 1999 : 120).

c. Nilai Koefisien Determinasi (R2)

R2 digunakan untuk mengetahui basarnya sumbangan dari variabel

independen terhadap naik turunnya variabel dependen, maka digunakan

R2 dimana dirumuskan sebagai berikut ini (Gujarati, 1999 : 101) :

∑ yi2 (N-1)

R2 = ∑ ei2 (N-K)

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Di mana :

K = banyaknya parameter dalam model, termasuk unsur intercept

N = banyaknya observasi

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Purworejo

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 1090 47’ 28” – 1100 8’ 20”

Bujur Timur dan 70 32’ – 70 54’ Lintang Selatan.Wilayah Kabupaten

Purworejo memiliki wilayah pantai dan juga terdapat wilayah pegunungan.

Kabupaten Purworejo secara administratif termasuk ke dalam wilayah

Provinsi Jawa Tengah, dengan batas-batas:

Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen

Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo

Sebelah Timur : Kabupaten Kulon Progo Prop. DIY

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,81752 Km2 yang

terbagi menjadi 16 kecamatan dengan 494 desa.

Secara topografis, Kabupaten Purworejo merupakan wilayah yang

beriklim tropis basah dengan suhu antara 190 C – 280 C, sedangkan

kelembaban udara antara 70%-90% dengan curah hujan tinggi.

Jenis-jenis tanah yang ada di Kabupaten Purworejo meliputi jenis

Aluvial (cocok untuk pertanian), Regosol (tanah pasir) dan Latosol (cocok

untuk perkebunan). Prosentase terbesar adalah Latosol (55%) atau 58.292,5

Ha dan Aluvial (40%) atau 41.703,2 Ha. Potensi tanah seperti tersebut di

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

atas menunjukkan di Kabupaten Purworejo sebagian wilayahnya tergolong

cukup subur, sehingga dapat difungsikan sebagai lahan pertanian dan

perkebunan.

2. Keadaan Demografis

a. Pembagian Wilayah

Kabupaten Purworejo memiliki luas wilayah 1.034,81752 Km2

dengan jumlah penduduk sebanyak 782.662 orang pada tahun 2009. Hal

ini berarti bahwa tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Purworejo

yaitu sebesar 756 jiwa per Km2.

Kabupaten Purworejo terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Grabag,

Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Kaligesing, Purworejo, Banyuurip,

Bayan, Kutoarjo, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano dan

Bener. Kecamatan dengan letak paling jauh adalah Kecamatan Bruno

dengan jarak sejauh 35 km dari pusat kota, sedangkan kecamatan yang

paling dekat dari Purworejo (kota) adalah kecamatan Banyuurip dengan

jarak dari pusat kota 4 km. Dari 16 kecamatan tersebut, terbagi menjadi

494 desa dan 25 kelurahan.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Purworejo Menurut Kecamatan

Tahun 2009

Kecamatan Jumlah Desa

Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan per Km2

1. Grabag 32 64,92 52.181 804 2. Ngombol 57 55,27 37.339 676 3. Purwodadi 40 53,96 41.703 773 4. Bagelen 17 63,76 36.163 567 5. Kaligesing 21 74,73 35.969 481 6. Purworejo 25 52,72 90.518 1717 7. Banyuurip 27 45,08 41.522 921 8. Bayan 26 43,21 47.759 1105 9. Kutoarjo 27 37,59 64.211 1708 10. Butuh 41 46,09 45.806 994 11. Pituruh 49 77,42 53.936 697 12. Kemiri 40 92,05 55.935 608 13. Bruno 18 108,43 44.609 411 14. Gebang 25 71,86 42.068 585 15. Loano 21 53,65 36.690 684 16. Bener 28 94,08 56.253 598

Jumlah 494 1034,82 782.662 756 Sumber: BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

b. Jumlah Penduduk

Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Purworejo berjumlah

782.662 orang yang terdiri dari yang terdiri dari 384.953 penduduk

berjenis kelamin laki-laki dan 397.709 penduduk berjenis kelamin

perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk 756 jiwa per Km2. Dari

data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin

perempuan lebih banyak jika dibanding jumlah penduduk berjenis

kelamin laki-laki. Akibat dari pertambahan jumlah penduduk, jumlah

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

rumah tangga juga semakin meningkat dari 200.058 rumah tangga pada

tahun 2008 menjadi 210.858 rumah tangga pada tahun 2009.

Tabel 4.2 Banyaknya Rumah Tangga dan Kepadatan per Km2

di Kabupaten Purworejo

Tahun Jumlah Rumah Tangga Kepadatan per Km2

2002 190.019 184 2003 194.309 188 2004 194.660 188 2005 196.631 189 2006 195.135 189 2007 200.916 194 2008 200.058 193 2009 210.858 204

Sumber: BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

c. Pendidikan dan Tenaga Kerja

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Purworejo pada tahun 2009

memiliki tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Pada tahun 2009

total penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang tidak atau belum

sekolah ada sebanyak 43.158 orang, yang tidak atau belum tamat SD

sebanyak 127.476 orang dan penduduk yang mampu menyelesaikan

pendidikan tinggi (DIV/Universitas) sebanyak 20.902 orang. Tetapi

adanya kenaikan setiap tahunnya dalam menyelesaikan tingkat

pendidikan menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Purworejo sudah

semakin mengerti akan pentingnya pendidikan.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.3 Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Purworejo Tahun 2009

Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. DIV / Universitas 9.956 10.946 20.902 2. DIII / Sarjana Muda 5.377 2.852 8.229 3. Diploma I / II 1.784 2.251 4.035 4. SMK 42.471 22.058 64.529 5. SMU 37.373 38.960 76.333 6. SLTP 71.283 58.877 130.160 7. SD 105.406 120.608 226.014 8. Tidak/Belum Tamat SD 66.184 61.292 127.476 9. Tidak/Belum sekolah 5.873 37.285 43.158

Jumlah 345.707 355.129 700.836 Sumber: BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

Pendidikan sangat penting bagi masa depan, terutama digunakan

sebagai syarat mencari pekerjaan. Setiap lowongan pekerjaan pasti akan

memperhitungkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga

meningkatkan profesionalisme tenaga kerja, dan juga mengurangi angka

pengangguran yang juga berdampak pada kenaikan PDRB perkapita

penduduk di Kabupaten Purworejo.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 4.4 Nilai PDRB Per Tenaga Kerja Kabupaten Purworejo

Tahun 2009

Sektor NTB ADH Berlaku/Gross TK/Man NTB/TK

Pertanian 1918967,91 166284 11,54Pertambangan dan Penggalian 119135,65 2085 57,14Industri Pengolahan 574141,15 48226 11,91Listrik, Gas dan Air Bersih 45985,77 288 159,67Bangunan 354162,90 24869 14,24Perdagangan, Hotel dan Restoran 957797,46 69684 13,74Pengangkutan dan Komunikasi 407594,17 9702 42,01Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 370219,17 2827 130,96Jasa-Jasa 1101532,72 60776 18,12PDRB/GRDP 5849537,33 384741 15,2

Sumber : PDRB Kabupaten Purworejo 2009

Produktifitas sektor ekonomi dapat diukur dengan cara

membandingkan besarnya NTB setiap sektor dengan jumlah tenaga kerja

yang bekerja pada sektor yang bersangkutan (NTB per Tenaga Kerja).

Dari tabel (4.4) di atas diketahui bahwa produktifitas tenaga kerja di

sektor industri paling rendah diantara kesembilan sektor yang lain.

Produktifitas tenaga kerja di sektor ini hanya mencapai Rp 6,17 juta per

tahun. Produktifitas tenaga kerja paling tinggi terjadi di sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar Rp 175,05 juta per tahun.

3. Perkembangan Ekonomi

Kondisi perekonomian nasional secara umum menunjukkan arah

yang lebih baik dari tahun ke tahun. Ha ini terlihat dari semakin

bergairahnya kinerja perekonomian nasional pada tahun 2009 yaitu

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,96 persen. Kinerja

perbaikan ekonomi nasional ini telah membawa dampak pada kondisi

yang lebih baik pada perekonomian regional.

Kondisi perekonomian Kabupaten Purworejo selama era otonomi

relatif stabil, dan tidak terjadi gejolak yang berarti. Perekonomian

tumbuh rata-rata sebesar 5,34 persen selama periode tahun 2005-2009.

Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh kondisi perekonomian nasional,

yang secara berangsur-angsur mengalami perbaikan, setelah terpuruk

akibat krisis. Tahun 2009 perekonomian Indonesia mengalami

pertumbuhan sebesar 4,96 persen. Pertumbuhan ini lebih besar

dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir.

Tabel 4.5 PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2000 dan

Perkembangannya di Kabupaten Purworejo Tahun 2008-2009.

Tahun

PDRB atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Jumlah (Juta Rp)

Perkembangan (%)

Jumlah (Juta Rp)

Perkembangan (%)

(1) (2) (3) (4) (5) 2008 5.328.179,09 282,16 2.737.087,13 144,942009 5.849.537,33 304,77 2.872.723,79 152,13

Sumber : PDRB Kabupaten Purworejo Tahun 2009

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa PDRB Kabupaten Purworejo tahun

2009 menurut Harga Berlaku adalah sebesar 5.328,18 Milyar Rupiah dan

menurut Harga Konstan adalah sebesar 2.737,09 Milyar Rupiah. Ini

berarti perkembangan PDRB Kabupaten Purworejo atas dasar Harga

Berlaku pada tahun 2008 yang sebesar 282,16 persen naik menjadi

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

304,77 persen pada tahun 2009. Sedangkan perkembangan PDRB atas

dasar Harga Konstan mengalami peningkatan dari 144,94 persen pada

tahun 2008 menjadi 152,13 persen pada tahun 2009.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Purworejo tidak lepas

dari pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Purworejo itu sendiri.

Tabel (4.6) menunjukkan pertumbuhan seluruh ekonomi pada tahun

2008-2009, delapan sektor mengalami perumbuhan positif sedangkan

satu sektor mengalami pertumbuhan negatif. Pada tahun 2008

pertumbuhan terendah dialami oleh Pertambangan dan Penggalian

(3,44%), dan pertumbuhan tertinggi dialami oleh Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan (8,20%).

