diajukan untuk memenuhi persyaratan memperolah gelar sarjana sosial...

87
UPAYA UNI EROPA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN PENDEPORTASIAN KAUM ROMA OLEH PERANCIS TAHUN 2010-2012 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Afina Fitriani Rachmawati 1111113000099 PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: trinhdang

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

UPAYA UNI EROPA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN

PENDEPORTASIAN KAUM ROMA OLEH PERANCIS

TAHUN 2010-2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Afina Fitriani Rachmawati

1111113000099

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

UPAYA UNI EROPA TERHADAP PENDEPORTASIAN

KAUM ROMA DI PERANCIS TAHUN 2010-2012

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Juni 2018

Afina Fitriani Rachmawati

Page 3: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Denganini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Afina Fitriani Rachmawati

NIM : 1111113000099

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

UPAYA UNI EROPA TERHADAP PENDEPORTASIAN

KAUM ROMA DI PERANCIS TAHUN 2010-2012

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 09 Juli 2018

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ahmad Alfajri, MA.

NIP.

Menyetujui,

Pembimbing

Ahmad Alfajri, MA.

NIP.

Page 4: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

iv

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

UPAYA UNI EROPA TERHADAP PENDEPORTASIAN

KAUM ROMA DI PERANCIS TAHUN 2010-2012

Oleh

Afina Fitriani Rachmawati

1111113000099

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

09 Juli 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 09 Juli 2018

ABST

KetuaSidang,

Ahmad Alfajri, MA.

NIP.

Penguji I,

Robi Sugara, M.Sc

NIP.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional,

FISIP UIN Jakarta

Ahmad Alfajri, MA.

NIP.

Sekretaris Sidang,

Eva Mushoffa, MHSPS

NIP.

Penguji II,

Febri Dirgantara, M.M

NIP.

Page 5: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

v

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan upaya yang dilakukan Uni Eropa dalam

menyelesaikan sengketa yang terjadi antara Perancis dengan Kaum Roma,

kelompok minoritas yang berasal dari Rumania pada tahun 2010 hingga tahun

2012. Pemilihan periodesasi 2010 hingga 2012 karena pada tahun-tahun tersebut

kebijakan pendeportasian Kaum Roma diberlakukan hingga pada akhirnya

perubahan kebijakan oleh Perancis untuk menghapuskan klausul pendeportasian

Kaum Roma. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa apa saja langkah-langkah

yang diambil oleh Uni Eropa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapai

Perancis dengan Kaum Roma. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis

kualitatif dengan sumber data sekunder berupa dokumen, buku, jurnal, surat kabar,

laporan serta artikel-artikel internet yang berkaitan dengan topik penelitian.

Penelitian ini menggunakan liberal institusional dengan konsep organisasi

internasional dan hak asasi manusia sebagai alat analisis. Penelitian ini

mengemukakan bahwa Uni Eropa telah mengambil langkah untuk menhentikan

diskriminasi terhadap Kaum Roma di Perancis. Adapun langkah yang ditempuh

Uni Eropa, yakni melakukan mediasi antara Perancis dan Rumania. Proses

mediasi ini berhasil mendorong Perancis untuk menghapus kebijakan

pendeportasian Kaum Roma tanpa menempuh proses hukum di Mahkamah Eropa.

Kata kunci: Uni Eropa, Kaum Roma, Perancis, Traktat Lisbon

Page 6: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Segala puja dan puji serta syukur hanya

kepada Allah Subhannahuwata‟ala, berkat nikmat dan hidayah-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam teriring kepada Rasulullah

Shalallahu „alaihi wasallam, khususnya telah menjadi inspirasi penulis selama

proses penyelesaian skripsi yang berjudul “upaya uni eropa terhadap

pendeportasian kaum roma di perancis tahun 2010-2012”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana sosial pada Program

Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibantu dan didukung oleh berbagai

pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua, Dr. Makmuri M.Si dan Rr. Soehardinah Rachmawati,

yang telah memberikan do‟a dan kasih sayang yang tidak ada hentinya

kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala selalu

memberikan kesehatan dan keberkahan di setiap langkah Bapak dan

Ibu. Serta adik penulis, Afita Fitriani Rachmawati, yang selalu

membawa suasana penuh dengan canda tawa. Juga tidak lupa suami

penulis, Muhammad Fadhil Khair yang selalu menjadi teman sharing

dikala suka maupun duka.

2. Papa Kemal, Mama Hartati dan Hakim yang telah menjadi keluarga

baru untuk Penulis dan selalu memberikan dukungan kepada penulis

dalam proses penyelesaian penelitian ini.

3. Bapak Ahmad Alfajri, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan yg terbaik

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

4. Bapak Adian Firnas, S.Ip, M.Si selaku Ketua program Studi Hubungan

Internasional dan Dosen Pembimbing Seminar Proposal serta seluruh

Page 7: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

vii

dosen pengajar program studi Hubungan Internasional yang telah

berbagi ilmu kepada penulis semasa kuliah.

5. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M dan Bapak Robi Sugara, M.Sc

selaku dosen penguji skripsi.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Shofi, Sekar, Novita, Suger,

Nadia dan Acha yang telah banyak membantu dalam segala hal yg

dibutuhkan oleh penulis.

7. Teman-teman HMI Komfisip, Hijri, Afdal Fitrah, Gerry Novandika,

Aco, Irfan, Bayu, Dara, Sopian, Dhony, Rahmat serta seluruh kanda,

yunda dan dinda-dinda yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Terima kasih untuk pengalaman berorganisasi yang penulis dapatkan

dari kalian semua.

8. Teman-teman HI 2011 yang tidak cukup jika disebutkan satu-persatu,

terimakasih untuk segala bantuannya dari awal mulai perkuliahan

hingga skripsi ini selesai.

9. Teman-teman KKN Ampera 2014 yang telah berbagi suka dan duka

bersama penulis selama sebulan di Pulau Untung Jawa.

10. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih untuk kesempatan dan

kerjasamanya selama masa studi dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari

itu, Penulis menerima setiap kritik, saran, masukan yang bersifat membangun dan

bermanfaat di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya dan studi Hubungan

Internasional.

Jakarta, 30 Juni 2018

Penulis,

Afina Fitriani Rachmawati

Page 8: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ............................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................ 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Tinjauan Pustaka.................................................................... 5

E. Kerangka Teori ...................................................................... 10

1. Organisasi Internasional ................................................. 12

2. Hak Asasi Manusia ........................................................ 13

F. Metode Penelitian .................................................................. 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 16

BAB II PENERAPAN TRAKTAT LISBON DI NEGARA-NEGARA

ANGGOTA UNI EROPA

A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa .................................. 18

1. Pembentukkan Uni Eropa .............................................. 18

2. Institusi Uni Eropa ......................................................... 21

a. Badan Penting Uni Eropa .......................................... 21

b. Badan Eksternal Uni Eropa ....................................... 27

3. Penyelesaian Sengketa Regional Oleh Uni Eropa ......... 30

Page 9: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

ix

B. Traktat Lisbon Menjadi Dasar Hukum Negara-negara Anggota Uni

Eropa ..................................................................................... 32

1. Imigrasi Dalam Traktat Lisbon ...................................... 36

BAB III PELANGGARAN TREATY OF LISBON OLEH PERANCIS

TERHADAP KAUM ROMA

A. Latar Belakang Kaum Roma………...................................... 42

B. Pelanggaran Konvensi Hak Asasi Manusia oleh Perancis .... 48

BAB IV ANALISA UPAYA UNI EROPA TERHADAP SIKAP

PERANCIS TERKAIT PELANGGARAN TREATY OF LISBON

A. Upaya Uni Eropa Untuk Menyelesaikan Sengketa ......... 55

B. Tantangan Uni Eropa dalam Menyelesaikan Konflik Etnis

Minoritas di Perancis ...................................................... 62

BAB V KESIMPULAN ..................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Negara Anggota Uni Eropa ....................................... 20

Page 11: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gypsy People in Europe ........................................................43

Page 12: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xii

DAFTAR SINGKATAN

ECJ European Court Of Justice

EIP European Immigration Pact

EU European Union

HAM Hak Asasi Manusia

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

TEU Treaty of European Union

UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees

Page 13: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Uni Eropa atau European Union (EU) adalah organisasi internasional yang

beranggotakan negara-negara di Eropa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan

integrasi ekonomi serta mempererat hubungan antar negara-negara anggota. Uni

Eropa juga merupakan forum yang membahas tentang penegakkan hak asasi

manusia, isu ekonomi dan isu politik serta meminimalisir konflik internal yang

terjadi di antara negara-negara anggota.1

Selain mempererat hubungan antar negara anggota, Uni Eropa juga

berusaha untuk memperkecil terjadinya diskriminasi antar warga negara anggota

Uni Eropa melalui kesepakatan Treaty Of Lisbon. Dalam Traktat Lisbon

membahas mengenai penghapusan batas internal suatu negara dan melakukan

kerjasama antar negara di kawasan Uni Eropa serta pembebasan perpindahan

barang, jasa, modal dan migrasi warga.2

Traktat Lisbon mengatur tentang pelarangan terkait perlakuan

diskriminasi sesama manusia berdasarkan agama, warna kulit, kewarganegaraan

dan strata sosial yang tercantum dalam Treaty on European Union Bab 1 Pasal 2

yang berbunyi sebagai berikut:

1 Central Intelligence Agency, “The World Factbook: European Union”, 4 April 2016; bag.

Introduction; tersedia di https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ee.html; diakses pada tanggal 11 April 2016 2 Jens-Peter Bonde, Consolidated reader-Friendly Edition of the Treaty on European Union (TEU)

and the Treaty on the Functioning of the European Union (TFEU) as amended by the Treaty of Lisbon (2007), (Denmark: Foundation for EU Democracy, 2008), 59-70.

Page 14: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

2

The Union is founded on the values of respect for human dignity, freedom,

democracy, equality, the rule of law and respect for human rights,

including the rights of persons belonging to minorities. These values are

common to the Member States in a society in which pluralism, non-

discrimination, tolerance, justice, solidarity and equality between women

and men prevail.3

Traktat Lisbon merupakan hasil amandemen dari Treaty on European

Union yang ditandatangani di Lisbon, Portugal pada tanggal 13 Desember 2007

oleh 27 Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Perwakilan Negara Anggota

Uni Eropa. Traktat Lisbon mulai diberlakukan pada tanggal 1 Desember 2009 di

seluruh negara-negara anggota Uni Eropa.

Uni Eropa memiliki perhatian khusus terhadap hak asasi manusia terkait

suaka dan migrasi dan menjadikan salah satu aspek penting dalam kebijakan luar

negerinya sesuai yang tercantum dalam Traktat Lisbon.4 Dalam Traktat Lisbon

telah disinggung bahwa Uni Eropa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi

Manusia. Kaum minoritas yang menjadi perhatian dunia saat ini karena masih

menghadapi masalah diskriminasi dan pelanggaran HAM di negara-negara

anggota Uni Eropa adalah Etnis Gipsi.

Etnis Gipsi, atau nama universalnya adalah Kaum Roma, merupakan kaum

yang nomaden atau suka berpindah-pindah tempat. Sekitar 10 juta jiwa atau 80%

populasi Kaum Roma di Eropa tinggal di negara-negara anggota dan calon

anggota Uni Eropa dan salah satunya berada di Perancis yang mengalami

perlakuan diskriminasi dan dikucilkan karena cara hidupnya yang mengisolasi diri

3 The Treaty on The European Union, Title I: Common Provisions, Article 2, page 15.

4 Council Of The European Union, “Human Rights and Democracy in The World”, 10 Mei 2010;

tersedia di http://www.consilium.europa.eu/uedocs/cms_data/docs/pressdata/EN/foraff/114330.pdf; diakses pada tanggal 10 April 2016

Page 15: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

3

dan tidak mau berbaur dengan masyarakat menimbulkan kecurigaan oleh warga

setempat terhadap kaum Roma ini.5

Selain itu juga, kaum Roma hanya

diperbolehkan membangun tenda diluar dari perkampungan yang tidak

mendapatkan aliran listrik serta air.6

Pada tahun 2010, Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy, mengeluarkan

kebijakan untuk mendeportasi kaum Roma yang berada di dalam wilayah Perancis

kembali ke Rumania dan Bulgaria.7

Kaum Roma yang masuk ke Perancis

merupakan imigran yang datang dari Rumania dan Bulgaria. Bagi kaum Roma

yang bersedia dipulangkan ke Rumania dan Bulgaria akan diberikan uang sebesar

300 Euro oleh pemerintah Perancis.8 Pendeportasian kaum Roma berawal pada

dua peristiwa yang terjadi di Perancis yaitu terbunuhnya Luigi Duquenet, seorang

pria Roma berusia 22 tahun, yang menurut polisi ia menerobos pos pemeriksaan

polisi di wilayah Saint Aignan.9 Media juga melaporkan bahwa pemuda tersebut

telah melakukan perampokan di sebuah kasino,10

tetapi laporan yang didapat dari

keluarga Duquenet bahwa Duquenet melakukan penerobosan karena ia belum

5 Jack A. Goldstone, “Roma Rights, Roma Wrong”, Foreign Affairs, Vol. 81 No. 2, (March 2012).

hal. 146-162 6 Dena Ringold, Mitchell Alexander Orenstein, dan Erika Wilkens, Roma in an Expanding Europe:

Breaking the Poverty Cycle, (Washington D.C: The World Bank, 2005), 68. 7 Daniele de Bernardin, “Protesters deride French president’s crackdown on Gypsies and new

security tack”, FOXNEWS.com, 4 September 2010, bag. World; tersedia di http://www.foxnews.com/world/2010/09/04/protesters-deride-french-presidents-crackdown-gypsies-new-security-tack.html; diakses pada tanggal 17 April 2016. 8 Steven Erlanger, “Expulsion of Roma Raises Questions in France”, The New York Times, 19

Agustus 2010; tersedia di http://www.nytimes.com/2010/08/20/world/europe/20france.html?_r=0; diakses pada tanggal 17 April 2016. 9 Q&A: France Roma Expulsion, BBC News, 19 Oktober 2010, bag. Europe; diakses dari

http://www.bbc.com/news/world-europe-11027288; pada 17 April 2016 10

Gavin Hewitt, “The Roma Repatriation”, BBC, 19 Agustus 2010; diakses dari http://www.bbc.co.uk/blogs/thereporters/gavinhewitt/2010/08/the_roma_repatriation.html; pada 12 April 2016

Page 16: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

4

memiliki surat izin mengemudi dan takut jika dilakukan pemeriksaan oleh polisi

tersebut. Peristiwa tersebut membuat kaum Roma melakukan penyerangan

terhadap pos polisi sebagai bentuk protes atas meninggalnya Duquenet.11

Oleh

karena itu pemerintah Perancis mengatakan bahwa kamp kaum Roma tersebut

merupakan sumber kejahatan.12

Tindakan ini mengundang respon tegas dari Uni Eropa karena Perancis

dianggap telah melanggar hak asasi manusia dengan melakukan diskriminasi

kaum minoritas13

dengan merubuhkan 300 kamp14

dan pemerintah setempat

berencana untuk mendeportasi 10.000 kaum Roma ke negara asal sebelum mereka

datang ke Perancis yaitu Bulgaria dan Rumania pada tahun 2011.15

Sarkozy

membantah bahwa ia telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap

etnis minoritas yaitu kaum Roma. Ia menganggap Kaum Roma sebagai kelompok

kriminal di Perancis, bukan sebagai etnis minoritas.16

Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji upaya Uni Eropa dalam

mengambil tindakan terhadap Perancis yang telah melanggar peraturan dasar Uni

Eropa yang ada di dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa yang merupakan

salah satu instrumen yang ada di dalam Traktat Lisbon untuk menjunjung tinggi

hak-hak kaum minoritas seperti kaum Roma. Pemilihan rentang waktu tersebut

11

Q&A: France Roma Expulsion, BBC News, Loc. cit 12

Jack A. Goldstone, Roma Rights, Roma Wrong. 13

Steven Erlanger, “Expulsion of Roma Raises Questions in France”. 14

Sinan Gokçen, “Factsheet: Roma Rights Record”, European Roma Rights Centre, 4 Oktober 2010; tersedia di http://www.errc.org/cms/upload/file/factsheet-4october2010.pdf; diakses pada tanggal 19 April 2016. 15

Bruce Crumley , “France Deports Gypsies: Courting the Xenophobes”, Time, 19 Agustus 2010; tersedia di http://www.time.com/time/world/article/0,8599,2011848,00.html; diakses pada 19 April 2016 16

George Soros, “ The Plight of the Roma”, Euractiv, 8 Januari 2015; tersedia di http://www.euractiv.com/section/languages-culture/opinion/the-plight-of-the-roma/; diakses pada tanggal 12 April 2016

Page 17: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

5

karena penulis melihat bahwa pada tahun 2010 ini pemerintah Perancis

mengeluarkan kebijakan khusus pelegalan terhadap pendeportasian kaum Roma

dari wilayah Perancis di masa pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy yang mana

merupakan pelanggaran terhadap peraturan yang sudah ditetapkan oleh Uni

Eropa.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan masalah di atas, timbul pertanyaan penelitian yang

menjadi dasar penelitian ini, yaitu apa upaya Uni Eropa dalam menyelesaikan

pendeportasian Kaum Roma oleh Perancis tahun 2010 hingga 2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan Uni Eropa dalam menangani

masalah terkait pelanggaran HAM yang terjadi di negara anggota

kawasannya.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memperkaya sudut pandang tentang HAM dan aturan-aturan yang berlaku di

kawasan Uni Eropa.

