digilib-uinsuka--pututahmad-2112-1-pututah-m

Upload: teguh-raharjo

Post on 13-Jul-2015

1.348 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN DAN RIFFAT HASSANTENTANG KESETARAAN GENDER DALAM ISLAMDisusun oleh:SKRIPSIDIAJUKAN KEPADA FAKULTAS ADABUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAUNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT GUNAMEMPEROLEH GELARSARJANA HUMANIORA (S.Hum)Oleh :PUTUT AHMAD SUADINIM: 01120692JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADABUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA2008MOTTOtanda orang kafir adalah, ia hilang di dalam cakrawala,tanda orang mumin adalah, cakrawala hilang di dalam dirinya.1___ Muhammad Iqbal, 1877-1938_ _ .,, _,..lDan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin._ >.. .,.Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?.21Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Al-Quran, terj. Anas Mahyudin (Bandung: PenerbitPustaka, 1996) hlm. 33.2Q.S. Adz-Dzariyyat ayat 20 dan 21.HALAMAN PERSEMBAHANpenyusun persembahkan skripsi ini, untuk:Kedua Orang Tua Ayah Bunda, yang cinta kasihnya mengaliridarah dan nafas tanpa batas _______Sesuatu yang terus-menerus mengingatkan aku, akan betapapentingnya arti sebuah kehidupan.______ Serta;Guru-guru hidupku baik yang sempat bertatap langsung, maupunyang hanya bertegur sapa dalam ranah imajinasi dan mimpi..viiKATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt,yangtelahmelimpahkanrahmat, taufikserta hidayah-Nya, sehingga skripsi inidapat terselesaikan. Salawat serta salamsemoga senantiasa tercurahkankepada Nabi Muhammad Saw, teladan kita dalam menggapai ridha-Nya.Selanjutnya,penyusunanskripsi ini tidak pernahakanmencapai tahappenyelesaian tanpa bantuan dari berbagai pihak yang memberi dukungankepadapenyusunbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung. Karenaitu,penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:1. BapakDr. H. SyihabuddinQalyubi, M.A, selakuDekanFakultasAdabUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.2. Bapak ImamMuhsin, M.Ag, selaku Pembimbing yang telah banyakmemberikan berbagai bimbingan serta arahan di tengah-tengahkesibukannya kepada penyusun dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.3. Bapak Drs. Irfan Firdaus, selaku Penasehat Akademik.4. Kepada Bapak serta Ibu tercinta, atas segala doa dan kesabarannya. Jugatak terlupakan kepada adik-adikku Rifki, Fikri dan Aini, atas pengertiandan perhatiannya.!8. KeluargabesarJurusanMuamalat,khususnyaunfuk semuateman-temanMU-2angkatan2003, mari terus berjuang,perjalanankitamasih panjang..!!!!SemogaAllah membantudisetiaplangkahkita. Amin.Tiadagading yangtakretak, akhirnya peyusun menyadari bahwa masihbanyakkekurangan dalamskripsiini,penyusun berharap semoga skripsiinimendapatri{o-Nyasehinggabermanfaatbagi penyusunkhususnyadan bagi pembacapadaumumnya.Amin.Yogyakarta,I 5.Ramadhan1429l5 September2008aedatulUmamahvl l lixPEDOMAN TRANSLITERASIPenulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini berdasarkan KeputusanBersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987.1. Konsonan TunggalHuruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf LatinTidak dilambangkant}bz}ts|gjfh}qkhkdlz|mRnzwshsys}yd}x2. VokalVokalbahasa ArabsepertivokalbahasaIndonesia,terdiridarivokaltunggal atau monoftong dan rangkap atau diftong.a. Vokal TunggalVokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harkat,transliterasinya sebagai berikut:Tanda Nama Huruf Latin Nama Fathah a a Kasroh i i D{ammah u uContoh: - kataba - yaz\habu- suila - z\ukirab. Vokal RangkapVokal rangkapbahasaArabyanglambangnyaberupagabunganantaraharkat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:Tanda Nama Huruf Latin Nama Fath} ah dan ya ai a dan i Fath} ah dan wawu au a dan uContoh:- kaifa h} aulaxi3. MaddahMaddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,transliterasinya berupa huruf dan tanda:Tanda Nama Huruf Latin Nama Fath} ah dan alif atau alif \ a> a dengan garis di atasMaksu>rah Kasrah dan ya i@ i dengan garis di atas d} ammah dan wawu u> u dengan garis di atasContoh: - qa> la - qi>la - rama> - yaqu> lu4. Ta Marbut} ahTransliterasi untuk ta marbut} ah ada dua:a. Ta Marbut} ah hidupTa marbut} ah yang hidup atau yang mendapat harkat fath} ah, kasrah dand} ammah, transliterasinya adalah (t).b. Ta Marbut} ah matiTa marbut} ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinyaadalah (h)Contoh: - T{ alh} ahc. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbut} ah diikuti oleh kata yangmenggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,maka tamarbut} ah itu ditransliterasikan dengan h} a /h/Contoh: - raud} ah al-Jannahxii5. Syaddah (Tasydid)Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkandengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebutdilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tandasyaddah itu.Contoh: - rabbana> - nuimma6. Kata SandangKata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,yaitu .Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan ataskata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yangdiikuti oleh qamariyah.a.Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyahKata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuaidengan bunyinya yaitu al diganti huruf yang sama dengan huruf yanglangsung mengikuti kata sandang itu.Contoh : ar-rajulu as-sayyidatub. Kata sandang yang dikuti oleh huruf qamariyah.Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuaidengan aturan yang digariskan didepan dan sesuaipula denganbunyinya. Bila diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah,kata sandang ditulis terpisah dari kata yag mengikutinya dandihubungkan dengan tanda sambung (-)Contoh: - al-qalamu -al-jala> luxiii - al-badi>u7. HamzahSebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan denganapostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dandi akhir kata. Bila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan, karenadalam tulisan Arab berupa alif.Contoh : - syaiun - umirtu - an-nauu - takhuz\u> na8. Penulisan KataPada dasarnya setiap kata, baik fiil (kata kerja), isim atau huruf,ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan hurufArab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab atauharkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebutdirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.Contoh: - Wa innalla> ha lahuwa khair ar-ra> ziqi> n - Fa aufu> al kaila wa al-mi> za> na9. Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalamtransliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapitalseperti yang berlaku dalam EYD, diantaranya = huruf kapital digunakanuntuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila namadiri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapitaltetap harus awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.xivContoh : - wa ma> Muh}ammadun illa> Rasu>l- inna awwala baitin wud} ialinna>siPenggunaan huruf kapital untuk Alla> h hanya berlaku bila dalam tulisanArabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukandengan kata lain sehingga ada kata lain sehingga ada huruf atau harkat yangdihilangkan, maka huruf kapital tidak dipergunakan.Contoh : - nas}run minalla> hi wa fath{ un qori> b - lilla>hi al-amru jami>an10. Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalambacaan, pedomantransliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmutajwi> d.xvDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ASLI .... iiNOTA DINAS............................................................................................. iiiHALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ivHALAMAN MOTTO................................................................................. vHALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viKATA PENGANTAR ............................................................................ viiHALAMAN TRANSLITERASI............................................................... ixDAFTAR ISI............................................................................................... xvBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah........................................................ 1B. Batasan dan Rumusan Masalah............................................. 9C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................... 10D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11E. Kerangka Teoritik ................................................................. 15F. Metode Penelitian.................................................................. 18G. Sistematika Pembahasan....................................................... 20BAB II WACANA KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM DANBIOGRAFI FAZLUR RAHMAN DAN RIFFAT HASSANA . WACANA KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM1 . Latar Belakang Munculnya Wacana Kesetaraan Genderdalam Islam ... . 222 . Prinsip-Prinsip Kesetaraan Gender Dalam Islam .............. 31B . FAZLUR RAHMAN1 . Latar Belakang Keluarga dan Masyarakat . 402 . Latar Aktivitas Intelektual-Pendidikan ... 423 . Karya-Karya Fazlur Rahman . .. 484 . Karakteristik Pemikiran Fazlur Rahman .. 49xviC . RIFFAT HASSAN1 . Latar Belakang Keluarga dan Masyarakat . 612 . Latar Aktivitas Pendidikan Intelektual ... 673 . Karya-Karya Riffat Hassan ... 734 . Karakteristik Pemikiran Riffat Hassan .. 73BAB III PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN DAN RIFFAT HASSANTENTANG KESETARAAN GENDER DALAMISLAMA . FAZLUR RAHMAN ... .. 841 . Persamaan Kedudukan manusia . 852 . Kesaksian Wanita . 873 . Hukum Dan Sistem Kewarisan .. 884 . Konsep Poligami dan Cadar /Purdah.. 90B . RIFFAT HASSAN........ 971. Konsep Penciptaan Laki-laki dan Perempuan .. 992. Konsep Kejatuhan Manusia Dari Surga .... 1053. Tujuan Penciptaan Perempuan .................. 1084 . Konsep Poligami Dan Sistem Segregasi... 112BAB IV EPISTEMOLOGI PEMIKIRANFAZLURRAHMANDANRIFFAT HASSAN TENTANG KESETARAAN GENDERDALAMISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN............... 117A. Sumber Pengetahuan . 121B . Metode Pemikiran 122C . Pendukung Keilmuan 124D . Karakter Pemikiran 126E . Persamaan dan Perbedaan Hasil Pemikiran Fazlur Rahmandan Riffat Hassan tentang Kesetaraan Gender ..... 127BAB V PENUTUPA . Kesimpulan 137B . Saran-saran .. 139xviiDAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 140LAMPIRAN-LAMPIRAN:1. CURRICULLUMVITAE2. BIBLIOGRAFI FAZLUR RAHMAN1BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahMembicarakan permasalahan gender memang terasa melelahkan,sekaligus mengasyikkan. Melelahkankarena seakan-akanperbincanganinitidak akan berakhir dalam suatu ujung dan titik akhir tertentu. Mengasyikkankarena bahasan ini selalu memberikan nuansa dan wacana baru dengan istilah-istilahbaruyangterus bermunculandanberkembang, sehingga kita tidakpernah jenuh membahasnya. Maka, perbincangan seputar diskursus gender iniadalahpokok masalah yangmembumi yangartinya tidak saja menjadiwacanadanfenomenabagi kelompokataugolongantertentu, yangdibatasigaris geografis maupun ideologis, namun lebih merupakan permasalahanglobal yang lintas ruang dan waktu.Seiring dengan maraknya pembahasan tentang gender dalamdasawarsa terakhir ini, wacana keagamaan kontemporer secara langsungmaupun tidak tentu bersinggungan dengan permasalahan aktual ini, walaupunsebenarnya permasalahan ini bukanlah barang baru dalam wacana keagamaan.Beragamkaryatulishasil pemikiranmaupungerakan-gerakanyangbersifatpraksis telah dihasilkan untuk menyikapi permasalahan aktual ini.Dalam permasalahan relasi antara laki-laki dan perempuan, kesadaranakan perlunya reformasi pola hubungan antar laki-laki dan perempuan kearahyanglebihadildanbernuansakesetaraanterusberlanjutsertatetapmenjadi2isuyangmenarikdanpentinguntukdibahas.1Sebabsecarahistoris, telahterjadidominasi laki-lakidalamsemuamasyarakatdisepanjangzamandanselamainiperempuanmengalamiperlakuanyangtidakadildalamberbagaiaspek kehidupan, kecuali dalammasyarakat matriarkal,2yang jumlahnyatidak seberapa, perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki.Dari sinilahkemudianmuncul asumsi-asumsi ketidaksetaraanantaralaki-laki dan perempuan. Bahwa perempuan tidak cocok memegangkekuasaanataupuntidakmemiliki kemampuanyangdimiliki olehlaki-laki,dikarenakan perbedaan biologis antara kedua jenis tersebut. Walaupunsebenarnya perbedaan biologis tidak serta merta menjadikan perbedaan peran,potensi dan kesempatan dalam bidang kehidupan. Apalagi menjadikanperempuan tidak setara dengan laki-laki.Namunketimpanganperansosialyang berdasarkangenderitumasihtetapdipertahankandengandalihdoktrinagama. Agama dilibatkanuntukmelestarikan kondisi dimana perempuan menganggap dirinya tidak setaradenganlaki-laki.3Padahal secaranormatif doktrinal, Islamdengantegas1Lihat Khoiruddin Nasution, Fazlur Rahman tentang Wanita (Yogyakarta: Tazzafa danAccademia, 2002), hlm. 2, bandingkan juga dengan Jalaluddin Rahmat, Dari PsikologisAndrosentris ke Psikologis Feminis (Membongkar Mitos-Mitos TentangPerempuan), dalamUlumul Quran, no. 5 dan 6, Vol. V, 1994, hlm. 12.2Matriarchi dapat dipahami sebagai suatu sistem masyarakat dimana kaum wanita yangmenjadikepalakeluargaataukepalasuku. Lihat A. S. HornbydanE. C. Parnwell, AnEnglishReaders Dictionary (Jakarta: PT. Pustaka Ilmu, 1992), hlm 201.3Nasaruddin Umar, Perspektif Jender dalam Islam, dalam Paramadina, No. 1 Vol. 1,1998, hlm. 97.3mengakui konsep kesetaraan gender,4karena prinsip pokok ajaran Islamadalah persamaan antar manusia, baik laki-laki maupun perempuan.Perbedaan yang digaris bawahi dan yang kemudian meninggikan ataumerendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketaqwaannya kepadaAllah swt (QS 49: 13). Dalam Doktrin Islam, dihadapan Alah swt. baik laki-laki dan perempuan adalah sama, keduanya diciptakan oleh Allah swt untukmenyembah kepada-Nya.Di bidang Ibadat keduanya mempunyai peluang dan pahala yang sama.Begitu juga dalam perbuatan dosa keduanya memiliki porsi hukuman dan dosayang sama. Kedudukan perempuan dalampandangan ajaran Islamtidaksebagaimana diduga ataudipraktekkansementara masyarakat.5Jika dalamdataran normatif-idealis, kaumperempuan setara dengan laki-laki, namunpada dataran historis-empiris posisi perempuan belumlah setara. Hal inidisinyalir beberapa kalangan salah satunya disebabkan oleh adanyapenafsiran-penafsiran yang didominasi ideologi patriarkhi.6Dalam realitas masyarakat, tafsiran agama (Islam) memegang perananpentingdalammelegitimasi dominasi terhadapkaumperempuan. Ini terjadidalam berbagai bidang kajian keislaman baik tafsir, hadis, maupun fikih. Biasgender muncul dalam banyak literatur Islam klasik yang sering dianggap oleh4Lihat misalnya QS. At-Taubah: 71-72, QS. Al Baqarah: 187, QS. Al-Azhab: 35 danQS. Al-Mumin: 40.5M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 269.6Patriarki adalah sistem yang berlawanan arah dengan sistem matriarki. Patriarki dapatdiartikansebagai susunanmasyarakat denganlelaki sebagai kepalakeluarga. Ataumasyarakatmaupun suku yang diperitah oleh kaum laki-laki. Lihat Peter Salim, The Contemporary English Indonesia (Jakarta: Modern English Press, 1996) hlm. 1366.4sebagian orang memiliki kebenaran yang bersifat mutlak.7Hal ini dikarenakanpersepsi penulis literatur tersebut atas kondisi relasi gender dan posisiperempuan pada masanya dan pada masyarakatnya. Dan itulah kemudiantinggal sebagai kesan terbesar keagamaan, perempuan yang serba terbatasi danhanya memiliki peran domestik, yang dinilai sebagai jenis kelamin nomor dua.Walaupunbegitubanyakpuladari paraahli-ahli Islamyangsangatconcern terhadap usaha penyetaraan gender, yang tidak setuju denganpenafsiran-penafsiran yang menyudutkan perempuan. Sebagai contoh, AsgharAli Engineer mengusulkan bahwa ayat-ayat yang memiliki potensi tafsir biasgender, sebagai contoh yang populer seperti terjemah ayat, laki-laki adalahpengelola kaum perempuan, hendaklah dipahami dengan kontekstual sebagaideskripsi keadaanstruktur dannormasosial masyarakat padasaat itu, danbukanlah suatu norma ajaran yang harus dipraktekkan.8Dari sinilah kemudian muncul kajian-kajian tentang gender danperempuan, bahkan melahirkan suatu gerakan yang disebut sebagaiFeminisme9dalam Islam. Menurut kaum feminis,10ketidakadilan yang7Sebagai contoh ajaran normatif keagamaan yang dinilai bias Gender, di bidangpernikahan dalamhukumIslam, pihak laki-laki yang dianggap sebagai subjek sedangkanperempuanditempatkanmenjadi objeknya. Ini dibuktikandenganpemberianmaharolehpihaklelaki sebagai simbolisasi transaksi jual beli, lihat Q.S An-Nisa: 4, hak lelaki untuk menjatuhkantalakataupemisahanlembagaperkawinan, lihat; Q.SAt-Talaq:1. Laranganperempuan(istri)keluar rumahtanpaizindari laki-laki (suami), Lihat; Q.SAn-Nisa: 33. Lebihlengkaplihat,MasdarF. Masudi dalam, PerempuanDiantaraLembaranKitabKuningdalamMembincangFeminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 167-180.8DikutipMansour Faqihdalam, Posisi KaumPerempuanDalamIslam: TinjauanAnalisis Gender, dalam Membincang Feminisme., hlm 53.9Feminisme: Gerakan emansipasi wanita. Lihat Peter Salim, The Contemporary English Indonesia (Jakarta: Modern English Press, 1996), hlm. 690. Feminisme sebagai suatu gerakan(pada awalnya muncul sekitar akhir abad 19 dan awal abad 20 di Amerika) yang difokuskan untukmendapatkanthe right tovote. Setelahmendapatkanhaktersebut pada tahun1920, gerakan5dijustifikasi agama adalah pangkal penindasan terhadap perempuan.Karenanya mereka bersepakat bahwa rekonstruksi terhadap ajaran-ajarantradisional agamaadalahhal yangmutlakdilakukanuntuksejauhmungkinmengeliminasi perbedaanstatus yangdemikiantajamantara laki-laki danperempuan dan telah dikukuhkan selama ribuan tahun.11Fazlur Rahman (profesor dari Universitas Chicago, USA), dikenalsebagaisalahsatudiantarapemikirmuslimkontemporeryangmemberikanperhatian besar terhadap isu seputar wanita dan gender. Hal ini bisa kita lihatdalampembahasanbeliaudalamkarya-karyanyatentangwacanakeislaman.Bagi Fazlur Rahman, salah satu misi besar Islam diturunkan ke dunia adalahmenegakkan nilai-nilai keadilan, memberantas semua bentuk ketimpangan danmenciptakan sebuah tatanan sosial masyarakat yang ethis serta egalitarian danpenuhkesetaraan. Semuaitumenurutnyaterlihat di dalamAl-Quranyaitucelaannya terhadap disekuilibrium ekonomi dan ketidakadilan sosial di dalammasyarakat Makkah pada waktu itu.12feminisme ini sempat tenggelamdan sekitar tahun 1960-an, terutama setelah Betty Fridanmenerbitkan buku The Feminism Mystique (1963), gerakan feminisme ini mendapat momentum.Lihat Ratna Megawangi, Feminisme: Menindas Peran Ibu Rumah Tangga, dalamUlumulQuran, No. 5 & 6, hlm. 30.10KaumFeminis di sini diartikansebagai individu-individumaupunorganisasi yangconsern terhadap masalah ketidakadilan gender dan memiliki kegelisahan untuk berusahamenyingkap permasalahan tersebut. Sedangkan istilah feminis Muslim mengacu pada tokoh-tokohyang dalam pergerakannya mengacu pada konsep-konsepdasar Islam dan diaplikasikanmenjadisebuah gerakan atau pemikiran kesetaraan gender.11Nurul Agustina, Tradisionalisme Islam dan Feminisme, dalam Ibid., hlm. 52.12Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Quran, cet-II (Bandung: Pustaka, 1996), hlm. 55.6Menurut Rahman, ketetapan hukum dan reformasi hukum yang palingpentingdari al-Quranadalahmengenai wanitadanperbudakan. Al-Quransangat meningkatkan kedudukan wanita dalam beberapa segi dan memberikanhak-hakpribadi wanitasebagai seorangindividudibandingdengankondisimasyarakat sebelumturunnyaal-Quran. Ini membuktikanbahwaal-Quranmemposisikan wanita sama dengan posisi laki-laki dalam konteksnya sebagaipribadi. Suami Istri dalam al-Quran digambarkan sebagai pakaian yang satuuntuk yang lain. Kepada wanita diberikan hak-hak yang sama atas kaum laki-laki sebagaimana laki-laki atas wanita.13Rahman secara konsistenmemperjuangkan hak perempuan ini dalam produk-produk pemikirankeislaman yang dihasilkannya.FazlurRahmansendiri dikenal sebagai seorangilmuwanIslamyangmultidisipliner, dia tidakhanya dikenal dalamsatupokokbahasandalamdiskursus ke-Islaman. Namunsebagai salahsatupemikir modernis banyakyangmemasukkannamanyakedalamkajian-kajiangenderdanperempuan.Kajiannya tentang al-Quran danIslam sangatlahkompleks dan luas, hal inimengukuhkandirinyasebagai salahsatupemikir Islamkontemporer gardadepan. walaupun tidak menggunakan istilah kesetaraan gender, namun secarasubstansial ide-ide dasar ke-IslamanFazlur Rahmanmengandunggagasantentang kesetaraangender. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa kenyataannyametodologi yang dikembangkan Fazlur Rahman dalam usahanya menafsirkan13Lihat Fazlur Rahman, Islam (Bandung: Pustaka, 1997), hlm. 43.7sumber-sumber Islam baik Quran maupun Hadis, menjadi bahan rujukan parapemikir dunia Islam sesudahnya.14Berangkat dari kenyataan di atas, pembahasan tentang kesetaraangender menurut Fazlur Rahman menjadi menarik. Sebagai seorang motivatorbagi para pemikir sesudahnya,15Fazlur Rahman yang tidak pernah membahasgender secara khusus dengan motif seperti para feminis dimana Riffat Hassanmasuk di dalamnya, menjadikan tema tersebut menarik dan menurut penilaianpenulis cukup signifikan untuk ditelaah, untuk mengetahui sejauh manapemikiran Fazlur Rahman dalam membahas permasalahan gender.Selain itu seorang yang dikenal sebagai salah satu tokoh feminis dalamdunia Islam yang cukup berani melakukan rekonstruksi pemahamankeagamaandanargumen-argumenteologisdalammenafsirkanajaran-ajaranIslam yang bias gender, adalah Riffat Hassan16(seorang professor dan KetuaProgramReligious Studies pada Universitas Louisville, Kentucky, USA),dikenal sebagai tokoh Teologi Feminis yang secara intens terlibat dalamusaha-usaha menuju penyetaraan gender, baik dalam tataran normatif maupunpraksis.14Riffat Hassansendiri secara tidaklangsungterpengaruhmemakai metodologi yangdikembangkan Rahman., tentang perlunya mempertimbangkan realitas historis turunnya ayatdalampenafsiranAl-Quran. Lihat, Abdul Mustakim, Tafsir Feminis versus Tafsir Patriarkhi(Yogyakarta: Sabda Persada, 2003), hlm. 107.15Pengaruh pemikiran Fazlur Rahman di Indonesia terlihat dalampemikiran paracendekiawan-cendekiawanIslamIndonesiasemisal Nurcholis MadjiddanSafii Maarif yangmerupakan murid-murid beliau di Universitas Chicago. Istilah Neo Modernisme Islamjugadinisbatkan kepada metodologi dan paradigma berpikir yang di bangun oleh Fazlur Rahman.16Riffat Hassanmengaku untukmembangun tafsiryang tidak bias gendersepertiyangada selama ini harus ada Reinterpretasi al-Quran, hal ini setelah dia mendalami ajaran al-Quran.Lihat Riffat Hassan,Feminisme dan Benturan Budaya Lokal, dalam