Tabel 4.6 Petumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Purworejo

Tahun 2008-2009

Sektor 2008 2009 (1) (2) (3)

Pertanian 4,87 3,39 Pertambangan dan Penggalian 3,44 -1,03 Industri Pengolahan 4,40 4,01 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,94 6,55Bangunan 5,10 6,26 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,11 5,54 Pengangkutan dan Komunikasi 6,93 6,53 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,20 7,24 Jasa-Jasa 7,43 6,95

Sumber : PDRB Kabupaten Purworejo 2009

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Gambaran Umum PT. PLN (Persero)

1. Sejarah

Perkembangan sejarah ketenagalistrikan di Indonesia berawal di akhir

abad ke 19, saat beberapa perusahaan Belanda yang bergerak di bidang

pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk

keperluan sendiri. Di awali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.

NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang

tenaga listrik. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang untuk

kepentingan umum.

Pada sekitar tahun 1942-1945, Jepang mengambil alih pengelolaan

perusahaan-perusahaan milik Belanda, setelah pasukan tentara Jepang

berhasil mengalahkan Belanda di awal Perang Dunia II.

Selama Perang Dunia II berlangsung, Jepang masih menguasai

perusahaan-perusahaan listrik tersebut hingga sampai pada tanggal 17

Agustus 1945 saat kemerdekaan Indonesia, Jepang menyerah kepada

Sekutu. Para pemuda-pemuda Indonesia menggunakan kesempatan tersebut

untuk merebut perusahaan-perusahaan listrik melalui delegasi

Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI

Pusat. Para pemuda-pemuda Indonesia kemudian menyerahkan perusahaan-

perusahaan listrik tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia dengan

menghadap Presiden Soekarno. Akhirnya pada tanggal 27 Oktober 1945,

Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit

tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Jawatan Listrik dan Gas kemudian diubah menjadi BPU-PLN (Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) tanggal 1 Januari 1961, yang

bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada tanggal 1 Januari 1965,

BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 (dua) perusahaan negara yaitu

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik

negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas

diresmikan. Pada saat itu, kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar

300 MW.

Tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan

sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan sebagai Pemegang

Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No.17 dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan

kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka

sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam

menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

Pada mulanya, tanggal 27 Oktober 1945 dikenal sebagai Hari Listrik

dan Gas. Tahun 1975, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, sempat

menggabung Hari Listrik Nasional dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dan Tenaga Listrik yang jatuh tanggal 3 Desember. Karena pentingnya

semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka sejak 1992 Menteri Pertambangan

dan Energi menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

2. Visi, Misi, Motto PT. PLN (Persero)

Visi:

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,

unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi:

a. Memajukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan

pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto PT. PLN (Persero):

“Electricity for A Better Life”

(Listrik untuk kehidupan yang lebih baik)

3. Kegiatan Usaha

Berdasarkan Undang-undang No.30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut

adalah rangkaian kegiatan usaha ketenagalistrikan PT. PLN (Persero):

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:

1) Pembangkitan tenaga listrik.

2) Penyaluran tenaga listrik.

3) Distribusi tenaga listrik.

4) Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

5) Pengembangan penyediaan tenaga listrik.

6) Penjualan Tenaga Listrik kepada konsumen.

b. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:

1) Konsultasi ketenagalistrikan.

2) Pembangunan dan pemasangan peralatanketenagalistrikan.

3) Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan

tenaga listrik.

c. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:

1) Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan

sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.

2) Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada

pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik.

3) Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang

ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik.

4) Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang

ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang

pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait

dengan ketenagalistrikan.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

5) Usaha Jasa Ketenagalistrikan.

4. Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

a. Kegiatan Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk

perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas

tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi secara umum)

dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha,

pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan dilakukan

oleh induk Perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro,

sedangkan detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau

distribusi.

b. Kegiatan Pembangunan

Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana

penyediaan tenaga listrik pembangkitan,transmisi dan gardu induk

merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Proyek Induk,

sementara itu pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan

oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan

pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan

APBN adalah merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan

Pemanfaatan Energi.

c. Kegiatan Usaha/Operasi

Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat

pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit,

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam

atau bahan bakar minyak (BBM), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA),

berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, Pusat Listrik Tenaga Gas

(PLTG gas turbine) berbasis gas alam atau BBM, Pusat Listrik

Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat

Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.Selain itu, Perusahaan

juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh

pusatpusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan

gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar

batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU-combined cycle)

berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai

penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD

berbasis BBM.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke

gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat

tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV) danTegangan

Tinggi (150 dan 70 kV). Semakin besar daya yang akan disalurkan

melalui kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan

yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas

500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada

pelanggan.

Kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi

sebesar 150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20 kV,

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

sementara untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu

distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan

selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220

volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah

(JTR) ke sambungan rumah (SR).

d. Kegiatan Riset & Penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan

organisasi penunjang mencakup :

1) Jasa Pendidikan dan Latihan PT PLN (Persero) yang bertugas

untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang

teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum.

2) Jasa Enjiniring PT PLN (Persero) yang bertugas memberikan

dukungan dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi

sarana penyediaan tenaga listrik. untuk memberikan dukungan

terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor

kelistrikan. Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PT

PLN (Persero) yang bertugas untuk memberi dukungan dalam

standarisasi,kalibrasi dan pengujian peralatan listrik serta instrumen

lainnya.

