perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf ·...

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh : Afti Lestari K 5107002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vobao

Post on 08-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE

QUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV

SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh :

Afti Lestari

K 5107002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE

QUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV

SDLB NEGERI CANGAKAN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

Afti Lestari

K 5107002

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Luar Biasa Jurusan

Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Afti Lestari. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODEQUANTUM LEARNING ANAK TUNANETRA KELAS IV SDLB NEGERICANGAKAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas MaretSurakarta, April, 2011.

Penelitian ini berkenaan dengan upaya meningkatkan prestasi belajar IPAanak tunanetra melalui metode Quantum Learning. Tujuan penelitian ini adalahuntuk meningkatan prestasi belajar IPA setelah menerapkan metode QuantumLearning dalam pembelajaran anak tunanetra di SDLB Negeri CangakanKaranganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011. Metode Quantum Learning merupakanmetode yang memberikan rasa nyaman dan menyenangkan saat pembelajaran.Quantum Learning merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.Prestasi Belajar IPA adalah tingkat ilmu alam yang dimiliki siswa dalammenerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang berupa fakta, konsep,dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan alam pada bahan kajianbiologi, fisika, kimia dan ilmu alam semesta.

Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research/Penelitian TindakanKelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Penelitian ini berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti, guru, dan siswa.Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SDLB N Cangakan Karanganyardan data berupa prestasi belajar IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah tes dan dokumentasi. Untuk menguji validitas data penulis menggunakantriangulasi teknik dan review informan kunci. Teknis analisis yang digunakanadalah dengan analisis kritis dan analisis deskriptif komparatif. Data kualitatifdianalisis dengan teknik analisis kritis sedangkan data yang berupa tesdiklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptifkomparatif, yakni membandingkan nilai tes antar siklus dengan indikatorpencapaian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode QuantumLearning dalam pembelajaran meningkatkan prestasi belajar IPA anak tunanetrakelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Afti Lestari. IMPROVING LEARNING SCIENCE LEARNINGACHIEVEMENT THROUGH QUANTUM LEARNING METHOD VISUALIMPAIRMENT CHILDREN IN CLASS IV SDLB N CANGAKANKARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis: Teacher Trainingand Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, January,2011.

The research is concerned with efforts to improve science learningachievement of children with visual impairments through Quantum Learningmethods. The purpose this study was the increase in science achievement afterapplying the Quantum Learning methods in learning visual impairment childrenin SDLB N Cangakan Karanganyar in Academic Year 2010/2011. QuantumLearning Method is a method that gives a sense of comfort and fun when learning.Quantum Learning is the interaction that converts energy into light. Achievementlearning science is the level of natural science who owned student in accept,rejecting, and assess information in the form of facts, concepts, andgeneralizations relating to natural life in study materials of biology, physics,chemistry and science of the universe.

This study belongs to a Clasroom Action Research involving anobservation on the learning activity in the form of an action generated andoccurring deliberately in a class collectively. This research is a collaboration orcooperation between the researcher, teacher, and student. The data source ofresearch is the students in class IV SDLB N Cangakan Karanganyar and the dataused the achievement learning science. Techniques of collecting data used weretests and documentation. The qualitative data was analyzed using critical analyzeddescriptively and comparatively, by comparing the inter-cycles test values and theindicator of achievement.

Based on the results of this study concluded that Quantum Learningmethod in learning to increase in science learning achievement visual impairmentchildren class IV SDLB N Cangakan Karanganyar Academic Year 2010/2011.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“.....hendaklah engkau bersikap tenang, maka sesungguhnya kebaikan itudengan cara tidak tergesa – gesa”

(Terjemahan Hadis Riwayat Bukhari)

“Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.( Terjemahan Q.S. Al Insyiroh Ayat 4)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan

Kepada:

1. Ibu dan Nenekku, Suparni dan Wongso

Sukarti atas pancaran doa dan kasih

sayangnya.

2. Calon Suamiku, Ali Mustofa Effendi

Ujianto, SH atas pancaran doa, kasih

sayangnya, bantuannya serta motivasi dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi.

3. Adik-adikku dan sahabatku, Labib dan Lutfi

atas segala bantuan serta motivasi dalam

menyelesaikan skripsi, dan Retno yang

selalu memberikan semangat.

4. Bapak dan Ibu Dosen PLB yang telah

banyak memberikan ilmu.

5. Teman-teman PLB angkatan 2007 dan

Almamater.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

ucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian;

2. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Bapak Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si yang telah memberikan

izin dalam melakukan penelitian;

3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum yang telah memberikan izin

dalam melakukan penelitian;

4. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bapak Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd dan

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan

skripsi;

5. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bapak Drs.

Abdul Salim Choiri, M.Kes;

6. Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Bapak Drs. Maryadi, M.Ag ;

7. Bapak Drs. R. Djatun, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi;

8. Bapak Darya Sunaryo, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Bapak Yusuf, selaku guru kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar yang

telah banyak membantu, memberikan masukan serta kerjasama dalam bentuk

kolaborasi dengan penulis dalam penelitian;

10. Seluruh bapak dan ibu guru SDLB Negeri Cangakan Karanganyar yang telah

ikut memberikan semangat dan bantuan selama pelaksanaan penelitian;

11. Siswa kelas IV SDLB N Cangakan Karanganyar yang telah membantu

pelaksanaan penelitian;

12. Sahabat-sahabatku (Retno, Dita, Miftah, Nurul, Mbak Nurul, Mbak Resti, Mas

Vian, dan Mas Eko), terimakasih banyak untuk persaudaraan yang indah ini,

terimakasih untuk semua nasehat-nasehat,dukungan dan semangatnya aku banyak

belajar dari kalian semua;

13. Teman-teman PLB angkatan 2007yang memberikan semangat dan dukungan;

14. Keluargaku ( Bu Suparni, Nenekku, adik-adikku, dan Mas Ali ) yang

memberikan pancaran doa dan semangat;

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

KATA PENGANTAR................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK..................................................................................... xv

DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8

1. Tinjauan Pengertian Anak Tunanetra .............................. 8

a. Pengertian Anak Tunanetra ....................................... 8

b. KlasifikasiAnak Tunanetra ....................................... 10

c. Faktor – Faktor Penyebab Ketunanetraan ................. 11

d. Karakteristik Anak Tunanetra ................................... 16

e. Dampak Ketunanetraan ............................................ 19

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar…………….................. 22

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

a. Pengertian Belajar …………………………………… 22

b. Pengertian Prestasi ........................................................ 23

c. Pengertian Prestasi Belajar ........................................... 24

d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

...................................................................................... 25

3. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam ....................... 28

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................... 28

b. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

....................................................................................... 30

c. Pembelajaran IPA di SD .............................................. 31

d. Standar Isi Mata Pelajaran IPA Tingkat SD................. 33

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPA ............................... 35

5. Tinjauan Tentang Metode Quantum Learning ................... 36

a. Pengertian Quantum Learning ...................................... 36

b. Faktor Yang Mendukung Metode Quantum Learning

....................................................................................... 38

c. Penerapan Metode Quantum Learning dalam Pembe-

lajaran .......................................................................... 40

d. Pengaruh Metode Quantum Learning terhadap Prestasi

Belajar IPA .................................................................. . 44

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 45

C. Kerangka Pikiran ....................................................................... 46

D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 48

B. Pendekatan penelitian .............................................................. 49

C. Subjek Penelitian........................................................................ 52

D. Data dan Sumber Data ............................................................. 52

E. Teknik-Teknik Pengumpulan Data............................................. 52

F. Uji Validitas Data........................................................................ 56

G. Teknik Analisis Data................................................................... 57

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

H. Indikator Ketercapaian................................................................ 58

I. Prosedur Penelitian....................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 66

A. Pelaksanaan Tindakan .............................................................. 66

1. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 66

2. Siklus Pertama ……… ........................................................ 69

a. Perencanaan Tindakan I ............................................... 69

b. Pelaksanaan Tindakan I................................................. 71

c. Observasi dan Interpretasi ............................................ 72

d. Analisis dan Refleksi .................................................... 74

3. Siklus Kedua........................................................................ 75

a. Perencanaan Tindakan II ............................................... 75

b. Pelaksanaan Tindakan II ............................................... 77

c. Observasi dan Interpretasi ............................................. 79

d. Analisis dan Refleksi..................................................... 81

B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 81

1. Deskripsi Siklus I ................................................................ 81

2. Deskripsi Siklus II ............................................................... 86

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 94

A. Simpulan .................................................................................. 99

B. Saran ........................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 96

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Standar Isi Mata Pelajaran IPA 2006 Kelas IV Semester 2........ 33

Tabel 2 : Waktu Penelitian ...................................................................... 48

Tabel 3 : Kisi – Kisi Soal Tes IPA Kelas IV ............................................ 54

Tabel 4 : Penilaian Tingkat Penguasaan Materi ....................................... 55

Tabel 5 : Bobot Penilaian Tiap Soal ........................................................ 55

Tabel 6 : Perolehan Nilai Kondisi Awal .................................................. 66

Tabel 7 : Keaktifan Siswa pada Kegiatan Belajar Mengajar .................... 84

Tabel 8 : Perolehan Nilai Presatasi Belajar IPA pada Siklus I .................. 85

Tabel 9 : Keaktifan Siswa pada Kegiatan Belajar Mengajar..................... 89

Tabel 10 : Perolehan Nilai Prestasi Belajar IPA pada Siklus II ................. 90

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 : Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri

Cangakan Karanganyar Pada Kondisi Awal.............................. 67

Grafik 2 : Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri

Cangakan Karanganyar Pada Siklus I........................................ 86

Grafik 3 : Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri

Cangakan KaranganyarPada Siklus II ..................................... 91

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1 : Kerangka Berpikir .............................................................. 47

Skema 2 : Alur Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 50

Skema 3 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 51

Skema 4 : Trigulasi Teknik ................................................................. 57

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus ............................................................................... 100

Lampiran 2 : Kisi – Kisi Soal Tes IPA Kelas IV ...................................... 102

Lampiran 3 : Soal –Soal Pre Test IPA Kelas IV ....................................... 103

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I.................................. 107

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II................................. 115

Lampiran 6 : Soal – Soal Siklus I............................................................. 123

Lampiran 7 : Kunci Jawaban Siklus I ...................................................... 126

Lampiran 8 : Soal – Soal Siklus II............................................................ 127

Lampiran 9 : Kunci Jawaban Siklus II...................................................... 130

Lampiran 10 : Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I....................... 131

Lampiran 11 : Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ..................... 133

Lampiran 12 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I.................................... 135

Lampiran 13 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................... 136

Lampiran 14 : Daftar Siswa ....................................................................... 137

Lampiran 15 : Gambar Kegiatan Proses Belajar Mengajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ................................. 138

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting, tidak hanya bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan bangsa

dan negara. Pendidikan adalah hak asasi setiap manusia. Oleh karena itu,

pendidikan harus dapat dinikmati oleh setiap warga negara tanpa kecuali.

Pendidikan dapat diartikan sebagai pemberian bimbingan kepada anak didik untuk

dapat berkembang menuju kedewasaan. Untuk itu anak luar biasa dalam usia

sekolah berhak mendapat bimbingan menuju kedewasaan seperti tujuan

pendidikan.

Kemajuan suatu kebudayaan tergantung dari bagaimana kebudayaan

tersebut mengenali dan menghargai serta memanfaatkan sumber daya

manusianya. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan

kepada seluruh anggota masyarakat, termasuk masyarakat yang memiliki

kebutuhan khusus. Karena kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas

berlaku untuk semua (education for all) tanpa ada diskriminasi, baik itu untuk

pendidikan umum maupun pendidikan khusus.

Hal ini sejalan dengan amanat Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 2 bahwa, “Warga negara yang

memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak

memperoleh pendidikan khusus”. Undang-Undang tersebut mengisyaratkan

bahwa anak tunanetra berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas tanpa

adanya diskriminasi. Anak tunanetra adalah anak dimana kondisi dari penglihatan

mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut disebabkan oleh

kerusakan mata, saraf optik dan atau bagian otak yang mengolah stimulus visual.

Kerusakan tersebut dapat secara total atau sebagian. Apabila seseorang

mengalami kerusakan secara total, maka yang bersangkutan disebut penyandang

buta total atau “totally blind” dan apabila kerusakan dari visual hanya sebagian

kurang lihat atau “low vision”.

1

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Anak tunanetra mempunyai kebutuhan belajar dan bersekolah untuk

melatih dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa

bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Ketunanetraan membawa akibat

dalam keterbatasan belajar. Di dalam belajar anak tunanetra mengalami kesulitan

di dalam proses pembentukan pengertian atau konsep terhadap rangsang atau

objek yang berada di luar dirinya yang tidak didapat secara utuh. “Ketidakutuhan

tersebut disebabkan anak tidak memiliki kesan, persepsi, pengertian, ingatan dan

pemahaman yang bersifat visual terhadap objek yang diamati”, T. Sutjihati

Somantri (2006:55). Karena anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses

pembentukan konsep secara utuh hal tersebut menjadikan siswa mendapat

kesulitan belajar, sulit mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa

jenuh dan putus asa dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar IPA

anak tunanetra menjadi rendah.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang di peroleh dalam

proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga

komponen utama, yaitu: guru, siswa dan bahan pembelajaran. Proses belajar

mengajar merupakan interaksi antar berbagai sumber, serta situasi belajar yang

memberikan kemungkinan kegiatan belajar mengajar. Meskipun demikian guru

merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengembangan

bahan pembelajaran serta perangkat lainnya.

Komunikasi menjadi unsur penentu di dalam proses tersebut. Semakin

efektif komunikasi yang dilakukan maka akan semakin banyak tujuan dari proses

belajar mengajar, yaitu prestasi belajar yang baik akan tercapai, karena

komunikasi merupakan elemen yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar.

Namun di lapangan sering ditemui guru tidak memperhatikan komunikasinya

kepada siswa saat mengajar, sehingga yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah,

yaitu komunikasi dari guru kepada siswa sedangkan yang dari siswa kepada guru

dan siswa kepada siswa lainnnya jarang sekali terjadi.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Semua ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) membutuhkan komunikasi yang efektif saat proses pembelajaran, sehingga

tujuan dari pembelajaran IPA dapat tercapai. Adapun tujuan dari pembelajaran

IPA. Menurut Sri Sulistyorini (2007: 40), mengemukakan tujuan pembelajaran

IPA yaitu :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esaberdasarkan peradaban, keindahan dan keteraturan ciptaanNya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPAyang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara,menjaga, melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasarmelanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya

Sedangkan pengertian dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta,

konsep – konsep, atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari – hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah ( scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

karena itu , pembelajaran IPA di SDLB menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Berdasarkan pernyataan tersebut Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting

bagi tunanetra karena menunjang perkembangan karakter dan kepribadian yang

baik dalam diri anak tunanetra sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam

masyarakat, namun masalah yang ada di lapangan sekarang prestasi belajar IPA

anak tunanetra rendah, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru kelas

IV SDLB Negeri Cangkaan Karanganyar pada tanggal l3 November 2010 yang

menyatakan bahwa sedikit siswa yang mendapat nilai 6 ke atas saat diadakan

ulangan bersama.

Berdasarkan hasil survei di SDLB Negeri Cangakan Karanganyar,

pembelajaran IPA di sekolah ini dilaksanakan dengan metode ceramah, yaitu

guru masih terpaku pada buku teks yang ada. Penggunaan metode ceramah yang

dominan atau komunikasi satu arah yang akibatnya pelajaran IPA bagi siswa

cenderung kearah teoritis belaka sehingga sulit bagi siswa untuk menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA yang penyajiannya hanya dengan

ceramah mengakibatkan siswa merasa bosan dan beranggapan IPA sebagai mata

pelajaran yang membingungkan, kering, tidak menarik dan membosankan.

“Situasi membosankan siswa, ketidakmutakhiran sumber belajar yang ada, kurang

variasi metode pembelajaran dan pencapaian tujuan belajar yang kognitif ” (Jurnal

Pendidikan, Maret 2005, Volume 6 No. l, Hal.118). Pembelajaran yang demikian

yang membuat prestasi belajar IPA siswa menjadi rendah akibat lunaknya isi

pelajaran dan kontradiksi materi dengan kenyataan.

Berdasarkan deskripsi di atas maka dipandang perlu adanya inovasi -

inovasi metode pembelajaran IPA. Metode yang memperhatikan komunikasi

efektif saat pembelajaran dan penjagaan motivasi belajar siswa untuk membantu

siswa memiliki prestasi belajar IPA yang baik dan untuk menciptakan rasa senang

dan nyaman untuk belajar dengan harapan penguasaan konsep-konsep materi

pelajaran IPA lebih nyata dan efektif. Untuk menunjang tercapainya tujuan

pendidikan IPA tersebut perlu dukungan, antara lain iklim pembelajaran yang

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kondusif yang termasuk didalamnya pemilihan metode pembelajaran yang tepat.

“Iklim belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang besar

tehadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa” (Jurnal Pendidikan, Maret

2005, Volume 6 No. 1 hal.116).

Dan sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), secara otomatis peran guru harus

berubah sesuai tuntutan kurikulum tesebut. Dalam Pasal 40 ayat 2, berbunyi,

“Tenaga pendidikan berkewajiban menciptakan sistem pembelajaran yang

bermakna, menyenangkan, dialogis, kreatif dan dinamis”. Dari pasal ini di

harapkan guru dengan kreativitasnya dapat membuat suasana kelas dan

pembelajaran menjadi nyaman, menyenangkan, dan bermakna. Sehingga bagi

siswa belajar merupakan sesuatu yang menarik dan di tunggu-tunggu. Oleh karena

seorang guru sebelum memulai proses belajar mengajar mencapai tujuan

pembelajaran IPA yang diharapkan. Menurut Wahab (Jurnal Pendidikan, Maret

2405, Volume 6 N0.1 Hal. 120) “Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat

di pengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru memilih dan menggunakan

metode pembelajaran”.

