diagnosa

3
Diagnosa Diagnosis karsinoma sel squamosal ditegakkan berdasarkan Pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan patologi. 1. Pemeriksaan klinis Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan klinik merupakan pemeriksaan yang paling penting, karena hasil pemeriksaaan inilah ditentukan apakah ada atau tidak dugaan penderita menderita kanker dan apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut. 2. Pemeriksaan Patologi Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis displasia atau atipia yang menggambarkan kisaran abnormalitas selular, termasuk perubahan ukuran sel dan morfologi sel, gambaran peningkatan mitotik, hiperkromatisme dan perubahan pada ulserasi dan maturasi selular yang normal. Gambaran displasia ringan, sedang atau parah menunjukkan keabnormalan epitel dan keparahan. Bila ketidak abnormalan ini tidak melibatkan ketebalan yang penuh dari epitel, maka didiagnosa carcinoma in situ dan bila membrane basement terkena dan mengalami invasi jaringan ikat didiagnosa sebagai karsinoma. (PDF)

Upload: ian-ahmad

Post on 12-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diagnosa

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosa

Diagnosa Diagnosis karsinoma sel squamosal ditegakkan berdasarkan Pemeriksaan klinis,

dan pemeriksaan patologi.1. Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan klinik merupakan pemeriksaan yang paling penting, karena hasil pemeriksaaan inilah ditentukan apakah ada atau tidak dugaan penderita menderita kanker dan apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut.

2. Pemeriksaan Patologi Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis displasia atau

atipia yang menggambarkan kisaran abnormalitas selular, termasuk perubahan ukuran sel dan morfologi sel, gambaran peningkatan mitotik, hiperkromatisme dan perubahan pada ulserasi dan maturasi selular yang normal. Gambaran displasia ringan, sedang atau parah menunjukkan keabnormalan epitel dan keparahan. Bila ketidak abnormalan ini tidak melibatkan ketebalan yang penuh dari epitel, maka didiagnosa carcinoma in situ dan bila membrane basement terkena dan mengalami invasi jaringan ikat didiagnosa sebagai karsinoma. (PDF)

Page 2: Diagnosa

PatogenesisPatogenesis molekuler karsinoma sel skuamos mencerminkan akumulasi

perubahan genetik yang terjadi selama periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi pada gen-gen yang mengkodekan protein yang mengendalikan siklus sel, keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi genetik memberikan keuntungan pertumbuhan yang selektif, membiarkan perluasan klonal sel-sel mutan dengan peningkatan potensi malignansi. Karsinogenesis merupakan suatu proses genetik yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen utama yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor tumor (tumor suppresor genes/TSGs). Faktor lain yang memainkan peranan pada perkembangan penyakit meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom, mutasi pada proto-onkogen dan TSG, atau perubahan epigenetik seperti metilasi atau histonin diasetilasi DNA. Faktor pertumbuhan sitokin, angiogenesis, molekul adesi sel, fungsi imun dan regulasi homeostatik pada sel-sel normal yang mengelilingi juga memainkan peranan. Tumor terbentuk dari massa sel epitel skuamosa, secara ireguler tumbuh infiltrative ke dalam dermis, hingga stratum reticular dermis, sebagian dapat berhubungan dengan epidermis. Di dalam massa tumor terdapat sel skuamosa berdiferensiasi baik, ada juga sel squaamosa heterotropik, dapat ditemukan butir keratinisasi, pusaran skuamosa. Berdasarkan perbandingan sel skuamosa heterotipik dan sel skuamosa berdeferensiasi baik, kedalam invasi sel tumor serta jumlah butir keratinisasi, diestemasi tingkat keganasan tumor menjadi grade I sampai grade IV. Grade I sel skuamosa atipik < 25%, sering terdapat butir keratinisasi, didalam dermis terdapat reaksi radang yang jelas; grade II sel atipik menempati 25-50%, sedikit butir keratinisasi; grade III sel atipik 50-70%, keratinisasi tidak jelas, mitosis menonjol; grade IV nyaris semua sel bersifat atipik, mitosis sangat banyak, sama sekali tak tampak butir keratinisasi, ada kalanya sulit sekali membedakan dari sarkoma

Gambar 1 : Perubahan patologis epitel normal menjadi KSS