3) Jasa Sertifikasi PT PLN (Persero) yang bertugas untuk memberikan

dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem

manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta

kelayakan instalasi tenaga listrik dan tera meter.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4) Jasa Manajemen Konstruksi PT PLN (Persero) yang bertugas untuk

memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan

untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor

kelistrikan.

5) Jasa dan Produksi PT PLN (Persero) yang bertugas untuk

memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan

terutamapada sektor kelistrikan.

(www.pln.co.id)

C. Analisis Deskriptif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data-data dari

variabel-variabel yang diduga mempengaruhi jumlah konsumsi listrik di

Kabupaten Purworejo, yaitu:

1. PDRB per Kapita Harga Konstan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi disuatu wilayah pada periode

tertentu (biasanya satu tahun). PDRB per Kapita Harga Konstan

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, dimana dalam perhitungan ini

digunakan tahun dasar 2000.

Di dalam penelitian ini yang digunakan adalah PDRB per Kapita

Harga Konstan dengan satuannya adalah rupiah. Dilihat dari data tabel di

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

bawah ini, dapat disimpulkan bahwa PDRB per Kapita di Kabupaten

Purworejo dari tahun ke tahunnya mengalami peningkatan walaupun tidak

begitu banyak. PDRB per Kapita di Kabupaten Purworejo terus mengalami

peningkatan dari tahun 2002 sebesar Rp 2.618.270,11 hingga tahun 2009

sebesar Rp 3.977.227,78. Kenaikan PDRB per Kapita akan membawa

dampak dampak positif tarhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1

900 VA) di Kabupaten Purworejo.

Perkembangan PDRB per Kapita di Kabupaten Purworejo tahun 2002-

2009 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

Harga Konstan 2000 Kabupaten Purworejo Tahun 2002-2009

Tahun PDRB per Kapita ads HK 2000

2002 2618270,109 2003 2977277,598 2004 3088208,323 2005 3244703,761 2006 3405602,613 2007 3602376,688 2008 3789441,584 2009 3977227,787

Sumber : BPS Kabupaten Purworejo 2009

2. Tarif Dasar Listrik

Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk keperluan rumah tangga (R-1 900

VA) di Kabupaten Purworejo dapat dilihat dari data tabel di bawah.

Kenaikan tarif dasar listrik terjadi pada kuartal 1 tahun 2003 yaitu sebesar

Rp 16.200,-Kva/bulan menjadi Rp 18.100,- Kva/bulan pada kuartal ke 2 dan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kembali naik menjadi Rp 20.000,- Kva/bulan pada kuartal ke 3. Sejak

kuartal 3 tahun 2003 sampai dengan sekarang, Tarif Dasar Listrik belum

mengalami perubahan. Besarnya tarif dasar listrik konstan berkisar di Rp

20.00,- Kva/bulan.

Secara rinci tarif dasar listrik untuk golongan R-1 900 VA dapat

dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tarif Dasar Listrik (Rupiah/Kva/Bulan)

Tahun Kuartal 1

Kuartal 2

Kuartal 3

Kuartal 4

2003 16200 18100 20000 20000 2004 20000 20000 20000 20000 2005 20000 20000 20000 20000 2006 20000 20000 20000 20000 2007 20000 20000 20000 20000 2008 20000 20000 20000 20000 2009 20000 20000 20000 20000 2010 20000 20000 20000 20000

Sumber : PT. PLN (Persero) UPJ Purworejo

3. Harga Minyak Tanah

Minyak tanah sebagai salah satu bahan bakar minyak (BBM) adalah

komoditas penting yang digunakan masyarakat, sehingga harganya pun

dapat mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Harga minyak tanah yang

digunakan sebagai salah satu variabel independen dalam penelitian ini

adalah harga minyak tanah per liter ditingkat pengecer yang ditentukan oleh

pemerintah. Satuannya adalah Rupiah per liter. Sedangka perkembangan

harga minyak tanah sendiri mengikuti perkembangan harga minyak mentah

dunia yang berubah-ubah.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Secara rinci, harga minyak tanah dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai

berikut ini:

Tabel 4.9 Harga Minyak Tanah/liter (rupiah)

Tahun 2002-2003

Tahun Bulan

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Januari 1640 1970 1800 1800 2000 2000 2000 2500Februari 1640 1800 1800 1800 2000 2000 2000 2500Maret 1690 1800 1800 2200 2000 2000 2000 2500April 1740 1800 1800 2200 2000 2000 2000 2500Mei 1890 1800 1800 2200 2000 2000 2000 2500Juni 1900 1800 1800 2200 2000 2000 2500 2500Juli 1750 1800 1800 2200 2000 2000 2500 2500Agustus 1720 1800 1800 2200 2000 2000 2500 2500September 1840 1800 1800 2200 2000 2000 2500 2500Oktober 2030 1800 1800 2000 2000 2000 2500 2500November 2220 1800 1800 2000 2000 2000 2500 2500Desember 2030 1800 1800 2000 2000 2000 2500 2500

Sumber : www.esdm.go.id

4. Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Jumlah konsumsi listrik rumah tangga merupakan besarnya

permintaan energi listrik yang dikonsumsi per tahunnya oleh kelompok

rumah tangga dengan golongan tarif R-1 900 VA di Kabupaten Purworejo.

Jumlah konsumsi listrik ini diukur dengan satuan rupiah/Kva.