Quantum Learning adalah metode pembelajaran yang mengoptimalkan

modalitas belajar siswa dan karakteristiknya. Menurut Bobby de Porter dan Mike

(2010:16) “Quantum Learning adalah interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya”. Quantum Learning adalah penggubahan bermacam-macam interaksi

yang ada di dalam dan disekitar lingkungan belajar. Interaksi-interaksi ini

mencakup unsur - unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan

siswa. Interaksi- interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa

menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

“Quantum Learning menggabungkan teknik pemercepatan belajar, yaitu

menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan

sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan

pelajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif ”, Bobby dan

Herrnacki (2006:14). Quantum Learning bersifat memfasilitasi, artinya

menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar dalam keadaan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang mudah dan alami. Quantum Learning merupakan salah satu cara

membelajarkan siswa yang digagas oleh Potter. Melalui Quantum Learning siswa

akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan,

sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru

dalam belajarnya.

Metode Quantum Learning sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran IPA yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih

nyaman dan menyenangkan. Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai

pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai

kegiatan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa, guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau

yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif

dibandingkan guru.

Dalam pembelajaran hubungan guru dan siswa dideskripsikan melalui

prinsip Quantum Learning sebagai berikut, “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia

Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”, Bobby de Porter, Mark Reardon,

Sarah, Nourie (2008 :7). Adapun maksudnya adalah kita sebagai guru memasuki

dahulu dunia siswa, karena tindakan ini akan memberikan kita ijin untuk

memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran

terhadap ilmu pengetahuan yang lebih luas. Setelah kita mendapatkan ijin secara

tidak langsung maka kita dapat membawa siswa kedalam dunia kita, dan

memberikan pemahaman kita kepada siswa mengenai pengetahuan yang kita

miliki.

Dari fenomena diatas, maka sangat diperlukan berbagai studi yang dapat

memberikan masukan tentang pemberian pembelajaran yang berkualitas bagi anak

tunanetra dengan memperhatikan aspek psikologisnya. Besarnya kewenangan

guru dalam pembelajaran tanpa di sadari telah menghambat siswa dalam

mencapai prestasi belajar yang baik.

Bertumpu dari pemikiran yang penulis kemukakan dalam latar belakang di

atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Peningkatan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Quantum Learning Anak Tunanetra

Kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut: “Apakah dengan menerapkan metode

Quantum Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

anak tunanetra ke IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar Tahun Ajaran

2010/2011?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk meningkatan prestasi belajar IPA setelah menerapkan metode Quantum

Learning dalam pembelajaran anak tunanetra kelas IV SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dalam pembelajaran

IPA dengan menggunakan metode Quantum Learning.

b. Untuk meningkatkan motivasi, kreatifitas dan memberi

pengalaman baru bagi siswa dengan penggunaan metode Quantum

Learning dalam pembelajaran IPA anak tunanetra kelas IV di

SDLB Negeri Cangakan Karanganyar.

2. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam rangka mengatasi kesulitan siswa dalam

pembelajaran IPA dengan metode Quantum Learning, bagi anak

tunanetra kelas IV di SDLB Negeri Cangakan Karanganyar.

b. Untuk memperkaya metode pembelajaran yang biasa digunakan

untuk KBM bidang studi IPA pada anak tunanetra kelas IV di

SDLB Negeri Cangakan Karanganyar seperti dengan

mengoptimalkan penggunaan metode Quantum Learning.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Pengertian Anak Tunanetra

a. Pengertian Anak Tunanetra

Dalam bidang pendidikan luar biasa anak dengan gangguan

penglihatan lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra biasanya

menempel pada subyek atau penderita, yaitu seseorang yang mengalami

kerugian atau kerusakan mata. Pengertian tunanetra tidak saja mereka

yang buta, tetapi mancakup juga mereka yang mampu melihat tapi

terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup

sehari-hari dalam belajar.

Menurut Purwaka Hadi (2007:8) istilah tunanetra secara harfiah

berasal dari dua kata, “yaitu: a. Tuna (tuno: Jawa) yang berarti rugi

yang kemudian di identikkan dengan rusak, hilang, terhambat,

terganggu, tidak memiliki dan b. Netra (netro:Jawa) yang berarti mata”.

Namun demikian, kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak

terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh

kerusakan atau terganggunya organ mata, baik anatomi maupun fisiologis.

Menurut Pertuni dalam situs http://kontunet.blogspot.com

pengertian tunanetra bahwa, “tunanetra ialah mereka yang berindera

penglihatan lemah pada kedua matanya sedemikian rupa sehingga tidak

memiliki kemampuan membaca tulisan atau huruf cetak ukuran normal

(ukuran huruf ketik pika) pada keadaan cahaya normal meskipun

dibantu dengan kacamata, sampai dengan mereka buta total”.

Sedangkan T.Sutjihati Somantri (2006:52) mengemukakan bahwa,

“pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya

(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi

dalam kegiatan sehari - hari seperti halnya orang awas”.

8

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Mohammad Efendi (2006:52) mengemukakan bahwa, “secara

definisi seseorang dikatakan tunanetra apabila memiliki visus sentralis

6/60 lebih kecil dari itu atau setelah dikoreksi secara maksimal tidak

mungkin menggunakan fasilitas pendidikan dan pengajaran yang

dipergunakan untuk orang awas”. Pendapat lain dikemukakan oleh

Anastasia Widdjajantin (2006:3), “anak tunanetra adalah anak yang tidak

dapat menggunakan penglihatannya dan bergantung pada indera lain seperti

pendengaran, perabaan dan penciuman”.

Purwaka Hadi (2004: 11) “definisi tunanetra tidak dapat diartikan

dalam satu sudut pandang”. Sudut pandang yang dimaksud Purwaka Hadi

dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1) Pengertian dari segi pendidikan. Tunanetra diartikan sebagai suatucacat penglihatan sehingga mengganggu proses belajar danpencapaian belajar secara optimal sehingga diperlukan metodepengajaran, pembelajaran, penyesuaian bahan pelajaran, danlingkungan belajar.

2) Secara anatomis-fisiologis, ketunanetraan menyangkut strukturanatomi dan fungsi organ mata. Sehingga tunanetra adalahrusaknya organ anatomi mata yang menyebabkan terganggunyafungsi penglihatan.

3) Secara medis, ketunanetraan dikaitkan dengan penyakit dankelainan. Tunanetra adalah kerusakan mata yang disebabkan olehpenyakit dan kelainan anatomi dan atau kelainan fungsipenglihatan, sehingga tunanetra perlu mendapatkan pengobatanpada mata dan atau diberikan koreksi pada fungsi penglihatannya.

4) Keperluan rehabilitasi, disampaikan oleh Sigelman. Tunanetraterdiri dari 3 istilah, yaitu ketunaan/ kekurangan (impairment),ketakmampuan (disability), dan hambatan atau kendala (handicap).

Menurut Irham Hosni (2007: 26), ”tunanetra merupakan terjadinya

gangguan kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran yang

disebabkan gangguan penglihatan yang dialaminya”. Gangguan yang

dimaksud dapat berupa dalam kegiatan menulis, atau membaca huruf awas

sehingga mereka memerlukan metode khusus dalam membaca atau menulis

serta hambatan-hambatan lainnya. Di sini Irham Hosni mendefinisikan

tunanetra khusus pada bidang pendidikan.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan dari batasan-batasan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan

penglihatan secara fisik maupun anatomi sehingga berdampak pada segala

aspek kehidupannya termasuk dalam hal belajar, sehingga mereka

memerlukan alat khusus, material khusus, latihan khusus dan bantuan

khusus supaya dapat memfungsikan diri secara optimal di dalam

belajar serta diperlukan metode pengajaran, pembelajaran, penyesuaian

bahan pelajaran, dan lingkungan belajar.

b. Klasifikasi Anak Tunanetra

Menurut Jamila K.A. Muhammad (2008:79) masalah penglihatan

dapat dibedakan dalam tingkatan-tingkatan berikut:

1) MenengahPala masalah tingkat menengah, anak-anak masih mendapatmelihat cahaya dan menjalankan aktivitas yang membutuhkanindera penglihatan dengan menggunakan alat bantu khusus sepertikacamata.

2) SeriusMasalah pada tahap serius menyebabkan anak-anakmungkin memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga untukmenjalankan aktivitas sehari-hari, bahwa mereka mengalamikesulitan dalam melakukan aktivitas yang menggunakanpenglihatan, walaupun telah memakai bantuan alat khusus.

3) Sangat seriusMasalah pada t ingkat sangat serius mengakibatkananak-anak menghadapi kesulitan dalam melakukan aktivitasvisual, seperti membaca, dan harus mengandalkan indera lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh Purwaka Hadi (2005:45),mengklasifikasikan tunanetra atas dasar fungsi penglihatan kedalam limakategori :

1) Kelompok yang memiliki penglihatan agak normal tetapimembutuhkan koreksi lensa dan alat bantu membaca.

2) Kelompok yang ketanjaman penglihatannya kurang atausedang yang memerlukan pencahayaan dan alat bantupenglihatan khusus.

3) Kelompok yang memiliki penglihatan pusat rendah, lantangpenglihatan sedang, ketikmaampuan memperolehpengalaman akibat kerusakan penglihatan.

4) Kelompok yang memiliki fungsi penglihatan buruk,kemampuan lantang pandang rendah, penglihatan pusat

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

buruk, dan perlu bantuan untuk membaca yang kuat.5) Kelompok yang tergolong buta total.

Sedangkan menurut Mohammad Efendi (2006:52-53), klasifikasi

anak tunanetra menurut jenjangnya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Anak yang mengalami ketunanetraan yang memungkinkandikoreksi alat optik atau terapi medis.

2) Anak yang mengalami ketunanetraan yang memungkinkandikoreksi alat optik atau terapi medis, tetapi masih mengalamikesulitan menggunakan fasilitas orang awas/lemah penglihatan

3) Anak mengalami ketunanetraan yang tidak memungkinkandikoreksi alat optik atau terapi medis serta tidak dapatsama sekali memanfaatkan penglihatan untuk kepentinganpendidikan.

Berdasarkan klasifikasi tersebut secara garis besar

penulis dapat menyimpulkan bahwa klasifikasi anak tunanetra sebagai

berikut:

1) Blind (Buta)

Yaitu menggambarkan kondisi dimana penglihatan tidak

dapat difungsikan lagi dan sudah tidak mampu menerima

rangsangan cahaya dari luar meskipun menggunakan alat bantu

penglihatan sehingga sangat mengandalkan indera lainnya.

2) Low Vision (penglihatan kurang)

Yaitu menggambarkan kondisi penglihatan dengan

ketajaman yang kurang dan masih mampu menerima

rangsangan cahaya dari luar serta masih dapat be r f ungs i

a pa b i la d iba n tu de nga n a l a t khusus wa la upun

t ingka t keberhasilannya belum tentu maksimal.

c. Faktor Penyebab Ketunanetraan

T.Sutjihati Somantri (2006:53) mengemukakan bahwa,

“secara ilmiah ketunanetraan dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

apakah itu faktor dalam diri anak (internal) atau faktor dari luar anak

(eksternal)”. Hal-hal yang termasuk faktor internal yaitu faktor-faktor

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

yang erat hubungannya dengan keadaan bayi selama masih dalam

kandungan. Kemungkinannya karena faktor gen (sifat pembawa keturunan),

kondisi psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan, obat, dan sebagainya.

Sedangkan hal-hal yang termasuk faktor eksternal diantaranya faktor-

faktor yang terjadi saat atau sesudah bayi dilahirkan. Misalnya:

kecelakaan, terkena penyakit siphilis yang mengenai matanya saat

dilahirkan, pengaruh alat medis (tang) saat melahirkan sehingga sistem

persyarafannya rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun, virus

trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena

penyakit, bakteri, ataupun virus.

Menurut Ronald L. Taylor., Lydia R. Smiley., Stephen B. Richard.

(2009:291) menyatakan sebagai berikut :

“Blindness and low vision have many possible causes than can affect

various parts and functions of the eye. It is helpful to understand some of the

major causes of vision loss and how the eye functions. Similarly, the possible

characteries emerging as a result of vision loss can be quite diverse”.

Menurut Ronald L. Taylor., Lydia R. Smiley., Stephen B. Richard.

(2009:291) dijelaskan bahwa kebutaan dan penglihatan rendah memliki

banyak kemungkinan penyebab yang dapat mempengaruhi berbagai bagian

dan fungsi mata, akan sangat membantu untuk memahami beberapa penyebab

utama kehilangan penglihatan dan bagaimana fungsi mata. Karakteristik yang

sama akan muncul sebagai hasil dari kehilanagn penglihatan biasanya sangat

beragam.

Jamila K.A. Muhammad (2008:78) berpendapat terdapat

berbagai penyebab kecacatan, yaitu sebagai berikut:

1) Penyakit turunan2) Komplikasi saat masa kehamilan dan saat melahirkan3) Rubela4) Sifilis (syphilis)5) Kecelakaan6) Terjangkit penyakit

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sedangka menurut Mohammad Efendi (2006:53), “penyebab

terjadinya insiden ketunanetraan dilihat dari kurun waktu terjadinya: masa

sebelum lahir (prenatal), saat lahir (neonatal), dan setelah (postnatal).

Sedangkan faktor penyebab dapat berasal dari penyakit (maternal rubella,

retrolenta fibroplasias, katarak dan lain – lainnya), kecelakan dan keturunan”.

Menurut C.Mpyet dan A.W Solomom dalam Br. J. Opththalmol. Br.J.

Opththalmol.2005 April ,89(4): 417 – 419 mengukapkan hal sebagi berikut

“cataract was the commonest cause of blindnees. Other major cause were non

– thachomatous coineal opacity and trachoma. Blindness and low vision are

highly prevalent among leprosy patients in this seting. Blindness and low

vision are highly prevalent among leprosy patients in this setting”.

Menurt C.Mpyet dan A.W Solomom dalam Br. J. Opththalmol diatas

dijelaskan bahwa “katarak penyebab paling umum kebutaan. Penyebab utama

lainnya adalah opasitas kornea, non-trachomatous dan trachoma. Kebutaan

dan low vision sangat lazim di antara pasien kusta dalam pengaturan ini.

Hanya sepertiga dari beban patologi mata berhubungan dengan efek langsung

dari kusta”.

Menurut Di re kora t Pe mbinaan Sekolah Lua r Biasa

(htpp://www.ditplb.or.id/2010) faktor yang menyebabkan terjadinya

ketunanetraan antara lain:

1) Pre-natal

Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat

hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang

anak dalam kandungan yaitu:

a) Keturunan

b) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan

kandungan dapat disebabkan oleh:

(1) Gangguan waktu ibu hamil

(2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

(3) Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena

rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada

mata, telinga, jantung dan sistem susunan saraf pusat

pada janin yang sedang berkembang.

(4) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasma, trachoma dan

tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan

dengan indera penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.

(5) Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan pada

mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.

2) Post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat

terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:

a) Kerusakan pada mata atau syaraf mata pada waktu persalinan

akibat benturan alat atau benda keras.

b) Pada waktu persalinan ibu mengalami gonorhoe, sehingga

baksil gonorhoe menular pada bayi yang pada akhirnya setelah

bayi mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.

c) Mengalami penyakit mata yang menyebakan ketunanetraan misalnya:

(1) Xeropthalmia yaitu penyakit mata karena kekurangan vitamin A.

(2) Trachoma yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomis.

(3) Katarak yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata

sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari

luar mata menjadi putih.

(4) Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya

cairan dalam bola mata, sehingga tekanan pada bola mata

meningkat.

(5) Diabetik Retinopathy adalah gangguan pada retina yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

disebabkan karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-

pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan

sistem sirkulasi hingga merusak penglihatan.

(6) Macular Degmeration adalah kondisi umum yang agak

baik, dimana daerah tengah dari retina secara berangsur

memburuk. Anak dengan retina degenerasi masih memiliki

penglihatan perifer akan tetapi kehilangan kemampuan

untuk melihat secara jelas objek-objek dibagian tengah

bidang penglihatan.

(7) Retinopathy of Prematurity biasanya anak yang mengalami

ini karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih

memiliki potensi penglihatan yang normal. Bayi yang

dilahirkan prematur biasanya ditempatkan pada inkubator

yang berisi oksigen dengan kadar tinggi, sehingga pada saat

bayi dikeluarkan dari inkubator terjadi perubahan kadar

oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh

darah menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam

bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa ini sering

menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan

tunanetra total.

d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya, kecelakaan, seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,

kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan faktor-faktor

penyebab ketunanetraan antara lain:

1) Keturunan atau bawaan sejak lahir.

2) Kesehatan ibu saat mengandung.

3) Kecelakaan yang terjadi saat masih dalam kandungan, saat

kelahiran dan setelah kelahiran.

4) Karena penyakit seperti xeropthalmia, trachoma, katarak,

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

glaucoma, diabetik retinopathy dan sebagainya.

5) Faktor gizi saat ibu mengandung dan saat anak setelah lahir.

d. Karakteristik Anak Tunanetran

Tingkah laku anak tunanetra sering menunjukkan perbedaan

dengan anak awas, hal ini tentunya di sebabkan oleh

ketidakmampuannya menerima rangsang akibat dari ketidakfungsian

indera penglihatannya. Dengan hanya melihat tingkah laku anak

tunanetra sudah terlihat jelas perbedaan yang mencolok antara anak

tunanetra dengan anak awas.

Menurut Mohammad Al – Zyoud di dalam situsnya: http: www.

Internationaljournalofspecialeducation.com.

“Self-concept is on important concept of any chil’s development. Aschildren develop a sense of self and interact with and gain experience in theworld. Their self-concept is a afeected. Self-concept is defined as the valuethat an individual places an his on her awn characteristic, qualities, abilities,,and action”.

Al- Zyoud menjelaskan bahwa “konsep diri sangat penting dibangun

bagi anak-anak. Membangun pengertian dari diri sendiri dan interaksi dari

pengalaman sehari – hari . Konsep diri hendaknya jangan dibuat–buat. Konsep

diri memberikan pengertian nilai – nilai pemahaman diri didalam atau diluar

karakteristik, kualitas, kecakapan, dan tindakan”.

