diare fix
DESCRIPTION
bhhTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSDIARE AKUT
DISUSUN OLEH
ASA SUCI ANNISA
1410.211.006
PEMBIMBING
dr. Roedi Djatmiko Sp.A
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. K
• Umur : 11 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Kristen
• Alamat : Jl. Raden Saleh Gg. Peniten no.853
• Tanggal Masuk UGD : 16-03-2015
• Tanggal Masuk Banggal : 16-03-2015, Pukul 15.00 WIB
ANAMNESA
• KU : Pasien datang ke UGD RST Dr. Soedjono demam sejak 1 hari SMRS dan BAB cair dari kemarin.
• KT : Pusing, kemarin BAB cair, ampas sedikit ± 20 kali, hari ini BAB cair ± 15 kali, batuk berdahak. Pilek (+), Mual (+), Muntah (+) ± 5 kali, BAK banyak terakhir 15 menit yang lalu, nafsu makan menurun, minum kurang.
• RPS : Demam (+), Pusing (+), kemarin BAB cair, ampas sedikit ± 20 kali, hari ini BAB cair ± 15 kali, batuk berdahak.
• Pilek (+), Mual (+), Muntah (+) ± 5 kali, BAK banyak terakhir 15 menit yang lalu, nafsu makan menurun, minum kurang.
• RPD : R. Kejang disangkal
• R. ALERGI: Disangkal
• RPO : -
• RPK : -
• R. SOSIAL : -
PEMERIKSAAN FISIK
•Status Generalis Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentis GCS : E4V5M6Berat Badan : 35 Kg
•Tanda Vital TD : 100/70 mmhgN : 90x/menit R : 22 x/menit
S : 36o C
Status Lokalis
• Kepala:Bentuk normocephal
• Rambut :Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Wajah : Edema (-), sianosis (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Pupil isokor
Status Lokalis
• Kepala:Bentuk normocephal
• Rambut :Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Wajah : Edema (-), sianosis (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Pupil isokor
•Hidung: Nafas cuping hidung (-), discharge (-), epistaksis (-).•Mulut : Sianosis (-), mukosa lembab, Tonsil T1 – T2, tenang.•Telinga : Bentuk normal, sekret (-), serumen (-)Leher: KGB tidak teraba membesar
•Hidung: Nafas cuping hidung (-), discharge (-), epistaksis (-).•Mulut : Sianosis (-), mukosa lembab, Tonsil T1 – T2, tenang.•Telinga : Bentuk normal, sekret (-), serumen (-)Leher: KGB tidak teraba membesar
THORAXTHORAX
• Pulmo
• I : Simetris kanan = kiri
• P : Vocal fremitus kanan = kiri
• P : Sonor di seluruh lapang paru
• A : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
• Pulmo
• I : Simetris kanan = kiri
• P : Vocal fremitus kanan = kiri
• P : Sonor di seluruh lapang paru
• A : SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-
•Cor I : Iktus Cordis tidak tampak P : Iktus Cordis teraba, tidak kuat angkat P : Batas jantung normal A : S1 > S2, reguler, murmur (-), gallop (-)
•Cor I : Iktus Cordis tidak tampak P : Iktus Cordis teraba, tidak kuat angkat P : Batas jantung normal A : S1 > S2, reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
•I : Datar
•A:Peristaltik meningkat
•P : Timpani di seluruh lapang abdomen
•P : Soefl, NT (+), hepatosplenomegali (-)
ABDOMEN
•I : Datar
•A:Peristaltik meningkat
•P : Timpani di seluruh lapang abdomen
•P : Soefl, NT (+), hepatosplenomegali (-)
EKSTREMITAS•Superior : akral hangat (+), sianosis (-/-), oedema (-/-)•Inferior : akral hangat (+), Sianosis (-/-), oedema (-/-)
EKSTREMITAS•Superior : akral hangat (+), sianosis (-/-), oedema (-/-)•Inferior : akral hangat (+), Sianosis (-/-), oedema (-/-)
Laboratorium 16-03-2015 14:40 WIB
• WBC : 7,1
• HGB : 13,8 g/dl
• HCT : 35,3 %
• PLT : 382 ribu
DIAGNOSIS KERJA DIARE AKUT
DIAGNOSIS KERJA DIARE AKUT
PLAN TERAPI
• Inj. KAEN 3B 1500 ml/24 jam
• Inj. Kalfoxim 3 x 500
• Norages 350 k/p
• Liprolax 2 x 1
• Vometa syr 3 x 1
• Onzync 1 x 1
PLAN •DL
PROGNOSIS
DUBIA AD BONAM
DIARE AKUT
DEFINISI
• Diare akut adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan tinja melebihi normal (10ml/kgBB/hari) BAB cair dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia dilaporkan bahwa setiap anak mengalami diare sebanyak 1-2 episode per tahun (Depkes, 2003).
• Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2002-2003, prevalensi diare pada anak – anak dengan usia kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah : laki-laki 10,8% dan perempuan 11,2%.
• Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6-11 bulan(19,4%), 12-23 bulan (14,8) dan 24-35 bulan (12,0) (Biro pusat statistik, 2003).
• Berdasarkan laporan WHO 2003, kematian akibat diare di negara berkembang telah turun dari 4,6 juta tahun 1982 menjadi 2,5 juta kematian pada tahun 2003.
• Di Indonesia angka kematian diare juga telah turun tajam dari 40% tahun 1972 menjadi 24,9 pada tahun 1980, 10% tahun 1985 hingga 7,4 % tahun 1996 dari semua kasus kematian. Walaupun angka kematian karena diare telah turun, angka kesakitan karena diare tetap tinggi baik di negara maju maupun di negara berkembang.
ETIOLOGI1. Faktor infeksi
• Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare)
• Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo bacter,yersinia, aeromonas, dan sebagainya
• Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain
• Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica,giardia lamblia, tricomonas hominis dan jamur (candida albicans)
• Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis Media Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
• Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
• Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
• Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Lain-lain
a. Imunodefisiensi
b. Gangguan psikologis (cemas dan takut)
c. Faktor-faktor langsung:
• KKP (Kurang Kalori Protein)
• Kesehatan pribadi dan lingkungan
• Sosioekonomi
PATOFISIOLOGIMenurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu
diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus.
• Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan.
• Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit.
• Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati, postvagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid.
Mekanisme primer yang menyebabkan diare akut adalah:
• Rusaknya vili-vili di sekitar daerah brush boarder usus halus, yang menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan diare karena gangguan osmotik.
• Kuman yang melepaskan toxin yang berikatan dengan enterosit reseptor yg spesifik yang menyebabkan terlepasnya ion klorida kedalam membran intestinal sehingga menyebabkan gangguan absorbsi sehingga menyebabkan diare.
PATOGENESIS
jasad renik yang masih hidup masuk
ke dalam usus halus setelah melewati
asam lambung berkembang biak
di dalam usus halus mengeluarkan
toksin terjadi hipersekresi
menimbulkan diare
PATOGENESISJasad renik menyebabkan diare melalui :
Virus
• Rotavirus berkembang biak dalam epitel vili usus halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili terjadi penggantian sementara oleh sel epitel bentuk kripta yang belum matang, usus mensekresi air dan elektrolit.
• Dapat juga karena hilangnya enzim disakaridase berkurangnya absorbsi disakarida (laktosa).
• Penyembuhan, bila vili regenerasi & epitel vilinya matang.
PATOGENESISBakteri
• Bakteri (pili/fimbria) menempel pada mukosa (reseptor dipermukaan usus) perubahan epitel usus pengurangan kapasitas penyerapan /sekresi cairan.
• Toksin absorpsi natrium melalui vili ↓ & sekresi chlorida dari kripta ↑ sekresi air & elektrolit. Penyembuhan bila sel yang sakit diganti dgn sel yang sehat (2 – 4 hari).
• Diare berdarah terjadi melalui invasi & perusakan sel epitel mukosa (di colon & distal ileum), diikuti mikroabses & ulkus superficial (krn toksin kerusakan jar) melena.
PATOGENESIS
Protozoa
• G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus pemendekan vili diare.
