dewi................askep 2

22
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN POLA ELIMINASI DAN NUTRISI PADA Tn.W DENGAN DIARE AKUT, DM DI RUANG MELATI 2 RSUP. Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Tugas ini disusun untuk memenuhi Stase Kebutuhan Dasar Manusia Disusun oleh : ANDAM DEWI SUHARTINI J230103041

Upload: budi-setiawan

Post on 29-Jun-2015

561 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dewi................askep 2

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN POLA ELIMINASI DAN NUTRISI PADA Tn.W DENGAN DIARE AKUT, DM DI RUANG

MELATI 2 RSUP. Dr. SOERADJITIRTONEGORO KLATEN

Tugas ini disusun untuk memenuhi Stase Kebutuhan Dasar Manusia

Disusun oleh :

ANDAM DEWI SUHARTINIJ230103041

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2011

Page 2: dewi................askep 2

LAPORAN PENDAHULUAN POLA ELIMINASI DAN NUTRISI

Tugas ini disusun untuk memenuhi Stase Kebutuhan Dasar Manusia

Disusun oleh :

ANDAM DEWI SUHARTINIJ230103041

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2011

Page 3: dewi................askep 2

LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. GANGGUAN ELIMINASI BOWEL1. Definisi

Merupakan suatu keadaan individu yang mengalami gangguan pada system gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar, yaitu gangguan eliminasi BAB. Dalam memenuhi kebutuhan eliminasi sangat diperlukan pengawasan terhadap masalah yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi, seperti obstipai, inkontenensia, retensi urine, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat mengganggu pola aktivitas sehari- hari (Aziz, 2004). Eliminasi bowel/ buang air besar (BAB) atau disebut juga defekasi merupakan feses normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah yang dikeluarkan ini disebut feses atau stool (harnawati,2008).

2. Nilai-nilai Normal Sehari BAB sekitar 2-3x/ hari. Gerakan peristaltic yang kuat dapat mendorong feses ke depan. Gerakan ini 1-4x dalam 24 jam. Peristaltik sering terjadi sesudah makan. Biasanya ½-⅓ dari produk buangan hasil makanan dicernakan dalam waktu 24 jam, dibuang dalam bentuk feses dan sisanya sesudah waktu 44-48 jam berikutnya. Proses perjalanan makanan dari mulut hingga sampai rectum membutuhkan waktu 12 jam.Karaktersistik feses normal:Warna : kuning/ coklatKonsistensi : lembab, terbentukBau : arometik (dipengaruhi oleh makanan yang dimakan)Frekuensi : bervariasi dari 1-3x sampai setiap kali 3 hariBantuk : silindrisJumlah : 100-400g setiap hari ( bervariasi sesuai dengan diet)Kandungan lemak : <6 gram/ 24jamMukus : negatifDarah : negatifPus : negatif

Page 4: dewi................askep 2

Parasit : negatif

3. Pengkajian- Pengkajian perawatan pada klien dengan gangguan eliminasi bowel

difokuskan pada riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnosis.

- Riwayat KeperawatanPada riwayat keperawatan, hal – hal yang harus dikaji antara lain:a. Pola defekasi

- Frekuensi - Apakah frekuensi tersebut pernah berubah ?- Apa penyebabnya ?

b. Perilaku defekasi- Apakah klien menggunakan laksatif ?- Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi?

c. Deskripsi feses- Warna ( N=kuning/coklat)- Tekstur ( N= lembab, berbentuk)- Bau ( N= aromatic)

d. Diet- Makanan apa yang mempengaruhi perubahan pola defekasi

klien?- Makanan apa yang biasa klien makan?- Makanan apa yang klien hindari?- Apakah klien makan secara teratur?

e. CairanJumlah dan jenis minuman yang dikonsumsi setiap hari

f. Aktivitas- Kegiatan sehari-hari, missal olahraga- Kegiatan spesifik yang dilakukan klien, misalnya penggunaan

laksatif, enema atau kebiasaan mengkonsumsi sesuatu sebelum di defekasi

g. Penggunaan medikasiApakah klien bergantung pada obat-obatan yang dapat mempengaruhi pada defekasinya?