Menurut Jamila K. A Muhammad (2008:80-81), gejala yang

biasa terjadi pada anak-anak yang mungkin mengalami masalah

penglihatan dapat dilihat dengan tiga aspek, yaitu:

1) Pertanda fisik :a) Bola mata selalu berputar-putarb) Mata selalu bergerak-gerakc) Tidak merepons terhadap cahaya yang terangd) Terdapat bintik-bintik putih pada pupile) Bagian tepi mata berwarna merahf) Mata selalu berairg) Mata terlalu sensitif terhadap cahaya

2) Tingkah Laku:a) Selalu memajukan kepalanya ke depan, misalnya untuk

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

melihat papan tulis atau objek tertentub) Selalu memicingkan kepalac) Sering mengedipkan matad) Sering mengusap-usap mata.e) Sering menutup sebelah matanyaf) Sering menabrak bendag) Sering salah dalam mengenali hurufh) Selalu menonton televisi atau membaca buku dengan jarak yang

sangat dekati) Sering memegangi kepala dengan cara yang anehj) Sering mengeluarkan air matak) Memegang buku atau bacaan yang terlalu dekat dengan

wajahnyal) Sering mencari-cari baris kalimat yang dibacam) Sering mencontek pekerjaan temann) Sering tidak membuat tugas yang diberikano) Selalu menghindar untuk membuat setiap tugas yang diberikan

3) Keluhan:a) Selalu mengeluh sakit kepala, mual, dan peningb) Penglihatan kaburc) Penglihatan berbayang-bayangd) Penglihatan kabur setelah melakukan pekerjaan dengan

konsentrasi tinggie) Sensitive terhadap cahayaf) Mata selalu gatal

Purwaka Hadi (2007:23-25) mengemukakan karakteristik

fisik dan psikis tunanetra adalah antara lain :

1) Karakteristik fisik

a) Ciri khas fisik tunanetra buta

Mereka yang tergolong buta bila dilihat dari organ matanya

biasanya tidak memiliki kemampuan normal, misalnya bola

mata kurang atau tidak pernah bergerak, kelopak mata kurang

atau tidak pernah berkedip, tidak bereaksi terhadap cahaya. Seorang

tunanetra buta yang tidak terlatih orientasi dan mobilitas biasanya

tidak memiliki konsep tubuh atau body image, sehingga sikap

tubuhnya menjadi jelek, misalnya: kepala tunduk atau bahkan

tengadah, tangan menggantung layuh atau kaku, badan

berbentuk sceiliosis, berdiri tidak tegak

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Ciri khas fisik tunanetra kurang penglihatan

Tunanetra kurang lihat karena masih adanya sisa penglihatan

biasanya berusaha mencari rangsang yang ada disekitarnya. Dalam

upaya mencari rangsang ini kadang berperilaku yang tidak

terkontrol, misalnya: tangan selalu terayun, mengerjap-kerjapkan

mata, mengarahkan mata ke cahaya, melihat ke suatu objek dengan

cara yang sangat dekat, melihat objek dengan memicingkan atau

membelalakkan mata.

2) Karakteristik psikis

a) Ciri khas psikis tunanetra buta

Tunanetra buta tidak memiliki kemampuan menguasai lingkungan

jarak jauh dan bersifat meluas pada waktu yang singkat.

Ketidakmampuan ini mengakibatkan rasa khawatir, ketakutan dan

kecemasan berhadapan dengan lingkungan. Akibatnya tunanetra

buta mempunyai sikap dan perilaku sulit percaya diri pada dirinya,

rasa curiga pada lingkungan, tidak mandiri atau ketergantungan pada

orang lain, pemarah atau mudah tersinggung atau senitif, penyendiri

inferiorty, self centered, pasif, mudah putus asa, sulit menyesuaikan diri.

b) Ciri khas psikis tunanetra kurang lihat

Tunanetra kurang lihat seolah-olah berdiri dalam dua dunia, yaitu antara

tunanetra dengan awas. Hal ini menimbulkan dampak psikologis bagi

penyandangnya. Apabila tunanetra kurang lihat berada di

kelompok tunanetra buta, dia akan mendominasi karena memiliki

kemampuan lebih. Namun bila berada di antara orang awas maka

tunanetra kurang lihat sering timbul perasaan rendah diri karena sisa

penglihatannya tidak mampu diperlihatkan sebagaimana anak awas.

Apabila diperhatikan bahasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa karakteristik ketunanetran dapat ditinjau dari:

1) Penampilan fisik

2) Perilaku yang muncul

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Keluhan yang ada

4) Kondisi psikis yang muncul

e. Dampak Ketunanetraan

Seberapa jauh dampak kehilangan atau kelainan penglihatan

terhadap kemampuan seseorang tergantung pada banyak faktor

misalnya kapan (sebelum atau sesudah lahir, masa balita atau sesudah

lima tahun) terjadinya kelainan, berat ringannya kelainan, jenis

kelainan dan lain-lain. Seseorang yang kehilangan penglihatan

sebelum lahir sering sampai usia lima tahun pengalaman visualnya

sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Sedangkan yang

kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih dewasa

biasanya masih memiliki pengalaman visual yang lebih baik tetapi

memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri.

Menurut Mohammad Effendi (2006:37), “dengan terganggunya salah

satu, atau lebih alat inderanya (penglihatan, pendengaran, pengecap,

pembau, maupun peraba), niscaya akan berpengaruh terhadap

indera-indera yang lain” . Pada gilirannya akan membawa konsekuensi

terhadap kemampuan dirinya berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Menurut Purwaka Hadi (2005:53), “terjadinya kelainan atau

kerusakan penglihatan mengakibatkan keguncangan secara psikologis

bagi penyandangnya”. Misalnya pada kasus kerusakan mata akibat

kecelakaan, kemungkinan akan me yebabkan ke guncangan j iwa

yang be rakiba t t e rganggunya p roses pertumbuhan dan

perkembangan secara umum bagi penyandang tunanetra. Sedangkan

menurut Purwaka Hadi (2007: 27-30) ak iba t da r i munc u lnya

k e t u n a n e t r a a n p a d a s e s e o r a n g a k a n b e r d a m p a k s e c a r a

k h u s u s b a g i penyandangnya, yaitu:

1) Dampak personal atau individu2) Dampak pada perkembangan sosial dan emosi3) Dampak pada Perkembangan bahasa dan komunikasi

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Dampak pada kognitif5) Dampak pada perkembangan gerak serta orientasi dan mobilitas.

Menurut Lowerfeld dalam Juang Sunanto (2005: 47) mengemukakan

bahwa, “kehilangan penglihatan mengakibatkan tiga keterbatasan yang serius

yaitu (1) variasi dan jenis pengalaman (kognisi), (2)kemampuan untuk

bergerak di dalam lingkungannya (orientasi clan mobilitas), dan (3)

berinteraksi dengan lingkungannya (sosial dan emosi)”. Juang Sunanto

(2005:48) mengemukakan bahwa, “dampak kehilangan penglihatan

akan berpengaruh dalam empat bidang, yaitu sosial dan emosi, bahasa,

kognitif, serta orientasi dan mobilitas”.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa dampak dari kehilangan penglihatan akan

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak tunanetra pada

beberapa bidang, diantaranya:

1) Bidang kognitif

2) Bidang sosial dan emosi

3) Bidang orientasi dan mobilitas

Dari bidang-bidang tersebut dapat penulis uraikan sebagai

berikut:

1) Bidang kognitif

Kognisi adalah persepsi individu tentang orang lain dan objek-objek

yang diorganisasikannya secara selektif. Anak tunanetra memiliki

hambatan dalam bidang kognitif dikarenakan mereka minim

mendapatkan pengenalan atau pengertian terhadap dunia luar anak,

tidak dapat diperoleh secara lengkap dan utuh. Mereka memperoleh

kesan atau persepsi terutama berdasarkan pada pengamatan yang

dilakukan melalui indera pendengarannya, karenanya pengertian

yang diperoleh terutama juga terbatas pada pengertian yang

bersifat verbal. Karena kurangnya stimuli visual ini perkembangan

kognitif anak tunanetra cenderung terlambat bila dibandingkan anak

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

normal.

2) Bidang sosial dan emosi

Perkembangan sosial berarti dikuasainya seperangkat

kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan

masyarakat. Bagi anak tunanetra penguasaan seperangkat kemampuan

bertingkah laku tersebut tidaklah mudah. Dibandingkan dengan anak

awas, anak tunanetra lebih banyak menghadapi masalah dalam

perkembangan sosial. Hambatan-hambatan tersebut terutama

m u n c u l s e b a g a i a k i b a t l a n g s u n g m a u p u n t i d a k l a n g s u n g

d a r i ketunanetraannya. Kurangnya motivasi, ketakutan menghadapi

lingkungan sosial yang lebih luas atau baru, perasan-perasaan

rendah diri, malu, sikap masyarakat yang seringkali t idak

menguntungkan sepert i penolakan, penghinaan, sikap acuh,

ketidakjelasan tuntutan sosial, serta terbatasnya kesempatan bagi

anak untuk belajar, pola tingkah laku yang diterima

merupakan kecenderungan tunane t ra yang dapa t

mengakiba tkan perkembangan sosialnya menjadi terhambat.

Kesulitan lain dalam melaksanakan tugas perkembangan sosial

ini ialah keterbatasan anak tunanetra untuk dapat belajar sosial

melalui proses identifikasi dan imitasi, juga memiliki keterbatasan

untuk mengikuti bentuk-bentuk permainan sebagai wahana penyerapan

norma-norma atau aturan-aturan dalam bersosialisasi.

Anak tunanetra tidak mampu melihat l ingkungannya,

perasaan malu seringkali menghinggapi mereka. Hal ini terutama

memasuki dunia yang masih asing baginya. Sifat ini seringkali

disebabkan karena keluarbiasaannya serta sebagai reaksi terhadap

ketidaktahuan dan ketidakpastian reaksi orang lain terhadap diri dan

perilakunya. Sedangkan perasan khawatir dan cemas seringkali

menghinggapi anak tunanetra sebagai akibat dari ketidakmampuan

atau keterbatasan dalam memprediksi dan mengantisipasi

kemungkinan - kemungkinan yang terjadi di lingkungannya dan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

menimpa dirinya. Selain rasa malu, khawatir dan cemas, anak

tunanetra memiliki pola emosi yang mudah marah, menarik diri dari

pergaulannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan

bahwa perkembangan sosial dan emosi anak tunanetra

mengalami hambatan dibandingkan dengan anak awas.

3) Bidang orientasi dan mobilitas

Anak tunanetra mengalami kehilangan fungsi persepsi visual

sebagai alat orientasi menyebabkan kemampuan untuk

melakukan mobil i tas di lingkungannya menjadi terhambat.

Praktis karenanya, kesempatan untuk melakukan eksplorasi juga

menjadi terbatas. Sempitnya kebebasan yang dimiliki anak

tunanetra menjadikan mereka cenderung bersikap pasif, enggan untuk

bergerak dan kontak dengan lingkungannya. Mereka lebih banyak

menunggu aksi daripada melakukan prakarsa. Dengan demikian,

kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru dari lingkungan

sekitar melalui hubungan sosial menjadi terbatas.

2)Tinjauan Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2002: 12) , “ Belajar adalah suatu

kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat“. Bagi para pelajar

atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing. Sedangkan

Hilgrad dalam S. Nasution (2000: 25) mengatakan : “Learning is the prosess

by which an activity originates or is changed though training procedures as

distinguished from changes by factors not attributable to training”. Belajar

adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan

latihan yang dibedakan dari perubahan – perubahan oleh faktor – faktor yang

tidak termasuk latihan.

Menurut Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:13)

berpendapat bahwa : “ Learning is shown by change in behavior as a result of

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

experience”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan belajar menurut

Thursan Hakim (2005:1) didefinisikan sebagai “Suatu proses perubahan di

dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”.

Sardiman A.M. (2007: 22) menyatakan: “Belajar sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud

pribadi , fakta konsep atau teori”. Dalam proses interaksi ini terkandung dua

maksud yaitu: (1) Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

(2) Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera berperan.

Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar

adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya membaca, mengamati, mendengarakan , meniru dan lain sebagainya

b. Pengertian Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa serapan Belanda yaitu,

“Prestatie” . Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

“Prestasi” , yang berarti merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang

setelah melakukan kegiatan. Hal ini sesuai dengan makna prestasi yang

di ungkapkan oleh beberapa pendapat para ahli, antara lain

1) http://sunartombs.com.2010 menyatakan bahwa, “prestasimerupakan, kecakapan atau hasil konkrit yang dapat dicapai padasaat atau periode tertentu”.

2) http://sunartombs.com. 2010 menyatakan bahwa, “prestasi dapatdiartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telahdilakukan”.

Menurut Sardiman A.M. (2007:25) berpendapat: “prestasi adalah

kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar“.

Sedangkan menurut W.S.Winkell (1991:60), “prestasi adalah bukti

keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Suatu usaha yang telah dilaksanakan

menurut batas kemampuan dan pelaksanaan usaha tersebut” .

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

merupakan suatu hasil usaha yang dilakukan siswa dengan kemampuan nyata

yang dimiliki oleh siswa setelah melalui proses pengalaman atau belajar yang

dapat langsung ditampilkan dalam situasi tertentu. Prestasi dapat dinyatakan

dalam bentuk angka, huruf, atau pernyataan verbal.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut S Nasution (1996:17) dalam http://sunartombs. com.

2010 pengertian “prestasi belajar sebagai kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat”. Menurut

http://www.sunartombs .com.2010 pengertian prestasi belajar

sebagai berikut, “pengukuran dari penilaian usaha hasil belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang

menceritakan has i l yang sudah d icapa i o leh se t iap anak pada

per iode te r ten tu” .

Menurut Sardiman A.M. (2007:25) berpendapat: “prestasi adalah

kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar“.

Sedangkan Menurut Nana Syaodah Sukmadinata (2004:103-14) berpendapat

bahwa “Prestasi belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapan

– kecakapan potensial yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar seseorang

dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan berpikir maupun kemampuan motorik”.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar sebagai bukti

keberhasilan di dalam belajar. Prestasi belajar dapat dilihat dari tingkat

keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan

dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses

belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakannya

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

evaluasi. Tinggi rendahnya hasil evaluasi mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa.

Sutratinah Tirtonegoro (1984:43), menyatakan bahwa “prestasi belajar

adalah hasil dari usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk

symbol, huruf , maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai”.

Prestasi belajar merupakan catatan yang dibuat oleh seseorang yang

berwenang atau bertanggung jawab memberikan penilaian terhadap subjek

belajar. Dalam hal ini prestasi akademis, prestasi bakat dan lain sebagainya.

Dari batasan-batasan di atas disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar, dan tingkat kemanusiaan tersebut dinyatakan dalam

bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang disesuaikan dengan

faktor kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa.

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan

atau sesuai tujuan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Thursan Hakim (2005:11),

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

1) Faktor internal, adalah faktor yang terdapat di dalam diri inidividu itusendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan (intelegensia),daya ingat, kemauan, dan bakat.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu yangbersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat,dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut.

Menurut S Nasution d a la m http://sunartombs.com.2010 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:1) Faktor Intern, meliputi:

a) Kecerdasan/intelegensib) Bakatc) Minatd) Motivasi

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Faktor Ekstern, meliputi:a) Keadaan keluargab) Keadaan sekolahc) Lingkungan masyarakat.

Faktor-faktor diatas penulis uraikan sebagai berikut :

1) Faktor intern adalah faktor yang disebut dari dalam individu itu sendiri.

Faktor intern meliputi :

(a) Kecerdasan/Intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi.

Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Ada kalanya

perkembangan ini di tandai oleh kemajuan-kemajuan yang

berbeda antara satu anak dengan yang lainnya, sehingga

seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat

kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan teman sebayanya. Oleh

karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal

yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar, karena

faktor ini sangat mempengaruhi bagi seorang anak dalam usaha

belajar.

(b) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki

seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam proses

belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan

penting dalam mencapai suatu hasil prestasi yang baik.

(c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan beberapa kegiatan. Minat belajar yang telah

dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarya. Apabila seseorang mempunyai

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha

untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkannya dapat

tercapai sesuai dengan keinginannya.

(d) Motivasi

Motivasi adalah suatu daya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar adalah faktor

yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong

siswa untuk belajar.

2) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar siswa. Faktor-faktor ekstern meliputi:

(a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat.

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan

terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan

salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi

untuk belajar.

(b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih

giat.

(c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang

tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

Karena lingkungan masyarakat dapat membentuk kepribadian

anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu

menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan, namun secara umum

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dapat diklasifikaikan menjadi faktor dari dalam diri individu dan dari luar

individu yang belajar.

3)Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA )

Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin

Scientia. Kata scientia yang berarti “saya tahu”. IPA merupakan singkatan dari

Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu

“Natural Science atau Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan

alam atau sangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi,

IPA secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang

mempelajari peristiwa yang terjadi di alam , Srini M. Iskandar ( 2001: 2)

Menurut Leo Sutrisno, dkk (2007: 1-19) mengemukakan, “IPA

merupakan kemampuan manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur

yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid)

sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth)”. Jadi, IPA mengandung

tiga hal: (1) proses adalah aktivitas manusia dalam memahami alam semesta,

(2) prosedur adalah pengetahuan IPA dibangun melalui pengamatan yanmg

tepat dan (3) prosedur adalah hasil akhir atau kesimpulan yang betul. Menurut

The Liang Gie dalam Leo Sutrisno, dkk (2007:1-16) menyatakan bahwa

“science adalah kumpulan sistematis dari pengetahuan”.

For example, consider the image of Dr. Faustus: “in this narrative,

scientists willingly – too willingly – sell their souls to acquire youth and

knowledge (1). Science seems to involve magical ability. Another image is Dr.

Strangelove: in this blackhumor caricature, scientist and engineers sign up –

too readily – to create and buttress a military – industrial complex (2).

