difteri.docx

9
Difteri Sifilis TB Penyebab Corynebacterium difteria T Pallidum M Tuberculosis Gejala Demam, toksemia, limfadenitis, paralisis Ingus bercampur darah Pseudomembran putih, krusta coklat di nares dan cavum nasi Sama dgn rinitis akut lain. Bercak pada mukosa, gumma/ ulkus Sekret mukopurulen berbau + krusta, perforasi septum/ hidung pelana Hidung tersumbat, Sekret mukopurulen, krusta BTA (+) Terapi Isolasi ADS, penisilin (lokal/IM) Penisilin, obat cuci hidung Obat anti TB Obat cuci hidung Referat Rhinitis Non Alergi 8 Februari 2012 by isnanos in Uncategorized TINJAUAN PUSTAKA RHINITIS NON ALERGI Berdasarkan perjalanan penyakitnya, rinitis non-alergi dapat dibagi menjadi rinitis akut dan rinitis kronis.(1) A. Rinitis Akut Rinitis akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Selain itu, rinitis akut dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma. Penyakit ini seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang

Upload: alexander-dicky

Post on 26-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

Page 1: Difteri.docx

Difteri Sifilis TB

Penyebab Corynebacterium difteria T Pallidum M Tuberculosis

Gejala Demam, toksemia, limfadenitis, paralisis

Ingus bercampur darah

Pseudomembran putih, krusta coklat di nares dan cavum nasi

Sama dgn rinitis akut lain.

Bercak pada mukosa, gumma/ ulkus

Sekret mukopurulen berbau + krusta, perforasi septum/ hidung pelana

Hidung tersumbat,

Sekret mukopurulen, krusta

BTA (+)

Terapi Isolasi

ADS, penisilin (lokal/IM)

Penisilin, obat cuci hidung Obat anti TB

Obat cuci hidung

Referat Rhinitis Non Alergi

8 Februari 2012 by isnanos in Uncategorized

TINJAUAN PUSTAKA

RHINITIS NON ALERGI

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, rinitis non-alergi dapat dibagi menjadi rinitis akut dan rinitis kronis.(1)

A. Rinitis Akut

Rinitis akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Selain itu, rinitis akut dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma. Penyakit ini seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam rinitis akut diantaranya adalah rinitis simpleks, rinitis influenza dan rinitis bakteri akut supuratif.

1) Rinitis Simpleks

Rinitis simpleks disebut juga pilek, salesma, common cold, dan coryza. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada manusia.(2)

Etiologi

Page 2: Difteri.docx

Penyebab rinitis simpleks ialah beberapa jenis virus, yang diklasifikasikan berdasarkan komposisi biokimia virus. Virus RNA termasuk kelompok seperti rinovirus, virus influenza, parainfluenza, dan campak. Sedangkan virus DNA termasuk kelompok adenovirus dan herpes virus.(2)

Gambaran Klinik

Pada stadium prodromal yang berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas, kering dan gatal di dalam hidung. Kemudian memasuki stadium pertama yang biasanya terbatas tiga hingga lima hari. Pada stadium ini timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat, sekret hidung mula-mula encer dan banyak, kemudian menjadi mukoid, lebih kental dan lengket. Biasanya disertai demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. (1)

Penyakit dapat berakhir pada stadium pertama, namun pada kebanyakan pasien penyakit berlanjut ke stadium invasi bakteri yang ditandai dengan suatu rinore purulen, sumbatan di hidung bertambah, demam, sensasi kecap dan bau berkurang dan sakit tenggorokan. Stadium ini dapat berlangsung hingga dua minggu.

Rinovirus tidak menyebabkan terjadinya kerusakan epitel mukosa hidung, sedangkan adenovirus dapat menimbulkan kerusakan epitel mukosa hidung.

Terapi

Terapi terbaik pada rinitis virus tanpa komplikasi adalah istirahat, obat-obatan simtomatis seperti analgetika, antipiretik dan dekongestan.(1) Selama fase infeksi bakteri sekunder, dapat diberikan antibiotika.(2)

2) Rinitis Influenza

Etiologi

Rinitis influenza disebabkan oleh virus A, B dan C dari golongan ortomiksovirus.(2)

Gambaran Klinik

Gejala yang sering timbul ialah sekret hidung berair, dan hidung tersumbat. Lebih sering terjadi infeksi bakteri sekunder dan nekrosis epitel bersilia dibandingkan common cold.(2)

Terapi

Terapi rinitis influenza tidak ada yang spesifik, sama dengan rinitis simpleks, terapi terbaik adalah istirahat, analgetika, antipiretik dan dekongestan, serta antibiotika bila terdapat infeksi sekunder.