Islam dan Dialog Budaya,ed. Edy A. Effendy ( Jakarta: Puspa Swara, 1994), hlm. 170.8Bila Rahman telah dikenal publik sebagai ilmuwan Islammultidisipliner, maka lain halnya dengan RiffatHassan, yang muncul dalamkancah pemikiran ke-Islaman dengan mengusung tema-tema tentangkesetaraan gender dalam Islam dan gerakan feminisme Islam. Awalpengkajian Riffat Hassan tentang isu keperempuanan secara akademik(diakuinya) pada tahun1974. Riffat menyatakankeprihatinannya terhadapkondisimayoritasperempuandiduniaIslamyang menurutnyatertindasdansangat terbelakang, baik di bidangpendidikan, ekonomi, maupun politik.Kondisi ini makin diperburuk oleh munculnya gerakan fundamentalisme Islamdi berbagai bagian dunia Islam, yang melalui berbagai hukum dan peraturan diberi legitimasi teologis telah melakukan kontrol dan semakin membatasikehendak bebas perempuan.17Menurutnya, setiap suatu negara atau pemerintahan yangmemulaiIslamisasi, maka tindakan pertama yang dilakukan adalah memaksaperempuan kembali masuk ke dalamrumah, memberlakukan peraturan-peratuarandanundang-undangyangcenderungdiskriminatifdanmerugikanbagi kaum perempuan.1817LihatRiffatHassan, TeologiPerempuanDalamTradisiIslam(SejajardiHadapanAllah?), dalam Ulumul Quran, No. 4, Vol. 1, 1990/1410 , hlm. 48 55.18Feminisme dan Al-Quran sebuah percakapan dengan Riffat Hassan dalam UlummulQuran, Vol II, 1990. hlm. 86. Di Pakistan sendiri di mana Riffat Hassan berdomisili, pada masarezimZiaul HaqmelakukanIslamisasi awal tahun1980, pemerintahmelarangfotoperempuandipasangdi mediacetak, membatasi penampilanmereka, mewajibkanparapenyiar perempuanuntuk mengenakan dopatta (sejenis kain tipis yang dikenakan untuk menutupi pakaian atauselendang), dan mendirikanuniversitas-universitas khusus kaumwanita. Lebihlengkaplihat,Esposito dan Voll, Demokrasi Di Negara-Negara Muslim; Problem Dan Prospek, terj. RahmaniAstuti (Bandung: Mizan, 1999), hlm.148.9Hal ini menurutnya disebabkan oleh pemahaman keagamaan yangsalah. Pemahamanyangtelahdibangunribuantahundenganbasisideologipatriarkhi dan menyudutkan kaum perempuan sebagai gender yang di nomorduakan, menghasilkan pandanganyang menyebabkan tersubordinirnya kaumperempuan.Baik Fazlur Rahman maupun Riffat Hassan, keduanya merupakanilmuwan yang berasal dari Pakistan. Kedua tokoh tersebut secara aktifberusaha mengangkat martabat kaum perempuan yang tersubordinasi denganmerujuk pada nilai-nilai yang bersumber dari Allah, dan selanjutnyamengembangkan semacam tafsir tandingan (counter exegesis) atas pandangankeagamaan yang merendahkan perempuan yang dianut selama ini.19Tentunyadengankerangkaberpikir danmetode yangberbedasatudengan lainnya, yang semuanya berangkat dari latar belakang kehidupan yangberbeda pula.Selanjutnya, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pemikiran sertagagasanFazlurRahmandanRiffatHassantentangkesetaraangenderdalamIslam, serta hal hal yang melatarbelakanginya, dan bagaimana wacanakesetaraangender muncul dalamdiskursuske-Islaman. Diharapkandenganmembandingkanduapemikiranyangberasal dari motif-motifsubjektif dantitiktolakyangberlainanakandapat diketahui persamaandanperbedaanuntuk kemudian dapat diambil kesimpulannya.19Lihat Farid wajidi, Perempuan dan Agama: Sumbangan Riffat Hassan, dalam bukuDinamika Gerakan Perempuan Indonesia, Fauzie Rizal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein(ed.) (Yogyakarta: Tiara wacana, 1993), hlm. 12.10B. Batasan dan Rumusan MasalahDalampenelitianini, masalahyangdiangkat telahdibatasi seputarpemikiran Fazlur Rahman dan Riffat Hassan tentang kesetaraan gender dalamIslam, baik latar belakang pemikiran hasil pemikiran dan epistemologi sertaperbandingan di antara keduanya..Adapun rumusan masalah sebagai berikut :1. BagaimanalatarbelakangkehidupandanpemikiranFazlurRahmandanRiffat Hassan tentang kesetaraan gender dalam Islam.2. Bagaimana pemikiran Fazlur Rahman dan Riffat Hassan tentangkesetaraan gender dalam Islam.3. Bagaimana epistemologi Fazlur Rahman dan Riffat Hassan dalammerumuskan konsep mereka tentang Gender dan apa persamaan danperbedaan pemikiran masing-masing tokoh.C. Tujuan dan Kegunaan PenelitianTujuan penelitian yang ingin dicapai dalampenelitian ini adalahsebagai berikut :1. Untukmengetahui latar belakangmunculnyapemikiranFazlur Rahmandan Riffat Hassan tentang gender.2. Untukmengetahui pemikiranFazlurRahmandanRiffat Hassantentangkesetaraan gender dalam Islam.3. Untukmenganalisisbagaimanaepistemologi keduatokohtesebut dalammerumuskan pandangannya tentang gender serta untuk mengetahuipersamaan dan perbedaan pemikiran masing-masing tokoh.11Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah1. Untukmenambahkhazanahilmupengetahuan,khususnya kajiantentangsejarah intelektual Islam terutama tentang wacana kesetaraan gender.2. Untukdijadikanbahanperbandingandalammencari konsepkesetaraangender dalam Islam.3. Sebagai motivator bagisemua pihak untuk terus mengkaji dan menelaahpemikiran-pemikirankontemporer tentanggender danpermasalahannyaserta mencari konsep yang relevan dengan konteks masyarakat Indonesia.D. Tinjauan PustakaStudi dan pembahasan tentang pemikiran Fazlur Rahman dan RiffatHassan tentang gender sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, sebelumnya telahditemukan pembahasan tentang kedua tokoh namun penulis belum mendapatkanyang membandingkan antar keduanya. Dalam penelitian ini penulis akanberkonsentrasi pada studi hisoris-komparatif pemikiran Riffat Hassan dan FazlurRahman tentang gender.Studi Al-QuranKontemporer: WacanaBaruBerbagai MetodologiTafsir, di dalamnya terdapat tulisan Abdul Mustaqim yang berjudulMetodologi Tafsir Perspektif Gender (studi kritis atas pemikiran RiffatHassan),20yangmenjelaskantentangpemikiranRiffat Hassandansedikitmemberikancatatankritisnyaataspemikirantersebut. BukulainnyaadalahFeminismeDalamKajianTafsirAl QuranKlasikdanKontemporer, yang20Abdul Mustakim &Sahiron Samsudin (ed), Studi Al-quran Kontemporer (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2002).12ditulis oleh H. Yunahar Ilyas.21Di dalamnya ia mengungkapkan secara rinciayat-ayat yang berkaitan dengan perempuan (yang terkesan diskriminatif)menurut para mufassir, dan menganalisisnya dengan membandingkannyadengan pemikiran ketiga orang feminis muslim: Asghar Ali Engeneer, RiffatHassan dan Amina wadud Muhsin.Abdul Mustaqim, Tafsir Feminis versus Tafsir Patriarkhi; TelaahKritis Penafsiran Dekonstruktif Riffat Hassan,22yang mengungkapkan modelpenafsiran Riffat Hassan terhadap Al-Quran dan Hadis Nabi dengan metodedekonstruksi dan juga berisi perbandingan dan pertentangan antara penafsiranmodel Riffat Hassan dan penafsir-penafsir lain yang berseberangan pendapatdengannya.KhoiruddinNasution, FazlurRahmanTentangWanita,23yangberisipenjelasan Fazlur Rahman tentang bagaimana pandangan Islamterhadapgender dan wanita secara khusus, baik dalam Fikih maupun hubungan kontekssosial kemasyarakatan. Di dalamnya juga terdapat dua artikel Fazlur Rahmantentang permasalahan wanita dalam Islam, yang berjudul "KontroversiTentangHubunganPerempuandanLaki-Laki" dan"Status WanitaDalamIslam: Sebuah Penafsiran Modernis".21YunaharIlyas, FeminismedalamKajian TafsirAl-QuranKlasikdanKontemporer(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).22Abdul Mustakim, TafsirFeminisVersusTafsirPatriarkhi;TelaahKritisPenafsiranDekonstruktif Riffat Hassan ( Yogyakarta: Sabda Persada, 2003).23Khoirudin Nasution, Fazlur Rahman Tentang Wanita (Yogyakarta: Tazzafa danAccademia, 2002).13FaridWajidi, PerempuandanAgama: SumbanganRiffat Hassan,dalambukuDinamikaGerakanPerempuandi Indonesia,24yangberusahamengungkap kembali secara garis besar beberapa gagasan menarik yangdilontarkanolehRiffat Hassan, danberdasarkanbeberapagagasantersebutkemudian dapat dipikirkan berbagai persoalan real ketika ingin melihat fungsiagama dalammemberikan peran yang lebih emansipatif bagi perempuanIndonesia.Artikel dalamJurnal Hermenia, yang ditulis oleh Sutrisno yangberjudul, Epistemologi Pemikiran Fazlur Rahman, yang membahas tentangepistemologi pemikiran Fazlur Rahman. Di dalamnya memuat danmenjelaskanaspek-aspekepistemologi umumseperti sumber pengetahuan,karakteristik pengetahuan, pendukung keilmuan dan sebagainya.25Kemudian artikel Ulumul Quran (No. 9 Vol. II 1991) yang berjudulFeminismedanAl Quran: PercakapandenganRiffat HassanditulisolehWardahHafidz. Artikelini memuathasilpercakapanantaraWardahHafidzdan Riffat Hassan ketika menghadiri sebuah workshop di Karachi., didalamnyaberisitentanginterpretasiRiffatHassantentangposisiperempuandalam Al Quran.2624Farid wajidi, Perempuan dan Agama: Sumbangan Riffat Hassan, dalambukuDinamika Gerakan Perempuan Indonesia, Fauzie Rizal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein(ed.) (Yogyakarta: Tiara wacana, 1993).25Sutrisno, Epistemologi Pemikiran Fazlur Rahman, dalam Jurnal Hermenia, VolumeI, nomor 2, Juli Desember, 2002, hlm. 214-221.26Wardah Hafidz, Feminisme dan Al-Quran; Percakapan Dengan Riffat Hassan,dalam Ulummul Quran Vol II, tahun 1990.14Selain meninjau buku buku dan artikel di atas, penulis jugamengadakan tinjauan terhadap tulisan yang belum dipublikasikan berupa tesisdan skripsi, antara lain:Tesis S2 Abdul Mustaqim, Feminisme Dalam Perspektif RiffatHassan; Kajian Kritis Dengan Pendekatan Historis Filosofis,27berisipembahasanfeminismedalampandanganRiffat Hassanyangdikajimelaluipendekatanhistorisdanfilsofissekaligusmengkritisi pandangan-pandanganRiffat Hassan.Skripsi saudari Amalia Taufik, Equalitas Laki-Laki Dan Perempuan;KajianHistorisAtasPemikiranRiffatHassan,28berisipembahasantentangsalah satu point penting dari pemikiran Riffat Hassan yakni equalitas laki-lakidan perempuan dalam Islam dan dikaji secara historis.Beberapa tulisan di atas memang banyak persamaannya denganpenelitianyangpenulisdilakukan, namunsejauhinibelumadayangsecarakhusus membandingkan pemikiran dua tokoh yakni Fazlur Rahman dan RiffatHassantentanggender danmengemukakanpersamaandanperbedaandaripemikiran kedua tokoh tersebut.27Abdul Mustaqim, Feminisme Dalam Perspektif Riffat Hassan; Kajian Kritis DenganPendekatan Historis Filosofis, Tesis S2 IAIN Sunan Kalijaga, tidak diterbitkan, Jogjakarta, 1999.28Amalia Taufik, Equalitas Laki-Laki Dan Perempuan; Kajian Historis Atas PemikiranRiffat Hassan, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2005.15E. Kerangka TeoritikDalammelakukanpenelitiandenganobjekkajianPemikiranFazlurRahmantentangKesetaraanGenderdalamIslamini, penulismenggunakanalat analisis teori StrukturalismeGenetiksebagai syarat dankaidahumumsebuah penelitian ilmiah. Teori Strukturalisme Genetik adalah analisis strukturdengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya, tidak hanyamemperhatikanunsurintrinsiksuatukaryanamunjugaunsur ekstrinsiknyayakni bagaimana kondisi sosio historis penulis pada saat karya tersebuttercipta.29Teori Strukturalisme Genetik ditemukan oleh Lucier Goldman,filsuf dan sosiolog Romania-Perancis. yang dikemukakannya dalam buku TheHiddenGod: aStudyof TragicVisionInThePenseesOf Pascal andtheTragedic of Racine,30Teori ini lazim digunakan dalam penelitian karya sastra,namun sebagai salah satu teori sosial, pada intinya teori strukturalisme genetikdipergunakan dalam penelitian apabila peneliti bertujuan mengetahuipemikiransuatutokohsecarakomprehensifdanmenyeluruhmelalui karya-karyanya baik karya fiksi maupun non fiksi.Dalam Strukturalisme Genetik unsur yang berdiri sendiri tidak berartiapa-apa. Diadapatdipahamisemata-matadalamprosesnyaantarhubungan.Makna total setiap entitas dapat dipahami hanya dalam integritasnya terhadaptotalitasnya, karena dunia kehidupan adalah totalitas fakta sosial, bukan29Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra (Jogjakarta: PustakaPelajar), 2004. hlm. 123. bandingkandengan, Faruk, PengantarSosiologiSastra(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1994), hlm. 16-17.30Ibid. hlm. 121.16totalitas benda _dalam hal ini tulisan hasil pemikiran_ saja. Antar hubungannilai substansial ke arah struktural, nilai dengan kualitas bagian-bagian kearahkualitas totalitas.Menurut Laursen dan Singewood, Teori strukturalisme genetik dalammelakukan tugasnya dalampenelitian memiliki langkah-langkah sebagaiberikut:- Teks diteliti strukturnya untuk membuktikan jaringan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu dan holistik. Dalampenelitianini, peneliti akanmengkaji tekskaryaFazlurRahmandanRiffatHassanyangmembahas tentangkesetaraangender dalamIslam, kemudianjugaakandikaji teks yangpernahmenulistentangpemikirankeduatokohsertapandanganduniamasyarakat yangmelingkupi merekasebagai upayamenujukesatuanpandangantentangkedua tokohtersebut. Melalui karya-karya mereka yang terserak akan dianalisis model pemikiran mereka, visi danmisi mereka dalam karya tersebut.