Science seems to be motivated by unlimited curiosity and raw power,

unrestrained by moral considerations. In the public mind today, the “two

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

cultures” contrast the responsible engineer, physician, or citizen with a

largely imaginary “mad scientist”. Rodney W. Nichols (2010:18)

Kutipan jurnal diatas mengemukakan bahwa contoh Dr. Faustus : di

cerita ini , ilmuwan dengan sepenuh hati menjual jiwa – jiwa mereka untuk

memperoleh kemudahan dan pengetahuan (1). Ilmu pengetahuan sepertinya

meliputi kemampuan gaib. Pendapat lain yaitu Dr.Strangelove: di dalam

karikatur humornya ilmuwan dan insiyur menandatangai kontrak

kesediaaannya membuat dalam kekuatan militer atau industri gabung (2). Ilmu

pengetahuan sepertinya adalah motivasi dengan kecurigaan tidak terbatas dan

kekuatan mentah, tak dikendalikan dengan moral. Orang – orang berfikir hari

ini, “two cultures” atau dua klutur kontras yang bertanggung jawab antara

insiyur, dokter, atau penduduk kota dengan sebagian besar khayal “mad

ilmuwan”.

Menurut Sri Sulistyorini (2007:39), “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan mencari tahu tentang alam semesta sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta –

fakta, konsep- konsep, atau prinsip – prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Sedangkan menurut Hendro Darmojo dan Jenny Kaligis

(1992:5) menyatakan bahwa: “IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari

upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk ini diperlukan

suatu tata cara yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan

gejala alam satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya

membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamatinya”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan alam

merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam

semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang

bernyawa ataupun yang tidak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai

jenis dan lingkungan alam serta lingkungan buatan. Selain itu benda-benda

alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum berlaku kapan pun dan

dimana pun atau kumpulan dari peristiwa-peristiwa yang berupa fakta-fakta,

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

konsep-konsep atau prinsip-prinsip serta proses penemuan tentang gejala-

gejala alam serta upaya mencari pengetahuan dalam fenomena alam atau

mencoba menerangkan fenomena alam melalui berbagai proses ilmiah .

b. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pembelajaran IPA adalah Pembelajaran yang membahas ilmu tentang

alam ini. IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam.

Salah satu tujuan dari pembelajaran IPA yaitu agar siswa memahami konsep-

konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut Sri Sulistyorini (2007:40), mengemukakan tujuan

pembelajaran IPA yaitu

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esaberdasarkan peradaban, keindahan dan keteraturan ciptaanNya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPAyang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran dalam berperan serta dalam memelihara,menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dengan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasarmelanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya .

Menurut kebijaksanaan umum kurikulum berbasis Kompetensi (2006)

dalam Leo Sutrisno ,dkk (2007:2-29) mata pelajaran IPA di SD bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPAyang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari .

2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentangadannya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkunganteknologi dan masyarakat.

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,menjaga, melestarikan lingkungan alam.

Menurut Hendro Darmojo dan Jenny Kaligis (1992:6) menyatakan

bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai

berikut:

1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda – benda alam dan buatanmanusia serta konsep – konsep IPA yang terkandung di dalamnya.

2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu berupa keterampilanproses atau metode ilmiah yang sederhana.

3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya danmemecahkan masalah yang dihadapinya; serta menyadari kebesaranpenciptaNya.

4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkanpendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk mencapai tujuan IPA dalam proses pembelajaran, guru harus

mengetahui ruang lingkup IPA. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan dan

hubungan serta interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan

2) Benda, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi padat, cair dan gas

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-

benda langit lainnya.

c. Pembelajaran IPA di SD

Menurut Srini M. Iskandar (2001:18-19) mengatakan: “pelajaran IPA

lebih mementingkan kemampuan berpikir daripada kemampuan menghafal

disamping itu dipentingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan secara

teliti, menggunakan prinsip, memecahkan percobaan sederhana, menyusun

data, dan mengemukakan dugaan”.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (Scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sebelum mengajarkan materi IPA atau

mata pelajaran yang lain kepada anak usia sekolah dasar terlebih dahulu harus

mengetahui karakteristik masing-masing anak. Hal ini untuk mengetahui

metode pembelajaran apa yang paling tepat untuk mengajarkan IPA atau mata

pelajaran yang lain pada anak SD.

“Pembelajaran IPA merupakan media pengembangan potensi siswa SDyang didasarkan pada karakteristik psikologi anak, memberikan kesenanganbermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri,seluk beluk dan teka – teki fenomena alam sekitar dirinya, mengembangkanpotensi saintis yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi merekayang masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilandan membangun konsep–konsep baru yang harus dikuasainya”(http://www.scribd. com/doc/17087298/ Karakteristik-Pembelajaran –IPA-SD).

Teori belajar yang menonjol di dalam pendidikan IPA adalah teori

piaget dan teori konstruktivisme. Teori Piaget menguraikan perkembangan

kognitif dari masa bayi sampai masa dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme

menekankan bahwa peserta didik tidak menerima begitu saja ide – ide dari

orang lain.

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan

Marten yang dikutip oleh Iskandar (2001:16) sebagai berikut:

1) Mengamati apa yang terjadi.2) Mencoba memahami apa yang diamati.3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan

terjadi.4) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat

apakah ramalan-ramalan itu benar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA adalah sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya

didasarkan pada karakteristik psikologis anak memberikan kesenangan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri,

seluk-beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar dirinya, mengembangkan

potensi saintis yang terdapat dalam dirinya, memperbaiki konsepsi mereka

yang masih keliru tentang fenomena alam, sambil membekali keterampilan

dan membangun konsep-konsep baru yang harus di kuasainya.

d. Standar Isi Mata Pelajaran IPA Tingkat SD Kelas IV dalam Pelaksanaan

Kurikulum 2006 (KTSP)

Standar Isi 2006

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran IPA SD Kelas IV Semester 2

Table 1 Standar Isi Mata Pelajaran IPA 2006 Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Gaya dan Perubahan

7. Memahami gaya dapat

mengubah gerak dan /atau

bentuk suatu benda.

7.1. Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu

benda.

7.2. Menyimpulkan hasil

percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu

benda.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi Panas dan Bunyi

8. Memahami berbagai bentuk

energi dan cara menggunakan

dalam kehidupan sehari – hari.

8.1. Mendeskripsikan energi

panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sekitar serta sifat – sifatnya.

8.2. Menjelaskan berbagai energi

alternative dan cara

penggunaanya.

8.3. Membuat suatu karya /model

untuk menunjukkan

perubahan energi gerak

akibat pengaruh udara.

Misalnya membuat roket

dari kertas / baling – baling /

peasawat kertas / parasut.

8.4. Menjelaskan perubahan

energi bunyi melalui

penggunaan alat musik.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bumi dan Alam Semesta

9. Memahami perubahan

kenampakan permukaaan bumi

dan benda langit.

9.1. Mendiskripsikan perubahan

kenampakan bumi.

9.2. Mendeskripsikan posisi

bulan dan kenampakan bumi

dari hari ke hari.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bumi dan Alam Semesta

10. Memahami perubahan

lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan.

10.1. Mendiskripsikan berbagai

penyebab perubahan

lingkungan fisik (angin,

hujan, cahaya matahari,

dan gelombangair laut).

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

10.2. Menjelaskan pengaruh

perubahan lingkungan fisik

terhadap daratan (erosi,

abrasi, banjir, dan

longgsor).

10.3. Mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan

lingkungan(erosi, abrasi,

banjir dan longsor).

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bumi dan Alam Semesta

11. Memahami hubungan antara

sumber daya alam dengan

lingkungan , teknologi dan

masyarakat

11.1. Menjelaskan hubungan

anatara sumber daya alam

dengan lingkungan.

11.2. Menjelaskan hubungan

sumber daya alam dengan

teknologi yang

digunakan.

11.3. Menjelaskan dampak

pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian

lingkungan.

4)Tinjauan Tentang Prestasi Belajar IPA

Dari batasan – batasan yang telah dikemukakan penulis menyimpulkan,

prestasi belajar adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak, dan menilai informasi – informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar, dan tingkat kemanusiaa tersebut diperoleh dari hasil pengukuran yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Penulis menyimpulkan berdasarkan batasan–batasan yang telah

diutarakan, IPA adalah mata pelajaran yang didalamnya mengkaji alam

semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang

bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan lingkungan alam serta

lingkungan alam buatan.

Dengan melihat kesimpulan di atas prestasi belajar IPA adalah tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai

informasi – informasi yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-

prinsip serta proses penemuan tentang gejala-gejala alam serta upaya mencari

pengetahuan dalam fenomena alam atau mencoba menerangkan fenomena

alam melalui berbagai proses ilmiah.

5)Tinjauan Tentang Metode Quantum Learning

a. Pengertian Metode Quantum Learning

Menurut Bobbi De Porter dan Hernacki (2010:15), ”Quatum Learning

adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di

sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia”. Quatum learning

pertama kali digunakan Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa

percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam

lingkungan yang menyenangkan.

Bobbi DePoter dalam (http:/ www.newhorizons.org ) menyatakansebagai berikut:

“Quantum Learning is comprehensive model that covers botheducational theory and immediate classroom implementation. It intregratesresearch-based best practices in education into a unified whole, makingcontent more meaningful and relevant to students’lives. Quantum learning isabout bringing joy to teaching and learning with ever- increasing”Aha”moments of discovery. It helps teachers to present their content a way thatengages and energizes students. This model also intergrates learning and lifeskills, resulting in students who become effective lifelong learners –responsible for their own education”.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Menurut DePorter di atas dijelaskan bahwa pembelajaran quantum

adalah sebuah model kesatuan yang meliputi teori pembelajaran dan

implementasi ruang kelas saat ini. Pembelajaran quantum memadukan

penelitian berdasarkan praktek mengajar terbaik dalam pendidikan termasuk

kesatuan yang menyeluruh, membuat isi pelajaran lebih bermakna dan sesuai

dengan kehidupan siswa. Quantum Learning membuat belajar mengajar

menjadi menyenangkan. Hal ini membuat siswa sangat bersemangat dalam

belajar. Model ini juga memadukan pembelajaran dan keterampilan serta

menghasilkan siswa yang aktif dalam belajar.

Quatum Learning menurut Porter dan Hernacki (2006:16)

didefinisikan “sebagai interaksi–interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Dalam rumus klasik E =mc²

mereka alihkan ikhwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia

secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, belajar bertujuan untuk

meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan dan

inspiras i . Sedangkan menurut (ht tp: / /akhmadsudra ja t .

wordpress .com) mendefinisikan “Quantum Learning sebagai,

interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Mereka

mengamalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari setiap

binteraksi manusia. Dengan menghasilkan cahaya.

DePoter dalam (http://www.hudson.k12.ia.us/ Middle % 20 School

/08-09/ quantum-final.pdf) menyatakan sebagai berikut:

“Quantum Learning is a comprehensive model that covers both

educational theory and immediate classroom implementation. It integrates

research-based best practices in education into a unified whole, making

content more meaningful and relevant to students' lives”.

Menurut DePorter diatas dijelaskan bahwa Quantum Learning adalah

komprehensif model yang mencakup baik teori pendidikan dam implementasi

kelas segera. Hal mengintegrasikan praktik terbaik berbasis penelitian dalam

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pendidikan menjadi satu kesatuan, sehingga lebih bermakna dan relevan bagi

kehidupan para siswa.

Quantum Learning berakar dari upaya Georgi Lazanov

pendidik be rke ba ngsa a n Bu lga r i a . I a me la kuka n e kspe r ime n

ya n g d i se bu tnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya

adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar, dan

setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negative. Untuk

mendapatkan sugesti positif maka diperlukan beberapa teknik dalam

pembelajaran.

Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti

positif menurut DePorter dan Hernacki (2010:14):

“Mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas,meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-posteruntuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi danmenyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti”.

Makmum (2003:37) dalam http://pkab.wordpress.com:

“Melalui penciptaan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkanbagi siswa serta mendorong terciptanya sugesti positif dari siswa akanmemunculkan motivasi belajar yang besar dalam diri siswa.Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaandiri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupuntidak disadari”.

Berdasarkan uraian pengert ian Quantum Learning dapat

ditar ik kesimpulan bahwa Quantum Learning adalah suatu metode belajar

yang memberikan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses

belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta

belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna,

sehingga mendorong sugesti positif yang dapat memperbaiki hasil

belajar siswa.

b. Faktor yang Mendukung Metode Quantum Learning

Metode Quantum Learning melihat kesuksesan siswa pada

unsur-unsur terkait yang tersusun dengan baik dengan sudut

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pandang yang berbeda. Diantaranya adalah suasana, lingkungan,

landasan, rancang nilai-nilai dan keyakinan. Unsur-unsur tersebut

harus benar-benar dimengerti oleh guru. DePorter Et al ( 2008:14).

Adapun penjelasannya secara singkat antara lain:

1) Suasana

Dalam pembelajaran guru harus dapat memilih serta menerapkan

bahasa dengan benar, bagaimana cara menjalin rasa simpati

dengan siswa, suasana yang penuh kegembiraan akan membawa

kegembiraan siswa dalam belajar.

2) Landasan

Kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan,

prosedur dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah

pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

3) Lingkungan

Cara guru dalam menata ruang kelas, cukup penerangan, warna,

pengaturan meja dan kursi, tanaman, ada musiknya akan

menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan santai.

4) Rancangan

Yang dimaksudkan ialah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa

menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses

tukar menukar informasi.

5) Nilai-nilai dan keyakinan

Terdiri dari:

a) Sumber-sumber, pengetahuan, pengalaman, hubungan dan inspirasi

b) Belajar untuk mempelajari keterampilan mengahafal, membaca,

menulis, mencatat, kreatifitas, cara belajar, dan komunikasi

c) Metode diantaranya lewat mencontoh, permainan, diskusi

kelompok, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Miftahul A’la (2010:55-56), ”Quantum Learning

merupakan orkestrasia bermacam- macam interaksi yang ada di dalam dan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

disekitar situasi”. Orkestasia merupakan kolaborasi berbagai interaksi belajar

yang terdiri dari konteks maupun konten. Konteksnya meliputi:

1) Suasana pembelajaran

2) Landasan / kerangka kerja

3) Lingkungan pembelajaran

4) Perancangan pembelajaran yang dinamis

5) Presentasi/ cara penyampaian materi

6) Pemberdayaan fasilitas

7) Keterampilan hidup

8) Praktik

Jika berbagai aspek ditata dengan cermat, suatu keajaiban akan

terjadi. Konteks itu sendiri benar-benar menciptakan rasa saling memiliki,

yang kemudian akan meningkatkan rasa saling memiliki dan

penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat belajar bagi

siswa yang menyenangkan, bukan karena unsur keterpaksaan.

c. Penerapan Metode Quantum Learning dalam Pembelajaran

Metode Quantum Learning merupakan salah satu metode

pembelajaran yang dilakukan dengan adanya penggabungan bermacam-

macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar.

Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang

mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi - interaksi antar

masing-masing komponen pendidikan akan mengubah kemampuan dan

bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan belajar yang bermanfaat bagi dirinya

sendiri maupun lingkungannya.

Metode Quantum Learning pada hakikatnya merupakan pendekatan

pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas dan

menyenangkan kepada siswa untuk berperan serta aktif dalam

proses pembelajaran. Agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran

harus diciptakan suasana menggairahkan dengan menyajikan materi

pelajaran yang bersifat menantang, mengesankan dan dapat

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menumbuhkan serta meningkatkan daya kreatif.

Menurut DePorter dan Hernacki (2010:14) mengemukaka “Quantum

Learning mengcakup aspek-aspek penting dalam program NLP

(neurolinguistik), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak

mengatur informasi yang diperoleh dalam belajar”. Artinya dalam

belajar siswa dan guru dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan

daya ingat sehingga mempengaruhi hasil belajar, memperbesar

keyakinan diri, mempertahankan sikap positif, dan melanjutkan

keberhasilan dengan memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh.

Motivasi yang demikian ini memberi semangat yang kuat bagi

guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya, dan juga memberi

semangat kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang bermutu.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat

diwujudkan dalam bentuk mengajukan pertanyaan atau memberikan

jawaban dalam pembahasan materi pembelajaran. Dalam menerima

jawaban dari siswa, guru tidak langsung menyalahkan jawaban siswa

melainkan menelusuri mengapa siswa menjawab demikian. Untuk

siswa yang menjawab salah guru dapat mengajukan pertanyaan lain

yang mampu mengarahkan siswa agar dapat memberikan jawaban

yang benar, bertitik tolak dari kesalahan jawaban yang disampaikan

sebelumnya. Sikap guru kepada siswa yang menjawab benar yaitu

guru berusaha mengetahui alur berpikir siswa tersebut untuk

mcngembangkan kemampuan berpikinya lebih lanjut.

Quantum Learning meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku

sehingga digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan

guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Model atau metode ini

menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar, dan neurolinguistik

dengan teori-teori pembelajaran, keyakinan akan mampu menerima

pelajaran dan metode yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran.

Metode ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dan jenis pendidikan, hanya saja beberapa diantaranya disesuaikan dengan

siapa yang menjadi peserta didik dan apa mata pe la j a ra nnya .

“ Lin gkun ga n da n sumbe r be la j a r Quantum Le ar n ing

mempertimbangkan dengan cermat lingkungan positif, aman,

mendukung, santai, penjelajahan dan menggembirakan”. Syaiful Sagala

(2008:106).

Dalam penerapannya metode ini menggunakan berbagai macam

metode diantaranya metode diskusi, tanya jawab dan metode–

metode yang lain yang dapat menciptakan tumbuhnya kreatifitas siswa.

Menurut Bobby DePorter, Mark Reardon dan Sarah Nourie

(2008:88), Kerangka perancangan pendekatan Quantum Learning bagi

guru mengacu pada akronim “TANDUR” antara lain:

T = Tumbuhkan minat dengan mengatakan : Apa Manfaatnya Bagiku

(AMBAK)? Dan memanfaatkan kehidupan siswa.

A = Alami, artinya menciptakan atau mendatangkan pengalaman

umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa.

N = Namai, menyediakan kata kunci pada konsep, model, rumus dan strategi.

D = Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

menunjukkan bahwa MEREKA TAHU DAN PASTI BISA!

U = Ulang, menunjukkan kepada siswa cara mengulang materi dan

menegaskan “AKU TAHU BAHWA AKU MEMANG TAHU INI”

R= Rayakan, memberikan pengakuan, reward/hadiah atas selesainya suatu

tugas, atas partisipasinya dalam berbagai kegiatan/ketrampilan

atau pemerolehan pengetahuan.