3) Rinitis Bakteri Akut Supuratif

Etiologi

Penyebab rinitis bakteri akut supuratif adalah Pneumococcus, Staphylococcus, dan Streptococcus.(2)

Gambaran Klinik

Page 3: Difteri.docx

Rinitis bakteri akut supuratif merupakan infeksi bakteri sekunder pada rinitis virus. Pada orang dewasa seringkali disertai sinusitis bakterialis, dan pada anak sering disertai adenoiditis. Namun pada anak kecil dapat terjadi rinitis bakterialis primer yang gejalanya mirip common cold.(2)

Terapi

Terapi yang tepat adalah antibiotika, obat cuci hidung, dekongestan dan analgesik.

B. Rinitis Kronis

Yang termasuk dalam rinitis kronis adalah rinitis hipertrofi, rinitis sika dan rinitis spesifik. Meskipun penyebabnya bukan radang, rinitis vasomotor dan rinitis medikamentosa juga dimasukkan dalam rinitis kronis.

1) Rinitis Hipertrofi

Etiologi

Rinitis hipertrofi dapat timbul akibat infeksi berulang dalam hidung dan sinus, atau sebagai lanjutan dari rinitis alergi dan vasomotor.

Gambaran Klinis

Gejala utama adalah sumbatan hidung. Sekret biasanya banyak, mukopurulen dan sering ada keluhan nyeri kepala. Konka inferior hipertrofi, permukaannya berbenjol-benjol ditutupi oleh mukosa yang juga hipertrofi. (1)

Terapi

Pengobatan yang tepat adalah mengobati faktor penyebab timbulnya rinitis hipertrofi. Kauterisasi konka dengan zat kimia (nitras argenti atau asam trikloroasetat) atau dengan kauter listrik dan bila tidak menolong perlu dilakukan konkotomi.(1)

2) Rinitis Sika

Etiologi

Penyakit ini biasanya ditemukan pada orang tua dan pada orang yang bekerja di lingkungan yang berdebu, panas dan kering. Juga pada pasien dengan anemia, peminum alkohol, dan gizi buruk.

Gambaran Klinis

Pada rinitis sika mukosa hidung kering, krusta biasanya sedikit atau tidak ada. Pasien mengeluh rasa iritasi atau rasa kering di hidung dan kadang –kadang disertai epitaksis.

Page 4: Difteri.docx

Terapi

Pengobatan tergantung penyebabnya. Dapat diberikan obat cuci hidung.

3) Rinitis Spesifik

Yang termasuk ke dalam rinitis spesifik adalah:

Rinitis Difteri(1)

Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae.

Gambaran klinis

Gejala rinitis difteri akut adalah demam, toksemia, limfadenitis, paralisis, sekret hidung bercampur darah, ditemukan pseudomembran putih yang mudah berdarah, terdapat krusta coklat di nares dan kavum nasi. Sedangkan rinitis difteri kronik gejalanya lebih ringan.

Terapi

Terapi rinitis difteri kronis adalah ADS (anti difteri serum), penisilin lokal dan intramuskuler.

Rinitis Atrofi

Etiologi

Ada beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab rinitis atrofi, yaitu infeksi kuman Klebsiela, defisiensi Fe, defisiensi vitamin A, sinusitis kronis, kelainan hormonal dan penyakit kolagen.(1)

Gambaran Klinis

Rinitis atrofi ditandai dengan adanya atrofi progresif mukosa dan tulang hidung. Mukosa hidung menghasilkan sekret kental dan cepat mengering, sehingga terbentuk krusta yang berbau busuk. Keluhan biasanya nafas berbau, ingus kental berwarna hijau, ada krusta hijau, gangguan penghidu, sakit kepala dan hidung tersumbat.

Terapi

Karena etiologinya belum diketahui maka belum ada pengobatan yang baku. Pengobatan dapat diberikan secara konservatif dengan memberikan antibiotika berspektrum luas, obat cuci hidung, vitamin A dan preparat Fe. Jika tidak ada perbaikan maka dilakukan operasi penutupan lubang hidung untuk mengistirahatkan mukosa hidung sehingga mukosa menjadi normal kembali. (1)

Rinitis Sifilis

Page 5: Difteri.docx

Etiologi

Penyebab rinitis sifilis adalah kuman Treponema pallidum.

Gambaran klinis

Gejala rinitis sifilis yang primer dan sekunder serupa dengan rinitis akut lainnya. Hanya pada rinitis sifilis terdapat bercak pada mukosa. Sedangkan pada rinitis sifilis tertier ditemukan gumma atau ulkus yang dapat mengakibatkan perforasi septum. Sekret yang dihasilkan merupakan sekret mukopurulen yang berbau.

