diabetes 2

Upload: pambudi-bekti-pratiwi

Post on 11-Jul-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah yang dapat terjadi akibat dari faktor keturunan. Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat kronik, yang dapat muncul dan berkembang secara lambat namun pasti. Komplikasi yang sering terjadi pada Diabetes mellitus hampir di seluruh organ tubuh, yaitu gangguan pada mata (Retinopati), ginjal, jantung, otak, infeksi yang sukar diobati sampai terjadinya pembusukan pada jaringan tubuh sehingga dapat dilakukan penanganan dengan cara operasi atau tidak jarang dilakukan amputasi pada jaringan tubuh tersebut. (Sutanegoro dan Suastika, 1993) 2. Penyebab Diabetes Mellitus Diabetes mellitus disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau tidak efektif, sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Dalam hal ini insulin mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa di dalam darah.(Askandar Tjokroprawiro, 2001) 3. Gejala Diabetes mellitus Gejala dan tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik. a. Gejala Akut Penyakit Diabetes Mellitus Gejala yang disebutkan dibawah ini adalah gejala yang umum timbul yaitu : polifagia (banyak makan). Polidipsia (banyak minum) dan poliuria (banyak kencing). Selain gejala 3P gejala lain yang sering timbul adalah nafsu makan mulai berkurang, berat badan turun dengan cepat, mudah lelah.dan mual.

b. Gejala Kronik Penyakit Diabetes Mellitus Gejala kroriik yang sering timbul adalah kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, kram, capek, mudah mengantuk, mata kabur, gatal di sekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan kemampuan seksual menurun, bahkan impotent dan ibu hamil sering mengalami gangguan/kematian janin dalam kandungan dengan bayi berat lahir lebih dan 4 kg 4. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Karakteristik pada penderita dapat dilakukan dengan pemeriksaan pada kelompok dengan salah satu faktor terjadinya diabetes adalah : (1) Usia lebih dari 45 tahun, 2) memiliki berat badan lebih BBR > 110 % dan BBI atau IMT > 23 kg/n2, 3) Tekanan darah tinggi atau hipertensi ( > 140/90 mmHg), 4) Riwayat Penyakit diabetes karena faktor keturunan, 5) Riwayat abortus yang berulang-ulang dan melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi lahir lebih dari 4000 gram, 6) kolesterol HDL < 35 mg/dl atau kadar triglisenda > 250 mg/dl (PERKENI, 2002) Resiko diabetes mellitus dapat teriadi pada : 1) Usia lebih dari 40 tafaun, 2) obesitas/ kegemukan, 3) Hipertensi, 4) Adanya hisipidemia (gangguan pada lemak), 5) terdapat luka, keputihan, 6) Penyakit Cardio Vaskuler, 7) TBC positif yang sulit sembuh (Kartani Sukarji, 2002) 5. Etiologi Klasifikasi dari etiologi penyakit diabetes mellitus adalah pada interaksi glukosa lainnya menurut (WHO, 1985) terdiri dari 4 macam yaitu : 1) IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) atau Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI) yang disebabkan oleh destruksi sel pulau Langerhans akibat proses autoinum, atau yang sering disebut dengan Diabetes Tipe 1, (2) NIDDM (Non msulim Dependent Diabetes Mellitus) atau DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) yang disebabkan oleh kegagalan relatif sel dan resistensi insulin, terutama pada penderita dengan berat badan kurus maupun obesitas, 3) MRDM (Malnutrisi Related Diabetes Mellitus) atau DMTM (Diabetes Melitus

