perpustakaan.uns.ac.id...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE, PRAKTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2009 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: SOFIAN RISKI TSANI NIM.F0306111 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vucong

Post on 31-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE, PRAKTIK

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI INDONESIA YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2007-2009

 

           

 SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

  

Oleh:

SOFIAN RISKI TSANI

NIM.F0306111 

 

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

   

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO  

“….Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan ada kemudahan…” (Q.S AL Insyirah ayat 5-6 )

Kita berdoa kalau kesusahan dan

membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat

rezeki melimpah. (Kahlil Gibran)

Kebanyakan Dari Kita Tidak Mensyukuri Apa yang Telah Kita Miliki Tetapi Kita Selalu Menyesali Apa

yang Belum Kita Capai (Sofian)

Apa yang kau pikirkan itulah dirimu, jika kau berpikir bisa pasti bisa, tidak ada hal didunia ini yang tidak bisa kalau kita mau berusaha

dan berdoa (rani nova)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

 

Dengan penuh syukur kupersembahkan karya ini teruntuk :

Ibu dan Abahku “Tiada kasih dan sayang yang lebih mulia

selain apa yang diberikan oleh Ibu dan Abah dalam

membimbing hidup menuju suatu harapan yang

didambakan. Terima kasih atas doa yang selalu mengiringi

setiap langkah penulis dan pengorbanan tanpa pamrih demi

keberhasilan penulis”

Kakak dan Adikku yang memberiku semangat dan

dukungan

Calon pendamping hidupku

Teman-temanku (I’ll keep you in my memories)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul: “PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE,

PRAKTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2009” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat banyak pihak yang berperan

memberikan bimbingan, arahan, saran dan kritik, serta semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih

kepada:

1. Allah SWT pemilik seluruh alam semesta beserta segala isinya.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak., selaku pembimbing skripsi atas semua

kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk

mencapai hasil yang terbaik.

5. Dra. Muthmainah, Msi, Ak., selaku pembimbing akademik atas saran dan

bimbingannya dalam mengambil mata kuliah.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmi

di Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

7. Abah dan ibu tercinta Edy Suwito dan Ely Itoyati Hamnah yang senantiasa

mencurahkan segala kasih sayang, perhatian, doa, motivasi, nasihat, serta

kesabaran yang begitu besar.

8. Kakak dan adik tersayang Fandi dan Nisa yang senantiasa memberiku

semangat dan motivasi.

9. Kekasihku rani nova azhari yang memberi motivasi, semangat, keceriaan

yang membuat aku semakin berusaha mencapai cita-citaq dan

kebersamaan yang kita lalui....

10. Buat temen-temen akuntansi 2006 darmo, supri, Adit, rojak, sawit, boy,

wida, reisya, warih, tryas, tita, natalia, putry, gani, ayuk, kris, hakim,

sanda. Terima kasih atas kebersamaan, dukungan, semangat yang telah

kalian berikan selama ini, ayo kemana lagi kita piknik dan main bareng

lagi...

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

11. Buat temen-temen badminton accounting 06, p. tantor dan futsal 06… atas

hari-hariq berolahraga bareng kalian di solo.. suatu saat aku pengen lawan

kalian lagi hehe..

12. Buat temen-temen kos bachelor dari dulu sampai sekarang makasih sudah

menjadi keluarga kecil dikos..

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.. makasih

banyak….

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan

demi perbaikan yang berkelanjutan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, 14 Maret 2011

Sofian Riski Tsani

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI ............................................................................................. i

ABSTRAKSI ................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 10

D. Sistematika Penulisan………………………………………………… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Literatur ................................................................................... 13

1. Teori Agensi ......................................................................................... 13

2. Manajemen Laba .................................................................................. 15

3. Corporate Governance ......................................................................... 18

4. Konsentrasi Kepemilikan ..................................................................... 23

5. Komposisi Anggota Dewan Komisaris ................................................ 24

6. Reputasi Auditor .................................................................................. 26

7. Proporsi Komite Audit ......................................................................... 28

8. Bonus Plan ........................................................................................... 29

9. Leverage ............................................................................................... 31

B. Kerangka Teoritis ................................................................................. 32

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33

D. Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 46

B. Variabel dan Pengukuran ..................................................................... 47

1. Variabel Dependen .......................................................................... 47

2. Variabel Independen ........................................................................ 48

C. Metoda Analisis Data ........................................................................... 50

1. Pengujian Statistik Deskriptif .......................................................... 50

2. Pengujian Asumsi Klasik................................................................. 51

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Pengujian Analisis Regresi Berganda.............................................. 53

4. Pengujian Hipotesis……………………………………………….. 54

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................................... 56

B. Analisis Deskriptif ................................................................................ 57

C. Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 59

D. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 64

E. Pembahasan .......................................................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 72

B. Keterbatasan ......................................................................................... 73

C. Saran ..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 76

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel ........................................................... 57

Tabel IV. 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 57

Tabel IV. 3 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 60

Tabel IV. 4 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................... 61

Tabel IV. 5 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 62

Tabel IV. 6 Hasil Uji Heterokedastisitas ......................................................... 63

Tabel IV. 7 Hasil Regresi Linier Berganda ..................................................... 64

Tabel IV. 8 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ..................................................... 65

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Kerangka Teoritis Penelitian ...................................................... 33

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur

Lampiran 2 Statistik Deskriptif

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 5 Hasil Regresi Linier Berganda

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK

Sofian Riski Tsani NIM. F0306111

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE, PRAKTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2007-2009

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai

pengaruh kompensasi bonus, leverage, praktik corporate governance terhadap manajemen laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 90 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode puposive sampling dan metode statistik yang digunakan adalah ordinary least square regression.

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian ini membuktikan bahwa (1) kompensasi bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,974 > 0,05. (2) leverage signifikan mempengaruhi manajemen laba, ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Praktik corporate governance yang terdiri dari (1) persentase kepemilikan saham berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi sebesar 0,049 < 0,05. (2) proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,916 > 0,05. (3) reputasi auditor tidak sigifikan mempengaruhi manajemen laba dengan nilai signifikansi sebesar 0,486 > 0,05. (4) proporsi komite audit independen berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi uji sebesar 0,048 < 0,05. nilai adjusted R square sebesar 0,212 yang dapat dimaknai bahwa hanya 21,2 % variasi kompensasi bonus, leverage, persentase kepemilikan saham, proporsi dewan komisaris independen, reputasi auditor, proporsi komite audit independen.

Kata kunci : manajemen laba, kompensasi bonus, leverage, persentase kepemilikan saham, proporsi dewan komisaris independen, reputasi auditor, proporsi komite audit independen.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRACT

Sofian Riski Tsani NIM. F0306111

PENGARUH KOMPENSASI BONUS, LEVERAGE, PRAKTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2007-2009

This study aims to obtain empirical evidence about the effect of bonus compensation, leverage, corporate governance practices against earnings management. The sample used in this study were 90 companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2007 to 2009. The data was collected using the method puposive sampling and statistical methods used are ordinary least square regression.

Based on the results of tests of hypotheses of this study prove that (1) compensation bonus of no significant impact on earnings management as evidenced by the significant value of 0.974 > 0.05. (2) significant leverage affects earnings management, is shown by the significant value of 0.000 < 0.05. Corporate governance practices which consist of (1) the percentage of stock ownership significant effect on earnings management with the significant value of 0.049 < 0.05. (2) the proportion of independent commissioners no significant effect on earnings management as evidenced by the significant value 0.916 > 0.05. (3) auditor reputation sigifikan not affect earnings management with the significant value of 0.486 > 0.05. (4) the proportion of independent audit committees have a significant effect on earnings management with the value of test of significance at 0.048 < 0.05. adjusted R square value of 0.212 which can be interpreted that only 21,2% variation bonus compensation, leverage, stock ownership, the proportion of independent commissioners, auditor reputation, the proportion of independent audit committee.

Keywords: earnings management, bonus compensation, leverage, stock

ownership, the proportion of independent commissioners, auditor reputation, the proportion of independent audit committee.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pertama berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika

penelitian.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan untuk menyampaikan

informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen

terhadap pemenuhan kebutuhan pihak-pihak eksternal yaitu diperolehnya

informasi kinerja perusahaan. Parameter yang digunakan untuk mengukur

kinerja manajemen dalam laporan keuangan adalah informasi laba yang

terkandung dalam laporan Laba/Rugi (Boediono, 2005).

Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor

1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang

berguna untuk investor dan calon investor, kreditur dan pengguna lain dalam

pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis,

yang rasional. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang

memiliki wawasan bisnis dan ekonomi supaya informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan cepat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan dan

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Penyajian laporan keuangan

dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh artinya

memberikan informasi secara lengkap dan terbuka sehingga tidak

menyesatkan orang yang membacanya.

Salah satu informasi yang terdapat didalam laporan keuangan adalah

informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan

dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2

merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi

pihak-pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB,

1987). Menurut PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai

perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan

dimasa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan untuk

perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan

tambahan sumber daya (IAI, 2007). Bagi pemilik saham dan atau investor,

laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima melalui

pembagian deviden.

Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen

perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian

pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas

pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan

prospeknya dimasa depan. Oleh karenanya manajemen sering melakukan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tindakan manipulasi terhadap laporan keuangan untuk memperoleh beberapa

keuntungan pribadi tindakan disebut dengan manajemen laba.

Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat

memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan

usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya

motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan

yang dilaporkan. Perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus

dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi,

tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi

(accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena

memang diperkenankan menurut accounting regulations.

Jika pada suatu kondisi dimana pihak manajemen ternyata tidak

berhasil mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen akan

bertindak untuk memodifikasi laba yang masih sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku. Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja

yang baik dalam menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan

sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi

yang dapat memberikan informasi laba yang lebih baik (Halim dkk, 2005).

Saat ini manajemen laba telah menjadi isu sentral dan telah menjadi

fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan. Berdasarkan laporan

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) terdapat 25 kasus pelanggaran

pasar modal yang terjadi selama tahun 2002 sampai dengan maret 2003. Dari

25 kasus tersebut terdapat 13 kasus yang berkaitan dengan benturan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kepentingan dan keterbukaan informasi (Wiwik Utami, 2005: 100). Selain itu

pada tahun 1998 sampai 2001 tercatat banyak terjadi skandal keuangan di

perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan

(financial reporting) yang diterbitkan.

Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di pasar

modal Indonesia, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil

pemeriksaan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002), diperoleh

bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia

Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan

kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut

mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31

Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar.

Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma Tbk.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM terhadap PT Indofarma Tbk.

(Badan Pengawas Pasar Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai barang

dalam proses diniliai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian

nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87

miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan sebesar Rp

28,87 miliar, harga pokok penjualan disajikan terlalu rendah (understated)

sebesar Rp 28,8 miliar dan laba bersih disajikan terlalu tinggi (overstated)

dengan nilai yang sama.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sedangkan menurut hasil studi komparatif internasional yang

dilakukan oleh Leuz mengenai manajemen laba dan proteksi investor (periode

pengamatan tahun 1990 sampai 1999) menunjukan bahwa Indonesia berada

pada tingkat menengah dengan urutan ke 15 dari sampel 31 negara. Jika

dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang sama-sama ikut terpilih

sebagai sampel seperti Malaysia, Filipina dan Thailand maka Indonesia adalah

negara yang paling tinggi tingkat manajemen labanya.

Praktek manajemen laba pun terjadi di pasar modal negara lain, seperti

pada Enron Corporation, WorldCom dan Walt Disney Com. Enron

Corporation terbukti telah melakukan manipulasi laba dengan melakukan

manipulasi eksekutif melalui lembaga auditornya sehingga dapat

mendongkrak labanya mendekati USD 1 miliar, yang sesungguhnya tidak

pernah ada. Begitu juga dengan Xerox Coporation yang terbukti melakukan

manipulasi pendekatan akuntansi dengan cara memanipulasi pembukuan atas

pendapatan (revenue) perusahaan sebesar USD 6 miliar. Jumlah tersebut tidak

sama dengan taksiran Securities and Exchange Commision (SEC) yang saat

itu nilainya dari 1997 sampai 2000 menurut pasar modal AS diperkirakan

hanya sebesar USD 3 miliar.

Beberapa kasus diatas menunjukan bahwa praktek manajemen laba

dalam pelaporan keuangan bukanlah suatu hal baru. Kejamnya pasar dan

tingginya tingkat persaingan, pada akhirnya menimbulkan suatu dorongan atau

tekanan pada perusahaan-perusahaan efek untuk berlomba-lomba menunjukan

kualitas dan kinerja yang baik, tidak peduli apakah cara yang digunakan baik

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tersebut diperbolehkan atau tidak. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi

calon investor dalam menilai apakah kandungan informasi yang terdapat

dalam laporan keuangan tersebut mencerminkan fakta dan nilai yang

sebenarnya ataukah hanya hasil dari manipulasi pihak manajemen.

Penelitian mengenai corporate governance banyak dilakukan oleh para

peneliti diluar Indonesia. Chtourou et al., (2001) menguji apakah praktik

corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas

informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan, menyimpulkan bahwa

penerapan prinsip corporate governance akan menjadi constrain manipulasi

yang dilakukan manajemen. Black et al., (2003) menguji apakah corporate

governance mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitiannya melaporkan

bukti bahwa corporate governance merupakan faktor penting dalam

menjelaskan nilai pasar perusahaan publik di Korea. Mereka menemukan

bahwa terdapat korelasi positif yang kuat antara corporate governance dan

nilai perusahaan. Cornett et al., (2005) menguji apakah pengaruh mekanisme

corporate governance terhadap manajemen laba. Hasil penelitian tersebut

membuktikan bahwa mekanisme corporate governance secara efektif dapat

menghambat tindakan manajemen laba.

Penelitian corporate governance juga telah banyak dilakukan di

Indonesia. Wedari (2004) menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris

dan keberadaan komite audit terhadap aktivitas manajemen laba. Penelitian ini

dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI selama tahun

1994-2002. Hasilnya menunjukan corporate governance berhubungan positif

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dengan manajemen laba. Interaksi antara proporsi dewan komisaris dan

keberadaan komite audit justru berpengaruh positif terhadap aktivitas

manajemen laba. Artinya, praktik corporate governance di Indonesia tidak

efektif, belum mampu melindungi investor dari tindakan mementingkan diri

sendiri.

Siregar dan Utama (2005) meneliti pengaruh struktur kepemilikan,

ukuran perusahaan, dan praktik corporate governance terhadap besaran

pengelolaan laba. Praktik corporate governance diukur menggunakan tiga

variabel, yaitu kualitas audit, proporsi dewan komisaris independen, dan

keberadaan komite audit. Penelitian dilakukan terhadap 144 perusahaan publik

yang terdaftar di BEI periode non krisis yaitu tahun 1995-1996 dan 1999-

2002. Hasilnya ketiga variabel tersebut tidak terbukti secara signifikan

berpengaruh terhadap besaran pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan

atau dengan kata lain tidak dapat membatasi tindakan manajemen laba yang

dilakukan perusahaan yang dilakukan manajer.

Antonia (2008) meneliti pengaruh reputasi auditor, proporsi dewan

komisaris independen, leverage, kepemilikan manajerial, dan proporsi komite

audit independen terhadap manajemen laba. Penelitian dilakukan terhadap

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2008.

Hasilnya menunjukan proporsi dewan komisaris dan leverage tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan reputasi

auditor, kepemilikan manajerial, dan proporsi komite audit independen

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dalam penelitian ini peneliti termotivasi penelitian yang dilakukan

oleh Nuryaman (2008). Nuryaman (2008) meneliti pengaruh konsentrasi

kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance

terhadap manajemen laba. Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik

sektor manufaktur yang aktif selama tahun 2005, yaitu sebanyak 137

perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan, ukuran

perusahaan, dan kualitas audit (proksi spesialisasi industri KAP) berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba, sedangkan komposisi dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nuryaman (2008)

adalah sebagai berikut:

1. Periode Penelitian

Nuryaman (2008) menggunakan periode penelitian selama tahun 2005 saja

(cross section atau penelitian dilakukan pada tahun tertentu), sedangkan

penelitian ini menggunakan periode penelitian yaitu tahun 2007-2009

(time series atau penelitian dilakukan pada tahun yang berurutan selama

tiga tahun) yang dikombinasikan dengan cross section. Dengan

menggunakan periode penelitian tersebut diharapkan hasil penelitian lebih

mencerminkan keadaan terkini. Tahun 2007-2009 dipilih periode

penelitian karena belum banyak yang melakukan penelitian untuk periode

tahun tersebut sehingga diharapkan peneliti dapat mengetahui pengaruh

corporate governance terhadap manajemen laba pada sampel yang

berbeda. Selain itu peneliti ingin mengetahui apakah pada tahun tersebut

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

keberadaan komite audit dan dewan komisaris sudah benar-benar efektif

diterapkan pada perusahaaan manufaktur yang listing di BEI.

2. Variabel Penelitian

Nuryaman (2008) menggunakan variabel independen berupa konsentrasi

kepemilikan saham, ukuran perusahaan, praktek corporate governance

(komposisi dewan komisaris dan spesialisasi industri KAP). Sementara itu

beda penelitian ini dengan Nuryaman (2008) adalah menggunakan

variabel berupa konsentrasi kepemilikan, praktek corporate governance

(komposisi anggota dewan komisaris, reputasi auditor), menambahkan 3

variabel yaitu (a). Kompensasi bonus yang dalam penelitian Halima

(2006), Sylvia dan Neneng (2007) menemukan bukti bahwa kompensasi

bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. (b). Leverage

dalam penelitian yang dilakukan oleh Antonia (2008), Kusumaning (2004)

menemukan bukti bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan dengan

manajemen laba yang berkontradiksi dengan penelitian yang dilakukan

oleh Widyaningdyah (2001), Veronica dan Bachtiar (2003). (c). Proporsi

komite audit independen yang dalam penelitian Antonia (2008), Wedari

(2004), Nasution dan Setiawan (2007), Kusumaning (2004) menemukan

proporsi komite audit independen berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah kompensasi bonus berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?

3. Apakah mekanisme corporate governance (konsentrasi kepemilikan,

komposisi dewan komisaris, reputasi auditor dan proporsi komite audit

independen) berpengaruh terhadap manajemen laba?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan

penelitian ini secara umum adalah untuk menyelidiki praktik manajemen laba

yang dilakukan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Sedangkan

tujuan khususnya adalah untuk menyelidiki pengaruh kompensasi bonus,

leverage, ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap

praktik manajemen laba.

b. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

beberapa pihak, yaitu:

1. Pihak Regulator, Khususnya Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM),

Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan keefektifan

peraturan mengenai praktek corporate governance yang telah diterbitkan,

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dalam hal ini tentang konsentrasi kepemilikan, kompensasi anggota dewan

komisaris, reputasi auditor, proporsi komite audit independen, leverage,

dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba di perusahaan

manufaktur.

2. Bagi Investor, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada

perusahaan manufaktur terutama informasi terkait dengan manajemen

laba.

3. Bagi akademisi, memberikan kontribusi pada literatur-literatur terdahulu

mengenai praktik manajemen laba di negara berkembang khususnya

Indonesia.

D. Sistematika Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang hal-hal

pokok yang berhubungan dengan penulisan skripsi, meliputi: latar

belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengenai tinjauan pustaka yang menjadi dasar penulisan

skripsi, meliputi : teori keagenan, kompensasi bonus, leverage,

manajemen laba, corporate governance, tinjauan penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode-metode penelitian yang digunakan

dalam penulisan skripsi, meliputi : populasi, sampel dan prosedur

penentuan sampel, jenis dan sumber data, definisi operasional dan

pengukuran variabel, serta metode analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan hasil analisis data yang telah dilakukan yang

berupa perhitungan dan pembuktian penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran bagi penelitian

selanjutnya.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membahas pendahuluan di Bab I. Pada Bab II ini akan

menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, kerangka konseptual, serta penelitian

terdahulu dan pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.

A. Telaah Literatur

Pada telaah literatur dalam penelitian ini akan dijabarkan teori agensi,

manajemen laba, corporate governance dan mekanisme corporate governance.

1. Teori Agensi

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance dan manajemen laba. Jensen dan Meckling

(1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara

manajer (agent) dengan pemilik (principal). Konflik kepentingan antara

pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai

dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency

cost).

Ali (dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007) menyatakan bahwa

timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Sebagai

agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan

keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan

memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing

pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran

yang dikehendaki. Adanya perbedaan kepentingan oleh principal dan agen

dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara

principal dan agen. Jensen dan Meckling (1976), Watts & Zimmerman (dalam

Herawaty, 2008) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan

angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara

pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan

oleh agen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, principal dapat menilai,

mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agent tersebut bekerja untuk

meningkatkan kesejahteraannya dan serta sebagai dasar pemberian

kompensasi kepada agen.

Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada

teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi

keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

yang mereka investasikan. Shleifer dan Vishny (dalam Herawaty, 2008)

menyatakan bahwa corporate governance berkaitan dengan bagaimana

investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor,

yakin bahwa manajer tidak akan mencuri atau menggelapkan atau

menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan

berkaitan dengan dana (capital) yang telah ditanamkan oleh investor dan

berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Manajemen laba

Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif

dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam

perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan

untuk mengelola laba. Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya

manajemen laba adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient

contracting. Sebagai perilaku opportunistic, manajer memaksimalkan

utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, hutang dan political cost

(Scott, 2006). Perilaku manajemen oportunis dikenal dengan istilah

manajemen laba, oleh Heally dan Wahlen (1999:368) didefinisikan sebagai

berikut: manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan judgment

dalam pelaporan keuangan yang dapat merubah laporan keuangan sehingga

menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Sugiri (1998) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:

a. Definisi Sempit

Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan

metode akuntansi manajamen laba dalam artian sempit ini di definisikan

sebagai perilaku manajer untuk "bermain" dengan komponen discretionary

accruals dalam menentukan besarnya laba.

b. Definisi Luas

Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit di mana manajer

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)

keuntungan ekonomis jangka panjang unit tersebut.

Jika Sugiri (1998) memberikan definisi manajemen laba secara teknis,

maka Surifah (1999) memberikan pendapatnya mengenai dampak manajemen

laba terhadap kredibilitas laporan keuangan. Menurut Surifah (1999)

manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila

digunakan untuk pengambilan keputusan, karena manajemen laba merupakan

suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sarana

komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan. Mengacu pada

pendapat Sugiri (1998) dan Surifah (1999) di atas maka manajemen laba

dinyatakan dalam perspektif opurtinistis. Pada umumnya studi tentang

manajemen laba dinyatakan dalam perspektif opurtinistis dibandingkan

perspektif efisiensi. Perspektif efisiensi menyatakan bahwa manajer

melakukan pilihan atas kebijakan akuntansi untuk memberikan informasi yang

lebih baik cash flow yang akan datang dan untuk meminimalkan agency cost

yang terjadi karena konflik kepentingan antara stakeholder dan manajer

(Jiambalvo (1996 ) dalam Agnes Utari (2001).

Scott (2006) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang dapat

memotivasi manajer melakukan manajemen laba seperti berikut ini:

a) Rencana bonus (Bonus scheme).

Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana

bonus akan berusaha mengatur laba yang di laporkannya dengan tujuan

dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b) Kontrak utang jangka panjang (Debt covenant).

Ini menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu

pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk

memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode

mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi

kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.

c) Motivasi politik (Political motivation).

Ini menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan

industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi

tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi.

Upaya ini dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta

fasilitas dari pemerintah.

d) Motivasi perpajakan (Taxation motivation).

Ini menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi

mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah

dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.

e) Pergantian CEO (Chic Executive Officer).

Biasanya CEO yang akan pensiun atau masa kontraknya menjelang

berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba

guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang

sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya

adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung

untuk meminimalkan jumlah laba yang dilaporkan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

f) Penawaran saham perdana (Initial public offering).

Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada

publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus

merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting

karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait

dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh

para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba

yang dilaporkan.

Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa

praktek manajemen laba telah dilakukan di banyak negara, termasuk

Indonesia. Banyaknya motivasi manajer ketika melakukan manajemen laba

menimbulkan kesulitan dalam membedakan apakah motivasi manajemen

bersifat oportunistis ataukah efisien

3. Corporate Governance

Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan

meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Herawaty,

2008). Sedangkan Isgiyarta dan Triatiarini (2005) mendefinisikan corporate

governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah,

karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Komite Nasional Kebijakan Governance menjelaskan bahwa corporate

governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam rangka:

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan

yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi serta kewajaran dan kesetaraan.

b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ

perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

c. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota

direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya

dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan.

d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar

perusahaan.

e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap

memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun

internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat

mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang

berkesinambungan.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Barnhart dan Rosenstein (1998) dalam Siswantaya (2007)

mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Mekanisme internal (internal mechanism), seperti struktur dewan direksi,

kepemilikan manajerial dan kompensasi eksklusif.

b. Mekanisme eksternal (external mechanism), seperti pasar untuk kontrol

perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan

hutang.

Sasaran utama corporate governance (Siswantaya, 2007) adalah:

a. Secara internal yaitu adanya sistem dan struktur yang menjamin

berjalannya fungsi dari organ-organ perusahaan (RUPS, komisaris dan

direksi) secara seimbang. Hal ini berkaitan dengan masalah tersebut antara

lain adanya pemenuhan hak-hak pemegang saham secara adil,

pengendalian yang efektif oleh dewan komisaris, serta pengelolaan

perusahaan yang transparan dan bertanggung jawab oleh direksi.

b. Secara eksternal menyangkut pemenuhan tanggung jawab perusahaan

kepada para pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Hal ini terkait

dengan bagaimana perusahaan mengakomodasi kepentingan pihak-pihak

tersebut termasuk pemenuhan kewajiban perusahaan untuk taat kepada

peraturan yang ada.

Untuk merealisasikan sasaran tersebut digunakan empat prinsip utama

(Isgiyarta dan Tristiarini, 2005) yaitu:

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1. Transparansi (Tranparency)

Transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang

disampaikan perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung dengan

kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan

dituntut untuk menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan

dapat dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama. Penyampaian

informasi kepada publik secara terbuka, benar, kredibel dan tepat waktu akan

memudahkan untuk menilai kinerja dan risiko yang dihadapi perusahaan.

Praktek yang dikembangkan dalam rangka transparansi diantaranya

perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi penting

yang terkait dengan perusahaan, risiko-risiko yang dihadapi dan rencana atau

kebijakan perusahaan (corporate action) yang akan dijalankan. Selain itu,

perusahaan juga perlu untuk menyampaikan kepada seluruh pihak struktur

kepemilikan perusahaan serta perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Kewajaran (Fairness)

Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan hak-hak para

pemegang saham, termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para

pemegang saham asing serta perlakuan yang setara terhadap semua investor.

Praktek kewajaran ini juga mencakup adanya sistem hukum dan peraturan

serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi semua pihak. Hal ini penting

untuk melindungi kepentingan pemegang saham khususnya pemegang saham

minoritas dari praktek kecurangan (fraud) dan praktek-praktek insider trading.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas berhubungan dengan adanya sistem yang mengendalikan

hubungan antara organ-organ yang ada di perusahaan. Akuntabilitas

diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi masalah keagenan yang timbul

antara pemegang saham dan direksi serta pengendaliannya oleh komisaris.

Oleh karena itu, akuntabilitas dapat diterapkan dengan mendorong seluruh

organ perusahaan menyadari tanggung jawab, wewenang dan hak

kewajibannya.

Praktek-praktek yang diharapkan muncul dalam menerapakan

akuntabilitas diantaranya pemberdayaan dewan komisaris, memberikan

jaminan perlindungan kepada pemegang saham khususnya pemegang saham

minoritas dan pembatasan kekuasaan yang jelas di jajaran direksi.

Pengangkatan komisaris independen merupakan bentuk implementasi prinsip

akuntabilitas, dengan tujuan untuk meningkatkan pengendalian oleh pemegang

saham terhadap kinerja perusahaan.

4. Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk

mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang

saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut untuk

merealisasikan tujuan yang hendak dicapai dalam good corporate governance

yaitu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan

perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan sebagainya.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Responsibilitas juga berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk

mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku. Kepatuhan terhadap

ketentuan yang ada akan menghindarkan dari sanksi, baik sanksi hukum

maupun sanksi moral masyarakat akibat dilanggarnya kepentingan mereka.

5. Konsentrasi kepemilikan

Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal

pendisiplinan manajemen, sebagai salah satu mekanisme yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas monitoring karena dengan

kepemilikan yang besar menjadikan pemegang saham memiliki akses

informasi yang cukup signifikan untuk mengimbangi keuntungan

informasional yang dimiliki manajemen. Jika ini dapat diwujudkan maka

tindakan moral hazard manajemen berupa manajemen laba dapat dikurangi

(Hubert dan Langhe, 2002).

Di negara-negara dengan derajat perlindungan terhadap investor

rendah (seperti halnya Indonesia), pemegang saham merasa khawatir akan

kemungkinan berbedanya pendapatan yang diperoleh dengan yang

diekspektasikan. Akibatnya, mereka memperbesar persentase kepemilikan atas

perusahaan sebagai salah satu cara untuk melindungi diri. Mereka dapat

mengendalikan perusahaan melalui voting power, atau representasi mereka di

manajemen sehingga hak-hak mereka terlindungi (La Porta dan Silanez 1999).

Musnadi (2006) melakukan penelitian tentang struktur kepemilikan

sebagai mekanisme corporate govenrnance, serta dampaknya terhadap kinerja

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

keuangan perusahaan, dengan menggunakan emiten non financial yang

berkapitalisasi menengah besar yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (sekarang

BEI). Hasilnya menunjukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi terbesar

memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini

bermakna bahwa kepemilikan saham terkonsentrasi dapat berperan sebagai

mekanisme corporate governance dalam mengurangi persoalan keagenan,

sebab konsentrasi kepemilikan dapat menjadikan pemegang saham pada posisi

yang kuat untuk dapat mengendalikan manajemen secara efektif, sehingga

mendorong manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang

saham.

6. Komposisi anggota dewan komisaris

Dewan komisaris adalah pihak yang berperan penting dalam

menyediakan laporan keuangan perusahaan yang reliable. Keberadaan dewan

komisaris mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan dan

dipakai sebagai ukuran tingkat rekayasa yang dilakukan oleh manajer

(Chtourou et al., 2001).

Dewan komisaris menggambarkan puncak dari sistem pengendalian

pada perusahaan besar, yang memiliki peran ganda yaitu peran untuk

memonitor dan pengesahan (ratification). Fama dan Jensen (1983) dalam

Kusumaning (2004) menyatakan bahwa pengendalian keputusan yang efektif

merupakan fungsi positif dari rasio dewan komisaris eksternal dengan total

keanggotaan dewan komisaris. Tujuan dari aktivitas pengawasan oleh dewan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

komisaris eksternal adalah untuk memberikan sinyal kepada pasar mengenai

reputasi aktivitas pengawasan yang efektif di dalam perusahaan. Dewan

komisaris yang independen secara umum mempunyai pengawasan yang lebih

baik terhadap manajemen, sehingga mempengaruhi kemungkinan kecurangan

dalam menyajikan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer (Chtourou

et al., 2001) atau dengan kata lain, semakin kompeten dewan komisaris maka

semakin mengurangi kemungkinan kecurangan dalam pelaporan keuangan.