Menuju pada rancangan Quantum Learning dengan TANDUR

tersebut, maka diharapkan guru bisa menjadi Quantum Teacher.

1) Tumbuhkan Manfaat

Pada rancangan Quantum Learning tumbuhkan manfaat,

menunjukkan manfaat yang diperoleh mengapa harus mempelajari IPA

diantaranya yaitu:

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

alam dan lingkungannya.

b)Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, menemukan, memecahkan masalah dan ketrampilan

dalam kehidupan di alam.

c) Memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai ilmu pengetahuan.

2) Alami

Pada rancangan Quantum Learning Alami, memanfaatkan

modalitas belajar siswa baik visual, audio maupun kinestetiknya

untuk mempelajari materi IPA dengan belajar menyenangkan. Yaitu

dengan menceritakan pengalaman yang lucu sebelum pembelajaran,

pengutaraan kesimpulan hasil mendengarkan kaset bicara atau

membaca dengan bahasa sendiri baik lesan maupun tertulis dan

dengan pemutaran musik yang digemari.

3) Namai

Pada rancangan Quantum Learning Namai, agar siswa bisa tetap

berada pada lingkungan dimana ia sedang mempelajari suatu materi

tertentu dan mudah mengingatnya, dan dapat menciptakan suasana

ilmiah sesuai dengan pokok bahasan sehingga siswa

terangsang/terpacu untuk mempelajari pokok bahasan tersebut. Dalam

Pembelajaran IPA penulis mengambil pokok bahasan mendeskripsikan

energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan serta sifat - sifatnya,

sehingga dalam kegiatan rancangan ini adalah memberikan nama –

nama bentuk energi panas dan bunyi sesuai dengan jumlah siswa.

4) Demonstrasikan

Pada rancangan Quantum Learning Demonstrasikan,

materi mata pelajaran IPA pokok bahasan memahami berbagai

bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari

didiskusikan bersama dan dipresentasikan oleh setiap siswa dengan

menggunakan bahasa sendiri. Dan guru meyakinkan kepada semua

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

siswa bahwa, "YOU Can Do It, kamu pasti bisa!”. Dengan sistem

seperti ini diharapkan semua siswa bisa aktif untuk menunjukkan

kemampuannya dalam memahami isi materi pelajaran, ketrampilan

dalam menyampaikan dan melatih keberanian siswa.

5) Ulangi

Pada rancangan Quantum Learning Ulangi, siswa mengulang dengan

contob-contoh soal, guru mengulang, menegaskan, dan

menjustifikasi kembali materi hasil presentasi tersebut. Hal ini

untuk menghindari salah konsep yang timbul atau menghilangkan

keraguan atas materi yang dipresentasikan.

6) Rayakan

Pada rancangan Quantum Learning Rayakan ini , guru

berusaha memberikan reward/ hadiah atau pengakuan atas prestasi

maupun partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

d. Pengaruh Metode Quantum Learning terhadap Prestasi Belajar IPA

Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan

konsep secara utuh, hal tersebut menjadikan siswa mendapat

kesulitan belajar, sulit mengingat, sulit memahami dan akhirnya

menjadikan siswa jenuh dan putus asa dalam mempelajari ilmu

pengetahuan yang ada termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar IPA anak

tunanetra rendah.

Prestasi belajar IPA adalah tingkat kemanusiaan yang

dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-

informasi yang berupa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan kehidupan alam yang didasarkan pada bahan kajian alam

semesta, biologi, fisika, dan alam buatan. Kebanyakan siswa

menganggap mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang tidak

menarik dan membosankan.

Salah satu usaha untuk mengatasi masalah prestasi belajar IPA anak

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

tunanetra tersebut yaitu dengan menciptakan suasana senang dan nyaman saat

pembelajaran. Umumnya s iswa kurang dapa t memper tahankan rasa

senang da lam jangka waktu yang lama saat proses pembelajaran

berlangsung, karena pada umumnya pembelajaran dibawakan dengan

metode ceramah yang dominan yang kemudian hal ini akan memicu rasa

bosan pada diri siswa. Untuk mencapai prestasi belajar IPA yang baik

dibutuhkan metode pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi

siswa untuk mengurangi rasa bosan dalam diri siswa saat

pembelajaran.

Metode yang dipilih yaitu metode Quantum Learning karena

metode ini merupakan metode yang menghadirkan suasana yang nyaman

dan menyenangkan saat pembelajaran. Quantum Learning adalah

seperangkat metode yang berprinsip pada penimbulan sugesti yang positif

dalam belajar, sugesti positif akan mempengaruhi siswa dalam penyerapan

saat menerima informasi, sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan

1. Hermawan Widyastantyo (2007) melakukan penelitian yang berjudul

Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa kelas V SD Negeri Kebonsari

Kabupaten Temanggung. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan

Metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran IPA (SAINS). Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-

rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I (53,97), siklus II (65,74)

peningkatan prosentase 7,5%. Pembelajaran dengan menerapkan metode

Quantum Learning mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik

sesuai dengan indikator keberhasilan.

2. Meynita Sucilia Anggreni S (2010) melakukan penelitian dengan judul

Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA dengan Menggunakan Model

Quantum Learning Pada Siswa Kelas III SD Negeri Sondakan NO.11

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Surakarta. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa ada peningkatan aktivitas

belajar IPA denagn mengguanakan model Quantum Learning. Peningkatan

ini ditunjukkan oleh perbandingan rata – rata aktivitas belajar yang dicapai

antara siklus I (61,42), siklus II (73,14) peningkatan prosentase13,89%.

Pembelajaran dengan menerapkan Model Quantum Learning mengalami

peningkatan aktivitas belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator

keberhasilan.

C. Kerangka Pikiran

Belajar pada dasar hanya merupakan suatu proses pemerolehan informasi

namun tidak semua informasi yang disampaikan oleh guru dapat diserap

oleh siswa. Karena saat informasi yang didapat siswa tidak optimal maka

hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya. Keberhasilan dalam belajar sangat

dipengaruhi oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.

Sebagian besar siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar

memiliki prestasi belajar IPA yang rendah, hal ini disebabkan karena mata

pelajaran IPA pada umumnya dibawakan secara ceramah sehingga siswa

merasa bosan dan menganggap mata pelajaran IPA tidak menarik, dan

akibatnya hal ini mempengaruhi prestasi belajar IPA mereka.

Oleh karena itu, peneliti berusaha mencari metode pembelajaran

IPA yang sesuai bagi siswa di sekolah agar dapat memperbaiki prestasi

belajar IPA siswa. Metode yang dipilih oleh metode Quantum Learning

dengan pertimbangan agar siswa tertarik mengikuti pelajaran IPA dan dapat

membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Berikut ini gambaran singkat kerangka berpikir peneliti sebagai berikut:

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Skema 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan ini adalah Penerapan metode Quantum Learning dalam

pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa tunanetra

kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

Kondisi awal Prestasi belajarIPA siswa rendah

RefleksiDalam pembelajaranIPA gurumenerapkan MetodeQuantum Learning

Melalui Metode QuantumLearning prestasi belajar IPAsiswa meningkat.

Kondisi akhir

Guru belummenerapkanMetode QuantumLearning

Tindakan I

Tindakan II

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Negeri Cangakan Karanganyar yang

beralamat di Komplek Perkantoran Kabupaten Karanganyar. Sekolah ini sekarang

dipimpin oleh Darya Sunaryo S.Pd yang bertindak sebagai Kepala Sekolah dan

ada 48 tenaga pendidik negeri dan 6 Wiyata Bakti. Sekolah ini dibangun diatas

area seluas 6.000 m². Sekolah ini memilih ruang kelas yang digunakan untuk

proses belajar mengajar ,yang mana terdiri dari tingkat paud, dan tingkat sekolah

dasar yang terdiri dari kelas I, kelas II, Kelas II, kelas IV, kelas V,dan kelas VI.

Penelitian ini dilaksanakan di tingkat sekolah dasar kelas IV Anak tunanetra.

2. Waktu Penelitian

Rencana penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih lima bulan,

terhitung dari sejak Desember 2010. Berikut rincian jadwal kegiatan penelitian :

Tabel 2: Waktu Penelitian

No Rincian

Waktu kegiatan

Bulan

Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Konsultasi Bab 1, 2, 3

4 Perijinan

5 Pembuatan Instrumen

6 Pelaksanaan penelitian

7 Analisis data

8 Penyusunan laporan

48

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto

Suhardjono, Supardi (2008:2) pengertian PTK yaitu:

1) Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objekdengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untukmemperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkanmutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan - menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengajadilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentukrangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3) Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapidalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenaldalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud denganistilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, segera dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang

terdiri adanya masalah perencanaan tindakan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.

Hal ini disebabkan masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan

dalam suatu tindakan, sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap

masalah yang belum terselesaikan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas

cenderung dilakukan lebih dari satu .

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan PTK perlu diketahui

karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Syaiful Rochman dkk (2006:13)

karakteristik PTK meliputi:

1) Berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran.

2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.

3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

4) Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kegiatan belajar mengajar

5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Menganalisis dan merumuskanmasalah- Guru menerapkan metodepembelajaran yang kurang sesuaidengan materi pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah itu

dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

Identifikasi masalah yaitu prestasibelajar IPA yang siswa rendah

PerencanaanSiklus I

Merencanakan tindakan :yaitu menerapkan metodeQuantum Learning melaluisistem “ TANDUR” dalampembelajaran IPA

Menganalisis :Diskusikan tentangkelemahan – kelemahansaat memakai metodeQuantum Learning

Observasiseberapa besarpengaruh metodeQuantum Learningterhadap prestasibelajar IPA

Pelaksanan tindakanpenerapan QuantumLearning dengankerangka TANDUR

refleksi

Perencanaanperbaikan siklusberikutnya

Peningkatan prestasibelajar IPA

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Adapun model penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Skema 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006:97)

Keterangan:

- Perencanaan tindakan :

Akan membantu siswa dengan metode Quantum Learning dalam

peningkatan prestasi belajar IPA.

- Pelaksanaan tindakan :

Menggunakan metode Quantum Learning dalam pembelajaran IPA.

- Observasi atau Pengamatan :

Mengamati peningkatan keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar

dan prestasi belajar mengajar dan prestasi siswa dengan metode Quantum

Learning.

- Refleksi (analisis dan refleksi):

Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan penerapan metode Quantum

Learning yang telah dilakukan pada siklus I ke siklus II.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Subjek Penelitian

Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Khusus semester

VIII angkatan 2007.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar. Adapun jumlah siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar berjumlah 2 anak, yang antara lain :

1. Umi Nur Kholifah.

2. Afantika Rakmasari.

Selain siswa, subjek penelitian ini adalah guru kelas IV SDLB Negeri

Cangakan Karanganyar.

D. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan data. Adapun data yang

peneliti kumpulkan berupa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada

sebelum menggunakan metode Quantum Learning dan sesudah menggunakan

metode Quantum Learning. Sumber datanya adalah siswa kelas IV SDLB Negeri

Cangkan Karanganyar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

tes dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Tes

“Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok”,

Suharsimi Arikunto (1998 : 127). Budiyono (2000:54) berpendapat “Tes

adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-

pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Sarwiji

Suwandi (2008:70) mengemukakan bahwa “Pemberian tes dimaksudkan

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

untuk mengukur keberhasilan yang diperoleh siswa setelah kegiatan

pemberian kegiatan”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda.

Mahfud Shalahuddin (1990:29) bahwa tes tertulis bentuk pilihan ganda

mempunyai kelebihan dan kelemahan, yaitu:

a. Kelebihan:1) Hanya memungkinkan satu jawaban yang benar. Hal ini akan

menimbulkan sifat objektif.2) Tes objektif sangat mudah dikoreksi.3) Hasil pekerjaan tes objektif dapat dikoreksi secara cepat dengan

hasil yang dapat dipercaya.b. Kelemahannya:

1) Membutuhkan waktu yang relatif lama,2) Adanya kecenderungan guru yang hanya menekankan perhatiannya

pada pokok bahasan tertentu sehingga tes tidak bersifatkomprehensif,

3) Memungkinkan siswa melakukan untung-untungan dalammenjawab, dan

4) Penggandaan tes objektif memerlukan waktu yang lama.

Sedangkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelemahan tes

objektif yaitu:

a. Dalam penyusunan butir-butir soal tes objektif hendaknyamendasarkan diri pada tabel spesifikasi yang telah dipersiapkansebelumnya, sehingga tidak berpusat pada satu pokok bahasan saja,

b. Kesulitan menyusun tes objektif dapat dilakukan dengan banyakberlatih, mempelajari tes objektif yang disusun orang lain yangbaik.

Tes dilakukan untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa

sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan. Guna memudahkan

pemahaman tentang tes yang digunakan dalam penelitian ini disajikan

tabel tentang kisi-kisi soal tes IPA kelas IV, yaitu sebagai berikut:

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 3. Kisi- Kisi Soal Tes IPA Kelas IV

Variabel Sub Variabel Indikator Bentuk Soal Nomor ItemPrestasibelajar IPA

Meningkatkanprestasi belajarIPA melaluimetodeQuantumLearning

1.Menyebutkansumber-sumberenergi panas danbunyi2. Menjelaskanterjadinyaperpindahan panas3.Mengidentifikasibenda yang yangtermasukpenghantar panasdan tidak4.Menjelaskanterjadinya bunyi5.Menjelaskan caraperambatan bunyidan pemantulanbunyi

Pilihanganda

1,4,8,11,14

2,6,7,9

3,5,10

12,15,18

13,16,17,19,20

JUMLAH 20

Tes disusun menggunakan validitas isi. Menurut Suharsimi

Arikunto (2002:67), ”suatu tes atau instrumen dikatakan memiliki

validitas isi jika mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan

materi atau isi pelajaran yang diberikan, validitas isi dapat diusahakan

tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum

atau materi buku pelajaran”.

Tes prestasi belajar diberikan pada awal kegiatan penelitian yaitu

pembelajaran sebelum menggunakan metode Quantum Learning, untuk

mengidentifikasi prestasi belajar IPA dan diberikan disetiap akhir siklus

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA. Dengan perkataan

lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui perkembangan prestasi

belajar siswa sesuai dengan siklus yang ada. Tes yang diberikan tertulis

dan adapun jumlah soalnya 20 soal objektif yaitu dengan soal pilihan

ganda. Untuk skoring penilaian sebagai berikut:

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

a. Setiap pilihan ganda bernilai I (satu) dengan jawaban benar, jika tidak

menjawab atau menjawab salah tidak dihitung sehingga bernilai 0 (nol)

Skor :

Jumlah soal pilihan ganda 20 x 1 = 20

Jumlah 20

Cara penilaian menurut Slameto (2001:56) dengan menggunakan

rumus tanpa denda : N = B

N = Nilai

B = Jumlah soal yang dijawah benar

Jawaban kosong tidak diperhitungkan

Kriteria Penilaian:

Benar 18 - 20 = A (istimewa)

Benar 15 - 17 = B (baik)

Benar 12 - 14 = C (cukup)

Benar 9 - 11 = D (kurang)

Benar kurang dari 8 = E (sangat kurang)

Tabel 4. PenilaianTingkat Penguasaan Materi

No. Tingkat Penguasaaan Nilai Akhir1.2.3.4.5.

90% ke atas75% - 89%60% - 74%55% - 59%Kurang dari 55 %

ABCDE

Tabel 5. Bobot Penilaian Tiap SoalNo. Jenis evaluasi Jumlah

SoalBobot dalam % Bobot tiap soal

1. Pilihan ganda 20 100 1

Total 20 100 -

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penelitian ilmiah yang

menggunakan dokumen- dokumen sebagai bahan acuan untuk kepentingan

penelitian. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Rencana Pelaksanaan Pembelajarn ( RPP), lembar soal tes, foto-foto

pembelajaran.

F. Uji Validitas Data

Keabsahan data atau kepercayaan hasil-hasil penelitian dapat diperoleh

dengan menggunakan beberapa kepercayaan atau langkah-langkah. Suatu

informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya

sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai

dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Ada banyak teknik yang digunakan

untuk memeriksa validitas dalam suatu penelitian.

Suharsimi Arikunto (1998: 79) menyatakan bahwa: ”validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan instrumen”. Prinsip validitas adalah

mengkorelasikan antara nilai pengukuran item maupun faktor dan kriterianya.

Suatu tes tertulis atau instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur

tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan.

Validitas data atau keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi. Moelong (1991: 195) berpendapat bahwa “triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut”.

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitasnya dalam penelitian ini antara lain adalah

triangulasi dan review informan kunci.

Menurut Lex j. Moleong dalam Sarwiji Suwandi ( 2008:69), “Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan membandingkan data yang

didapat saat sebelum dikenai tindakan dengan data yang didapatkan setelah

dikenai tindakan”. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain triangulasi

sumber data dan triangulasi metode.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1) Triangulasi sumber data

Digunakan untuk menguji kebenaran data yang dari suatu informan

dengan informan lain.

2) Triangulasi metode

Digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi

dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara.

Skema 4. Triangulasi Teknik

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi

temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan

informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut.

G. Teknik analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis data. Sarwiji Suwandi (2008:70) mengemukakan bahwa,

”Teknik Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriftif komparatif (Statistic

Deskriptif Komparatif) dan teknik analisis kritis”.

Data yang berupa tes diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data

tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif, yakni membandingkan nilai tes

antar siklus dengan indikator pencapaian. Analisis dilakukan terhadap nilai yang

diperoleh pada dua siklus yang telah dilakukan. Data yang berupa nilai tes antar

siklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian

yang telah ditetapkan. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah

Observasipartisipatif

Wawancara

Dokumentasi

Sumberdata sama

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik

tengah, mencari prosentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca,

dan diikuti alur berfikirnya (grafik, tabel, chart).

Teknik Analisis kritis digunakan untuk menganalisis data kualitatif, misal

dari hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa

dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang

dihasilkan dari kegiatan teoritis maupun dari kegiatan yang ada.