2. Mengetahui latar belakang langkah-langkah yang diambil Uni Eropa guna

menangani permasalahan di Perancis tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam meneliti respon Uni Eropa terhadap sikap Perancis yang telah

melanggar kesepakatan Traktat Lisbon terkait pendeportasian etnis minoritas

Kaum Roma di Perancis, penulis membaca beberapa tulisan terkait isu yang

Page 18: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

6

serupa. Penulis menggunakan tulisan tersebut sebagai referensi dan pembanding

dalam penelitian ini. Pertama, skripsi mahasiswi Hubungan Internasional

Universitas Airlangga yang ditulis oleh Rizka Nur Rachmayani dengan judul

“Kepentingan Perancis Atas Masalah Non-Preference Immigration: Kasus

Penggusuran Etnis Roma Tahun 2010”.17

Kehadiran Kaum Roma sebagai imigran

di Perancis menimbulkan masalah karena dengan seringnya berpindah-pindah

tempat tinggal, kaum tersebut dianggap sebagai kaum yang sering melakukan

tindak kriminal. Berdasarkan penelitian tersebut, Rizka menganalisa mengapa

Perancis tetap melakukan penggusuran terhadap kaum Roma pada tahun 2010

padahal Perancis dan negara-negara Uni Eropa lainnya telah menyepakati Treaty

of Lisbon dan European Immigration Pact (EIP) yang mengatur tentang

kebebasan migrasi di Eropa.

Dalam penelitian tersebut, Rizka menggunakan teori migrasi, teori utility

value, konsep self interest dan konsep rasionalisme untuk mengetahui kepentingan

Perancis dibalik pengusiran kaum Roma. Setelah dilakukan sebuah analisis oleh

Rizka, ditemukan suatu kesimpulan awal atau hipotesis bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi Sarkozy dalam pembuatan kebijakan salah satunya

yaitu faktor ekonomi yang dapat berakibat pada krisis nasional karena banyaknya

imigran yang datang ke Perancis yang dapat menyebabkan imbas ekonomi bagi

Perancis. Faktor utility sosial yang melihat hubungan kontribusi kaum Roma

terhadap pendapatan dalam negeri Perancis serta adanya self intersest Presiden

Sarkozy dalam menjalankan kebijakan migrasi terhadap kaum minoritas tersebut. 17

Rizka Nur Rachmayani, Kepentingan Perancis Atas Masalah Non-Preference Immigration: Kasus Penggusuran Etnis Roma Tahun 2010, Hubungan Internasional FISIP Universitas Gadjah Mada, 2012.

Page 19: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

7

Dalam skripsi yang ditulis oleh Rizka berfokus pada apa alasan Perancis

untuk tetap mendeportasi kaum Roma dibawah Traktat Lisbon yang telah

disepakati oleh Perancis. Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

penulis berfokus pada respon apakah yang diambil oleh Uni Eropa terhadap sikap

Perancis yang melanggar Traktat Lisbon dalam kasus pendeportasian kaum Roma.

Kedua, skripsi mahasiswi Hubungan Internasional FISIPOL UGM yang

ditulis oleh Ganes Nirwina P. Sari yang berjudul “Personalitas Presiden Nicolas

Sarkozy dan Kebijakan Terhadap Kaum Imigran di Perancis”.18

Ganes

menganalisa tentang personalitas Presiden Nicolas Sarkozy karena Ganes

beranggapan bahwa personalitas seorang presiden dapat berpengaruh terhadap

hasil keputusan yang dibuat oleh presiden sebagai salah satu aktor pengambil

keputusan. Nicolas Sarkozy sebagai aktor utama dikondisikan sebagai pihak yang

berkemampuan membuat tiga sikap atas kebijakan suatu negara seperti kebijakan

yang mempertimbangkan respon dari masyarakat ataupun komunitas yang berada

di lingkungan sekitar sistem politiknya, sumber daya yang dimobilisasi hingga

diproses menjadi suatu kebijakan, dan mengaplikasikan instrumen serta prosedur

pada aktor lainnya dalam suatu proses pengambilan keputusan.

Dalam pendekatan level individu, ada faktor-faktor yang digunakan oleh

Ganes untuk mengkaji permasalahan yang akan ia teliti yaitu dari ideologi, nilai

dan norma dari seorang pemimpin. Selain itu, lingkungan politik yang cenderung

diikuti oleh seorang pemimpin dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya.

18

Ganes Nirwina Parapat Sari, Personalitas Presiden Nicolas Sarkozy Dan Kebijakan Terhadap Kaum Imigran di Perancis (2007-2012), [database on-line]; tersedia di http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=65158 diunduh pada 1 Juni 2016

Page 20: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

8

Latar belakang yang meliputi keluarga, pendidikan bahkan lingkungan kerja juga

dapat berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Ganes berfokus

pada keputusan tentang kebijakan presiden Sarkozy terhadap pengetatan peraturan

tentang imigran di Perancis. Sarkozy dinilai terlalu sensitif dan diskriminatif

terhadap kaum imigran. Menurut Ganes, adapun faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi seorang pemimpin dalam mengambil kebijakan seperti latar

belakang personal seperti status keluarga, orientasi politik dan lainnya.

Berdasarkan latar belakang dan kesimpulan yang sudah penulis baca,

Ganes berusaha menganalisa kebijakan terhadap imigran di Perancis oleh Presiden

Nicolas Sarkozy menggunakan faktor psikologi dari seorang Sarkozy. Berbeda

dengan penelitian yang penulis lakukan, penulis tidak membahas tentang adanya

pengaruh hubungan antara sifat keras Sarkozy terhadap kebijakan yang

ditetapkannya melainkan lebih fokus terhadap respon Uni Eropa terhadap sikap

Perancis yang telah melanggar kesepakatan Traktat Lisbon terkait pendeportasian

kaum Roma dari wilayah Perancis oleh Presiden Nicolas Sarkozy.

Ketiga, artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa S2 Hubungan

Internasional Universitas Jember yang ditulis oleh Fudzha Putri Jazilah. MM,

Djoko Susilo dan Linda Dwi Eriyanti dengan judul “Kepentingan Nicolas Sarkozy

Dalam Pembuatan Kebijakan Imigrasi di Perancis”.19

Perancis merupakan salah

satu negara di Eropa yang menjadi target banyaknya imigran yang mencari suaka.

Imigran yang datang ke Perancis banyak yang berasal dari Afrika Utara.

19

Fudzcha Putri Jazilah. MM, Djoko Susilo dan Linda Dwi Eriyanti, Kepentingan Nicolas Sarkozy Dalam Pembuatan Kebijakan Imigrasi di Perancis (2012), [database on-line]; tersedia di http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58828/Fudzcha%20Putri.pdf?sequence=1 diunduh pada 1 Juni 2016

Page 21: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

9

Kedatangan imigran asal Afrika Utara dalam jumlah yang besar tersebut

menimbulkan masalah di Perancis karena memiliki latar belakang yang berbeda

dengan orang asli Perancis. Perancis ingin dilihat sebgaai negara yang maju, putih

dan kristen. Sedangkan para imigran yang datang dari Afrika Utara kebanyakan

muslim, hitam dan miskin.

Selain itu juga adanya peristiwa kerusuhan yang dilakukan oleh para

imigran karena merasa kurang puas dengan nasibnya. Kerusuhan yang menelan

banyak korban jiwa dan kerugian yang sangat besar, Nicolas Sarkozy yang pada

saat itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Perancis berinisiasi untuk

membuat sebuah kebijakan baru terkait imigrasi dengan tujuan menyeleksi

imigran-imigran dengan kualitas baik yang hanya boleh masuk ke dalam wilayah

Perancis. Pada awalnya kebijakan tersebut ditujukan untuk menjaga National

Security Perancis, tetapi jika di analisa lebih mendalam adanya andil kepentingan

pribadi seorang Nicolas Sarkozy didalamnya.

Sebagai aktor politik, Sarkozy mempertimbangkan keuntungan dan

kerugian yang ia dapatkan dari kebijakan tersebut. Keuntungan yang ia dapat

adalah untuk memperbaiki citranya di mata masyarakat Perancis. Mengingat

tahun 2007 Sarkozy mencalonkan dirinya menjadi Presiden Perancis dengan

mengangkat keberhasilannya untuk mencegah bertambahnya imigran yang

berdatangan ke Perancis dan berhasil menyelamatkan perekonomian Perancis.

Berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, penulis meneliti tentang

langkah yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap apa yang telah diperbuat oleh

Perancis sehingga melanggar perjanjian yang sudah disepakati bersama dan telah

Page 22: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

10

menjadi dasar hukum yang berlaku di Uni Eropa dengan menggunakan konsep

Organisasi Internasional dan Konsep Sanksi.

E. Kerangka Teori

Untuk mengetahui bagaimana respon Uni Eropa terhadap pelanggaran

yang dilakukan Perancis terkait Traktat Lisbon, maka peneliti akan menggunakan

teori liberal institusional. Liberal institusional menekankan pentingnya organisasi

internasional karena organisasi internasional memiliki peranan besar sebagai

wadah pembentukan kerjasama antar negara berdaulat sehingga dapat

mewujudkan stabilitas dan perdamaian dunia.20

Kaum liberalis intitusional memfokuskan perhatiannya pada fungsi hukum

dan peran institusi internasional yang berpendapat bahwa hukum dan institusi

internasional mendorong penyesuaian dan kerjasama internasional. Institusi dpat

berupa organisasi-organisasi internasional formal yang mewakili negara-negara

tetapi juga aturan-aturan resmi, kesepakatan, dan konvensi-konvensi yang

memfasilitasi interaksi antar negara.

Sebagai anggota masyarakat internasional, suatu negara tidak dapat hidup

tanpa adanya hubungan dengan negara lain. Hubungan antar negara sangat

kompleks sehingga diperlukan pengaturan untuk mencapai tujuan bersama

melalui Organisasi Internasional sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi,

kepentingan dan pengaruh negara-negara anggota. Organisasi Internasional akan

menghimpun negara-negara di dunia dalam suatu sistem kerjasama yang

dilengkapi dengan organ-organ yang dapat mencegah atau menyelesaikan 20

Robert O. Keohanne dan Lisa L. Martin, “The Promise of Internasionalist Theory”, International Security, Vol. 20 No. 1, (Summer, 1995), hal. 40; tersedia di https://www.jstor.org/stable/2539214; diakses pada 6 Juni 2016

Page 23: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

11

sengketa-sengketa yang terjadi diantara mereka. Dengan membentuk organisasi,

negara-negara akan berusaha mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama

dan menyangkut bidang kehidupan yang luas.

Stabilitas dunia internasional dapat tercipta melalui organisasi

internasional karena adanya kerjasama dalam menghadapi konflik bersama.21

Organisasi internasional juga dapat menjadi sebuah rezim untuk mengatur

tindakan-tindakan para negara-negara anggota melalui bidang-bidang tertentu.22

Lembaga internasional juga berguna untuk mendapatkan solusi guna

menghasilkan kerjasama untuk menghadapi konflik yang dihadapi bersama oleh

beberapa negara.23

Organisasi internasional juga dapat memajukan kerjasama

antar negara anggota dan dengan adanya kerjasama tersebut dapat mengikis rasa

ketidakpercayaan antar negara satu sama lain.24

Pembentukan organisasi internasional karena negara merasa bahwa

organisasi internasional memiliki nilai fungsional yang lebih tinggi.25

Salah satu

fungsi organisasi internasional adalah untuk membantu dalam menyelesaikan

sengketa dan pengelolaan konflik seperti pelanggaran yang telah dilakukan oleh

Perancis. Netralitas organisasi internasional membuatnya dapat melakukan

mediasi saat adanya konflik ataupun pengambilan keputusan kebijakan tertentu.26

Netralitas terlihat saat Uni Eropa mengambil sikap terhadap konflik antara

21

Keohanne dan Martin, The Promise of Internasionalist Theory, hal. 44 22

Robert Jackson dan Georg Sorensen, Introdustion to International Relations: Theories and Approaches, Fifth Edition (Oxford: Oxford University Press, 2013), 192. 23

Keohanne dan Martin, The Promise of Internasionalist Theory, hal. 45 24

Jackson dan Sorensen, Introdustion to International Relations: Theories and Approaches, 197. 25

Kenneth W. Abbot dan Duncan Snidal, “Why State Act through Formal International Organization”, The Journal of Conflict Resolution, Vol. 42, No. 1, (Februari, 1998), hal. 3-32; tersedia di http://www.jstor.org/stable/174551; diakses pada 6 Juni 2016 26

Abbot dan Snidal, Why State Act through Formal International Organization, hal. 19.

Page 24: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

12

pemerintah Perancis dengan kaum Roma yang mengalami perlakuan diskriminasi.

Organisasi internasional dapat menekan adanya kemungkinan terjadinya konflik

antar negara ataupun konflik yang melibatkan negara anggotanya di luar batas

regionalnya serta dapat membantu menyelesaikan konflik tersebut sebagai pihak

yang netral jika terjadi sebuah gesekan antara negara anggotanya.

1. Organisasi Internasional

Terbentuknya organisasi internasional karena adanya kebutuhan dan

kepentingan masyarakat antar bangsa yang membutuhkan wadah sebagai

alat untuk melaksanakan kerjasama internasional dan mencapai

kepentingannya. Sebagai sebuah organisasi, Organisasi Internasional harus

memiliki minimal tiga aspek penting yaitu aspek hukum, aspek kerjasama

dan aspek peranan.27

Seperti yang sudah dijelaskan dalam pernyataan masalah bahwa Uni

Eropa merupakan organisasi supranasional yang memiliki anggota

sebanyak hampir seluruh negara di kawasan Eropa yang memiliki peran

sebagai wadah untuk menampung aspirasi, kepentingan dan pengaruh

negara-negara anggota dan merealisasikan gagasan-gagasan yang

disalurkan oleh negara-negara anggota. Uni Eropa terbentuk untuk

mempererat hubungan antar negara di Eropa dan mempermudah negara-

negara anggota untuk bekerjasama menghadapi permasalahan-

permasalahan yang nantinya bisa terjadi dengan cara saling membantu satu

sama lain dalam bidang ekonomi, keamanan dan lainnya. Konsep

27

R. Soeprapto, Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 367

Page 25: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

13

Organisasi Internasional juga menyebutkan bahwa organisasi internasional

menjadi pihak yang netral dalam mengambil keputusan jika ada konflik

yang terjadi di dalam kawasan organisasi tersebut antara negara anggota

dengan negara anggota lainnya atau negara anggota yang terlibat konflik

di luar batas regional tersebut seperti yang dilakukan Uni Eropa terhadap

Perancis terkait masalah pendeportasian Kaum Roma dari wilayah

Perancis.

Melalui konsep organisasi internasional, Uni Eropa yang bersifat netral

berhak menindaklanjuti sikap Perancis yang telah melanggar perjanjian

salah satunya dengan memberi sanksi terhadap perilaku Perancis. Hal

tersebut dikarenakan Perancis telah melanggar aturan yang tertulis dalam

Traktat Lisbon yang menjadi hukum dasar Uni Eropa dengan melakukan

pendeportasian dan diskriminasi terhadap kaum minoritas.

2. Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia merupakan hak yang sudah dimiliki oleh

seseorang sejak lahir. Hak Asasi Manusia yang dimiliki oleh seseorang

memiliki banyak kategori seperti hak untuk hidup, hak untuk

mendapatkan pendidikan yang layak, hak untuk bebas memilih agama

apapun serta hak mendapat perlindungan dan keamanan. Hak Asasi

Manusia juga dapat diartikan sebagai proteksi terhadap individu dalam

menghadapi masalah-masalah yang akan tejadi nanti di kehidupan

Page 26: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

14

mereka serta individu tersebut dapat mengapresiasikan potensi mereka

secara bebas.28

Pelanggaran terhadap HAM merupakan pelanggaran terhadap

kemanusiaan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok

orang kepana satu orang atau kelompok. Kesepakatan yang tercantum

dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa yang diadopsi dibawah

Traktat Lisbon dan mulai diberlakukan pada tahun 1958 menjadi

patokan negara-negara Eropa akan larangan dan pentingnya

menjunjung hak-hak orang lain.29

Perlakuan tidak adil hingga bentuk pengucilan dan diskriminasi

terhadap seseorang ataupun suatu kelompok minoritas termasuk dalam

pelanggaran Konvensi Hak Manusia Eropa Pasal 14.30

Adapun enam

prinsip utama Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa yaitu freedoms

(kebebasan), dignity (harga diri), justice (keadilan), equality

(kesetaraan) dan hak untuk mendapatkan kewarganegaraan.31

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai

kata-kata lisan, tulisan maupun gambaran dan situasi yang menjadi bagian

28

Scott Davidson, Hak Asasi Manusia (terjemahan) (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994), 32. 29

Dokumen S: Instrumen Regional Tentang Hak Asasi Manusia; tersedia di http://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/09/S.11.Konvensi-Eropa-untuk-Perlindungan-Hak-Asasi-dan-Kebebasan-Fundamental-Manusia.pdf; diakses pada 7 Juni 2016 30

Dokumen S: Instrumen Regional Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 14. 31

Council of Europe, European Convention on Human Rights, 2000; tersedia di http://www.echr.coe.int/Documents/Convention_ENG.pdf: diakses pada 7 juni 2016

Page 27: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

15

permasalahan yang akan diteliti.32

Penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu

menitik beratkan pada prosedur logika yang berawal dari sebuah pengamatan

yang kemudian menghasilkan kesimpulan hipotesis yang bersifat umum. Dalam

hal ini konsep-konsep, pengertian-pengertian didasarkan pada pola-pola yang

ditemukan dalam data.33

Dalam metode kualitatif, penulis meneliti sikap dan respon yang perlu dan

sudah dilakukan oleh Uni Eropa terhadap Perancis terkait pendeportasian tersebut.

Sumber dokumen sekunder berasal dari perpustakaan FISIP Universitas Islam

Jakarta, perpustakaan Universitas Indonesia dan CSIS Library Jakarta serta situs-

situs internet lain yang mendukung, seperti situs resmi berita internasional, serta

dari berbagai penelitian yang relevan dengan topik penelitian, antara lain buku,

jurnal dan penelitian-penelitian.

Diharapkan dengan adanya studi kepustakaan dan dokumen atau arsip dari

beberapa kementerian dapat membantu terkumpulnya sumber data sekunder yang

akan digunakan oleh penulis untuk menggabungkan dan mencari korelasi antara

kedua data tersebut serta menganalisa data-data tersebut menggunakan teori yang

sudah penulis jabarkan diatas. Sehingga penelitian ini dapat menuju kepada hasil

yang ingin dicapai sesuai dengan pertanyaan yang akan dijawab dalam rumusan

masalah yaitu respon Uni Eropa terhadap sikap Perancis terkait pelanggaran

Traktat Lisbon pada kasus pendeportasian Kaum Roma di Perancis.