- Penghubungan dengan sosial-budaya dan sejarahnya, kemudiandihubungkandenganstruktur mental yangberhubungandenganpandangandunia pengarang. Dengan metode ini peneliti harus menelaah secara kritis danmendetail tentang latar sosio kultural Fazlur Rahman dan Riffat Hassan,bagaimanakondisi masyarakatpadawaktuitu, pemikiranyangberkembangyangmelingkupinyadanapayangmenjadi pandanganduniamasyarakat di17sekitarmerekaagardarisinikitadapatmengetahuipandangandunia,31darikedua tokoh tersebut dengan karya dan pemikirannya.Dalam penelitian ini, teks yang menjadi objek penelitian adalah karya-karya Fazlur Rahman dan Riffat Hassan. Untuk mengetahui pemikiran keduatokoh tersebut, terutama pemikiran mereka tentang gender. Denganmenggunakan teori Strukturalisme Genetik, peneliti akan menggunakan karya-karya mereka untuk bahan analisis baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya.Unsur Intrinsikberkaitandenganstruktur pemikiranyangtercakupdalam karya-karya tulis mereka. Pengumpulan data literatur tentang pemikirankedua tokoh memungkinkan untuk menganalisis ide-ide dasar secara objektiftanpa mempertimbangkan unsur subjektif bagaimana pemikiran tersebutdihasilkandandalamrangkaapapemikirantersebut dimunculkan.32Sedangunsur ekstrinsik berkaitan hal-hal subjektif tersebut.- Langkah selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan denganmenggunakanpendekataninduktif, yaitupencariankesimpulandenganjalanmelihat premis-premis yang sifatnya spesifik untuk selanjutnya mencaripremis generalnya.33Karena sifat penelitian ini adalah komparatif maka31Pandanganduniatokohbukansemata-matafaktaempirisyangetrlihat danbersifatlangsung, tapi merupakan suatu gagasan, aspirasi dan perasaan yang dapat mempersatukan suatukelompok sosial masyarakat. Pandangan dunia merupakan ekspresi teoretis dari kondisi dankepentingan suatu golongan masyarakat tertentu, dalam hal ini bisa pemerintah, suara mayoritas,golongan oposan, dll. Lihat, Iswanto, Penelitian Sastra Perspektif Strukturalisme Genetik, dalamMetode Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanindita, 2001), hlm. 61.32Sebagai contoh, bahwa pemikiran Rifftat HassantentangFeminisme secara tidaklangsung dalam rangka sebagai counter terhadap konsep Islamisasi yang dinilainya menyudutkanperempuanyang diterapkan pemerintahan Ziaul Haq pada masa itu dan sangat dipengaruhi olehpendidikan masa kecilnya. Lihat. Riffat Hassan , Feminisme dan Al-Quran hlm. 86.33Drs. Iswanto, Penelitian Sastra Perspektif. hlm. 60.18terdapat dua langkah induktif yakni menarik kesimpulan dari masing-masingtokoh untuk kemudian dikomparasikan, hingga akan terlihat pemikiran keduatokohsecara padudanholistikserta dapat dicari relevansi danhubungangenetiknya dengan masyarakat.F. Metode PenelitianSejarahpemikiranadalahsejarahyangmempelajari proses, sejarahpemikiran tetap sejarah meskipun mempelajari pemikiran manusia yangbersifat praktis bukandari mentalitasnya. Semua perbuatanmanusia pastidipengaruhi pemikirannya, karenanya sebagai daging yang berpikir manusiatidak bisa lepas dari dunia pemikiran, tidak bisa melepaskan dirinya dari duniaide. Sementara terkait dengan penelitian ini penulis mengupayakanpendekatan kajian teks dan kajian konteks sejarah. Kajian teks berupayamenganalisa pola dasar pemikiran yang terdapat dalam teks, sementara kajiankonteks berupaya menelaah bagaimana realitas yang ada mempengaruhiterjadinyateks. Adapunmetodeyang digunakandalampenelitianiniadalahmetodehistorisdari data-datayangterkait denganpenelitianini, kemudiandirekonstruksi dalam bentuk historiografi.34Metode penelitian tersebut memiliki tahapan sebagai berikut:1 . Heuristik ( pengumpulan data )Penelitian ini adalah penelitian literer yang lebih banyak menggunakansumber dan dokumen tertulis dalamproses pengumpulan datanya. Datadidapat dengan penelusuran sumber-sumber literer berupa buku-buku,34Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hlm.189.19majalah,danjurnal.Selainiitujuga penulismenggunakanpenelusuransitusinternet.352. Verifikasi atau KritikKritik sumber bersifat eksternal maupun internal, kritik eksternalmeneliti apakah teks yang menjadi objek penelitian dan naskah sumberbersifat asli atautidak. Sedangkankritikinternal untukmenentukanapakahsumber yang diteliti tersebut benar-benar rasional atau logis.36Wacanakesetaraan gender adalah tema yang coba diusung penulis untuk menganalisissalah satu aspek dari keseluruhan pemikiran Fazlur Rahman. dan RiffatHassan Karena penelitian bersifat komparatif, maka diperlukan sumber-sumberdarikedua tokohuntukkemudiandibandingkan,baiksecaraeksternlebih penting lagi secara intern.3 . InterpretasiSecara umum analisis sejarah bertujuan melakukan sintesa atassejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah denganmenggunakan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yangmenyeluruh.37Interpretasi tentunya berkaitan dengan penafsiran danpemahaman personal. Dalamhal interpretasi terhadap teks dan dokumententangbiografi danpemikiranFazlur RahmandanRiffat Hassanberbasispada pemahaman objektif dari penulis.35Kuntowijoyo, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 1995), hlm.12.36Ibid, hlm.70.37Ibid, hlm. 67.204 . HistoriografiHistoriografi yang merupakan cara penulisan, pemaparan ataupelaporan hasil penelitian.38Penyajiannya meliputi pengantar, hasil penelitian,simpulanserta penutup, yangsetiapbagiannyaterjabarkandalambabbabdan sub bab.G. Sistematika PembahasanSistematikadalampenelitianini terdiri dari limababyangdisusunsecara kronologis dan utuh. Bab satu, sebagimana lazimnya sebuah penelitianilmiah maka bab ini merupakan pendahuluan yang berisi: pertama, latarbelakang masalah yang memuat alasan-alasan pemunculan masalah yangmenjadi obyekpenelitian. Kedua, rumusanmasalahmerupakanpenegasanterhadapapayangterkandungdalamlatarbelakangmasalah. Ketiga, tujuandan kegunaan yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini. Keempat, telaahpustakasebagai penelusuranatasliteratur yangberhubungandenganobyekpenelitiaan. Kelima, kerangkateoritikmenyangkut kerangkaberpikir yangdigunakan dalammemecahkan permasalahan. Keenam, metode penelitian,berupa penjelasan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan danmenganalisis data. Ketujuh, sistematika pembahasan sebagai upaya untukmensistematiskan penyusunan.PadaBabkeduaakanmembahastentangwacanakesetaraangenderdalam Islamdan sketsa hidup atau biografi Fazlur Rahman dan Riffat Hassan.Untuk dapat melacak latar belakang munculnya pemikiran tentang kesetaraan38DudungAbdurrahman, MetodePenelitanSejarah(Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,1999), hlm. 55 69.21gender dalamIslamsecaraumumdanlatar belakangpemikirankesetaraangender dalam Islam menurut Fazlur Rahman dan Riffat Hassan.Pada babketiga mendeskripsikanpemikirandanpandanganFazlurRahman dan Riffat Hassan tentang kesetaraan gender dalam Islam. Kemudianmenyajikan argumen-argumen yang dipakai Riffat Hassan dan Fazlur Rahmandalammerumuskan pandangan mereka. Hal ini juga dimaksudkan untukmempelajari danmemahami pemikiranRiffat HassandanFazlur Rahmansecara utuh.Bab Keempat menyajikan analisa komparatif antara epistemologipemikiran Fazlur Rahman dan Riffat Hassan tentang kesetaraan gender dalamIslam, dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan hasil pemikiran keduatokoh tersebut.Babkelimamerupakanbabpenutupdari penelitianini, yangberisikesimpulan atas persoalan yang diteliti dan saran saran penyusun berkenaandengan objek penelitian.22BAB IIWACANA KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM DAN BIOGRAFIFAZLUR RAHMAN DAN RIFFAT HASSANA . WACANA KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM1 . LatarBelakangMunculnyaWacanaKesetaraanGenderdalamIslamPerbedaan laki-laki dan perempuan masih menyimpan beberapamasalah, baik dari segi substansi kejadian maupun peran yang diemban dalammasyarakat. Perbedaananatomi biologis antarakeduanyacukupjelas, danmungkintidakakanadaperbedaanpendapatmengenaihalini.. Akantetapiefek yang timbul akibat perbedaan itu menimbulkan perdebatan, karenaternyata perbedaan jenis kelamin secara biologis (seks) melahirkanseperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap perbedaan jeniskelamininilahyang disebutgender.Katagendersendiriberasaldaribahasainggrisyang berarti jenis kelamin, namun pada perkembangan selanjutnyaartiinisebenarnyakurang tepat,karenadengandemikiangenderdisamakanpengertiannya dengan seks yang berarti jenis kelamin secara biologis. Sebagaisebuah kosakata baru dalam bahasa Indonesia, kata gender belum ditemukandalam kamus besar bahasa Indonesia.11Arti yang lazim untuk kata gender adalah perbedaan sifat, peran, mentalitas antara laki-laki danperempuanyangdikonstruksi secara sosial maupunkultural. Lihat, Mansour Faqih,Analisis Gender danTransformasi Sosial, cet. ke-7(Yogyakarta: PustakaPelajar, 2003), hlm.8.BandingkandenganNasaruddinUmar,MA, ArgumenKesetaraanJender; Perspektif Al-Quran23Perbedaan secara biologis antara laki-laki dan perempuan mempunyaiimplementasi di dalamkehidupansosial-budaya. Persepsi yangseolah-olahmengendapdialambawahsadarseseorangialahjikaseseorangmempunyaiatribut biologis, seperti penis pada diri laki-laki atau vagina pada perempuan,maka itu juga menjadi atribut gender yang bersangkutan dan selanjutnya akanmenentukan peran sosial dalam masyarakat. Walaupun sebenarnya atribut danbeban gender tidak mesti ditentukan oleh atribut biologis, karena gender tidakberkaitan langsung dengan perbedaan biologis melainkan sebuah konsepbudaya, jadi mesti dibedakanantarakepemilikanpenisatauvaginasebagaiperistiwa biologis dan kepemilikan penis atau vagina sebagai peristiwabudaya.Bila yang pertama dapat disebut alat kelamin biologis (physicalgenital) dan yang kedua dapat disebut alat kelamin budaya (cultural genital).2Istilahsexmenekankanpadaperbedaanbentuktubuhdankomposisi kimiaseseorang sedangkan gender sebagai jenis kelamin budaya menekankan padaperkembangan aspek maskulinitas atau feminitas. Berangkat dari asumsidiatas maka wacana kesetaraan gender berisi tentang rekonstruksi pemahamantentang gender terutama kaitannya dengan definisi-definisi, dan permasalahanyang melingkupinya.