dian tara 2014
DESCRIPTION
Majalah SMP Katolik Santa Clara SurabayaTRANSCRIPT
EDISI 10 TAHUN 2014 MEDIA ANAK SANTA CLARA
Dengan semangat Santa Clara dan Inesian, SMP Katolik Santa Clara Surabaya mewartakan kabar gembira melalui kegiatan yang bermutu dan berkara-kter sesuai dengan perkembangan zaman. Visi :
SMP Katolik Santa Clara Surabaya memancarkan terang, membentuk manusia yang beriman, cerdas, berkarakter, terampil, terbuka pada perubahan jaman dan memiliki semangat nasionalisme. Misi :
Mengembangkan nilai-nilai spiritual dengan semangat Santa Clara yaitu kegembiraan, kesederhanaan, dan kepercayaan dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
•
Meningkatkan penghayatan iman dan rasa sy-ukur atas kebaikan serta cinta kasih Tuhan.Menyelenggarakan pembelajaran secara efektif dan eisien.Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (SDM).Membentuk pribadi yang jujur, disiplin, bertang-gung jawab dan santun.Menumbuhkembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik.Membekali penguasaan IPTEK serta kemam-puan berbahasa asing dalam menghadapi globalisasi.Menyediakan sarana prasarana pendidikan dan pengajaran yang berkualitas.Menyiapkan kader-kader bangsa/gereja.
•
•
•
•
•
•
•
•
Kesanku selama tiga tahun
sekolah di Sanclar itu, ketat
banget. Peraturannya di sana
sini. Memang rasanya nggak
enak tapi semua itu demi kebaikan mu-
rid juga. Toh, semua itu tidak kentara
lagi, karena di Sanclar itu murid-mu-
ridnya asyik-asyik , dan baik-baik.
Setiap kelas berbaur dengan cepat,
nggak suka geng-geng-an. Guyonannya
arek-areka Sanclar itu nggak pernah
ada matinya. Pokoknya, temenan sama
arek Sanclar itu nggak ada bosannya.
Yang patut diacungi jempol, murid
Sanclar itu pinter-pinter. Persaingan
nilai antarsiswa itu ketat banget.
Anaknya juga rajin-rajin, berseman-
gat semua. Apalagi, kalau pas lomba
ke sekolah lain, arek Sanclar biasanya
menang paling banyak, bikin bangga.
Aku juga nyaman sekolah di sini,
karena gurunya gaulll semua. Mau
dari yang masih muda sampai yang
senior, semuanya seru. Paling keli-
hatan seru ketika pas pas study tour
atau pergi bareng. Nggak keliatan
banget kala mereka dalam kesehari-
annya guru yang tertib banget.
Pesan buat Sanclar, semoga tetep
menjadi sekolah yang bermutu dan
bisa mendidik murid-muridnya
sukses. Tapi, kalau ulangan bahan-
nya jangan banyak ya, Pak, Bu.
Wkekekekekekeke, becanda. Udah
gini aja, pokoke SANCLAR IS THE
BEST. (Audrey Soetanto, 9A)
Awalnya, saya takut gitu
masuk ke Sanclar. Soalnya
denger-denger, Sanclar
itu susah pelajarannya,
tugasnya banyak, ketat. Udah kayak
di neraka aja. Tapi ternyata enggak,
di Sanclar itu meski pelajaran dan
tugasnya banyak, kita masih bisa
menikmati semua itu bersama-sama
dengan guru dan teman-teman yang
ramah, baik, dan asik seru.
Kita dilatih untuk membiasakan
bahwa tugas banyak dan pelajaran
berat itu kebiasaan, begitu juga den-
gan kedisiplinannya. Kedisiplinan
Sanclar bisa dinilai 9 dari 10 poin.
Hampir semua muridnya memenuhi
peraturan yang diberikan. Contohnya,
saja peraturan yang menyuruh murid
putri menguncir ram-
but yang panjang pada saat ujian.
Maka, semua muridnya akan men-
guncir rambutnya yg panjang karena
murid-murid tahu. Itu semua demi
dirinya sendiri agar bisa lebih konsen-
trasi dalam ujian. Memang, awalnya
terasa sedikit berat karena belum kenal
dengan teman-teman dan guru-guru,
apalagi masih belum terbiasa dengan
pelajaran dan kedisiplinannya.
Tapi, lama-lama akan terbiasa dan
merasakan bahwa semuanya ini seru.
Pesan saya untuk Sanclar, semoga
menjadi sekolah yang lebih baik dari
sebelumnya, dan tetap memperta-
hankan kualitasnya menjadi sekolah
terbaik. Saya bangga menjadi alum-
nus Sanclar. (Aloysia Anita, 9A)
FOCUS*Prestasi
Bukan Sekadar Angka......17
BeautifulMoment
*Panik saat Rekaman
Hilang..........26
Short Story*My Secret
Boy.....28
Cover Story*Kena Cegat
Satpam........63
Our Teacher*Fun Weekend in
Bangkok........64
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah meluangkan waktu untuk
menjadi model majalah edisi kali ini (Michelle Guanto,
Sheinna Yendri, Stephanie Gabriella Aimee, Andrew Theodore Tjondrowidjojo,
Vincentius Christopher Calvin). Terima kasih juga kepada para nara sumber yang merelakan diganggu buat wawancara. Mohon
maaf kalau tidak semua hasil reportase dimuat utuh karena
terbatasnya halaman.
Setiap Kelas Berbaur Cepat
Awalnya Takut
sharing
1 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Seperti setiap kali penerbitan,
DIAN TARA selalu membawa
kabar yang mengasyikkan
dan membanggakan. Ya,
kabar apalagi kalau bukan kiprah
anak Sanclar yang terus eksis mera-
jut prestasi dari hari ke hari. Redaksi
juga memberikan beragam info
sebagai bacaan yang berkualitas dan
inovatif dari edisi ke edisi.
Kali ini, DIAN TARA mengangkat
tema ‘Dreams of Sanclar’, diawali
dengan kiprah teman–teman kita
dalam membuat film ‘Nafas Terakhir’
. Bagaimana cara pembuatannya
diulas dalam Behind The Scenes.
Teman – teman juga bisa melihat
kegiatan Open House yang diadakan
sekolah kita. Selain itu, tak keting-
galan prestasi teman–teman kita
yang berhasil mengharumkan nama
Santa Clara di berbagai lomba dan
kompetisi. Tak salah memang kalau
sekolah kita merupakan sekolah im-
pian bagi siswa-siswi berprestasi.
Akhirnya, mengakhiri pengantar
kali ini segenap redaksi DIAN TARA
mengucapkan selamat membaca
edisi, selamat bertemu di tahun
ajaran baru.
Haloo……Apa kabar frenzz .Bahagia rasanya redaksi DIAN TARA dapat menyapa kalian lagi. Tak terasa kita akan men-
gakhiri semester genap ini dan menuju ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu kita akan semakin dewasa dan memiliki harapan baru yang ingin dicapai seperti ma-jalah kita yang tercinta ini, yang juga memiliki hara-
pan dam impian baru di tahun mendatang.
2MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Editor's Note
PelindungSr Benedicta Suhananti MC
Pembina Hariyanto
KoordinatorTiffany Natasha (8E-37)
Wakil KoordinatorAlbert Lucano E (8D-1)
SekretarisRegine Vienneta (8B-27)
Tim RedaksiAudrey Geraldine Tanara (8A-6)
Graciella (8A-18)Marchella Claudia (8A-21)
Rosa Virginia Melinda (8A-27)Sherelle Clairine (8A-28)Agnes Putri Prima (8B-2)
Ghenoveva Chesaria (8B-15)Irene Tania (8B-16
Jessica Saptajaya (8B-19)Meliana Jesslyn (8B-22)Yoanna Listiyani (8B-35)
Ansheilla (8C-4)Audrey Gabriella (8C-6)
Cynthia Clarissa W (8C-9)Gabriella Audi (8C-15)
Gracia Orpa (8C-20)Graciella (8C-21)
Laurentius Jeffrey (8C-25)Tahsya (8C-36)
Vincentia (8C-39)Brigitta Patricia (8D-3)Cindy Florencia (8D-7)Ivana Faustina (8D-21)
Lavenia (8D-26)Michelle (8D-29)
Michelle Yuhono (8D-30)Nicholas Sean Otis (8D-32)
Daniel Hartono (8E-7)Georgeanne Elaine (8E-13)
Gisela Kiara AR (8E-15)Leon Sutanto (8E-21)Nicole Verena (8E-27)
Rosseline Veronica (8E-31)
Alamat RedaksiJl Ngagel Madya No 1
SurabayaTelp : 031-5032171Faks : 031-5049435
Website Sekolahwww.sanclar-mc.sch.id
Email [email protected]
Untuk Kalangan Sendiri
editor's note
3 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Tim Artikel
Tim Liputan
Tim Foto
Tim Tema
Oleh : Hariyanto
Tidak ada lilin berbentuk angka 10. Tidak ada kue tart karena sengaja tidak meme-san. Tidak terdeteksi, ternyata majalah sekolah kita sudah berumur 10 tahun, dasawarsa. Saya tidak menemukan kapan persis, tanggal lahirnya. Karena itu, maaf, tidak ada pesta buat kalian semua.
Kalau ada ucapan ulang tahun, itu dari diri
saya sendiri. Terkaget-kaget ketika men-
uliskan majalah edisi 2014 ini adalah Edisi
10. Wah, DIAN TARA sudah cukup lama ek-
sis di kalangan kita. Kehadirannya sudah ikut mewar-
nai usia sekolah yang sudah melewati kepala empat.
Ketika mendapat mandat menerbitkan majalah ini
tahun 2009 saya sempat ragu, apa bisa? Tapi, waktu
itu saya terbantu oleh beberapa guru pendamping ek-
stra jurnalistik. Yang pertama harus dibenahi adalah
menemukan konsep dan nama halaman (rubrikasi).
Akhirnya, bisa terbit juga.
"Wah, majalahnya bagus," kata seorang guru baru
waktu itu. Guru yang kemudian populer itu dan seka-
rang sudah mengundurkan diri itu banyak menduku-
ng konten dari majalah kita ini. Terima kasih. Semoga
membaca tulisan ini.
Majalah adalah produk media, hasil karya jurnal-
istik. Kadang orang tidak pernah tahu proses yang
terjadi. Tahunya hanya membaca dan menikmati.
Begitulah karakter produk media.
Padahal, siapa tahu, anak-anak ekstra jurnalistik
harus jungkir balik, berpacu dengan waktu, bahkan
mengorbankan ulangan atau ujian kenaikan kelas.
Menaati deadline adalah pekerjaan paling sulit dan
bikin stres.
Kesulitan, konflik, indisiplineer, dicerca, dikritik
karena belum memuaskan semua pihak, adalah
makanan sehari-hari menerbitkan media, seperti ma-
jalah DIAN TARA ini. "Tapi, menurut saya, DIAN TARA
itu best," kata Edward Hartanto, fotografer sekolah dan
juara pertama jurnalis DBL 2012.
Majalah DIAN TARA, mungkin saja, terbit sejak
1994. Tidak diketahui apakah rutin setiap tahun.
Tapi sejak 2009, memang ada perubahan drastis.
Perwajahan halaman, pilihan huruf, rubrikasi, dan
tentu editing kontennya, dapat berjalan lebih baik
seiring lahirnya ekstra jurnalistik di SMP Katolik
Santa Clara ini.
Selamat Dasawarsa DIAN TARA.
Sudah Dasawarsa
2009
2010
2011
2012
20134MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
editor's note
Oleh : Albert Lucano
Beberapa waktu lalu, sering
terlihat beberapa teman
membawa seperangkat
kamera dengan satu set alat
fotografi. “Ngapain ya?” Ini jawaban-
nya. Mereka itu, tim Anonymous
Films dari Sanclar, yang sedang
dalam proses pembuatan film.
Ya, mereka membuat film indie.
Dibintangi Erick Christian dan Mitchell
Theny, yang menceritakan detektif in-
digo yang menyelidiki kasus pencurian
untuk eksploitasi data komputer.
Si detektif dibantu seorang rekan
yang ahli komputer. Mereka menye-
lidiki kasus ini.
Boleh kasih bocoran dulu, film Na-
fas Terakhir, karya pertama Anony-
mous Film, memenangi kategori
People Choice yang diselenggarakan
SMA Muhamadiyah 5. Film itu ber-
cerita tentang bullying.
“Lumayan dapat People Choice
Award,” tutur Adian Pratama, sutra-
dara film ini. “Selanjutnya, kita ada
film action detektif den-
gan judul The Missing Ones.”
Proses syuting film terbilang
cukup sederhana. Properti hanya
tripod, dan boom mic. “Kostum
menyesesuaikan, dan kali ini meng-
gunakan darah buatan,” tukas Make
Up Design, Kevin Sungkono.
Setelah perwakilan tim majalah
DIAN TARA datang melihat proses
syuting, ternyata lumayan sulit
berakting dengan baik. Satu adegan
rata-rata membutuhkan minimal
delapan kali take atau bahkan lebih.
Kadang aktor lupa dialog atau salah
akting. Tapi, dari kesalahan itu, kru
dan aktor dapat mengoreksi dan men-
gatasinya. Sebenarnya, pembuatan
film terbagi menjadi lima tahap, yaitu
pembuatan naskah cerita, penentuan
adegan, pemilihan dan tes aktor,
proses syuting dan sound recording,
yang merupakan proses paling sulit
dan yang terakhir adalah editing video.
“Syuting makan waktu sangat lama
dan paling sulit. Harus benar-benar
dicermati. Kalau tidak, harus mengu-
lang dari awal lagi,” kata Adian.
Untuk editing video juga harus hati-
hati. Butuh ketelitian, kreativitas dan
kemampuan khusus. Menurut Ezra
Juninho sebagai Director of Video
Editing, dalam proses dia dibantu
Andrew Gani untuk cutting dan
trimming video, sedangkan animasi,
effect film dan yang lain, Inho sendiri
yang handle.
Editing film membutuhkan tiga
software, yaitu animation software,
sound effect software, dan video
manager software. “Kita biasanya
membuat animasi dan efeknya dan
menyetingnya lebih dahulu,” papar
siswa Kelas 8D ini. (*)
T
he M
issin
gO
nes
moment
5 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Chynthia dan Audi
TEMA Suroboyoan muncul saat masa orientasi
peserta didik baru (MOPDB) tahun 2013. Menurut
Kevin Austin Widjaja sebagai salah peserta, acaran-
ya sangat menyenangkan dan asyik. “Seru!”, ujarnya.
Bagian yang paling seru adalah ketika permainan estafet
karet menggunakan sedotan dan kuis di setiap pos yang
tersebar di lingkungan sekolah.
Lantas siapa ya yang berhasil menaklukkan kakak-
kakak panitia di MOPDB? Ya, Raymond Geraldi dari
Kelas 7B dan Natasha VW dari kelas 7A. Hadiahnya,
pengalungan selendang unik yang dirangkai dari per-
men.
Keduanya tidak cuma kaget. Mereka juga bangga
saat dipanggil ke depan oleh para panitia untuk
menjadi putra putri MOPDB. Dengan ketekunan
mengumpulkan tandatangan kakak kelas, pani-
tia, dan sesama anggota MOPDB, keduanya dini-
lai menaati semua peraturan yang ada.
Tapi masih seperti tradisi sebelumnya,
peserta MOPDB wajib berparade memakai
baju tas kantong plastik dan tali rafia
warna-warni. Mereka juga tidak lepas dari
hukuman.
“Kalau ingat jadi malu, apalagi pas
ngumpul sama kelompok. Wah, kita
seperti koran saja,”
ujar Phoebe dari
Kelas 7C yang
tertangkap salah
mengenakan se-
patu dan terpaksa
membungkusnya
dengan kantong
plastik. (*)
Serunya Estafet
KaretKalau ingat
jadi malu,
apalagi pas
ngumpul
sama kelom-
pok. Wah,
kita seperti
koran saja
6MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our activities
Laporan : Cindy
Banyak
lomba
tiap kali
Hari
Kemerdekaan
atau Agustusan.
Saat-saat meng-
hebohkan ketika
wakil-wakil kelas
berlaga mewakili
teman-temannya. Tapi,
tahun 2013, ada yang baru.
Lomba softball sangat heboh
dibicarakan saat lomba Agus-
tusan.
Me-
mang
ada
sedikit
ges-
ekan
saat
fi-
nal meski akhirnya Kelas 9B keluar
sebagai pemenang. Erick Christian
Kurniawan, pengatur posisi dalam
lomba softball di Kelas 8D mengungka-
pkan, cukup susah untuk dapat me-
naklukkan lawan di pertandingan itu.
“Perjuangannya sudah sekuat tenaga
tapi nggak berhasil,” kata siswa kela-
hiran 8 Desember 2000 ini.
Awalnya, tim Kelas 8D yang berang-
gotakan Erick, Moniq, Patricia, Mer-
rygold, Eric S, Inho, Michael, Sheinna,
Stephany dan Lisa, sempat tertinggal
jauh di bawah skor 9B, dan membu-
tuhkan perjuangan yang keras untuk
menyusul.
Sayangnya, di partai puncak itu,
gagal menyamakan posisi apalagi me-
lewati skor tim Kelas 9B. “Nggak juara
nggak papa. Kami sudah cukup bangga
lolos ke final dan memperoleh juara 2,”
kata Erick Christian.
Lalu, kira-kira semangat apa yang di-
miliki hingga dapat berhasil mencapai
final? “Ya tetap semangat sampai final
dan bila masuk di final kalah, jangan
putus asa dan terus berjuang, juga ada
dukungan dari anak-anak 8D lain-
nya,” jawab Erick. (*)
Tetap Semangat Guys!
our activities
7 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
8MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our activities
our activities
9 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Cindy,
Lavenia, Cynthia
Suasana heboh mengge-
ma di Kelas 73 ketika
disebut sebagai juara 1
lomba menghias kelas
pada 16 Desember 2013. Peras-
aan suka cita melanda seluruh
anggota kelas. “Semua ini berkat
Alex.” Hampir serempak mereka
menjawab ketika ditanyak ke-
napa bisa menang.
“Ya, idenya dari Origami,”
tukas Alex, yang sempat diwa-
wancarai pada istirahat kedua
di sekolah. Origami adalah kes-
enian tradisional melipat kertas
ala Jepang, sejak pertengahan
1900-an. Kini telah berkembang
menjadi seni
modern.
Seni ini berupaya mengubah
kertas menjadi bentuk-bentuk
lipatan melalui teknik-teknik
melipat, sehingga tidak diperlu-
kan lem lagi. “Origami itu adalah
hobi saya, jadi coba saya pakai di
Kelas 7E juga,” terang Alex.
Bila melihat suasana kelas dari
luar terlihat banyak magic snow
dan snow flakes di jendela-jende-
lanya, dengan tempelan hiasan
pohon Natal di atasnya. Hiasan
gambar kaus kaki Natal dan
lonceng juga ikut terpampang
bersama magic snow. Pada bagi-
an luar dinding kelasnya terdapat
tulisan besar “Merry Christmas”
yang dihias dengan indah.
Di dalam kelas tak kalah me-
riah. Pohon Natal yang memiliki
tinggi sekitar 80 cm itu terbuat
dari potongan-potongan buffalo
dengan bentuk segitiga yang
disusun-susundan diletakkan
di bawah papan tulis. Di bagian
langit-langit kelas, ada gantun-
gan origami yang dikaitkan den-
gan benang, berbentuk Santa
Klaus dan kaus kaki.
Puncak Natal bagi siswa SMP
Katolik Santa Clara berlangsung
10 Januari 2014. Misa dipimpin
Romo Sigit Tridrianto CM. “Natal
berarti berdamai dengan Tuhan.
Tuhan menawarkan Damai
dengan mengutus Putra tung-
galNya lahir menjadi manu-
sia. Ciri orang yang berdamai
dengan Tuhan adalah mampu
bersyukur dan bekerja keras
untuk kebaikan diri, sesama dan
lingkungan,” kata Romo dalam
homilinya. (*)
Gara-gara Origami
Rasa SyukurOleh : Stefanus Muryadi
Kalau kita mencermati kisah–kisah
Yesus di kitab suci dan merenung-
kannya, kita mendapatkan gambaran
perjuangan dalam pewartaanNya, yaitu
keselamatan umat manusia. Inilah inti pewartaan
Yesus, sekaligus menjadi visi dan misi kehadiran-
Nya ke dunia.
Keselamatan sejati dalam pandangan katolik
adalah percaya kepada Yesus Kristus sebagai jalan
kebenaran dan hidup (Yoh
14:6). Salah satu ciri seorang
yang diselamatkan adalah
memiliki rasa syukur.
Rasul Paulus, adalah con-
toh orang yang diselamatkan
Yesus, masuk jalan kebe-
naran, berulangkali memberi
nasehat untuk bersyukur.
Ucapakanlah syukur sen-
antiasa atas segala sesuatu
dalam nama Tuhan kita,
Yesus Kristus, kepada Allah
dan Bapa kita (Ef 5:20).
Lalu, bertekunlah dalam
doa dan dalam pada itu
berjaga-jagalah sambil men-
gucap syukur (Kol 4:2), atau
selalu mengucap syukur ke-
pada Allah, Bapa Tuhan kita
Yesus Kristus (Kol 1: 3-5).
Dapat dikatakan, bahwa sy-
ukur atau bersyukur adalah ciri orang beriman. Dalam
kehidupan sehari-hari, bersyukur atau memiliki rasa
syukur merupakan hal sangat penting.