H. Indikator Pencapaian

Sebagai tolak ukur keberhasilan dari acuan dalam penelitian yang

dilakukan, perlu ditentukan indikator pencapaian. Adapun indikator pencapai

yang peneliti pakai adalah sebagai berikut : Peningkatan prestasi belajar IPA

siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar dengan standar nilai

minimal yang harus dicapai siswa adalah 60.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya prestasi belajar IPA di kelas IV SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar dengan menerapkan metode Quantum Learning. Penelitian ini

merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang

dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2006:92). Prosedur ini mencangkup

tahap-tahap (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan

(observing), (4) analisis dan refleksi (reflecting):

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini menyusun:

1) Skenario pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum

Learning

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Bobbi DePorter (2008:88) menyebutkan bahwa kerangka

rancangan model Quantum Learning dikenal dengan TANDUR.

TANDUR adalah sebuah makna dari kerangka rancangan belajar

Quantum Learning yang merupakan penjabaran dari T (Tumbuhkan), A

(Alami), N (Namai), D (Demonstrasikan), U (Ulangi) dan R (Rayakan).

Kerangka rancangan tersebut diterapkan setiap kali melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Secara terperinci dapat diterapkan sebagai

berikut:

a) T (Tumbuhkan)

Untuk menumbuhkan minat belajar siswa di awal pelajaran

siswa diberikan beberapa hal yang menarik dan berkaitan dengan materi

yang akan dibahas, sehingga siswa mengalami benar yang akan

dipelajari. Guru berusaha memuaskan ”AMBAK” (Apakah Manfaat

Bagi Ku) dan manfaat bagi kehidupan siswa. Cara menumbuhkan minat

tersebut melalui antara lain:

(1) menuliskan semua tujuan / kompetensi yang harus dicapai siswa

(2) menjelaskan alur pelajaran yang akan dilalui

(3) diajukan pertanyaan pancingan yang mengarah ke pelajaran

(4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bercerita

pengalaman yang dialami saat berada dibawah terik sinar matahari

pada siang hari secara lisan.

b) A (Alami)

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar diupayakan dapat

diciptakan pengalaman umum yang dimengerti semua siswa.

Menciptakan pengalaman abstrak menjadi konkrit. Unsur ini akan

memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami

otak untuk menjelajah. Cara melakukan kegiatan ini:

(1) memberikan tugas melalui kegiatan diskusi

(2) mengaktifkan kegiatan individu melalui kegiatan presentasi

(3) memutar musik saat siswa terlihat jenuh dalam pembelajaran

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) N (Namai)

Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas mengurutkan dan mengidentifikasikan. Penamaan adalah

saatnya mengajarkan konsep keterampilan berpikir dan strategi belajar.

Bentuk penamaan berupa informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat

dan sebagainya. Cara melakukan kegiatan ini antara lain:

(1) memberikan nama pada siswa yang sudah dibentuk nama dengan

pelajaran.

(2) siswa disuruh membuat catatan kecil dari pengetahuan konsep

prinsip, rumus tentang materi IPA yang sedang dipelajari untuk

memudahkan mengingat.

d) D (Demonstrasikan)

Memberikan peluang kepada siswa untuk menerjemahkan dan

menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan

ke dalam kehidupan mereka. Demonstrasi ini merupakan kegiatan yang

mengaitkan pengalaman (alami) dan penamaan (namai) dengan cara

menunjukkan dan melakukannya. Diharapkan dengan demonstrasi ini

siswa menemukan keasyikan belajar sehingga menimbulkan rasa

senang. Cara melakukan dalam kegiatan ini adalah Siswa melakukan

secara individu untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang baru

dipelajari dengan presentasi didepan kelas.

e) U (Ulangi)

Pengulangan memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa,

”Aku Tahu Bahwa Aku Tahu”. Pengulangan harus dilakukan secara

multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik dalam konteks yang

berbeda dengan asalnya. Latihan merupakan kegiatan pokok dalam

pengulangan dalam belajar IPA. Tanpa pengulangan, maka apa yang

telah didapat akan cepat hilang dan tidak akan membekas dalam otak.

Kegiatan yang dilakukan pada bagian ini antara:

(1) Siswa mengulang kembali catatan kecil yang telah dibuat

(2) Menyebutkan kembali pengetahuan yang dimiliki

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(3) Membuat kesimpulan

(4) Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kepada

siswa. Hal ini untuk menghindari salah konsep yang timbul atau

menghilangkan keraguan atas materi yang dipresentasikan

(5) Mengerjakan soal-soal tes.

f) R (Rayakan)

Perayaan memberikan rasa gembira bagi setiap orang. Perayaan

gembira rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan dan

konsekuensi. Suatu keberhasilan akan menjadikan lebih

membanggakan bila dirayakan. Kegiatan yang dilakukan pada bagian

ini:

(1) Memberikan pujian setiap hasil yang diperoleh siswa

(2) Mengajak tepuk tangan di setiap akhir pengajaran

(3) Memamerkan kepada siswa lain dengan cara dibacakan didepan

kelas

(4) Memberikan simbol penghargaan yang menjadi bintang pada saat

selesai kegiatan belajar mengajar

(5) Memutar musik kesayangan mereka

(6) Kegiatan-kegiatan lain yang membuat siswa menjadi gembira.

2) RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

3) Lembar pedoman observasi pembelajaran IPA.

4) Instrumen untuk evaluasi pembelajaran IPA.

5) Menetapkan indikator ketercapaian tujuan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang

telah direncanakan. Setiap siklus terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi

terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan dan menginterpretasikan aktivitas penerapan metode

Quantum Learning pada proses pembelajaran IPA (aktivitas guru dan siswa)

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

maupun pada hasil pembelajaran IPA yang disebabkan kemampuan mengingat

siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan

data berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan penerapan tindakan pertama.

d. Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan

tindakan yang diperoleh melalui observasi. Pada tahap ini akan diketahui

berbagai hal yang perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada

pelaksanaan berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator

pencapaian yang ditetapkan.

2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini menyusun:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternative pemecahan

masalah.

2) Skenario pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum

Learning.

Bobbi DePorter (2008:88), menyebutkan bahwa kerangka

rancangan model Quantum Learning dikenal dengan TANDUR.

TANDUR adalah sebuah makna dari kerangka rancangan belajar Quantum

Learning yang merupakan penjabaran dari T (Tumbuhkan), A (Alami), N

(Namai), D (Demonstrasikan), U (Ulangi) dan R (Rayakan). Kerangka

rancangan tersebut diterapkan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas. Secara terperinci dapat diterapkan sebagai berikut:

a) T (Tumbuhkan)

Untuk menumbuhkan minat belajar siswa di awal pelajaran siswa

diberikan beberapa hal yang menarik dan berkaitan dengan materi yang

akan dibahas, sehingga siswa mengalami benar yang akan dipelajari.

Guru berusaha memuaskan ”AMBAK” (Apakah Manfaat Bagi Ku) dan

manfaat bagi kehidupan siswa. Cara menumbuhkan minat tersebut

melalui antara lain:

(1) menuliskan semua tujuan / kompetensi yang harus dicapai siswa.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(2) menuliskan alur pelajaran yang akan dilalui.

(3) diajukan pertanyaan pancingan yang mengarah ke pelajaran.

(4) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bercerita

mengungkapkan perasaannya secara lisan sebelum pembelajaran

dimulai.

b) A (Alami)

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar diupayakan dapat

diciptakan pengalaman umum yang dimengerti semua siswa.

Menciptakan pengalaman abstrak menjadi konkrit. Unsur ini akan

memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami

otak untuk menjelajah. Cara melakukan kegiatan ini:

(1) memberikan tugas melalui kegiatan diskusi

(2) mengaktifkan kegiatan individu melalui kegiatan presentasi

(3) mengadakan permainan

(4) memutar musik saat siswa terlihat jenuh dalam pembelajaran

c) N (Namai)

Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas mengurutkan dan mengidentifikasikan. Penamaan adalah

saatnya mengajarkan konsep keterampilan berpikir dan strategi belajar.

Bentuk penamaan berupa informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat

dan sebagainya. Cara melakukan kegiatan ini antara lain:

(1) memberikan nama pada siswa yang sudah dibentuk nama dengan

pelajaran

(2) siswa disuruh membuat catatan kecil dari pengetahuan konsep

prinsip, rumus tentang materi IPA yang sedang dipelajari untuk

memudahkan mengingat.

d) D (Demonstrasikan)

Memberikan peluang kepada siswa untuk menerjemahkan dan

menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan

ke dalam kehidupan mereka. Demonstrasi ini merupakan kegiatan yang

mengaitkan pengalaman (alami) dan penamaan (namai) dengan cara

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menunjukkan dan melakukannya. Diharapkan dengan demonstrasi ini

siswa menemukan keasyikan belajar sehingga menimbulkan rasa

senang. Cara melakukan dalam kegiatan ini antara lain:

(1) Guru memberi contoh model presentasi yang akan dilakukan siswa.

(2) Siswa melakukan secara individu untuk mendemonstrasikan

pengetahuan yang baru dipelajar.

e) U (Ulangi)

Pengulangan memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa.

“Aku Tahu Bahwa Aku Tahu”. Pengulangan harus dilakukan secara

multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik dalam konteks yang

berbeda dengan asalnya. Latihan merupakan kegiatan pokok dalam

pengulangan dalam belajar IPA. Tanpa pengulangan, maka apa yang

telah didapat akan cepat hilang dan tidak akan membekas dalam otak.

Kegiatan yang dilakukan pada bagian ini antara :

(1) Siswa mengulang kembali catatan kecil yang telah dibuat.

(2) Menyebutkan kembali pengetahuan yang dimiliki.

(3) Membuat kesimpulan.

(4) Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kepada siswa

dengan melakukan percobaan yang menggunakan alat peraga. Hal

ini untuk menghindari salah konsep yang timbul atau

menghilangkan keraguan atas materi yang dipresentasikan.

(5) Mengerjakan soal-soal tes.

(f) R (Rayakan)

Perayaan memberikan rasa gembira bagi setiap orang. Perayaan

gembira rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan dan

konsekuensi. Suatu keberhasilan akan menjadikan lebih

membanggakan bila dirayakan. Kegiatan yang dilakukan pada bagian

ini:

(1) Memberikan pujian setiap hasil yang diperoleh siswa.

(2) Mengajak tepuk tangan di setiap akhir pengajaran.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(3) Memamerkan kepada siswa lain dengan cara dibacakan didepan

kelas.

(4) Memberikan simbol penghargaan yang menjadi bintang pada saat

selesai kegiatan belajar mengajar.

(5) Memutar musik kesayangan mereka.

(6) Kegiatan-kegiatan lain yang membuat siswa menjadi gembira.

3) RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

4) Lembar pedoman observasi pembelajaran IPA.

5) Instrumen untuk evaluasi pembelajaran IPA.

6) Menetapkan indikator ketercapaian tujuan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan perbaikan tindakan dengan melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Setiap siklus terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi terhadap pelaksanaan

tindakan yang dilakukan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan dan menginterpretasikan aktivitas penerapan metode

Quantum Learning pada proses pembelajaran IPA (aktivitas guru dan siswa)

maupun pada hasil pembelajaran IPA yang disebabkan kemampuan mengingat

siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data

berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan penerapan tindakan kedua.

d. Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan

tindakan yang diperoleh melalui observasi. Pada tahap ini akan diketahui berbagai

hal yang perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan

berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian yang

ditetapkan.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar yang

akan dideskripsikan adalah jumlah siswa ada 2 orang pada kemampuan prestasi

belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Ilmu PengetahuAlam pada

kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat–sifatnya. Dari hasil wawancara, observasi, dan

analisis dokumen yang berupa nilai kondisi awal untuk mata pelajaran IPA.

Terlihat bahwa siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar mengalami

kesulitan dalam mendeskripsikan energi panas dan bunyi.

Penelitian yang dilakukan menggunakan nilai kondisi awal sebelum

tindakan dilakukan dan nilai ini yang digunakan sebagai nilai acuan pada saat

memberikan treatment. Berikut ini data nilai kondisi awal mata pelajaran IPA

siswa kelas IV mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar dan sifat- sifatnya tahun ajaran 2010/2011.

Tabel 6. Perolehan Nilai Pada Kondisi Awal

No. Inisial Siswa Butir Soal

yang Benar

Tingkat

Penguasaan

Keterangan

1. UM 11 55% K (Kurang)

2. FN 10 50 % K (Kurang)

Jumlah 21 105 %

Rata-rata Kelas 10,5 52,5 %

Nilai dalam tabel 6. tersebut diperoleh dari hasil ulangan kondisi awal yang

dilaksanakan guru bersama dengan peneliti. Soal dibacakan oleh guru berjumlah

20 soal. Dalam soal tersebut telah dibagi–bagi. Masing–masing soal mewakili

pokok bahasan mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya. Dari tabel di atas dapat dijelaskan, siswa

66

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

hanya mampu menjawab dengan benar paling tinggi 11 dari 20 soal yang

diberikan oleh guru.

Dari tabel 6. dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap

materi masih kurang. Hal ini dapat diketahui melalui hasil item yang benar

dijawab siswa paling tinggi 55% diperoleh satu siswa dan item terendah yang

dijawab siswa 50% oleh satu siswa. Hasil rata-rata porsentase penguasaan siswa

terhadap materi yaitu energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar

serta sifat- sifatnya sebesar 52,5 % termasuk kategori sangat kurang.

Prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar

pada kondisi awal dapat digambar dalam bentuk grafik sebagi berikut:

0%10%20%30%40%50%60%

TingkatPenguasaan

UM FN

Inisial Siswa

Prestasi Kondisi Awal

Grafik 1. Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri CangakanKaranganyar Pada Kondisi Awal

Observasi awal penelitian ini selain mengetahui nilai siswa, peneliti juga

melakukan observasi terhadap keaktifan siswa. Dalam observasi ini, peneliti

menggunakan sistem observasi non partisipan. Peneliti tidak terlihat secara

langsung dalam kegiatan belajar mengajar serta mengusahakan sebisa mungkin

untuk tidak mempengaruhi proses alami dari kegiatan belajar mengajar pada hari

tersebut. Secara garis besar dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

perhatian siswa terhadap penjelasan dan perintah guru serta perhatian yang

kurang.

Selain itu peneliti melakukan proses penelitian pembelajaran pada siswa

kelas IV di SDLB Negeri Cangakan Karanganyar, peneliti melakukan wawancara,

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

observasi, dan analisis dokumen untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di

lapangan. Observasi dilaksanakan pada hari Senin, 14 Februari 2011 pukul 09.15

WIB.

Berdasarkan kegiatan observasi kelas, angket yang dilakukan peneliti

terhadap siswa dan guru, terungkap bahwa siswa kurang antusias dalam mengikuti

pelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dalam kegiatan observasi yang dilakukan

peneliti. Saat mengikuti pelajaran IPA, siswa menunjukkan kurang peduli dan

tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini diketahui dari sikap siswa yang bosan

setiap pelajaran selalu disuruh menulis, menopang dagu, serta sibuk beraktivitas

sendiri.

Selama ini, guru dalam pembelajaran jarang menggunakan media sebagai

sarana pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Keadaaan

ini membuat siswa kurang berminat terhadap pelajaran IPA. Ketidakminatan

siswa dalam pembelajaran IPA dapat diketahui dari aktivitas siswa yang kurang

merespon pembelajaran dari guru, kurang memperhatikan penjelasan guru, dan

tidak aktif untuk bertanya. Siswa cenderung pasif, siswa hanya menjawab apa

yang ditanyakan guru. Selain itu, berdasarkan hasil prestasi belajar untuk

pelajaran IPA termasuk rendah. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai siswa

hanya 52,5 %.

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat diketahui bahwa siswa kurang

antusias dalam pembelajaran IPA dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

menentukan metode untuk belajar IPA, sehingga prestasi belajar IPA materi

energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

yang masih rendah. Peneliti dan guru berusaha melakukan inovasi pembelajaran

agar prestasi belajar IPA materi energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil

guru kelas dan peneliti melakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan

metode Quatum Learning dengan tujuan meningkatan prestasi belajar IPA materi

energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya .

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan interpretasi, analisis dan refleksi.

2. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Februari

2011 di ruang Guru SDLB Negeri Cangakan Karanganyar. Peneliti dan

guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

proses penelitian. Dari hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah,

peneliti kemudian mengajukan solusi alternative yang berupa metode

pembelajaran yaitu metode Quantum Learning dengan kerangka

TANDUR. Dalam tahap ini peneliti menyajikan data yang telah

dikumpulkan kemudian bersama - sama dengan guru menentukan solusi

yang dapat diambil.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dengan materi energi panas dan bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

2) Peneliti dan guru mendiskusikan desain pembelajaran IPA dengan

metode Quantum Learning berdasarkan kerangka TANDUR:

a) Langkah – langkah pada pertemuan pertama:

(1) T (Tumbuhkan) guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran IPA

serta memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah ke

pelajaran.

(2) A (Alami) materi disampaikan melalui kaset bicara setelah

itu membaca materi yang sudah disampaikan.

(3) N ( Namai) guru membagi siswa dengan diberi nama

materi pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi

yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(4) D (Demonstrasikan) guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk maju presentasi ke depan kelas.

(5) Siswa lain menyimak. Guru bersama siswa lain

mengomentari hasil presentasi yang telah dilakukan oleh

masing – masing siswa.

(6) U (Ulangi) guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal – hal yang kurang atau belum

pahami.

(7) R (Rayakan) guru mengajak siswa tepuk tangan dan

memutarkan musik setelah selesai pembelajaran.

b) Langkah – langkah pada pertemuan kedua :

(1) T (Tumbuhkan) guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran IPA

serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menceritakan pengalamanya saat dibawah terik sinar

matahari pada siang hari secara lisan .

(2) A (Alami) Siswa menyiapkan catatannya yang sudah

dibuat di rumah, dan guru memberikan waktu untuk

mempelajari kembali.

(3) N ( Namai) guru membagi siswa dengan diberi nama

materi pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi

yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

(4) D ( Demonstrasikan) guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang belum maju presentasi untuk maju kedepan.

(5) U (Ulangi) guru menyampaikan kembali materi yang di

sampaikan melalui kaset bicara, setelah itu guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal – hal yang belum pahami dan dimengerti,

setelah itu guru mengadakan tes.