(Jakarta:Paramadina, 2001), hlm.34&35, danIvanIllich, Gender, terj. OmiIntanNaomi, cet-7(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm 3.2Nasaruddin Umar, Argumen. hlm. 2.24Penolakan masyarakat, umumnya kaum perempuan pada sistempatriarki3memunculkansuatugerakanyangtujuannyameruntuhkansistemdanstrukturyang telahdibangunribuantahuntentang relasiantara laki-lakidan perempuan tersebut. Upaya mereka melakukan transformasi sosial untukmenghapuskan kesenjangan, dan meraih kedudukan setara dengan lawanjenisnya dilakukan dengan berbagai cara yakni dengan cara revolusioner danevolusioner. Hingga akhirnya pembicaraan tentang perempuan dalam konteksini adalah berbicara tentang situasi transisi.Feminisme sendiri adalah suatu istilah yang mengacu pada konsep dangerakan sosial yang muncul dalamkaitannya dengan perubahan (socialchange), teori-teori pembangunan, kesadaran politik perempuan dangerakanpembebasan perempuan, termasuk pemikiran kembali institusi keluarga dalamkonteksmasyarakat moderndewasaini.4Namunsampai saat ini, sebagianorang masih berasumsi bahwa feminisme adalah sebuah gerakanpemberontakan terhadap kaum laki-laki. Feminisme dianggap sebagai bentukpemberontakan kaum perempuan untuk mengingkari kodrat atau fitrah3Patriarki dapat diartikansebagai susunanmasyarakat denganlelaki sebagai kepalakeluarga. ataumasyarakatmaupun sukuyang diperintah oleh kaum laki-laki. Lihat PeterSalim,The Contemporary English Indonesia(Jakarta: Modern English Press, 1996) hlm. 1366.4Lihat John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia cet. XIX. (Jakarta:Gramedia, 1993), hlm.237. Para teolog perempuan muslim seperti Rifaat Hassan , Fatima Mernissidan Amina Wadudyang selama ini dipandang sangat progresif kadang juga tidak menggunakanistilah iniketika sedangmembahas tentang genderdan perempuan. Riffat HassanmenggunakanWomen and Religion: An Islamic Perspektive ketika membahas penciptaan Laki-laki danperempuan. Lihat Siti Ruhaini Dzuhayatin, Pergulatan Pemikiran Feminis dalam Wacana IslamDi Indonesia, dalamRekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender DalamIslam(Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm.5. Seorang feminis Mesir Nawal el Saadawi, lebih sukamemakai istilah pembebasan perempuan daripada menggunakan istilah feminisme yang sangatkebarat-baratan. Lihat WawancaradenganNawal al-Saadawi, dalamIslamika, no.1, edisi juli-september, 1993. hlm53-60.25perempuan, melawanpranatasosial yangada, atauinstitusi sebuahrumahtangga.Persoalan yang menyangkut hak, status, dan kedudukan perempuan disektor publik dan domestik merupakan masalah yang pelik dan terus menjadibahan perdebatan. Banyaknya ragam pendapat yang bersumber dari beberapadisiplinilmu(Filsafat, Agama, Sosiologi, Politik, Biologi DanPsikologi),telahmenimbulkanbermacam-macamteori danpandangantentanggerakankesetaraan gender dan berbagai macam corak feminisme.5Di barat, gerakanfeminismeyangmenyuarakankesetaraandanantipenindasangenderbermuladiakhir1960-an,6dangerakanmerekabermuladengan membongkar asumsi tentang pembagian wilayah publik dan domestikantara laki-laki dan perempuan, anggapan-anggapan tertentu mengenaikodrat perempuan, haruskah keduanya dibedakan, atau mestikah yang satumemimpinyang lain,meskipuntitik tolakgerakanpembebasaniniadalah5Di antara aliran feminisme yang terkenal adalah; a) Liberal Feminisme, yang menuntutkesempatan, hakyangsamabagi setiapindividu; b) Radikal Feminisme, yangmelihat bahwapenindasan perempuan sebagai urusan subjektif individual, suatu hal yang bertentangan dengankerangkamarxisyangmelihat penindasanperempuansebagai realitasobjektif; c) marxismefeminisme dengan pandangan bahwa penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelasdalam relasi produksi; d) feminisme sosialis yang berasumsi bahwa penindasan gender terjadi dikelas manapun. Lebih lanjut lihat: Mansour Fakih, Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), hlm.51-78. Rosemarie Putnam Tong, menambahkan ke dalam klasifikasialiran feminisme dengan, feminisme psikoanalisis dan gender, Feminisme eksistensialis,feminismepostmodern, feminismeMultikultural danglobal, ekofeminisme. Lihat pembahasanlengkapnya dalamRosemarie PutnamTong, Feminist Thought, terj. Aquarini Priyatna P.(Yogyakarta: Jalasutra, 2004).hlm.1 -13.6Rahmad Hidayat, Ilmu Yang Seksis (Jogjakarta: Jendela, 2004), hlm. 9626mengenai nasib di bawah standar yang dialami perempuan di manapun,termasuk di Eropa dan Amerika.7Dalampekembangannya, feminismejugamendapatresponyanglaindari isme-isme Barat, seperti kapitalisme, sosialisme, modernisme,industrialisme, dan bahkan post-modernisme. Feminisme diterima tidak lebihhanyasebagai entitasyangsecarasubstansial terceladantidakperludiberitempat. Argumnetasi yang secara umum dilontarkan adalah bahwa feminismetelahteracunikeluarga-keluargamapandanmembuatperempuantimurlepasdarikodratnya. Yangsangatmengherankanadalahbahwalontaransarkastikini dilepaskanolehmulut laki-laki dansebagianperempuan, yangsebagianbesar hidupnya sudahter-Barat-kanataupalingtidaktelahbersinggungandenganproduk-produkbarat,sejakmulaisistempendidikan,pekerjaan, caraberpakaian, cita rasa (taste) yang sering dikemas rapui dalam jargonmodernisasi.8Berbeda dengan permasalahan di luar Islam, yang berangkat darifaktor ekonomi, sosial dan politik. Bahasan wacana kesetaraan gender dalamIslam, memiliki persoalan mendasaryang berangkat dari sebuah pertanyaan,apakahkondisi danposisi kaummuslimat di masyarakat dewasaini telah7Ini terbukti sejak saat iu partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat secara drastis.Padatahun1972, perempuansudahmengisi sepertigadari tenagakerjadi Amerika, walaupunsecara upah masih berada di bawah upah laki-laki. Lihat Ratna Megawangi, Perkembangan TeoriFeminismeMasaKini DanMendatangSertaKaitannyaDenganPemikiranKeislaman, dalamMembincang Feminisme; Diskursus Gender Perspektif Islam (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2002),hlm. 211 dan WahiduddinKhan, Antara IslamDan Barat; Wanita Di Tengah Pergumulan(Jakarta: Serambi, 2001), hlm.67-68.8Siti Ruhaini Dzuhayatin,Gender DalamPerspektif Islam, dalam MembincangFeminisme (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm.235.27merefleksikan inspirasi posisi normatif kaumperempuan menurut ajaranagamanya, ataukahtelahterjadi proses yangtidaksinergis dengandoktrinnormatif yangdiyakininya. Dalammeresponpertanyaanseperti ini, ummatIslam memiliki dua asumsi yang berlainan.Pertama, mereka menganggap bahwa sistem hubungan laki-lakiperempuan di masyarakat saat ini telah sesuai dengan ajaran agama, karenanyatidakperludiemansipasikanlagi. Kedua, merekayangmenganggapbahwakaummuslimat saat ini berada dalamsuatu sistemyang diskriminatif,diperlakukan tidak adil, karena itu tidak sesuai dengan salah satu sisi normatifIslam, yakni keadilan dan kesetaraan sebagai salah satu pilar dasar Islam.9Perbedaanpandangandi kalanganummat Islamtentangposisi danperangender,ternyata disebabkanjuga olehadanya dua bentukpemahamanyangberbedadalamwacanateologi Islamtentangkonsepsi gender. Keduapemahamanyangbersaingtersebut, berupaekspresi yuridis dalamaturan-aturan pragmatis bagi masyarakat yang terlihat tidak egalitarian, dan yang laindiekspresikan dalam artikulasi sebuah visi etis.Proses pembentukanidentitas sangatlahpentingdalamkebangkitanIslamdewasaini. Karenaperempuanyangberpartisipasidalamkebangkitanini semakin banyak, maka perhatian terhadap isu gender dalam pembentukanidentitas pun semakin meningkat. Isu-isu tentang perempuan dalammasyarakat, ekonomi, politik, atauspiritualitasmemainkanperananpenting9Lihat, Mansour Faqih,Posisi PerempuanDalamIslam: TinjauanAnalisisGender,dalam Ibid. Hlm. 37.28dalam mewujudkan cita-cita modernitas muslim berupa pelestarian masa laludan pengambilan manfaat yang semestinya dari masa kini.10Di dalam sejarah Islam, proses pembebasan perempuan telah dimulaisejak lama, dari zaman ketika Rasulullah berjuang di Jazirah Arab, dan masihberlangsung sampai berakhirnya era dinasti Abbasiyah. Namun sejarahkekhalifahan Islam, membentuk dinasti imperialisasi yang di satu sisimelahirkan perilaku diskriminasi dan ketidakadilan. Saat itu agama tidak lagidiperlakukan sebagai katalisator untuk kemanusiaan yangberlaku sebagaipetunjuk dan rahmat bagi manusia, akan tetapi agama telah menjadi institusiagama yang radikal dan status quo, sepintas lalu malah mendukung praktek-praktek ketidakadilan.11Pemikiran feminisme di dunia Islam, boleh jadisudah dikenal cukuplamapadaawal abadini. Walaupunbarangkali tidakmenggunakanistilahtersebut. Misalnya lewat pemikiran-pemikiran Aisyah Taimuriyah, penulis danpenyair Mesir, Zaynab Fawwas, essais Libanon, Rokeya Sahwat Hossein adnNazar Sajjad Haydar. Termasuk pula R.A kartini, Emillie Ruete dari Zanzibar,Taj al-Shaltanahdari Iran, HudaSyarawi, MalakHifni NasiryangdikenaldenganBahithat al-Badiyah, danNabawiyahdari Mesir, sertaFatmeAliyedari Turki.1210Lihat Amina Wadud, Qur'an Menurut Perempuan (Jakarta: Serambi, 2006), hlm.179-180.11Mohammed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern: Berbagai Tantangan dan JalanBaru (Jakarta: INIS, 1994. IV.XXI), hlm. 264.12BudhyMunawwar Rahman, Islam Pluralis (Jakarta: Paramadina, 2001), hlm.390.29Mereka semua dikenal sebagai para perintis besar dalammenumbuhkankesadaranatas persoalangender, termasukdalammelawankebudayaan dan ideologi masyarakat yang hendak mengkungkung kebebasanperempuan.Masyarakat muslim mulai membincangkan wacana kesetaraan gendersecaraluas tepatnya tahun1898, ditandai denganketerlibatanperempuan-perempuan muslimMesir dalamdunia pers. Serta diterbitkannya karyaintelektual Mesir Qasim Amin yang berjudul Tahrir al-Marah, tepat setelahsatu tahun keterlibatan perempuan-perempuan tersebut. Kendati demikian,sebelumnya telah diterbitkan karya Rifaah Tantawi yang berjudul al-Mursyidal-Aminal-BanatwaBaninpada tahun1870danbukuMurqusFahmiyangberjudul al-Marah fi al-Shirq (The Woman in The East) pada tahun 1894.13Bermula dari karya-karya tersebut, dunia Islam mulai ramaimembicarakantema-temayangberkaitandenganwacanakesetaraangenderdenganterbuka, diantaranya tentangkontroversi pelembagaanjilbab/hijab,pelaksanaan poligami dan fenomena penjatuhan talak suami dengan semena-13Dina Y. Sulaiman, Feminisme dan Kesalahan Paradigma, http. Islam Alternatif. Com/wanita/ feminisme. Sebenarnya sebelum tulisan Qasim Amin terbit, di Mesir telah didahului olehbeberapa tulisan yang menyuarakan gagasan emansipasi. Zainab al-Fawwas, misalnya, telahmenggugat posisi wanita yang dinomorduakan itu dalam tulisannya di majalah al-Nil pada tahun1892, HindNaufal menerbitkanjurnal al-Fatahpada tahunyangsama sebagai media untukmendiskusikandanmenyebarkanide-ide feminisme. meskipundemikianQasimAmindicatatsebagai pencetus kebangkitan feminisme di Mesir karena memiliki peran yang lebih besar karenaberhasil mengangkat diskursus tentang wanita dari isu sampingan (a side issue) menjadi salah satudiskursusyangmenarikperhatiannasional(amajornationalconcern). Lebihlengkaplihat, M.Arif Budiman, QasimAmindanEmansipasi Wanita di Mesir, dalamJurnal KajianIslamInterdisipliner Hermenia, ProgramPascasarjanaIAINSunanKalijagaYogyakarta, Volume1,nomor 