h. Stress- Apakah klien mengalami stress berkepanjangan?- Koping apa yang klien gunakan dalam menghadapi stress?- Bagaimana respons klien terhadap stress? Positif/ negative?

i. Pembedahan atau penyakit menetap

Page 5: dewi................askep 2

- Pemeriksaan fisika. Abdomen

Pemeriksaan dilakukan pada posisi terlentang, hanya bagian abdomen saja yang tampak, dengan cara :- Inpeksi- Auskultasi- Perkusi- Palpasi

b. Rektum dan anusPemeriksaan dilakukan pada posisi litotomi atau sims.- Inpeksi- Palpasi

c. FesesAmati feses klien dan catat konsistensi, bentuk, bau, warna, dan jumlahnya. Amati pula unsure abnormal pada feses.

- Pemeriksaan diagnostika. Anoskopib. Progtosigmoidoskopic. Protoskopid. Rontgen dengan kontras ( iqbal,2008)

4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia- Membantu eliminasi bowel : mandiri/ tergantung/ dengan bantuan- Memberikan penjelasan pada keluarga tentang penyebab kontipasi- Memberikan makanan yang berserat- Melatih mobilisasi- Menolong klien BAB, membantu memberikan pispot pada pasien yang

ingin BAB ke tempat tidur- Membantu pola BAB yang normal : bantu klien dengna posisi yang

normal, jaga privasi, pergunakan pot untuk BAB, posisikan semi fowler, tempatkan posisi bantal di sisi punggung, siram organ dengan air hangat, support, relaks.

- Catat keluarnya feses, selidiki penurunan5. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan eliminasi BAB (diare) b.d proses infeksi pada saluran pencernaan, intosikasi obat/ makanan, factor radiasi, factor psikologis.

Page 6: dewi................askep 2

Ditandai :-BAB lebih dari 3x sehari dengan konsistensi cair-nyeri pada abdomen -peristaltik usus meningkat

Tujuan :- Agar diare pasien dapat diatasi

Criteria hasil :- BAB 1-2 x sehari, dengan konsisten lembek- Tidak ada keluhan nyeri pada abdomen- Peristaltic usus kembali normal

Rencana tindakan :- Catat frekuensi jumlah konsisten feses yang keluar- Monitor tanda-tanda dehidrasi - Support emosi pasien - Anjurkan pasien untuk menhindari makanan yang

merangsang timbulnya diare.- Kolaborasi dengan tim kesehatan (pemberian obat-

obatan anti diare dan antibiotik). b. Gangguan eliminasi alvi ( kontipasi ) b.d kurang pergerakan, kurang

pemasukan makanan tinggi serat, factor psikologis (stress / cemas ), penurunan sensori, nyeri saat BAB.Ditandai :

- Pasien belum BAB lebih dari 3 hari- Perubahan pada BAB- Pasien mengeluh nyeri pada saat BAB- Pasien mengatakan kurang mengkonsumsi makanan

tinggi serat.- Peristaltic menurun.- Pasien kurang minum- Feses keras pasien mengeluh rasa kurang nyaman

pada perut.- Pasien mengeluh mual

Tujuan :- Agar konstipasi pasien dapat diatasi

Criteria :- BAB 1 X sehari atau sesuai pola kebiasaan BAB- feses mudah keluar- keluhan nyeri tidak ada- pasien mengatakan perut lebih nyaman

Page 7: dewi................askep 2

- intake cairan lebih dari 2500 CC / hari- pasien terlihat mengkonsumsi makanan tinggi serat- aktivitas pasien meningkat- keluhan mual tidak ada