Secara rinci, jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA)

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini:

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.10 Tabel Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA)

di Kabupaten Purworejo Tahun 2003-2009

Tahun Jumlah Konsumsi Listrik (KWh)

2003 26950361 2004 26889326 2005 27613197 2006 29570176 2007 32152206 2008 33591992 2009 36956277

Sumber : PT. PLN (Persero) UPJ Purworejo

D. Hasil Analisis Regresi

1. Hasil Analisis Regresi

Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen digunakan model persamaan regresi double-log. Variabel

dependen meliputi jumlah konsumsi listrik sedangkan variabel

independennya terdiri dari PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar

listrik, dan harga minyak tanah di Kabupaten Purworejo. Untuk mengetahui

pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat,

peneliti menggunakan model analisis dengan persamaan sebagai berikut:

JKL = f (PDRB, TDL, HMT)

Model analisis regresi linear double-log yang dibentuk dari persamaan

adalah sebagai berikut:

Ln JKLt = β0 + β1 Ln PDRBt + β2 Ln TDLt + β3 Ln HMTt + µt

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Yang mana :

Ln JKL = Jumlah konsumsi listrik (KWh)

Ln PDRB = PDRB per Kapita Harga Konstan (rupiah)

Ln TDL = Tarif Dasar listrik per bulan (rupiah)

Ln HMT = Harga minyak tanah per bulan (rupiah)

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

β0 = Konstanta

µ = Variabel pengganggu

t = Tahun per bulanan

Hasil estimasi variabel dependen (JKL) terhadap variabel independen

(PDRB, TDL, HMT) dengan menggunakan OLS secara lengkap disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel (4.11) Hasil Estimasi Regresi Double-log

Variabel Dependen : LNJKL

Metode : Ordinary Least Square (OLS) Sampel: 2003:01 2009:12

Variabel Dependen Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilitas C 6,078129 1,517084 4,006455 0.0001LNPDRB 1,331403 0,129848 1,025353 0.0000LNTDL -0,756196 0,177444 -4,261594 0.0001LNHMT -0,076115 0,099196 -0,767320 0.4452R-squared 0.797165 Mean dependent var 1.474.088Adjusted R-squared 0.789559 S.D. dependent var 0.129662S.E. of regression 0.059481 Akaike info criterion -2.759.868Sum squared resid 0.283040 Schwarz criterion -2.644.115Log likelihood 1.199.145 F-statistic 1.048.032Durbin-Watson stat 2.133.010 Prob(F-statistic) 0.000000Sumber: Hasil Eviews Diolah (lihat lampiran)

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dari hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel di atas, diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Ln JKL = 6.078129 + 1.331403 Ln PDRB – 0.756196 Ln TDL – 0.076115

Ln HMT + µ

Setelah diketahui hasil dari regresi, selanjutnya dilakukan uji

ekonometrika (asumsi klasik) dan uji statistik:

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan salah satu langkah penting untuk

menghindari penyimpangan dalam asumsi klasik yang akan mempengaruhi

hasil analisis. Untuk menghindari adanya penyimpangan tersebut maka

dalam uji asumsi klasik akan dilakukan tiga jenis uji yaitu, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas muncul apabila adanya hubungan linear diantara

variabel independen yang digunakan dalam model. Multikolinieritas

menunjukkan adannya korelasi antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain. Konsekuensi dari adanya multikolinearitas

adanya koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar error

setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Untuk dapat mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat

dilihat dari hasil regresi dengan metode Koutsonyiannis, yaitu dengan jalan

membandingkan nilai R2 pada estimasi persamaan regresi awal dengan R2

hasil estimasi regresi variabel bebas. Apabila R2a > R2 berarti tidak ada

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

gejala multikolinieritas dan apabila R2a < R2 berarti ada gejala

multikolinieritas.

Hasil uji multikoninieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Multikilinieritas dengan Metode Koutsonyiannis

Variabel R2 R2

a Kesimpulan

LogJKL-LogPDRB 0.750716 0.797165 Tidak terjadi multikolinieritas

LogJKL-LogTDL 0.042022 0.797165 Tidak terjadi multikolinieritas

LogJKL-LogHMT 0.529657 0.797165 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber: Data Sekunder Diolah (lihat lampiran)

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R2 dari masing-masing

variabel bebas ternyata lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai R2a hasil

perhitungan regresi awal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model

regresi yang ditaksir tidak terdapat masalah multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heterokesdastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi

ke observasi lainnya (Hanke dan Reitsch dalam Mudrajad Kuncoro,

2001:112). Artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda

akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum

dalam spesifikasi model.

Untuk pengujian ada-tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam

model empirik dapat dilakukan dengan Uji White. Dalam program olah data

Eviews, uji white membandingkan nilai OBS*R2 dengan χ2 tabel dengan df

(jumlah regresor) dan derajat signifikansi. Jika nilai OBS*R2 < χ2 maka

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tidak signifikan secara statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa

model empirik tidak terdapat masalah heteroskedastisitas tidak ditolak.