Sebuah situs di jejaring sosial mengungkap
tentang rasa syukur. Bahkan untuk hal itu, rela
mengeluarkan dana riset tentang pentingnya rasa
syukur bagi manusia.
Penelitian menyimpulkan, bersyukur adalah se-
bentuk manifestasi yang tidak bisa dipisahkan dari
standar moral. Dia juga merupakan komponen
integral dari kesehatan, pelengkap kekurangan,
dan kesejahteraan.
Masih menurut penelitian, bersyukur mempu-
nyai pengaruh dan kekuatan terhadap kesehatan
fisik dan psikologis seseorang. Hidup di zaman
yang banyak memberi kemudahan dan sekaligus
banyak masalah, bersyukur mempunyai tantangan
tersendiri.
Orang mudah tergoda untuk mengesampingkan
rasa syukur karena merasa semua adalah hasil
jerih lelahnya sendiri. Syukur terhadap diri sendiri
dirasa membuang waktu dan energi.
Godaan lain lagi adalah hidup yang dirasa berat,
menjadi beban, sehingga masalah menjadi pusat
perhatian sehingga rasa syukur sulit mendapat
tempat dalam hidup.
Ketika orang fokus pada
diri sendiri, membanding-
bandingan dengan keber-
hasilan dan kesusahan
orang lain, di sini bersyukur
atau rasa syukur menjadi
sulit hadir dalam hidupnya.
Ada beberapa cara yang
dapat kita lakukan untuk
bersyukur. Memuliakan
Allah lewat doa baik secara
pribadi maupun mengun-
dang sesaman. Menolong
sesama yang menderita,
berusaha hidup lebih baik,
memelihara kehidupan kita
sendiri.
Misalnya, dengan cara
menjaga kesehatan, kebersi-
han, menjauhi hal-hal yang
dilarang. Menjaga kehidupan
orang lain, seperti Mother Teresa dari Kalkuta, yang
menolong orang-orang miskin dan terbuang.
Ada cara sederhana untuk membiasakan bersy-
ukur atau mempunyai rasa syukur atas peristiwa
hidup. Bisa saat bangun tidur di pagi hari atau
sebelum tidur malam hari. Namun beberapa orang
yang sudah terbiasa mengatakan saat bangun
lebih bagus.
Lakukan setiap hari, paling kurang 10 hari
berturut-turut untuk bersyukur saat bangun tidur
paling kurang atas 20 hal. Misalnya, bersyukur
karena punya pikiran sehat, kesadaran yang baik,
punya dua mata, dan lanjutkan sampai minimal
20 hal. (*)
10MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
RELIGIOUSITY
focus
11 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kalimat itu datang dari seorang motivator.
Lupa namanya. Tapi, sepertinya mewakili
tema majalah edisi kali ini. Redaksi DIAN
TARA mengajak warga SMP Kato-
lik Santa Clara untuk sejenak menata
kembali ‘apa mimpi kita’ sebenarnya
di sini, ‘apa mimpi kita’ tentang
sekolah kita, meski kita tidak lagi
berada di sini. Dan, tentu ‘apa
mimpi kita’ sendiri.
Sang motivator melanjutkan,
hal yang besar dalam dunia ini
bukanlah di mana kita berada,
melainkan ke arah mana kita men-
uju. Hal ini juga salah salah satu hal
terbesar tentang memiliki sebuah impian.
Anda dapat mengejar impian dimanapun Anda berada
pada hari ini. Dan, apa yang terjadi di masa lalu tidak
sepenting apa yang tersedia di masa depan.
Redaksi DIAN TARA percaya, masing-masing dari
kita memiliki impian di dalam hati. Jadi, beranikah
untuk bermimpi dan bertindak berdasarkan
impian itu? “Aku penginnya, ya ning-
katin nilai aja,” ungkap Vito Anthoni
Stanpo saat ditanya impiannya saat
berusia 15 tahun.
Jawaban yang singkat, padat,
dan jelas ini menjadi impian
utama di kehidupan sekolah-
nya. Untuk soal nilai, tampaknya
cowok kelahiran 29 Agustus 1999,
belum puas. Padahal, di luar itu, dia
sudah banyak memenangkan lomba
akademik.
Beda dengan Veronika Christina Angeline, yang
bermimpi ingin menulis sebuah buku yang berman-
Laporan : Jessica S, Ivana Faustine
Sebuah impian memberitahukan arah pada kitaSebuah impian meningkatkan tingkat potensi kitaSebuah impian membantu kita membuat prioritas
Sebuah impian menambah nilai pada pekerjaan kitaSebuah impian memprediksi masa depan kita
12MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
focus
faat bagi banyak remaja. Alasannya,
banyak remaja salah memilih pergaulan
dan merugikan dirinya sendiri. Semakin
banyak cewek yang mudah dipengaruhi
teman-teman nya. Pergaulan yang buruk
bisa merusak kehidupan masa depan para
remaja nantinya.
Impian siswi Kelas 8A yang juga ang-
gota Santa Clara Choir ini tak lepas dari
kegemarannya membaca novel. Bahkan,
dia juga senang membuat cerita fiksi un-
tuk mengurangi kejenuhan. Bagi Vero,
membuat cerita adalah suatu hiburan.
Dia bisa mengeluarkan imajinasi dan
ide yang ada di kepalanya.
Sedangkan Raynard
Susanto bermimpi
ketika usianya
15 tahun nanti
dapat melanjutkan
pendidikan di luar
negeri. Belajar, bela-
jar dan belajar adalah
usahanya untuk meng-
gapai impiannya. Siswa
kelahiran 22 Maret 2001
itu ingin memenang-
kan penghargaan di
bidang akademik
agar membantunya
mewujudkan im-
pian nya.
“Kalau saya bisa
sekolah di luar
negeri, agar orang-
tua saya bangga
dan mendapatkan
pelajaran yang berkuali-
tas untuk masa depan
nanti.
Orangtua mendukung im-
pian saya ini,” tutur Raynard.
Impian mulia disampaikan Adrian Arif.
Cowok yang di kelas sering dijuluki ‘Romo’
ini, berharap pada usia 15 tahun dapat
menjadi motivator bagi semua orang.
Kelihatannya impiannya ini cocok den-
gan sifatnya yang religius. Apalagi, dalam
pelajaran Matematika yang sulit, Adrian
terlihat menonjol.
Tidak salah jika dia bisa mewujudkan
impian itu. “Bayangkan, kalau di kelas,
soal matematika yang dikerjain kira-kira
10 menit lebih oleh teman-teman lain, dia
bisa mengerjakan dalam waktu kurang
dari 5 menit. Dia memberi inspirasi,” kata
seorang temannya.
Cerita teman-teman di atas barangkali
saja, sepele dan hanya sebuah khayalan
semata. Tapi siapa tahu, mimpi-mimpi
itu memang men-
jadi salah satu tujuan
mereka. Tak ada
yang tidak mungkin.
Teman-teman dan kita
semua, dapat men-
gubah mimpi men-
jadi kenyataan. Tentu
masih ingat, pesan
dalam film ‘Sang Pem-
impi’ karya Andrea
Hirata, yaitu, “Bukan-
lah seberapa besar
mimpi Anda, tapi
seberapa besar Anda
untuk mimpi.” (*)
focus
13 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Pengantar : Banyak harapan untuk sekolah kita. Bukan hanya sekarang tapi ke depan juga. Gracia dan Verena menemui sejum-lah teman untuk menangkap aspirasi mereka. Berikut laporannya.
Garant Fortino berharap Sanclar menjadi
nomor satu di mana-mana dan selalu
mendidik siswanya agar ikut aktif mema-
jukan bangsa. Penyuka sepak bola dan
ingi jadi dokter ini berpesan agar belajar tidak
berhenti setelah lulus tapi sejak sekarang.
“Rajinlah mengerjakan tugas, PR, dan tentu
berbakti pada guru serta pantang menyerah,” kata
cowok kelahiran 9 Juli 1999 ini.
Sebaliknya, Shella Angeline yang hobi ber-
enang bermimpi sekolahnya tercinta ini ber-
tambah maju dan semakin berkualitas. “Terus
gurunya tambah baik, tambah sabar, gitu,” ujar
cewek kelahiran 5 September 1999 itu. “Laku-
kan yang terbaik dan tidak aneh-aneh,” timpal
Roseline Alimsantoso.
Sedangkan, Stefanus Diovan Ardito yang ingin men-
jadi sutradara film memberi saran supaya kreativitas
anak-anak Sanclar mendapat dukungan, bukan malah
dikekang. “Ya, tentu saja, kreativitas yang positif ya,”
ujar cowok kelahiran 10 September 1998 yang men-
gaku hobinya membuat orang lain bahagia.
“Jangan malu dan takut untuk berbuat hal yang kita
anggap benar. Tapi, kalau nyontek itu salah, jangan
dilakukan,” tambahnya.
Meski Sanclar sudah cukup eksis sekarang ini, tapi
menurut Fransiskus Ivan Sumartoyo, apabila suatu
sekolah hanya memiliki banyak penggemar tapi tidak
menghasilkan prestasi apa-apa, maka tidak ada gu-
nanya sekolah tersebut didirikan.
Sekolah sudah semakin berkembang. Bahkan, me-
nambah satu paralel kelas, hal itu menunjukkan kuali-
tas sekolah semakin meningkat. “Rajinlah belajar dan
raih prestasi, sekaranglah saatnya,” pesan penggemar
piano dari Kelas 8A ini.
Pesan hampir senada disampaikan Michael Valen-
tino Tjandra supaya SMP Katolik Santa Clara ke depan
dapat menjadi lebih baik lagi, gurunya lebih sabar, dan
murid-murid yang lebih rajin belajar.
“Jangan pernah memberi nama julukan kepada
guru-guru dan teman-teman yang lain,” pesan murid
Kelas 8E yang memiliki cita-cita sebagai pemain NBA
ini.
Sedangkan Felix Surya dari Kelas 8C berharap agar
sekolah semakin terkenal di kalangan orang banyak
dan juga menjadi sekolah favorit bagi anak-anak yang
sedang mencari sekolah SMP. “Tetap semangat belajar
dan janganlah mudah putus asa dalam menghadapi
segala rintangan dalam belajar,” tambahnya. (*)
Jadi Nomor
Satu
Laporan : Ansheilla, Melinda
Mimpi besar menggantung di benak para pengurs OSIS
SMP Katolik Santa Clara tahun ini. Sudah ada niatan menjalankan beberapa pro-gram. Yang sudah terlaksa-na antara lain membangun
koperasi sekolah, lomba fotoblog, dan lomba Sanclar Berpendapat. Program-pro-gram ini adalah mimpi dari
bidang-bidang di OSIS.
Koordinator Bidang Krea-
tivitas dan Kewirausa-
haan Laurentius Jeffrey
Hutomo mengatakan,
tujuan dibentuknya koperasi
sekolah ini adalah untuk menye-
jahterakan OSIS di bidang keuan-
gan dan pelatihan kemampuan
berwirausaha.
“Ide mengenai program ini
muncul secara tidak sengaja. Kop-
erasi sekolah ini tiba-tiba muncul
karena waktu itu sudah terdesak
dead line,” katanya.
Saat pembukaan koperasi, Jef-
frey mempersiapkan mulai dari
barang yang akan dijual, sistem
pendataan dan pembayaran,
denah luar dan dalam koperasi,
serta publikasi. Koperasi ini per-
tama kali dibuka pada 10 Februari
2014di Ruang OSIS.
Meski ada beberapa pelanggan
yang masih kurang puas, Jeffrey
tetap merasa lega dan senang
karena programnya berjalan den-
gan baik. Ternyata, program yang
muncul secara tidak sengaja ini
membawa manfaat bagi siswa-siswi
SMPK Santa Clara, yaitu harganya
yang murah dan tidak repot untuk
beli di luar sekolah.
Sedangkan lomba fotoblog
dijalankan oleh bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi den-
gan Albert Lucano Effendi sebagai
koordinator. Lomba ini untuk
mengasah kemampuan siswa-
siswi yang memiliki kemampuan
di bidang itu. Usai membuat foto
selama 9-12 Desember 2013, pada
13 Desember 2013, peserta menge-
dit foto di Ruang Kelas 9B dan 9C
untuk edit foto.
Selain kesesuaian tema, krea-
tivitas, disiplin mengunggah foto
ke blog menjadi unsur penilaian.
“Kalau tidak upload sehari, nilai
dikurangi,” kata Albert. Hasilnya,
setelah dilakukan penjurian, maka
tim Tiffany Natasha dan Kevin
Sungkono (8E) sebagai juara 1,
disusul Katrin dan Jessica (9A) se-
bagai juara 2, serta Farrell dan Veve
(8A) sebagai juara 3.
Albert merasa bangga, senang,
dan puas karena programnya ini
berjalan lancar dan sukses. Pesan-
nya, “Jangan pernah menyerah
ketika kamu memimpikan sesuatu,
teruslah berusaha agar mimpi itu
dapat tercapai.”
Selanjutnya, dalam Sanclar
Berpendapat yang diadakan bidang
Demokrasi dan HAM dengan An-
gela Clarissa dari Kelas 7A sebagai
koordinatornya, terselenggara 13
Desember 2013, di Ruang Diskusi.
Tema lomba ‘HAM di Kalangan Re-
maja’ dikawal Libby Lisandra (8C)
dan Angela Clarissa (7A) dan juri,
Bu Sri Rahayu Prihatin, Bu Maria
Setyo Rianti, dan Bapak Romanus
Wiyoko.
Meski ada beberapa anak tidak
taat aturan lomba dimenangkan
Rosa Virginia Melinda (8A), Lau-
rensia Nadya Widjadja (9B), Stefa-
nus Diovan Arditosunu (9C). ”Saya
deg-degan menunggu pengumu-
man,” kata Melinda.
Masih ada beberapa program
OSIS yang juga baru pertama kali di
SMP Katlik Santa Clara, tapi belum
realisas seperti Lomba Drama, Rally
Game Kerohanian, dan Poster Kero-
hanian. (*)
Banyak Mimpi, Tiga Terwujud
14MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
focus
focus
15 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Ansheilla, Melinda
Bekerja keras dan berdoa, itulah yang harus dilakukan untuk menca-pai suatu impian. “Memang, untuk mencapai salah satu impian saya sekarang ini,saya harus bekerja keras, mau belajar, tetap semangat dan tidak lupa untuk berdoa,” kata Vincentia.
Cewek pendiam yang akrab disapa Vivin
ini berhasil mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan pendidikan di
Singapura, tepatnya di CHIJ (Convent
of The Holy Infant Jesus) School. Sekolah ini
merupakan sekolah berbasis Katolik,yang
didirikan khusus untuk anak perempuan.
Semua berawal dari ketidaksengajaan. Ada
teman dari kakak Vivin, yang tidak tertarik
dengan program beasiswa ini. Brosur lantas
diberikan kepada kakak Vivin. Karena tertarik,
sang kakak memberikan kepada mamanya.
Tidak lama sejak kejadian itu, mamanya
mengikuti seminar tentang program beasiswa
yang bernama School-Based Scholarship itu.
Mereka memutuskan untuk mencoba, dan
ternyata kakaknya berhasil mendapatkan bea-
siswa itu. Karena keberhasilan kakaknya,Vivin
ikut mencoba. Untuk berhasil mendapatkan
beasiswa ini,tidaklah mudah. Siswi Kelas 8 SMP
Katolik Santa Clara ini, harus menjalani bimb-
ingan belajar selama enam bulan di St.Ignasius.
Setelah melakukan persiapan cukup panjang,
akhirnya Vivin mengikuti tes di Jakarta . Di ibu-
kota, Vivin menjalani dua2 macam tes, yaitu tes
GAT, semacam tes IQ di Santa Laurensia dan
tes di bidang Bahasa Inggris dan Matematika di
Redtop Hotel.
Pada tengah malam, hasil tes baru keluar.
Vivin berhasil menjalani tes itu dengan baik
dan lolos. Keesokan harinya, Vivin menjalani
interview dan dilanjutkan jalan–jalan di kota
Jakarta, bersama teman-teman dari St.Ignasius
yang juga mengikuti tes di Jakarta.
“Beasiswa ini atas inisiatif saya sendiri, dan
kedua orangtua saya mendukung,” tutur cewek
kelahiran Surabaya, 22 Januari 2000 ini. “Dua
mimpi saja terpenuhi sekaligus, sekolah dan
jalan-jalan ke luar negeri.”
Ketika ditanya bagaimana perasaannya kare-
na berhasil mengikuti beasiswa ini, Vivin yang
hobi membaca ini berkata,”Saya sangat sen-
ang dan bersyukur kepada Tuhan, yang telah
menyertai saya dalam perjuangan memperoleh
beasiswa untuk sekolah di Singapura ini.”
Vivin bertekad tidak akan menyia-nyiakan
peluang ini, dan ingin meraih nilai yang
bagus agar dapat membanggakan orangtua
dan mengharumkan nama sekolah. Dia juga
berharap dapat lulus dengan nilai yang bagus
agar dapat melanjutkan pendidikan di sekolah
favorit.
“Saya ingin kuliah di NTU (Nanyang Technolog-
ical University), dan kalau lulus mencari peker-
jaan dan menetap di Singapura,” tandas Vivin
yang punya motto ‘Always believe in God’ ini.
Kepada teman-teman di SMP Katolik Santa
Clara, Vivin berpesan agar selalu bekerja keras,
mau belajar dan berlatih, pantang menyerah,
dan tidak lupa untuk berdoa. (*)
Ikuti Jejak KakakSaya ingin kuliah di NTU (Nanyang Technological
University), dan kalau lu-lus mencari pekerjaan dan
menetap di Singapura
BU Priza atau Marghareta Priza Kusumahargi menginginkan agar Santa Clara terus menjadi sekolah terfavorit dan terbaik. Para siswanya tidak hanya pintar tapi memiliki nilai-nilai kehidupan yang menjadi pegangan di jen-jang pendidikan berikutnya.
"Kami tentu sangat bangga jika Santa Clara dapat menghasil-kan lulusan yang kompeten” jelas guru Matema-tika yang mengi-dolakan Agnes Monica dan Anies Baswedan ini.
Sekarang ban-yak murid-murid Santa Clara yang multitalenta. Ada yang pintar di akademik dan banyak juga yang punya bakat dan tersalurkan lewat ekstrakurikuler.
“Saya percaya, dengan keso-panan dan ke-jujuran dalam pekerjaan, akan membuahkan hasil yang di-harapkan,” ujar guru kelahiran 25 September 1986 ini. (Agnes Putri/Roseline)
DARI sarana dan prasarana, Santa Clara sudah bagus dan secara akademik siswa-siswinya sudah membuahkan prestasi gemilang. Menurut Yustina Iin NIS atau akrab dipanggil Bu Iin, untuk ke depan agar lebih mengembangkan karakter Sekolah Santa Clara yang ses-ungguhnya, yaitu budaya 3S (Senyum, Sapa, dan Salam) dan Tomat (tolong, maaf, dan terima kasih).
"Pertahankan budaya kita ini dalam semangat dan karakter Santa Clara," kata guru mata pelajaran Fisika Kelas 8 ini saat diwawancarai tentang harapan sekolah mendatang.
Guru yang suka jalan-jalan ini juga mengingatkan perlunya mempertan-
yakan dalam hati, misalnya, apakah visi misi sudah tercapai atau bagaimana cara mewujudkan visi dan misi (sekolah) itu? Karena menu-rut Bu Iin, sekarang itu tidak cukup mengem-bangkan kepintaran tapi juga harus mengembangkan iman dan berusaha menjadi seorang Katolik yang baik.
"Kembangkan karakter itu, bisa dengan mengurangi pelanggaran-pelanggaran, seperti terlambat dan mengerjakan PR," tambah Bu Iin. (Agnes Putri/Roseline)
GURU yang biasa di-panggil Miss Natalia ini mengharapkan, nilai-nilai yang dit-erapkan tidak hanya berlaku saat berser-agam Santa Clara namun ketika men-
jadi alumni. Jadi, tidak sia-sia selama tiga tahun menempuh pendidikan dan belajar tentang jujur, tanggung jawab dan disiplin.
"Di kehidupan sekitar nanti dapat membanggakan nama Santa Clara dan
bisa lebih sukses," ujar pemilik nama lengkap Natalia M Yosefa RU ini.
Guru conversation yang mengidol-akan Oprah Winfrey dan juga menyukai travelling ini berpesan kepada seluruh siswa agar lebih mendengarkan dan menerapkan apa yang menjadi nasi-hat para guru dan yang diajarkan oleh mereka.
“Tolong, tidak hanya dianggap sebagai nasihat yang hanya didengarkan saja tapi juga benar-benar dilaksanakan di kehidupan sehari-hari," tambah Miss Natalia. (Agnes Putri/Roseline)
Terfavorit Terbaik
Karakter Bagus
Tak Hanya saat Berseragam
16MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
focus
Laporan : Melinda, Ansheilla
SMP Katolik Santa Clara
pada Tahun Ajaran 2014-
2015 memberlakukan
Kurikulum 2013. Beberapa
perubahan sudah dan akan dilaku-
kan oleh sekolah. Kepala Sekolah
Sr Benedicta Suhananti MC ber-
harap, dengan banyaknya murid,
prestasi dan nilai yang akan dan
sedang dikembangkan di sekolah,
dapat meningkat. Misalnya, ‘Ju-
jur, Disiplin,Tanggung Jawab,dan
Santun’.