Rencana Tindakan :- Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas- Bantu pasien mobilisasi / olah raga- Anjurkan pasien banyak minum- Berikan makanan tinggi serat- Support emosional pasien - Anjurkan pasien menarik nafas panjang bila rasa

nyeri saat BAB.- Lakukan huknah gliserih- Kolaborasi Tim Kesehatan (pemberian obat-obatan

laksativa).c. Gangguan eliminasi BAB (inkontensia urin) b.d gangguan

neuromuskuler, factor psikologis.Ditandai : - BAB sering tidak terasaTujuan : - agar pola BAB pasien seoptimal mungkin terkendali Criteria : - BAK 5-6 X / hari

-Pasien mengatakan adanya keinginan untuk BAKRencana Tindakan :

- Pasang kateter urine sesuai indikasi- Bila sudah teropasang lakukan bladder tyraining- Support emosional pasien.-

d. Gangguan eliminasi BAK (retensi urin ) b.d gangguan neuromuscular, adanya sumbatan pada uretra, trauma uretra.

Ditandai :- Distensi kandung kemih- Pasien mengeluh kesakitan- Pasien mersa kandung kemih penuh- Kencing sedikit atau tidak keluar sama sekali.

Tujuan : - Agar retensi urin p[asien teratasi

Criteria hasil : - BAK 5-6 X / hari- Jumlah urine lebih kurang 150 cc / setiap BAK- Pasien tidak mengeluh kesakitan- Tidak terjadi didtensi kandung kemih

Page 8: dewi................askep 2

Rencana tindakan :- Kompres hangat dingin bergantian- Pasang kateter urin bila ada indikasi- Motivasi pasien bila ada indikasi- Beri rabgsang BAK dengan mendengarkan aliran air

mengalir- Jika memungkinkan pada pasien pasca pemasangan

kateter menetap anjurkan pasien dengan sikap berdiri.

- Kerjasama dengan Tim Kesehatan ( untuk tindakan operasi).

Page 9: dewi................askep 2

B. NUTRISI1. Definisi

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar menusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energy untuk segala aktivitas dan system tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati atupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia ( Alimul Aziz, 2005 ).

Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrient esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan diri seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh ( Iqbal, 2008 ).

Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

Malnutrisi adalah kekurangan intake dari zat – zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan.

2. Fisiologi Fungsi utama system pencernakan adalah memindahkan zat

nutrient ( zat yang sudah dicerna ), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel – sel melalui system sirkulasi. Zat makanan yang merupakan sumber energy bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel – sel untuk melakukan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernakan, maka saluran pencernakan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus – menerus. Untuk ini dibutuhkan :a. Pergerakan makan melalui saluran pencernakan,b. Sekresi getah pencernakan,c. Absorbsi hasil pencernakan, air, dan elektrolit,d. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang

diabsorbsi,e. Pengaturan semua fungsi oleh system saraf dan hormone.

Dalam lumen saluran gastrointestinal ( GI ) harus diciptakan suatu lingkungan khusus supaya pencernakan dan absorbs dapat berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan dan lumen gastrointestinal. Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini terdapat didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan reflek GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen, yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut, keasaman kimus atau konsentrasi ion H, dan hasil

Page 10: dewi................askep 2

pencernakan karbohidrat, lemak, dan protein ( monosakarida, asam lemak, dan peptide dari asam amino ).Proses pencernakan makanan antara laian :a. Mengunyahb. Menelan ( pengaturan saraf pada tahap menelan, tahap menelan di

esophagus )c. Makanan di lambungd. Pengosongan di lambunge. Faktor reflex duodenumf. Pergerakan usus halus ( gerakan kolon, gerakan mencampur, dan

gerakan mendorong )g. Defekasi

3. Nilai – nilai Normala. Gastrointestinal : nafsu makan baik, eliminasi teratur dan normalb. Tidak mengalami manifestasi anoreksia, ketidak mampuan mencerna,

diare, kontipasic. Otot pertumbuhan baik, kuat, tonus baik, lemak dibawah kulit ( )d. Turgor kulit dan membrane mukosa baike. Neurologi reflex normal, perhatian ( ), emosi stabilf. BB normal; BB, TB seimbang sesuai usia > BBg. BAK dan BAB normalh. Pola tidur normali. Gigi dan Gusi normalj. Aktif, waspada, mampu berkosentrasi.