2, Juli-Desember 2002, hlm.248-249.30mena. Hal ini diteruskandenganlahirnyagerakan-gerakanperjuanganprokesetaraan gender, meskipun dengan kapasitas yang relatif kecil.Gerakan feminis pada peralihan abad ini di negara sedang berkembangmerupakan bagian yang penting dari gerakan anti kolonial yang muncul padazaman ini dalam sejarah. Walaupun masalah hak-hak perempuan danstatusnya telah banyak diperdebatkan oleh kelompok nasionalis sebagaibagian dari arus pemikiran ulang yang mempertanyakan mengapa kaumMuslimkalaholehkekuasaanbarat, apayangdiketahui merupakantulisandari kaum laki-laki.14Pusat persoalan-persoalan yang didiskusikan oleh para feminis muslimkontemporer adalah berbagai hukum yang oleh para ahli hukum klasik diklaimsebagai hukum yang dilandasi ayat-ayat tertentu dalam al-Quran.Kebanyakan yang didiskusikan dalam hal ini adalah hukum-hukum mengenaistatuspersonal, termasukpoligini, hukumanfisikolehsuami terhadapistri,perceraiansepihakdi luar hukumolehsuami, maskawin, hakmemeliharaanak, tunjangan anak, hukum waris, tatacara berpakaian, dan akses perempuanke ruang-ruang publik serta kantor-kantor umum, terutama kantor (ataujabatan) kepala negara. Yang lebih baru lagi, beberapa komunitas telah mulaimengangkat persoalan kepemimpinan ibadah, khususnya sebagai imam shalatberjamaahdi hari Jumat. Namunsementara ini belumpernahterdengar14Sebenarnya tulisan-tulisan yang dapat dijadikan rujukan penting untuk wacanafeminisme dan ditulis oleh pengarang perempuan cukup banyak. Seperti, Perempuan-PerempuanYang Paling Tersohor Di Dunia Arab Dan Dunia Muslim (Muassasat ar Risala, Damaskus 1982)karyaOmerKahhala, Aisyah, IbuKaum Beriman(Aisha, UmmalMuminin, Beirut1972), dll.Lihat, Fatima Mernissi, Setara Di Hadapan Allah (Yogyakarta: LSPPA Dan Yayasan Prakarsa,1995), hlm.188-189.31adanya statemen dari kalangan feminis Muslim yang mengungkapkankepedulian terhadap hak orang-orang yang ingin hidup bersama dalamhubungan homoseksual.15Berbagai macamgerakan dan pemikiran pembebasan perempuandalam Islam dewasa ini, pada umumnya dipelopori oleh para pemikir-pemikirdari kalangan Islamsendiri, dengan berbekal latar belakang pendidikanmasing-masingyangrata-ratasudahmengenyampendidikanmodernmodelbarat yang kemudian ditransformasikan ke dalam bahasa dan budaya masing-masing daerah tempat mereka berasal. Gerakan pembebasan perempuan ataufeminisme ini terkait dengan usaha-usaha modernisasi keagamaan seperti yangdiisyaratkan Fazlur Rahman sebagai gerakan modernisme klasik, yangmembawa tema-tema dari barat ke dalam dunia Islam.162 . Prinsip-Prinsip Wacana Kesetaraan Gender Dalam IslamWacana kesetaraan gender dalamIslamsecara normatif-konseptualdibangun dan disebabkan oleh beberapa variabel, yang kemudianmemunculkan argumen-argumen dasar bagi bangunan wacana kesetaraangender.Konsepsi egalitarian tentang gender telah dibangun secara kokoh dankonsistendalamvisi etis Islam. Egalitarianismeini adalahsebuahelemen15Ghazala Anwar, Wacana Teologis Feminis Muslim, dalamZakiyuddin Baidlowi,Wacana Teologi Feminis ( Yogyakarta; Pustaka Pelajar,1997), hlm.6.16CharlesKurzmanmemasukkantemahak-hakperempuankedalam enamtemadasaryang menjadi pembahasan Islam liberal yang berkembang di dunia modern. Tema-tema tersebutadalah, MenentangTeokrasi, Demokrasi, Hak-hakperempuan, hak-haknonmuslim, kebebasanberpikir dan gagasan tentang kemajuan. Lebih lengkap lihat Caharles Kurzman.ed, Islam Liberal,terj. Bahrul Ulum, Heri Junaidi (Jakarta: Paramadina, 2001), hlm.xiviii-Ii.32dalam berbagai penuturan etis al-Quran. Di antara berbagai ciri luar biasa al-Quran, khususnya bila dibandingkan dengan teks-teks kitab suci dalam tradisimonoteistik lainnya, adalah bahwa wanita diseru secara eksplisit, satua bagianyangdidalamnyahaliniterjadimenegaskanpersamaanmoraldanspiritualmutlak antara pria dan wanita.17NasaruddinUmarmenemukanbahwaternyataadalimaprinsipyangbisa dijadikan sebagai pijakan bagi konsep kesetaraan gender dalamal-Quran,18hal ini kemudianbisa menjadi acuandasar argumenkesetaraangender dalam Islam.1 . Laki-Laki Dan Perempuan Sama-Sama Sebagai Hamba.Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembahkepada Tuhan.19Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak adaperbedaan antara laki-lakid an perempuan. Keduanya mempunyai potensi danpeluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam al-Quranbiasa diistilahkan dengan orang-orang bertakwa (muttaqun). Dan untukmencapai derajat muttaqun ini tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin,suku bangsa atau kelompok etnis tertentu.17Leila Ahmed, Wanita Dan Gender Dalam Islam, Terj.M.S. Nasrulloh (Jakarta: PenerbitLentera, 2000), hlm.77.18Nasaruddin Umar, Argumen. hlm. 248-265.19Salahsatuayat yangmenyebutkanposisi manusiasebagai hambaadalahQ.Sal-Dzariyat (51):56.332 . Laki-laki dan perempuan sebagai Khalifah di Bumi.Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini, selain untukmenjadi hamba (abid)yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allahswt, juga untuk menjadi khalifah di bumi (khalifa fi al-ardl).20Dan kata-katakhalifah tidak menunjuk kepada salah satu jenis kelamin tertentu ataukelompok etnis tertentu.3 . Laki-Laki Dan Perempuan Menerima Perjanjian Primordial.Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah danmenerimaperjanjianprimordialdenganTuhan. Sepertidiketahui, menjelangseorang anak manusia keluar dari rahimibunya, ia terlebih dulu harusmenerimaperjanjiandenganTuhannya.21Tidakseorangpunanakmanusialahirdi mukabumi ini yangtidakberikrarakankeberadaanTuhan. DalamIslamtanggungjawabindividual dankemandirianberlangsungsejakdini,yaitusemenjakdalamkandungan. Sejakawal sejarahmanusiadalamIslamtidakdikenal adanyadiskriminasi jenis kelamin. Laki-laki danperempuansama-sama menyatakan ikrar ketuhanan yang sama.4 . Adam Dan Hawa, Terlibat Secara Aktif Dalam Drama Kosmis.Semuaayat yangmenceritakantentangdramakosmis, yakni ceritatentangkeadaanadamdanpasangannyadi Surgasampai keluar kebumi,selalu menekankan kedua belah pihak secara aktif dengan menggunakan kata20Al-Quran menyebutkan hal ini dalam Q.S al-Anam (6):165.21Q.S. al-Araf (7):172.34ganti untukduaorang(huma), yakni kataganti untukAdamdanHawwa.Seperti bisa kita lihat dalam kasus-kasus pada kisah kosmis tersebut:a. Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitassurga.22b. Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari Syaitan.23c. Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerimaakibat jatuh ke bumi.24d. Sama-samamemohonampundansama-samadiampuni olehTuhan.25e. Setelah di bumi. Keduanya mengembangkan keturunan dansaling melengkapi serta saling membutuhkan.265 . Laki-Laki Dan Perempuan Berpotensi Meraih Prestasi.Al-quranmengisyaratkankonsepkesetaraangender yangideal danmemberikanketegasanbahwaprestasi optimal dari individu-individu, baikdalam bidang spiritual maupun urusan karier profesional, tidak mestidimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja.27Namun, dalam kenyataan masyarakat, konsep ideal ini membutuhkantahapandansosialisasi, karenamasihterdapat sejumlahkendala, terutama22Q.S. al-Baqarah (2):35.23Q.S. al-Araf (7):20.24Ibid: 22.25Ibid: 23.26Q.S. al-Baqarah (2):187.27Salah satu ayat yang mengisyaratkan akan hal ini adalah, Q.S al-Nisa (4):124.35kendala budaya yang sulit diselesaikan.28Hal ini diperkuat dengan munculnyagejala fundamentalisme dalam tubuh ummat Islam dewasa ini, hal ini sangatberpengaruhterhadaplambatnyalajugerakanperjuangankesetaraangenderdalam Islam.29Berbeda dengan Nasaruddin Umar, Khoiruddin Nasutionmengelompokkan ayat-ayat dalamal-Quran yang berisi bahasan tentangkesetaraan gender dalam 8 kelompok.30Adapun nash yang berbicara tentangkemitrasejajaran tersebut, yakni;1 . Statemen Umum Tentang Kesetaraan Perempuan Dan Laki-Laki.Al-Quranyangsecarategas menjelaskantentangkesetaraanantarapria dan wanita dapat ditemukan minimal dalam ayat-ayat sebagai berikut.- Bahwa istri adalah pasangan suami dan suami adalah pasangan istriMereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalahpakaian bagi mereka (al-Baqarah (2); 187).- Bahwa wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannyaDan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengankewajibannya menurut cara yang maruf (al-Baqarah (2): 228).2 . Kesetaraan Asal-Usul28Nasaruddin Umar, Argumen ., hlm. 265.29Kaumfundamentalis yangberkuasadi negara-negaraIslamdenganproyek-proyekislamisasinya memiliki sasaranutama kaumperempuan, secaratidaklangsungjugaberimbasterhadapgerakanpembebasanperempuan. GambarantentangancamanfundamentalismeIslamterhadap feminisme, lihat. Haideh Moghissi, Feminisme dan Fundamentalisme Islam(Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm135-152.30Khoiruddin Nasution, Fazlur Rahman Tentang Wanita (Jogjakarta: Tazzafa danAcademia, 2002), hlm. 22-34.36Proklamasi al-Quran tentang kesetaraan asal-usul ummat manusiadapat dilihat dalam ayat-ayat sebagai berikut.- Disebutkan bahwa manusia diciptakan dari jenis yang sama.Bertakwalah kepada Tuhan yang menciptakanmu darijiwa yang satu...(al-Nisa(4): 1).- Bahwa sumber ciptaan manusia adalah laki-laki dan perempuan.Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dariseorang laki-laki dan perempuan (al-Hujurat (49): 13).3 . Kesetaraan Amal Dan Ganjarannya- al-Quranmenegaskanbahwakarya(amal) laki-laki danperempuantidak akan sia-sia.MakaTuhanmerekamemperkenankanpermohonannya(denganberfirman); SesungguhnyaAkutidakmenyia-nyiakanamal orang-orangyangberamal diantara kamu, baiklaki-lakiatauperempuan(Karena)sebahagiankamuadalahturunandarisebahagian yang lain..(Ali Imron (3): 195).- Bahwa karya (amal) suami baginya dan karya istri juga baginya.Bagi laki-laki ada bahagian dari apa yang merekausahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yangmereka usahakan al-Nisa (4): 32).- Bahwamukminlaki-laki danperempuansama-samadijanjikanakanmasuk surga.Allah menjanjikan kepada orang-orang Mukmin laki-lakidan perempuan (akan mendapat) syurga...( al-Taubah (9):72).- Bahwa mumin laki-laki atau perempuan akan dapat akan dapatganjaran, kalau durhaka kepada Allah akan sesat, kalau minta ampunanakan diampuni.37Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,laki-laki dan perempuanyang mumin, laki-laki dan perempuanyangtetapdalamketaatannya, laki-laki danperempuanyangbenar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki danperempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yangberpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan,laki-laki danperempuanyangbanyakmenyebut (nama) Allah.Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahalayang besar (al-Ahzab (33): 35-36).- Bahwa orang yang berbuat baik laki-laki atau perempuan akan masuksyurga dan yang berlaku jahat akan dibalas dengan balasan setimpal.Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki danperempuansedangiadalamkeadaanberiman, makamereka akan masuk syurga (al-Mumin (40):40).4 . Kesejajaran Untuk Saling Mengasihi Dan Mencintai- Bahwa kepada orang tua laki-laki dan perempuan harus salingmenyayangi.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua denganpenuh kasih sayang dan ucapkanlah wahai Tuhanku!Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berduamendidik aku waktu kecil (al-Isra (17): 24).- Bahwapenciptaanpasanganantaralaki-laki danperempuanadalahuntuk ketentraman, kasih sayang dan saling cinta (sakinah, mawaddahwa rahmah).Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakanuntuk muistri-istri dari jenismu sendiri, supayakamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang..(al-rum (30): 21)- Bahwa suami dan istri adalah pakaian bagi masing-masing.Mereka (perempuan) adalah pakaian bagimu, dan kamu-pun (laki-laki) adalah pakaian buat mereka (al-Ahqaf (46):15).385 . Keadilan Dan Persamaan- Bahwa hak wanita sesuai dengan kewajibannya.Dan para wanita mempunyai hak seimbang dengankewajibannya menurut cara yang baik (maruf).- Bahwa balasan amal sama antara laki-laki dan perempuan.Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-lakimaupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguh akanKami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnyaakan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebihbaik dari apa yang telah mereka kerjakan.(al-Nahl (16):97).6 . Kesejajaran Dalam Jaminan Sosial- Al-Quranmenyebutkanbahwapadaprinsipnyadalamhal jaminansosial tidak dibedakan berdasar jenis kelamin.Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur danbarat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian ituialahberimankepadaAllah, hari kemudian, malaikat-malaikat,kitab-kitab, nabi-nabi danmemnberikanhartayangdicintainyakepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,musafir(yangmemerlukanpertolongan)danorang-orangyangmeminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikanshalat, danmenunaikanzakat; danorang-orangyangmenepatijanjinyaapabilaiaberjanji, danorang-orangyangsabardalamkesempitan, penderitaan dan dalam peperangan...(al-Baqarah(2):177).7 . Saling Tolong Menolong- Al-QuranmenunjukkanbahwatolongmenolongdalamIslamtidakmembedakanjeniskelamin, bahwamuminlaki-laki danperempuanadalah saling tolong menolong.Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,sebahagianmereka(adalah)menjadi penolongbagi sebahagianyang lain at-Taubah(9): 71).398 . Kesempatan Mendapat Pendidikan.31- Pujianal-Qurankepadapriadanwanita yangmempunyai prestasidalam ilmu pengetahuan.....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yangberiman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat...(al-Mujahadah(58):11).Bila kedua pakar di atas menemukan argumen kesetaraan genderdalamIslam dan mengelompokkan berdasarkanpada prinsip-prinsip spesifikdari ayat al-Quran, Fazlur Rahman mengemukakan argumennya berdasarkanpenafsiran terhadap al-Quran dengan metode holistiknya yang berangkat dariasumsi bahwa al-Quran dengan semangat egalitariannya menghendakikeadilan dan persamaan kedudukan sesama manusia termasuk kesetaraandalamekonomi dankeadilansosial yangdi dalamnyamencakupkeadilangender,32walaupundalamprakteknyadidalammasyarakatperbedaanperangender tidak bisa dihindari akibat perbedaan bentuk dan fungsi biologis.Mengacupadapaparandi atas, kitaperlumengakui bahwawacanakesetaraan gender dalamIslamsecara normatif-doktrinal dan konseptualbersumber dari kitabsuci ummat Islamal-Quran, danbukanberasal darisesuatu di luar Islam, seperti dituduhkan sejumlah kalangan yang tidak sepakatdengan berkembangnya wacana tentang kesetaraan gender dalam Islam.31Menurut Quraish Shihab, ada tiga hal utama yang merupakan hak yang setara antarakaum pria dan wanita, yakni hak dalam bidang politik, hak memilih profesi / pekerjaan, serta hakdan kewajiban dalambelajar. Lihat M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung:Mizan, 1992), hlm. 275-279.32Lihat, Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Quran, terj. Anas Mahyudin (Bandung:Pustaka, 1980), hlm.55.40B . FAZLUR RAHMAN1 . Latar Belakang Keluarga dan MasyarakatFazlurRahmanlahirdiHazzara, Pakistan, pada21September1919,dan wafat di Chicago, Illionis, Pada 26 juli 1988.33Dia berasal dari keluargayangalimatautergolongtaatberagama, denganmenganutmadzhabHanafiyang memang menjadi madzhab mayoritas di Pakistan. Seperti pengakuannyasendiri, keluarganyamempraktikkanibadahsehari-hari secarateratur. Padausia10tahun, iatelahmenghafalal-Quran. Ayahnya, MawlanaShihab-ad-Din, adalah seorang alumnus Dar al-Ulum, sekolah menengah terkemuka diDeoband, India. Di sekolah ini Shyhab ad-Din belajar dari tokoh-tokohterkemukaseperti MawlanaMahmudHasan(w. 1920), yanglebihpopulerdengan Syekhal-Hind,dan seorang faqih ternama, Mawlana Rasyid AhmadGangohi (w. 1905).Meskipun Rahman tidak pernah belajar secara formal di Dar al-Ulum,ia menguasai kurikulumDarse-Nizami yang ditawarkan lembaga tersebutdalam kajian privat dengan ayahnya. Ini melengkapi latar belakangnya dalammemahami Islamtradisional, denganperhatian khusus pada fikih, teologidialektis atau ilmu kalam, hadis, tafsir, logika (mantiq), dan filsafat.34Pendidikan dasar dalam keluarga benar-benar efektif dalammembentukwatakdankepribadiannyaketikadihadapkanlangsungdengan33Ebrahim Moosa, Introduction, F. Rahman, Revival and Reform in Islam; a Study ofIslamic Fundamentalism, diedit oleh E. Moosa (Oxford: Oneworld, 2000), hlm. 1.34Sibawaihi, Eskatologi Al-Gazali Dan Fazlur Rahman; Studi Komparatif EpistemologiKlasik-Kontemporer (Yogyakarta: Islamika, 2004), hlm. 49.41kehidupannyata. Menurut pengakuanRahman, diantarafaktor-faktor yangtelah membentuk karakter dan kedalamannya dalam beragama ialahpengajaran dari ibunya tentang kejujuran dan kasih sayang, dan ayahnya yangkerapmengajarkanagamadi rumahnyasendiri dengandisiplinyangtinggisehinggadiamampumenghadapiberbagaimacamperadabandantantanganduniamodern.35Dalamdiri Rahmanmengalir benih-benihcintadankasihsayang yangbesar serta kesyahduan keimanan dari Islamyangkuat danmapan.MadzhabHanafi yangmenjadi latar belakangkeluarganyaternyatajuga berpengaruh dalampembentukan pola pikirnya di kemudian hari.Madzhab Hanafi, seperti diketahui, adalah sebuah madzhab sunni yang lebihmengandalkan rasionalitas sehingga bersifat lebih liberal ketimbang madzhab-madzhab yang lainnya.36Namun, watak liberal yang dimiliki Rahman kelak,sesungguhnya di latarbelakangi oleh wacana pemikiran yang ketika ituberkembang di Pakistan, seperti dikembangkan oleh Syah Wali Allah, SayyidAhmadKhan, SirSayyidAmirAli, danMuhammadIqbal. FazlurRahmansendiri memiliki pandanganyang sangat luas terhadapIslam sebagai sebuahagama yangdapat dan harus merangkul aktivitas rasional dalamkonteks35F. Rahman, AnAutobiographical Note, TheCourageof Conviction, diedit olehPhilip L. Bermen (New York: Ballantine Bookes, 1985), Hlm. 135.36Madzhab Hanafi adalah salah satu dari empat madzhab mayoritas dan terkenal dalammasyarakat muslim sunni. Madzhab ini di dirikan oleh Imam Abu Hanifah al-Numan b.Tsabit (w.150/767) dan berpusat di Kuffah, tiga madzhab lain, masing-masing, madzhab Maliki dinisbatkankepadaMalikb. Anas(w. 179/795_,Madzhab SyafiIdinisbatkankepadaMuhammadIdrisal-SyafiI(w. 204/819)danMadzhabHambali didirikanolehAbuAbdillahAhmadb. Hanbalal-Syaibani (w.241/855).42keimanan, jugakarenaterpengaruholehbersimpangsiurnyaberagampolapemikiran yang menyertai kehidupan intelektualnya pada saat itu.2 . Latar Aktivitas Intelektual-PendidikanPada tahun 1933, Rahman dibawa ke Lahore untuk memasuki sekolahmodern. Kemudian ia melanjutkan ke Punjab University, dan lulusmenyandang B.A. pada tahun 1940 dalam spesialisasi bahasa arab. Dua tahunsetelah itu, ia memperoleh gelar Master dalambidang yang sama, dariuniversitas tersebut.Karenamenyadari mutupendidikanIslamdi Indiaketikaituamatrendah, Rahman akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Inggris.Keputusanitutermasukkeputusanyangamat berani, sebabpadawaktuituterdapat anggapan kuat bahwa, merupakan hal yang sangat aneh jika seorangmuslim pergi belajar islam ke eropa dan kalaupun ada yang terlanjur ke sana,maka iaakanamatsusahuntukditerima kembalike negeriasalnya, bahkanlebih lanjut tindakan berani seperti ini kerap pula mengakibatkanpenindasan.37Tetapi tampaknya, anggapan ini tidak menjadi penghalang bagiRahman. Pada tahun 1946, ia berangkat ke Oxford University, Inggris. Dalamproses perampungannya di Universitas ini, ia menulis disertasi tentangpsikologyIbnSina, yangkelakditerbitkanmenjadi AvicennasPsychologydan diterbitkan oleh Oxford University Press di bawah bimbingan Prof. SimonVan Den Bergh.37Fazlur Rahman, Islam&modernity: Transformationof anIntellectual tradition(Chicago & london: The University of Chicago press, 1984), hlm. 119-120.43Belajar di Oxford University, sebagai lembaga pendidikan yang telahmajudibarat, Rahmanberkesempatanmendalamibahasa-bahasabarat. Jikaditelusuri dari karya-karyanya, tampak bahwa Rahman, setidaknya, menguasaibahasa-bahasalatin, Yunani, Inggris, perancis, Jerman, Turki, Arab, Persiadanurdu. Penguasaanbanyakbahasaini jelas sangat membantunyadalamupaya menggali dan memperluas wawasan keilmuannya, terutama dalamstudi-studi Islam melalui penelusuran literatur-literatur keislaman yang ditulisoleh para orientalis dalam bahasa-bahasa yang umumnya Eropa.38Setelah meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari OxfordUniversitypadatahun1950, Rahmantidaklangsungpulangkenegerinya,Pakistan, yang baru saja merdeka beberapa tahun dan telah memisahkan diridari India. Padawaktuitukondisi masyarakat Pakistanmasihsulit untukmenerima seorang sarjana lulusan Barat. Karenanya, selama beberapa tahun,dia memilih mengajar bahasa Persia dan Filsafat Islam di Durham University,Inggris pada tahun 1950-1958. Ketika mengajar di Universitas ini, iamerampungkan karya orisinalnya, Prophecy in Islam: Philosophy andOrtodoksi, namun baru kemudian diterbitkan di London oleh George Allen &Unwin, Ltd, padatahun1958, sewaktudiamengajardi McGill University,Kanada. Selanjutnya dia meninggalkan Inggris untuk menjadi AssociateProfessor pada bidang studi Islamdi Institute of Islamic Studies McGillUniversity Montreal, Kanada.3938Taufik Adnan Amal, Islamdan Tantangan Modernitas (Bandung: Mizan, 1989),hlm.81-82.39E. Moosa, Introduction, hlm.2.44Setelah tiga tahun di Kanada, Rahman memulai proyek palingambisius dalam hidupnya, yang kemudian menjadi titik tolak dalam karirnya.Pakistan, di bawah Jenderal Ayyub Khan, mulai memperbarui usahanya padapembentukan politik dan identitas negara, dan Rahman mendapat kehormatandipanggil untukmemimpinproyekakandi kerjakanKhantersebut. Dalampandangan Khan, salah satu unsur untuk membangun kembali smnagt nasionaladalahmemperkenalkantransformasi politikdanhukum. Transformasi itudiharapkanakanmembawa negara kembali ke khitah-nya, sebagai negaradengan visi dan ide Islam. Antusiasme Rahman sendiri terhadap masalah inibisadibuktikandari kenyataanbahwaiameninggalkankarir akademiknyayang bergengsi di Kanada demi tantangan yang menghadang di Pakistan.Pada awal-awal pembentukan Lembaga Riset Islam (Central Instituteof IslamicResearch), iasemulamenjadi professor tamu, dankemudianiamenjadi direktur selama satu periode (1961-1968). Dalamlembaga iniRahman bertugas menafsirkan islam dalam kerangka-kerangka yang rasionaldan ilmiah, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan suatu masyarakat modernyang progresif.40Di samping sebagai direktur di lembaga ini, Rahman juga bekerja padaDewan Penasihat Ideologi Islam(Advisory Council of Islamic Ideology),sebuahbadanpembuat kebijakantertinggi di Pakistanyangbertugasantaralain meninjau seluruh hukum, baik yang yang telah ada atau yang akan dibuatagar selaras dengan al-Quran dan as-Sunnah, serta mengajukan rekomendasi-40IhsanAli Fauzi, Seri