Suster yang telah menjabat sejak
2008 ini memiliki harapan bahwa
untuk mengembangkan hal itu, dib-
utuhkan waktu yang cukup lama,
lebih dari 1,2,3 tahun, bahkan terus
menerus. “Maka, butuh persatuan
dan kebersamaan antarsiswa, tena-
ga pendidik, tenaga kependidikan,
dan orangtua murid,” katanya saat
ditemui di ruang kerjanya.
Dengan payung motto Yayasan
Puspita Kencana, ‘Educar Para La
Vida’ yang berarti mendidik untuk
hidup dan bekerja sama dengan
Fuente de La Luz (sumber terang)
Pusat Layanan Bimbingan Sekolah
Santa Clara, akan membantu warga
sekolah untuk membimbing, men-
didik, dan mendampingi murid-
murid supaya nantinya dapat
membawa terang di dalam masyar-
akat, bahkan terbuka bagi orangtua
murid yang membutuhkan.
“Dengan situasi dunia teknologi
informasi yang begitu cepat saat
ini, saya berupaya bekerja sama
dengan tim, supaya nilai-nilai
khas SMP Katolik Santa Clara yang
sudah ditanamkan, bisa sungguh-
sungguh dihidupi,” kata Suster
Bene.
Kebun El Paraiso, ekstrakurikuler
yang ditingkatkan, tenaga yang
disiapkan dengan matang , dan
kerja sama dengan orangtua yang
lebih baik, merupakan beberapa hal
yang ingin dilakukan suster untuk
memajukan sekolah.
Demi Masa Depan
Mengulas kembali tentang
Kurikulum 2013 yang diterapkan
mulai Kelas VII, sekolah telah
menyiapkan tenaga pendidik, agar
sekolah ini siap menyongsong
pemberlakukan kebijakan pen-
didikan yang baru itu, dan mem-
bawa sekolah lebih baik. Bukan
hanya dalam hal nilai angka, tetapi
yang paling penting menyiapkan
siswa demi hidup di masa depan.
Untuk mewujudkan semua
mimpinya ini, Suster Bene menjalin
komunikasi intensif dengan Komite
Sekoah, guna melihat apa yang
kira-kira yang dapat ditingkatkan.
Dalam waktu dekat, sekolah ber-
niat meningkatkan mutu kantin
sekolah, dari segi makanan. Tidak
sembarang makanan dapat dijual di
kantin sekolah. Bahkan, untuk pro-
gram ‘Cinta dan Ramah Lingkun-
gan’, aka nada larangan sterofoam
masuk lingkungan sekolah karena
bahan itu tidak dapat diuraikan.
Sebelum mengakhiri wawanara,
Suster Bene mengingatkan kem-
bali akan semangat Beata Maria
Ines, pendiri Misionaris Claris
(MC) kepada murid-murid Santa
Clara, antara lain tentan semangat
kegembiraan, kesederhanaan, cinta
persaudaraan dan saling menerima
satu sama lain.
“Hati-hati dalam bersikap,
berbuat, berkata. Ingat motto
sekolah ‘Lux Est Vita’, terang
adalah kehidupan. Murid Santa
Clara hendaknya berani mem-
bawa terang bagi sesama , baik
di sekolah,di rumah maupun di
masyarakat agar SMP Katolik Santa
Clara tetap eksis dan semakin
dipercaya masyarakat,” tegas Suster
Bene. (*)
Prestasi Bukan Sekadar Angka
focus
17 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Siswa Kelas 8 SMP Katolik Santa Clara yang
mengikuti workshop jurnalistik selama tiga hari
(12-14 Desember 2013) berhasil melahirkan enam
koran baru. Masing-masing bernama Kompor, Obor
Pos, Bakar, Positif, Harian Sanclar dan Kodak.
Workshop untuk membangun media sekolah yang ung-
gul itu difasilitasi oleh Tim Jurnalistik SMAK Santa Maria
Surabaya. Dipimpin oleh Bapak FX Prasetyo, didampingi
Bapak Asep, Bapak Cornel dan alumnus Sanclar, Jessica
Claudia.
“Saya bangga dan takjub, ternyata anak-anak bisa mem-
buat karya sedemikian luar biasa. Tata letaknya bagus dan
isinya tak kalah dengan koran beneran,” kata Ibu Yanti,
salah satu juri.
Bapak Pras, begitu dipanggil, sejak hari pertama sudah
membekali peserta dengan pengetahuan tentang berita, di-
lanjutkan Bapak Asep dengan materi fotografi dan lay out.
Pada hari kedua dan ketiga, peserta boleh hunting berita
sesuai dengan rencana isi koran selembar itu.
Materi berita kemudian diketik, lalu diprint, serta dipo-
tong sebelum ditempel. “Tidak mudah menyelesaikan ko-
ran ya, saya harus begadang, dan baru tidur pukul 3 pagi,”
ujar Albert, salah satu siswa Kelas 8 yang ikut serta.
Salah satu juri, Ibu Maria menambahkan, alangkah
baiknya jika koran selembar itu juga mampu menghiasi
papan pengumuman secara periodik. Jadi, bisa memberi-
kan informasi sekaligus sarana belajar yang efektif bagi
siswa. (*)
18MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
moment
comic
19 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
20MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
comic
comic
21 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
22MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
comic
beautiful moment
23 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Yoana Listiyani
Siapa yang selalu setia mendampingi laga basket putra maupun putri San-
clar selama DBL Junior 2013? Pastinya Saint-Ex, julukan tim dance SMP Kato-lik Santa Clara Surabaya. Lolos seleksi
adalah tiket utama untuk menjadi ang-gota dance ini. Ke-11 siswa terbaik telah
dipilih untuk mewakili sekolah dalam ajang Dance Competition Junio JRBL
2013.
Setelah mengantongi gelar Best Five Dance
Competition 2012, Saint-X yakin menjadi
lebih baik di tahun 2013. Konsep monyet
yang mencari pisang adalah koreografi
yang sepakat mereka pilih untuk ditampilkan di
ajang paling bergengsi itu.
“Pertama–tama sih malu, tapi akhirnya kami
enjoy dengan tema monyet itu,” kata Gabriella
Aimee, salah satu anggota Saint-Ex.
Kurang lebih enam bulan mereka dilatih dengan
tiga pembina, Kak Akbar, Kak Erick, dan Kak Arief,
untuk menguasai koreo-koreo, terutama mengha-
dirkan karakter monyet. Ekspresi muka juga salah
satu unsur pentingnya.
Apa bedanya tampil di sekolah dengan di DBL
Arena ? “Kalau di sekolah itu lebih enjoy karena
hanya dilihat oleh warga sekolah, tapi kalau di DBL,
terkadang malu tapi juga bangga karena ditonton
oleh orang lain,” tambah Aimee dan Brenda.
Grogi nggak saat tampil? “Tentunya grogi saat
pertama-tama tampil, tapi kami mencoba untuk
percaya diri dan bercanda-canda untuk meng-
hilangkan rasa grogi,” lanjut Aimee, yang hobi
mendengar musik.
Mendekati puncak lomba, personel Saint-Ex ber-
latih lebih keras. Mereka rela waktunya hilang agar
mampu tampil sebaik mungkin. Ketika masuk Top
Ten, jadwal latihan dari semula hanya seminggu
sekali, lalu ditambah sepulang sekolah dan men-
gambil waktu pelajaran.
Tapi siapa sangka, di sela konsentrasi latihan itu
‘Monyet-monyet‘ yangMembanggakan
24MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
beautiful moment
mereka dikejutkan dengan kabar meninggalnya Kak
Arief, salah satu pelatih mereka.
Mereka sangat terpukul, karena Kak Arief yang
selama ini menjadi pelatih dan kunci sukses di balik
gemilangnya prestasi Saint-Ex.
Tanpa dikomando, dalam hati masing-masing per-
sonel Saint-Ex terpatri tekad kuat meraih gelar Cham-
pion. “Kami ingin membahagiakan Kak Arief atas apa
yang telah dia berikan semasa hidup kepada kami,”
papar Aimee.
Tingkah lincah dan menggelitik para monyet-monyet
cantik itu akhirnya membawa Priscilla Primadona dkk
merebut tiket lima besar. Koreografi ‘minion’ memu-
kau ribuan penonton di DBL Arena. Kenapa memilih
minion ? “Karena menurut kami, minion itu lucu,
termasuk baru juga, dan yang pasti satu tema, yaitu
Banana,” tukas Brenda.
Menuju final, tim dance semakin sering berlatih.
Konsep minion sukses mencuri perhatian ribuan mata.
Monyet-monyet kebanggaan Sanclar, dengan lincah
menari di atas lapangan basket yang mereka sulat
menjadi arena dance.
Juri memilih tim dance SMPK Santa Clara itu sebagai
Champion Dance Competition Junio JRBL 2013, men-
galahkan keempat saingan mereka. “Terima kasih ke-
pada sekolah, teman-teman, dan orangtua yang telah
mendukung kami. Para pelatih yang berusaha sekuat
tenaga membimbing kami. Kami juga sangat senang
karena dapat membanggakan pelatih kami, Kak Arief,”
papar Aimee.
Harapan mereka tahun ini untuk menjadi seorang
Champion telah berhasil. Lalu apa harapan kapten
dance Santa Clara untuk tahun-tahun yang akan
datang ? “Bisa selalu menjadi champion dan selalu
membawa nama baik Santa Clara,” tutur Priscilia Pri-
madona. (*)
Laporan : Yoana Listiyani
Acara ini tak per-nah absen untuk menghibur semua siswa-siswi SMP
Katolik Santa Clara. Apalagi kalau bukan DBL Road Show. Mampu membuat ratusan siswa-siswi Sanclar berkumpul di la-pangan dalam seketika.
Road JRBL 2013 Surabaya Series di SMP Katolik Santa Clara ini disambut dengan sangat meriah oleh pihak sekolah. Acara ini tidak hanya sebagai awal dari kompetisi basket, tapi sekaligus ajang perkenalan wajah-wajah baru tim basket SMPK Santa Clara dan kesempatan tim basket untuk mencari dukungan.
Tahun 2013, DBL Road Show dimeriahkan dengan MC yang kocak dan heboh sehingga mereka berhasil membuat suasana sekolah menjadi ramai dan seru. Setelah selesai ajang perkenalan masing-masing tim basket, mereka mengajak beberapa orang dari tim basket untuk ikut main dalam games yang telah mereka siapkan.
Games tersebut berhasil membuat semua anak merasa terhibur dan tidak lupa tetap berhubungan dengan bola basket tentunya. Acara yang berlangsung kurang lebih dua jam ini berhasil membuat suasana sekolah semakin ceria dan menyenangkan. Diakhir acara Saint-Ex,tim dance sanclar, menutup acara dengan tarian memukau. (*)
Laporan : Graciella
Best guard kita, LIVIA NATASHA yang pinter
dan cantik bermotto "do the best, baru mulai
bermain basket waktu Kelas 7. Biasanya,
kalau talentanya seperti Livia, mainnya sejak kecil.
Semua karena dorongan orangtuanya."Awalnya, hanya ingin nurunin berat badan. Tertariknya di bas-
ket. Orangtua dulu, pemain basket," tutur Livia yang berlatih lima kali dalam seminggu.
Gelar Best Guard di JRBL DBL 2013 tidak pernah terpikir di pikiran Livia. Semua berkat motivasi besar dari orangtua, teman satu tim, coach Pak Gun, Pak Har, dan pendukung Sanclar serta prinsip 'always doing the best for school and team'.
Saking kerennya, teman-teman setim bilang "nyagar gila" dan tentu mereka bangga sama Livia sementara orangtuanya hanya mengatakan "good job". Cewek yang ingin menjadi "busi-ness woman" ini senang dan bangga saat menerima gelar Best Guard.
"Mungkin saya hanya main basket sampai kuliah, karena bagi saya, prestasi utama tetap di akademik," tambahnya. Good luck to Livia Natasha.
Ajang Kenal Wajah Baru
Inspirasi Orangtua
beautiful moment
25 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Patricia, Tania, Veva
Kemampuannya di bidang
dance, siapa tak kenal
Kak Arief? Jerih payahnya
bersama Saint-Ex berhasil
membuahkan hasil di lomba dance
DBL Junior 2013. Konsep dance mo-
nyet sukses mengantarkan Priscilla
Primadona dkk menjuarai event
antar-SMP itu.
Banyak yang bisa dikenang dari
sosok Kak Arief, yang semoga tidak
salah dipanggil Tuhan, pada 3 Oktober
2013. Salah satunya, sikapnya yang
selalu peduli dan ramah kepada ang-
gota Saint-Ex. "Dia selalu mendamp-
ingi kita, ngadepi kita dengan sabar,"
tutur Rhenata. "Tapi kadangkala, Kak
Arief itu terlalu sabar. "
Bagaimana pendapat yang lain? "Kak
Arief itu, sering tidak tahu malu, hehh-
haha, tapi baik hatinya, super keren....
gendut unyu, dan kayak cewek kalau
pas menari," timpal Emily.
Saat latihan, Kak Arief yang pernah
menjadi ‘Champion of One on One All
Style Battle tahun 2002, sangat perha-
tian dan serius. Bahkan, sampai uru-
san sepatu dan mencoba kostum, dia
selalu memberikan saran dan solusi.
Tentu saja itu semua demi kebaikan
anggota Saint-Ex. "Kalau dia lihat
kita sekarang, pasti Kak Arief bangga
karena Saint-Ex bisa jadi Champion
dan perjuangan yang Kak Arief beri-
kan tidak sia-sia," tambah Cielo. (*)
Kadang Terlalu
Sabar
Oleh : Agatha Carolina Putri
Satu kalimat singkat, setengah terkejut,
keluar. "Hah? Aku." Kata-kata itu sontak-
ter lempar saat Cathy (Catherine Kasih)
mengajak ikut kompetisi jurnalis JRBL
2013. Semula, aku menolak karena nggak yakin
bisa. Belakangan, Cathy terus membujuk, dan
luluh penolakanku.
Karena nggak mau ngecewain siapapun, aku
dan Cathy berjuang habis-habisan. Bayangin,
pulang sekolah langsung kena udara panas di
arena, dan malamnya masih mengerjakan tugas
sekolah. Seminggu pertama nggak terasa. Setelah
itu, badan mau remek rasanya.
Usai laga final JRBL 2013, aku sama Cathy sudah
harus nentuin naskah dan foto yang akan kami pa-
kai. Setelah konsultasi sama Pak Hari, guru jurnal
kita yang berperan besar terhadap keberhasilan
kami di kompetisi ini, aku memutuskan menulis
naskah mengenai Andre Kurniawan.
Dia adalah sosok pelatih muda yang mampu
membawa anak asuhnya, tim basket putra SMP
Petra 4 Sidoarjo, menjadi champion. Sehari sete-
lah final, Minggu pagi, aku langsung membuat
naskah. Waktu lagi ndengerin rekaman hasil wa-
wancara, nggak tau kenapa tiba-tiba jariku nggak
sengaja memencet tombol ‘DELETE’.
Aku langsung panik. Nggak bisa mikir. Badan
lemes semua. Untungnya, aku punya kontak BBM
dengan sang narasumber. Setelah berjam-jam,
BBM dibalas. Langsung deh, aku serbu pelatih itu
dengan pertanyaan-pertanyaan. Justru, data yang
kudapat dari wawancara ini lebih lengkap.
Saat hari pengumuman tiba, aku dan Cathy deg-
degan. Pertama yang diumumkan adalah gelar
Best Spirit. Wouw.....gelar itu jatuh ke tangan kami.
Ketika berdiri di depan, diumumkan Best Writer,
ternyata jatuh ke naskahku.Dari lima hingga dua,
tidak ada nama kami. Kemudian, saat diumumin
1st place. Nggak nyangka, nama sekolah kita yang
disebut. "Loh, beneran kita ta, Gat," tanya Cathy.
Tiga gelar, dua piala, tiga piagam dan hadiah
lain kami bawa pulang. Nggak sia-sia perjuangan
kita. (*)
Panik saat Rekaman Hilang
26MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
beautiful moment
Oleh : Laurentius Jeffrey
Kami, saya dan Albert Lucano mewakili SMP Katolik Santa
Clara ikut Jurnalist Blog Competition 2K13 yang diseleng-
garakan pertengahan November 2013. Tidak terduga,
kami memperoleh juara keempat. Sayangnya, Albert
nggak datang waktu pengumumannya, saya kewalahan bawa piala
dan hadiah lain.
Keseharian kami di DetEksi Convention (Detcon) sangat sibuk. Setiap
hari saya memutar otak mencari bahan artikel. Begitu juga Albert yang
sampai repot-repot bawa tangga kecil demi mendapat foto yang bagus.
Awalnya, masih bingung sehingga artikel dan foto kami kurang
baik. Bahkan, menurut saya artikel itu adalah artikel terjelek yang
pernah saya buat. Setiap hari, kami harus upload foto dan artikel
dengan batas waktu pukul 17:00.
Karena koneksi internet yang lambat dan fasilitas komputer yang
selalu penuh, panitia memberi kelonggaran 10 menit. Bahkan,
kami para peserta boleh merevisi artikel dan foto pada hari tera-
khir. Walau begitu, kami tidak lekas santai, melainkan tetap bekerja
keras untuk mendapat hasil terbaik. Setelah beberapa artikel dan
foto, mulai terlihat kemajuan. Sayangnya, saya maupun Albert tidak
mendapat Article of the Day maupun Photo of the Day. Saat-saat
paling sibuk adalah saat Red A DetEksi Model Competition. Bayang-
kan, kami baru bisa pulang jam 00:00. Acara itu sangat melelahkan,
apalagi kami peserta penulis Journalist Blog Competition hanya bisa
melihat dari belakang ruang ballroom. Makan juga tidak sempat.
Hari terakhir Detcon datang. Itu adalah saat terakhir kami mencari
bahan foto dan artikel. Perasaan kami campur aduk, senang karena
tidak perlu capek-capek lagi dan sedih karena Detcon segera selesai.
Acara Detcon diakhiri sangat mengharukan. Segenap peserta
Journalist Blog Competition berfoto bersama dilanjutkan tanda
tangan di Bulletin Board. Perasaan senang kami membuncah ketika
tiba-tiba muncul Azrul Ananda.
Ketika pengumuman pemenang di Gedung Graha Pena, Surabaya,
Albert tidak bisa datang. Panitia mengatakan, setelah melihat se-
mua artikel dan foto, diumumkan pemenang. "Juara 4... SMPK Santa
Clara Surabaya!” seru salah satu panitia.
Saya kaget dan merasa sangat senang. Karena Albert tidak da-
tang, saya maju sendiri. Piala yang diberikan sangat bagus, berupa
Det yang dipahat pada kaca plastik. Orang pertama yang saya
hubungi adalah orangtua Saya. Mama dan Papa saya memberi sela-
mat pada saya dan Albert. (*)
Kewalahan Bawa Hadiah
beautiful moment
27 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Oleh :
Regina Nathalia EP 9D-6
Maria Felicia Limanjaya 9B-28
Satu hari lagi yang membosankan, ditenggela-
mkan dalam lautan buku perpustakaan yang
usang dan tua. “Renee.” mendengar namaku
disebut, otomatis aku memalingkan wajah dari
buku yang sedang kubaca ke arah wanita yang kini
berdiri di ambang pintu.
Wanita itu adalah Bu Nana, guru penjaga perpus-
takaan. Beliau tersenyum, “Ibu mau ke toilet sebentar
kemudian mengambil stok buku baru. Bisa nggak
kamu jaga perpustakaannya sebentar?”
Tanpa banyak bicara, aku mengangguk pelan. Wajah
Bu Nana menunjukan sebuah kelegaan menerima
persetujuanku. “Baiklah, tolong ya.” Kemudian beliau
menghilang di balik pintu perpustakaan.
Kini hanya tersisa aku dan buku-buku tua yang ter-
tata rapi di rak-rak itu. Aku mengeluarkan buku sketsa,
dan tepak pensil, tempat alat-alat menggambarku.
Ketika aku menoleh ke luar jendela, sosok itu tak ada
di sana.
Akhir-akhir ini, aku mendapati wajahku berpal-
ing dari buku yang kubaca ke arah jendela. Tanganku
bergerak untuk mencetak sosok wajah itu pada buku
sketsaku. Sosok itu begitu indah. Seorang pemuda
tinggi dengan wajah yang unik dan mata sewarna
emerald yang menawan. Tanpa kusadari, aku tertarik
pada sosok itu.
Aku mulai mengikutinya. Setiap hari aku ada di
perpustakaan untuk menatapnya dan melan-
jutkan menggambar wajahnya. Haha,
kalian pasti berpikir aku ini stalker ke-
las teri, ‘kan? Terserah, yang kutahu,
tiba-tiba saja buku sketsaku sudah
dipenuhi oleh wajahnya. Hampir
tiap halaman itu.
“Apa itu aku?” Suara itu mem-
buyarkan lamunanku. Ketika
aku mengangkat kepala, sosok
itu berada di hadapanku, mena-
tapku lekat-lekat, dengan kedua
iris hijaunya yang seakan meng-
hisap.
Aku yakin benar sekarang warna
wajahku adalah merah. Dengan gerakan
refleks, aku berdiri dan menarik buku gam-
barku dari hadapannya. Nampaknya perlakuanku itu
cukup membuatnya bingung setengah mati.