(6) R (Rayakan) guru memberikan reward berupa pin kepada

siswa yang berani maju presentasi dan mendapat nilai tes

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang bagus sebagai penghargaan kemudian memutarkan

musik.

3) Peneliti dan guru menyiapkan sarana yang dipakai saat

pembelajaran yaitu tape recorder kecil, kaset bicara, dan kaset

musik instrumental yang disukai siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Dalam kegiatan belajar mengajar guru melaksanakn pembelajaran

menggunakan metode Quantum Learning dengan kerangka TANDUR

pada hari Kamis, 17 Februari 2011 dan Senin, 21 Februari 2011. Dalam

pelaksanaannya yaitu :

1) T (Tumbuhkan)

Kegiatan Tumbuhkan disini digunakan sebagai kegiatan apersepsi

yang bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa di awal

pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilaksanakan di siklus I ini

adalah dengan mengajukan pertanyaan pancingan yang mengarah ke

pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menceritakan pengalamannya saat dibawah terik sinar matahari pada

siang hari secara lisan .

2) A (Alami)

Untuk memberikan pengalaman belajar secara alami kepada siswa tim

peneliti melaksanakan kegiatan berupa:

a) Pemberian tugas untuk mendengarkan kaset bicara yang berisi

materi pelajaran energi panas dan bunyi, kemudian secara

individu siswa untuk membuat catatan kecil dari materi yang telah

disampaikan dan hasilnya nanti untuk bahan presentasi.

b) Memutarkan musik saat siswa selesai presentasi.

3) N ( Namai)

Kegiatan Namai dalam kegiatan belajar mengajar ini, guru

membagi siswa dengan diberi nama materi pelajaran tentang sumber

energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4) D ( Demonstrasikan)

Kegiatan Demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar ini, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk mempresentasikan hasil catatan

kecilnya dari materi yang telah disampiakna secara individual.

5) U ( Ulangi)

Supaya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang telah

disampaikan dapat bertahan lama dan siswa lebih memahami materi,

guru melaksanakan kegiatan tanya jawab dan guru menjelaskan

kembali materi pelajaran yang belum dipahani oleh siswa, setelah itu

guru melaksanakan tes.

6) R ( Rayakan)

Untuk menghargai siswa yang telah berusaha maju, guru

memberikan penghargaan berupa pin, tepuk tangan dan memutarkan

musik di akhir pembelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Pada saat pembelajaran IPA berlangsung peneliti sebagai partisipan

pasif mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal samapai akhir dan

mencacat hasil siklus I di dalam kelas didampingi guru. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Februari 2011 dan berlangsung

selama 2 x 35 menit. Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan

apersepsi terhadap siswa, guru mengabsen siswa, dan memberikan

pertanyaan pancingan yang mengarah ke pelajaran.

Kemudian guru memutarkan kaset bicara yang berisi materi energi

panas dan energi bunyi, siswa memperhatikan dan membuat catatan kecil.

Setelah itu guru menyuruh siswa membaca materi energi pans dan bunyi,

kemudian guru membagi siswa dengan diberi nama materi pelajaran

tentang sumber energi panas dan bunyi, dan guru menyuruh siswa

berdiskusi. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpresentasi, kemudian guru menyuruh siswa untuk bertanya tentang hal

yang belum dimengerti.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Pada pertemuan kedua guru mengadakan kegiatan apersepsi,

mengabsen siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menceritakan pengalamannya saat dibawah terik sinar matahari pada

siang hari secara lisan. Kemudian guru melajutkan kegiatan presentasi,

kemudian guru dan siswa menanggapi hasil presentasi. Setelah itu guru

menyampaikan kembali materi yang di sampaikan melalui kaset bicara

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal –

hal yang belum dipahami dan dimengerti. Setelah materi disampaikan

semua guru mengadakan tes. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui

kemampuan siswa selama materi disampaikan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I terhadap proses belajar

mengajar IPA dengan menggunakan metode Quantum Learning, diperoleh

hasil sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 2 siswa.

Tapi masih belum maksimal, kadang – kadang siswa sering main

sendiri.

2) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya-jawab berjumlah 1 siswa.

Tapi siswa harus dipancing dahulu sebelum akhirnya siswa aktif

dalam kegiatan tanya – jawab.

3) Siswa yang berani presentasi ke depan kelas berjumlah 1 siswa.

Tapi siswa masih malu – malu dan merasa takut.

4) Siswa yang merespon metode yang digunakan guru berjumlah 2

siswa. Tapi masih belum maksimal, kadang – kadang siswa

melamun.

5) Siswa yang aktif membuat catatan kecil berjumlah 1 siswa. Tapi

masih belum maksimal karena perlu pengulangan dalam

penyampaian materi untuk mencatatannya.

6) Siswa yang aktif berdiskusi berjumlah 2 siswa. Tapi masih belum

maksimal, kadang – kadang yang didiskusikan bukan pelajaran.

7) Siswa yang mendapatkan nilai sebesar 60 keatas berjumlah 1

siswa.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

d. Analisis dan Refleksi

Secara umum terdapat beberapa kelemahan yang terjadi saat proses belajar

mengajar yaitu :

1) Guru masih kesulitan dalam membangkitkan antusias siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran IPA.

2) Guru kelihatan tidak percaya diri saat mengajar menggunakan

metode Quantum Learning.

3) Keantusiasan, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar masih rendah. Hal ini terlihat pada kegiatan

apersepsi, tanya jawab, membuat catatan dan presentasi masih

sedikit siswa yang ikut berpartisipasi.

4) Siswa yang dapat menguasai materi sebesar 60% ke atas masih

sedikit. Hal ini dikarenakan motivasi siswa saat mulai sampai akhir

pembelajaran masih rendah, sehingga banyak siswa yang tidak

menaruh perhatian yang serius saat proses belajar mengajar

berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, peneliti bersama guru

kolaborator mengadakan refleksi sebagai berikut :

1) Agar siswa lebih anutias, aktif dan sungguh – sungguh dalam

mengikuti pembelajaran, sebaiknya guru lebih tegas dalam

menjelaskan hal-hal jika siswa tidak memperhatikan. Misalnya

akan menyuruh siswa untuk berpantun didepan kelas bagi yang

tidak serius.

2) Sebaiknya guru lebih percaya diri saat mengajar menggunakan

metode Quantum Learning, supaya tujuan dari pembelajaran

itu sendiri dapat tercapai.

3) Untuk mendorong siswa agar keantusiasannya, keaktifannya

dan kesungguhannya dalam mengikuti pembelajaran

meningkat, sebaiknya guru lebih banyak memberikan reward

kepada siswa yang telah berusaha aktif saat pembelajaran

berlangsung.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3. Siklus 2

a. Perencanaan tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I , maka pada siklus

kedua ini penelitian bersama guru kolaborator berdiskusi mengenai cara

yang tepat untuk memperbaiki kekuarangan pada siklus I. Tahap ini

dilakukan pada hari Kamis 24 Februari 2011 di kantor guru SDLB Negeri

Cangakan Karangnyar. Setelah melakukan diskusi dengan guru

kolaborator, akhirnya didapatkan solusi untuk memperbaiki siklus

sebelumnya, yaitu dengan cara sebagai berikut:

1) Guru memberikan contoh model presentasi terlebih dahulu

2) Penampilan guru saat mengajar menggunakan metode Quantum

Learning sebaiknya lebih diperbaiki lagi dengan cara

menggunakan alat peraga.

3) Guru memberikan reward yang lebih banyak kepada siswa yang

berani maju presentasi di depan kelas, misalnya memberikan pujian

dan tepuk tangan kepada setiap kali siswa tampil presentasi

didepan kelas.

4) Memberikan hukuman kepada siswa yang tidak memperhatikan

pada saat proses pembelajaran.

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan langkah –

langkah pembelajaran IPA dengan metode Quantum Learning

dengan kerangka TANDUR, urutannya sebagai berikut:

a) Langkah – langkah pada pertemuan pertama:

(1) T (Tumbuhkan) guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran IPA

serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan perasaan secara lisan sebelum

pembelajaran dimulai.

(2) A (Alami) guru membagi siswa, kemudian siswa membaca

materi pelajaran yang sudah dimuat dalam bentuk Braille,

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kemudian siswa mendiskusikan materi energi panas dan

bunyi. Selain itu siswa ditugasi untuk mencatat hal – hal

yang penting yang nantinya sebagai bahan presentasi,

kemudian guru menyampaikan materi melalui kaset bicara.

(3) Guru memberikan contoh presentasi terlebih dahulu.

(4) N (Namai) guru membagi siswa dengan diberi nama materi

pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

(5) D (Demonstrasikan) guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk maju presentasi ke depan kelas.

(6) Siswa lain menyimak. Guru bersama siswa lain

mengomentari hasil presentasi yang telah dilakukan oleh

masing – masing siswa.

(7) U (Ulangi) guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal – hal yang kurang atau belum

pahami.

(8) R (Rayakan) guru mengajak siswa tepuk tangan sebagai

penghargaan kepada siswa yang telah maju, melontarkan

pujian kepadsa siswa yang aktif bertanya dan memutarkan

musik setelah selesai pembelajaran.

b) Langkah – langkah pada pertemuan kedua:

(1) T (Tumbuhkan) guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran IPA

dan guru mengajukan pertanyaan pancingan yang

mengarah ke pelajaran kepada siswa.

(2) A (Alami) Siswa menyiapkan catatannya yang sudah

dibuat di rumah dan siswa kembali mendiskusikan untuk

melengkapi catatannya yang belum lengkap, kemudian

guru memberikan waktu untuk mempelajari kembali

sambil memutarkan musik instrumental.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(3) N (Namai) guru membagi siswa dengan diberi nama materi

pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

(4) D (Demonstrasikan) guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang belum maju presentasi untuk maju kedepan.

(5) Siswa dan guru menyimak, kemudian mengomentari hasil

presentasi.

(6) U (Ulangi) guru menyampaikan kembali materi dengan

melakukan percobaan yang menggunakan alat peraga,

setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami dan

dimengerti, setelah itu guru mengadakan tes.

(7) R (Rayakan) guru memberikan reward berupa pin kepada

siswa yang berani maju presentasi dan mendapat nilai tes

yang bagus sebagai penghargaan kemudian memutarkan

musik.

2) Peneliti bersama guru kolaborator menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi energi panas dan bunyi

yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

3) Peneliti dan guru menyiapkan sarana yang dipakai saat

pembelajaran yaitu tape recorder kecil, kaset bicara, alat peraga

dan kaset musik instrumental yang disukai siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu

pada hari Kamis, 24 Februari 2001 dan Senin, 28 Februari 2011di ruang

kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karangnyar. Dalam pelaksanaan siklus

II ini, guru menerapkan solusi yang telah didiskusikan dengan penelitian

untuk mengatasi kekurangan – kekurangan pada siklus I.

Adapun pelaksanannya tindakan II dengan menerapkan metode

Quantum Learning dengan kerangka TANDUR sebagai berikut:

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

1) T (Tumbuhkan)

Dalam kegiatan Tumbuhkan ini guru melaksanakannya dalam

kegiatan apersepsi, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan minat

belajar siswa di awal pembelajaran. Adapun langkah yang diambil

guru dalam kegiatan ini yaitu guru mengajukan pertanyaan pancingan

yang mengarah ke pelajaran dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan perasannya secara lisan sebelum

pembelajaran.

2) A (Alami)

Untuk memberikan pengalaman belajar secara alami kepada siswa

tim peneliti melaksanakan kegiatan berupa:

a) Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi pelajaran

yang telah dibagikan kemudian dari hasil membaca siswa secara

individu mendiskusikan dengan temannya dan membuat catatan

kecil sebagai bahan presentasi nantinya.

b) Guru menyampaikan kembali materi melalui kaset bicara,

kemudian guru memberikan waktu untuk mempelajari kembali

sambil memutarkan musik instrumental.

3) N ( Namai)

Kegiatan Namai dalam kegitan belajar mengajar ini, guru membagi

siswa dengan diberi nama materi pelajaran tentang sumber energi

panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

4) D ( Demonstrasikan)

Kegiatan Demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar ini, guru

memberikan tugas kepada siswa untuk mempresntasikan hasil diskusi

dan hasil catatan kecilnya dari materi yang telah disampaikan secara

individual didepan kelas.

5) U ( Ulangi)

Supaya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang telah

disampaikan dapat bertahan lama dalam kegiatan ulang ini guru

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

menjelaskan kembali materi pelajaran dengan melakukan percobaan

yang menggunakan alat peraga, setelah itu guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal – hal yang

belum dipahami dan dimengerti, selanjutnya guru itu guru

mengadakan tes.

6) R ( Rayakan)

Untuk menghargai siswa yang telah berusaha aktif selama kegiatan

belajar mengajar dan untuk lebih memicu motivasi siswa dalam belajar

guru memberikan reward kepada siswa berupa tepuk tangan, kata yang

baik, kalimat yang mangandung pujian, memberikan penghargaan

berupa pin, dan memutarkan musik kesukaannya di akhir

pembelajaran.

c. Observasi dan Interpretasi

Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan II peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif. Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan Kamis, 24 Februari

2011 dan Senin, 28 Februari 2011. Kegiatan observasi bertujuan untuk

menjelaskan apakah kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I

dapat teratasi dengan solusi-solusi yang telah didiskusikan antara

kolaborator. Dari kegiatan ini peneliti mencatat bahwa pembelajaran

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan peneliti dan guru

kaloborator.

Seperti yang telah di lakukan pada siklus sebelumnya, dengan

metode Quantum Learning dengan kerangka TANDUR, pada pertemuan

pertama dilaksananan Kamis, 24 Februari 2011. Pembelajaran diawali

guru dengan menanyakan keadaan siswa dengan menyuruh siswa untuk

menuliskan perasaannya secara lisan sebelum pembelajaran dimulai dan

mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menjelaskan standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam pembelajaran IPA

tersebut.

Pada kegiatan inti guru membagi materi pelajaran kepada siswa,

kemudian guru membagi siswa dengan diberi nama materi pelajaran

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

tentang sumber energi panas dan bunyi. Kemudian guru menugasi siswa

untuk membaca serta mencatat hal – hal yang penting yang digunakan

sebagai bahan presentasi. Kegiatan mencatat dilakukan secara berdiskusi

dengan teman, kemudian guru memberikan contoh presentasi didepan

kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan

kelas. Siswa sudah mulai menunjukkan keaktifannya, hal ini terlihat dari

siswa yang mulai menunjukkan keberaniannya untuk presentasi secara

sukarela. Siswa dan guru menyimak dan mengomentari hasil presentasi.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa, guru memberikan tepuk

tangan dan pujian kepada siswa yang maju.

Pada pertemuan kedua Senin, 28 Februari 2011, guru mengawali

pembelajaran dengan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

pada pertemuan pertama, hal tersebut dilakukan untuk menyegarkan

ingatan siswa mengenai materi siswa. Kemudian guru menjelaskan materi

kembali dengan melakukan percoban yang menggunakan alat peraga dan

siswa melengkapi catatannya yang kurang lengkap. Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada siswa yang belum maju presentasi,

setelah itu guru dan siswa mengomentari hasil presentasi.

Dalam kegitan ini siswa sudah mulai menunjukkan keaktifannya,

hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyak siswa yang mulai berani

mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru mengadakan tes. Setelah

tes berakhir guru mengajak siswa tepuk tangan dan guru memberikan

reward kepada siswa berupa tepuk tangan, kata yang baik, kalimat yang

mangandung pujian, memberikan penghargaan berupa pin, dan

memutarkan musik kesukaannya di akhir pembelajaran yang sudah berani

maju serta mendapat nilai bagus.

Dari observasi terhadap proses kegitan belajar mengajar tersebut

dapat dinyatakan sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 2 siswa dari

2 siswa secara keseluruhan.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2) Semua siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab.

3) Semua siswa sudah berani presentasi ke depan kelas berjumlah 2

siswa.

4) Siswa yang merespon metode yang digunakan guru berjumlah 2

siswa.

5) Siswa yang aktif membuat catatan kecil berjumlah 2 siswa dari 2

siswa secara keseluruhan.

6) Semua siswa sudah aktif berdiskusi.

7) Semua siswa mendapatkan nilai 60 ke atas.

d. Analisis dan Refleksi

Kegiatan Belajar mengajar IPA dengan metode Quantum Learning

di kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar pada siklus II yang

dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Februari 2011 dan Senin , 28 Februari

2011 berjalan lancar. Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya

dapat teratasi pada siklus ini. Siswa lebih aktif dan antusias saat

pembelajaran bila dibandingkan pada siklus I, hal ini dapat terlihat pada

siswa yang ikut berpartisipan pada kegiatan setiap kegiatan yang diadakan

semakin bertambah. Guru berhasil membangkitkan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPA. Prestasi belajar IPA siswa meningkat saat

pembelajaran menggunakan metode Quantum Learning.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Siklus I

Berdasarkan Deskripsi kondisi awal yang dilakukan dari kegiatan

pratindakan peneliti merespon kegiatan yang terjadi berdasarkan indikator

pencapaiam yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun hasilnya sebagai

berikut :

a. Perencanaan Tindakan I

Dalam bentuk kegiatan perencanan tindakan I dari deskripsi

hasil penelitian siklus I sebagai berikut

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1) Peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan desain

pembelajaran IPA dengan metode Quantum Learning dengan

kerangka TANDUR.

2) Peneliti dan guru kolaborator menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi sumber energi panas

dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

3) Guru menugasi siswa untuk mennyimak materi pelajaran dari

kaset bicara.

4) Penelitidan guru menyiapkan sarana yang dipakai saat

pembelajaran yaitu tape recorder, kaset bicara, dan kaset musik

instrumental atau kesukaan siswa.

5) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran direncanakan 2x pertemuan

yaitu Kamis, 17 Februari 2011 dan Senin , 21 Februari 2011.

b. Pelaksanakan Tindakan I

Dalam bentuk kegiatan pelaksanaan tindakan I dari

deskripsi hasil penelitian siklus I, guru melaksanakn pembelajaran

IPA dengan metode Quantum Learning dengan kerangka TANDUR

dengan pelaksanaan sebagai berikut:

1) T (Tumbuhkan) dengan guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran IPA serta

memberikan pertanyaan pancingan yang mengarah ke pelajaran

dan memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan

pengalamanya saat dibawah terik sinar matahari pada siang hari

secara lisan.