4. PengkajianStatus nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan

status nutrisi dapat dikaji dengan pedoman A-B-C-D, yaitu :A : pengukuran antropometri ( antropometric measuremens )B : data biomedis ( biomedical data )C : tanda – tanda klinis status nutrisi ( clinical signs )D : Diet ( dietary )

Selanjutnya dapat diteruskan dengan pengkajian yang lebih lanjut diantaranya :

a. Riwayat dietb. Kemampuan makanc. Pengetahuan tentang nutrisid. Nafsu makan, jumlah asupane. Tingkat aktivitas

Page 11: dewi................askep 2

f. Faktor yang mempengaruhi diet : status kesehatan, kultur dan kepercayaan, status social ekonomi, factor psikologis, informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

g. Pemeriksaan Fisika. Keadaan fisik : apatis, lesub. BB : obesitas, kurusc. Otot : flaksia, tonus kurang,

tidak mampu bekerja.d. Sistem saraf : bingung, rasa

terbakar, reflek menurune. Fungsi gastrointestinal :

anoreksia, kontipasi, diare, pembesaran liver.

f.Kardiovaskuler : denyut nadi > 100x/ menit, irama abnormal, tekanan darah rendah/ tinggi.

g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/ patah – patah

h. Bibir : kering, pecah – pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat,

i. Gusi ; pendarahan, peradangan

j. Lidah : edema, hiperemasisk. Gigi ; karies, nyeri, kotorl. Mata : konjungtiva pucat,

kering, exotalamus, tanda – tanda infeksi.

m. Kuku : mudah patah.h. Laboratorium

1) Albumin : ( Normal = 4 – 5,5 mg/ 100ML )2) Transferin ( normal = 170 – 25 mg/ 100ML )3) Hb : ( Normal 12mg % )4) BUN : ( Normal 10 – 20 mg / 100ML )5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam ( Normal = 0,6 – 1,3 mg/ 100ML

untuk laki – laki, dan Normal = 0,5 – 1 mg/ 100ML untuk wanita )

5. Pemenuhan Kebutuhan Dasara. Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk melatih makan pada

pasien sedikit tapi seringb. Memberikan minum dengan memberikan sedotan

Page 12: dewi................askep 2

c. Memberikan cairan infused. Memberikan vitamin dan mineral sesuai program

6. Diagnosa MedisDiagnosa medis menurut Nanda ( 2006 ) NIC NOC adalah :a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d

intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan muntahb. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d penurunan pola aktivitas/ penurunan metabolism/ kurangnya pengetahuan tentang pola nutrisi.

c. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan b.d output cairan yang berlebihan.

d. Kelebihan volume cairan b.d retensi cairan isotomi meningkat

7. Intervensi Keperawatana. Diagnosa : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan pemasukan.Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil :- Klien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan - Tidak ada keluhan mual- Klien tidak terlihat lemah atau pucatRencana Tindakan :1. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk penyembuhan klien

R/ Dengan pengetahuan klien dan keluarga yang meningkat tentang nutrisi, diharapkan dapat merubah sikap dalam memilih nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan klien serta menunjang proses penyembuhan klien

2. Anjurkan makan dengan porsi kecil tapi seringR/ Mencegah terjadinya mual muntah

3. Kaji makanan dan minuman yang dihabiskan klienR/ Untuk mengetahui makanan kesukaan klien

4. Temani dan bantu klien makanR/Agar klien merasa diperhatikan, dengsn tujuan nafsu makan meningkat

5. Sajikan makanan dalam keadaan hangatR/ agar saat klien makan lebih enak,

6. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet yang sesuai dengan kondisi dan penyakit klien

