dhea prasiwi (a1f013059) pend.kimia (tugas profesi keguruan komentar argumentatif terhadap bahan...
DESCRIPTION
BBBBTRANSCRIPT
-
Tugas Profesi Keguruan
Komentar Argumentatif terhadap Bahan yang Berjudul Meningkatkan Kinerja Guru
Dalam Mengantisipasi Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Nama : DHEA PRASIWI
NPM : A1F013059
Dosen Pengampu : Dr.Zakaria,M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
-
Tema : Meningkatkan Kinerja Guru dalam Memajukan Mutu Pendidikan
Sesuai dengan bahan yang disajikan tentang Meningkatkan Kinerja Guru dalam
Mengantisipasi Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang guru. Saya
mengambil satu tema tentang alasan mengapa kinerja guru perlu ditingkatkan. Disini
tertulis amat sedikit guru yang mencintai sepenuh hati profesinya, bangga menjadi guru,
dan siap membela sekuat tenaga. Pernyataan itu amat benar, apalagi sekarang semua yang
diminta guru masa lalu hampir semua terpenuhi. Kita kaitkan dengan berbagai tunjangan
yang didapat oleh guru, sangat amat banyak. Sudah seharusnya kinerja guru harus lebih
baik agar mutu pendidikan di Indonesia tidak memburuk. Kita flashback pada zaman
dahulu Negara maju seperti Singapura pergi menuntut ilmu ke Negara kita. Dan sekarang
malah Indonesia yang berbalik menuntut ilmu ke Negara maju itu. Kalau begini, sudah
pasti semua orang harus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar tidak malu
dengan Negara lain. Khusunya guru sebagai pendidik yang berperan besar dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Tujuan pendidikan di Indonesia, sesuai TAP MPR No II/MPR/1993, adalah
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung
jawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Upaya mewujudkan tujuan pendidikan
ini merupakan tanggung jawag guru, orang tua, dan pemerintah. Amanat yang kita emban
adalah mempersiapkan untuk pembentukan generasi muda Indonesia untuk masa yang akan
datang.
Agar pendidikan yang diberikan oleh guru berkualitas maka perlunya suatu kerja yang
maksimal dari guru sesuai bidang keahliannya masing-masing. Sesuai makna pendidikan
-
yaitu pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
pikiran, karakter, dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. (Websters New
World Dictionary, 1962), maka guru dituntut membina dan membimbing siswanya dalam
mengkonstruksi dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dengan baik. Kinerja seorang
guru mungkin akan dipertanyakan apabila pembentukan intelektual dan kepribadian anak
tidak berhasil sesuai harapan masyarakat. Hal ini biasanya dinilai masyarakat dengan
melihat mutu kelulusan siswa dari suatu sekolah. Untuk membantu guru memenuhi harapan
tersebut, maka perlu adanya usaha yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kinerja guru
agar tercapainya pendidikan yang bermutu.
Kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal. Guru melaksanakan tugasnya hanya
sebagai kegiatan rutin, kurang kreatifitas. Inovasi bagi guru relatif tertutup dan kreativitas
bukan merupakan bagian dari prestasi. Jika ada guru mengembangkan kreativitasnya, guru
tersebut cenderung dinilai membuang-buang waktu dan boros. Hasil penataran guru pada
berbagai bidang studi belum menunjukkan daya kerja berbeda dengan kinerja para guru
yang tidak mengikuti penataran. Tidak ada kontrol terhadap hasil penataran mesti penataran
itu telah menghasilkan biaya cukup besar. Institusi yang membina kinerja guru dan tenaga
kependidikan tidak jelas. Apakah sepenuhnya oleh pemerintah atau organisasi profesi guru
dan tenaga kependidikan. Meskipun demikian masih banyak guru dan tenaga kependidikan
melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan dan penuh semangat, karena sudah menjadi
tanggung jawab hidupnya.