Bagaimana tidak? Selama ini, aku mengawasi dan
melukis wajahnya diam-diam! Di luar dugaan, pemuda
itu tersenyum padaku. Ah, senyumnya yang menawan
itu. “Namaku Rick, kau?” Ia menanyakan namaku, aku
menjawab dengan suara pelan. “Renee.”
“Oh, Renee! Nama yang bagus. Apa kau menggam-
barku?” Pertanyaan itu menusuk sekali ke hatiku, dan
berhasil membuatku panik sehingga langsung
meminta maaf padanya “Ma-maaf, aku
bukannya mau menstalkingmu atau
apapun!” Aku panik,“A-aku..” Tam-
paknya seluruh kalimatku tercekat
pada tenggorokan, tapi Rick tak
kelihatan marah “Aku suka, kok.”
Dia tersenyum.
“Kenapa kamu di sini sendir-
ian?” Sekali lagi pertanyaan itu
bagaikan peluru yang telak men-
genai jantungku. “A-aku nggak
punya teman. “Eh? Kenapa?” Duh,
orang ini nggak peka atau apaan,
sih? Hal seperti itu hal pribadi! Kenapa
aku harus menceritakannya pada orang
asing macam dirimu?
“Apa itu aku?”
Suara itu mem-buyarkan lamunanku.
Ketika aku mengangkat kepala, sosok itu berada di hadapanku, menatapku
lekat-lekat, dengan kedua iris hijaunya yang
seakan menghisap.
28MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
short story
Tanpa kusadari, butiran air
hangat mengalir turun dari pelupuk
mataku dan membasahi pipiku.
Ah, aku bodoh sekali, menangis
seperti orang cengeng begini di
hadapannya, malu banget! Di luar
dugaanku, Rick mengulurkan
tangannya dan meraih kepalaku,
kemudian menempelkan dahinya
dengan dahiku.
Wajah kami begitu dekat, mem-
buatku bahkan tak berani menatap-
nya. Aku yakin wajahku memerah
sekarang. Suaranya yang lembut
mengalir di telingaku. “Tenang saja,
aku akan menjadi temanmu. Ah,
saatnya aku pergi!” Dia melirik jam
yang telah menunjukan pukul 3
sore, kemudian melambaikan tan-
gannya padaku. “Bye, Renee.”
***
Hari itu, semua terasa begitu ber-
beda. Aku mengikuti nasihat Rick,
dan kau tahu? Teman-temanku mu-
lai bicara padaku. Mereka bahkan
meminjamiku beberapa komik dan
bahkan minta aku menggambar
wajah mereka.
Kini, buku gambarku telah penuh,
dan berangsur-angsur wajah itu
menghilang dari buku sketsaku.
Aku mulai jarang mengunjungi
perpustakaan. Aku jarang men-
emuinya. Aneh juga kalau dipikir.
Aku satu sekolah dengannya, tapi
aku tak pernah menemuinya di
luar perpustakaan sejak hari itu.
Penasaran, aku mengunjungi
perpustakaan hari itu. Jam demi
jam berlalu, aku bernostalgia ketika
aku dulu masih di sini sendirian,
tak memiliki teman dan hanya me-
mandangnya dari kejauhan.
Lucu, bagaimana aku bisa beru-
bah dalam beberapa hari karena
orang yang baru kukenal sehari
saja. Aku terus menunggu, hingga
akhirnya jam 3 sore berlalu. Ke
mana dia? Aku tak melihatnya.
“Apa dia tak datang, ya?” Aku
mendesah, dan Bu Nana si pen-
jaga perpustakaan mendengarku.
“Kau menunggu siapa?” “Ah? Te-
man, namanya Rick” “Rick? Aku
tidak pernah mendengarnya” Aku
tersenyum “Dia sering bermain di
halaman, aku melihatnya dari jen-
dela perpustakaan, ini ada gambar
wajahnya.”
Aku membuka buku sketsaku, dan
betapa terkejutnya aku menemukan
bahwa buku itu telah kosong, dan
gambar-gambar wajah Rick menghi-
lang dari sana. “Ti-tidak mungkin!”
aku melangkah ke belakang hingga
menabrak lemari buku, dan buku-
buku di belakangku berjatuhan.
Salah satu buku yang cukup tebal
jatuh dan terbuka di sampingku, di
sana ada sebuah foto. Orang dalam
foto itu tak asing bagiku. Aku
langsung mengambil buku itu dan
memperlihatkannya pada Bu Nana.
“Ini, Bu! Ini Rick! “ wajahku nam-
pak girang, tapi anehnya, wajah Bu
Nana nampak sedih.
Aku memasang raut kebingun-
gan, kenapa dia sedih? Bu Nana
memegang pundakku. Air mata
mengalir melalui pipinya yang
telah dipenuhi kerutan. “Rick itu
alumnus sekolah tiga tahun yang
lalu. Dia meninggal tiga tahun
yang lalu, karena kecelakan jam
tiga sore..”
Iris mataku melebar. Aku tak per-
caya apa yang dikatakan Bu Nana.
“Bohong!” pekiku. “Aku kemarin
berbicara padanya! Dia ada!” Aku
memegangi dahiku. Kemarin dahi-
nya menempel di sini.” Air mataku
menetes, aku tak percaya.
Aku berlari ke luar dari per-
pustakaan, menuju halaman di
mana Rick biasanya berada, dan
menemukan sosok itu, beridiri di
samping sepetak tanah dengan
banyak bunga tulip bermekaran di
sana. Dia menoleh ke arahku dan
tersenyum, “Hei, Renee.”
“Rick.. Kamu..”. Dia langsung menu-
kas, “Iya, aku sudah meninggal tiga
tahun yang lalu. Aku selalu di sini,
menanti seseorang melihatku dan
menyapaku, dan kau ada di sana.”
Dia memetik salah satu tulip, dan
memberikannya padaku. “Kau tahu
arti bunga tulip?” Aku menggeleng
pelan. Dia mendekatkan wajah-
nya padaku, kemudian berbisik di
telingaku, “Artinya, aku mencin-
taimu.” Sedetik setelah mengucapkan
kalimat itu, Rick menghilang, meng-
uap, entah ke mana.. Menyisakanku
beridiri sendirian di sana, menggeng-
gam bunga tulip yang ia berikan. (*)
short story
29 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Para pelajar atau anak-anak kita
sekarang ini sudah sangat super
dalam penguasaan alat komuni-
kasi modern. Untuk mendapingi
siswa super maka diperlukan orangtua dan
sekolah super.
"Bagi orangtua, mengenal sarana komu-
nikasi modern adalah keharusan," kata Pak
ERROL JONATHAN, Direktur Utama Radio
Suara Surabaya (SS) saat menjadi pembicara depan wali murid
SMP Katolik Santa Clara.
Namun pengenalan dan penggunaan alat komunikasi harus
terus dibarengi dengan perjumpaan langsung, kontak langsung,
berbicara langsung dalam semangat kebersamaan dengan anak.
Pihak sekolah sendiri juga harus terus mendampingi perkemban-
gan siswa, dengan berbagai kegiatan humanis.
“Di sini, saya lebih percaya diri berbicara tentang siswa super di
era digital daripada menjadi orangtua hebat di era digital,” terang
Pak Errol.
Tidak kompetennya itu karena dia merasa belum bisa menjadi
orangtua yang hebat bagi anak-anaknya. Kepala SMP Katolik
Santa Clara, Sr Benedicta Suhananti MC sebelumnya mengung-
kapkan, akan pesatnya perkembangan alat komunikasi sehingga
diharapkan tidak menjadi budak alat komunikasi itu. Sebaliknya,
menjadikan alat komunikasi sebagai sarana untuk peduli dan
berbelarasa pada sesama.
Dalam Surat Gembala untuk Hari Komunikasi Sedunia yang ke-
43, Paus Benediktus XVI mengajak umat, khususnya kaum muda
yang hidup di era digital ini, untuk memaknai secara baik dan
benar pelbagai sarana komunikasi yang muncul akibat perkem-
bangan zaman.
“Saya ingin berbagi dengan mereka (generasi digital) khusus-
nya tentang gagasan-gagasan menyangkut potensi unggul dari
teknologi apabila dipergunakan untuk memajukan pemahaman
dan rasa kesetiakawanan manusia,” kata Paus dalam alinea pem-
bukaan suratnya. (*)
Anak Super di Era Digital
30MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
article
Terkenal heboh tapi tetap smart. Kelas dengan 36 anak ini dipimpin Allen Widhiwiratama, dibantu wakilnya Nathasya VW. Urusan tulis menulis dikerjakan Felix T dan pembantunya Bryan Kenneth yang jujur.
Walau begitu semua pengurus kelasnya tetap bertanggung
jawab, kok! Kami semua dibimbing oleh wali kelas kami, Bu
Tutik, guru Bahasa Indonesia Kelas 7.
Kelas yang mendapat penghargaan sebagai terdisiplin
saat MOPDB ini punya penyegar suasana. Andriyan Handjaja. Kita juga
punya otak paling encer di kelas, Angela Clarissa, yang nggak pernah
stres dan selalu hepi.
Suasana kelas selalu kondusif berkat si ‘satpam’ kelas Vincentius CM.
Overall, Kelas 7A ini asyik. Anaknya pinter-pinter. Dan, pastinya selalu
kompak dan tak lupa disiplin. (*)
Kelas
7A
instaclass
31 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Inilah 7B, kelas yg dipimpin oleh Cecilia Tiffany Sardjono dan wakilnya Dave Gerald Gunawan, dengan sekretaris Paula Andrea Soesanto dan Theresia Vanesa Adriana. Dan bendaharanya Felicia Liemiani dan Christopher Gra-tia Gunawan.
Di Kelas 7B, yang sering membuat suasana bergairah adalah Ray-
mond Geraldi, Eric Budiono, Vincent Adiwangsa, Edwin Ciputra,
dan lain-lain. Wali kelas kami adalah Bu Anna yang mengajar
bahasa Jawa. Kelas ini terkenal pintar berkat William Sumargo
si genius dan ketua kelas yg sering dapet nilai 100. (*)
Kelas
7B32MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Inilah kelas paling kocak! Kelas ini dikomandani bapak yang keren abis, yaitu Pak Vincent! Ketua kelas Michelle Angelica yang pintar main musik dan serta wakilnya Ardi Djuniarto, si pemain futsal dan basket.
Untuk urusan tulis menulis diserahkan ke Vanessa Lie yang
dibantu Angeline Patricia. Kalau urusan keuangan kelas dan
buku tabungan diserahkan kepada Jessica Jennie dan Phoebe.
Banyak ragam di kelas ini. Ada yang dari luar kota, yaitu
Banyuwangi dan Maluku. Di Kelas 7C, ada nama-nam kembar, Patty Y-
Patty L, Ardi D–D Adri, C Audrey–G Audrey, Nico CP–Nico TJ. (*)
Kelas
7C
instaclass
33 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kelas 7D adalah salah satu kelas paling unik. Ada 40 anak yang menghuni dengan Bu Maria sebagai wali kelasnya. Kami kelas yang baik dan kreatif. Kenzie H sebagai ketua kelas, Sherina G sebagai wakil ketua kelas, Raymond J & M Keiko sebagai sekretaris serta Christophorus W dan Tiara sebagai bendahara.
Bagi kami, 7D itu sangat menyenangkan. Berbagai macam karak-
ter dan talenda ada di sini. Ada yang suka melawak sampai yang
pendiam. Meski kami kadang nakal, tapi kami selalu kompak
dan bersatu untuk berusaha menjadi yang kelas kondusif. (*)
Kelas
7D34MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Terletak di sebelah toilet perempuan dan Kelas 7D, 7E. Kami kelas yang cukup berprestasi meski murid-murid-nya ‘mini-mini’. Dikomandani guru IPS paling cetar, Bbu Agnes dan ketua kelas Eduardo Dominikus Putra dan wakilnya Darren Surjaputra yang otaknya encer banget.
Didampingi, dua sekretaris, Marvellous Jason dan Regiena Shae-
lynne serta bendahara Agatha Adela dan Adeline Vania. Kelas
ini sering banget loh menangin lomba2 yang diadakan sekolah
seperti lomba entrepreneur day, lomba menghias kelas, dan
lain-lain.BRAVO 7EXTRADIVERGENT
Kelas
7E
instaclass
35 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kamilah 8A, yeah! Diketuai Michelle Guanto ditemani wakil-nya Mario K. Untuk urusan tulis menulis ada Ein dan Andrew T yang matematikanya jangan diragukan lagi.
Nggak cuma Ein, ada Veve,
Sherelle, Celine, Migu, Feni,
Mario K dan Tiffani, yang ter-
gabung dalam SCC. Soal keuan-
gan ada Caca si jago dance dan Feni si jago
menggambar.
Selama setahun terakhir kami dikoman-
doi Bu Atiek yang jago bahasa Indonesia.
Beranggotakan 37 anak, kelas ini begitu
kompak. Ada motivator utama, Dave, Ivan
si Detektif beserta rekannya Farrell &
Richard.
Kami juga punya prestasi. Di bidang
akademis, ada Melinda yang kejeniusan-
nya tidak diragukan lagi. Lalu, Sella yang
menjuarai berbagai lomba bahasa Inggris
dan Andrew T, yang lolos OSN tahun ini! Di
non-akademis, ada Caca & Michelle Wang,
champion dance bersama Saint–Ex. (*)
36MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Kelas 8A
Ada juga yang suka nulis di papan evalu-
asi seperti jadwal ulangan dan lain-lain,
yakni Matthew Stevano si jambul, dibantu
Shinta Christy. Bagian ngitung uang
adalah Felix Hartono dan Patricia Dewi.
Inilah kelas pertama yang ditangani Ms Lily. Pu-
nya beberapa murid jenius, yaitu Beatrice Adelaide
dan Adrian Arif. Kelas 8B itu seru dan tetap kompak
meskin terdiri dari anak yang beda-beda. (*)
Lokasinya, di antara toilet dan Kelas 8A
serta toilet lantai 2. Wali kelas tercinta
bernama Ms Lily, den-gan koordinator lokal, Claudia Clarensia dan
wakil, Gervasius Wise-ly Bongo.
instaclass
37 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kelas 8B
Inilah kelas paling seru. Itu menurut kami lho. Diketuai si jen-ius Ansheilla, dengan wakilnya Felix Surya dan Sekretaris 1 yang memiliki suara merdu, Libby Lisandra dan bendahara 2, Giovanni Garry.
Ada juga si brilian Synrivia yang udah sering menang lomba menjadi bendahara
1 dan bendahara 2 si anak SCC, Antonio Erson. Kelas 8C punya panutan, Bu
Priza, guru matematika. (*)
38MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Kelas 8C
Kelas di lantai 3 ini memang spesial. Seru, kompak, kreatif. Kelas dibimbing guru IPS yang nggak kalah serunya, Pak Wiy-oko. Ketua Kelas 8D adalah Lisa Gunawan, dibantu Albert Lucano.
Dalam urusan tulis menulis ada
Arianne Roselina dan Elizabeth
Merrygold. Dalam urusan keuan-
gan ada Rachmaniar Larasati &
Gerald Bryan.
Banyak anak berbakat di Kelas 8D ini. Feli,
Merrygold dan J Michael adalah anggota SCC.
Ada anak basket seperti Randy dan Calvin.
Jago teknologi, Mitchell & Inho. Ada Albert
dan Michelle Y dalam urusan fotografi.
Dalam bidang musik, 8D punya banyak
jagoan seperti Kimberly, Xena, Febi, Niar,
Anne, Elvita, Catherine dan masih ban-
yak lagi. Yang hebat menggambar juga
ada, Maeve. Di bidang bahasa Inggris, ada
Dominique. Tak lupa, Sheinna dan Calvin
yang jago Matematika. (*)
instaclass
39 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kelas 8D
Siapa tidak tahu kelas ini. Dihuni 38 remaja berjiwa superstar seh-ingga menjadi kelas yang spektakuler. Komandan kelas adalah sosok yang disiplin dan bertanggung jawab, Ibu Sri Rahayu ini.
Ada ketua kelas, Belinda Pangestu, didampingi wakilnya Elaine Suwondo. Kelas
8E punya ahli menulis, Sally C dan sang ketua OSIS, M Jason. Untuk hitung-
hitungan, tugasnya V Marvin dan Leon S.
Boleh jadi inilah kelas juara. Ada Matthew Bryan, Eka Raharja, Sherry
Efendy, Ferlly Wiyanto,dan Glory Hanaga, anggota basket DBL, serta Cielo dan Rhena di
tim Saint-X, yang berjaya di DBL. Ada juga Cathleen, Dion, dan Belinda, yang suaranya
berkelas di SCC.
Dan masih banyak lagi. Gak percaya? Check it out! (*)
40MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Kelas 8E
Keren dan berpendidikan? Itu 9A banget! Kelas paling eksis
di kalangan guru-guru karena kealiman dan kecerdasannya.
Dipimpin Bu Setyo Rianti, yang dikenal senior dan jago banget
bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Koordinator lokal, duet Anita
Rachmad dan Dhia Imani. Ma-
salah tulis menulis, ada Giselle
Nadja yang jago renang dan
Michael Adisasmita. Masalah uang, uru-
sannya Billiarta dan Radityo.
Kelas 9A banyak melahirkan anak
berprestasi. Sebutlah, karena kelas ini
diisi dengan berbagai murid berprestasi,
coAgatha Carolina yang selalu jadi juara 1.
Untuk Matematika, Alicia Maydeline, juga
Audrey Soetanto yang jago bahasa Inggris.
Yang nonakademik, ada Steven Ben-
edictus sang kapten basket, Cathy Kasih
the photographer, Luke Adrian & Olivia
Michelle, pinter menyanyi dan Fanny
Tjandra yang jago gambar.
Keadaan kelas 9A punya pembuat
trending topic, Garant & Kevin, sampai-
sampai satu kelas membeli pensil yang
sama. Kelas ini lebih berwarna dengan
hadirnya Jeff Sebastian yang mengaku
sebagai si golden talent. (*)
instaclass
41 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kelas 9A
Yeah! Kelas 9B, adalah anak-anak Mam Erny, begitu nama wali kelas kita dipanggil. Kelas satu ini nggak pernah sepi. Ada yang nggak bisa diem, Adrian, Axel, Gio dan Richard. Kita juga punya cewek-cewek yang riuh rendah, Venus, Fabyola, Frishel-la, dan Lauren.
Nah, kelas ini dikomandani Venus
Sabrina dan wakilnya Billy.
Ada tukang catet-catet, Audrey
Byastira dan Abraham Billy dan
urusan duit ada di tangan Mary Vanessa
dan Robert Ricardo.
Meski kelas heboh kami berprestasi lho.
Banyak yang pinter. Ada Mary, Frishella,
Lauren, Stella, Vito masternya fisika, dan
masih banyak lagi. Nggak akan cukup
kata tentang 9B, deh. (*)
42MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
instaclass
Kelas 9B
Kami berang-
gotakan 35
orang. Kami
dipimpin oleh
ketua kami, 'fearless
leader' Alexander Irvan
Kaware, dibantu wakil
ketua si tinggi langsing,
Angelica Dewi. Urusan
tulis diurus sekretaris,
Teresa Avilla yang
suaranya aduhai, dan
William Sunur.
Urusan keuangan
kami diatur para ben-
dahara yaitu Jonatha
Hasimjaya dan Christo-
pher FW. Kepala Kelu-
arga kami, bukan lain
guru kesayangan semua
angkatan, yakni Ibu
Anastasia Nenik. This
is our legendary 9C. Ok
Family. (*)
instaclass
43 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kelas 9C
Boleh jadi ini kelas paling luas. Paling dekat dengan ruang guru. Dikomandani ibu guru kocak, keren. Siapa lagi kalau bukan Bu Titik. Tapi, tetap tegas lho dalam membimbing murid-muridnya.
Kelas 9D diketuai Kristoforus Sastrabudi yang bijaksana, dengan wakil, Alfred
Aditirta, yang merasa dirinya ganteng. Ada Lisa Puspitasari Santoso yang imut
sebagai sekretaris 1 untuk mengatur jurnal kelas.
Dibantu sekretaris 2, Juro Susantra yang selalu on time mencatat absen.
Kadang, Kevi Koesomo membantu mencatat jadwal ulangan di papan evaluasi, lewat
tulisannya yang rapih dan indah.
Soal uang, itu menjadi bagian si jangkung, Geonata Garinda dan Shania Liang. Kedu-
anya rajin mengumpulkan uang tabungan setiap minggu.
Kelas 9D lebih ceria oleh aksi Jerry Nico Hartono, ditambah Ernesto “Scotland” yang
“pandai ”berbahasa Inggris' dengan aksen British English. Ada juga Nathanael Sebastian
'Anak Emas Einstein”, yang suka membantu anak yang kesulitan pelajaran.
Nggak rugi masuk kelas multitalenta ini. We love 9D and Bu Titik is the best. (*)
44MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Instaclass
Kelas 9D
Laporan : Jonathan 7B-19 dan Melinda
Estafet kepemimpian bergulir dengan lancar dari Ketua OSIS 2012-2013, Juro Sutantra kepada Marcellino Jason. Dalam perhitungan suara di suatu siang, Jason mendapatkan dukungan suara terbanyak, menyisihkan sejum-lah kandidat lain.
Perjalanan menuju pemilihan ketua OSIS
ini membutuhkan waktu cukup lama
karena banyak tahapan yang harus
dilakukan. Setelah perwakilan dari
tiap kelas, kemudian ada seleksi yang akhirnya
mengerucut menjadi beberapa calon ketua.