Dewan komisaris dapat melakukan tugasnya sendiri maupun dengan

mendelegasikan kewenangannya pada komite yang bertanggung jawab pada

dewan komisaris. Dewan komisaris harus memantau efektifitas praktek

pengelolaan korporasi yang baik (good corporate governance) yang

diterapkan perseroan bilamana perlu melakukan penyesuaian.

Proporsi dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga

memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta

dapat bertindak secara independen. Menurut Peraturan Pencatatan nomor IA

tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu

jumlah komisaris independen minimum 30%. Dalam rangka penyelenggaraan

pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), perusahaan

tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya proporsional

sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham

pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-

kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris.

(Kusumaning, 2004).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

7. Reputasi auditor

Meutia (2004) mengatakan bahwa kualitas audit bukanlah merupakan

suatu yang dapat langsung diamati. Persepsi terhadap kualitas audit berkaitan

dengan reputasi auditor. Dalam hal ini reputasi baik dari perusahaan audit

merupakan gambaran yang paling penting. Auditor diharapkan dapat

membatasi praktek manajemen laba serta membantu menjaga dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat umum terhadap laporan keuangan.

Sehingga reputasi auditor merupakan variabel penting yang mempengaruhi

manajemen laba.

Menurut Niemi (2002) kualitas audit dapat diukur dengan melihat

reputasi auditor, pengalaman kerja, jumlah klien, total pendapatan KAP.

Francis et al., (1999) dalam Zhou dan Elder (2001) menyatakan bahwa

resputasi auditor merupakan variabel yang mempengaruhi manajemen untuk

melaporkan discretionary accrual.

Widyaningdyah (2001) menyebutkan terdapat dugaan bahwa auditor

bereputasi baik dapat mendeteksi kemungkinan adanya manajemen laba secara

lebih dini, sehingga dapat memperkecil kemungkinan bagi manajer untuk

melakukan manajemen laba.

Scott et al., (2000) dalam Meutia (2004) mengatakan bahwa auditor

yang independen dapat menjadi pelindung terhadap praktek-praktek akuntansi

yang memperdayakan, karena auditor tidak hanya dianggap memiliki

pengetahuan yang mendalam dibidang akuntansi tetapi juga dapat

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

berhubungan dengan komite audit dan dewan direksi yang bertanggung jawab

untuk memeriksa dengan teliti para pembuat keputusan di perusahaan.

Akuntansi menyediakan informasi yang mempunyai nilai relevan

tentang perusahaan kepada investor. Menurut penelitian Ching, Firth & Rui

(2002) dalam Fidyati (2004) laba tidak dapat langsung dilihat oleh investor,

yang terlihat dalam laporan keuangan adalah pengungkapan pelaporan laba

yang dilakukan oleh manajer. Pelaporan laba tersebut tidak tepat karena

kekacauan (fleksibilitas dan subyektivitas aturan-aturan akuntansi) dan bias

potensial dan mengarah pada sikap opportunistik dan mementingkan

kepentingan pribadi manajemen. Oleh karena itu, dalam aturan ekonomi

terdapat audit yang dapat menjaga kredibilitas laporan laba yang dibuat oleh

manajemen.

Fracis et al., (1999) dalam Fidyati (2004) melakukan penelitian dengan

data perusahaan di Amerika, menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh

Big-6-auditor mempunyai jumlah absolut discretionary accrual yang lebih

rendah. sedangkan Becker et al., (1998) juga menemukan adanya

discretionary accrual yang lebih rendah pada perusahaan yang diaudit oleh

Big-6 auditor.

Goldman dan Barlev (1974) dalam Meutia (2004) menyatakan bahwa

laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok yaitu: (1) manajer

perusahaan yang diaudit; (2) pemegang saham perusahaan; dan (3) pihak

ketiga atau pihak luar seperti calon investor, kreditor dan suplier. Masing-

masing kepentingan ini merupakan sumber gangguan yang akan memberikan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tekanan pada auditor untuk menghasilkan laporan yang mungkin tidak sesuai

dengan standar profesi.

8. Proporsi komite audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok

yang lebih besar, untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk melakukan

tugas-tugas khusus. Di dalam perusahaan, komite ini sangat berguna untuk

menangani masalah-masalah yang membutuhkan integrasi dan koordinasi

sehingga dimungkinkan permasalahan-permasalahan yang signifikan atau

penting dapat segera teratasi (Kusumaning, 2004).

Secara definisional, dewan komisaris berwenang mengatur hal-hal

bisnis. Komisaris dipilih oleh pemegang saham sehingga mereka bertanggung

jawab terhadap pemegang saham. Dewan komisaris melakukan pekerjaannya

sendiri atau dengan memberikan otoritasnya kepada komite yang bertanggung

jawab terhadap dewan. Sebagai pihak yang diberi otoritas oleh dewan

komisaris, komite audit bertugas untuk mengawasi proses pelaporan keuangan

dalam perusahaan, sehingga keberadaan komite audit dalam perusahaan akan

memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba.

Komite audit bukan bersifat wajib (mandatory) dan tidak selalu ada

pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi

laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem

pengendalian internal (termasuk audit internal). Dari ketiga tanggung jawab

tersebut, pengawasan pada laporan keuangan dan pengawasan pada audit

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

eksternal adalah yang berkaitan dengan aktivitas manajemen laba.

Pengawasan pada laporan keuangan meliputi laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi.

Adanya kewajiban dibentuknya komite audit pada perusahaan-

perusahaan publik oleh Bursa Efek Jakarta dalam pengaturan pencatatan No I-

A, dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik

menunjukkan bahwa BEJ ingin meningkatkan pengawasan terhadap

pengelolaan perusahaan sehingga dapat mengurangi aktivitas manajemen

melalui akrual diskrisioner. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Verschoor

(1993) dalam Kusumaning (2004) mengenai pengawasan pada audit eksternal

diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor sehingga dapat

memperbaiki efektivitas audit.

Oleh karena itu, keberadaan komite audit yang cukup independen

dapat membantu dalam mengurangi aktivitas manajemen laba. (Kusumaning,

2004). Semakin tinggi persentase anggota independen maka semakin kecil

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. (Chtourou, Bedard dan

Chtourou, 2003).

9. Bonus plan

Merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak

terlepas dari teori akuntansi positif. Bonus adalah yang paling menarik untuk

dibahas karena bonus diberikan kepada direksi “setiap tahun” jika perusahaan

membukukan “laba”. Komponen perhitungan bonus tidak semata tergantung

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pada kinerja keuangan perusahaan tahun bersangkutan tetapi juga pada kinerja

tahun lalu dan target anggaran (budget) perusahaan. Penggunaan ukuran

kinerja, standar kinerja dan struktur hubungan antara pembayaran bonus dan

kinerja dalam skema bonus, menjadikan skema bonus menjadi sangat firm-

spesifik dan implikasinya juga menjadi lebih kompleks.

Meskipun semua skema bonus tahunan ditujukan untuk memberikan

insentif guna meningkatkan keuntungan perusahaan, skema bonus dimaksud

dapat mendorong manajer untuk memanipulasi laba tersebut guna

memaksimalkan penerimaan bonusnya. Hasil-hasil penelitian sebagian besar

mengarah pada bukti adanya pola manajemen laba yang meningkatkan laba

atau income increasing (Watts, 1977; Watts dan Zimmerman, 1978; Dye,

1988; Scott, 1997) dan the big bath accountingatau income decreasing ketika

kinerja atau laba rendah (Healy, 1985; McNichols dan Wilson, 1988;

Pourciau, 1993; Burgstahler dan Dichev, 1997) yang kesemuanya bertujuan

untuk memaksimalkan penerimaan bonus (the bonus plan hypothesis). Metode

akrual biasa digunakan dalam pola manajemen laba yang ditujukan untuk

memaksimalkan bonus. Healy (1985) menemukan bukti bahwa manajer

perusahaan dengan skema bonus berbasis laba bersih secara sistematis

mengadopsi kebijakan akrual untuk memaksimalkan ekspektasi bonus mereka.

Mengingat bahwa skema bonus berdasarkan laba merupakan cara yang

paling populer dalam memberikan penghargaan kepada eksekutif perusahaan,

maka adalah logis bila manajer akan memanipulasi laba tersebut untuk

memaksimalkan penerimaannya. Watts (1977) dan Watts dan Zimmerman

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(1978) menyatakan bahwa skema bonus menciptakan insentif bagi manajemen

untuk meningkatkan present value dari penerimaan bonus mereka. Sedangkan

Healy (1985), menemukan bukti bahwa manajer perusahaan dengan skema

bonus berbasis laba bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan akrual

untuk memaksimalkan ekspektasi bonus mereka. Gao dkk (2002)

membuktikan bahwa intensitas manajemen laba, yang diukur dengan nilai

absolut dari akrual diskresioner saat ini, berhubungan dengan desain kontrak

kompensasi dan hal tersebut sesuai dengan prediksi bahwa manajer bertindak

oportunistik.

10. Leverage

Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage

merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumber-sumber

pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan.

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara

total hutang pada ekuitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menjamin seluruh hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Menurut

Jiambalvo (1996) seperti dikutip oleh Widyaningdyah (2001), perusahaan

dengan rasio leverage yang tinggi, diduga melakukan manajemen laba.

Manajemen laba dilakukan untuk dapat memberikan posisi bargaining yang

lebih baik yang berkaitan dengan sumber dana eksternal atau pada saat terjadi

negosiasi ulang apabila perusahaan benar-benar tidak dapat melunasi

kewajibannya.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sweny (1994) dalam Veronica dan Bactiar (2003) menemukan bukti

bahwa manajer melakukan manajemen laba untuk meningkatkan laba bersih

sebelum ditemukannya pelanggaran persyaratan hutang, karena semakin besar

hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang

dilakukan oleh kreditor, sehingga fleksibilitas manajemen untuk melakukan

manajemen laba semakin berkurang. Perusahaan yang mempunyai rasio

leverage tinggi diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan

terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang

pada waktunya. Widyaningdyah (2001), Guenther (1994) dalam Setiawati

(2000) menemukan bahwa tingkat manajemen laba perusahaan dengan tingkat

leverage utang yang tinggi relatif lebih tinggi dibandingkan perusahaan

dengan tingkat leverage utang rendah.