2) A (Alami) guru menugasi siswa untuk mendengarkan kaset

bicara yang berisi materi pelajaran, kemudian siswa mencatat

hal – hal yang penting, kemudian guru menugasi siswa secara

individu untuk berdiskusi dengan temannya untuk berdiskusi

tentang materi yang akan dipresentasikan setelah itu guru

memutarkan musik saat siswa selesai presentasi.

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3) N (Namai) dengan guru membagi siswa dengan diberi nama

materi pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

4) D (Demonstrasikan) guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil

catatan kecilnya dari materi yang telah disampiakna secara

individual. Pada pertemuan yang kedua kegiatan

Demonstrasikan dengan melanjutkankegiatan presentasi bagi

siswa yang belum maju.

5) U (Ulangi) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Pada

pertemuan kedua kegiatan Ulangi diadakan dengan guru

mengadakan tes.

6) R (Rayakan) guru memberikan penghargaan berupa pin, tepuk

tangan dan pujian yang berani maju ke depan kelas dan guru

memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai tes

yang baik dengan memutarkan musik di akhir pembelajaran.

c. Observasi dan interpretasi

Berdasarkan hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus

I terhadap proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan

metode Quantum Learning, diperoleh hasil sebagai berikut

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 2

siswa. Tapi masih belum maksimal, kadang – kadang siswa

sering main sendiri.

2) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya-jawab berjumlah 1

siswa. Tapi siswa harus dipancing dahulu sebelum

akhirnya siswa aktif dalam kegiatan tanya – jawab.

3) Siswa yang berani presentasi ke depan kelas berjumlah 1

siswa. Tapi siswa masih malu – malu dan merasa takut.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

4) Siswa yang merespon metode yang digunakan guru

berjumlah 2 siswa. Tapi masih belum maksimal, kadang-

kadang siswa melamun.

5) Siswa yang aktif membuat catatan kecil berjumlah 1 siswa.

Tapi masih belum maksimal karena perlu pengulangan

dalam penyampaian materi untuk mencatatannya.

6) Siswa yang aktif berdiskusi berjumlah 2 siswa. Tapi masih

belum maksimal, kadang – kadang yang didiskusikan

bukan pelajaran.

7) Siswa yang mendapatkan nilai sebesar 60 ke atas berjumlah

1 siswa.

Tabel 7. Keaktifan Siswa pada Kegitan Belajar Mengajar

No. Urut Inisial Siswa Aspek Aktivitas1 2 3 4 5 6

1. UM √ √ - √ √ √

2.FN

√ √ √ √ - -

Jumlah 2 2 1 2 1 1Skor Aktivitas Siswa 2 2 1 2 1 1

Keterangan Aspek Aktivitas1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Merespon metode yang digunakan guru

3. Mencatat materi penting

4. Berdiskusi dengan teman

5. Berani mempresentasikan hasil belajarnya

6. Mengajukan pertanyaan dengan guru

d. Analisis dan refleksiGuru dan peneliti mendiskusikan kekurangan – kekurangan

yang ada pada saat penggunaan metode Quantum Learning dalam

pembelajaran IPA di siklus I. Secara umum terdapat beberapa

kekurangan yang terjadi saat proses belajar mengajar yaitu :

1) Guru masih kesulitan dalam membangkitkan antusias siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran IPA.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2) Guru kelihatan tidak percaya diri saat mengajar

menggunakan metode Quantum Learning.

3) Keantusiasan, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar masih rendah. Hal ini terlihat

pada kegiatan apersepsi, tanya jawab, membuat catatan dan

presentasi masih sedikit siswa yang ikut berpartisipasi.

4) Siswa yang dapat menguasai materi sebesar 60% ke atas

masih sedikit. Hal ini dikarenakan motivasi siswa saat

mulai sampai akhir pembelajaran masih rendah, sehingga

banyak siswa yang tidak menaruh perhatian yang serius

saat proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 8 Perolehan Nilai Prestasi Belajar IPA Pada Siklus I

No. Inisial siswa Butir Soal yang

Benar

Tingkat

Penguasaan

Keterangan

1.

2.

UM

FN

14

11

70%

55%

C ( Cukup)

C ( Cukup)

Jumlah Total 25 125%

Rata – rata 12,5 62,5%

Dari tabel 8. dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa

terhadap materi cukup. Hal ini dapat diketahui melalui hasil butir soal

yang benar dijawab siswa paling tinggi 75% diperoleh satu siswa dan

butir soal yang dijawab siswa terendah 55% oleh satu siswa. Hasil rata-

rata porsentase penguasaan siswa terhadap materi yaitu energi panas dan

bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya sebesar

62,5% termasuk kategori cukup. Dengan demikian, perolehan nilai tes

prestasi belajar IPA pada siklus I diatas dapat digambarkan dalam bentuk

grafik diagram batang sebagai berikut:

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

0%

50%

100%

UM

Grafik 4.2 Peningkatan PrestasiBelajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV

Prestasi Siklus I

0%10%20%30%40%50%60%70%

TingkatPenguasaan

UM FN

Inisial Siswa

Prestasi Siklus I

Grafik 2. Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri CangakanKaranganyar Pada Siklus I

2. Deskripsi Kondisi Siklus II

Berdasarkan Deskripsi siklus I yang dilakukan dari kegiatan tindakan I

peneliti merespon kegiatan yang terjadi berdasarkan indikator pencapaian

yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun hasilnya sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan II

Dalam bentuk kegiatan perencanan tindakan II dari deskripsi

hasil penelitian siklus II sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan desain

pembelajaran IPA dengan metode Quantum Learning dengan

kerangka TANDUR.

2) Peneliti dan guru kolaborator menyusun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi sumber energi panas

dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

3) Guru memperbaiki cara mengajarnya saat menggunakan

metode Quantum Learning.

4) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berani

tampil di depan kelas untuk berpresentasi.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

5) Guru memberikan contoh model presentasi terlebih dahulu.

6) Guru akan memberikan hukuman atau sanksi pada siswa

apabila siswa ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari

guru.

7) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran direncanakan 2x pertemuan

yaitu Kamis, 24 Februari 2011 dan Senin, 28 Februari 2011.

8) Peneliti dan guru menyiapkan sarana yang dipakai saat

pembelajaran yaitu tape recorder, kaset bicara, kaset musik

instrumental atau kesukaan siswa dan alat peraga.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Dalam bentuk kegiatan pelaksanaan tindakan II dari

deskripsi hasil penelitian siklus II, guru melaksanakn pembelajaran

IPA dengan metode Quantum Learning dengan kerangka TANDUR

dengan pelaksanaan sebagai berikut:

1) T (Tumbuhkan), dengan guru menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator serta mengajukan pertanyaan

pancingan yang mengarah ke pelajaran dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan perasannya

secara lisan sebelum pembelajaran.

2) A (Alami), guru menugasi siswa untuk membaca buku Braille

yang berisi materi pelajaran, kemudian siswa mencatatan hal-

hal yang penting kemudian menugai siswa berdiskusi tentang

materi yang akan dipresentasikan nantinya. Kemudian guru

menyampaikan kembali materi melalui kaset bicara dan

memberikan waktu untuk mempelajari kembali sambil

memutarkan musik instrumental.

3) N (Namai), guru membagi siswa dengan diberi nama materi

pelajaran tentang sumber energi panas dan bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar serta sifat- sifatnya.

4) D (Demonstrasikan), guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk maju kedepan kelas berpresentasi. Pada pertemuan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

kedua kegiatan Demonstrasikan dengan melanjutkan kegiatan

presentasi bagi yang yang belum maju. Sebelumnya guru

memberikan contoh model berpresentasi terlebih dahulu.

7) U (Ulangi), guru menjelaskan kembali materi pelajaran dengan

melakukan percobaan yang menggunakan alat peraga, setelah

itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal – hal yang belum dipahami dan dimengerti. Pada

pertemuan kedua kegiatan ulangi dilaksanakn dengan

mengadakan tes.

8) R (Rayakan), guru memberikan penghargaan berupa pin, tepuk

tangan dan kalimat pujian yang berani maju ke depan kelas dan

guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai

tes yang baik dengan memutarkan musik di akhir pembelajaran.

c. Obsevasi dan interprestasi

Berdasarkan hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus

II terhadap proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan

metode Quantum Learning, diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 2 siswa

dari 2 siswa secara keseluruhan.

2) Semua siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab.

3) Semua siswa sudah berani presentasi ke depan kelas berjumlah

2 siswa.

4) Siswa yang merespon metode yang digunakan guru berjumlah

2 siswa.

5) Siswa yang aktif membuat catatan kecil berjumlah 2 siswa dari

2 siswa secara keseluruhan.

6) Semua siswa sudah aktif berdiskusi.

7) Semua siswa mendapatkan nilai 60 ke atas.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 9. Keaktifan Siswa Pada Kegitan Belajar Mengajar

No. Urut Inisial Siswa Aspek Aktivitas1 2 3 4 5 6

1. UM √ √ √ √ √ √

2.FN

√ √ √ √ √ √

Jumlah 2 2 2 2 2 2Skor Aktivitas Siswa 2 2 2 2 2 2

Keterangan Aspek Aktivitas

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Merespon metode yang digunakan guru

3. Mencatat materi penting

4. Berdiskusi dengan teman

5. Berani mempresentasikan hasil belajarnya

6. Mengajukan pertanyaan dengan guru

d. Analisis dan Refleksi

Kegiatan Belajar mengajar IPA dengan metode Quantum

Learning di kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar pada

siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Februari 2011 dan

Senin, 28 Februari 2011 berjalan lancar. Secara keseluruhan proses

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode Quantum Learning

berjalan dengan baik. Kekurangan-kekurangan pada siklus

sebelumnya dapat teratasi dengan baik. Siswa lebih aktif dan

antusias saat pembelajaran bila dibandingkan pada siklus I, hal ini

dapat terlihat pada siswa yang ikut berpartisipan pada kegiatan

setiap kegiatan yang diadakan semakin bertambah. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA tersebut telah

menunjukkan peningkatan dengan baik dari proses yaitu keaktifan

siswa dalam mengikuti belajar mengajar dan peningkatan prestasi

belajar IPA.

Dari hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus II dapat

dikemukakan semua indikator pencapaian yang telah ditetapkan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

telah mencapai hasil yang optimal dan dapat dikatakan bahwa

pembelajaran IPA dengan metode Quantum Learning telah berhasil

dan menunjukkan peningkatan dari segi proses maupun hasil

belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan metode

Quantum Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA pada anak tunanetra kelas IV di SDLB Negeri

Cangakan Karanganyar.

Tabel 10. Perolehan Nilai Prestasi Belajar IPA Pada Siklus II

No. Inisial Siswa Butir Soal

yang Benar

Tingkat

Penguasaan

Keterangan

1.

2.

UM

FN

18

17

90%

85%

A(Istimewa)

B ( Baik )

Jumlah Total 35 175%

Rata - rata 17,5 87,5%

Dari tabel 10. dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan

siswa terhadap materi baik. Hal ini dapat diketahui melalui hasil

butir soal yang benar dijawab siswa paling tinggi 90% diperoleh

satu siswa dan butir soal yang dijawab siswa terendah 85% oleh

satu siswa. Hasil rata-rata persentase penguasaan siswa terhadap

materi yaitu energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan

sekitar serta sifat- sifatnya sebesar 87, 5 % termasuk kategori baik.

Dengan demikian, perolehan nilai tes prestasi belajar IPA pada

siklus II diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik diagram

batang sebagai berikut:

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

0%20%40%60%80%

100%

TingkatPenguasaan

UM FNInisial Siswa

Prestasi Siklus II

Grafik 3. Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDLB Negeri CangakanKaranganyar Pada Kondisi Siklus II

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan dalam skripsi ini meliputi penjabaran mengenai

peningkatan prestasi belajar saat pembelajaran IPA dengan kerangka

TANDUR pada anak tunanetra kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar

tahun ajaran 2010/ 2011.

Setelah tindakan yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II maka

diperoleh jawaban dari apa yang menjadi masalah dalam penelitian ini.

Sebagaimana diketahui masalah anak tunanetra adalah anak dimana kondisi

indra penglihatan mereka tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Di

dalam belajar anak tunanetra mengalami kesulitan di dalam proses

pembentukan pengertian atau konsep terhadap rangsangan atau objek yang

berada diluar dirinya yang tidak di dapat secara utuh. Dengan adanya kesulitan

tersebut, menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit mengingat, sulit

memahami, dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus asa dalam

mempelajari ilmu pengetahuan alam, sehingga hal tersebut menjadikan

prestasi belajar IPA anak tunanetra menjadi rendah.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Dari hasil pengumpulan data penelitian menunjukkan bahwa metode

Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPA anak tunanetra.

Peningkatan presatsi belajar IPA dibuktikan dengan peningkatan nilai rata –

rata sebelum menggunakan metode Quantum Learning sebesar 10,5 menjadi

sebesar 12,5 setelah mengggunakan metode Quantum Learning pada siklus I

dan pada siklus II menjadi sebesar 17,5.

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDLB Negeri Cangakan

Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 terjadi pada siklus I dan siklus II setelah

menerapkan metode Quantum Learning. Hal ini sesuai dengan pendapat W. S

Winkel bahwa prestasi belajar merupakan suatu bukti keberhasilan belajar

atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dicapainya. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa

memperoleh peningkatan dengan ditandai adanya keberhasilan penggunaan

metode Quantum Learning dalam pembelajaran IPA dengan indikator kerja

yang sudah ditetapkan.

Dalam penerapan metode Quantum Learning ini, siswa dilibatkan

peran aktifnya dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa diantaranya

berupa memperhatikan penjelasan guru, merespon metode yang digunakan

guru, mencatat materi penting, berdiskusi, berani presentasi didepan kelas, dan

keberanian siswa dalam tanya jawab. Hal tersebut telah dirancang dalam

kerangka TANDUR. Selain TANDUR, peneliti juga merancang ruangan

sesuai dengan prinsip Quantum Learning diantaranya: Memasang musik

kesukaan siswa dan kaset bicara yang digunanya untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan,

dapat menumbuhkan emosional yang baik dalam diri siswa sehingga siswa

dapat mengingat materi yang diberikan ketika pembelajaran yang pada

akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kebaikan atau manfaat yang bisa diambil setelah melakukan tindakan

penelitian ini anatra lain: pembelajaran menjadi hidup dan siswa lebih antusias

dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya kaset bicara, demonstrasi yang

dilakukan siswa dengan alat peraga, memutarkan musik yang disenangi siswa,

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

emberian reward, serts suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga

siswa merasa nyaman dalam pembelajaran dan daya konsetrasi siswa dapat

dimaksimalkan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa berupa

peningkatan prestasi belajar IPA

Kesulitan yang dialami peneliti dalam melaksanakan tindakan ini

antara lain: Membutuhkan dana yang lebih banyak untuk mempersiapkan

sarana dan prasarana seperti kaset bicara, recorder, musik kesukaan siswa dan

alat peraga( lilin, baskom, mainan telepon-teleponan dan lain- lain) dan hal

mempresentasikan hasil belajarnya didepan kelas siswa masih agak malu-

malu.

Untuk mengatasi masalah atau kesulitan dalam penelitian ini, diambil

tindakan atau cara yang lebih menarik perhatian siswa salah satu caranya

adalah dengan memberikan kaset bicara dengan narasumber yang berbeda,

mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan, memberikan contoh

presentasi didepan kelas secara berulang dan memberikan reward dan hadiah

kecil pada saat siswa berhasil menyelesaikan pekerjaannya dan yang

mendapatkan nilai tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian itulah hipotesis menyatakan bahwa

penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar

IPA anak tunanetra kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar tahun

ajaran 20110/2011 dapat diterima kebenaranya.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa,

penggunaan metode Quatum Learning dalam pembelajaran meningkatkan prestasi

belajar IPA pada anak tunanetra kelas IV SDLB Negeri Cangakan Karanganyar

Tahun Ajaran 2010/2011.

B. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Saran kepada Kepala Sekolah:

a. Dalam upaya mengektifkan metode Quantum Learning dalam

pembelajaran bagi anak tunanetra, kepala sekolah hendaknya

mensosialisasikan metode Quantum Learning kepada guru – guru supaya

mereka mengenal dan memahami metode Quantum Learning serta dapat

menerapkannya dalam pembelajaran IPA.

b. Pihak sekolah sebaiknya menambah fasilitas dalam kelas, misalnya

melengkapi kaset bicara yang mewakili setiap mata pelajaran dan

penyediaan tape recorder supaya metode Quantum Learning dapat

dilaksanakan secara optimal.

2. Saran kepada Guru:

a. Guru dapat menggunakan metode Quantum Learning dengan

mendengarkan kaset bicara dalam pembelajaran IPA , sehingga dapat

meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran

yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Memberikan alternatif dan membantu guru dalam meningkatkan prestasi

belajar IPA melalui penggunaan metode Quantum Learning .

94

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7037/1/212481411201109371.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

c. Guru dapat mengembangkan metode Quantum Learning (TANDUR)

dengan variasi yang berbeda dari peneliti lakukan, sesuai dengan variasi

kreativitas guru.

3. Saran kepada siswa:

a. Siswa hendaknya bisa melibatkan diri secara lebih aktif saat proses belajar

mengajar dengan metode Quantum Learning, sehingga siswa akan terbiasa

terlibat aktif saat proses kegiatan belajar mengajar.

b. Siswa sebaiknya berusaha mengekspresikan dirinya dengan berani ikut

berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan

kerjasama yang baik antara guru dengan siswa atau antar siswa sendiri

ketika pelaksanaan metode Quantum Learning.

4. Saran kepada Peneliti selanjutnya:

a. Diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas tentang kaitan Metode

Quantum Learning di sekolah-sekolah yang berbeda.

b. Dalam peneliti ini jumlah subjek yang dipakai kecil, karena itu

diharapkan ada penelitian yang mengupas metode Quantum Learning

dalam pembelajaran dengan mengambil jumlah subjek yang besar.