32

John W. Cresswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approach (California: Sage Publications Inc, 1994), hal.148 33

Bagong Suyanto, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan (Jakarta: Kencana Media, 2007), 166-168.

Page 28: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

16

G. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

dan metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-

NEGARA ANGGOTA UNI EROPA

Dalam bab dua akan menjelaskan mengenai sejarah dan

perkembangan Uni Eropa dimulai dari awal mula pembentukan Uni Eropa,

institusi-institusi di dalamnya hingga cara penyelesaian sengketa regional

yang dilakukan oleh Uni Eropa serta kebijakan imigrasi di dalam Traktat

Lisbon yang menjadi dasar hukum negara-negara anggota Uni Eropa.

BAB III PELANGGARAN TREATY OF LISBON OLEH PERANCIS

TERHADAP KAUM ROMA

Pada bab tiga ini akan menjelaskan tentang latar belakang Kaum

Roma sebagai kaum minoritas di Eropa, kebijakan pendeportasian Kaum

Roma yang dilakukan oleh Pemerintah Perancis pada tahun 2010 serta

pelanggaran konvensi hak asasi manusia oleh Perancis.

BAB IV ANALISA UPAYA UNI EROPA TERHADAP SIKAP

PERANCIS TERKAIT PELANGGARAN KESEPAKATAN

TREATY OF LISBON

Pada bab ini akan menganalisa upaya-upaya apa saja yang telah

dilakukan oleh Uni Eropa yang berperan sebagai institusi mediator melalui

Page 29: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

17

pandangan liberal institusional dan juga menganalisa tentang perubahan

yang dilakukan Perancis pasca teguran yang dilakukan oleh Uni Eropa dan

mediasi yang dipimpin oleh Uni Eropa terkait kebijakan pendeportasian

Kaum Roma.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab penutup dari skripsi ini yang berisi tentang

kesimpulan dari penelitian ini dari bab I hingga bab IV.

Page 30: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

18

BAB II

PENERAPAN TRAKTAT LISBON DI NEGARA-NEGARA

ANGGOTA UNI EROPA

A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa

1. Pembentukan Uni Eropa

Pembentukan sebuah oganisasi berawal dari kesepakatan antar 3 negara

yang mendirikannya atau lebih, setelah itu organisasi internasional akan

melaksanakan tugas-tugasnya sesuai keputusan para negara-negara anggotanya

melalui Perjanjian Internasional.34

Organisasi Internasional memiliki tujuan untuk

menstabilkan mememelihara dan membangun perdamaian dan keamanan dengan

cara menghimpun negara-negara dalam suatu kerjasama untuk mencegah serta

menyelesaikan sengketa-sengketa diantara mereka.35

Dengan jumlah populasi

sebanyak 737.163.580 jiwa di Eropa, Uni Eropa telah membantu mengorganisir

sebagian dari penduduk negara Eropa. Uni Eropa yang berfungsi sebagai salah

satu organisasi internasional yang menaungi negara-negara Eropa telah

menghapus semua kontrol perbatasan antar anggota negara Uni Eropa seperti

pemeriksaan perpindahan barang dan warga negara, kecuali pemeriksaan terhadap

obat-obatan dan kejahatan lainnya yang kemungkinan akan terjadi di negara

tujuan. Produksi suatu barang di satu negara dapat dijual di negara anggota lain

tanpa dikenakan pajak. Semua pekerja seperti dokter, pengacara, pariwisata dan

34

Ade Maman Suherman SH, M.Sc, Organisasi Intenasional & Integrasi Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003), . 35

Dr. Boer Mauna, Hukum Intenasional; Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Edisi ke-2 (Bandung: Penerbit PT Alumni, 2005), 458.

Page 31: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

19

lainnya dapat digunakan di seluruh negara anggota Uni Eropa, akibatnya biaya

tiket pesawat, internet bahkan panggilan telepon pun mengalami penurunan.36

Kerjasama ekonomi antar negara eropa pada awalnya terbentuk pada tahun

1958 dengan hanya beranggotaan 6 negara yaitu Belgia, Jerman, Perancis, Italia,

Luksemburg dan Belanda yang kemudian keenam negara tersebut dianggap

sebagai pendiri Uni Eropa.37

Pada tahun 1993, Uni Eropa melalui

penandatanganan Maastricht Treaty pada tanggal 7 Februari 1992 di Maastricht

juga menandai terbentuknya Economic and Monetary Union dan juga dimulainya

penerapan Euro secara serentak di 11 negara anggota Uni Eropa pada tahun

1999.38

Hingga tahun 2010, Uni Eropa telah memiliki 27 anggota negara Uni

Eropa.39

Negara-negara anggota Uni Eropa tetap memiliki kedaulatan masing-

masing dalam penentuan kebijakan luar negerinya karena Uni Eropa bukanlah

sebuah negara federal bagi negara anggotanya.

Berikut ini merupakan daftar ke-27 negara anggota Uni Eropa hingga saat

ini, diantaranya:

36

Kimberly Amadeo, “What Is the European Union? How It Works and Its History”, The Balance, 28 November 2017; tersedia di https://www.thebalance.com/what-is-the-european-union-how-it-works-and-history-3306356; diakses pada tanggal 29 Desember 2017 37

European Union, “The EU in brief”, 9 Oktober 2017; tersedia di https://europa.eu/european-union/about-eu/eu-in-brief_en; diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 38

Georgia Parliament, History of the European Union, tersedia di http://www.parliament.ge/files/1_901_108571_2.pdf; diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 39

European Union, “EU Member Countries in brief”, 17 April 2017, bag: About the EU; tersedia di https://europa.eu/european-union/about-eu/countries/member-countries_en; diakses tanggal 17 April 2017

Page 32: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

20

Tabel 1. Daftar Negara Anggota Uni Eropa40

No State Capital City Member Eurozone

Schengen

Area

1 Austria Vienna 1 Jan 1995 1 Jan 1999 1 Dec 2007

2 Belgium Brussels 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Mar 1995

3 Bulgaria Sofia 1 Jan 2007 - -

4 Cyprus Nicosia 1 May 2004 1 Jan 2008 -

5 Czech Republic Prague 1 May 2004 - 21 Dec2007

6 Denmark Copenhagen 1 Jan 1973 - 26 Mar 2001

7 Estonia Tallinn 1 May 2004 1 Jan 2011 21 Dec 2007

8 Finland Helsinki 1 Jan 1995 1 Jan 1999 26 Mar 2001

9 France Paris 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Mar 1995

10 Germany Berlin 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Mar 1995

11 Greece Athens 1 Jan 1981 1 Jan 2001 1 Jan 2000

12 Hungary Budapest 1 May 2004 - 21 Dec 2007

13 Ireland Dublin 1 Jan 1973 1 Jan 1999 -

14 Italy Rome 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Oct 1997

15 Latvia Riga 1 May 2004 1 Jan 2014 21 Dec 2007

16 Lithuania Vilnius 1 May 2004 1 Jan 2015 21 Dec 2007

17 Luxembourg Luxembourg 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Mar 1995

18 Malta Valleta 1 May 2004 1 Jan 2008 21 Dec 2007

19 Netherlands Amsterdam 1 Jan 1958 1 Jan 1999 26 Mar 1995

20 Poland Warsaw 1 May 2004 - 21 Dec 2007

21 Portugal Lisbon 1 Jan 1986 1 Jan 1999 26 Mar 1995

22 Romania Bucharest 1 Jan 2007 - -

23 Slovakia Bratislava 1 May 2004 1 Jan 2009 21 Dec 2007

40

European Union, “EU member countries in brief”, loc. cit.

Page 33: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

21

24 Slovenia Ljubljana 1 May 2004 1 Jan 2007 21 Dec 2007

25 Spain Madrid 1 Jan 1986 1 Jan 1999 26 Mar 1995

26 Sweden Stockholm 1 Jan 1995 - 25 Mar 2001

27 United Kingdom London 1 Jan 1973 - -

Tabel diatas menunjukkan bahwa Uni Eropa hingga tahun 2010 telah

memiliki anggota sebanyak 27 negara. Sedangkan pada tahun 2013, Kroasia

bergabung menjadi anggota Uni Eropa yang menjadikan Uni Eropa memiliki 28

anggota. Tabel diatas juga menunjukkan tahun bergabungnya negara-negara

anggota Uni Eropa dalam Eurozone dan Schengen Area.

2. Institusi Uni Eropa

Dalam badan utama Uni Eropa, terdapat institusi-institusi yang memiliki

perbedaan tujuan, tugas dan prioritas seperti :

a. Badan Penting Uni Eropa

Badan inti dalam Uni Eropa yang bertugas dalam pembuatan kebijakan

dan undang-undang adalah :

1.) Komisi Eropa (European Commission)41

Komisi Eropa merupakan satu dari tiga institusi utama di Uni

Eropa yang menjalankan pemerintahan Uni Eropa. Komisi Eropa

terdiri dari 1 Presiden dan 27 komisioner yang merupakan

perwakilan dari setiap negara anggota Uni Eropa yang dipilih

41

European External Action Service, “Sekilas Uni Eropa”, Januari 2015, hal. 6; tersedia di http://eeas.europa.eu/archives/delegations/indonesia/documents/more_info/pub_2015_euataglance_id.pdf; diakses pada tanggal 25 Oktober 2016

Page 34: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

22

setiap lima tahun sekali. Presiden Komisi Eropa dipilih dan

disetujui oleh mayoritas anggota Parlemen Eropa. Sedangkan

pemilihan seorang komisioner dicalonkan oleh Pemerintahan

Nasional negara masing2 dan di diskusikan terlebih dahulu oleh

Presiden Terpilih Komisi Eropa. Seorang komisioner harus

mewakili dan mementingkan masyarakat Uni Eropa secara

keseluruhan tanpa pandang bulu. Fungsi dari Komisi Eropa yaitu

untuk membuat undang-undang Eropa yang setelah itu disetujui

oleh Dewan Uni Eropa dan Parlemen Eropa. Selain itu pula,

Parlemen Eropa juga mengatur pembelanjaan dana Uni Eropa dan

pelaksanaan kegiatan harian serta melakukan pengawasan bersama

Mahkamah Eropa terhadap negara-negara anggotanya agar

mentaati traktat dan undang-undang Eropa. Jika terjadi adanya

pelanggaran, Komisi Eropa berhak menindak dan bahkan

menuntutnya ke Mahkamah Eropa bila perlu. Tetapi Komisi Eropa

hanya bertindak sesuai apa yang diperlukan dalam mencapai tujuan

perjanjian Uni Eropa.42

2.) Dewan Uni Eropa (The Council of European Union)

Dewan Uni Eropa merupakan tempat bertemunya para wakil

negara yang diwakili oleh para Menteri dari setiap negara anggota

yang dikenal sebagai Environment Council untuk

mengkordinasikan kebijakan dan mengesahkan undang-undang

42

European Commission, Role of the European Commission [artikel online]; tersedia di https://ec.europa.eu/info/role-european-commission_en; diakses pada tanggal 9 Oktober 2017

Page 35: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

23

serta memiliki peranan tinggi dalam pengambilan keputusan di Uni

Eropa bersama Parlemen Eropa.43

Dewan Uni Eropa juga

mengkordinasi negara-negara anggota Uni Eropa dalam bidang

ekonomi dan fiskal, pendidikan, kebudayaan, dan olahraga, serta

lapangan pekerjaan. Menteri yang dikirim dalam pertemuan

tersebut bukanlah merupakan anggota tetap, karena tiap tahunnya

negara anggota mengirimkan Menteri yang berbeda-beda sesuai

dengan bidang yang sedang dibahas. Selain itu pula, Dewan Eropa

juga mengatu pemasalahan yang ada kaitannya dengan kebijakan

luar negeri dan Keamanan Uni Eropa.44

3.) Parlemen Eropa (Parliament of Europe)

Dalam struktur Uni Eropa, Parlemen Eropa dipilih langsung

oleh masyarakat Uni Eropa tiap lima tahun sekali sebagai

perwakilan warga negara Uni Eropa dalam menyampaikan

kepentingan dan aspirasi masyarakat.45

Parlemen Eropa memiliki

tanggung jawab dalam memberikan persetujuan terhadap

perundang-undangan Eropa salah satunya adalah anggaran tahunan

43

Perutusan Republik Indonesia untuk Masyarakat Eropa (PRI-ME), Tentang Uni Eropa: Lembaga-lembaga Uni Eropa; tersedia di http://www.indonesianmission-eu.org/website/page309611537200308257905731.asp; diakses pada 31 Oktober 2016 44

Council of the European Union, What does the Council of the EU do? [artikel online]; tersedia di http://www.consilium.europa.eu/en/council-eu/; diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 45

Dyan Kostermans, “Prosedur Co-decision Parlemen Eropa”, Deutsche Welle, 2 Oktober 2007; tersedia di http://www.dw.com/id/prosedur-co-decision-parlemen-eropa/a-2956214; diakses pada tanggal 5 Desember 2016

Page 36: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

24

Uni Eropa bersama dengan Dewan Uni Eropa46

tetapi tidak berhak

untuk merumuskan undang-undang baru. Parlemen hanya

bertindak sebagai konsultan karena parlemen dipilih langsung oleh

masyarakat Uni Eropa sehingga kebijakan atau keputusan yang

diambil oleh Parlemen adalah untuk kepentingan masyarakat Uni

Eropa. Selain itu pula, Parlemen memiliki hak untuk memilih

Kepala Komisi Eropa47

dan membubarkan Komisi Eropa serta

mengangkat Ombudsman Eropa dan menerima petisi tentang

keluhan-keluhan masyarakat Uni Eropa terkait kinerja lembaga-

lembaga yang berada dibawah naungan Uni Eropa.48

4.) Mahkamah Eropa (The Court of Justice of the European Union)

Mahkamah Eropa sebagai mahkamah tertinggi di Uni Eropa

memiliki tugas untuk menangani permasalahan hukum yang terjadi

di Uni Eropa, tidak hanya antar negara anggota saja tetapi institusi-

institusi, individu dan kelompok profesi yang ada dalam kawasan

Uni Eropa. Mahkamah Eropa juga bertugas untuk mengontrol dan

memastikan penerapan traktat-traktat yang berlaku di Uni Eropa

46

Rita Calatozzolo, “The Budgetary Procedure”, Fact Sheet on the European Union, September 2016 [jurnal online]; tersedia di http://www.europarl.europa.eu/ftu/pdf/en/FTU_1.4.3.pdf; diakses pada tanggal 5 Desember 2016 47

European Parliament, EP after the Lisbon treaty: Bigger role in shaping europ [artikel online]; tersedia di http://www.europarl.europa.eu/aboutparliament/en/20150201PVL00008/The-Lisbon-Treaty; diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 48

Ottavio Marzocchi, “The Right of Petition”, Fact Sheet on the European Union, Oktober 2016 [jurnal online]; tersedia di http://www.europarl.europa.eu/ftu/pdf/en/FTU_2.1.4.pdf; diakses pada tanggal 5 Desember 2016

Page 37: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

25

kepada seluruh negara anggota tanpa adanya pembedaan.49

Negara

anggota, individu atau sesama institusi Uni Eropa dapat

mengajukan tuntutan kepada lembaga-lembaga Uni Eropa jika

keputusan yang diambil oleh lembaga-lembaga Uni Eropa

bertentangan dengan traktat Uni Eropa dan keputusan yang tidak

sesuai dengan kewenangan lembaga tersebut bahkan lembaga yang

gagal dalam memenuhi kewajibannya juga dapat dituntut.

5.) Pengadilan Auditor (Court of Auditor)

Pengadilan Auditor merupakan lembaga yang memiliki peran

dalam pengawasan apakah dana yang tersedia untuk Uni Eropa

digunakan secara benar dan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

Fungsi Pengadilan Auditor sebagai pengawas keuangan Uni Eropa

karena memiliki kekuatan investigasi yang kuat sehingga dapat

menyelidiki dokumen-dokumen dari setiap individu atau organisasi

yang bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran keuangan

Uni Eropa. Setelah itu, lembaga audit harus mempersiapkan dan

melaporkan hasil audit tahunan ke Parlemen dan Dewan Uni Eropa.

Tetapi, pengadilan auditor tidak memiliki kewenangan untuk

mengadili pihak-pihak yang bersalah karena pengadilan auditor

merupakan badan audit independen. Pengadilan Auditor hanya dapat

membuat laporan pelanggaran tertulis dan menyerahkan laporan

tersebut pada pihak yang berhak untuk mengadilinya tergantung 49

Official Website of European Union, “Court of Justice of The European Union; What does CJEU do?”, Januari 2017; tersedia di https://europa.eu/european-union/about-eu/institutions-bodies/court-justice_en; diakses pada tanggal 24 Januari 2017

Page 38: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

26

pelanggaran yang terjadi, seperti Komisi Eropa atau negara

anggota Uni Eropa yang bersangkutan.50

Terdapat pula Dewan Eropa yang merupakan forum pertemuan antara

28 Kepala Negara atau Pemerintahan Negara-negara anggota Uni Eropa,

Presiden Dewan Eropa, Presiden Komisi Eropa serta Perwakilan Tinggi Uni

Eropa urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan yang juga

diikutsertakan dalam pertemuan yang sebagaimana telah ditetapkan dalam

Pasal 4 Traktat Uni Eropa.51

Dewan Eropa juga merupakan otoritas politik

tertinggi di Eropa dan telah resmi menjadi sebuah lembaga berdasarkan

Traktat Lisbon yang diberlakukan mulai tanggal 1 Desember 2009.52

Dewan

Eropa juga diharuskan melakukan pertemuan langsung sebanyak dua kali

dalam setahun dibawah kepemimpinan Kepala Negara dan Pemerintahan

negara anggota yang pada saat itu sedang menjabat sebagai Presiden Uni

Eropa. tugas dari Dewan Eropa adalah menetapkan arah Uni Eropa

kedepannya secara umum.