Agar hasil pendidikan professional guru tersebut memberikan kontribusi yang berarti
terhadap kegiatan pengajaran dan dapat meningkatkan kinerja guru maka perlu adanya
pengawasan dari pihak atasan. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan ini dimaksudkan
untuk menjamin agar pelaksanaan program pengajaran yang dilakukan oleh guru sesuai
dengan rencana, kebijakan, dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Hakekatnya
-
adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan ataupun
pemborosan kegiatan dalam mencapai tujuan. Jadi sasaran dari pengawasan ini ditujukan
untuk mewujudkan efisiensi, efektivitas ketentuan dan dan ketertiban pelaksanaan program.
Namun hendaklah hasil dari pengawasan tersebut disikapi dengan cara yang bijaksana
melalui pendekatan psikologis dan dapat memberikan motivasi bagi guru. Kepala Sekolah
sebagai pimpinan hendaklah menyikapi kesalahan guru dengan cara-cara yang lebih terasa
manusiawi bagi guru, seperti sikap seorang bapak yang bijak terhadap anaknya. Dan selain
mengetahui adanya kesalahan, guru tentunya berharap adanya bimbingan bagaimana
contoh mengerjakan yang benar dari apa yang telah dikerjakannya. Sehingga guru akan
merasa termotivasi dan lebih nyaman mengerjakan tugas selanjutnya.
Selain kompetensi yang guru miliki, tersedianya fasilitas yang memadai dalam
kegiatan belajar mengajar juga menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Yang
berarti juga turut menentukan bermutunya suatu pengajaran dan akan berdampak pula pada
mutu lulusannya. Peran kepala sekolah menyediakan fasilitas, melakukan pembinaan
pertumbuhan jabatan guru, dan dukungan profesionalitas lainnya menjadi suatu kekuatan
tersendiri bagi guru melaksanakan tugas profesionalnya. Pemberian fasilitas kepada guru
akan memotivasi guru untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya memberikan
layanan belajar dan bekerja secara professional.
Namun, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru, salah satunya
adalah kesejahteraan guru. Dalam kondisi kesejahteraan guru yang tidak mencukupi, guru
akan lebih terdorong untuk lebih banyak memberi perhatian pada kegiatan lain di luar tugas
pokoknya, karena tuntutan kewajiban mempertahankan dan menyelamatkan kehidupan diri
dan keluarganya masing-masing. Perhatian itu langsung ataupun tidak langsung
berpengaruh pada pengabdian, loyalitas dan dedikasi guru. Kenyataan menunjukkan bahwa
dalam kondisi kesejahteraan guru yang relatif rendah, sering kali guru terlihat tidak dapat
-
mengatasi kekurangan fasilitasnya, bukan karena tidak kreatif dan kurang inisiatif, tetapi
sudah kehabisan waktu untuk kepentingan mengatasi kesulitan ekonomi guna memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru yaitu adanya kejenuhan dengan
rutinitas yang monoton. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar dari hari ke hari dengan
kegiatan yang kurang lebih sama dan menghadapi murid yang sama pula. Bila kejenuhan
ini muncul, maka akan berdampak pada kreativitas dan kinerja guru dalam menjalankan
tugasnya. Hal ini akan mempengaruhi mutu pembelajaran yang diterima siswa. Maka perlu
adanya suatu kegiatan ataupun pengarahan yang dapat membangkitkan kembali semangat
guru dalam menjalankan profesinya.
Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa alternative pemecahan masalah dalam
upaya meningkatkan kinerja guru agar tercapainya pendidikan yang bermutu.
1. Adanya institusi yang selalu membina kinerja guru dan tenaga kependidikan.
Dengan adanya institusi ini diharapkan guru mendapatkan pembinaan secara kontinyu
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kinerjanya. Selain itu, institusi ini
merupakan tempat bagi guru untuk bertanya dan berkonsultasi tentang kendala-
kendala yang dihadapi dalam menjalankan profesinya sehingga mendapatkan
pembinaan. Institusi tersebut bisa saja semacam lembaga bimbingan konseling dan
kinerja bagi guru.