Begitu pula sebaliknya, bila nilai OBS*R2 > χ2 maka signifikan secara

statistik berarti model empirik terdapat masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White

Uji White Heteroskedastisitas F-statistik 1,443900 Probabilitas 0,227364 Obs*R-square 5,722761 Probabilitas 0,220831 Sumber: Hasil Eviews Diolah (lihat lampiran)

Diketahui jumlah regresor (df) = 4 dengan derajat signifikansi 5%

menghasilkan nilai χ2 = 9,48773. Hasil dari uji white dapat dilihat nilai

Obs*R-squared sebesar 5,722761.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa nilai OBS*R2 < χ2

(5,722761< 9,48773) maka tidak signifikan secara statistik. Berarti semua

variabel independen tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson

(DW) test. Kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Jika DW < dL atau DW > (4-dL), maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika DU < DW < (4-dU), maka Ho diterima yang berarti tidak ada

autokorelasi.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3) Jika dL < DW < (dU) atau (4-dU) < DW < (4-dL), maka uji DW tidak

dapat menghasilkan kesimpulan yang pasti (inconclusive).

Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan nilai DW =

2.133010 sedangkan untuk N = 84 dan 3 variabel yang menjelaskan nilai

krisis pada tingkat signifikansi 5% adalah dL = 1,56 ; dU = 1,72 ; 4-dU =

2,28 ; 4-dL = 2,44. Dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Durbin Waston Test

Berdasarkan perhitungan nilai DW-nya = 2,133010. Nilai kritis

pada tingkat signifikansi 5% nilai dU sebesar 1,72 dan nilai dL sebesar 1,56,

sehingga nilali dU < DW < 4-dU di daerah tolak. Maka pengujian dapat

disimpulkan tidak terdapat gejala autokorelasi.

3. Uji Statistik

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur

dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya. Apabila

koefisien persamaan regresi tersebut telah signifikan maka persamaan

regresi yang diperolah dapat digunakan sebagai dasar analisis secara

1,56 1,72 2,28 2,44 2,133010

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

ekonomi mengenai PDRB per Kapita, Tarif Dasar Listrik dan harga minyak

tanah di Kabupaten Purworejo.

a. Uji t (t-test)

Uji t adalah uji secara individual dari semua koefisien regresi

parsial (Two tail). Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

secara individu terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel

independen lainny konstan. Untuk mengetahui pengaruh variabel secara

individu dilakukan dengan cara membandingkan uji t hitung dengan uji t

tabel. Cara lain untuk menguji signifikan tidaknya koefisien regresi yaitu

dengan melihat probabilitasnya.

Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat secara lengkap sebagai

berikut:

1) Variabel PDRB per Kapita (PDRB) mempunyai nilai t hitung sebesar

10.2535. Pada tingkat signifikansi (α = 5%) dan N-K=80 nilai t tabel

yang diperoleh adalahk 2.000. Maka nilai dari t hitung variabel PDRB

> t tabel (10.2535 > 2.000). Hal ini berarti variabel PDRB per Kapita

(PDRB) berpengaruh secara nyata terhadap variabel jumlah konsumsi

listrik rumah tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo.

2) Variabel Tarif Dasar Listrik (TDL) mempunyai nilai t hitung sebesar -

4.261594. Pada tingkat signifikansi (α = 5%) dan N-K=80 nilai t tabel

yang diperoleh adalah 2.000. Maka nilai dari t hitung variabel -TDL >

-t tabel (-4.261594 > -2.000). Hal ini berarti variabel Tarif Dasar

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Listrik (TDL) berpengaruh secara nyata terhadap variabel jumlah

konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo.

3) Variabel Harga Minyak Tanah (HMT) mempunyai nilai t hitung

sebesar -0.767320. Pada tingkat signifikansi (α = 5%) dan N-K=80

nilai t tabel yang diperoleh adalahk 2.000. Maka nilai dari t hitung

variabel HMT < t tabel (-0.767320 < -2.000). Hal ini berarti variabel

Harga Minyak Tanah (HMT) tidak berpengaruh secara nyata terhadap

variabel jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA) di

Kabupaten Purworejo.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi secara bersama-sama

atas semua koefisien regresi. Uji F adalah uji untuk mengatahui besarnya

pengaruh yang terjadi pada variabel-variabel independen (PDRB per

Kapita, Tarif Dasar Listrik dan Harga Minyak Tanah) secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Jumlah Konsumsi Listrik rumah

tangga). Nilai F hitung yang diperoleh dari model regresi OLS adalah

sebesar 104.8032 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.000000. F

tabel pada derajat signifikansi 5% dan N-K : K-1 (80;3) adalah sebesar

2,76. Nilai F hitung (104,8032) lebih besar dari F tabel (2,76) maka

berarti secara keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat signifikansi

sebesar 5%.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

c. Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk mengetahui persentase variabel dependen

(jumlah konsumsi listrik rumah tangga) dapat dijelaskan oleh variasi

variabel independennya (PDRB per Kapita, Tarif Dasar Listrik dan

Harga Minyak Tanah). Nilai R2 hasil estimasi menunjukkan nilai sebesar

0.797165. Ini berarti bahwa 79,7% variasi variabel dependen Jumlah

Konsumsi Listrik (JKL) dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen PDRB per Kapita, tarif dasar listrik dan harga minyak tanah,

sedangkan sisanya 20,3% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar

model.

E. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

1. Elastisitas Produk Domestik Bruto (PDRB) terhadap Jumlah Konsumsi

Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo.