"Saya ini kepengin sekali masuk OSIS tapi gagal,
ya sudahlah, nggak perlu sedih meski sedikit
kecewa," ujar Michael Cahyadi saat diwawancara.
Menurutnya, seleksi untuk masuk organisasi
intra sekolah itu susah sekali. Apalagi saat sesi
wawancara. Michael mengaku kemungkinan dia
gagal sewaktu wawancara karena merasa sangat
lama setiap kali harus menjawab pertanyaan
yang diberikan.
"Ya, ya, mungkin, saya gagal gara-gara ke-
lamaan njawab waktu wawancara," ucapnya
cowok kelahiran Pasuruan ini. "Kalau tahun
depan ada, saya mau ikut lagi."
Pengurus baru OSIS 2013-2014 dengan pem-
bina, Ibu Verawati, memiliki enam pengurus inti
ditambah 10 bidang garapan. Masing-masing
bidang ada koordinatornya. Secara keseluruhan,
personel OSIS berjumlah 40 siswa. Yang paling
sedikit anggotanya hanya bidang Teknologi Infor-
masi dan Komunikasi dan bidang Komunikasi
Bahasa Inggris.
BERANI LAYANI SESAMAMeski ada pelatihan internal, sebagian anggota
OSIS sempat mencicipi pelatihan kepemimpinan
dasar di luar sekolah. Misanya, Jason yang ikut
LDKS yang diselenggarakan Koarmatim, lalu
sejumlah siswa lagi (Moniq, Bebe, Via, Rhenata,
Melinda, Jason, Bryan, Rafael, Kent dan Ray-
mond), mengikuti LDKS-BKS SMP-SMA-SMK
se-Kevikepan Surabaya.
organization
45 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
LDKS di kompleks sekolah
Santo Carolus, Jemursari, 11-
12 Januari 2014 itu bertema
'Pergilah, Jangan Takut dan
Layanilah’. “Di sana kami
tidur di lantai, beralaskan
tikar, tapi acaranya seru dan
membuat iman kita semakin
bertumbuh”, kata Moniq.
Para wakil dari sekolah-
sekolah mendapatkan banyak
pengetahuan. Misalnya, dari
Romo Ignatius Suparna CM
yang membawakan ‘Being
Catholic, Being Fruitful and
Generous’, lalu Sr Agatha Lim
OSU menjelaskan tentang
‘Gereja sebagai Ibu yang Berbe-
las kasih’, darn 'Militansi Iman
Kaum Muda' oleh Romo Didik.
Latihan dasar kepemimpi-
nan sekolah ditutup dengan
Perayaaan Ekaristi oleh Mgr
Vincentius Sutikno Wisak-
sono Pr. Dalam homilinya,
dia berpesan, “Kalian rema-
ja-remaja Katolik, kalianlah
yang akan menjadi penerus
Gereja, jangan malas untuk
belajar dan meraih cita-
citamu, teruslah bertumbuh
dalam iman. Banggalah
menjadi seorang Katolik." (*)
Pengurus OSIS Periode 2013-2014
PELINDUNG : Sr Benedicta Suhananti MC
Pembina : MM Verawati
KETUA : Marcellino Jason (8E-22)
Wakil Ketua : Alicia Clara Gosari (7D-2)
Sekretaris I : Claudia Clarensia (8B-7)
Sekretaris II : Cecilia Rhenata (8E-5)
Bendahara I : Gerald Bryan (8D-17)
Bendahara II : Sherina Gunawan (7D-34)
BIDANG PEMBINAAN
Kerohanian
Koordinator : Rosa Virginia Melinda (8A-27)
Anggota : Thalia Noviani (8A-30), Elaine Suwondo (8E-13), Benedicta Riona (
(7A-9)
Pengembangan Diri
Koordinator : Beatrice Adelide (8B-3)Anggota : Agnes Putri (8B-2), Emmanuelle Sutan (7B-12), Raymond Jonathan (7D-31)
Kebangsaan
Koordinator : Audrey Liviana (8C-7)Anggota : Valentine Valery (8A-32), Clar-issa Audrey (7C-16), Agatha Adella (7E-2)
Seni
Koordinator : Elizabeth Merrygold (8D-9)Anggota : Gisela Kiara (8E-15), Isabella Nadia (7E-18), Raffael Matthew (7C-35)
Demokrasi dan HAM
Koordinator : Libby Lisandra (8C-24)Anggota : Monica (8A-25), Angela Clar-
issa (7A-5), Mario Benedictus (7A-26)
Kreativitas dan Kewirausahaan
Koordinator : Laurentius Jeffrey (8C-23)Anggota : Vincentia (8C-39), Adeline
Vania (7E-1)
Jasmani dan Kesehatan
Koordinator : Kent Putera (7E-22) Anggota : Ardi Djoeniarto (7C-5), Felicia
Ristanto (7A-12)
Sastra dan BudayaKoordinator : Synrivia (8C-35)
Anggota : Maximilian Limanlee (8C-27), Isabella Sophie (7D-15), Veronica Winata
(7B-34)
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Koordinator : Albert Lucano (8D-1)Anggota : Pieter Chehan (7E-33)
Komunikasi Bahasa InggrisKoordinator : Dominique Alexandra
(8D-8)Anggota : Regine Viennetta (8B-27)
Saya ini kepengin sekali masuk OSIS tapi gagal, ya sudahlah, ng-gak perlu sedih meski sedikit kecewa
Michael Cahyadi
46MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
organization
Laporan : Tania dan Meliana
Berjalan-jalan di El Paraiso, taman yang ada di atap se-kolah, sangat menyegarkan mata. Tidak hanya melihat tanaman indah, subur nan
hijau namun juga yang langka. Salah satunya,
kepel. Dengar namanya saja sudah terasa janggal. Ada juga tanaman merambah, pare, timun, kacang pan-
jang, labu botol, bunga pasif flora dan lain-lain.
Meski terdapat banyak
tanaman tapi satu
yang istimewa, yaitu
anggrek. Tanaman
dengan warna eksotik dan buag
yang tahan lama terbukti cocok
sebagai bunga potong dan pu-
nya nilai ekonomi tinggi. Nah,
ngomong soal ekonomi , El Paraiso
ini juga maju dalam kegiatan jual
beli. Bahkan ada pola swalayan
dalam transaksi ini.
“El Paraiso swalayan yang laris
dalam menjual hasil panennya. Yang
laris itu, jamur, sinom dan sayur –
sayuran,” tutur Ibu Zuli yang sudah
tiga tahun merawat ‘kebun surga’
kebanggaan sekolah ini.
Nama swalayan itu St Fransiscus.
Menurut Ibu Zuli, swalayan biasa
buka pada hari Selasa dan Kamis,
di lantai bawah dan diperbolehkan
para bapak dan ibu guru serta wali
murid untuk mengunjungi, ter-
masuk tentu saja, memborong hasil
panenan El Paraiso.
El Paraiso yang berarti surga
dibuat sebagai sarana pembelajaran
bagi para murid. Berdiri dan dirintis
2009 oleh Bapak Hadi Muryono (al-
marhum). Dua tahun kemudian kole-
ksi sudah relatif lengkap, roof garden
ini diresmikan. Saat ini, kurang
lebih 70 –100 macam tanaman yang
berasal dari sumbangan para murid
sebagai penitensi dari hukumannya,
serta orangtua murid yang bersedia
menyumbang.
“Setiap tahun jumlah tanaman-
nya meningkat sekitar 10 persen,”
ungkap Ibu Tama yang ikut men-
dampingi Bu Zuli. Dengan perkem-
bangan ini, pantas jika El Paraiso
menjadi juara kategori Urban
Framing se-Surabaya yang dis-
elenggarakan Tunas Hijau. “Seka-
rang bila ke El Paraiso, juga dapat
menemukan Gua Maria, cocok un-
tuk tempat berdoa saat ada waktu
luang.” (*)
Boleh Lho Beli Sayuranorganization
47 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Graciella, Tania
Kenapa harus saya? Kenapa bukan
orang saja? Pertanyaan ini berge-
layut di benak David Vincentius
Budihardjo ketika terpilih men-
jadi Ketua Komite SMP Katolik Santa Clara.
Kegiatan yang lain sudah menyita waktunya.
"Saya akhirnya menerima, karena menjadi
pengurus komite di Santa Clara ini cukup menyenang-
kan, bisa berkenalan dengan Suster-Suster, guruu dan
orangtua murid," kata penyuka kuliner ini.
Menjadi pengurus komite di Santa Clara berbeda
dengan sekolah lain. Sebagian besar semua sudah
diprogramkan bersama sekolah dan
pengurus komite tinggal membantu
pelaksanaannya saja. Banyak orangtua
murid rela membantu sehingga antara
sekolah dan orangtua murid mampu
bekerjasama.
Bagaimana membagi waktu? Keban-
yakan pertemuan untuk persiapan
suatu kegiatan dilakukan sebelum
jam kerja dan kegiatannya lebih
banyak dilakukan saat orang tidak
terlalu sibuk bekerja.
"Jadi, tidak ada masalah, bisa terlaksana dengan
lancar dan baik," terang Pak David yang sebelumnya,
bapak dua puteri ini pernah
menjadi pengurus Komite SD.
Program kerja Komite Sekolah tidak terlalu rumit.
Hanya meliputi empat bidang yakni pendidikan,
kesejahteraan guru dan karyawan, berkaitan dengan
orangtua/wali murid. Dari tahun ke tahun, program
komite terlaksana 100% karena diselenggar-
akan bersama sekolah. (*)
Laporan : Gisela Kiara,
Michelle Gozali
Wah, apa lagi
ini? Konon,
artinya
bercahaya.
Ya, cahaya itu ada di lingkungan El
Paraiso, menempati sebuah ruangan khusus. Di dalam
ruangan itulah bekerja Ibu Theresia Natalia, seorang
psikolog baru SMP Katolik Santa Clara. “Sebenarnya,
sudah lima tahun saya menjadi mitra sekolah,” ka-
tanya.
Hadirnya Fuente de La Luz menjadi salah satu
jawaban terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013.
Kebijakan pendidikan itu nantinya mengharuskan ada
rekomendasi bagi siswa mengenai arah penjurusan
yang tepat. Untuk itulah, SMP Katolik Santa Clara tidak
tanggung-tanggung memberikan nilai lebih, dengan
menempatkan psikolog khusus ini.
“Tugas kami adalah menyelesaikan kasus-kasus yang
belum bisa ditangani oleh Bimbingan dan Konseling
(BK). Psikolog membantu untuk mnegatasi masalah-
nya dan membantu anak yang kurang dalam potensi
akademis,” papar Ibu Natalia yang lulusan S2 Psikologi
Universitas Airlangga (Unair).
Menurut ibu kelahiran Blitar, 31 Desember 1985 ini,
berkerja di Santa Clara itu nyaman, karena selain dalam
lingkungan seagama juga lingkungan kerja dan mitra
kerjanya enak dan yayasannya sangat terbuka. (*)
Fuente de La Luz
Cukup Menyenangkan
48MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
organization
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah, Minggu (2 Februari 2014) menjadi waktu yang dipilih untuk meresmikah kehadiran Misionaris Claris (MC) di Kevikepan Sulawesi Barat, khususnya Paroki Santa Maria, Mamuju.
Uskpu Agung Makassar, Mgr John Liku Ada mere-
smikan sekaligus memberkati rumah biara MC.
Dua setengah jam sebelumnya berlangsung
Perayaan Ekaristi. Uskup didampingi Romo Vikep
Sulbar, Martinus Pasomba Pr, Pastor Paroki St Maria Mamu-
ju, Semuel Sirampun Pr dan Romo Paroki St Yusuf Pekerja
Baras, Cosmas Kopong Boro Pr.
Ada 300-an umat yang hadir. Mereka datang dari wilayah-
wilayah Paroki St Maria Mamuju, komunitas suster JMJ dari
Messawa. Perayaan makin syahdu dengan suara koor “Ec-
clesia” dari umat Mamuju, yang menyanyikan “Tebar Jala”.
Menurut laporan RD Martinus Pasomba dan Anton
Ranteallo yang diterima majalah DIAN TARA, misa ber-
langsung di “gereja transisi”, istilah untuk menyebut tempat
beribadat sementara umat Katolik Stasi Kota Mamuju,
karena gedung gereja paroki dalam proses pembangunan.
Pimpinan Regional MC, Sr Maria Veronica Endah Wu-
landari mengatakan, sekarah besar telah terjadi melalui
pembukaan dan peresmian biara di Jl Bau Maseppe No 14,
Mamuju. “Kami sangat serius datang dan dalam waktu tidak lama, kami akan
memulai misi kami di bidang pendidikan," tegas suster.
Sebelumnya, wakil ketua umat Petrus Tandilodang mengucapkan terima kasih atas
kehadiran suster MC yang memang sudah lama didambakan umat di Bumi Mana-
karra (mana’=pusaka dan karra=sakti), yang sering dimakni sebagai “tanah terjanji”.
Senada, Uskup Mgr John mengucapkan terima kasih karena peresmian biara MC berte-
patan dengan 22 tahun dirinya ditahbiskan
menjadi uskup. “Kedatangan suster MC ini
merupakan berkat Tuhan. Semoga mene-
mukan saudara-saudari seiman dan ber-
gandengan tangan mewartakan Kristus di
tempat ini," ujarnya.
Dalam ramah tamah yang dipandu
ibu Clara Surya Parerung selama 90
menit, diperkenalkan para suster MC
antara lain Sr Vero (pimpinan region-
al), Sr Benedicta Suhananti (anggota
dewan), Sr Klara Immakulata They
(bendahara). Yang akan berdomisili di
Mamuju adalah Sr Bernadetha Ngole
MC, Sr Margareta Maria MC, Sr Fran-
siska Borgias Sri Susanti MC. (*)
Misionaris Claris di Mamuju
organization
49 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Oleh : Venus Sabrina 9B-15
“I was wondering, how did you ‘save the world’ exactly?” Garant, a close
friend of Audrey asked. “What a pleasant surprise to get such a ques-
tion. I haven’t heard that in years!” Audrey exclaimed
Garant shrugged, “Well like i said,
i was just wondering.. But you
wouldn’t mind to share your story,
right?”
“Well, no, not really i guess.” Garant said
with a slight giggle, “Okay then.. Go on.”
Sure.. it all started when.... the fourth world
war ended, and the apocalypse occurred as a
supposedly symbol of anger from God be-
cause of the chaotic world war. I awaken in my
hometown, Idaho, with a police badge that i
was holding in my hand with my name on it.
I stood up and heard a broad casted voice. It
told us, the so-called survivors to go to Wash-
ington DC, a safe haven for survivors to gather
together. I went to DC and it was close from
Idaho. After approximately 5 days, eating eve-
rything remaining along the way, I arrived.
I heard a voice- a speech, that was held by
U.S’ vice president, Teresa Slovaskia. She ex-
plained a system which we will have to live by,
and that this system also occurs in every other
country.
She explained on how we needed to unite
and prioritize teamwork to gather needs, we
also need to keep the population balanced so
that we can survive with little amount of food.
She also said that the president, Irvan Kaware
died so she feels obligated to step in.
After the speech, she screamed, “ USA!” with
the survivors following the scream. The survi-
vors said hello to each other, while i was lost in
thoughts. Suddenly, a man introduced himself
to me “Hey, my name’s Robert.”. And I replied
with a smile.
But out of sudden, a bomb, followed by mis-
siles hit DC. Teresa said while analyzing the
missile’s characteristic features. “It looks like
Russia refuses to make peace” , bombs and
missiles kept hitting and I know i need to run,
but before i can ruminate anything, a bomb
landed beside me and i was thrown into a wall,
and i fell unconscious.
***
A man’s voice woke me up. When i opened
my eyes, i saw a familiar figure, but nonethe-
less, i didn’t remember him. He explained how
Russia bombed the whole North America. He
said that he’s Robert, who had a plan to go WA
ND
ERLU
ST
50MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
short story
search for the survivors, as we need to unite.
As we were calling out to search for survivors
continuously, we finally realize that we were
alone. I also realized that the possibility Russia
may bomb other sides of US is pretty big. So we
decided to live up to his plan to search every side
of U.S. We went to U.S’ Air Force military base
and used their plane.
After preparing ourselves, we set off. The flight
was smooth, until a bomb that was intended to
attack South America hit the right wing of our
plane. Causing it to not be able to fly. I jumped
out of the plane, out of Robert’s order. Robert fol-
lowed to jump.
The waves rolling down the sea pushed me up
the shore. I can’t do anything but close my eyes
and disregard my thoughts for hours. When i
woke up, Robert’s gone. I went to the city, and it
was Mexico City. And when i entered, the envi-
ronment was broken. It seems that it was also
attacked by Russia.
As I was getting deeper, i heard a voice with a
Mexican accent, and Robert’s. Robert was con-
vincing the Mexican survivor to join, but instead,
he got his arm slashed. The Mexican boy with
a switchblade was with his little sister. I ap-
proached and explained calmly about Russia’s
attacks.
Magically enough, after a few deliberates and
argues, he joins. Robert then said that if Russia
keeps attacking, then it would be way better if we
take revenge on Russia to stop them, instead of
searching survivors. The Mexican boy directed
us to Mexico’s military base.
We arrived and we prepared ourselves. We
took every weapon. Sniper rifles, grenades, com-
bat shotguns, etc. we boarded to what Robert says
as a thunder chief , describing his fascination of
planes and automobiles. We got into the plane,
with Robert flying the thunder chief. In the mid-
dle of the flight, the Mexican introduced himself
and his sister as Jerry and Agatha, respectively.
As the smooth flight ends, we arrived. Mos-
cow looks very fine, it is only damaged by the
apocalypse, as it seems. Robert then explains on
how we will spy on the Russians while Jerry and
Agatha will hide far from Russians. Robert and i
then quietly sneaked and hid behind a Skyscrap-
er building. And when we arrived, Russia was
holding a speech. And Robert peeked, turning his
head around. And then he looked and me, with a
short story
51 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
surprised look. He whispered to me “ It’s Teresa Slovas-
kia.”
I was, shocked certainly. The speech tells Russians on
how Russia will unite, and will destroy those who de-
ceives and created the world war. Which is very ironic
to me. Suddenly, the speech stopped for awhile and a
girl’s scream was heard. And i was sure that it was Ag-
atha’s scream. I was struggling to get out and help her,
but Robert held me so that i can’t move.
Then, Teresa suddenly pointed to the skyscraper
building we hid behind and screamed something in
Russia that i was sure meant “ SHOOT THEM !!!”
Bullets kept attacking us. I dodged the bullets swiftly.
Thinking that they lost our track, we calmed down.
But as always, we’re not completely safe. Teresa and
her Russian pack marched and exclaimed loudly that
they held Agatha. Teresa then lets go of Agatha, Agatha
asked where her brother, Jerry, is.
Which Teresa replies by saying that he is now a semi
survivor. Horrified by his brother’s death, she cried.
Robert decided to make up a plan. He loaded his gun
when Teresa’s right hand man, Geonata notifies Teresa
that Robert’s got a gun. When all eyes are on Robert,
i snatched Agatha quickly and ran to somewhere far
away.
After 15 minutes of hiding, i heard Robert’s somewhat
unclear screaming voice, but i was sure that it was “
Run Away!!”. But i thought of another plan. I lured the
Russians far away, with us ending up in a ruined fac-
tory.
I was preparing a grenade that i brought earlier, so
that when the Russians and i head face to face, i’d bomb
the place, and let Agatha run, killing myself. As the
Russians arrived, i saw Robert nowhere to be found.
Teresa had an evil smirk. I took a deep breath and
threw the grenade, 2 meters away from me. A ‘boom’
quickly formed. I sheltered myself and Agatha. But nev-
ertheless, we were hit. I thought to myself, I have failed.
A song sang along in my head as i woke up, reluctant-
ly, badly bruised, wounded and also singed. I woke up,
weak and screamed out to Robert and Agatha. Around
me was Russian’s dead body. But no Teresa whatsoever.
I walked, with a little amount of energy left. I eventu-
ally fell down, and a voice surprised me. It was Teresa,
with Agatha whom she brutally held, with a gun on
her right hand, placed on Agatha’s head. She explained
how Robert was the one who leads her here, and that
Agatha survives the grenade, but Robert didn’t.
I was breathing slow, and ruminates all the things
that she had said. I know either me or Agatha will
survive. She then suddenly released Agatha, and pulled
me up violently. She stabbed me in the thigh with a
spear that cuts deeply through my flesh, and pierced it
to the ground, so that i can’t move. Then, she pointed
the gun to Agatha again. And said something i truly
remember..
“You know something.. I Killed Irvan Kaware, he
never gave US the peace we wanted.. “ Teresa said
while putting on a smirk.
And then she explained how she wants to rule the
world, because it is her symbol of revenge, as US’ vio-
lent ways, and Irvan Kaware’ s hatred for poverty killed
her only child, and her only family left when they were
living in poverty. Her son stole fruits out of extreme
hunger and was shot when trying to run away, yet Ter-
esa was still blamed for letting her son be so ‘reckless’.
She said that i was responsible for her loss..
That’s when i remembered, that i was the cop who
shot the kid accidentally, which explains the police
badge that i had. As i was thinking that i will die of
hemorrhage, Teresa pointed the gun to another target,
me. She said “You will die quick, i still have pity. This is
for my son.. BUDI! Goodbye--” as she wanted to finish
her last word, Robert suddenly said, loud and clear.”