50

Carina Etta Siahaan, “Peran Uni Eropa Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Bagi Negara Anggota Dan Negara Non Anggota”, 2013, hal. 5; tersedia di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110803&val=4131; diakses tanggal 25 Oktober 2016 51

European External Action Service, “Sekilas Uni Eropa”, Januari 2015, hal. 4; tersedia di http://eeas.europa.eu/archives/delegations/indonesia/documents/more_info/pub_2015_euataglance_id.pdf; diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 52

Carina Etta Siahaan, “Peran Uni Eropa Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Bagi Negara Anggota Dan Negara Non Anggota”, 2013, hal. 4; tersedia di http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110803&val=4131; diakses tanggal 25 Oktober 2016

Page 39: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

27

b. Badan Eksternal Uni Eropa.

Selain memiliki lembaga-lembaga yang bertugas untuk menangani hal-

hal yang berkaitan khusus yang bersifat internal, Uni Eropa juga memiliki

badan eksternal guna menangani hal-hal diluar kawasan Uni Eropa yaitu :

1.) Badan Konsultatif

Badan konsultatif dibagi menjadi dua komite yaitu :

a.) Komite Sosial dan Ekonomi, merupakan badan penasihat dan

perwakilan dari masyarakat sipil di eropa yang membawa

aspirasi dan memperjuangkan kepentingan dari kelompok

tenaga kerja, buruh, petani, konsumen serta organisasi

masyarakat sipil dari negara anggota untuk membantu

mengekspresikan pandangan mereka di tingkat Eropa dengan

menyampaikannya serta membela kepentingan mereka dalam

forum kebijakan dengan Parlemen Eropa, Dewan Uni Eropa

dan Komisi Eropa karena ekonomi, sosial dan kemasyarakatan

Eropa memiliki pengaruh dalam menjalankan kebijakan dan

undang-undang Eropa.53

b.) Komite Daerah, badan yang terbentuk pada tahun 1994

tersebut memiliki 350 anggota yang terdiri dari wakil-wakil

dari badan-badan regional dan lokal dari 28 negara anggota

Uni Eropa.54

Terbentuknya Komisi Daerah bertujuan untuk

53

European Economic and Social Committee, bag. About [artikel online]; tersedia di http://www.eesc.europa.eu/en/about; diakses pada 11 Oktober 2017 54

European Committee of the Regions, bag. About the CoR: Key facts [artikel online]; tersedia di http://cor.europa.eu/en/about/Pages/key-facts.aspx; diakses pada tanggal 15 Oktober 2017

Page 40: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

28

membuat Negara-negara anggota Uni Eropa tetap menjalani

proses kerjasama, kekerabatan dan persatuan diantara

masyarakat negara-negara anggota Uni Eropa. Para wakil dari

negara masing-masing menyampaikan opini mereka tentang

pembuatan undang-undang Uni Eropa melalui forum Komite

Daerah karena Uni Eropa ingin dalam persetujuan

pengambilan keputusan harus sedekat mungkin dengan

kebutuhan warga negara.55

2.) Badan Keuangan

Selain lembaga-lembaga diatas, Uni Eropa juga memiliki

badan yang secara khusus menangani hal-hal yang berkaitan

dengan finansial yang bersifat eksternal yaitu:

a.) Bank Sentral Eropa (The European Central Bank)56

Adanya penerapan Euro sebagai mata uang bersama pada

tanggal 1 Juli 2002 di sebagian negara anggota Uni Eropa membuat

Bank Sentral Eropa memiliki pengaruh besar dalam penentuan dan

perkembangan kebijakan moneter pada negara-negara anggota Uni

Eropa yang menggunakan mata uang Euro sebagai nilai tukarnya.57

Bank Central Eropa merupakan pusat pengelolaan keuangan dari 19

negara anggota Uni Eropa yang masuk dalam kawasan Eurozone

55

European Committee of the Regions, bag. About the CoR: Key facts [artikel online]; tersedia di http://cor.europa.eu/en/about/Pages/key-facts.aspx; diakses pada tanggal 15 Oktober 2017 56

Hanspeter K. Scheller, The European Central Bank; History, Role and Functions, Second Revised Edition, (Germany: European Central Bank, 2006), hal. 125-126 57

Matthias von Hellfeld, “The introduction of the euro-January 1, 2002”, Deutsche Welle, 16 November 2009; tersedia di http://www.dw.com/en/the-introduction-of-the-euro-january-1-2002/a-4835039; diakses pada tanggal 17 Oktober 2017

Page 41: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

29

atau negara-negara yang mengadopsi Euro sebagai mata uang

resminya. Oleh karena itu Bank Sentral Eropa harus selalu

memantau perkembangan harga agar tetap menjaga stabilitas Euro

dan mempertahankan daya jual beli dalam Euro untuk menghindari

kerugian akibat kenaikan inflasi atau kurangnya daya beli Euro.58

Bank Sentral Eropa bertanggung jawab atas penerapan kebijakan

moneter, mengurus segala kegiatan yang berhubungan dengan valuta

asing, mengelola cadangan mata uang asing di negara-negara

Eurozone dan juga mengelola devisa negara-negara kawasan Euro

serta operasi nilai tukar Euro agar kelancaran sistem pembayaran

dalam Bank Sentral Eropa tetap berjalan lancar.59

Adapun badan

yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan di Bank

Central Eropa yaitu Dewan Pemerintah yang terdiri dari 6 anggota

Dewan Eksekutif dan 19 perwakilan dari bank sentral nasional di

negara-negara Eurozone.60

b.) Bank Investasi Eropa

Selain Bank Central Eropa, Uni Eropa juga memiliki bank

kedua yaitu Bank Investasi Eropa. Berbeda dengan Bank Central

Eropa yang bertugas untuk mengelola dan memantau perkembangan

dan perputaran Euro dalam kawasan Uni Eropa, Bank Investasi

58

European Central Bank, bag: About [artikel online]; tersedia di http://www.ecb.europa.eu/ecb/html/index.en.html; diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 59

European Central Bank, bag: who are our tasks? [artikel online]; tersedia di http://www.ecb.europa.eu/ecb/tasks/html/index.en.html; diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 60

European Central Bank, [artikel online]; tersedia di http://www.ecb.europa.eu/ecb/orga/decisions/govc/html/index.en.html; diakses pada 17 Oktober 2017

Page 42: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

30

Eropa merupakan peminjam dan juga penyedia peminjaman dana

bagi Uni Eropa guna menunjang kebutuhan proyek investasi

berkelanjutan yang berkontribusi dalam kebijakan Uni Eropa.

walaupun Bank Investasi Eropa bekerja dalam kawasan Eropa, tetapi

Bank Investasi Eropa menjadi investor terbesar di seluruh dunia.61

Adapun prioritas utama Bank Investasi Eropa dalam pembangunan

Eropa yaitu pada inovasi dan keahlian, pendanaan dalam usaha kecil,

iklim dan lingkungan hidup serta infrastruktur.62

3.) Penyelesaian Sengketa Regional Oleh Uni Eropa

Permasalahan yang sering melibatkan sebuah Organisasi Internasional

biasanya terjadi di dalam kawasan ataupun di luar kawasan organisasi

tersebut. Sengketa yang terjadi dalam kawasan tersebut biasanya melibatkan

antar negara anggota yang berselisih pendapat terkait keputusan-keputusan

yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Sedangkan permasalahan eksternal

biasanya melibatkan negara anggota dan negara non anggota organisasi

tersebut. Piagam PBB telah menetapkan peraturan yang memberikan

kewenangan terhadap organisasi regional untuk menyelesaikan konflik yang

terjadi terhadap negara anggotanya.

Uni Eropa yang merupakan salah satu organisasi internasional besar di

dunia juga mengalami sengketa internal dan eksternal antar negara anggota

dan non anggota yang menjadi tugas utama Uni Eropa untuk

61

European Investment Bank, bag: The EU bank [ artikel online]; tersedia di http://www.eib.org/about/index.htm; diakses pada tanggal 18 Oktober 2017 62

European Investment Bank, bag: Our Priorities [artikel online]; tersedia di http://www.eib.org/about/index.htm; diakses pada tanggal 18 Oktober 2017

Page 43: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

31

menyelesaikannya. Salah satu peran Uni Eropa dalam menyelesaikan

sengketa yang terjadi adalah menjadi mediator dan menyediakan tempat

atau forum negosiasi bagi negara-negara anggota yang sedang dalam situasi

konflik ataupun yang berpotensi konflik. Dalam forum tersebut negara-

negara anggota dapat berkonsultasi dan sharing terkait langkah-langkah

yang akan diambil untuk memenuhi perdamaian bagi negaranya tanpa

melanggar hukum-hukum internasional yang ada. Uni Eropa juga berhak

menyelidiki konflik yang nantinya akan digunakan untuk merumuskan

sebuah resolusi untuk perdamaian.

Adapun cara yang dilakukan oleh Uni Eropa guna menyelesaikan atau

menanggulangi terjadinya konflik yang melibatkan negara anggotanya,

melalui:

1.) Jalur Alternatif63

Uni Eropa sebagai organisasi supranasional merancang sebuah

prosedur mediasi terhadap situasi konflik antara negara anggotanya.

Mediasi yang dilakukan oleh Uni Eropa guna meredam agar konflik

antar negara anggota tidak berujung pada kekerasan. Jika terdapat salah

satu negara anggota yang dianggap tidak melaksanakan kewajibannya

berdasarkan perjanjian tersebut, maka pemasalahannya dapat diajukan

kepada Komisi Eropa karena Komisi Eropa bertanggung jawab sebagai

mediator. Komisi Eropa akan memberikan beberapa saran dan opsi

terkait penyelesaian konflik tersebut kepada negara-negara yang

63

Mirza Satria Buana, Hukum Internasional Teori dan Praktek, (Bandung: Nusamedia, 2007), hal. 78

Page 44: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

32

bersengketa dalam jangka waktu 3 bulan. Kerjasama negara anggota

yang berkonflik pun dibutuhkan dalam mediasi dengan cara

menyepakati saran yang diberikan oleh mediator.64

Jika ternyata

terdapat salah satu negara keberatan atas keputusan yang diberikan

Komisi Eropa, atau Komisi Eropa tidak dapat menghasilkan keputusan

dalam jangka waktu yg sudah ditentukan maka sengketa tersebut dapat

dibawa kepada jalur hukum.

2.) Jalur Hukum65

European Court of Justice merupakan forum debat antar-

kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang

dilakukan oleh negara-negara anggota dan lembaga komunitas dimana

para individu dapat melapor jika terjadi kinerja yang tidak sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan. Peran penting ECJ dalam

menjaga aturan hukum yang telah ditetapkan dalam perjanjian serta

keseimbangan antar anggota negaranya membuat ECJ berhak untuk

memutuskan permasalahan besar antar negara anggota ataupun

masarakatnya yang tidak bisa diselesaikan melalui jalur alternatif.

B. Traktat Lisbon Menjadi Dasar Hukum Negara-negara Anggota Uni

Eropa

Dalam kawasan Uni Eropa perlu adanya penerapan regulasi-regulasi

yang mengikat negara anggotanya karena melihat banyaknya anggota

64

Mirza Satria Buana, Hukum Internasional Teori dan Praktek, hal. 78 65

Citizens Information, bag: Information [artikel online]; tersedia di http://www.citizensinformation.ie/en/government_in_ireland/european_government/eu_institutions/european_court_of_justice.html#la82be; diakses pada tanggal 28 Mei 2017

Page 45: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

33

negara-negara besar yang memiliki potensi untuk mendominasi di wilayah

Eropa. Selain mewajibkan negara anggota untuk menerapkan hukum Uni

Eropa di negara masing-masing, perjanjian-perjanjian tersebut juga dibuat

untuk mendukung perkembangan kualitas lingkungan dan saling melindungi

antar warga negara Uni Eropa.66

Perangkat hukum di Uni Eropa wajib diterapkan dalam sistem hukum

nasional masing-masing negara anggota sebagai dasar negara tanpa perlu

diratifikasi kembali karena perjanjian-perjanjian tersebut adalah hasil dari

Perjanjian Uni Eropa sehingga negara anggota wajib untuk menegakkannya.

Uni Eropa telah banyak menghasilkan peraturan-peraturan hukum sejak

pertama kali terbentuk. Semakin banyaknya negara anggota yang bergabung

maka akan semakin rentan terjadinya masalah-masalah di dalamnya, salah

satunya dalam hal mengimplementasikan regulasi Uni Eropa yang harus

diterapkan secara sama rata.67

Kekuatan hukum nasional negara anggota

tidak dapat mengugurkan kewajiban negara anggota untuk mematuhi

apapun peraturan yang sudah ditetapkan dalam Hukum Uni Eropa.

Pembentukan Hukum Uni Eropa memiliki perjalanan yang panjang

untuk diratifikasi oleh seluruh negara anggota dan memiliki banyak revisi-

revisi di tiap poinnya sesuai dengan hasil musyawarah seluruh negara

anggota. Adapun perjanjian pertama pada saat pembentukan Uni Eropa

yaitu Treaty on European Union (TEU) yang mengubah Masyarakat Eropa

menjadi Uni Eropa yang ditandatangani pada 7 Februari 1992 dan mulai 66

Penelope Kent, Law of the European Union, (Harlow, United Kingdom: Pearson Education Limited, 2001), hal. 4 67

Penelope Kent, Law of the European Union, hal. 34

Page 46: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

34

diberlakukan pada 1 November 1993. Setelah TEU, Dewan Eropa merevisi

perjanjian tersebut dan menghasilkan The Treaty of Amsterdam yang

disusun di Amsterdam pada 17 Juni 1997. Pada pertemuan tahun 2000 di

Nice, Dewan Eropa mengadopsi traktat baru yang diberlakukan mulai 1

Februari 2003 yaitu The Treaty of Nice. Adapun Traktat Konstitusi yang

ditandatangani pada tahun 2004 berisi tentang kepemilikan wewenang Uni

Eropa seperti sebuah negara. Tetapi Traktat tersebut gagal diratifikasi

karena banyaknya negara yag tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang

tercantum dalam perjanjian tersebut, dan akhirnya di bentuklah Traktat

Lisbon dan ditandatangani pada 13 Desember 2007. Pada awalnya, muncul

pro dan kontra terhadap Traktat Lisbon karena dinilai memiliki kemiripan

dengan Traktat Konstitusional yang gagal diratifikasi.68

Tetapi ada sebagian

dari mereka berpendapat bahwa Traktat Lisbon ini merupakan jalan tengah

bagi mereka yang setuju dan tidak setuju dengan isi dari Traktat

Konstitusional sebelumnya. Para pihak yang tidak setuju terhadap Traktat

Konstitusional beranggapan bahwa traktat tersebut terlalu memaksakan

dalam hal pengintegrasian Uni Eropa.69

Traktat Lisbon berfokus pada hak asasi manusia, perpindahan penduduk,

kejahatan internasional, meminimalisir pelanggaran-pelanggaran

68

CRS Report for Congress, “The European Union’s Reform Process: The Lisbon Treaty”, tersedia di https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc627052/m1/1/high_res_d/RS21618_2009Nov09.pdf diakses pada tanggal 28 Mei 2017 69

Giorgio Maganza, “The Lisbon Treaty: A Brief Outline”, Fordham International Law Journal, Volume 31, Issue 6, Article 2, 2007; tersedia di http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2124&context=ilj; diakses pada tanggal 28 Mei 2017

Page 47: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

35

internasional yang akan melibatkan negara anggotanya, proses pengambilan

keputusan dan penyatuan suara Uni Eropa serta adanya transparansi dan

demokrasi. Transparansi dan demokrasi dapat dilihat dari semakin besarnya

pengaruh Parlemen Eropa dalam pembuatan kebijakan karena kebijakan-

kebijakan tersebut harus melalui persetujuan Parlemen Eropa dan Dewan

Eropa. Sedangkan legislasi nasional tiap negara memiliki hak untuk

menolak rancangan undang-undang yang bertentangan dengan keinginan

mereka. Selain Parlemen Eropa dan legislasi nasional negara anggota,

rakyat pun memiliki pengaruh besar dalam terbentuknya kebijakan-

kebijakan tersebut. Rakyat negara anggota dapat memberikan petisi terkait

pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah kepada

Komisi Eropa dan akan ditindak lanjuti oleh Komisi Eropa.70

Pembentukkan kebijakan-kebijakan yang akan diberlakukan dalam

kawasan Uni Eropa juga melalui proses pemungutan suara yang efisien

dalam Dewan Uni Eropa yang tidak mengharuskan adanya keputusan yang

bulat dalam sistem Qualified Major Voting (QMV) yaitu keputusan akan

tercapai jika telah disepakati oleh 55% suara dari seluruh negara anggota

(55% dari 28 anggota = 16 negara anggota) dan proposal didukung oleh

negara-negara anggota yang memiliki minimal 65% dari seluruh populasi di

Uni Eropa.71

70

AGE Platform Europe, “Introduction to the European Institutions and the European Union Policy-Making Processes of Relevance to Older People”, 3rd edition, March 2010; tersedia di http://www.age-platform.eu/images/stories/EN/CoverAGE/EN/brochure_eu_institutions_final-en.pdf; diakses pada tanggal 2 Juni 2017 71

European Parliament, “Changed rules for qualified majority voting in the Council of the EU”; tersedia di

Page 48: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

36

1. Imigrasi Dalam Traktat Lisbon

Dalam kerjasama organisasi internasional, neoliberalis percaya bahwa

oganisasi internasional memiliki peran penting terciptanya kerjasama yang

baik karena adanya penerapan aturan-aturan di organisasi internasional

dalam bidang-bidang tertentu.72

Uni Eropa sebagai institusi internasional

telah mengatur kebijakan mengenai berbagai bidang di lingkup kawasan Uni

Eropa salah satunya kebijakan tentang migrasi yang dimuat dalam Traktat

Lisbon yang diratifikasi pada tahun 2007.73

Sebelum ditetapkannya Traktat Lisbon yang membahas mengenai

imigran, program Hague telah mengimplementasikan tujuannya seperti

membuka lapangan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, sistem

bagi pengungsi umum, menghindari konflik dan kemiskinan serta upaya

membangun kerjasama antara negara asal dengan negara tujuan.74

Migrasi merupakan suatu pergerakan penduduk secara geografis atau

teritorial dengan berpindahnya tempat tinggal yaitu dari tempat asalnya ke

tempat tujuan. Ada dua jenis migrasi yaitu emigrasi internal dan imigrasi

internasional. Emigrasi merupakan perpindahan suatu penduduk dari tempat

asal ke tempat tujuannya ditinjau dari pandangan negara asalnya. Sedangkan

http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/ATAG/2014/545697/EPRS_ATA%282014%29545697_REV1_EN.pdf diakses pada tanggal 5 Agustus 2017 72

Robert Jackson and George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 154. 73

Treaty Of Lisbon, “Part Two: Non-discrimination and Citizenship of Union”, 2007, Article 21 number 1. 74

Joanne van Selm, “The Hague Progrram Reflects New European Relities”, Migation Policy Institute, 1 Januari 2005; tersedia di https://www.migrationpolicy.org/article/hague-program-reflects-new-european-realities; diakses pada 6 Agustus 2017

Page 49: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

37

imigrasi adalah perpindahan suatu penduduk dari tempat asalnya ke tempat

tujuan ditinjau dari pandangan negara tujuannya.75

Perpindahan penduduk banyak didasari karena permasalahan internal

dalam suatu negara. Permasalahan yang biasa tejadi dalam suatu negara

seperti krisis kemanusiaan yang hampir tiap tahun memakan korban jiwa.