2. Pengawasan kepala sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola
sekolah, menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah
secara optimal untuk mencapai tujuan. Sebagai manajer, kepala sekolah berhak
-
melakukan pengawasan terhadap kinerja guru, apakah guru sudah menjalankan
fungsinya dengan baik. Melalui pengawasan ini diharapkan adanya komunikasi antara
guru dan kepala sekolah mengenai apa saja yang menyimpang dari kinerja guru dan
apa saja yang bisa lebih ditingkatkan. Dengan demikian guru dapat menentukan arah
kinerja yang lebih baik guna tercapainya keberhasilan pendidikan. Adapun bentuk
pengawasan yang dapat dilaksanakan seperti supervisi kelas, supervisi administrasi,
dan supervisi kegiatan, yang dimaksud adalah kegiatan yang berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar di luar kelas.
3. Kegiatan musyawarah antara guru bidang studi yang serumpun di sekolah
Kegiatan musyawarah ini memberikan wadah bagi guru untuk berdiskusi, berbagi
pengalaman, dan memecahkan masalah-masalah pengajaran yang dialami oleh guru.
Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh hasil-hasil yang dapat meningkatkan
kinerja guru dan menambah wawasan bagi guru. Adapun tempat pelaksanaannya
adalah di sekolah sendiri, sehingga guru lebih fleksibel dalam mengatur waktu
pertemuan dan segala sesuatunya yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Jadi
kegiatan ini semacam Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
4. Mendatangkan motivator
Motivator adalah orang yang mempunyai keahlian memberikan motivasi kepada
orang lain. Ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus
penggerak prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan ketiga fungsi
motivasi itulah seorang motivator mungkin memberikan arahan kepada guru untuk
meningkatkan kembali kinerjanya. Mendatangkan seorang motivator perlu sesekali
dilakukan guna membangkitkan kembali semangat guru-guru dalam menjalankan
tugasnya. Mungkin guru-guru tersebut akan merasa lepas dari kejenuhan dan
-
mendapatkan energi baru serta siap untuk tugas-tugas selanjutnya. Hal ini akan
memberikan sesuatu yang positif untuk keberhasilan pengajaran yang
dilaksanakannya.
5. Memberikan fasilitas yang memadai
Dengan tersedianya fasilitas pembelajaran yang cukup dan memadai akan
memudahkan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dan akan
menghasilkan pembelajaran yang bermutu pula. Apabila hal ini terpenuhi maka
output yang dihasilkan pun akan berkualitas.
6. Memberikan insentif yang memadai bagi guru
Pemberian insentif yang memadai bagi guru dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan guru dan keluarganya sesuai standar kebutuhan ekonomi saat itu. Jadi guru
tidak perlu mencari penghasilan tambahan di luar tugasnya demi memenuhi
kebutuhan dirinya dan keluarganya. Hal ini bertujuan agar guru fokus pada
pekerjaannya, sehingga guru dapat mengembangkan kreativitasnya dan inovasinya
dalam pendidikan.
Dengan demikian, alternative pemecahan masalah tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kinerja guru dalam dunia pendidikan. Sehingga, guru dapat memberikan
pendidikan yang bermutu, dan diharapkan sekolah menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Adapun saran bagi kepala sekolah, dalam menciptakan sekolah yang bermutu dan
kompetitif maka beberapa dari alternative tersebut dapat dilaksanakan sebagai langkah awal
menuju sukses. Dan saran bagi pemerintah, diharapkan lebih memperhatikan keperluan dan
nasib guru, sehingga guru lebih semangat dalam menjalankan profesinya dan meningkatkan
kinerjanya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dan saran bagi guru, janganlah
-
patah semangat dengan keterbatasan yang ada. Marilah berkreativitas menciptakan sesuatu
yang bermanfaat dari apa yang kita punya di lingkungan kita.