B. Kerangka Teoritis

Terjadinya banyak kasus manipulasi terhadap laba yang sering

dilakukan oleh manajemen membuat perusahaan melakukan mekanisme

pengawasan atau monitoring untuk meminimalkan praktik manajemen laba.

Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah penerapan good corporate

governance. Penerapan good corporate governance khususnya struktur

kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen, dan keberadaan komite

audit diduga mampu mempengaruhi praktik manajemen laba. Oleh karena itu

diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah mekanisme corporate

governance dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba dan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dapat meminimalisasi manajemen laba tersebut. Model dalam penelitian ini

dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar II.1. Kerangka Teoritis Penelitian

H1(+)

H2 (-)

Mekanisme Corporate Governance

H3(-)

H4(-)

H5(+)

H6(-)

Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menjadi acuan peneliti adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nuryaman (2008) pada 101 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2005. Nuryaman (2008) meneliti tentang pengaruh

Kompensasi Bonus

Leverage

Konsentrasi Kepemilikan

Reputasi Auditor

Proporsi Komite Audit Independen

Manajemen laba

Komposisi Anggota Dewan Komisaris

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, mekanisme corporate

governance terhadap manajemen laba. Dengan variabel dependen yaitu

manajemen laba. Dan dengan variabel independen yaitu konsentrasi

kepemilikan, komposisi dewan komisaris, kualitas audit tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian adalah bahwa

konsentrasi kepemilikan, komposisi dewan komisaris, kualitas audit tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini diantaranya adalah

penelitian Cornett et al., (2006) menguji pengaruh mekanisme corporate

governance terhadap manajemen laba. Cornett et al., (2006) menggunakan

sampel 676 perusahaan dari 1993-2000 dalam penelitiannya. Hasil penelitian

tersebut membuktikan bahwa kepemilikan saham oleh institusional dan

presentase komisaris independen pada perusahaan dapat menurunkan

penggunaan discretionary accruals dalam manajemen laba. Dalam

penelitiannya Cornett et al., (2006) menyimpulkan bahwa mekanisme

corporate governance secara efektif dapat menghambat tindakan manajemen

laba.

Widyaningdyah (2001) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap manajemen laba pada perusahaan go public di Indonesia. Dengan

variabel dependen yaitu manajemen laba, variabel independen yaitu reputasi

auditor, jumlah dewan direksi, leverage, dan persentase saham yang

ditawarkan. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa reputasi auditor, jumlah

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dewan direksi, persentase saham yang ditawarkan tidak berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan leverage berpengaruh secara

signifikan terhadap manajemen laba.

Palestin (2006) meneliti pengaruh struktur kepemilikan, praktik

corporate governance, dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba. Hasil

pengujian terhadap 141 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

selama kurun waktu tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa struktur

kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensasi bonus

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan

komite audit dan ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap manajemen laba.

Siregar dan Utama (2005) meneliti pengaruh struktur kepemilikan,

ukuran perusahaan, dan praktik corporate governance terhadap besaran

pengelolaan laba. Praktik corporate governance diukur menggunakan tiga

variabel, yaitu kualitas audit, proporsi dewan komisaris independen, dan

keberadaan komite audit. Penelitian dilakukan terhadap 144 perusahaan publik

yang terdaftar di BEI periode non krisis yaitu tahun 1995-1996 dan 1999-

2002. Hasilnya kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris

independen, dan keberadaan komite audit tidak terbukti mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap besaran pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan

atau dengan kata lain tidak dapat membatasi tindakan manajemen laba pada

perusahaan.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Wedari (2004) menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris dan

keberadaan komite audit terhadap aktivitas manajemen laba. Penelitian

dilakukan terhadap 57 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama

tahun 1994-2002. Wedari (2004) menggunakan discretionary accruals untuk

mengukur manajemen laba. Hasilnya menunjukan bahwa proporsi dewan

komisaris dan keberadaan komite audit berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap discretionary accruals, sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi

dewan komisaris dan keberadaan komite audit telah mampu mengurangi

aktivitas manajemen laba.

Nasution dan Setiawan (2007) menguji hubungan mekanisme

corporate governance: komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, dan keberadaan komite audit terhadap praktik manajemen laba.

Penelitian dilakukan terhadap 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

periode tahun 2000-2004. Hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi

dewan komisaris independen dan keberadaan komite audit berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba perusahaan perbankan, sedangkan ukuran

dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba perusahaan

perbankan. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa mekanisme

corporate governance telah efektif mengurangi tindakan manajemen laba

perusahaan perbankan.

Ujyantho dan Pramuka (2007) menguji pengaruh mekanisme

corporate governance dengan manajemen laba dan kinerja keuangan.

Mekanisme corporate governance yang diuji yaitu kepemilikan institusional,

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran

dewan komisaris. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan manufaktur

dari tahun 2002-2004. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemilikan

institusional dan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif

terhadap discretionary accruals, artinya tidak dapat membatasi tindakan

manajemen laba perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial dan ukuran

dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap discretionary accruals.

Hal tersebut berarti kedua mekanisme tersebut telah mampu menjadi

mekanisme corporate governance yang secara efektif dapat mengurangi

manajemen laba.

Antonia (2008) meneliti pengaruh reputasi auditor, proporsi dewan

komisaris independen, leverage, kepemilikan manajerial, dan proporsi komite

audit independen terhadap manajemen laba.Penelitian dilakukan terhadap

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2008.

Hasilnya menunjukan proporsi dewan komisaris dan leverage tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan reputasi

auditor, kepemilikan manajerial, dan proporsi komite audit independen

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Fidyati (2004) meneliti pengaruh mekanisme corporate governance

terhadap manajemen laba pada perusahaan Seasoned Equity Offering (SEO).

Mekanisme corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik dan reputasi auditor.

Hasil dari penelitian menunjukan kepemilikan manajerial dan kepemilikan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

institusional signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan

reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Kusumaning (2004) meneliti tentang pengaruh proporsi dewan

komisaris dan keberadaan komite audit terhadap aktivitas manajemen laba

pada perusahaan publik di Indonesia. Variabel dependen adalah manajemen

laba, variabel independen adalah proporsi dewan komisaris eksternal,

leverage, komite audit, dan good governance. Hasil dari penelitian ini adalah

Proporsi dewan komisaris eksternal, komite audit, dan good governance

terbukti signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Sylvia dan Neneng (2007) yang melakukan penelitian pada Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) menemukan bukti bahwa kompensasi bonus

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

D. Pengembangan Hipotesis

1. Kompensasi Bonus

Bonus plan merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode

akuntansi tidak terlepas dari positif accounting theory. Hipotesis ini

menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih menyukai

metode akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima

seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan

dengan metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam Chariri dan

Ghozali, 2003). Halima (2006) melakukan penelitian dengan data perusahaan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

di Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa perusahaan dengan adanya

kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, serta

penelitian yang dilakukan oleh Sylvia dan Neneng (2007) yang melakukan

penelitian pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menemukan bukti bahwa

kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dengan

demikian peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kompensasi bonus berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

2. Leverage

Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi diduga

melakukan manajemen laba, karena perusahaan terancam gagal dalam

memenuhi kewajiban utang pada waktunya (Widyaningdyah, 2001).

Widyaningdyah (2001) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

manajemen laba pada perusahaan go public di Indonesia. Dari empat variabel

yang diajukan, hanya leverage yang terbukti positif mempengaruhi

manajemen laba. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi

akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki

perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam

default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada

waktunya.

Hasil penelitian yang dilakukan Antonia (2008) leverage tidak

signifikan mempengaruhi manajemen laba hal ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Veronica dan Bactiar (2003) bahwa leverage berpengaruh

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

signifikan terhadap manajemen laba, memperkuat temuan Sweny (1994) yang

dikutip oleh Veronica dan Bactiar (2003) yang mengatakan bahwa leverage

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Guenther (1994) dalam

Setiawati (2000) menemukan bahwa tingkat manajemen laba perusahaan

dengan tingkat leverage utang yang tinggi relatif lebih tinggi dibandingkan

perusahaan dengan tingkat leverage utang rendah. Dengan demikian peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

3. Konsentrasi Kepemilikan

Struktur kepemilikan saham menunjukkan bagaimana distribusi

kekuasaan dan pengaruh pemegang saham atas kegiatan operasional

perusahaan. Salah satu karakteristik struktur kepemilikan adalah konsentrasi

kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk yaitu, kepemilikan terkonsentrasi

dan kepemilikan menyebar. Kepemilikan saham terkonsentrasi adalah keadaan

dimana sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau

kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang

relatif dominan. Sebaliknya, kepemilikan menyebar adalah jika kepemilikan

saham secara relatif merata ke publik tidak ada yang memeiliki saham dalam

jumlah sangat besar. Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme

internal pendisiplinan manajemen yang digunakan untuk meningkatkan

efektivitas monitoring karena dengan kepemilikan yang besar menjadikan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pemegang saham memiliki akses informasi yang signifikan untuk

mengimbangi keuntungan informasional yang dimiliki manajemen.

Penelitian Midiastuty dan Machffoedz (2003) yang menguji tentang

hubungan kepemilikan institusional dengan manajemen laba menemukan

bukti bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat membatasi manajer

untuk melakukan pengelolaan laba. Hal ini diperkuat penelitian Palestin

(2006) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba. Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka

semakin kecil praktik manajemen laba. Ini disebabkan karena kepemilikan

saham yang terkonsentrasi dapat membuat pemegang saham pada posisi yang

kuat untuk mengendalikan manajemen secara efektif sehingga mampu

membatasi perilaku oportunis oleh manajer.

Berbeda dengan penelitian Wedari (2004) dan Cornett et al., (2006)

yang menemukan bukti konsentrasi kepemilikan oleh institusional tidak

mampu mengurangi aktivitas manajemen laba didalam perusahaan. Dengan

demikian peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba.

4. Komposisi Anggota Dewan Komisaris

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal

perusahaan, memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan,

terutama dalam pelaksanaan good corporate governance. Menurut Egon

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Zehnder (2000), dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance

yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi

manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Rachmawati (2007) menyatakan bahwa adanya komisaris

independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris

sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan.