Berbagai motif yang melatari terjadinya krisis kemanusiaan seperti politis

ataupun ekonomi menyebabkan tidak seimbangnya hak dasar setiap warga

negara yang membuat warga negara merasa tidak aman di negaranya sendiri.

Masalah rezim pemerintah otoriter, terorisme, separatisme hingga

pembunuhan bahkan genosida menjadi masalah utama di negara-negara

yang lemah akan penegakan hak asasi manusia.76

Selain Hak Asasi Manusia yang memiliki tujuan untuk menghargai hak-

hak kaum minoritas77

, kebijakan terhadap perpindahan manusia, barang dan

jasa pun termuat dalam Traktat Lisbon. Perpindahan penduduk ke dalam

kawasan Eropa dibagi menjadi tiga jenis sesuai dengan kepentingan mereka,

yaitu:78

1. Imigran

Imigran merupakan warga negara yang berpindah tempat dengan

kemauannya sendiri tanpa ada urgensi apapun dan dalam jangka waktu yang

75

Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3Es, 1981) 76

Adrian Edwards, “Global forced displacement hits record high”, UNHCR, 20 Juni 2016; tersedia di http://www.unhcr.org/news/latest/2016/6/5763b65a4/global-forced-displacement-hits-record-high.html; diakses pada 7 Agustus 2017 77

Council of Europe, “European Convention on Human Rights”, [database online]; tersedia di https://www.echr.coe.int/Documents/Convention_ENG.pdf diakses pada 6 Agustus 2017 78

Alan Travis, “Migrants, refugees and asylum seekers: what’s the difference?”, The Guardian, 28 Agustus 2015; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2015/aug/28/migrants-refugees-and-asylum-seekers-whats-the-difference; diakses pada 7 Agustus 2017

Page 50: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

38

lama seperti berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Warga negara yang

berpindah tempat memiliki berbagai alasan seperti melanjutkan sekolah di

luar negeri atau ingin berkumpul dengan keluarga yang terlebih dahulu

sudah menetap di negara tujuan serta imigran dengan tujuan untuk mencari

pekerjaan yang lebih baik di negara tujuan.

Imigran biasanya sudah mendapatkan izin dari negara asal dan negara

tujuan dalam bentuk paspor dan visa sehingga statusnya jelas tetapi imigran

tetap memiliki hak yang berbeda dengan warga negara asli. Pemerintah

negara tujuan memperbolehkan para imigran untuk mengajukan

permohonan untuk berpindah kewaganegaraan menjadi penduduk tetap

dengan melengkapi syarat-syarat yang ditentukan oleh pemerintah setempat.

Tetapi jika seorang imigran melanggar hukum yang berlaku di negara tujuan,

pemerintah berhak mendeportasi imigran tersebut ke negara asalnya.

2. Pencari Suaka

Pencari suaka adalah warga negara yang difasilitasi oleh United Nations

High Commisioner for Refugees (UNHCR) sebagai badan pengungsi dunia

untuk mendapat status yang jelas di negara tujuan serta memiliki izin resmi

yang menyatakan bahwa warga tersebut ingin mencari suaka di negara

tujuan. Dengan adanya fasilitas dari UNHCR dan izin resmi, maka para

pencari suaka tersebut dapat menikmati hak-hak nya seperti bebas mencari

pekerjaan dan lebih diterima di masyarakat sosial jika diterima oleh negara

tujuan.

3. Pengungsi

Page 51: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

39

Berbeda dengan imigran dan pencari suaka, pengungsi merupakan

warga negara yang terpaksa berpindah ke negara lain dengan alasan

keamanan untuk dirinya sendiri. Biasanya warga negara yang mengungsi ke

negara lain berasal dari negara yang sedang berkonflik. Oleh karena itu

mereka berusaha untuk menyelamatkan diri bahkan terpaksa meninggalkan

harta bendanya dan berpisah dengan orang-orang terdekatnya.

Melalui Konvensi Pengungsi 1951, hak-hak pengungsi harus dilindungi

secara internasional. Negara yang didatangi oleh pengungsi harus

menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan oleh para

pengungsi seperti makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dsb. Dalam

konvensi pengungsi juga dijelaskan bahwa dilaang memaksa seorang

pengungsi untuk kembali ke negara asalnya jika negara tersebut belum

secara resmi menyatakan bahwa konflik sudah berakhir dan kondisi sudah

aman.

Pada awalnya, migrasi penduduk ke Eropa memberikan keuntungan

bagi negara-negara Eropa karena membantu untuk meredakan isu

demogafi79

yang telah melanda Eropa yang menyebabkan Eropa kekurangan

tenaga kerja di lapangan. Munculnya isu demografi tersebut ditandai dengan

lebih sedikitnya jumlah penduduk di usia yg produktif dibanding penduduk

di usia tua. Isu demografi menjadi salah satu perhatian para petinggi Eropa

karena dampaknya dapat mempengaruhi berbagai sektor, sektor yang paling

79

Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kependudukan. Demografi menganalisis perkembangan kependudukan seperti ukuran, struktur dan distibusi penduduk serta perkembangan penduduk yang selalu berubah-ubah melalui angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Page 52: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

40

besar mengalami dampak tesebut yaitu sektor ekonomi. Namun karena

mudahnya keluar masuknya pendatang dari negara anggota lain, jumlah

imigran meningkat dengan pesat.80

Imigran yang datang biasanya berasal dari negara yang kondisi

perpolitikannya tidak stabil seperti Afghanistan, Suriah dan negara-negara

di Semenanjung Balkan.81

Meningkatnya jumlah imigran tersebut ditandai

oleh banyaknya jumlah pengungsi yang terlantar diberbagai penjuru negara

di Eropa. Para imigran datang melalui jalur yang berbeda-beda namun Laut

Mediterania menjadi jalur yang signifikan karena jalur tersebut merupakan

jalur utama para imigran untuk masuk ke kawasan Uni Eropa. oleh karena

itu Uni Eropa telah melakukan berbagai cara untuk mencegah

membeludaknya pengungsi yang masuk ke dalam kawasan Uni Eropa

seperti memperketat perbatasan menuju Eropa dengan cara meningkatkan

alokasi dana, mencegah adanya imigran ilegal, dan menetapkan kuota untuk

pencari suaka baru di Eropa yang bahkan menimbulkan pro dan kontra antar

anggota negaranya sendiri karena sebagian negara ada yang menerima dan

menolak adanya pencari suaka dari negara lain di negara mereka.82

80

European Commision, Demography Report 2010; Older, more numerous and diverse European, hal 13 81

European Asylum Support Office, “Annual Report on the Situation of Asylum in the European Union 2012”, [database online] Figure 13, hal 29; tersedia di https://www.easo.europa.eu/sites/default/files/EASO_AnnualReport%202012.pdf; diakses pada 6 Agustus 2017 82

Yeyen Rostiyani, “UE Susun Kuota Migran yang Baru”, Republika.com; tersedia di http://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/15/09/08/nucm8820-ue-susun-kuota-migran-yang-baru; diakses pada 6 Agustus 2017

Page 53: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

41

BAB III

PELANGGARAN TREATY OF LISBON OLEH PERANCIS

TERHADAP KAUM ROMA

Permasalahan para pengungsi yang berpindah tempat dengan harapan untuk

lepas dari konflik yang melanda negaranya tidak selalu berjalan dengan lancar.

Selain hambatan yang dilalui saat proses masuk ke negara tujuan, terkadang para

pengungsi juga mengalami diskriminasi di tempat baru mereka oleh warga

setempat yang tidak terima adanya pengungsi di lingkungan tempat tinggal

mereka.

Diskriminasi merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh pihak mayoritas

yang dominan secara tidak adil dan tidak bermoral terhadap seseorang atau

kelompok tertentu yang lemah atau biasa disebut pihak minoritas berdasarkan

karena perbedaan ras, agama, suku bangsa bahkan tingkatan sosial yang

menyebabkan pihak minoritas mengalami kerugian akibat perilaku tersebut.83

Diskriminasi dapat terjadi karena adanya prasangka dalam diri kita yang merasa

bahwa oang tersebut berbeda dengan kita. Kita sebagai makhluk sosial secara

alami memiliki keinginan untuk berkumpul dengan orang yang memiliki

kesamaan dengan kita. Prasangka-prasangka tersebut dapat menjadi semakin

parah dengan adanya stereotype tentang orang tersebut sehingga menimbulkan

pemikiran bahwa orang tersebut dan kelompoknya memiliki keburukan yang

sama. Dampak dari diskriminasi dapat menghilangkan hak-hak pihak minoritas

83

George A. Theodorson dan Achilles G. Theodorson, A Modern Disctionary of Sociology (London: Barnes & Noble Books, 1979), 115-116.

Page 54: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

42

sebagai manusia dan tidak diakui oleh orang-orang sekitar.84

Kelompok minoritas

yang hingga saat ini masih mengalami perlakuan tidak adil adalah Kaum Gipsi

atau Kaum Roma.

A. Latar Belakang Kaum Roma

Kaum Roma atau yang biasa dikenal Kaum Gipsi memiliki banyak

sebutan yang berbeda-beda di tiap negara seperti Gypsy, Sinti, Wanderers,

Vagrants, Bohemians, Travellers, Zott, Luri, Nawar, Jats dan lainnya. Gipsi

sendiri berasal dari kata Adsincani, yang diambil dari kata dalam Bahasa

Yunani yaitu Atsinganoi dan kata tersebut telah diserap kedalam bahasa-

bahasa yang digunakan oleh negara-negara Eropa seperti Tsiganes

(Perancis), Czigan (Hungaria), Ciganos (Portugal), Gitano (Spanyol),

Zingari (Italia), Zigeuner (Jerman), dan sebagainya. Pada abad ke-11 era

bizantium terdapat tulisan yang membahas tentang macam-macam nama

Kaum Roma.85

Pada awal tahun 1900-an, masih ada yang berpendapat bahwa Kaum

Roma merupakan kaum yang berasal dari Mesir tetapi penelitian yang telah

dilakukan menemukan jawaban bahwa Kaum Roma berasal dari India.

84

Fulthoni, Renata Arianingtyas, Siti Aminah dan Uli Parulian Sihombing, Memahami Diskriminasi (Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center (ILRC), 2009), hal. 5-6. 85

Karina Bates, “A Brief History of the Rom”, tersedia di https://www.sca.org/ti/articles/2002/issue144/rom.pdf; diakses pada tanggal 15 Juli 2018

Page 55: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

43

Gambar I.Gypsy People in Europe86

Terlihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa Kaum Roma

merupakan kelompok orang-orang minoritas yang menurut banyak orang

berasal dari India Utara karena kemiripan bahasa dan aksen berbicaranya

dengan masyarakat India.87

Kaum Roma telah mulai meninggalkan India

pada akhir abad ke-12.88

Menurut pakar biologi evolusi dari Pompeu Fabra

University di Barcelona, David Comas, penelitian genetik sudah beberapa

kali dilakukan dan hasilnya merujuk pada Kaum Roma berasal dari India,

tetapi masih belum jelas Kaum Roma berasal dari India bagian mana. Kaum

Roma berpindah ke balkan dan pada akhirnya menyebar di kawasan Eropa

86

The Guardian, diakses dari https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2011/feb/25/truth-about-gypsy-traveller-life-women 87

Donald Kenrick, Gypsies: from the Ganges to the Thames (UK: University of Hertfordshire Press, 2004), hal. 3 88

Council of Europe, “Project Education of Roma Children in Europe: From India to Europe”, hal. 8; tersedia di http://www.romsintimemory.it/assets/files/conosciamo_rom_sinti/la_storia/1.0_india-europe_english-1.pdf; diakses pada 7 Agustus 2017

Page 56: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

44

pada 1500 tahun yang lalu.89

Kaum ini memiliki ciri khas suka berpindah-

pindah tempat alias nomaden dan tinggal di dalam karavan. Mereka memilih

hidup di dalam karavan dengan alasan untuk mempermudah pada saat

mereka berpindah tempat karena mereka tidak pernah menetap disuatu

tempat dalam waktu yang lama.90

Kaum Roma yang memiliki kebiasaan

untuk berpindah-pindah tempat tinggal dan kebiasaan mengadopsi agama-

agama tergantung dari tempat tinggal yang mereka datangi. Oleh karena itu

Kaum Roma memiliki banyak perbedaan agama seperti Kristen, Katolik,

Kristen Orthodox bahkan Muslim. Kaum Roma juga melakukan ritual

membakar barang-barang peninggalan orang yang baru meninggal seperti

kebiasaan orang Hindu. Tetapi agama yang mendominasi di dalam

kelompok Kaum Roma adalah Kristen Orthodox.91

Pada akhir abad ke-15, para Kaum Roma diketahui sudah mulai

berpindah memasuki kawasan Eropa. Setelah sampai di Eropa, sebagian

besar populasi Kaum Roma yang dikenal dengan „Balkan Gypsies‟ menetap

di Balkan dan „Vlax Roma‟ yang memilih untuk menetap di Rumania yang

pada saat itu dikenal dengan nama Wallachia serta Kaum Roma yang

89

Sindya N. Bhanoo, “Genomic Study Traces Roma to Northern India”, The New Yor Times, 10 Desember 2012; tersedia di https://www.nytimes.com/2012/12/11/science/genomic-study-traces-roma-to-northern-india.html; diakses pada 7 Agustus 2017 90

IDNews, “Asal Muasal Kaum Gipsy”, 7 April 2017; tersedia di http://www.apakabardunia.com/2012/12/dari-mana-asal-muasal-orang-gypsy.html; diakses pada 7 Agustus 2017 91

Donald Kenrick, Historical Dictionaries of the Gypsies (Romanies), 2nd

Edition, (United States: Scarecrow Press, Inc, 2007), page. 211

Page 57: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

45

lainnya melanjutkan perjalanannya ke negara-negara lain.92

. Total populasi

Kaum Roma yang berada di kawasan Eropa hingga tahun 2001 diperkirakan

mencapai 4 juta hingga 10 juta jiwa dengan presentase terbesar berada pada

Eropa Tengah.93

Kaum Roma merupakan kelompok minoritas terbesar di Eropa dengan

jumlah populasi yang saat ini diperkirakan mencapai 10 hingga 12 juta

jiwa.94

Mereka tidak memiliki kewarganegaraan dan bukanlah kaum

mayoritas di negara manapun.95

Cukup sulit untuk menentukan jumlah

populasi kaum Roma secara spesifik karena stigma negatif tentang mereka

yang tidak dapat dihilangkan membuat kaum Roma menutup diri dan sulit

berinteraksi. Beberapa negara yang kemungkinan memiliki jumlah populasi

kaum Roma lebih dari 5% secara keseluruhan yaitu Bulgaria, Hungaria,

Rumania, Serbia, Yugoslavia, dan Slovakia. Bahkan di Bulgaria, Rumania

dan Slovakia terdapat komunitas kaum Roma yang memiliki jumlah

populasi hampir 10% dari populasi umum.96

92

Bharti Morar, et al., “Mutation History of the Roma/Gypsies”, American Journal of Human Genetics, Volume 75, Issue 4, October 2004, hal. 597; tersedia di https://www.cell.com/ajhg/pdf/S0002-9297(07)62711-6.pdf; diakses pada 7 Agustus 2017 93

David Gresham, et al., “Origins and Divergence of the Roma (Gypsies)”, American Journal of Human Genetics, Volume 69, Issue 6 (Desember 2001): 1314; tersedia di https://www.cell.com/ajhg/pdf/S0002-9297(07)61261-0.pdf; diakses pada 7 Agustus 2017 94

European Commision, “Roma Integration in EU Countries”; tersedia di https://ec.europa.eu/info/policies/justice-and-fundamental-rights/combatting-discrimination/roma-and-eu/roma-integration-eu-countries_en; diakses pada 7 Agustus 2017 95

Adam M. Warnke, “Vagabonds, Tinkers and Travelers: Statelessness Among the East European Roma”, Indiana Journal of Global Legal Studies, Volume 7, Issue 1, Article 13 (1999): 352; tersedia di https://www.repository.law.indiana.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1180&context=ijgls; diakses pada 7 Agustus 2017 96

Claude Cahn dan Prof. Elspeth Guild, “Recent Migration of Roma in Europe”, Organization for Security and Co-operation in Europe, 2nd edition (October 2010): 35; tersedia di https://www.osce.org/hcnm/78034?download=true; diakses pada 7 Agustus 2017

Page 58: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

46

Uni Eropa sendiri telah mengembangkan undang-undang terkait

kewarganegaraan. Warga Uni Eropa memiliki dua hak yaitu sebagai hak

dasar dalam negaranya dan hak dalam kawasan Uni Eropa. Jika terdapat

penduduk yang tidak memiliki kewarganegaraan dalam suatu negara dan

negara tersebut bergabung dengan Uni Eropa, individu tersebut memiliki

kesempatan untuk memperoleh kewarganegaraannya dan mendapatkan hak

dasar hukum.