Terapi

Sebagai pengobatan diberikan penisilin dan obat cuci hidung.

Rinitis Tuberkulosa

Etiologi

Penyebab rinitis tuberkulosa adalah kuman Mycobacterium tuberculosis.

Gambaran Klinis

Terdapat keluhan hidung tersumbat karena dihasilkannya sekret yang mukopurulen dan krusta. Tuberkulosis pada hidung dapat berbentuk noduler atau ulkus, jika mengenai tulang rawan septum dapat mengakibatkan perforasi.(3)

Terapi

Pengobatannya diberikan antituberkulosis dan obat cuci hidung.

Rinitis Lepra

Etiologi

Rinitis lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae.

Gambaran Klinis

Gangguan hidung terjadi pada 97% penderita lepra. Gejala yang timbul diantaranya adalah hidung tersumbat, gangguan bau, dan produksi sekret yang sangat infeksius Deformitas dapat terjadi karena adanya destruksi tulang dan kartilago hidung.(3)

Terapi

Pengobatan rinitis lepra adalah dengan pemberian dapson, rifampisin dan clofazimin selama beberapa tahun atau dapat pula seumur hidup.

Page 6: Difteri.docx

Rinitis Jamur

Etiologi

Penyebab rinitis jamur, diantaranya adalah Aspergillus yang menyebabkan aspergilosis, Rhizopus oryzae yang menyebabkan mukormikosis, dan Candida yang menyebabkan kandidiasis.(3)

Gambaran Klinis

Pada aspergilosis yang khas adalah sekret mukopurulen yang berwarna hijau kecoklatan. Pada mukormikosis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri kepala, demam, oftalmoplegia interna dan eksterna, sinusitis paranasalis dan sekret hidung yang pekat, gelap, dan berdarah.

Terapi

Untuk terapinya diberikan obat anti jamur, yaitu amfoterisin B dan obat cuci hidung.

4) Rinitis Vasomotor

Etiologi

Rinitis vasomotor adalah gangguan fisiologi mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. Saraf otonom mukosa hidung berasal dari n. vidianus yang mngandung serat saraf simpatis dan parasimpatis. Rangsangan pada saraf parasimpatis menyebabkan dilatasi pembuluh darah dalam konka serta meningkatkan permeabilitas kapiler dan sekresi kelenjar. Rangsangan simpatis sebaliknya. Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi berbagai faktor yang berlangsung temporer seperti emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani, dsb. Pada pasien rhinitis vasomotor, saraf parasimpatis cenderung lebih aktif.

Gambaran Klinis

Gejala dari rinitis vasomotor adalah hidung tersumbat tergantung posisi pasien, rinore yang mucus/serus, jarang disertai bersin dan gatal pada mata, gejala memburuk pada pagi hari karena adanya perubahan suhu. Mukosa hidung edema, merah gelap, permukaan konka licin atau berbenjol, sekret mukoid.

Terapi

Pengobatan yang tepat untuk rinitis vasomotor adalah dengan menghindari penyebab, memberikan obat simtomatis (dekongestan oral, kauterisasi konka yang hipertrofi, kortikosteroid topikal), konkotomi konka inferior, neurektomi n. Vidianus. (1)

5) Rinitis Medikamentosa

Etiologi

Page 7: Difteri.docx

Rinitis medikamentosa adalah kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokontriktor topical dalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.

Obat vasokonstriktor topikal dari golongan simpatomimetik akan menyebabkan siklus nasal terganggu dan dakan berfungsi kembali bila pemakaian dihentikan. Pemakaian vasokontriktor topical yang berulang dan waktu lama akan menyebabkan terjadinya fase dilatasi ulang (rebound dilatation) setelah vasokontriksi, sehingga timbul obstruksi. Bila pemakaian obat diteruskan maka akan terjadi dilatasi dan kongesti jaringan, perttambahan mukosa jaringan dan rangsangan sel-sel mukoid sehingga sumbatan akan menetap dan produksi sekret berlebihan.

Selain vasokontriktor topikal, obat-obatan yang dapat menyebabkan edema mukosa diantaranya adalah asam salisilat, kontrasepsi oral, hydantoin, estrogen, fenotiazin, dan guanetidin. Sedangkan obat-obatan yang menyebabkan kekeringan pada mukosa hidung adalah atropin, beladona, kortikosteroid dan derivat katekolamin.

Gambaran Klinis

Pada rhinitis medikamentosa terdapat gejala hidung tersumbat terus menerus, berair, edema konka.

Terapi

Pengobatan rinitis medikamentosa adalah dengan menghentikan obat tetes/semprot hidung, kortikosteroid secara penurunan bertahap untuk mengatasi sumbatan berulang, dekongestan oral.