Penelitian mengenai keberadaan dewan komisaris telah dilakukan oleh

Chtourou et al., (2001). Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa

perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal

dari luar perusahaan atau outside director dapat mempengaruhi tindakan

manajemen laba. Sehingga jika anggota dewan komisaris dari luar

meningkatkan tindakan pengawasan, hal ini juga akan berhubungan dengan

makin rendahnya penggunaan discretionary accruals. Nasution (2007) juga

telah membuktikan bahwa mekanisme corporate governance yang diajukan

melalui keberadaan pihak independen dalam dewan komisaris mampu

mengurangi tindakan manajemen laba.

Namun pemikiran tersebut berbeda dengan penelitian Boediono

(2005), Siregar dan Utama (2005), dan Ujiyantho (2007) yang menunjukan

bahwa pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap manajemen laba adalah

positif. Artinya semakin besar keanggotaan dewan komisaris berasal dari luar

perusahaan akan semakin meningkatkan tindakan manajemen laba. Hal ini

manandakan bahwa dewan komisaris belum berhasil mengurangi manajemen

laba. Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

H4: Komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

manajemen laba.

5. Reputasi Auditor

Widyaningdyah (2001) menyatakan bahwa auditor bereputasi baik

dapat mendeteksi kemungkinan adanya manajemen laba secara lebih dini,

sehingga dapat memperkecil kemungkinan bagi manajer untuk melakukan

manajemen laba. Francis et al., (1999) dalam Zhou dan Elder (2001)

menyatakan bahwa resputasi auditor merupakan variabel yang mempengaruhi

manajemen untuk melaporkan discretionary accrual.

Zhou dan Elder (2001) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan

yang diaudit oleh KAP yang masuk dalam big 5 memiliki kecenderungan

tidak melakukan manajemen laba sebelum proses IPO dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 5. Hal ini

menunjukkan bahwa reputasi auditor merupakan penghalang bagi perusahaan

untuk melakukan manajemen laba.

Fracis et al., (1999) dalam Fidyati (2004) melakukan penelitian dengan

data perusahaan di Amerika, menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh

Big-6 auditor mempunyai jumlah absolut discretionary accruall yang lebih

rendah. Sedangkan Becker et al., (1998) juga menemukan adanya

discretionary accruall yang lebih rendah pada perusahaan yang diaudit oleh

Big-6 auditor. Ebrahim (2001) menganalisis pengaruh reputasi auditor, lama

berhubungan dengan auditor dan client important terhadap manajemen laba.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Hasilnya menunjukkan bahwa reputasi auditor berhubungan negatif dengan

manajemen laba. Berdasarkan pendapat Francis et al., (1999) dalam Zhou dan

Elder (2001), dan temuan empirik Ebrahim (2001) serta Zhou dan Elder

(2001).Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

6. Proporsi Komite Audit Independen

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit

mempunyai tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam

menjalankan tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan

dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem

pelaporan keuangan. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001,

keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk

ketua komite audit. Anggota komite yang berasal dari komisaris hanya

sebanyak satu orang, anggota komite ini merupakan komisaris independen

sekaligus ketua komite. Anggota lainnya yang bukan merupakan komisaris

independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen.

Penelitian Klein (2000) mengenai komite audit memberikan bukti

secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen

melaporkan laba dengan kandungan akrual diskresional yang lebih kecil

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit

independen. Carcello et al., (2006) menyelidiki hubungan antara keahlian

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa keahlian komite audit indepeden di bidang keuangan

terbukti efektif mengurangi manajemen laba.

Berbeda dengan penelitian di Indonesia, Wedari (2004) dan Nasution

(2007) bahwa keberadaan komite audit ternyata mampu mengurangi

manajemen laba dalam perusahaan, hal ini terbukti dengan hasil pengujian

secara parsial variabel keberadaan komite audit terhadap akrual kelolaan yang

menunjukan pengaruh negatif.

Bertolak belakang dengan Wedari (2004), Nasution (2007), Siregar

dan Utama (2005) melaporkan bahwa keberadaan komite audit tidak terbukti

mempengaruhi besaran pengelolaan laba secara signifikan. Hal ini mungkin

terjadi karena pengangkatan komite audit oleh perusahaan hanya dilakukan

untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan

good corporte governance di perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

H6: Komposisi komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II,

maka Bab III akan menjelaskan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling,

jenis dan sumber data, pengukuran variabel dan metode analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini.

A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan tahun 2007-2009.

Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdapat di

Bursa Efek Indonesia. Populasi perusahaan manufaktur dipilih karena

merupakan emiten terbesar dari perusahaan yang listing di Bursa Efek

Indonesia, sehingga emiten tersebut mempunyai peluang besar dalam

memberikan kesempatan bagi negara/investor untuk investasi. Hal ini

menjadikan perusahaan manufaktur selalu dapat perhatian dan sorotan dari

pelaku pasar. Sektor manufaktur juga memiliki kontribisi yang relatif besar

terhadap perekonomian. Hal ini dibuktikan dengan data dari kementrian

perindustrian yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur memberikan

kontribusi paling besar dalam nilai ekspor Indonesia yaitu rata-rata 66% dari

total nilai ekspor Indonesia. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

oleh Kiswara (1999) pada industri manufaktur manajemen laba lebih banyak

terdeteksi.

Sampel dipilih dengan metode purposive random sampling dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Emiten mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember.

2. Emiten yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan

tahunan berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2007-2009.

3. Emiten yang memiliki data-data lengkap terkait dengan corporate

governance disclosure pada annual report 2007-2009.

Data pelaporan corporate governance dihitung dari annual report dan

dari web perusahaan. Data lain diambil dari ICMD, pojok BEI FE UNS,

perpustakaan FE dan dari informasi lainnya yang relevan dan dibutuhkan.

B. Variabel dan Pengukuran

Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.

Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan

intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga dapat

meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Dalam penelitian

ini manajemen laba diukur dengan menggunakan proksi berdasarkan rasio

akrual modal kerja dengan penjualan dengan model spesifik akrual seperti

dalam rumus berikut: (Schnipper, 1989 dalam Isnanta, 2008).

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Manajemen Laba = Akrual Modal Kerja (t) x 100% Penjualan Periode (t)

Keterangan :

∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t

∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode t

∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

B. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a) Kompensasi bonus

Mengingat data jumlah bonus direksi tidak tersedia, maka untuk

menguji pengaruh skema kompensasi terhadap tindakan manajemen

laba dalam penelitian ini digunakan komponen-komponen perhitungan

bonus dan bukan besaran bonus. Laba dibagi (PROFIT) adalah jumlah

laba bersih setelah dikurangi dengan: a) akumulasi rugi tahun

sebelumnya; b) laba penjualan aktiva; c) laba penjualan saham anak

perusahaan; dan d) pendapatan lain-lain dari restitusi pajak tahun buku

sebelumnya.

b) Leverage

Leverage menunjukkan seberapa besar asset perusahaan diperoleh atau

didanai oleh utang. Variabel ini diukur dengan membagi total utang

dengan total asset.

Akrual Modal Kerja = ∆AL – ∆HL - ∆Kas

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Mekanisme corporate governance

a) Konsentrasi kepemilikan

Kepemilikan saham terkonsentrasi (KS) adalah keadaan dimana

sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau

kelompok sehingga mereka mempunyai jumlah saham relatif dominan.

Konsentrasi kepemilikan saham pada penelitian ini diproksi dengan

jumlah kepemilikan terbesar oleh individu atau kelompok.

b) Komposisi anggota dewan komisaris

Proporsi dewan komisaris dapat diproksikan berdasarkan persentase

jumlah dewan komisaris independen (dari luar perusahaan) terhadap

jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris

perusahaan sampel.

c) Reputasi auditor

Pada penelitian ini reputasi auditor diukur dengan menggunakan

variabel dummy dengan nilai 0 untuk sampel perusahaan yang tidak

diaudit oleh big 4, dan 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh big 4.

Auditor yang masuk dalam keempat KAP tersebut dianggap bereputasi

baik karena memiliki jumlah klien terbanyak yang mengindikasikan

tingginya kepercayaan emiten terhadap jasa audit keempat KAP

tersebut. Kantor akuntan publik yang termasuk dalam big 4 adalah:

i. Sidharta & Sidharta berafiliasi dengan KPMG.

ii. Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernest and

Young.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

iii. Osman Ramli Satrio yang berafiliasi dengan Deloitte Touche &

Tohmatsu.

iv. Haryanto Sahari & rekan yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse

Coopers.

d) Proporsi komite audit independen

Proporsi komite audit independen diukur dengan presentase antara

jumlah anggota komite audit independen terhadap jumlah total komite

audit.

C. Metode Analisis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang

memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud

menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas

keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan (Nurgiyantoro et al., 2004).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi,

maksimum, dan minimum.

Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan.

Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk

mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Uji Asumsi Klasik

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Data yang baik adalah yang terdistribusi normal. Untuk

menguji normalitas, peneliti akan menggunakan analisis grafik. Salah satu

cara yang mudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

membuat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih

handal adalah dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data

residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya

akan mengikuti garis diagonalnya.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan akan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi

yang normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asumsi central limit

theorem yang menyatakan bahwa untuk jumlah observasi (sampel)

kategori besar (n > 30) akan mendekati suatu distribusi normal (Gujarati,

2003).

b. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya keterkaitan

hubungan antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas didalam model, peneliti akan melihat Tolerance (TOL)

dan Variance Inflation Factors (VIF) dengan alat bantu program SPSS.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolinearitas adalah nilai Tolerance< 0.10 atau sama dengan nilai VIF

> 10.

c. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi

karena adanya redisual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006). Untuk menguji ada tidaknya

masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Durbin-Watson

dengan program SPSS. Menurut Ghozali (2006), jika du< d < 4-du maka

tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

d. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data

cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan

besar) (Ghozali, 2006).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas

pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda

(multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen tingkat risiko perusahaan, ukuran

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

perusahaan, dan jenis industri terhadap variabel dependen pengungkapan

risiko perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji

hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

DA = α0 + β1KS + β2KB + β3Lev + β4BOC + β5AUD+ β6AC + 1.i

Keterangan :

DA = discretionary accrual (proksi dari manajemen laba)

α0 = konstanta

β1,2,3,4,5 = koefisien variabel

KS = persentase kepemilikan saham terbesar dari total saham beredar

KB = kompensasi bonus

Lev = Leverage

BOC = proporsi komisaris independen dari total anggota dewan komisaris

AUD = Reputasi auditor

AC = persentase anggota komite audit dari luar terhadap seluruh anggota

komite audit

1 = residual of error

i = perusahaan ke i

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

(R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya

koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen

berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan

model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan minimum sehingga R2

mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan

yang sebenarnya.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,

2006). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel

independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2006). Apabila nilai probabilitas signifikansi

< 0.05, maka suatu variabel independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV ini akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang

kemudian akan dianalisis tentang “Pengaruh Kompensasi Bonus, Leverage,

Praktik Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan

Manufaktur di Indonesia yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009”. Teknik

sampling menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel harus sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan Pengujian data dengan model analisis

regression menggunakan software SPSS for Windows Release13.00.