Kaum Roma juga merupakan kelompok etnis minoritas termiskin di

Uni Eropa dibanding dengan kelompok lainnya. Dalam beberapa kasus,

tingkat kemiskinan kaum Roma lebih dari 10 kali dari kelompok-kelompok

lainnya.97

Menurut survei yang dilakukan, hampir 80% kaum Roma yang

berada di Bulgaria dan Rumania dalam sehari hanya hidup dengan biaya 4,3

dollar.98

Orang-orang Roma memiliki tingkat buta huruf yang tinggi dan

sulitnya mencari pekerjaan karena faktor diskriminasi ini lah yang

menyebabkan tinggi pula tingkat pengangguran Kaum Roma di Uni

Eropa.99

Kurangnya pendidikan yang diterima oleh kaum Roma disebabkan

karena banyaknya sekolah-sekolah yang memberikan perlakuan berbeda

terhadap anak-anak dari kelompok Roma.100

Dan bahkan di wilayah Eropa

Timur, anak-anak Roma diberikan kelas yang berbeda dengan anak-anak

lainnya yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi. Kelas yang

97

Dena Ringold, Roma in Expanding Europe, 2. 98

Dena Ringold, Roma in ExpandingEurope, bag: Overview 99

Helen O’Nions, Human Rights and the Legal Wrongs: the Roma in Europe (United States: ProQuest, 2013), 9. 100

Jack Greenberg, “Report on Roma Education Today: From Slavery to Segregation and Beyond”, Columbia Law Review, Vol. 110, No. 4 (Mei 2010): 928-929.

Page 59: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

47

berisi anak-anak Roma memiliki standar pendidikan yang rendah bahkan

hampir tidak ada pendidikan ke tingkat lanjut.101

Selain rendahnya

pendidikan yang menyebabkan bertambahnya pengangguran, tingkat

harapan hidup kaum Roma pun semakin rendah ditambah tingginya tingkat

kematian bayi dibanding orang Eropa lainnya karena faktor tidak adilnya

dalam menerima pelayanan kesehatan.102

Oleh karena itu kaum Roma

memilih untuk memisahkan diri dan tinggal di tempat-tempat yang jauh

dibawah standard minimum layak huni.103

Sejak tahun 1999, Perancis banyak menerima imigran dari negara-

negara yang berada di Eropa Timur. Italia yang menjadi salah satu negara

dari Eropa Timur menjadi gerbang masuk para imigran yang ingin menuju

ke Perancis. Imigran-imigran yang berasal dari Afrika dan Timur Tengah

yang ingin menuju Perancis akan melewati Italia dan Laut Mediterania

karena letak geografis Perancis yang bersebelahan dengan dua kawasan

tersebut. Walaupun Perancis terkenal dengan keterbukaannya terhadap

imigran yang ingin memasuki negaranya, tetapi Perancis juga dikenal

sebagai negara yang memiliki tingkat diskriminasi yang tinggi terhadap

imigran.

Adanya imigran yang berasal dari Afrika Utara tersebut menjadi satu

permasalahan penting di Perancis karena menurut Institut Nasional d’Etudes

Demographiques jumlah imigran yang berasal dari Afrika Utara mencapai

101

Cahn, “Recent Migration of Roma in Europe”, 71. 102

Helen O’Nions, Human Rights and the Legal Wrongs: the Roma in Europe, 301. 103

European Union Agency For Fundamental Rights, “Poverty and Employment: the situation of Roma in 11 EU Member States”, 2014, hal. 3.

Page 60: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

48

1,5 juta jiwa pada tahun 2005. Imigran yang memiliki latar belakang yang

berbeda dengan warga asli Perancis tersebut menimbulkan adanya

pengkotak-kotakan diantara masyarakat Perancis dan para imigran. Sulitnya

penyatuan antara warga negara Perancis dengan imigran tersebut karena

tidak semua warga Perancis menerima kedatangan imigran tersebut, hal itu

pula yang menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat Perancis

karena adanya kecemburuan sosial.104

B. Pelanggaran Konvensi Hak Asasi Manusia oleh Perancis

Diskriminasi yang timbul ditengah-tengah masyarakat Perancis sangat

terasa oleh kaum Roma. Kaum Roma tidak hanya mendapat perlakuan tidak

adil dari warga Perancis saja tetapi juga dari Pemerintah Perancis. Tindakan

Perancis tersebut sangat memprihatinkan karena kaum Roma merupakan

kelompok etnis minoritas paling rentan di Uni Eropa.105

Konflik mulai terjadi saat seorang pemuda berusia 22 tahun bernama

Luigi Duquenet yang berasal dari kelompok Etnis Roma melakukan

penerobosan terhadap pos pemeriksaan polisi dan dihentikan dengan

tembakan oleh polisi setempat yang tepat mengenai Duquenet yang

menyebabkan Duquenet meninggal dunia. Alasan Duquenet melakukan

penerobosan karena ia tidak memiliki surat izin mengemudi dan menghindar

104

Fudzcha Putri Jazilah. MM, Djoko Susilo dan Linda Dwi Eriyanti, “Kepentingan Nicolas Sarkozy Dalam Pembuatan Kebijakan Imigrasi di Perancis”, Universitas Jember, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa (2012): 1. 105

“Orang-orang ‘Roma’ Diusir Sarkozy”, Kompas.com, 20 Agustus 2010; tersedia di https://nasional.kompas.com/read/2010/08/20/03242449/orang-orang.quotromaquot.diusir.sarkozy; diakses pada 7 Agustus 2017

Page 61: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

49

dari pemeriksaan polisi.106

Kaum Roma pun melakukan aksi protes terkait

peristiwa penembakkan oleh oknum polisi terhadap salah satu orang dalam

kelompoknya.107

Setelah peristiwa tersebut, pada tahun 2010 Presiden Sarkozy

mengeluarkan sebuah kebijakan untuk mendeportasi kaum Roma ke negara

asal mereka. Sarkozy melakukan penggusuran terhadap kamp-kamp tempat

tinggal kaum Roma.108

Pada pendeportasian pertama, Perancis berhasil

memulangkan 700 orang kaum Roma yang direncanakan akan selesai pada

akhir Agustus 2010 dan pada akhir 2010 akan dilakukan pembongkaran

sebanyak 600 kamp ilegal Roma di Perancis.109

Sebagian besar kaum Roma

yang tinggal di kamp-kamp tersebut merupakan imigran yang baru masuk

ke wilayah Perancis yang berasal dari Bulgaria dan Rumania dan belum

resmi menjadi warga tetap di Perancis.110

Perancis mengusir 10.000 imigran

Roma dari kamp-kamp yang berada di wilayah yang secara hukum tidak

boleh ditempati. Setiap orang dewasa yang bersedia untuk pergi

meninggalkan Perancis akan diberikan uang sebesar 300 Euro.111

Bahkan

pelanggaran HAM pun terjadi di tempat ibadah. Terdapat 13 orang Roma

yang sudah selama satu dekade tinggal di Perancis dan selalu berpindah-

pindah tempat karena tidak adanya izin tinggal di suatu tempat. Ke-13 oang

106

Q&A: France Roma Expulsion, BBC News, Loc. cit 107

Gavin Hewitt, “The Roma Repatriation”, Loc. cit. 108

Gavin Hewitt, “The Roma Repatriation”, Loc. cit 109

Bruce Crumley , “France Deports Gypsies: Courting the Xenophobes”, Time, 19 Agustus 2010; tersedia di http://www.time.com/time/world/article/0,8599,2011848,00.html; diakses pada 9 Agustus 2017 110

BBC, “France Rounds up Hundreds of Roma”, BBC News, 12 Agustus 2010; tersedia di http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-10955717; diakses pada 9 Agustus 2017 111

Crumley , “France Deports Gypsies: Courting the Xenophobes”, loc. cit.

Page 62: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

50

Roma tersebut diusir dari dalam gereja St. Nicolas de St-Maur-de-Fosses

dan tidak diperbolehkan untuk menginap karena sang pastur telah

menandatangani perintah pengusiran kaum Roma.112

Kebijakan pendeportasian kaum Roma yang dimulai pada tahun 2010

tersebut telah melanggar peraturan Uni Eropa terkait Hak Asasi Manusia

yag meliputi hak untuk mendapatkan pendidikan, harga diri, keadilan dan

kesetaraan terhadap kaum minoritas. Dalam European Convention on

Human Rights, Perancis dengan jelas sudah melanggar Pasal 4 tentang non-

diskriminasi terkait diskriminasi terhadap kaum Roma berdasarkan ras,

warna kulit, dan keanggotaan dalam kelompok minoritas.113

Dan jika ada

kaum Roma yang merupakan imigran ilegal, Pemerintah Perancis harus

memeriksa dokumen setiap orang Roma dan tidak mendeportasi secara

keseluruhan.114

Kelompok Roma sangat dirugikan dalam menentukan

tempat tinggal bahkan otoritas pendidikan pun tidak adil dalam memberikan

pendidikan terhadap warga Roma.

Uni Eropa sebagai organisasi internasional yang memiliki banyak

negara anggota yang cukup diakui dan diperhitungkan di dunia dalam skala

ekonomi dan kedaulatannya, Uni Eropa membuat kesepakatan untuk

112

Steven Erlanger, “France: Roma Expelled From Church”, The New York Times, 5 November 2010; tersedia di https://www.nytimes.com/2010/11/06/world/europe/06briefs-ROMA.html?rref=collection%2Fbyline%2Fsteven-erlanger&action=click&contentCollection=undefined&region=stream&module=stream_unit&version=search&contentPlacement=1&pgtype=collection; diakses pada 10 Desember 2017 113

European Convention on Human Rights, Article 14; tersedia di https://www.echr.coe.int/Documents/Convention_ENG.pdf; diakses pada 10 Agustus 2017 114

Claire Suddath, “Who Are Gypsies, and Why is France Seporting Them?”, TIME, 26 Agustus 2010; tersedia di http://content.time.com/time/world/article/0,8599,2013917,00.html; diakses pada 8 Desember 2017

Page 63: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

51

mempermudah alur migrasi di negara-negara kawasan Eropa yang

dinamakan Schengen Agreement. Perjanjian Schengen merupakan perjanjian

teritorial yang ditandatangani pada tahun 1985 dan mulai diberlakukan pada

tahun 1990 tentang diperbolehkannya perpindahan warga Eropa dari satu

negara ke negara lainnya dalam kawasan Uni Eropa dan Negara-negara

yang berada di luar kawasan Uni Eropa yang menyepakati dan

memberlakukan perjanjian tersebut di negaranya disebut Schengen Area.

Melalui aksi diskriminatif tersebut, Perancis juga telah mendapatkan

teguran dari Robert Kushen selaku Direktur Eksekutif European Roma

Rights Centre (ERRC) melalui surat resmi yang ditujukan langsung kepada

Presiden Sarkozy.115

ERRC menghimbau Perancis untuk menarik kembali

kebijakan tersebut, menghentikan pengusiran terhadap kelompok-kelompok

tertentu tanpa adanya penyediaan tempat tinggal yang layak sebelumnya,

memberikan alasan pengusiran dan waktu tenggang selama satu bulan untuk

meninggalkan wilayah dan memberikan kesempatan kepada para imigran

untuk mengajukan banding.116

Presiden Sarkozy memberikan waktu 3 bulan

untuk menggusur 300 kamp atau pemukiman ilegal terutama pemukiman

kaum Roma.117

115

Letter from Robert Kushen to Nicolas Sarkozy; tersedia di http://www.errc.org/uploads/upload_en/file/france-sarkozy-evictions-expulsions-july-2010.pdf; diakses pada 9 Agustus 2017 116

Letter from Robert Kushen to Nicolas Sarkozy, loc. Cit. 117

Stephen Castle & Katrin Bennhold, “Dispute Grows over France’s Removal of Roma Camps”, New York Times, 16 September 2010; tersedia di http://www.nytimes.com/2010/09/17/world/europe/17union.html?scp=22&sq=roma&st=cse; diakses pada 9 Agustus 2017

Page 64: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

52

Terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Perancis, Presiden

Sarkozy membantah bahwa ia telah melanggar peraturan yang sudah

ditetapkan oleh Uni Eropa. Sarkozy berpendapat bahwa pendeportasiannya

tersebut berdasarkan atas relawan dari kaum Roma, ia menegaskan bahwa

pendeportasian tersebut tidak ada kaitannya dengan diskriminatif terhadap

kelompok-kelompok tertentu.118

Pendeportasian tersebut dilakukan terhadap

imigran yang melakukan aktivitas di wilayah Perancis secara ilegal.119

Warga yang melanggar hukum di Perancis atau terbukti melakukan

kejahatan akan langsung dideportasi ke negara asalnya. Selain itu, warga

Roma yang masih diperbolehkan untuk tinggal di Perancis diwajibkan untuk

mencari tempat tinggal yang baru tetapi tidak berlangsung lama karena

Pemerintah Perancis tetap akan mendeportasi mereka.120

Melalui kebijakan pendeportasian tersebut, Perancis berada di tengah-

tengah masalah karena telah memperlakukan kaum minoritas dengan tidak

layak.121

Tetapi Perancis tetap melakukan pendeportasian terhadap kaum

Roma walaupun mendapatkan kecaman keras melalui dalam negeri, Uni

Eropa bahkan PBB.122

United Nation Human Rights Council menyatakan

118

Doreen Carvajal, “France Vows to Continue Deporting Roma”, New York Times, 25 Agustus 2010; tersedia di http://www.nytimes.com/2010/08/26/world/europe/26iht-roma.html; diakses pada 9 Agustus 2017 119

Carvajal, “France Vows to Continue Deporting Roma”, loc. cit. 120

Ayu Purwaningsih, “Warga Etnis Roma Mulai Diusir dari Perancis”, DW.com, 13 Agustus 2010; tersdia di http://www.dw.com/id/warga-etnis-roma-mulai-diusir-dari-perancis/a-5908014; diakses pada 7 Agustus 2017 121

“EU: A Key Intervention in Roma Expulsions” Human Rights Watch, 14 September 2010; tersedia di https://www.hrw.org/news/2010/09/14/eu-key-intervention-roma-expulsions; diakses pada 9 Agustus 2017 122

Kim Willsher, “France’s deportation of Roma shown to be illegal in leaked memo, say critics”, The Guardian, 13 September 2010; tersedia di

Page 65: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

53

keprihatinannya atas diskriminasi rasial yang meluas di Perancis. Bahkan

Paus Benediktus XVI juga menyampaikan kritikannya melalui Castel

Gandolfo terhadap kebijakan imigran yang dibuat oleh Sarkozy.123

Pihak

oposisi dan organisasi hak asasi manusia mengecam tindakan rasis dan

kasar yang dilakukan oleh Sarkozy terhadap kaum Roma yang selalu

menjadi target negatif di Eropa.124

Sarkozy juga dituding melakukan

penggusuran kaum Roma tersebut karena memiliki kepentingan pribadi

yaitu mencari dukungan dari pemilih sayap kanan yang setuju dengan

adanya kebijakan tersebut pada saat pemilihan Presiden Perancis yang akan

datang.125

https://www.theguardian.com/world/2010/sep/13/france-deportation-roma-illegal-memo; diakses pada 10 Desember 2017 123

Suddath, “Who Are Gypsies, and Why is France Deporting Them?”, loc. Cit. 124

Crumley , “France Deports Gypsies: Courting the Xenophobes”, loc. cit. 125

Steven Erlanger, “Expulsion of Roma Raises Questions in France”, New Yok Times, 19 Agustus 2010; tersedia di http://www.nytimes.com/2010/08/20/world/europe/20france.html; diakses pada 9 Agustus 2017

Page 66: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

54

BAB IV

ANALISA UPAYA UNI EROPA TERHADAP SIKAP PERANCIS

TERKAIT PELANGGARAN TRAKTAT LISBON

Bab ini akan menganalisa tentang sikap atau respon yang akan dilakukan

oleh Uni Eropa terkait isu pendeportasian kaum minoritas Roma yang juga

merupakan masyarakat Uni Eropa di negara Perancis. Pada tahun 2010, saat masa

kepemimpinan Nicolas Sarkozy, Perancis mengeluarkan sebuah kebijakan

pendeportasian untuk kaum Roma. Sebagaimana diketahui bahwa imigran kaum

Roma yang masuk ke dalam Perancis merupakan warga yang tidak memiliki

kewarganegaraan dan Rumania menjadi negara sebelum kaum tersebut memasuki

kawasan Perancis. Perlakuan yang diterima oleh kaum Roma adalah salah satu

bentuk diskriminasi antar masyarakat Uni Eropa dan merupakan sebuah

pelanggaran HAM dimana Uni Eropa sangat menjunjung tinggi hak-hak di setiap

warga negaranya.

Analisa didasarkan pada perspektif liberal institusional dimana perspektif

tersebut memiliki kesimpulan bahwa cara menuju perdamaian dan kesejahteraan

dapat dicapai jika negara-negara memusatkan sumber-sumbernya dan bahkan jika

mungkin membagi sebagian kedaulatannya agar komunitas yang terintegrasi dapat

terbentuk, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan atau masalah-

masalah bersama di kawasan regional dapat diselesaikan.126

Uni Eropa sebagai

organisasi internasional juga dapat menjadi mediator bagi pihak-pihak yang

126

John Baylis dan Steve Smith, The Globalization of World Politics, An introduction to international relations, 2

nd Edition (New York: Oxford University Press, 2001), 182-199.

Page 67: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

55

bermasalah di dalam kawasan Uni Eropa. Seperti hal nya kasus pengusiran kaum

minoritas Roma dari negara Perancis, Uni Eropa dapat melakukan tindakan

kepada negara tersebut berdasarkan pelanggaran terhadap Konvensi Hak Asasi

Manusia.

A. Upaya Uni Eropa Untuk Menyelesaikan Sengketa

1. Teguran

Teguran yang disampaikan oleh Uni Eropa kepada Perancis terkait

pendeportasian kaum Roma tersebut merupakan salah satu upaya untuk

meredam peningkatan jumlah imigran yang diusir dari Perancis. Perancis

mengusir kaum Roma dari negaranya dan membuat sebuah kebijakan

pendeportasian kaum Roma berawal dari seseorang yang berasal dari kaum

Roma yang melakukan tindakan kriminal di dalam kawasan Perancis.