Jika PDRB per Kapita Kabupaten Purworejo naik sebesar 1% maka

jumlah konsumsi listrik di Kabupaten Purworejo naik sebesar 1,331403%

dan sebaliknya. Jika PDRB tersebut turun 1%, maka jumlah konsumsi listrik

menjadi turun sebesar 1,331403%.

Elastisitas sebesar 1,331403% berarti PDRB bersifat elastis terhadap

jumlah konsumsi listrik. Konsekuensinya jika PDRB berubah 1% akan

mengakibatkan perubahan komoditas yang diminta lebih dari 1%.

Tanda positif pada koefisien PDRB sesuai dengan teori bahwa

PDRB berhubungan positif dengan jumlah konsumsi atau permintaan.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Meningkatnya PDRB penduduk Kabupaten Purworejo dapat dipastikan

akan meningkatkan jumlah konsumsi listrik juga. Dengan meningkatnya

jumlah PDRB, dapat dipastikan bahwa tingkat konsumsi penduduk

Kabupaten Purworejo akan semakin banyak. Penduduk akan membeli dan

menggunakan barang-barang elektronik yang menggunakan energi listrik

sehingga jumlah konsumsi listriknya pun akan semakin bertambah.

2. Elastisitas Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap Jumlah Konsumsi Listrik

Rumah Tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo.

Besarnya nilai koefisien regresi tarif dasar listrik sebesar 0.756196

ini berarti jika tarif dasar listrik naik sebesar 1%, maka jumlah konsumsi

listrik rumah tangga (R-1 900 VA) akan turun sebesar 0.756196% dan

sebaliknya jika tarif dasar listrik turun sebesar 1% maka jumlah konsumsi

listrik rumah tangga (R-1 900 VA) naik sebesar 0.756196% dengan asumsi

variabel lain konstan.

Nilai koefisien elastisitas sebesar 0.756196 berarti tarif dasar listrik

bersifat inelastis terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900

VA). Konsekuensinya jika tarif dasar listrik berubah 1% maka akan

menyebabkan perubahan dalam jumlah konsumsi listrik kurang dari 1%.

Tanda negatif pada koefisien tarif dasar listrik sesuai dengan teori

permintaan yang menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik maka

jumlah barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya apabila harga

suatu barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah,

ceteris paribus (Sukirno, 1999: 52).

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tinggi atau rendahnya tarif dasar listrik berpengaruh terhadap

jumlah konsumsi listrik rumah tangga di Kabupaten Purworejo. Tarif dasar

listrik yang semakin tinggi, menyebabkan menurunnya jumlah konsumsi

listrik. Begitu pula sebaliknya, jika tarif dasar listrik mengalami penurunan

maka jumlah konsumsi listrik akan bertambah.

3. Elastisitas Harga Minyak Tanah (HTM) terhadap Jumlah Konsumsi Listrik

Rumah Tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo.

Dari hasil estimasi regresi variabel Harga Minyak Tanah (HTM)

yaitu sebesar 0.076115 menunjukkan bahwa harga minyak tanah tidak

signifikan pada α=5% terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(R-1 900 VA).

Nilai koefisien elastisitas sebesar 0.076115 juga menunjukkan

bahwa variabel harga minyak tanah mempunyai sifat inelastis.

Konsekuensinya jika harga minyak tanah berubah 1% menyebabkan

perubahan jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 A) kurang dari

1%. Tanda negatif pada koefisien harga minyak tanah sesuai dengan hukum

permintaan bahwa tingkat harga berbanding terbalik. Namun bila dilihat

dari probabilitas pada tingkat signifikansi pada α=5%, ternyata harga

minyak tanah tidak mempengaruhi Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(R-1 900 VA).

Hal ini sangat mungkin terjadi karena menandakan apapun yang

terjadi pada harga minyak tanah, jumlah konsumsi listrik tetap meningkat

mengingat bahwa listrik merupakan barang normal bagi masyarakat di

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Kabupaten Purworejo. Selain itu, semakin maju dan modernnya kehidupan

masyarakat di Kabupaten Purworejo sehingga penggunaan minyak tanah

sebagai bahan substitusi listrik sudah jarang dilakukan. Jadi, walaupun

terjadi kenaikan tarif dasar listrik, masyarakat Kabupaten Purworejo akan

tetap mamakai listrik sebagai sumber energi sehari-hari.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini

maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji t yang telah dilakukan terhadap masing-masing variabel

independen diperoleh hasil bahwa variabel PDRB per Kapita (PDRB) harga

konstan 2000 dan Tarif Dasar Listrik (TDL) terbukti signifikan berpengaruh

terhadap variabel Jumlah Konsumsi Listrik (JKL) rumah tangga (R-1 900

VA) di Kabupaten Purworejo pada taraf signifikansi α=5%. Namun, untuk

variabel independen yang lain yaitu Harga Minyak Tanah (HMT) tidak

berpengaruh secara individu pada tingkat signifikansi α=5% terhadap

variabel Jumlah Konsumsi Listrik (JKL) rumah tangga (R-1 900 VA) di

Kabupaten Purworejo.