Welcome to the afterlife, Teresa Slovaskia.” Teresa
turns around, she pointed her gun at Robert, but it’s too
late. The bullet hit her, on the head. Bulls eye. Robert
went closer to save me, and i was watching Teresa’s
blank, dead eyes. He pulled out the spear from my
thigh. I stood up, and tangled myself around Robert to
not fall. Agatha, who was still traumatized by the event
walked along.
Robert said to me “ Let’s live up to our original plan” i
nodded. He also informs Agatha that now, Jerry is in a
safe haven. I sighed in relief as everything has finished.
Years later, Me, Robert, and Agatha lived up to the
original plan, to collect all the survivors all around the
world. Survivors from all around the world gathered
in Russia to respect Teresa Slovaskia, who is free now
with the only thing she has ever loved, Budi.”
***
“So.. that’s the story?” Garant asked Audrey.
“yes, that’s as far as i can tell right now.” Audrey said with a chuckle, while sipping a glass of water that Garant prepared for
her. (*)
52MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
short story
HASIL SINLUI HOT 2013.English Competition : SMP Ciputra Surabaya (Helena Faustune, Michelle Harli, Regina Mutiara Devi K, SMP Ciputra Surabaya (Rex Gosal, Mario Aaron, Niko), SMPK St Agnes Surabaya ((Maria Tiffany, Christianto, Emily Abigail), SMPK St Clara Surabaya (Graciella, Audrey Byastira, Venus Sabrina), SMPK St. Clara Surabaya (Antoni Saputro, Dominique Alexandra, Audrey Susanto)
Debat Sosial : Tim SMPK Kolose St Yusuf 2 Malang, SMPK St Clara, SMPK St. Clara, SMPK St Maria 2 Malang, Best Speaker : Brigitta Chrisnanda Eka (SMPK Kolose St. Yusuf 2 Malang)
Matematika Emas : Billy Kurniawan (SMP Angelus Custos 1), Christiana (SMPK Maria Fatima Jember). Perak : Verren Pramita (SMP Kr Petra 3), Cheryl Immanuela (SMP IPH Surabaya), Andrew Theodore (SMPK St Clara Sura-baya)Perunggu : Josaphat Deo Kusno (SMPK St Carolus), Kevin Yuwono (SMP TNH Mojok-erto), Brigitta Dica Budijono (SMPK St. Yusuf 2 Malang), Cathlyn Florensia (SMP Kr Petra 3), Adrian Arif (SMPK St Clara Surabaya)
FisikaEmas : Nathaniel Sebastian (SMPK St Clara Surabaya), Nicholas Alexander (SMP Kr Petra 3).Perak : Randy Stefan Tanuwijaya (SMPK Maria Fatima Jember), Adelia Jostanto (SMPK St Maria Surabaya), Vito Anthoni Stanpo (SMPK St. Clara Surabaya).Perunggu : Johanes (SMPK Angelus Cus-tos 1), Ansheilla Tjahjono (SMPK St Clara Surabaya), Robby Hermawan (SMPK Maria Fatima Jember), Elvin Stefano (SMPK St Maria 2 Malang), Leonardo Edgar (SMP Kr Petra 3).
BiologiEmas : Sheena Mae (SMPK St Clara), Joana Gunawan (SMP Kr. Petra 3)Perak : Pierre Yosia Edward (SMP Vita), Laurensia Vianna Dwi (SMP St. Maria 2 Malang), Rosalyn Surya (SMPK Maria Fatima Jember).Perunggu : Yonathan (SMP Angelus Cus-tos 1), Gabriela Nathania (SMPK St Maria Surabaya), Roseline Alimsantoso (SMPK St. Clara Surabaya), Vania Jolie (SMPK St Maria 2 Malang), Antonius Eko (SMPK Wijana Jombang).
Juara Umum : SMP Katolik Santa Clara Surabaya
Paduan Suara : SMPK Cor Jesu Malang, SMPK St Clara Surabaya, : SMPK St. Carolus, SMPK Stanislaus 1, SMPK Maria Fatima Jember.
Belajar dan BelajarLaporan : Vincentia dan Verena
Belajar dan belajar menjelang Sin-
lui Hot 2013 menghiasi rutinitas
SHEENA MAE. Peraih medali
emas ini tidak hanya belajar dari
buku pelajaran tapi juga membeli buku-
buku rangkuman biologi untuk menambah
pengetahuannya.
Ia rela menggunakan waktunya untuk
memelajari materi-materi lomba di saat
teman-temannya yang lain bersenang-senang.
Meski begitu, Sheena tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu
yang berat dan melelahkan, karena ia sangat bersemangat dalam
belajar biologi.
Selain itu latihan bersama guru biologi, Bu Vera, membuat
Sheena semakin siap dan semangat mengikuti lomba. Memang
benar yang dikatakan orang, kalau kita akan menuai apa yang kita
tanam. Berkat kerja kerasnya, Sheena meraih juara pertama dan
memberikan kontribusi penting sehingga SMP Katolik Santa Clara
kembali menjadi juara umum.
Bagi Sheena, biologi telah menarik minatnya sejak di Kelas 8.
"Biologi itu sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan tidak
akan menjadi sia-sia," katanya. (*)
here we are
53 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Oleh : Laurensia Nadya 9B-12
Debat!!! Pasti yang pertama kali
ada di benak kalian adalah
adu ngeyel antara dua orang
atau dua kubu. Sebenarnya,
'debat' sama 'eyel-eyelan' jauh beda.
Debat adalah adu argumentasi yang
bisa dipertanggungjawabkan dan logis
disertai fakta yang ada. Sedangkan
eyel-eyelan adalah adu suara keras dan argumennya belum tentu
bisa dipertanggungjawabkan. Nah, di SMP Katolik Santa Clara, ada
ekstra debat sosial yang dibina Bapak Romanus Wiyoko.
Aku ikut ekstra debat sejak Kelas 8. Awalnya, sih nggak pede
ngomong dan lebih sering baca naskah. Tapi, berkat bimbingan
Pak Wi, anak-anak bisa berkembang.
Aku ikut lomba debat pertama kali di SMAK Kolese Santo
Yusuf Malang, satu tim dengan Arditosunu dan Agatha Caro-
lina. Nggak menang, tapi sebagai tim yang masih baru, berada
di peringkat empat sudah cukup membanggakan.
Masuk Kelas 9, kami ikut dua lomba di SMAK St Louis 1 dan
SMAK Kolese Santo Yusuf. Kali ini, aku satu tim dengan Agatha
Carolina & Steffi Ordelia. Nggak mau pulang dengan tangan ko-
song lagi, kami dengan tim B (Felicia Budisetiawan, Juro Sutan-
tra, & Arditosunu) giat berlatih bahkan sampai larut.
Kita bahkan pernah stay di kantin sekolah sampai jam 9 malam
buat cari bahan debat. Ternyata, benar-benar menyita pikiran
dan fisik. Gimana nggak? Kita dituntut peka dengan dunia politik,
ekonomi, dan sosial. Harus sering baca koran plus nonton berita.
Di SMAK St. Louis 1, dengan tema Euthanasia, kami lolos ke
babak berikutnya, hingga semifinal. Di babak semifinal, tim
A atau timku kandas dan harus memperebutkan piala juara 3
sementara tim Juro melaju ke final.
Setelah Sinlui, kita fokus untuk Kosayu. Rasanya lebih be-
rat memang, karena kita harus menghapal argumentasi lebih
dari 10 bahan secara langsung. Tapi kami bertekad membawa
pulang piala.
Suasana pertandingan di Kosayu lebih menegangkan, karena
kita nggak hanya dituntut mengemukakan argumen dan sang-
gahan yang logis, tetapi harus benar-benar menggunakan
bahasa Indonesia baku.
Susah memang, karena ketika berdebat, kadang mangkel
sama lawan dan jadi nggak peduli lagi sama urusan bahasa.
Kami bertanding sampai babak perempat final. Di babak ini, tim
B gugur sementata team kami ke semifinal.
Di semifinal, jujur aku nggak tampil maksimal. Beruntung
Agatha dan Steffi bisa mengimbangi. Puji Tuhan, kami lolos
ke final tapi harus puas di urutan kedua. Kami kalah dengan
retorika pembicara tengah tim lawan. Makasih Pak Wi! (*)
Bukan Eyel-eyelan
54MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
here we are
Laporan : Tiffany Natasha
Felicia Budi dan Nathanael Sebastian mempersem-
bahkan medali emas dalam lomba antarsiswa SMP
di EksoSanMara (SMAK Santa Maria Surabaya), 6-7
September 2013. Satu medali perak diperoleh tim
fotografi, Tiffany Natasha dan Audrey Geraldine Tanara.
Peserta lomba mencapai 450 peserta hingga aula di
lantai 4 padat. Kepala SMAK Santa Maria, Sr C Fitri Mur-
niati OSU mengatakan agar peserta berkompetisi dengan
sehat dan berharap EksoSanMara menjadi bagian proses
pembelajaran juga.
Usai pembukaan peserta terlebih dahulu menjadi stan-
stan yang telah disediakan oleh panitia. Di lantai 3 labora-
torium Biologi memamerkan alat peraga mereka sekaligus
mempraktikkan fungsi dan kegunaannya, seperti pengam-
bilan darah dan multimedia cara pembedahan katak.
Sekitar pukul 10.30 WIB, kompetisi dimulai. EksoSanMa-
ra mempertandingkan lomba Bahasa Inggris, Logic, Fisika,
Matematika, Debat, dan Fotografi. (*)
Dua Medali dari EksoSanMara
here we are
55 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Vincentia, Graciella,
Patricia
Total poin hanya terpaut tujuh
poin dari Tim Bahasa Inggris
SMPK Santa Maria 2 Malang.
Di posisi ketiga juga, ditempati
SMPK Santa Maria 2 Malang. "Awal-
nya, kami sempat tidak yakin karena
banyak game-nya," kata Audrey.
Pada babak final, panitia memberi
ujian permainan dakon. Sebelum
bermain, masing-masing peserta yang
sudah berhadapan harus menjawab
pertanyaan. Siapa yang dapat men-
jawab, dia yang berhak menjalankan
permainan.
"Kebetulan, saya dapat soal yang
mudah, jadi beruntung sekali," kata
Graciella yang menorehkan 79 poin,
tertinggi dibanding Audrey dan Domi-
nique. Sayang poin tinggi tidak mam-
pu melewati nilai SMPK Santa Maria
2, yang membukukan 85 poin.
Di lomba lain, tiga Tim MIPA masuk
10 besar terbaik. Tapi hanya Sheena,
Nathanael dan Andrew yang mampu
mempersembahkan juara. Ketiganya
harus mengakui keunggulan Tim MIPA
dari SMPK Santo Yusuf Malang (juara I)
dan SMP Kr Petra 5 Surabaya (juara II).
Sementara itu, Frishella meraih
prestasi gemilang dalam perlombaan
Vita Challenge, 28 September 2013,
dengan menjadi juara 2. "Sadari
kemampuanmu, terus belajar, dan
jangan lupa berdoa. Ingat, kalau kita
berusaha, kita pasti bisa,” ujarnya. (*)
Tersisa Inggris dan MIPAGraciella, Audrey S dan Dominique menyabet tempat kedua (runner-up) dalam English Amazing Race pada Dempo Cup IX 2013 di SMAK Santo Albertus, Malang, Sabtu (19/10/2013).
56MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
here we are
Motto hidup cowok satu ini sim-
pel : 'Jadikan belajar sebagai
hal yang menyenangkan'.
Prinsip ini mengantarkan
Nathan Sebastian Haryono memenangkan
beberapa perlombaan, khususnya di bi-
dang Fisika. “Belajar yang menyenangkan
itu bila semua materi yang dipelajari dapat
dimengerti dengan baik,” katanya.
Saat belajar yang paling tepat, yaitu
malam hari saat semua anggota keluarga
tidur, karena suasananya yang sepi seh-
ingga dapat berkonsentrasi lebih baik.
Ketertarikan Fisik baru sejak Kelas 8.
Meski sudah beberapa kali juara tapi
belum membuatnya puas. Cara belajar
Nathan relatif sederhana. Kalau merasa
kurang paham terhadap suatu pelajaran,
dia akan belajar sampaibenar-benar
mengerti pelajaran itu.
Apa makna dari banyak perlom-
baan yang diikuti. "Lomba bukan
kompetisi tpi suasana di mana
kita menunjukkan kemampuan
kita. Jadi, jangan menyerah
walau pernah kalah," tam-
bahnya. (Audrey Gabriella)
Satu-satunya siswa Kelas
7 yang mendapat juara di
bidang akademik adalah
Andrew Theodore Tjondrow-
idjojo. Sang juara ini mulai mengge-
mari Matematika sejak Kelas 5 SD.
Bahkan, 40 piala sudah dikoleksi
selama di sekolah dasar.
Meski tidak
menjadi juara
pertama,
Andrew se-
lalu menembus
semifinal. "Matematika itu dunia
yang menarik. Kuncinya cuman satu,
giat mengerjakan latihan soal-soal,"
tuturnya.
Kepiawaiannya dalam mata
pelajaran ini membawa Andrew
mengikuti ajang Olimpiade Sains Na-
sional (OSN) 2014 di Padang. Cowok
yang selama menunggu pengumu-
man itu tampak gugup sebelum
namanya lolos seleksi mewakili
Provinsi Jatim. (Roseline)
Hardships makes it perfect. Inilah perjuanganku ketika mengikuti lomba bahasa Inggris di SMAN 1 Jember. Pas Valentine, 14 Februari
2014, Gunung Kelud yang meletus memu-ntahkah abu ke udara. Abu itu menggagal-kan perjalanan dengan pesawat.
"Pilihannya, aku terpaksa mengejar kereta api, dan menunggu di Stasiun Sidoarjo," tutur Graciella.
Untung saja, masih ada tiket ke Ban-yuwangi. Pagi harinya, diantar mama dan sarapan dua kotak susu dan dua roti, Shella meluncur ke Jember. Per-jalanan melewati Gunung Kumitir dan memakan waktu tiga jam.
Di lokasi lomba, bertemu teman dan saingan semasa SD. Dari 12 peserta, di babak penyisihan, Shella menduduki urutan 6. "Gara-gara ngantuk, jadi salah menghitami jawaban," katanya.
Ketika babak final, dia lebih teliti. Di
sela menunggu pengumuman, seorang panitia lomba bertanya tentang asal sekolah karena seragamnya kurang fa-miliar. "Anak saya di SMP Katolik Santa Clara," jawab mama Shella.
Tak disangka, si panitia tadi menukas,"Kayaknya juara pertama." Benar juga. Shella meloncat kegirangan. Perjuangan yang berawal dari kesusa-han membuahkan kebahagiaan.
Untuk story telling, Shella juga patut berbangga karena mampu membawa harum nama sekolah. Dia menjadi juara kedua dari 68 peserta dalam lomb story telling di Kantor Diknas, Jl Jagir Won-okromo, Surabaya.
Apa makna dari lomba itu? "Aku be-lajar, di dunia ini, tidak ada yang dapat berjalan mulus. Ada halangan, halan-gan dan halangan. Kita belajar menjadi lebih baik lagi," tutur Shella. (Agnes Putri)
Tak Ada yang
Mulus
Banyak
Latihan Soal
profile
57 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Pilih yang Sepi
Laporan : Jeanie DJ 9C-33, Audrey Byastira 9B–24, Faustina 9B-19 ,
Rosaline L 9C-10
Coba tebak, event terbaru apa di tahun ajaran ini? Kalau ada yang nebak lomba 17-an yang diadakan lebih lama, ja-waban kalian salah. Event terbaru itu 'Sanclar Open House', 8-9 November 2013. Acara ini sempat membuat anak-anak
Kelas 9 dan guru ketar-ketir.
Ya, karena waktu. Penyelenggaraannya berdempetan dengan kepu-
langan anak-anak Kelas 9 setelah study tour ke Bandung. Walau
tugas kepanitiaan sudah dibagi beberapa hari sebelumnya, tapi
masih ada kendala. Persiapan belum sampai 50 persen. Toh,
akhirnya, bisa juga menata acara lumayan apik.
Dengan sistem tiket yang dirobek tiap kali ingin masuk, beberapa mem-
buat adik kecil yang masih SD tertarik melihat karya-karya pembelajaran di
SMP Katolik Santa Clara. Contohnya, Studio Keterampilan, Studio Jurnalistik,
Lab Biologi dan masih banyak lagi.
Tidak cuma itu, di lapangan basket, ada panggung besar yang menampil-
kan bebeberapa aksi ekstra yang menarik seperti band, taekwondo dan
kulintang. Di Koridor I bertebaran stan makanan dan minuman yang dijaja-
kan oleh perwakilan kelas. Mereka bersaing dengan stan Ekstra Bioterapan
dan stan Ekstra Home Industry.
Sanclar Open House beda dengan bazar! Tentu saja, acara pertama kali
ini tidak hanya panggung besar, stan, ada lomba buat adik-adik SD sejak 5
November 2013. Yang paling heboh adalah basket. Di final, 8 November 203,
tim SDK Santo Xaverius bertemu SD YPPI. Tapi, akhirnya SDK Xaverius men-
jadi pemenang, disusul SD YPPI, dan juara ketiga, SDK Santa Clara.
Seorang pengunjung, Shinta Christy mengungkapkan, Open House seru.
“Banyak studio yang bisa dikunjungi. Acaranya nggak membosankan, terutama
makanan yang dijual enak–enak. Paling bagus sih studio komputer, bisa main-
an sepuasnya," kata anak Kelas 8 yang datang di hari kedua Open House.
Di lain tempat, Pak Bambang selaku wali murid Sasa dari Kelas 7
menyatakan,"Ludruknya lucu sekali dan menggunakan bahasa Jawa sehari-
hari jadi lebih mudah dimengerti." Ketika ditanya bagian yang paling di-
favoritkan, dia menjawab Seksi Kerohanian, karena dapat menonton film
bertema 'Yesus' dan AC-nya sejuk.
Sementara itu, Bu Lily, wali murid dari Egie Kelas 9 menuturkan, suasana
sekolah sangat berbeda dengan zamannya ketika bersekolah dahulu, yaitu
fasilitasnya. “Dulu tidak ada sekolah yang punya lift, dan juga, sekolah ini ada
laboratorium kultur jaringan. Kebetulan, Egie ikut Ekstra Bioterapan," paparnya.
Orangtua William Lemuel yakni Ibu Yenny Novita mendukung Open House
dan proses pendidikan di Sanclar. Sekolah ini berhasil mendidik anaknya
berubah, dari yang suka mengganggu dan memukul orang menjadi pribadi
yang lebih nice dan penurut.
Ibu Fransisca mengakui pula, Sanclar telah membuatnya sukses seperti
sekarang ini dan terbersit keinginan untuk menyekolahkan anaknya di di
Sanclar. "Di tengah kemajuan teknologi, Sanclar terbukti masih berkualitas
dan jauh lebih baik dari zaman saya sekolah di sini dulu," tambahnya. (*)
Semua Ada di Open House
58MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
insight
Laporan : Audrey Cinara 7C-16,
Dea 7B-28, Felicia 9A-19, Maria
Felicia 9B-28
Kalau ada yang senyum-
senyum selama Open
House, tak lain pedagang
kentang dan sosis. Stan di
dekat pintu masuk itu tidak ber-
henti melayani pesanan. Sejak hari
pertama, dipenuhi pembeli. Begitu
pula hari keduanya.
“Harga satu porsi kentang dan
sosis Rp 12.000. Sedikit mahal tapi
sepadanlah sama rasanya. Saya
penasaran saja mencobanya," tutur
seorang pembeli yang anak Kelas 8.
Tapi menurut bapak penjualnya,
harga Rp 12.000 itu tidak mahal,
karena porsi kentang dan sosis
itu banyak. Selain itu, rasa enak.
“Kalau disuruh menilai dari angka
1 sampai 5, dan 5 adalah nilai yang
paling baik. Saya pilih angka 4,
karena bumbu kentang dan sosis-
nya hanya ada di atas, jadi rasa
kentang dan sosis di bagian bawah
tidak seperti yang di atas. Tapi,
enak kok,” tambah si pembeli.
Stan makanan memang lebih
menggoda karena aromanya menye-
bar ke mana-mana. Seperti kentang
dan sosis, penjaga stan burger juga
sibuk melayani pembeli. Pak Moko
yang menjaga stan dengan tiga
temannya mengaku sudah berjualan
pada saat acara-acara di Santa Clara,
kurang lebih tujuh tahun.
"Acara di sekolah ini, sangat
ramai, dahsyat, menyenangkan dan
seru. Kalau bisa, acara seperti ini
dapat terus ada," kata Pak Miko.
Tidak hanya stan makanan, stan
minuman juga ada. Contohnya,
teh Tong Tji. Bisa pesan milk tea,
lemon tea, dan sebagainya, panas
atau dingin. Ada dua Tong Tji, satu
di lantai pertama, di dekat tangga
dan di lantai 4, karena ada lomba
Paduan Suara di Aula Maria Ines.
Yang menarik, praktik Ekstra Bi-
oterapan yang menjajakan yoghurt
di kantin. Semua menu benar-be-
nar habis pada hari pertama Open
House sedangkan yoghurt masih
tersisa empat buah di hari terakhir.
Keuntungan mencapai Rp 300.000
dalam dua hari.