A. Deskripsi Variabel Penelitian

Pada bab ini akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang

kemudian akan dianalisis tentang “Pengaruh Kompensasi Bonus, Leverage,

Praktik Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan

Manufaktur di Indonesia” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI pada Tahun 2007-2009). Data yang digunakan adalah data

sekunder yang diperoleh dari BEI. Laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu Tahun 2007-2009.

Penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak secara acak, tetapi dengan

menggunakan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel IV.1

Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 557

Perusahaan dengan data tidak valid atau tidak lengkap 467

Perusahaan yang menjadi sampel 30

Jumlah observasi selama 3 tahun 90

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

B. Analisis Deskriptif

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel N Min Max Mean SD

Manajemen Laba 90 -0,019 0,004 -0,000386 0,003Kompensasi Bonus 90 -34930,00 1372511,00 70328,05 221520,797Leverage 90 0,027 4,69 0,63 0,66K. Kepemilikan

Saham

90 32,10 85,00 52,91 14,58

Proporsi Komisaris

Independen

90 0,00 50,00 25,22 22,91

Reputasi auditor 90 0 1 0,43 0,498P. Anggota Komite

Audit

90 66,67 80,00 71,89 4,81

Sumber: Hasil Olah Data Statistik Deskriptif, 2011.

Dari hasil statistik deskriptif pada Tabel IV.2, dapat dilihat bahwa untuk

variabel dependen manajemen laba rerata 90 perusahaan manufaktur memiliki

nilai sebesar -0,000386. Perusahaan yang memiliki nilai manajemen laba terbesar

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

adalah PT Sunson Textile Manufaktur Tbk (2007), yaitu sebesar 0,004 %

sedangkan untuk perusahaan yang memiliki nilai manajemen laba terendah adalah

PT Jaya Pari Steel Tbk (2007), yaitu sebesar -0,019 %.

Selanjutnya untuk variabel independen pertama kompensasi bonus nilai

paling besar dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk (2009), yaitu sebesar

1372511,00 %. Sementara nilai yang paling rendah dimiliki oleh PT Ultra Jaya

Milk Tbk (2008), yaitu sebesar -34930,00 %. Rerata nilai kompensasi bonus yang

dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

adalah sebesar 70328,05 %.

Untuk variabel leverage nilai paling besar dimiliki oleh PT Pan Brothers

Tbk (2007), yaitu sebesar 4,69 %. Sementara nilai yang paling rendah dimiliki

oleh PT Kedaung Indah Can Tbk (2007), yaitu sebesar 0,027 %. Rerata nilai

leverage yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia adalah sebesar 0,63 %.

Untuk variabel konsentrasi kepemilikan saham nilai paling besar dimiliki

oleh PT Goodyear Tbk (2007), yaitu sebesar 85,00 %. Sementara nilai yang paling

rendah dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Tbk (2007), yaitu sebesar 32,10%.

Rerata nilai konsentrasi kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 52,91 %.

Untuk variabel komposisi dewan komisaris independen nilai paling besar

dimiliki oleh 11 perusahaan yaitu sebesar 50,00 %. Sementara nilai yang paling

rendah dimiliki oleh 13 perusahaan, yaitu sebesar 0,00 %. Rerata nilai komposisi

dewan komisaris independen yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 25,22 %. Proporsi dewan

komisaris independen kurang dari 30,00% dari 90 sampel perusahaan manufaktur

telah mengindikasikan bahwa masih terdapat perusahaan yang belum menerapkan

corporate governance dengan baik karena tidak mematuhi Peraturan Pencatatan

Nomor 1A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa

yang terkait dengan proporsi dewan komisaris independen.

Untuk variabel reputasi auditor nilai paling besar dimiliki oleh 13

perusahaan, yaitu sebesar 1,00 %. Sementara nilai yang paling rendah dimiliki

oleh 17 perusahaan, yaitu sebesar 0,00 %. Rerata nilai reputasi auditor yang

dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

adalah sebesar 0,43 %.

Untuk variabel proporsi anggota komite audit independen nilai paling

besar dimiliki oleh 3 perusahaan, yaitu sebesar 80,00 %. Sementara nilai yang

paling rendah dimiliki oleh 13 perusahaan, yaitu sebesar 66,67 %. Rerata nilai

proporsi anggota komite audit independen yang dimiliki oleh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 4,81 %.

C. Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu harus

dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

heterokedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas. Terpenuhinya

pengujian asumsi klasik tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan secara

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien

(Gujarati, 2003).

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Untuk menguji normalitas

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berdasarkan

hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test terlihat bahwa nilai

probabilitas = 0,589 > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Tabel IV.3

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test Variabel Sig. Nilai Kritis Keterangan

Residual 0,589 0,05 Normalitas

Sumber: Lampiran Hasil Uji Normalitas, 2011.

2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana salah satu atau

lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari

variabel independen lainnya. Salah satu asumsi regresi linier klasik adalah

tidak adanya multikolinearitas sempurna (no perfect multikolinearitas).

Suatu model regresi dikatakan terkena multikolenearitas apabila terjadi

hubungan linier yang perfect atau exact diantara beberapa atau semua

variabel bebas. Akibatnya akan sulit untuk melihat pengaruh secara

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

individu variabel bebas terhadap variabel tak bebas (Madalla, 1999).

Pendeteksian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode VIF.

Kriteria pengujian:

Jika VIF > 10, maka Ho ditolak

Jika VIF < 10, maka Ho diterima

Hasil uji multikoliniearitas dengan metode VIF sbb:

Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Metode VIF

Persamaan VIF Nilai Kritis Keterangan

KB 1,064 10 Tidak terkena multikolinearitas

Lev 1,101 10 Tidak terkena multikolinearitas KS 1,159 10 Tidak terkena multikolinearitas

BOC 1,101 10 Tidak terkena multikolinearitas AUD 1,234 10 Tidak terkena multikolinearitas AC 1,196 10 Tidak terkena multikolinearitas

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji VIF, 2011.

- Hasil uji:

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan metode VIF, nilai

VIF < 10, artinya bahwa semua variabel bebas tidak terjadi

multikolinearitas, sehingga tidak membiaskan interprestasi hasil analisis

regresi.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana faktor pengganggu

(error term) pada periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu

pada periode lain. Faktor pengganggu tidak random (unrandom).

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Autokorelasi disebabkan oleh faktor-faktor kelembaman (inersial),

manipulasi data, kesalahan dalam menentukan model (bias spesification),

adanya fenomena sarang laba-laba, dan penggunaan lagi dalam model.

Pendeteksian asumsi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

uji Durbin-Watson.

Kriteria pegujian:

a) Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada

autokorelasi

b) Jika dU > d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi

autokorelasi

c) Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak

dapat disimpulkan ada tidaknya autokoelasi.

- Hasil Uji:

Dari hasil regresi diperoleh nilai D-Wstatistik sebesar 2,191.

Dengan n = 90, k = 6, dan taraf nyata (α) 5 %, maka nilai dL = 1,41, dU =

1,64, sehingga (4-dU) = 4-1,64 = 2,36 dan (4-dL) = 4-1,41 = 2,59.

Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelasi

Tingkat Autokorelasi (DW) Jenis Autokorelasi (4 -DW.L ) < DW < 4

(4 -DW.U)< DW< (4 –DW.L) 2 < 2,191 < (2,59)

DW.L < DW < DW.U 0 < DW < DW. L

Ada Autokorelasi negatif Tanpa kesimpulan

Tidak Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan

Ada Autokorelasi positif

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Durbin Watson, 2011

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Ternyata nilai D-Wstatistik sebesar 2,191 berada di daerah

penerimaan Ho. Hal ini berarti model yang diestimasi tidak terjadi

autokorelasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah situasi dimana varian (σ2) dari faktor

pengganggu atau disturbanceterm adalah sama untuk semua observasi X.

Penyimpangan terhadap asumsi ini yaitu disebut heteroskedastisitas yaitu

apabila nilai varian (σ2) variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai akibat

dari meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi

tidak sama (Insukindro, 2001). Pendeteksian heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode Glejser. Caranya dengan melihat

nilai probabilitas > 0,05, sehingga tidak terkena heteroskedastisitas

(Ghozali, 2001:73).

Hasil uji heteroskedastisitas dengan Glejser sbb:

Tabel IV.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser

Variabel Sig. Nilai Kritis Keterangan

KB 0,689 0,05 Homoskedastisitas

Lev 0,616 0,05 Homoskedastisitas KS 0,682 0,05 Homoskedastisitas

BOC 0,473 0,05 Homoskedastisitas AUD 0,786 0,05 Homoskedastisitas AC 0,120 0,05 Homoskedastisitas

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji heteroskedastisitas, 2011.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

- Hasil uji:

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan

Glejser terlihat bahwa nilai probabilitas > 0,05. Hal ini berarti model yang

diestimasi bebas dari heteroskedastisitas.

D. Pengujian Hipotesis

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda.Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

kompensasi bonus, leverage, persentase kepemilikan saham, proporsi

komisaris independen, reputasi auditor, dan persentase anggota komite

audit terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan SPSS for Windows Release 13.00 diperoleh hasil:

Tabel IV.7 Hasil Regresi Linier Berganda Metode OLS

Variabel Koefisien Regresi

Standart Error

t-statistik Sig.

Konstanta -0,008 0,004 -1,721 0,089* KB -3,93E-011 0,000 -0,033 0,974 Lev -0,001 0,000 -3,718 0,000* KS 2,00E-005 0,000 1,724 0,049**

BOC 1,23E-006 0,000 0,106 0,916 AUD 0,004 0,001 0,700 0,486 AC 0,001 0,000 1,774 0,048**

R2: 0,212 Adj. R2: 0,155 F-statistik : 3,278 Prob Value: 0,002 N : 90 * Secara statistik signifikan pada tingkat 1% ** Secara statistik signifikan pada tingkat 5%

Sumber: Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda, 2011.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, untuk jumlah variabel independen lebih dari

dua, lebih baik menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan

yaitu Adjusted R2 (Ghozali, 2006).