Dialog: MempertimbangkanFazlur Rahman, yangdimuatdalam Jurnal Islamika, no.2, edisi Oktober-Desember 1993. hlm. 29.45rekomendasi kepada pemerintah pusat dan provinsi-provinsi tentangbagaimanaseharusnyakaummuslimPakistandapat menjadi Muslimyangbaik. Kedualembagaituerat berkaitan, karenayangkeduadapat memintayang pertama untuk mengumpulkan bahan-bahan dan mengajukan saran-sarantentang suatu rancangan undang-undang yang diajukan kepadanya.Padasaat menjabat sebagai direktur lembaga Riset Islam, RahmanmemprakarsaipenerbitanJurnalofIslamicStudies,sebuahjurnalkegamaanberbahasa Inggris yang hingga kini masih terbit secara berkala dan merupakanjurnal ilmiahkegamaanbertarafinternasional. Selainjurnal IslamicStudiesRahman juga mengeluarkan sebuah jurnal berbahasa Urdu yakni Fikr-u-Nazhr. Dalam jurnal-jurnal inilah, disamping media-media ilmiah lain,Rahman mengemukakan gagasan-gagasan pembaharuannya, yang selalumenimbulkan kontroversi-kontroversi berskala nasional di Pakistan.41Ketika mengelola lembaga riset ini, rahman memang bersungguh-sungguh untuk memajukannya. Strategi yang dijalankannya untuk memajukanlembaga ini selengkapnya dapat disimak dari pernyataannya:Selama saya menjabat sebagai direktur institut ini (1962-68),sayamencobastrategi ganda: menganngkat tamatanmadrasahyangmemiliki pengetahuan bahasa inggris sebagai anggota yunior dan cobamemberikan latihan kepada mereka dalam teknik-teknik riset moderndan,sebaliknya merekrutanggota-anggotayuniordarialumni-alumniuniversitasdi bidangfilsafat atauilmu-ilmusosial danmemberikanpelajaran bahsa Arab dan disiplin-displin pokok Islam Klasik semisalHadis dan hukum Islam. Saya juga mengirim beberapa orang ke luarnegeri untuk memperoleh latihan dan, di mana mungkin, memperolehgelardalamkajian-kajianIslambaikdi universitas-universitasBaratmaupun Timur. Upaya saya untuk mengundang sarjana barat pos41Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas.hlm.85.46doktoral yang masih muda sebagai dosen tamu untuk bekerjasama danmengawasi kerjariset paraanggota_khususnyadari sudut pandangteknik-teknik riset ilmiah dan standar kesarjanaan modern yangberkualitas_gagal lantaran tidakadanya sarjana seperti ituyang bisadidatangkan, meskipun saya telah memberanikan diri menghadapitantangan keras dari ide tersebut, yang datang dari The Dawn, sebuahharian berpengaruh di Karachi.42Dalam perjalanannya, ternyata penunjukan Rahman untuk mengepalailembaga tersebut kurangmendapat restu dari kalangan ulama tradisional.Sebab menurut mereka, jabatan direktur lembaga tersebut seharusnyamerupakanhakistimewaulamayangterdidiksecaratradisional. Sementara,Rahman dianggap sebagai kelompok modernis yang telah banyakterrkontaminasi dengan pikiran-pikiran barat. Dengan kondisi awal semacamini, dapat dimaklumi jika selama kepemimpinan Rahman, lembaga risettersebut selalu mendapat tantangan keras dari kalangan tradisionalis danfundamentalis (Neo-Revivalis).43Puncak dari tantangan ini meletus ketika duababpertamadari karyapertamanya, Islam, diterjemahkankedalambahasaurdu dan dipublikasikan pada Jurnal Fikr-u-Nazr. Ketegangan-ketegangan initerusberlanjutditambahdenganketeganganpolitikantaraulamatradisionaldengan pemerintah di bawah kepemimpinan Ayyub Khan_yang dapat42F. Rahman, Islam &, hlm. 123.43Istilah Revivalis mengacu pada sejumlah ulama / kelompok yang bersemangat untukmeninggalkanpraktek-praktekyangtelahmapandankembali berpegangkepada praktekdansemangat parapendahuluyangawal. Mengenai hal ini baca, FazlurRahman, Islam(Bandung:Pustaka, 1997), hlm. 220.47digolongkan modernis. Akhirnya pada saat-saat inilah Rahman merasaterpaksahengkang dari Pakistan.44HijrahFazlur RahmankeBarat yangkeduaini ditampungsebagaidosen di Universitas California, Los Angeles, pada 1968. Pada tahun 1969, iadiangkat menjadi profesor dalambidang pemikiran Islamdi UniversitasChicago. Universitas ini merupakanmerupakantempat terakhirnyabekerjahinggadiawafat. Selamamenjadi pengajardi UniversitasChicago, denganposisi sebagai Muslim Modernis, Rahman telah memberikan banyakkontribusi pada ilmuwan muslim generasinya dan sesudahnya untuk memberikepercayaan diri, baik melalui publikasi, konsultasi, dakwah, dan pengkaderanilmuwanmuda yangdatangdari berbagai negara untukbelajar di bawahasuhannya. Mata kuliah yang diberikan Rahman di sini meliputi pemahamanal-Quran, filsafat Islam, tasawwuf, hukumIslam, pemikiranpolitikIslam,modernismIslam, kajian-kajiantentangAl-Ghazali, IbnTaymiyyah, SyahWali Allah, Iqbal serta lainnya.45Selain mengajar di Universitas Chicago, Rahman juga aktifmemberikan ceramah-ceramah di pusat studi terkemuka di Barat serta dalamforum-forum internasional tentang tema-tema keislaman. Rahman juga adalahseorangmuslimpertamayangpernahdiangkat menjadi staff padaDivinity44DalampengakuanFazlurRahmanperihalkeluarnyadiadariPakistan, bilaseorangintelektual tidak dapat menyatakan secara terbuka apa yang dirasakannya, ketika ekspresikekuatanmenggantikankekuatanberekspresi, adalahkewajibannya untukmenolakbergabungdan bersepakat dengan situasi sekitarnya. Maka menjadi haknya, bahkan kewajiban sucinya, untukmelepaskan kepercayaannya, untuk menunggu dan berharap lebih baik., lihat, Mengapa SayaHengkangDari Pakistan, Terj. IhsanAli-Fauzi, dalamJurnal Islamika, no.2, edisi Oktober-Desember 1993. hlm 17.45Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, hlm.10548School Universitas Chicago, juga merupakan muslim pertama yangdianugerahi medali Giorgio Levi della Vida yang sangat prestisius dalam studiperadabanIslamdari GustaveE. VonGrunebaumCenter for NearEasternStudies UCLA (University of California Los Angeles).463 . Karya-Karya Fazlur RahmanSepanjang karier intelektualnya, Fazlur Rahman telah menghasilkan 6(enam) buku, selaindisertasi doktoralnyadi OxfordUniversity, dantidakkurang dari 50 (lima puluh), artikel yang dimuat di beberapa jurnalinternasional.47Adapun karya-karya Fazlur Rahman yang dapat ditelusuri, adalah;A . Buku-Buku Asli Yang Sudah Diterbitkan Prophecy In Islam: Philosophy And Ortodoxy (1958). Islamic Methodology in History (1984). Islam (1979), edisi Indonesia di Terj. Oleh Ahsin Muhammad. The PhilosophyOf Mulla Shadra (1875). MajorthemesofTheQuran(1980),edisiIndonesia diTerj.OlehAnasMahyudin. Islam And Modernity: Transformation of an Intellektual Tradition (1982) Health And Medicine in Islamic Tradition: Change and Identity (1987).4846Sibawaihi, Eskatologi Al-Gazali..hlm. 5447GhufronA. Masadi,PemikiranFazlur Rahman TentangMetodologi PembaharuanHukum Islam (Jakarta: Rajawali Press, 1998), hlm. 20.48TaufikAdnanAmaldanIhsanAli Fauzi, BibliografiKarya-karyaFazlurRahmandalam Jurnal Islamika, no.1 edisi Juli-September 1993. hlm.111-113.49B . Buku-buku suntingan, artikel dan terjemahan yang sudah diterbitkan Avicennas Psychology (1952). Avicennas de Anima (1959). Selected Letters of Syaikh Ahmad Sirhindi (1968). Sirat al-Nabi of Alammah Shibli, Journal of Pakistan Historical Society,Vol. VIII (1960), Vol IX (1961), VoX (1962), Vol XI (1963).494 . Karakteristik Pemikiran Fazlur RahmanSejarah Islam periode modern ditandai dengan banyak peristiwa yangmembedakan periode ini dengan periode sebelumnya. Dua di antara peristiwstersebut sangat mendasar sifatnyadanbesar sekali terhadapperkembanganpemikiran keislaman pada masa-masa mendatang. Pertama, peristiwamerembesnya ide-ide modern yang berasal dari barat seperti ide nasionalisme,rasionalisme, demokrasi, emansipasi, hak-hakperempuan, sekularisasi danlain-lain, yang pada akhirnya ide-ide tersebut mengubah struktur kebudayaanislam klasik baik pada tingkat sosial kemasyarakatan maupun tingkat politikkenegaraan. Kedua, peristiwa runtuhnya tradisi sistemKhalifah bergantidengan sistem kekuasaan negara nasional. Ummat Islam yang tadinya bersatudalamkekuasaan imperiumIslamkemudian jatuh ke dalamkolonialismebarat. Setelahmendapat kesempatanmelepaskandiri danmerekamembuatcorakkehidupanmasing-masing, yangsesuai dengankondisi sosiohistorismasing-masing daerah.5049Ibid. hlm. 110-111. Karya-karya lain dilampirkan.50Ghufron A. Masadi, Pemikiran Fazlur Rahman. , hlm.4.50a . Posisi Fazlur Rahman Sebagai Modernis di PakistanGagasan untuk mendirikan sebuah tanah air bagi umat muslim di Indiayang diperjuangkan oleh Iqbal semenjak tahun 1930-an baru terwujud dengankemerdekaan Pakistan 14 Agustus 1947. Ide tersebut dilatarbelakangikeprihatinan tokoh-tokoh muslimdalamsebuah masyarakat India yangmayoritas beragama Hindu. Hal itujuga diperkuat olehkenyataanbahwaummat Islam dan ummat Hindu di India merupakan dua komunitas yang tidakhanya berbeda keyakinan, tetapi kedua komunitas tersebut juga berbedabudaya dan tradisinya, yang pada kenyataannya mereka tidak dapat disatukan.Ideologi Islam berhasil memobilisir dan mempersatukan ummat Islamdiwaktu gerakan mencapai kemerdekaan. Namun sampai menjelangkemerdekaanPakistan, belumadakejelasankonsepmengenaiNegaraIslamyanghendakdidirikan. Secarahistoris, konsepNegaraIslambarumunculketika kekuasaan politik ummat Islamjatuh kolonialisasi barat. Ketikapenguasakolonial menerapkankebijakanpolitikhukumyangbertentangandengan syariat Islam, maka berkembanglah perjuangan yang melahirkankonsep Negara Islamdengan kriteria berlakunya syariat Islam dalamkehidupan politik dan masyarakat.51Kriteriaberlakunyasyariat Islamdalamperkembangannyaberubahketika terjadi perumusan konstitusi bagi wilayah-wilayah Muslimyangmenjadi Negara nasional yang merdeka, bahwa konstitusi haruslahmenyebutkanpernyataanideologi Islam, bisasebagai agamaresmi Negara51Ibid. hlm. 3351atau, pengakuansyariatIslamsebagaidasarhukumNegaradantidakbolehada hukum yang bertentangan dengan syariat Islam. Atau konsep yang lebihlonggar, yakni negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.Dengan berdirinya Pakistan, ternyata menimbulkan sejumlahpermasalahan dalam berbagai aspek,yaitu ideologi, etnik, sosial budaya danagama, termasuk juga permasalahan tentang hukumyang berlaku dalamnegara Islam tersebut. Dalam hal ini muncul tiga golongan. Pertama, sekularisyangmenginginkanNegaraPakistanmenganut demokrasi liberal alabarat.Kedua, modernis, yang menghendaki Pakistan untuk menerapkan hukum-hukumbarat, namun tidak meninggalkan prinsip-prinsip Islam. Ketiga,golongan ulama yang menghendaki Pakistan untuk menerapkan Syariat Islamdan berdasarkan Islam.52Mengangkat pemikiran Fazlur Rahman tentang kesetaraan gendersebagai objekpenelitian, tidakdapat dilakukansecarakomprehensif tanpamengetahuiposisi FazlurRahmansebagaiintelektual IslamdiPakistandanbagaimana situasi yangterjadi di sana menyangkut pergolakanpemikiranIslamyang terjadi pada era pemerintahan Ayyub Khan yang pada masakekuasaannya telah terjadi gerakan modernisasi pemikiran Islam dalam skalabesar oleh rezimnya. Bersamaan dengan itu tak kalah hebatnya pula penolakandan gerakan oposisi yang dilakukan ulama-ulama tradisional yang tidaksepakat terhadap usaha pembaharuan keagamaan.52Abdul DahlanAziz, dkk(ed), Ensiklopedi HukumIslam(Jakarta: IchtiarBaruVanHoeve, 1996, hlm. 1156.52Dalamperiode 1962-1968, setelah kembali ke Pakistan, Rahmanmenduduki jabatan yang penting sehingga terlibat secara intens dalam upayamenafsirkan ajaran Islamdalamprogrampembaharuan di Pakistan. OlehAyyub Khan ia diangkat sebagai direktur Central Institute of IslamicResearch53dan sebagai anggota Advisory Council of Islamic Ideology.Lembaga riset tersebut diben