"Kami sangat senang, karena ini
dapat melatih kami menjadi entre-
preneur muda, latihan melayani
pembeli, dan yang paling saya su-
kai, cara pembuatan yoghurt unik,"
ujar Gracia dari Kelas 8.
Untuk persiapan Open House,
Ibu Zuli yang memimpin stan ini
menggelar rapat dua kali dengan
para anggota yang berjualan. Rapat
juga yang menyepakati menjajakan
'Semanggi' walau harus membel-
inya. "Kami ingin ikut melestarikan
makanan tradisional ini,' tukas Ibu
Zuli. (*)
Laris Manis Kentang Sosis
insight
59 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Nathasya Merry 9C-18, Frishella 9B-25
Sempat terbersit tidak seramai saat bazar tapi semua komponen Open House bertekad Open House terlaksana dengan baik. Panitia berusa-han keras menarik perhatian para pengunjung. Akhirnya, beberapa pengunjung tertarik dengan kelas atau studio yang terletak dari lantai 1 hing-ga 4.
Masuk sebuah studio, waktu itu, terisi 10 anak di
kelas. Tidak terlalu gaduh, sepi dari hiasan seperti
studio lain. Itulah Kelas Trial Class. Hanya terlihat
komputer serta LCD.
Mereka yang hadir mendapat soal dan menonton video
tentang pencernaan (Biologi). Adik-adik kecil itu antusias
mendengarkan penjelasan dari Ibu Verawati. "Kami sempat
waswas, ternyata perkiraan kami meleset," ungkap Michelle
Felicia, salah satu panitia dari Kelas 9A.
Menurutnya Trial Class sangat menakjubkan karena para
murid antusias. “Tidak tahu mengapa para orangtua tertarik
dengan kelas ini tetapi tentu kami (para panitia) bangga den-
gan hasil kerja keras kami,” jelasnya.
Di bagian lain, Sr Marselina menjelaskan Profil Sekolah. Or-
angtua dan calon siswa dapat bertanya tentang jalur prestasi,
jalur tes, dan juga menawarkan trial class agar orangtua dan
anak bisa mengetahui metode belajar mengajar di SMP Katolik
Santa Clara.
Di studio yang penuh pernak pernik ini, pengunjung yang
belum jelas bisa mengambil brosur di atas meja. Selain itu,
foto dan jersey pemain basket Sanclar, seragam, dan trofi hasil
prestasi siswa-siswi Sanclar.
“Kalau ramai sekali repot. Lebih enak kalau datangnya
bergantian,’ kata Kevin dari Kelas 9D yang berjaga bersama
Agatha, Marcella, Kevin, dan Garant.
Menurut Pei Cien, salah satu orangtua yang masuk studio ini,
siswa-siswi sudah menerangkan cukup jelas. “Saya jadi tahu
apa saja persyaratan untuk anak saya yang akan mendaftar
di SMP Katolik Santa Clara. Siswa-siswinya juga ramah tidak
hanya kepada saya, tapi ke semua orang juga begitu,” ungkap
60MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
insight
ibu ini.
Dua hari yang padat juga me-
menuhi Studio Fisika. Studio yang
berada di lantai 4 ini mendemon-
strasikan 15 percobaan, ditangani
enam panitia. Dua percobaan pal-
ing menarik pengunjung adalah
Gunung Vulkan dan Slinki.
Saat percobaan Gunung Vulkan
yang menghasilkan lahari, cuka
yang merupakan salah satu bahan
pokok sempat habis. Percobaan
dihentikan kurang lebih 20 menit.
Sedangkan percobaan Slinki yang
memikat anak-anak TK, sempat
dua kali Slinki tersangut satu sama
lain. Untung masih ada cadangan-
nya.
Di Studio Jurnalistik, yang se-
bagian besar anak-anak berebut
mencoba 'request gambar dan trial
class menggambar'. Di sebelahnya,
beberapa mencoba belajar me-
megang kamera yang disiapkan di
tripod, untuk belajar memotret.
Beberapa anak terlihat gembira
ketika disodori kertas dan pensil.
Mereka belajar menggambar den-
gan bimbingan Regina Pandjaitan
yang jago komik dan Maria Felicia
yang hobi membuat cerpen. Kedua
kegiatan ini untuk menunjukkan,
pembelajaran jurnalistik mencakup
area yang luas.
"Ekstrakurikuler jurnalistik
secara keseluruhan merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan
mengajar saya banyak hal," tutur
Vito Anthoni Stanpo dari Kelas 9
yang mengaku paling terkesan saat
membuat Koran Dinding.
Vito mengaku ikut jurnalistik
sejak Kelas 7 hingga Kelas 9. Menu-
rutnya, belajar menulis berita dan
foto membuka pemahaman bahwa
sebuah hasil karya memerlukan
proses berliku, tidak langsung jadi.
Menulis tidak hanya duduk di
meja, tapi mengharuskan kita men-
cari informasi lebih dulu. "Rasanya
senang sekali ketika tulisan saya
tentang proses pemilihan OSIS peri-
ode 2011-2012 dimuat di majalah
sekolah," katanya. (*)
insight
61 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Lukis
CapingLaporan : Cynthia Clarissa dan Lavenia
Puluhan murid SMP Katolik Santa Clara mengikuti Lomba Lukis Caping di kantin sekolah pada Jumat (8/11/2013) . Selama dua jam sejak pukul 10.00 WIB, peserta harus melukis dengan tema ‘Surabaya’.
Sebelum memulai lomba para peserta
mengambil nomor urut, menerima caping
yang akan dilukis dan menyiapkan perala-
tan. Setiap peserta mencari tempat duduk
dan bersiap lomba sesuai aba-aba panitia. Kurang
lebih ada 50 peserta.
Lomba dimulai. Mereka semua melukis dengan
antusias. Ada yang memulai dengan membuat
gambaran dengan pensil dan adapun yang lang-
sung melukis.
Ada yang melukis Sura dan Baya, Tugu Pahla-
wan, Bambu Runcing, I Love Surabaya dan ada
juga yang menggunakan motif bunga, aksara
Jawa.
Kira–kira 30 menit kemudian, lukisan–lukisan di
atas caping sudah mulai terlihat bentuknya. Sete-
lah kurang lebih 90 menit banyak peserta berhasil
menyelesaikan gambar di atas caping mereka.
Waktu sudah hampir selesai, mereka semakin antu-
sias dan semangat. Biar bangga kelas yang diwakil-
inya. (*)
62MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
insight
ukis
ingOleh : Audrey Geraldine
Sudah sejak awal Tim Foto Majalah DIAN TARA terbentuk, pembina ekstra kami men-yampaikan sedikit demi sedikit tugas yang harus dikerjakan. Salah satunya, mengkreasi cover (sampul depan).
Entah berapa kali cover majalah kami bahas, ter-
masuk memilih setting foto pada waktu malam
hari, serta merekrut lima orang model anak Kelas
8. Situasi tidak mendukung. Ada hujan abu dari
Gunung Kelud, rencana awal gagal.
Padahal, kami sudah mengemas janji dengan para model.
Ganti ke rencana kedua. Kami tidak mau terhambat lagi.
Lokasi foto indoor jadi pilihan. Lokasinya di salah satu stu-
dio di kawasan Nginden.
Tapi konsekuensinya, kami harus mengeluarkan biaya
sewa. Kami menggunakan dua tempat di studio itu. Satu
tempat sewanya Rp 180.000. Okelah, rencana jalan.
Sempat tersendat karena menunggu properti yang keting-
galan. Kurang lebih dua jam, akhirnya ada opsi foto untuk
cover majalah. Salah satunya, yang dipasang di halaman
depan luar dan belakang luar majalah ini.
Tidak berhenti di situ, karena lokasi outdoor pertama di-
batalkan, kami mencari alternatif lain. Dua lokasi menjadi
pertimbangkan, dengan beberapa model yang berasal dari
Kelas 8.
Beruntung, cuaca mendukung rencana kami. "Hei, ada
keperluan apa di sini," hardik seorang satpam ketika kami
turun dari mobil dan siap melakukan pengambilan foto.
Kami jawab mau foto untuk keperluan majalah sekolah.
Dua Kali KenaCegat Satpam
cover story
63 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
"Harus ada izin dulu,” kilah si satpam lagi. Syukurlah, ada
salah satu dari orangtua Tim Foto yang mengenal pemilik
perumahan itu. Sudah pasti para satpam tidak mudah per-
caya begitu saja dan meminta bukti kepada kami.
Akhirnya, teman kami menelepon ayahnya dan mem-
berikan kepada salah satu satpam itu. Setelah perbincan-
gan agak lama, kami diberi izin mengambil foto di tempat
pertama itu. Merasa kurang dengan hanya beberapa opsi
foto, kami sepakat mengambil pemotretan kedua di sekitar
lokasi.
Lagi-lagi ditanyai satpam yang berjaga di situ. “Tadi su-
dah izin satpam yang di depan Pak,” ucap salah
satu dari kami. “Namanya
siapa satpam di depan,"
balas salah seorang sat-
pam.
Seperti proses dengan
satpam pertama, teman
kami harus menelepon
ayahnya. Ponsel lantas
disambungkan ke
satpam. Izin kemudian
turun, dan kurang
lebih tiga jam, kami
mengambil foto di
tempat itu.
Sudah cukup lama,
kami kembali ke
Galaxy Mall, tempat
kami berkumpul un-
tuk lokasi kedua itu.
Para model kami
ajak makan bersa-
ma sekaligus men-
gucapkan terima
kasih karena telah
menyediakan waktu
kepada kami untuk
kepentingan majalah sekolah DIAN TARA.
***
“Tim Foto sudah menyelesaikan tugas. Tinggal presentasi
ke anak-anak jurnalistik,” begitu kata Pak Hari. Saat jam
Ekstra Jurnalistik, kami memaparkan beberapa foto kepada
teman-teman dari tim lain.
Kami berikan opsi foto terbaik dan menjelaskan alasan
kami memilih foto, termasuk menjelaskan tentang pemilihan
para model. Setelah diskusi cukup panjang, akhirnya terpilih
satu foto yang menurut semua anak Ekstra Jurnalistik Kelas
8, paling baik .
Foto itu menggambarkan lima siswa SMP Katolik Santa
Clara berada di depan sebuah buku 'raksasa'. Ada yang
membawa bola basket. Pesan yang ingin disampaikan dari
foto itu, anak Sanclar itu, beprestasi baik akademik dan non-
akademik. (*)
64MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Cover Story
Barangkali beliau yang satu ini istimewa. Kenapa? Banyak sekali gelar di depan atau belakang na-manya setelah 12 tahun. Ya, dia Bapak FX Ervan Fabianto atau akrap disapa Pak Ervan, guru TIK Kelas 9 sejak 1991.
Idolanya Galileo Galilei karena
mampu menentang apapun
demi kebenaran. “Setiap hidup
pasti ada perjuangan, setiap
sukses pasti melalui rintangan,
setiap menang pasti melalui per-
tarungan, setiap lulus pasti melalui
ujian, dan setiap keberhasilan pasti
ada usaha dibaliknya.”
Ungkapan Galilie ini se-
lalu menyemangati Pak Ervan
yang kini memiliki empat gelar
akademik dan satu gelar profesi.
Ada gelar Sarjana Teknik Elektro
di UK Petra tahun 1993, gelar S2
(Manajemen Keuangan Pascasar-
jana Unair tahun 2001.
Pada 2004 lulus S2 Teknik Infor-
matika Pascasarjana ITS, dan tahun
2006, melanjutkan lulus sarjan
Akuntansi di Universitas Katolik
Darma Cendika. Pada 2008, lulus
dari Pendidikan Profesi Akutansi
(PPAk) Unair dan mendapat Reg-
ister Negara beserta gelar profesi
sebagai Akuntan (Ak).
Wah, banyak juga. Jika semua
gelar digabung akan menjadi
FX Ervan Fabianto ST, SE, MM,
MKom, Ak.
“Ilmu pengetahuan adalah harta
dalam diri bagi orang yang mau
selalu belajar," ujar Pak Ervan
memberi motivasi. "Susah atau
tidak, tergantung komitmen." (Me-
liana Jesslyn/Tania)
Siapa yang tidak ke-
nal Dra Sri Rahayu
Prihatin atau disapa
Ibu Rahayu. "Hidup
adalah suatu perjuangan,
dalam hidup kita harus tetap
berusaha disertai doa." Kata-
kata motivasi ini terpatri
dengan baik di benak wanita
kelahiran 1963 ini.
Wanita yang senang kegia-
tan sosial di lingkungan-
nya ini telah mengabdi di
sekolah SMP Katolik Santa
Clara selama 25 tahun dan
tentunya sangat tahu pasang
surut sekolah ini dari gen-
erasi ke generasi. "Secara
fisik dan kualitas siswa,
semakin meningkat," tutur
Bu Rahayu.
Pengajar PKn ini memang
sejak kecil ingin menjai guru
dan berharap murid-murid
sekarang tidak hanya pan-
dai ilmu pengetahuan tetapi
mampu mengembangkan
nilai-nilai spiritual dan pu-
nya kepribadian baik dalam
berbagai lingkungan, lebih-
lebih dalam menghadapi era
globalisasi. (Danie Hartono/
Michelle Gozali)
Nilai Spiritual
Suara merdu dan karya
indah, itulah Ibu Maria
Agustina Setiayati atau Ibu
Maria. “Melakukan hal–hal
kecil dengan baik dan bertanggung
jawab, maka hal–hal besar dapat
dilakukan dengan baik pula," kata
pengampu Seni Budaya ini.
Menurut Ibu Maria, kemajuan se-
kolah Santa Clara ini dari tahun ke
tahun sangat baik. Setiap tahun ada
bidang pelajaran yang maju serta
memiliki keunikan dan kelebihan
baru. "Anak-anaknya sopan, keke-
luargaan dan tidak ada perbedaan
dalam berteman," paparnya.
Men-
gajar di
sekolah
Katolik
adalah
keinginan-
nya karena
sejak kecil bersekolah di sekolah
negeri. Impian Bu Maria adalah
membuat murid–murid yang diajar-
inya menjadi pandai dan ternyata
tercapai. Sebagian besar kini sukses
dalam hidupnya. "Kembangkan se-
mua talenta yang diberikan Tuhan,”
tambah Bu Maria. (Ghenoveva/
Vincentia)
Kecil dan Besar
Komitmen
Our teacher
65 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Rasanya
ingin kembali lagi.
Itulah perasaan
menyesak saat pe-
sawat take off meninggalkan
Krung Thep Mahanakhon
Amon Rattanakosin Mahi-
nthara Yuthaya Mahadilok
Phop Noppharat Ratchathani
Burirom Udomratchaniwet
Mahasathan Amon Piman
Awatan Sathit Sakkathattiya
Witsanukam Prasit atau lebih dikenal sebagai Kota
Bangkok.
Tiga hari atau persisnya berangkat 26 Maret 2014
malam dan kembali 29 Maret 2014, menjadi hari-
hari yang sangat berbeda. Beberapa guru Sanclar
bersama keluarganya menikmati liburan di masa
pendek itu. “Kami menikmati waktu santai di sana
karena kami bisa bebas dari kegiatan sehari-hari
kami,” tutur Mom Evi.
Dengan dukungan sebuah biro perjalanan dan
pemandu yang mampu berbahasa Indonesia, me-
mutari Kota Bangkok dan menjelajah Pantai Pattaya,
seolah berada di negara sendiri. Rombongan yang
berjumlah 18 orang itu ke mana-mana dilayani
dengan bus besar kapasitas 40 tempat duduk. Sangat
nyaman.
Yang mengganggu mungkin suhu udara yang
cukup panas di ibukota Negeri Gajah Putih itu. Rata-
rata setiap hari mencapai 37 derajat Celcius. Bahkan,
dalam
bulan-bulan tertentu,
dapat menyentuh 39
derajat Celcius, sehingga
memaksa warga enggan
turun ke jalan.
Menurut Mom Evi,
dalam tiga hari per-
jalanan yang menyenangkan itu, rombongan
mengunjungi floating market buatan di Pattaya, Wat
Pho, Wat Arun (vihara terbesar di dunia), lalu ke Gems
Factory (tempat pembuatan dan pengolahan batu
berharga menjadi perhiasan siap pakai).
Kemudian mampir Honey Factory (tempat
produksi madu dan berbagai hasil olahan yang ter-
buat dari madu seperti royal jelly, madu, bee pollen,
es krim, balsem dan sebagainya). Kedua tempat itu
menjadi salah satu tujuan tur bagi yang ikut biro
perjalanan. Pemerintah Thailand memang men-
yarangkan biro perjalanan membawa rombongan ke
sana setiap berkunjung ke Bangkok.
“Sebenarnya, yang kami lakukan di sana (Bangkok)
itu, hanyalah berdoa, makan dan tertawa,” begitu
Mom Evi memaknai perjalanan tiga hari ke negara
dengan arus wisatawan paling tinggi se-Asia Tenggara
itu.
Bukan hanya objek wisata, yang paling ditunggu
adalah merelakan isi dompet keluar ketika berbelanja
di mal atau pasar yang menawarkan harga murah me-
riah. Yang paling popular adalah di Mah Boon Krong
(MBK) Mall, yang hanya 10 menit jalan kaki dari Siam
Discovery, lokasi Museum Lilin Madame Tussauds.
Tinggal menyeberang saja.
Pusat perbelanjaan itu bagaikan ‘Mangga Dua’-
nya Bangkok. Di sini kita dapat menemukan berb-
agai macam barang dengan harga yang jauh lebih
murah seperti pakaian, sepatu, elektronik, aksesori
dan sebagainya.
Karena pas akhir pekan, rombongan sempat menik-
mati pasar senggol karena saking penuhnya, yakni
Chatuchak Market. Pasar tradisional ini menawarkan
segala macam barang dan makanan. (*)
Fun Weekend inBangkok
66MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our teacher
Dua tim Pramuka SMP Katolik Santa Clara siap mengikuti Pekan Kekerabatan X di
Coban Rondo, Batu, Jawa Timur, 19-26 Juni 2014. Mereka adalah Regu Naga (putera)
dan Regu Matahari (puteri). Personel dua tim adalah mereka yang lolos kegiatan
lomba tingkat I sebelumnya.
"Lomba tingkat I untuk evaluasi kegiatan
regu penggalang di lingkungan Gugus
Depan Persiapan sekolah," ujar Kak Yusti-
nus, salah satu Pembina Pramuka di sela
lomba, akhir Januari 2014.
Ada dua regu puteri dan dua regu putera yang ikut.
Semuanya peserta ekstra pramuka tahun pelajaran
2013/2014 setiap Jumat, didampingi Kak Vera, Kak
Priza, Kak Bangkit, Kak Haryadi dan Kak Yustinus.
Empat regu itu harus menyelesaikan tugas seperti
baris-berbaris, pioneering, pembuatan kaki tiga, peng-
etahuan kepramukaan, sandi dan kode etik dan kode
moral pramuka.
Dua regu yang akhirnya terpilih adalah
Regu Naga (Eric R, Kevin S, Fernando A, William
H, Kent P, Vincentius S, Fernando, Felix S), dan Regu
Matahari (Rince S, Audrey L, Claudia C, Ghenoveva C,
Seraphine A, Ferline, Adela).
Untuk persiapan kemah selama seminggu itu, kedua
regu melakukan persiapan khusus sejak April 2014,
pada hari Sabtu atau hari–hari libur sekolah, seperti
penguatan fisik, latihan pengetahuan kepramukaan,
olah seni yang akan dipersembahkan dalam pentas
budaya, dan masih banyak lagi.
Latihan tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga
di luar. Misalnya, 1 Mei 2014, tim menggelar latihan
fisik sekaligus pelantikan di Wisma Yohanes, Grand
Trawas, Trawas.
"Kami dilatih untuk melakukan hal–hal yang diperin-
tahkan, nggak boleh mengeluh, dan harus tetap se-
mangat," tutur Seraphine.
Di Grand Trawas juga, anggota Regu Naga dan Ma-
tahari resmi dilantik dari Pramuka Penggalang Ramu
menjadi Pramuka Penggalang Rakit, sekaligus berhak
mengenakan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). (*)
Siap Fisik Siap Mental
x-tra
67 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Kehidupan kampung dimulai kegiatan
pribadi setiap hari pukul 05.00-08.00.
Kehidupan kampung adalah dikoordi-
nasi kampung. Bisa kerja bakti, jalan-
jalan, lomba olah raga, permainan tradisional,
pentas budaya, api unggun, dan sebagainya.
Dari ragam kegiatan, setiap peserta bakal
wajib menyuguhkan makanan khas daerah asalnya ketika sesi
'Festival Kuliner Nusantara', untuk dinikmati bersama oleh
seluruh kampung.
Tamu undangan dan para pembina yang tidak masuk dalam
kampung bisa menikmati Kuliner Nusantara di stan yang ada.
Saat pentas budaya, staf Kontingen boleh saling mengunjungi
stan kontingen lain untuk bertukar suvenir. Bentuknya, bisa
barang khas daerah atau badge yang dicetak khusus.
Menurut info terakhir, pada malam terakhir akan diisi
Panggung Hiburan Perpisahan, tuan rumah Pekan Kekera-
batan X 2014, Kontingen Malang siap menggelar tari Topeng
Grebeg Sabrang, diikuti seluruh peserta. Tari massal ini
diharapkan dapat memecahkan rekor Museum Rekor Indo-
nesia (Muri). (*)
Lokasi Kemah :
Wana Wisata Coban Rondo.
Akses :
12 km dari Kota Batu atau 24 km dari
Kota Malang. Waktu tempuh satu jam.
