difteri pada anak blok 18

Click here to load reader

Upload: aulia-kartika-yustisia

Post on 31-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkkkkkkkk

TRANSCRIPT

Difteri Pada Anak

Aulia Kartika Yustisia102013548Difteri Pada Anak1Seorang laki-laki berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD RS karena sesak nafas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan didahului batuk-pilek sejak 1 minggu yang lalu. Dua hari yang lalu anak mengalami demam disertai nyeri menelan. Pasien juga tidak mau makan. Riwayat imunisasi pasien ternyata tidak lengkap.

Skenario2IdentitasKeluhan utamaRiwayat penyakit sekarang (RPS)Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Riwayat kesehatan keluarga Riwayat psychosocial

Anamnesis3keadaan umum terlihat agak toksikDemam kesulitan bernafas, stridortakikardi dan pucat Pseudomembranedema pada daerah submandibular dan lehersuara paraubulls neck appearance

Pemeriksaan Fisik

Sakit beratCompos mentisPernafasan stridorLeher membesarTonsil membesarTerdapat selaput putihMudah berdarah4pemeriksaan darah lengkap pemeriksaan bakteriologis

Pengambilan preparat langsung dari membran dan bahan di bawah membran

Kultur dengan medium Loeffler, tellurite dan media agar darah

Pemeriksaan Penunjang5Diagnosis pasti dengan isolasi C.Diphtheriae dengan pembiakan pada media Loeffler dilanjutkan dengan tes toksinogenitas secara in-vivo dan in-vitro dengan tes Elek.

6 Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang terjadi secara lokal pada mukosa atau kulit, yang disebabkan oleh basil gram positif corynebacerium diphteriae dan corynebacterium ulcerans, ditandai oleh terbentuknya eksudat yang berbentuk membran pada tempat infeksi, dan diikuti oleh gejala-gejala umum yang ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi oleh basil ini.Difteri7Tidak mendapat imunisasi / tidak lengkapImmunocompromisedTinggal di tempat padat dan sanitasi yang burukSedang melakukan perjalanan Di Indonesia difteri banyak terdapat di daerah berpenduduk padat dan keadaan lingkungan yang buruk dengan angka kematian yang cukup tinggi, 50% penderita difteri meninggal dengan gagal jantung. Terutama pada golongan umur rentan yaitu bayi dan anak.Epidemiologi8Penyebab penyakit difteri adalah corynebacterium dyphteriae (klebsloeffler). Basil ini termasuk kuman batang gram positif, pleomorfik, tersusun berpasangan (palisade), tidak bergerak, tidak berbentuk spore (kapsul), aerobik dan dapat memproduksi eksotoksin. Bentukya seperti palu (pembesaran pada salah satu ujung), diameernya o,1-1 mm dan panjangnya beberapa mm.

Etiologi9

Patogenesis dan patologi10

Manifestasi Klinis11Difteri hidung

korpus alienum pada hidungcommon cold sinusitispemeriksaan speculum hidung dan foto sinusDifteri tonsil faringTonsilofaringitismononucleosis infeksiosa dengan gejala klinis suhu yang tinggi, nyeri/sukar menelan lebih hebat, pembesaran tonsil, membrane mudah lepas dan tidak menimbulkan pendarahanditemukannya limfadenopati generalisata, splenomegali, adanya sel mononuclear yang abnormal pada darah tepi.Difteri laring

croup spasmodic/non-aspirasi benda asingabses retrofaringeal 12Umum Isolasi Istirahat ditempat tidur, minimal 2-3 mingguMakanan lunak atau cair, tergantung pada keadaan penderitaKebersihan jalan napas dan pengisapan lendirKontrol EKG secara serial 2-3 kali seminggu selama 4-6 minggu untuk mendeteksi miokarditis sedini mungkin. Bila terjadi miokarditis harus istirahat total selama 1minggu ditempat tidur.

Penatalaksanaan13Khusus Penberian antitoksin diberikan sedini mungkin begitu diagnosis ditegakkan, tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan bakteriologis. Dosis tergantung pada jenis difterinya dan tidak dipengaruhi umur pasien, yaitu sebagai berikut:- Difteri nasal atau fausial yang ringan diberikan 20.000 40.000 U secara i.v dalam waktu 60 menit-Difteri fausial sedang diberikan 40.000-60.000 U, secara i.v-Difteri berat (bullneck dyphteria) diberikan 80.000-120.000 U, secara i.v

14Pemberian antibiotik:-Penisilin prokain 1.200.000 unit/hari, secara i.m, 2 kali sehari, selama 14 hari-Eritromisin 2 gram/hari, secara peroeal, 4 kali sehari-Preparat lain yang bisa diberikan adalah amoksisilin, rifampisindan klindamisin15Pemberian imunisasi aktif pada masa anak-anak. Biasanya pemberian vaksin difteri bersamaan dengan vaksin pertusis dan tetanus (DPT).Kontak orang yang kontak erat dengan penderita difteri terutama yang tidak pernah/tidak sempurna mendapat imunisasi aktif, dianjurkan pemberian booster dan pemberian vaksin. Kemudian diberikan kemoprofilaksis yaitu penisilin prokain 600.000 unit i.m per hari atau eritromisin 40 mg/kg bb/hari, selama 7-10 hari. Bila tidak mungkin dilakukan pengawasan, sebaiknya diberikan antitoksin difteri 10.000 unit i.m, 2 minggu setelah pengobatan diberikan.Pencegahan16Kegagalan pernapasanMiokarditisPneumonia bakterialis sekunderAritmiaEnsefalopati anoksikSepsis

Komplikasi17Abses retrofaring adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada daerah retrofaring. Merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam ( deep neck infection). Sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal dari proses infeksi di hidung, adenoid, nasofaring dan sinus paranasal, yang menyebar ke kelenjar limfe retrofaring. Oleh karena kelenjar ini biasanya atrofi pada umur 4 5 tahun, maka sebagian besar abses retrofaring terjadi pada anak-anak dan relatif jarang pada orang dewasa.Abses Retrofaring18Tonsilofaringitis akut adalah peradangan pada tonsil dan faring yang masih bersifat ringan. Bakteri dan virus masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Tonsilofaringitis19Pada skenario diagnosis yang mendekati dan sesuai keluhannya adalah difteri.Kesimpulan

20Prognosis tergantung pada:Virulensi basil difteriLuas membran yang terbentukJumlah toksin yang diproduksi oleh basil difteriCepat atau lambatnya pengobatan yang diberikanPerawatan

Prognosis21

22