2. Hasil uji F yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara bersama-

sama seluruh variabel independen PDRB per Kapita harga konstan, Tarif

Dasar Listrik, dan Harga Minyak Tanah yang digunakan dalam penelitian

berpengaruh secara signifikan terhadap Jumlah Konsumsi Listrik (JKL)

rumah tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo dengan nilai

probabilitas nol.

3. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa elastisitas PDRB per Kapita

harga konstan bersifat elastis terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tangga (R-1 900 VA) adalah terbukti. Nilai koefisien elastisitas PDRB per

Kapita harga konstan yang positif dan lebih dari satu menunjukkan bahwa

Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) bersifat elastis.

Tanda positif pada koefisien PDRB per Kapita harga konstan sesuai dengan

teori bahwa Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) akan

meningkat sehubungan dengan naik dan bertambahnya nya PDRB per

Kapita harga konstan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien PDRB per Kapita

harga konstan sebesar 1.331403 serta hasil t-testnya yang signifikan. Jadi

dapat dikatakan jika PDRB per Kapita naik 1 % maka Jumlah Konsumsi

Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo akan tetap

naik sebesar 1.331403%, sehingga listrik termasuk barang normal dan

merupakan barang kebutuhan pokok.

4. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa elastisitas variabel Tarif Dasar

Listrik bersifat inelastis terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(R-1 900 VA) adalah terbukti dalam analisis. Nilai koefisien elastisitas Tarif

Dasar Listrik yang negatif dan kurang dari satu menunjukkan bahwa Jumlah

Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) bersifat inelastis. Nilai

koefisien regresi Tarif Dasar Listrik bernilai negatif sebesar 0.756196 serta

hasil t-test yang signifikan. Hal ini berarti bahwa apabila Tarif Dasar Listrik

Naik 1% maka Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di

Kabupaten Purworejo akan turun sebesar 0.756196%, cateris paribus dan

sebaliknya. Hal ini dapat dikatakan bahwa Jumlah Konsumsi Listrik Rumah

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo berpengaruh terhadap

perubahan Tarif Dasar Listrik.

5. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa elastisitas variabel Harga Minyak

Tanah bersifat inelastis terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(R-1 900 VA) adalah terbukti kebenarannya. Harga Minyak Tanah memiliki

pengaruh yang negatif terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga

(R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo. Hal ini terlihat dari nilai koefisien

elastisitas Harga Minyak Tanah yang negatif dan kurang dari satu yaitu

sebasar 0.076115 serta hasil t-test yang tidak signifikan. Jadi bisa dikatakan

bila Harga Minyak Tanah naik 1%, maka Jumlah Konsumsi Listrik Rumah

Tangga (R-1 900 VA) akan turun sebesar 0.076115 %. Dapat disimpulkan

bahwa Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) tidak

berpengaruh terhadap perubahan Harga Minyak Tanah.

B. Saran-saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, koefisien elastisitas PDRB bersifat elastis

memberi arti bahwa perubahan PDRB per Kapita harga konstan sangat peka

terhadap Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di

Kabupaten Purworejo. Energi listrik bagi penduduk di Kabupaten Purworejo

merupakan barang kebutuhan pokok. Oleh karena itu, diharapkan PT.PLN

(Persero) dapat memenuhi konsumsi listrik masyarakat terutama bagi

pelanggan listrik golongan tarif R-1 pada umumnya dan R-1 900 VA pada

khususnya di Kabupaten Purworejo melalui meningkatkan pelayanan

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dengan memperluas jaringan listrik ke desa-desa sehingga daerah-daerah

yang masih gelap gulita dapat terlistriki dengan segera.

2. Tarif dasar listrik bersifat inelastis terhadap jumlah konsumsi listrik.

Walaupun besarnya tarif dasar listrik tidak begitu peka terhadap jumlah

konsumsi listrik, PT. PLN sebagai badan hukum harus tetap

memperhatikan kesejahteraan sosial penduduk di Kabupaten Purworejo

dengan tidak menaikkan tarif dasar listrik atau bahkan memberikan subsidi

tambahan bagi masyarakat pelanggan golongan R-1, mengingat kebutuhan

tenaga listrik semakin harinya semakin besar dan relatif mendesak.

3. Koefisien elastisitas harga minyak tanah yang menunjukkan kurang dari

satu menandakan bahwa minyak tanah merupakan barang komplementer.

PT. PLN (Persero) diharapkan lebih kreatif dan inovatif dengan

pengkonversian pembangkit berbahan bakar minyak ke gas. PT. PLN

(Persero) harus mengantisipasi mahalnya harga bahan bakar minyak di masa

mendatang dengan membangun pembangkit listrik yang menggunakan gas.

Oleh karena itu, diharapkan penggunaan bahan bakar gas menjadi prioritas

pengembangan teknologi pembangkit listrik dalam pengembangan sumber

energi baru.

4. Untuk para pelanggan PT. PLN (Persero) sebagai konsumen tenaga listrik

disarankan untuk menggunakan lampu hemat energi dan meningkatkan

kesadaran hidup hemat energi. Pemakaian lampu hemat energi bersifat lebih

efisien dari lampu pijar biasa karena sebagian energi listrik berubah menjadi

cahaya dengan tenaga setrum yang kecil. Kesadaran masyarakat perlu

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/6774/1/212731812201102361.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

ditingkatkan dalam program hemat energi listrik dengan cara mematikan

dua lampu untuk pemakaian setiap harinya.