Rute :
Surabaya–Purwosari–Lawang–Sin-
gosari – Karanglo – Karang Ploso–Ko-
ta Batu– Coban Rondo (patung sapi).
Dari Kuliner hingga Pentas BudayaHajatan besar sepekan menggalang kekerabatan menampilkan berbagai kegiatan setiap harinya. Begitu datang, peserta mas-uk area yang disebut kam-pung. Lalu, diawali upacara penerimaan peserta (19 Juni 2014), dan nantinya, ada misa penutupan (perpisa-han), pada 26 Juni 2014.
68MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
x-tra
x-tra
69 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Bermain Bajak LautLaporan : Leon, Nicho, Thasya, Ella
Kepala Sekolah SMA Selamat Pagi menyambut kedatangan peserta
outbound dari SMP Katolik Santa Clara. Inti sambutan mengajak siswa
meneguhkan iman karena sangat dibu-tuhkan di masa depan, sehingga hidup
menjadi baik dan tidak mudah dibodohi orang lain.
Gelombang outbound Kelas 8 berlangsung
lima kali pada 1-5 Oktober 2013, mulai
Kelas 8A disusul, 8B, 8C, 8D dan tera-
khir, 8E. Setiap kelas dibagi dalam empat
kelompok berisi 10 anak, dan seharian melakukan
aktivitas di Kampoeng Kidz, Kota Batu.
Tidak langsung outbound, siswa yang sudah
ganti baju diajak membuat yel-yel lucu dan unik
dan belajar ke perkebunan tomat. "Nggak mudah
ya memilih tomat yang bagi, harus benar-benar
memperhatikan warna, tingkat kematangan,
bahkan letaknya," ujar Nicho.
Kakak pembina yang mendampingi mengizinkan
setiap anak memetik lima tomat segar untuk
dibawa pulang, gratis tanpa membayar. Dan, tet...
tet....tet....permainan mengambil harta karun dari
bajak lautpun segera dimulai.
Seru. Ada seluncur lumpur, jembatan keseim-
bangan, merangkak dalam lumpur, melewati
terowongan air, sampai meniti papan kecil licin.
Maknanya, menga-
jarkan keseimbangan,
melatih kerja sama,
menumbuhkan kebera-
nian.
Meski sudah dilewati,
harta karun belum dipe-
roleh, masih tersimpan
di pulau kecil di tengah danau. Para siswa ter-
masuk guru harus berenang untuk mencapainya.
Yang berhasil naik ke pulau kecil segera didorong
kembali ke danau oleh para bajak laut. Beberapa
puluh menit berkelahi, para bajak laut akhirnya
jatuh ke danau. Siswa-siswi pun berhasil merebut
harta karun itu.
"Bentuknya hanya mainan tapi sarat ilmu. Ini
berguna buat masa depan," kata Gerald Bryan.
"Senang sekali bisa makin tahu artinya kerja sama
antar tim, tolong menolong, dan tidak mementing-
kan diri sendiri."
Usai mandi dan istirahat, sebelum pulang boleh
membeli oleh-oleh seperti kerajinan tangan, cami-
lan, mainan, dan lain-lain.
Sebelumnya, untuk Kelas 7 ada kegiatan Bina
Rohani di Wisma Betlehem Puh Sarang, Kediri,
dengan pendamping Sr Maria Lordes Uran MC,
Sr Marselina Siu, MC, Bapak Stefanus Muryadi,
Bapak Yulius Haryadi dan wali kelas. Pengala-
man mereka diharapakan dapat menjadi bekal
kehidupan mendatang. Biarkan dirimu disapa oleh
Tuhan supaya Tuhan hadir dan berkarya dalam
dirimu. (*)
'Nggak mudah ya memilih tomat yang bagi, harus benar-benar memper-hatikan warna, tingkat kematangan, bahkan
letaknya'
70MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our activities
Laporan : Mary Vannesa 9B-7
Hari itu tiba juga. Senin, 28 Oktober 2013,
siswa Kelas 9 SMP Katolik Santa Clara
dengan dukungan Sparta
Tour menjalani study tour
ke Bandung selama lima hari empat
malam. Kegembiraan bercampur
kelelahan tapi beberapa dari mereka
ada yang berat meninggalkan kelu-
arganya di Surabaya. Padahal, inilah
kesempatan untuk semakin dekat
dan mengenal satu sama lain.
Semua sudah siap pukul 15.00
WIB di Stasiun KA Pasar Turi Sura-
baya. Banyak yang tidak sabar dan
terus menerus melihat jam, “Aduh,
berapa lama lagi?” “Eh, sudah jam
berapa ini?” “Pak, kapan masuk
kereta.” Sisanya lebih asyik main
game di gadget masing-masing.
Setengah jam kemudian ada pang-
gilan untuk rombongan agar masuk
gerbong kereta api. Semua sigap men-
gambil kopor. Perjalanan Surabaya-
Bandung kurang lebih 14 jam. Meski
sudah duduk di kursi masing-masing,
banyak juga yang keliling pindah-
pindah buat tukar tempat.
“Biar ngobrolnya asyik,” kata
Adrian, salah satu pembuat kera-
maian Kelas 9B. “Aku ditinggal orang-
orang pacaran semua. Aku jomblo sama Shella, terus…
makanan di kereta nggak enak, soale daging.,” tukas
Venus, Ketua Kelas 9B yang memang vegetarian.
Kurang lebih pukul 06.00 WIB, tiba di Bandung.
Persiapan sebentar di hotel lantas masuk bus
menuju Bosscha. Banyak pengetahuan tentang
planet dan benda luar angkasa yang bisa dipelajari
di sana sebelum berlanjut ke ke Gunung Tangku-
ban Perahu yang terkenal itu.
“Eh, baru 10 menit foto-foto, tiba-tiba kabut dating
dan turun hujan. Jadi, harus buru-buru kembali ke
bus,” kata Venus yang terlihat kecewa. Keindahan
kawah hanya terlihat sebentar. Hujan juga
menghalangi rombongan
mendapatkan shuttle bus
karena jumlah sedikit.
Waktu terkuras habis untuk
menunggu.
Ditimpa gerimis, per-
jalanan beranjak ke Ciater.
Anak-anak terlihat antusias
mencoba nikmatnya pe-
mandian air panas itu. Tapi,
beberapa tidak tahan lapar,
sehingga usai dari Ciater
langsung menyantap menu
seafood di Resto Rumah
Ikan.
“Hotelnya enak tapi
sayang, dua orang
satu kamar. Kurang
seru,” ujar Venus sambil
mengempaskan badan
ke ranjang begitu malam
hari tiba di kamar hotel.
“Di Bandung kan mau
memorable, jadi seharus-
nya sekamar empat orang
atau tiga gitu biar bisa lebih
terkenang, hehehe.”
Hari pertama penuh kelelahan, karena baru
perjalanan lama sudah diteruskan serangkaian
acara dan tujuan, apalagiditambah kehujanan.
Tetapi, hari esok merupakan hari yang paling di-
tunggu. Apalagi kalau bukan seru-seruan di Trans
Studio Bandung. (*)
Eh, Baru Foto Kabut Turun
our activities
71 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Laporan : Alicia Maydeline 9A-9, Andrew Por-
wanto 9a-25, Stephanie Cindy 9B-14
Jarum jam belum menyentuh angka 7 tapi ruang makan Hotel V Bandung su-
dah penuh anak-anak berbaju abu-abu. Bahkan, beberapa sudah bercengkera-
ma di lobi hotel atau di bus yang parkir di halaman hotel.
Menu sarapan hari ketiga cukup lezat
dan bervariasi. Ada nasi goreng, mi
goreng, bubur ayam, cah kangkung,
beberapa roti, croisannt, sereal dan
susunya. Tak lupa minuman air minerl, jus jeruk
dan jus kiwi.
Usai sarapan, empat bus meluncur ke Museum
Geologi. Di bangunan dua lantai ini, dapat melihat
jenis-jenis tanah, fosil berbagai hewan, dan replika
T-Rex atau dinosaurus. "Banyak sekali yang bisa
kita pelajari ya di sini," kata Michelle Rasali sambil
memotret setiap replika yang dilewatinya.
Dua lokasi menjadi tujuan selanjutnya, Museum
KAA atau Gedung Merdeka dan Sabuga ITB. Ban-
yak eksperimen tentang alam dan benda di Sabuga.
Salah satunya, kaca yang dapat mengingat cahaya.
Ketika ada benda menempel atau menghalangi
kaca dari cahaya, si kaca bisa menampilkan bayan-
gan dari benda itu dengan warna lebih gelap.
Rombongan juga menikmati film tentang penye-
baran dan aktivitas gunung di dunia serta dampa-
knya di ruang multimedia yang atapnya berben-
tuk kubah. Ketika film diputar, proyektor film itu
diarahkan ke atap kubah dan mampu menciptakan
kesan tiga dimensi. "Keren banget ya," tutur Garry
dari Kelas 9A.
Selingan makan siang membuat semangat. Apal-
agi, ada lima jam untuk dihabiskan di Trans Studio
Bandung. Anak-anak bebas memilih wahana
mainan, dari Dunlop Transcar, Dunia Lain, Raksasa,
Trans Cinema Theater, Vertigo. Sayang, karena ala-
san cuaca, Yamaha Roller Coaster ditutup.
"Habis makan enak, tapi kecewa karena nggak
bisa main roller coaster," ucap Michelle yang di-
amini sejumlah temannya.
Hari terakhir study tour, seperti biasa membeli
oleh-oleh. Dari Cibaduyut, terus ke CiWalk, hingga
pusatnya pisang molen, Kartika Sari. "Tur kali ini
seru dan menyenangkan," kata Michael Adisas-
mita.
Kereta akhirnya membawa rombongak Kelas 9
kembali ke Surabaya. Kurang lebih 13 jam per-
jalanan. Setelah itu, siswa kembali ke sekolah.
"Masih kurang," kata semua anak di sekolah sete-
lah libur beberapa hari. (*)
Big Day
72MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our activities
Dari : Clarice Gerald
Untuk : Bryan Gregorius
Pesan : It's crazy how I automati-
cally smile when I see u
Dari : Shergun
Untuk : My friend
Pesan : I hope we can always be
friend
Dari : Someone
Untuk : Bryan Gregorius
Pesan : You are every song and I'll
sing along
Dari : Bu Venny
Untuk : Murid Kelas 7ABCDE
Pesan : Tingkatkan prestasimu di
kelas selanjutnya. Kalahkan musuh
kemalasan dengan lebih giat lagi
Dari : Pak Bangkit
Untuk : Semua Kelas 9
Pesan : Selamat dan sukses
Dari : Me
Untuk : Bryan Gregorius
Pesan : You are everything to me
Dari : Bu Atik
Untuk : Anak2 Kelas 9
Pesan : Rajin belajar dan sukses
selalu
Dari : KPS
Untuk : Peyek
Pesan : Stay work with your heart
Dari : Kelas 7A
Untuk : Bu Tutik
Pesan : Guru kelas paling baik
sedunia. Keep smile.
Dari : Seseorang
Untuk : Beberapa orang
Pesan : Kawan-kawan, tetaplah
alim dan tingkatkan kerja sama
Dari : Bu Maria
Untuk : Rekan-rekan Guru di
SMPK St Clara tercinta
Pesan : Mari bersama-sama
menghayati dan melaksanakan
'panggilan' kita dalam mendamp-
ingi 'mutiara2' yang dipercayakan
Tuhan dan para orangtua kepada
kita semua. GBU
Dari : Someone
Untuk : 8E-30
Pesan : Be mine
Dari : Si Pitong
Untuk : Agatha NGN (8B)
Pesan : Kamu selalu di hatiku
Dari : Anonymous
Untuk : KPS 8E
Pesan : Bikin dong fanbase, nanti
aku endorse krupuk yang ada ka-
cangnya
Dari : NN
Untuk : Somebody
Pesan : Follback hatiku dong
Dari : Maruin
Untuk : Matthew Bryan, Eka R, Edo,
Felix, Michael, Leon, Randy, Garry,
Daniel, Richard, Nicho
Pesan : Halo halo
Dari : 5X
Untuk : PxBe Couple
Pesan : Longlast eapsz
Dari : Bu Venny
Untuk : Kelas 8ABCDE
Pesan : Tidak ada kata terlambat,
asal ada kemauan pasti akan su-
kses. Tingkatkan prestasimu
Dari : Bu Atik
Untuk : Kelas 8ABCDE
Pesan : Belajar rajin, selamat naik
kelas
Dari : Bangkit Husada
Untuk : Semua anak Kelas 7 dan 8
Pesan : Selamat dan sukses
Dari : Bu Maria
Untuk : Anak-anak Kelas 9ABCD
Pesan : Selamat atas berakhirnya
proses studi di SMPK St Clara dan
berprestasilah di sekolah yang baru.
Jagalah api Lux est Vita
Dari : Pak Yosua Benny Barkah
Untuk : Alumni SMPK Santa Clara
Pesan : Bawa dan jaga baik2 nama
sekolah Santa Clara di tempat, di
mana engkau diizinkan Tuhan be-
rada. Be Smart Crew
Dari : Pak Yousa Benny Barkah
Untuk : Teman2 ku pendidik, sus-
ter, bapak dan ibu guru dan karya-
wan
Pesan : Mari kita membawa anak2
didik yang dipercayakan kepada
kita untuk mengenal Yang Maha
Kudus
Dari : 8 JAGS
Untuk : Our ex
Pesan : FYB , DYB (: , (ILY ^^)
your message
73 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
Dari : Shella Angeline ( IX A)
Untuk : Ardito ( IX C)
Pesan : Sekarang dan selamanya
aku akan menunggumu
Dari : 8 JAGS
Untuk : Para cowok yang kita say-
angi @8 GAS
Pesan : Terima kasih
Dari : Seluruh crew Anonymous
Films
Untuk : Om Producer ( Albert Lu-
cano)
Pesan : Kalau mau syuting nyiapin
kameranya jangan sejam dan jan-
gan lupa bawa memory card setiap
syuting.
Dari : Kelas 8
Untuk : 7D-1
Pesan : Ojok suka marah–marah
ta…..
Dari : Someone
Untuk : Elizabeth Merrygold Chan
Pesan : Walaupun kamu jalan
ke utara dan aku jalan ke selatan
pada suatu saat nanti kita pasti
bertemu
Dari : Editor anonymous film
Untuk : Teman di 8D ( Cewek)
Pesan : Maukah kamu mengedit
hatiku
Dari : Pak Yosua Benny Barkah
Untuk : Seluruh warga sekolah
Santa Clara
Pesan : Ingat, tubuh kita adalah
Bait Roh Kudus (1Kor 6:19)
Dari : Pak Yosua Benny Barkah
Untuk : Siswa siswi Kelas 7, 8, 9
Pesan : Kembangkan talenta dan
kapasitasmu dengan sebaik-baikn-
ya dan sebenar-benarnya untuk
kemuliatan nama Tuhan Yesus
Dari : Pak Yosua Benny Barkah
Untuk : Diri saya sendiri (dan
orang lain)
Pesan : Tetaplah bersinar seperti
lilin walau sinarmu tidak diterima
dan dihargai oleh sekitarmu
Dari : JT 16
Untuk : MAKW
Pesan : I will never forget about you!
Dari : Someone
Untuk : 7E/26
Pesan : Eh, jangan ngutang terus!
Dari : Anonymous film
Untuk : Semua yang membaca
Pesan : Dukung dan tonton film
kami yang berjudul “ The Detec-
tives: The Missing Ones”. Skala Hol-
lywood lho !!!
Dari : Someone
Untuk : Aldo 9C
Pesan : Halo ko ! : D
Dari : RNEP
Untuk : Semuanya, teman teman
dan guru guru
Pesan : Terima kasih atas segalan-
ya, maaf atas kesalahanku.
Dari : CHC
Untuk : Kevin Prayoega
Pesan : Mau nggak?
Dari : Maxwell Aurelius
Untuk : Antonio Erson
Pesan : Jangan kalah terus ?
Dari : 8E-16
Untuk : Bu Priza, Bu Rahayu, Pak
Wi, Bu Atik, Lao shi Venny, Ms Lili,
Bu Ana, Bu Maria, Bu Ver, Bu Iin,
Pak Har, Pak Beni, Bu Nancy, Mam
Evi
Pesan : Terima kasih
Dari : Bu Venny
Untuk : Kelas 9ABCD
Pesan : Selamat dan sukses ya,
jangan merasa puas dengan
prestasi sekarang, tapi ting-
katkan selalu sesuai dengan cita-
citamu
Dari : Bu Maria
Untuk : Seluruh siswa Kelas 7, 8, 9
Pesan : Terima kasih atas kerja sa-
manya dalam proses belajar men-
gajar tahun pelajaran 2013/2014.
Sukses selalu. JBU
Dari : Someone
Untuk : Aldo 9C
Pesan : Halo ko !
Dari : Sutradara Anonymous film
Untuk : Teman perempuan di kelas
#8D
Pesan : Maukah kamu menyutra-
darai lubuk hati saya?
Dari : RNEP
Untuk : Anak – anak Art Design
Pesan : Terima kasih untuk se-
muanya, semangat selalu, ya!
74MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our message
Dari : Someone
Untuk : 9D-31
Pesan : See you next time :D
Dari : Alumni
Untuk : Guru tercinta
Pesan : Semoga sukses dan awet muda
Dari : Martinus Harijadi 8C
Untuk : Synrivia Gunawan 8C
Pesan : Selamat ya sudah lolos
audisi tim dance DBL !!!(perfect
balet ever)
Dari : Someone
Untuk : Eric Richardo ( 8B)
Pesan : Raihlah “ DPR” sekuat
tenagamu !!!
Dari : Someone
Untuk : Somebody
Pesan : Saya udah lama menyim-
pan perasaan ini.
Dari : Pak Hari Jurnal
Untuk : Anak2 Kelas 7, 8, 9
Pesan : Untuk yg ikut ekstra, mo-
hon maaf kalau selama setahun ini,
tidak mampu membuat kalian lebih
baik dari sebelumnya.
Dari : 8 JAGS
Untuk : SWAG
Pesan : Hi ^^
Dari : 8 JAGS
Untuk : Our crushes and boyfriend Pesan : We loved you, we love you,
and we will always love you
Dari : NN
Untuk : Meliana J.D(8B)
Pesan : Aku suka kamu.
Dari : 8E-19
Untuk : 25
Pesan : Jangan pergi ke Jogja
Dari : Kimberly
Untuk : Lisa
Pesan : Halo!
Dari : Lisa
Untuk : Kimberly
Pesan : Hai!
Dari : Martin, Vialover
Untuk : Synrivia 8C
Pesan : Aku suka dari kelas 1 SD
Dari : Priscilia
Untuk : Lia,There,Feli
Pesan : Keep smile! Jok lupa sama
kita semua. I will miss you
Dari : Bu Maria
Untuk : Anak-anakku Kelas 7D yg
terkasih
Pesan : Jangan pernah lupa-
kan kebersamaan kita di tahun
2013/2014, baik dalam suka, ceria,
sedih, gembira, jengkel. GBU
Dari : Priscilia
Untuk : Saint-Ex
Pesan : Don’t forget our
our message
75 MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
memories!Love you all guys
Dari : 8 JAGS
Untuk : Our
crushes,friends,boyfriend
Pesan : We love you, open your
heart and love us back
Dari : Aku
Untuk : Kamu
Pesan : Love you mumumu!
Dari : Edo
Untuk : Stephanus
Pesan : Love you
Dari : Stephanus
Untuk : Edo
Pesan : Love you too
Dari : Me
Untuk : Randy Surya
Pesan : Ko, aku fans mu :3
Dari : Someone
Untuk : Someone
Pesan : Jangan deket-deket ter-
uss…..
Dari : Piggy
Untuk : Natasha Kyla Ardhani (8B)
Pesan : Aku fans mu,ce !!
Dari : 2 anon
Untuk : Jacqueline (8B)
Pesan : Selalu disayang
Dari : Aku
Untuk : Kamu
Pesan : Love you ko!!
Dari : Someone
Untuk : Aldo 9C
Pesan : Halo ko
Dari : NN
Untuk : Elaine 8e-13.
Pesan : Terima kasih untuk 3 bulan
ini
Dari : Brianna, Billy, Klaus
Untuk : Anggota SWAG
Pesan : Jangan galau aja
Dari : Cogan xxx
Untuk : Geka sayangku
Pesan : Aku pake baju putih
Dari : Seseorang dari 8E
Untuk : 8E-32
Pesan : Lav you!
Dari : Pak Hari Jurnal
Untuk : Stone Face
Pesan : Kamu itu istimewa banget
Dari : Brianna & Nicha
Untuk : SWAG
Pesan : Smoga tetap kompak
Dari : Lionel Messi & Neymar Jr.
Untuk : Vincentius Vernando Wiy-
oko (Edo) 8e-39
Pesan : Dibuka : audisi Barcelonista
baru.
Dari : Four a.k.a Tobias Eaton
Untuk : Georganne ES
Pesan : I followed you on twitter.
Dari : Bu Maria
Untuk : Anak-anakku Kelas 7D
yang kreatif, heboh, ceria, lucu
Pesan : Selamat atas kerja keras
kalian selama belajar di Kelas 7D,
hingga sukses dangan hasil yang
membanggakan
76MEDIA ANAK SANTA CLARA EDISI 10 TAHUN 2014
our message
MEDIA ANAK SANTA CLARA