Page 13: dewi................askep 2

R/Penentuan diet klien sesuai sakit pasien. Tirah baring dapat mengatasi resiko cidera,

b. Diagnosa : Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d penurunan pola aktivitas/ penurunan metabolism/ kurangnya pengetahuan tentang pola nutrisi.Tujuan : Agar BB pasien normal sesuai dengan TBKriteria Hasil :- BB dan TB seimbang- Klien dapat menjalankan kembali pola makan yang sesuai dengan

kondisinya dan jenis makanan yang harus dihindari,- Klien dapat memahami pentingnya exerciseRencana tindakan:1. Kaji Keadaaan umum klien,

R/ Untuk mengetahui kondisi klien,2. Timbang BB pasien secara periodic

R/ Untuk mengetahui perkembangan BB klien,3. Kaji porsi makan dan jenis makanan klien,

R/ Untuk mengetahui berapa porsi yang dimakan dan jenis makanan yang dikonsumsi,

4. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi,R/ Sebagai salah satu upaya agar klien mengetahui betapa pentingnya nutrisi dalam tubuh,

5. Kolaborasi dengan tim gizi mengenai diet kaloriR/ Untuk mengetahui diet yang sesui untuk diberikan pada klien

c. Diagnosa : Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan b.d output cairan yang berlebihan.Tujuan :Defisit cairan dan elektrolit terpenuhiKriteria hasil :- Tanda – tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,

balance cairan seimbang,- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal,- Tidak ada tanda – tanda dehidras, elastisitas turgor baik, membrane

mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Rencana keperawatan :1. Observasi TTV dan tanda – tanda dehidrasi ( lesu, pusing, kacau,

bahkan pingsan, mukosa bibir kering, turgor kulit jelek ) ( infokesehatan.com )

Page 14: dewi................askep 2

R/ Dehidrasi untuk memberikan terapi lanjut dengan memberikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program

2. Ukur balance cairanR/ Input – output untuk mengetahui kebutuhan dan pengeluaran cairan pada klien,

3. Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak, kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari,R/Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti,

4. Kolaborasi pemberian cairan IV,R/Pemberian cairan lewat IV dapat mengganti kehilangan banyak cairan akibat BAB yang berlebihan dan encer,

5. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan,R/Keluarga adalah orang terdekatklien yang dapat memotivasi dan mendukung klien untuk makan,

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan, pemeriksaan laboratorium cairan rendah sodium.R / Kolaborasi pelaksanaan terapi definitive.

d. Diagnosa : Kelebihan volume cairan b.d retensi cairan isotomi meningkatTujuan : Kelebihan cairan teratasiKriteria Hasil :- BB stabil- Input dan output seimbangRencana tindakan :1. Catat perubahan BB

R/ untuk memantau kondisi tubuh karena kelebihan cairan2. Catat intake dan output cairan

R/ untuk mengetahuai keseimbangan antara cairan yang masuk dan yang keluar, apakah seimbang atau melebihi.

3. Monitor status nutrisiR/ untuk mengetahui asupan nutrisi pada klien

4. Monitot tanda – tanda vitalR/ untuk mengetahui keadaan umum klien

5. Pertahankan catatan dan masukan yang akuratR/ Agar input dan output seimbang

Page 15: dewi................askep 2

DAFTAR PUSTAKA

Alimu,Aziz. 2005. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika.

Surabaya

Alimul, Aziz. 2008. Ketrampilan Dasar Praktek Klinik. EGC : Jakarta

C arpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC :

Jakarta

Nanda. 2006-2007. Diagnosa Nanda NIC&NOC. EGC : Jakarta

Potter, R.A. Derry A.G. Fundamental of Nursing; St. Louis. Mosby.2000

Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 . Alih Bahasa Budi

Santosa. Prima Medika.

Iqbal, Wahid. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Man u sia . EGC : Jakarta

Http : harnawati.wordpress.com. Kebuhan Dasar Eliminasi Alvi. Diakses pada

tanggal 24 Januari 2011