Hasil dari regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

diperoleh R2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,212 artinya variabel

dependen (Y) dalam model yaitu manajemen laba dijelaskan oleh variabel

independen yaitu kompensasi bonus, leverage, persentase kepemilikan

saham, proporsi komisaris independen, reputasi auditor, dan persentase

anggota komite audit sebesar 21,2%, sedangkan sisanya sebesar 78,8%

dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

E. Pembahasan

Tabel IV.8

Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Variabel Tanda Sig Keterangan Hipotesis Kompensasi bonus Leverage Konsentrasi kepemilikan P. dewan komisaris Reputasi auditor Komite audit

(-) (-) (+) (+) (+) (+)

,974 ,000 ,049 ,916 ,486 ,048

Tidak signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan

Ditolak Diterima Ditolak Diterima Ditolak Ditolak

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

1. Kompensasi bonus

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar -0,033

dengan nilai sig = 0,974 > Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara kompensasi bonus (KB)

terhadap manajemen laba (Y).

Hal ini berarti, jika kompensasi bonus mengalami peningkatan,

maka manajemen laba akan tetap atau konstan. Bonus plan hypothesis

merupakan salah satu motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak

terlepas dari teori akuntansi positif. Hipotesis ini menyatakan bahwa

manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih menyukai metode

akuntansi yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut

diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima

seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan

dengan metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam Chariri

dan Ghozali, 2003). Hasil penelitian ini tidak didukung oleh Halima

(2006), Sylvia dan Neneng (2007) yang menemukan bahwa perusahaan

dengan adanya kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Variabel kompensasi bonus tidak signifikan dapat

disebabkan: 1) penghitungan kompensasi bonus yang digunakan dalam

penelitian ini hanya satu komponen perhitungan bonus yang dimasukkan

ke dalam model penelitian ini, sehingga kesimpulan yang diperoleh

dikhawatirkan tidak komprehensif. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya

data yang dibutuhkan untuk penelitian secara lengkap. 2) sulit menemukan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

perusahaan manufaktur menyampaikan angka-angka penghasilan direksi

karena di indonesia dianggap tabu apabila menyebutkan jumlah gaji dan

bonus yang diperoleh dan perusahaan juga sangat menjaga

kerahasiaannya. 3) data yang digunakan tidak mewakili seluruh

perusahaan manufaktur secara lengkap untuk seluruh periode penelitian

(tiga tahun) sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk semua perusahaan

manufaktur.

2. Leverage

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar -3,718

dengan nilai sig = 0,000 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan antara Leverage (Lev) terhadap

manajemen laba (Y).

Hasil ini konsisten dengan hasil dengan hasil penelitian Lobo dan

Zou (2001), Veronica dan Bachtiar (2003), Widyaningdyah (2001) yang

mengatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen

laba. Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang lebih tinggi diduga

melakukan manajemen laba, karena perusahaan terancam gagal dalam

memenuhi kewajiban utang pada waktunya. Namun demikian hasil ini

tidak konsisten dengan hasil penelitian Kusumaning (2004), Antonia

(2008) yang menyatakan bahwa leverage tidak signifikan berpengaruh

terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dijelaskan dengan:

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

a) Perusahaan mengalami default (tidak dapat melunasi kewajibannya

pada saat jatuh tempo) karena kesulitan keuangan. Perusahaan

semacam ini sangat rentan terhadap tindakan manajemen laba.

Biasanya tindakan manajemen laba dilakukan oleh perusahaan ketika

ia mengetahui terancam default, yaitu dengan memilih metode

akuntansi yang dapat meningkatkan labanya. Tindakan tersebut dapat

memberikan posisi bargaining yang lebih baik saat terjadi negosiasi

ulang apabila perusahaan benar-benar tidak dapat melunasi

kewajibannya.

3. Persentase kepemilikan saham

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar 1,724

dengan nilai sig = 0,049 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara persentase kepemilikan

saham (KS) terhadap manajemen laba (Y).

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Hasil ini mendukung penelitian Wedari (2004)

yang menemukan bukti bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh

positif terhadap manajemen laba. Ini artinya kepemilikan saham tidak

mampu mengurangi aktivitas manajemen laba. Namun hasil penelitian ini

tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Palestin (2006),

Nuryaman (2008) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Artinya, semakin besar

kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen laba. Ini

disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat

pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen

secara efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh

manajer.

4. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar dengan

0,106 nilai sig = 0,916 > Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara proporsi komisaris independen

(BOC) terhadap manajemen laba (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi dewan

komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, berarti

banyaknya jumlah anggota komisaris independen dalam perusahaan belum

berhasil mengurangi manajemen laba yang terjadi. Hasil penelitian ini

tidak mendukung penelitian Nasution dan Setiawan (2007) yang

menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap praktek manajemen laba di

perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

Widyaningdyah (2004), Veronica dan Utama (2005), Nuryaman (2008),

Antonia (2008) yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

independen tidak terbukti berpengaruh terhadap tindak manajemen laba

yang dilakukan di perusahaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena

peranan dewan komisaris tidak dapat meningkatkan kualitas laba dengan

membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas

pelaporan keuangan

5. Reputasi auditor

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar 0,700

dengan nilai sig = 0,486 >Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa ada pengaruh positif dan tidak ada pengaruh signifikan antara

reputasi auditor (AUD) terhadap manajemen laba (Y).

Hal ini berarti, jika reputasi auditor mengalami peningkatan, maka

manajemen laba akan tetap atau konstan. Hasil ini konsisten dengan hasil

penelitian Widyaningdyah (2001) yang menyimpulkan bahwa reputasi

auditor tidak signifikan mempengaruhi manajemen laba. Tidak

signifikannya reputasi auditor dalam mempengaruhi manajemen laba

menunjukkan bahwa reputasi auditor belum bisa dijadikan sebagai

parameter tugas auditor dalam mendeteksi manajemen laba. Hasil ini juga

didukung dengan hasil penelitian Fidyati (2004) yang menyatakan bahwa

reputasi auditor tidak signifikan mempengaruhi manajemen laba. Dari

hasil ini secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa reputasi big 4 belum

mencerminkan kemampuannya dalam menjalankan fungsinya untuk

mencegah terjadinya manajemen laba, alasan ini didukung oleh terlibatnya

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

KAP Arthur Andersen dalam kasus Enron. Kasus tersebut mencerminkan

bahwa digunakannya KAP Big-4 dalam pengauditan laporan keuangan

tidak menutup kemungkinan terjadinya kecurangan. Hasil ini

berkontradiksi dengan penelitian yang dilakukan oleh Antonia (2008).

6. Persentase anggota komite audit

Berdasarkan hasil olah data diproleh nilai t hitung sebesar 1,774

dengan nilai sig = 0,048 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan

bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara persentase anggota

komite audit (AC) terhadap manajemen laba (Y).

Hal ini berarti, jika persentase anggota komite audit mengalami

peningkatan, maka manajemen laba akan mengalami peningkatan

signifikan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Wedari (2004) serta

Siregar dan Utama (2005) yang menemukan bahwa keberadaan komite

audit independen yang menemukan bukti bahwa komite audit berpengaruh

positif terhadap manajemen laba yang berarti tidak terbukti mampu

mengurangi manajemen laba. Hal ini diduga disebabkan karena

pengangkatan komite audit oleh perusahaan hanya dilakukan untuk

pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan

good corporte governance di perusahaan.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan analisis hasil pembahasan pada bab IV, maka pada bab

V dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran.

A. Kesimpulan

1. Kompensasi bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hal ini berarti, jika kompensasi bonus mengalami peningkatan, maka

manajemen laba akan tetap atau konstan.

2. Leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti,

jika kesempatan leverage mengalami peningkatan, maka manajemen laba

akan mengalami peningkatan signifikan. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lobo dan Zou (2001), Veronica

dan Bachtiar (2003), Widyaningdyah (2001).

3. Persentase kepemilikan saham berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Hal ini berarti, jika persentase kepemilikan saham

mengalami peningkatan, maka manajemen laba akan mengalami

peningkatan signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wedari (2004).

4. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Hal ini berarti, jika proporsi komisaris independen

mengalami peningkatan, maka manajemen laba akan tetap atau konstan.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widyaningdyah (2001), Antonia (2008), Siregar dan Utama (2005),

Nuryaman (2008).

5. Reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hal ini berarti, jika reputasi auditor mengalami peningkatan, maka

manajemen laba akan tetap atau konstan. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningdyah (2001), Fidyati

(2004).

6. Persentase anggota komite audit berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Hal ini berarti, jika persentase anggota komite audit

mengalami peningkatan, maka manajemen laba akan mengalami

peningkatan signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wedari (2004), Siregar dan Utama (2005).

B. Keterbatasan

1. Pengumpulan sampel dalam penelitian ini hanya dari website IDX dan

website perusahaan yang bersangkutan, sehingga sampel yang diperoleh

juga terbatas.

2. Penggunaan model untuk menghitung kompensasi bonus dalam penelitian ini

hanya satu komponen penghitungan sehingga mungkin belum mampu

mendeteksi manajemen laba dengan baik.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 variabel

dengan Adjusted R2

hanya 0,212. Sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih

berpengaruh terhadap manajemen laba.

C. Saran

1. Semakin tinggi manajemen laba mencerminkan semakin tinggi kekuatan

perusahaan dalam persaingan pasar, sehingga diharapkan perusahaan

membuat isu positif, perbaikan manajemen perusahaan, yang membuat

investor tertarik melakukan investasi dalam rangka meningkatkan modal

dan pada akhirnya berimplikasi terhadap naiknya manajemen laba

perusahaan.

2. Aspek fundamental perlu diperhatikan perusahaan terutama yang

menyangkut manajemen laba, karena aspek ini selain memberikan daya

tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada

perusahaan.

3. Bagi investor, manajemen laba dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan tingkat laba atas investasi yang dilakukan pada

perusahaan tersebut.

4. Penelitian ini hanya meneliti dengan objek perusahaan manufaktur, untuk

peneliti selanjutnya disarankan meneliti perusahaan yang tergolong dalam

kelompok LQ 45 (perusahaan manufaktur, perbankan dan lembaga

keuangan yang profitabilitas, kinerja perusahaan dan keuangannya

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7031/1/212451812201103401.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dianggap baik, sehingga memungkinkan laba perusahaan akan mengalami

peningkatan).