Terkait Malnutrisi), 4) Diabetes mellitus Tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu antara lain disebabkan oleh penyakit pankreas, penyakit hormonal, faktor pemberian maupun pemakaian obat bahan kimia lainnya, kelainan reseptor pada insulin dan sindrom genetik tertentu, serta terjadinya serosis hepatis (PERKENI, 1998) 6. Patofisiologi Pankreas yag disebut kelenjar ludah perut adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak dibelakang lambung didalamnya terdapat kompulan sel yang terbentuk seperti pulau dan disebut pulau langerhans yang berisi sel yang mengeluarkan hormon insulin yag sangat berperan dalam pengukuran kadar glukosa darah. Pada keadaan NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) jumlah insulin bisa normal. Bahkan lebih banyak tetapi reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Pada keadaan NIDDM, jumlah reseptor insulin kurang, sehingga meskipun insulin banyak, tetapi karena reseptor insulin kurang maka glukosa dalam darah meningkat. Pada diabetes mellitus tidak tergantung insulin disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi/normal, juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup / lebih kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa glukosa masuk kedalam sel. Diabetes mellitus juga bisa terjadi akibat ganguan transport glukosa di dalam sel sehingga digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi (subekti, 1999). 7. Perencanaan Terapi Diit Terapi diit dapat disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat badan normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari-hari penderita. Syarat pemberian terapi diit ini terdiri dari : 1) Jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan penderita, tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik, 2) Kebutuhan hidrat arang dapat disesuaikan dengan cara mengetahui tingkat kemampuan tubuh dalam menggunakan gula murni yang tidak dianjurkan dalam penggunaannya sehari-hari, 3) Sumber

protein, vitamin dan mineral dapat diberikan dengan cukup yang disesuaikan dengan kebutuhan, 4) Pemberian makanan dapat disesuaikan dengan pemberian macam obat yang diberikan (Kartini Sukarji, 2002) Komposisi makanan yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus adalah sekitar 10-15 % protein, 20-25 % lemak dan 60-70 % karbohidrat. Sumber makanan yang dihindari pada sumber karbohidrat sederhana adalah seperti sirup, kue dan makanan manis lainnya serta penggunaan sumber dari karbohidrat kompleks, seperti nasi. Penggunaan gula mumi yang dianjurkan dalam pemakaiannya dalam sehari adalah sekitar 5 % dari total kalori. Penggunaan gula mumi dapat ditambahkan dengan cara ditambahkan dalam bumbu pada masakan yaitu sekitar 3 sendok makan penggunaan dalam, sehari. Untuk penderita diabetes mellitus dalam satu sendok makan gula murni dapat digantikan dengan buah pisang. Pemberian sumber serat berfungsi untuk mengendalikan nafsu makan yang membuat perut terasa kenyang. Sumber dari serta dapat berkasiat seperti terdapat dalam jenis makana obat bran, apel dan jeruk serta kacang-kacangan yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah yang merupakan serat yang mudah larut dalam tubuh. Sedangkan dalam penggunaan lemak, seperti dalam penambahan santan dalam pengolahan makanan dapat beresiko besar terjadinya penyakit jantung serta dapat menghambat pembuluh darah (Waspaji, 1998) 8. Olah Raga Atau Latihan Dari ilmu kesehatan tubuh manusia dengan cara berolah raga atau latihan jasmani dengan disesuaikan pada keadaan tubuh yang juga dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kekuatan pada umumnya. Dan jenis yang terbaik untuk penderita diabetes adalah dengan cara melakukan kegiatan oleh raga dengan senam aerobik (Ahmad H. Asdie, 1993) Olah raga dapat berguna untuk menurunkan kadar glukosa darah dan kadar lipid dalam darah sehingga dapat meningkatkan kadar HDl kolesterol. Dan anjuran untuk melakukan olah raga adalah minimal sebanyak 4 sampai 5 kali seminggu dengan waktu minimal jam. (Hery Suyono, 2001)

9. Obat Dalam pengaturan makanan maupun dalam olah raga secara teratur hams dipertimbangkan mengenai penggunaan obat yang digunakan, sehingga dapat sangat membantu keadaan penderita diabetes. Macam penggunaan obat digunakan untuk keadaan penderita yang mengalami hipoglikemik dengan pemberian secara oral atau dengan suntikan. Dan jenis obat yang diberikan adalah berupa obat hipoglikemik oral (OHO), seperti sulfonilurea, biguanid, inhibitor glukosidase maupun insulin sensitizing agent. (Kartini Sukarji, 2002) Obat sangat berkhasiat untuk mengatasi terjadinya hipoglikemik. Macam-macam penggunaan obat tersebut terdiri dari sulfonylurea, biguanid, insulin dan preparat msulm (PERKENI, 1998)