• E.histolitica menginvasi epitel mukosa colon/ileum mikroabses dan ulkus diare, terjadi pada strain sangat ganas, strain yang tidak ganas tidak ada invasi ke mukosa dan tidak timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun kista amoeba dan tropozoit mungkin ada di dalam tinjanya.
MANIFESTASI KLINIS
1. Bayi/anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun
2. Muntah
3. Kalau banyak kehilangan cairan dan elektrolit jadi dehidrasi berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir dan mulut serta kulit kering
GEJALA KHAS DIARE AKUT
1. Anamnesis• Lamanya diare• Frekuensi ( berapa kali sehari )• Banyaknya / volumenya• Warnanya • Baunya• Buang air kecil• Batuk, panas, pilek, dan kejang • Makanan dan minuman sebelum dan
sesudah sakit• Penderita diare di sekitar rumah• Berat badan sebelum sakit
2. Pemeriksaan Jasmani
Dilihat dari derajat dehidrasi menurut WHO
3. Pemeriksaan Laboratorium• Pemeriksaan tinja• pH & kadar gula• Pemeriksaan darah • Analisa gas darah• Kadar ureum
DIAGNOSIS
TUJUAN PENGOBATAN• Mencegah dehidrasi • Mengatasi dehidrasi yang telah ada • Mencegah kekurangan nutrisi dengan
memberikan makanan selama dan setelah diare
• Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zinc.
Penatalaksanaan
• Rehidrasi oral / parenteral
• Dukungan nutrisi
• Obat atas indikasi
• Terapi suportif : Zinc
• Edukasi orangtua
DIARE TANPA DEHIDRASI
• Cairan rehidrasi oralit diberikan 5-10 mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 ml, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus tetap diberikan.
• Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus, diare terus)
Rencana Terapi A
Oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari :
• < 2 tahun : 50-100 ml tiapkali BAB
• >2 tahun : 100-200ml tiap BABBeri tablet Zink
Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet zink selama 10 hari dengan dosis
• Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari
• Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari
RENCANA TERAPI AUNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAHPENDERITA DIARE TANPA DEHIDRASI
DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG
• Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar deberikan sebanyak 75 ml/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair
• Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
• Berat badan 3-10 kg: 200 ml/kgBB/hari
• Berat badan 10-15 kg: 175 ml/kgBB/hari
• Berat badan > 15 kg: 135 ml/kgBB/hari
• Pasien dipantau selama proses rehidrasi sambil memberikan edukasi kepada orangtua.
DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
• Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100 ml/kgBB, dengan cara pemberian:
• Umur kurang dari 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan70 ml/kgBB dalam 5 jam berikutnya
• Umur di atas 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
• Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses rehidrasi
AntibiotikBeberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain (WHO, 2006)
• Kolera :
• Tetrasiklin 12,5 mg/kg/x (4 x sehari selama 3 hari)
• Eritromisin 12,5 mg/kg/x (4 x sehari selama 3 hari)
• Shigella :
• Ciprofloxasin 15 mg/ kgBB (2 x sehari selama 3 hari)
• Amebiasis:
• Metronidasol 10mg/kg/x (3 x sehari selama 5 hari / 10 hari pada kasus berat)
• Giardiasis :
• Metronidasol 5mg/kg/x (3 x sehari selama 5 hari)
• Zinc
Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF telah menganjurkan penggunaan zinc pada anak dengan diare dengan dosis 20 mg/hari selama 10-14 hari dan pada bayi< 6 bulan dengan dosis 10 mg perhari selama 10-14 hari
• Probiotik
lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kira-kira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua pemberian sebanyak 1-2 kali.
Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik pada mukosa usus dan imunno modulasi.
Komplikasi Dehidrasi Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik) Gangguan elektrolit kejang Gangguan sirkulasi (shock) Hipoglikemi
Pencegahan• Ada 7 cara diidentifikasi sebagai sasaran untuk promosi, yaitu :
• Pemberian ASI
• Perbaikan makanan pendamping ASI
• Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum
• Cuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan.
• Penggunaan jamban yang bersih dan higienis
• Pembuangan tinja yang aman
• Imunisasi campak