Menurut Uni Eropa, kaum Roma yang melakukan tindak kejahatan tersebut

merupakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Uni Eropa berpendapat

bahwa kebijakan pendeportasian terhadap kaum Roma yang ditetapkan oleh

Perancis dengan alasan tersebut tidaklah adil karena tidak seluruh kaum

Roma melakukan tindak kriminal di wilayah Perancis.

Selain itu pula, kebijakan yang ditetapkan oleh Perancis sangat bertolak

belakang dengan peraturan dasar Uni Eropa yang menjunjung tinggi hak

asasi manusia. Perancis yang merupakan warga negara Uni Eropa sudah

seharusnya menerapkan kebijakan Uni Eropa yang melarang adanya

tindakan diskriminasi terhadap warga negara Uni Eropa maupun non-

member. Dengan membelotnya Perancis dari peraturan dasar Uni Eropa

Page 68: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

56

membuat negara-negara anggota lainnya bahkan negara-negara di belahan

dunia lainnya memandang rendah Perancis dan negara-negara anggota

lainnya dapat melaporkan tindakan Perancis tersebut ke Mahkamah Uni

Eropa untuk ditindaklanjuti.

2. Diplomasi Internal

Diplomasi internal merupakan cara yang dilakukan agar mencegah

adanya campur tangan langsung dari negara-negara besar dalam konflik

yang sedang terjadi dengan cara menyelesaikan persoalannya sendiri atau

dalam lingkup regional. Diplomasi internal juga memiliki tiga tujuan utama

yaitu mencegah atau menyelesaikan konflik antar negara atau konflik antara

pemerintah dengan kelompok-kelompok minoritas di suatu negara, untuk

memberikan solusi terhadap perselisihan yang terjadi di antara dua atau

lebih pihak agar tidak menjadi konflik terbuka dan meminimalisir

meluasnya sebuah masalah jika benar-benar terjadi konflik di dalam

kawasan regional.127

Dalam kasus ini, Uni Eropa yang mengecam tindakan Perancis yang

melanggar peraturan yang telah ditetapkan Uni Eropa pelanggaran hak asasi

manusia dengan mendiskriminasi dalam hal lingkungan sosial, pekerjaan,

kesehatan bahkan pendidikan berusaha untuk mencegah adanya campur

tangan negara-negara besar yang ingin mencapai kepentingan nasionalnya

melalui konflik internal yang terjadi antara negara anggota Uni Eropa

dengan melakukan diplomasi internal. Uni Eropa telah melakukan

127

Sukawarsini Djelantik, Diplomasi: Antara Teori & Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 161-162.

Page 69: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

57

peacemaking melalui diplomasi internal antara Perancis dengan kaum

minoritas Roma.128

a) Mediasi

Mediasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan

antar dua atau lebih pihak yang bersengketa agar tidak berujung pada

kekerasan atau meminimalisir kekerasan yang sudah terlanjur terjadi.129

Proses mediasi yang dilakukan oleh dua belah pihak yang bermasalah

membutuhkan pihak ketiga sebagai mediator. Mediator bisa dari individu,

negara ataupun organisasi internasional. Mediator berfungsi sebagai

pemimpin di dalam perundingan antara pihak-pihak yang bersengketa. Oleh

karena itu mediator harus bersikap netral dan tidak memihak di salah satu

pihak yang bersengketa. Mediator juga dapat memberikan usul dan jalan

keluar berdasarkan asas hukum atau asas diluar hukum agar para pihak yang

bersengketa dapat berunding dan menyelesaikan sengketa dengan

menghasilkan sebuah keputusan antar dua belah pihak agar tidak merasa

terpaksa saat menerima usulan dari sang mediator.130

Keberhasilan sebuah proses mediasi tidak terlepas dari kepercayaan

kedua belah pihak yang bersengketa terhadap proses mediasi tersebut.

Fungsi mediator dapat menjadi sumber info bagi kedua pihak yang

membutuhkan tetapi mediator juga harus bisa menjaga kerahasiaan kedua

belah pihak yang bersengketa. Dengan menjadi sumber informasi bagi

128

BBC, “EU warns France of action over Roma”, BBC News, 29 September 2010; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-europe-11437361; diakses pada 7 Juni 2018 129

Mirza Satria Buana, Hukum Internasional Teori dan Praktek, (Bandung: Nusamedia, 2007), hal. 78. 130

Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional (Jakarta: UI Press, 2006), 16.

Page 70: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

58

kedua belah pihak, mediator dapat mengetahui informasi dari dua pihak

sekaligus. Dengan adanya informasi yang cukup, mediator harus berusaha

untuk memperhatikan kepentingan dari dua pihak yang bersengketa agar

tidak ada yang merasa dirugikan.

Mediator memiliki fungsi sebagai penghubung jika kedua pihak ingin

memmbuat perundingan. Selain berfungsi sebagai penghubung, mediator

juga harus bisa menghilangkan suasana tegang antara pihak yang

besengketa. Jika pihak yang besengketa telah melakukan pertemuan untuk

berunding, mediator dapat membawa kedua pihak untuk membuat

keputusan yang sama-sama tidak merugikan salah satu pihak. Seperti hal

nya Uni Eropa sebagai organisasi supranasional yang memiliki warga

negara yang tidak sedikit harus bisa menjadi mediator yang baik untuk

warga negaranya. Uni Eropa dapat memfasilitasi Perancis dan kaum Roma

untuk berunding agar dapa menyelesaikan permasalahan imigran tanpa

melalui cara-cara yang kasar.

Hak Asasi Manusia merupakan hal terpenting dalam keberlangsungan

hidup seseorang. Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang layak

seperti diakui oleh orang lain sebagai masyarakat yang baik, memiliki

pekerjaan yang tetap, mendapatkan pendidikan sesuai standar yang berlaku,

bebas memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing dan hidup rukun

dengan tetangga. Tak terkecuali kaum Roma. Kaum Roma yang bermigrasi

ke Perancis menginginkan kehidupan yang lebih baik. Pengusiran masal

suatu kelompok atau etnis tertentu merupakan pelanggaran dibawah hukum

Page 71: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

59

yang berlaku di Uni Eropa131

. Kebijakan yang dikeluarkan pada masa

pemerintahan Nicolas Sarkozy tersebut telah melanggar hukum Uni Eropa

serta hukum hak asasi manusia karena pendeportasian tersebut menargetkan

kepada kelompok minoritas, bukan karena adanya kegiatan ilegal yang

dilakukan oleh kaum Roma.

Setelah tersebarnya surat mengenai rencana Sarkozy dari salah satu

media Perancis untuk mengkhususkan mengusir kaum Roma dari Perancis,

Uni Eropa pun mengecam tindakan yang dilakukan oleh Perancis terhadap

kaum Roma. Vivianne Reding selaku Komisaris Kehakiman Uni Eropa

menganggap bahwa aksi pendeportasian tersebut sebagai aib Uni Eropa.

Terkait isu pendeportasian tersebut, Uni Eropa telah mengajukan beberapa

pertanyaan mengenai kebijakan terhadap warga Roma.132

Reding yang

mengecam tindakan Perancis terhadap kaum Roma juga memberikan

pernyataan, seperti:

Nobody should face expulsion just for being Roma. Some of the

rhetoric that has been used in some member states in the past

weeks has been openly discriminatory and partly

inflammatory.133

I have been appalled by a situation which gave the impression

that people are being removed from a member state just because

they belong to certain ethnic minority. This is situation I had

131

Steven Erlanger, “Expulsion of Roma Raises Questions in France”, The New York Times, 19 Agustus 2010; tersedia di http://www.nytimes.com/2010/08/20/world/europe/20france.html; diakses pada 2 Februari 2018 132

VOA, “UE Selidiki Pengusiran Warga Gipsi oleh Perancis”, VOA, 29 September 2010; tersedia di https://www.voaindonesia.com/a/ue-selidiki-pengusiran-warga-gipsi-oleh-perancis-104029849/84293.html; diakses pada 4 Februari 2018 133

Ian Traynor, “France defends Roma Expulsions”, The Guardian, 31 Agustus 2010; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/aug/31/france-defends-roma-expulsions; diakses pada 5 Februari 2018

Page 72: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

60

thought Europe would not have to witness again after the

second world war.134

Seperti yang dijabarkan dalam pandangan liberal institusional bahwa

Uni Eropa sebagai organisasi internasional memiliki peran penting dalam

penyelesaian masalah antara Perancis dengan kaum Roma. Uni Eropa

bertanggung jawab sebagai mediator untuk meredakan ketegangan Perancis

dan kaum Roma. Dengan adanya Konvensi Eropa tentang Hak Asasi

Manusia tentang pelarangan perlakuan diskriminatif, Uni Eropa harus

berusaha untuk menyediakan wadah dan membuat kedua pihak yang

bersengketa agar percaya bahwa permasalahan pengusiran kaum Roma ini

dapat diselesaikan dengan bantuan campur tangan Uni Eropa.

3. Perubahan Sikap Perancis Pasca Ancaman dari Uni Eropa

Komisi Eropa telah memberikan waktu selama dua minggu terhitung

dari 29 September 2010 kepada Perancis untuk melaksanakan poin-poin

peraturan yang tercantum dalam Traktat Lisbon mengenai kebebasan

berpindah tempat. Uni Eropa memberikan peringatan kepada Perancis

dalam bentuk surat dari Komisi Eropa untuk membatalkan kebijakan terkait

pengusiran kaum Roma yang merupakan imigran minoritas di Perancis.

Komisi Eropa telah setuju untuk memberikan waktu hingga 15 Oktober

2010 kepada Perancis untuk menarik kembali kebijakan tersebut dan

memperbaiki sikap Perancis yang tidak patuh dengan hukum dasar Uni

Eropa dengan tidak menghargai hak-hak dasar kaum Roma sebagai manusia 134

Ian Traynor, “Roma deportations by France a disgrace, says EU”, The Guardian, 14 September 2010; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/sep/14/roma-deportations-france-eu-disgrace; diakses pada 16 April 2018

Page 73: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

61

yang seharusnya mendapatkan hak hidup dengan tenang sesuai dengan

peraturan Konvensi Hak Asasi Manusia sebagai warga negara Uni Eropa

dan kaum minoritas. Dan jika Perancis tidak mengindahkan utimatum

tersebut, permasalahan Perancis dan kaum Roma akan dibawa Pengadilan

Eropa.135

Uni Eropa juga menekankan kepada seluruh negara anggotanya

termasuk Perancis bahwa prosedur perlindungan harus tetap dilaksanakan

terhadap hak setiap warga negara untuk bepindah tempat walaupun otoritas

publik membatasinya agar warga negara terlindung dari keputusan yang

sewenang-wenang, diskriminatif dan tidak adil.

Uni Eropa telah memantau perkembangan Perancis selama beberapa

bulan terakhir terkait kebijakan Perancis terhadap kaum Roma. Setelah dua

minggu, Perancis membuat sebuah perkembangan positif terhadap

kebijakannya. Perancis telah menyerahkan dokumentasi lengkap yang berisi

draft legislatif dan data prosedur peraturan yang diperlukan dibawah

kebijakan EU’s Free Movement Directive ke dalam perundang-undangan

Perancis dan akan mulai diberlakukan pada awal 2011.

Dalam pertemuannya dengan menteri Perancis Eric Besson dan Piere

Lellouche, Viviane menerima jaminan politik bahwa pendeportasian yang

dilakukan Perancis tidak menargetkan kepada suatu kaum minoritas. Pihak

Perancis sepertinya telah sadar bahwa mereka tidak dapat bertahan dengan

kebijakannya lagi, oleh karena itu Perancis telah menandatangani surat baru

135

BBC, “Uni Eropa gugat Perancis soal Gipsi”, BBC News, 29 September 2010; tersedia di http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/09/100929_francegipsy; diakses pada 5 Juni 2018

Page 74: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

62

yang membahas tentang penghilangan referensi terkait etnis-etnis tertentu.

Viviane berharap bahwa Perancis tidak hanya merubah kata-katanya saja

tetapi juga merubah sikapnya terhadap kaum Roma.136

B. Tantangan Uni Eropa dalam Menyelesaikan Konflik

Sebagai organisasi supranasional, Uni Eropa telah banyak terlibat dalam

penyelesaian sengketa yang melibatkan negara anggotanya. Seperti menurut

pandangan liberal institusional, Uni Eropa memiliki tanggung jawab besar

dan menjadi pusat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

Selain konflik diskriminasi etnis minoritas yang terjadi di Perancis,

Uni Eropa juga turun tangan dalam penyelesaian konflik Transnistria.

Konflik tersebut diakibatkan karena masalah antara Moldova dengan

Transnistria yang berujung pada kerusuhan. Kerusuhan yang terjadi antara

Moldova dengan Transnistria dapat berakibat pada keamanan wilayah

Eropa, oleh karena itu Uni Eropa sebagai organisasi internasional yang

menjunjung tinggi stabilitas negara-negara anggota maupun yang bukan

merupakan anggota ikut terlibat dalam penyelesaian sengketa antara

Moldova dengan Transnistria dengan harapan dapat menghentikan

kerusuhan yang sudah terjadi berkepanjangan.

Adapun Uni Eropa juga terlibat dalam konflik di Suriah, konflik di

Suriah telah memakan banyak korban dan telah melanggar hak-hak asasi

manusia. Uni Eropa yang menegakkan hak dasar setiap warga negaranya

136

Statement by Viviane Reding, MEMO/10/502, 19 Oktober 2010; tersedia di http://europa.eu/rapid/press-release_MEMO-10-502_en.htm; diakses pada tanggal 10 Juni 2018

Page 75: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

63

untuk hidup juga membantu menyelesaikan konflik di Suriah yang

merupakan non-anggota Uni Eropa.

Keterlibatan Uni Eropa di setiap konflik memiliki tingkat kesulitan

yang berbeda. Kendala yang terjadi pada saat menyelesaikan permasalahan

antara kaum Roma dengan pemerintah Perancis adalah sulitnya mendata dan

memberikan bantuan kepada para imigran Roma yang berasal dari Rumania

dikarenakan jumlah yang tidak sedikit. Selain itu pula, Uni Eropa sebagai

organisasi internasional yang mengedepankan hak-hak warganya untuk

hidup tenang tanpa merasa dikucilkan juga bertanggung jawab untuk

mengubah cara pandang masyarakat Perancis terhadap kaum Roma yang

sudah terlanjur buruk di mata masyarakat Perancis bahkan Eropa.

Uni Eropa juga harus bisa berkoordinasi dengan pemerintah Perancis

untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi imigran-imigran yang

membutuhkan dan memantau untuk memastikan tidak adanya diskriminasi

terhadap kelompok-kelompok minoritas di lingkungan rumah, sekolah dan

tempat kerja yang dapat berdampak besar terhadap kondisi ekonomi, sosial

maupun politik Uni Eropa.

Page 76: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

64

BAB V

KESIMPULAN

Kaum Roma atau yang biasa disebut Kaum Gipsi merupakan kelompok

stateless yang berasal dari India yang jarang menetap di suatu tempat dengan

waktu yang cukup lama. Kaum Roma sering berpindah tempat atau nomaden

dengan mobil karavannya. Imigran Roma sudah mulai tersebar di kawasan Eropa

sejak 1500 tahun yang lalu. Selain sering berpindah tempat, kaum Roma juga

kaum yang tertutup dan tidak mudah untuk bersosialisasi. Sikapnya yang tertutup

membuat kaum Roma dikucilkan oleh warga setempat. Di Eropa salah satunya di

Perancis, kaum Roma terkenal sebagai kelompok yang dianggap memiliki sisi

negatif seperti banyaknya perampok dan pencuri yang berasal dari kaum Roma

hingga kedekatannya dengan hal-hal mistis yang membuat masyarakat sekitar

takut untuk bergaul dengan mereka.

Pada tahun 2010, Presiden Nicolas Sarkozy mengeluarkan sebuah

kebijakan untuk mendeportasi kaum Roma yang berada di Perancis kembali ke

Rumania, negara asal sebelum mereka datang ke Perancis. Adanya kebijakan

tersebut berawal dari terjadinya tindak kriminal yang dilakukan oleh seorang

pemuda yang berasal dari kaum Roma. Menurut liberal institusional, Uni Eropa

yang merupakan organisasi internasional memiliki fungsi sebagai wadah atau

mediator bagi negara-negara anggotanya yang berkonflik. Dikeluarkannya

kebijakan tersebut membuat Uni Eropa sebagai organisasi yang bertanggung

jawab atas Perancis dan Kaum Roma ikut terlibat karena Perancis telah dengan

jelas melakukan tindak kekerasan dan pengucilan terhadap Kaum Roma yang

Page 77: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

65

termasuk dalam tindakan diskriminatif yang sangat ditentang dalam undang-

undang dasar Uni Eropa. Kepala Komisaris Kehakiman Uni Eropa, Viviane

Reding, mengecam keras tindakan Perancis yang mendeportasi Kaum Roma ke

negara asalnya. Reding berpendapat bahwa pelaku tindak kriminal merupakan

oknum, dan pendeportasian tersebut merupakan tindakan yang tidak adil. Selain

itu pula, kaum Roma juga memiliki hak setiap manusia untuk hidup tenang dan

mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan perlakuan baik telah tercantum

di salah satu instrumen dalam Traktat Lisbon yaitu Konvensi Hak Asasi Manusia.

Uni Eropa melakukan upaya agar Perancis menghentikan pendeportasian

tersebut dengan teguran hingga ancaman. Ancaman yang dilakukan oleh Uni

Eropa terhadap Perancis membuahkan hasil, setelah dua minggu Perancis menarik

kembali kebijakan tersebut dan menyerahkan peraturan-peraturan baru tentang

imigrasi yang tidak melanggar peraturan dasar Uni Eropa ke dalam perundang-

undangan Perancis dan akan diberlakukan mulai tahun 2011.