Tabel 1 Bahan Makanan Yang Boleh dan Tidak Boleh Diberikan Bahan Makanan Sumber karbohidrat Yang boleh diberikan Yang tidak boleh diberikan seperti dan ikan : yang dan kacangBeras, ubi, singkong, kentang, Sumber karbohidrat tinggi roti tawar, tepung terigu, sagu, natrium, dan tepung singkong Sumber protein hewani susu, dan hasil olahannya Daging sapi, ayam, ikan, telur, Daging dendeng, cornedbeef. Sumber Protein nabati Tempe, tahu Semua jenis kacangan dan hasilnya yang merupakan sumber protein bernilai biologi rendah Sayuran Rendah Calsium, kalium, seperti : Tinggi kalium seperti : tomat, tauge kacang hijau, kacang boncis, kembang kol, wuluh, dan rebung. Buah-buahan Rendah kalium, seprti : jambu, Tinggi kedondong, mangga, markisa, anggur, melon, semangka, nangka, pir, duku, salak, sawo Minuman Bumbu Air putih Semua jenis bumbu selain gula kalium arbei, jambu seperti biji, : belimbing, jeruk, kangkung, sawi, kol bayam, bit, daun bawang, cake,biskuit, dan krekers diawetkan, seperti ikan asin, sarden,

wortel, dan terong

pepaya, dan pisang. Berbagai minuman bersoda dan beralkhohol Semua jenis gula, madu.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diabetes Mellitus 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan pencapain pada status gizi yang baik dan sangat penting artinya bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi setiap orang. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya setiap individu memiliki pola makanan yang mengandung zat gizi yang dapat digunakan oleh tubuh. Pengetahuan gizi dapat memegang peranan penting terhadap tata cara penggunaan pangan dengan baik sehingga akan mencapai kebutuhan gizi yang seimbang. Tingkat pengetahuan gizi akan dapat menentukan perilaku seseorang untuk memperbaiki pola konsumsi makanan yang umumnya dipandang lebih baik dan dapat diberikan sedini mungkin. (Almatsier Sunita, 2003) Rendahnya tingkat pengetahuan gizi akan dapat mengakibatkan sikap acuh tak acuh terhadap penggunaan bahan makanan tertentu, walaupun bahan makanan tersebut cukup tersedia dan mengandung zat gizi. Pengetahuan gizi setiap individu biasanya didapatkan dari setiap pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, contoh media massa atau media cetak, media elektronik, buku petunjuk dari kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan cara membentuk keyakinan pada diri sendiri sehingga seseorang dapat berperilaku sesuai dengan kehidupan sehari-hari (Almatsier Sunita, 2003) Dari tingkatan pengetahuan gizi yang tinggi pada setiap seseorang akan dapat memperhitungkan terhadap macam dan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Pada seseorang yang memiliki pengetahuan gizi yang rendah dapat dilihat dan kebiasaan pola makanan sehingga seseorang tersebut hanya memilih makanan yang menarik oleh panca indera dan memilih suatu makanan tertentu bahkan menghindari makanan yang tidak disukai walupun makanan tersebut memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi. Sebaliknya pada seseorang yang berpengetahuan tinggi terhadap gizi suatu makanan, mereka banyak mempergunakan pertimbangan yang sangat rasional terhadap pengetahuan mengenai nilai gizi pada makanan tersebut. (PERKENI, 1998)

2. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam keberhasilan pengobatan. Dalam pendidikan dapat terdiri dari 1) Meningkatkan kepatuhan diit penderita, 2) Dapat menjamin pengendalian gangguan metabolisme dalam tubuh secara umum, 3) Menambah kepercayaan diri penderita, 4) Dapat menghambat komplikasi terhadap penyakit diabetes mellitus. (Sutanegoro dan Suastika, 1993) 3. Kepatuhan Diit Kepatuhan diit adalah penderita diabetes mellitus yang mempunyai tingkat kebiasaan makan sehari-hari sehingga penderita harus mematuhi kepatuhan diitnya.

C. Kerangka Teori Tingkat pengetahuan

Kepatuhan diit

Olah raga/latihan kegiatan jasmani Obat Hipoglikemik

Tingkat pendidikan Diabetes mellitus Pengelolaan Diabetes mellitus

Perencanaan terapi diit

D. Kerangka Konsep Tingkat pengetahuan Tingkat pendidikan Kepatuhan Diit Diabetes mellitus

E. Hipotesa Ada hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dengan kepatuhan diit pada penderita diabetes mellitus.