Page 78: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Buana, Mirza Satria, Hukum Internasional Teori dan Praktek, Bandung:

Nusamedia, 2007, hal. 78

Cresswell, John W., Research Design: Qualitative and Quantitative Approach,

California: Sage Publications Inc, 1994, hal.148

Davidson, Scott, Hak Asasi Manusia (terjemahan), Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti, 1994, 32.

Djelantik, Sukawarsini, Diplomasi: Antara Teori & Praktik, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008, 161-162.

Fulthoni, Renata Arianingtyas, Siti Aminah dan Uli Parulian Sihombing,

Memahami Diskriminasi, Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center

(ILRC), 2009, hal. 5-6.

Giumelli, Francesco, Coercing, Constraining and Signaling: Explaining UN and

EU Sanction after the Cold War, Colchester: ECPR Press, 2011, hal. 67.

Jackson, Robert and George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 154.

Kenrick, Donald, Gypsies: from the Ganges to the Thames, UK: University of

Hertfordshire Press, 2004, hal. 3

Kent, Penelope, Law of the European Union, United Kingdom: Pearson Education

Limited, 2001, hal. 4

Mauna, Dr. Boer, Hukum Intenasional; Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam

Era Dinamika Global, Edisi ke-2, Bandung: Penerbit PT Alumni, 2005,

458.

O‟Nions, Helen, Human Rights and the Legal Wrongs: the Roma in Europe,

United States: ProQuest, 2013, 9.

Ringold, Dena, Mitchell Alexander Orenstein, dan Erika Wilkens, Roma in an

Expanding Europe: Breaking the Poverty Cycle, Washington D.C: The

World Bank, 2005, 68

Rudy, Teuku May, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: Refika

Aditama, 1998, hal. 2.

Page 79: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xiv

Rusli, Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3Es, 1981

Scheller, Hanspeter K, The European Central Bank; History, Role and Functions,

Second Revised Edition, Germany: European Central Bank, 2006, hal. 125-

126.

Soeprapto, R, Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1997, hal. 367

Suherman, Ade Maman, Organisasi Intenasional & Integrasi Ekonomi Regional

Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2003.

Suwardi, Sri Setianingsih, Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta: UI Press,

2006, 16.

Suyanto, Bagong, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan

Jakarta: Kencana Media, 2007, 166-168.

Theodorson, George A., dan Achilles G. Theodorson, A Modern Disctionary of

Sociology, London: Barnes & Noble Books, 1979, 115-116.

Jurnal

Abbot, Kenneth W. , dan Duncan Snidal, “Why State Act through Formal

International Organization”, The Journal of Conflict Resolution, Vol. 42,

No. 1, (Februari, 1998), hal. 3-32; tersedia di

http://www.jstor.org/stable/174551; diakses pada 6 Juni 2016

Cahn, Claude dan Prof. Elspeth Guild, “Recent Migration of Roma in Europe”,

Organization for Security and Co-operation in Europe, 2nd edition

(October 2010): 35; tersedia di

https://www.osce.org/hcnm/78034?download=true; diakses pada 7 Agustus

2017

Chayes, Abram dan Antonia Handler Chayes, “International Organization”, bag.

On Compliance, The MIT Press, Vol. 47, No. 2, (Spring, 1993), hal. 175-

205; tersedia di https://www.jstor.org/stable/2706888; diakses pada 6 Juni

2016

Galtung, Johan, “On The Effect of International Economic Sanction: With

Examples from The Case of Rhodesia”, World Politics, Vol. 19, Issue 3,

1967, hal 378-416

Page 80: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xv

Goldstone, Jack A., “Roma Rights, Roma Wrong”, Foreign Affairs, Vol. 81 No.

2, (March 2012). hal. 146-162

Greenberg, Jack, “Report on Roma Education Today: From Slavery to

Segregation and Beyond”, Columbia Law Review, Vol. 110, No. 4 (Mei

2010): 928-929

Gresham, David, et al., “Origins and Divergence of the Roma (Gypsies)”,

American Journal of Human Genetics, Volume 69, Issue 6 (Desember

2001): 1314; tersedia di https://www.cell.com/ajhg/pdf/S0002-

9297(07)61261-0.pdf; diakses pada 7 Agustus 2017

Keohanne, Robert O., dan Lisa L. Martin, “The Promise of Internasionalist

Theory”, International Security, Vol. 20 No. 1, (Summer, 1995), hal. 40;

tersedia di https://www.jstor.org/stable/2539214; diakses pada 6 Juni 2016

Maganza, Giorgio, “The Lisbon Treaty: A Brief Outline”, Fordham International

Law Journal, Volume 31, Issue 6, Article 2, 2007; tersedia di

http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2124&context=ilj;

diakses pada tanggal 28 Mei 2017

Morar, Bahrti, et al., “Mutation History of the Roma/Gypsies”, American Journal

of Human Genetics, Volume 75, Issue 4, October 2004, hal. 597; tersedia di

https://www.cell.com/ajhg/pdf/S0002-9297(07)62711-6.pdf; diakses pada 7

Agustus 2017

Renzi, Laura, “Roma People in Europe: A Long History of Discrimination”, 2010,

Somantri, Gumilar Rusliwa, “Memahami Metode Kualitatif”, Makara Sosial

Humaniora, 9 Desember 2005, hal. 58.

Warnke, Adam M., “Vagabonds, Tinkers and Travelers: Statelessness Among the

East European Roma”, Indiana Journal of Global Legal Studies, Volume 7,

Issue 1, Article 13 (1999): 352; tersedia di

https://www.repository.law.indiana.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1180&c

ontext=ijgls; diakses pada 7 Agustus 2017

Website

AGE Platform Europe, “Introduction to the European Institutions and the

European Union Policy-Making Processes of Relevance to Older People”,

3rd edition, March 2010; tersedia di http://www.age-

platform.eu/images/stories/EN/CoverAGE/EN/brochure_eu_institutions_fin

al-en.pdf; diakses pada tanggal 2 Juni 2017

Page 81: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xvi

Amadeo, Kimberly, “What Is the European Union? How It Works and Its

History”, The Balance, 28 November 2017; tersedia di

https://www.thebalance.com/what-is-the-european-union-how-it-works-and-

history-3306356; diakses pada tanggal 29 Desember 2017

BBC, “EU warns France of action over Roma”, BBC News, 29 September 2010;

tersedia di https://www.bbc.com/news/world-europe-11437361; diakses

pada 7 Juni 2018

BBC, “France Rounds up Hundreds of Roma”, BBC News, 12 Agustus 2010;

tersedia di http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-10955717; diakses

pada 9 Agustus 2017.

BBC, “Uni Eropa gugat Perancis soal Gipsi”, BBC News, 29 September 2010;

tersedia di

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2010/09/100929_francegipsy; diakses

pada 5 Juni 2018

Bernardin, Daniele de, “Protesters deride French president‟s crackdown on

Gypsies and new security tack”, FOXNEWS.com, 4 September 2010, bag.

World; tersedia di http://www.foxnews.com/world/2010/09/04/protesters-

deride-french-presidents-crackdown-gypsies-new-security-tack.html;

diakses pada tanggal 17 April 2016.

Bhanoo, Sindya N., “Genomic Study Traces Roma to Northern India”, The New

Yor Times, 10 Desember 2012; tersedia di

https://www.nytimes.com/2012/12/11/science/genomic-study-traces-roma-

to-northern-india.html; diakses pada 7 Agustus 2017

Calatozzolo, Rita, “The Budgetary Procedure”, Fact Sheet on the European

Union, September 2016 [jurnal online]; tersedia di

http://www.europarl.europa.eu/ftu/pdf/en/FTU_1.4.3.pdf; diakses pada

tanggal 5 Desember 2016.

Carvajal, Doreen, “France Vows to Continue Deporting Roma”, New York Times,

25 Agustus 2010; tersedia di

http://www.nytimes.com/2010/08/26/world/europe/26iht-roma.html; diakses

pada 9 Agustus 2017

Castle, Stephen & Katrin Bennhold, “Dispute Grows over France‟s Removal of

Roma Camps”, New York Times, 16 September 2010; tersedia di

http://www.nytimes.com/2010/09/17/world/europe/17union.html?scp=22&s

q=roma&st=cse; diakses pada 9 Agustus 2017.

Page 82: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xvii

Council of Europe, European Convention on Human Rights, 2000; tersedia di

http://www.echr.coe.int/Documents/Convention_ENG.pdf: diakses pada 7

juni 2016

Council Of The European Union, “Human Rights and Democracy in The World”,

10 Mei 2010; tersedia di

http://www.consilium.europa.eu/uedocs/cms_data/docs/pressdata/EN/foraff/

114330.pdf; diakses pada tanggal 10 April 2016

CRS Report for Congress, “The European Union‟s Reform Process: The Lisbon

Treaty”, tersedia di

https://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc627052/m1/1/high_res_d/R

S21618_2009Nov09.pdf diakses pada tanggal 28 Mei 2017

Cumley , Bruce, “France Deports Gypsies: Courting the Xenophobes”, Time, 19

Agustus 2010; tersedia di

http://www.time.com/time/world/article/0,8599,2011848,00.html; diakses

pada 19 April 2016

Dokumen S: Instrumen Regional Tentang Hak Asasi Manusia; tersedia di

http://referensi.elsam.or.id/wp-content/uploads/2014/09/S.11.Konvensi-

Eropa-untuk-Perlindungan-Hak-Asasi-dan-Kebebasan-Fundamental-

Manusia.pdf; diakses pada 7 Juni 2016

Erlanger, Steven, “Expulsion of Roma Raises Questions in France”, The New

York Times, 19 Agustus 2010; tersedia di

http://www.nytimes.com/2010/08/20/world/europe/20france.html?_r=0;

diakses pada tanggal 17 April 2016.

Erlanger, Steven, “France: Roma Expelled From Church”, The New York Times, 5

November 2010; tersedia di

https://www.nytimes.com/2010/11/06/world/europe/06briefs-

ROMA.html?rref=collection%2Fbyline%2Fsteven-

erlanger&action=click&contentCollection=undefined&region=stream&mod

ule=stream_unit&version=search&contentPlacement=1&pgtype=collection;

diakses pada 10 Desember 2017

European Asylum Support Office, “Annual Report on the Situation of Asylum in

the European Union 2012”, [database online] Figure 13, hal 29; tersedia di

https://www.easo.europa.eu/sites/default/files/EASO_AnnualReport%20201

2.pdf; diakses pada 6 Agustus 2017

European Commision, “Roma Integration in EU Countries”; tersedia di

https://ec.europa.eu/info/policies/justice-and-fundamental-

rights/combatting-discrimination/roma-and-eu/roma-integration-eu-

countries_en; diakses pada 7 Agustus 2017.

Page 83: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xviii

European Convention on Human Rights, Article 14; tersedia di

https://www.echr.coe.int/Documents/Convention_ENG.pdf; diakses pada 10

Agustus 2017.

European Union Agency For Fundamental Rights, “Poverty and Employment: the

situation of Roma in 11 EU Member States”, 2014, hal. 3.

“EU: A Key Intervention in Roma Expulsions” Human Rights Watch, 14

September 2010; tersedia di https://www.hrw.org/news/2010/09/14/eu-key-

intervention-roma-expulsions; diakses pada 9 Agustus 2017

Fithri, Tresya Yuliana, “Rezim Visa Uni Eropa dan Schengen”, IDNPoland, 2

Mei 2015; tersedia di http://idnpoland.wixsite.com/idnpoland/single-

post/2015/05/02/Rezim-Visa-Uni-Eropa-dan-Schengen; diakses pada 8

Desember 2017

Georgia Parliament, History of the European Union, tersedia di

http://www.parliament.ge/files/1_901_108571_2.pdf; diakses pada tanggal

16 Oktober 2016

Gokçen, Sinan, “Factsheet: Roma Rights Record”, European Roma Rights Centre,

4 Oktober 2010; tersedia di http://www.errc.org/cms/upload/file/factsheet-

4october2010.pdf; diakses pada tanggal 19 April 2016

Hellfeld, Matthias von, “The introduction of the euro-January 1, 2002”, Deutsche

Welle, 16 November 2009; tersedia di http://www.dw.com/en/the-

introduction-of-the-euro-january-1-2002/a-4835039; diakses pada tanggal

17 Oktober 2017

Hewitt, Gavin, “The Roma Repatriation”, BBC, 19 Agustus 2010; diakses dari

http://www.bbc.co.uk/blogs/thereporters/gavinhewitt/2010/08/the_roma_rep

atriation.html; pada 12 April 2016

IDNews, “Asal Muasal Kaum Gipsy”, 7 April 2017; tersedia di

http://www.apakabardunia.com/2012/12/dari-mana-asal-muasal-orang-

gypsy.html; diakses pada 7 Agustus 2017

Jazilah, Fudzcha Putri, Djoko Susilo dan Linda Dwi Eriyanti, Kepentingan

Nicolas Sarkozy Dalam Pembuatan Kebijakan Imigrasi di Perancis (2012),

[database on-line]; tersedia di

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58828/Fudzcha%20

Putri.pdf?sequence=1 diunduh pada 1 Juni 2016

Kompas.com, “Orang-orang „Roma‟ Diusir Sarkozy”, Kompas.com, 20 Agustus

2010; tersedia di

Page 84: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xix

https://nasional.kompas.com/read/2010/08/20/03242449/orang-

orang.quotromaquot.diusir.sarkozy; diakses pada 7 Agustus 2017

Kostermans, Dyan, “Prosedur Co-decision Parlemen Eropa”, Deutsche Welle, 2

Oktober 2007; tersedia di http://www.dw.com/id/prosedur-co-decision-

parlemen-eropa/a-2956214; diakses pada tanggal 5 Desember 2016

Letter from Robert Kushen to Nicolas Sarkozy; tersedia di

http://www.errc.org/uploads/upload_en/file/france-sarkozy-evictions-

expulsions-july-2010.pdf; diakses pada 9 Agustus 2017.

Marzocchi, Ottavio, “The Right of Petition”, Fact Sheet on the European Union,

Oktober 2016 [jurnal online]; tersedia di

http://www.europarl.europa.eu/ftu/pdf/en/FTU_2.1.4.pdf; diakses pada

tanggal 5 Desember 2016.

Official Journal of the European Union, A New Settlement For The United

Kingdom Within The European Union [artikel online]; tersedia di http://eur-

lex.europa.eu/legal-

content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:52016XG0223(01)&from=EN; diakses

tanggal 17 April 2017

Purwaningsih, Ayu, “Warga Etnis Roma Mulai Diusir dari Perancis”, DW.com,

13 Agustus 2010; tersdia di http://www.dw.com/id/warga-etnis-roma-mulai-

diusir-dari-perancis/a-5908014; diakses pada 7 Agustus 2017

Q&A: France Roma Expulsion, BBC News, 19 Oktober 2010, bag. Europe;

diakses dari http://www.bbc.com/news/world-europe-11027288; pada 17

April 2016

Rachmayani, Rizka Nur, “Kepentingan Perancis Atas Masalah Non-Preference

Immigration: Kasus Penggusuran Etnis Roma Tahun 2010”, Hubungan

Internasional FISIP Universitas Gadjah Mada, 2012.

Rostiyani, Yeyen, “UE Susun Kuota Migran yang Baru”, Republika.com;

tersedia di http://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-

koran/15/09/08/nucm8820-ue-susun-kuota-migran-yang-baru; diakses pada

6 Agustus 2017

Sari, Ganes Nirwina Parapat, Personalitas Presiden Nicolas Sarkozy Dan

Kebijakan Terhadap Kaum Imigran di Perancis (2007-2012), [database on-

line]; tersedia di

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pene

litianDetail&act=view&typ=html&buku_id=65158 diunduh pada 1 Juni

2016

Page 85: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xx

Selm, Joanne van, “The Hague Progrram Reflects New European Relities”,

Migation Policy Institute, 1 Januari 2005; tersedia di

https://www.migrationpolicy.org/article/hague-program-reflects-new-

european-realities; diakses pada 6 Agustus 2017

Siahaan, Carina Etta, “Peran Uni Eropa Dalam Proses Penyelesaian Sengketa

Bagi Negara Anggota Dan Negara Non Anggota”, 2013, hal. 5; tersedia di

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110803&val=4131;

diakses tanggal 25 Oktober 2016

Soros, George, “ The Plight of the Roma”, Euractiv, 8 Januari 2015; tersedia di

http://www.euractiv.com/section/languages-culture/opinion/the-plight-of-

the-roma/; diakses pada tanggal 12 April 2016.

Statement by Viviane Reding, MEMO/10/502, 19 Oktober 2010; tersedia di

http://europa.eu/rapid/press-release_MEMO-10-502_en.htm; diakses pada

tanggal 10 Juni 2018.

Suddath, Claire, “Who Are Gypsies, and Why is France Seporting Them?”, TIME,

26 Agustus 2010; tersedia di

http://content.time.com/time/world/article/0,8599,2013917,00.html; diakses

pada 8 Desember 2017

Travis, Alan, “Migrants, refugees and asylum seekers: what‟s the difference?”,

The Guardian, 28 Agustus 2015; tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2015/aug/28/migrants-refugees-and-

asylum-seekers-whats-the-difference; diakses pada 7 Agustus 2017.

Traynor, Ian, “France defends Roma Expulsions”, The Guardian, 31 Agustus

2010; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/aug/31/france-

defends-roma-expulsions; diakses pada 5 Februari 2018.

Traynor, Ian, “Roma deportations by France a disgrace, says EU”, The Guardian,

14 September 2010; tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2010/sep/14/roma-deportations-france-

eu-disgrace; diakses pada 16 April 2018

VOA, “UE Selidiki Pengusiran Warga Gipsi oleh Perancis”, VOA, 29 September

2010; tersedia di https://www.voaindonesia.com/a/ue-selidiki-pengusiran-

warga-gipsi-oleh-perancis-104029849/84293.html; diakses pada 4 Februari

2018.

Willsher, Kim, “France‟s deportation of Roma shown to be illegal in leaked

memo, say critics”, The Guardian, 13 September 2010; tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2010/sep/13/france-deportation-roma-

illegal-memo; diakses pada 10 Desember 2017

Page 86: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xxi

Page 87: Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Sosial …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42695/2/AFINA... · suaka dan migrasi dan menjadikan salah

xxii

Lampiran 1